Tromboemboli Pada Kehamilan

download Tromboemboli Pada Kehamilan

of 19

Transcript of Tromboemboli Pada Kehamilan

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    1/19

    Wanita dalam masa kehamilan dan nifas mempunyai risiko 5 kali lebih tinggi

    terjadinya tromboemboli (TE) dibanding wanita tidak hamil pada golongan umur yang

    sama. Diagnosis TE terutama dalam kehamilan haruslah akurat karena terapi yang cepat

    dan adekuat akan mencegah terjadinya emboli paru (E) yang dapat berakibat fatal.

    Terapi TE dalam kehamilan ini perlu mempertimbangkan beberapa hal penting yaitu

    keamanan obat baik bagi ibu dan janin! efektifitas! tujuan terapi dan waktu dalam

    kehamilan saat terapi diberikan. "eparin! dengan alternatif low-molecular-weight 

    heparin (#$W")! masih merupakan drug of choice untuk keadaan TE yang akut baik 

     pada kehamilan maupun masa nifas. %ntikoagulan oral digunakan terutama pada masa

    nifas. enggunaanya pada kehamilan dikontraindikasikan kecuali pada keadaan tertentu

    saja. Tindakan terpenting adalah pencegahan dengan terapi profilaksis bagi wanita

    dengan risiko tinggi. Dikenal dua rejimen tromboprofilaksis yaitu low-dose dan adjusted 

    dose prophylaxis yang penerapannya disesuaikan dengan faktor risiko yang dihadapi.

    PENDAHULUAN

    ada wanita! kehamilan dan masa nifas merupakan salah satu faktor risiko

    terjadinya tromboemboli (TE). TE pada kehamilan dan masa nifas ini sebenarnya

    merupakan kejadian yang jarang ditemui tetapi apabila terjadi dapat menyebabkan

    komplikasi serius bahkan sampai pada kematian ibu dan atau janin. &eberapa penelitiandi negara barat seperti yang dikutip oleh #ind'ist! dkk. (***) menyebutkan bahwa TE

    yang berhubungan dengan kehamilan merupakan penyebab utama morbiditas dan

    mortalitas maternal.

    TE dalam kehamilan dan masa nifas mencakup trombosis ena superfisial (T+,)!

    trombosis ena dalam (T+D) dan emboli paru (E)-. Diagnosis dan penatalaksanaan TE

    dalam kehamilan ini sering menempatkan tenaga medis pada pilihan yang sulit. Di satu

    sisi diagnosis dan penanganan haruslah agresif guna mencegah keadaan yang fatal tetapi

    di sisi yang lain outcome yang optimal bagi ibu dan janin haruslah tetap menjadi tujuan

    yang utama. ermasalahan yang sering timbul adalah bahwa testes diagnostik umumnya

    menjadi kurang akurat pada wanita hamil dibanding wanita tidak hamil. /amsay (*01)

    seperti yang dikutip pula oleh #ind'ist! dkk. (***) menyebutkan bahwa jika diagnosis

    hanya berdasarkan manifestasi klinik saja ternyata - dari 1 kasus TE dalam kehamilan

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    2/19

    sebenarnya tidak memerlukan terapi antikoagulan sehingga selalu diperlukan

     pemeriksaan obyektif sebagai sarana diagnostik. emeriksaan obyektif tersebut umumnya

     berupa pemeriksaan radiologis maka perlu pertimbangan untung rugi secara medis

    karena berpotensi berdampak buruk bagi janin.

    Demikian halnya juga jika diperlukan terapi antikoagulan! disamping pilihan yang

    tersedia sangat terbatas juga harus mempertimbangkan kemungkinan efek samping yang

    dapat terjadi. ,ebagai contoh coumarin  dapat menyebabkan embriopati pada janin!

    heparin  dan low-molecular weight heparin  (#$W") walaupun dinyatakan aman bagi

     janin tetapi dapat menyebabkan osteoporosis dan trombositopeni pada ibu. ,elain itu

    karena diberikan secara parentral dan dalam jangka panjang maka sangat menyebabkan

    ketidaknyamanan bagi pasien.

    &erdasarkan latar belakang seperti tersebut di atas! makalah ini terutama akan

    menguraikan tentang bagaimana menegakkan diagnosis TE dalam kehamilan!

     penatalaksanaannya dan yang terpenting adalah pencegahan bagi wanita yang berisiko

    tinggi TE disamping risiko akibat kehamilan dan masa nifasnya.

    ANGKA KEJADIAN

    &arbour (***) menyatakan bahwa kehamilan dan masa nifas meningkatkan risiko

    5 kali lipat untuk terjadinya TE dibanding pada wanita tidak hamil dalam golongan umur 

    yang sama5. Dahulu TE dikenal sebagai kejadian unik yang hanya terjadi pada masa

    nifas tetapi sekarang ini justru kejadian TE pada masa nifas cenderung berkurang. "al ini

    kemungkinan disebabkan oleh - hal yaitu pertama diterapkannya secara luas konsep

    mobilisasi dini pada masa nifas dan yang kedua kemungkinan karena peningkatan

    kejadian TE pada masa antepartum2.  American College of Obstetricians and 

    Gynecologists  (-333) bahkan menyatakan bahwa dengan menggunakan kriteria

    diagnosis yang obyektif! kejadian T+D antepartum sama besar dengan pada masa nifas

    dan frekwensi kejadian antepartum tiap trimesterpun tidak jauh berbeda. 4husus untuk 

    E angka kejadiannya tetap lebih tinggi pada masa nifas.

