TRANSPORTASI LOGISTIK DI WILAYAH PERBATASAN.docx

21
TRANSPORTASI LOGISTIK WILAYAH PERAIRAN DI PERBATASAN ANDI MULIAMA e-mail : [email protected] Mahasiswa Program Pasca Sarjana Program Studi Teknik Perencanaan transportasi Universitas Hasanuddin Makassar Abstrak Pengembangan wilayah perbatasan dalam rangka mewujudkan wilayah perbatasan sebagai berada depan negara yang berorientasi pada aspek kesejahteraan (prosperity) dan keamanan (security) telah dilakukan oleh berbagai dinas dan instansi, namun sifatnya masih parsial dan belum komprehensif sebagai suatu kebijakan. Selama ini, pendekatan kesejahteraan melalui paradigma pertumbuhan ekonomi sangat mewarnai konsep pengelolaan kawasan perbatasan, khususnya perbatasan antar negara. Sektor transportasi secara langsung dan tidak langsung sangat penting dikembangkan untuk mewujudkan ruang wilayah nusantara, khususnya dalam menunjang program kawasan perbatasan sebagai beranda depan negara. Pembangunan sektor transportasi diharapkan membuka jalan komunikasi, terjadi aliran barang, jasa, manusia, dan ide-ide sebagai modal bagi suatu daerah untuk maju dan berkembang. Penyediaan sarana dan prasarana jaringan transportasi sangat besar peranannya dalam memberi dukungan bagi sistem logistik nasional di perbatasan. Kata Kunci : Transportasi, logistik, wilayah perbatasan. I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai suatu negara-bangsa sudah diakui kedaulatannya secara internal maupun eksternal. Secara internal, kedaulatan suatu negara dapat dinyatakan secara formal dengan keberadaan/wilayah teritori beserta dengan penduduk dan pemerintahan di dalamnya. Secara eksternal, kedaulatan suatu negara ditunjukkan dengan adanya pengakuan (recognition) dari negara-negara lain. Dengan demikian wilayah perbatasan negara mempunyai peranan dan nilai strategis dalam mendukung tegaknya kedaulatan negara, sehingga pemerintah Indonesia wajib memperhatikan secara sungguh-sungguh keejahteraan dan keamanan wilayah perbatasan, karena hal tersebut akan mendukung keamanan nasional dalam kerangka NKRI. Ditinjau dari perspektif keamanan, kondisi daerah perbatasan wilayah indonesia saat ini berada pada tahap mengkhawatirkan, ini ditandai dengan timbulnya berbagai masalah perbatasan seperti kasus blok Ambalat, kasus patok perbatasan darat, barang – barang ilegal sering mengganggu keamanan dan 1

Transcript of TRANSPORTASI LOGISTIK DI WILAYAH PERBATASAN.docx

TRANSPORTASI LOGISTIK WILAYAH PERAIRAN DI PERBATASAN

ANDI MULIAMAe-mail : [email protected]

Mahasiswa Program Pasca Sarjana Program Studi Teknik Perencanaan transportasiUniversitas Hasanuddin Makassar

Abstrak

Pengembangan wilayah perbatasan dalam rangka mewujudkan wilayah perbatasan sebagai berada depan negara yang berorientasi pada aspek kesejahteraan (prosperity) dan keamanan (security) telah dilakukan oleh berbagai dinas dan instansi, namun sifatnya masih parsial dan belum komprehensif sebagai suatu kebijakan. Selama ini, pendekatan kesejahteraan melalui paradigma pertumbuhan ekonomi sangat mewarnai konsep pengelolaan kawasan perbatasan, khususnya perbatasan antar negara.

Sektor transportasi secara langsung dan tidak langsung sangat penting dikembangkan untuk mewujudkan ruang wilayah nusantara, khususnya dalam menunjang program kawasan perbatasan sebagai beranda depan negara. Pembangunan sektor transportasi diharapkan membuka jalan komunikasi, terjadi aliran barang, jasa, manusia, dan ide-ide sebagai modal bagi suatu daerah untuk maju dan berkembang.

Penyediaan sarana dan prasarana jaringan transportasi sangat besar peranannya dalam memberi dukungan bagi sistem logistik nasional di perbatasan.

Kata Kunci : Transportasi, logistik, wilayah perbatasan.

I. PENDAHULUAN

Indonesia sebagai suatu negara-bangsa sudah diakui kedaulatannya secara internal maupun eksternal. Secara internal, kedaulatan suatu negara dapat dinyatakan secara formal dengan keberadaan/wilayah teritori beserta dengan penduduk dan pemerintahan di dalamnya. Secara eksternal, kedaulatan suatu negara ditunjukkan dengan adanya pengakuan (recognition) dari negara-negara lain. Dengan demikian wilayah perbatasan negara mempunyai peranan dan nilai strategis dalam mendukung tegaknya kedaulatan negara, sehingga pemerintah Indonesia wajib memperhatikan secara sungguh-sungguh keejahteraan dan keamanan wilayah perbatasan, karena hal tersebut akan mendukung keamanan nasional dalam kerangka NKRI.

