transplantasi hati

17
1 BAB I ILUSTRASI KASUS Laporan Reporter Tribun Jogja, Bakti Buwono Budiastyo TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Semburat senyum tampak di wajah orangtua Ahmad Nur Agil Farid ketika menerima perwakilan Yayasan Bilqis, di rumahnya, Dusun Bakungan,Trimurti, Srandakan, Bantul, Selasa (6/12). Farid adalah bocah berusia enam bulan penderita atresia biller atau penyakit hati. Orangtua Farid, pasangan Muryatno dan Siyam, senang karena surat permohonan bantuan yang dikirimnya ke yayasan tersebut, tiga bulan silam, akhirnya direspons. Selama ini mereka kesulitan biaya pengobatan Farid. "Kami menunggu perkembangan Farid terlebih dahulu sebelum ke sini," kata wakil dari Yayasan Bilqis, Annisa Muklis, saat ditemui di rumah keluarga Muryatno, Selasa (6/12) siang. Ia mengaku diutus pimpinan Yayasan Bilqis Sehati, Dewi Farida. Hasil pengamatannya, kondisi Farid termasuk sehat untuk ukuran bayi penderita atresia biller. Perut anak kedua Muryatno- Siyam itu belum terlihat membesar, berbeda dari kebanyakan bayi yang menderita penyakit sama. "Semoga keadaan Farid jadi pertanda untuk kesembuhannya," tambah Annisa. Ia menuturkan, ada harapan untuk kesembuhan Farid. Saat ini Yayasan Bilqis dan Rumah Sakit Cipta Mangunkusumo (RSCM) Jakarta mempunyai program kerja sama transplantasi hati gratis. Program dimaksud adalah program pelatihan dari dokter China tentang transplantasi hati gratis. "Nantinya yang mengoperasi tetap dokter kami, di bawah pengawasan dokter dari China. Tapi sebelum melangkah Farid akan ditangani dr Hanifah sesuai rekomendasi yayasan," jelas Annisa.

Transcript of transplantasi hati

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 1/17

BAB I

ILUSTRASI KASUS

Laporan Reporter Tribun Jogja, Bakti Buwono Budiastyo

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Semburat senyum tampak di wajah

orangtua Ahmad Nur Agil Farid ketika menerima perwakilan Yayasan Bilqis, di

rumahnya, Dusun Bakungan,Trimurti, Srandakan, Bantul, Selasa (6/12). Farid adalah

bocah berusia enam bulan penderita atresia biller atau penyakit hati.

Orangtua Farid, pasangan Muryatno dan Siyam, senang karena surat

permohonan bantuan yang dikirimnya ke yayasan tersebut, tiga bulan silam, akhirnyadirespons. Selama ini mereka kesulitan biaya pengobatan Farid.

"Kami menunggu perkembangan Farid terlebih dahulu sebelum ke sini," kata

wakil dari Yayasan Bilqis, Annisa Muklis, saat ditemui di rumah keluarga Muryatno,

Selasa (6/12) siang.

Ia mengaku diutus pimpinan Yayasan Bilqis Sehati, Dewi Farida. Hasil

pengamatannya, kondisi Farid termasuk sehat untuk ukuran bayi penderita atresia

biller. Perut anak kedua Muryatno- Siyam itu belum terlihat membesar, berbeda dari

kebanyakan bayi yang menderita penyakit sama. "Semoga keadaan Farid jadi

pertanda untuk kesembuhannya," tambah Annisa.

Ia menuturkan, ada harapan untuk kesembuhan Farid. Saat ini Yayasan Bilqis

dan Rumah Sakit Cipta Mangunkusumo (RSCM) Jakarta mempunyai program kerja

sama transplantasi hati gratis. Program dimaksud adalah program pelatihan dari

dokter China tentang transplantasi hati gratis.

"Nantinya yang mengoperasi tetap dokter kami, di bawah pengawasan dokter

dari China. Tapi sebelum melangkah Farid akan ditangani dr Hanifah sesuai

rekomendasi yayasan," jelas Annisa.

