TOR Optimasi Gas Bumi (Aziz).doc
description
Transcript of TOR Optimasi Gas Bumi (Aziz).doc
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gas bumi sebagai salah satu sumber energi memiliki peranan yang
sangat penting bagi pertumbuhan pembangunan nasional. Selama dekade
terakhir, peranan gas bumi mulai menggeser peranan BBM sebagai
sumber energi karena selain lebih murah juga ramah lingkungan.
Pemanfaatan gas bumi di Indonesia meliputi sektor pembangkit listrik
52%, sektor industri pupuk 12% serta sektor industri dan sektro lainnya
36%.
Hingga saat ini, konsumen gas bumi di Indonesia mulai menyebar secara
merata di seluruh wilayah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan
perkembangan pemnbangunan nasional. Wilayah-wilayah yang
sebelumnya tidak terjangkau, saat ini sudah mulai diupayakan untuk bisa
disuplai gas bumi seperti Makassar, Lampung, Jawa Tengah dan
sebagainya.
Berdasarkan analisis pasokan dan kebutuhan gas bumi di wilayah baik
wilayah yang belum terjangkau maupun yang sudah terjangkau oleh gas
bumi, terjadi kebutuhan gas dalam jumlah yang cukup signifikan. Wilayah-
wilayah yang selama ini sudah terjangkau oleh gas bumi seperti Wilayah
Jawa dan Sumatera khususnya Sumatera Utara dan NAD mengalami
shortage pasokan yang cukup signifikan. Lokasi konsumen dan lokasi
sumber gas yang menyebar dan dpisahkan oleh lautan serta bervariasi
jumlah volumenya menjadi salah satu kendala dalam pemenuhan
kebutuhan gas bumi di beberpa wilayah di Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun
2004 tentang Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi, telah terbuka seluas-
luasnya bagi Badan Usaha untuk melakukan kegiatan usaha
penyimpanan yang meliputi kegiatan penerimaan, pengumpulan,
penampungan dan pengeluaran Minyak Bumi, Bahan Bakar Minyak,
Bahan Bakar Gas, dan/atau Hasil Olahan di atas dan/atau di bawah
permukaan tanah dan/atau permukaan air untuk tujuan komersial. Pada
Pasal 13 dalam Peraturan Pemerintah tersebut, Badan Usaha dapat
melakukan kegiatan Usaha Hilir setelah mendapatkan Izin Usaha dari
Menteri.
Seiring dengan akan dikuranginya subsidi BBM terutama subsidi Minyak
Tanah, diperkirakan dimasa mendatang kegiatan usaha penyimpanan gas
yang terdiri atas kegiatan usaha penyimpanan gas bumi dan kegiatan
usaha penyimpanan bahan baker gas akan meningkat secara tajam.
Sebagai contoh, pada saat ini, Pemerintah telah mencanangkan substitusi
Minyak Tanah dengan Compressed Natural Gas (CNG) atau Liquified
Petroleum Gas (LPG), sebagai usaha Pemerintah untuk mengurangi
subsidi BBM. Substitusi Minyak Tanah tersebut tentunya harus didukung
oleh infrastruktur yang memadai terutama untuk menangani dan
menyimpan (storage and handling) Bahan Bakar Gas tersebut.
Pembangunan fasilitas penyimpanan gas bumi dan bahan bakar gas,
harus melihat supply-demand gas bumi atau bahan bakar gas tersebut.
Supply gas dapat berasal dari fasilitas produksi yang ditransportasikan
melalui pipa, atau menggunakan truck atau dari regasifikasi LNG.
Pemerintah harus mempunyai perencanaan yang matang terhadap
pembangunan fasilitas penyimpanan gas agar kegiatan tersebut dapat
berjalan secara efisien dan efektif. Demikian pula dengan Izin Usaha
Penyimpanan yang dikeluarkan oleh Pemerintah harus benar-benar
sesuai dengan kondisi yang ada dan perkiraan dimasa mendatang.
