Tm Antropologi Dental Kel.27
-
Upload
haura-nadya-amalia -
Category
Documents
-
view
268 -
download
18
description
Transcript of Tm Antropologi Dental Kel.27
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Variasi non-metris pada geligi manusia dipelajari di dalam Antropologi.
Antropologi berasal dari kata “anthropos” dan “logos”. Anthropos berarti
manusia. Jadi antropologi adalah studi mengenai manusia, baik di bidang
biologisnya, maupun di bidang sosial-budayanya. Antropologi dental dimulai
pada sekitar abad 19, di mana antropolog dan ahli anatomi melihat adanya variasi
morfologis gigi, dan mulai mendeskripsikannya. Variasi morfologi ini diduga
berkaitan dengan variasi biologis manusia dari sisi non-dental, sehingga ada
kaitannya dengan jenis-jenis ras manusia.
Jenis karakteristik gigi yang mula-mula ditemukan adalah Carabelli cusp
atau kadang disebut dengan Carabelli trait. Cusp ini banyak dijumpai pada orang
Eropa. Simon Hilson (1996) menyatakan tonjol carabelli pertama kali
digambarkan oleh Georg Carabelli pada tahun 1842, seorang dokter gigi asal
Austria. Menurut Georg Carabelli (1842 cit. Simon Hilson, 1996), tonjol carabelli
adalah tonjol tambahan kecil pada mesiolingual dari molar permanen pertama
rahang atas.
Carabelli trait adalah accessory cusp yang letaknya pada bagian
mesiolingual molar atas. Karakteristik ini seringkali ditemukan pada sudut
mesiolingual M1 permanen atau M2 gigi sulung, dan kadang-kadang dijumpai
pada M2 permanen. Pada penelitian yang mengkorelasikan antara Carabelli cusp
dengan ukuran mahkota gigi, ternyata terdapat korelasi yang positif antara
besarnya Carabelli cusp dengan ukuran mahkota gigi. Ada indikasi dimorfisme
sexual pada ukuran Carabelli cusp, di mana laki-laki cenderung mempunyai cusp
yang lebih besar, meskipun tidak semua penelitian menghasilkan kesimpulan yang
sama.
Carabelli trait ini mempunyai ukuran yang bervariasi. Ukurannya mulai
dari bentuk sebagai tonjolan kecil, sampai dengan cusp yang ukurannya sama
besar dengan cusp inti. uberkulum carabeli atau tonjol carabelli memiliki berbagai
macam ekspresi, dia menjelaskan 4 jenis kategori: lobular, cuspoid, ridges dan
1
pitted. Oleh karena variasi dari penampakan dari tonjol carabelli, termasuk
indentasi permukaan (ridges atau pit), dirasakan bahwa istilah Carabelli’s
Anomaly (tuberkulum anomaly carabelli= TAC) lebih banyak diterapkan
berdasarkan pada fakta. Anomaly ini paling sering terdeteksi secara simetris di
kedua sisi rahang atas (Alvesalo et al., 1975). Anomali umumnya bilateral, tetapi
Dietz (1944) menemukan kasus unilateral yang langka. Hal ini terjadi biasanya
pada molar pertama rahang atas, meskipun Carabelli sendiri menunjukkan bahwa
tonjol carabeli dapat terjadi di salah satu molar rahang atas.
Kejadian dan tingkat ekspresi di antara spesies yang berbeda, yang dapat
digunakan untuk mendeteksi dan untuk membandingkan berbagai populasi. Ini
merupakan produk akhir dari interaksi dari sebuah sistem yang kompleks dari
faktor lingkungan dan ontogenetic.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
- Mendiskripsikan mengenai carrabelli cups
- Menjelaskan evolusi dan mekanisme pewarisan sifat carabelli’s trait.
1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dan masyarakat pada
umumnya untuk mengetahui definisi dan ciri-ciri carrabelli cups dan mekanisme
evolusi pewarisan sifat carrabelli’s trait.
