TP Praktikum Ekola Mangrove
-
Upload
anastasia-grace-angelica -
Category
Documents
-
view
213 -
download
1
description
Transcript of TP Praktikum Ekola Mangrove
2.1 Mangrove
2.1.1 Definisi Mangrove
Menurut Macneae (1968) Kata mangrove adalah kombinasi antara bahasa Portugis
mangue dan bahasa Inggris grove, sedangkan Dahuri (2001) menyatakan dalam bahasa
Inggris kata mangrove digunakan untuk menunjuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di
daerah jangkauan pasang-surut maupun untuk individu-individu spesies tumbuhan yang
menyusun komunitas tersebut. Sedangkan dalam bahasa portugis kata mangrove digunakan
untuk menyatakan individu spesies tumbuhan, sedangkan kata mangal untuk menyatakan
komunitas tumbuhan tersebut (Nyabakken, 1992).
Hutan bakau atau mangal adalah sebutan umum yang digunakan untuk
menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropic yang didominasi oleh beberapa
spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk
tumbuh dalam perairan asin. Bakau adalah tumbuhan daratan berbunga yang mengisi kebali
pinggiran laut. Sebutan bakau ditujukan untuk semua individu tumbmhan, sedangkan mangal
ditujukan bagi seluruh komunitas atau asosiasi yang didominasi oleh tumbuhan ini.
(Nybakken, 1992)
Ekosistem mangrove didefinisikan sebagai mintakat pasut dan mintakat supra-pasut
dari pantai berlumpur dan teluk, goba dan estuary yang didominasi oleh halofita, yakni
tumbuhan yang hidup di air asin, berpokok dan beradaptasi tinggi, yang berkaitan dengan
anak sungai, rawa dan banjiran, bersama-sama dengan populasi tumbuh-tumbuhan dan hewan
(Nyabakken, 1992).
Ekosistem mangrove terdiri dari dua bagian, daratan dan bagian perairan. Bagian
perairan juga terdiri dari dua bagian yakni tawar dan laut. Hampir semua tumbuhan mangrove
mempunyai kutikula yang tebal dan menyimpan air. Hal ini dilakukan sebagai adaptasi
terhadap lingkungan hidupnya yaitun di air asin. Beberapa di antara tumbuhan mangrove
mampu menyerap air laut dan membuang garamnya melalui kelenjar pembuangan garam,
seperti Achantus ilicifolius dan Avicenia sp. Selain itu mangrove mempunyai sifat lain seperti
stomata yang membenam (Nyabakken, 1992).
Membanjirnya air pasang menggenangi substrat dan mempersukar tumbuh-tumbuhan
biasa untuk hidup di sini. Tetapi mangrove merah (Rhizopora sp.) mempunyai akar tunggang
(prop root) untuk menunjang tegaknya pohon mangrove tersebut.
Mangrove yang hidup di tanah yang miskin zat asam, sedangkan zat asam dari
tanah diperlukan untuk respirasi akar. Sebagai penyesuaian hidup anaerobic, akar yang
terkhususkan yang disebtu akar napas (pneumatophore) tumbuh dipermukaan tanah. Untuk
keperluan sama Bruguira spp mempunyai akar lutut (knee root) (Romimohtarto dan Juwana,
2001).
Mangal meliputi pohon-pohon dan srmak-semak terdiri dari 12 genera tumbuhan
berbunga dalam 8 famili yang berbeda. Yang paling penting atau dominin adalah genera
Rhizopora, Avicennia, Bruguiera, Sonneratia. Daun-daunnya kuat dan mengandung banyak
air dan mempunyai jaringan internal penyimpan air dan konsentrasi garamnya
tinggi. (Nybakken, 1992).