Pada umumnya, kegiatan penyimpanan gas bumi atau bahan bakar gas
dapat dilakukan dengan membangun fasilitas baru atau dengan
mengalihfungsikan fasilitas yang sudah ada. Dalam hal membangun
fasilitas baru, Badan Usaha perlu menetapkan lokasi, kapasitas
penyimpnan, sarana dan prasarana. Sedangkan dari pengalihfungsian
fasilitas penyimpanan jenis lain menjadi fasilitas penyimpanan gas,
diperlukan audit dari fasilitas yang sudah ada sehingga nantinya sesuai
dengan fasilitas penyimpanan gas.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Pemerintah memerlukan strategi yang
baik dalam rangka mengoptimasi pola pengangkutan gas bumi agar biaya
yang sampai ke konsumen lebih efisien, disamping itu, diperlukan pula
pemilihan alternative penanganan dan penyimpanan gas yang dapat
dijadikan acuan bagi Pemerintah untuk memberikan Izin Usaha
Sementara dan Izin Usaha Tetap kepada Badan Usaha.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan optimasi pola
pengangkutan gas bumi agar menjadi lebih efektif dan efisien dan
melakukan pemilihan alternative penanganan dan penyimpanan gas yang
dapat dijadikan acuan bagi Pemerintah dalam memberikan Izin Usaha
Penyimpanan Gas dan Penyimpanan Bahan Bakar Gas baik Izin Usaha
Sementara maupun Izin Usaha Tetap kepada Badan Usaha.
1.3. Sasaran
Didapat pola pengankutan yang optimal , efektif dan efisien untuk bahan
baker gas, serta didapat alternative baru dalam penanganan dan
penyimpanan gas yang dijadikan acuan bagi pemerintah dalam
memberikan Izin Usaha Penyimpanan Gas dan Penyimpanan Bahan
Bakar Gas baik Izin Usaha Sementara maupun Izin Usaha Tetap kepada
Badan Usaha.
1.4. Lingkup Kegiatan
Agar maksud dan tujuan dapat tercapai, maka lingkup kegiatan dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Kegiatan Survey
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mencari data primer serta untuk
mengetahui kondisi fasilitas transportasi dan penyimpanan gas bumi dan
bahan baker gas yang ada;
2. Kegiatan Optimasi Pola Transportasi Gas Bumi Kegiatan ini meliputi:
a. Analisis kebutuhan gas bumi setiap wilayah, baik sebagai bahan baku
maupun sebagai bahan bakar, dan membuat prediksi kebutuhan gas
bumi per wilayah;
b. Analisis transportasi gas bumi menggunakan LNG, CNG dan hidrat;
c. Membuat komparasi tekno ekonomi;
d. Melakukan optimasi pola pengangkutan gas bumi dari titik sumber ke
tujuan yang didasarkan pada pola dan moda pengangkutan yang ada.
e. Membuat rekomendasi pola pengangkutan gas bumi yang didasarkan
pada butir (d).
3. Kegiatan Alternatif Penanganan dan Penyimpanan Gas Bumi dan
Bahan Bakar Gas meliputi:
a. Melakukan analisis desain fasilitas penyimpanan gas bumi, CNG dan
LPG;
b. Melakukan analisis kapasitas penyimpanan sesuai dengan kebutuhan
gas untuk suatu wilayah;
c. Melakukan analisis tekno ekonomi pembangunan fasilitas
penyimpanan gas;
d. Memberikan rekomendasi bagi Pemerintah untuk memberikan Izin
Usaha Sementara dan Izin Usaha Tetap mengenai supply-demand,
kapasitas, desain dan keekonomian.
1.5. Manfaat
Manfaat dari adanya kegiatan ini adalah sebagai berikut.
1. Mendukung program Pemerintah dalam rangka mengurangi subsidi
BBM dengan mengalihkan konsumsi Minyak Tanah dengan Bahan
Bakar Gas;
2. Memberikan acuan bagi Pemerintah dan Badan Usaha mengenai
lokasi, kapasitas, desain dan investasi fasilitas penyimpanan gas dan
bahan bakar gas;
3. Memberikan informasi kepada Pemerintah mengenai pola
pengangkutan gas bumi yang optimal;
4. Memberikan acuan bagi Pemerintah dalam mengeluarkan
rekomendasi pengeluaran Izin Usaha Sementara dan Izin Usaha Tetap
kepada Badan Usaha.
BAB II
TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap ketentuan-ketentuan yang
dipaparkan dalam Kerangka Acuan Kerja, Konsultan menyimpulkan
bahwa semuanya sudah cukup jelas. Berikut ini akan diuraikan tanggapan
konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja yang telah diterima:
2.1. Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari Kegiatan “Strategi dan Optimasi Pola
Pengangkutan dan Penyimpanan Gas Bumi dan Bahan Bakar” adalah
melakukan optimasi pola pengangkutan gas bumi agar menjadi lebih
efektif dan efisien dan melakukan pemilihan alternatip penanganan dan
penyimpanan gas.