Ditinjau dari perspektif keamanan, kondisi daerah perbatasan wilayah indonesia saat ini berada pada tahap mengkhawatirkan, ini ditandai dengan timbulnya berbagai masalah perbatasan seperti kasus blok Ambalat, kasus patok perbatasan darat, barang – barang ilegal sering mengganggu keamanan dan permasalahan pelintas batas negara. Daerah perbatasan merupakan daerah yang terpencil secara geografis dan sosial ekonomi, sehingga memiliki potensi kerawanan aspek internal seperti masyarakat yang terpencil, miskin, terpinggirkan, kesadaran nasional (nasionalisme) yang rendah, tidak dapat diandalkan sebagai pilar keamanan, yang akhirnya dapat membahayakan eksistensi negara. Dari aspek eksternal, merupakan wilayah yang terbuka bagi pihak luar untuk masuk ke wilayah NKRI, maupun sebaliknya, sehingga apabila wilayah perbatasan darat dan laut tidak diamankan secara baik, dapat membahayakan kedaulatan NKRI.

Pengembangan wilayah perbatasan dalam rangka mewujudkan wilayah perbatasan sebagai berada depan negara yang berorientasi pada aspek kesejahteraan (prosperity) dan keamanan (security) telah dilakukan oleh berbagai dinas dan instansi, namun sifatnya masih parsial dan belum komprehensif

1

sebagai suatu kebijakan. Selama ini, pendekatan kesejahteraan melalui paradigma pertumbuhan ekonomi sangat mewarnai konsep pengelolaan kawasan perbatasan, khususnya perbatasan antar negara. Padahal kenyataannya di lapangan perbatasan juga menghadapi permasalahan keamanan, baik yang bersifat internal maupun eksternal

Keamanan wilayah perbatasan darat menjadi perhatian pemerintah telah mendorong perumusan kebijakan untuk mengembangkan kajian penataan wilayah perbatasan dilengkapi dengan rumusan sistem keamanannya. Hal ini sangat terkait dengan proses pembangunan bangsa (nation building) terhadap munculnya potensi konflik internal dalam negara maupun dengan negara tetangga (neighbourhood countries).

Penanganan kawasan perbatasan dalam upaya perwujudan ruang wilayah nusantara sebagai satu kesatuan geografis, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan selama ini belum dilakukan pendekatan dari segi transportasi. Penyediaan sarana dan prasarana jaringan transportasi sangat besar peranannya dalam memberi dukungan bagi sektor-sektor lain (geografis, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan). Jaringan transportasi ini harus dibangun dalam suatu kesisteman, yang terdiri dari transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara, yang saling berinteraksi membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, melayani perpindahan orang dan atau barang, yang akan terus berkembang secara dinamis.

TINJAUAN PUSTAKAA. Sistem dan Peran Transportasi1. Sistem Transportasi

Sistem transportasi memiliki satu kesatuan defenisi yang terdiri atas : Sistem, yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variable dengan variable lain dalam tatanan yang terstruktur, serta transportasi, yakni kegiatan memindahkan penumpang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem tranportasi adalah gabungan elemen-elemen atau komponen-komponen yaitu :a. Prasarana (jalan, terminal, dermaga, bandara, rute, alur)b. Sarana (kendaraan)c. Sistem pengioperasian (yang mengkoordinasikan komponen prasarana dan sarana) (Miro, 1977)

dan/atau : disitilahkan (alat pendukung), didalamnya mencakup berbagai unsur (sub sistem) :1) Ruang untuk bergerak (jalan, alur, rute)2) Tempat awal/akhir pergerakan (terminal)3) Yang bergerak (alat angkut/kendaraan dan bentuk apapun)4) Pengelolaa; yang mengkoordinasikan ke 3 unsur sebelumnya

Dalam pergerakan barang, transportasi diperlukan karena sumber kebutuhan manusia tidak terdapat di sembarang tempat. Sumber yang masih berbahan baku harus di proses melalui tahapan produksi yang lokasinya juga tidak selalu ada di lokasi manusia sebagai konsumennya. Kesenjangan antara jarak lokasi sumber, lokasi produksi dan lokasi konsumsi inilah yang melahirkan adanya kebutuhan transportasi, dalam hal ini transportasi barang atau logistik. Oleh karena itu, Munawar A (2005) menguraikan ada 5 unsur pokok dalam sistem transportasi yaitu : 1) orang yang membutuhkan; 2) barang yang dibutuhkan; 3) kendaran sebagai alat angkut; 4) jalan sebagai prasaran angkutan; 5) organisasi yaitu pengelola angkutan.

Transportasi merupakan komponen utama bagi berfungsinya suatu kegiatan masyarakat. Transportasi berkaitan langsung dengan pola kehidupan masyarakat lokal serta daerah layan atau daerah pengaruh aktivitas-aktivitas produksi dan sosial serta barang-barang dan jasa yang dapat dikonsumsi. Kehidupan masyarakat yang maju ditandai dengan mobilitas yang tinggi akibat tersedianya fasilitas transportasi yang cukup, sebaliknya adalah daerah yang kurang baik sistem transportasinya mengakibatkan keadaan ekonomi masyarakat berada dalam keadaan statis atau dalam tahap immobilitas

Transportasi dalam kehidupan manusia adalah salah satu aspek yang sangat penting karena

2

mampu mengatasi keterbatasan dan kemampuan manusia seperti keterbatasan manusia dalam memindahkan barang dalam jumlah yang besar dan jarak yang jauh. Pada dasarnya pengangkutan atau pemindahan barang dan penumpang dari tempat asal ke tempat tujuan akan menciptakan kegunaan (utilitas) dari barang yang diangkut. Utilitas prasarana transportasi khususnya untuk angkutan barang pada dasarnya ada 2 (dua) macam yaitu utilitas tempat (place utility) dan utilitas waktu (time utility). Kedua kegunaan tersebut berarti bahwa prasarana transportasi memberikan jasa kepada masyarakat yang disebut jasa transportasi (Morlok, 1995;35-36).

