Tugas 2 Softskil.pdf

29
Alif Pratiwi Septianti | 1A113165 Page 1 Tugas 2 ILMU SOSIAL DASAR Nama : Alif Pratiwi Septianti NPM : 1A113165 Kelas : 4KA36 UNIVERSITAS GUNADARMA PTA 2013-2014

description

Tugas ISD2

Transcript of Tugas 2 Softskil.pdf

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 1

Tugas 2

ILMU SOSIAL DASAR

Nama : Alif Pratiwi Septianti

NPM : 1A113165

Kelas : 4KA36

UNIVERSITAS GUNADARMA

PTA 2013-2014

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 2

I. DEFINISI NEGARA

Ada beberapa difinisi negara menurut para ahli :

a. Prof. Soenarko :

Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu, dimana

kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai souverien (kedaulatan).

b. O. Notohamidjojo :

Negara adalah organisasi masyarakat yang bertujuan mengatur dan memelihara

masyarakat tertentu dengan kekuasaannya.

c. Prof. R. Djoko Soetono, SH :

Negara adalah organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada dibawah

pemerintahan yang sama.

d. G. Pringgodigdo, SH :

Negara adalah organisasi kekuasaan atau organisasi kewibawaan yang memenuhi

persyaratan tertentu yaitu harus ada : Pemerintah yang berdaulat, wilayah tertentu dan

rakyat yang hidup teratur sehingga merupakan suatu nation (bangsa).

e. Harold J. Laski :

Negara adalah persekutuan manusia yang mengikuti – jika perlu dengan tindakan

paksaan – suatu cara hidup tertentu.

f. Dr. WLG. Lemaire :

Negara adalah sebagai suatu masyarakat manusia yang teritorial yang diorganisir.

g. Max Weber :

Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan

kekerasan fisik secara sah dalam suatu masyarakat.

h. Roger H. Soltou :

Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau

mengendalikan persoalan – persoalan bersama atas nama masyarakat.

i. G. Jellinek :

Negara adalah organisasi dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di

wilayah tertentu atau dengan kata lain negara merupakan ikatan orang–orang yang

bertempat tinggal di wilayah tertentu yang dilengkapi dengan kekuasaan untuk

memerintah.

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 3

j. Krenenburg :

Negara adalah organisai kekuasaan yang diciptakan sekelompok manusia yang

disebut bangsa.

k. Plato :

Negara adalah persekutuan manusia yang muncul karena adanya keinginan manusia

dalam memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam.

l. Aristoteles :

Negara adalah persekutuan manusia dari keluarga dan desa untuk mencapai

kehidupan sebaik-baiknya.

Daftar Pustaka :

http://fisipunsil.blogspot.com/2010/04/pengertian-negara.html

Jadi kesimpulan definisi negara adalah suatu wilayah yang di tempati oleh sekelompok

masyarakat, dan masyarakat tersebut memiliki kekuasaan dalam politik, militer, ekonomi,

sosial maupun budaya.

A. Warga Negara

Kewarganegaraan merupakan keanggotaan

seseorang dalam kontrol satuan politik tertentu

(secara khusus: negara) yang dengannya membawa

hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.

Seseorang dengan keanggotaan yang demikian

disebut warga negara. Seorang warga negara berhak

memiliki paspor dari negara yang dianggotainya.

Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep

kewargaan. Di dalam pengertian ini, warga suatu

kota atau kabupaten disebut sebagai warga kota atau warga kabupaten, karena keduanya juga

merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah, kewargaan ini menjadi penting, karena

masing-masing satuan politik akan memberikan hak (biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi

warganya.

Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan. Yang membedakan adalah hak-

hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk memiliki kebangsaan tanpa

menjadi seorang warga negara (contoh, secara hukum merupakan subyek suatu negara dan

berhak atas perlindungan tanpa memiliki hak berpartisipasi dalam politik). Juga

dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara.

Di bawah teori kontrak sosial, status kewarganegaraan memiliki implikasi hak dan

kewajiban. Dalam filosofi "kewarganegaraan aktif", seorang warga negara disyaratkan untuk

menyumbangkan kemampuannya bagi perbaikan komunitas melalui partisipasi ekonomi,

layanan publik, kerja sukarela, dan berbagai kegiatan serupa untuk memperbaiki penghidupan

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 4

masyarakatnya. Dari dasar pemikiran ini muncul mata pelajaran Kewarganegaraan yang

diberikan di sekolah-sekolah.

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga

negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan Kartu Tanda Penduduk,

berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta) Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai

penduduk/warga. Kepada orang ini akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk

Kependudukan, NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor

pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas

yang bersangkutan dalam tata hukum internasional.

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga Negara

Indonesia (WNI) adalah :

a. setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI

b. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI

c. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga

negara asing (WNA), atau sebaliknya

d. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak

memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan

kewarganegaraan kepada anak tersebut

e. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari

perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI

f. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI

g. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang

ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut

berusia 18 tahun atau belum kawin

h. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak

jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.

i. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama

ayah dan ibunya tidak diketahui

j. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak

memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya

k. anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI, yang

karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan

kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan

l. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan

kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum

mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi

a. anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum

kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing

b. anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah sebagai anak oleh

WNA berdasarkan penetapan pengadilan

c. anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di

wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia

d. anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut

penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 5

Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk dalam situasi

sebagai berikut:

a. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di

wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan

Indonesia

b. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara

sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara Indonesia

Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut di atas, dimungkinkan pula

perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia melalui proses pewarganegaraan. Warga

negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia dan telah tinggal di

wilayah negara Republik Indonesia sedikitnya lima tahun berturut-turut atau sepuluh tahun

tidak berturut-turut dapat menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan

pejabat yang berwenang, asalkan tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda.

Berbeda dari UU Kewarganegaraan terdahulu, UU Kewarganegaraan tahun 2006 ini

memperbolehkan dwikewarganegaraan secara terbatas, yaitu untuk anak yang berusia sampai

18 tahun dan belum kawin sampai usia tersebut. Pengaturan lebih lanjut mengenai hal ini

dicantumkan pada Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 2007.

Dari UU ini terlihat bahwa secara prinsip Republik Indonesia menganut asas

kewarganegaraan ius sanguinis; ditambah dengan ius soli terbatas (lihat poin 8-10) dan

kewarganegaraan ganda terbatas (poin 11).

Daftar Pustaka :

http://id.wikipedia.org/wiki/Kewarganegaraan

B. Tugas Negara

a. Melaksanakan ketertiban,

Melaksanakan ketertiban bermakna Negara

mengatur ketertiban masyarakat supaya

tercipta kondisi yang stabil juga mencegah

bentrokan-bentrokan yang terjadi dalam

masyarakat. Dengan tercipta ketertiban

segala kegiatan yang akan dilakukan oleh

warga negara dapat dilaksanakan.

b. Kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya,

Mengusahakan kesejahteraan dan

kemakmuran rakyatnya bermakna negara

berupaya agar masyarakat dapat hidup dan sejahtera, terutama dibidang ekonomi dan

sosial masyarakat. Hal ini juga merupakan salah satu tujuan dibentuknya sebuah negara.

Kesejahteraan dan kemakmuran rakyat sebuah negara dapat meningktkan rasa

patriotisme bangsa dan negara tersebut.

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 6

c. Fungsi Pertahanan,

Fungsi pertahanan keamanan bermakna Negara berfungsi mempertahankan

kelangsungan hidup suatu bangsa dari setiap ancaman dan gangguan yang timbul dari

dalam maupun datang dari luar negeri. Ancaman dan gangguan tersebut mungkin berupa

serangan (Invasi) dari luar negeri maupun golongan-golongan dari dalam negeri yang

ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa

d. Menegakkan keadilan,

Penegakan keadilan bermakna negara berfungsi menegakkan keadilan bagi seluruh

warganya meliputi seluruh aspek kehidupan (idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya,

dan hankam). Upaya yang dilakukan antara lain menegakkan hukum melalui badan-

badan peradilan.