Dari hasil kegiatan tersebut diharapkan akan tercipta suatu data dan
Informasi mengenai sistem pengangkutan dan penyimpanan gas bumi dan
BBG yang optimal dan efisien yang dapat dijadikan acuan bagi
Pemerintah dalam memberikan Izin Usaha Penyimpanan Gas dan
Penyimpanan Bahan Bakar Gas baik Izin Usaha Sementara maupun Izin
Usaha Tetap kepada Badan Usaha. Data dan Informasi mengenai sistem
pengangkutan dan penyimpanan gas bumi dan BBG tersebut juga sangat
diperlukan oleh Badan Usaha dalam usahannya untuk melakukan startegi
kegiatan pengangkutan dan penympanan gas bumi yang efisien dan
optimal yang pada akhirnya akan memberikan benefit tersendiri bagi
Badan Usaha tersebut.
2.2. Tanggapan Terhadap Sasaran
Konsultan melihat bahwa sasaran dari kegiatan ini menjadi sangat penting
dan strategis. Tanggapan konsultan terhadap Sasaran dalam Kerangka
Acuan adalah sebagai berikut.
Meskipun Indonesia memiliki cadangan gas bumi yang tersebar hampir
di seluruh wilayah Indonesia, akan tetapi pemanfaatannya masih
belum optimal akibat terkendala oleh sistem pengangkutan dan
penyimpanannya.
Wilayah Indonesia sangat luas dan tersebar dalam ribuan pulau
sehingga diperlukan strategi pengangkutan dan penyimpanan gas
bumi dan BBG yang tepat.
Kegiatan pengangkutan gas bumi dan BBG merupakan salah satu
mata rantai dari kegiatan penyediaan gas bumi sehingga kegiatan ini
dianggap sangat penting bagi Pemerintah dalam menjamin kelancaran
penyediaan gas bumi tersebut ke konsumen karena terganggunya
kegiatan tersebut akan berdampak pada terganggunya penyediaan
energi yang dibutuhkan dalam proses pembangunan nasional.
Kegiatan pengangkutan dan penyimpanan gas bumi dan BBG
merupakan kegiatan yang berisiko tinggi karena sifat-sifat gas bumi
dan BBG yang mudah terbakar dan tidak dapat disimpan dalam sistem
terbuka sehingga kegiatan pengangkutan dan penyimpanan gas bumi
dan BBG memerlukan fasilitas dan infrastruktur yang dapat menjamin
keselamatan dan keamanan di lingkungan sekitarnya.
Kegiatan pengangkutan dan penyimpanan gas bumi dan BBG
merupakan kegiatan yang membutuhkan pembiayaan yang cukup
tinggi sehingga kegiatan tersebut harus dilakukan seefisien dan
seoptimal.
Pembuatan pedoman pengangkutan dan penyimpanan gas bumi dan
BBG dapat dijadikan bagi Pemerintah dalam memberikan Izin Usaha
Penyimpanan Gas dan Penyimpanan Bahan Bakar Gas baik Izin
Usaha Sementara maupun Izin Usaha Tetap kepada Badan Usaha.
Informasi mengenai sistem pengangkutan dan penyimpanan gas bumi
dan BBG yang tepat dan akurat akan sangat diperlukan oleh Badan
Usaha dalam untuk meminimalisir biaya kegiatan proses
pengangkutan dan penyimpanan gas bumi dan BBG baik yang telah
dilakukan maupun yang akan dilakukan,
Penyediaan pemetaan digital sistem pengangkutan dan penyimpanan
gas bumi dan BBG akan dapat memberikan gambaran visual
mengenai jalur distribusi yang ada sehingga dapat mempermudah
melakukan alternatif pengembangannya.
2.3. Tanggapan Terhadap Lingkup Pekerjaan
Konsultan melihat bahwa ketentuan mengenai lingkup pekerjaan
yang tertuang dalam Kerangka Acuan telah cukup jelas yaitu
melakukan survey, analisis, serta evaluasi data untuk menyusun
pedoman mengenai kegiatan pengangkutan dan penyimpanan gas
bumi dan BBG di seluruh wilayah Indonesia yang dapat digunakan
sebagai acuan baik bagi Pemeritah maupun Badan Usaha dalam
usaha untuk mengembangkan dan melakukan kegiatan
pengangkutan dan penyimpanan gas bumi dan BBG yang efektif
dan efisien.
(a) Melakukan kegiatan survey dalam rangka untuk mendapatkan
berbagai data dan informasi yang terkait dengan kegiatan
pengangkutan dan penyimpanan gas bumi dan BBG di seluruh
wilayah Indonesia. Kegiatan survey sangat diperlukan guna
mendapatkan data dan informasi yang akurat dan up to date.
