Dental Material ?

21
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material cetak yang sering digunakan dalam ilmu kedokteran gigi terbagi menjadi dua jenis, yaitu material cetak elastik dan material cetak non elastik. Material cetak elastik terdiri dari reversible dan irreversible. Istilah reversible berarti bahan melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan tanpa terjadi perubahan kimia, contohnya agar. Sebaliknya, irreversible menunjukkan bahwa reaksi kimia telah terjadi dan bahan tidak dapat diubah kembali ke keadaan semula contohnya adalah alginat dan elastomer. Bahan cetak elastomer merupakan bahan cetak yang menyerupai karet, yang pada mulanya digunakan sebagai tambahan terhadap gel hidrokoloid. Bahan ini dikelompokkan sebagai karet sintetik. Elastomer juga dikenal sebagai synthetic rubber, yang bersifat lembut dan menyerupai karet. Contoh kegunaannya adalah seperti bahan cetak pada pasien edentulus untuk gigi tiruan penuh dan pasien dentulus untuk gigi tiruan sebagian lepasan. American National Standards Institute (ANSI) / American Dental Association (ADA) Standar No.19 menyebutkan bahan ini 1

Transcript of Dental Material ?

Page 1: Dental Material ?

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Material cetak yang sering digunakan dalam ilmu kedokteran gigi terbagi

menjadi dua jenis, yaitu material cetak elastik dan material cetak non elastik.

Material cetak elastik terdiri dari reversible dan irreversible. Istilah reversible

berarti bahan melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan

tanpa terjadi perubahan kimia, contohnya agar. Sebaliknya, irreversible

menunjukkan bahwa reaksi kimia telah terjadi dan bahan tidak dapat diubah

kembali ke keadaan semula contohnya adalah alginat dan elastomer.

Bahan cetak elastomer merupakan bahan cetak yang menyerupai karet,

yang pada mulanya digunakan sebagai tambahan terhadap gel hidrokoloid. Bahan

ini dikelompokkan sebagai karet sintetik. Elastomer juga dikenal sebagai synthetic

rubber, yang bersifat lembut dan menyerupai karet. Contoh kegunaannya adalah

seperti bahan cetak pada pasien edentulus untuk gigi tiruan penuh dan pasien

dentulus untuk gigi tiruan sebagian lepasan.

American National Standards Institute (ANSI) / American Dental

Association (ADA) Standar No.19 menyebutkan bahan ini sebagai non-aqueous

elastomeric dental impression material untuk kedokteran gigi. Standar ini adalah

untuk bahan elastomer cetak gigi berbasis, misalnya pada polisulfida,

polisiloksan, polieter, atau bahan elastomerik tanpa air yang mampu bereaksi

untuk membentuk bahan seperti karet yang dapat digunakan untuk mengambil

cetakan.

Bahan-bahan yang dijelaskan dalam standar ini diklasifikasikan sebagai

Tipe I, II, atau III sesuai dengan sifat-sifat tertentu setelah pengaturan. Standar ini

merupakan adopsi dari ISO 4823:2000, Bahan Cetak Elastomerik-Kedokteran

Gigi.

Bahan yang menyerupai karet sintetis ini bersifat elastis yang apabila

digunakan dan dikeluarkan dari rongga mulut, akan tetap bersifat elastis dan

1

Page 2: Dental Material ?

fleksibel. Suatu bahan elastomer terdiri atas molekul atau polimer besar yang

diikat oleh sejumlah kecil ikatan. Secara kimia, ada empat tipe bahan cetak

elastomer yang sering digunakan di kedokteran gigi yaitu polisulfida, addition

silicone, condensation silicone, dan polyether, masing masing bahan tersebut

dapat mencetak struktur rongga mulut dengan cukup akurat untuk pembuatan

restorasi protesa cekat atau lepasan.

Bahan-bahan yang berbasis polimer ini mempunyai kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Polisulfida merupakan bahan cetak yang

menghasilkan detail permukaan yang baik namun mempunyai bau dan rasa yang

kurang nyaman. Silikon konvensional atau condensation silicone merupakan

bahan cetak silikon yang dikembangkan untuk mengatasi beberapa kelemahan

dari polisulfida. Addition silicone diperkenalkan setelah condensation silicone

dengan ciri-ciri yang lebih baik dan juga dikenal dengan nama polyvinyl siloxane.

