Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)
-
Author
wong-kam-foeng -
Category
Documents
-
view
1.334 -
download
11
Embed Size (px)
description
Transcript of Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Ayat-Ayat
Yang Relevan Dengan Subyek Pendidikan”.
Makalah ini berisikan tentang ayat-ayat dan hadist-hadist yang relevan dengan
subyek pendidikan, konsep subyek pendidikan, karakteristik pendidikan. Diharapkan,
makalah ini akan memberikan pemahaman kepada kita tentang konsep kependidikan
dalam islam.
Walaupun kami telah mencurahkan segala kemampuan kami dalam penulisan
makalah ini. Kami menyadari bahwa, penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dari segi isi, penulisan, maupun kata-kata yang digunakan. Oleh
sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
Swt senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Tuban, 07 Mei 2013
Penyusun
1

BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Proses pendidikan dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari peran pendidik
dan peserta didik itu sendiri. Berhasil atau gagalnya pendidikan diantaranya
ditentukan oleh kedua komponen tersebut. Mulai dari kemapanan ilmu pengetahuan
pendidik, sampai kemampuan pendidik dalam menguasai objek pendidikan, berbagai
syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik, motivasi belajar peserta didik,
kepribadian anak didik dan tentu saja pengetahuan awal yang dikuasai oleh peserta
didik. Agar hasil yang direncanakan tercapai semaksimal mungkin. Disinilah
pentingnya pengetahuan tentang subjek pendidikan.
Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia di dalamnya menyimpan berbagai
mutiara yang mahal harganya yang jika dianalisis secara mendalam sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Diantara mutiara tersebut adalah beberapa
konsep pendidikan yang terkandung dalam Al-Quran, diantara konsep tersebut adalah
konsep awal pendidikan, kewajiban belajar, tujuan pendidikan dan subjek pendidikan.
Untuk itu dalam makalah ini penulis akan mencoba memaparkan sedikit tentang
salah satu konsep tersebut, yaitu yang berhubungan dengan subjek pendidikan dengan
harapan dapat lebih memahami bagaimana subjek pendidikan menurut Al-Quran.
1. B Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan berdasarkan kepada tujuan-tujuan di bawah ini :
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep subjek pendidikan.
2. Untuk mengetahui bagaimana tafsir QS. Ar-Rahman ayat 5-6, QS. An-Nahl
ayat 43-44, QS. An Najm 34-44, QS. Al-Kahfi 67-70.
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep subjek pendidikan menurut QS. Ar-
Rahman ayat 5-6, QS. An-Nahl ayat 43-44, QS. An Najm 34-44, QS. Al-
Kahfi 67-70.
BAB II
2

SUBYEK PENDIDIKAN
(Kajian Tafsir Tarbawy Menurut Surat al-Rahman ayat 1-4, Surat al-Najm
ayat 5-6 Surat al-Nahl ayat 43-44, Surat al-kahfi ayat 65)
A. Pengertian Subyek (Pelaku) Pendidikan
Secara filosofis, pendidikan merupakan sebuah sistem yang memiliki aspek-
aspek yang saling berhubungan. Pendidikan adalah proses membimbing atau
memimpin yang dilakukan secara sadar oleh pendidik untuk mengembangkan
jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Dalam proses membimbing atau memimpin tersirat dua pihak yang saling
berhubungan, yaitu pendidik dan peserta didik. Selain itu, agar usaha dalam proses
tersebut dapat mencapai tujuan pendidikan, maka diperlukan landasan/dasar yang
jelas serta alat dan badan/lembaga penyelenggara pendidikan. Dengan demikian,
pendidikan terdiri dari beberapa aspek, yaitu: peserta didik, pendidik, dasar, tujuan,
alat, dan badan/lembaga pendidikan.
Berdasarkan keterangan tersebut, pendidik merupakan salah satu bagian
integral dari sistem pendidikan. Pendidik atau subyek pendidikan adalah orang yang
terlibat secara langsung dan kuntinyu dalam proses pendidikan. Dalam dunia
pendidikan, yang lazim disebut pendidik adalah orang tua, guru, dan para pemimpin
masyarakat atau orang-orang yang telah dewasa. Orang tua berperan sebagai pendidik
di lingkungan rumah tangga, guru berperan sebagai pendidik di sekolah, sedangkan
yang lainnya dapat memainkan peran sebagai pendidik di lingkungan sosial.
Walaupun peranan para pendidik ini berbeda tempatnya, tidak berarti mereka bekerja
sendiri-sendiri. Semuanya harus dapat memainkan perannya masing-masing secara
bertanggung jawab dalam kerangka kerjasama yang harmonis dan saling mendukung
agar peserta didik memiliki kepribadian yang utama.
B. Kajian Tafsir Tarbawy Menurut Surat al-Rahman ayat 1-4.
3

