tugaaasss 2

41
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra. Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan

description

tugas

Transcript of tugaaasss 2

Page 1: tugaaasss 2

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak

zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung

kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih

mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini

mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah

atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine

seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang

terbentu di dalam divertikel uretra.

Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan

di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju

lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter),

perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka

prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu

saluran kemih.

Batu dapat menyebabkan infeksi berulang, gangguan ginjal, atau hematuria.

Obstruksi akut menyebabkan kolik ginjal dengan nyeri pinggang yang berat,

seringkali menyebar ke selangkangan, dan kadang disertai mual, muntah, rasa

tidak nyaman di abdomen, disuria, nyeri tekan ginjal, dan hematuria.Penyebab

terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran

Page 2: tugaaasss 2

urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan

lain yang masih belum terungkap (idiopatik).

1.2 Tujuan

a. Tujuan umum:

Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan

urolithiasis.

b. Tujuan khusus

Mampu mengidentifikasi pengertian, etiologi, tanda dan gejala, klasifikasi,

patofisiologi, penatalaksanaan, pemeriksaan diagnostik urolithiasis..

Mampu mengiidentifikasi proses keperawatan denganurolithiasis

1.3 Manfaat

1.      Mahasiswa:

Mahasiswa memahami penyakit urolithiasis sehingga menunjang

pembelajaran mata kuliah sistem Perkemihan.

Mahasiswa mengetahui proses keperawatan yang benar sehingga dapat

menjadi bekal dalam persiapan praktik di rumah sakit.

2.      Institusi:

Dapat membantu perkembangan ilmu keperawatan khususnya

proses keperawatan dengan urolithiasis di institusi kelompok melakukan

studi.

Dijadikan acuan dan bahan bagi penulis/kelompok lain yang berminat

untukmenulis makalah tentang asuhan keperawatan dengan urolithiasis.

Page 3: tugaaasss 2

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR TEORI

2.1.1 Pengertian

Batu ginjal (urolitiasis) adalah bentuk deposit mineral, paling umum

oskalat Ca2+ dan fosfat Ca

2+ , namun asam urat dan kristal lain juga pembentuk

batu. Meskipun kalkulus ginjal dapat terbentuk dimana saja dari saluran

perkemihan, batu ini paling umum ditemukan pada palvis dan kalik ginjal. Batu

ginjal dapat tetap asimtomatik  sampai keluar kedalam ureter dan/atau aliran urine

terhambat (Doengoes, 2000. Hal 686).

            Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapatnya batu (kalkuli) di ginjal.batu

yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis

ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal. Batu yang

mengisi pielum dan lebih dari dua kaliks ginjal memebrikan gambaran

menyerupai tanduk rusa sehingga disebut batu staghorn (muttaqin, arif. 20012)

            Batu ginjal adalah batu yang terdapat di saluran kemih, batu yang sering

dijumpai tersusun dari Kristal-kristal kalsium (Elizabeth J. Corwin, 2009). Batu

ginjal adalah adanya batu dalam sistem perkemihan sebanyak 60% kandungan

batu ginjal terdiri atas kalsium oksalat, asam urat. Magnesium, amonium, dan

fosfat atau gelembung asam amino. (dr.nursalam dkk. 2009)

2.1.2 Anatomi Ginjal

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum

pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3.Bentuk

Page 4: tugaaasss 2

ginjal seperti biji kacang.Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena

adanya lobus hepatis dexter yang besar.

Fungsi ginjal

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,

b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan,

c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan

amoniak.

Struktur Ginjal.

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa,

terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla

renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan

cortex.Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak

kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut

papilla renalis.

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu

masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus..Pelvis renalis

berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi

dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi

dua atau tiga calices renalis minores Struktur halus ginjal terdiri dari banyak

nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron

dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa

henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.

Page 5: tugaaasss 2

Persarafan Ginjal.

Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini

berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini

berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

2.1.3 Etiologi

1.      Idiopatik (tidak diketahui)

2.      Infeksi saluran kemih (ISK)

Infeksi oleh bakteri yang memecah ureum dan membentuk amonium akan

mengubah pH urine menjadi alkali dan mengendapkan garam – garam fosfat. Batu

struvite secara khas mengendap karena infeksi, khususnya oleh

spesies Pseudomonas atau Proteusmikroorganisme pemecah ureum ini lebih di

jumpai pada wanita.