2.1.2 Manfaat Lamun
2.1.2.1 Ekologi
Secara biologi fungsi dari pada hutan mangrove antara lain sebagai daerah asuhan
(nursery ground) bagi biota yang hidup pada ekosisitem mengrove, fungsi yang lain sebagai
daerah mencari makan (feeding ground) karena mangrove merupakan produsen primer yang
mampu menghasilkan sejumlah besar detritus dari daun dan dahan pohon mangrove dimana
dari sana tersedia banyak makanan bagi biota-biota yang mencari makan pada ekosistem
mangrove tersebut, dan fungsi yang ketiga adalah sebagai daerah pemijahan (spawning
ground) bagi ikan-ikan tertentu agar terlindungi dari ikan predator, sekaligus mencari
lingkungan yang optimal untuk memisah dan membesarkan anaknya. Selain itupun
merupakan pemasok larva udang, ikan dan biota lainnya (Davie, 1983).
2.1.2.2 Fisik
Secara fisik mangrove berfungsi dalam peredam angin badai dan gelombang,
pelindung dari abrasi, penahan lumpur, dan perangkap sedimen. Dimana dalam ekosistem
mangrove ini mampu menghasilkan zat-zat nutrient (organik dan anorganik) yang mampu
menyuburkan perairan laut. Sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau rembesan air laut
ke darat, atau sebagai filter air asin menjadi tawar (Davie, 1983).
2.1.2.3 Kimia
Secara Umum, manfaat mangrove secara kimia sebagai berikut:
1. Sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang menghasilkan oksigen.
2. Sebagai penyerap karbondioksida.
3. Sebagai pengolah bahan-bahan limbah hasil pencemaran industri dan kapal-kapal di
lautan.
(Anonim, 2012).
2.1.2.4 EkonomiKawasan mangrove merupakan sumber devisa (penda-patan), baik bagi masyarakat,
industri, maupun bagi negara. Adapun fungsi ekonomi kawasan mangrove sebagai sumber
devisa adalah sebagai berikut :
1. Penghasil kayu, misalnya kayu bakar. arang, serta kayu untuk bahan bangunan dan
perabot rumah tangga.
2. Penghasil bahan baku industri, misalnya pulp, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan,
alkohol, penyamak kulit, kosmetika, dan zat pewarna.
3. Penghasil bibit ikan, udang, kerang, kenning, telur burung, dan madu.
(Anonim, 2012).
2.1.2.5 Wisata
Fungsi lain (wanawisata) kawasan mangrove antara lain adalah sebagai berikut:
1. Sebagai kawasan wisata alam pantai dengan keindahan vegetasi dan satwa, serta
berperahu di sekitar mangrove.
2. Sebagai tempat pendidikan, konservasi, dan penelitian.
(Anonim, 2012).
2.1.3 Klasifikasi Mangrove
2.1.4 Sistem Zonasi Mangrove
Pembagian zonasi kawasan mangrove yang dipengaruhi adanya perbedaan
penggenangan atau perbedaan salinitas meliputi :
1. Zona garis pantai, yaitu kawasan yang berhadapan langsung dengan laut. Lebar zona ini
sekitar 10-75 meter dari garis pantai dan biasanya ditemukan jenis Rhizophora stylosa, R.
mucronata, Avicennia marina dan Sonneratia alba.
2. Zona tengah, merupakan kawasan yang terletak di belakang zona garis pantai dan
memiliki lumpur liat. Biasanya ditemukan jenis Rhizophora apiculata, Avicennia officinalis,
Bruguiera cylindrica, B. gymnorrhiza, B. parviflora, B. sexangula, Ceriops tagal, Aegiceras
corniculatum, Sonneratia caseolaris dan Lumnitzera littorea.
3. Zona belakang, yaitu kawasan yang berbatasan dengan hutan darat. Jenis tumbuhan yang
biasanya muncul antara lain Achantus ebracteatus, A. ilicifolius, Acrostichum aureum, A.
speciosum. Jenis mangrove yang tumbuh adalah Heritiera littolaris, Xylocarpus granatum,
Excoecaria agalocha, Nypa fruticans, Derris trifolia, Osbornea octodonta dan beberapa jenis
tumbuhan yang biasa berasosiasi dengan mangrove antara lain Baringtonia asiatica, Cerbera
manghas, Hibiscus tiliaceus, Ipomea pes-caprae, Melastoma candidum, Pandanus tectorius,
Pongamia pinnata, Scaevola taccada dan Thespesia populnea.