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 2/17

Menurutnya, dengan cara itulah Farid akan bisa dioperasi secara gratis. Sebab,

 jika menjalani operasi di luar program tersebut, semisal di RS Karyadi Semarang,

Jateng, atau RS dr Sutomo Surabaya, Jatim, belum tentu ada program transplantasi

gratis.

Pihaknya meminta orangtua Farid untuk melengkapi berkas. Termasuk, surat

keterangan tidak mampu dan rujukan dari puskesmas ataupun rumah sakit.

Kedatangan wakil Yayasan Bilqis yang membalas suratnya, membuat

Muryanto bersyukur. Ditambah lagi ada informasi tentang adanya harapan untuk 

operasi gratis, membangkitkan asa Muryanto dan istri. Karena itu, ia akan segera

melengkapi syarat-syarat yang diminta pihak Yayasan Bilqis. "Syukurlah adik (Farid,Red) bisa tertangani," tuturnya.

Sebelumnya, pihak Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Sosial

berjanji akan membantu biaya akomodasi orangtua Farid jika Farid ditangani rumah

sakit di luar Bantul. Mulai dari biaya makan hingga transportasi selama menunggu

Farid di rumah sakit, akan ditanggung oleh pemkab. Sedangkan Dinas Kesehatan

Kabupaten akan menyediakan surat rujukan ke rumah sakit yang akan melakukan

operasi.

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 3/17

BAB II

2.1 Fakta Biomedis

Kasus di atas merupakan salah satu contoh mekanisme pengobatan yang ada

di Indonesia yaitu mengenai transplantasi organ. Walaupun kasus di atas belum

terlaksana tentang transplantasi hatinya tapi di lain itu sudah ada pelaksanaan

transplantasi hati yang telah dilakukan di Indonesia. Maka dari itu, transplantasi

organ adalah usaha dalam rangka memindahkan sebagian dari bagian tubuh (jaringan

atau organ) dari satu tempat ke tempat lain atau dari manusia satu ke manusia lain.

Transplantasi organ atau jaringan tubuh manusia merupakan salah satu tindakan

medis yang sangat bermanfaat bagi pasien, terutama pada pasien yang mengalamigangguan fungsi organ tubuh yang cukup berat (Hanafiah, 2009).

Tujuan transplantasi sendiri mempunyai kedudukan yang berlainan.

Transplantasi ada yang dilakukan dalam upaya untuk pengobatan dari penyakit atau

cacat yang apabila tidak dilakukan dengan cara pencangkokan tidak akan

menimbulkan kematian, akan tetapi dapat menimbulkan cacat atau

ketidaksempurnaan bentuk tubuh, seperti pencangkokan untuk menambal bibir

sumbing dan pencangkokan kornea untuk mengobati orang yang korneanya rusak 

atau tidak dapat melihat. Lain halnya pada pencangkokan yang termasuk di dalamnya

upaya pengobatan, yang apabila tidak dilakukan maka akan menyebabkan kematian,

diantaranya adalah pencangkokan penggantian ginjal, hati, jantung, dan organ tubuh

lainnya (Achadiat, 2007)

Di dalam dunia kedokteran, transplantasi dapat diartikan sebagai usaha

memindahkan sebagian dari bagian tubuh (jaringan atau organ) dari satu tempat ke

tempat lain. Dari pengertian tersebut transplantasi dapat dibagi menjadi dua bagian:

a.Transplantasi jaringan seperti pencangkokan kornea mata. b.Transplantasi organ

seperti pencangkokan ginjal, jantung, dan sebagainya. Berdasarkan hubungan genetik 

antara donor dengan resipien, ada tiga macam pencangkokan, yaitu:

1. Autotransplantasi

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 4/17

Yaitu transplantasi dimana donor dan resipiennya satu individu. Seperti

seseorang yang pipinya dioperasi untuk memulihkan bentuk, diambil daging dari

bagian tubuhnya yang lain.

2. Homotransplantasi (Allotransplantasi)

yaitu transplantasi dimana donor dan resipiennya individu yang sama

 jenisnya. Homotransplantasi dapat terjadi pada dua individu yang masih hidup; bisa

 juga antara donor yang sudah meninggal yang disebut cadaver donor sedang resipien

masih hidup.