Terjemah
1. (tuhan) yang Maha pemurah, 2. yang telah mengajarkan Al Quran. 3. Dia
menciptakan manusia. 4. mengajarnya pandai berbicara.1
Mufrodat
adalah salah satu nama yang dikhususkan untuk الرحمن
Allah, berbeda dengan asma Allah yang lain seperti أو رحيم أو عزيز
حكيم أو عليم maka bisa di ungkapkan untuk yang lainnya seperti halnya lafadz الله.
القرآن lafadz , الرحمن adalah khobar dari lafadz علم
اإلنسان البيان khobar kedua , sedangkan خلق adalah khobar ketiga2 علمه
Sedangkan pengertian اإلنسان ada pendapat yang menyatakan Nabi Adam,
ada yang menyatakan semua jenis manusia, ada yang mengataakan Nabi Muhammad.
اإلنسان artinya menciptakan dari tidak ada menjadi ada dengan segala خلق
kemampuan yang diberikanNya.
علمه البيان adalah mantiq yang fasih dan ta`lim adalah mempelajari yang
tampak dan segala sesuatu yang tidak tampak yang berhubungan dengan lainnya. 3
Asbabunnuzul
Ayat ini diturunkan setelah terjadi pelecehan orang kuffaar setelah ada
perintah untuk bersujud pada Arrahman yang terdapat dalam surat al furqon ayat 60
2ذ0ا 0ه6م6 ق2يل0 و0إ ج6د6وا ل ح:م0ن2 اس: 2لر> 6وا ل ح:م0ن6 و0م0ا ق0ال الر> , orang kafir mengungkapkan
“ kita tidak kenal dengan sesorang yang namanya Rohman kecuali Rohman dari 1 Depag-Al quran- Online, rabo 7 Mei,jam 092 Jabir bin Musa aljazairi,Aisaruttafasir, Maktabah ululm wal haikmah, Madinah,2003, Juz 5 hal 224.3 Ahmad bin Muhammad almahdy asyyadili, bahrul Murid, Darul Kutub,Bairut,2002, Juz7 hal 394
4

Yamamah maka ayat ini menegaskan bahwa Arrahman bukanlah dia tetapi Allah
yang maha yang maha rahman yang telah mengajarkan Alquraan dan telah
menciptakan manusia.4
Munasabah
Munasabah ayat ini dengan ayat sebelumnya ada dula hal, pertama ayat
sebelumnya diawali dengan mu`jizah yang menunjukkan kekuasaan dan dan
kebesaranNya, sedang ayat ini menun jukkaan mu`jizah dengan kasih sayangnya dzat
maha rohman dengan mengajarkan manusia atas alquran. Kedua pada akhir ayat
surah sebelumnya adalah kalimat 20د2ر م@ق:ت A2يك م0ل makna yang terkandung pada akhir ع2ند0
ayat ini menunjukkan kewibawaan Allah sedang pada ayat Arrahman menunjukan
kelembutanNya.5
Analisa Bahasan
Pada ayat ini Allah yang Maha Pemurah menyatakan bahwa Dia telah
mengajar Muhammad saw Alquran dan Muhammad telah mengajarkan umatnya.
Ayat ini adalah turun sebagai bantahan bagi penduduk Mekah yang mengatakan:
0ق0د: 0م6 و0ل 0ع:ل >ه6م: ن ن0 6ون0 أ 0ق6ول >م0ا ي 2ن Eم6ه6 إ 6ع0ل رF ي 0ش0 ب
Artinya:
Sesungguhnya Alquran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya
(Muhammad)". (Q.S. An Nahl: 103).
Oleh karena isi ayat ini mengungkapkan beberapa nikmat Allah atas hamba-
Nya, maka surah ini dimulai dengan menyebut nikmat yang paling besar faedahnya
dan paling banyak manfaatnya bagi hamba-Nya, yaitu nikmat mengajar Alquran.
4 As Sayuthi, Darrul Manstur, Darul Fikr, Bairut,1993, Juz 6 hal 268.5 Ar Razi, Mafatihul Ghoib, Darul Kutub Bairut, 2000, juz 29 hal 73
5