Hutan mangrove juga dapat dibagi menjadi zonasi-zonasi berdasarkan jenis vegetasi yang
dominan, mulai dari arah laut ke darat sebagai berikut:
1. Zona Avicennia, terletak paling luar dari hutan yang berhadapan langsung dengan laut.
Zona ini umumnya memiliki substrat lumpur lembek dan kadar salinitas tinggi. Zona ini
merupakan zona pioner karena jenis tumbuhan yang ada memilliki perakaran yang kuat untuk
menahan pukulan gelombang, serta mampu membantu dalam proses penimbunan sedimen.
2. Zona Rhizophora, terletak di belakang zona Avicennia. Substratnya masih berupa
lumpur lunak, namun kadar salinitasnya agak rendah. Mangrove pada zona ini masih
tergenang pada saat air pasang.
3. Zona Bruguiera, terletak di balakang zona Rhizophora dan memiliki substrat tanah
berlumpur keras. Zona ini hanya terendam pada saat air pasang tertinggi atau 2 kali dalam
sebulan.
4. Zona Nypa, merupakan zona yang paling belakang dan berbatasan dengan daratan.
(Alikodra, 1999).
2.1.5 Karakteristik Habitat Mangrove
1. Tipe api-api(Avicennia sp)
Paling dekat dengan air laut, merupakan mangrove parintis. Substratnya berlumpur,
kadang-kadang berpasir dan kaya akan bahan organic. Contoh bakau jenis ini
adalah Avicennia marina dan Avecennia officinellis.
2. Tipe bakau (Rhizopora sp)
Hidup didekat pantai atau di belakang Avicennia,substrat berlumpur tetapi warnanya
lebih pekat dan kaya akan humus, kadang lumpur berpasir. Jenis yang paling bisa hidup di
dekat laut adalah bakau gandul (Rhizopora mucronata). Jenis lain yang masih termasuk
dalam kerabat Rhizoporaantara lain Ceriops, Bruguiera, dan Acanthus.
3. Tipe kandeka (Bruguiera sp)
Lingkungan hidupnya berada di belakang dari tumbuhan bakau jenis Ceriops, mampu
tumbuh dengan umur yang panjang dan lebih bisa beradaptasi dengan wilayah darat, substrat
berlumpur tetapi tidak begitu dipengaruhi oleh factor pasang surut.
4. Tipe nipah (Nypa fruticans)
Bakau jenis ini sudah mampu untuk tumbuhdi tanah lunak berlumpur, merupakan tipe
peralihan dari laut ke darat dan dapat cepat beradaptasi dengan kondisi salinitas tinggi atau
pada daerah genangan air tawar. Contoh tumbuhan ini adalah Sonneratia alba.
5. Tipe hutan bakau air tawar
Hanya dipengaruhi oleh air musim di mana pada musim barat daerah ini tergenang oleh
air. Sedangkan pada musim timur kering. Bakau jenis ini tidak dipengaruhi oleh pasang
surut.Substratnya berupa tanah keras. Contoh tumbuhan ini adalah Callophyllum sp, Hibiscus
sp, dan Terminalia sp.
(Romimohtarto dan Juwana, 2001).
2.1.6 Bentuk Adaptasi Mangrove
Adaptasi mangrove dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
Adaptasi terhadap kadar oksigen rendah; dengan memiliki bentuk perakaran yang khas
(tipe cakar ayam/pasak dengan pneumatofora dan tipe tongkat/tunjang dengan lentisel
untuk mengambil oksigen dari udara);
Adaptasi terhadap kadar garam tinggi; memiliki sel-sel khusus dalam daun untuk
menyimpan garam, daun tebal dan kuat yang banyak mengandung air untuk menjaga
keseimbangan garam dan memiliki stomata khusus untuk mengurangi penguapan;
Adaptasi terhadap tanah yang tidak stabil dan pasang surut; mengembangkan struktur akar
yang sangat ekstensif dan membentuk jaringan horizontal yang lebar untuk memperkokoh
pohon dan mengambil unsur hara serta menahan sedimen.