3.      Imobilisasi

Imobilisasi menyebabkan kalsium terlepas kedalam darah dan tersaring oleh

ginjal.

4.      Penyakit Gout

Produksi asam urat meningkat dalam urine yang  merubah pH urine menjadi

asam sehingga kristal - kristal asam urat mengendap.

5.      Kurangnya asupan air putih

Dapat menurunkan konsentrasi substansi dalam urine dan mengendapkan

kristal yang dapat membentuk batu.

Page 6: tugaaasss 2

6.      Obstruksi

Obstruksi pada aliran urin yang menimbulkan statis di dalam traktus

urinarius

7.      Faktor eksogen

Lingkungan, makanan, infeksi dan kejenuhan mineral

8.      Faktor endogen

Genetik misal, hiperkalsiuria, hipersistinuria

2.1.4 Patofisiologi

1. Proses Perjalanan Penyakit

Tipe batu ginjal yang utama adalah kalsium oksalat dan kalsium fosfat yang

menempati 75% hingga 80% dari semua kasus batu ginjal; batu struvite

(magnesium, amonium, dan fosfat) 15%, dan asam urat 7%.  Batu sistin relatif

jarang terjadi dan mewakili 1% dari semua batu ginjal. (Kowalak, 2003).

Menurut Suharyanto dan Madjid (2009), sebagian besar batu saluran

kemih adalah idiopatik. Teori terbentuknya batu antara lain :

a. Teori Inti Matriks

Terbentuknya batu saluran kemih memerlukan substansi organik sebagai

inti. Substansi organik ini terutama terdiri dari mukopolisakarida dan

mukoprotein yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi

pembentuk batu.

b. Teori Supersaturasi

Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti sistin,

santin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.

Page 7: tugaaasss 2

c. Teori Presipitasi – Kristalisasi

Perubahan pH urine mempengaruhi solubilitas substansi dalam urine.

Pada urine yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin, asam dan garam

urat. Sedangkan pada urine yang bersifat alkali akan mengendap garam –

garam oksalat.

d. Teori Berkurangnya Faktor Penghambat

Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfat,

polifosfat, sitrat, magnesium, asam mukopolisakarida akan mempermudah

pembentukan batu saluran kemih.

Urolithiasis atau kalkulus renal dapat terbentuk di mana saja di dalam

traktus urinarius kendati paling sering ditemukan pada piala ginjal (pelvis renal)

atau kalises. Urolithiasis memiliki ukuran yang beragam dan bisa soliter atau

multiple.

Meskipun penyebab pastinya tidak diketahui (idiopatik), namun secara

garis besar faktor predisposisinya adalah Infeksi saluran kemih (ISK), imobilisasi,

penyakit Gout, kurangnya asupan air putih, dan adanya obstruksi di saluran

kemih. Infeksi saluran kemih (ISK) disebabkan adanya bakteri pseudomonas yang

dapat memecah ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH urine

menjadi alkali dan mengendapkan garam – garam fosfat.

Imobilisasi membuat aktivitas otot menurun sehingga terjadi

demineralisasi tulang. Kalsium terlepas kedalam darah dan tersaring oleh ginjal

menimbulkan keadaan hiperkalsiuria. Hiperkalsuria dapat mengendapkan kristal –

kristal kalsium dan membentuk batu.

Page 8: tugaaasss 2

Penyakit gout yaitu penyakit dengan peningkatan produksi asam urat.

Produksi asam urat dalam urine pun meningkat dan pH urine berubah menjadi

asam. pH yang asam mengakibatkan kristal – kristal asam urat mengendap dan

membentuk batu. Kurangnya asupan air putih dapat meningkatkan konsentrasi

substansi dalam urine dan mengendapkan kristal yang dapat membentuk batu.

Obstruksi pada aliran urin yang menimbulkan statis di dalam traktus

urinarius dan mempermudah timbulnya bakteri penyebab infeksi. Terbentuknya

batu di ginjal menyebabkan obstrusi pada ginjal yang akan menekan parenkim

ginjal. Kolik renal biasanya timbul karena ginjal yang tertekan.