Daftar Pustaka :

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2160642-tugas-negara-kewajiban-negara-

fungsi/

Tugas umum lembaga negara antara lain :

a. Menjaga kestabilan atau stabilitas keamanan, politik, hukum, HAM, dan budaya.

b. Menciptakan suatu lingkungan yang kondusif, aman, dan harmonis.

c. Menjadi badan penghubung antara negara dan rakyatnya.

d. Menjadi sumber insipirator dan aspirator rakyat.

e. Memberantas tindak pidana korupsi, kolusi, maupun nepotisme.

f. Membantu menjalankan roda pemerintahan negara.

Daftar Pustaka :

http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_negara

C. Sifat Negara

a. Sifat monopoli

Sifat monopoli monopoli berasal dari kata ³mono´ yang artinya satu dan ³poli´ yang

artinya penguasa, jika sifat monopoli dikaitkan dengan Negara adalah suatu hak

tunggal yang dilakukan oleh negara untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk

kepentingan dan tujuan bersama. Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan

tujuan bersama dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini Negara dapat

menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 7

dan disebarkluaskan, oleh karena dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat

dan dapat membahayakan posisi suatu kekuasaan. Misalnya, Pemerintah

mencanangkan Indonesia Sehat 2010. Itu berarti Warga Negara Indonesia harus

berpartisipasi agar tercapai.

b. Sifat memaksa

Sifat memaksa artinya bahwa negara mempunyai kekuatan fisik secara legal agar

tercapai ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarkhi. Dengan

ditaatinya peraturan perundang-undangan, penertiban dalam kehidupan bermasyarakat

dapat tercapai serta dapat pula mencegah timbulnya anarki. Saran dalam pencapaian

hal tersebut tidak luput dari kinerja polisi, tentara yang bertugas menjaga pertahan dan

keamanan serta alat penjamin hukum lainnya. Organisasi dan asosiasi yang lain dari

Negara juga mempunyai aturan-aturan yang mengikat, akan tetapi aturan-aturan yang

dikelurkan oleh Negara lebih mengikat penduduknya.

Dalam masyarakat yang bersifat homogen dan ada consensus nasional yang kuat

mengenai tujuan-tujuan bersama, biasanya sifat paksaan itu tidak begitu menonjol,

akan tetapi di Negara-negara baru yang kebanyakan belum homogen dan konsensus

nasionalnya kurang kuat, sering kalli sifat paksaan ini akan lebih tampak. Dalam hal

iinegara demokratis tetap disadari bahwa paksaan hendaknya dipakai seminimal

mungkin dan sedapat-dapatnya dipakai persuasi (menyakinkan). Lagi pula pemakaian

paksaan secara ketat, selain memerlukan organisasi yang ketat, juga memerlukan

biaya yang tinggi Contoh sifat memaksa antara lain adalah setiap warga wajib

membayar pajak, menaati peraturan lalu lintas serta peraturan hukum lainnya. Jika

mereka melanggar hokum dan ketentuan Negara, maka aparat Negara (polisi dan

kejaksaan) dapat memaksa warga Negara untuk tunduk pada hukum, baik dengan

memberikan sanksi pidana maupun kurungan ataupun penjara.

c. Sifat Mencakup Semua

Sifat Mencakup Semua, Sifat untuk semua berarti semua peraturan perundang-

undangan yang berlaku (misalnya keharusan membayar pajak) adalah untuk semua

orang tanpa kecuali. Keadaan demiian memang perlu, sebab kalu seseorang dibiarkan

berada di luar lingkup aktivitas Negara, maka usaha Negara kea rah tercapainya

masyarakat yang dicita-citakan akan gagal, atau dapat menganggu cita-cita yang telah

tercapai. Lagi pula, menjadi warga negar tidak berdasarkan kemauan sendiri

(involuntary) dan hal ini berbeda dengan asosiasi di mana keanggotaan sukarela.

Misalnya, dalam Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 berisi tentang kebebasan memilih agama.

Hal itu berarti, semua Warga Negara Indonesia berhak memilih agama dan

kepercayaannya masing-masing tanpa adanya paksaan.

Daftar Pustaka :

http://etrisetiowati.blogspot.com/2011/10/sifat-sifat-negara.html

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 8

D. Bentuk Negara

a. Negara Kesatuan (Unitaris)

Negara Kesatuan adalah negara

bersusunan tunggal, yakni kekuasaan

untuk mengatur seluruh daerahnya ada di

tangan pemerintah pusat. Pemerintah

pusat memegang kedaulatan sepenuhnya,

baik ke dalam maupun ke luar.

Hubungan antara pemerintah pusat

dengan rakyat dan daerahnya dapat

dijalankan secara langsung. Dalam

negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet),

dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang

memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara

kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat.

Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:

1. Sentralisasi, dan

2. Desentralisasi.

Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah

pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari

pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri dan atau

mengurus rumah tangganya sendiri.

Keuntungan sistem sentralisasi:

1. adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;

2. adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang

membuatnya;

3. penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.

Kerugian sistem sentralisasi:

1. bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat kelancaran

jalannya pemerintahan;

2. peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan daerah;

3. daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga

melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari

rakyat;

4. rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan bertanggung

jawab tentang daerahnya;

5. keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 9

Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur

rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah,

terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan

tertinggi.

Keuntungan sistem desentralisasi:

1. pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri;

2. peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu

sendiri;

3. tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat

berjalan lancar;

4. partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;

5. penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.

Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan kebijakan

serta kemajuan pembangunan.

b. Negara Serikat (Federasi)

Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang

masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi

sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam

negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.

Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan

konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan

oleh pemerintah federal.

Ciri-ciri negara serikat/ federal:

1. tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi

kepentingan negara bagian;

2. tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan

dengan konstitusi negara serikat;

3. hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara

bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara

langsung kepada pemerintah federal.

Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian (lazimnya

disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan

negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal adalah

hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power).

Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada pemerintah

federal meliputi:

1. hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum internasional,

misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan diplomatik;

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 10

2. hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan

nasional, perang dan damai;

3. hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas pokok

hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh pemerintah pusat,

misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara bagian;

4. hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan federal,

misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang (moneter);

5. hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah pos,

telekomunikasi, statistik.

Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain adalah:

1. cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian;

2. badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara

pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.

Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain:

1. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah federal,

dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara bagian.

Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat, Australia, RIS

(1949);

2. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah negara

bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh: Kanada

dan India;

3. negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal dalam

menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan pemerintah negara

bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia;

4. negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam

menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara

bagian. Contoh: Swiss.

Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi: 1) Pemerintah

pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar; 2) Sama-sama memiliki hak mengatur daerah

sendiri (otonomi).

Sedangkan perbedaannya adalah: mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga sendiri itu.

Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan pada daerah otonom,

hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.

Bentuk Kenegaraan

Selain negara serikat, ada pula yang disebut serikat negara (konfederasi). Tiap negara yang

menjadi anggota perserikatan itu ada yang berdaulat penuh, ada pula yang tidak. Perserikatan

pada umumnya timbul karena adanya perjanjian berdasarkan kesamaan politik, hubungan

luar negeri, pertahanan dan keamanan atau kepentingan bersama lainnya.

1. Perserikatan Negara

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 11

Perserikatan Negara pada hakikatnya bukanlah negara, melainkan suatu perserikatan yang

beranggotakan negara-negara yang masing-masing berdaulat. Dalam menjalankan kerjasama

di antara para anggotanya, dibentuklah alat perlengkapan atau badan yang di dalamnya duduk

para wakil dari negara anggota.