2
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Nama-nama dan letak cusp pada molar atas
Dental traits dijumpai baik pada gigi seri, taring, premolar maupun
geraham (molar). Karakteristik gigi yang sering observasi adalah pada bagian
molar, karena merupakan jenis gigi yang paling besar pada manusia. Molar atas
dan molar bawah mempunyai bentuk yang sedikit berbeda. Molar atas biasanya
terdiri dari 4 cusp, yaitu seperti pada gambar 2.1
2.1 Carabelli Trait
Sifat Carabelli adalah elevasi, alur atau lubang, biasanya terlihat, ketika
hadir, pada permukaan palatal dari titik puncak mesiopalatal dari primary kedua
rahang atas, maxillary geraham permanen pertama dan kedua. Sebuah telaah
pustaka tentang sifat ini menunjukkan suatu etnis variasi dalam beberapa kasus
seksual dimorfisme dalam sebuah ekspresi.
Karakteristik gigi ini mungkin adalah yang paling dikenal oleh para
dokter gigi, khususnya oleh dokter gigi kulit putih ( Eropa, Amerika Serikat, dan
Australia ). Carabelli trait ditemukan oleh Georg von Carabelli pada tahun 1842.
Dia adalah seorang dokter gigi yang dipekerjakan oleh Kaisar Franz di Austria.
Carabelli trait adalah accessory cusp yang letaknya pada bagian mesiolingual
3
molar atas. Karakteristik ini seringkali ditemukan pada sudut mesiolingual M1
permanen atau
M2 gigi sulung, dan kadang-kadang dijumpai pada M2 permanen. Pada
penelitian yang mengkorelasikan antara Carabelli cusp dengan ukuran mahkota
gigi, ternyata terdapat korelasi yang positif antara besarnya Carabelli cusp dengan
ukuran mahkota gigi 11, 12, 13, 14.
Ada indikasi dimorfisme sexual pada ukuran Carabelli cusp, di mana
laki-laki cenderung mempunyai cusp yang lebih besar, meskipun tidak semua
penelitian menghasilkan kesimpulan yang sama. Pada penelitian Hsu et all,
ditemukan juga bahwa terdapat korelasi yang positif antara kemunculan Carabelli
cusp dan Shovel shape pada populasi di Cina di Taiwan dan Bunun (penduduk
asli di Taiwan), khususnya pada populasi yang pertama.
Gambar 2.2 Carabelli trait pada molar pertama (M1) atas kanan, dilihat dari oklusal
Sebagai cusp, Carabelli trait ini mempunyai ukuran yang bervariasi.
Ukurannya mulai dari bentuk sebagai tonjolan kecil, sampai dengan cusp yang
ukurannya sama besar dengan cusp inti. Kadangkala, Carabelli ini berupa
cingulum yang muncul di bagian lingual. Hal seperti ini juga dijumpai pada
primata selain manusia, misalnya chimpanzee, gibbon, orangutan dan gorilla.
4
Gambar 2.3 Level dari carabelli pada area mahkota
Kebanyakan peneliti mengklasifikasikan Carabelli sifat ke dalam delapan
kategori seperti yang diusulkan oleh Dahlberg, metode dengan kategori yang tidak
begitu banyak karena ukuran kecil sampel abad pertengahan, tetapi terutama
dalam rangka untuk mengklasifikasikan sifat pada dikenakan geraham. Sedikit
modifikasi dari metode Alvesalo dan associates digunakan untuk
mengklasifikasikan sifat pada skala lima-grade, mulai dari ketiadaan melalui
empat kelas kehadiran. Dalam klasifikasi ini, galur berbentuk y dikombinasikan
dengan lubang dan galur yang satu ke kelas 1. Jadi ekspresi mencetak sebagai
berikut: 0 kelas - permukaan halus (sifat absen), kelas 1 - pit, alur tunggal, y
berbentuk alur, kelas 2 - alur ganda, kelas 3 - tonjolan sedikit, kecil cusp ; kelas 4
- cusp besar (distal perbatasan titik puncak dalam kontak dengan alur palatal
memisahkan cusp mesiopalatal dan distopalatal). Kelas 1 dan 2 merupakan
ekspresi negatif sifat tersebut, sedangkan kelas 3 dan 4 adalah ekspresi positif.