    +ariasi perbedaan angka kejadian TE dalam kehamilan dan masa nifas oleh

     berbagai penelitian umumnya disebabkan karena perbedaan cara melakukan diagnosis.

    ,ecara keseluruhan kejadian TE dalam kehamilan dan masa nifas kurang lebih sebesar 

    -

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    3/19

    3.56. /isiko T+, dan T+D meningkat berturutturut menjadi .36 dan 3.76 pada

    masa nifas. #ima puluh enam persen dari T+D pada masa nifas ini terjadi pada 1 hari

     pertama postpartum.

    T+, lebih sering diderita oleh wanita dengan arises ena dan kejadiannya tidak 

    dipengaruhi oleh interensi obstetrik yang traumatik. ,ebaliknya T+D sangat

    dipengaruhi oleh interensi obstetrik! sebagai contoh kejadiannya meningkat menjadi .0

     8 1.36 setelah tindakan bedah caesar.

    Tabel 1. Angka Kejadian TE dalam kehamilan dan masa nifas

    9enis TE $asa dalam kehamilan %ngka kejadian (6)

    Trombosis ena dalam (T+D) %ntepartum 3.31 8 3.

      ostpartum 3.2 8 .-  ,etelah bedah caesar .0 8 1.3

    Trombosis ena superfisial (T+,) %ntepartum 3.2

    ostpartum 3.

    #ima belas sampai -56 penderita dengan T+D yang tidak tertangani dengan baik 

    akan mengalami embolisasi trombus pada pembuluh darah paru (E) dan - 8 -56 dari

     jumlah tersebut akan berakibat fatal. emberian antikoagulan yang adekuat dapatmenurunkan kejadian E menjadi 7.56 dengan angka kematian 3.:6.

    PATOGENEI

    ,ejak tahun 070! +irchow telah menyebutkan bahwa terjadinya trombosis selalu

    melibatkan 1 faktor yang saling berhubungan yaitu ; (). erubahan koagulasi! (-).

    erubahan aliran darah (stasis ena) dan (1). erubahan dinding pembuluh darah (trauma

    endotel askuler). 4etiga faktor ini dikenal dengan +irchow! >>! +>>! +>>>! >? dan ? kadarnya

    meningkat setelah trimester pertama yang diikuti peningkatan kadar faktor +! +>> dan ?

    1

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    4/19

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    5/19

    Disamping perubahanperubahan mendasar seperti tersebut di atas! Dikenal

     beberapa faktor risiko umum terjadinya TE! yaitu: ; Trombofilia herediter (mutasi faktor 

    + #eiden! defisiensi %T>>>! defisiensi protein A! defisiensi ptotein ,! hiperhomosistein

    dan mutasi gen protrombin)! riwayat TE sebelumnya! penggunaan katup jantung artifisial!

    fibrilasi atrial dan sindroma antifosfolipid.

    ,ecara khusus faktor risiko dalam kehamilan dan masa nifas yang meningkatkan

    kecenderungan terjadinya TE adalah ; bedah caesar! persalinan peraginam dengan

    tindakan! usia ibu yang tinggi saat hamil dan bersalin! supresi laktasi dengan

    menggunakan preparat estrogen! sickle cell disease! riwayat tromboflebitis sebelumnya!

     penyakit jantung! immobilisasi yang lama! obesitas! infeksi maternal dan insufisiensi

    ena kronik *. &iswas B erloff (**7) menambahkan beberapa faktor risiko penting

    terjadinya TE dalam kehamilan dan masa nifas ini yaitu ; merokok! preeklampsia!

     persalinan lama (prolonged labor)! anemia dan perdarahan.

    Trombi ena umumnya terjadi pertama kali pada enaena kecil daerah betis

    (calf) dan meluas ke proksimal sampai ena femoralis atau iliaka! jarang sampai pada

    ena caa inferior. Daerah yang juga sering mengalami trombosis pada masa nifas

    adalah enaena pelis karena kurangnya aliran darah akibat hipertrofi ena uterus.

    Trombi dapat meluas ke ena iliaka dan dapat diikuti dengan terjadinya E yang fatal0.

    9ika terjadinya bekuan darah dalam ena tanpa didahului oleh inflamasi

    sebelumnya keadaan ini disebut sebagai flebotrombosis. &ekuan darah umumnya tidak 

    melekat erat dan hanya menyebabkan oklusi yang parsial! sedangkan jika trombosis

    terjadi akibat adanya peradangan dinding ena sebelumnya disebut dengan

    tromboflebitis. erbedaan patologi ini tidak begitu penting diperhatikan tetapi perlu

    diwaspadai bahwa keduanya dapat menyebabkan E.

    T+, merupakan jenis TE ena yang paling sering dalam kehamilan dan masa

    nifas terutama pada arises ena daerah betis sedangkan T+D (yang dapat merupakan

    akibat lanjut dari T+,) lebih sering terjadi pada trimester ketiga atau beberapa hari

    setelah persalinan.