Gambar 1. Grafik Biaya Total suatu Komoditi dan Hubungannya terhadap Kegunaan Tempat (Morlok, 1995;34)

Transportasi berfungsi sebagai sektor penunjang pembangunan (the promotion sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi pengembangan wilayah dan ekonomi. Dengan demikian transportasi sebagai prasarana wilayah mempunyai fungsi yang terkait dengan pengembangan wilayah dan memperlancar roda perekonomian dalam rangka mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat (Nasution, 1996).

Sasaran Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS) adalah terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. Efektif dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, serta polusi rendah. Efisien dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional (Kepmenhub No.KM 49 Tahun 2005; 5).

Transportasi mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat menentukan bagi kehidupan masyarakat dan kelangsungan pembangunan. Seringkali dikatakan bahwa transportasi merupakan urat nadi perekonomian dan sebagai penunjang pembangunan, maka dari itu penyempurnaan jasa transportasi adalah mutlak dilaksanakan bukan hanya ditinjau secara sektoral akan tetapi jasa transportasi diberbagai sektor ekonomi (Paul Rodrigue, 2007;2).

Sistem transportasi merupakan prasarana dasar (basic infrastructure) bagi pelayanan masyarakat (public sevice) yang dampaknya bersifat multi dimensional. Kemultian penyelenggaraan sistem transportasi, tidak hanya terkait dengan sistem multi moda yang menyatukan serangkaian moda transportasi : darat, laut dan udara, tetapi dalam perencanaannya juga harus mencerminkan keputusan yang dapat diterima semua pihak yang memiliki cara pandang yang berbeda (multi faced), dengan mempertimbangkan variabel dampak dan manfaat yang beragam (multi variables), melibatkan sejumlah pihak/institusi yang mencerminkan aspek multi sektoral (Tamin, 2002; 6).

3

2. PeranTransportasiKegiatan transportasi bukanlah suatu tujuan, melainkan mekanisme untuk mencapai tujuan.

Kegiatan masyarkat bersangkut paut dengan produksi barang dan jasa untuk mencukupi kebutuhan yang beraneka ragam. Karena itu manfaat transportasi dapat pula dilihat dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Peran dan manfaat transportasi dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya adalah (Nasution, 1996):a. Peran dan Manfaat Sosial

Dalam kehidupan sosial/bermasyarakat ada bentuk-bentuk hubungan yang bersifat resmi, seperti hubungan antara lembaga pemerintah dengan swasta, maupun hubungan yang bersifat tidak resmi, seperti hubungan keluarga, sahabat, dan sebagainya. Untuk kepentingan hubungan sosial ini, transportasi sangat membantu dalam menyediakan berbagai fasilitas dan kemudahan, seperti pelayanan untuk perorangan atau kelompok, pertukaran informasi, perjalanan pribadi maupun sosial, mempersingkat waktu tempuh antara rumah dan tempat kerja, mendukung perluasan kota atau penyebaran penduduk menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil.

Dinamika kegiatan manusia pada umumnya bermasyarakat dan berusaha hidup selaras satu sama lain (sejahtera), orang membutuhkan kegiatan sosial. Akibat-akibat sosial dari pembangunan transportasi telah menimbulkan perubahan-perubahan yang mendasar dalam cara menempuh kehidupan. Transportasi memiliki konsekuensi yang paling jauh jangkauannya, khususnya terhadap pertumbuhan daerah dan pergerakan orang dalam jumlah besar.

Ukuran dampak sosial akibat prasarana jaringan transportasi dan tingkat aksesibilitas tinggi dengan terpenuhinya kebutuhan pendidikan, kesehatan, agama, budaya, lapangan kerja, dan keamanan.

Pengangkutan akan mempengaruhi keadaan sosial masyarakat, pertukaran kebudayaan, peningkatan hubungan kemasyarakatan dan mobilitas penduduk mmerlukan jaringan sistem transportasi dan perhubungan yang baik.b. Peran dan Manfaat Ekonomi

Manusia memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan. Sumber daya ini perlu diolah melalui prose produksi untuk menjadi bahan siap pakai yang perlu dipasarkan, dimana terjadi proses tukar menukar antara penjuan dan pembeli.

Fasilitas transportasi akan mendukung persediaan bahan untuk produksi tidak tebatas pada suatu daerah tetapi dapat diperoleh dari daerah-daerah lainnya. Hal ini memberikan peluang ekonomi masyarakat menjadi lebih bergunan dengan keterkaitan terhadap produksi, distribusi dan pertukataran komoditi. Setelah melalui proses produksi, tujuan ekonomi itu sendiri adalah memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat. Dengan transportasi, bahan baku dibawa menuju tempat produksi dan hasil produksi di bawa kepasar atau tempat pelayanan kebutuhannya, seperti pasar, permukiman, perdesaan, perkotaan dan lain-lain.