Polieter mempunyai ciri-ciri mekanikal dan stabilitas dimensi yang baik tetapi

mempunyai working time yang singkat dan materialnya sangat kaku.

Makalah ini akan membahas tentang perbedaan working time, dimensional

accuracy, viskoelastisitas, dan modulus elastis antara elastomer polieter dan

silikon adisi.

2

Page 3: Dental Material ?

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan elastomer polieter dan silikon adisi?

2. Bagaimana sifat fisik dan material dari elastomer polieter dan silikon

adisi?

3. Bagaimana perbandingan karakteristik elastomer polieter dan silikon

adisi?

4. Apa keuntungan dan kerugian dari masing-masing material cetak

elastomer polieter dan silikon adisi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian elastomer polieter dan silikon adisi.

2. Untuk mengetahui sifat fisik dan material dari elastomer polieter dan

silikon adisi.

3. Untuk mengetahui karakteristik dari elastomer polieter dan silikon adisi.

4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian masing-masing material cetak

elastomer polieter dan silikon adisi.

3

Page 4: Dental Material ?

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Elastomer

Elastomer merupakan kelompok bahan cetak elastik yang menyerupai

karet. Bahan ini diklasifikasikan sebagai non-aqueous elastomeric impression

material oleh ANSI/ADA Spesification No.19. Biasanya digunakan untuk

mencetak pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan, gigi tiruan immediat dan

mahkota serta gigi tiruan cekat yang mana diperlukan cetakan yang akurat pada

detail gigi. Suatu bahan elastomer terdiri atas molekul atau polimer besar yang

diikat oleh sejumlah kecil ikatan. Ikatan silang tersebut mengikat rantai polimer

yang melingkar pada titik tertentu untuk membentuk jalinan tiga dimensi yang

sering disebut gel. Secara kimia terdapat empat jenis elastomer kedokteran gigi

yang digunakan sebagai bahan cetak: polisulfida, silikon polimerisasi kondensasi,

silikon polimerisasi tambahan, dan polieter.

2. Sil ikon Kondensasi

Polimerisasi kondensasi dari bahan ini melibatkan reaksi dengan trifungsi

dantetrafungsi dari alkil silikat, yaitu tetraetil orthosilikat dengan adanya rantai

oktoat yang mengandung timah (Sn[C7H15COO]2). Pembentukan elastomer terjadi

melalui ikatan silang antara kelompok terminal dari polimer silikon dan alkil

silikat untuk membentuk jalinan kerja tiga dimensi. Bahan cetak silikon

kondensasi dikemas sebagai pasta basis dan pasta katalis atau cairan dengan

kekentalan rendah. Karena polimer silikon merupakan suatu cairan, silikon

koloidal atau logam oksida ukuran mikro ditambahkan sebagai pengisi untuk

membentuk suatu pasta.

Polimer ini tidak memilik karakteristik warna seperti warna coklat dari

timah dioksida yang digunakan dalam polisulfida. Kondensasi bahan pasta silikon

4

Page 5: Dental Material ?

dan putty (bahan dengan kekentalan tinggi) dapat dibuat dalam berbagai jenis

warna.

3. Bahan cetak Silikon dengan Reaksi Tambahan (Silikon Adisi)

Gambar 1. Bahan cetak Vinyl Polysiloxine

Silicon tambahan seringkali disebut bahan cetak polyvinylsiloxane atau

vinyl polysiloxane. Kebalikan dengan silicon kondensasi, polimer reaksi tambahan

berujung kelompok vinyl dan berkaitan dengan kelompok hidrid, diaktifkan oleh

katalis garam platinum. Bila proporsi silicon vinil dan silicon hidrid tidak

seimbang atau terdapat gangguan, reaksi sampingan akan menghasilkan gas

hydrogen yang apabila mengeras dapat menimbulkan gelembung kecil pada

model stone setelah cetakan dibuat dan dikeluarkan dari mulut.

Salah satu kerugian dari bahan cetak silicon adalah sifat hidrofobik. Untuk

mengatasinya, pabrik membuat silicon dengan dengan rekasi tambahan yang lebih

hidrofilik (suka air) yaitu dengan menambahkan bahan permukaan tambahan

(sarfaktan). Bahan permukaan ini memungkinkan bahan cetak membasahi

jaringan lunak lebih baik dan dapat diisi dengan stone secara lebih efektif.

