tm konser

68
TUGAS MANDIRI KONSERVASI III OBTURASI SALURAN AKAR OLEH: ARDISTA RANI LESTARI 021211131062 BELGIZ ANASIS 021211131063 ADITYA RAMA DEVARA 021211131064 YUNIRA ROSANDITA 021211131065 ARVIA DIVA FIRSTIANA 021211131066 PUTRINADIA F.P. 021211131067 YENI PUSPITASARI 021211131072 FELICIA LESMANA 021211132001 ARIANE CARISSA W. 021211132003 FRIDA CHUSNA A. 021211132004 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015

description

konservasi gigi

Transcript of tm konser

  • TUGAS MANDIRI KONSERVASI III

    OBTURASI SALURAN AKAR

    OLEH:

    ARDISTA RANI LESTARI 021211131062

    BELGIZ ANASIS 021211131063

    ADITYA RAMA DEVARA 021211131064

    YUNIRA ROSANDITA 021211131065

    ARVIA DIVA FIRSTIANA 021211131066

    PUTRINADIA F.P. 021211131067

    YENI PUSPITASARI 021211131072

    FELICIA LESMANA 021211132001

    ARIANE CARISSA W. 021211132003

    FRIDA CHUSNA A. 021211132004

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

    UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SURABAYA

    2015

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya,

    penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Obturasi Saluran Akar dengan baik dan

    lancar. Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mandiri Mata Kuliah Konservasi III

    Semester Genap.

    Terima kasih pula kepada Nirawati Pribadi, drg, Sp.KG (K), M.Kes selaku PJMK Mata

    Kuliah Konservasi III.

    Tak ada gading yang tak retak dan tak ada manusia yang tak luput dari kesalahan.

    Penulis memohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan.

    Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Penulis

    berharap para pembaca memberikan kritik dan saran membangun sebagai perbaikan untuk

    menyempurnakan makalah ini.

    Wassalammualaikum Wr. Wb.

    Surabaya, 28 Februari 2015

    Penulis

  • iii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL . i

    KATA PENGANTAR . ii

    DAFTAR ISI . iii

    TUJUAN OBTURASI . 1

    POTENSI PENYEBAB KEGAGALAN . 1

    Seal Apikal ............. 2

    Seal Koronal . 2

    Seal Lateral . 3

    Panjang Obturasi . 3

    Kanal Lateral . 6

    Fraktur Akar Vertikal . 6

    WAKTU OBTURASI . 6

    Gejala Pasien . 7

    Keadaan Pulpa dan Periapikal . 7

    Derajat Kesulitan . 8

    Culture Results . 8

    Jumlah Pertemuan . 8

    MATERIAL OBTURASI CORE . 9

    Material Padat . 9

    Pasta (Semisolid) . 14

    SEALERS . 16

    Kriteria . 16

    Tipe . 18

    Pencampuran . 20

    Penempatan . 20

  • iv

    TEKNIK OBTURASI DENGAN GUTTA-PERCHA ..... 21

    Pemilihan Teknik . 21

    Pemadatan Lateral . 22

    Solvent-Softened Custom Cones . 30

    Pemadatan Vertikal . 32

    Sistem Berbasis Pengangkut . 36

    Teknik dan Material Baru . 37

    EVALUASI OBTURASI . 38

    Gejala . 39

    Kriteria Radiografik . 39

  • 1

    OBTURASI SALURAN AKAR

    TUJUAN OBTURASI

    Fase obturasi pada perawatan saluran akar membutuhkan perhatian yang besar. Dahulu,

    obturasi memberi peran yang penting dan merupakan penyebab utama kegagalan terbesar

    dalam perawatan. Pada laporan terdahulu sering dikutip bahwa sebagian besar kegagalan

    berkaitan dengan obturasi yang tidak adekuat. Survei tersebut memiliki banyak kekurangan.

    Studi ini menjelaskan gambaran radiografi dari penyembuhan pada berbagai periode waktu

    setelah perawatan saluran akar. Kegagalan pada pengamatan berhubungan dengan obturasi

    yang buruk (sebagaimana yang dievaluasi radiograf). Kesalahan pada penalaran ini terlihat

    hanya karena dua hal yang terkait tidak membuktikan sebab akibat.

    Dengan kata lain kanal pada pengobatan yang gagal menyebabkan iritasi pada jaringan

    periapikal. Ini termasuk (1) kehilangan atau tidak adekuatnya seal bagian koronal, (2)

    debridement dan disinfeksi yang tidak adekuat, (3) kehilangan saluran, (4) retak akar secara

    vertikal, (5) penyakit periodontal yang signifikan, (6) retak bagian koronal, (7) teknik aseptik

    yang buruk, dan (8) kesalahan prosedur seperti hilangnya length, ledging, zipping, dan

    perforasi.

    Secara signifikan, lesi periapikal dapat sembuh setelah debridement tanpa obturasi.

    Meskipun ini bukan pilihan pengobatan yang dapat diterima (kanal yang tidak terobturasi

    akan mengakibatkan kegagalan pengobatan jangka panjang), hal ini membuktikan sebuah

    konsep penting : apa yang dihilangkan dari sistem saluran akar lebih penting daripada apa

    yang dimasukkan ke sistem saluran akar. Obturasi adalah hal yang penting, tapi bukan faktor

    yang paling penting dalam keberhasilan.

    Tujuan obturasi adalah untuk menciptakan seal lengkap sepanjang sistem saluran akar

    dari pembukaan koronal hingga penghentian apikal. Pentingnya pembuatan dan

    mempertahankan seal di bagian koronal sama pentingnya dengan seal di bagian apikal dalam

    keberhasilan jangka panjang.

    POTENSI PENYEBAB KEGAGALAN

    Kebanyakan kegagalan dalam terapi yang berhubungan dengan defisiensi pada obturasi

    merupakan kegagalan jangka panjang. Volume yang rendah atau pelepasan secara lambat dari

  • 2

    bahan yang mengiritasi ke jaringan periapikal menghasilkan kerusakan yang tidak terlihat

    dalam jangka pendek. Persistesi atau pengembangan dari periapikal pathosis bisa jadi tidak

    terlihat selama beberapa bulan atau tahun setelah perawatan. Oleh karena itu evaluasi

    kembali untuk menilai respon terhadap jaringan sangatlah penting. Kegagalan obturasi dapat

    terjadi dengan cara yang berbeda.

    Seal Apikal

    Residu Pada Kanal yang Mengiritasi

    Bakteri, debris pada jaringan, dan bahan yang mengiritasi lainnya biasanya tidak benar-

    benar hilang selama pembersihan dan pembentukan (lihat Bab 15). Hal ini berpotensi

    mengiritasi dan menyebabkan kegagalan. Kemungkinan (dan telah terbukti) pemberian seal

    pada bahan yang mengiritasi selama opturasi dapat mencegahnya keluar ke jaringan sekitar.

    Jelas, seal harus tetap utuh selamanya karena bahan yang mengiritasi berlangsung selamanya.

    Menariknya, beberapa bakteri yang tinggal di kanal bisa kehilangan viabilitasnya karena

    kekurangan substrat. Mungkin, bakteri lain tetap aktif menunggu masuknya substrat untuk

    berkembang biak dan membuat kerusakan. Kematian bakteri dan residunya dapat mengiritasi

    dan menyebabkan keradangan.

    Seal Koronal

    Penyebab Iritasi dari Rongga Mulut

    Seal koronal sangatlah penting. Jika banyak bahan yang mengiritasi pada rongga mulut

    yang mengakses ke jaringan periapikal dapat menyebabkan peradangan dan kegagalan

    perawatan.

    Jika gutta-percha koronal dengan obturasi seal terkena saliva, kerusakan dan kebocoran

    terjadi dalam waktu yang singkat. Hasilnya kebocoran bakteri, racun, dan bahan kimia ke

    dalam dan di sekitar gutta-percha. Akibat dari hilangnya seal sudah jelas, dari rongga mulut

    ke periodonsium yang akhirnya berakhir melalui kanal bagian lateral atau foramen pada

    bagian apikal.

    Tidak bisa dibedakan secara klinis apakah proses dari rongga mulut ke periapeks telah

    terjadi atau belum. Oleh karena itu tidak dianjurkan untuk merestorasi gigi dengan saluran

    yang mengandung air liur, bakteri, sisa makanan, atau bahan yang mengiritasi lainnya.

    Paparan koronal dari bahan obturasi selama lebih dari waktu singkat melalui hilangnya

  • 3

    restorasi, karies berulang atau margin yang terbuka yang membutuhkan perawatan. Waktu

    paparan yang dibutuhkan untuk perawatan belum diketahui tetapi bisa jadi tergantung pada

    beberapa faktor seperti kualitas obturasi, panjang kanal, dan permukaan yang terkena

    paparan.

    Restorasi

    Desain dan penempatan hasil restorasi akhir sangat penting. Aspek untuk pengobatan

    ini juga merupakan bagian dari obturasi. Tindakan restorasi adalah sebagai pelindung struktur

    gigi dan seal dibagian koronal baik sementara ataupun hasil akhir. Faktor-faktor ini dibahas

    secara rinci dalam Bab 16.

    Seal Lateral

    Meskipun tidak sepenting seal di bagian apikal dan koronal, pembentukan seal di

    tengah saluran juga penting. Saluran pada bagian lateral kadang ditemui pada bagian ini;

    mereka membentuk sebuah proses yang berpotensi untuk menyebabkan iritasi dari kanal ke

    periodonsium bagian lateral (Gambar 17-1).

    Gambar 17-1. A, Nekrosis pulpa dengan lesi apikal dan lateal radiolusen. B, Pada obturasi, kanal

    lateral terhubung dengan periodonsium. Lesi ini harus sembuh setelah pembersihan jaringan pulpa

    nekrotik pada saluran utama kemudian obturasi. C, Obturasi yang telah selesai menunjukkan kanal

    lateral dengan ekstruksi sealer sepanjang periodonsium. Lesi harus sembuh dalam 6 bulan sampai

    1 tahun.

    Panjang Obturasi

    Tingkat obturasi pada apek juga penting. Idealnya, material obturasi tetap berada dalam

    kanal.

  • 4

    Overfill

    Terjadinya overfill tidak diharapkan. Studi prognosis secara konsisten menunjukkan

    bahwa kegagalan meningkat seiring dengan waktu ketika bahan obturasi utama telah

    diekstrusi. Pemeriksaan histologis jaringan periapikal setelah overfilling biasanya

    menunjukkan peningkatan peradangan dengan penyembuhan tertunda atau terganggu.

    Pengalaman pasien ketidaknyamanan terjadi pasca operasi setelah overfill. Dua masalah

    dengan overfill adalah iritasi dari bahan tersebut dan tidak adekuatnya seal apikal.