Ukuran dampak ekonomi dari sarana dan prasarana transportasi dengan aksesibiltas tinggi dan terpenuhinya kebutuhan (demand), dapat dilihat dari terjadinya kenaikan pendapatan regional bruto/PDRB per kapita penduduk

Menurut Morlok (1995; 46) peran transportasi pada sektor ekonomi, yaitu : 1) Memperbesar jangkauan terhadap sumber yang dibutuhkan suatu daerah dan memungkinkan

digunakannya sumber yang lebih murah ataupun tinggi mutunya;2) Penggunaan sumber bahan secara lebih efisien memungkinkan terjadinya spesialisasi atau

pembagian pekerjaan. Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah maupun kualitas barang-barang untuk dikomsumsi dan terkonsentrasinya aktivitas produksi di sejumlah tempat tertentu;

3) Persediaan bahan untuk produksi tidak terbatas pada suatu daerah dan dapat diperoleh dari daerah lainnya, sehingga akan memberi peluang untuk memproduksi lebih besar.

Menurut Salim H.A. (1993, 1), bahwa sektor transportasi memberikan dorongan terhadap pengembangan fungsi-fungsi ekonomi. Pembangunan ekonomi membutuhkan jasa transportasi yang memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjangnya, maka tidak tercapainya hasil usaha

4

pengembangan ekonomi suatu wilayah.Keadaan ekonomi merupakan pengaruh penting bagi kemajuan pengangkutan di suatu daerah,

karena terdapat hubungan yang erat antara perkembangan ekonomi. Pengangkutan selalu mengikuti arah dan tingkat perkembangan ekonomi, sebaliknya perkembangan ekonomi dipengaruhi pula oleh keadaan sistem pengangkutan yang melayani.

c. Peran dan Manfaat Wilayah kaitannya dengan lahanBertambahnya jumlah penduduk disertai pembangunan infrastruktur khususnya prasarana

jaringan transportasi akan memudahkan masyarakat melakukan mobilitas (berpindah atau bergerak) dari tempat asal ke tempat tujuan karena daya tarik nisbi tempat tujuan dan/atau kebutuhan mengatasi rintangan alami. Permintaan jasa transportasi adalah permintaan turunan, setelah jasa turunan terwujud, maka akan terjadi perkembangan ikutan. Ukuran dampak pemanfaatan lahan berkaitang dengan pengembangan prasarana transportasi dan peningkatan aksesibilitas pelayanan masyarakat. Maka nilai harga jual lahan pada wilayah pengembangan prasarana transportasi akan meningkat harga jualnya disamping itu akan berubahnya fungsi lahan misalnya lahan pertanian, menjadi lahan perdagangan atau prasaran sosial yang berpengaruh kepada berkembanganya/bertumbuhnya perekonomian wilayah tersebut.

Menurut Benson dan Whitekead (1975) dalam Usemahu I. (2004), bahwa transportasi adalah bagian kegiatan ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan cara mengubah letak geografis barang atau manusia. Kedaan Geografis menentukan sampai sejauh mana sistem transportasi suatu daerah dapat berkembang.

B. Jaringan Transportasi1. Transportasi Antarmodaa. Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi antarmoda adalah pelayanan transportasi antarmoda perkotaan, transportasi antarmoda antarkota, dan transportasi antarmoda luar negerib. Jaringan Prasarana

Keterpaduan jaringan prasarana transportasi antarmoda diwujudkan dalam bentuk interkoneksi antar fasilitas dalam terminal transportasi antar moda, yaitu simpul transportasi yang berfungsi sebagai titik temu antarmoda transportasi yang terlibat, yang menfasilitasi kegiatan alih muat, aspek tatanan fasilitas, fungsional, dan operasional, mampu memberikan pelayanan antarmoda secara berkesinambungan.

2. Transportasi Jalana. Jaringan Pelayanan

Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum dikelompokkan menurut wilayah pelayanan, operasi pelayanan, dan perannya.

Menurut wilayah pelayanannya, angkutan penumpang dengan kendaraan umum, terdiri dari angkutan lintas batas negara, angkutan antarkota antarprovinsi, angkutan kota, angkutan perdesaan, angkutan perbatasan, angkutan khusus, angkutan taksi, angkutan sewa, angkutan pariwisata dan angkutan lingkungan. Pelayanan angkutan barang dengan kendaraan umum tidak dibatasi wilayah pelayanannya. Demi keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan dapat ditetapkan jaringan lintas untuk mobil barang tertentu, baik kendaraan umum maupun bukan kendaraan umum. Dengan ditetapkan jaringan lintas untuk mobil barang yang bersangkutan, maka mobil barang dimaksud hanya diijinkan melalui lintasannya, misalnya mobil barang pengangkut peti kemas, mobil barang pengangkut bahan berbahaya dan beracun, dan mobil pengangkut alat berat.

5

b. Jaringan PrasaranaJaringan prasarana transportasi jalan terdiri dari simpul yang berwujud terminal penumpang dan

terminal barang, dan ruang lalu lintas. Terminal penumpang menurut wilayah pelayanannya dikelompokkan menjadi : 1) Terminal Penumpang tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan lintas batas

negara, angkutan antar kota, antar provinsi, antar kota dalam provinsi, angkutan kota, dan angkutan perdesaan

2) Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota, dan angkutan perdesaan

3) Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan perdesaanTerminal barang dapat dikelompokkan menurut fungsi pelayanan/penyebaran/distribusi menjadi :

1) Terminal utama, berfungsi melayani penyebaran antar pusat kegiatan nasional, dari pusat kegiatan wilayah ke pusat kegiatan nasional, serta perpindahan antar moda

2) Terminal penumpang berfungsi melayani penyebaran antar pusat kegiatan wilayah, dan pusat kegiatan lokal ke pusat kegiatan wilayah

3) Terminal lokal, berfungsi melayani penyebaran antar pusat kegiatan lokalJaringan jalan terdiri atas jaringan jalan primer dan jaringan jalan sekunder. Jaringan jalan

primer, merupakan jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Sedangkan jaringan jalan sekunder, merupakan jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.