Contoh Perserikatan Negara yang pernah ada:

Perserikatan Amerika Utara (1776-1787)

Negara Belanda (1579-1798), Jerman (1815-1866)

Perbedaan antara negara serikat dan perserikatan negara:

Dalam negara serikat, keputusan yang diambil oleh pemerintah negara serikat dapat

langsung mengikat warga negara bagian; sedangkan dalam serikat negara keputusan

yang diambil oleh serikat itu tidak dapat langsung mengikat warga negara dari negara

anggota.

Dalam negara serikat, negara-negara bagian tidak boleh memisahkan diri dari negara

serikat itu; sedangkan dalam serikat negara, negara-negara anggota boleh memisahkan

diri dari gabungan itu.

Dalam negara serikat, negara bagian hanya berdaulat ke dalam; sedangkan dalam

serikat negara, negara-negara anggota tetap berdaulat ke dalam maupun ke luar.

2. Koloni atau Jajahan

Negara koloni atau jajahan adalah suatu daerah yang dijajah oleh bangsa lain. Koloni

biasanya merupakan bagian dari wilayah negara penjajah. Hampir semua soal penting negara

koloni diatur oleh pemerintah negara penjajah. Karena terjajah, daerah/ negara jajahan tidak

berhak menentukan nasibnya sendiri. Dewasa ini tidak ada lagi koloni dalam arti

sesungguhnya.

3. Trustee (Perwalian)

Negara Perwalian adalah suatu negara yang sesudah Perang Dunia II diurus oleh beberapa

negara di bawah Dewan Perwalian dari PBB. Konsep perwalian ditekankan kepada negara-

negara pelaksana administrasi.

Menurut Piagam PBB, pembentukan sistem perwalian internasional dimaksudkan untuk

mengawasi wilayah-wilayah perwalian yang ditempatkan di bawah PBB melalui perjanjian-

perjanjian tersendiri dengan negara-negara yang melaksanakan perwalian tersebut.

Perwalian berlaku terhadap:

1. wilayah-wilayah yang sebelumnya ditempatkan di bawah mandat oleh Liga Bangsa-

Bangsa setelah Perang Dunia I;

2. wilayah-wilayah yang dipisahkan dari negara-negara yang dikalahkan dalam Perang

Dunia II;

3. wilayah-wilayah yang ditempatkan secara sukarela di bawah negara-negara yang

bertanggung jawab tentang urusan pemerintahannya.

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 12

Tujuan pokok sistem perwalian adalah untuk meningkatkan kemajuan wilayah perwalian

menuju pemerintahan sendiri. Mikronesia merupakan negara trustee terakhir yang dilepas

Dewan Perwalian PBB pada tahun 1994.

4. Dominion

Bentuk kenegaraan ini hanya terdapat di dalam lingkungan Kerajaan Inggris. Negara

dominion semula adalah negara jajahan Inggris yang setelah merdeka dan berdaulat tetap

mengakui Raja/ Ratu Inggris sebagai lambang persatuan mereka. Negara-negara itu

tergabung dalam suatu perserikatan bernama “The British Commonwealth of Nations”

(Negara-negara Persemakmuran).

Tidak semua bekas jajahan Inggris tergabung dalam Commonwealth karena keanggotaannya

bersifat sukarela. Ikatan Commonwealth didasarkan pada perkembangan sejarah dan azas

kerja sama antaranggota dalam bidang ekonomi, perdagangan (dan pada negara-negara

tertentu juga dalam bidang keuangan). India dan Kanada adalah negara bekas jajahan Inggris

yang semula berstatus dominion, namun karena mengubah bentuk pemerintahannya menjadi

republik/ kerajaan dengan kepala negara sendiri, maka negara-negara itu kehilangan bentuk

dominionnya. Oleh karena itu persemakmuran itu kini dikenal dengan nama “Commonwealth

of Nations”. Anggota-anggota persemakmuran itu antara lain: Inggris, Afrika Selatan,

Kanada, Australia, Selandia Baru, India, Malaysia, etc. Di sebagian dari negara-negara itu

Raja/ Ratu Inggris diwakili oleh seorang Gubernur Jenderal, sedangkan di ibukota Inggris,

sejak tahun 1965 negara-negara itu diwakili oleh High Commissioner.

5. Uni

Bentuk kenegaraan Uni adalah gabungan dari dua negara atau lebih yang merdeka dan

berdaulat penuh, memiliki seorang kepala negara yang sama.

Pada umumnya Uni dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Uni Riil (Uni Nyata)

yaitu suatu uni yang terjadi apabila negara-negara anggotanya memiliki alat perlengkapan

negara bersama yang telah ditentukan terlebih dulu. Perlengkapan negara itu dibentuk untuk

mengurus kepentingan bersama. Uni sengaja dibentuk guna mewujudkan persatuan yang

nyata di antara negara-negara anggotanya.

Contoh: Uni Austria – Hungaria (1867-1918), Uni Swedia – Norwegia (1815-1905),

Indonesia – Belanda (1949).

2) Uni Personil

yaitu suatu uni yang memiliki seorang kepala negara, sedangkan segala urusan dalam negeri

maupun luar negeri diurus sendiri oleh negara-negara anggota.

Contoh: Uni Belanda – Luxemburg (1839-1890), Swedia – Norwegia (1814-1905), Inggris –

Skotlandia (1603-1707;

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 13

Selain itu ada yang dikenal dengan nama Uni Ius Generalis, yaitu bentuk gabungan negara-

negara yang tidak memiliki alat perlengkapan bersama. Tujuannya adalah untuk bekerja sama

dalam bidang hubungan luar negeri. Contoh: Uni Indonesia – Belanda setelah KMB.

6. Protektorat

Sesuai namanya, negara protektorat adalah suatu negara yang ada di bawah perlindungan

negara lain yang lebih kuat. Negara protektorat tidak dianggap sebagai negara merdeka

karena tidak memiliki hak penuh untuk menggunakan hukum nasionalnya. Contoh: Monaco

sebagai protektorat Prancis.

Negara protektorat dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu:

Protektorat Kolonial, jika urusan hubungan luar negeri, pertahanan dan sebagian

besar urusan dalam negeri yang penting diserahkan kepada negara pelindung. Negara

protektorat semacam ini tidak menjadi subyek hukum internasional. Contoh: Brunei

Darussalam sebelum merdeka adalah negara protektorat Inggris.

Protektorat Internasional, jika negara itu merupakan subyek hukum internasional.

Contoh: Mesir sebagai negara protektorat Turki (1917), Zanzibar sebagai negara

protektorat Inggris (1890) dan Albania sebagai negara protektorat Italia (1936).

7. Mandat

Negara Mandat adalah suatu negara yang semula merupakan jajahan dari negara yang kalah

dalam Perang Dunia I dan diletakkan di bawah perlindungan suatu negara yang menang

perang dengan pengawasan dari Dewan Mandat LBB. Ketentuan-ketentuan tentang

pemerintahan perwalian ini ditetapkan dalam suatu perjanjian di Versailles. Contoh: Syria,

Lebanon, Palestina (Daerah Mandat A); Togo dan Kamerun (Daerah Mandat B); Afrika Barat

Daya (Daerah Mandat C).

Daftar Pustaka :

http://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/09/bentuk-negara-dan-bentuk-kenegaraan/

E. Hak dan Kewajiban Negara

Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada

dasarnya merupakan kewajiban dan hak warga terhadap

negara.

Beberapa contoh kewajiban negara adalah kewajiban

negara untuk menjamin sistem hukum yang adil,

kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga

negara , kewajiban negara untuk mengembangkan

sistem pendidikan nasional untuk rakyat, kewajiban

negara memberi jaminan sosial, kewajiban negara

memberi kebebasan beribadah.

Beberapa contoh hak negara adalah hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan , hak

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 14

negara untuk dibela, hak negara untuk menguasai bumi air dan kekeyaan untuk kepentingan

rakyat.

