Trauma Oculi Perforans
-
Upload
dwiyanti-oktavia -
Category
Documents
-
view
91 -
download
16
description
Transcript of Trauma Oculi Perforans
TRAUMA OCULI PERFORANS
ARSHYBHARA 0410710018CHINTAMI PUTRI R 0410710030DIAN YANIARTI H 0410710038
epidemiologi
• National for the prevention of blindness WHO memperkirakan 55.000.000 trauma mata tiap tahun di dunia 750.000 masuk RS 200.000 trauma terbuka bola mata
• Trauma mata sering merupakan penyebab kebutaan unilateral pada anak dan dewasa muda
macam-macam bentuk trauma• Mekanik
1. Trauma Tumpul, misalnya terpukul, kena bola tenis, atau shuttlecock, membuka tutup botol tidak
dengan alat, ketapel.
2. Trauma Tajam, misalnya pisau dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan pertukangan.
3. Trauma Peluru, merupakan kombinasi antara trauma tumpul dan trauma tajam, terkadang peluru masih tertinggal didalam bola mata. Misalnya peluru senapan angin,dan peluru karet.
• Khemis
1. Trauma Khemis basa, misalnya sabun cuci, sampo, bahan pembersih lantai, kapur, lem (perekat).
2. Trauma Khemis Asam, misalnya bahan asam-asam dilaboratorium, gas air mata.
• Fisis
1. Trauma termal, misalnya panas api, listrik, sinar las, sinar matahari.
2. Trauma bahan radioaktif, misalnya sinar radiasi bagi pekerja radiologi
• American Ocular Trauma :
patofisiologi
• Terdapat empat mekanisme yang menyebabkan terjadi trauma okuli yaitu : 1. coup2. countercoup 3. equatorial 4. global reposititioning
• Coup adalah kekuatan yang disebabkan langsung oleh trauma
• Countercoup merupakan gelombang getaran yang diberikan oleh coup dan diteruskan melalui okuler dan struktur orbita
gejala klinis
• Mata merah, nyeri, fotofobia, blepharospasme dan lakrimasi
• Tajam penglihatan yang menurun akibat terdapatnya kekeruhan media refrakta secara langsung atau tidak langsung akibat trauma tembus tersebut
• Tekanan bola mata rendah akibat keluarnya cairan bola mata
• Bilik mata dangkal akibat perforasi kornea
• Bentuk dan letak pupil berubah• Terlihatnya ruptur pada kornea atau sclera• Adanya hifema pada bilik mata depan• Terdapat jaringan yang prolaps seperti cairan
mata, iris lensa, badan kaca atau retina
diagnosa
• Diagnosis trauma okuli perforans dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang jika tersedia.
- Anamnesis : mekanisme dan onset terjadinya trauma, bahan penyebab trauma dan pekerjaan, perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan segera sesudah cedera,
- Pemeriksaan Fisik : pengukuran dan pencatatan ketajaman penglihatan, motilitas mata dan sensasi kulit perorbita dan lakukan palpasi untuk mencari defek pada bagian tepi tulang orbita
- Pemeriksaan Fisikslit lamp, tes fluorescein, tonometri, funduskopi, tes seidel, CT scan dan USG B-scan, MRI (kontraindikasi thdp trauma e.c. logam), electroretinography
Seidel’s test. Seidel’s testing utilizes the characteristic of fluorescein to quench fluorescence in high concentrations. In the photograph, the area of corneal injurywas coated with a high concentration of fluorescein from adampened strip. The aqueous leakage diluted the dye andallowed fluorescence to occur, thus indicating the presenceof a full-thickness wound.
Fluorescein staining of an epithelial defect. As discussed in the text, fluorescein diffuses rapidly into the stroma bordering an epithelial defect. For this reason, it is important to inspect the corneal immediately after fluorescein instillation
penatalaksanaan• Keadaan trauma tembus pada mata merupakan
hal yang gawat darurat dan harus segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti : - Infeksi- Siderosis, kalkosis dan oftalmika simpatika
• Pada setiap tindakan bertujuan untuk :- Mempertahankan bola mata- Mempertahankan penglihatan
• Penatalaksanaan pasien dengan trauma okuli penetrasi adalah :
1. Penata laksanaan sebelum tiba di rumah sakit - Berikan pelindung mata, namun jangan menambah tekanan.
- Tidak boleh dilakukan menipulasi yang berlebihan dan penekanan bola mata
- Benda asing tidak boleh dikeluarkan tanpa pemeriksaan lanjutan- Sebaiknya pasien di puasakan untuk mengantisipasi tindakan operasi
2. Penatalaksanaan di rumah sakit 4,5,12 - Pemberian antibiotic spectrum luas- Pemberian obat sedasi,antiemetik, dan analgetik sesuai indikasi- Pemberian toksoid tetanus sesuai indikasi- Pengangkatan benda asing di kornea, konjungtiva atau intraokuler (bila
bila mata intak) - Tindakan pembedahan /penjahitan sesuai dengan kausa dan jenis
cedera.