Berdasarkan sifat dan pergerakan lalu lintas dan angkutan jalan dibedakan atas fungis jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan. Jalan arteri, merupakan jalan umum berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjlanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

Pembagian setiap ruas jalan pada jaringan jalan primer terdiri dari : 1) Jalan arteri primer, menghubungkan secara berdaya guna antar pusat kegiatan nasional, atau antar

pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah2) Jalan kolektor primer, menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat

kegiatan lingkungan atau pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan dan antar pusat kegiatan lingkungan

3) Jalan lokal primer, menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan atau pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lokal, pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, dan antar pusat kegiatan lingkungan

4) Jalan lingkungan primer, menghubungkan antar pusat kegiatan di dalam kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan

Jalan dibagi dalam beberapa kelas didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda transportasi yang sesuai karakteristik masing-masing moda, perkembangan teknologi kendaraan, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor, serta konstruksi jalan. Pembagian kelas jalan dimaksud, meliputi kelas I, kelas II, Kelas III A, kelas III B, dan kelas III C

6

Gambar 2. Hirarki Jaringan Jalan

3. Transportasi Sungai Dan Danaua. Jaringan Pelayanan

Pelayanan transportasi sungai dan danau untuk angkutan penumpang dan barang dilakukan dalam trayek tetap teratur, dan trayek tidak tetap dan tidak teratur

b. Jaringan PrasaranaJaringan prasarana transportasi sungai dan danau terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan

sungai dan danau, dan ruang lalu lintas yang berwujud alur pelayaranPelabuhan sungai dan danau menurut peran dan fungsinya terdiri dari pelabuhan sungai dan

danau yang melayani angkutan antar provinsi, pelabuhan sungai dan danau yang melayani angkutan antar kabupaten/kota dalam provinsi, serta pelabuhan sungai dan danau yang melayani angkutan dalam kabupaten/kota

4. Transportasi Lauta. Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi laut berupa trayek dibedakan menurut kegiatan dan sifat pelayanannya. Jaringan trayek transportasi laut dalam negeri terdiri dari :1) Jaringan trayek transportasi laut utama yang menghubungkan antar pelabuhan yang berfungsi

sebagai pusat akumulasi dan distribusi

7

2) Jaringan trayek transportasi laut pengumpan yaitu yang menghubungkan pelabuhan yang berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi dengan pelabuhan yang bukan berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi

Gambar 3. Hirarki Jaringan Transportasi Laut

b. Jaringan PrasaranaJaringan prasarana transportasi laut terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan laut dan ruang

lalu lintas yang berwujud alur pelayaran. Pelabuhan laut dibedakan berdasarkian peran, fungsi dan klasifikasi serta jenis. Berdasarkan jenisnya pelabuhan dibedakan atas :1) Pelabuhan umum yang digunakan untuk melayani kepentingan umum perdagangan luar negeri dan

dalam negeri sesuai ketetapan pemerintah dan mempunyai fasilitas karantina, imigrasi, bea cukai, penjagaan dan penyelamatan

2) Pelabuhan Khusus digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.Hirarki berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan laut terdiri dari :

1) Pelabuhan internasional hub (utama primer) adalah pelabuhan utama yang memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan dan alih muat penumpang dan barang international dalam volume besar karena kedekatan dengan pasar dan jalur pelayaran internasional serta berdekatan dengan jalur laut kepulauan indonesia

2) Pelabuhan nasional (utama sekunder) adalah pelabuhan utama yang memiliki peran dan fungsi melayani kagiatan dan alih muat penumpang dan barang nasional dalam volume yang relatif besar karena kedekatan dengan pelayaran nasional dan internasional serta mempunyai jarak tertentu dengan pelabuhan internasional lainnya.

3) Pelabuhan nasional (utama tersier) adalah pelabuhan utama memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan alih dan muat penumpang dan barang dan bisa menangani semi kontainer dengan volume

8

bongkar muat sedang dengan memperhatikan kebijakan pemerintah dalam pemerataan pembangunan nasional dan meningkatkan pertumbuhan wilayah, mempunyai jarak tertentu dengan jalur/rute pelayaran nasional dan antar pulau serta dekat dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota kabupaten/kota dan kawasan pertumbuhan nasional.

4) Pelabuhan regional adalah pelabuhan pengumpan primer yang berfungsi khususnya untuk melayani kegiatan alih muat angkutan laut dalam jumlah kecil dan jangkauan pelayanan antar kabupaten/kota serta merupakan pengumpan kepada pelabuhan utama

5) Pelabuhan lokal adalah pelabuhan pengumpan sekunder yang berfungsi khususnya untuk melayani kegiatan angkutan laut dalam jumlah kecil dan jangkauan pelayanannya antar distrik dalam kabupaten/kota serta merupakan pengumpan kepada pelabuhan utama dan pelabuhan regional

5. Transportasi Udaraa. Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi udara merupakan kumpulan rute penerbangan yang melayani kegiatan transportasi udara dengan jadwal dan frekuensi yang sudah tertentu.

