Tm Antropologi Dental Kel.27

20
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Variasi non-metris pada geligi manusia dipelajari di dalam Antropologi. Antropologi berasal dari kata “anthropos” dan “logos”. Anthropos berarti manusia. Jadi antropologi adalah studi mengenai manusia, baik di bidang biologisnya, maupun di bidang sosial-budayanya. Antropologi dental dimulai pada sekitar abad 19, di mana antropolog dan ahli anatomi melihat adanya variasi morfologis gigi, dan mulai mendeskripsikannya. Variasi morfologi ini diduga berkaitan dengan variasi biologis manusia dari sisi non-dental, sehingga ada kaitannya dengan jenis-jenis ras manusia. Jenis karakteristik gigi yang mula-mula ditemukan adalah Carabelli cusp atau kadang disebut dengan Carabelli trait. Cusp ini banyak dijumpai pada orang Eropa. Simon Hilson (1996) menyatakan tonjol carabelli pertama kali digambarkan oleh Georg Carabelli pada tahun 1842, seorang dokter gigi asal Austria. Menurut Georg Carabelli (1842 cit. Simon Hilson, 1996), tonjol carabelli adalah tonjol tambahan kecil pada mesiolingual dari molar permanen pertama rahang atas. Carabelli trait adalah accessory cusp yang letaknya pada bagian mesiolingual molar atas. Karakteristik ini seringkali ditemukan pada sudut 1

description

TM antro dental kelompok 2012

Transcript of Tm Antropologi Dental Kel.27

Page 1: Tm Antropologi Dental Kel.27

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Variasi non-metris pada geligi manusia dipelajari di dalam Antropologi.

Antropologi berasal dari kata “anthropos” dan “logos”. Anthropos berarti

manusia. Jadi antropologi adalah studi mengenai manusia, baik di bidang

biologisnya, maupun di bidang sosial-budayanya. Antropologi dental dimulai

pada sekitar abad 19, di mana antropolog dan ahli anatomi melihat adanya variasi

morfologis gigi, dan mulai mendeskripsikannya. Variasi morfologi ini diduga

berkaitan dengan variasi biologis manusia dari sisi non-dental, sehingga ada

kaitannya dengan jenis-jenis ras manusia.

Jenis karakteristik gigi yang mula-mula ditemukan adalah Carabelli cusp

atau kadang disebut dengan Carabelli trait. Cusp ini banyak dijumpai pada orang

Eropa. Simon Hilson (1996) menyatakan tonjol carabelli pertama kali

digambarkan oleh Georg Carabelli pada tahun 1842, seorang dokter gigi asal

Austria. Menurut Georg Carabelli (1842 cit. Simon Hilson, 1996), tonjol carabelli

adalah tonjol tambahan kecil pada mesiolingual dari molar permanen pertama

rahang atas.

Carabelli trait adalah accessory cusp yang letaknya pada bagian

mesiolingual molar atas. Karakteristik ini seringkali ditemukan pada sudut

mesiolingual M1 permanen atau M2 gigi sulung, dan kadang-kadang dijumpai

pada M2 permanen. Pada penelitian yang mengkorelasikan antara Carabelli cusp

dengan ukuran mahkota gigi, ternyata terdapat korelasi yang positif antara

besarnya Carabelli cusp dengan ukuran mahkota gigi. Ada indikasi dimorfisme

sexual pada ukuran Carabelli cusp, di mana laki-laki cenderung mempunyai cusp

yang lebih besar, meskipun tidak semua penelitian menghasilkan kesimpulan yang

sama.

Carabelli trait ini mempunyai ukuran yang bervariasi. Ukurannya mulai

dari bentuk sebagai tonjolan kecil, sampai dengan cusp yang ukurannya sama

besar dengan cusp inti. uberkulum carabeli atau tonjol carabelli memiliki berbagai

macam ekspresi, dia menjelaskan 4 jenis kategori: lobular, cuspoid, ridges dan

1

Page 2: Tm Antropologi Dental Kel.27

pitted. Oleh karena variasi dari penampakan dari tonjol carabelli, termasuk

indentasi permukaan (ridges atau pit),  dirasakan bahwa istilah Carabelli’s

Anomaly (tuberkulum anomaly carabelli= TAC) lebih banyak diterapkan

berdasarkan pada fakta. Anomaly ini paling sering terdeteksi secara simetris di

kedua sisi rahang atas (Alvesalo et al., 1975). Anomali umumnya bilateral, tetapi

Dietz (1944) menemukan kasus unilateral yang langka. Hal ini terjadi biasanya

pada molar pertama rahang atas, meskipun Carabelli sendiri menunjukkan bahwa

tonjol carabeli dapat terjadi di salah satu molar rahang atas.