2.2 Struktur Tuberkulum Anomali Carabelli (TAC)
Antropologi dental dimulai pada sekitar abad 19, di mana antropolog dan
ahli anatomi melihat adanya variasi morfologis gigi, dan mulai
mendeskripsikannya. Variasi morfologi ini diduga berkaitan dengan variasi
biologis manusia dari sisi non-dental, sehingga ada kaitannya dengan jenis-jenis
ras manusia. Jenis karakteristik gigi yang mula-mula ditemukan adalah Carabelli
5
cusp atau kadang disebut dengan Carabelli trait. Cusp ini banyak dijumpai pada
orang Eropa. (Artaria,2007). etiologi dari tonjol Carabelli tetap tidak diketahui.
Genetik dan faktor eksogen telah diajukan. Kebanyakan penelitian setuju bahwa
penampilan fenotipik tonjol ditentukan secara genetik. Menurut Dietz (1994),
harus ada gen dominan yang bertanggung jawab atas kehadiran tuberkel carabelli
ini. (Mavrodisz, et all, 2007)
Sebagai cusp, Carabelli trait ini mempunyai ukuran yang bervariasi.
Ukurannya mulai dari bentuk sebagai tonjolan kecil, sampai dengan cusp yang
ukurannya sama besar dengan cusp inti. Kadangkala, Carabelli ini berupa
cingulum yang muncul di bagian lingual. Hal seperti ini juga dijumpai pada
primata selain manusia, misalnya chimpanzee, gibbon, orangutan dan gorilla
Alvesalo et all (1975) meneliti 233 pasien penduduk pedesaan di Finlandia
untuk kehadiran toonjol carabelli. 79% dari mereka memiliki tonjol di molar
pertama. Terjadinya struktur bilateral dengan berbagai derajat asimetri. Mereka
mengklasifikasikan struktur carabelli sebagai berikut:
1. Permukaannya halus.
2. satu groove atau parit.
3. double groove atau alur berbentuk Y.
4. Sedikit tonjol kecil atau titik puncak.
5. Puncak tonjol yang besar
Stuktur dari carabelli adalah berbentuk tuberkulum atau tonjolan kecil,
atau groove, sering terdapat di permukaan palatal dari tonjol mesiopalatal dari
molar permanen rahang atas dan molar decidui kedua rahang atas.(Biggerstaff
R.H, 1973) termasuk mencakup berbagai jenis variasi, mulai dari sama sekali
tidak ada pit, groove, tuberkulum, cups (tonjol). (Abrams,L., et al, 1992). Notasi
ini memberikan dasar bagi upaya awal untuk mendapatkan skala deskriptif. Suatu
tinjauan pustaka mengenai fitur ini menunjukkan perubahan dalam etnis dan
dalam beberapa kasus Dimorfisme seksual. Dietz (1944) menemukan bahwa
tuberkulum carabeli atau tonjol carabelli memiliki berbagai macam ekspresi, dia
menjelaskan 4 jenis kategori: lobular, cuspoid, ridges dan pitted. Oleh karena
6
variasi dari penampakan dari tonjol carabelli, termasuk indentasi permukaan
(ridges atau pit), dirasakan bahwa istilah Carabelli’s Anomaly (tuberkulum
anomaly carabelli= TAC) lebih banyak diterapkan berdasarkan pada fakta.
Anomaly ini paling sering terdeteksi secara simetris di kedua sisi rahang atas
(Alvesalo et al., 1975).
Anomali umumnya bilateral, tetapi Dietz (1944) menemukan kasus
unilateral yang langka. Hal ini terjadi biasanya pada molar pertama rahang atas,
meskipun Carabelli sendiri menunjukkan bahwa tonjol carabeli dapat terjadi di
salah satu molar rahang atas. Kejadian yang paling langka di molar ketiga Sejak
itu banyak penelitian telah dilakukan pada morfologi dari tonjol carabelli, yang
merupakan penemuan penting pada antropologi, dan modus hereditas. Kejadian
dan tingkat ekspresi di antara spesies yang berbeda, yang dapat digunakan untuk
mendeteksi dan untuk membandingkan berbagai populasi (Palomino et al., 1977).