    5

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    6/19

    DIAGNOI

    Cpaya untuk menegakkan diagnosis TE memerlukan pertimbangan yang sangat

    kompleks terutama tentang jenis dan akurasi tes diagnostik yang digunakan sebab apabila

    diagnosis TE telah ditetapkan maka selain membawa konsekwensi terapi yang

    memerlukan waktu lama juga riwayat TE yang akhirnya melekat pada penderita dapat

     berdampak secara psikososial! merubah pola hidup! kemungkinan kehilangan pekerjaan

    ataupun perlindungan asuransi.

    ermasalahan di bidang Fbstetri khususnya dalam masa kehamilan! diagnosis TE

    (terutama T+D dan E) secara klinis umumnya tidak akurat dan beberapa pemeriksaan

    obyektif penunjang diagnostik berpotensi berdampak buruk bagi janin.

    T+, pada kehamilan atau masa nifas umumnya hanya terbatas pada ena

    superfisial dari sistem safena. ,ecara klinis daerah yang terlibat akan terlihat kemerahan

    (eritema)! pada palpasi terasa hangat panas dan teraba ena superfisial seperti tali yang

    keras (firm cordlike)  . 4elainan ini sering terjadi pada penderita dengan arises ena

    superfisial sebelumnya! obesitas! immobilisasi yang lama  dan kateterisasi intraena.

    &erbeda dengan T+,! diagnosis T+D secara klinis selain sulit juga tidak sensitif 

    dan spesifik dengan false positie rate mencapai 536. ada wanita tidak hamil yang

    dicurigai menderita T+D secara klinis! hanya -3 8 136 yang dapat dikonfirmasi dengan

     pemeriksaan objektif. ada wanita hamil prealensinya akan jauh lebih rendah karena

    disamping lebih banyak asimtomatik! gejalagejala pada tungkai anggota gerak bawah

    lebih sering disebabkan oleh faktorfaktor nontrombosis.

    Gejala dan tanda T+D sangat tergantung dari tempat dan besar trombus! status

    sirkulasi ena kolateral dan derajat respons inflamasi. T+D pada kehamilan lebih sering

    (hampir 036) mengenai tungkai kiri. "al ini kemungkinan disebabkan oleh kompresi

    ena iliaka sinistra saat bersilangan dengan arteri iliaka dekstra dan kecepatan aliran

    darah terutama pada tungkai kiri yang jauh berkurang jika wanita hamil berbaring

    terlentang .

    TE pada masa nifas (puerperal thrombophlebitis) sering ditandai dengan

    manifestasi klinik klasik yang disebut dengan phlegmasia alba dolens atau milk leg yaitu

     berupa edema tungkai dan paha disertai rasa nyeri yang hebat! sianosis lokal dan demam

    yang terjadi karena terlibatnya ena dalam dari kaki sampai regio illeofemoral.

    2

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    7/19

     Hyeri pada otot betis baik spontan atau akibat regangan tendon %chilles ("oman

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    8/19

    dilakukan full enography (enografi bilateral tanpa pelindung dengan paparan radiasi

     pada janin kurang dari .3 rads).

    enggunaan $/+ untuk diagnosis T+D juga sudah mulai dikembangkan.

    emeriksaan ini selain dapat menggambarkan batasbatas anatomis secara detail juga

    dapat menentukan ada tidaknya aliran darah ena pelis. Erdman! dkk (**3) seperti

    yang dikutip oleh Aunningham! dkk (-33) menyebutkan bahwa $/+ mempunyai

    sensitifitas 336 dan spesifitas *36 terhadap T+D yang telah dipastikan dengan

     pemeriksaan enografi pada wanita tidak hamil. #ebih khusus lagi $/+ dapat

    menentukan faktor non trombosis sebagai penyebab gejala dan tanda yang mirip dengan

    TE-. &erdasarkan hal tersebut di atas! $/+ sangat potensial untuk digunakan sebagai

    sarana diagnostik TE dalam kehamilan karena disamping sensitif juga tidak berhubungan

    dengan paparan radiasi. 4elemahan pemeriksaan ini adalah fasilitasnya yang masih

    terbatas dan mahalnya biaya pemeriksaan

    &erikut ini algoritma diagnostik T+D dalam kehamilan ;

      Ke("!igaan T)D

      AC, ena proksimal

    9elas abnormal Hormal $eragukan

      Terapi curiga T+D iliaka enografi $/+

     Hormal %bnormal

    Tanpa terapi Terapi

      Ka Tidak  

     Pulsed Doppler  dgn isualisasi +enografi $/+ AC, serial

    langsung ena iliaka

     Hormal %bnormal Hormal %bnormal Hormal %bnormal

    0

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    9/19

    AC, serial Terapi atau Tanpa Terapi Tanpa Terapi

    konfirmasi dgn terapi terapi

    +enografi /+

     ,eperti telah disebutkan di atas bahwa kejadian E pada kehamilan dan masa

    nifas sangat jarang tetapi keadaan ini sering menyebabkan kematian maternal. ada

     beberapa kasus! tanda dan gejala E sering didahului oleh adanya TE pada ekstremitas

    inferior dan pada beberapa lainnya (terutama TE pada ena dalam pelis yang

    asimtomatik) diketahui menderita TE setelah tanda dan gejala E manifes.  International 

    Cooperatie Pulmonary !mbolism "egistry (>AFE/) seperti yang dikutip pula oleh

    Aunningham! dkk ( -33) mendapatkan bahwa tanda dan gejala yang umum ditemukan

     pada E adalah ; dispnea (0-6)! nyeri dada (7*6)! batuk (-36)! sinkop (76) dan

    hemoptisis (:6)-.