Maka manusia dengan mengikuti ajaran Alquran akan berbahagialah di dunia dan di
akhirat dan dengan berpegang teguh pada petunjuk-petunjuk Nya niscaya akan
tercapailah tujuan di kedua tempat tersebut. Alquran adalah induk kitab-kitab samawi
yang diturunkan kepada sebaik-baik makhluk Allah yang berada di bumi ini.6
Dalam ayat ini Allah menyebutkan nikmat kejadian manusia yang menjadi
dasar semua persoalan dan pokok segala sesuatu. Sesudah Allah menyatakan nikmat
mengajar Alquran pada ayat yang lalu, maka pada ayat ini Dia menciptakan jenis
makhluk Nya ini dan diajarkan Nya pandai membicarakan tentang apa yang tergores
dalam jiwanya dan apa yang terpikir oleh otaknya, kalaulah tidak mungkin tentu
Muhammad tidak akan mengajarkan Alquran kepada umatnya. Manusia adalah
makhluk yang berbudaya, tidak dapat hidup kecuali dengan berjemaah, maka
haruslah ada alat komunikasi yang dapat menghubungkan antara ia dengan
saudaranya yang menulis kepadanya dari penjuru dunia yang jauh dan dari benua-
benua serta dapat memelihara ilmu-ilmu terdahulu untuk dimanfaatkan oleh orang-
orang kemudian dan menambah kekurangan-kekurangan yang terdapat dari orang-
orang terdahulu. Ini adalah suatu anugerah rohaniah yang sangat tinggi nilainya dan
tidak ada bandingannya dalam hidup, dari itu nikmat ini didahulukan sebutannya dari
nikmat-nikmat lainnya. Pertama-tama dimulai dengan sesuatu yang harus dipelajari,
yaitu Alquran yang menjamin kebahagiaan, lalu diikuti dengan belajar kemudian
ketiga cara dan metode belajar, dan seterusnya berpindah kepada membacakan benda-
benda angkasa yang diambil manfaat dari padanya.
C. Surat al-Najm ayat 5-6
Terjemah
5. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.
6Ibid, , juz 29 hal 85
6

6. yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) Menampakkan diri dengan rupa
yang asli.7
Mufrodat
د2يد6 :ق6و0ى ش0 ال yang di maksud adalah malaikat Jibril8
.yang mempunyai kecerdasan yang kuat.
menampakkan diri dari langit dalam wujud aslinya.
Analisa
Mengenai dua ayat tersebut, dalam Tafsir Al Qurthuby dijelaskan bahwa
seluruh mufasir mengatakan شديدالقوى adalah malaikat Jibril, kecuali Al Hasan, ia
menyatakan bahwa adalah Allah SWT. Adapun kalimat شديدالقوى berarti ذومرة
memiliki kekuatan dan kecerdasan/wawasan luas. Demikian pula yang dinyatakan
oleh Ibn Katsir. Dengan merujuk kepada pendapat jumhur mufasir, ayat ini berbicara
tentang Malaikat Jibril yang menjadi guru besar Nabi Muhammad SAW. Terlepas
dari ikhtilaf mengenai figur yang disebut pada ayat 5, seluruh mufasir sepakat bahwa
figur dimaksud bersifat memiliki kekuatan dalam segala dimensinya serta kecerdasan
khusus. Dengan demikian, makna tarbawy dalam ayat ini adalah bahwa seorang
pendidik seyogyanya merupakan sosok yang kuat, baik dari segi fisik, mental,
ekonomi, maupun intelektual.
C. Surat al-Nahl ayat 43-44
Terjemah7 Depag-Al quran- Online, rabo 7 Mei,jam 098 Ahmad bin Muhammad almahdy asyyadili, bahrul Murid………..Juz 7 240.
7