Ginjal yang mengalami penekanan akan mengakibatkan distensi pada

abdomen. Di sisi lain penekanan ginjal dapat merusak renal yang menyebabkan

nekrosis. Jika batu turun ke ureter maka terjadi obstruksi pada ureter yang

menyumbat lubang sambungan utero – pelvis yang menimbulkan nyeri atau biasa

disebut kolik ureter. Sumbatan menyebabkan peningkatan frekuensi kontraksi

peristaltik yang mengakibatkan trauma dan menimbulkan hematuria.

Obstruksi ureter juga menyebabkan keadaan stasis urine sehingga

mikroorganisme berkembang dan terjadi infeksi. Stasis urine menimbulkan rasa

ingin berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar, dan mengandung darah

akibat aksi abrasif batu. Stasis urine dapat mengalirkan aliran balik urine ke ginjal

sehingga terjadi hidronefrosis yang dapat merusak renal dan menyebabkan

nekrosis renal. Penurunan GFR (Glomerulus Filtration Rate) juga terjadi akibat

keadaan stasis urine yang bisa berakibat lanjut menyebabkan kegagalan ginjal

(GGK).

Page 9: tugaaasss 2

Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan gejala iritasi

dengan infeksi traktus urinarius. Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher

kandung kemih, akan terjadi retensi urine.

2.1.5 Manifestasi Klinis

a.       Kolik renal atau ureter, tergantung dimana letak adanya batu. Apabila batu

ada didalam pelvis ginjal, penyebab nyerinya aadalah hidronefrosis dan

nyeri ini tidak tajam, tetap dirasakan di area sudut kostovertebra. Apabila

batu turun kedalam ureter, pasien akan mengalami nyeri yang hebat, kolik,

dan rasa seperti ditikam. Nyeri ini bersifat intermitten dan disebabkan oleh

spasme (kejang) ureter dan anoksia dinding ureter yang ditekan batu.

Nyeri ini menyebar ke area suprapubik, genitalia eksterna dan femur

b.      Nausea dan vomitus akibat adanya distesnsi abdomen karena penekanan

ginjal

c.       Demam dan menggigil karena infeksi

d.      Hematuria, karena adanya abrasi pada ureter karena batu.

e.      Oliguria dan anuria, akibat adanya stasis urine.

2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik

1)      Pemeriksaan Laboratorium

Sedimen urin / tes dipstik untuk mengetahui sel eritrosit, lekosit, bakteri

(nitrit), dan pH urin.

Kreatinin serum untuk mengetahui fungsi ginjal.

C-reactive protein, hitung leukosit sel B, dan kultur urin biasanya dilakukan

pada keadaan demam.

Page 10: tugaaasss 2

Natrium dan kalium darah dilakukan pada keadaan muntah.

Kadar kalsium dan asam urat darah dilakukan untuk mencari faktor risiko

metabolik.

Urinalisasi

Warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara umum menunjukan

SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), ph asam (meningkatkan

sistin dan batu asam urat) alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau

batu kalsium fosfat), urine 24 jam :kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat,

atau sistin mungkin meningkat), kultur urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin

serum dan urine; abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder

terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.

Warna : normal kekuning-kuningan, abnormal merah menunjukkan hematuri

(kemungkinan obstruksi urine, kalkulus renalis, tumor,kegagalan ginjal).PH :

normal 4,6 – 6,8 (rata-rata 6,0), asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat),

alkali (meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), Urin

24 jam : Kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin

meningkat), kultur urine menunjukkan Infeksi Saluran Kencing , BUN hasil

normal 5 – 20 mg/dl tujuan untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk

mengekskresi sisa yang bemitrogen. Kreatinin serum hasil normal laki-laki 0,85

sampai 15mg/dl perempuan 0,70 sampai 1,25 mg/dl tujuannya untuk

memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi sisa yang bemitrogen.

Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau

polisitemia.

Page 11: tugaaasss 2

2. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH.

Merangsang reabsobsi kalsiumm dari tulang, meningkatkan sirkulasi s\erum

dan kalsium urine.

3. Foto Rntgen: Menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada

area ginjal dan sepanjang urewter.

4. IVP: Memberukan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab

nyeri,abdominal atau panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur

anatomik (distensi ureter).

