tugas-1 bahasa indonesia 2

11
MAKALAH PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF Nama Qolbi Ridho Putra NPM 15112802 Kelas 3KA39 Tugas Bahasa Indonesia part 1

Transcript of tugas-1 bahasa indonesia 2

Page 1: tugas-1 bahasa indonesia 2

MAKALAH PENALARAN INDUKTIF DAN

DEDUKTIF

Nama : Qolbi Ridho Putra

NPM : 15112802

Kelas : 3KA39

Tugas : Bahasa Indonesia part 1

Page 2: tugas-1 bahasa indonesia 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pengetahuan saat ini telah melaju dengan pesat dan erat hubungannya dengan

perkembangan tekhnologi.Maka seharusnya seorang guru harus mampu menyesuaikan kondisi

perkembangan yang telah ada saat ini dengan lebih mengembangkan sesuatu pembelajaran atau

metode yang harus dilakukan ketika melakukan pembelajaran kepada siswanya.Seorang guru

dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang profesional dalam memberikan

pembelajajaran terhadap siswa-siswanyaat digunakan dalam proses pembelajaran.

Dapat dikatakan berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran, tergantung pada efektif

tidaknya metode pembelajaran yang dipergunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran.Pembelajaran yang dilakukan terkesan monoton dan tidak menggairahkan siswa

untuk belajar lebih aktif lagi. Hal itu mengakibatkan siswa kurang berminat untuk mengikuti

dan melaksanakan proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan tidak

dapat tercapai secara optimal.

Dalam proses kegiatan pembelajaran terdapat berbagai jenis strategi pembelajaran yang

dapat digunakan oleh guru.Bagi seorang guru pemahaman tentang berbagai dasar klasifikasi

tersebut disamping bermanfaat sebagai kerangka acuan untuk memahami dengan lebih baik

setiap strategi pembelajaran, juga pada gilirannya akan sangat bermanfaat didalam memilih serta

menggunakan setiap jenis trategi pembelajarann tersebut secara lebih efektif didalam penciptaan

sistem lingkungan belajar-mengajar.

Terdapat beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

Dalam memilih metode pembelajaran, guru tidak boleh memilih secara asal-asalan.Strategi yang

digunakan haruslah strategi yang direncanakan berdasarkan pertimbangan perbedaan individu

diantara siswa, yang dapat memberi feedback dan inisiatif murid untuk memecahkan masalah

yang dihadapinya.Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah penalaran Induktif dan

Deduktif.Oleh karena itu, penulis ingin mengkaji strategi tersebut dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah dan apa definisi dari penalaran deduktif dan Induktif ?

2. Bagaimana syarat penggunaan penalaran Induktif dan deduktif ?

3. Apa definisi dari Generalisasi, Analogi, Hubungan Kausal ?

4. Apa yang dimaksud dengan induksi dalam metode eksposisi ?

5. Macam – macam silogisme dan pengertiannya ?

Page 3: tugas-1 bahasa indonesia 2

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian penalaran

2. Untuk mengetahui sejarah munculnya penalaran induktif dan deduktif

3. Untuk mengetahui pengertian penalaran induktif dan deduktif

4. Untuk mengetahui karakteristik penalaran induktif dan deduktif

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Penulisan ini diharapkan memberi konstribusi ilmiah bagi khasanah keilmuan dalam

upaya memahami strategi Induktif

2. Sebagai sumber informasi kepada para pembaca yang ingin mengetahui tentang

berbagai hal yang berhubungan dengan strategi Induktif

3. Sebagai referensi untuk penulisan berikutnya dan keperluan lain yang terkait.

Page 4: tugas-1 bahasa indonesia 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik)

yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga

akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui

atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak

diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar

penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut

dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Menurut Jujun Suriasumantri, Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu

kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-

ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai

kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang

kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya.Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari

adanya suatu pola berpikir tertentu. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir

berdasarkan langkah-langkah tertentu.