3. Heterotransplantasi (Xenotransplantasi),

Yaitu transplantasi yang donor dan resipiennya adalah dua individu yang

berbeda jenisnya. Misalnya mentransplantasikan jaringan atau organ dari binatang kemanusia. Indikasi utama transplantasi organ adalah usaha pengobatan organ itu (yang

menderita penyakit sehingga merusak fungsinya) setelah semua usaha pengobatan

lainnya dilakukan tetapi mengalami kegagalan. Melihat tingkatannya, tujuan

transplantasi untuk pengobatan mempunyai kedudukan yang berlainan ada yang

semata-mata pengobatan dari sakit atau cacat yang kalau tidak dilakukan dengan

pencangkokan tidak akan menimbulkan kematian, tetapi akan menimbulkan cacat

atau ketidak sempurnaan badan, seperti pencangokan menambal bibir sumbing,

pencangkokan kornea untuk mengobati orang yang korneanya rusak atau tidak dapat

melihat. Kalau tidak dilakukan pencangkokan, orang yang sumbing tetap sehat

seluruh jasmaninya, hanya mukanya tidak sebagaimana biasa. Mengenai

pencangkokan kornea, jika tidak dilakukan tidak akan mengalami kematian tetapi

mengakibatkan kebutaan yang akan mengurangi kegiatan dibanding orang yang

lengkap seluruh anggota badannya. Pada pencangkokan yang termasuk pengobatan

yang jika tidak dilakukan akan menimbulkan kematian, adalah seperti pencangkokan

penggantian ginjal, hati, jantung, dan sebagainya. Kalau tidak dialkukan

pencangkokan akan mengakibatkan kematian pasien.Melihat tingkatan itu, dapat

diperinci, pada pencangkokan tingkat pertama adalah tingkat dihajadkan, sedang

tingkat kedua tingkat darurat.

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 5/17

2.2 Fakta Bioetik

Berdasarkan asal – usulnya bioetik berasal dari kata bioemedical ethics yang artinya

studi tentang etika terhadap penerapan ilmu biomedis. Dalam prakteknya bioetik ini

berkembang pesat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kajian bioetik ini sangat terkait dengan dampak ilmu pengetahuan dan teknologi

terhadap nilai  –  nilai kemanusiaan. Yang termasuk dalam kajian bioetik antara lain

adalah beneficence, non-maleficence, otonomi dan justice ( Tim Blok, 2011).

Terkait dengan kasus di atas, maka fakta bioetik yang dapat diambil adalah

  Beneficence

Prinsip ini menekankan bahwa semua tindakan yang diambil dokter harus

berprinsip kebaikan, jadi secara umum tindakan dokter adalah melindungi dan

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 6/17

mempertahankan hak orang lain ( pasien ), mencegah terjadinya hal yang lebih

buruk dari pasien dengan mementingkn kepentingan pasien.

  Non-maleficence

Prinsip ini menekankan sisi komplementer dari beneficence yang berarti tidak 

boleh berbuat jahat atau membuat derita kepada pasien dan harus meminimalkan

akibat burut yang mungkin bisa terjadi pada pasien. Prinsip ini berlaku kepada

pasien dengan gawat darurat yang berbahaya dan mengancam jiwa. Dalam prinsip

ini dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan sesuatu yang penting,

tindakan tersebut terbukti efektif dan manfaatnya lebih banyak daripada

kerugiannya.

Dalam kasus di atas, dokter dapat segera melakukan tindakan transplantasi hati jika sudah terdapat persetujuan dari pendonor dan resipien. Hal ini untuk 

mencegah semakin memburuknya penyakit sirosis hepatis dari pasien.

Kemungkinan yang akan menjadi pendonor adalah dari pihak keluarga pasien.

  Otonomi

Prinsip ini berdasarkan adanya kebebasan untuk bertindak atau memilih dan

menentukan nasib sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi dirinya yang

ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur tangan pihak lainnya.

