TOR Modul Keuangan

5
Terms of Reference (TOR) Pembuatan Modul Pelatihan Keuangan Program Pemberdayaan Buruh Migran Perempuan dan Keluarganya di Daerah Asal Kerjasama: Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Japan Social Development Fund (JSDF)/World Bank Yayasan Tifa 1. LATAR BELAKANG Buruh migran Indonesia memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan keluarga, dan secara makro juga meningkatkan devisa negara. Bagi keluarganya, bagi daerahnya dan bagi negara, buruh migran Indonesia adalah mereka yang berjasa memberikan kontribusi bagi kesejahteraan keluarga. Hal ini dapat dilihat dari jumlah remitansi hasil buruh migran Indonesia di tingkat nasional yang mencapai 1% dari PDB (pendapatan domestik bruto) Indonesia di tahun 2005 atau rata-rata 0,7%, dan menjadi sangat signifikan di daerah pengirim buruh migran karena bisa mencapai 110% dari PAD (Penerimaan Anggaran Daerah). Di Banyuwangi Jawa Timur, misalnya, remitansi mencapai Rp. 12,5 miliar per tahun pada tahun 2008. Di Indramayu bahkan lebih besar lagi, pada tahun 2009, remitansi TKI Indramayu mencapai Rp. 1 milyar tiap hari atau Rp. 250 milyar per tahun. Data ini memang merupakan perkiraan karena sebagian buruh migran Indonesia masih belum menggunakan sistem keuangan formal dalam pengiriman dana remitansinya, namun angka indikasi ini menunjukkan betapa pentingnya peran buruh migran di dalam pengembangan ekonomi daerah asalnya. Permasalahan penting yang sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi kelompok buruh migran diantaranya kurangnya sumberdaya keuangan yang dimiliki buruh migran dan keluarganya untuk membayar biaya migrasi, yang menyebabkan buruh migran Indonesia mudah terbelit hutang, baik di daerah asal maupun di negara tujuan. Selain masalah tersebut, yang belum maksimal, buruh migran juga menggunakan jalur non formal ketika melakukan pengiriman dana remitansi adalah karena keterbatasan jalur-jalur formal, baik perbankan maupun non-perbankan yang di antaranya disebabkan oleh: a. Akses fisik yang terbatas, baik di negara tujuan maupun di daerah asal. Kalaupun buruh migran yang bersangkutan sudah menggunakan jalur formal dalam pengiriman dana remitansi, dalam prakteknya, keterbatasan akses telah menyebabkan keluarganya di daerah asal tetap saja menggunakan perantara dalam mengambil dananya. b. Akses kepada lembaga keuangan juga terbatas karena terbatasnya pengetahuan, masih adanya buta huruf, dan ketidaknyamanan ketika menggunakan jasa yang tidak akrab dengan situasi lokal mereka (tidak user-friendly). c. Biaya mahal juga terkadang menjadi kendala buruh migran Indonesia dan karenanya enggan untuk menggunakan jasa keuangan formal. 1

description

Keuangan

Transcript of TOR Modul Keuangan

Kerangka Acuan

Terms of Reference (TOR)Pembuatan Modul Pelatihan KeuanganProgram Pemberdayaan Buruh Migran Perempuan dan Keluarganya di Daerah AsalKerjasama:Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)Japan Social Development Fund (JSDF)/World BankYayasan Tifa

1. LATAR BELAKANGBuruh migran Indonesia memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan keluarga, dan secara makro juga meningkatkan devisa negara. Bagi keluarganya, bagi daerahnya dan bagi negara, buruh migran Indonesia adalah mereka yang berjasa memberikan kontribusi bagi kesejahteraan keluarga. Hal ini dapat dilihat dari jumlah remitansi hasil buruh migran Indonesia di tingkat nasional yang mencapai 1% dari PDB (pendapatan domestik bruto) Indonesia di tahun 2005 atau rata-rata 0,7%, dan menjadi sangat signifikan di daerah pengirim buruh migran karena bisa mencapai 110% dari PAD (Penerimaan Anggaran Daerah). Di Banyuwangi Jawa Timur, misalnya, remitansi mencapai Rp. 12,5 miliar per tahun pada tahun 2008. Di Indramayu bahkan lebih besar lagi, pada tahun 2009, remitansi TKI Indramayu mencapai Rp. 1 milyar tiap hari atau Rp. 250 milyar per tahun. Data ini memang merupakan perkiraan karena sebagian buruh migran Indonesia masih belum menggunakan sistem keuangan formal dalam pengiriman dana remitansinya, namun angka indikasi ini menunjukkan betapa pentingnya peran buruh migran di dalam pengembangan ekonomi daerah asalnya.