Bahan cetak vinyl polysiloxane merupakan bahan yang bersifat elastic

paling ideal. Distorsi akibat pengeluaran dari under sangat jarang terjadi, karena

bahan ini mempunyai nilai regangan dalam tarikan terendah (distorsi permanen).

4. Bahan Cetak Polieter

Susunan kimia nya tersusun atas polimer berbasis polieter yang diperkeras

dengan reaksi antara cincin aziridin, yang merupakan ujung cabang molekul

5

Page 6: Dental Material ?

polieter. Rantai utama dapat berupa suatu kopolimer etilen oksid dan

tetrahidrofuran. Ikatan silang, dan kemudian pengerasan, terjadi oleh jenis ester

sulfonat aromatik, dimana R adalah gugus alkil. Ini menghasilkan ikatan silang

oleh polimerisasi katonik melalui kelompok imin.

Komposisinya di pasok berupa dua pasta. Basis pengaduk polimer

polieter, suatu silika koloidal sebagai pengisi, dan suatu bahan pembuat plastik

seperti glikoleter atau ftalat. Pasta aselerator mengandung alkil sulfonat aromatik

sebagai tambahan terhadap bahan pengisi dan pembuat plastis yang disebut

sebelumnya.

Gambar 2. Kemasan Bahan Cetak Polieter tube

Awalnya, polieter hanya dikemas dalam satu kekentalan. Kemudian

pabrik pembuat menyediakan pasta tambahan yang dapat digunakan untuk

menghasilkan suatu adukan pengencer. Polieter biasanya di aduk dengan alat

pengaduk otomatis, meskipun alat ini dapat mengaduk dengan sempurna, tapi

kebanyakan polieter masih di aduk dengan menggunakan tangan.

Kecepatan waktu kerja polieter kurang sensitif terhadap perubahan

temperatur dibandingkan dengan silikon tambahan. Penggunaan bahan pengencer

juga memperpanjang waktu kerja dengan hanya sedikit meningkatkan waktu

pengerasan. Juga tersedia bahan retarder yang dapat memperlama waktu kerja

tanpa mengurangi sifat elastik atau meningkatkan pengerutan polimerisasi.

Polieter selalu di anggap sebagai bahan cetak yang paling keras, tidak termasuk

bahan putty viskositas tinggi. Perubahan dimensi bahan cetak polieter sedikit jika

di bandingkan bahan cetak lainnya, serta bahan cetak polieter ini tidak mudah

rusak jika disimpan dalam tube pada kondisi lingkungan yang normal.

6

Page 7: Dental Material ?

BAB 3

PEMBAHASAN

Material cetak elastomer mempunyai sifat dan karakteristik, antara lain

yaitu viskositas, working time dan setting time, sifat elastisitas (elastic recovery

dan deformitas permanen), serta stabilitas dimensi. Berikut akan dibahas

perbandingan sifat dan karakteristik tersebut antara polyether dengan polyvinyl

siloxane (silikon adisi).

3.1 Viskositas

Viskositas adalah ukuran konsistensi suatu bahan beserta

ketidakmampuannya untuk mengalir. Bahan dengan viskositas rendah,

kemampuan untuk mengalirnya lebih baik daripada bahan dengan viskositas

yang tinggi.

3.1.1 Viskositas Polyether

Material cetak polyether mempunyai 4 klasifikasi berdasarkan

konsistensinya, yaitu:

a. Kelas Light Body (low viscosity)

b. Kelas Regular Body (medium viscosity)

c. Kelas Heavy Body (high viscosity)

d. Kelas Putty (very high viscosity)

Viskositas dari masing-masing kelas di atas berbeda seperti yang

terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Nilai viskositas bahan cetak polyether (Combe E.C, Notes on

Dental Materials, 5th ed. Edinburgh. Churcill Livingstones, 1986 : 221)

Tipe Bahan Nilai Viskositas (Nsm-2)

Putty 400-700

Heavy Body 200-300

Regular Body 40-150

7

Page 8: Dental Material ?

Light Body 10-70

3.1.2 Viskositas Polyvinyl Siloxane (Silikon adisi)

Silikon adisi merupakan salah satu bahan cetak yang paling

menyerupai plastik (pseudoplastic), efek peningkatan regangan pada bahan

yang belum mengeras amatlah menonjol untuk silikon adisi. Ketika

disuntikkan, bahan ini mudah mengalir dan mempertahankan bentuknya

ketika dimasukkan ke sendok cetak.