    Bahan Obturasi

    Bahan obturasi adalah core atau sealer, keduanya bersifat mengiritasi ke tingkat yang

    lebih besar atau lebih kecil. Core dari gutta-percha sama seperti sealer, keduanya beracun

    ketika berkontak langsung dengan jaringan. Sealer melibatkan respon benda asing dan

    inflamasi. Pada awalnya gutta-percha sedikit beracun.

    Kurangnya Seal Apical Sekunder Untuk Overfill

    Kurangnya seal pada bagian apikal bahkan lebih penting daripada iritasi yang

    ditimbulkan oleh material. Gutta-percha seperti amalgam membutuhkan matriks yang

    compact. Coba bayangkan bentuk amalgam pada preparasi kelas II tanpa matrik logam.

    Berlaku juga pada gutta-percha dan sealer.

    Preparasi apikal yang meruncing tanpa adanya material dan beberapa sealer yang

    keluar dari foramen tidak menimbulkan masalah yang signifikan. Bentuk yang lancip

    membantu matrik adekuat untuk pemadatan gutta-percha, dan mengatasi iritasi dari sealer.

    Namun, apabila ada overfill berat antara bahan obturasi promer dan sealer maka sering

    terjadi peradangan dan kegagalan perawatan (Gambar 17-2).

    Gambar 17-2. Overfill pada kanal mesial dan distal. Kurangnya resistensi apikal dan bentuk retensi

    (tidak ada matriks apikal) diperbolehkan ekstruksi dari gutta-percha/ massa sealer.

  • 5

    Underfill

    Underfill terjadi apabila persiapan obturasi terlalu singkat atau apabila obturasi tidak

    diperpanjang sesuai yang sudah ditentukan. Contoh yang lain (kegagalan pada perawatan

    saluran akar) dapat menyebabkan kegagalan terutama jangka panjang (Gambar 17-3).

    Gambar 17-3. Kegagalan disebabkan oleh kesalahan operasi. Kanal bukal underprepared (tidak

    adekuatnya debridement) dan tidak lengkap (diisi pendek); kanal palatal tidak diisi.

    Panjang perawatan/obturasi optimal adalah 0,5 sampai 1 mm lebih pendek dari

    radiografi apeks (Gambar 17-4). Pada pulpa yang masih vital panjangnya 0 sampai 2 mm.

    Preparasi atau obturasi dapat meningkatkan potensi iritasi yang ada di kanal apikal. Inflamasi

    pada daerah periapikal dapat berkembang melewati jangka waktu yang panjang, tergantung

    kadar bahan yang mengiritasi atau keseimbangan antara bahan yang mengiritasi dengan

    sistem kekebalan tubuh.

    Dibandingkan dengan overfill, underfill memiliki lebih sedikit kelemahan, seperti yang

    ditunjukkan oleh prognosis dan studi histologi. Oleh karena itu jika terjadi kesalahan,

    lakukan di sisi yang pendek dan coba batasi tindakan di ruang kanal.

    Gambar 17-4. Preparasi kanal yang meruncing dan obturasi dengan panjang yang diinginkan.

    Saluran-saluran lateral dipadatkan dengan gutta-percha dan sealer; yang mengisi homogen tanpa

    rongga.

  • 6

    Kanal Lateral

    Peran dari kanal lateral (aksesoris) pada perawatan saluran akar telah menjadi subjek

    perdebatan. Kanal ini menghubungkan ruang pulpa dan periodonsium. Iritan pada sistem

    kanal akar, seperti bakteri dan debris nekrotik, dapat bocor atau keluar menuju lateral

    periodonsium dan memicu inflamasi disana (Gambar 17-1).

    Pemeriksaan histologis dari akar setelah debridement menunjukkan bahwa kanal lateral

    jarang sekali juga ikut ter-debridement. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada berbagai

    macam teknik obturasi untuk mengisi kanal atau saluran utama. Akan tetapi, teknik-teknik

    tertentu cenderung untuk menekan atau mendorong material menuju ke kanal lateral.

    Saat ruang kanal utama terdebridisasi dan terobturasi secara adekuat, lesi lateral yang

    berdekatan dengan kanal lateral akan mengalami penyembuhan secepat penyembuhan pada

    lesi periapikal. Ini terjadi apakah karena material obturasi mencapai ataupun tidak mencapai

    kanal lateral.

    Kesimpulannya adalah obturasi dari kanal lateral tidak berhubungan dengan outcome

    atau hasil dari kebanyakan perawatan saluran akar meskipun ada beberapa pakar dari teknik

    tertentu yang menyatakan dapat mengisi kanal lateral.

    Fraktur Akar Vertikal

    Fraktur akar vertikal adalah kerusakan yang biasanya membutuhkan pengangkatan atau

    penghilangan dari gigi atau akar yang mengalami fraktur. Tanda dan gejala, seperti pada

    radiografik, menunjukkan bahwa bone loss dan lesi jaringan lunak umumnya ditemukan.

    Daya lateral diberikan selama obturasi atau post placement adalah penyebab utama wedging

    action. Patogenesis, temuan, dan pencegahan dari fraktur vertikal didiskusikan lebih lanjut

    pada Bab 7.

    WAKTU OBTURASI

    Ketika muncul pertanyaan, seperti Kapan perawatan akan diselesaikan? Apakah ini

    waktu untuk obturasi?, faktor-faktor berikut adalah yang dijadikan pertimbangan: tanda dan

    gejala, status pulpa dan periapikal, dan tingkat kesulitan prosedur. Kombinasi dari faktor-

    faktor ini mempengaruhi pembuatan keputusan mengenai jumlah pertemuan perawatan dan

    waktu untuk obturasi.

  • 7

    Gejala Pasien

    Secara umum, jika pasien datang dengan gejala yang parah dan diagnosanya adalah

    simptomatik (akut) apikal periodontitis atau abses, obturasi adalah kontraindikasi untuk

    dilakukan. Ini merupakan kondisi darurat, yang sebaiknya dilakukan akan mengatasi masalah

    pasien yang ada sekarang terlebih dahulu dan menunda perawatan definitif. Meskipun abses

    apikal akut dapat dirawat dalam satu pertemuan. Akan tetapi, hal itu bukan merupakan

    perawatan yang baik. Jika masalah pasien masih terus berlanjut, penatalaksanaan

    perawatannya akan lebih susah jika kanal telah diisi.

    Pulpitis ireversibel yang terdapat rasa sakit adalah suatu kondisi yang berbeda. Karena

    pulpa yang mengalam keradangan (yang merupakan sumber rasa sakit) akan dihilangkan,

    obturasi dapat diselesaikan pada pertemuan yang sama. Akan tetapi, perawatan untuk

    masalah atau kasus ini membutuhkan perhatian karena tingkat kesusahan dalam managemen

    rasa sakit pasien.

    Keadaan Pulpa dan Periapikal

    Pulpa Vital

    Terlepas dari keadaan inflamasi dari pulpa dan jika waktu memungkinkan, prosedur

    perawatan dalam diselesaikan dalam sekali kunjungan.

    Pulpa Nekrotik

    Tanpa gejala yang signifikan, obturasi dalam diselesaikan pada saat waktu pertemuan

    yang sama dengan preparasi kanal atau saluran. Nekrosis pulpa dengan asimptomatis apikal

    periodontitis atau abses apikal kronis, atau condensing osteitis bukan merupakan

    kontraindikasi yang penting pada perawatan sekali pertemuan setidaknya seperti

    berhubungan dengan gejala setelah obturasi.

    Kemungkinan terdapat keuntungan, akan tetapi, pada multiple appointments

    berhubungan dengan penyembuhan pathosis apikal. Studi terkini mengindikasikan

    keuntungan perawatan pasien-pasien dengan kasus tersebut dalam dua kali pertemuan.

    Peletakan dressing antimikrobial intrakanal, seperti kalsium hidroksida, mengurangi bakteri

    dan inflmasi. Kalsium hidroksida pada saluran akar selama 7 hari dapat secara efektif

    menghambat bakteri. Akan tetapi studi prognosa terkini membandingkan perawatan sekali

    pertemuan dengan dua kali pertemuan dengan perawatan kalsium hidroksida intrakanal tidak

  • 8

    menunjukkan perbedaan dalam prognosa jangka panjang. Dewasa ini, tidak ada kesimpulan

    definitif mengenai prosedur single- atau multiple-visit yang diindikasikan pada situasi

    semacam ini.

    Suatu situasi yang mengkontraindikasikan perawatan single-visit adalah adanya dan

    persistensi eksudasi pada saluran akar selama preparasi. Potensi dari posttreatment

    eksaserbasi meningkat jika lesi periapikal secara produktif dan menyebabkan supurasi yang

    terus-menerus. Jika saluran akar terkunci atau tertutup, tekanan dan destruksi jaringan terkait

    dapat terjadi secara cepat. Dalam kasus ini, preparasi saluran diselesaikan, dan diikuti dengan

    penempatan kalsium hidroksida. Cotton pellet yang kering diletakkan diatas kalsium

    hidroksida dan akses akan tertutup dengan restorasi sementara. Umumnya, eksudasi akan

    menghilang dan terkontrol pada perawatan berikutnya; obturasi dapat diselesaikan kemudian.

    Derajat Kesulitan

    Kasus yang kompleks menyita waktu dan sebaiknya diatur dalam beberapa pertemuan

    perawatan.

    Culture Results

    Beberapa praktisioner sekarang bergantung pada kulturing isi saluran untuk

    mengindikasikan waktu penyelesaian perawatan. Meskipun buktinya masih belum jelas

    mengenai nilai dari suatu kultur sebagai bantuan untuk meningkatkan keberhasilan perawatan

    saluran akar, hasil dari kultur merupakan indikator dari prognosis jangka panjang. Beberapa

    percaya kultur positif yang persisten dapat mengindikasikan saluran yang terdebridisasi

    secara buruk, kanal yang tertinggal atau lupa dirawat, atau strain bakteri yang resisten; akan

    tetapi, pakar merekomendasikan bahwa setidaknya satu kultur negatif dapat didapatkan

    sebelum obturasi, yang membutuhkan lebih dari satu pertemuan. Sekarang ini, pendekatan

    perawatan secara ini masih jarang digunakan.

    Jumlah Pertemuan

    Keputusan mengenai jumlah pertemuan yang dibutuhkan biasanya terjadi selama

    perancanaan perawatan pendahuluan. Keputusan untuk menjadwalkan pertemuan yang lain,

    akan ditentukan dalam suatu pertemuan, meninjau dari perubahan situasi seperti pasien atau

    dokter gigi yang lelah atau telah kehilangan kesabarannya.

  • 9

    MATERIAL OBTURASI CORE

    Material obturasi yang utama umumnya solid atau semisolid (pasta atau bentuk solid

    yang dilunakkan). Material-material tersebut menekan tonjolan dari material yang akan

    mengisi ruang saluran dan yang akan atau tidak akan digunakan sebagai sealer. Akan tetapi,

    sealer esensial dengan semua core material obturasi, meskipun sealer bertindak secara

    berbeda dengan material dan teknik obturasi.