B. Proposisi dalam Penalaran

Proposisi adalah apa yang dihasilkan dengan mengucapkan suatu kalimat. Dengan kata lain,

hal ini merupakan arti dari kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri. Kalimat yg berbeda dapat

mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama.

Proposisi disebut sebagai “tempat kebenaran” bukan bahwa proposisi itu selalu benar,

melainkan karena hubungan yang diakui atau diingkarinya itu dapat diuji dengan kenyataan, dan

hasilnya pun dapat benar dan dapat salah.

C. Unsur-unsur proposisi

1. Term subyek

Hal yang tentangnya pengakuan atau pengingkaran ditujukan.

2. Term predikat

Apa yang diakui atau diingkari tentang subyek

3. Kopula

Penghubung (adalah, bukan/tidak) antara term subyek dan term predikat, dan

sekaligus member bentuk (pengakuan atau pengingkaran) pada hubungan itu.

Page 5: tugas-1 bahasa indonesia 2

D. Inferensi

Inferensi merupakan sebuah pekerjaan bagai pendengar (pembaca) yang selalu terlibat dalam

tindak tutur selalu harus siap dilaksanakan ialah inferensi. Inferensi dilakukan untuk sampai pada

suatu penafsiran makna tentang ungkapan-ungkapan yang diterima dan pembicara atau (penulis).

Dalam keadaan bagaimanapun seorang pendengar (pembaca) mengadakan inferensi. Pengertian

inferensi yang umum ialah proses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui

makna harfiah tentang apa yang ditulis (diucapkan) samapai pada yang diinginkan oleh saorang

penulis (pembicara).

Inferensi adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya.

Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak

langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur).

a. Inferensi Langsung

Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan

untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya,

Contoh:

“Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak

punya baju baru, kadonya lagi belum ada”. Maka inferensi dari ungkapan tersebut,

bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun temanya.

b. Inferensi Tak Langsung

Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi

membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.

Contohnya :

A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.

B : Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa.

Inferensi yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.

C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.

E. Implikasi

Pada dasarnya implikasi bisa kita definisikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi atas

temuan hasil suatu penelitian. Akan tetapi secara bahasa memiliki arti sesuatu yang telah

tersimpul di dalamnya. Di dalam konteks penelitian sendiri, implikasi bisa di lihat. Apabila

dalam sebuah penelitian kita mempunyai kesimpulan misalnya "A", "Manusia itu bernafas".

Maka "Manusia itu bernafas" yang kita sebut dengan implikasi penelitian. Untuk contohnya,

dalam hasil penelitian kita menemukan bahwa siswa yang di ajar dengan metode "A" lebih

kreatif serta memiliki skill yang lebih baik.

Page 6: tugas-1 bahasa indonesia 2

Dengan demikian dengan menggunakan metode belajar "A" kita bisa mengharapkan siswa

menjadi lebih kreatif dan juga memiliki skill yang baik. Setelah itu perlu juga untuk

dihubungkan dengan konteks penelitian yang telah kita bangun. Contohnya, sampelnya kelas

berapa? seperti apa karakteristik sekolah? ada berapa sampel? dan lain-lainnya. Nah, memang

sudah seharusnya implikasi penelitian di lakukan secara spesifik layaknya karakteristik di atas.

F. Cara pengujian evidensi

F.1 Cara menguji data

Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena

itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang

merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat

digunakan untuk pengujian tersebut.(Observasi,Kesaksian,Autoritas)

F.2 Cara Menguji Faktor

Untuk menguji apakah data informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta atau bukan,

maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut merupakan penilaian tingkat pertama

untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu harus

mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan,

sehingga benar-benar meyakinkan kesimpulan yang akan diambil. Hal-hal yang diperlukan

dalam menguji faktior, yaitu konsistensi dan koherensi.

F.3 Cara Menilai Autoritas

Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang

hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas

penelitian atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :

1. Tidak mengandung prasangka

Pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau

didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.