Gambar 3. Perbandingan Viskositas dari Berbagai Bahan Cetak dengan

Konsistensi dan Waktu yang Berbeda

Bahan cetak polyether mempunyai konsistensi yang berbeda-beda.

Konsistensi polyether terdiri dari viskositas medium, dimana viskositas

medium ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan viskositas medium dari

bahan cetak elastomer yang lain. Polyether juga terdapat dalam viskositas

rendah dan viskositas tinggi. Viskositas dari bahan cetak ini tergantung dari

jumlah filler. Thinner dapat ditambah untuk menghasilkan viskositas yang

rendah.

3.2 Working Time dan Setting Time

Working time (waktu kerja) adalah waktu yang diperlukan pada

saat mulai pencampuran bahan cetak dan berakhir tepat sebelum

terbentuknya sifat-sifat elastik pada bahan cetak tersebut.

8

Page 9: Dental Material ?

Sedangkan setting time (waktu pengerasan) diartikan sebagai

waktu yang berlangsung dari permulaan pencampuran sampai pengerasan

yang cukup untuk mengeluarkan cetakan dari dalam mulut dengan distorsi

minimum.

Gambar 4. Working time dari 6 macam material cetak

Gambar 5. Setting time dari 6 macam material cetak

Keterangan :

- President = Silikon adisi

9

Page 10: Dental Material ?

- Impregum F = Polyether- Surflex F = PolysulfidePada kedua diagram diatas dapat dilihat bahwa Impregum F

(polieter) yang ditunjukkan oleh huruf B pada batang diagram ketiga dan

President (silikon adisi) yang ditunjukkan oleh huruf A pada batang diagram

keenam menunjukkan perbedaan yang cukup berarti, baik pada diagram

working time maupun setting time.

Working time pada Impregum F (polieter) adalah 130 detik,

working time ini lebih lama daripada working time President (silikon adisi)

yang pada diagram menunjukkan waktu kerja 90 detik.

Setting time Impregum F (polieter) pada diagram kedua

menunjukkan bahwa lama waktu pengerasannya adalah 130 detik. Hal ini

berarti waktu pengerasan Impregum F (polieter) lebih lama dibandingkan

dengan waktu pengerasan President (silikon adisi) yang menunjukkan waktu

pengerasannya hanya 105 detik.

3.3 Sifat Elastisitas

Elastisitas adalah sifat suatu benda yang memungkinkan benda

berubah bentuk karena diberi suatu beban, kemudian bila beban tersebut

dihilangkan maka benda akan kembali ke bentuk semula.

Sifat elastisitas suatu benda yang baik dapat dilihat dari besarnya

elastic recovery dan deformasi permanen bahan tersebut. Elastic recovery

dapat diukur dengan menggunakan suatu alat yang disebut Muench’s

elasticitimeter.

Semakin besar elastic recovery dan semakin kecilnya nilai

deformasi permanen, maka dapat dikatakan sifat elastisitas bahan tersebut

adalah baik.

Elastic Recovery

10

Page 11: Dental Material ?

Data menunjukkan bahwa besarnya elastic recovery bahan cetak

Polyether yaitu 98,5% sedangkan untuk bahan cetak Polyvinyl siloxane

yaitu 99,8%.

Nilai Deformasi Permanen

Perbandingan nilai deformasi permanen bahan polyether dan bahan

polyvinyl siloxane berdasarkan konsistensi (viskositasnya) terlihat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan deformasi permanen bahan cetak polyether dan

polyvinyl siloxane (Craigh R.G, Restorative Dental Materials, 12th ed.

Missouri: Elsevier, 2006: 270-331)

Bahan Cetak ViskositasDeformasi

Permanen (%)

Polyether Low

Medium

Medium plus thinner

High

1,5

1-2

2

2

Polyvinyl Siloxane Low

Medium

High

Very high

0,05-0,4

0,05-0,3

0,1-0,3

0,2-0,5

Terlihat bahwa bahan cetak polyether dengan berbagai viskositas

mempunyai deformasi permanen yang lebih besar dibanding deformasi

permanen bahan cetak polyvinyl siloxane. Hal ini menunjukkan bahwa

sifat elastisitas bahan cetak polyvinyl siloxane lebih baik daripada

polieter.

3.4 Stabilitas dimensional

11

Page 12: Dental Material ?