Kejadian dan tingkat ekspresi di antara spesies yang berbeda, yang dapat

digunakan untuk mendeteksi dan untuk membandingkan berbagai populasi. Ini

merupakan produk akhir dari interaksi dari sebuah sistem yang kompleks dari

faktor lingkungan dan ontogenetic.

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

- Mendiskripsikan mengenai carrabelli cups

- Menjelaskan evolusi dan mekanisme pewarisan sifat carabelli’s trait.

1.3 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dan masyarakat pada

umumnya untuk mengetahui definisi dan ciri-ciri carrabelli cups dan mekanisme

evolusi pewarisan sifat carrabelli’s trait.

2

Page 3: Tm Antropologi Dental Kel.27

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 Nama-nama dan letak cusp pada molar atas

Dental traits dijumpai baik pada gigi seri, taring, premolar maupun

geraham (molar). Karakteristik gigi yang sering observasi adalah pada bagian

molar, karena merupakan jenis gigi yang paling besar pada manusia. Molar atas

dan molar bawah mempunyai bentuk yang sedikit berbeda. Molar atas biasanya

terdiri dari 4 cusp, yaitu seperti pada gambar 2.1

2.1 Carabelli Trait

Sifat Carabelli adalah elevasi, alur atau lubang, biasanya terlihat, ketika

hadir, pada permukaan palatal dari titik puncak mesiopalatal dari primary kedua

rahang atas, maxillary geraham permanen pertama dan kedua. Sebuah telaah

pustaka tentang sifat ini menunjukkan suatu etnis variasi dalam beberapa kasus

seksual dimorfisme dalam sebuah ekspresi.

Karakteristik gigi ini mungkin adalah yang paling dikenal oleh para

dokter gigi, khususnya oleh dokter gigi kulit putih ( Eropa, Amerika Serikat, dan

Australia ). Carabelli trait ditemukan oleh Georg von Carabelli pada tahun 1842.

Dia adalah seorang dokter gigi yang dipekerjakan oleh Kaisar Franz di Austria.

Carabelli trait adalah accessory cusp yang letaknya pada bagian mesiolingual

3

Page 4: Tm Antropologi Dental Kel.27

molar atas. Karakteristik ini seringkali ditemukan pada sudut mesiolingual M1

permanen atau

M2 gigi sulung, dan kadang-kadang dijumpai pada M2 permanen. Pada

penelitian yang mengkorelasikan antara Carabelli cusp dengan ukuran mahkota

gigi, ternyata terdapat korelasi yang positif antara besarnya Carabelli cusp dengan

ukuran mahkota gigi 11, 12, 13, 14.

Ada indikasi dimorfisme sexual pada ukuran Carabelli cusp, di mana

laki-laki cenderung mempunyai cusp yang lebih besar, meskipun tidak semua

penelitian menghasilkan kesimpulan yang sama. Pada penelitian Hsu et all,

ditemukan juga bahwa terdapat korelasi yang positif antara kemunculan Carabelli

cusp dan Shovel shape pada populasi di Cina di Taiwan dan Bunun (penduduk

asli di Taiwan), khususnya pada populasi yang pertama.

Gambar 2.2 Carabelli trait pada molar pertama (M1) atas kanan, dilihat dari oklusal

Sebagai cusp, Carabelli trait ini mempunyai ukuran yang bervariasi.

Ukurannya mulai dari bentuk sebagai tonjolan kecil, sampai dengan cusp yang

ukurannya sama besar dengan cusp inti. Kadangkala, Carabelli ini berupa

cingulum yang muncul di bagian lingual. Hal seperti ini juga dijumpai pada

primata selain manusia, misalnya chimpanzee, gibbon, orangutan dan gorilla.

