Tritonis Edisi III 2013

download Tritonis Edisi III 2013

of 40

description

Majalah 4 bulanan berita dan Informasi tentang Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Papua

Transcript of Tritonis Edisi III 2013

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    1/40

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    2/40

    Pembina & Penanggung Jawab: Kepala Balai Besar Taman NasionalTeluk CenderawasihPimpinan Redaksi: Ir. Suprihatna

    Pengarah/Editor: Manerep Siregar, S.P., M.Si.Staff Redaksi: Lidia Tesa Vitasari Seputro, S.Si., Rini Purwanti, S.Si.,Veve Ivana Pramesti, S.Hut., Muhibuddin Danan Jaya, A.Md

    Layout : Lidia Tesa Vitasari Seputro, S.SiDesain Cover : Muhibbuddin Danan Jaya, A.Md

    Sumber Gambar : Dokumentasi BBTNTC

    Gambar Sampul Depan : Sunset di Pulau Rouw kawasan TNTC

    Gambar Sampul Belakang : Bintang laut yangterdapat didalam kawasan TNTC

    Buletin Tritonis (Tanggap, Realistis, Informatif

    dan inspiratif)

    Merupakan media informasi dan komunikasi konservasiuntuk menyebarluaskan informasi konservasi sum-berdaya alam hayati dan ekosistemnya secara umum,

    pengelolaan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnyaserta pengembangan kawasan konservasi Taman Na-sional Teluk Cenderawasih.

    Alamat RedaksiBalai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih

    Jln. Essau Sesa-Sowi GunungManokwari-Papua BaratTelp : (0986)212303Fax : (0986)214719E-mail : [email protected]

    Website: telukcenderawasih-nationalpark.org

    B u l e t i n t r i t o n i s , e d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3

    B a l a i B e s a r T a m a n N a s i o n a lT e l u k C e n d e r a w a s i h

    S e k a p u r S i r i hBeranjak ke akhir tahun yang penuh sukacita selayaknya

    dapat meningkatkan semangat dan atos kerja kita. Melalui

    reformasi birokrasi yang merupakan suatu keharusan ini di-

    harapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja peg-

    awai sehingga mewujudkan pelayanan publik yang berkuali-

    tas. Dalam edisi ini, tritonis mengungkap perkembangan

    reformasi birokrasi di Kementerian Kehutanan melalui lipu-

    tan Sosialisasi Reformasi Birokrasi yang tentunya sangat di-

    nantikan oleh para pembaca.

    Penyusunan Buletin Tritonis edisi III ini menjadi salah satu

    bentuk penyebaran informasi kepada publik mengenai be-berapa event yang dilaksanakan pihak Balai Besar TNTC ser-

    ta mengupas tentang pariwisata alam yang berada di surge

    Teluk Cenderawasih.

    Semoga tulisan/artikel pada edisi III bulan Desember ini

    dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.

    Akhirnya segenap Tim Redaksi Buletin Tritonis mengucapkan

    selamat membaca.

    Liputan

    Sosialisasi Reformasi Birokrasi03

    a f t a r I s i

    S U S U N A N R E D A K S I

    Serba-serbiCermin Sang Penyu

    37

    Berita Gambar20Kabar Kawasan

    Sebuah Awal MenanamkanKecintaan Terhadap Alam

    Penyusunan Pola PerjalananWisata, Salah Satu Pijakan PromosiWisata Alam TNTC

    Penyuluhan Konservasi di SDAyambori

    Pola Perjalanan Wisata di PulauRoswar

    23

    BiodiversityJenis dan Upaya Pelestarian Kima34

    KemitraanPendidikan Untuk Semua BersamaKM. Gurano Bintang31

    Artikel

    Pariwisata di Taman Nasional TelukCenderawasih

    Upaya Kali Lemon Resort Dalam

    Mendukung Promosi Wisata AlamTNTC

    Promosi Kampung Wisata (StudiKasus di Kampung Akudiomi)

    Pengelolaan Wisata di KawasanTaman Nasional TelukCenderawasih

    Pariwisata Alam Taman NasionalTeluk Cenderawasih Antara Pelu-ang, Harapan dan Tantangan

    Peranan Stakeholders terhadapPengembangan Ekowisata di TNTCKhusus Wilayah Kabupaten Teluk

    Wondama

    06

    Konservasi Kawasan

    Lomba Wana Lestari Sebagai

    Wujud Keterlibatan Masyarakat

    10

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    3/40

    fungsi dan ukuran

    2. Adanya peraturan yang tumpang tindih, terlihat

    inkonsisten dan multi tafsir

    3. Sumber daya manusia tidak profesional, kualitas

    dan produktifitasnya rendah

    4. Banyak terjadi KKN sehingga menyebabkan

    kerugian negara

    5. Pelayanan publik buruk

    6. Pengawasan terhadap kinerja lemah

    7. Pola pikir dan budaya kerja tidak efisien, tidak

    efektif serta tidak profesional

    Sedangkan kondisi yang diharapkan dari kinerja

    Pegawai Negeri Sipil kedepannya dengan

    dilaksanakannya reformasi birokrasi yaitu:

    1. Tidak ada KKN

    2. Pelayanan terhadap publik bisa dilaksanakan

    lebih prima

    3. SDM yang ada bisa lebih profesional, produktif,

    efektif dan efisien

    4. Akuntabilitas tinggi, WTP

    5. Mobilitas SDM meningkat

    6. Terjadinya peningkatan ksejahteraan sumber

    daya manusia

    Secara harfiah, reformasi birokrasi merupakan

    J

    umat, 20 September 2013, Staf Khusus

    Menteri kehutanan Bidang Pengembangan

    Sumber Daya manusia dan Reformasi Birokrasi,Dr. Ir. Sunaryo, M.Sc bersama tim dari Biro

    Kepegawaian dan Biro Hukum Kementerian

    Kehutanan melakukan kegiatan Internalisasi

    Penguatan Reformasi Birokrasi Lingkup Korwil

    Papua Barat. Dalam kegiatan Internalisasi Birokrasi

    ini dihadiri oleh seluruh perwakilan Unit Pelaksana

    Teknis (UPT) Kementerian kehutanan di lingkup

    Korwil Papua Barat. Sebagai narasumber dalam

    kegiatan ini Bapak Dr. Ir. Sunaryo, M.Sc dan Ir.

    Samidi, M.Sc selaku Kepala Bagian Mutasi

    Kepegawaian Biro kepegawaian Kementerian

    kehutanan, serta selaku moderator Kepala Balai

    Besar TNTC, Ir. Ben Gurion Saroy, M.Si.

    Reformasi Birokrasi...?Masih banyaknya pernyataan miring dari

    masyarakat tentang buruknya kinerja aparatur

    negara dalam melakukan pelayanan publik menjadi

    salah satu faktor dilakukannya reformasi birokrasi.

    Penilaian masyarakat tentang kinerja pegawai

    negeri sipil selama ini :

    1. Organisasi selama ini dianggap belum tepat

    P a g e 3E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3

    L I P U T NS o s i a l i s a s i R e f o r m a s i

    B i r o k r a s i

    Perubahan guna meningkatkan prestasi kerja

    Muhibbuddin Danan Jaya *)

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    4/40

    efektif dan rasional. Selain itu juga melakukan

    perbaikan bisnis proses atau dengan bahasasederhanyanya peningkatan kualitas pelayanan

    masyarakat yang berasas kepastian hukum,

    kepentingan umum serta adanya keterbukaan.

    Sedangkan untuk sumber daya manusianya,

    diupayakan menciptakan sumber daya manusia

    yang berintegritas, kompeten, profesional,

    berkinerja tinggi dan meningkatnya tingkat

    kesejahteraannya.

    Remunerasi dalam Bingkai Reformasi BirokrasiIstilah remunerasi dua tahun belakangan ini

    ramai diperbincangkan oleh hampir sebagian

    pegawai hampir di lingkup Kementerian Kehutanan.

    Sebelum jauh membahas remunerasi, kita lihat arti

    kata remunerasi terlebih dahulu. Menurut kamus

    besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Pusat

    Bahasa Indonesia pada tahun 2008, remunerasi

    adalah pemberian hadiah (penghargaan atau jasa),

    bayaran, imbalan, kompensasi atau upah.

    Sedangkan pengertian yang lain menyebutkan

    bahwa remunerasi merupakan imbalan yang

    diterima pegawai atas dasar kontribusi pegawai

    tersebut terhadap organisasi, berupa gaji pokok,

    tunjangan (prestasi, biaya hidup, hari raya, daerah

    terpencil/konflik) dan imbalan lainnya.

    Jika kita ambil dua pengertian diatas, maka

    remunerasi adalah gaji/upah/imbalan yang

    diberikan kepada setiap pegawai / karyawan yang

    didasarkan atas kontribusi atau kinerja pegawai

    yang bersangkutan terhadap organisasi dimana

    pegawai tersebut bekerja. Sebagai rangkaian yang

    tidak terpisahkan dari upaya reformasi birokrasi ini,remunerasi merupakan bagian dari rumah besar

    reformasi birokrasi. Setelah aparatur negara di

    lingkup kementerian kehutanan sudah bisa

    melaksanakan pelayanan publik kelas Dunia, maka

    aparatur negara tersebut dapat menerima haknya

    berupa remunerasi.

    Sebagai dasar pemberian remunerasi dilakukan

    penilaian Prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS),

    dengan prinsip penilaian yang obyektif, terukur,

    akuntabel, partisipatif dan tansparan. Dalam

    perubahan birokrasi ke arah yang lebih baik, yang

    dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.Dengan kata lain reformasi birokrasi merupakan

    upaya untuk melakukan pembaharuan dan

    perubahan mendasar terhadap sistem

    penyelenggaraan pemerintahan terutama

    menyangkut aspek-aspek kelembagaan

    (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess)

    dan sumber daya manusia aparatur. Dengan

    adanya reformasi birokrasi ini diharapkan akan ada

    perubahan ditingkat manajemen dan pelaksana

    pelayanan ditingkat lapangan sehingga pelayanan

    publik lebih baik lagi.

    Sebagaimana yang disampaikan Dr. Ir. Sunaryo,

    M.Sc, visi reformasi birokrasi yaitu terwujudnya

    pemerintahan kelas dunia, yaitu pemerintahan yang

    profesional, berintegritas tinggi, mampu

    menyelenggarakan pelayanan prima dan

    menerapkan manajemen pemerintahan yang

    demokratis.

    Untuk mewujudkan pelayanan yang lebih baik

    lagi dalam menjalankan reformasi birokrasi ini

    harus menerapkan 9 (sembilan) areal perubahan

    reformasi birokrasi, yaitu:

    1. Manajemen Perubahan

    2. Penataan Peraturan Perundang-undangan

    3. Penataan dan penguatan organisasi

    4. Penataan tatalaksana

    5. Penataan sistem manajemen SDM Aparatur

    6. Penguatan pengawasan

    7. Penguatan akuntabilitas kinerja

    8. Peningkatan kualitas pelayanan publik

    9. Monitoring dan evaluasi

    Reformasi Birokrasi di kementerian kehutananSebagai upaya pembenahan pelayanan publik,

    Kementerian Kehutanan juga memiliki kewajiban

    untuk menerapkan reformasi birokrasi di dalam

    organisasi yang berada di dalamnya. Upaya yang

    dilakukan oleh Kementerian Kehutanan dalam

    melakukan reformasi birokrasi antara lain dengan

    melaksanakan debirokratisasi, yaitu melakukan

    pembenahan kelembagaan yang lebih baik lagi

    dengan prinsip-prinsip organisasi yang efisien,

    L I P U T A N .

    P a g e 4 B u l e t i n t r i t o n i s

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    5/40

    L I P U T A N .

    P a g e 5

    turun jabatan, pembebasan jabatan dan atau

    diberhentikan sebagai PNS. Pemberian hukumankepada pegawai ini dilakukan secara bertahap

    disertai dengan pembinaan.

    Dengan adanya komitmen pemerintah untuk

    melaksanakan reformasi birokrasi serta pemberian

    remunerasi bagi setiap aparatur negara dengan

    harapan dapat meningkatkan keejahteraan PNS,

    semoga kualitas pelayanan publik lebih baik lagi,

    efektif serta efisien.