(b) Kegiatan Optimasi Pola Transportasi Gas Bumi yang meliputi:
Analisis kebutuhan gas bumi di setiap wilayah baik sebagai
bahan baku maupun sebagai bahan bakar dan membuat
prediksi kebutuhan gas bumi per wilayah untuk beberapa
tahun kedepan. Analisis ini sangat diperlukan untuk
memprediksi kapasitas dari sistem pengangkutan dan
penyimpanan gas bumi dan bagaimana pengembangannya
kedepan.
Analisis transportasi gas bumi menggunakan LNG, CNG dan
hidrat. Analisis ini sangat diperlukan guna mencari solusi yang
tepat bagi alteratip sistem transportasi gas bumi pengganti
pipa yang selama ini mengalami banyak kendala.
Membuat komparasi tekno ekonomi. Kegiatan ini sangat
diperlukan untuk mendapatkan informasi jenis atau moda
transportasi apa saja yang sesuai untuk diterapkan.
Melakukan optimasi pola pengangkutan gas bumi dari titik
sumber ke tujuan yang didasarkan pada pola dan moda
pengangkutan yang ada. Kegiatan ini sangat diperlukan guna
mendapatkan informasi jalur distribusi yang optimal yang
dapat mengakomodasi berbagai konstrain dan objective
function dari kegiatan pengangkutan dan penyimpanan gas
bumi dan BBG seperti minimalisasi biaya, kapasitas dan lokasi
sumber gas, volume kebutuhan dan lokasi konsumen, prioritas
pemanfaatan gas bumi, dan sebagainya.
Membuat rekomendasi pola pengangkutan gas bumi yang
efektip dan efisien berdasarkan data dan informasi yang telah
diolah.
BAB III
METODOLOGI
3.1 RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Berdasarkan pada tujuan dan lingkup pekerjaan yang ada, Konsultan telah
menyusun suatu rencana pelaksanan pekerjaan yang terdiri dari tiga kegiatan
besar yaitu: Lingkup Pendataan, Lingkup Analisis dan Evaluasi Data, serta
Lingkup Pegkajian dan Pengolahan Data
3.1.1 Lingkup Pendataan
Lingkup pendataan yang akan dilakukan dalam kegiatan ini terdiri atas jenis
data, sumber data serta metoda pendataan.
1) Jenis Data
Jenis data yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan “Strategi Optimasi
Gas Bumi dan BBG Nasional’ ini terdiri atas;
● Data cadangan gas bumi di seluruh wilayah Indonesia;
● Data kebutuhan gas bumi di seluruh wilayah Indonesia;
- Sektor Industri
- Sektor Usaha Kecil dan Menengah
- Sektor Rumah Tangga
- Sektor Pembangkit
- Sektor Transportasi
● Data pertumbuhan penduduk, PDB dan GDP, serta data Rencana
Pengembangan Wilayah untuk setiap wilayah di Indonesia.
● Data kendaraan bermotor serta pertumbuhannya di setiap wilayah;
● Data infrastruktur jaringan pipa dan distribusi gas bumi baik yang existing
maupun rencana pengembangannya;
● Data infrastruktur sistem penyediaan dan distribusi LPG baik yang existing
maupun rencana pengembangannya;
● Data harga gas bumi baik dikonsumen maupun di wellhead;
● Data pendukung lainnya seperti moda transportasi gas bumi selain pipa
dan LPG seperti CNG, LNG, dan hidrat.
2) Sumber Data
Untuk mendapatkan berbagai jenis data diatas, diperlukan kunjungan
terhadap berbagai instansi terkait seperti:
- Ditjen Migas;
- PT. Pertamina (Persero);
- PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.;
- KPS;
- Badan Pusat Statistik;
- Badan Usaha yang memperoleh Izin Transportasi dan Niaga dengan
Fasilitas
- Badan Pelaksana Bidang Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS);
- Badan Pengatur Bidang Minyak dan Gas Bumi (BPH MIGAS);
- Departemen Perindustrian dan Perdagangan (DEPERINDAG);
- Departemen Perhubungan (DEPHUB).
- Lembaga Penelitian Minyak dan Gas Bumi Lemigas;
- Pemerintah Daerah (PEMDA);
- BKPM/D;
- Perguruan Tinggi;
- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI);
3) Metoda Pendataan
Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat dan up to date, diperlukan
metoda pendataan yang tepat. Dalam hal ini, konsultan telah menyusun
suatu metoda pengumpulan data dengan terlebih dahulu membagi jenis data
menjadi data primer dan data sekunder. Kedua jenis data tersebut diperoleh
dengan cara berbeda:
● Data Primer
Data primer diperoleh melaui survey langsung ke lapangan dan
melakukan wawancara terhadap objek survey. Wawancara dilakukan
baik secara lisan meupun dengan menggunakan daftar isian /
kuesioner.