    Material-material ini dapat diperkenalkan kepada saluran akar dengan bentuk yang

    berbeda dan dapat dimanipulasi dengan berbagai maksud ketika didalam. Imaginasi (dan

    marketing) berkembang begitu pesat, menghasilkan berbagai macam jenis dan teknik. Akan

    tetapi, jumlah kecil dari penerimaan material-material secara luas dan material dan teknik

    yang diajarkan digunakan dalam obturasi. Hal-hal ini didiskusikan dalam beberapa detail, dan

    alternatif-alternatif lain juga didiskusikan namun dalam detail yang lebih sedikit. Apapun

    materialnya, ada beberapa sifat yang dikehendaki yang harus dipertimbangkan (Tabel 17-1).

    Tabel 17-1. Sifat yang Diinginkan Pada Materi Obturasi

    Gross menyarankan obturant yang ideal harus melakukan sebagai berikut:

    Mudah dimasukkan kedalam kanal.

    Seal kanal lateral, serta apikal.

    Tidak menyusut setelah dimasukkan.

    Tahan dengan kelembaban.

    Bakterisida atau setidaknya mencegah pertumbuhan bakteri.

    Radiopak.

    Tidak menimbulkan stain pada struktur gigi.

    Tidak mengiritasi jaringan periapikal atau mempengaruhi struktur gigi.

    Steril dan mudah dibersihkan.

    Mudah dikeluarkan dari saluran akar.

    Bahan Padat

    Bahan padat memiliki keunggulan besar atas bahan semisolid (pasta). Meskipun

    berbagai bahan telah dicoba, satu-satunya yang diterima secara universal saat ini adalah

    gutta-percha sebagai bahan utama. Bahan ini telah bertahan dalam tes waktu dan penelitian

    dan sejauh ini bahan yang paling umum digunakan.

  • 10

    Bahan inti berbasis resin sintetik masih baru dalam pasar endodontik dan akan dibahas

    kemudian dalam bab ini. Keuntungan dari core padat ini atas jenis pasta semisolid adalah

    kemampuan untuk mengontrol panjang, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan brntuk

    yang tidak beraturan dan membuat penutup yang memadai.

    Gutta-Percha

    Komposisi

    Bahan utama dari cone gutta-percha adalah seng oksida ( 75%). Gutta-percha

    menyumbang sekitar 20% dan memberikan sifat unik pada cone tersebut seperti plastisitas.

    Komposisi bahan lainnya adalah bahan pengikat, opaquers, dan pewarna.

    Bentuk

    Gutta-percha cones tersedia dalam dua bentuk dasar: "standar" dan "konvensional"

    (Gambar 17-5 dan 17-6). Cones standar dirancang untuk memiliki ukuran yang sama dan

    meruncing sebagai instrumen endodontik yang sesuai (yaitu, cone No 40 harus sesuai dengan

    file No. 40).

    Gambar 17-5. Cones gutta-percha konvensional; extra fine, fine fine, fine, medium fine, medium,

    large, dan extra large.

    Gambar 17-6. A, Cone standar Nos. 15-40. B, Cone standar No. 0,06, ukuran keruncingan No. 15-

    40. C, Protaper cone standar S1, S2, S3.

  • 11

    Menariknya, tidak ada keseragaman dalam ukuran gutta-percha. Misalnya, isi kotak

    atau botol kecil berisi cairan nomor 40 gutta-percha standar bervariasi dalam ukuran dari No.

    35 sampai No. 45 dan memiliki ujung dan bentuk yang tidak konsisten. Kurangnya

    keseragaman ini bukan suatu kritikan, bagaimanapun juga; bentuk saluran akar setelah

    preparasi juga bervariasi.

    Cones konvensional menggunakan sistem ukuran yang berbeda. Ujung cone memiliki

    satu ukuran dan bagian badan cone lain, dan mereka tersedia dalam berbagai kombinasi.

    Misalnya, fine tip end-medium body akan disebut sebagai fine-medium cone. Umumnya, cone

    konvensional memiliki ujung yang lebih kecil dengan badan yang relatif lebih lebar

    dibandingkan dengan cone standar.

    Cone gutta-percha utama dengan berbagai kemiringan cenderung dipilih sesuai dengan

    metode persiapan saluran akar atau untuk mencocokkan ukuran pengisian master apikal dan

    taper yang sesuai. Praktik ini menjadi lebih luas, terutama sejak diperkenalkannya

    instrumentasi rotary menggunakan instrumen tapered yang bervariasi.

    Keuntungan

    Gutta-percha telah bertahan dalam tes waktu: bahan ini telah diperkenalkan sebagai

    bahan obturasi lebih dari 160 tahun yang lalu. Ini adalah standar yang digunakan untuk

    membandingkan bahan obturasi lainnya. Pertama, karena sifat plastisitasnya, gutta-percha

    beradaptasi dengan melakukan pemadatan terhadap adanya bentuk tidak teratur dalam

    preparasi saluran akar. Kedua, bahan ini relatif mudah untuk dibentuk dan dimanipulasi

    dibandingkan dengan beberapa teknik obturasi yang kompleks. Ketiga, gutta-percha mudah

    untuk dilepaskan dari saluran akar, baik secara parsial untuk memungkinkan penempatan

    lanjutan atau total untuk perawatan. Yang terakhir, gutta-percha memiliki toksisitas yang

    relatif kecil, yang hampir lamban dari waktu ke waktu ketika kontak dengan jaringan ikat.

    Keuntungan lain dari gutta-percha adalah bahwa bahan ini cenderung memiliki sifat self-

    sterilizing karena tidak akan mendukung pertumbuhan bakteri. Jika ada kemungkinan suatu

    cones terkontaminasi, maka dapat disterilkan dengan perendaman dalam 1% (atau lebih)

    natrium hipoklorit selama 1 menit.

    Sealability

    Terlepas dari teknik yang digunakan (pemadatan atau plastisisasi), penelitian secara

    konsisten menunjukkan bahwa gutta-percha tanpa sealer tidak akan menutup atau merekat.

  • 12

    Kekurangan gutta-percha adalah kurangnya adhesi pada dentin dan elastisitas yang sedikit,

    yang menyebabkan pantulan dan terlepasnya bahan dari dinding saluran akar. Gutta-percha

    bersuhu hangat akan menyusut selama pendinginan. Gutta-percha dicampur dengan pelarut,

    seperti kloroform atau eucalyptol, dapat menyusut tajam dengan penguapan dari pelarut.

    Dipercaya bahwa sealer mengisi dan menutup ruang antara cones gutta-percha dan antara

    gutta-percha dan dinding saluran akar. Namun, telah ditunjukkan bahwa sealer diduga tidak

    mengisi ruang-ruang dan melapisi dinding di bawah gutta-percha. Tidak diketahui persis

    bagaimana kontribusi sealer untuk menjadi penutup. Juga, sealability dari gutta-percha

    umumnya lebih baik jika ditambahkan ke saluran akar secara bertahap.

    Metode Penempatan

    Seperti yang dinyatakan sebelumnya, metode penempatan bervariasi dan imajinatif.

    Yang paling populer adalah pemadatan lateral, diikuti oleh pemadatan vertikal. Teknik lain

    melibatkan baik perubahan kimia atau perubahan fisik dari gutta-percha dalam upaya untuk

    membuat materi lebih plastik atau lebih mudah beradaptasi.

    Variasi lain adalah sistem yang mencakup inti yang solid (carrier) yang dikelilingi oleh

    cone gutta-percha. Carrier mungkin berbahan stainless steel atau titanium tetapi lebih

    biasanya adalah plastik. Setelah preparasi, pembawa dan gutta-percha dihangatkan dan

    ditempatkan di saluran akar sebagai satu kesatuan.

    Perangkat lain telah diperkenalkan yang melibatkan pemanasan untuk plastisitas dan

    memasukkan gutta-percha. Hal ini akan dibahas secara lebih rinci nanti dalam bab ini.

    Resin

    Sebagai pengganti yang potensial untuk gutta-percha, poliester sintetis polimer

    berbasis resin muncul bahan obturasi yang menjanjikan (Gambar 17-7). Bahan intinya adalah

    polikaprolakton dengan pengisi kaca bioaktif dan komponen lainnya dan digunakan dengan

    sembuh Bis-GMA resin sealer ganda dan self-etching primer. Kombinasi ini merupakan

    upaya untuk membentuk satu kesatuan atau "monoblock" dalam sistem saluran akar. Material

    ini telah terbukti non-sitotoksik, biokompatibel, dan non-mutagenik dan telah disetujui untuk

    digunakan sebagai bahan terapi endodontik oleh Food and Drug Administration (FDA).

    Penelitian sebelumnya menunjukkan bahan ini menjadi lebih tahan terhadap kebocoran dari

    obturasi gutta-percha. Bukti terbaru menunjukkan tidak ada perbedaan. Inti resin, tersedia

    dalam kerucut konvensional dan standar, memiliki sifat penanganan yang sama seperti gutta-

  • 13

    percha dan dapat dihilangkan dengan pelarut dan panas dalam kasus indikasi perawatan.

    Pellets juga tersedia untuk digunakan dalam teknik injeksi termoplastik. Sampai saat ini,

    tidak ada uji klinis terkontrol dengan evaluasi jangka panjang untuk menunjukkan bagaimana

    sistem ini dibandingkan dengan gutta-percha sebagai bahan obturasi.

    Gambar 17-7. Sistem obturasi berbasis resin mengandung primer, sealer, dan cones. Cones

    tersebut menyerupai gutta-percha dan dapat ditempatkan menggunakan lateral atau pemadatan

    vertikal secara hangat. Pellets tersedia untuk injeksi termoplastik.

    Silver Points

    Silver Points, dimana silver yang murni, dirancang untuk sesuai dengan ukuran file

    yang terakhir digunakan dalam preparasi dan mungkin mengisi saluran akar tepatnya di

    semua dimensi. Karena kompleksitas bentuk saluran akar, ini sebuah kekeliruan. Tidak

    mungkin menduga mempersiapkan saluran akar ke ukuran dan bentuk yang seragam.

    Meskipun keberhasilan sealability jangka pendek silver points tampak sebanding

    dengan gutta-percha, silver points adalah pilihan jangka panjang yang buruk sebagai bahan

    obturasi rutin. Masalah utama mereka terkait dengan ketidakmampuan untuk beradaptasi

    (Gambar 17-8) dan kemungkinan timbulnya toksisitas dari adanya korosi. Selain itu, juga

    karena sifat kecocokan gesekan yang ketat dan kekerasan, silver cones sulit untuk dibuang

    sepenuhnya (retreatment) atau sebagian (pasca preparasi ruang). Juga, jika silver cones

    dikontakkan dengan sebuah bur, lapisan penutupnya mungkin rusak. Singkatnya, silver cones

    tidak lagi direkomendasikan sebagai bahan obturasi.