    Daftar Pustakahttp://www.menpan.go.id/reformasi-birokrasi/makna-dan

    -tujuan, diakses tanggal 25 September 2013

    http://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/mengenal-istilah-remunerasi.html, diakses tanggal 25

    September 2013

    http://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.html, diakses tanggal

    25 September 2013

    Penialai Prestasi Kerja PNS, Materi Power PointInternalisasi Birokrasi Papua Barat, Kementerian

    Kehutanan.

    Reformasi Birokrasi, Materi Power Point Internalisasi

    Birokrasi Papua Barat, Kementerian Kehutanan.

    melakukan penilaian kinerja pegawai menggunakan

    dua unsur, yaitu sasaran kerja pegawai (SKP) danpenilaian perilaku kerja.

    Sasaran kerja pegawai merupakan berkas yang

    memuat rencana kerja dan target yang akan dicapai

    PNS, yang didalamnya memuat kegiatan tugas

    jabatan yang bersangkutan. SKP ini disusun dan

    disekapati antara pegawai yang bersangkutan

    dengan atasannya. Adanya SKP ini juga ditetapkan

    sebagai kontrak kerja masing masing PNS dengan

    atasannya. Karena SKP ini yang memberikan

    penilaian adalah atasan PNS yang bersangkutan.

    Untuk memudahkan dalam melakukan penilaian,

    rencana kerja dan target PNS harus jelas, dapat

    diukur, memiliki target, relevan serta dapat dicapai.

    Sedangkan penilaian perilaku kerja pegawai

    merupakan hasi pengamatan yang dilakukan oleh

    pejabat penilai atau pejabat lain yang setingkat.

    Penilaian perilaku kerja ini hampir sama dengan

    Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).

    Penilaian Perilaku kerja ini meliputi 6 (eman) aspek,

    yaitu: 1. Orientasi pelayanan; 2. Integritas; 3.

    Komitmen; 4. Disiplin; 5. Kerjasama dan; 6.

    Kepemimpinan. Prosentase penilaian antara SKP

    dengan perilaku kerja yaitu 60% : 40%.Antara SKP dan Hukuman Disiplin

    Setelah setiap pegawai membuat SKP, maka

    sudah menjadi konsekwensi logis untuk

    melaksanakan SKP yang sudah disusunnya. Jika

    ada pegawai yang tidak bisa melaksanakan SKP

    yang sudah diperolehnya, maka pegawai tersebut

    akan mendapatkan hukuman disiplin yang besaran

    hukumannya disesuaikan dengan besaran capain

    SKP yang telah di susunnya.

    Capaian SKP lebih dari 50%, maka pegawai yang

    bersangkutan tidak akan memperoleh hukuman.

    Capaian SKP antara 25-50%, pegawai akan

    mendapatkan hukuman sedang yang berupa :

    penundaan gaji berkala 1 tahun, penundaan

    kenaikan pangkat 1 tahun dan atau penurunan

    pangkat 1 tahun. Jika capaian SKP kurang dari

    25%, pegawai akan memperoleh hukuman disiplin

    berat, berupa: penurunan pangkat 3 Tahun, pindah

    E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3

    *)Penyuluh Kehutanan Pelaksana pada BBTNTC

    http://www.menpan.go.id/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuanhttp://www.menpan.go.id/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuanhttp://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/mengenal-istilah-remunerasi.htmlhttp://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/mengenal-istilah-remunerasi.htmlhttp://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.htmlhttp://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.htmlhttp://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.htmlhttp://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.htmlhttp://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.htmlhttp://remunerasi-pns-tni-polri.blogspot.com/2011/10/remunerasi-atau-renumerasi.htmlhttp://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/mengenal-istilah-remunerasi.htmlhttp://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/mengenal-istilah-remunerasi.htmlhttp://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/mengenal-istilah-remunerasi.htmlhttp://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/mengenal-istilah-remunerasi.htmlhttp://www.menpan.go.id/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuanhttp://www.menpan.go.id/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuanhttp://www.menpan.go.id/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuanhttp://www.menpan.go.id/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuan
  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    6/40

    P a g e 6 B u l e t i n t r i t o n i s

    A R T I K E L

    oleh lingkungan atau kehidupan manusia.

    Sedangkan wujud dari obyek wisata budaya antara

    lain berbentuk museum, candi, tarian atau

    kesenian, upacara keagamaan, upacara adat dan

    upacara pemakaman.

    c. Obyek wisata buatan manusia (man maderesources)Obyek wisata ini dipengaruhi oleh aktivitas

    manusia. Oleh karena itu bentuknya sangat

    tergantung pada kreatifitas manusianya.

    Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC)

    sebagai salah satu kawasan konservasi yang

    terletak di bagian timur Indonesia yaitu di Pulau

    Papua dengan potensi terumbu karang dan budaya

    yang khas memiliki daya tarik wisata yang

    mengundang minat pariwisata dunia untuk

    berkunjung ke kawasan TNTC.

    Berikut merupakan grafik jumlah kunjungan

    wisatawan ke kawasan TNTC periode tahun 2008

    hingga 2012 :

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang

    sangat potensial dalam pengembangan

    pariwisata. Dengan potensi budaya dan

    sumberdaya alam yang tinggi menjadikan

    Indonesia menjadi salah satu destinasi wisata dunia

    yang semakin berkembang. Pariwisata merupakan

    prospek yang sangat strategis dalam perekonomian

    yang layak untuk terus dikembangkan sebagai

    sumber devisa negara selain minyak dan gas bumi.

    Tentunya dalam pengembangan pariwisata tidak

    terlepas dari dukungan pemerintah, masyarakatdan para pengembang pariwisata yang saling

    berkolaborasi untuk menciptakan suatu kondisi

    pariwisata yang layak untuk dijual.

    Pariwisata ditinjau dari ekonomi pada dasarnya

    merupakan industri yang menjual produk berupa

    lingkungan. Lingkungan tersebut meliputi 3 aspek,

    yaitu lingkungan fisik, lingkungan biologi dan

    lingkungan sosial budaya. Menurut Direktorat

    Jenderal Pariwisata Republik Indonesia (1985)

    dalam Sujali (1989), industri pariwisata perlumemiliki tiga bentuk bahan dasar, yakni:

    a. Obyek wisata alam (natural resources).Bentuk atau wujud dari obyek ini berupa

    pemandangan alam. Seperti bentuk lingkungan

    pegunungan, lingkungan pantai atau perairan,

    lingkungan hidup berupa kehidupan flora dan fauna

    atau bentuk yang lain.

    b. Obyek wisata budaya atau manusia (humanresources)Obyek wisata budaya lebih banyak dipengaruhi

    P a r i w i s a t a d i T a m a n N a s i o n a l

    T e l u k C e n d e r a w a s i h

    Sumber: Data pengunjung BBTNTC Thn.2012

    Sebuah fakta tingginya minat wisatawan

    terhadap wisata alam TNTC Yoslianto*)

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    7/40

    P a g e 7E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3

    A R T I K E L .

    dan langsung ke kapal),

    via Sorong (melanjutkan

    trip dari raja Ampat

    dengan kapal livea-

    board) dan via Biak

    (penjemputan oleh tour

    travel di airport dan

    langsung ke kapal). Un-

    tuk wisatawan dengan

    tipe backpackerssangat

    sedikit yang masuk ke

    kawasan TNTC karena

    moda transportasi hari-an belum ada dan akan

    cukup mahal bila tidak

    berkelompok. Berikut adalah data negara asal

    pengunjung mancanegara pada tahun 2012 di-

    mana warganegara Amerika Serikat yang paling

    banyak berkunjung ke kawasan TNTC.

    Sebagai salah satu destinasi wisata di Papua,

    TNTC perlu untuk terus dibenahi dalam penge-

    lolaannya. Aksesibilitas yang cukup rumit sehingga

    kebanyakan wisatawan menggunakan jasa touroperator yang menyediakan kapal liveaboard dan

    masih minimnya fasilitas wisata serta kurangnya

    dukungan dari pemerintah daerah maupun

    masyarakat setempat menjadikan kawasan TNTC

    masih memiliki kendala dalam meningkatkan kun-

    jungan wisata ke daerah ini.

    Daftar PustakaArdhiansyah, F. 2009. Analisis Potensi Obyek Wisata Zona

    Barat Kabupaten Pacitan Tahun 2008 (SkripsiFakultas Geografi). Universitas Muhammadiyah. Sura-

    karta.

    Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih. 2012.Statistik Balai Besar Taman Nasional Telukcenderawasih Tahun 2008-2012. Manokwari-

    BBTNTC.

    Mulai tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah

    pengunjung yang masuk ke kawasan TNTC, hal ini

    diakibatkan oleh informasi tentang kawasan TNTC

    mulai dikenal dunia sebagai salah satu destinasi

    wisata yang unik dan menarik serta boomingnya wi-

    sata Hiu Paus/Whale Shark yang memiliki keunikan

    dibandingkan dengan lokasi lain di mancanegara.

    Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

    berkunjung ke TNTC akan berdampak terhadap

    peningkatan Pendapatan Negara Bukan Pajak

    (PNBP) yang berasal dari sektor pariwisata yang

    pungutannya dilakukan berdasarkan Peraturan

    Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998 tentang tarif

    atas jenispenerimaan negara bukan pajak (PNBP)

    yang berlaku pada Departemen Kehutanan. Berikut

    tabel realisasi PNBPdari sektor wisata pada Balai

    Besar TN. Teluk Cenderawasih :

    Wisatawan yang datang berkunjung ke kawasan

    TNTC melalui 3 (tiga) pintu masuk, yaitu via

    Manokwari (penjemputan oleh tour travel di airport

    *) PEH Pelaksana pada BBTNTC

    Tahun Jumlah PNBP (Rp.)

    2008 5.015.000,-

    2009 6.844.000,-

    2010 13.894.500,-

    2011 80.254.000,-

    2012 221.605.500,-

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    8/40

    P a g e 8 B u l e t i n t r i t o n i s

    A R T I K E L

    snorkeling dengan Hiu Paus (Whale Shark), night

    bagan tour (fishing process), house of reef diving

    dan sport fishing (C&R). Sedangkan untuk trip di

    daratan, ditawarkan paradise bird watching. Potensi

    adat istiadat dan seni-budaya setempat, seperti

    village tour dan Papua cultural juga turut

    meramaikan sajian wisata. Kegiatan ini dimulai

    dengan upacara penyambutan tamu dengan tarian-

    tarian tradisional, wisata kampung dan tidak

    ketinggalan menu setempat juga turut disuguhkan.

    Dalam kegiatan pariwisata alam tersebut,

    masyarakat lokal mengambil porsinya sebagai lead-

    er dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan.

    Konsep yang dinamis dan berbasis masyarakat ter-

    sebut mendatangkan simpati dan sambutan tangan

    terbuka bagi Kali Lemon Resort. Namun sebelum

    ambil bagian dalam upaya pengembangan pari-

    wisata tersebut, beberapa masyarakat Kwatisore

    mendapat bekal keterampilan dan keahlian bidang

    minat khusus yang mendukung upaya pengem-

    bangan pariwisata dengan fasilitasi dari Kali Lemon

    Resort.

    Upaya Kali Lemon Resort dalam memperkenal-

    kan potensi wisata di Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih melalui media cetak (tabloid, maja-

    lah, koran dan jurnal), media televisi, internet dan

    Kali Lemon Resort yang berlokasi di

    Kwatisore, Kabupaten Nabire merupakan

    salah satu operator wisata yang mengusung

    konsep pengembangan pariwisata berbasis

    kemasyarakatan. Masyarakat Kwatisore yang

    diberdayakan untuk menjadi pelaku utama dalam

    upaya pengembangan wisata alam, tentunya sangat

    mendukung keberadaan Kali Lemon Resort yang

    mereka pandang sebagai penyedia lapangan kerja.

    Program wisata yang ditawarkan oleh resort ini

    cukup bervariasi, mulai dari wisata bahari hingga

    trip wisata hutan daratan yang mempesona, bahkan

    keunikan dan kekhasan potensi adat istiadat, seni-

    budaya dan menu setempat juga turut ditawarkan.