● Data Sekunder
Data sekunder berupa data laporan tahunan yang diperoleh dari
berbagai instansi terkait yang disebutkan diatas.
3.1.2 Lingkup Analisis dan Evaluasi Data
Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dan dievaluasi baik
secara kuantitatif maupun kualitatif.
● Analisis kuantitatip;
Analisis kuantitatif dilakukan untuk memberikan gambaran secara angka
mengenai kondisi eksisting pola penyediaan gas bumi yang ada saat ini.
Analisis yang dilakukan meliputi analisis cadangan dan produksi gas
bumi, analsisi kebutuhan gas bumi saat ini, analisis harga gas bumi serta
analisis kapasitas jaringan transmisi dan distribusi gas bumi existing dan
pengembangannya.
● Analisis kualitatip;
Analisis kualitatip dilakukan untuk memberikan gambaran secara kualitatip
mengenai kondisi eksisting pola penyediaan gas bumi yang ada saat ini.
Analisis yang dilakukan meliputi analisis jalur transmisi dan distribusi gas
bumi eksisting serta analisisi lokasi sumber gas dan konsumen gas bumi.
3.1.3 Lingkup Pengkajian dan Pengolahan Data
Data yang telah dianalisis dan dievaluasi selanjutnya dikaji dan diolah secara
mendalam dan terinci untuk mendapatkan gambaran Strategi Optimasi
Distribusi Gas Bumi dan BBG. Kegiatan pengkajian dan pengolahan data
antara lain meliputi:
● Pengjakian Dan Pengolahan Data Cadangan Dan Produksi Gas Bumi
Data cadangan dan produksi gas bumi yang diperoleh dari produsen gas
dianalisis untuk mendapatkan gambaran kemampuan pasok gas bumi
sampai tahun 2020.
● Pengkajian Dan Pengolahan Data Kebutuhan Gas Bumi
Data kebutuhan gas bumi yang ada saat ini baik yang commited maupun
yang uncommited dan ditunjang dengan data lainnya seperti data rencana
pengembangan wilayah, data pertumbuhan penduduk, data pertubuhan
ekonomi, dan data pertumbuhan konsumsi energi dikaji dan diolah untuk
mendapatkan proyeksi kebutuhan gas bumi sampai tahun 2020.
● Pengkajian dan Pengolahan Data Infrastruktur Jaringan Transmisi dan
Distribusi Gas Bumi
Data infrastruktur jaringan transmisi dan distribusi gas bumi eksiting dan
rencananya seperti tertuang dalam RIJTGBN dan ditunjang dengan data-
data lainnya seperti data neraca gas bumi di setiap wilayah, data
konsumen gas bumi, serta data teknologi pengangkutan gas bumi seperti
CNG, LNG, dan Hidrat dikaji dan dioleh untuk mendapatkan sistem
pendistribusian gas bumi yang efisien dan efektip melalui model
optimalisasi sistem pengangkutan dan penyimpanan gas bumi dan BBG.
`● Pengkajian dan Pengolahan Data untuk Pemetaan DIgital
Berbagai data yang telah diperoleh baik data mentah maupun data yang
telah dianalisis dan dievaluasi dituangkan dalam peta digital berupa
sistem informasi geografis yang dapat menyajikan secara visual sistem
distribusi gas bumi serta berbagai data sumber pasok dan konsumen gas
bumi.
Secara umum, pola pikir metodologi kegiatan untuk mencapai sasaran studi
diperlihatkan dalam Gambar 3.1 berikut;
Gambar 3.1. Metodologi Pengembangan Sistem Pendistribusian Gas Bumi
Nasional
3.2 PEMBUATAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil pengkajian dan pengolahan data yang telah dilakukan,
maka akan dirumuskan suatu rekomendasi Strategi Optimasi Distribusi Gas
Bumi dan BBG yang paling tepat untuk diterapkan sesuai dengan kondisi
geografis Indonesia, kemampuan pasok gas bumi serta volume kebutuhan
gas bumi.