  • 14

    Gambar 17-8. A, Obturasi dengan silver point. Perawatan ulang dibutuhkan dikarenakan hilangnya

    restorasi pada bagian koronal, obturasi yang pendek, dan debridement yang tidak adekuat. B,

    Perawatan ulang dan obturasi menggunakan vertikal compaction dengan gutta-percha dan sealer.

    Space yang tersisa digunakan untuk tempat restorasi sementara.

    Pasta (Semisolid)

    Bahan pasta ini dapat dicampurkan dengan bahan liquid/cairan, lalu diinjeksikan pada

    saluran akar sehingga mengisi seluruh ruang saluran akar dan dibiarkan mengering. Dengan

    bahan pasta, obturasi saluran akar akan menjadi lebih mudah serta memiliki perlekatan yang

    baik pada dentin sehingga dapat membentuk seal yang absolut.

    Walaupun begitu, ternyata bahan ini memiliki beberapa kekurangan, yaitu bahan pasta

    memiliki waktu kontrol yang relatif pendek, tidak dapat diprediksi, terdapat penyusutan, dan

    adanya toksisitas pada komposisi bahan.

    Tipe

    Zinc Oxide and Eugenol (ZnOE)

    Ada ZnOE yang tanpa dan dengan campuran. TipeZnOE yang paling umum adalah N2

    dan RC2B. Tipe tersebut merupakan turunan dari formula Sargenti dan mengandung

    opaquers, timah, merkuri, streroid, plasticizer, paraformaldehida, dan beberapa komposisi

    lainnya. Bahan ini juga memiliki sifat antimikrobial dan aktivitas terapeutik biologi. Namun

    tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa bahan tersebut memiliki keunggulan pada

    penggunaan obturasi. Pada tahun 1998, American Association of Endodontist menyatakan

    bahwa penggunaan bahan yang mengandung paraformaldehida memiliki tingkat keamanan

    yang dibawah standar karena bersifat toksik.

    Plastik

    Sealer berbasis resin seperti AH26 dan Diaket, dapat digunakan sebagai dasar dari

    bahan obturasi. Bahan ini memiliki kekurangan yang sama seperti bahan pasta (semisolid)

    dan kurang familiar penggunaannya.

    Teknik Pengisian

    Metode pengisian yang paling umum digunakan adalah dengan injeksi dan

    menggunakan lentulo spiral. Injeksi dilakukan menggunakan syringe dilengkapi barrel dan

  • 15

    jarum khusus. Bahan pasta dicampur kemudian diisikan kedalam barrel. Setelah itu handle

    sekrup dimasukkan dan diputar kemudian pasta akan dikeluarkan melalui jarum khusus

    syringe tersebut. Jarum diletakkan pada saluran akar yang cukup dalam dan bahan pasta

    diaplikasikan pada sepanjang saluran akar sambil ditarik perlahan. Metode ini dipercaya

    dapat mengisi seluruh ruang saluran akar dari apikal hingga bagian orifice dengan baik.

    Pengisian saluran akar juga dapat dilakukan menggunakan bur lentulo spiral. Bahan

    pasta dicampur dan dilapiskan pada bur lentulo lalu bur dimasukkan pada saluran akar.

    Kemudian bahan pasta diaplikasikan pada ruangan saluran akar secara perlahan sambil bur

    digerakkan secara maju mundur supaya seluruh saluran akar dapat terisi pasta dengan baik.

    Walaupun secara teoritis kedua metode tersebu terlihat cukup baik untuk mengisi

    saluran akar, namun pada penerapannya ternyata kedua metode tersebut masih belum cukup

    efektif untuk pengisian bahan pada saluran akar karena waktu kontrol yang relatif pendek,

    injeksi dan pengisian menggunakan bur lentulo spiral juga memiliki defisiensi yang cukup

    besar dan bersifat kontraindikasi.

    Keuntungan dan Kerugian Pasta

    Keuntungan dari teknik menggunakan pasta adalah metode pengisian yang cukup cepat,

    mudah digunakan, dan hanya melibatkan satu bahan saja. Alat yang diperlukan operator

    cukup dengan bur lentulo spiral yang relatif sederhana.

    Sedangkan kerugian dari penggunaan teknik dengan pasta adalah waktu kerja operator

    relative singkat. Cukup sulit juga untuk menghindari overfills serta underfills (Gambar 17-9).

    Secara teoritis, perlu dilakukan beberapa kali foto radiografik selama obturasi untuk

    mengevaluasi panjang dan massa jenis dari bahan yang telah diinjeksikan atau diisikan pada

    saluran akar. Padahal pasien sebisa mungkin harus dihindarkan dari paparan radiasi yang

    berulang kali.

    Selain itu, tingkat sealability dari teknik ini tergolong tidak dapat diprediksi karena

    terkadang dapat memberikan hasil yang baik, terkadang tidak. Hal ini dapat disebabkan oleh:

    (1) terdapat perbedaan susunan material antara bahan dengan dinding saluran akar; (2)

    terjadinya pengerutan ZnOE pada saat mengeras yang akan menimbulkan poros berukuran

    sangat kecil; dan (3) penyerapan pasta pada jaringan serta cairan yang terdapat pada rongga

    mulut. Selain itu, alat injeksi juga sulit untuk dibersihkan dan kurang awet.

  • 16

    Gambar 17-9. A, Preparasi yang tidak adekuat, pengisian pasta dan terdapatnya kelainan

    periapikal. B, Gigi telah dilakukan perawatan ulang. Saluran kedua pada sisi mesiobukal

    diobturasi. Seluruh saluran akar telah diobturasi menggunakan vertikal compaction hangat dengan

    resin core dan sealer.

    SEALERS

    Sealer merupakan bahan yang lebih penting dari bahan pokok material obturasi. Sealer

    memerlukan peranan sebagai cairan yang tebal untuk melapisi saluran akar. Sealer harus

    digunakan sebagai konjugasi bersama bahan obturasi, tanpa melihat dari teknik maupun

    bahan yang digunakan. Ini membuat karakteristik fisik dan pengisian sealer menjadi suatu

    hal yang penting.

    Kriteria Sealer

    Aman Terhadap Jaringan

    Sealer tidak boleh merusak jaringan maupun mematikan sel. Pada umumnya sealer

    memiliki suatu derajat toksisitas. Tingkat toksisitas ini meningkat ketika sealer belum

    mengalami pengerasan, namun derajat toksisitas tersebut akan musnah ketika sealer telah

    mengeras.

    Tidak Terjadi Pengerutan

    Sealer memiliki stabilitas dimensional dan semakin sedikit ekspansi sealer yang terjadi

    setelah mengeras, maka semakin baik sealer tersebut.

    Setting Time yang Panjang

    Sehingga waktu kerja dan manipulasi operator panjang.

  • 17

    Adesif

    Sealer memiliki tingkat perlekatan yang cukup tinggi sehingga dapat merekatkan antara

    bahan sealer dengan dentin dan mengisi seluruh ruang kosong pada saluran akar dengan baik.

    Radiopacity

    Sealer harus dapat terlihat secara radiopak pada hasil foto radiografi. Semakin

    radiopak, semakin baik hasil dari obturasi tersebut.

    Tidak Meninggalkan Stain

    Sisa-sisa pada saluran akar tidak boleh meninggalkan stain pada mahkota gigi. Sealer

    berbasis ZnOE mengandung logam berat yang dapat meninggalkan stain pada dentin

    Solubilitas Pada Pelarut

    Setelah perawatan obturasi, space pada saluran akar akan tetap ada hingga berhari-hari

    maupun beberapa tahun. Sealer harus memiliki solubilitas yang cukup baik pada pelarut.

    Setiap sealer satu dengan yang lainnya memiliki derajat solubilitas yang berbeda-beda

    dengan teknik mekanis yang berbeda pula.

    Tidak Mudah Diserap oleh Jaringan dan Cairan Rongga Mulut

    Sealer sebisa mungkin bersifat sulit diserap ketika berkontak dengan jaringan dan

    cairan rongga mulut.

    Bersifat Bakteriostatik

    Walaupun sifat bakteriostatik adalah suatu kriteria yang diperlukan sebagai sealer yang

    baik, namun tidak menutup kemungkinan bahwa bahan untuk membunuh bakteri ini dapat

    juga bersifat toksik. Tetapi minimal, sealer dapat mencegah pertumbuhan bakteri.

    Dapat Menciptakan Seal

    Hal fisik yang terpenting dalam kriteria sealer yang baik adalah dapat menciptakan

    seal. Suatu bahan tersebut harus dapat menjaga keberadaan sealer pada bagian apikal, lateral,

    dan koronal.

  • 18

    Jenis/ Tipe

    Secara umum, ada empat jenis utama dari sealer yaitu sealer berbasis ZnOE, plastik,

    glass ionomer (semen ionomer kaca), dan sealer yang mengandung kalsium hidroksida.

    Terdapat variasi lain yang telah diusulkan atau dipasarkan sebagai sealer, akan tetapi semua

    itu masih harus dianggap masih dalam tahap eksperimen.

    Tentu saja, standar sealer seluruhnya dibandingkan dengan formulasi Grossman, yang

    memiliki ketahanan pada uji waktu dan kegunaan, walaupun beberapa sealer plastik (resin)

    yang sekarang digunakan secara luas memiliki banyak sifat yang diinginkan. Tipe kalsium

    hidroksida dan ionomer kaca (glass ionomer) adalah tipe baru yang memiliki sifat menarik

    tetapi juga memiliki kelemahan yang signifikan.

    Basis Sealer Zinc Oksida Eugenol

    Keunggulan utama sealer berbasis ZnOE adalah sejarah penggunaannya yang telah

    sukses dalam waktu lama. Hal ini disebabkan kualitas positifnya jelas lebih besar dibanding

    aspek negatifnya (pewarnaannya pada gigi, setting time-nya sangat lambat, tidak adhesif, dan

    kelarutannya).

    Formulasi Grossman

    Formulasi Grossman adalah sebagai berikut:

    Bubuk: ZnO (badan semen) , 42 bagian; resin stabelit (setting time dan konsistensi),

    27 bagian; bismuth subkarbonat, 15 bagian; barium sulfat (radiopasitas), 15

    bagian; sodium borat, 1 bagian.

    Cairan: eugenol.

    Banyak sealer ZnOE yang dipakai dan tersedia sekarang ini adalah variasi dari formula

    yang asli tersebut. Masalah yang didapat dari formulasi ini adalah setting time yang sangat

    lambat, lebih dari 2 bulan, seperti yang didapat dari uji pemakaian.

    Jenis Lain

    ZnOE membentuk basis untuk sealer lainnya, beberapa di antaranya telah digunakan

    lebih sering dibanding lainnya. Tipe-tipe tersebut tidak akan dibahas lebih lanjut di sini.

  • 19

    Plastik

    Plastik kurang umum digunakan dan diterima, paling tidak di Amerika Serikat.

    Walaupun beberapa memiliki sifat yang diinginkan.