5. Sistoureterokopi: Visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan

batu atau efek obstruksi.

6. USG ginjal: Untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu.

Pemeriksaan radiologi khusus yang dapat dilakukan meliputi :

Retrograde atau antegrade pyelography

Spiral (helical) unenhanced computed tomography (CT)

Scintigraphy

2.1.7 Penatalaksanaan

1.      Tujuan dasar penatalaksanaan adalah :

o Menghilangkan batu.

o Menentukan jenis batu.

o Mencegah kerusakan nefron

o Mengendalikan infeksi.

o Mengurangi obstruksi yang terjadi.

Page 12: tugaaasss 2

2.      Penatalaksanaan medis yang diberikan pada pasien Urolithiasis, berupa :

a.      Terapi Farmakologis

1) Morfin dan meperiden yang dapat mencegah syok dan sinkop akibat nyeri

yang luar biasa.

2) Amonium klorida atau asam asetohidroksamik (Lithostat), dapat

mengubah urin menjadi asam pada kasus urolithiasis karena batu kalsium.

3) Allopurinol (Zyloprim) untuk mengurangi kadar asam urat serum dan

ekskresi asam urat ke dalam urine, sehingga urine menjadi basa.

b.      Terapi Nutrisi

1)      Makanan yang harus dihindari adalah :

a)Makanan yang kaya akan vitamin D, karena vitamin D meningkatkan

reabsorbsi kalsium. Contoh makanan:

Produk susu : semua keju, susu ( > dari ½ cangkir sehari ), krim asam

(yoghurt).

Daging, ikan, unggas : otak, jantung, hati, ginjal, sardin, sweetbread, telur

ikan, kelinci, rusa.

Sayuran : lobak, bayam, buncis, seledri, kedelai.

Buah : kismis, semua jenis beri, anggur.

Roti, sereal : roti murni, roti gandum, catmeal, beras merah, jagung giling,

sereal.

2)      Makanan yang harus dibatasi

Garam meja dan makanan tinggi natrium, karena Na bersaing dengan Ca

dalam reabsorbsinya di ginjal.

Page 13: tugaaasss 2

Minuman : teh, coklat, minuman berkarbonat, bir.

Lain – lain : kacang, sup yang dicampur susu, makanan pencuci mulut

yang dicampur susu, seperti kue basah, kue kering dan pie.

3.      Terapi Penghancuran dan Pengangkatan Batu

a. Lithotripsi gelombang kejut ekstrakorporeal / Extracorporeal Shock Wave

Lithotripsi (ESWL)

Prosedur noninvasif yang digunakan untuk menghancurkan urolithiasis

dengan cara amplitudo tekanan berenergi tinggi dari gelombang kejut

sekitar 1000 – 3000 gelombang kejut, dan  dibangkitkan melalui suatu

pelepasan energi yang kemudian disalurkan ke air dan  jaringan lunak,

tekanan gelombang mengakibatkan permukaan batu pecah, dan akhirnya

menyebabkan batu tersebut menjadi bagian – bagian yang lebih kecil.

b. Nefrostomi perkutan dan nefrostop dimasukkan kedalam traktus perkutan

yang sudah dilebarkan kedalam parenkim ginjal batu dapat diangkat dengan

forcep atau jaring tergantung ukurannya, alat ultrasound dimasukkan

melalui selang nefrostomi disertai pemakaian gelombang ultrasonik untuk

mengjancurkan batu serpihan diigrasi dan dihisap keluar dari duktus

kolektivus. Batu yang besar selanjutnya dapat dikurangi dengan disentegrasi

ultrasonik dan diangkat dengan forcep atau jaring. Selang nefrostomi

perkutan dibiarkan ditempatnya untuk menjamin bahwa ureter tidak

mengalami obstruksi oleh edema dan bekuan darah. Komplikasi perdarahan,

infeksi, dan ekstravasasi urine.