“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami
beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,”
“dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami
turunkan kepadamu Al quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa
yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”,(QS. 16:43-
44)
Mufrodat
: Ahli ilmu,
,mu`jizat : البينات
kitab yang dibawa rosul arti sebenarnya adalah tulisan.9 : الزبر
Analisa Bahasan
Allah SWT menyatakan bahwa Dia tidak mengutus Rasul sebelum diutusnya
Nabi Muhammad saw terkecuali laki-laki yang diutusnya itu diberi wahyu.
Ayat ini menggambarkan bahwa Rasul-rasul yang diutus untuk
menyampaikan wahyu hanyalah laki-laki dari keturunan Adam as sehingga
Muhammad saw diutus untuk membimbing umatnya agar mereka itu beragama
tauhid dan mengikuti bimbingan wahyu. Maka yang pantas diutus ialah Rasul-rasul
dari jenis mereka dan berbahasa seperti mereka. Pada saat itu Rasulullah saw diutus
orang-orang Arab menyangkal bahwa Allah tidak mungkin mengutus utusan yang
berasal dari manusia seperti mereka, tetapi kalau Allah mau mengutus seorang
malaikat, seperti firman Allah SWT:
9 Al Qotton, taisiruttafsir, Mauqi` tafsir, Juz 2 hal 13
8

ه2 :NN0ي 2ل ز2ل0 إ :NN6ن 0و:ال0 أ و0اق2 ل 0س: 0م:ش2ي ف2ي األ: 6ل6 الط>ع0ام0 و0ي :ك 0أ س6ول2 ي 6وا م0ال2 ه0ذ0ا الر> و0ق0ال
ا 0ذ2ير] 6ون0 م0ع0ه6 ن 0ك م0ل0كF ف0ي
Artinya:
“Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di
pasar-pasar?. Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat
itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?"Q.S Al Furqan: 7)
Dan firman-Nya:
ق0د0م0 0ه6م: ل 0ن> أ 6وا ء0ام0ن >ذ2ين0 ال ر2 E0ش و0ب >اس0 الن :ذ2ر2 ن0 أ 0ن: أ :ه6م: م2ن Aج6ل ر0 2ل0ى إ 0ا :ن ي و:ح0
0 أ 0ن: أ ]ا ب ع0ج0 >اس2 2لن ل 0ان0 0ك أ
F2ين م6ب Fاح2ر ل0س0 ه0ذ0ا 2ن> إ ون0 0اف2ر6 :ك ال ق0ال0 Eه2م: ب ر0 :د0 ن ع2 Aص2د:ق
Artinya:
“Patutkah menjadi keheranan bagi manusia, bahwa kami mewahyukan kepada
seorang laki-laki di antara mereka: "Berilah peringatan kepada manusia dan
gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang
tinggi di sisi Tuhan mereka". Orang-orang kafir berkata: "Sesungguhnya orang ini
(Muhammad) benar-benar tukang sihir yang nyata". (Q.S Yunus: 2)
Mengenai penolakan orang-orang Arab pada kerisalahan Muhammad karena
ia seorang manusia biasa, dapatlah diikuti sebuah riwayat dari Ad Dahhak yang
disandarkan kepada Ibnu Abbas bahwa setelah Muhammad saw diangkat menjadi
utusan, orang Arablah yang mengingkari kenabiannya, mereka berkata: "Allah SWT
lebih Agung bila Rasul Nya itu bukan manusia. Kemudian turun ayat-ayat surah
Yunus.
Sesudah itu Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang musyrik agar
bertanya kepada orang-orang Ahli Kitab sebelum kedatangan Muhammad saw, baik
kepada orang-orang Yahudi ataupun kepada orang-orang Nasara. Apakah di dalam
kitab-kitab mereka itu disebutkan suatu keterangan bahwa Allah pernah mengutus
malaikat kepada mereka. Maka kalau disebutkan di dalam kitab mereka itu bahwa
Allah pernah menurunkan malaikat sebagai utusan Allah bolehlah mereka itu
mengingkari kerisalahan Muhammad. Akan tetapi apabila yang disebutkan di dalam
9