    ,ama halnya dengan T+D! E tidak dapat didiagnosis hanya berdasarkan tanda

    dan gejala klinis saja sehingga perlu dilakukan pemeriksaan yang obyektif untuk 

    memastikan atau menyingkirkan diagnosisnya. %ngiografi paru merupakan  gold 

     standard  untuk diagnosis E tetapi karena pemeriksaan ini inasif dan mahal maka

    hanya dilakukan jika pemeriksaan lain meragukan. American College of Obstetrician and 

    Gynecologists (-333) menetapkan #entilation-perfusion scanning  (#$% &can) merupakan pemeriksaan awal yang harus dilakukan pada kecurigaan E. "asil pemeriksaan yang

    normal memastikan E tidak terjadi dan hasil yang high probability (sekurangkurangnya

    terdapat defek perfusi pada satu segmen tetapi entilasi normal) memastikan diagnostik 

    E. 9ika hasilnya non diagnostik (tidak menunjukkan hasil yang normal atau high

     probability)  maka perlu dilakukan pemeriksaan obyektif lain! misalnya AC,. "al ini

    dikarenakan pada kehamilan trombosis yang berhubungan dengan E seringkali berasal

    enaena iliaka sehingga hasil pemeriksaan AC, menunjukkan adanya T+D maka

    diagnosis E dapat ditegakkan sedangkan jika hasil AC, tidak menunjukkan adanya

    T+D sedangkan secara klinis sangat dicurigai terjadi E maka perlu dilakukan angiografi

     paru untuk memastikan diagnosisnya.

    *

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    10/19

    &erikut ini adalah algoritme diagnostik E dalam kehamilan ;

      Auriga E

      #$% &can

     'igh probability  Hon diagnostik normal

      E AC, E dapat disingkirkan

      T+D (L) T+D ()

     

    E AC, serial %ngiografi paru

     Hegatif ositif Hegatif 

    E dapat disingkirkan E E dapat disingkirkan

    TE*API

    1. T*O+,OI )ENA UPE*-IIAL

    T+, bukanlah suatu keadaan yang mengancam kehidupan (life threatening ) dan

    tidak akan berlanjut menjadi E tetapi apabila tidak segera mendapat penanganan yang

    tepat T+, dapat meluas ke ena dalam. Terapi T+, meliputi penatalaksanaan untuk nyeri

    (analgesik)! thermal blan(et   dan eleasi anggota gerak bawah untuk memperbaiki

    3

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    11/19

    sirkulasi. Tidak diperlukan antikoagulan hanya kadang perlu diberikan anti inflamasi

    (walaupun hal ini juga masih kontroersial).  Phenylbuta)one  kontraindikasi untuk 

    diberikan karena pada percobaan binatang terbukti embriotoksik. %nalgesik anti inflamasi

    non steroid seperti indomethacin  dan naproxen  jika dipertimbangkan sangat perlu

    diberikan misalnya pada T+, yang berat! sebaiknya setelah trimester kedua karena

    diduga keduanya dapat menyebabkan konstriksi prematur duktus arteriosus yang akan

    terus bertambah sesuai dengan bertambahnya umur kehamilan.

    ,etelah tirah baring selama 5 8 : hari! penderita mulai dapat mobilisasi secara

     bertahap. Dianjurkan untuk menggunakan elastic stoc(ing dan tidak berdiri dalam waktu

    yang lama guna mencegah terjadinya infeksi berulang yang sering terjadi pada masa

    kehamilan dan segera setelah persalinan.

    $. T*O+,OI )ENA DALA+ DAN E+,OLI PA*U

    ada T+D! tujuan terapi yang utama adalah untuk mencegah perluasan trombus! E

    dan  postphlebitic syndrome. 4hususnya pada kehamilan dan masa nifas dalam

    memberikan terapi perlu dipertimbangkan tentang keamanan obat bagi ibu dan janin!

    efektifitas dan terapi untuk keadaan akut atau tidak serta waktu kapan diberikan (apakah

    dalam masa kehamilan! persalinan atau masa nifas).

    Fbat yang dapat digunakan dalam terapi T+D dalam kehamilan dan masa nifas adalah ;

    1. Hea!in

    "eparin merupakan obat terpilih (drug of choice) untuk terapi awal trombosis ena

    akut dalam kehamilan. Fbat ini merupakan anionic mucopolysaccharide dengan berat

    molekul 1333 8 13.333. Dikarenakan ukuran molekulnya! heparin tidak masuk ke dalam

     plasenta dan sirkulasi janin atau air susu ibu. Tempat metabolisme utama adalah di hepar 

    dan sistem retikuloendotel serta diekskresikan lewat urin. =ungsinya sebagai

    antitrombosis akan efektif bila berikatan dengan co-faktor antitrombin >>>. Waktu paruh

    heparin ratarata *3 menit (dengan rentang 13 menit 8 -.5 jam) setelah diberikan secara

    intraena.