Berdasarkan wilayah pelayanannya, rute penerbangan menjadi rute penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan luar negeri. Jaringan penerbangan dalam negeri dan luar negeri merupakan suatu kesatuan dan terintegrasi dengan jaringan transportasi darat dan laut.

Berdasarkan hirarki pelayanannya, rute penerbangan atas rute penerbangan utama, pengumpan dan perintis.

1) Rute utama yaitu rute yang menghubungkan antarbandar udara pusat penyebaran.

2) Rute pengumpan yaitu rute yang menghubungkan antara bandar udara pusat penyebaran dengan bandar udara yang bukan pusat penyebaran, dan/ atau antarbar)dar udara bukan pusat penyebaran;

3) Rute Perintis adalah rute yang menghubungkan bandar udara bukan pusat penyebaran dengan bandar udara bukan pusat penyebaran yang terletak pada daerah terisolasi/tertinggal.

Kegiatan transportasi udara terdiri atas: angkutan udara niaga yaitu angkutan udara untuk umum dengan menarik bayaran, dan angkutan udara bukan niaga yaitu kegiatan angkutan udara untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan kegiatan pokoknya bukan di bidang angkutan udara. Sebagai tulang punggung transportasi udara adalah angkutan udara niaga berjadwal, sebagai penunjang adalah angkutan udara niaga tidak berjadwal, sedang pelengkap adalah angkutan udara bukan niaga.

Kegiatan angkutan udara niaga berjadwal melayani rute penerbangan dalam negeri dan atau penerbangan luar negeri secara taap dan teratur, sedangkan kegiatan angkutan udara niaga tidak berjadwal tidak terikat pada rute penerbangan yang tetap dan teratur.

b. Jaringan PrasaranaJaringan prasarana transportasi udara terdiri dari bandar udara yang berfungsi sebagai simpul,

dan ruang udara yang berfungsi sebagai ruang lalu lintas udara.Berdasarkan hirarki fungsi bandar udara dikelompokkan menjadi bandar udara pusat penyebaran

dan bandar udara bukan pusat penyebaran.Bersadarkan statusnya, bandar udara dikelompokkan menjadi :1) Bandara udara umum digunakan untuk melayani kepentingan umum2) Bandar udara khusu yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna menunjang

kegiatan tertentu

9

Gambar 4. Hirarki Jaringan Transportasi Udara

C. Sistem Distribusi, Simpul dan Moda Transportasi

1. Sistem DistribusiSistem logistik merupakan suatu kerangka sistem yang menintegrasikan konsep manajemen

distribusi dengan transportasi, tingkat penyimpanan, tata guna lahan, sistem penanganan bahan dasar, pengepakan dan aktifitas produksi lainnya. Aktifitas yang masuk dalam sistem logistik ini adalah aktifitas yang dapat meminimumkan biaya produksi dan mengefisienkan jalur-jalur distribusi komoditas serta komponen-komponen produksi.

Menurut Frank H. Woodward (1980), transportasi merupakan bagian penting dari distribusi, karena produsen menginginkan barangnya sampai ke konsumen tepat waktu, tepat pada tempat yang ditentukan, dan barang dalam kondisi baik. Dalam sistem distribusi menunjukkan adanya kaitan antar kegiatan dimana transportasi berperan sebagai mata rantainya. Dengan demikian transportasi berperan sebagai jembatan yang menghubungkan produsen dan konsumen, meniadakan jarak diantara keduanya. Jarak atau keseimbangan ini dijembatani melalui pergudangan dengan teknik tertentu untuk mencegah kerusakan barang yang bersangkutan.

Secara umum, tujuan dari sistem transportasi angkutan barang dalam sistem logistik adalah untuk menjamin adanya ketersediaan barang untuk proses produksi dan konsumsi di berbagai tempat, memberikan kemudahan produsen dan konsumen atas barang.

10

Dewan Manajemen Logistik (1991) mendefinisikan bahwa logistik adalah suatu rantai suplai mulai dari proses rencana, implementasi, dan pengendalian efektif, efisien dan penyimpanan barang, jasa, dan informasi terkait antara titik asal dan titik konsumsi dalam rangka memenuhi persyaratan pelanggan. Dalam matriks transportasi harus memenuhi persyaratan, yaitu jumlah barang yang akan dikirim atau jumlah suplai atau kapasitas (Qs) harus disamakan dengan jumlah permintaan dari tempat yang membutuhkan barang tersebut (Qd).

2. Simpul dan Lintasan Jaringan TransportasiDalam menyusun arah pengembangan jaringan transportasi, perlu memperhatikan tatanan

struktur tata ruang yaitu sistem kota/pemukiman dan pola jaringan transportasi. Peran transportasi sebagai pendukung kegiatan ekonomi dan berfungsi menyediakan jasa pelayanan bagi pergerakan orang dan barang khususnya sistem distribusi barang dan jasa dari sumber bahan baku ke tempat produksi serta lokasi pemasarannya baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional.