•The aim is for micro-surgical repair within 24 hours•If PEI is suspected DO NOT TOUCH THE EYE.•Immediate referral required•No drops or ointment•Apply a shield lightly
Golden rule :
komplikasi
• Infeksi : endoftalmitis, panoftalmitis• Katarak traumatic• Glukoma sekunder• Oftalmika simpatika
Traumatic cataract and iridodialysis
prognosis
Tergantung pada :
• Besarnya luka tembus, makin kecil makin baik• Tempat luka pada bola mata• Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda
asing• Ada / tidaknya afferent pupillary defect• Dalamnya luka tembus• Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
laporan kasus
Identitas PasienNama : Tn. EUmur : 23 tahunAgama : IslamPekerjaan : swastaAlamat : jl. MT. Hariono Sumber Pucung.No. Register : 108970xxPeriksa : 14 Mei 2010
Anamnesis Jenis anamnesis: autoanamnesisTanggal: 14 Mei 2010• Keluhan utama: mata kiri nyeri dan kabur
Pasien mengeluh mata kirinya nyeri dan kabur setelah 1 minggu yang lalu terkena loncatan kepala mur di kelopak atas mata kiri pada saat pasien sedang mengebor dari jarak setengah meter. Keluhan tersebut disertai mata merah, silau dan nrocoh. Lama-kelamaan kabur dirasa semakin parah. Setelah kejadian tersebut, pasien tidak langsung berobat ke dokter. Empat hari setelah kejadian pasien pergi ke rumah sakit kepanjen, dikatakan oleh dokter bahwa korneanya robek, dan akhirnya dirujuk ke RSSA. Tetapi pasien baru pergi ke RSSA 3 hari setelah dirujuk.
• Riwayat terapi : Pasien diberi obat tetes oleh dokter tetapi pasien tidak tahu nama obatnya
Madarosis (-) Supracilia Madarosis (-)
Trichiasis(-),entropion (-) Cilia Trichiasis(-), entropion (-)
GBM
6/6 Visus 1/60
Sp (-), ed (-) Palpebra Sp (+), ed (-)
CI (-), PCI (-), Konjungtiva CI (+), PCI (+),
Edema(-) Korneapecah di arah jam 1 lamelar,
epitelisasi (+), siedel test (+) minimal
dalam COA Dangkal
Rad line (+), neovaskularisasi(-),
atrofi(-)Iris Pecah di arah jam 12-1
bulat, diameter 3 mm, RP(+),
sinekia posterior(-)Pupil Tidak bulat, RP(+) ↓
jernih Lensa Keruh
17,3 mmHg (TIO Schiotz) TIO n-1/p
Pemeriksaan Tes Konfrontasi: Pasien dapat melihat benda jika dibandingkan dengan pemeriksa dari segala arah
DiagnosisOS trauma oculi penetrating dengan komplikasi rupture kornea dengan epitelisasi dan katarak traumatik
Penatalaksanaan• Pro OS eksplorasi dan jahit kornea / LA• Inj Tetagam 1 amp IM• Ciprofloxacin 2 x 750 mg• Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Rencana DiagnosaDL, GDA, Faal Hemostasis.