Dalam deretan pasal-pasal beserta ayat-ayatnya UUD 1945 secara jelas mencantumkan hak

serta kewajiban negara atas rakyatnya yang secara jelas juga harus dipenuhi melalaui tangan-

tangan trias politica ala Monteqeiu. Melalui tangan Legeslatif suara rakyat tersampaikan,

melalui tangan eksekutif kewajiban negara, hak rakyat, dipenuhi, dan di tangan yudikatif

aturan-aturan pelaksanaan hak dan kewajiban di jelaskan. Idealnya begitu, tapi apa daya

sampai sekarang boleh di hitung dengan sebelah tangan sedah berapa jauh negara

menjalankan kewajibannya. Boleh dihitung juga berapa banyak negara menuntut haknya.

Bukan hal yang aneh ketika sebagian rakyat menuntut kembali haknya yang selama ini telah

di berikan kepada negara sebagai jaminan negara akan menjaga serta menjalankan

kewajibannya. Negara sebagai sebuah entitas dimana meliputi sebuah kawasan yang diakui

(kedaulatan), mempunyai pemerintahan, serta mempunyai rakyat. Rakyat kemudian

memberikan sebagian hak-nya kepada negara sebagi ganti negara akan melindunginya dari

setiap mara bahaya. serta berkewajiban untuk mengatur rakyatnya. Hak-hak rakyat tadi

adalah kewajiban bagi sebuah negara. Hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan kerja serta

hak-hak untuk mendapatkan pelayanan umu seperti kesehatan, rumah,dan tentunya hak untuk

mendapatkan pendidikan. Semuanya itu harus mampu dipenuhi oleh negara, karena itulah

tanggung jawab negara., kalau hal itu tak bisa dipenuhi oleh sebuah negara maka tidak bisa

disebut sebuah negara.

Dalam UU No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air misalnya, di bagian menimbang sudah

di jelaskan atas nama demokrasi, desentralisasi dan keterbukaan maka pengolahan sumber

daya air, masyarkat dapat berperan penuh. Artinya secara tidak langsung sekelompok

masyarakat atau satu orang, bisa kemudian memiliki sumber daya air dan menggunakannya

untuk kepentingannya sendiri. Padahal di pasal 33 UUD 1945 disebutkan bahwa segala

macam sumber daya yang menyangkut kepentingan hajat hidup orang banyak (air, udara,

maupu sumber udara alam lainnya) dikuasai oleh negara dan digunakan untuk kepentingan

umum. Dapat dibayangkan jika nanti kita akan membeli air yang mengalir di sampin rumah

kita, atau bahkan tidak boleh menampung air hujan karena itu adalah hasil penguapan sebuah

danau yang telah dimiliki sekelompok atau satu orang saja.

Adapun dalam hal kebutuhan pokok kolektif (pelayanan kesehatan, pendidikan, dan

keamanan), semua itu menjadi tanggung jawab negara, bukan tanggung jawab setiap individu

rakyat. Karena itu, tidak selayaknya Pemerintah membebankan pemenuhan kebutuhan pokok

terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, dan keamanan kepada rakyat; baik pengusaha

maupun buruh. Pengusaha tidak selayaknya dibebani dengan kewajiban untuk menyediakan

jaminan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan keamanan-meskipun ia boleh melakukannya

jika mau, apalagi jika itu telah menjadi bagian dari akadnya dengan buruh. Yang terjadi saat

ini, pengusaha justru sering dibebani oleh beban-beban seperti di atas yang seharusnya

menjadi tanggung jawab Pemerintah.

Daftar Pustaka:

http://indrahalim.blogspot.com/2011/04/tugas-pkn-hak-dan-kewajiban-negara.html

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 15

F. Hak dan Kewajiban Warga Negara

Menurut Prof. Dr. Notonagoro:

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan

suatu yang semestinya diterima atau dilakukan

melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh

pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat

dituntut secara paksa olehnya.

Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak

dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan

karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa

setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban

untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara

yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi

karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada

kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan

tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka

tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan

terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.

Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui

posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya.

Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang

sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban

seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan

kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak bergerak

untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat

banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi

daripada memikirkan rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan

haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari

mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa

melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.

Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak

warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan

lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal

ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan

pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia

ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan

kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini

kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.

HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :

a. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan

negara pada umumnya berupa peranan (role).

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 16

b. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia

tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.

Hak Warga Negara Indonesia :

a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas

b. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).

c. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup

serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).

d. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang

sah (pasal 28B ayat 1).

e. Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,

dan Berkembang”

f. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak

mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi

g. meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)

h. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk

membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).

i. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta

j. perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).

k. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak

kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,

l. hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas

dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi

dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).

Kewajiban Warga Negara Indonesia :

a. Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi : segala

warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib

menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

b. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945

menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan

negara”.

c. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan : Setiap

orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain

d. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J

ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib

tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud

untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 17

memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,

keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”

e. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD

1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pertahanan dan keamanan negara.”

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu:

a. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli

dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga

negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan

undang-undang.

b. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam

c. hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat

(2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan.

d. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan,

dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

e. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan

negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.

Daftar Pustaka :

http://nurulhaj19.wordpress.com/hak-dan-kewajiban-warga-negara-indonesia/

II. Definisi Hukum

Eksistensi hukum yang tumbuh dan berkembang dalam

masyarakat adalah memiliki tujuan yang ingin

diwujudkan. Tujuan secara etimologi adalah sesuatu

yang ingin dicapai atau diwujudkan oleh hukum.

Terdapat beragam pendapat mengenai Tujuan Hukum

Menurut Pemikiran Para Ahli

Berikut ini akan kita mengulas beberapa pendapat

mengenai pemikiran Hukum Menurut Pemikiran

Para Ahli

Aristoteles Sesuatu yang berbeda dari sekedar mengatur dan

mengekspresikan bentuk dari konstitusi dan hukum berfungsi untuk mengatur tingkah laku

para hakim dan putusannya di pengadilan untuk menjatuhkan hukuman terhadap pelanggar.

Hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat masyarakat tetapi juga

hakim.

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 18

Karl Max Suatu pencerminan dari hubungan hukum ekonomis dalam masyarakat pada suatu tahap

perkembangan tertentu.

Thomas Aquinas Hukum berasal dari Tuhan, maka dari itu hukum tidak boleh dilanggar.

Plato Hukum merupakan peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik yang mengikat

masyarakat.

Grotius Perbuatan tentang moral yang menjamin keadilan.

Van Vanenhoven Suatu gejala dalam pergaulan hidup yang bergolak terus menerus dalam keadaan berbenturan

tanpa henti dari gejala-gejala lain.

Hugo de Grotius Peraturan tentang tindakan moral yang menjamin keadilan pada peraturan hukum tentang

kemerdekaan (law is rule of moral action obligation to that which is right).

Van Kan Keseluruhan aturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di

dalam masyarakat.

Leon Duguit Semua aturan tingkah laku para angota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada

saat tertentu diindahkan oleh anggota masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama

dan jika yang dlanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan

pelanggaran itu.

Immanuel Kant Keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat

menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang yang lain, menuruti peraturan hukum

tentang kemerdekaan.

E Utrecht Himpunan petunjuk-petunjuk hidup tata tertib suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh

anggota masyarakat yang bersangkutan.

Eugen Ehrlich Sesuatu yang berkaitan dengan fungsi kemasyarakatan dan memandang sumber hukum hanya

dari legal story and jurisprudence dan living law.

Roscoe Pound Sebagai tata hukum mempunyai pokok bahasan hubungan antara manusia dengan

individulainnya, dan hukum merupakan tingkah laku para individu yang mempengaruhi

individulainnya. Adapun hukum sebagai kumpulan dasar-dasar kewenangan dari putusan-

putusan pengadilan dan tindakan administratif Law as a tool of social engineering

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 19

Hans Kelsen Suatu perintah terhadap tingkah laku manusia. Hukum adalah kaidah primer yang

menetapkan sanksi-sanksi.