BAB IV
RENCANA KERJA
Dengan mengacu pada ruang lingkup studi yang ada pada Kerangka
Acuan, maka disusunlah suatu rencana kerja untuk dalam rangka
penyelesaikan studi. Rencana kerja pada studi ini dibagi menjadi
beberapa tahapan kegiatan. Tahapan kegiatan tersebut adalah :
Tahap Persiapan
Tahap Penyusunan Laporan Pendahuluan
Tahap Pengumpulan Data dan Informasi
Tahap Analisis dan Evaluasi Data
Tahap Penyusunan Laporan Pertengahan
Tahap Pengkajian dan Pengolahan Data
Tahap Penyusuan Kesimpulan dan Rekomendasi
Tahap Penyusuanan Laporan Akhir
4.1 TAHAP PERSIAPAN
Tahap ini dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam pelaksanaan studi ini. Tahap persiapan ini meliputi dua
kegiatan yaitu kegiatan administrasi dan kegiatan teknis.
- Menyelesaikan persyaratan administrasi dengan user dan mengurus
surat izin ke instansi yang terkait dengan sumber data dan informasi
yang menjadi objek studi;
- Mobilisasi personil / tenaga ahli yang akan dilibatkan dalam studi ini;
- Mempersiapkan surat penugasan kepada tenaga ahli;
- Mempersiapkan ruang kerja (studio);
- Mempersiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan;
- Mengumpulkan bahan dan referensi;
- Menyusun rancangan studi dan rencana kerja.
4.2 TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan ini dibuat untuk memberikan gambaran mengenai
kesiapan konsultan dalam melaksanakan studi ini. Tahap penyusunan
laporan pendahuluan ini mencakup beberapa aspek yaitu pemantapan
usulan teknis, hasil studi kepustakaan, metodologi yang lebih detil serta
rencana dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
4.3 TAHAP SURVEI LAPANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
Tahap ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data dan informasi
yang terkait dengan studi ini. Berdasarkan ruang lingkup dan sasaran
dari studi ini maka jenis-jenis data yang diperlukan dan harus
dikumpulkan antara lain:
1) Data cadangan dan produksi gas bumi per wilayah yang sudah
diupdate. Data ini akan dikumpulkan dari berbagai instansi terkait
seperti BPMIGAS, Ditjen Migas, PT Pertamina (Persero), dan KPS.
2) Data kebutuhan gas bumi per wilayah yang sudah diupdate. Data
ini meliputi data kebutuhan gas bumi untuk sektor industri, sektor
pembangkit, sektor usaha kecil dan menengah, sektor rumah
tangga dan sektor transportasi. Data ini akan dikumpulkan dari
berbagai instansi terkait seperti BPMIGAS, Ditjen Migas, PT PGN,
PT Pertamina (Persero), Perusahaan distribusi gas swasta,
Departemen Perhubungan dan Industri-industri.
3) Data wilayah dan kependudukan. Data ini akan dikumpulkan dari
instansi terkait seperti Pemda, Departemen Perindustrian dan BPS.
4) Data infrastruktur jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi
existing. Data ini akan dikumpulkan dari berbagai instansi terkait
seperti BPMIGAS, BPH MIGAS, Ditjen Migas, PT PGN, PT
Pertamina (Persero), serta perusahaan-perusahaan distribusi gas
bumi swasta.
5) Data teknologi transportasi gas bumi non pipa seperti data
teknologi CNG, LNG, dan Hidrat. Data ini selaan diperoleh dari
berbagai literatur dan searching melalui internet juga akan
dikumpulkan dari berbagai instansi seperti Lembaga Penelitian
Minyak dan Gas Bumi Lemigas , perguruan tinggi dan LIPI.
4.4 TAHAP ANALISIS DAN EVALUASI
Tahap analisis ini merupakan kegiatan menganalisis danmengevaluasi
data yang telah dikumpulkan. Hasil analsisis dan evaluasi selanjutnya
akan dijadikan bahan masukan bagi kegiatan berikutnya. Kegiatan
analsis dan evaluasi data ini meliputi;
1) Analisis dan evaluasi cadangan dan produksi gas bumi per wilayah
di Indonesia;
2) Analisis dan evaluasi kebutuhan gas bumi per wilayah di Indonesia;
3) Analisis dan evaluasi jaringan transmisi dan distribusi gas bumi
yang ada saat ini. Analsis ini selain mencakup jalur transmisi dan
distribusi dari sumber gas ke konsumen juga mencakup tol fee.
4) Analisis harga gas bumi;
4.5 TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN PERTENGAHAN
Laporan pertengahan ini dibuat untuk memberikan memberikan
gambaran mengenai hasil-hasil identifikasi dan analisis dari berbagai
data yang telah dikumpulkan serta rekomendasi yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
4.6 TAHAP PENGKAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA
Tahap ini merupakan kegiatan untuk memproses data dan informasi
yang telah dikumpulkan. Kegiatan ini akan meliputi: proses kompilasi
data, tabulasi data, deskripsi data, serta kalkulasi data.