Permasalahan penting yang sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi kelompok buruh migran diantaranya kurangnya sumberdaya keuangan yang dimiliki buruh migran dan keluarganya untuk membayar biaya migrasi, yang menyebabkan buruh migran Indonesia mudah terbelit hutang, baik di daerah asal maupun di negara tujuan. Selain masalah tersebut, yang belum maksimal, buruh migran juga menggunakan jalur non formal ketika melakukan pengiriman dana remitansi adalah karena keterbatasan jalur-jalur formal, baik perbankan maupun non-perbankan yang di antaranya disebabkan oleh:

a. Akses fisik yang terbatas, baik di negara tujuan maupun di daerah asal. Kalaupun buruh migran yang bersangkutan sudah menggunakan jalur formal dalam pengiriman dana remitansi, dalam prakteknya, keterbatasan akses telah menyebabkan keluarganya di daerah asal tetap saja menggunakan perantara dalam mengambil dananya.

b. Akses kepada lembaga keuangan juga terbatas karena terbatasnya pengetahuan, masih adanya buta huruf, dan ketidaknyamanan ketika menggunakan jasa yang tidak akrab dengan situasi lokal mereka (tidak user-friendly).

c. Biaya mahal juga terkadang menjadi kendala buruh migran Indonesia dan karenanya enggan untuk menggunakan jasa keuangan formal.

d. Tingkat melek keuangan (financial literacy) yang rendah di kalangan buruh migran dan keluarganya, sehingga pilihan terhadap pengelolaan keuangan menjadi sangat terbatas.

Melihat permasalahan tersebut maka buruh migran dan keluarganya sangat memerlukan bahan informasi atau panduan modul yang praktis dan bisa diaplikasikan sesuai dengan permasalahan dan kebutuhannya berdasarkan kondisi dan potensi di daerah masing-masing. 2. TUJUAN

Tujuan dari kegiatan pembuatan modul ini adalah:

1. Menyediakan informasi dan panduan yang mudah, praktis dan sesuai kebutuhan buruh migran dan keluarganya dalam pengelolaan keuangan termasuk pengelolaan penghasilan selama menjadi buruh migran.

2. Menyediakan informasi dan panduan akan alternative atau solusi usaha ekonomi (wirausaha) dalam memenuhi kebutuhan keluarga selain menjadi buruh migran.

3. Menyediakan informasi dan panduan produk-produk jasa perekonomian (bank atau non-bank) yang potensial sebagai investasi yang sesuai dengan kemampuan para komunitas buruh migran dan keluarganya.4. Mengaplikasikan modul pengelolaan keuangan dalam bentuk wirausaha yang potensial bagi buruh migran dan keluarganya.3. RUANG LINGKUP PEKERJAANPembuatan modul ini akan dilakukan dengan tahapan berikut ini

1. Pengumpulan dan inventarisasi modul-modul tentang pengelolaan keuangan untuk buruh migran dari berbagai sumber atau lembaga lainnya.2. Menyusun draft outline modul yang berisi tentang:

Edukasi keuangan sebagai pengetahuan dasar buruh migran dan keluarganya dalam pengelolaan keuangan.

Identifikasi permasalahan buruh migran dalam pengelolaan keuangan. Strategi dan cara penanganan permasalahan buruh migran yang lebih konkrit dalam pengelolaan keuangan. Jenis-jenis wirausaha ekonomi yang potensial untuk buruh migran dan keluarganya. Identifikasi dan sosialisasi produk-produk investasi bank/non-bank yang potensial untuk kelompok buruh migran dan keluarganya.3. Menyusun draft outline untuk Focus Group Discussion (FGD) yang antara lain berisi tentang daftar target peserta dan topik/pertanyaan yang akan dibahas dalam FGD serta rencana implementasi modul dalam pelatihan (try out).4. Pembahasan draft outline modul dan materi FGD dengan Tim Yayasan TifaTim Tifa akan memberi input atas draft outline modul dan konsep FGD yang disusun oleh konsultan.5. FGDUntuk memastikan substansi yang diangkat tepat dan sesuai dengan kebutuhan burh migran dan keluarganya, maka Yayasan Tifa akan membuat FGD untuk menggalang aspirasi target peserta dan stakeholder lain sehingga modul ini bisa berdaya guna dan aplikatif. Konsultan akan memfasilitasi acara FGD ini kemudian hasil FGD akan dituangkan dalam bentuk outline modul final.