John Austin Seperangkat perintah, baik langsung maupun tidak langsung dari pihak yang berkuasa kepada

warga rakyatnya yang merupakan masyarakat politik yang independen dimana pihak yang

berkuasa memiliki otoritas yang tertinggi.

Karl Von Savigny Aturan yang terbentuk melalui kebiasaan dan perasaan kerakyatan, yaitu melalui

pengoperasian kekuasaan secara diam-diam. Hukum berakar pada sejarah manusia, dimana

akarnya dihidupkan oleh kesadaran, keyakinan, dan kebiasaan warga masyarakat.

Llywellin Apa yang diputuskan oleh seorang hakim tentang suatu persengketaan.

Paul Scholten Suatu petunjuk tentang apa yang layak dilakukan dan apa yang tidak layak dilakukan, yang

bersifat perintah.

Thomas Hobbes Sebuah kata seseorang yang dengan haknya telah memerintah pada yang lain.

M J Van ApelDorn Sebagai gejala dalam masyarakat, maka keseluruhan kebiasaan-kebiasaan hukum

yangberlaku dalam masyarakat adalah objek dari ilmu hukum.

Menurut Prof. Subekti SH., Tujuan hukum adalah mengabadi pada tujuan negara yang pada pokoknya tujuan negara

adalah mewujudkan kemakmuran dan memberikan kebahagiaan pada rakyat di negaranya.

Tujuan hukum tidak hanya untuk memperoleh keadilan tetapi harus ada keseimbangan antara

tuntutan kepastian hukum dan tuntutan keadilan hukum. Hal tersebut dinyatakan dalam

bukunya yang berjudul Dasar-dasar hukum dan pengadilan.

Menurut Prof.Mr. Dr. L.J Van Apeldoorn,

Tujuan hukum adalah untuk mengatur pergaulan hidup manusia secara damai karena hukum

menghendaki perdamaian. Hal itu dinyatakan dalam bukunya yang berjudul Inleiding tot de

studie van het Nederlandse recht.

Menurut Jeremy Bentham, Tujuan hukum adalah semata-mata untuk mewujudkan apa yang berfaedah bagi orang.

Jeremy Bentham adalah seorang yang menganut teori utilistis. Hal ini dinyatakan dalam

bukunya yang berjudul Introduction to the morals legislation.

Menurut Geny, Tujuan hukum adalah semata-mata untuk mewujudkan keadilan. Di dalam keadilan tersebut,

terdapat unsur yang dikatakan kepentingan daya guna dan kemanfaatan. Hal tersebut

dinyatakan Geny dalam Science et technique en droit prive positif.

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 20

Soerjono Soekamto Mempunyai berbagai arti:

1. Hukum dalam arti ilmu (pengetahuan)hukum

2. Hukum dalam arti disiplin atau sistemajaran tentang kenyataan

3. Hukum dalam arti kadah atau norma

4. Hukum dalam ari tata hukum/hukum positftertulis

5. Hukum dalam arti keputusan pejabat

6. Hukum dalam arti petugas

7. Hukum dalam arti proses pemerintah

8. Hukum dalam arti perilaku yang teraturatau ajeg

9. Hukum dalam arti jalinan nilai-nilai

Menurut Tullius Cicerco (Romawi) dala “ De Legibus”: Hukum adalahakal tertinggi yang ditanamkan oleh alam dalam diri manusia untuk

menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Hugo Grotius (Hugo de Grot) dalam “ De Jure Belli Pacis” (Hukum Perang dan

Damai), 1625: Hukum adalah aturan tentang tindakan moral yang mewajibkan apa yang benar.

J.C.T. Simorangkir, SH dan Woerjono Sastropranoto, SH mengatakan bahwa : Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku

manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib.

Thomas Hobbes dalam “ Leviathan”, 1651: Hukum adalah perintah-perintah dari orang yang memiliki kekuasaan untuk memerintah dan

memaksakan perintahnya kepada orang lain.

Rudolf von Jhering dalam “ Der Zweck Im Recht” 1877-1882: Hukum adalahkeseluruhan peraturan yang memaksa yang berlaku dalam suatu Negara.

E. Utrecht Hukum merupakan himpunan petunjuk hidup – perintah dan larangan yang mengatur tata

tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh seluruh anggota masyarakat oleh

karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh

pemerintah/penguasa itu.

R. Soeroso SH Hukum adalah himpunan peraturan yang dibuat oleh yang berwenang dengan tujuan untuk

mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang mempunyai ciri memerintah dan melarang serta

mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi hukuman bagi yang melanggarnya.

Abdulkadir Muhammad, SH Hukum adalah segala peraturan tertulis dan tidak tertulis yang mempunyai sanksi yang tegas

terhadap pelanggarnya.

Mochtar Kusumaatmadja dalam “Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum

Nasional (1976:15): Pengertian hukum yang memadai harus tidak hanya memandang hukum itu sebagai suatu

perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, tapi

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 21

harus pula mencakup lembaga (institusi) dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan

hukum itu dalam kenyataan.

Daftar Pustaka :

http://sikumendes84.wordpress.com/

A. Sifat Hukum

Hukum itu mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Hukum

itu mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat.

Hukum itu juga dapat memaksa tiap-tiap orang untuk

mematuhi tata tertib atau peraturan dalam kemasyarakatan.

Sehingga bila terdapat orang yang melanggarnya dapat

dikenakan sanksi yang tegas terhadap siapapun yang tidak

menaatinya.

Tetapi mungkin banyak yang bertanya-tanya, mengapa masih

banyak orang yang melanggar hukum tetapi tidak dikenakan

sanksi. Kami akan sedikit memberikan penjelasan mengenai

hukum yang berlaku di Indonesia saat ini.

Hukum di Indonesia ini terbentuk atau ada dengan

mengadopsi sebagian besar hukum Belanda. Hukum Belanda

sendiri mengadopsi dari hukum di negara Perancis. Hukum

Perancis menjiplak Hukum yang berlaku di zaman Romawi

terdahulu. Mungkin Anda bertanya-tanya mengapa demikian.

Hal ini tidak bisa dilepaskan dari faktor penjajahan oleh

negara lain, yakni berlakulah azas konkordasi. Azas konkordasi adalah azas yang menyatakan

bahwa ketentuan perundang-undangan negara penjajah berlaku pula di negara yang

dijajahnya.

Tetapi bukankah kita telah lepas dari penjajahan Belanda, mengapa kita masih mengadopsi

hukum Belanda. Hal inilah yang sebenarnya menjadi tugas para ahli hukum di Indonesia.

Pendapat kami sementara ini adalah hukum di Indonesia yang mengadopsi hukum Belanda

adalah sebagian besar dari hukum yang ada di Indonesia. Misalnya KUHPidana, KUHPerdata

dan lain-lain. Dapat dikatakan tidaklah mudah untuk mengubah suatu sistem yang berlaku

begitu lama dengan waktu yang singkat. Akan tetapi kami yakin suatu saat nanti hukum yang

berlaku di Indonesia seperti hukum pidana, perdata, dagang benar-benar dibuat oleh orang

Indonesia sendiri.

Daftar Pustaka :

http://hexagonx.blogspot.com/2010/11/tugas-ii.html

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 22

B. Ciri Hukum

Ciri-ciri hukum adalah sebagai berikut:

a. Terdapat perintah dan/atau larangan.

b. Perintah dan/atau larangan itu harus dipatuhi

setiap orang.

Setiap orang berkewajiban untuk bertindak

sedemikian rupa dalam masyarakat, sehingga tata-

tertib dalam masyarakat itu tetap terpelihara dengan

sebaik-baiknya. Oleh karena itu, hukum meliputi

pelbagai peraturan yang menentukan dan mengatur

perhubungan orang yang satu dengan yang lainnya,

yakni peraturan-peraturan hidup bermasyarakat

yang dinamakan dengan ‘Kaedah Hukum’.