    Untuk wisata bahari mereka menawarkan diving/

    U p a y a K a l i L e m o n R e s o r t

    d a l a m M e n d u k u n g P r o m o s iW i s a t a A l a m T N T C

    Paradise Bird Watching

    (Kali Lemon Resort Documentation)

    Sebuah bukti partisipasi aktif pihak yang

    mendukung aktivitas wisata alam TNTC . Erwin Kusumah Nanjaya, S.Hut*)

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    9/40

    P a g e 9E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3

    A R T I K E L .

    online, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    (Kemenparekraf) juga memanfaatkan jejaring sosialdan sosial media dalam meningkatkan promosi

    wisata untuk menyasar segmen-segmen yang po-

    tensial. Bagi Kemenparekraf, promosi wisata me-

    lalui jejaring sosial seperti twitter, facebook, dan

    blog sangat efektif untuk menjaring segmen

    pengguna internet aktif yang umumnya berasal dari

    kalangan generasi muda yang melek IT. Selain

    itu, daya jangkau promosi secara online lebih luas

    ketimbang promosi wisata secara konvensional.

    Promosi wisata secara online juga memiliki efek

    yang kuat. Melalui promosi online, pariwisata Indo-

    nesia semakin dikenal di dunia sehingga kunjungan

    wisatawan mancanegara ke Indonesia semakin

    meningkat.

    Daftar PustakaPromosi Wisata Manfaatkan Jejaring Komunikasi Segmen

    Potensial. http://www.surabayapagi.com.

    960 Desa Wisata pada Tahun 2012; http://

    travel.kompas.com/read

    menjalin kemitraan untuk memperkuat jaringan pa-

    riwisata, menuai hasil yang menggembirakan.Alhasil, promosi mendatangkan pengunjung dari da-

    lam dan luar negeri. Selama ini para wisatawan

    yang berkunjung berasal dari Indonesia sendiri,

    Singapura, Malaysia, Thailand, Amerika, Perancis,

    Inggris, Jepang, Jerman, Rusia, dll. Sedangkan me-

    dia yang datang untuk meliput keindahan Taman

    Nasional Teluk Cenderawasih ialah Trans 7,

    Kompas TV, Trans TV, MNC TV dan yang terakhir

    media dari Jepang (CTV).

    Kegiatan promosi wisata yang dijalankan Kali

    Lemon Resort ini merupakan langkah yang tepat,

    mengingat pengguna media internet di seluruh

    dunia mengalami peningkatan sebesar 3,1%. Ca-

    paian angka tersebut setara dengan 75,6% dari

    populasi penduduk dunia. Selama 5 (lima) tahun

    terakhir, terjadi kenaikan pengguna internet sebe-

    sar 121%. Sebanyak 2/3 dari seluruh pengguna in-

    ternet akan menggunakan jejaring sosial. Data

    pengguna internet tersebut menggambarkan

    bagaimana prospek promosi wisata melalui media

    online sangat besar. Data tersebut juga mem-berikan simulasi sederhana terhadap langkah ter-

    baik yang bisa diambil dari pemanfaatan media

    online. Bahkan dalam menyiarkan informasi secara

    *)Penyuluh Kehutanan Pertama pada BPTN I Nabire

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    10/40

    L o m b a W a n a L e s t a r i S e b a g a i

    W u j u d K e t e r l i b a t a n M a s y a r a k a tD a l a m K o n s e r v a s i S u m b e r D a y a

    A l a m

    K O N S E R V S I K W S NP a g e 1 0 B u l e t i n t r i t o n i s

    dan khusus. Persyaratan umum meliputi : 1). Belum

    pernah menjadi pemenang pertama lomba penghi-

    jauan dan konservasi alam tingkat provinsi dalam 3

    (tiga) tahun terakhir. 2).Telah melakukan kegiatan

    dalam bidang penghijauan, rehabilitasi lahan/hutanserta konservasi sumberdaya alam sekurang-

    kurangnya 3 (tiga) tahun dan terdapat aktifitas fisik

    di lapangan. 3). Memberikan dampak positif dalam

    pembangunan kehutanan.

    Persyaratan khusus untuk Kader Konservasi

    Alam (KKA) meliputi: a). Kader konservasi adalah

    perorangan; b). Telah mengikuti pendidikan atau

    penunjukkan sebagai kader konservasi; c). Mempu-

    nyai nomor kader konservasi dan/atau surat kepu-

    tusan penetapan sebagai kader konservasi dariDirektorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Kon-

    servasi Alam (PHKA); d). Kegiatan yang dilakukan

    dalam bidang-bidang dimaksud tidak merupakan

    proyek/kegiatan yang didanai pemerintah

    (swadaya, swadana) dalam 3 tahun terakhir; e). Te-

    lah berhasil melaksanakan pemberdayaan masyara-

    kat; f). Telah melakukan kemitraan.

    Sedangkan syarat khusus untuk peserta Ke-

    lompok Pecinta Alam (KPA) antara lain: a). Merupa-

    kan Kelompok Pecinta Alam (KPA) yang bernaung di

    bawah perguruan tinggi negeri/swasta, Sekolah

    Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Sekolah Lanjutan

    Tingkat Pertama (SLTP), Pramuka, dan organisasi

    kepemudaan/keagamaan; b). Telah tercatat di sa-

    lah satu instansi kehutanan daerah; c). Mempunyai

    Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga sebagai

    organisasi pecinta alam; d). Kegiatan yang dila-

    kukan dapat dinilai sebagai upaya penting dalam

    konservasi sumberdaya alam hayati dan

    ekosistemnya; e). Kegiatan yang dilakukan dalam

    bidang-bidang dimaksud tidak merupakan proyek/

    Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan

    P.10/Menhut-II/2011 bahwa Kementerian

    Kehutanan telah menetapkan Enam Ke-

    bijakan Prioritas Bidang Kehutanan dalam program

    pembangunan nasional yaitu: 1) Pemantapan Ka-wasan Hutan; 2) Rehabilitasi Hutan dan Pening-

    katan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS); 3)

    Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran

    Hutan; 4) Konservasi Keanekaragaman Hayati; 5)

    Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehu-

    tanan; dan 6) Pemberdayaan Masyarakat di sekitar

    hutan. Kebijakan tersebut diimplementasikan da-

    lam program-program pembangunan Kehutanan.

    Keberhasilan program tersebut sepenuhnya tentu

    membutuhkan peran aktif dari masyarakat.

    Besarnya peran aktif masyarakat menjadi salah sa-

    tu perhatian dari Kementerian Kehutanan untuk

    memberikan penghargaan sebagai wujud kepedu-

    lian atas perannya.

    Penghargaan ini diberikan kepada desa atau

    kelurahan, masyarakat dan aparat kehutanan atas

    prestasi yang dicapai dalam berbagai kegiatan pem-

    bangunan kehutanan khususnya rehabilitasi lahan

    dan konservasi sumberdaya alam. Hal ini dimak-

    sudkan agar merangsang dan memotivasi seluruh

    komponen masyarakat untuk secara aktif ikut terli-

    bat dan berperan dalam upaya rehabilitasi dan kon-

    servasi sumberdaya alam.

    Peserta Lomba Kader Konservasi Alam (KKA) danKelompok Pencinta Alam (KPA) Tahun 2013.

    Peserta lomba KKA dan KPA tahun 2013

    mengacu pada pedoman umum yang diterbitkan

    oleh Kementerian Kehutanan. Penilaian KKA dan

    KPA secara nasional berpedoman pada Peraturan

    Menteri Kehutanan Nomor P.22/Menhut-II/2013.

    Peraturan ini memuat adanya persyaratan umum

    Sebuah prestasi duta Kader Konservasi dan

    Kelompok Pecinta Alam yang membanggakanManerep Siregar, SP., M.Si*)

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    11/40

    K O N S E R V A S I K A W A S A N

    E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3 P a g e 1 1

    Set i yawan

    m e n j a d iperwakilan

    P r o v i n s i

    Papua Barat

    ke Jakarta

    pada tang-

    g a l 1 5

    A g u s t u s

    2013 untuk

    berlomba ke tingkat nasional. Perwakilan provinsi

    melaksanakan kegiatan di Jakarta mulai tanggal

    16-19 Agustus 2013. Tentunya kesempatan ini sa-

    ngat menggembirakan bagi mereka karena

    mendapat banyak pengalaman selama di Jakarta.

    Selain itu bertemu langsung dengan para duta-duta

    kader konservasi dan KPA dari seluruh provinsi In-

    donesia. Selama temu karya beberapa momen

    penting yang diikuti adalah Temu wicara dengan

    Menteri Kehutanan dan Presiden Republik Indone-

    sia; mengikuti sidang Paripurna DPR RI; mengikuti

    Upacara pengibaran bendera pusaka pada tanggal

    17 Agustus 2013 dan wisata ke Taman Mini Indone-sia Indah. Selain beberapa momen penting yang

    dikuti oleh peserta, semua pemenang tingkat

    provinsi mendapatkan penghargaan dari Kementeri-

    an Kehutanan berupa tropi, uang pembinaan dan

    transportasi PP ke daerah asal. Pemberian penghar-

    gaan ini diharapkan dapat menambah semangat

    dan motivasi peserta agar lebih bersemangat untuk

    menjaga dan melestarikan sumber daya alam hutan

    di Indonesia.

    Daftar PustakaKementerian Kehutanan, 2011. Peraturan Menteri Kehu-

    tanan Republik Indonesia Nomor : P. 10/Menhut-Ii/2011 Tentang 6 (Enam) Kebijakan Prioritas Bi-dang Kehutanan Dalam Program Pembangunan

    Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II.

    Kementerian Kehutanan, 2013. Peraturan Menteri Kehu-tanan Republik Indonesia Nomor : P.22/Menhut-

    II/2013 Tentang Pedoman Umum Penilaian Lomba

    Wana Lestari.

    kegiatan yang didanai pemerintah (swadaya, swada-

    na) dalam 3 (tiga) tahun terakhir; f). Telah berhasilmelaksanakan pemberdayaan masyarakat. g). Telah

    melakukan kemitraan; h). Mempunyai kelompok

    binaan; i). Memperoleh rekomendasi dari instansi

    pembina teknis (Balai Konservasi Sumber Daya

    Alam atau Balai Taman Nasional).

    Duta KKA dan KPA Provinsi Papua Barat Tahun2013.

    Pemenang KKA dan KPA provinsi Papua Barat

    Tahun 2013 adalah binaan Balai Besar Taman Na-

    sional Teluk Cenderawasih. Dinas KehutananProvinsi Papua Barat selaku Ketua Tim bersama in-

    stansi terkait lainnya melakukan seleksi terhadap

    calon-calon KKA dan KPA tingkat Provinsi Papua

    Barat. Hasil seleksi selanjutnya diusulkan penetap-

    annya dalam bentuk Keputusan Gubernur Provinsi

    Papua Barat. Berdasarkan Keputusan Gubernur

    Provinsi Papua Barat Nomor: 522.4/116/6/2013

    Tahun 2013 tanggal 25 Juni 2013 tentang Penetap-

    an Pemenang Lomba Penghijauan dan Kader Kon-

    servasi Alam Tingkat Provinsi Pupua Barat sebagai

    berikut: Untuk kategori Kader Konservasi Alam

    (KKA) adalah Teopilus Kobosibaba, dan untuk kate-gori Kelompok Pencinta Alam (KPA) adalah KPA PE-

    LITA (Pemuda Islam Cinta Alam) dengan ketuanya

    adalah Wahyu Risqi Setiyawan. Keberhasilan kaderkonservasi an. Saudara Teopilus Kobosisibaba dan

    KPA PELITA tentunya melalui perjuangan yang ketat,

    karena harus bisa bersaing dengan peserta dari ka-

    bupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Papua Ba-

    rat. Peserta yang terpilih mewakili Provinsi Papua

    Barat dalam Lomba Penghijauan dan KonservasiAlam Wana Lestari Tahun 2013 pada tingkat na-

    sional di Jakarta.

    Akhirnya berdasarkan surat dari Direktorat Pe-

    manfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi

    dan Hutan Lindung Kementerian Kehutanan No.

    S.463/PJLKKHL-4/2013 tanggal 1 Agustus 2013

    tentang pemanggilan peserta temu karya/

    sarasehan lomba penghijauan dan Konservasi alam

    pemenang tingkat provinsi maka saudara Teopilus

    Kobosibaba dan Ketua KPA Saudara Wahyu Risqi*)Kepala Seksi P3 pada BBTNTC

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    12/40

    P r o m o s i K a m p u n g W i s a t a( S t u d i K a s u s d i K a m p u n g A k u d i o m i )

    Erwin Kusumah Nanjaya, S.Hut.*)

    Pesona Akudiomi mulai mengundang decak

    kagum peminat wisata alam .

