Fraktur Dental

18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Menurut American Dental Association (ADA), fraktur dental atau patah gigi merupakan hilangnya atau lepasnya fragmen dari satu gigi lengkap yang biasanya disebabkan oleh trauma atau benturan. Fraktur gigi dapat dimulai dari ringan (melibatkan chipping dari lapisan gigi terluar yang disebut email dan dentin) sampai berat (melibatkan fraktur vertikal, diagonal, atau horizontal akar). Email dan dentin adalah dua lapisan pelindung terluar gigi. Email adalah permukaan terluar yang keras dan berwarna putih. Dentin adalah lapisan kuning yang terletak tepat di bawah email. Email dan dentin keduanya berfungsi melindungi jaringan gigi bagian dalam. Mahkota terlihat sepertiga dari gigi, sedangkan sisanya dua pertiga yang ditutupi dengan gusi disebut akar. 7 2.2 Klasifikasi Fraktur Gigi Banyak klasifikasi telah diperkenalkan untuk gigi yang mengalami fraktur. Klasifikasi yang sering digunakan adalah seperti klasifikasi Ellis, klasifikasi Ellis dan Davey, klasifikasi World Health Organization (WHO) dan klasifikasi Andreasen. Dengan mengunakan klasifikasi cedera traumatik akan mempermudah komunikasi serta penyebaran informasinya. 2.2.1 Klasifikasi Fraktur Menurut Ellis. Klasifikasi Ellis (1961) terdiri dari enam kelompok dasar: 8,9,10 a. Fraktur email. Fraktur mahkota sederhana, tanpa mengenai dentin atau hanya sedikit mengenai dentin. b. Fraktur dentin tanpa terbukanya pulpa. Universitas Sumatera Utara

description

Fraktur Dental

Transcript of Fraktur Dental

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Menurut American Dental Association (ADA), fraktur dental atau patah gigi

merupakan hilangnya atau lepasnya fragmen dari satu gigi lengkap yang biasanya

disebabkan oleh trauma atau benturan.

Fraktur gigi dapat dimulai dari ringan (melibatkan chipping dari lapisan gigi

terluar yang disebut email dan dentin) sampai berat (melibatkan fraktur vertikal,

diagonal, atau horizontal akar). Email dan dentin adalah dua lapisan pelindung terluar

gigi. Email adalah permukaan terluar yang keras dan berwarna putih. Dentin adalah

lapisan kuning yang terletak tepat di bawah email. Email dan dentin keduanya

berfungsi melindungi jaringan gigi bagian dalam. Mahkota terlihat sepertiga dari gigi,

sedangkan sisanya dua pertiga yang ditutupi dengan gusi disebut akar.7

2.2 Klasifikasi Fraktur Gigi

Banyak klasifikasi telah diperkenalkan untuk gigi yang mengalami fraktur.

Klasifikasi yang sering digunakan adalah seperti klasifikasi Ellis, klasifikasi Ellis dan

Davey, klasifikasi World Health Organization (WHO) dan klasifikasi Andreasen.

Dengan mengunakan klasifikasi cedera traumatik akan mempermudah komunikasi

serta penyebaran informasinya.

2.2.1 Klasifikasi Fraktur Menurut Ellis.

Klasifikasi Ellis (1961) terdiri dari enam kelompok dasar: 8,9,10

a. Fraktur email.

Fraktur mahkota sederhana, tanpa mengenai dentin atau hanya sedikit mengenai

dentin.

b. Fraktur dentin tanpa terbukanya pulpa.

Universitas Sumatera Utara

Fraktur mahkota yang mengenai cukup banyak dentin, tapi tanpa

mengenai pulpa.

c. Fraktur mahkota dengan terbukanya pulpa.