    "al penting yang perlu diperhatikan dalam terapi dengan heparin pada kehamilan

    adalah efek sampingnya bagi ibu yaitu berupa perdarahan! osteoporosis dan

    trombositopeni selain nyeri di tempat injeksi.

    $. Low-Molecular-Weight Heparin /L+0H

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    12/19

    #$W" mempunyai berat molekul antara 1333 8 0333 (ratarata 7533). Waktu

     paruhnya lebih lama dibanding heparin (kurang lebih 7 jam) juga bioaailabilitasnya

    lebih tinggi dibanding heparin jika diberikan secara subkutan. ,ecara primer kerja dari

    #$W" adalah menghambat faktor ?a tetapi efek antikoagulannya yang dominan adalah

    lewat hambatan pada trombin. ,eperti halnya heparin! #$W" juga tidak masuk ke dalam

     plasenta dan sirkulasi janin! tempat metabolisme yang utama adalah di ginjal. reparat

     preparat #$W" hanya sedikit berpengaruh terhadap %TT dan thrombine time sehingga

    umumnya tidak diperlukan monitoring terapi dengan pemeriksaan %TT atau aktifitas

    faktor ?a. ,elain itu penggunaan #$W" akan mengurangi risiko efek samping

     pemberian heparin seperti perdarahan! osteoporosis dan trombositopeni walaupun data

    data pendukungnya didapat dari penelitian pada wanita tidak hamil. 4euntungan lainnya

    adalah dapat diberikan hanya atau - kali sehari.

    '. An%ik#ag"lan #!al

    %ntikoagulan oral merupakan senyawa organik dengan berat molekul rendah yang

    secara cepat diabsorbsi dari traktus gastrointestinal. Fbatobat antikoagulan oral ini akan

    masuk ke dalam plasenta sehingga penggunaannya dalam kehamilan perlu

    dipertimbangkan dengan seksama. Cmumnya golongan antikoagulan oral

    dikontraindikasikan secara absolut bila diberikan pada trimester pertama dan

    kontraindikasi relatif pada trimester kedua dan ketiga dikarenakan obatobat ini dapat

    menyebabkan s(eletal embryopathy berupa epifises yang cepat menutup! hipoplasia nasal

    dan ekstremitas superior pada janin jika diberikan pada usia kehamilan 2 - minggu.

    enggunaan pada pertengahan kehamilan dapat menyebabkan atropi optik! mikrosefali

    dan pertumbuhan terhambat. /isiko perdarahan pada janin dapat terjadi setiap saat

    dalam kehamilan sehingga menyebabkan angka kegagalan kehamilan yang tinggi:.

    &erdasarkan hal tersebut antikoagulan oral hanya diberikan pada keadaan tertentu

    (dengan tanpa mempertimbangkan risiko pada janin) yaitu ; . jika penderita

    menggunakan katup jantung artifisal! -. kelainan katup mitral dengan tandatanda

    embolisasi dan 1. jika terdapat kontraindikasi pemberian heparin.

    %ntikoagulan oral bekerja dengan cara menghambat efek itamin 4 dalam sintesis

    faktor >>! +>>! >? dan ? di hepar. Dikenal - jenis golongan obat antagonis itamin 4 ini

    yaitu ; coumarin dan deriat indanedione. 9enis yang paling banyak digunakan adalah

    -

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    13/19

     sodium warfarin* dicumarol* ethyl biscoumacetate  dan phenindione. Efek antikoagulan

    oral ini terhadap pembekuan darah dipantau dengan pemeriksaan  prothrombin time (T)

    dan nilai yang diharapkan adalah sama dengan pada wanita tidak hamil yaitu .5 8 -.5

    kali kontrol.

    T!#mb#!#filaksis dalam kehamilan

    Tromboprofilaksis dalam kehamilan adalah pemberian antikoagulan karena risiko

    tinggi kemungkinan terjadinya TE. American College of Obstetrician and Gynecologists

    (%AFG) (-333) membuat klasifikasi pemberian rejimen antikoagulan profilaksis pada

    kehamilan dan masa nifas sebagai berikut;

     Low-dose prophylaxis! yaitu pemberian antikoagulan dengan dosis tertentu 8 - kali

    sehari tanpa monitoring rutin perpanjangan actiated partial thromboplastin time

    (%TT).

     Adjusted-dose prophylaxis! yaitu pemberian antikoagulan untuk profilaksis sampai

    mencapai efek terapeutik! diberikan - 8 1 kali sehari dengan monitoring laboratorium

    untuk memastikan perpanjangan %TT .5 sampai -.5 kali dari kontrol.

     'eparin

      +ow-dose prophylaxis ,

    . /.000 1 2./00 3 eery 4 hours during the first trimester 

    2./00 1 0.000 3 eery 4 hours during the second trimester 

    0.000 3 eery 4 hours duirng the third trimester unless AP55 is eleated. 5he

     AP55 may be che(ed near term and the heparin dose reduced if prolonged.