Ini merupakan produk akhir dari interaksi dari sebuah sistem yang kompleks dari
faktor lingkungan dan ontogenetic. Terkadang tuberkulum carabelli muncul pada
molar kedua rahang atas di bagian cuspid mesiopalatalnya. (Indriati, 2004)
2.3 Insidensi Tuberkulum Anomali Carabelli (TAC)
Carabelli trait ditemukan oleh Georg von Carabelli pada tahun 1842. Dia
adalah seorang dokter gigi yang dipekerjakan oleh Kaisar Franz di Austria.
Carabelli trait adalah accessory cusp yang letaknya pada bagian mesiolingual
molar atas. Frekuensi kemunculan dari tonjol carabelli telah di laporkan di banyak
tulisan. Karakteristik ini banyak di temukan pada bangsa eropa. Pada laporan lain
melaporkan tonjol ini ditemukan jarang pada suku Indian, aborigin,Australia,
bangsa china, Eskimo dan negroid.(Tedeschi, C.G.,et al, 1988)
Pada populasi kaukasoid memiliki perbedaan denga ras mongoloid, karena
kaukasoid memiliki prevelensi dari tuberkel carabelli yang lebih tinggi( Hsu et al.
, 1997 ). Sesuai dengan penelitian, perkawinan antara ras eropadan mongoloid
dapat mereduksi prevalesnsi kemunculan tuberkulum pada ras europid(eropa-
mongoloid).(Mavrodisz,K., et al, 2007) Pada salah satu studi di suku Saudi
Arabia, ditemukan hasil lebih lanjut menunjukkan bahwa walaupun varietas TB
(tuberculum) lebih sering terlihat di salah satu dari dua jenis gigi lebih kasus
7
dalam pertumbuhan gigi permanen daripada di gigi primer. Hal ini konsisten
dengan temuan oleh Salako et al 1993 antara etnis Yoruba di Nigeria. Penjelasan
untuk fenomena ini mungkin berkaitan dengan perbedaan dalam periode waktu
pengembangan dan waktu yang diperlukan untuk Odontogenesis relatif pendek di
gigi primer dibandingkan dengan pertumbuhan gigi permanen. Hal ini dapat
menyebabkan perkembangan yang kurang ditandai dari karakteristik morfologi
dari setiap gigi primer. Nilai prevalensi diperoleh untuk penduduk Saudi serupa
dengan Malaysia (Rushman.), tetapi lebih rendah daripada populasi lain dalam
penelitian lain.
Karakteristik ini seringkali ditemukan pada sudut mesiolingual M1
permanen atau M2 gigi sulung, dan kadang-kadang dijumpai pada M2 permanen.
Pada penelitian yang mengkorelasikan antara Carabelli cusp dengan ukuran
mahkota gigi, ternyata terdapat korelasi yang positif antara besarnya Carabelli
cusp dengan ukuran mahkota gigi. Ada indikasi dimorfisme sexual pada ukuran
Carabelli cusp, di mana laki-laki cenderung mempunyai cusp yang lebih besar,
meskipun tidak semua penelitian menghasilkan kesimpulan yang sama
(Harris,E.F., 2007). Pada penelitian Hsu et al., ditemukan juga bahwa terdapat
korelasi yang positif antara kemunculan Carabelli cusp dan Shovel shape pada
populasi di Cina di Taiwan dan Bunun (penduduk asli di Taiwan), khususnya
pada populasi yang pertama.