Selain itu prinsip otonomi juga berdasarkan kemampuan individu untuk 

melakukan pemikiran dan merealisasikan keputusan dan kemampuan untuk 

melaksanakannya. Pada kasus di atas, dokter disini diberikan hak kebebasan

berpikir dan memutuskan untuk dapat melaksanakan transplantasi hati

berdasarkan hati nuraninya sendiri tanpa campur tangan dari pihak lain. Dokter

 juga dapat mempertimbangkan pelaksanaan transplantasi hati ini berdasarkan

keadaan dari pasien maupun pendonornya itu sendiri.

  Justice

Prinsip keadilan adalah kasus yang sama harus dilakukan secara sama pula.

Perlakuan yang sama maksudnya memberi sumbangan relatif sama terhadap

kebahagiaan yang diukur dari kebutuhan mereka. Selain itu prinsip keadilan

menuntut pengorbanan relatif sama diukur dengan kemampuan mereka (

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 7/17

kesamaan beban menurut kemampun pasien ). Tujuan dari prinsip ini adalah

menjamin nilai tak terhingga setiap pasien sebagai makhuk sosial.

Berdasarkan kasus di atas maka dokter sebagai pemberi pelayananan kesehehatan

harus memperlakukan pasien sama baiknya baik terhadap pasien yang kaya

ataupun yang miskin. Kebetulan kasus di atas pasien ini berasal dari keluarga

kurang mampu dan memberikan permohonan kepada yayasan Bilqis untuk 

dibantu dalam pengobatan penyakit anaknya. Jadi tugas dokter disini adalah

memberikan pelayanan sebaik-baiknya terhadap pasien tanpa memandang status

dari pasien.

( Chang, 2009 )

Berdasarkan dari keempat prinsip di atas maka seorang dokter dapatmenempatkan prinsip terebut diantara pendonor dan resipien pada tindakan

transplantasi terbagi menjadi dua :

1.  Pendonor yang bersedia dengan ikhlas untuk mendonorkan organ tubuhnya, maka

seorang dokter hendaknya menerapkan prinsip otonomi kepada pendonor

tersebut. Karena yang berhak menentukan keputusan mengenai bersedia atau

tidaknya seorang pendonor melakukan pendonoran organ tubuhnya adalah

didasarkan pada kebulatan niat dari pendonor untuk membantu orang lain yang

membutuhkan pertolongannya. Berdasarkan kasus di atas, besar kemungkinan

pendonor adalah anggota keluaga pasien bisa ibu atau ayah pasien tersebut. Disini

tugas seorang dokter harus memberikan kesempatan si pendonor untuk 

mempertimbangkan keputusannya dan disamping itu dokter juga memberikan

inform consent kepada pendonor sebelum dilakukan pengambilan organnya.

2.  Bagi seorang resipien yang benar-benar membutuhkan organ tubuh untuk 

mengobati penyakit dan mempertahankan hidup, dokter harus menerapkan prinsipnon-malficence yaitu berupaya untuk memberikan pertolongan pada pasien yang

sedang dalam keadaan darurat maupun yang dalam keadaan terluka berat.

Seorang dokter tidak akan membiarkan resipien untuk terjadinya hal yang lebih

parah ataupun menghadapi kematiannya, namun apabila takdir Allah sudah

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 8/17

menetapkan resipien tidak kembali sehat maka yang dapat dilakukan adalah

berdoa dan berserah diri kepada Tuhan YME.

2.3 Fakta Hukum

Transplantasi organ sangat erat kaitannya dengan bidang hukum karena di

dalamnya juga terdapat hak dan kewajiban orang yang berpotensi menimbulkan

permasalahan. Transplantasi dengan donor hidup menimbulkan dilema etik, dimana

transplantasi pada satu sisi dapat membahayakan donor namun di satu sisi dapat

menyelamatkan hidup pasien (resipien). Di beberapa negara yang telah memiliki

Undang-Undang Transplantasi, terdapat pembalasan dalam pelaksanaan transplantasi,

misalnya adanya larangan untuk transplantasi embrio, testis, dan ovarium baik untuk 

tujuan pengobatan maupun tujuan eksperimental. Namun ada pula negara yang

mengizinkan dilakukannya transplantasi organ-organ tersebut di atas untuk 

kepentingan penelitian saja.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