    Epoksi

    Epoksi tersedia dalam formula bubuk-cairan (AH26). Sifat yang dimilikinya adalah

    kemampuan antimikroba, adhesi, waktu kerja yang panjang, mudah untuk diaduk, dan

    memiliki kerapatan yang sangat baik. Kekurangannya adalah mewarnai gigi, relatif tidak

    larut dalam pelarut, agak sedikit toksik saat belum mengeras, dan agak larut dalam cairan

    mulut. Varian baru yang diperkenalkan memiliki sifat fisik yang mirip, tetapi memiliki

    biokompabilitas yang lebih baik karena melepas formaldehid lebih sedikit dan juga lebih

    sedikit mewarnai dentin karena tidak lagi mengandung perak dalam formulanya.

    Plastik Lain

    Jenis plastik lain terutama dari jenis metil metakrilat dan jarang digunakan.

    Kalsium Hidroksida

    Sealer kalsium hidroksida yang telah diperkenalkan adalah sealer yang kalsium

    hidroksidanya telah diinkorporasikan ke dalam basis ZNO atau basis plastiknya. Sealer ini

    diharapkan memiliki sifat biologis yang dapat menstimulasi terbentuknya lapisan pelindung

    di apeks. Walaupun demikian, sifat tersebut tidak secara jelas ditunjukkan baik pada

    pemakaian klinis maupun dalam eksperimen. Sealer kalsium hidroksida memiliki sifat

    antimikroba dan kerapatan jangka pendek yang kuat. Namun dipertanyakan apakah

    kestabilannya akan tetap baik dalam jangka panjang (apakah kelarutannya meningkat) dan

    bagaimana toksisitasnya terhadap jaringan. Hingga diperoleh data klinik dan eksperimen

    lebih lanjut, sealer jenis ini tidak memiliki kelebihan apa-apa dan dan tidak

    direkomendasikan.

    Ionomer Kaca

    Formulasi endodonsia semen ionomer kaca telah diperkenalkan belakangan ini.

    Material ini memiliki keuntungan yaitu dapat melekat pada dentin, sehingga diharapkan dapat

    menciptakan kerapatan yang baik pada apikal dan koronal, serta biokompatibel. Walaupun

    demikian, kekerasan dan ketidaklarutannya menyebabkan perawatan ulang dan preparasi

  • 20

    pembuatan pasak menjadi lebih sulit. Ionomer kaca yang diserapi penggunaan gutta-percha

    yang digunakan bersama sealer ionomer kaca akan dibicarakan pada bab berikutnya.

    Sealer Lainnya

    Banyak bahan untuk penyemenan (luting agent) dan basis, dan material restorasi telah

    dicoba dan diuji sebagai sealer endodontik. Contohnya adalah semen seng fosfat, komposit,

    dan semen polikarboksilat. Namun, material-material tersebut tidak memberi hasil yang

    memuaskan.

    Pencampuran

    Jenis sealer ZnOE harus dicampur dahulu dengan hati-hati hingga mencapai

    konsistensi yang kental. Campuran tersebut harus melekat membentuk seperti senar jika

    direntangkan, kira-kira sepanjang 2 hingga 3 inchi. Semakin kental campuran, semakin baik

    sifat sealernya, terutama dalam hal stabilitasnya, superioritas kerapatannya, dan berkurangnya

    toksisitasnya. Resin epoksi dicampurkan hingga terbentuk konsistensi yang semakin tipis.

    Penempatan

    Ada berbagai variasi teknik untuk menempatkan atau memasukkan sealer, yang

    dilakukan sebelum insersi material obturasi inti. Sealer dapat dimasukkan dengan paper

    point, jarum file, file ultrasonik, atau dengan lentulo; sebagai pelapis bagi cone utama; atau

    dengan injeksi menggunakan syringe khusus. Walaupun metode yang berbeda menunjukkan

    perbedaan efektifitas pada aplikasi sealer, tidak ada teknik yang terbukti paling unggul.

    Sebenarnya, sealer tidak akan menutupi seluruh antar permukaan antara gutta-percha dan

    dinding kanal setelah obturasi.

    Teknik sederhana dan efektif adalah untuk melapisi dinding saluran akar dengan sealer

    memakai file apeks akhir atau dengan jarum file dengan satu nomor lebih kecil (Gambar 17-

    10). Jarum file dimasukkan sepanjang panjang kerja dan diputar berlawanan arah jarum jam,

    sehingga sealer akan terdorong ke arah apeks dan melapisi dinding saluran akar. Membanjiri

    saluran akar dengan sealer bukan merupakan cara yang diperlukan maupun diinginkan.

    Sealer tidak perlu dimasukkan pada semua saluran akar sekaligus kecuali waktu yang

    tersedia masih panjang. Pengangkatan sealer yang telah mengeras cukup sulit. Formulasi

    Grossman dan resin epoksi memiliki waktu pengerasan yang lama dan dapat dimasukkan ke

    semua saluran akar.

  • 21

    Gambar 17-10. Metode yang efektif dan mudah saat aplikasi sealer. Jarum file yang tertutupi

    sealer akan dimasukkan dan diputas berlawanan arah jarum jam untuk melapisi dinding saluran

    akar.

    TEKNIK OBTURASI DENGAN GUTTA-PERCHA

    Ada beberapa cara obturasi, tergantung dari ukuran saluran akar yang dipreparasi,

    bentuk akhir dari preparasi, dan ketidakteraturan dalam saluran akar. Faktor yang

    menentukan adalah keinginan operator.

    Pemilihan Teknik

    Dua teknik konvensional adalah pemadatan gutta-percha /kondensasi lateral dan

    vertikal; kerapatannya sama untuk keduanya. Sekali lagi, pemilihannya bergantung pada

    keinginan dan kebiasaan operator, walaupun ada situasi khusus yang mengharuskan

    pemilihan teknik khusus. Keduanya harus digunakan dengan sealer.

    Belakangan ini telah diperkenalkan teknik yang menggunakan pemanasan dan

    pelunakan gutta-percha dengan alat dan instrumen khusus dan kemudian memasukkan gutta-

    percha nya secara inkremen. Banyak dari teknik dan peralatan ini dipasarkan dan

    dipromosikan dengan gencar dan akan dibahas dengan lebih rinci dalam bab ini.

    Terdapat pula metode lain, sebagian besar mengubah seluruh cone gutta-percha dengan

    pelarut seperti kloroform atau eukaliptol. Metode ini merupakan metode yang mementingkan

    teknik (technique sensitive) sehingga tidak dipakai atau diajarkan secara luas di Amerika

    Serikat. Teknik ini tidak dibahas dalam buku ini; untuk detailnya dapat ditemukan dalam

    sumber lain.

    Suatu varian dari teknik kondensasi lateral adalah teknik pelunakan memakai pelarut

    (atau custom-fitted tip) yang akan diuraikan dalam bab ini.

  • 22

    Pemadatan Lateral

    Pemadatan lateral merupakan teknik obsturasi yang popular pada praktik dan

    pengajaran. Oleh karena itu teknik ini dideskripsikan lebih detail.

    Indikasi

    Lateral kompaksi menggunakan gutta-percha pada beberapa situasi, kecuali pada

    beberapa bentukan lengkungan atau bentuk kanal yang abnormal maupun bentukan kasar

    yang irregular seperti pada kasus internal resorpsi. Selain itu, lateral kompaksi dapat

    dikombinasikan dengan teknik obsturasi lainnya. Secara umum teknik ini digunakan apabila

    teknik lain tidak mendukung dan pasien harus dibawa ke endodontist.

    Keuntungan

    Lateral kompasi relatif tidak sulit, hanya membutuhkan armamentarium sederhana dan

    seals serta pengisi saluran akar yang baik untuk beberapa teknik pada situasi konvensional.

    Keuntungan utama pada lateral kompaksi dibandingkan teknik lain yaitu kontrol kerja yang

    panjang. Dengan menutup apikal dan secara hati-hati menggunakan spreader, panjang gutta-

    percha akan terisi secara baik. Keuntungan lainnya meliputi mudah untuk dilakukan

    perawatan ulang, dapat beradaptasi pada dinding kanal, dimensinya stabil, dan dapat

    dipersiapkan untuk jarak kerja.

    Kerugian

    Kerugian pada lateral kompaksi yaitu hasil obsturasinya seals-welded cones dan kurang

    homogen. Tidak terdapat kerugian utama lainnya untuk lateral kompaksi daripada kesulitan

    pada obsturasi lengkung kanal, pembukaan apek, dan kanal dengan defek internal resorbsi.

    Teknik

    Walaupun terdapat beberapa variasi, namun teknik ini dapat dikerjakan dan dapat

    dalam penggunaannya. Variasi pada lateral kompaksi dapat dijelaskan pada textbooks lain.

    Pemilihan Spreader atau Plugger

    Pemilihan dan percobaan seharusnya dilakukan selama pembersihan dan pembentukan

    kanal. Spreader atau plugger dipilih yang sesuai (memiliki penyangga panjang) karena akan

    lebih dapat dirasakan, meningkatkan apikal seals, lebih baik mengontrol instrument (Gambar

  • 23

    17-11), dan mengurangi stress pada dentin selama obturasi. Spreader atau plugger juga dapat

    dimasukkan lebih dalam daripada spreader dengan tangan biasa (Gambar 17-12).

    Gambar 17-11. Finger spreaders dapat dibengkokkan untuk memudahkan menuju saluran yang

    melengkung.

    Gambar 17-12. Perbandingan hand spreader dengan finger pluggers atau spreaders.A, Kaku,

    hand spreader lebih runcing tidak dapat membelok. B, Lebih kecil, lebih fleksibel memungkinkan

    penetrasi lebih dalam dan menghasilkan seal apikal superior.

    Nickel-titanium spreaders baru diperkenalkan, Karena bersifat fleksibel, spreader

    sedikit menghasilkan gaya sedangkan penetrasinya dalam. Keuntungannya sedikit

    kecenderungan menghasilkan fraktur akar vertikal. Spreader ini berbeda dengan yang lainnya

    karena fleksibel dan effisien untuk digunakan.

    Pemilihan Master Cone

    Selain standarisasi atau bentuk secara konvensional, cone gutta-percha dapat

    beradaptasi seperti master cone. Preparasi bentuk apikal yang irregular lebih besar dari file

    No. 50, tidak menutup apikal, atau lebih besar dari file No. 40 seharusnya menggunakan

    custom solvent-softened cone.

  • 24

    Besar cone standar (No. 50 atau diatasnya) digunakan pada teknik cone pada kanal

    yang lebih besar daripada file No. 50. Konvensional cones dipotong dan disesuaikan pada

    kanal kurang dari file No. 50

    Pemasangan Master Cone

    Pembersihan daerah apikal sangat penting sebelum pemasangan master cone. Setelah

    pembersihan apikal selesai, maka tahap selanjutnya:

    1. Karena pemasangan master cone hanya pada daerah yang telah dibersihkan, pelebaran

    kanal, jumlah resistensi menunjukkan untuk dihilangkan sedikit (Gambar 17-13).