4

Page 5: Tm Antropologi Dental Kel.27

Gambar 2.3 Level dari carabelli pada area mahkota

Kebanyakan peneliti mengklasifikasikan Carabelli sifat ke dalam delapan

kategori seperti yang diusulkan oleh Dahlberg, metode dengan kategori yang tidak

begitu banyak karena ukuran kecil sampel abad pertengahan, tetapi terutama

dalam rangka untuk mengklasifikasikan sifat pada dikenakan geraham. Sedikit

modifikasi dari metode Alvesalo dan associates digunakan untuk

mengklasifikasikan sifat pada skala lima-grade, mulai dari ketiadaan melalui

empat kelas kehadiran. Dalam klasifikasi ini, galur berbentuk y dikombinasikan

dengan lubang dan galur yang satu ke kelas 1. Jadi ekspresi mencetak sebagai

berikut: 0 kelas - permukaan halus (sifat absen), kelas 1 - pit, alur tunggal, y

berbentuk alur, kelas 2 - alur ganda, kelas 3 - tonjolan sedikit, kecil cusp ; kelas 4

- cusp besar (distal perbatasan titik puncak dalam kontak dengan alur palatal

memisahkan cusp mesiopalatal dan distopalatal). Kelas 1 dan 2 merupakan

ekspresi negatif sifat tersebut, sedangkan kelas 3 dan 4 adalah ekspresi positif.

2.2 Struktur Tuberkulum Anomali Carabelli (TAC)

Antropologi dental dimulai pada sekitar abad 19, di mana antropolog dan

ahli anatomi melihat adanya variasi morfologis gigi, dan mulai

mendeskripsikannya. Variasi morfologi ini diduga berkaitan dengan variasi

biologis manusia dari sisi non-dental, sehingga ada kaitannya dengan jenis-jenis

ras manusia. Jenis karakteristik gigi yang mula-mula ditemukan adalah Carabelli

5

Page 6: Tm Antropologi Dental Kel.27

cusp atau kadang disebut dengan Carabelli trait. Cusp ini banyak dijumpai pada

orang Eropa. (Artaria,2007). etiologi dari tonjol Carabelli tetap tidak diketahui.

Genetik dan faktor eksogen telah diajukan. Kebanyakan penelitian setuju bahwa

penampilan fenotipik tonjol ditentukan secara genetik. Menurut Dietz (1994),

harus ada gen dominan yang bertanggung jawab atas kehadiran tuberkel carabelli

ini. (Mavrodisz, et all, 2007)

Sebagai cusp, Carabelli trait ini mempunyai ukuran yang bervariasi.

Ukurannya mulai dari bentuk sebagai tonjolan kecil, sampai dengan cusp yang

ukurannya sama besar dengan cusp inti. Kadangkala, Carabelli ini berupa

cingulum yang muncul di bagian lingual. Hal seperti ini juga dijumpai pada

primata selain manusia, misalnya chimpanzee, gibbon, orangutan dan gorilla

Alvesalo et all (1975) meneliti 233 pasien penduduk pedesaan di Finlandia

untuk kehadiran toonjol carabelli. 79% dari mereka memiliki tonjol di molar

pertama. Terjadinya struktur bilateral dengan berbagai derajat asimetri. Mereka

mengklasifikasikan struktur carabelli sebagai berikut:

1. Permukaannya halus.

2. satu groove atau parit.

3. double groove atau alur berbentuk Y.

4. Sedikit tonjol kecil atau titik puncak.

5. Puncak tonjol yang besar

Stuktur dari carabelli adalah berbentuk tuberkulum atau tonjolan kecil,

atau groove, sering terdapat di permukaan palatal dari tonjol mesiopalatal dari

molar permanen rahang atas dan molar decidui kedua rahang atas.(Biggerstaff

R.H, 1973) termasuk mencakup berbagai jenis variasi, mulai dari sama sekali

tidak ada pit, groove, tuberkulum, cups (tonjol). (Abrams,L., et al, 1992). Notasi

ini memberikan dasar bagi upaya awal untuk mendapatkan skala deskriptif. Suatu

tinjauan pustaka mengenai fitur ini menunjukkan perubahan dalam etnis dan

dalam beberapa kasus Dimorfisme seksual. Dietz (1944) menemukan bahwa

tuberkulum carabeli atau tonjol carabelli memiliki berbagai macam ekspresi, dia

menjelaskan 4 jenis kategori: lobular, cuspoid, ridges dan pitted. Oleh karena

6

Page 7: Tm Antropologi Dental Kel.27

variasi dari penampakan dari tonjol carabelli, termasuk indentasi permukaan

(ridges atau pit),  dirasakan bahwa istilah Carabelli’s Anomaly (tuberkulum

anomaly carabelli= TAC) lebih banyak diterapkan berdasarkan pada fakta.