Fraktur mahkota yang mengenai dentin dan menyebabkan pulpa terbuka.

d. Fraktur akar.

e. Luksasi gigi.

f. Intrusi gigi

2.2.2 Klasifikasi Menurut Ellis dan Davey.

Ellis dan Davey (1970) menyusun klasifikasi trauma pada gigi anterior

menurut banyaknya struktur gigi yang terlibat, yaitu: 8,9,10,11

a. Kelas 1 : Fraktur mahkota sederhana yang hanya melibatkan jaringan

email.

b. Kelas 2 : Fraktur mahkota yang lebih luas yang telah melibatkan

jaringan dentin tetapi belum melibatkan pulpa.

c. Kelas 3 : Fraktur mahkota gigi yang melibatkan jaringan dentin dan

menyebabkan terbukanya pulpa.

d. Kelas 4 : Trauma pada gigi yang menyebabkan gigi menjadi non

vital dengan atau tanpa kehilangan struktur mahkota.

e. Kelas 5 : Trauma pada gigi yang menyebabkan kehilangan gigi atau

avulsi.

f. Kelas 6 : Fraktur akar dengan atau tanpa kehilangan struktur mahkota.

g. Kelas 7 : Perubahan posisi atau displacement gigi.

h. Kelas 8 : Kerusakan gigi akibat trauma atau benturan pada gigi yang

menyebabkan fraktur mahkota yang besar tetapi gigi tetap pada tempatnya dan akar

tidak mengalami perubahan.

i. Kelas 9: kerusakan pada gigi sulung akibat trauma pada gigi depan.

Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Klasifikasi Menurut World Health Organization (WHO) dan

Modifikasi oleh Andreasen.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) pada tahun 1978

memakai klasifikasi dengan nomor kode yang sesuai dengan Klasifikasi Penyakit

Internasional (International Classification of Diseases), sebagai berikut:10,12

a. 873.60: Fraktur email.

Meliputi hanya email dan mencakup gumpilnya email, fraktur tidak

menyeluruh atau retak pada email.

b. 873.61: Fraktur mahkota yang melibatkan email dan dentin tanpa

terbukanya pulpa.

Fraktur sederhana yang mengenai email dan dentin, pulpa tidak terbuka.

c. 873.62: Fraktur mahkota dengan terbukanya pulpa.

Fraktur yang rumit yang mengenai email dan dentin dengan disertai pulpa

yang terbuka.

d. 873.63: Fraktur akar.

Fraktur akar yang hanya mengenai sementum, dentin, dan pulpa. Juga

disebut fraktur akar horizontal.

e. 873.64: Fraktur mahkota-akar.

Fraktur gigi yang mengenai email, dentin, dan sementum akar. Bisa disertai

atau tidak dengan terbukanya pulpa.

f. 873.66: Luksasi.

Pergeseran gigi, mencangkup konkusi (concussion), subluksasi, luksasi

lateral, luksasi ekstruksi, dan luksasi intrusi.

g. 873.67: Intrusi atau ekstrusi.

h. 873.68: Avulsi.

Pergeseran gigi secara menyeluruh dan keluar dari soketnya.

i. 873.69: Injuri lain, seperti laserasi jaringan lunak.

Universitas Sumatera Utara

Klasifikasi ini dimodifikasi oleh Andreasen (1981) menurut contoh

berikut:7,10

a. 873.64: Fraktur mahkota-akar yang tidak rumit tanpa terbukanya pulpa.

b. 873.64: Fraktur mahkota-akar yang rumit dengan terbukanya pulpa.

c. 873.66: Konkusi (concussion), injuri pada struktur pendukung gigi yang

bereaksi terhadap perkusi.

d. 873.66: Subluksasi, suatu injuri pada struktur pendukung gigi dengan

kegoyahan abnormal tetapi tanpa pemindahan gigi.

e. 873.66: Luksasi lateral, pemindahan gigi pada arah lain daripada ke

aksial, diikuti oleh fraktur soket alveolar.

2.2.4 Klasifikasi Menurut Andreasen.

Andreasen juga mengklasifikasikan injuri pada tulang pendukung dan injuri

pada mukosa mulut. Menurut Andreasen dalam bukunya Patologi Gigi Geligi

Kelainan Jaringan Keras Gigi, secara garis besar fraktur gigi digolongkan menurut

penyebabnya sebagai berikut:7

a. Fraktur Spontan

Merupakan jenis fraktur yang diakibatkan oleh adanya tekanan

pengunyahan. Pada hal ini elemen-elemen email gigi mengalami atrisi dan aus karena

adanya gesekan pada saat mengunyah. Keadaan ini bisa menyebabkan gigi

mengalami fraktur. Fraktur spontan lebih sering terjadi pada gigi molar satu bawah.