4.6 TAHAP PENYUSUNAN REKOMENDASI
Kegiatan ini merupakan tahap akhir dalam mencapai sasaran studi yaitu
merumuskan saran-saran dan bahan masukan bagi Pemerintah dalam
menyusun kebijakan dan strategi optimasi distribusi gas bumi nasional.
4.7 PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR
Penyusunan laporan akhir ini dilakukan melalui dua tahap yaitu, laporan
akhir sementara dan laporan akhir.
a. Laporan Sementara
Penyusunan laporan sementara merupakan hasil sementara studi yang
meliputi hasil evaluasi/pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi
sementara.
b. Laporan Akhir
Merupakan hasil akhir Studi. Laporan ini adalah sebagai hasil perbaikan
dari Laporan Sementara yang sebelumnya telah dipresentasikan di
hadapan Tim. Laporan ini akan disampaikan pada akhir bulan ke enam.
4.8 JADWAL PELAKSANAAN
Dari kerangka Acuan Kerja pelaksanaan pekerjaan Pengembangan
Sistem Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional, waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah selama 6 (enam) bulan. Untuk memenuhi
waktu tersebut, konsultan telah merancang jadwal kegiatan seperti
terlihat dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan pekerjaan Strategi Optimasi Gas Bumi Nasional
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 TAHAP PERSIAPAN
1.1 Persiapan Administrasi
1.2 Persiapan Teknis
2 TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN
3 TAHAP PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI / SURVEY
4 TAHAP ANALISIS DAN EVALUASI DATA
4.1 Analisis dan evaluasi cadangan dan produksi gas bumi
4.2 Analsiis dan evaluasi kebutuhan gas bumi
4.3 Analisis jaringan transmisi dan distribusi gas bumi existing
4.4 Analsis harga gas bumi
5 TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN PERTENGAHAN
6 TAHAP PENGKAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA
6.1 Penyusunan neraca gas bumi
6.2 Penyusunan Strategi Optimasi Distribusi Gas Bumi
6.3 Penyusunan Model Optimasi Distribusi Gas Bumi
6.4 Penyusunan Peta Digital Distribusi Gas Bumi
7 TAHAP ANALISIS KEBIJAKAN DAN REKOMENDASI
8 TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR
8.1 Laporan Sementara (Draft Report)
8.2 Laporan Akhir (Final Report)
No Nopember Desember
JADWAL
DESKRIPSI KEGIATAN Juli Agustus September Oktober
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat terkoordinir dengan baik, terarah dan
terkendali, Konsultan telah mempersiapkan organisasi kerja yang disiapkan
khusus untuk melaksanakan pekerjaan ini. Susunan organisasi ini terdiri atas
tiga komponen yaitu: Ketua Tim, Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang.
5.1 5.1 TENAGA AHLI TENAGA AHLI
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan untuk mencapai tujuan dan
sasaran studi, konsultan telah mempersiapkan beberapa tenaga ahli yang
kompeten dibidangnya. Tenaga ahli tersebut dikelompokkan menjadi Ketua
Tim, Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang. Di bawah ini diuraikan klasifikasi dari
tenaga ahli yang dimaksud.
a) Ketua Tim, adalah pimpinan tim yang memiliki spesifikasi sebagai ahli
kepala dan telah berpengalaman dalam memimpin proyek.
b) Tenaga Ahli, adalah anggota tim ahli yang memenuhi syarat keahlian yang
dikehendaki dalam pekerjaan ini yang terdiri atas:
- Ahli Kepala Teknik Perminyakan;
- Ahli Kepala Teknik Kimia;
- Ahli Kepala Teknik Gas;
- Ahli Kepala Teknik Mesin;
- Ahli Utama Teknik Kimia
- Ahli Utama Teknik Sipil;
- Ahli Utama Teknik Statistik;
- Ahli Utama Ekonomi;
- Ahli utama Geologi;
- Ahli Utama Informatika.