Anomaly ini paling sering terdeteksi secara simetris di kedua sisi rahang atas

(Alvesalo et al., 1975).

Anomali umumnya bilateral, tetapi Dietz (1944) menemukan kasus

unilateral yang langka. Hal ini terjadi biasanya pada molar pertama rahang atas,

meskipun Carabelli sendiri menunjukkan bahwa tonjol carabeli dapat terjadi di

salah satu molar rahang atas. Kejadian yang paling langka di molar ketiga Sejak

itu banyak penelitian telah dilakukan pada morfologi dari tonjol carabelli, yang

merupakan penemuan penting pada antropologi, dan modus hereditas. Kejadian

dan tingkat ekspresi di antara spesies yang berbeda, yang dapat digunakan untuk

mendeteksi dan untuk membandingkan berbagai populasi (Palomino et al., 1977).

Ini merupakan produk akhir dari interaksi dari sebuah sistem yang kompleks dari

faktor lingkungan dan ontogenetic. Terkadang tuberkulum carabelli muncul pada

molar kedua rahang atas di bagian cuspid mesiopalatalnya. (Indriati, 2004)

2.3 Insidensi Tuberkulum Anomali Carabelli (TAC)

Carabelli trait ditemukan oleh Georg von Carabelli pada tahun 1842. Dia

adalah seorang dokter gigi yang dipekerjakan oleh Kaisar Franz di Austria.

Carabelli trait adalah accessory cusp yang letaknya pada bagian mesiolingual

molar atas. Frekuensi kemunculan dari tonjol carabelli telah di laporkan di banyak

tulisan. Karakteristik ini banyak di temukan pada bangsa eropa. Pada laporan lain

melaporkan tonjol ini ditemukan jarang pada suku Indian, aborigin,Australia,

bangsa china, Eskimo dan negroid.(Tedeschi, C.G.,et al, 1988)

Pada populasi kaukasoid memiliki perbedaan denga ras mongoloid, karena

kaukasoid memiliki prevelensi dari tuberkel carabelli yang lebih tinggi( Hsu et al.

, 1997 ). Sesuai dengan penelitian, perkawinan antara ras eropadan mongoloid

dapat mereduksi prevalesnsi kemunculan tuberkulum pada ras europid(eropa-

mongoloid).(Mavrodisz,K., et al, 2007) Pada salah satu studi di suku Saudi

Arabia, ditemukan hasil lebih lanjut menunjukkan bahwa walaupun varietas TB

(tuberculum) lebih sering terlihat di salah satu dari dua jenis gigi lebih kasus

7

Page 8: Tm Antropologi Dental Kel.27

dalam pertumbuhan gigi permanen daripada di gigi primer. Hal ini konsisten

dengan temuan oleh Salako et al 1993 antara etnis Yoruba di Nigeria. Penjelasan

untuk fenomena ini mungkin berkaitan dengan perbedaan dalam periode waktu

pengembangan dan waktu yang diperlukan untuk Odontogenesis relatif pendek di

gigi primer dibandingkan dengan pertumbuhan gigi permanen. Hal ini dapat

menyebabkan perkembangan yang kurang ditandai dari karakteristik morfologi

dari setiap gigi primer. Nilai prevalensi diperoleh untuk penduduk Saudi serupa

dengan Malaysia (Rushman.), tetapi lebih rendah daripada populasi lain dalam

penelitian lain.

Karakteristik ini seringkali ditemukan pada sudut mesiolingual M1

permanen atau M2 gigi sulung, dan kadang-kadang dijumpai pada M2 permanen.

Pada penelitian yang mengkorelasikan antara Carabelli cusp dengan ukuran

mahkota gigi, ternyata terdapat korelasi yang positif antara besarnya Carabelli

cusp dengan ukuran mahkota gigi. Ada indikasi dimorfisme sexual pada ukuran

Carabelli cusp, di mana laki-laki cenderung mempunyai cusp yang lebih besar,

meskipun tidak semua penelitian menghasilkan kesimpulan yang sama

(Harris,E.F., 2007). Pada penelitian Hsu et al., ditemukan juga bahwa terdapat

korelasi yang positif antara kemunculan Carabelli cusp dan Shovel shape pada

populasi di Cina di Taiwan dan Bunun (penduduk asli di Taiwan), khususnya

pada populasi yang pertama.