Barangsiapa yang dengan sengaja melanggar suatu ‘Kaedah Hukum’ akan dikenakan sanksi

(sebagai akibat pelanggaran ‘Kaedah Hukum’) yang berupa ‘hukuman’.

Pada dasarnya, hukuman atau pidana itu berbagai jenis bentuknya. Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP) adalah:

a. Pidana pokok:

pidana mati;

pidana penjara;

pidana kurungan;

pidana denda;

pidana tutupan

b. Pidana tambahan:

pencabutan hak-hak tertentu;

perampasan barang-barang tertentu;

pengumuman putusan hakim

Pendapat tokoh tentang hubungan negara dengan hukum

Menurut Decharvi Hubungan Negara Dengan Hukum.

Negara jika di definisikan adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik

politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di

wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau

aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara

independent(wikipedia). Jika berbicara tentang sistem atau aturan yang berlaku tentu itulah

yang di sebut dengan hukum, dan jika membicarakan hubungan negara dengan hukum pasti

akan banyak sekali pendapat, namun yang pasti hukum di buat bertujuan untuk kepentingan

dan keadilan untuk rakyat dalam negara tersebut.

Jika saja di negara tidak di berlakukan hukum, tentu orang-orang yang ada dalam sebuah

negara akan melakukan semua yang dia mau tanpa aturan, dan tentu berlaku hukum rimba

yang kuat menindas yang lemah. Hukum bertujuan untuk menghapuskan semua perbedaan

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 23

keadilan untuk warga negaranya, dan hukum juga tidak memandang berat sebelah atau pilih

kasih siapa pun yang bersalah dan memang harus dihukum ya memang harus di hukum sesuai

dengan perbuatan atau kesalahan yang di lakukan oleh seseorang baik dia Presiden sekali pun

jika melanggar hukum harus tetap di hukum, jika tidak mau di hukum pasti Rakyat yang akan

menghukum.

Daftar Pustaka :

http://rezaafirmansyah.wordpress.com/2012/10/14/hukum-pengertian-ciri-ciri-dan-jenis/

C. Sumber Hukum

Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang

menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan

yang bersifat memaksa, yaitu apabila dilanggar akan

mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas dan nyata.

Sumber hukum dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi

materiil dan segi formil.

1. Sumber Hukum Materiil

Sumber Hukum materiil adalah sumber hukum yang

menentukan isi kaidah hukum, dan terdiri atas:

a. Perasaan hukum seseorang atau pendapat umum

b. Agama

c. Kebiasaan, dan

d. Politik Hukum dari Pemerintah

Sumber hukum materiil yaitu tempat materi hukum itu diambil. Sumber hukum materiil

ini merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum.

2. Sumber Hukum Formil

Sumber hukum formil merupakan tempat atau sumber darimana suatu peraturan

memperoleh kekuatan hukum. Hal ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang

menyebabkan peraturan hukum itu berlaku.

Sumber Hukum Formil antara lain:

a. Undang-Undang (Statue)

Undang-Undang ialah suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum

yang mengikat, diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara.

b. Kebiasaan (Custom)

Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang terus dilakukan berulang-ulang dalam hal

yang sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat dan kebiasaan

itu selalu berulang-ulang dilakukan sedemikian rupa, sehingga tindakan yang

berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum.

c. Keputusan Hakim (Yurisprudensi)

Peraturan pokok yang pertama pada zaman Hindia Belanda dahulu adalah Algemene

Bepalingen van Wetgeving voor Indonesia yang disingkat A.B. (ketentuan-ketentuan

umum tentang peraturan perundangan untuk Indonesia).

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 24

d. Traktat (Treaty)

Apabila dua orang mengadakan kata sepakat (konsensus) tentang sesuatu hal maka

mereka itu lalu mengadakan perjanjian. Akibat dari perjanjian itu adalah kedua belah

pihak terikat pada isi dari perjanjian yang disepakatinya.

e. Pendapat Sarjana Hukum (Doktrin)

Pendapat para sarjana hukum yang ternama juga mempunyai kekuasaan dan

berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh hakim. Dalam Yurisprudensi

terlihat bahwa hakim sering berpegang pada pendapat seseorang atau beberapa orang

sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan hukum.

Daftar Pustaka :

http://rian-rifqhy.blogspot.com/2013/04/sumber-sumber-hukum-di-indonesia_23.html

III. Permasalahan

A. Kesamaan Warga Negara Dalam Hukum

Masalah Sanksi Hukuman Antara Warga Kaya dan Warga Miskin

Hukum di Indonesia jauh dari kata “ADIL”,

Kenapa? Kalau kita lihat dari kasus-kasus

berikut ini. Yang pertama adalah kasus Mbah

minah (65 tahun) yang mencuri tiga buah

kakao (coklat) senilai dua ribu rupiah,

dijatuhkan hukuman 1,5 bulan penjara dengan

masa percobaan tiga bulan, dan sebelumnya

jaksa menuntut penjara 6 bulan. Hakim menilai

nenek ini terbukti bersalah mencuri kakao

milik PT Rumpun.

Kasus kedua adalah kasus dari Basar Suyanto (47 tahun) dan Kholil (50 tahun). Kedua warga

Kelurahan Bujel, Kecamatan Mojoroto, Kediri, Jawa Timur, itu harus menjalani hidup di

balik terali besi gara-gara memakan satu buah semangka tanpa izin pemilik kebun. Padahal

harga satu semangka itu tak sampai lima ribu rupiah.

Hal ini terjadi ketika Basar bersama Kholil tengah merayakan Idul Fitri. Siang yang sangat

panas itu membuatnya haus. Kebetulan di sawah banyak semangka. Keduanya mengambil

dan langsung memakannya. Saat itulah ia ketahuan adik pemilik ladang, yang juga seorang

polisi.

Basar dan Kholil meminta maaf, tetapi tak digubris oleh adik pemilik ladang tersebut, bahkan

keduanya kena pukulan beberapa kali dan mereka dimasukkan ke Lembaga Pemasyarakatan

Kelas II-A Kediri untuk menunggu disidang. Keduanya dituntut 2 bulan 10 hari. Majelis

Hakim memvonis keduanya masing-masing 15 hari dan percobaan 1 bulan.

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 25

Kasus berikutnya adalah kasus empat warga Desa Kenconorejo, Kecamatan Tulis, Batang,

Jawa Tengah. Keempatnya adalah Manisih (40 tahun), Sri Suratmi (19), Juwono (16) dan

Rusnoto (14), ditahan di Rumah Tahanan Rowobelang, Batang, dengan tuduhan mencuri 14

kilogram kapuk randu.

Kisah mengenaskan itu berawal ketika keempatnya tertangkap tangan membawa sekarung

kecil buah randu seberat 14 kilogram di perkebunan milik PT Segayung di Desa Sembojo,

Tulis. Warga setempat, termasuk keempat orang tersebut, beranggapan, mengambil rontokan

randu merupakan hal yang wajar, jauh dari kesan mencuri.

Namun, mandor perkebunan menganggapnya sebagai pencurian. Selanjutnya, keempat warga

itu ‘dititipkan’ di Rumah Tahanan Rowobelang. Mereka dikenai Pasal 363 KUHP tentang

pencurian dan pemberatan, yang ancaman hukumannya lima tahun penjara. Padahal rontokan

randu yang dikumpulkan keempat tersangka hanya seberat 5 kilogram, yang hanya akan

menghasilkan kapas sekitar 2 kilogram. Harga perkilogram kapas hanya empat ribu rupiah.

Belum lagi keluar tahanan, Manisih mengaku keluarganya didatangi oknum penegak hukum

yang meminta uang Rp 3 juta sebagai uang ganti pembebasannya. Oknum itu hanya diberi Rp

1,5 juta saja karena memang tak punya uang.