8
BAB 3PEMBAHASAN
Morfologi gigi telah dikenal untuk menunjukkan variasi
membentuk satu kelompok etnis yang lain. Ini memiliki umumnya, telah dianggap
berasal dari pengaruh genetik dan beberapa lingkungan faktor. Salah satu
morfologi karakteristik seperti yang telah dijamin banyak penyelidikan di
berbagai kelompok etnis di dunia adalah sifat dari Carabelli (Salako, 1993)
Carabelli cusp atau kadang disebut dengan Carabelli trait banyak
dijumpai pada orang Eropa. Morfologi gigi, khususnya karakteristik gigi seperti
Carabelli’s cusp berkaitan erat dengan faktor genetis. Karena faktor genetis sangat
kuat berpengaruh pada karakteristik gigi,maka gigi dapat digunakan untuk
menentukan garis keturunan. Gigi anak tentu sangat mirip dengan gigi orang
tuanya, sehingga dapat diprediksi apakah si X merupakan anak dari pasangan A
dan B ataukah pasangan C dan D.
Hasil penelitian Boraas et al. menyebutkan bahwa saudara kembar satu
telur (monozygot) lebih mirip satu sama lain karakteristik giginya dari pada
saudara kembar dua telur (dizygot). Dengan demikian ini memperkuat kesimpulan
bahwa faktor genetis erat kaitannya dengan karakteristik gigi.
Dimensi yang diperoleh untuk gigi laki-laki yang jelas pada sisi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang untuk perempuan. Hal ini dapat
dijelaskan atas dasar bentuk gigi molar pertama, yang dikendalikan oleh konstitusi
genetik individu. Dengan demikian, gigi laki-laki biasanya lebih besar dalam
ukuran dibandingkan dengan gigi perempuan. Ini adalah kromosom Y yang
tampaknya berkontribusi paling ukuran gigi dengan mengontrol ketebalan dentin,
sedangkan kromosom X tampaknya bertanggung jawab untuk ketebalan modulasi
dari enamel. The dimorfisme seksual dalam morfologi gigi disebabkan oleh
adanya dentin relatif lebih dalam mahkota gigi laki-laki (Iscan dan Kedici, 2003).
Sementara perbedaan gigi antara kedua jenis kelamin dalam kelompok
manusia yang beberapa telah ditemukan sangat dimorfik, itu tidak ditemukan
sehingga di Turki (Iscan dan Kedici, 2003), di mana kurangnya dimorfisme
9
berasal dari subjek laki-laki. Ini memvalidasi persepsi bahwa dimorfisme seksual
adalah populasi tertentu. Dimorfisme seksual Persentase dihitung keluar lebih
tinggi untuk dimensi buccolingual (4.6% untuk sisi kanan dan 5,18% untuk sisi
kiri) dibandingkan dengan dimensi mesiodistal. Ini adalah sejalan dengan temuan
untuk American putih (Garn et al., 1966), dan daerah India Selatan (Nair et al.,
1999) menampilkan dimorfisme maksimum (9,0% untuk sisi kanan, 10,2% untuk
sisi kiri).
Sifat Carabelli ini ditemukan secara seksual dimorfik dalam bahasa Cina
kami dan populasi Aborigin. Dimorfisme serupa telah ditemukan
tempat lain, namun penemuan ini bertentangan dengan
beberapa lainnya investigasi. Untuk menyimpulkan bahwa perbedaan jenis
kelamin ada di sifat Carabelli adalah sulit.
Carabelli sifat muncul dari permukaan lingual dari protocone (yang
cusp mesiolingual gigi molar atas) dan biasanya mulai terbentuk setelah
empat cusp utama dari molar telah dimulai berkisar sifat. Dalam ekspresi dari alur
ashallow ke titik puncak dengan apex gratis yang saingan
hypocone, salah satu dari empat katup molar yang utama, dalam ukuran.
Diramalkan bahwa jika model kaskade dapat menjelaskan
kehadiran dan ukuran titik puncak Carabelli, maka: (1) dengan gigi yang lebih
kecil intercusp jarak relatif terhadap ukuran mahkota akan lebih mungkin untuk
memiliki titik puncak Carabelli dan, (2) gigi dengan intercusp terkecil
jarak relatif terhadap ukuran mahkota akan memiliki Carabelli terbesar
katup.