- Ahli GIS
c) Tenaga Penunjang, adalah tenaga pelaksana yang diperlukan untuk
membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga
ahli baik yang bersifat teknis maupun administratif dan finansial. Tenaga-
tenaga pendukung ini terdiri dari :
Sekretaris/Administrasi
Operator Komputer
Sopir
Pesuruh
Surveyor
5.2 URAIAN TUGAS
Tenaga ahli yang disebutkan di atas mempunyai tugas yang spesifik
sesuai dengan bidang keahliannya. Di bawah ini diuraikan secara
singkat tugas dari masing-masing tenaga ahli.
a. Ketua Tim (Ahli Kepala Teknik Kimia)
Ketua tim merupakan Ahli Kepala yang bertugas mengkoordinasi
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga ahli kepala,
tenaga ahli utama, tenaga ahli dan tenaga penunjang serta
sekaligus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan keahliannya.
b. Ahli Kepala Teknik Perminyakan
Tenaga ahli ini merupakan anggota tim ahli yang bertugas
membantu teknis pelaksanaan studi sesuai dengan bidang
keahliannya, khususnya yang berkaitan dengan inventarisasi
cadangan gas bumi dan melakukan analisis produksi gas bumi
per wilayah.
c. Ahli Kepala Teknik Kimia
Tenaga ahli ini merupakan anggota tim ahli yang bertugas
membantu teknis pelaksanaan studi sesuai dengan bidang
keahliannya, khususnya yang berkaitan dengan melakukan
analisis kebutuhan gas bumi dan prospek pengembangan
lapangan gas bumi.
d. Ahli Kepala Teknik Gas
Tenaga ahli ini merupakan anggota tim ahli yang bertugas
membantu teknis pelaksanaan studi terutama yang berkaitan
dengan analisis jaringan transmisi dan distribusi gas bumi di
Indonesia dan melakukan perhitungan pemipaan menggunakan
simulasi pipa.
e. Ahli Kepala Teknik Mesin
Tenaga ahli ini merupakan anggota tim ahli yang bertugas
membantu teknis pelaksanaan studi terutama yang berkaitan
dalam melakukan perhitungan kompresor dalam stasium gas
bumi.
f. Ahli Utama Teknik Kimia
Tenaga ahli ini merupakan anggota tim ahli yang bertugas
membantu teknis pelaksanaan studi terutama yang berkaitan
dengan kemungkinan pemanfaatan gas bumi baik sebagai bahan
baku maupun sebagai sumber energi yang digunakan untuk
industri, transportasi, listrrik dan rumah tangga.
g. Ahli Utama Teknik Sipil
Tenaga ahli ini merupakan anggota tim ahli yang bertugas
membantu teknis pelaksanaan studi terutama yang berkaitan
dengan perhitungan teknis desain jaringan transmisi dan
distribusi gas bumi.
h. Ahli Utama Statistik
Tenaga ahli ini merupakan anggota tim ahli yang bertugas
membantu teknis pelaksanaan studi khususnya dalam
menganalisis pasokan dan kebutuhan gas bumi per wilayah dan
juga melakukan pengembangan model untuk memperkirakan
kebutuhan gas bumi dimasa mendatang.
i. Ahli Utama Ekonomi
Tenaga ahli ini merupakan anggota tim ahli yang bertugas
membantu teknis pelaksanaan studi terutama dalam melakukan
perhitungan keekonomian pembangunan jaringan transmisi dan
distribusi gas bumi yang diperlukan oleh investor.
j. Ahli Utama Geologi
Tenaga ahli ini merupakan anggota tim ahli yang bertugas
membantu teknis pelaksanaan studi terutama dalam melakukan
klasifikasi cadangan gas bumi di Indonesia.
k. Ahli Utama Informatika
Tenaga ahli ini merupakan anggota tim ahli yang bertugas
membantu teknis pelaksanaan studi sesuai khususnya dalam
membuat program jaringan transmisi dan distribusi gas bumi
nasional dalam peta digital Indonesia.
l. Ahli Utama GIS
Tenaga ahli ini merupakan anggota tim ahli yang bertugas
membantu pekerjaan pemetaan secara digital distribusi gas
bumi.
m. Operator komputer
Komponen ini merupakan anggota tim penunjang yang bertugas
membantu pengetikan dalam rangka proses pengolahan data,
analisis dan evaluasi dan pembuatan laporan selama pekerjaan
berlangsung.
n. Sekretaris/Administrasi
Komponen ini merupakan anggota tim penunjang yang bertugas
dalam urusan-urusan administrasi dan keuangan selama
kegiatan pekerjaan berlangsung.
o. Sekretaris/Administrasi
Komponen ini merupakan anggota tim penunjang yang bertugas
untuk membantu melaksanakan kegiatan pengumpulan data.
5.3 JADWAL PENUGASAN PERSONIL
Berdasarkan jadwal kerja tersebut dirancanglah jadwal penugasan personil
seperti yang terlihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Jadwal Penugasan Personil