    Terdapat gesekan sedikit saat pemasangan atau disebut dengan tarikan kembali tidak

    diharuskan terjadi. Namun, seharusnya dihentikan ketika pemasangan cone.

    2. Cone mungkin terlalu sempit. Hal ini ditunjukan dengan adanya hambatan beberapa

    millimeter pada daerah apical (Gambar 17-14, A). Besar daerah apikal dipotong sebesar

    1 mm pada cone hingga sedikit pas saat dipasang (Gambar 17-14, B). Cone terkadang

    tidak dapat menghasilkan panjang kerja. Cone hanya cocok jika daerah apikal telah

    dibersihkan dari debris dan dipenetrasi untuk mendapatkan 1 mm persiapan panjang

    kerja. Pembersihan daerah apikal dan penetrasi biasanya mendorong gutta-percha dan

    sealer apikal untuk mengisi daerah 1 mm (Gambar 17-15).

    3. Daerah master cone banyak dihilangkan pada daerah acuan dan panjang diukur

    menggunakan penggaris lalu dikoreksi jika perlu.

    4. Panjang master cone dievaluasi secara radiografi. Lalu cone seharusnya tidak lebih

    pendek dari 1 mm untuk persiapan panjang. Radiografi pada pemasangan cone tidak

    berhubungan dengan kualitas pada pengisian seal.

    5. Jika panjang cone tidak lebih dari 1 mm pada persiapan panjang kanal, dry reaming

    diulang sampai tidak ada debris dan lainnya, sehingga cone yang berukuran kecil dapat

    disesuaikan.

    6. Gutta-percha pada cone diperluas pada foramen apikal menunjukkan kekurangan pada

    akhir apikal. Oleh sebab itu digunakan custom solvent-softened cone atau pemilihan

    dan modifikasi yang lebih pendek, lebih panjang atau menginstrumenkan kembali pada

    kanal untuk membuat bentuk resistensi pada apikal.

  • 25

    Gambar 17-13. Master cone hanya memerlukan gesekan sedikit di regio yang sangat apikal. Hal

    ini memungkinkan penetrasi spreader mendalam antara gutta-percha dan dinding kanal.

    Gambar 17-14. A, Cone yang muncul melengkung pada radiograf atau pada pembersihan terlalu

    kecil. B, Cone yang lebih besar harus dipilih atau dipotong untuk membentuk ukuran yang lebih

    besar di ujung.

    Gambar 17-15. A, Master cone tidak perlu diperpanjang jika preparation (tanda panah) telah

    dibersihkan sampai apikal. B, Penetrasi spreader yang dalam kemudian dorong gutta-percha dan

    sealer apikal untuk mengisi ruang yang telah disiapkan.

    Langkah-Langkah Obturasi

    Walaupun terdapat banyak kombinasi pada instrumen obturasi dan perbedaan tipe

    gutta-percha disarankan kombinasi untuk situasi rutin seperti menggunakan finger plugger

    dan perlengkapan cone yang baik (Gambar 17-16). Tidak ada korelasi yang tepat antara

    ukuran pada perlengkapan dan ukuran finger spreader. Berikut cara spesifiknya (Gambar 17-

    17 sampai 17-20):

  • 26

    1. Seal dicampurkan dan diaplikasikan pada dinding kanal.

    2. Master Cone (tanpa lapisan seal) dimasukkan secara perlahan lalu diikuti udara dan

    semen untuk menutupi.

    3. Sebelum spreader dimasukkan dan dihilangkan, perlengkapan cone diangkat dengan

    mengunci tang pada saat pengukuran panjang, siap untuk dimasukkan.

    4. Pengukuran spreader dimasukkan diantara cone dan dinding kanal dengan tekanan

    yang tepat (5 sampai 7 pound seperti kondensasi amalgam) sedalam 1 sampai 2 mm

    dari panjang kerja. Spreader meruncing dengan gaya mekanik gutta-percha secara

    lateral, pembuatan jarak untuk penambahan perlengkapan cone.

    5. Spreader dibebaskan untuk membuang sisa dengan merotasi bagian puncak. Spreader

    dihilangkan dan perlengkapan gutta-percha diukur segera kedalam jarak yang dibuat.

    6. Radiografi mungkin digunakan setelah 1 atau 2 cones diletakkan. Jika terdapat

    permasalahan panjang cone, dibuat kembali cone yang tepat dengan panjang.

    7. Prosedur ini diulang hingga spreader tidak melebihi panjang dari apikal kanal (secara

    tepat 3-7 perlengkapan cones tergantung bentuk kanal). Tahap terakhir adalah peletakan

    perlengkapan cone, bukan spreader. Spreader tidak dibutuhkan setelah semua

    penambahan perlengkapan selesai. Obturasi mungkin dievaluasid engan menggunakan

    radiografi.

    8. Kelebihan gutta-percha dipotong menggunakan instrumen yang dipanaskan (plugger

    panas atau deretan peralatan pengontrol panas) (Gambar 17-20). Ini dilakukan secara

    tepat sepanjang 1 mm daerah apikal hingga puncak kanal pada gigi posterior.

    9. Bagian servikal dari gutta-percha yang hangat secara vertikal dipadatkan menggunakan

    Glick No. 1 atau sebuah No. 5-7 pemanas-plugger.

    Gambar 17-16. Bermacam-macam finger spreaders dan gutta-percha cones. Dari kiri ke kanan

    adalah gutta-percha standar, diikuti 21 mm dan 25 mm konvensional finger spreaders dengan

    instrumen berhenti pada porosnya, dooluti dengan gutta-percha points konvensional.

  • 27

    Gambar 17-17. Langkah-langkah pemadatan lateral. A, Guttap utama dicocokkan. B, spreader

    atau plugger jari dimasukkan, secara ideal sampai 1 hingga 2 mm dari panjang yang telah

    disiapkan. C, spreader dirotasikan dan disingkirkan, dan guttap tambahan dimasukkan ke dalam

    rongga yang telah dibuat. D, Proses diulangi.

    Gambar 17-18. Pemadatan lateral. Finger spreader pada mulanya dimasukkan untuk meninjau

    kedalaman yang sesuai dari penetrasi. Gutta-percha standar dimasukkan dan dilihat secara

    radiografis. Setelah sealer telah dimasukkan dan guttap ada pada panjangnya, spreader

    dimasukkan pada sisi samping dari guttap yang telah disemen (misalnya pada saluran akar

    mesiobukal). Guttap tambahan dimasukkan pada rongga yang dibuat oleh spreader. Proses ini

    diulang (yaitu reinsersi dari spreader diikuti dengan peletakkan guttap tambahan yang lain) sampai

    spreader tidak berpenetrasi melampaui sepertiga bagian tengah dari saluran akar. Guttap diambil

    dari orifice dengan panas dan kemudian massa koronal dipadatkan secara vertikal. Saluran akar

    yang tersisa diobturasi dengan cara yang sama. Gambaran radiografis yang terakhir menunjukkan

    keempat saluran akar yang telah diobturasi dengan benar.

  • 28

    Gambar 17-20. A, Alat pemanas yang menggunakan baterai memegang bermacam-macam ujung

    handpiece. B, Ujung dipanaskan dengan cepat untuk pemotongan kelebihan gutta-percha dari

    ruang pulpa atau dari saluran akar saat pembuatan ruang untuk pasak.

    Pemadatan Ultrasonik

    Pemadatan lateral dengan menggunakan aktivasi ultrasonik dari spreader merupakan

    salah satu variasi pemadatan. Dengan teknik ini spreader diletakkan di sebelah guttap utama

    dan diaktifkan tanpa menggunakan pendingin air. Tekanan apikal diberikan, dan spreader

    dimasukkan sedalam panjang yang diinginkan. Keuntungannya adalah tindakan ultrasonik

    dapat menyebarkan sealer, friksi dari spreader dapat mentermoplastiskan gutta-percha, dan

    tekanan yang dibutuhkan untuk menaruh spreader dapat berkurang.

    Saran

    Apabila terdapat dua atau lebih saluran akar yang terobturasi, pemadatan dilakukan

    secara terpisah pada masing-masing saluran akar. Setiap saluran akar harus diselesaikan

    secara tuntas dan sudah tidak ada kelebihan bahan yang tersisa baru kemudian pengerjaan

    saluran akar berikutnya dimulai.

    Sentuhan Akhir

    Prosedur diselesaikan sebagai berikut:

    1. Ruang dibersihkan dengan cotton pellet yang direndam didalam alkohol atau

    kloroform; sealers yang belum set akan larut dalam larutan ini. Sisa-sisa dari gutta-

    percha atau sealer (secara khusus) dapat menyebabkan diskolorasi di masa mendatang

    (Gambar 17-21).

  • 29

    Gambar 17-21. Diskolorisasi disebabkan oleh teknik yang tidak tepat dan dapat dihindari. A,

    Kejadian yang sering terjadi: Diskolorisasi yang bertahap setelah perawatan saluran akar. B,

    Penyebabnya antara lain: sisa sealer, dan tepi perak yang melebihi ruang pulpa dan restorasi

    amalgam pada sisi lingual. Gigi tersebut akan sulit di-bleaching karena stain berasal dari ion

    logam.

    2. Restorasi sementara atau tetap diletakkan. Restorasi tetap dan sementara yang tepat

    (semi permanen atau permanen) didiskusikan secara lebih lanjut pada Bab 15.

    3. Gambaran radiografi dibuat dengan restorasi yang telah dipasang dan clamp yang telah

    disingkirkan.

    Membenarkan Masalah Pada Obturasi

    Terkadang, masalah kekosongan atau panjang kerja akan terlihat pada gambaran

    radiografis yang dilakukan pada saat atau setelah dilakukan obturasi. Hal ini harus diperbaiki

    sekarang, sebelum sealer telah setting.

    Untuk mengisi kekosongan, guttta-percha diambil dengan plugger panas hingga

    spreader dapat dimasukkan kembali sedikit melebihi kekosongan atau diskrepansi tersebut.

    Kemudian, campuran sealer baru dipersiapkan. Pemadatan lateral dilakukan seperti yang

    telah dijelaskan sebelumnya; sealer ditambahkan kembali ke saluran akar dengan melapisi

    setiap guttap tambahan.

    Keuntungan dari pembuatan foto verifikasi radiografis dari sebuah obturasi sebelum

    kelebihan gutta-percha dibuang adalah bahwa semua massa gutta-percha dapat diambil

    dengan memegang guttap menggunakan jari. Memasukkan guttap utama yang baru dan

    obturasi kembali dilakukan apabila memungkinkan.

    Apabila kelebihan gutta-percha telah dipotong, overfill terkadang juga dapat

    dibenarkan sebelum sealer setting dengan mengambil semua gutta-percha dengan file atau

    broach. Saat terekstrusi melampaui apeks, gutta-percha yang ter-overfill sukar untuk

    dipulihkan kembali melalui saluran akar, terutama setelah sealer telah setting. Sealer yang

    terekstrusi hanya dapat diperbaiki dengan tindakan pembedahan.