Dari tiga kasus di atas, bukanlah permasalahan yang besar. Namun, aparat penegak hukum

tampak bersemangat untuk menganinya. Hal ini bertolak belakang dengan para koruptor yang

masih leluasa berkeliaran. Banyak konglomerat menggelapkan uang rakyat dalam Bantuan

Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) senilai lebih dari Rp 600 triliun tak dijerat oleh penegak

hukum.

Mereka justru diberi surat lunas. Padahal rakyatlah yang harus membayar utang itu dalam

jangka panjang, yakni hingga tahun 2033. Mereka pun diterima oleh Presiden di Istana

Negara laksana orang yang telah berjasa bagi negara. Beberapa di antaranya yang sudah

divonis bersalah justru ‘dibiarkan’ melarikan diri ke luar negeri. Ada juga yang divonis

bersalah, tetapi dengan hukuman yang tergolong ringan dibandingkan dengan tiga kasus yang

menimpah warga miskin.

Tanggapan Mahasiswa terhadap

Masalah Sanksi Hukuman Antara Warga Kaya Dan Warga Miskin

Dari contoh kasus diatas, kita bisa lihat. Bahwa hukum di Indonesia jauh dari kata adil. Ini

berbanding terbalik dengan Pancasila, sila ke lima yang berbunyi “Keadilan Sosial Bagi

Seluruh Rakyat Indonesia”. Dari butiran sila kelima ini salah satunya adalah “Menjaga

Keseimbangan antara hak dan kewajiban”. Seharusnya hukum di Indonesia bercermin kepada

sila kelima ini, agar selalu menyama ratakan hak dan kewajiban masyarakat Indonesia. Kalau

di lihat dari hukum agama semuanya sama tidak ada perbedaan si kaya dan si miskin.

Jika hukum di Indonesia tidak di benahi, maka semakin banyak orang kaya yang melanggar

peraturan dan begitu mudahnya bebas dari hukuman yang harus ia jalani. Sedangkan untuk

orang miskin semakin tertindas, dengan tidak adanya perlindungan hukum untuk mereka. Hal

ini akan berdampak kepada kemajuan bangsa Indonesia. Karena dari segi hukum saja

Indonesia tidak dapat menegakkan keadilan. Bagaimana untuk permasalahan lainnya.

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 26

Generasi muda pun, akan rusak dengan masalah hukum di Indonesia. Mereka sudah berpikir

bahwa peraturan di Indonesia di buat untuk di langgar. Karena, pejabat negara pun dapat

melanggar peraturan yang di buat dalam negaranya sendiri.

B. Maraknya Pelanggaran Ham Di Indonesia

Kasus Pelanggaran Hukum di Indonesia

Kasus pelanggaran hukum di indonesia seolah-

olah datang silih berganti. Begitu beragam jenis

dan cara penyelesaiannya. Contohnya adalah

kasus pelanggaran hukum yang terkait dengan

masalah perbankan, hak asasi manusia (HAM),

penipuan, peredaran narkoba, pembunuhan dan

yang paling besar adalah masalah korupsi.

Penyelesaian masalah tersebut membutuhkan

kerja keras aparat penegak hukum. Tidak sedikit

pelanggaran hukum yang tidak tuntas diperoses

oleh penegak hukum. Hal itu mengundang

kecurigaan dan prasangka buruk akan kinerja

aparat penegak hukum di Indonesia.

Mengapa di Indonesia begitu banyak kasus pelanggaran hukum? Di lihat dari penyelesaian

masalahnya saja sudah tidak benar. Keadilan di Indonesia dapat di beli oleh uang. Sehingga

begitu mudah orang yang memiliki banyak uang melakukan pelanggaran hukum. Contoh

kasus adalah tabrakan mobil yang menyebabkan 2 orang meninggal dan sang pengendara itu

adalah Muhammad Rasyid Amirulloh Rajasa yang tak lain adalah anak Menko Perekonomian

Hatta Rajasa. Walaupun proses hukum tetap berjalan seabagaimana mestinya, dan tersangka

akan mendapatkan ancaman hukuman 5 tahun penjara. Tetapi ada keistimewahan ketika yang

menabrak anak pejabat, kalau di bandingkan kasus Afriyani atau Saipul Jamil. Berjalan

begitu normal seperti proses hukum biasanya. Sedangkan proses hukum anak pejabat ini,

harus menunggu tersangka sehat, karean syok dan butuh dirujuk ke Rumah Sakit. Semua

orang yang sedang terkena musibah, pasti syok dan kaget. Kecuali tersangka luka-luka dan

harus menjalani operasi sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan proses hukum.

Tanggapan Mahasiswa Terhadap

Beragam Kasus Pelanggaran Hukum di Indonesia

Untuk penyelesaian kasus hukum di Indonesia, harus di tingkatkan lagi. Agar kasus di

Indonesia dapat berkurang. Dan tingginya kriminalitas dapat di kurangi. Sehingga negara ini

menjadi lebih damai dan tentram. Yang banyak di benahi adalah aparat penegak hukum harus

bekerja secara baik. Jangan hanya memihak kepada orang kaya., tetapi berlakua adillah untuk

memutuskan suatu putusan dalam setiap masalah hukum yang di hadapinya.

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 27

Jika hukum di Indonesia adil dan berjalan seperti peraturan yang ada. Mungkin negara ini

akan menjadi negara yang lebih baik lagi. Dan akan berdampak banyak untuk bangsa ini.

Contohnya, generasi muda tidak ada lagi yang menggunakan narkoba. Sehingga negara kita

ke deapnnya memiliki calon pemimpin yang baik dalam akhlak, prilaku dan pemikirannya.

Sehingga di masa depan tidak ada lagi pejabat yang memakan uang rakyat. Karena hal itu,

menyengsarakan rakyatnya sendiri. Yang seharusnya uang itu untuk rakyat yang

membutuhkannya malah di pakai untuk kesenangan pribadinya semata.

C. Korupsi

Permasalahan Kasus Korupsi

Kasus yang satu ini adalahp kasus yang sangat besar

di negara kita. Mengapa? Karena pemimpin kita

sendirilah yang membuat rakyatnya sengsara.

Seharusnya pemimpin melindungi dan men-

sejahterakan hidup rakyatnya. Hal ini memang

sangat ironis, tetapi bukan berkurang kasus ini.

Malah semakin banyak yang melakukan pelanggaran

hukum ini. Meangapa? Karena hukuman yang

dijatuhkan hakim sangatlah jauh dari pelanggaran

hukum yang dilakukan oleh para koruptor.

Kita ambil contoh kasus, yang menimpah mantan kepala Dinas Perdagangan Perindustrian

dan Perdagangan Kota Solo, yaitu Bapak Masrin Hadi. Ia terbukti melakukan tindak pidana

korupsi proyek pembanguan pusat jajan malam Gladag Langen Bogan (Galabo) dan Masrin

hanya di jatuhkan hukuman 2 tahun penjara dan denda Rp. 50 juta subsider 3 bulan kurungan.

Kenapa Banyak Korupsi Terjadi?

Korupsi secara istilah dapat diartikan perbuatan melawan hukum dengan menyalahgunakan

kewenangan, kesempatan, dan sarana guna memperkaya diri sendiri, orang lain, atau

kelompok yang berakibat kerugian keuangan atau perekonomian negara atau kelompoknya.

Korupsi di Indonesia telah terjadi sejak jaman kerajaan-kerajaan berkuasa di Indonesia

hingga kini dimana Indonesia telah menjadi negara berdaulat dan merdeka selama 65 tahun.

Mengapa korupsi sampai saat ini masih saja terus terjadi? Seperti permasalahan sistem

pemerintahan Indonesia, hukum yang kurang tegas, aparat penegak hukum yang korup, dan

mental para pemimpin yang buruk. Keempat hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan harus di

benahi seluruhnya bila ingin mengurangi dan menghilangkan tindak korupsi di Indonesia.

