Triage Dlm KGD
-
Upload
trisman-putra -
Category
Documents
-
view
207 -
download
22
description
Transcript of Triage Dlm KGD
Triage dalam Keperawatan Gawat Darurat
Marlisa
• Jika kita berkunjung ke UGD atau IRD suatu rumah sakit sering kita jumpai istilah triage (baca : trias) yang berasal dari bahasa Perancis.
• Definisi
Triage adalah pengelompokan korban/pasien berdasarkan berat ringannya trauma atau penyakit serta kecepatan penanganan atau pemindahan.
Lanj Definisi
• Suatu sistem seleksi penderita yang menjamin supaya tidak ada penderita yang tidak mendapat perawatan . Sebuah tindakan pengelompokan pasien berdasarkan berat ringannya kasus, harapan hidup dan tingkat keberhasilan yang akan dicapai sesuai dengan standar pelayanan UGD yang dimiliki.
Tujuan
• untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan pertolongan kedaruratan
• Dapat menangani korban/pasien dengan cepat, cermat dan tepat sesuai dengan sumber daya yang ada
• untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa
• untuk memprioritaskan pasien menurut ke akutannya
Prinsip-prinsip triage :
• “Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan sependek mungkin), The Right Patient, to The Right Place at The Right Time serta melakukan yang terbaik untuk jumlah terbanyak” dengan seleksi korban berdasarkan :
1.Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit
2.Dapat mati dalam hitungan jam
3.Trauma ringan
4.Sudah meninggal
Dengan triage tenaga kesehatan akan mampu :
• Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tepat kepada pasien
• Menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan lanjutan
• Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses penanggulangan/pengobatan gawat darurat
Sistem Triage dipengaruhi • Jumlah tenaga profesional dan pola ketenagaan• Jumlah kunjungan pasien dan pola kunjungan
pasien • Denah bangunan fisik unit gawat darurat • Terdapatnya klinik rawat jalan dan pelayanan
medis
Triage mempunyai konsep "yang datang duluan, yang dilayani", tidak berlaku saat bencana. Konsep ini dapat digolongkan menurut tipe dan tingkat kegawatan kondisinya.
1. Berdasarkan Kondisi pasien
- Beratnya Trauma
- Jumlah Trauma
- Kemampuan Sumber Daya
- Kemungkinan Hidup dari Penderita
- Pemberian label berdasarkan prioritas
2. Berdasarkan pada kemampuan petugas gawat darurat untuk :
- Menilai tanda vital dan kondisi korban
- Menilai kebutuhan terapi untuk korban
- Menilai kemampuan untuk hidup
- Menilai kemampuan pelayanan kesehatan yang ada
- Pemberian label berdasarkan prioritas
Golongan Triage
Dalam triage ada 5 golongan
1. Golongan I (Label Hijau) :
• Penderita tidak luka / menderita gangguan jiwa sehingga tidak memerlukan tindakan bedah.
2. Golongan II (Label Kuning) :
• Penderita dengan luka ringan dan me
3. Golongan III (Label Merah) :
• Penderita keadaan luka berat / syok.