    Bahan obturasi yang terekstrusi melampaui apeks merupakan iritan dan dapat

    mempengaruhi penyembuhan, tetapi secara umum tidak menghambat secara total

    penyembuhan kecuali terdapat overfill yang berlebihan dari bahan utama. Sealer yang

    berbahan dasar ZnOE sering terserap melalui jaringan periapikal seiring berjalannya waktu.

  • 30

    Situasi ini tidak seharusnya ditindaklanjuti dengan bedah kecuali kegagalan penyembuhan

    terlihat pada saat dilakukan pemeriksaan selanjutnya.

    Solvent-Softened Custom Cones

    Jenis pelarut yang berbeda-beda telah dianjurkan dan diuji. Dua macam pelarut yang

    telah dibuktikan berguna secara klinis dan digunakan paling sering adalah kloroform dan

    halotan; meskipun demikian, terdapat kekhawatiran mengenai toksisitas bahan tersebut.

    Beberapa kekhawatiran mengenai kloroform tidak dapat dibuktikan karena evaluasi yang

    baru-baru saja dilakukan menunjukkan bahwa apabila digunakan secara bijaksana, maka

    kloroform aman untuk perawatan ulang dan sebagai pembentukan guttap custom. Teknik

    yang dijelaskan disini menggunakan kloroform; halotan digunakan juga dengan cara yang

    sama.

    Cetakan dari apikal sebesar 3-4 mm dari saluran akar dibuat pada guttap utama gutta-

    percha. Ini sebenarnya merupakan guttap didalam guttap karena hanya permukaan guttap

    yang dihaluskan dan dibentuk. Tujuannya adalah untuk menempatkan guttap sedekat

    mungkin pada bagian apikal untuk mencoba menciptakan seal yang lebih baik tetapi terutama

    untuk mencegah ekstrusi dari gutta-percha melampaui apeks. Tetapi telah dibuktikan bahwa

    penghalusan pelarut tidak menghasilkan seal apikal yang lebih baik.

    Indikasi

    Kedua indikasi adalah (1) stop apikal kurang atau (2) terdapat stop, tetapi bagian apikal

    dari saluran akar sangat besar atau iregular.

    A. Saluran akar yang telah dipreparasi

    B. Guttap utama dimasukkan

    C. Spreader telah diletakkan

    D. Penempatan keucut tambahan (yang ditunjukkan dengan lingkaran garis putus-putus)

    E-H. Lanjutan dari pemadatan lateral

    I. Obturasi selesai.

  • 31

    Gambar 17-19. Gambaran skematik dari langkah-langkah dari pemadatan lateral. Setiap insersi

    dari spreader ke tingkat yang paling apikal akan memadatkan gutta percha secara lateral ke arah

    dinding yang berlawanan. Pada saat pemadatan selesai, saluran akar akan terobturasi oleh guttap

    yang telah disatukan dengan sealer.

    Teknik

    Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

    1. Guttap utama yang telah dipilih biasanya merupakan guttap yang lebih besar, yang saat

    dimasukkan, berhenti 2-4 mm lebih pendek dari panjang kerja.

    2. Ujung guttap utama (3-4 mm apikal) dilembutkan dengan memasukkan guttap ke dalam

    kloroform selama 1 hingga 2 detik (Gambar 17-22). Pencelupan ke dalam halotan

    dilakukan selama 3 sampai 4 detik.

    Gambar 17-22. Teknik pelunakan guttap. Bagian apikal (3-4 mm) dioleskan pada kloroform

    selama 1-2 detik, kemudian dipadatkan pada saluran akar.

    3. Guttap dipadatkan ke arah apikal pada saluran akar beberapa kali. Kemudian, guttap

    ditarik dan diukur. Penghalusan dan pemadatan diulangi sampai guttap sesuai dengan

    panjang kerja. Guttap ditandai/ditekuk; guttap harus digantikan pada posisi yang sama

    selama obturasi.

    4. Guttap diambil dan pelarut dibiarkan menguap. Guttap tidak boleh tersisa pada saluran

    akar, saat masih lunak. Pelunakkan akan berlanjut dan ujungnya akan terpisah ketika

    guttap utama diambil. Ujung guttap seharusnya menunjukkan cetakan ujung saluran

    akar (Gambar 17-23).

    Gambar 17-23. Setelah guttap lunak, telah dipadatkan pada saluran akar dan diambil, seharusnya

    menunjukkan cetakan pada bagian apikal.

  • 32

    5. Guttap diganti dan dipastikan dengan gambaran radiografis. Guttap tidak boleh

    melebihi panjang kerja, tetapi boleh sedikit lebih pendek sampai 1 mm.

    6. Sealer dicampur dengan konsistensi kental. Dinding saluran akar tidak diulasi, hanya

    sepertiga apikal dari guttap utama. Guttap dimasukkan sepanjang kerja, tanpa

    menghapus sealer pada dinding saluran akar.

    7. Prosedur pemadatan lateral diikuti dengan insersi spreader, rotasi, pengambilan,

    penempatan guttap tambahan, dan lain-lain. Sealer ditambahkan pada guttap tambahan

    sebelum ditempatkan.

    8. Gambaran radiografi dapat dilakukan untuk mengevaluasi obturasi sebelum kelebihan

    guttap dipotong. Guttap dapat ditarik keluar dan dilakukan obturasi kembali jika

    diperlukan.

    9. Ruang untuk pasak disiapkan segera setelah obturasi (Gambar 17-24).

    Gambar 17-24. A, Perawatan baru diperlukan karena periodontitis apikal yang berlanjut. B,

    Setelah pasca pembersihan dan pembersihan gutta-percha dan instrumentasi kanal, 3 mm apikal

    kanal tersebut ditanamkan dan ditutup dengan menggunakan custom-formed gutta-percha cone. Ini

    disebabkan oleh sifat bagian apikal kanal yang tidak tetap dan resorptif. Pasca ruang dipersiapkan

    setelah penutupan.

    Pemadatan Vertikal

    Pemadatan vertikal juga adalah teknik yang efektif; penelitian menunjukkan

    kemampuan menutupnya bisa dibandingkan dengan kemampuan menutup pemadatan lateral.

    Meskipun pemadatan vertikal tidak diajarkan secara luas di sekolah-sekolah kedokteran gigi,

    teknik ini semakin menjadi lebih popular. Dengan pengenalan perangkat dan teknik baru,

    teknik pemadatan vertikal yang ramah sedikit lebih ramah pengguna dan sedikit

    menghambiskan waktu.

  • 33

    Indikasi

    Pada umumnya, pemadatan vertikal dapat digunakan dalam situasi yang sama seperti

    pemadatan lateral. Pemadatan ini disukai dalam beberapa situasi, seperti dengan resorpsi

    internal dan dengan induksi ujung akar.

    Keuntungan dan Kerugian

    Keuntungan utama pemadatan vertikal di atas pemadatan lateral adalah kemampuan

    untuk menyesuaikan gutta-percha ke sistem saluran akar yang tidak teratur. Kerugiannya

    mencakup kesulitan pengendalian panjang, prosedur yang lebih rumit dan bermacam-

    macamnya instrumen yang diperlukan yang semakin besar. Juga, persiapan saluran yang

    sedikit lebih besar diperlukan untuk memungkinkan manipulasi instrumen.

    Teknik

    Teknik pemadatan vertikal yang hangat membutuhkan sumber panas dan plugger

    berbagai ukuran untuk pemadatan gutta-percha termoplastik. Plugger schilder mulai pada

    diameter 0,4 mm dan meningkat sebesar 0,1 mm untuk setiap instrumen yang berturut-turut,

    dengan 1,1 mm instrumen terbesar. Plugger juga tersedia adalam ukuran standar ISO.

    Teknik ini terdiri dari pemasangan cone gutta-percha dengan taper yang mirip dengan

    kanal, sejenis puncak, dan menerapkan panas dengan menggunakan pengangkut (carrier)

    yang dipanaskan api. Gutta-percha tersebut dilembutkan dengan panas dan menjadi plastik.

    Plugger kemudian diletakkan di kanal dengan tekanan apikal untuk menghasilkan daya

    hidrolik yang menggerakkan gutta-percha secara apikal, melawan dinding kanal, dan ke

    dalam ketidakteraturan kanal seperti kanal tambahan. Gutta-percha kemudian ditambahkan

    secara sedikit demi sedikit, dan setiap tambahan gutta-percha dipanaskan dan dilembutkan

    serta dipadatkan secara vertikal sampai seluruh kanal terisi. Deskripsi teknik tersebut yang

    terperinci muncul di tempat lain.

    Pendekatan Vertikal Hangat Lainnya

    Modifikasi terbaru teknik pemadatan vertikal yang hanya disebut gelombang

    kondensasi yang kontinu. Prasyarat untuk teknik ini adalah persiapan kanal yang lonjong,

    persiapan apikal yang terbatas, dan kecocokan cone yang akurat. Teknik ini sering digunakan

    setelah persiapan dengan baris berputar nikel-titanium dari taper yang lebih besar. Sumber

    panasnya adalah perangkat listrik yang menyediakan panas ke plugger sesuai permintaan

  • 34

    (Gambar 17-25). Plugger tersedia dalam ukuran non standar yang menyesuaikan cone gutta-

    percha non standar atau dalam ukuran standar yang menyesuaikan baris taper yang lebih

    besar (Gambar 17-25, C). Selain itu, dua plugger tangan dari diameter yang berbeda

    digunakan untuk menopang dan memadatkan gutta-percha secara apikal.

    Gambar 17-25. Perangkat pemanas khusus. A, Arus yang dikendalikan menyebabkan pemanasan

    plugger yang cepat, yang kemudian melembutkan gutta-percha cone dalam kanal. B, Plugger

    gelombang kondensasi kontinu dirancang agar menyesuaikan ukuran baris berputar yang

    digunakan untuk mempersiapkan kanal. Plugger juga kira-kira disesuaikan dengan gutta-percha

    non standar dalam upaya untuk menutup bagian apikal sebuah kanal dengan satu cone tunggal. C,

    Beragam ukuran dan plugger taper yang berbeda tersedia.

    Panas digunakan pada suhu yang ditentukan (200C) untuk jangka waktu yang pendek

    sebagaimana yang ditentukan oleh operator. Dengan menggunakan sumber panas yang tetap

    kepada cone gutta-percha yang dipasang sebelumnya, tekanan hidrolik dapat digunakan

    dalam satu gerakan kontinu. Karena plugger bergerak secara apikal, kecocokan tersebut

    menjadi lebih tepat dan tekanan hidrolik meningkat, memaksakan gutta-percha ke dalam

    ketidakteraturan kanal. Rincian gelombang teknik kondensasi kontinu tersedia dalam terbitan

    lain.