Kesehatan, transplantasi adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ

dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri

dalam rangka pengobatan untuk menggantikan organ dan atau jaringan tubuh yang

tidak berfungsi dengan baik. Dasar hukum dilaksanakannya transplantasi organ

sebagai suatu terapi adalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992

tentang Kesehatan Pasal 32 ayat (1), (2), (3) tentang hak pasien untuk memperoleh

kesembuhan dengan pengobatan dan perawatan atau cara lain yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Pasal 32 ayat (1) berbunyi: Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

diselenggarakan untuk mengembalikan status kesehatan akibat penyakit,

mengembalikan fungsi badan akibat cacat atau menghilangkan cacat . 

Pasal 32 ayat (2) berbunyi: Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan. 

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 9/17

Pasal 32 ayat (3) berbunyi: Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan

berdasarkan  ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat 

dipertanggungjawabkan 

( Anggraini, 2011).

Peraturan Pemerintah yang dimaksud adalah Peraturan Pemerintah No.18

tahun 1981, tentang bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta

Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia.

Dalam UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan bagi pelaku pelanggaran

baik yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan, melakukan transplantasi organ

dan atau jaringan tubuh manusia tanpa persetujuan donor atau ahli waris, memperjual

belikan organ dan atau jaringan tubuh manusia diancam pidana penjara paling lama 7(tujuh ) tahun dan denda paling banyak Rp.140.000.000,- (seratus empat puluh juta)

sebagaimana diatur dalam Pasal 81 ayat (1)a, Pasal 81 ayat (2)a, Pasal 80 ayat (3),

dan sanksi administratif terhadap pelaku pelanggaran yang melakukan transplantasi

organ dan/atau jaringan tubuh manusia yang diatur dalam Pasal 20 ayat (2) ( Anonim,

2010).

Untuk menanggulangi perdagangan gelap organ dan/atau jaringan tubuh

manusia diatur dalam UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak PidanaPerdagangan Orang, yang berisi ketentuan mengenai jenis perbuatan dan sanksi

pidana bagi pelaku yang terdapat dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6,

Pasal 11, Pasal 13, dan Pasal 17, dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun

dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp. 120.000.000,

(seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000, (enam ratus juta

rupiah). Sedangkan sebagai bentuk perlindungan terhadap anak yang juga rentan

terhadap tindakan eksploitasi perdagangan gelap transplantasi organ dan/atau jaringan

tubuh telah diatur dalam Pasal 47 dan Pasal 85 UU NO. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak, serta yang berisi ketentuan mengenai jenis tindak pidana dan

sanksi pidana yang dapat dikenakan terhadap pelakunya.

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 10/17

10 

Dalam melakukan tindakan medis transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh

manusia seorang dokter harus melakukannya berdasarkan standart profesi serta

berpegang teguh pads Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI).

2.4 Fakta Hukum Islam

Transplantasi Organ dari Segi Agama Islam

Didalam syariat Islam terdapat 3 macam hukum mengenai transplantasi organ dan

donor organ ditinjau dari keadaan si pendonor. Adapun ketiga hukum tersebut, yaitu :

a.  Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup

Dalam syara’ seseorang diperbolehkan pada saat hidupnya mendonorkan sebuah

organ tubuhnya atau lebih kepada orang lain yang membutuhkan organ yang

disumbangkan itu, seperti ginjal. Akan tetapi mendonorkan organ tunggal yang

dapat mengakibatkan kematian si pendonor, seperti mendonorkan jantung, hati

dan otaknya. Maka hukumnya tidak diperbolehkan, berdasarkan firman Allah

SWT dalam Al –  Qur’an : 

1.  Al – Baqorah ayat 195 ” dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke

dalam kebinasaan ” 

2.  An –   Nisa ayat 29” dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri ” 

3.  Al – Maidah ayat 2 ” dan jangan tolong – menolong dalam berbuat dosa danpelanggaran.“ 

b.  Transplantasi Organ dari Donor yang Sudah meninggal

Sebelum kita mempergunakan organ tubuh orang yang telah meninggal, kita

harus mendapatkan kejelasan hukum transplantasi organ dari donor tersebut.