Prognosis
Quo ad visam : malamQuo ad sanam : bonamQuo ad vitam : bonamQuo ad cosmeticam : dubia ad bonam
Hasil Operasi
– Tidak ada scleral rupture– Corneal rupture– Iris rupture– Capsule anterior intact– Traumatic cataract
USG Post operasi :
hari pertama post-operasi
Madarosis (-)Supracilia Madarosis (-)
Trichiasis(-),entropion (-) Cilia Trichiasis(-), entropion (-)
GBM
6/6 Visus 1/60
Sp (-), ed (-) Palpebra Sp (+), ed (-)
CI (-), PCI (-), Konjungtiva CI (+), PCI (+),
Edema(-) Kornea 4 jahitan cornea, ketat,
dalam COA Dalam
Rad line (+),
neovaskularisasi(-), atrofi(-)Iris Pecah di arah jam 12-1
bulat, diameter 3 mm, RP(+),
sinekia posterior(-)Pupil Tidak bulat, RP(+) ↓
jernih Lensa Keruh
17,3 mmHg (TIO Schiotz) TIO n/p
Terapi : •Tobro ed 8 x 1 OS•SA 1 % ed 3 x 1 OS•Eyefresh ed 6 x 1 OS•Ciprofloxacin 2 x 750 mg•Mefenamic acid 3 x 500 mg
hari kedua post-operasi
Madarosis (-)Supracilia Madarosis (-)
Trichiasis(-),entropion (-) Cilia Trichiasis(-), entropion (-)
GBM
6/6 Visus 1/60
Sp (-), ed (-) Palpebra Sp (+), ed (-)
CI (-), PCI (-), Konjungtiva CI (+), PCI (+),
Edema(-) Kornea 4 jahitan cornea, ketat
dalam COA Dalam
Rad line (+),
neovaskularisasi(-), atrofi(-)Iris Pecah di arah jam 12-1
bulat, diameter 3 mm,
RP(+), sinekia posterior(-)Pupil Tidak bulat, midriasis
jernih Lensa Keruh
17,3 mmHg (TIO Schiotz) TIO n/p
Terapi :•Tobro ed 8 x 1 OS•SA 1 % ed 3 x 1 OS•Eyefresh ed 6 x 1 OS•Ciprofloxacin 2 x 750 mg•Mefenamic acid 3 x 500 mg
hari ketiga post-operasi
Madarosis (-)Supracilia Madarosis (-)
Trichiasis(-),entropion (-) Cilia Trichiasis(-), entropion (-)
GBM
6/6 Visus 1/60
Sp (-), ed (-) Palpebra Sp (+), ed (-)
CI (-), PCI (-), Konjungtiva CI (+), PCI (+),
Edema(-) Kornea 4 jahitan cornea, ketat
dalam COA Dalam
Rad line (+),
neovaskularisasi(-), atrofi(-)Iris Pecah di arah jam 12-1
bulat, diameter 3 mm,
RP(+), sinekia posterior(-)Pupil Tidak bulat, midriasis
jernih Lensa Keruh
17,3 mmHg (TIO Schiotz) TIO n/p
Terapi :•Tobro ed 8 x 1 OS•SA 1 % ed 3 x 1 OS•Eyefresh ed 6 x 1 OS•Ciprofloxacin 2 x 750 mg•Mefenamic acid 3 x 500 mg
pembahasan• Dari anamnesa didapatkan riwayat mata kiri
pasien terkena mur yang meloncat ke arah kelopak mata di tempat kerjanya
• mekanisme trauma ini diketahui bahwa ada terdapat suatu gaya yang mengenai kelopak mata yang didapat dari benda tajam
• Akibat dari gaya tersebut terjadilah ruptur kornea dan katarak traumatika
• mekanisme trauma yang mungkin terjadi adalah counter coup karena gaya yang diberikan coup diteruskan melalui okuler dan struktur orbita
pembahasan• Pada pasien ini terjadi trauma mata terbuka karena
terjadi trauma yang menyebabkan luka dan mengenai dinding bola mata (sclera dan kornea)
• Disebut trauma penetrasi karena terjadi laserasi tunggal pada dinding bola mata yang disebabkan oleh benda tajam
• Dari anamnesa didaparkan pasien mengeluh mata merah, epifora, pandangan kabur, dan nyeri. Hal ini sesuai teori dimana tajam penglihatan menurun akibat kekeruhan media refraksi secara langsung
• Disebutkan pula, trauma tembus akan menimbulkan katarak lebih cepat daripada trauma tumpul
pembahasan• Kebanyakan laserasi kornea dan trauma ruptur dapat melibatkan stroma,
partial atau full thickness. Pada pasien ini terjadi full thickness corneal laceration pada mata kiri karena ditemukan beberapa hal ini pada status oculi :
• Sedangkan tanda-tanda partial thickness corneal laceration adalah :
- Tes Siedel positif- Pupil irregular dengan ruptur iris- COA dangkal- Katarak- TIO normal
• Defek epithelial• COA dalam• Tes Siedel negatif• Hifema atau microhyfema• TIO normal
pembahasan
• Pada pasien ini terjadi tes siedel positif menunjukan adanya kebocoran dari aquous humour. Prinsip tatalaksana dari trauma oculi penetrasi :
• Pada pasien ini dilakukan suturing kornea dengan LA. Pada suturing kornea ini hendaknya dipahami :
• Tutup mata yang trauma dengan pelindung, namun hindari tekanan berlebihan dengan memberi tape dia atas pelindung• KIE pasien untuk tidak menyentuh mata• Full thickness laceration kebanyakan membutuhkan surgical repair.
• Efek luka dan proses suturing pada fungsi dan anatomi kornea• Konsep bagaimana suturing bermanfaat
.