Sistem pemerintahan demokrasi yang dianut Indonesia memang sangat rentan terhadap

terjadinya korupsi karena banyak pihak yang dapat memepengaruhi pemerintahan, contohnya

hak prerogratif presiden dalam membentuk kabinet, presiden dapat memilih orang-orang

yang mau mendukungnya secara materiil sebagai menteri padahal orang tersebut belum tentu

mampu menjalankan tugasnya dan bahkan akan mencari keuntungan dari jabatanya untuk

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 28

mengembalikan dana yang telah ia sumbangkan kepada presiden saat pemilihan presiden, lalu

lembaga pengawas pemerintahan yaitu DPR juga sangat mungkin melakukan korupsi saat

merumuskan atau merubah suatu undang-undang. Dan pengawasan DPR terhadap pemerintah

juga sangat lemah sehingga pemerintah masih sangat mungkin melakukan korupsi.

Hukum pidana tentang tindak pidana korupsi yang diatur dalam KUHP dinilai masih sangat

lemah. Memang tidak perlu sampai diberlakukan hukuman mati bagi koruptor seperti yang di

berlakukan di Negara China, tapi untuk tindak pidana korupsi yang merugikan negara dalam

jumlah besar seharusnya diberi hukuman seumur hidup dan tanpa remisi ataupun grasi. Agar

terjadi efek jera dan juga sebagai pelajaran bagi pejabat-pejabat baru.

Selain hukum yang masih lemah terjadinya korupsi di Indonesia juga didukung dengan aparat

hukum yang korup mulai dari Kepolisian, Kejaksaan, hingga Pengadilan. Kepolisian bisa

menghentikan penyelidikan bila koruptor mampu menyuapnya. Dan apabila tidak, Kejaksaan

dapat mengeluarkan Surat Pemberhentian Penyidikan Perkara (SP3) bila ada uang suap dari

koruptor. Apabila masih berlanjut ke Pengadilan vonis yang jatuh pasti akan ringan bahkan

bebas bila hakim berhasil disuap . Hal ini menyebabkan mudahnya para pejabat yang terjerat

kasus korupsi untuk membebaskan diri dari jeratan hukum dengan jalan menyuap dari hasil

uang korupsi. Sehingga sebanyak apapun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

melimpahkan kasus korupsi ke pihak kepolisian akan menjadi percuma. Bahkan beberapa

waktu lalu ada upaya pelemahan KPK oleh institusi hukum lain yang takut diselidiki

mengenai kasus korupsi di dalamnya.

Mental para pemimpin dan pejabat yang ada di Indonesia sebenarnya merupakan faktor

terpenting yang menyebabkan korupsi masih terjadi hingga saat ini. Kebanyakan pemimpin

dan pejabat yang memimpin saat ini adalah hasil didikan pada masa orde baru yang sangat

korup sehingga mental mereka masihlah mental korup. Dan sepertinya korupsi masih akan

terus terjadi apabila para pemimpin masih berasal dari generasi pemimpin saat ini.

Pelajaran yang didapat dari uraian diatas sebenarnya korupsi yang terjadi di Indonesia

disebabkan mental pemimpin yang buruk. Jadi walaupun sebaik apapun sistem pemerintahan,

setegas apapun hukum, dan sebersih apapun aparat akan percuma bila mental pemimpin dan

pejabat negeri ini masih buruk dan korupsi pasti masih akan terus lestari. Untuk itu sekarang

kita harus menyadarkan para pemimpin untuk memperbaiki mentalnya, dan apabila sudah

tidak dapat diperbaiki maka sebaiknya untuk diganti dengan pemimpin yang amanah dan

bermental baik serta siap susah demi rakyat. Kita sebagai generasi muda calon pemimpin

bangsa sudah seharusnya menjaga hati dan mental agar tetap jujur dan tidak berubah menjadi

mental koruptor.

Solusi Mengatasi Korupsi

Berbicara mengenai masalah tentunya ada solusi yang mampu meredam masalah tersebut,

terutama maslah korupsi ini. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang selama ini

dipercaya untuk membasmi korupsi di negeri ini dinilai kurang maksimal, karena para

koruptor lebih cerdik dari pada mereka dan harus diakui bahwa aksi penipuan maupun

kejahatan yang dilakukan oleh para koruptor gerakannya sungguh samar sekali. Untuk itu,

perlu adanya solusi yang benar-benar mampu membasmi korupsi.

A l i f P r a t i w i S e p t i a n t i | 1 A 1 1 3 1 6 5

Page 29

Untuk kalangan atas seharusnya dibatasi kekayaannya, sehingga presentasi adanya

kecurangan menjadi terminimalisir dan orientasi hidup hedonis juga berkurang. Sedangkan

untuk kalangan menengah ke bawah seharusnya ada soluysi pasti dari pemerintahan, yaitu

dengan membuka lowongan pekerjaan yang selebar-lebarnya bagi mereka, sehingga mereka

mampu melangsungkan hidupnya dengan baik. Tidak hanya itu, UU republik Indonesia no.

31 tahun 1999 juga harus ditegakkan, supaya para koruptor merasa jera dan berfikir dua kali

apabila mau mengulanginya lagi.

Apabila hal demikian dapat terealisasi dalam masyarakat, tentunya akan membawa suatu

keberhasilan yang dicita-citakan oleh bangsa ini. Hal ini juga harus diimbangi dengan

Sumber Daya Manusia (SDA) yang mampu menjaga sumber daya alam yang melimpah ini.

Hukuman yang Dapat Membuat Jera Para Pelaku Korupsi

Sistem hukum harus dibenahi. Tata kelola pemerintahan pun wajib dirombak total untuk

tidak membuka ruang sedikit pun bagi seseorang memanfaatkan atau menyelewengkan

kekuasaannya guna memperkaya diri dan orang lain dengan cara-cara koruptif.

Jika sistem hukum modern tidak mampu mencegah orang korupsi, mungkin ada baiknya

pemerintah kembali membuka-buka catatan sejarah sistem hukum tradisional yang pernah

hidup dan diterapkan masyarakat di nusantara ini. Siapa tahu cara-cara tradisional yang unik

itu, dapat membuat takut orang korupsi.

Ada banyak cara menghukum yang pernah hidup di masyarakat, tergantung daerahnya. Di

kalangan komunitas etnis Bugis, contohnya. Kalau pelaku pencuri ayam misalnya, jika sudah

terbukti mencuri, tentu saja dengan bukti-bukti dan saksi-saksi, mereka menjalani

hukumannya.

Para hakim terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat. Pada saat bulan purnama, pelaku pencurian

akan menarik bendi atau gerobak keliling kampung. Mereka berteriak-teriak menyebut

namanya, menyebut dirinya telah mencuri, menyebut ayam siapa yang dicuri, dan berjanji

tidak akan mengulangi perbuatannya. Pelaku juga diwajibkan minta maaf kepada pemilik

ayam, serta masyarakat komunitasnya.

Lain padang lain belalang. Lain daerah lain pula cara menghukum warganya yang berbuat

"dosa". Di salah satu desa di Sulawesi Selatan, misalnya. Suatu ketika, pencurian sapi dan

kuda sungguh marak. Begitu ganasnya pencuri, kuda atau sapi yang diikatkan di kolong

rumah pun bisa dibawa pergi. Sangat nekat dan meresahkan masyarakat, terutama pemilik

ternak.

Aparat desa kemudian menerapkan hukuman tradisional bagi yang mencuri. Pelaku - tentu

saja kalau sudah terbukti - dibawa ke lapangan pada hari Jumat atau pada hari yang

bersamaan hari pasar. Semua warga boleh datang menonton pelaku, dan melempari batu-batu

kecil sambil melontarkan caci maki dan sumpah serapah kepada pelaku. Alhasil, pencurian

melorot tajam, desa aman, dan masyarakat tenang.