4. Golongan IV (Label Putih) :
• Penderita dengan luka berat tetapi sulit ditolong
5. Golongan V (Label Hitam) :
• Penderita meninggal dunia
•
Sistem Triage
Sistem triage ada 2 yaitu :
1. Non Disaster
• Untuk menyediakan perawatan sebaik mungkin bagi setiap individu pasien
2. Disaster
• Untuk menyediakan perawatan yang lebih efektif untuk pasien dalam jumlah banyak
Tipe-tipe Triage di Rumah Sakit
Type 1 : Traffic Director or Non Nurse
a. Hampir sebagian besar berdasarkan
system triage
b. Dilakukan oleh petugas yang tak berijasah
c. Pengkajian minimal terbatas pada keluhan
utama dan seberapa sakitnya
d. Tidak ada dokumentasi
e. Tidak menggunakan protokol
•
Type 2 : Cek Triage Cepat
a. Pengkajian cepat dengan melihat yang
dilakukan perawat beregristrasi atau
dokter
b. Termasuk riwayat kesehatan yang
berhubungan dengan keluhan utama
c. Evaluasi terbatas
d. Tujuan untuk meyakinkan bahwa
pasien yang lebih serius atau cedera
mendapat perawatan pertama
Type 3 : Comprehensive Triage
a. Dilakukan oleh perawat dengan pendidikan yang sesuai dan berpengalaman
b. 4 sampai 5 sistem katagori
c. Sesuai protokol
Klasifikasi Triage Berdasarkan Kasus
1. Prioritas 1 – Kasus Berat
a. Perdarahan berat
b. Asfiksia, cedera cervical, cedera pada maxilla
c. Trauma kepala dengan koma dan proses shock yang cepat
d. Fraktur terbuka dan fraktur compound
e. Luka bakar > 30 % / Extensive Burn
f. Shock tipe apapun
Prioritas 2 – Kasus Sedang
a. Trauma thorax non asfiksia
b. Fraktur tertutup pada tulang panjang
c. Luka bakar terbatas
d. Cedera pada bagian / jaringan lunak
3. Prioritas 3 – Kasus Ringan
a. Minor injuries
b. Seluruh kasus-kasus ambulant / jalan
4. Prioritas 0 – Kasus Meninggal
a. Tidak ada respon pada semua
rangsangan
b. Tidak ada respirasi spontan
c. Tidak ada bukti aktivitas jantung
d. Tidak ada respon pupil terhadap
cahaya
Prioritas : penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul
Tingkat prioritas :• Prioritas I (prioritas tertinggi) warna merah
untuk berat dan biru untuk sangat berat. Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka bakar) tingkat II dan III > 25%
• Prioritas II (medium) warna kuning. Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat. Contoh: patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma thorak/abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.
• Prioritas III(rendah) warna hijau. Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka superficial, luka-luka ringan
• Prioritas 0 warna Hitam. Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah. Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala kritis.
Penilaian dalam triage• Primary survey (A,B,C) untuk menghasilkan
prioritas I dan seterusnya
• Secondary survey (Head to Toe) untuk menghasilkan prioritas I, II, III,0 dan selanjutnya
• Monitoring korban akan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan pada A, B, C, derajat kesadaran dan tanda vital lainnya.
• Perubahan prioritas karena perubahan kondisi korban
Perencanaan triage
• Persiapan sebelum bencana
• Pengorganisasian personal (bentuk tim triage)
• Pengorganisasian ruang/tempat
• Pengorganisasian sarana/peralatan
• Pengorganisasian suplai
• pelatihan
• komunikasi
Pemimpin triage → Hanya melakukan :
• Primary survey
• Menentukan prioritas
• Menentukan pertolongan yang harus diberikan
Keputusan triage harus dihargai. Diskusi setelah tindakan. Hindari untuk tidak memutuskan sesuatu. Pemimpin triage tidak harus dokter, perawat pun bisa atau orang yang terlatih tergantung sumber daya manusia di tempat kejadian.
Tim triage
• Bertanggung jawab
• Mencegah kerusakan berlanjut atau semakin parah
• Pilah dan pilih korban
• Memberi perlindungan kepada korban.
Dokumentasi/rekam medis triage
• Informasi dasar : nama, umur, jenis kelamin, cedera, penyebab cedera, pertolongan pertama yang telah diberikan
• Tanda-tanda vital : tensi, nadi, respirasi, kesadaran
• Diagnosis singkat tapi lengkap
• Kategori triage
• Urutan tindakan preoperatif secara lengkap
Perhatian :
• Jika fasilitas kurang memadai maka lebih diutamakan yang potensial selamat. Contoh : jika korban label merah lebih potensial selamat maka label biru dapat berubah menjadi label hitam
• Dalam keadaan bencana, lebih baik memberi bantuan lebih daripada kurang
• Pikirkan kemungkinan yang paling buruk sehingga dapat mempersiapkan lebih baik.
TERIMA KASIH