Model ini juga didasarkan pada gagasan bahwa morfologi adalah
diproduksi bukan oleh gen saja melainkan oleh interaksi dari gen operasi jaringan
dalam konteks spasial yang berkembang epitel permukaan yang sendiri
memberikan kontribusi terhadap morfologi akhir bentuk mahkota. Mengingat
model seperti itu di mana kedua gen dan hubungan spasial knot enamel
mempengaruhi hasil morfologi, hubungan antara ekspresi dan Carabelli
spasi intercusp relatif harus diperluas ke gigi pada sisi berlawanan
dari individu yang sama. Artinya, individu dengan intercusp kecil
jarak relatif terhadap ukuran mahkota pada satu sisi rahang juga harus
10
memiliki katup yang lebih besar Carabelli di sisi itu. Meneliti asimetri
dalam ukuran cusp Carabelli dalam individu menawarkan kesempatan baru untuk
menguji prediksi model saat genotipe tetap konstan. Investigasi dari kedekatan
populasi manusia berdasarkan pada analisis morfologi gigi secara rutin
menggabungkan sifat ini, yang pernah berpikir untuk melambangkan populasi
tertentu manusia.
Sifat Carabelli juga hadir pada frekuensi variabel dan
tingkat ekspresi di Plio-Pleistosen spesies hominin. Mengingat sentralitas sifat ini
untuk mempelajari evolusi hubungan antar manusia masa lalu dan sekarang,
pemahaman dari dasar-dasar perkembangan sifat Carabelli berguna. Jika kaskade
pola model morfogenesis gigi berlaku untuk sifat Carabelli, maka potensi tinggi
untuk homoplasy di ekspresi Carabelli serta hubungan antara Carabelli dan
fitur gigi lainnya dapat diharapkan.
11
BAB 4PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Carabelli traits atau karakteristik gigi manusia merupakan morfologi yang
mengandung komponen genetis yang sangat kuat, salah satunya adalah carabelli’s
trait, karenanya sangat berguna untuk dimanfaatkan dalam mencari tahu berbagai
permasalahan yang menyangkut faktor keturunan ataupun afinitas antar populasi.
Penelitian di bidang ini sering diiringi dengan studi di bidang lain—misalnya di
bidang linguistik, arkeologi, sejarah, ataupun genetika, dan berguna untuk
memperkuat kesimpulan yang diambil.
4.2 Saran
Penelitian di bidang morfologi gigi dapat dilakukan baik dari sisi metris
maupun non-metris. Dari sisi non-metris dapat dipilih berbagai dental traits,
terutama Carabelli’s Trait yang hasilnya dapat memperkaya pengetahuan
mengenai afinitas dan asal-usul populasi di berbagai belahan dunia.
12
DAFTAR PUSTAKA
Agnihotri, Gaurav. Sikri,Vimal dan Harris, EF. 2010. Crown and Cusp
Dimensions of the Maxillary First Molar: A Study of Sexual Dimorphism in
Indian Jat Sikhs. Dental Anthropology. USA : University of Tennessee. Volume
23, Number 1
Artaria, M.D. 2008. Variasi Non-Metris pada Geligi Manusia.
Departemen Antropologi, FISIP. Surabaya: Airlangga University Press.
Hunter, JP et all. 2010. Model of Tooth Morphogenesis Predicts
Carabelli Cusp Expression, Size, and Symmetry in Humans
Hsu JW, et all. 1997. The effect of shovel trait on Carabelli's trait in
Taiwan Chinese and aboriginal populations. J Forensic. Sci 1997;42(5):802-806
Hsu, JW. Et all. 1999. Ethnic dental analysis of shovel and Carabelli’s
traits in a Chinese population. Australia : Australian Dental Journal. 44:(1):40-45
Iztok, et all. 2006. Carabelli's Trait in Contemporary Slovenes and
Inhabitants of a Medieval Settlement. Slovenia : University of Ljubljana
Julica, Mawar Putri. 2010. Ilmu kedokteran gigi forensik. Yogyakarta :
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada.
Salako, NO dan Bello, LL. 1993. Prevalence Of The Carabelli Trait In
Saudi Arabian Children.
Tsai, PL et all. 1996. Logistic Analysis of the Effects of Shovel Trait on
Carabelli’s Trait in a Mongoloid Population. Wiley-Liss, Inc.
13