      O"

    4. /.000 1 0.000 3 eery 4 hours throughout pregnancy

      Adjusted-dose prophylaxis ,

    ≥  0.000 3 twice a day to three times a day to achiee AP55 of ./ 1 4./

      +ow-6olecular-7eight 'eparin 8+67'9

      +ow-dose prophylaxis ,

      Dalteparin* /.000 3 once or twice daily* O"

      !noxaparin* :0 mg once or twice daily.

    1

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    14/19

      Adjusted-dose prophylaxis ,

     Dalteparin* /.000 1 0.000 3 eery 4 hours* O"

     !noxaparin* ;0 1 >> (%T>>>)

    ,indroma antifosfolipid (beberapa mengajurkan low-dose prophylaxis bila tidak 

    ada riwayat TE sebelumnya)

    /iwayat penyakit jantung rematik dengan fibrilasi atrial

    "omoMigot mutasi faktor + #eiden

    "omoMigot mutasi protrombin G-3-3%

    $endapat terapi antikoagulan jangka lama karena TE yang rekuren.

    enderita yang diketahui sebagai karier trombofilia herediter lain tetapi tidak 

    mempunyai riwayat trombosis sebelumnya dan penderita nonkarier tetapi mengalami TEsebelum kehamilan! merupakan kandidat untuk mendapat low-dose prophylaxis.

    ,ampai saat ini belum ada keseragaman pendapat apakah wanita hamil dengan

    defisiensi protein A atau protein , dan riwayat trombosis sebaiknya mendapat low-dose

    atau adjusted-dose   prophylaxis. Demikian juga dengan wanita karier trombofilia

    herediter (selain yang disebutkan di atas) atau tanpa adanya riwayat TE dalam keluarga

    sebaiknya mendapat profilaksis heparin atau tidak karena adanya ariasi yang luas

    ( penetrance) dari kelainankelainan trombotik yang diturunkan.

    Wanita dengan riwayat trombosis idiopatik! trombosis yang luas atau mengancam

     jiwa! trombosis rekuren! trombosis yang berhubungan dengan tingginya kadar estrogen

    atau mempunyai dasar kecenderungan trombofilia atau postthrombotic syndrome  akan

    7

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    15/19

     berisiko tinggi terjadi rekurensi saat hamil sehingga perlu mendapat tromboprofilaksis

    yang dimulai dari trimester pertama sampai 2 minggu setelah persalinan.

    &elum jelas manfaatnya apakah pada wanita yang pernah mengalami TE akibat

    faktor trombogenik yang tidak menetap (seperti misalnya komplikasi akibat pembedahan)

    dan tidak ada faktor risiko lain perlu diberikan profilaksis antepartum. Dikarenakan

    kecenderungan terjadinya TE lebih tinggi dibanding populasi maka pada kelompok ini

    dianjurkan untuk diberikan profilaksis postpartum dengan warfarin.

    Te!ai T)D ak"% dan EP dalam kehamilan

    ada keadaan T+D akut dalam kehamilan perlu segera diberikan heparin bolus

    intraena dengan dosis 5.333 C (03 C 4g) sebagai loading dose  yang diikuti drip

    intraena sekurangkurangnya 13.333 C dalam waktu -7 jam (5 8 -5 C 4g jam).

    Witilin B $ercer (**0) mengutip hasil penelitian /aschke! dkk (**1) menyebutkan

     bahwa perhitungan dosis terapi heparin berdasarkan berat badan mempunyai hasil yang

    lebih baik dibanding dengan rejimen standar (5333 C bolus kemudian drip 333 C jam).

    enderita yang mendapat dosis heparin berdasarkan berat badan! *:6 mencapai batasan

    terapi yang diharapkan dalam waktu -7 jam dibanding hanya ::6 pada penderita yang

    mendapat dosis heparin standar. Terapi intraena heparin ini diberikan minimal selama 5

     8 : hari dan kemudian dilanjutkan dengan adjusted-dose secara subkutan tiap 0 jam.

    %TT diperiksa kali pertama dalam waktu 2 jam setelah terapi awal dan diulang

    dalam waktu -7 jam setelah terapi untuk menentukan tercapainya therapeutic response.

    emeriksaan %TT kemudian dilakukan - kali sehari sampai stabil dan kali sehari

    selama pemberian heparin.

    Terapi heparin secara subkutan diteruskan sekurangkurangnya selama 1 bulan

    setelah periode akut kemudian setelah itu dapat diberikan dosis yang lebih kecil atau

    tetap diberikan dengan dosis dan cara pemberian yang sama sampai sisa waktu umur 

    kehamilan.

    ermasalahan yang timbul selain efek samping terapi heparin adalah TE yang

    rekuren. /ekurensi umumnya terjadi akibat ; keterlambatan diagnosis! keterlambatan

    dalam memberikan terapi heparin! dosis heparin bolus yang tidak adekuat! tidak 

    tercapainya tujuan terapi dalam -7 jam pertama dan keterlambatan dalam pemeriksaan

    %TT1.

    5

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    16/19

    #$W" dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk terapi T+D akut.

