TUGAS 1 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2 (BERPIKIR DEDUKTIF)

9
BERPIKIR DEDUKTIF NAMA : AGUNG DWI SAPUTRA KELAS : 3EA22 NPM : 10212348 DOSEN : RINI SAWITRI Program Sarjana Ekonomi

description

TUGAS 1 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2 (BERPIKIR DEDUKTIF)

Transcript of TUGAS 1 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2 (BERPIKIR DEDUKTIF)

BERPIKIR DEDUKTIF

NAMA : AGUNG DWI SAPUTRAKELAS : 3EA22NPM : 10212348DOSEN : RINI SAWITRI

Program Sarjana EkonomiUniversitas Gunadarma2015

BERPIKIR DEDUKTIF

Berpikir Induktif

Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)

Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. (www.id.wikipedia.com)

Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula.

BENTUK BERPIKIR DEDUKTIFMenurut bentuknya, berpikir deduktif dibagi menjadi dua yaitu: Silogisme, dan Entimen.

-Silogisme

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, silogisme adalah bentuk, cara berpikir atau menarik simpulan yang terdiri atas premis umum, premis khusus, dan simpulan. Silogisme merupakan suatu cara pernalaran yang formal. Namun, bentuk pernalaran ini jarang dilakukan dalam komunikasi sehari-hari. Yang sering dijumpai hanyalah pemakaian polanya, meskipun secara tidak sadar.

Contoh pola silogisme yang standar:(A)Premis mayor = Semua manusia akan mati.(B)Premis minor = Si A adalah manusia.(C)Simpulan = Si A akan mati.

Secara singkat silogisme dapat dituliskan:Jika A=B dan B=C maka A=C

Silogisme terdiri dari:Silogisme KategorialSilogisme HipotesisSilogisme Disjungtif

Sebelum mengulas satu per satu bentuk, perlu diketahui beberapa istilah berikut:

Proposisi: kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah.Term: adalah suatu kata atau kelompok kata yang menempati fungsi subjek (S) atau predikat (P).Term minor: adalah subjek pada simpulan.Term menengah: menghubungkan term mayor dengan term minor dan tidak boleh terdapat pada simpulan.

Silogisme KategorialAdalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

Adapun menurut KBBI simpulan berdasarkan silogisme kategorial adalah keputusan yg sama sekali tanpa berdasarkan syarat.

Contoh:Premis mayor = Semuamakhluk hidupmembutuhkanoksigen. (Middle term) (Predikat)Premis minor =Manusiaadalahmakhluk hidup. (Subjek) (Middle term)Simpulan =Manusiamembutuhkanoksigen. (Subjek) (Predikat)

Hukum-hukum silogisme kategorial behubungan dengan proposisi:1.Apabila salah satu premis partikular, maka kesimpulannya harus partikular juga.Contoh:Semua yang halal dimakan menyehatkan.Sebagian makanan tidak menyehatkan.Sebagian makanan tidak halal dimakan.

Jadi, bentuk silogisme ini menarik simpulan yang terbatas untuk sebagian lingkungan dari suatu subjek.

2.Apabila salah satu premis negative, maka kesimpulannya harus negatif juga.Contoh:Semua korupsitidakdisenangi.Sebagian pejabat melakukan korupsi.Sebagian pejabattidakdisenangi.

3.Dari dua premis yang sama-sama particular tidak sah diambil kesimpulan.Contoh:Beberapa orang kaya kikir.Beberapa pedagang adalah kaya.Beberapa pedagang adalah kikir

4.Dua premis yang sama-sama negatif tidak sah diambil kesimpulan karena tidak ada mata rantai yang menghubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif.Contoh:Kerbau bukan bunga mawarKucing bukan bunga mawar(Tidak ada kesimpulan)

Hukum-hukum silogisme kategorial behubungan dengan term:

1.Setidaknyasatu term menengah harus tertebar (mencakup). Kalau dari dua premis, term penengahnya tidak tertebar akan menghasilkan kesimpulan yang salah. Contoh: Semua ikan berdarah dingin.

Binatang ini berdarah dingin.Binatang ini adalah ikan.

2.Term predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan menjadi salah.Contoh:Kerbau adalah binatang.Kambing bukan kerbau.Kambing bukan binatang.