Page 14: tugaaasss 2

c. Ureteroskopi, mencakup visualisasi dan akses ureter dengan memasukkan

suatu alat ureteroskop dengan menggunakan laser, lithotripsihidraulik, atau

ultrason kemudian diangkat. Suatu stent dapat dimasukkan dan dibiarkan

selama 48 jam/lebih setelah prosedur untuk menjaga kepatenan ureter.

d. Infus cairan kemolitik, misalnya agen pembuat basa (ankylating) dan

pembuat asam (acidifyng) untuk melarutkan batu dapat dilakukan sebagai

alternatif penanganan untuk pasien kurang beresiko terhadap terapi lain dan

menolak metode lain.

e. Pembedahan

Jika batu terletak di dalam ginjal, pembedahan dilakukan dengan

nefrolitotomi (insisi pada ginjal untuk mengangkat batu) atau nefrektomi ,

jika ginjal tidak berfungsi akibat infeksi atau hidronefrosis. Batu di dalam

piala ginjal diangkat dengan pielolitotomi, sedangkan batu pada ureter

diangkat dengan ureterolitotomi, dan batu pada kandung kemih diangkat

dengan sistotomi.

2.1.8 Komplikasi

1) Sumbatan atau obstruksi akibat adanya pecahan batu.

2) Infeksi, akibat diseminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi.

3) Kerusakan fungsi ginjal akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan

atau pengangkatan batu ginjal.

4) Obstruksi

5) Hidronephrosis.

Page 15: tugaaasss 2

BAB 3KONSEP DASAR KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Nama : Ny. S

Jenis kelamin : Perempuan

Masuk ke Rs : 23 Juni 2015

Umur : 35 tahun

Agama : islam

Alamat : Peusangan

Pengkajian pada pasien batu ginjal meliputi :

a.      Aktivitas/istirahat

Gejala : 

1)      Riwayat pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada

lingkungan bersuhu tinggi

2)      Keterbatasan aktifitas atau imobilisasi berhubungan dengan kondisi

sebelumnya (contoh : penyakit tak sembuh, cedera medulla spinalis)

b.      Sirkulasi

Tanda : 

1)      Peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal)

2)      Kulit hangat dan kemerahan atau pucat

c.      Eliminasi

Gejala : 

1)      Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya (kalkulus)

Page 16: tugaaasss 2

2)      Penurunan haluaran urine, kandung kemih penuh

3)      Rasa terbakar, dorongan berkemih

4)      Diare

Tanda :

1)      Oliguria, hematuria, piuria

2)      Perubahan pola berkemih

d.     Makanan dan cairan

Gejala : 

1)      Mual/muntah, nyeri tekan abdomen

2)      Riwayat diet tinggi purin, kalsium oksalat dan atau fosfat

3)      Hidrasi yang tidak adekuat, tidak minum air dengan cukup

Tanda : 

1)      Distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus

2)      Muntah

e.      Nyeri dan kenyamanan

Gejala : 

1)      Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung lokasi batu

(urolithiasis menimbulkan nyeri dangkal konstan)

Tanda : 

1)      Perilaku berhati – hati, perilaku distraksi

2)      Nyeri tekan pada area ginjal yang sakit

f.       Keamanan

Gejala : 

Page 17: tugaaasss 2

1)      Penggunaan alkohol

2)      Demam/menggigil

g.      Penyuluhan/pembelajaran

Gejala :

1)      Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout,

ISK kronis.

2)      Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya,

hiperparatiroidisme.

3)      Penggunaan antibiotika, antihipertensi, natrium bikarbonat, alupurinol, fosfat,

tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin.

3.2 Pemeriksaan Fisik

1)      Keadaan umum

Kondisi umum = gelisah dan tampak meringis namun nyeri nonkolik.

Pemeriksaan Fisik Hasil

Inspeksi Flatuensi (+)

Palpasi Nyeri tekan kuadran kanan atas (+)

Perkusi Timpani pada abdomen dan nyeri ketok

CVA dextra (+)

Auskultasi Bising usus menurun

3.3 Diagnosa

Adapun diagnosa keperawatan pada pasien Urolithiasis meliputi :

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi

ureteral, trauma jaringan sekunder terhadap urolithiasis.

2. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan iritasi ginjal/ureteral,

obstruksi mekanik dan inflamasi.

Page 18: tugaaasss 2

3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan

mual/muntah dan diuresis pasca obstruksi.

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi,

dan tidak mengenal sumber informasi.