    &ates B Ginsberg (-33-) bahkan merekomendasikan #$W" sebagai pilihan pertama

     pada keadaan ini yaitu diberikan dosis inisial yang disesuaikan dengan berat badan

     penderita (weight-adjusted dose) ; enoxaparin  mg 4g - kali sehari atau .5 mg 4g

    sekali sehari @ dalteparin 33 C 4g setiap - jam atau -33 C 4g setiap -7 jam atau

    tin)aparin :5 C 4g sekali sehari. 4emudian diberikan dosis yang sama selama masa

    kehamilan atau dosis disesuaikan dengan berat badan penderita yang semakin bertambah.

    ,eperti telah disebutkan di atas! walaupun pemeriksaan laboratorium tidak 

    esensial untuk monitoring terapi dengan #$W" tetapi berhubung dalam kehamilan dapat

    terjadi perubahanperubahan yang progresif maka dipandang tetap perlu dilakukan

     pemeriksaan antifaktor ?a. Terapi dinyatakan mencapai tujuan bila kadar antifaktor ?a

    3.5 8 .- C ml.

    Te!ai an%ik#ag"lan saa% e!salinan dan masa nifas

    enderita yang telah mendapat terapi adjusted-dose heparin dalam masa kehamilan

    dan penderita TE yang menggunakan katup jantung artifisial maka terapi perlu diubah

    dengan heparin intraena saat persalinan dan kemudian setelah persalinan diberikan

    warfarin. Terapi heparin dan warfarin haruslah oerlapped selama 5 8 : hari postpartum

    sampai international normali)ed ratio (>H/) mencapai -.3 8 1.3.

    enderita yang mendapat adjusted-dose   prophylaxis* heparin dihentikan saat

    mulai timbul tandatanda persalinan. Empat sampai 0 jam setelah persalinan normal

    (tanpa komplikasi) heparin dapat diteruskan lagi dan warfarin diberikan pada keesokan

    harinya. enderita yang mendapat low-dose prophylaxis  heparin (5.333 8 :.533 C!

    subkutan - kali sehari) sebelum persalinan dapat meneruskan terapi selama proses

     persalinan berlangsung. Tidak ada bukti yang menunjukkan peningkatan risiko terjadinya

     perdarahan postpartum pada penderita dengan terapi ini. Terapi low-dose  heparin

    diteruskan sampai 2 minggu postpartum.

    &ila persalinan harus diakhiri dengan bedah caesar! terdapat perbedaan pendapat

    mengenai boleh tidaknya dilakukan anestesi spinal atau epidural karena belum ada

    kepastian tentang keamanan heparin! #$W" dan antikoagulan oral jika diberikan

    sebelum tindakan dilakukan. Witilin B $ercer (**0) menyatakan bahwa anestesi

    epidural tidak boleh dilakukan (kontraindikasi absolut) pada wanita yang sebelumnya

    2

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    17/19

    mendapat terapi heparin karena risiko terjadinya hematom epidural. "ematom epidural

    atau spinal yang terjadi dapat menyebabkan jejas pada saraf dengan akibat paralisis yang

    lama atau bahkan permanen. 5he American &ociety of "egional Anesthesia

    merekomendasikan bahwa penderita yang mendapat #$W" dosis tinggi (terutama

    enoxaparin! mg 4g! - kali sehari) tidak diperkenankan dilakukan blok neuraksial

    dalam waktu -7 jam setelah pemberian #$W"! sedangkan penderita yang mendapat

    #$W" low dose! sekali sehari! tindakan anestesi dilakukan sekurangkurangnya 3 8 -

     jam setelah terapi diberikan.

    Wanita yang mengalami fase akut T+D proksimal pada masa nifas! perlu diterapi

    dengan heparin dosis tinggi kurang lebih selama : 8 7 hari dan kemudian terapi diganti

    dengan antikoagulan oral selama 1 bulan. 9ika T+D hanya terbatas pada daerah betis

    (T+D distal) terapi untuk fase akut adalah sama tetapi antikoagulan oral hanya diberikan

    selama 2 minggu sepanjang tidak didapat tandatanda perluasan T+D ke proksimal.

    &ila terapi antikoagulan merupakan kontraindikasi yaitu terutama pada penderita

    yang mengalami perdarahan selama terapi atau kemungkinan risiko tinggi terjadi

     perdarahan bila diberikan antikoagulan maka salah satu alternatif adalah pemasangan

    filter ena caa. emasangan filter ini merupakan pendekatan yang rasional bagi wanita

    dengan kontraindikasi sementara (transient contraindication) terapi antikoagulan

    misalnya kecenderungan terjadinya T+D dekat waktu persalinan. %ntikoagulan yang

    dihentikan sebelum dan segera setelah persalinan dengan tujuan untuk mencegah

    terjadinya perdarahan akan meningkatkan risiko perluasan trombi dan embolisasi

    sehingga pada periode ini pemasangan filter dapat melindungi kemungkinan terjadinya

    E. ,aat risiko terjadinya perdarahan dengan pemberian antikoagulan dapat ditoleransi

    (acceptable) maka filter dapat dilepas.

    :

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    18/19

    . ,now +! Naseem %! &arry ! et al.! for the %merican Aollege of hysicians!

    %merican %cademy of =amily hysicians anel on Deep +enous

    Thrombosisulmonary Embolism. $anagement of enous thromboembolism; a

    clinical practice guideline from the %merican Aollege of hysicians and the

    %merican %cademy of =amily hysicians.  Ann Intern 6ed . -33:@72(1);-378-3.