6. Penulisan draft modul Proses penulisan modul akan dilakukan selama 3 minggu oleh konsultan

7. Proofreading/EditingProofreading akan dilakukan oleh Tim Tifa, Bank Dunia dan BNP2TKI. Tifa akan menkontrak konsultan lain untuk editing bahasa.

4. HASIL/KELUARANDi akhir pelaksanaan kegiatan ini akan tersusun paket pelatihan pengelolaan keuangan dan strategi penanganan permasalahan ekonomi bagi buruh migran dan keluarganya di daerah asal. Dari hasil pelatihan tersebut, diharapkan ada 2 model usaha ekonomi skala kecil yang dikelola oleh kelompok buruh migran dan keluarganya di lokasi program. Untuk itu, keluaran yang diharapkan adalah:1. Modul pengelolaan keuangan yang aplikatif bagi buruh migran dan keluarganya yang berupa media cetak.2. Modul pengelolaan keuangan yang dapat diakses secara interaktif dan dapat disebarluaskan melalui website. 3. Buku ringkasan tip dan strategi pengelolaan keuangan yang praktis dan mudah dipahami oleh buruh migran dan keluarganya.4. Buku saku tentang strategi pengelolaan usaha skala kecil (wirausaha) bagi buruh migran.Waktu Pelaksanaan dan rincian kegiatan:Waktu pelaksanaan kegiatan sampa dua (2) bulan atau 8 (delapan) minggu, hingga draft final diterima Tifa.

Jadwal Kerja

No.KegiatanMinggu ke-

12345678910

1.Kompilasi modul-modul pengelolaan keuangan yang sudah ada X

2.Menyusun outline modul dan persiapan materi FGDX

3.Presentasi dan Persetujuan Tifa atas outline modul dan materi FGDX

4.Penyusunan tools FGDX

5.Penyebaran undangan & seleksi pesertaXX

6.Pelaksanaan FGDX

7.Penyusunan draft modulXXX

8.Presentasi draft modulX

9.Proofreading & editingX

10.Uji coba modul pelatihan dalam FGDX

11.Revisi modul berdasarkan hasil ujicoba pelatihanX

12.Penyerahan materi modulX

5. KUALIFIKASI:

1. Mempunyai pengalaman dalam pengelolaan jasa keuangan, micro-finance, pengelolaan produk dan skema kredit bank dan non-bank.2. Mempunyai pengalaman dalam penulisan modul yang berkaitan pengelolaan keuangan khususnya kepada kelompok marjinal atau komunitas buruh migran.3. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang pengembangan model UKM untuk kelompok marjinal atau komunitas buruh migran.4. Berpengalaman dalam melakukan pengorganisasian komunitas.5. Memahami konteks ekonomi masyarakat pedesaan.6. Memiliki perspektif gender dan hak asasi manusia.6. PROSES SELEKSI

Berikut jadwal proses seleksi konsultan penulisan modul Keuangan1.Undangan untuk pengajuan sebagai konsultan individu/lembagaFeb - Maret 2011

2.Batas waktu Surat Pengajuan dari konsultan individu/lembaga28 Maret 2011

3.Evaluasi Surat Pengajuan dari konsultan individu/lembaga29 Maret 2011

4.Undangan untuk mengajukan proposal bagi konsultan individu/lembaga yang terpilih31 Maret 2011

5Batas waktu pengajuan proposal bagi konsultan individu/lembaga yang terpilih10 April 2011

6Evaluasi proposal11 April 2011

7.Presentasi oleh lembaga-lembaga terpilih kepada Tim Penilai13 - 14 April 2011

Hanya lembaga-lembaga terpilih yang akan diundang untuk mengajukan proposal dan melakukan presentasi kepada Tim Penilai.PAGE 4