    P a g e 1 2

    A R T I K E L

    B u l e t i n t r i t o n i s

    dengan desa. Selain itu, pengembangan desa

    wisata ini juga sejalan dengan paradigma baru pari-

    wisata, yaitu pariwisata milik rakyat, oleh rakyat dan

    untuk rakyat. Dengan demikian rakyat menjadipenggerak dan pelaku utama kegiatan kepa-

    riwisataan.

    Kampung Akudiomi merupakan salah satu kam-

    pung yang terdapat di wilayah kerja Seksi Penge-

    lolaan Taman Nasional Wilayah I Kwatisore. Kam-

    pung ini memiliki daya tarik yang bisa diandalkan,

    selain wisata budaya dan adat istiadatnya, Kam-

    pung Akudiomi juga menyimpan potensi wisata mi-

    nat khusus yang telah tersohor hingga mancanega-

    ra. Berikut ini potensi yang dapat dihimpun di Kam-

    pung Akudiomi dan Perairan Kwatisore.

    1. Wisata atraksi Hiu Paus Whale Shark)Atraksi Hiu Paus (Whale Shark) menjadi salah

    satu andalan Perairan Kwatisore/Akudiomi. Wisata

    Hiu Paus (Whale Shark) ini dapat dinikmati dengan

    cara bersnorkeling atau diving. Kemunculan Hiu

    Paus di Perairan Kwatisore/Akudiomi terjadi sepan-

    jang tahun. Fenomena ini berbeda dengan

    kemunculan Hiu Paus di negara lain, seperti Filipina

    atau Australia. Oleh karena itu, para peminat wisata

    ini tidak akan mengalami kesulitan untuk ber-

    Pengembangan pariwisata berbasis desa

    wisata menjadi salah satu upaya pemerintah

    untuk lebih meningkatkan kunjungan

    wisatawan ke Indonesia. Pemerintah melalui Ke-menterian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif semakin

    serius mengembangkan pariwisata berbasis desa

    wisata. Salah satu indikasinya adalah Ke-

    menparekraf pada 2011, sudah mengembangkan

    569 desa menjadi desa wisata. Kemenparekraf ju-

    ga menargetkan sebanyak 960 desa untuk dikem-

    bangkan menjadi desa wisata pada tahun 2012 ini.

    Jumlah ini bahkan akan terus ditingkatkan hingga

    mencapai sekitar 2.000 desa pada tahun 2014.

    Bagi Kemenparekraf, pengembangan desa wisata

    mampu memberikan dampak pemerataan pem-

    bangunan hingga tingkat desa dan mengangkat

    tingkat perekonomian masyarakat. Oleh karena itu,

    pengembangan desa wisata ini bertujuan melibat-

    kan masyarakat dalam pengembangan kepa-

    riwisataan, artinya masyarakat dengan kebudayaan

    yang dimiliki tidak hanya menjadi obyek pariwisata,

    namun juga pelaku pariwisata.

    Prinsip dasar pengembangan desa wisata ada-

    lah pengembangan fasilitas-fasilitas wisata dalam

    skala kecil beserta pelayanan di dalam atau dekat

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    13/40

    E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3

    A R T I K E L

    P a g e 1 3

    didominasi oleh kecuraman dengan sudut diatas

    45

    . Karena kecuraman yang tinggi tersebut me-nyebabkan waktu tempuh dari bawah menuju pun-

    cak relatif lama, walaupun sebenarnya ketinggian

    puncak tidak terlalu tinggi. Sepanjang pendakian

    sangat terasa tantangan medan yang memacu

    adrenalin. Namun demikian segala jerih payah da-

    lam upaya pendakian menuju Batu Akudiomi akan

    terbayar jika kita telah mencapai puncak dan

    menikmati panorama dari atas Batu Akudiomi.

    Beberapa potensi tersebut jika ditunjang dengan

    upaya pengembangan dan promosi wisata yang

    serius, intens dan terarah segmentasi pasarnya

    akan menjadi sangat menjanjikan untuk industri pa-

    riwisata. Taman Nasional Teluk Cenderawasih se-

    bagai pengelola kawasan konservasi dan pintu ma-

    suk akan mendapatkan tambahan PNBP dari pu-

    ngutan karcis masuk. Sebelum semuanya dapat

    berjalan sebagai suatu paket wisata yang dapat

    mempesona pengunjung, masyarakat kampung ha-

    rus dipersiapkan secara masal untuk siap meneri-

    ma tamu/wisatawan. Persiapan yang diperlukan

    meliputi suguhan seni-budaya dan pegelaran adatistiadat setempat serta menu makanan yang khas.

    Kegiatan village tour yang akan memperlihatkan

    keunikan dan keindahan panorama kampung akan

    menjadi menu wisata andalan. Pendakian ke Batu

    Akudiomi dan pengamatan Burung Cenderawasih

    akan sangat mengesankan bagi wisatawan dengan

    segmen pasar wisata minat khusus.

    Upaya promosi dapat dilakukan dengan cara

    menyebarkan informasi melalui media internet,

    brosur, leaflet yang berisikan suatu paket wisatayang dapat dinikmati, seperti yang telah dilakukan

    oleh operator wisata di Kali Lemon Resort.

    Daftar PustakaPromosi Wisata Manfaatkan Jejaring Komunikasi Segmen

    Potensial; http://www.surabayapagi.com.

    P e n g e m b a n g a n P r o m o s i D e s a ; h t t p : / /www.desawisatasamangki.com.960 Desa Wisata

    pada Tahun 2012; http://travel.kompas.com/read

    interaksi dengan Hiu Paus. Di Filipina keberadaan

    Hiu Paus dapat dinikmati berdasarkan musim

    kemunculannya.

    2. Pengamatan Duyung Dugong dugon)Seperti halnya atraksi Hiu Paus (Whale Shark),

    pengamatan Duyung (Dugong dugon) juga dapat

    dinikmati di Perairan Kwatisore/Akudiomi. Waktu

    pengamatan terbaik bagi Duyung (Dugong dugon)

    ini ialah pada pagi dan sore hari ketika air sedang

    pasang. Duyung biasanya muncul di tempat spesies

    ini mencari makan, yaitu di padang lamun. Sama

    halnya dengan atraksi Hiu Paus, pengamatan

    Duyung juga masih dapat dinikmati di sekitarperairan Kwatisore/Akudiomi. Padang lamun di

    sekitar Kwatisore/Akudiomi dapat dijumpai di de-

    pan kampung ke arah laut. Selain itu padang lamun

    juga lazim ditemui di sekitar Kali Lemon Resort. Na-

    mun demikian kemunculan Duyung ini seringkali

    terdeteksi di dekat kampung Kwatisore/Akudiomi.

    3. Batu AkudiomiBatu Akudiomi merupakan batu berukuran besar

    yang terdapat di Kampung Akudiomi, tepatnya dia-

    tas puncak bukit (di atas kampung). Batu Akudiomimemiliki ketinggian yang kurang lebih sejajar

    dengan pucuk-pucuk pohon yang tumbuh di lereng-

    lereng bukit. Dari kejauhan batu tersebut tampak

    berwarna oranye.

    Dari Kampung menuju Batu Akudiomi dapat

    ditempuh selama 3060 menit, tergantung dari

    kemampuan dan kecepatan pendaki. Sepanjang

    pendakian, topografi dari bawah hingga mendekati

    puncak (letak Batu Akudiomi), memilki variasi kecu-

    raman yang hampir sama. Keadaan medan*)Penyuluh Kehutanan Pertama Pada BPTN I Nabire

    http://www.surabayapagi.com/http://travel.kompas.com/readhttp://travel.kompas.com/readhttp://www.surabayapagi.com/
  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    14/40

    P a g e 1 4

    R T I K E LB u l e t i n t r i t o n i s

    bekerjasama dengan pihak swasta untuk jasapenyewaan alat selam. Selain itu, sarana

    telekomunikasi juga dirasakan masih kurang, untukmengatasi masalah ini Balai Besar TNTC bisamemberikan masukan kepada pemerintah daerahuntuk membangun menara Base Transceiver

    Station(BTS).

    Promosi

    Salah satu faktor yang mendukung peningkatanjumlah wisatawan ke kawasan TNTC adalahpromosi yang dilakukan Balai Besar TNTC. Promosidilakukan melalui media cetak dan mediaelektronik. Balai Besar TNTC melakukan promosimelalui pemasangan iklan di tempat-tempat publik,

    seperti Bandara dan Pelabuhan. Selain itu promosijuga dilakukan melalui Buletin, Buku Informasi,Leaflet, pengunggahan video ke internet, danpengenalan Taman Nasional Teluk Cenderawasihke sekolah-sekolah. Selain promosi melalui mediacetak dan elektronik, Balai Besar TNTC jugamelakukan promosi melalui souvenir TNTC dan

    kegiatan pameran.

    Dengan adanya promosi yang cukup intensifbeberapa tahun terakhir jumlah pengunjung keTaman Nasional Teluk Cenderawasih meningkatsignifikan. Berdasarkan data base pengunjung

    BBTNTC, tahun 2009 jumlah kunjungan ke kawasanTNTC adalah 54 pengunjung dan jumlahpengunjung pada tahun 2010 adalah 39pengunjung. Pada tahun 2011 jumlah pengunjungmeningkat menjadi 741, dan pada tahun 2012jumlah pengunjung 1764. Dan sampai denganbulan Agustus tahun 2013 jumlah pengunjungkawasan TNTC sebesar 1318 pengunjung.Meningkatnya jumlah pengunjung memberikandampak positif bagi penerimaan PenerimaanNegara Bukan Pajak (PNBP), dan juga diharapkandapat meningkatkan pendapatan masyarakat di

    sekitar tempat wisata.

    awasan Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih menyimpan beranekaragamsumber daya alam dan potensi wisata yang telahdan akan terus dikembangkan dan dilestarikan.Dalam pengelolaannya Balai Besar Taman NasionalTeluk Cenderawasih (BBTNTC) didukung olehsumber daya manusia yang mempunyai tugaspokok dan fungsi masing-masing. Selain itu,BBTNTC dalam melaksanakan tupoksinya jugabekerjasama dengan berbagai pihak yangmendukung upaya pelestarian alam.

    Potensi wisataTaman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC)

    memiliki keanekaragaman sumber daya alam yangtinggi, selain itu TNTC juga memiliki potensi wisatayang banyak. Dengan tingginya keanekaragamansumber daya alam dan obyek wisata diharapkanTNTC menjadi salah satu tujuan utama bagi parapeneliti, wisatawan dan pemerhati konservasi.Potensi Wisata yang ada di TN Teluk Cenderawasihantara lain : terumbu karang, pemandangan bawahlaut, sumber air panas, budaya, religi, sejarah,keindahan pantai serta pengamatan flora danfauna. Sekitar 3 (tiga) tahun terakhir, atraksi HiuPaus (Whale Shark) menjadi salah satu objekwisata di kawasan TNTC yang paling banyak

    diminati wisatawan selain diving.

    Sarana dan Prasarana Pendukung PariwisataSarana dan prasarana untuk menunjang

    kegiatan wisata di kawasan TNTC saat ini, antaralain: resort di kali lemon yang merupakan milikswasta, pondok wisata, dan field station(hibah dariWWF-Indonesia). Sarana dan prasarana yang adasaat ini dirasakan masih kurang, beberapaalternatif yang bisa dilakukan untuk mengantisipasiminimnya tempat penginapan bagi wisatawanadalah menyewa rumah penduduk sebagai tempatmenginap. Sedangkan untuk menyediakan

    peralatan selam, pihak Balai Besar TNTC

    P E N G E L O L A A N W I S ATA D I K A WA S A NTA M A N N A S I O N A L T E L U K

    C E N D E R A W A S I H

    Erwin Rini Purwanti,S.Si.*)

    Sebuah usaha yang membutuhkan komitmen

    tinggi

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    15/40

    E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3

    A R T I K E L

    P a g e 1 5

    yang terjalin menyangkut peraturan daerah tentangaturan pariwisata dan workshop sinergitaspengembangan pariwisata alam di kawasan TNTC.

