PKM Transplantasi Terasering

43
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Transplantasi Karang Teasering sebagai Upaya Merehabilitasi Ekosistem Terumbu Karang (Studi Kasus Pulau Biawak Indramayu Jawa Barat) BIDANG KEGIATAN PKM Penelitian (PKM-P) Disusun Oleh: Heri Abrianto 230210110050 Ridwan Fatturochman 230210110026 Ali Ridha 270110130134 Resna Ajeng Andiani 230210130189 Athena Dinanty 140410110067 i

description

gadgadgsdg

Transcript of PKM Transplantasi Terasering

22

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Transplantasi Karang Teasering sebagai Upaya Merehabilitasi Ekosistem Terumbu Karang (Studi Kasus Pulau Biawak Indramayu Jawa Barat)

BIDANG KEGIATANPKM Penelitian (PKM-P)

Disusun Oleh:Heri Abrianto230210110050

Ridwan Fatturochman230210110026

Ali Ridha270110130134

Resna Ajeng Andiani230210130189

Athena Dinanty140410110067

UNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR2014

i

ii

DAFTAR ISI

Isi Halaman PENGESAHAN PKM-P iiDAFTAR ISI iiiRINGKASAN ivI. PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang 11.2.Tujuan Kegiatan 21.3.Rumusan Masalah 21.4.Luaran 21.5.Manfaat Kegiatan 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 32.1 Biologi Karang 32.2Faktor Pembatas 32.3Ikan Karang 42.4Transplantasi Karang 4

III.METODE PENELITIAN 53.1 Waktu dan Tempat Penelitian 53.2 Penentuan Stasiun Pengamatan 53.3 Fragmen Karang 53.4 Konstruksi Rak Transplantasi 53.5 Pengamatan Pertumbuhan Karang 53.6 Pengamatan Ikan Karang 63.7 Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia 63.8 Analisa Data 6IV.BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 84.1 Anggaran Kegiatan 84.2 Jadwal Kegiatan 9