8

Page 9: Tm Antropologi Dental Kel.27

BAB 3PEMBAHASAN

Morfologi gigi telah dikenal untuk menunjukkan variasi

membentuk satu kelompok etnis yang lain. Ini memiliki umumnya, telah dianggap

berasal dari pengaruh genetik dan beberapa lingkungan faktor. Salah satu

morfologi karakteristik seperti yang telah dijamin banyak penyelidikan di

berbagai kelompok etnis di dunia adalah sifat dari Carabelli (Salako, 1993)

Carabelli cusp atau kadang disebut dengan Carabelli trait banyak

dijumpai pada orang Eropa. Morfologi gigi, khususnya karakteristik gigi seperti

Carabelli’s cusp berkaitan erat dengan faktor genetis. Karena faktor genetis sangat

kuat berpengaruh pada karakteristik gigi,maka gigi dapat digunakan untuk

menentukan garis keturunan. Gigi anak tentu sangat mirip dengan gigi orang

tuanya, sehingga dapat diprediksi apakah si X merupakan anak dari pasangan A

dan B ataukah pasangan C dan D.

Hasil penelitian Boraas et al. menyebutkan bahwa saudara kembar satu

telur (monozygot) lebih mirip satu sama lain karakteristik giginya dari pada

saudara kembar dua telur (dizygot). Dengan demikian ini memperkuat kesimpulan

bahwa faktor genetis erat kaitannya dengan karakteristik gigi.

Dimensi yang diperoleh untuk gigi laki-laki yang jelas pada sisi yang

lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang untuk perempuan. Hal ini dapat

dijelaskan atas dasar bentuk gigi molar pertama, yang dikendalikan oleh konstitusi

genetik individu. Dengan demikian, gigi laki-laki biasanya lebih besar dalam

ukuran dibandingkan dengan gigi perempuan. Ini adalah kromosom Y yang

tampaknya berkontribusi paling ukuran gigi dengan mengontrol ketebalan dentin,

sedangkan kromosom X tampaknya bertanggung jawab untuk ketebalan modulasi

dari enamel. The dimorfisme seksual dalam morfologi gigi disebabkan oleh

adanya dentin relatif lebih dalam mahkota gigi laki-laki (Iscan dan Kedici, 2003).

Sementara perbedaan gigi antara kedua jenis kelamin dalam kelompok

manusia yang beberapa telah ditemukan sangat dimorfik, itu tidak ditemukan

sehingga di Turki (Iscan dan Kedici, 2003), di mana kurangnya dimorfisme

9

Page 10: Tm Antropologi Dental Kel.27

berasal dari subjek laki-laki. Ini memvalidasi persepsi bahwa dimorfisme seksual

adalah populasi tertentu. Dimorfisme seksual Persentase dihitung keluar lebih

tinggi untuk dimensi buccolingual (4.6% untuk sisi kanan dan 5,18% untuk sisi

kiri) dibandingkan dengan dimensi mesiodistal. Ini adalah sejalan dengan temuan

untuk American putih (Garn et al., 1966), dan daerah India Selatan (Nair et al.,

1999) menampilkan dimorfisme maksimum (9,0% untuk sisi kanan, 10,2% untuk

sisi kiri).

Sifat Carabelli ini ditemukan secara seksual dimorfik dalam bahasa Cina

kami dan populasi Aborigin. Dimorfisme serupa telah ditemukan

tempat lain, namun penemuan ini bertentangan dengan

beberapa lainnya investigasi. Untuk menyimpulkan bahwa perbedaan jenis

kelamin ada di sifat Carabelli adalah sulit.

Carabelli sifat muncul dari permukaan lingual dari protocone (yang

cusp mesiolingual gigi molar atas) dan biasanya mulai terbentuk setelah

empat cusp utama dari molar telah dimulai berkisar sifat. Dalam ekspresi dari alur

ashallow ke titik puncak dengan apex gratis yang saingan

hypocone, salah satu dari empat katup molar yang utama, dalam ukuran.

Diramalkan bahwa jika model kaskade dapat menjelaskan

kehadiran dan ukuran titik puncak Carabelli, maka: (1) dengan gigi yang lebih

kecil intercusp jarak relatif terhadap ukuran mahkota akan lebih mungkin untuk

memiliki titik puncak Carabelli dan, (2) gigi dengan intercusp terkecil

jarak relatif terhadap ukuran mahkota akan memiliki Carabelli terbesar

katup.