Adapun beberapa hukum yang harus kita tahu, yaitu :

1.  Dilakukan setelah memastikan bahwa si penyumbang ingin menyumbangkan

organnya setelah dia meninggal. Bisa dilakukan melalui surat wasiat atau

menandatangani kartu donor atau yang lainnya.

2.  Jika terdapat kasus si penyumbang organ belum memberikan persetujuan

terlebih dahulu tentang menyumbangkan organnya ketika dia meninggal maka

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 11/17

11 

persetujuan bisa dilimpahkan kepada pihak keluarga penyumbang terdekat

yang dalam posisi dapat membuat keputusan atas penyumbang.

3.  Organ atau jaringan yang akan disumbangkan haruslah organ atau jaringan

yang ditentukan dapat menyelamatkan atau mempertahankan kualitas hidup

manusia lainnya.

4.  Organ yang akan disumbangkan harus dipindahkan setelah dipastikan secara

prosedur medis bahwa si penyumbang organ telah meninggal dunia.

5.  Organ tubuh yang akan disumbangkan bisa juga dari korban kecelakaan lalu

lintas yang identitasnya tidak diketahui tapi hal itu harus dilakukan dengan

seizin hakim.

( Anggraini, 2011)Seorang dokter atau seorang penguasa tidak berhak memanfaatkan salah satu

organ tubuh seseorang yang sudah meninggal untuk ditransplantasikan kepada orang

lain yang membutuhkannya. Adapun hukum kehormatan mayat dan penganiayaan

terhadapnya, maka Allah SWT telah menetapkan bahwa mayat mempunyai

kehormatan yang wajib dipelihara sebagaimana kehormatan orang hidup. Dan Allah

telah mengharamkan pelanggaran terhadap kehormatan mayat sebagaimana

pelanggaran terhadap kehormatan orang hidup. Allah menetapkan pula bahwa

menganiaya mayat sama saja dosanya dengan menganiaya orang hidup. Diriwayatkan

dari A’isyah Ummul Mu’minin RA bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Memecahkan tulang mayat itu sama dengan memecahkan tulang orang hidup.” (HR.

Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban)..

Mengenai pengobatan, dalam Al-Qur’an tidak disebutkan secara khusus ,

hanya ada petunjuk bahwa diturunkannya Al-Qur’an sebagai penyembuh seperti pada

surat Al-Isra’ yang artinya adalah “Al-Qur’an adalah penyembuh atau obat yang

sempurna, obat rohani dan jasmani, obat bagi dunia dan akhirat”. Ayat lain yang

menganjurkan agar memelihara diri untuk tidak berbuat yang mendatangkan

kerusakan diri, seperti tersebut dalam surat Al-Baqarah ayat 195 “ Janganlah kamu

menjerumuskan diri dalam kerusakan”.

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 12/17

12 

Ayat di atas mengandung ketentuan agar kita tidak berbuat yang merusakkan

diri, termasuk dalam pengertian ini adalah larangan membiarkan diri tidak 

terpelihara, sehingga menderita sakit, dan bila menderita sakitpun kita dilarang untuk 

membiarkan diri untuk diobati. Dengan kata lain mengobati badan di waktu

menderita sakit merupakan perintah Tuhan.

Memperhatikan nash-nash di atas, maka terlihat adanya taa’arudl (kontradiksi)

dengan nash sebelumnya yang menganjurkan berobat. Taa’rudl karena nash-nash di

atas melarang orang mengalirkan darah atau melukai orang lain, sedang nash

sebelumnya menyuruh orang berobat, termasuk pencangkokan yang pelaksanaannya

melukai dan mengalirkan darah orang lain. Adapun pencangkokan yang tujuannya

pengobatan itu, dilakukan dengan mengadakan operasi jaringan atau organ, bahkan

kalau terpaksa dengan organ yang telah meninggal selaku donornya, hal itu belum

ada dalilnya dan perlu dicari. Dalil yang ada melarang berbuat dan bertindak yang

mendatangkan kerusakan.

