Trauma Pada Telinga Dalam

14
Trauma pada telinga dalam Ada dua bentu : energi akustik dan energi mekanik Trauma mekanik pada tulang temporal dapat terjadi fraktur Fraktur tulang temporal ada dua bentuk : fraktur longitudinal(80%) dan fraktur transversal(20%)

description

Trauma Pada Telinga Dalam

Transcript of Trauma Pada Telinga Dalam

Page 1: Trauma Pada Telinga Dalam

Trauma pada telinga dalam

Ada dua bentu : energi akustik dan energi mekanikTrauma mekanik pada tulang temporal dapat terjadi

frakturFraktur tulang temporal ada dua bentuk : fraktur longitudinal(80%) dan fraktur transversal(20%)

Page 2: Trauma Pada Telinga Dalam
Page 3: Trauma Pada Telinga Dalam

a

Tanda-tanda fraktur longitudinal• Perforasi membran timpani• Perdarahan• Tuli konduktifTanda fraktur transversal• Cedera labirin• Cedera saraf fasialis• Ada gangguan keseimbangan dan pendengaran

Page 4: Trauma Pada Telinga Dalam

• Tulang temporal terbentuk oleh bagian tulang yang paling padat dari tubuh manusia

• Tulang temporal terlindung oleh letaknya yang di tengah

• Bila tulang temporal patah biasanya disertai gangguan kesadaran, hematom subdural atau epidural atau kontusio

• Bila ada kelumpuhan saraf fasialis kadang-kadan perlu tindakan decompresi

Page 5: Trauma Pada Telinga Dalam

• Truma akustik merupakan penyebab ketulian sensorineural yang utama

• Makin keras dan makin lamanya paparan bising makin beresiko terjadi SNHL

• Bising 80 db untuk 8 jam relatif masih aman• Bising 110 db untuk waktu relatif singkat tidak aman • Awalnya bising menimbulkan pergeseran ambang

sementara,gangguan pulih kurang dari dua minggu• Trauma berulang berakibat pergeseran ambang menetap• Trauma ledakan dapat menimbulkan gelombang kontusio, lebih

banyak kerusakan di telinga tengah disamping SNHL nada tinggi

Page 6: Trauma Pada Telinga Dalam

Gangguan saraf fasialis

Anatomi umum saraf fasialisSaraf kranialis ke tujuh berasal dari batang otak,

berjalan dalam tulang temporal dan berakhir pada otot-otot wajah

N. Fasialis tdd tiga komponen, motoris, sensoris dan parasimpatis

Komponen motoris mempersarafi otot wajah, m. Stapedius dan venter posterior m. Digastrik

Page 7: Trauma Pada Telinga Dalam

• Komponen sensoris mempersarafi duapertiga anterior lidah untuk mengecap, melalui n. Korda timpani

• Komponen parasimpatis mempersarafi glandula lakrimalis, glandula submandibula dan glandula lingualis

• Dalam tulang temporar n. Fasialis berjalam dalam saluran tulang (kanal fallopi), dibagi 3 segmen, yaitu segmen labirin, segmen timpani dan segmen mastoid

Page 8: Trauma Pada Telinga Dalam

• Didalam tulang temporan n. Fasialis memberikan 3 cabang penting, n. petrosus superior mayor, n. Stapedius dan korda timpani

• N. Petrosus superior mayor keluar dari ganglion ginikulatum, memberikan rangsang sekresi kelenjar lakrimalis

• N. Stapedius mempersarafi m. Stapedius, berfungsi sebagai peredam suara

• Korda timpani memberikan serabut perasa pada duapertiga lidah bagian depan

Page 9: Trauma Pada Telinga Dalam
Page 10: Trauma Pada Telinga Dalam
Page 11: Trauma Pada Telinga Dalam
Page 12: Trauma Pada Telinga Dalam

Pemeriksaan fungsi saraf fasialisUntuk menentukan letak lesi dan derajat kelumpuhannya1. Uji fungsi saraf2. Gustometer :menentukan ambang kecap3. Schimer tes : menentukan jumlah sekresi kelenjar

lakrimalis4. Refleks stapedius5. Pemeriksaan audio-vestibuler6. Pemeriksaan radiologi

Page 13: Trauma Pada Telinga Dalam

Etiologi keumpuhan saraf fasialis1. Kelainan kongenital2. Infeksi3. Tumor4. Trauma5. Ganguan pembuluh darah6. Idiopatik, Bell’spalsy

Page 14: Trauma Pada Telinga Dalam

• Di indonesia urutan penyebab terbanyak kelumpuhan saraf fasialis: idiopatik, radang dan trauma

• Penatalaksanaan1. Pada ganguan hantaran ringan dan fungsi motor

masih baik pengobatan ditunjukan untuk menghilangkan edema saraf dengan memakai obat-obat : anti edem,vasodilatasi dan neurotronika

2. Gangguan hantaran berat atau terjadi denervasi total harus segera dilakukan tindakan operasi dengan teknik dekompresi n.VII transmastoid