(Anonim, 2012).
2.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Mangrove
1. Cahaya
· Cahaya berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi, fisiologi, dan struktur fisik
mangrove
· Intensitas, kualitas, lama (mangrove adalah tumbuhan long day plants yang membutuhkan
intensitas cahaya yang tinggi sehingga sesuai untuk hidup di daerah tropis) pencahayaan
mempengaruhi pertumbuhan mangrove
· Laju pertumbuhan tahunan mangrove yang berada di bawah naungan sinar matahari lebih
kecil dan sedangkan laju kematian adalah sebaliknya
· Cahaya berpengaruh terhadap perbungaan dan germinasi dimana tumbuhan yang berada di
luar kelompok (gerombol) akan menghasilkan lebih banyak bunga karena mendapat sinar
matahari lebih banyak daripada tumbuhan yang berada di dalam gerombol.
2. Curah hujan
Jumlah, lama, dan distribusi hujan mempengaruhi perkembangan tumbuhan mangrove.
Curah hujan yang terjadi mempengaruhi kondisi udara, suhu air, salinitas air dan tanah.
Curah hujan optimum pada suatu lokasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mangrove
adalah yang berada pada kisaran 1500-3000 mm/tahun
3. Suhu
Suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis dan respirasi)
Produksi daun baru Avicennia marina terjadi pada suhu 18-20C dan jika suhu lebih tinggi
maka produksi menjadi berkurang. Rhizophora stylosa, Ceriops, Excocaria,
Lumnitzera tumbuh optimal pada suhu 26-28C. Bruguiera tumbuah optimal pada suhu 27C,
dan Xylocarpus tumbuh optimal pada suhu 21-26C
4. Angin
Angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus. Angin merupakan agen polinasi dan
diseminasi biji sehingga membantu terjadinya proses reproduksi tumbuhan mangrove
5. Salinitas
Salinitas optimum yang dibutuhkan mangrove untuk tumbuh berkisar antara 10-30 ‰
Salinitas secara langsung dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan zonasi mangrove, hal
ini terkait dengan frekuensi penggenangan. Salinitas air akan meningkat jika pada siang hari
cuaca panas dan dalam keadaan pasang. Salinitas air tanah lebih rendah dari salinitas air
6. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut berperan penting dalam dekomposisi serasah karena bakteri dan fungsi yang
bertindak sebagai dekomposer membutuhkan oksigen untuk kehidupannya.
Oksigen terlarut juga penting dalam proses respirasi dan fotosintesis. Oksigen terlaru
berada dalam kondisi tertinggi pada siang hari dan kondisi terendah pada malam hari
(Fauziah dan Supriyanti, 2004).
DAFTAR PUSTAKA
ALIKODRA, H. S. 1999. Kebijakan Pengelolaan Hutan Mangrove dilihat dari Lingkungan Hidup. Prosiding Seminar VI Ekosisitem Hutan Mangrove : 33-44.
Anonim. 2012. http://worldhealth-bokepzz.blogspot.com/2012/04/fungsi-dan-manfaat-lain-hutan-mangrove.html. diakses pada tanggal 15 November 2014 pukul 14.40 WIB
Anonim. 2012. http://teguhpriono66.blogspot.com/2012/06/adaptasi-hutan-mangrove.html. diakses pada tanggal 15 November 2014 pukul 19.03 WIB
Fauziah. Y. Nursal dan Supriyanti. 2004. Struktur dan Penyebaran Vegetasi strata Sampling di Kawasan Hutan Mangrove Pulau Bengkalis Propinsi Riau.
Nybakken,J. W. 1992 . Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia : Jakarta
Romimohtarto Kasijan-Sri Juwana. 2001. Biologi Laut-Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI. Jakarta.
Davie. 1983. Global Status of Mangrove Ecosystems. Comission on Ecology Papers No.3, IUCN Hutchings.
Romimohtarto Kasijan-Sri Juwana. 2001. Biologi Laut-Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI. Jakarta.