2. Pengalaman dan pendidikan autoritas

Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang

diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih

lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas,

penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat

kedudukannya.

Page 7: tugas-1 bahasa indonesia 2

3. Kemashuran dan prestise

Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat

yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan

prestise pribadi di bidang lain.

4. Koherensi dengan kemajuan

Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan

perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam

bidang itu.

G. Definisi dan Sejarah Strategi Induktif dan Deduktif

Pada dasarnya strategi pembelajaran dapat dilihat melalui dua sudut pandang yaitu pertama

siswa dipandang sebagai objek belajar dalam hal ini pembelajaran menuntut keaktifan guru.

Kedua siswa sebagai subjek dan obyek belajar, siswa dituntut keaktifannya dalam proses

belajar .Strategi Induktif dan Deduktif ini dikembangkan oleh filosof Perancis Bacon yang

menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang kongkrit sebanyak

mungkin.Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan.

Model berfikir induktif dirancang dan dikembangkan oleh Hilda Toba dengan tujuanuntuk

mendorong para pelajar menemukan dan mengorganisasikan informasi, menciptakannama suatu

konsep dan menjajagi berbagai cara yang dapat menjadikan para pelajar lebihterampil dalam

menyingkap dan mengoraganisasikan informasi dan dalam melakukan pengetesan hipotesis yang

melukiskan antar hal. Pada pendekatan induktif dimulai denganmemberikan bermacam-macam

contoh.Dari contoh-contoh tersebut siswa mengerti keteraturandan kemudian mengambil

keputusan yang bersifat umum.

Strategi induktif dinamakan juga strategi pembelajaran dari khusus ke umum.pada strategi

induktif bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang

kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar.

Strategi pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi

sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan

keterampilan berpikir kritis. Pada pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi

informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari

siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-

ilustrasi yang diberikan tadi. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan cara eksperimen, diskusi,

dan demonstrasi.

Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi strategi pembelajaran

induktif.Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan generalisasi, mengandalkan contoh

dan bergantung pada keterlibatan guru secara aktif dalam membimbing siswa. Perbedaan terletak

Page 8: tugas-1 bahasa indonesia 2

pada urutan kejadian selama pembelajaran, keterampilan berpikir, cara memotivasi dan waktu

yang diperlukan serta biasanya pada pembelajaran pendekatan deduktif seorang guru harus lebih

aktif daripada siswanya.

Pembelajaran deduktif disebut pula pembelajaran langsung (direct Instruction).Strategi

berfikir deduktif adalah strategi berfikir yang menerapkan hal – hal yang umum terlebih dahulu

untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian – bagiannya yang khusus.Strategi deduktif ini

merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip – prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan

dalam bentuk penerapannya atau contoh- contohnya dalam situasi tertentu.Strategi ini

menjelaskan teori ke bentuk realitas atau menjelaskan hal – hal yang bersifat umum ke yang

bersifat khusus.

H. Hipotesa dan Teori pada penalaran induktif

Hipotese (hypo „di bawah‟, tithenasi „menempatkan‟)

Semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta

tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta lebih lanjut

Sedangkan Teori merupakan bentuk abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang-

kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena yang ada.

C. 3 Proses pembuatan Induktif

1. Generalisasi

Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala

dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu,

Yang perlu diperhatikan dalam penciptaan generalisasi ialah:

1. apakah data dan fakta itu cukup banyak

2. apakah data itu memang pantas menjadi model dan contoh atau sampel

3. apakah tidak ada kekecualian

Berikut contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari :

Jika ada listrik, televisi menyala

Jika ada listrik, radio menyala

Jika ada listrik, AC menyala

Jadi kesimpulannya jika ada listrik,alat elektronik menyala

Page 9: tugas-1 bahasa indonesia 2

2. Analogi

Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap

sejumlah gejala khusus yang bersamaan, contohnya

Andi adalah seorang pilot

Andi dapat mengendarai pesawat terbang

Dimas adalah seorang pilot

Oleh sebab itu, Dimas dapat mengendarai pesawat terbang

3. Hubungan Kausal

Hubungan kausal ialah pernalaran yang diperoleh dari gejala-gejala atau data yang saling

berhubungan. Misalnya, seorang anak terjatuh, akibatnya akan terluka. Dalam hubungan

kausal ini ada tiga hubungan antar masalah.