kitab mereka Allah hanya mengirim utusan kepada mereka manusia yang sejenis
dengan mereka maka tidak benarlah apabila orang-orang musyrik itu mengingkari
kerisalahan Muhammad saw.10
Sesudah itu Allah SWT menjelaskan bahwa rasul-rasul itu diutus dengan
membawa keterangan-keterangan yang membuktikan kebenarannya, yaitu mukjizat
dan kita-kitab. Yang dimaksud dengan keterangan di dalam ayat ini ialah dalil-dalil
yang membukakan kebenaran kerisalahannya dan di maksud dengan Az Zabur ialah
kitab yang mengandung tuntunan hidup dan tata hukum yang diberikan oleh Allah
kepada hamba Nya.
Dan Allah SWT menerangkan pula bahwa Dia telah menurunkan Alquran
kepada Nabi Muhammad saw, agar supaya Kitab Alquran itu dijadikan pedoman
untuk memberikan penjelasan kepada manusia apa saja yang telah diturunkan kepada
mereka yaitu perintah-perintah dan larangan-larangan serta aturan-aturan hidup
lainnya yang harus mereka perhatikan dan mengandung kisah-kisah umat-umat
terdahulu agar supaya dijadikan suri tauladan, dalam menempuh kehidupan di dunia.
Juga agar Alquran itu dijadikan sebagai dasar mengenai hal-hal yang mereka merasa
sukar, yaitu menjelaskan hukum-hukum yang terkandung dalam Alquran itu serta
memerinci kandungan yang bersifat global sesuai dengan kemampuan berpikir dan
kepahaman mereka terhadap tujuan-tujuan hukum.
Di akhir ayat Allah SWT menandaskan agar mereka suka memikirkan
kandungan isi Alquran dengan pemikiran yang jernih baik terhadap prinsip-perinsip
hidup yang terkandung di dalamnya, tata aturan yang termuat di dalamnya serta
tamsil ibarat yang ada di dalam ayat-ayat Alquran itu, agar mereka itu memperoleh
kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat, terlepas dari berbagai
macam azab dan bencana seperti yang menimpa umat-umat sebelumnya.
D. Surat al-Kahfi Ayat 65.
10 Haqi, Tafsir Haqi, amuqi`altafasir, TT,2 Juz 8 hal 233
10

Terjemah
65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-
hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari
sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi
Kami.
66. Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu
supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara
ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"
67. Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan
sanggup sabar bersama aku.
68. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu
belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"
69. Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai
orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam
sesuatu urusanpun".
70. Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu
menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku
sendiri menerangkannya kepadamu".
Bahasan
11

“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-
hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi
Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami”.
Al-Qur’an telah mengisyaratkan sejak dini, yaitu pada Q.S.
Al-‘Alaq: 4-5 di mana telah disebut cara yang di tempuh oleh Allah
untuk mengajarkan manusia:
“(4) Allah yang mengajar (manusia) dengan perantaran pena
(5). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”.
Pengajaran dengan “pena” (tulisan) mengisyaratkan adanya
peranan dan usaha manusia antara lain dengan membaca hasil
tulisan, dan pengajran kedua tanpa pena atau alat apapun
mengisyaratkan pengajara secara langsung tanpa alat, dan itulah
ilmu ladunni.
Setiap aksi pengetahuan mempunya dua faktor, yakni subjek
dan objek. Secara umum subjeklah yang dituntut perananya, dalam
rangaka memahamai objek. Namun pengalaman ilmiah
menunjukkan bahwa objek terkadang menampakkan dirinya
kepada subjek, tanpa usaha dari pihak subjek.
“Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya
kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu
yang telah diajarkan kepadamu?" 67. Dia menjawab:
"Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama
aku”
12