Diagnosa Post OP Pyelolitotomi Urolithiasis meliputi:

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan insisi pembedahan

2. Resiko infeksi berhubungan dengan Invasi kuman pada luka operasi

3. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan Interupsi mekanis

pada kulit / jaringan. Perubahan sirkulasi, efek – efek yang ditimbulkan oleh

medikasi; akumulasi drain; perubahan status metabolis.

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi,

dan tidak mengenal sumber informasi.

3.4 Perencanaan

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,

mengurangi, atau mengoreksi masalah – masalah yang diidentifikasi pada

diagnosa keperawatan. Secara tradisional, rencana keperawatan merupakan

metode komunikasi tentang asuhan keperawatan pada pasien.

Berikut intervensi keperawatan pada Urolithiasis :

1.      Pre OP

a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi

ureteral, trauma jaringan sekunder terhadap urolithiasis.

Page 19: tugaaasss 2

Data Subyektif                  : Adanya nyeri

Data Obyektif                   : Rasa tidak enak di perut, ekspresi wajah meringis,

posisi menahan sakit, sulit tidur dan istirahat, dan

berusaha mencari posisi untuk menghilangkan nyeri.

Tujuan                               : Nyeri berkurang atau hilang dan spasme terkontrol

Kriteria hasil                      : Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat

Intervensi :

1) Catat lokasi, lamanya intensitas (skala 0 - 10) dan penyebaran. Peningkatan

TD dan nadi, gelisah dan merintih.

R/ : Mengevaluasi tempat obstruksi, kemajuan gerakan kalkulus.

Nyeri tiba – tiba dapat mencetuskan ketakutan, gelisah dan ansietas berat.

2) Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan ke perawat terhadap

perubahan nyeri.

R/ : Memberikan kesempatan untuk pemberian analgesik sesuai waktu.

Penghentian nyeri secara tiba – tiba biasanya menunjukkan lewatnya batu

3) Berikan tindakan nyaman seperti pijatan punggung, lingkungan untuk

istirahat

R/ : Meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan koping Bantu/dorong

bernafas secara fokus

R/ : Mengarahkan kembali dan membantu relaksasi otot

4) Bantu dengan ambulasi sering sesuai indikasi dan tingkatkan pemasukan

cairan sedikitnya 3 – 4 L/hari.

Page 20: tugaaasss 2

R/ : Hidrasi kuat, memungkinkan lewatnya batu, mencegah statis urine, dan

membantu mencegah pembentukkan batu selanjutnya

5) Pertahankan keluhan peningkatan/ menetapnya nyeri abdomen

R/ : Obstruksi lengkap ureter dapat menyebabkan perforasi dan ekstravasasi

urine kedalam area perirenal.

6) Berikan obat sesuai indikasi

R/ : Menurunkan kolik uretral, meningkatkan relaksasi otot dan menurunkan

edema jaringan untuk membantu gerakan batu

7) Berikan kompres hangat pada punggung

R/ : menghilangkan tegangan otot dan dapat menurunkan refleks spasme.

8) Pertahankan patensi kateter bila digunakan

R/ : Mencegah stasis urine, menurunkan resiko tekanan ginjal meningkat

dan infeksi. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan iritasi

ginjal/ureteral, obstruksi mekanik dan inflamasi.     

Data Subyektif      : Adanya kesulitan untuk berkemih   

Data Obyektif       : sakit saat brkemih, urine tidak lancar, hematuria

Tujuan                    : Pola eliminasi urine normal

Kriteria Hasil          : Berkemih dengan jumlah normal dan pola biasanya,

tidak mengalami tanda obstruksi

Intervensi :

1) Kaji pola berkemih, frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna urine

pasien

Page 21: tugaaasss 2

R/ : Mengetahui pengaruh iritasi kandung kemih dengan frekuensi miksi

2) Anjurkan pasien untuk minum sebanyak 2000 cc per hari

R/ : Membantu mempertahnkan fungsi ginjal, pemmberian air secara

orberian air secara oral adalah pilihan terbaik untuk mendukung aliran

darah renal dan untuk membilas bakterii dari traktus urinarius

3) Anjurkan menghindari konsumsi minuman kopi, teh, soda, dan alcohol;

awasi adanya distensi kandung kemih

R/ : Menurunkan iritasi dengan menghindari minuman yang bersifat

mengiritasi saluran kemih.