Wilayah pengaruh atau wilayah pelayanan merupakan luas jangkauan pelayanan masing-masing puasat atau simpul yang bersangkutan, yang pada hakekatnya merupakan fungsi dari tingkat kegiatan di pusat atau simpul tersebut dan respons penduduk di daerah-daerah belakangnya. Jaringan transportasi meliputi trayek (rute) perjalanan yang menghubungkan antar simpul dan antara simpul dengan tempat-tempat sekitarnya. Dalam menunjang simpul jasa distribusi dengan pendekatan arus barang adalah dapat menggunakan konsep :a. Multi unit produksi dan unit pemasaranb. Wilayah pengembangan tidak identik dengan wilayah administrasi pemerintahanc. Lokasi ujung orientasi berada disamping lokasi sentral (tengah)d. Tingkat kemudahan sebagai daya tarik berkelompoknya berbagai kegiatan untuk memenuhi

kebutuhan usahae. Arah orientasi pelayanan jasa distribusi atau pemasaran geografis dari suatu wilayah.

Menurut Johnson dan Wood dalam Tilanus, (1997), menggunakan lima istilah kunci penting yaitu : logistik, inbound logistik, manajemen material, distribusi fisik, dan supply-chain (1) logistik adalah proses seluruh bahan dan produk bergerak ke dalam, melalui, dan keluar dari perusahaan; (2) Inbound logistik mencakup pergerakan bahan diterima dari pemasok; (3) manajemen bahan menggambarkan pergerakan material dan komponen dalam suatu perusahaan; (4) distribusi fisik mengacu pada pergerakan barang luar dan berakhir pada jalur perakitan untuk pelanggan; (5) Supply-chain management adalah agak lebih besar dari logistik, dan link logistik berhubungan langsung dengan total pengguna, komunikasi jaringan.

3. Moda Transportasi

Peran transportasi yang sangat penting dalam sistem transportasi logistik bukan hanya sebagai sarana dan prasarana membawa barang-barang untuk para pemilik tetapi juga menjamin mutu, tepat waktu sampai kepada konsumen, disamping itu sebagai jembatan antara produsen dan konsumen, sehingga dapat dikatakan transportasi adalah dasar efisiensi dari ekonomi di bisnis logistik, sehingga dapat membawa manfaat terhadap kualitas layanan dan daya saing. Dalam prakteknya, ada 5 alat angkutan yang dapat dipilih sehubungan dengan transportasi barang ke gudang dealer dan pelanggannya yaitu : 1) pengangkutan dengan kereta api; 2) melalui perairan/kapal; 3) dengan truk; 4) dengan pesawat udara; dan 5) melalui pipa.

Karakteristik masing-masing moda transportasi dilihat dari jenis barang yang diangkut dapat diketahui pada tabel berikut ini :

Tabel. Karakteristik Moda TransportasiModa Transportasi Jenis Produk yang biasanya dikirim

11

1. Kereta Api

2. Kapal

3. Truk

4. Pesawat udara

5. Pipa

Produk pertanian, bahan makanan, sepeda motor, alat rumah tangga, elektronika, dan sebagainyaMinyak, pasir, batu bara, pertanian, mobil, barang bulk antar pulau, dan sebaginyaAlat rumah tangga, pakaian, elektronik, sepeda motor, suku cadang kendaraan, buku-buku, bahan bangunan, dan sebagainyaAlat-alat elektronik, barang berharga, barang yang mudah busuk, dan sebagainyaBahan kimia, bahan bakar minyak, dan batu bara

Dalam memilih moda transportasi untuk jenis produk tertentu, lazimnya pengiriman mempertimbangkan 7 kriteria, yaitu : 1) kecepatan waktu pengantaran dari rumah ke rumah atau dari gedung ke gedung (trable time); 2) frekuensi pengiriman terjadwal; 3) keandalan dalam memenuhi jadwal pada waktunya; 4) kemampuan menangani angkutan dari berbagai barang; 5) banyaknya tempat singgah atau bongkar muat; 6) biaya per ton-kilometer; dan 7) jaminan atas kerusakan atau kehilangan barang. Selain itu pemilihan moda angkutan untuk pengiriman, juga mempertimbangkan faktor jarak dan besarnya volume barang yang akan diangkut, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. Pilihan Moda Transportasi Angkutan Barang

No

Jarak

M

O

D

a

Volume Barang per Tahun (Ton)

Besar

>1.000.000

Sedang

300.000 – 1.000.000

Kecil

<300.000

1Jauh

>800 Km

JL

KA

LA

5 %

15 %

80%

15 %

15 %

70%

20 %

20 %

60%

2Sedang

300 - 800 Km

JL

KA

LA

15 %

25 %

60%

30 %

30 %

40%

40 %

30 %

30%

3Dekat

<300 Km

JL

KA

LA

40 %

50 %

10%

50 %

40 %

10%

70 %

20 %

10%

Tabel. Pilihan Moda Transportasi Angkutan Penumpang

Jarak (Km) Pelayanan Moda Transportasi

12

JL KA LA UD

Jauh >800 26 % 30% 40% 4%

Sedang 300 - 800 58 % 20% 20% 2%

Dekat <300 84 % 10% 5% 1%

Pembangunan transportasi di suatu wilayah perlu memperhatikan moda transportasi yang sesuai untuk melayani wilayah tersebut. Pilihan atas moda trasnportasi itu terutama didasarkan pada sifat ekoteknologis (economic technological characteristics) dari masing-masing moda dan kemampuan adaptasinya pada jenis dan ragam serta volume lalu lintas barang dan penumpang yang dilayani. Kondisi alam juga perlu diperhatikan karena akan ikut mempengaruhi besarnya biaya konstruksi dan biaya operasi dari moda transportasi yang dibangun. Dalam proses pengangkutan selalu dilibatkan lebih dari satu moda dan terdapat perbedaan besar di lihat dari sifat eko-teknologis dari masing-masing moda transportasi yang terwujud dalam bentuk bahwa setiapn moda transportasi memiliki keunggulan tertentu di bandingkan moda transportasi yang lain, terhadap jenis dan volume muatan yang diangkut adalah merupakan faktor utama yang menyebabkan memngapa pembangunan dan pengoperasian perlu dilakukan melalui pendekatan kesisteman.