Kata khubran pada ayat ini bermakana pengetahuan yang mendalam. Dari akar
kata yang sama kata khobir yakni akar yang sangat dalam pengetahuannya. Nabi
Musa as. Memiliki ilmu lahiriah dan menilai sesuatu berdasarkan hal yang bersifat
lahiriyah. Tetapi seperti diketahui, setiap hal yang lahir ada pula sisi batiniahnya yang
mempunyai peranan yang tidak kecil bagi lahirnya hal-hal yang lahiriyah. Sisi
batiniah inilah yang tida bisa di jangkau oleh pengetahuan Nabi Musa as. Hamba
Allah yang saleh secara tegas menyatakan bahwa Nabi Musa as. Tidak akan sabar,
bukan saja karena Nabi Musa as dikenal berkepribadian tegas dan keras, tetapi lebih-
lebih karena peristiwa dan apa yang akan dilihatnya dari hamba Allah yangt saleh itu,
sepenuhnya bertentangan dengan hukum-hukum syariat yang bersifat lahiriyah dan
yang dipegang teguh oleh Nabi Musa as.
Kata attabi’uka asalnya adalah atsba’aka dari kata tabi’a yakni mengikuti.
Penambahan huruf ”ta” pada kata attabi’uka mempunyai makna kesungguhan dalam
upaya mengikuti itu. Memang demikianlah seharusnya seorang pelajar bertekad
untuk bersungguh-sungguh mencurahkan perhatian bahkan tenaganya terhadap apa
yang akan di pelajarinya.
Ucapan Nabi Musa ini sungguh sangat halus. Beliau tidak menuntut diajar,
tetapi permintaanya diajukan dalam bentuk pertanyaan,”bolehkah aku mengikutimu”?
selanjutnya belia menamai pengajaran yang diharapkannya itu sebagai ikutan yakni
beliau menjadikan diri beliau sebagai pengikut dan pelajar.
Beliau juga menggarisbawahi kegunaan pengajaran itu untuk dirinya secara
pribadi yakni untuk menjadi petunjuk baginya. Di sisi lain beliau mengisyaratkan
keluasan ilmu hamba yang saleh itu sehingga Nabi Musa as. Hanya mengharap
kiranya dia mengajarkan sebagian yang telah diajarkan kepadanya.
Disisi lain kita menemukan hamba Allah yang saleh itu juga penuh denga tata
krama, beliau tidak langsung menolak permintaan Nabi Musa tetapi menyampaikan
penilainnya bahwa Nabi yang agung itu tidak akan bersabar mengikutinya sambil
menyampaikan alas an yang begitu logis dan tidak menyinggung perasaan sebab
ketidak sabaran itu.
13

Thahir Ibn ‘Asyur memahami jawaban hamba Allah yang saleh itu bukan
berarti memeri tahu Nabi Musa tentang ketidak sanggupannya, tetapi menuntunya
untuk berhati-hati karena seandainya jawaban itu merupakan pemberitaan ketidak
sanggupan kepada Nabi Musa tentu saja hamba Allah itu tidak akan menerima
diskusi dan Nabi Musa pun tidak akan menjawab bahwa insya allah dia akan
bersabar.
Ucapan hamba Allah ini, member isyarat bahwa seorang pendidik hendaknya
menuntun anak didiknya dan memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi
ketika menuntut ilmu, bahkan mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika
sang pendidik mengetahui jika potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu
yang dipelajarinya.
“Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai
orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu
urusanpun". 70. Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, Maka
janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun,
sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".
Ucapan insya’Allah itu disamping merupakan adab yang diajarkan semua
agama dalam menghadapi sesuatu di masa depan, ia juga mengandng makna
permohonan kiranya memperoleh bantuan Allah swt dalam menghadapi sesuatu.
Apalagi dalam belajar, khususnya dalam mempelajari dan mengamalkan hal-hal yang
bersifat bathiniah/tasawuf. Ini lebih penting lagi bagi seseorang yang telah memiliki
pengetahuan yang dimilikinya tidak sejalan dengan sikap atau apa yang diajarkan
sang guru.
Di sisi lain, perlu dicatat bahwa jaaban hamba Allah yang saleh dalam
menerima keikut sertaan Nabi Musa as sama sekali tidak memaksakannya ikut.
Beliau memberi kesempatan kepada Nabi Musa as untuk mengikutinya. Dengan
demikian larangan tersebut bukan datang dari diri hamba yang saleh itu, tetapi dia
14