4) Awasi adanya distensi kandung kemih

R/ : Retensi urin dapat menyebabkan distensi jaringan kandung

kemih/ginjal, potensial resiko infeksi, gagal ginjal

5) Awasi pemeriksaan laboratorium seperti kultur urine, elektrolit, BUN,

kreatinin.

R/ : Peningkatan BUN, kreatinin, dan elektrolit mengindikasikan disfungsi

ginjal.

6) Berikan obat sesuai indikasi

R/ : terapi yang digunakan bertujuan untuk mengurangi nyeri,

memperlancar aliran urine, dan membebaskan obstruksi.

Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan

mual/muntah dan diuresis pasca obstruksi.

Data Subyektif      : Mual, muntah, haus.

Page 22: tugaaasss 2

Data Obyektif       : Demam, BB turun, membran mukosa kering, turgor kulit

kering.

Tujuan                   : Mempertahankan kesimbangan cairan adekuat

Kriteria Hasil         : Tanda vital stabil dan BB dalam rentang normal, nadi perifer

normal, membran mukosa lembab, dan turgor kulit baik.

3.5 Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan

yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor – faktor yang

mempengaruhi masalah kesehatan klien.

Tujuan pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.

Pendekatan tindakan keperawatan meliputi :

1.             Independen

Adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan

perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

2.             Interdependen

Adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang

memerlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya misalnya tenaga sosial,

ahli gizi, fisioterapi dan dokter.

3.             Dependen

Adalah tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan

medis.

Page 23: tugaaasss 2

3.6 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara

melakukan identifikasi sejauh mana diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan

pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Ada dua komponen untuk mengevaluasi

tindakan keperawatan yaitu :

1.             Evaluasi formatif (Proses)

Fokus tipe evaluasi ini adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil

kualitas pelayanan, tindakan keperawatan. Evaluasi proses kasus dilaksanakan

segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu

keefektifan terhadap tindakan. Evaluasi ini berupa respon klien setelah

pelaksanaan tindakan keperawatan.

2.             Evaluasi sumatif (Hasil)

Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien

pada akhir tindakan perawatan klien. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir

tindakan keperawatan. Sistem penulisan ada tahap evaluasi ini bisa menggunakan

sistem “SOAP” atau model komponen lainnya.

Page 24: tugaaasss 2

BAB 4PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Jadi batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian

berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta

seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi.

Batu ini terbentuk di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian

bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya

stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra

yang terbentu di dalam divertikel uretra.

Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan

di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju

lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter),

perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari.          

Pencegahan dari batu ginjal ini dapat dilakukan dengan menghindari

dehidrasi dengan minum cukup upayakan produksi urine 2 - 3 liter per hari, diet

rendah zat/komponen pembentuk batu, aktivitas harian yang cukup dan

medikamentosa.

      4.2 Saran

1.      Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa agar dapat meningkatkan pengetahuannya tentang

macam-macam penyakit dan juga meningkatkan kemampuan dalam

pembuatan asuhan keperawatan pada pasien dengan Batu ginjal.

Page 25: tugaaasss 2

2.      Bagi perawat

Diharapkan bagi perawat agar dapat meningkatkan keterampilan dalam

memberikan asuhan keperawatan serta pengetahuannya sehingga dapat

memberikan asuhan keperawatan yang optimal terkhususnya pada pasien

dengan penyakit batu ginjal.

3.      Bagi Dunia keperawatan          

Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus diperbaiki kekurangannya

sehingga dapat menambah pengetahuan yang lebih baik bagi dunia

keperawatan, serta dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi

dalam keperawatan.

Page 26: tugaaasss 2

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2012. asuhan-keperawatan-batu-ginjal.wordpress.htm

Doengoes, E. M. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi Kedua. Jakarta: EGC.

Dr. Nursalam, pransisca. 2009. Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan.Salemba medika. Jakarta.

Judith M. Wilkinson, Nancy R. Ahern. 2011. Buku Satu Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC, Edisi 9.EGC. Jakarta

Muttaqin arif &kumala sari. 2012. Asuhan keperawatan gangguan sistem perkemihan.Salemba medika. Jakarta.

Price & Wilson. 2006, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.6, EGC, Jakarta

Suharyanto, tato, & mudjid, abdul. 2009. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan.Salemba Medika. Jakarta.