1. Sebab-Akibat

Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. Dapat juga berpola A menyebabkan B,

C, dan seterusnya. Jadi efek atau akibat dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab

kadang lebih dari satu. Sebagai contoh, “Seorang pegawai tidak datang rapat dapat

kita perkirakan bahwa pegawai tersebut mungkin datang telat, kecelakaan di jalan,

atau terkena macet”.

2. Akibat- Sebab

Akibat-sebab ini dapat kita lihat “peristiwa seseorang yang terjatuh”, dengan kata

lain Terjatuh merupakan akibat dan terluka merupakan sebab. Akan tetapi, dalam

pernalaran jenis ini, peristiwa sebab merupakan kesimpulan.

3. Akibat-Akibat

Akibat-akibat adalah suatu pernalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa

“akibat” langsung disimpulkan pada “akibat” yang lain. Contohnya sebagai berikut

“Ketika pulang bekerja, Ayah melihat air kali meluap. Ayah langsung

menyimpulkan bahwa gang di rumah banjir”.

D. Induksi dalam Metode Eksposisi pada penalaran Induktif

Induksi dalam Metode Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam

penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan

pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.

Page 10: tugas-1 bahasa indonesia 2

Langkah menyusun eksposisi:

1. Menentukan topik/tema

2. Menetapkan tujuan

3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber

4. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih

5. Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

E. Silogisme – silogisme pada penalaran Deduktif

1. Silogisme Kategorial

` Silogisme Kategorial merupakan Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi,

yakni :

Premis umum : Premis Mayor (My)

Premis khusus : Premis Minor (Mn)

Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan

predikat simpulan disebut term minor.

2. Silogisme Hipotesis

Silogisme Hipotesis merupakan Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang

berproposisi konditional hipotesis.Konditional hipotesis terjadi bila premis minornya

membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya

menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

3. Silogisme Alternatif

Silogisme Alternatif merupakan Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa

proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah

satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

4. Silogisme Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan

maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Page 11: tugas-1 bahasa indonesia 2

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dalam pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Penalaran induktif merupakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.

2. Ciri-ciri dari penalaran induktif diantaranya Penekanan pada keterampilan

berpikir dan tujuan-tujuan afektif serta Penggunaan waktu yang kurang efisien.

3. Penalaran Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep

konkret maupun konsep terdefinisi.

B. SARAN

Saran yang dapat kami ajukan dalam pembuatan, penulisan dan pengumpulan tugas

makalah ini adalah tugas ini sebaiknya dikerjakan secara kelompok dengan tujuan untuk

mendiskusikan hasil yang didapatkan baik secara internal kelompok maupun eksternal

kelompok. Sehingga dapat dipahami, dipersentasekan serta dapat mengetahui materi dari

kelompok lain dalam waktu singkat.

C. DAFTAR PUSTAKA

arvisajah.blogspot.com 2012 dengan subjeknya penalaran induktif tugas bahasa

http://arvisajah2.blogspot.com/2012/04/penalaran-induktif-tugas-

bahasa.html Diakses pad a 05 maret 2015 , pukul 11. 00 Wib.

Stevenwahid.blogspot.com 2012 dengan subjek tugas bahasa Indonesia 2 penalaran

http://stevenwahid.blogspot.com/2012/04/tugas-bahasa-indonesia-2-penalaran.html

Diakses pada 05 maret 2015 , pukul 11. 05 Wib.

http://www.wikipedia.org/wiki Diakses pada 05 maret, pukul 11.10