    Kerjasama dengan LSM dilakukan denganWWF-Indonesia. Bentuk kerjasama yang telahdilakukan, antara lain : Workshop tentangEkowisata Hiu Paus, Strategi Komunikasi dalampengelolaan TNTC. Sedangkan kerjasama denganmasyarakat dilakukan dalam bentuk pemberiankesempatan kepada masyarakat untuk menjadipemandu wisata dan mendorong masyarakat untukmengembangkan daya kreatif dalam membuatkerajinan maupun atraksi budaya.

    Peningkatan jumlah pengunjung di kawasanTNTC merupakan dampak positif bagi upayapeningkatan PNBP (aspek ekonomi), dankesejahteraan masyarakat dalam kawasan sertapengenalan kawasan TNTC kepada masyarakat luas(aspek sosial). Namun di sisi lain, denganmeningkatnya jumlah pengunjung akan berdampak(baik langsung ataupun tidak langsung) bagikeseimbangan ekologi. Untuk itu, Balai Besar TNTCharus tetap memperhatikan aspek sosial, ekonomidan ekologi dalam pengelolaan pariwisata dikawasan.

    PustakaBalai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih. 2013.

    Laporan Statistik Balai Besar TN Teluk Cenderawasih

    Tahun 2012. Manokwari

    kawasan yang dilakukan oleh Balai Besar TNTC,antara lain : penjelasan informasi tentang potensiwisata yang ada di kawasan TNTC dan pembuatanSIMAKSI (Surat Ijin Memasuki KawasanKonservasi). Selain itu terdapat pendampingwisata/guide lokal yang melayani wisatawan

    berkeliling ke tempat wisata yang berasal darimasyarakat. Pendamping wisata/ guide lokalbiasanya dilakukan oleh kader konservasi. Terdapatjuga penyedia guide lokal dari papua pro, ahe resortatau papua ecotourism. Pelayanan bagi pengunjungyang akan berkunjung ke kawasan TNTC bisadilakukan di kantor Balai Besar TNTC, kantor BidangPTN Wilayah I Nabire, kantor Bidang PTN Wilayah IIWasior dan kantor Bidang PTN Wilayah III Ransiki.Peningkatan jumlah pengunjung harus diimbangidengan peningkatan pelayanan kepadapengunjung. Peningkatan layanan tersebut, antaralain : kemudahan mendapatkan informasi potensi

    wisata yang ada, pemandu atau pendamping wisatayang kompeten, dan pelayanan pada saatpembuatan SIMAKSI (Surat Ijin Memasuki KawasanKonservasi).Kerjasama

    Balai Besar TNTC telah melakukan kerjasamadengan beberapa pihak dalam pengelolaan TNTC,termasuk kerjasama dalam pariwisata. BBTNTCbekerjasama dengan Pemerintah Daerah, Pihakswasta (operator wisata), Lembaga SwadayaMasyarakat (LSM) dan masyarakat. Balai BesarTNTC dalam pengelolaan pariwisata bekerjasamadengan Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire dan

    Kabupaten Teluk Wondama. Bentuk kerjasama

    *)PEH Pertama Pada BBTNTC

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    16/40

    P a g e 1 6 B u l e t i n t r i t o n i s

    R T I K E L

    P A R I W I S AT A A L A M T A M A N N A S I O N A LT E L U K C E N D E R A WA S I H

    ( A N T A R A T A N T A N G A N , H A R A P A N D A N P E L U A N G )

    Muhibbuddin Danan Jaya *)

    Keberhasilan tidak akan digapai bila kita

    tidak pandai dalam memanfaatkan peluang

    rend perkembangan pariwisata di Indonesialima tahun terakhir ini menunjukkan grafikpositif, dimana semakin banyak masyarakatyang mengalokasikan anggaran dalam rumah

    tangganya untuk kegiatan wisata, baik itu wisatadalam lingkup domestik maupun wisata lintas daerah.Meningkatnya trend sadar wisata sebagianmasyarakat ini dipengaruhi oleh meningkatnyapendapatan, kemudahan akses transportasi yang adalima tahun terakhir ini serta semakin luas danbanyaknya jaringan informasi yang bisa diakses danmenampilkan informasi destinasi tujuan wisata diseluruh pelosok penjuru Indonesia ini.

    Eksotisme alam di dalam kawasan TamanNasional Teluk Cenderawasih (TNTC), tidak kalahdengan daerah lain yang ada dibelahan bumimanapun, bahkan jauh lebih indah dari beberapa

    daerah yang sudah banyak di ekspose oleh beberapajaringan promosi wisata selama ini. TNTC sebagaisalah satu taman nasional laut yang berada diIndonesia memiliki kondisi bentang alam yang khasdimana potensi kawasan TNTC hampir 90% berupakawasan laut dalam yang menjadi tempat hidup dariribuan jenis ikan dan beberapa diantaranyamerupakan jenis ikan endemik.Potensi Kawasan TNTC

    Potensi yang dimiliki TNTC yang menjadi dayatarik wisatawan antara lain keindahan bentanganalamnya, keindahan terumbu karang besertaekosistem yang berada di dalamnya hamparan hutanmangrove yang masih terjaga, keindahan atraksikumpulan lumba-lumba bermain di lautan lepas,

    keragaman budaya masyarakat dalam kawasanTeluk Cenderawasih serta adanya ikan terbesar didalam kawasan TNTC yaitu ikan Hiu Paus. Ikan HiuPaus ini menjadi salah satu ikon pariwisata di Teluk

    Cenderawasih tiga tahun terakhir ini. Denganhadirnya Hiu paus sebagai salah satu cirikhaspariwisata yang dimiliki TNTC ini, trend kunjunganpariwisata di TNTC dua tahun ini semakinmeningkat.Visi Pengelolaan TNTC

    Dalam melakukan pengelolaan kawasan TNTCini, pihak manajemen Balai Besar Taman NasionalTeluk Cenderawasih (BBTNTC)- memiliki visi dan misisebagai acuan dalam pengelolaan kawasan. VisiBBTNTC dalam melakukan pengelolaan kawasankonservasi ini adalah Tewujudnya kawasan TNTCyang lestari berdasarkan kearifan lokal guna

    peningkatan kesejahteraan masyarakat didalamdan sekitar kawasan.Mengingat keberadaan dan hubungan antara

    masyarakat dan kawasan TNTC tidak bisadipisahkan dan saling berkaitan, maka dalampengelolaan kawasan harus melibatkan masyarakat.Keberadaan masyarakat ini menjadi potensi yangharus dibina dalam melakukan pengelolaankawasan ini. Demikian halnya dalam pengembanganpariwisata, masyarakat harus dilibatkan sebagaipelaku pengelolaan pariwisata, bukan hanyasebagai penonton.Kesiapan Masyarakat dan Pemerintah DaerahMenjadi Tuan Rumah Wisatawan?

    Ketersediaan insfrastruktur dan sarana

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    17/40

    E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3 P a g e 1 7

    A R T I K E L

    *)Penyuluh Kehutanan Pelaksana Pada BBTNTC

    prasarana yang memadai menjadi bagian yang tidakbisa dipisahkan dalam penunjang pariwisata,

    sehingga bisa menciptakan rasa nyaman wisatawansaat berada di daerah yang dikunjunginya. Perananpemerintah yang bisa dilakukan dalam menunjangpengembangan pariwisata alam didalam kawasanTNTC antara lain menyediakan sarana transportasireguler untuk menuju kawasan serta memberikanjaminan keamanan wilayah yang dikunjungiwisatawan. Sedangkan masyarakat yang berada didalam kawasan destinasi wisata dapat menyediakanjasa atraksi budaya dan menyediakan kuliner lokalyang dapat dijajakan kepada setiap pengunjung yangdatang.

    Namun kondisi saat ini, jaringan transportasi

    untuk menuju kawasan TNTC dan sarana danprasarana didalam kawasan TNTC masih terbilangbelum memadai, sehingga pergerakan wisatawanuntuk menuju kawasan masih tebatas. Denganterbatasnya jaringan transportasi, saat ini masihterbatas wisatawan yang bisa mangunjungi kawasanTNTC dikarenakan masih mahalnya biaya untukmenyeberang kedalam kawasan dan masihterbatasnya sarana dan prasarana sebagai tempattinggal selama didalam kawasan.

    Bercermin dari kondisi di atas, perlu adanyainisiatif dari pemerintah daerah untuk menyediakansarana transportasi reguler menuju beberapa titik

    central wisata dengan biaya yang lebih terjangkau,sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjunganwisatawan. Sedangkan masyarakat yang berada didalam kawasan diberikan pelatihan ketrampilanpengemasan atraksi budaya, pengolahan danpengemasan makanan lokal yang higienis danpendampingan untuk menyediakan sarana danprasarana minimal yang layak untuk ditempati,untukbisa disewakan kepada wisatawan yang akan staydidalam kawasan untuk beberapa saat.Peluang Harapan dan Tantangan Pengembanganpariwisata TNTC

    Keberadaan Spot Wisata di dalam kawasan

    TNTC sudah mulai dikenal oleh dunia. Hal ini dapatditunjukkan dengan jumlah kunjungan wisatawanyang datang kekawasan TNTC sebagian besarmerupakan wisatawan mancanegara. Namunwisatawan yang datang kedalam kawasan TNTCsebagian besar merupakan wisatawan minat khusus,yang datang kekawasan TNTC menggunakan jasa touroperator dengan menggunakan kapal liveaboard.Menurut data dari laporan Statistik Balai Besar TNTC,kunjungan wisatawan di Taman nasional TelukCenderawasih tahun 2012 mencapai 1.757 orang,dibanding jumlah kunjungan tahun 2011 yang hanya742 orang. Peningkatan jumlah pengunjung didalamkawasan TNTC ini salah satunya karena keberadaanWhale Shark di dalam kawasan TNTC, yang bisa

    ditemui oleh wisatawan hampir setiap hari, saat pagimaupun sore hari. Keberadaan TNTC juga sudah

    mula dikenal di dunia maya. Saat kita akses internetdan memasukkan kata kunci Teluk Cenderawasihmaupun Whale Shark kama dalam waktu sekejapakan muncul ratusan bahkan ribuan tulisan yangmembicarakan eksotisme alam didalam kawasanTeluk Cenderawasih ini.

    Meningkatnya trend jumlah kunjunganwisatawan kedalam kawasan TNTC dan semakinbanyaknya informasi yang disediakan di dunia maya,ini menjadi sebuah peluang yang cukup besar dalamrangka mengembangkan sarana dan prasanawisata, sehingga bisa lebih siap menampung lebihbanyak lagi wisatawan yang datang ke dalam

    kawasan TNTC. Semakin banyak pilihan dan ragampaket wiisata yang bisa dikemas dan ditawarkankepada setiap wisatawan dan harga yangterjangkau, akan membuka peluang semakinbanyaknya wisatawan tertarik untuk datangberkunjung dan memberikan efek positif terhadapperekonomian masyarakat yang berada disekitardan didalam kawasan TNTC dengan menjajakansegala macam jasa dan produk-produk lokalnya.

    Namun untuk mewujudkan impian besar itu,didepan masih terdapat tantangan yang harusdipecahkan bersama-sama oleh semua pihak yangberkepentingan, sehingga geliat pariwisata alam di

    TNTC akan benar benar terwujud. Setidaknya adatiga tantangan yang harus segera dipecahkan, yaitu:1. Memberikan ketrampilan kepada kelompokmasyarakat, sehingga bisa menggali danmemproduksi barang dan jasa yang bisa menjadidayatarik wisatawan dengan memanfaatkan potensilokal yanga da disekitarnya. 2. Merubah polamasyarakat yang pada awalnya cenderung lebihmenitikberatkan aspek konsutif nya menujupasyarakat yang produktif. Serta 3. Pemerintahdaerah harus bisa menjamin tersedianyatransportasi reguler yang terjangkau bagimasyarakat maupun wisatawan menuju beberapa

    destinasi central pariwisata.Dengan melihat gambaran diatas, harapan kamisemoga geliat pariwisata akan lebih besar lagi dandapat memberikan manfaat kesejahteraan terhadapmasyarakat yang berada disekitarnya.

    PUSTAKAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata, diakses 02

    Oktober 2013

    Tim Penyusun. 2013.Laporan Statistik balai Besar Tamannasional Teluk Cenderawasih 2012, KementrianKehutanan, Manokwari.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisatahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata
  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    18/40

    P a g e 1 8

    R T I K E LB u l e t i n t r i t o n i s

    tingan dan pengaruh stakeholders disajikan pada

    gambar 1.

    Keterangan:

    1: Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih; 2: Di-

    nas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Barat; 3: Di-nas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat;4:Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga

    Kabupaten Teluk Wondama; 5: Dinas Kelautan dan Per-ikanan Kabupaten Teluk Wondama; 6: BP3D KabupatenTeluk Wondama; 7: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten

    Teluk Wondama; 8; Dinas Perhubungan Kabupaten Teluk

    Wondama; 9: Distrik Roswar; 10: Distrik Rumberpon; 11:Distrik Roon; 12: Kampung Yende; 13: Kampung Isenebu-

    ay; 14: Tour operator; 15: Kampung Waprak; 16: WWF In-donesia Site Teluk Wondama; 17: Yayasan LingkunganHidup Manokwari (YALHIMO); 18: Konsorsium Mitra Baha-ri (KMB); 19: UNIPA Manokwari; 20: Pengusaha Trans-

    portasi laut.

    Berdasarkan hasil analisisstakeholders(gambar

    1) bahwa Posisi Subject atau stakeholders yang

    memiliki pengaruh besar namun kepentingannnya

    rendah adalah Kantor Lingkungan Hidup Kabupa-

    ten Teluk Wondama dan Dinas Perhubungan Kabu-

    paten Teluk Wondama. Kedua stakeholders terse-

    Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC)

    adalah salah satu kawasan pelestarian alam

    memiliki potensi untuk pengembangan eko-

    wisata. Kawasan TNTC memiliki obyek daya tarik

    wisata yang tinggi baik di perairan, pesisir maupun

    di daratan. Sejak tahun 2004 kawasan TNTC sudah

    mulai dikunjungi wisatawan mancanegara. Ber-

    dasarkan data dari tahun 2007-2011 bahwa jumlah

    pengunjung sebanyak 975 (Sembilan ratus tujuh

    puluh lima) orang dan didominasi oleh wisatawan

    mancanegara. Hasil rekapitulasi data menunjukkan

    bahwa tahun 2010 sampai tahun 2011 terjadi pe-

    ningkatan kunjungan wisatawan yang sangat tajam.

    Namun peningkatan kunjungan wisatawan belumdiikuti dengan pengembangan ekowisata yang opti-

    mal. Pengembangan ekowisata di kawasan TNTC

    tidak cukup hanya memetakan potensi dan mena-

    warkan obyek daya tarik wisata yang ada, namun

    diperlukan peran aktif dari stakeholders secara

    nyata di lapangan. Pengembangan ekowisata di

    suatu kawasan tidak bisa dilaksanakan oleh satu

    organisasi atau institusi saja namun harus dila-

    kukan oleh semua pihak yang terkait, baik langsung

    maupun tidak langsung dengan kegiatan ekowisata.

    Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meru-

    muskan peranan stakeholders terkait pengem-

    bangan ekowisata di TNTC Kabupaten Teluk Wonda-

    ma. Pengumpulan data penelitian ini yang dila-

    kukan secara studi pustaka, pengamatan langsung

    di lapangan dan wawancara.

    Tingkat Kepentingan dan Pengaruh StakeholdersHasil analisis stakeholders menujukkan bahwa

    secara umum stakeholders yang diidentifikasi me-

    miliki kepentingan dan pengaruh terhadap pengem-

    bangan ekowisata di TNTC. Hasil analisis kepen-

    Gambar 1. Matriks kepentingan dan pengaruh

    stakeholders terhadap pengembangan ekowisata

    di TNTC Kabupaten Teluk Wondama

    P e r a n a n S t a k e h o l d e r s T e r h a d a p

    P e n g e m b a n g a n E k o w i s a t a d iT N T C K h u s u s W i l a y a h K a b u p a t e n

    T e l u k w o n d a m a

    Keberhasilan pengembangan haruslah

    melibatkan berbagai pihak Manerep Siregar, S.Hut., M.Si*)

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    19/40

    E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3 P a g e 1 9

    A R T I K E L

    Kebutuhan StakeholdersTerkait PengembanganEkowisata

    Berdasarkan analisis kebutuhan stakeholders

    terkait pengembangan ekowisata di TNTC terdiri

    dari: 1) kebutuhan prasyarat yaitu kebutuhan

    pokok yang harus dipenuhi dalam pengembangan

    ekowisata; 2) kebutuhan syarat yaitu kebutuhan

    setelah kebutuhan pokok terpenuhi dan 3) kebu-

    tuhan penunjang yaitu kebutuhan setelah kebu-

    tuhan prasyarat dan syarat terpenuhi. Hasil analisis

    kebutuhan stakeholders terkait pengembangan

    ekowisata di TNTC Kabupaten Teluk Wondama

    disajikan pada tabel 1.

    Kesimpulan1. Untuk pengembangan ekowisata di kawasan

    TNTC khususnya wilayah Kabupaten Teluk Won-

    dama, perlu diperhatikan stakeholders yang

    memiliki kepentingan dan pengaruh dalam

    pengembangan ekowisata di TNTC. Stakeholders

    yang berperan sebagai Subject adalah KLH

    Kabupaten Teluk Wondama dan Dinhub Kab. Te-

    luk Wondama. Berperan sebagai Key player ada

    14 (empat belas) yakni BBTNTC, Dinparbud

    Provinsi Papua Barat, DKP Provinsi Papua Barat,

    Dinparbud Pemuda dan Olah Raga Kabupaten

    Teluk Wondama, BP3D Kabupaten Teluk Wonda-

    ma, DKP Kabupaten Teluk Wondama, Distrik

    Roswar, Distrik Roon, Distrik Rumberpon, Kam-

    pung Yende, Kampung Isenebuay, Tour operator,

    but memiliki kepentingan yang tinggi terhadap

    pengembangan ekowisata di TNTC namunpengaruhnya rendah. Artinya, kedua stakeholders

    ini merupakan stakeholders yang penting namun

    memerlukan pemberdayaan dalam proses

    pengembangan ekowisata di TNTC.

    Posisi Key Players atau stakeholders memiliki

    pengaruh dan kepentingan yang tinggi yaitu

    BBTNTC; DKP Provinsi Papua Barat; Dinas Pari-

    wisata dan kebudayaan Provinsi Papua Barat;

    Dinparbud Pemuda dan Olah Raga Kabupaten

    Teluk Wondama; DKP Teluk Wondama; BP3D Teluk

    Wondama; Tour operator; Distrik Roswar; Distrik

    Rumberpon; Distrik Roon; Kampung Yende;

    Kampung Isenebuay; Kampung Waprak; dan WWF .

    Posisi Context Setter atau stakeholders yang

    memiliki pengaruh besar namun kepentingannya

    rendah adalah Konsorsium Mitra Bahari, Pengu-

    saha Transportasi Laut dan Universitas Negeri

    Manokwari. Ketigastakeholdersini dapat menjadi

    resiko yang signifikan, sehingga perlu dipantau dan

    dibangun jaringan dengan baik. Stakeholders yang

    berada pada posisi Context Setter perlu dipantau

    dan dikelola dengan hati-hati (Groenendijk, 2003).

    Posisi Crowdadalah Yayasan Lingkungan Hidup

    (YALHIMO) artinya stakeholders ini memiliki kepen-

    tingan dan pengaruh rendah terhadap pengem-

    bangan ekowisata.

    No Tingkat Kelompok Jenis Kebutuhan1. Kebutuhan prasyarat Perlindungan dan pengamanan ODTW

    Pengembangan sarana dan prasarana ODTWPengembangan strategi promosi dan pemasaran ODTW

    2. Kebutuhan syarat Peningkatan SDM secara kualitas maupun kuantitas dalam bidang ekowisata.Pembuatan paket-paket wisata alam.Penyusunan perda tentang pengembangan kepariwisataan daerah.Peningkatan penyuluhan sadar wisata kepada masyarakat.Penyusunan RIPPDA Kab. Teluk Wondama.Pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan program ekowisata.Pemetaan obyek daya tarik wisata di TNTC

    3. Kebutuhan Penunjang Pembentukan Tim Koordinasi pengembangan ekowisata di TNTC.Pengembangan pendidikan lingkungan hidup baik secara formal maupun informal di kawasanTNTCPenyuluhan tentang pengelolaan KP3K berbasis ekowisataPeningkatan penyuluhan tentang lingkungan hidup.

    Tabel 1. Analisis Kebutuhan Stakeholders Terkait Pengembangan Ekowisata di TNTC Kabupaten Teluk Wondama

    Bersambung ke page 22

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    20/40

    P a g e 2 0 B u l e t i n t r i t o n i s

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    21/40

    P a g e 2 1E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    22/40

    A R T I K E L .

    P a g e 2 2 B u l e t i n t r i t o n i s

    tance SME Development. Jakarta.

    [BBTNTC] Balai Besar Taman Nasional TelukCenderawasih.2009a. Rencana Pengelolaan TamanNasional Teluk Cenderawasih Tahun 2010-2029.

    Manokwari-BBTNTC.

    Groenendijk. 2003. Planning and Management Tools.Published by: The International Institute for Geo-

    Information Science and Earth Observation (ITC).

    Idrus M. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pen-dekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Edisi Kedua. Pen-

    erbit Erlangga. Jakarta.

    Moleong, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit

    PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

    Race D and J Millar. 2006. Training Manual: Social andCommunity Dimensions of ACIAR Project. AustralianCenter for International Agricultural Research Insti-tut for Land, Water, and Society of Charles Sturt Uni-

    versity, Australia.

    Reed.SM, A.Graves, N. Dandy, H.Posthumus, K. Huback,

    J.Morris, Ch.Prell, C.H. Quin, L.C. Stringer. 2009.Whos in and why? A typology of stakeholder analysismethods for natural resource management. Journal

    of Environmental Management XXX (2009) 1-17.

    Yoeti, 2008. Ekonomi Pariwisata. Introduksi, Informasidan Aplikasi. Penerbit PT Kompas Media Nusantara.

    Jakarta.

    Kampung Waprak dan WWF. Berperan sebagai

    Context Setter yaitu KMB, Pengusaha Trans-portasi Laut dan UNIPA dan berperan sebagai

    Crowdadalah YALHIMO.2.Kebutuhan stakeholders yang perlu dikem-

    bangkan adalah kebutuhan prasyarat yaitu per-

    lindungan dan pengamanan ODTW, pengem-

    bangan sarana dan prasarana ODTW dan

    pengembangan strategi promosi dan pemasaran

    ODTW. Kebutuhan syarat meliputi peningkatan

    kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia,

    pembuatan paket-paket wisata alam, penyusun-an perda tentang kepariwisataan daerah, pening-

    katan penyuluhan sadar wisata, penyusunan

    RIPPDA serta pemberdayaan masyarakat bidang

    ekowisata. Kebutuhan penunjang meliputi Pem-

    bentukan Tim Koordinasi pengembangan ekowi-

    sata di TNTC, Pengembangan pendidikan ling-

    kungan hidup baik secara formal maupun infor-

    mal, Pengelolaan Kawasan Pulau-pulau Kecil ber-

    basis ekowisata dan Peningkatan penyuluhan

    tentang lingkungan hidup.

    Daftar PustakaAbbas R. 2005. Mekanisme Perencanaan Partisipasi

    Stakeholder Taman Nasional Gunung Rinjani.[Disertasi]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian

    Bogor. Bogor.

    Asikin M. 2001. Stakeholders Participation in SME Policy

    Design and Implementation. ADB technical Assis-

    *)Kepala Seksi P2 pada BBTNTC

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    23/40

    P a g e 2 3E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3

    K A B A R K A W A S A N

    lainnya yang sangat potensial untuk dikembangkan.

    Sebagai contoh pengamatan Duyung (Dugong du-

    gon) yang dapat dinikmati di Perairan Kwatisore/

    Akudiomi, kemudian di Pulau Nurage dan Manimajedapat dinikmati keindahan panorama terumbu ka-

    rang. Selanjutnya Pulau Pepaya juga dapat menjadi

    destinasi yang menarik untuk kegiatan/aktifitas

    berenang, snorkeling, diving, fishing dan pengama-

    tan vegetasi hutan daratan pulau.