3.Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda, kesimpulan akan menjadi lain.Contoh:Bulan itu bersinar di langit.Januari adalah bulan.Januari bersinar di langit.

4.Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu term subyek, term predikat dan term penengah. Apabila hanya terdiri dari sebuah term dan dua buah term atau melebihi dari tiga term, maka tidak bisa diambil kesimpulan.

Silogisme HipotesisSilogisme hipotetis adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.

Adapun menurut KBBI silogisme hipotesis merupakan penarikan simpulan ataukeputusan yg kebenarannya berdasarkan syarat tertentu.

Macam-macam tipe silogisme hipotesis:1. Premis minornya mengakui bagian antecedent.Contoh:Jika hujan, saya naik becak.Sekarang hujan.Jadi saya naik becak.

2.Premis minornya mengakui bagian konsekuennya.Contoh:Bila hujan, bumi akan basah.Sekarang bumi telah basah.Jadi hujan telah turun.

3.Premis minornya mengingkari antecedent.Contoh:Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.Jadi kegelisahan tidak akan timbul.

4.Premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.Contoh:Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisahPihak penguasa tidak gelisah.Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.

Silogisme DisjungtifAdalah silogisme yang premis mayornya keputusan disjungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.

Adapun menurut KBBI silogisme disjungtif ini merupakan penarikan simpulan ataukeputusan berdasarkan beberapa kemungkinan kebenaran pernyataan, tetapi hanya salah satu pernyataan yg benar.

Silogisme ini terdiri dari dua macam: silogisme disjungtif dalam arti sempit dan silogisme disjungtif dalam arti luas.

Silogisme disjungtif dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif.Contoh:la lulus atau tidak lulus.Ternyata ia lulus.la bukan tidak lulus.

Silogisme disjungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif.Contoh:Hasan berada di rumah atau di pasar.Ternyata tidak di rumah.Jadi Hasan berada di pasar.

Silogisme disjungtif dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe yaitu:1)Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, konklusinya adalah mengakui alternatif yang lain.Contoh:Ia berada di luar atau di dalam.Ternyata tidak berada di luar.Jadi ia berada di dalam.

Ia berada di luar atau di dalam.Ternyata tidak berada di dalam.Jadi ia berada di luar.

2)Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain.Contoh:Budi di masjid atau di sekolah.la berada di masjid.Jadi ia tidak berada di sekolah.

Hukum-hukum Silogisme Disjungtif:1.Silogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid.Contoh:Hasan berbaju putih atau tidak putih.Ternyata berbaju putih.Jadi ia bukan tidak berbaju putih.

Atau:Hasan berbaju putih atau tidak putih.Ternyata ia tidak berbaju putih.Jadi ia berbaju non-putih.

2.Silogisme disjungtif dalam arti luas.a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar).Contoh:Budi menjadi guru atau pelaut.la adalah guru.Jadi Budi bukan pelaut.

b.Bila premis minor mengingkari salah satu alterna konklusinya tidak sah (salah).Contoh:Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya.Ternyata tidak lari ke Yogya.Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).

-EntimenPraktek nyata berbahasa dengan pola silogisme memang jarang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik tulisan maupun lisan. Namun entimen (yang pada dasarnya adalah pola silogisme) sering dijumpai pemakaiannya. Di dalam entimen salah satu premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Contoh:Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.

Kalimat di atas dapat dipenggal menjadi 2 bagian:-Menipu adalah dosa. >> Kesimpulan-Karena (menipu) merugikan orang lain. >> Premis Minor, karena bersifat khusus.

Dalam kalimat di atas, premis yang dihilangkan adalah premis mayor. Untuk melengkapinya kita harus ingat bahwa premis mayor selalu bersifat lebih umum, jadi tidak mungkin subjeknva "menipu". Kita dapat menalar kembali dan menemukan premis mayornya: Perbuatan yang merugikan orang lain adalah dosa.

Untuk mengubah entimem menjadi silogisme, mula-mula kita cari dulu simpulannya. Kata-kata yang menandakan simpulan ialah kata-kata seperti: jadi, maka, karena itu, dengan demikian, dan sebagainya. Kalau sudah, kita temukan apa premis yang dihilangkan.

Referensi:http://rafika-afriyani.blogspot.com/2010/03/menulis-merupakan-proses-bernalar.html

http://kallolougi.blogspot.com/2010/07/silogisme-silogisme-kategorik.html