Stabilitas dimensional bahan cetak adalah kemampuan bahan

tersebut untuk tetap mempertahankan bentuk ketika diberikan berbagai

tingkatan suhu, kelembaban ataupun tekanan. Keakurasian bahan cetak

sangat dipengaruhi oleh stabilitas dimensional ini.

Stabilitas dimensional bahan cetak polyether sama baiknya jika

dibandingkan dengan stabilitas dimensional bahan cetak silikon. Akan tetapi,

pada bahan cetak polyether, dapat terjadi perubahan dimensi jika bahan ini

berada dalam suasana yang lembab, karena bahan ini merupakan bahan yang

mengabsorbsi air (hidrofilik). Oleh sebab itu, bahan cetak polyeter harus

dihindari dari kontak dengan air. Bahan cetak polyeter harus dibilas dan

dikeringkan serta didisinfeksi secepatnya setelah pencetakan.

Penelitian menunjukkan bahwa cetakan yang diisi bahan cetak

(polyether ataupun polyvinyl siloxane) antara 24 jam dan 1 minggu kemudian

memiliki keakuratan yang sama seperti cetakan yang diisi segera, sehingga

bisa dikatakan stabilitas dimensional dari kedua bahan cetak tersebut baik.

12

Page 13: Dental Material ?

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Viskositas polieter medium lebih tinggi bila dibandingkan dengan

viskositas medium bahan cetak elastomer lain, termasuk silikon adisi yang berarti

silikon adisi memiliki kemampuan mengalir yang lebih baik daripada polieter.

Working time dan setting time yang dimiliki oleh polieter lebih lama dibandingkan

dengan working time dan setting time silikon adisi. Working time dan setting time

yang terlalu singkat akan menimbulkan kerugian dalam pencetakan karena harus

dilakukan pencetakan yang cepat dengan hasil distorsi minimum.

Polieter juga memiliki nilai deformasi permanen yang lebih besar

daripada deformasi permanen silikon adisi, ini menunjukkan bahwa sifat

elastisitas bahan cetak polyvinyl siloxane lebih baik daripada polyether. Polieter

dan silikon adisi memiliki stabilitas dimensional yang sama-sama baik. Namun,

elastomer polieter bersifat hidrofilik yang berarti bahan cetak polyeter harus

dihindari dari kontak dengan air. B ahan ini harus dibilas dan dikeringkan serta

didisinfeksi secepatnya setelah pencetakan

4.2 Saran

Masing-masing bahan cetak memiliki kekurangan dan kelebihan masing-

masing. Kelebihan dan kekurangan ini juga tergantung dari penggunaan bahan

cetak itu sendiri.

Pemilihan bahan cetak yang tepat hanya ditentukan oleh karakteristik

tertentu yang disukai operator. Bagaimanapun, ada variasi yang nyata dari

masing-masing produk. Sama halnya dengan keterampilan dan pengalaman dokter

13

Page 14: Dental Material ?

gigi yang amat berbeda dalam menangani jenis bahan tertentu dan membuat

cetakan.

BAB 5

DAFTAR PUSTAKA

American Dental Association. 2012. Standars, Technical Specifications &

Technical Reports; ANSI/ADA Standard No. 19-Dental Elastomeric

Impression Materials: 2004 (online). (http://www.ada.org/830.aspx#19,

diakses 6 Oktober 2012).

Anusavice, Kenneth J. 2003. Philips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.

Johan Arief Budiman dan Susi Purwoko (terj.). Jakarta : EGC.

Hong, Guang, Hiroshi Murata, Ying-Ai Li, dkk. 2005. Physical Properties and

Additional Characteristics of Current Elastomeric Impression Materials.

International Chinese Journal of Dentistry, No.5, p.80-90.

Keyf, Filiz. 1994. Some Properties of Elastomerik Impression Materials Used in

Fixed Prosthodontics. Journal of Islamic of Sciences. Vol 7 (1) : p.44-48.

Mandikos, Michael N.. 1998. Polyvinyl Siloxane Impression Materials: An update

on Clinical Use. Australian Dental Journal. Vol 43 (6) : p.428-434.

Rinaldy, Rin Zoraya. 2010. Hubungan Elastisitas dengan Stabilitas Dimensional

pada Bahan Cetak Siloxane. Skripsi Sarjana Kedokteran Gigi, Fakultas

Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Siregar, Pande. 2000. Penggunaan Polieter sebagai Bahan Cetak di Kedokteran

Gigi. Skripsi gelar Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas

Sumatera Utara. Medan.

14

Page 15: Dental Material ?

15