V.DAFTAR PUSTAKA10IV.LAMPIRAN11

iv

RINGKASAN

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem terbesar yang memiliki tingkat varietas yang tinggi dan paling beragam. Beberapa peran penting bagi ekosistem ini adalah peran dari segi estetika, sebagai pelindung fisik, dan sebagai produk yang menghasilkan nilai ekonomi. Seiring dengan laju pembangunan dan industrialisasi, terumbu karang semakin banyak di eksploitasi dan dirusak. Kerusakan terumbu karang dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor biologis, faktor fisika dan faktor aktifitas manusia. Berbagai cara dilakukan untuk merehabilitasi ekosistem terumbu karang yang telah rusak, diantaranya dilakukan melalui pembuatan terumbu karang buatan, budidaya terumbu karang, pembuatan daerah perlindungan laut dan transplantasi karang. Transplantasi karang merupakan suatu upaya untuk pencakokan atau pemotongan karang hidup untuk ditanam ditempat yang mengalami kerusakan (Sadarun, 1999 dalam Subhan, 2003). Transplantasi karang terasering merupakan sebuah penelitian tentang transplantasi karang dengan menggunakan metode transplantasi karang yang diletakan bertingkat berdasarkan kedalaman untuk mendapatkan hasil laju pertumbuhan dan tingkat keberhasilan transplantasi karang yang optimal.BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTerumbu karang adalah sekelompok hewan dari ordo scelartina yang bersimbiosis dengan zooxanthellae dimana simbiosis dari kedua organisme tersebut akan menghasilkan kapur (CaCO3) (Supriharyono, 2007). Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem terbesar yang memiliki tingkat varietas yang tinggi dan paling beragam. Beberapa peran penting bagi ekosistem ini adalah peran dari segi estetika, sebagai pelindung fisik, dan sebagai produk yang menghasilkan nilai ekonomi. Terumbu karang juga merupakan ekositem yang paling rentan terhadap kerusakan, baik kerusakan yang berasal dari makhluk hidup ataupun dari faktor alam (Nybakken, 1992).Seiring dengan laju pembangunan dan industrialisasi, terumbu karang semakin banyak di eksploitasi dan dirusak. Kerusakan terumbu karang dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor biologis, faktor fisika dan faktor aktifitas manusia. Faktor biologis dapat disebabkan oleh adanya predasi dari jenis karang ataupun biota karang yang bersifat aktif dan agresif dalam mendapatkan makanan, adanya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, serta adanya bio-erosi. Faktor fisik seperti stress akibat temperatur air laut yang meningkat, sinar ultraviolet, pasang surut air laut, penurunan salinitas, adanya aktifitas gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami serta badai dan topan yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang. Faktor yang disebabkan oleh aktifitas manusia yang dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang seperti penambangan karang, pengeboman, penggunaan cyanida atau potas, serta penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Selain itu, adanya sedimentasi serta pencemaran baik yang berasal dari limbah kota ataupun yang berasal dari penambangan minyak bumi (oil mining) juga dapat menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang (Herianto, 2007).Pulau Biawak adalah salah satu pulau kecil yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa, termasuk dalam wilayah Kabupaten Indramayu Jawa Barat dan merupakan aset bangsa Indonesia yang memiliki potensi besar. Seperti yang telah ditetapkan dalam SK Bupati Indramayu No.556/ kep.528 Diskanla/ 2004 Pulau Biawak merupakan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD). Kawasan konservasi laut merupakan kawasan perairan yang dilindungi, dikelola melalui sistem zonasi, sesuai dengan Perda Kabupaten Indramayu No. 14 tahun 2006 pasal 12 wilayah pengelolaan kawasan konservasi laut Pulau Biawak, Gosong, dan Pulau Candikian dibagi menjadi kawasan lindung (zona inti), kawasan penyangga (zona penyangga) dan kawasan pemanfaatan/budidaya (zona budidaya). Zona inti sebagaimana yang disebut dalam pasal 12 mencakup zona-zona yang dilindungi diantaranya adalah Zona Lindung Terumbu karang meliputi kawasan terumbu karang meliputi perairan Pulau Biawak, Pulau Gosong, Pulau Candikian sampai pada radius 2 mil dari garis pantai. Berbagai cara dilakukan untuk merehabilitasi ekosistem terumbu karang yang telah rusak, diantaranya dilakukan melalui pembuatan terumbu karang buatan, budidaya terumbu karang, pembuatan daerah perlindungan laut dan transplantasi karang. Transplantasi karang merupakan suatu upaya untuk pencakokan atau pemotongan karang hidup untuk ditanam ditempat yang mengalami kerusakan (Sadarun, 1999 dalam Subhan, 2003). Sehingga diperlukannya penelitian-penelitian lebih lanjut tentang transplantasi karang ini. Transplantasi karang terasering merupakan sebuah penelitian tentang transplantasi karang dengan menggunakan metode transplantasi karang yang diletakan bertingkat berdasarkan kedalaman untuk mendapatkan hasil laju pertumbuhan dan tingkat keberhasilan transplantasi karang yang optimal.

1.2 TujuanTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laju pertumbuhan dan keberhasilan transplantasi karang dengan metode terasering yang ditransplantasikan pada kedalaman yang berbeda, untuk mengetahui struktur komunitas ikan yang ada pada lokasi transplantasi karang dan untuk mengetahui faktor-faktor fisika-kimia perairan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan karang di Pulau Biawak Indramayu Jawa Barat.

1.3 Rumusan MasalahRumusan masalah untuk diadakannya kegiatan penelitian ini adalah :1. Bagaimana cara merehabilitasi ekosistem terumbu karang yang rentan karena faktor fisika, biologi dan kimia?2. Mengapa kegiatan transplantasi karang terkadang memiliki tingkat keberhasilan yang rendah?

1.4 Luaran yang DiharapkanDengan adanya kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya menjaga ekosistem laut terutama ekosistem terumbu karang dan diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemerintah, terutama Pemerintah Kabupaten Indramayu Jawa Barat tentang transplantasi karang dengan metode terasering di Pulau Biawak