    -. Ahang 9! ElamEans #D! &erg A9! et al. regnancyrelated mortality sureillance

     OCnited ,tates! **8***.  667" &ureill &umm. -331@5-(-);80.

    1. ,egal 9&! ,treiff $&! "ofmann #+! Thornton 4! &ass E&. $anagement of 

    enous thromboembolism; a systematic reiew for a practice guideline Ppublished

    correction appears in %nn >ntern $ed. -33:@72(5);1*2Q.  Ann Intern 6ed .

     -33:@72(1);-8---.

    7. "eit 9%! 4obberig AE! 9ames %"! etterson T$! &ailey 4/! $elton #9.

     Trends in the incidence of enous thromboembolism during pregnancy or 

     postpartum; a 13year populationbased study.  Ann Intern 6ed . -335@71(3);2*:8 

    :32.

    5. RotM /&! Gerhardt %! ,charf /E. rediction! preention and treatment of enous

    thromboembolic disease in pregnancy. &emin 5hromb 'emost . -331@-*(-);718 

    57.

    2. Helsoniercy A. ThromboprophylaJis during pregnancy! labour and after aginal

    deliery. /oyal Aollege of Fbstetricians and Gynaecologists! -337. Guideline no. 1:.

    http;www.rcog.org.ukresourcesublicpdfThromboprophylaJisSno31:.pdf .

    %ccessed =ebruary -1! -330.

    :. &lanco$olina %! Trujillo,antos 9! Ariado 9! et al.! for the />ETE >nestigators.

     +enous thromboembolism during pregnancy or postpartum; findings from the

    />ETE /egistry. 5hromb 'aemost . -33:@*:(-);028*3.

    0

    http://www.rcog.org.uk/resources/Public/pdf/Thromboprophylaxis_no037.pdfhttp://www.rcog.org.uk/resources/Public/pdf/Thromboprophylaxis_no037.pdf

  • 8/17/2019 Tromboemboli Pada Kehamilan

    19/19

    0. DeneuJTharauJ A! Aarmona E! &ouierAolle $"! &reart G. ostpartum

    maternal mortality and cesarean deliery. Obstet Gynecol . -332@30(1 pt );578 

    570.

    *. /obertson #! Wu F! #anghorne ! et al.! for the Thrombosis; /isk and Economic

    %ssessment of Thrombophilia ,creening (T/E%T,) ,tudy. Thrombophilia in

     pregnancy; a systematic reiew.  =r > 'aematol . -332@1-(-);:8*2.

    3. %merican Aollege of Fbstetricians and Gynecologists. Thromboembolism in

     pregnancy. %AFG ractice &ulletin Ho. *. Obstet Gynecol . -333@*2(-);83.

    . =aught W! Garner ! 9ones G! >ey &. Ahanges in protein A and protein , leels in

    normal pregnancy.  Am > Obstet Gynecol . **5@:-( pt );7:853.

    -. Greer >%! Thomson %9. Thromboembolic disease in pregnancy and the puerperium;

    acute management. Guidelines and %udit Aommittee of the /oyal Aollege of 

    Fbstetricians and Gynaecologists! -33:. Guideline no. -0.

    http;www.rcog.org.ukresourcesublicpdfgreenStopS-0SthromboembolicSminorr 

    eision.pdf . %ccessed =ebruary -1! -330.

    1. Gerhardt %! ,charf /E! RotM /&. Effect of hemostatic risk factors on the

    indiidual probability of thrombosis during pregnancy and the puerperium. 5hromb

     'aemost . -331@*3();::805.

    7. =riederich W! ,anson &9! ,imioni ! et al. =re'uency of pregnancyrelated

    enous thromboembolism in anticoagulant factordeficient women; implications for 

     prophylaJis Ppublished corrections appear in %nn >ntern $ed. **:@-:(-);10!

    and %nn >ntern $ed. **:@-2(3);015Q.  Ann Intern 6ed . **2@-5(-);*558*23.

    5. %merican Aollege of Fbstetricians and Gynecologists. %ntiphospholipid syndrome;

    %AFG ractice &ulletin Ho. 20. Obstet Gynecol . -335@32(5 pt );18-.

    2. Gherman /&! Goodwin T$! #eung &! &yrne 9D! "ethumumi /! $ontoro $.

     >ncidence! clinical characteristics! and timing of objectiely diagnosed enous

    thromboembolism during pregnancy. Obstet Gynecol . ***@*7(5 pt );:138:17.

    :. Ginsberg 9,! Greer >! "irsh 9. Cse of antithrombotic agents during pregnancy.

     Chest . -33@*( suppl);--,81,.

    *

    http://www.rcog.org.uk/resources/Public/pdf/green_top_28_thromboembolic_minorrevision.pdfhttp://www.rcog.org.uk/resources/Public/pdf/green_top_28_thromboembolic_minorrevision.pdfhttp://www.rcog.org.uk/resources/Public/pdf/green_top_28_thromboembolic_minorrevision.pdfhttp://www.rcog.org.uk/resources/Public/pdf/green_top_28_thromboembolic_minorrevision.pdf