    Selain wisata bahari yang dapat memicu adrena-

    lin, di Bidang Pengelolaan Taman Nasional wilayah I

    Nabire juga terdapat tempat-tempat di daratan yang

    unik dan mempesona. Pendakian ke Batu Akudiomi

    yang sangat melelahkan akan terbayar ketika pen-

    daki telah mencapai puncak (Batu Akudiomi) dan

    melihat keindahan perairan kwatisore dari atas ba-

    tu. Batu Akudiomi memiliki ketinggian yang kurang

    lebih sejajar dengan pucuk-pucuk pohon yang tum-

    buh di lereng-lereng bukit. Dari kejauhan batu terse-

    but tampak berwarna oranye. Tidak terlalu jauh dari

    Batu Akudiomi, terdapat tempat untuk pengamatan

    Burung Cenderawasih yang menjadi kebanggaan

    Papua. Memang kedua tempat tersebut terletak di

    Kampung yang merupakan daerah penyangga Ta-

    man Nasional Teluk Cenderawasih, tetapi untuk

    dapat sampai ke Batu Akudiomi dan tempat penga-

    matan Cenderawasih, Kawasan TNTC-lah pintu ma-

    suknya.

    Beberapa potensi tersebut jika ditunjang dengan

    upaya pengembangan dan promosi wisata yang seri-

    us, intens dan tepat sasaran akan menjadi sangat

    potensial untuk industri pariwisata. Pungutan PNBP

    akan meningkat, masyarakat setempat akan

    mendapatkan tambahan rupiah dari hasil wisata

    yang dikelola. Namun untuk menuju pada suatu

    Taman Nasional Teluk Cenderawasih

    merupakan kawasan konservasi laut terbesar

    di Indonesia dengan luas 1.453.500 hektar.

    Di dalamnya terdapat kekayaan jenis biota dan fisikyang jika dimanfaatkan secara optimal, dapat

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang

    tinggal di sekitar kawasan pada khususnya, tanpa

    mengesampingkan fungsi utamanya yaitu

    konservasi. Selain diambil manfaatnya secara

    langsung sebagai sumber bahan pangan yang

    memiliki nilai ekonomi, kawasan Taman Nasional

    Teluk Cenderawasih juga dapat dimanfaatkan dari

    sisi non pangan, yaitu sebagai tujuan wisata yang

    bila dimanfaatkan secara optimal dapat

    menghasilkan nilai ekonomi yang tidak kalah besar

    dari pemanfaatan hasil laut secara langsung. Pari-

    wisata di Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang

    saat ini telah berjalan, sangat mungkin ditingkatkan

    peranannya dalam upaya menambah pemasukkan

    Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), jika pro-

    mosi yang dilakukan sangat intens dan tepat sasar-

    an. Kegiatan pola perjalanan wisata atau travel pat-

    tern yang mencakup beberapa unsur yakni informa-

    si umum, fasilitas umum, identifikasi atraksi wisata

    alam, identifikasi atraksi wisata budaya, event-eventserta identifikasi fasilitas akomodasi dan identifikasi

    fasilitas restoran menjadi suatu hal yang wajib guna

    meningkatkan angka wisman dan wisnus dalam

    kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih,

    khususnya di Bidang PTN Wilayah I Nabire.

    Potensi pariwisata yang dimiliki Taman Nasional

    Teluk Cenderawasih, Khususnya Bidang PTN Wila-

    yah I Nabire sangat menjanjikan. Selain wisata min-

    at khusus (atraksi Whale Shark), Bidang PTN

    Wilayah I Nabire juga memiliki potensi wisata bahari

    P e n y u s u n a n P o l a P e r j a l a n a n

    W i s a t a , S a l a h S a t u P i j a k a nP r o m o s i W i s a t a A l a m T N T C

    Akurasi informasi dan kerjasama semua pihak

    menjadi krusial dalam promosi wisata alam . Hartatik, S.Si*)

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    24/40

    P a g e 2 4 B u l e t i n t r i t o n i s

    K A B A R K A W A S A N .

    *)Calon PEH Pada BPTN I Nabire

    Sarana Akomodasi Wisatawan di Ahe Resort

    dibutuhkan dalam upaya menarik wisatawan dalam

    dan luar negeri.

    Daftar Pustakahttp://www.suarapembaruan.com. 2 Maret 2012. Pola

    Perjalanan Wisata Harus Dikembangkan (10

    September 2013)

    http://rri.co.id. 18 Juli 2013. Menhut Buka RakorPerencanaan Pembangunan Kehutanan Pusat Tahun

    2013 (10 September 2013)

    keadaan yang ideal bagi tujuan wisata, diperlukan

    berbagai pengembangan dan promosi dari berbagaipihak yang berkepentingan. Selain Taman Nasional

    Teluk Cenderawasih sebagai pengelola, Dinas Pari-

    wisata Kab. Nabire juga harus ambil bagian dalam

    upaya tersebut. Upaya Promosi dapat dilakukan

    dengan cara menyebarkan informasi melalui media

    internet, brosur, leaflet yang berisikan suatu paket

    wisata yang dapat dinikmati. Untuk mempermudah

    calon pengunjung hendaknya disertakan juga rute/

    aksesibilitas dan lama perjalanan yang harus

    ditempuh serta biaya biaya yang harus dikeluarkan.

    Kemudian informasi mengenai pengurusan izin

    SIMAKSI juga harus disampaikan secara terperinci,

    sehingga calon pengunjung mendapatkan gam-

    baran yang lengkap mengenai destinasi yang akan

    dikunjungi.

    Untuk menyuguhkan informasi yang lebih

    lengkap kepada calon pengunjung, bisa juga ditam-

    bahkan informasi mengenai ketersediaan ako-

    modasi dan layanan transportasi. Sebagai contoh

    promosi yang dilakukan oleh Ahe Resort dan Papua

    Pro. Kedua operator wisata di Nabire ini telahmelakukan upaya penyebaran informasinya dengan

    memasukkan informasi mengenai sarana ako-

    modasi yang dapat dinikmati pengunjung. Petunjuk

    mengenai tempat bermalam (hotel/penginapan)

    akan sangat membantu calon pegunjung/

    wisatawan untuk mempertimbangkan tempat-

    tempat yang akan didatangi sebagai pilihan uta-

    manya. Akurasi informasi melalui promosi ini sangat

    http://www.suarapembaruan.com/http://www.suarapembaruan.com/
  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    25/40

    P a g e 2 5E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3

    K A B A R K A W A S A N

    Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk

    menumbuhkembangkan serta meningkatkan

    partisipasi masyarakat dari berbagai kalangan usia,

    khususnya generasi muda dalam upaya Konservasi

    SDAH&E. Pelaksanaan Kemah Konservasi ini

    dikemas semenarik mungkin untuk menarik minat

    peserta kemah melalui kegiatan ice breaking, lom-

    ba lintas alam yang didalamnya terdapat beberapa

    pembekalan materi dan game kekompakan

    Pengenalan Jenis Flora dan Fauna TNTCPengenalan jenis flora dan fauna di TNTC dila-

    kukan di tepi pantai yang merupakan habitat

    mangrove sehingga memudahkan mereka untuk

    lebih mengenal mangrove. Mangrove merupakan

    jenis flora yang banyak ditemukan di pantai sekitar

    kawasan TNTC dan memiliki banyak potensi serta

    manfaat yang sangat beragam bagi kehidupan.

    Berbagai penjelasan seputar mangrove pun diberi-

    kan bagi peserta yaitu mengenai jenis-jenis

    mangrove, tipe akar mangrove, dan tak ketinggalan

    pula manfaat mangrove bagi kehidupan sekitar.

    Usai penyampaian materi tentang mangrove,

    peserta diberikan feed back berupa pertanyaan

    seputar materi yang telah disampaikan dengan

    harapan mereka semua menyimak dan memahami

    apa yang telah disampaikan.

    Generasi muda merupakan aset bangsa,

    mereka adalah generasi penerus sekaligus

    pendidik bagi generasi yang akan datang

    selanjutnya. Kegiatan positif dan bermanfaat yang

    dilakukan generasi muda sangat menentukan

    kondisi masa depan bangsa. Demikian halnyadengan generasi muda yang ada di kawasan Taman

    Nasional Teluk Cenderawasih, mereka harus

    disadarkan dan dimotivasi untuk lebih mencintai

    lingkungan alamnya sedini mungkin. Disamping itu

    mereka juga perlu dibina dan dibekali dengan

    berbagai pengetahuan dan keterampilan tentang

    konservasi sumber daya alam dan lingkungan

    hidup, agar mereka dapat berperilaku selaras

    dengan alam lingkungannya.

    Sebagai suatu bentuk peran Balai Besar Taman

    Nasional Teluk Cenderawasih dalam membekali

    generasi muda/remaja di kawasan TNTC adalah

    dengan melaksanakan kegiatan Kemah Konservasi

    selama tiga hari yaitu pada tanggal 29 31 Agustus

    2013 di Kampung Aisandami Seksi Pengelolaan

    Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Aisandami.

    Kemah konservasi merupakan sarana pendidikan

    konservasi dan pengembangan wisata alam yang

    diselenggarakan dalam rangka penyebarluasan

    informasi tentang konservasi sumber daya alam

    hayati dan ekosistemnya (KSDAH & E).

    S e b u a h A w a l M e n a n a m k a n

    K e c i n t a a n T e r h a d a p A l a m

    Generasi muda perlu dikenalkan pada alam . Esie Mega Wangi, S.Si*)

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    26/40

    P a g e 2 6 B u l e t i n t r i t o n i s

    K A B A R K A W A S A N .

    keberhasilan dalam menyelesaikan permainan

    serta kekompakan tim akan menjadi poin penilaian

    dalam lomba kemah konservasi.

    Diakhir acara pada malam terakhir perkemahan,

    panitia memutarkan salah satu film tentang

    masyarakat suku asli Wamena dengan judul Di

    Timur Matahari. Tujuan dari pemutaran film ini

    adalah sebagai hiburan selingan sekaligus agar

    dapat mengispirasi setiap peserta Kemah

    Konservasi bahwa perlunya suatu perubahan

    kearah yang lebih baik dalam kehidupan melalui

    media pendidikan dan perubahan cara pandangterhadap suatu peristiwa tanpa melupakan adat

    istiadat yang berlaku. Pemenang lomba pun di-

    umumkan usai pemutaran film. Juara Pertama

    diraih oleh tim Penyu dari SD Negeri Syabes, Juara

    kedua diraih oleh tim Kima dari SD Inpres Sobey

    dan Juara ketiga diraih oleh tim Lamun dari SD YPK

    Bink Yende. Ketiga pemenang mendapatkan tropi,

    uang pembinaan serta tas untuk masing-masing

    anggota tim. Sedangkan untuk juara harapan

    diaraih oleh Juara Harapan I diraih kelompok Mangi

    -Mangi dari SD Inpres Aisandami, Juara Harapan II

    diraih Kelompok Karang dari SD Inpres Sobey, Juara

    Harapan III diraih Kelompok Hiu Paus dari SD Inpres

    Aisandami serta Juara Harapan IV diraih Kelompok

    Kepiting dari SD Negeri Yopanggar. Seluruh juara

    harapan mendapatkan uang pembinaan dan tas

    untuk masing-masing peserta tim.

    Pengenalan Taman Nasional Teluk Cenderawasihdan Potensi Sumber Daya Alamnya

    Dalam kesempatan ini peserta kemah konserva-

    si dikenalkan pada upaya pengelolaan Taman

    Nasional Teluk Cenderawasih dan potensi sumber

    daya alamnya, termasuk potensi wisata yang

    banyak tersebar diseluruh kawasan TNTC. Ada

    beberapa potensi wisata yang diperkenalkan

    kepada peserta kemah konservasi antara lain air

    terjun Aisandami dan Sobey, keindahan terumbu

    karang di berbagai titik penyelaman, keindahan

    pantai di beberapa pulau serta wisata whale shark/

    hiu paus di perairan Kwatisore.