Dari Qaidah Fiqhiyyah didapati qaidah yang relevan dengan masalah ini,

ialah: “Kemadharatan dihilangkan”, “Kemadharatan dihilangkan sedapat mungkin.” 

Prinsip dalam Hukum Islam, bahwa segala yang menimbulkan kemadharatan harus

dihindari dan diusahakan hilangnya. Untuk dua masalah kemadharatan digunakan

qaidah: “Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang

lebih ringan.” Sehingga dengan demikian hukum pencangkokan yang dilakukan

untuk menyelamatkan jiwa pasien, dengan tujuan pengobatan untuk menghindari

cacat tubuh adalah mubah (Anonim, 2010).

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 13/17

13 

BAB III

PEMBAHASAN

Menilik dari kasus yang telah diuraikan pada bab I sebelumnya, bahwa

tindakan transplantasi dari organ tubuh manusia baik itu yang dilakukan di Indonesia

dan di berbagai negara di berbagi belahan dunia adalah diperbolehkan. Hal ini tidak 

lepas dari empat fakta yang telah diuraikan pada bab II yang meliputi fakta biomedis,

fakta bioetika, fakta hukum, dan fakta agama, dengan catatan bahwa tindakan

transplantasi itu harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku secara

universal dengan berlandaskan keempat fakta yang ada, selain itu transplantasi organ

harus dilakukan secara legal. Jika dilihat dari sudut pandang medis, fakta medisadalah sudut pandang yang paling mudah diterima dalam masalah transplantasi organ

ini, jika dibandingkan dengan ketiga sudut pandang lainnya. Karena segi medis

menilik kasus ini dari sudut pandang yang mengedepankan masalah kesehatan dan

keselamatan pasien, walaupun itu sedikit tidak sesuai dengan norma hukum, norma

sosial, dan norma agama.

Dalam kenyataannya transplantasi organ yang dilaksanakan di Indonesia

masih sangat terbatas dengan kendala tenaga medis yang ahli, alat  –  alat yang

diperlukan, pendonor organ dan biaya yang sangat mahal. Oleh karena itu

kebanyakan masyarakat Indonesia yang melaksanakan transplantasi organ biasanya

dilaksanakan di rumah sakit di luar Indonesia. Situasi yang demikian memang tak 

bisa disangkal karena pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai alternatif 

pengbatan masih kurang dan selain itu bahwa fakta etik yang melatarbelakangi

transplantasi masih sangat menitikberatkan bahwa transplantasi itu sebaiknya tidak 

dilakukan, padahal pengobatan dengan cara ini merupakan salah satu pengobatan

yang efektif. Jika dilihat dari kasus di atas bahwa keadaan ini pernah dialami anak 

lainnya yang ada di Indonesia yaitu Bilqis. Kasus ini hampir sama bahwa

transplantasi organ yang dilakukan Bilqis juga mendapat bantuan dari masyarakat

Indonesia dengan koin peduli Bilqis. Pada pasien ini, pihak keluarga juga mencari

bantuan dengan memasukkan surat permohonan di yayasan Bilqis.

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 14/17

14 

Secara etika dan hukum bahwa seseorang yang hendak mendonorkan organ

tubuhnya haruslah berlandaskan ikhlas dan tanpa paksaan. Selanjutnya, bahwa dalam

prosedur pelaksanaan transplantasi ada persertujuan dan inform consent kepada

pendonor maupun resipien, agar mereka tahu akan efek yang akan diterima jika

mereka melakukan donor organ. Kemudian mengenai penyebaran penyakit yang

mungkin bisa tersebar akibat transplantasi organ, secara fakta hukum Islam jelas

dikatakan bahwa dilarang berobat dengan sesuatu yang haram, dan hendaknya kita

mengetahui akan jenis, kandungan, dan sumber dari obat tersebut. Sebagaimana

sabda Rasulullah SAW, yang artinya, “Janganlah kamu berobat dengan sesuatu yang

diharamkan”. Segala sesuatu yang menimbulkan mudharat atau kerugian bagi tubuh

manusia, secara agama Islam barang tersebut dianggap haram. Oleh karena itu Organyang ditransplantasikan yang mengandung penyakit seperti HIV/AIDS tersebut

dianggap sebagai sesuatu yang haram.