    Terdapat risiko yang melekat. Ketika termoplastisisasi atau teknik apa pun yang secara

    fisik mengubah gutta-percha digunakan, adanya potensi untuk penolakan ke dalam jaringan

    periapikal (Gambar 17-26), serta kemungkinan kerusakan pada ligamen periodontal dan

    tulang alveolar pendukung akibat panas. Peningkatan 10C di atas suhu tubuh tampaknya

    menjadi ambang batas kritis untuk merusak jaringan bertulang. Pengangkut (carrier) yang

    dipanaskan api mencapai suhu yang tinggi dan menimbulkan ancaman kerusakan yang paling

    besar pada struktur periodontal. Bila digunakan dengan tepat, teknik suntik gutta-percha dan

    teknik kondensasi gelombang kontinu tampaknya menghasilkan perubahan suhu yaitu di

    bawah ambang batas kritis.

  • 35

    Gambar 17-26. Penutupan penuh dengan menggunakan gelombang kondensasi kontinu dengan

    gutta-percha dan penutup (sealer). Teknik ini, seperti metode penutupan yang hangat, cenderung

    secara apikal menolak penutup (sealer). Penutup ini (sealer) biasanya menyerap dengan waktu.

    Penutupan Bersekat

    Inovasi terbaru adalah suatu teknik yang menggunakan perangkat khusus dan

    melibatkan pendekatan bersekat dua fase (Gambar 17-27). Bagian apikal gutta-percha yang

    kecil ditempatkan (dipadatkan ke bawah) dan diikuti dengan pengurukan gutta-percha.

    Teknik ini kelihatan relatif cepat dan dapat terbukti berguna tetapi membutuhkan investigasi

    lebih jauh. Rincian teknik ini muncul di sumber lain.

    Gambar 17-27. Pengangkut (carrier) dengan sumbat apikal gutta-percha yang terpasang. Setelah

    dimasukkan ke dalam kanal yang disiapkan dengan menggunakan baris berputar yang dirancang

    khusus, pengangkut (carrier) diputar di arah yang berlawanan untuk memisahkan gutta-percha dari

    pengangkut (carrier). Kanal kemudian diuruk dengan menggunakan pemadatan lateral atau hangat.

    Pengangkut (carrier) juga tersedia dengan resin plugs.

    Suntikan Termoplastik

    Dengan teknik ini, gutta-percha yang diformulasikan secara khusus dihangatkan dan

    kemudian disuntikkan ke dalam kanal yang disiapkan dengan suatu perangkat (Gambar 17-

    28) yang bekerja seperti tembakan lem silikon. Ketika digunakan bersamaan dengan sealer

    (penutup), suntikan termoplastik memberikan penutup yang memadai. Teknik ini berguna

  • 36

    dalam situasi-situasi khusus (Gambar 17-29). Akan tetapi, kurangnya pengendalian panjang

    dan penyusutan pada pendinginan menjadi kerugiannya.

    Gambar 17-28. Perangkat termoplastik. Tembakan berpanas tinggi melembutkan gutta-percha

    menjadi massa plastik suntik.

    Gambar 17-29. Resoprsi internal. A, Setelah kanal dibersihkan dan dibentuk, pemadatan lateral

    bukanlah teknik yang direkomendasikan untuk mengisi kerusakakan ini. B, Suntikan resin core

    termoplastik yang menutup material secara vertikal dipadatkan ke dalam kerusakan yang resorptif.

    Teknik Pelarut

    Teknik pelarut melibatkan semua atau sebagian peleburan gutta-percha dalam pelarut,

    utamanya klorofom atau eucalyptol. Pelarut ini memiliki nama seperti chloropercha,

    eucapercha, teknik difusi, atau resin klorofom. Sering kali teknik-teknik ini tidak digunakan

    bersamaan dengan penutup (sealer) standar tetapi bergantung pada gutta-percha yang

    dilembutkan untuk beradaptasi dengan erat. Masalahnya adalah bahwa gutta-percha

    menyusut dari dinding karena pelarutnya menguap. Kebocoran yang luas pada umumnya

    terlihat dengan teknik-teknik ini, dan beberapa memiliki prognosis jangka panjang yang lebih

    buruk.

    Sistem Berbasis Pengangkut

    Sistem berbasis pengangkut menggunakan pengangkut sentral plastik yang dilapisi

    dengan gutta-percha. Pengangkut ini fleksibel tetapi memberikan kekerasan untuk gutta-

    percha di atasnya. Sumbat ini diruncingkan dan dibakukan sehingga pengangkut sesuai

    dengan ukuran instrumen. Setelah persiapan kanal, kanal dikeringkan dan sedikit ditutupi

  • 37

    dengan penutup (sealer). Sumbat berukuran yang tepat dipanaskan dalam oven khusus dan

    dipasang dengan kuat pada panjang kerja. Pengangkut (carrier) kemudian dibelah 1 hingga 2

    mm di atas lubang ke kanal. Sistem pengangkut/ gutta-percha ini sama dengan penutupan

    gutta-percha konvensional dengan penutup apikal tetapi tidak bisa terus-menerus

    menciptakan seal koronal (Gambar 17-30).

    Gambar 17-30. Thermalfill adalah suatu contoh dari carrier-based system. Obturators didisain

    untuk mengkorespondensi ukuran file standar ISO dan dipanaskan dalam oven yang didesain

    khusus.

    Keuntungan teknik ini meliputi mudahnya penempatan dan potensi untuk gutta-percha

    yang diplastikkan untuk mengalir ke dalam ketidakteraturan kanal. Kerugiannya meliputi

    kecenderungan untuk penolakan material secara periapikal dan kesulitan dalam melepaskan

    pengangkut (carrier) dan gutta-percha saat pengobatan baru.

    Teknik dan Material Baru

    Sistem penutupan gutta-percha yang bisa mengalir yang baru baru-baru ini telah

    diperkenalkan di umum (Gambar 17-31). Sistem ini terdiri dari campuran gutta-percha yang

    ditumbuk halus, penutup (sealer) berbasis silikon, dan partikel-partikel perak. Setelah serbuk,

    bahan tersebut disuntikkan ke dalam kanal sebelum penempatan gutta-percha master cone.

    Tidak ada pemadatan yang diperlukan, dan bahan ini konon menyembuhkan sendiri dalam 30

    menit dan memperluas sedikit pada pengaturan. Tidak ada pemanasan yang diperlukan

    dengan sistem ini, dan pengobatan baru dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik

    konvensional. Penelitian yang dibuktikan secara klinis bahan ini telah menjadi yang paling

    sedikit.

  • 38

    Gambar 17-31. Gutaflow adalah cold flowable injection system yang dikombinasi dengan silicone-

    based matrix dengan finely ground gutta-percha. Itu digunakan dalam konjungsi dengan master

    gutta-percha point tanpa kebutuhan untuk kompaksi.

    Perkembangan terbaru lainnya adalah glass ionomer-impregnated gutta-percha

    (Gambar 17-32). Ikatan kimia antara glass ionomers dan dentin telah ditetapkan. Namun,

    kurangnya ikatan yang memadai untuk bahan obturasi inti telah menjadi kelemahan utama

    bagi glass ionomer-based sealers. Bahan ini ternyata dialamati oleh inconporation glass

    ionomer particles ke gutta-percha cone, diikuti oleh 2 mikrometer glass ionomer coating.

    Hal ini diklaim tapi tidak meyakinkan menunjukkan bahwa glass ionomer particles ini

    mendorong true bond untuk membentuk antara glass ionomer-based sealer dan obturation

    core. Seperti dengan polyester resin-based systems yang telah dibahas sebelumnya, ikatan ini

    untuk dinding dentin dan obturation core oleh sealer dirujuk sebagai monoblock. Ketika

    waktu kerja glass ionomer-based sealer tidak cukup, hanya teknik single cone obturation

    yang dianjurkan. Penelitian mengevaluasi efektivitas sistem ini belum tersedia. MTA dapat

    digunakan sebagai bahan alternatif untuk mengisi material ke gutta-percha.

    Sistem obturasi yang baru ini sangat menarik dan memiliki potensial. Namun, ada

    kurangnya verifikasi penelitian efektivitas klinis mereka.

    Gambar 17-32. Glass ionomer-coated gutta-percha points (A) digunakan dalam konjungsi

    dengan glass ionomer sealer (B) untuk membuat monoblock tanpa sistem kanal.

    EVALUASI OBTURASI

    Evaluasi obturasi cukup sulit. Satu-satunya cara penilaian langsung adalah radiografi,

    yang tepat dalam yang terbaik. Namun, evaluasi radiografi telah standar dan setidaknya

    memberikan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas obturasi.

  • 39

    Gejala

    Kehadiran gejala selama beberapa hari setelah obturasi umum dan mungkin tidak

    berhubungan dengan segel yang tidak memadai. Hal ini mencerminkan fenomena yang

    berbeda, yang kemungkinan iritasi jaringan dari prosedur.

    Kriteria Radiografi

    Baik obturasi (fluid-tight seal) tidak dapat dilihat pada radiograf. Hanya cukup

    perbedaan kotor terlihat, dan kekosongan ini atau kekurangan mungkin atau mungkin tidak

    berhubungan dengan kurangnya segel dan mungkin tidak berhubungan dengan kurangnya

    seal dan dapat mengakibatkan kegagalan jangka panjang. Kriteria evaluatif yang ditetapkan

    mempelajari radiografi obturasi adalah sebagai berikut (Gambar 17-33).

    Gambar 17-33. Bayonet-shaped canals. Obturasi yang menggunakan kombinasi dari beberapa

    teknik dan beberapa maretial. Hasilnya adalah kualitas yang bagus: no void, uniform density,

    obturasinya mereflek taper yang dibuat selama preparasi kanal. Resin core dan sealer adalah

    vertical kompak menggunakan continuous wave technique yang diikuti oleh backfilling dengan

    injectable thermoplasticized resin.

    Radiolusen

    Void dalam tubuh atau pada antarmuka bahan obturasi dan dinding dentin merupakan

    obturasi lengkap.

    Massa Jenis

    Material harus kepadatan seragam dari koronal dengan aspek apikal. Wilayah koronal

    (dan kanal besar) lebih radiopak dibandingkan daerah apikal karena perbedaan massa materi.

    Margin gutta-percha harus tajam dan jelas, tanpa ketidakjelasan, menunjukkan adaptasi

    dekat.

  • 40

    Panjang

    Materi yang harus memperpanjang dengan panjang disiapkan dan dihapus apikal ke

    margin gingiva (gigi anterior) dan lubang (gigi posterior).

    Lancip

    Gutta-percha harus mencerminkan bentuk kanal. (yaitu harus meruncing dari koronal

    ke daerah apikal). Taper tidak perlu menjadi seragam tetapi harus konsisten. Idealnya, daerah

    apikal harus lancip hampir ke titik kecuali kanal di daerah ini tidak kecil sebelum persiapan.

    Restorasi

    Apakah permanen atau sementara, restorasi harus menghubungi permukaan dentin

    cukup untuk memastikan segel koronal.