adalah konsekuensi dari keikutsertan bersamanya. Perhatikanlah ucapan:”jika engkau
mengikutiku, maka janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun,
sampai aku menerangkanya kepadamu.” Dengan ucapan ini, hamba yang saleh telah
mengisyaratkan adanya hal-hal yang aneh atau bertentangan dengan pengetahuan
Nabi Musa as yang akan terjadi dalam perjalanan itu, yang boleh jadi memberatkan
Nabi Musa as.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian surat-surat diatas, dapat kami simpulkan beberapa hal yang
berkaitan dengan subjek pendidikan.
1. Surat Ar-Rahman ayat 1 – 4 :
a. Kata Ar-Rahman menunjukkan sifat-sifat pendidik adalah murah hati,
penyayang dan lemah lembut, santun dan berakhlak mulia khususnya kepada peserta
didik dan kepada masyarakat pada umumnya.
b. Al-Quran merupakan sumber pendidikan Islam yang pertama dan utama,
karena Al-Quran memiliki nilai absolut yang diturunkan dari Allah
15

c. Tujuan utama dari pendidikan Islam adalah mencetak manusia yang
sempurna, berilmu, berakhlak dan beradab.
d. Ayat ini kaitannya dengan proses pendidikan adalah seorang guru apapun
pelajaran yang disampaikan, sampaikanlah dengan sejelas-jelasnya, sampai pada
tahap seorang siswa (subyek didik) benar-benar faham.
2. Surat An-Najm :
Seorang guru itu harus mempunyai kekuatan, baik kekuatan secara jasmani
maupun rohani. Kekuatan jasmani yakni berupa totalitas dalam mengajar, penampilan
dan perilaku yang baik,karena perilaku kita akan dijadikan cerminan oleh murid-
murid kita.
3. Surat An-Nahl 43 - 44 :
Q.S. An-Nahl ayat 43-44 terdapat hubungan yang sangart erat dengan
pendidikan, khususnya tentang subyek pendidikan. Hal ini ditunjukkan dengan
pengajaran yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril
tentang ketauhidan dan sebagainya dan Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk
menyampaikannya kepada umatnya.
Subyek pendidikan meliputi pendidik dan peserta didik, keduanya merupakan
suatu yang tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu diantara keduanya tidak ada maka
tidak akan terjadi proses pendidikan, sehingga tujuan pendidikan untuk mencapai
insan kamil tidak akan dapat tercapai.
4. Surat Al-Kahfi 65-70:
Seorang mendidik harus memiliki kompetensi dan kepribadian yang luhur
dalam proses pembelajaran, diantaranya ada lah dengan memiliki sikap sabar dalam
menghadapi prilaku peserta didiknya. Jika sikap seperti ini dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran, maka akan tercapai suasana yang kondusif terhadap upaya
memperoleh hasil belajar yang berkualitas baik, salah satunya dengan menerapkan
model pembelajara “PAKEM” (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan)
Dalam Al Qur'an terdapat beberapa sebutan bagi subyek pendidikan, yaitu:
ulul ilmi, ulama, ahludz dzikr, ahlur rusyd, syadidul quwa, dan dzu mirroh. Masing-
16

masing nama tersebut menunjukan kapasitas subyek pendidikan, yang secara umum
merujuk kepada pribadi yang memiliki kompetensi lengkap, yakni pribadi yang taqwa
kepada Allah SWT, memiliki pengetahuan dan wawasan luas, cerdas, memiliki fisik,
mental, dan ekonomi yang kuat, serta sabar menghadapi perilaku peserta didik dan
menghargai keberadaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Depag-Al quran- Online, Rabo 7 Mei, jam 09
Jabir bin Musa aljazairi, Aisaruttafasir, Maktabah ulum wal hikmah, Madinah, 2003
Ahmad bin Muhammad almahdy asyyadzili, Bahrul Murid, Darul Kutub,Bairut,2002
As Sayuthi, Darrul Manstur, Darul Fikr, Bairut,1993
Ar Razi, Mafatihul Ghoib, Darul Kutub Bairut, 2000
Al Qotton, Taisiruttafsir, Mauqi` tafsir
Haqi, Tafsir Haqi, Almauqi`Altafasir, TT
17

18