Secara keseluruhan jika transplantasi hati telah dilaksanakan, bisa

mendapatkan efek yang tidak diharapkan seperti resiko tinggi terkena infeksi,

perdarahan yang disebabkan ketidakmampuan organ hati baru memproduksi protein

penggumpalan darah, pembekuan dalam pembuluh darah utama yang mensupply

darah ke hati, dan penolakan hati hasil transplantasi. Melihat kasus di atas bahwa

pasien masih berusia 6 bulan makanya ditunggu dulu sampai usia diperbolehkan

operasi dan dipantau juga perkembangan dari bayi tersebut. Efek yang disebutkan

tadi tidak dipungkiri bisa terjadi juga pada pasien tersebut karena semua itu juga

merupakan resiko dari transplantasi organ ( Memon, 2011 )

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 15/17

15 

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.  KESIMPULAN

1.  Menurut ilmu kedokteran, transplantasi organ adalah usaha dalam rangka

memindahkan sebagian dari bagian tubuh (jaringan atau organ) dari satu

tempat ke tempat lain atau dari manusia satu ke manusia lain.

2.  Jenis-jenis transplantasi dapat dibedakan berdasarkan hubungan genetik 

antara pendonor dengan resipien, ada tiga macam pencangkokan, yaitu

Autotransplantasi, Homotransplantasi, dan Heterotransplantasi.

3. 

Ditinjau dari bioetika, berdasarkan dari keempat prinsip di atas maka seorangdokter hendaknya mengedepankan prinsip otonomi kepada pendonor,

sedangkan bagi resipien yang benar-benar membutuhkan organ tubuh untuk 

mengobati penyakit dan mempertahankan hidupnya, dokter menerapkan

prinsip non-malficence.

4.  Menurut hukum, transplantasi organ diatur oleh pemerintah yaitu pada

Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1981, Undang-Undang No. 23 Tahun

1992, Undang-Undang No. 21 Tahun 2007, dan Pasal 47 dan Pasal 85 UU

No. 23 Tahun 2002.

5.  Menurut hukum Islam, transplantasi organ hukumnya mubah (diperbolehkan)

.

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 16/17

16 

B.  SARAN

1.  Transplantasi organ merupakan hal yang banyak kontroversi oleh para

ilmuwan dan ulama. Maka hal ini sebaiknya diambil titik tengahnya tentang

manfaat yang didapatkan dari dari transplantasi organ terhadap kemaslahatan

umat manusia.

2.  Bagi pemerintah Indonesia sendiri hendaknya lebih mempertegas lagi

mengenai hukum yang mengatur tentang transplantasi organ, agar ilegalitas

tentang transplatasi dapat diminimalisir.

5/16/2018 transplantasi hati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/transplantasi-hati-55ab57c0d32d0 17/17

17 

DAFTAR PUSTAKA

Achaditat, C., 2007. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Anggraini, Dian. 2011.  Makalah Transplantasi Organ. 

diansildjian.blogspot.com/2011/05/makalah-transplantasi-organ.html

Anonim. 2010. Transplantasi Organ.

hargablogmurah.blogspot.com/2010/04/transplantasi-organ.html

Chang, W., 2009. BIOETIKA (Sebuah Pengantar). Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Hanafiah, J. 2009. Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta : EGC

IDI. 2004. Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia. Jakarta

Memon, I., Klein, CL. 2011.  Impact of hepatorenal syndrome and liver 

transplantation. Country of Publication: United States NLM 

 ID: 9717388 Publication Model: Print Cited Medium: Internet ISSN: 1531-

7013

Tim Blok Medikolegal. 2011. Panduan Ketetampilan Medik Blok Medikolegal.

Yogyakarta : FKUII