    Manfaat Hutan Dalam Kehidupan ManusiaMemilih lokasi di dekat sungai menuju air terjun

    Aisandami yang dekat dengan hutan kampung yang

    masih termasuk Cagar Alam Pegunungan Wondiboy,

    materi mengenai manfaat hutan pun disampaikan

    oleh pemateri. Materi yang berisi tentang definisi

    hutan, manfaat hutan serta bagaimana cara

    melindungi dan menjaga hutan agar tetap lestari

    sehingga manfaatnya dapat dirasakan sampai

    generasi yang akan datang disimak dengan baik

    oleh seluruh peserta kemah konservasi.

    Pendidikan Lingkungan HidupLingkungan hidup, sebuah tema yang tak kalah

    pentingnya dalam kegiatan ini. Hal yang dititikberat-

    kan dalam penyampaian tema ini adalah masalah

    sampah dan penanganannya. Peserta dibekali infor-

    masi tentang jenis-jenis sampah, bahaya dan

    ancaman membuang sampah sembarangan, serta

    penanganan sampah yang meliputi 3R yaitu

    Reduce, Reuse dan Recycle. Peserta juga diajak

    untuk menghitung sampah harian yang dihasilkan

    dari aktivitas rumah tangga selama 1 hari, 1 bulan

    dan 1 tahun.

    Game KekompakanUntuk membangun dan melatih kekompakan

    antarpeserta di masing-masing kelompok maka

    pada sesi materi penunjang, panitia mengisi

    dengan permainan edukatif diantaranya yaitu: Bola

    Tali, Oper Pingpong Sendok dan Hall Tali.

    Permainan ini wajib diikuti oleh seluruh peserta dan *)Calon PEH pada BBTNTC

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    27/40

    P a g e 2 7E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3

    K A B A R K A W A S A N

    Pengenalan Kondisi LingkunganPengenalan lingkungan di sekitar tempat tinggal

    amatlah penting bagi anak-anak khusunya anak

    usia SD. Karena pada fase ini anak-anak cenderung

    mulai memilah dan mencontoh suatu tindakan atau

    fenomena. Dalam pengenalan lingkungan ini, anak-anak diputarkan film tentang perbedaan lingkungan

    yang baik dan buruk. Mulai dari hutan, sungai, laut

    dan terumbu karang yang masih bagus dan yang

    sudah rusak serta pengaruhnya bagi mereka bila

    sumberdaya alam yang disekitar mereka rusak.

    Mengingat anak-anak di SD Ayambori sehari-harinya

    selalu bercengkrama dengan hutan, sungai, laut

    dan terumbu karang maka pendekatan penyadarta-

    huan melalui pemutaran film yang dapat mereka

    lihat dan hayati langsung sangatlah berguna untuk

    mempengaruhi pembentukan sifat dan sikap mere-

    ka terhadap lingkungan di sekitarnya.

    Setelah pemutaran film, anak-anak diajak ber-

    diskusi tentang kondisi lingkungan yang seperti apa

    yang mereka inginkan. Keseluruhanya dapat digo-

    longan sebagai anak-anak yang memiliki jiwa kon-

    servasi tinggi karena mereka sangat menginginkan

    lingkungan mereka bersih, asri dan alami agar

    mereka dapat selalu bermain dirimbunnya hutan

    dan birunya laut.

    Pengenalan Manfaat Flora dan FaunaPada kesempatan ini, anak-anak dikenalkan

    akan lingkungan sekitarnya khususnya seputar flora

    dan fauna. Mereka diberikan pemahaman tentang

    definisi flora dan fauna serta manfaatnya bagi

    manusia. Secara garis besar, anak-anak yang meru-

    pakan sasaran suluh ini mengerti dan memahami

    definisi flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) serta

    dapat menyebutkan contoh berbagai jenis flora dan

    fauna yang ada di sekitar mereka. Akan tetapi da-

    lam pemahaman manfaat flora dan fauna, sasaran

    Lelah dan penat setelah beraktivitas seharian

    pasti akan hilang bila kita melihat pepoho-

    nan yang asri dan celotehan anak-anak yang

    riang gembira. Di SD Ayambori inilah kita bisa men-

    jumpai suasana sejuk dan riang seperti itu. Sebuah

    SD yang berdekatan dengan kawasan konservasi

    TWA Gunung Meja, Amban dan Samudera Pasifik.

    Keberadaan mereka sangatlah erat dengan kawa-

    san tersebut karena sehari-harinya mereka ber-

    interaksi dan beraktivitas di kawasan tersebut se-

    hingga amatlah penting bagi mereka memiliki

    pengetahuan tentang konservasi.

    Keberadaan anak-anak di SD Ayambori bagi kon-

    servasi sangatlah penting mengingat perananya

    sebagai penerus konservasi dimasa kini dan masa

    yang akan datang. Pembekalan pengetahuan

    mengenai konservasi khususnya tentang

    pengenalan dan kecintaan terhadap lingkungan

    sejak dini merupakan salah satu langkah yang tepat

    dalam proses penyadartahuan. Anak-anak usia

    sekolah dasar ini merupakan generasi muda yang

    berada pada massa produktif dalam menyerap in-

    formasi sehingga sangatlah tepat bila dijadikan

    sasaran penyadartahuan/sasaran suluh. Pemaham-

    an konservasi dan kecintaan terhadap lingkungan

    semenjak dini diharapkan akan membentuk gen-

    erasi muda yang peduli terhadap lingkungan dansiap menjaga serta melakukan aksi nyata di ling-

    kungan tempat tinggal mereka.

    Penyuluhan konservasi ini bertujuan untuk me-

    numbuhkan kesadaran generasi muda terhadap

    konservasi sumber daya alam hayati dan

    ekosistemnya, mengingat mereka tinggal di sekitar

    kawasan hutan dan memiliki tingkat ketergan-

    tungan yang cukup tinggi terhadap hutan. Metode

    yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah

    metode ceramah dan diskusi.

    Upaya pengenalan konservasi kepada generasi

    penerus bangsa Veve Ivana Pramesti,S.Hut*)

    P e n y u l u h a n K o n s e r v a s i d i S D

    A y a m b o r i

  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    28/40

    P a g e 2 8 B u l e t i n t r i t o n i s

    K A B A R K A W A S A N .

    contoh nyata pencegahan bencana. Contohnya tid-

    ak membuang sampah di sungai atau laut, tidak

    membersihkan lahan dengan cara bakar, tidak

    membeli souvenir yang terbuat dari karang atau

    makluk laut, tidak menginjak karang sewaktu bere-

    nang atau snorking, menanam pohon di lahan

    kosong di sekitar kita.

    Diharapkan pemahaman konservasi dankecintaan terhadap lingkungan semenjak dini di-

    harapkan akan membentuk generasi penerus yang

    peduli terhadap lingkungan dan siap menjaga serta

    melakukan aksi nyata di lingkungan tempat tinggal

    mereka.

    Pustakapengertian rantai makanan dan jaring2 makanan. http://

    budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-

    rantai-makanan.html(diakses 19September 2013)

    suluh sebagaian besar belum memahami sehingga

    diberikan penjelasan terkait manfaat flora yang tid-ak hanya bermanfaat sebagai bahan makanan akan

    tetapi juga bermanfaat sebagai obat-obatan,

    menghasilkan suplai oksigen di bumi dan menyerap

    air hujan melalui akarnya. Sedangkan fauna selain

    bermanfaat sebagai bahan makanan yang berpro-

    tein tinggi, juga memiliki manfaat untuk membantu

    penyerbukan bunga, sebagai membantu kerja

    manusia, seperti sapi yang digunakan untuk mem-

    bajak sawah dan kuda yang digunakan untuk

    menarik delman.

    Pemahaman Hubungan Timbal BalikDalam penyuluhan konservasi ini, anak-anak

    tidak hanya diperkenalkan pada definisi dan

    manfaat tumbuhan dan hewan tetapi juga diperke-

    nalkan tentang hubungan timbal balik antara tum-

    buhan, hewan dan manusia yang secara harfiah

    disebut rantai makanan. Dalam menjelaskan rantai

    makanan, narasumber memberikan penggambaran

    produsen, konsumen tingkat I, konsumen tingkat II

    dan pengurai dengan penggunaan contoh gambar

    tumbuhan dan hewan sehingga sasaran suluh yang

    masih berumur 8-10 tahun dengan mudah me-

    mahami rantai makanan dan dapat menyebutkan

    contoh lain rantai makanan. Rantai makanan tidak

    dapat terbentuk secara sempurna jika salah satu

    komponennya hilang sehingga amatlah penting un-

    tuk menjaga kelangsungannya agar tidak merusak

    proses alam.

    Selain pengenalan rantai makanan, sasaran

    suluh juga dibekali dengan pengetahuan bencana

    yang dapat menjadi penyebab terputusnya rantaimakanan, contohnya kebakaran hutan, banjir,

    abrasi, erosi tanah, polusi udara dan air. Bencana

    tersebut tentunya tidak hanya menyebabkan terpu-

    tusnya rantai makanan karena hilangnya satu atau

    lebih komponennya tetapi juga berdampak pada

    rusaknya habitat tumbuhan dan hewan, ter-

    ganggunya aktivitas manusia sehari-hari, merebak-

    nya hama dan penyakit yang tentunya berdampak

    buruk bagi manusia. Setelah mengenali bencana-

    bencana, sasaran suluh diberikan pemahaman dan

    *)Calon Penyuluh Kehutanan Pada BBTNTC

    http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19http://budisma.web.id/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantai-makanan.html%20%5b19
  • 7/13/2019 Tritonis Edisi III 2013

    29/40

    P a g e 2 9E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 3

    K A B A R K A W A S A N

    0304 - 020411 dan E 1341934 - 134

    2043 dengan jarak tempuh 15 menit dari Kam-

    pung Waprak. Sekitar 100 m dari kali panas se-

    dang dibangun sarana prasarana pengusahaan pa-

    riwisata alam berupa homestay dan tempat

    pemandian buatan yang dibangun oleh Pemerintah

    Daerah Kabupaten Teluk Wondama.

    Pantai Ramoi dan Batu angin. Potensinya antara

    lain: pantai dengan pasir putih yang bersih dengan

    berbagai jenis tegakan pohon dan anggrek epifit.

    Batu Angin yang oleh masyarakat setempat disebut

    dengan "orwam", merupakan batu yang dapat

    digunakan untuk memanggil angin yang hingga

    sampai saat ini masih dilakukan oleh masyarakat.

    Keperluan pemanggilan angin oleh masyarakat ada-

    lah untuk pembukaan kebun baru. Pantai ini berja-

    rak 20 menit perjalanan dari Kampung Waprak.

    Pantai Inara. Potensinya antara lain: pantai pasir

    putih, berbagai jenis mangrobe dan anggrek.

    Bukit Sisar. Di sini tumbuh jenis palem kipas

    berdaun lebar yang tumbuh pada ketinggian 168

    meter diatas permukaan laut. Penduduk setempat

    menyebut palem ini dengan nama wanau yang

    artinya payung.

    Aisawadi. Merupakan lokasi habitat duyung

    (Dugong dugon). Jika sedang beruntung di lokasi ini

    dapat disaksikan kemunculan duyung.

    2. Kampung Yomber dan SyeiwarWisata Budaya. Di kampung ini terdapat pemak-

    aman tua/kuburan purba yang ada di 3 (tiga) lokasi.

    Berbagai budaya masyarakat dapat disaksikan di

    kampung ini misalnya ketrampilan membuat ukiran

    (Yohanes Sanoi); prosesi penggunaan perahu baru

    dan pembukaan kebun baru serta berbagai tarian

    tradisional. Masyarakat juga melakukan budidaya

    gandum (pokem/hotong), yang memiliki tradisi ter-

    tentu dalam proses penanaman. tradisi itu antara

    Kawasan Taman Nasional Teluk

    Cenderawasih yang merupakan kawasan

    konservasi perairan memiliki berbagai po-

    tensi yang belum banyak dikembangkan. Keinda-

    han alam baik hutan maupun bawah air terdapat

    dalam kawasan konservasi ini. Berdasarkan

    kegiatan penyusunan pola perjalanan wisata di Pu-

    lau Roswar, dapat teridentifikasi berbagai lokasi

    yang memiliki potensi menjadi obyek wisata. Obyek

    tersebut dapat dikelompokkan menjadi obyek

    wisata alam, wisata religi dan wisata budaya.