1.5 ManfaatManfaat dari kegiatan penelitian ini adalah merehabilitasi ekosistem terumbu karang yang rusak dan lahan-lahan kosong perairan Pulau Biawak yang rusak dan dapat memberikan informasi khususnya tentang transplantasi terumbu karang sebagai upaya merehabilitasi ekosistem terumbu karang yang telah rusak.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi KarangTerumbu karang merupakan kumpulan komunitas karang, yang hidup di dasar perairan, berupa batuan kapur (CaCO3), dan mempunyai kemampuan untuk menahan gaya gelombang laut. Terumbu karang (coral reef) merupakan suatu ekosistem, sedangkan karang (reef coral) merupakan individu organisme. Karangmerupakan hewan dari Filum Cnidaria (Supriharyono, 2007).2.2 Faktor PembatasFaktor pembatas adalah faktor- faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan suatu individu di dalam habitatnya. Pertumbuhan dan perkembangan karang dipengaruhi oleh :1. CahayaKarang umumnya hidup di perairan dangkal, dengan penetrasi cahaya matahari yang masuk hingga ke dasar perairan. Hasil proses fotosintesis zooxanthellae dimanfaatkan sebagai salah satu sumber makanan bagi karang (Supriharyono, 2007). Oleh karena itu, distribusi vertikal terumbu karang dibatasi oleh kedalaman efektif sinar matahari yang masuk ke perairan (Nybakken 1988).Kedalaman berhubungan erat dengan intensitas cahaya. Semakin dalam perairan, semakin berkurang intensitas cahaya yang masuk. Umumnya karang dapat tumbuh baik pada kedalaman kurang dari 20 m (Kinsman 1964 dalam Supriharyono, 2007).2. SuhuSuhu merupakan salah satu faktor pembatas kehidupan karang. Umumnya karang membutuhkan suhu perairan yang hangat, yaitu antara 25-32 C. Suhu di atas 33 C dapat menyebabkan karang mengalami pemutihan (bleaching). Pemutihan karang yaitu keluarnya alga zooxanthellae dari polip karang yang dapat mengakibatkan kematian (Tomascik et al.1997).3. SalinitasSalinitas ialah berat garam dalam gram per kilogram air laut. Salinitas air laut di daerah tropis berkisar antara 35 . Karang dapat hidup subur pada kisaran salinitas antara 34-36 (Kinsman, 1964 dalam Supriharyono, 2007). 4. Nutrien Alga zooxanthellae membutuhkan nutrien untuk melakukan proses fotosintesis. Selain hidrogen, karbon, dan oksigen terdapat elemen esensial lain yang dibutuhkan fitoplankton untuk berfotosintesis dan tumbuh, yaitu nitrogen dan fosfor.5. SedimentasiSedimentasi dapat menyebabkan kematian pada karang, hal ini terjadi apabila laju sedimentasi lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan karang untuk membersihkan diri. Dengan demikian, karang dapat tumbuh secara optimal pada tempat yang jernih dan penetrasi cahaya yang cukup (Suharsono, 2008). 6. ArusArus merupakan salah satu faktor pendukung pertumbuhan karang. Arus dibutuhkan untuk membawa makanan, serta dapat membersihkan karang dari endapan-endapan. Oleh karena itu, pertumbuhan karang pada daerah yang berarus cenderung lebih baik bila dibandingkan dengan pertumbuhan karang pada daerah yang tenang (Nontji, 1987 dalam Suhendra, 2002).

2.3 Ikan KarangIkan karang merupakan sekumpulan ikan yang berada di daerah tropis dan kehidupanya berkaitan erat dengan terumbu karang (Sale, 1991). Ikan-ikan tersebut memanfaatkan terumbu karang secara langsung maupun tidak langsung untuk kepentingan hidupnya. Dalam kaitanya sebagai bagian dari ekosistem terumbu karang, masing-masing jenis ikan karang mempunyai peran yang berbeda dalam ekosostem tersebut. 2.4 Transplantasi KarangFitriani (2007) menyatakan bahwa teknologi transplantasi karang adalah usaha mengembalikan terumbu karang melalui pencangkokan atau pemotongan karang hidup untuk ditanam di tempat lain atau di tempat yang karangnya telah mengalami kerusakan, bertujuan untuk pemulihan atau pembentukan terumbu karang alami. Tujuan utama dari transplantasi karang adalah untuk memperbaiki kualitas terumbu karang seperti meningkatnya tutupan karang hidup, keanekaragaman hayati dan keunikan topografi karang (Clark dan Edwards, 1998).Soedharma dan Arafat (2006) mengemukakan bahwa manfaat transplantasi karang adalah:1. Mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak.2. Rehabilitasi lahan-lahan kosong atau yang rusak.3. Menciptakan komunitas baru dengan memasukkan spesies baru kedalam ekosistem terumbu karang di daerah tertentu.4. Konservasi plasma nutfah, disebut juga konservasi dari sumber keanekaragaman hayati. 5. Keperluan perdagangan.Beberapa kegiatan transplantasi dan penelitian mengenai transplantasi karang terhadap beberapa jenis karang telah banyak dilakukan. Karang yang ditransplantasikan mempunyai kecepatan pertumbuhan yang berbeda-beda. Supriharyono (2007) menyatakan bahwa karang dengan life form branching umumnya mempunyai tingkat pertumbuhan sangat cepat yaitu bisa mencapai >2 cm/bulan sedangkan coral massive tumbuhnya sangat lambat yaitu hanya