Model ini juga didasarkan pada gagasan bahwa morfologi adalah

diproduksi bukan oleh gen saja melainkan oleh interaksi dari gen operasi jaringan

dalam konteks spasial yang berkembang epitel permukaan yang sendiri

memberikan kontribusi terhadap morfologi akhir bentuk mahkota. Mengingat

model seperti itu di mana kedua gen dan hubungan spasial knot enamel

mempengaruhi hasil morfologi, hubungan antara ekspresi dan Carabelli

spasi intercusp relatif harus diperluas ke gigi pada sisi berlawanan

dari individu yang sama. Artinya, individu dengan intercusp kecil

jarak relatif terhadap ukuran mahkota pada satu sisi rahang juga harus

10

Page 11: Tm Antropologi Dental Kel.27

memiliki katup yang lebih besar Carabelli di sisi itu. Meneliti asimetri

dalam ukuran cusp Carabelli dalam individu menawarkan kesempatan baru untuk

menguji prediksi model saat genotipe tetap konstan. Investigasi dari kedekatan

populasi manusia berdasarkan pada analisis morfologi gigi secara rutin

menggabungkan sifat ini, yang pernah berpikir untuk melambangkan populasi

tertentu manusia.

Sifat Carabelli juga hadir pada frekuensi variabel dan

tingkat ekspresi di Plio-Pleistosen spesies hominin. Mengingat sentralitas sifat ini

untuk mempelajari evolusi hubungan antar manusia masa lalu dan sekarang,

pemahaman dari dasar-dasar perkembangan sifat Carabelli berguna. Jika kaskade

pola model morfogenesis gigi berlaku untuk sifat Carabelli, maka potensi tinggi

untuk homoplasy di ekspresi Carabelli serta hubungan antara Carabelli dan

fitur gigi lainnya dapat diharapkan.

11

Page 12: Tm Antropologi Dental Kel.27

BAB 4PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Carabelli traits atau karakteristik gigi manusia merupakan morfologi yang

mengandung komponen genetis yang sangat kuat, salah satunya adalah carabelli’s

trait, karenanya sangat berguna untuk dimanfaatkan dalam mencari tahu berbagai

permasalahan yang menyangkut faktor keturunan ataupun afinitas antar populasi.

Penelitian di bidang ini sering diiringi dengan studi di bidang lain—misalnya di

bidang linguistik, arkeologi, sejarah, ataupun genetika, dan berguna untuk

memperkuat kesimpulan yang diambil.

4.2 Saran

Penelitian di bidang morfologi gigi dapat dilakukan baik dari sisi metris

maupun non-metris. Dari sisi non-metris dapat dipilih berbagai dental traits,

terutama Carabelli’s Trait yang hasilnya dapat memperkaya pengetahuan

mengenai afinitas dan asal-usul populasi di berbagai belahan dunia.

12

Page 13: Tm Antropologi Dental Kel.27

DAFTAR PUSTAKA

Agnihotri, Gaurav. Sikri,Vimal dan Harris, EF. 2010. Crown and Cusp

Dimensions of the Maxillary First Molar: A Study of Sexual Dimorphism in

Indian Jat Sikhs. Dental Anthropology. USA : University of Tennessee. Volume

23, Number 1

Artaria, M.D. 2008. Variasi Non-Metris pada Geligi Manusia.

Departemen Antropologi, FISIP. Surabaya: Airlangga University Press.

Hunter, JP et all. 2010. Model of Tooth Morphogenesis Predicts

Carabelli Cusp Expression, Size, and Symmetry in Humans

Hsu JW, et all. 1997. The effect of shovel trait on Carabelli's trait in

Taiwan Chinese and aboriginal populations. J Forensic. Sci 1997;42(5):802-806

Hsu, JW. Et all. 1999. Ethnic dental analysis of shovel and Carabelli’s

traits in a Chinese population. Australia : Australian Dental Journal. 44:(1):40-45

Iztok, et all. 2006. Carabelli's Trait in Contemporary Slovenes and

Inhabitants of a Medieval Settlement. Slovenia : University of Ljubljana

Julica, Mawar Putri. 2010. Ilmu kedokteran gigi forensik. Yogyakarta :

Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada.

Salako, NO dan Bello, LL. 1993. Prevalence Of The Carabelli Trait In

Saudi Arabian Children.

Tsai, PL et all. 1996. Logistic Analysis of the Effects of Shovel Trait on

Carabelli’s Trait in a Mongoloid Population. Wiley-Liss, Inc.

13