D. Pengembangan Jaringan Transportasi

Transportasi memiliki peran sebagai pendorong/perangsang pembangunan bagi daerah-daerah terpencil atau tertinggal dimana transportasi seperti ini dikenal dengan sebutan angkutan perintis. Tujuan penyelenggaraan angkutan laut perintis yaitu : (1) membuka daerah-daerah yang terisolasi atau terpencil; (2) meningkatkan perdagangan antar daerah/pulau; (3) meningkatkan mobilitas penduduk, (4) mengurangi kesenjangan antar daerah; (5) meningkatkan kelancaran administrasi pemerintah; dan (6) mewujudkan stabilitas regional. Menurut Button (1982), transportasi merupakan pendukung atau pendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau wilayah. Sedangkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan mendorong seseorang untuk meningkatkan mobilitasnya, sehingga pergerakan meningkat dan jangkauan wilayah lebih luas (Tamin 2000).

Dalam menganalisis sistem transportasi di suatu wilayah perlu diinventarisai sistem transportasinya dimeliputi :a. Sistem Kegiatan

Inventarisasi ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran dari konsentarsi kegiatan di kawasan perbatasan hingga ke tingkat aktifitas lokal, diantaranya : (i) Pusat kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan sosial ekonomi, dan jasa transportasi; (ii) Hirarki Kota (sebagai pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal); (iii) Keterkaitan antar kota dalam jenjang hirarki yang berbeda; (iv) kegiatan antar kota dengan kawasan produksi/kawasan perdesaan yang dipengaruhi oleh pola jaringan transportasi.Dari proses ini akan diketahui besaran dan pengaruh keterkaitan antar sebaran pusat-pusat pertumbuhan dan penyebaran kegiatan sosial ekonomi wilayah, sehingga diperoleh prioritas bagi pengembangan dan pembangunan wilayah

b. Sistem JaringanInventarisai ini untuk mengkaji sistem jaringan di lokasi penelitian yang meliputi : (i) Jaringan prasarana yaitu simpul (bandara, pelabuhan, dan terminal) dan ruang lalu lintas (alur/rute); (ii) Jaringan pelayanan berupa angkutan logistik (barang dan penumpang) yang dilakukan dalam trayek yang teratur dan trayek tidak tetap tidak teratur

13

c. Sistem PergerakanBerdasarkan pola permintaan perjalanan terlihat pola perjalanan dan desire line permintaan perjalanan dari wilayah-wilayah di lokasi studi. Dari seluruh pola perjalanan penumpang tersebut dapat diketahui moda-moda yang umum digunakan untuk angkutan penumpang dan barang saat ini, yaitu moda darat, sungai, laut dan udara.Dalam analisis pusat produksi pergerakan yang paling penting untuk diketahui adalah mengenai :1) Jenis, volume dan pola pergerakan orang/barang yang diproduksi2) Variable atau determinan utama yang mendukung tingkat produksi pergerakan orang/barang di

wilayah bersangkutan.3) Bagaimana kecenderungan perubahan permintaan perjalanan diantara pusat-pusat produksi

pergerakan yang adad. Sistem Kelembagaan

Dalam sistem transportasi keberadaan sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem pergerakan akan saling mempengaruhi. Perubahan pada sistem kegiatan, akan mempengaruhi sistem jaringan melalui perubahan pada tingkat pelayanan pada sistem pergerakan. Begitu pula perubahan pada sistem jaringan akan dapat mempengaruhi sistem kegiatan melalui peningkatan mobilitas dan aksesibilitas dari sistem pergerakan tersebut. Untuk menjamin terwujudnya sistem pergerakan yang aman, nyaman, lancar, murah, handal dan sesuai dengan lingkungannya, maka dalam sistem transportasi terdapat sistem kelembagaan yang meliputi individu, kelompok, lembaga, dan instansi pemerintah serta swasta yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam sistem tersebut. Tamin (2000, 29), sistem kelembagaan yang berkaitan dengan masalah transportasi secara umum adalah : (i) sistem kegiatan (Bappenas, Bappeda Tingakt I dan II, Pemda); (ii) Sistem Jaringan (Departemen Perhubungan); (iii) sistem pergerakan (organda, masyarakat, DLLAJ)

Kontribusi pelayanan transportasi yang beroperasi di kawasan perbatasan Kalimantan Utara dapat diukur dari beberapa aspek pengamatan yaitu : (1) berdasarkan pelayanan moda transportasi Jalan, sungai, danau, penyeberangan, laut maupun udara; (2) pelayanan transportasi dari aspek pendapatan perkapita; (3) aspek pertumbuhan ekonomi; (4) aspek PDRB

KESIMPULAN

14

REFERENSI

15