b. Fraktur Traumatik

Fraktur traumatik terjadi akibat adanya benturan keras yang bersifat tiba-

tiba. Fraktur traumatik biasanya tidak terjadi pada bayi dibawah umur 1 tahun karena

pengaruh aktivitas yang dilakukannya. Penyebab fraktur yang sering terjadi adalah

benturan akibat kecelakaan atau karena dipukul. Berdasarkan bagian yang mengalami

fraktur, fraktur traumatrik dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

i. Fraktur Mahkota

Fraktur mahkota merupakan jenis fraktur yang terjadi pada bagian email

hingga ke bagian tulang gigi dengan atau tanpa patahnya sebagian elemen. Dalam hal

Universitas Sumatera Utara

ini, yang termasuk dalam jenis fraktur ini adalah jenis fraktur Ellis 1 dan Ellis 2.

Fraktur mahkota juga dapat dibagi menjadi:

a. Infraksi Mahkota: Pada jenis ini, pada beberapa kasus fraktur yang

terjadi tidak membentuk suatu patahan, namun hanya berupa garis retak saja yaitu

sekitar 10-13%. Retak biasa mencapai dentin hingga pulpa.

b. Fraktur Mahkota Tanpa Komplikasi: Merupakan fraktur yang terjadi

pada sebagian email, dan dentin. Fraktur ini biasanya terjadi pada gigi anterior dan

patah pada bagian sudut mesial maupun sudut distal. Biasanya jenis fraktur ini tidak

menimbulkan rasa sakit, namun apabila fraktur terjadi hingga mencapai dentin, maka

rasa sakit akan terasa terutama pada saat makan maupun karena perubahan suhu. Rasa

sakit pada saat mengunyah juga bisa terjadi karena jaringan periodontal juga

mengalami kerusakan.

c. Fraktur Mahkota dengan Komplikasi: Pada jenis fraktur ini, bagian

besar mahkota dan tulang gigi patah sehingga pulpa terbuka dan mengalami

pendarahan kapiler. Rasa sakit biasanya timbul pada saat mengunyah dan jika terjadi

perubahan suhu. Sekitar 4% penderita fraktur gigi mengalami fraktur jenis ini.

ii. Fraktur Akar

Fraktur akar terjadi pada daerah sekitar akar gigi. Diagnosis fraktur dapat

ditegakkan melalui pemeriksaan foto rontgen untuk mengetahui kondisi gigi yang

mengalami fraktur.

a. Fraktur Mahkota Akar

Fraktur mahkota akar yang terjadi dari insisal sampai 2-3 mm di bawah

pengikatan gingival pada elemen pada arah vestibulolingual, dan pulpa sering terlibat

dalam hal ini. Pada gigi premolar atas, tonjol vestibular sering patah. Pada kasus yang

terakhir, bagian yang patah biasanya ditahan pada tempatnya oleh serabut

periodontal, sehingga retak pada mulanya kurang menarik perhatian. Keluhan yang

terjadi pada pasien seperti keluhan pada pulpitis, dan sakitnya akan bertambah ketika

digunakan untuk menggigit.

Universitas Sumatera Utara

b. Fraktur Akar Gigi yang baru erupsi memiliki resiko untuk lepas dari

alveolus apabila terjadi benturan, sedangkan gigi yang telah tumbuh sempurna

memiliki resiko patah.

Andreasen (1981) juga mengklasifikasi trauma terhadap gigi berdasarkan

gejala pada gambaran klinis, seperti:

a. Perubahan warna email menjadi lebih putih atau kuning hingga

kecokelatan.

b. Perubahan warna email yang mengalami hipoplasia, menjadi lebih putih

atau kuning hingga kecokelatan.

c. Dilaserasi mahkota.

d. Malformasi gigi.

e. Dilaserasi akar.

f. Gangguan pada erupsi.

2.3 Etiologi

Menurut penelitian Peng pada tahun 2007, kebanyakan penyebab fraktur

dental adalah benturan atau trauma terhadap gigi yang menimbulkan disrupsi atau

kerusakan email, dentin, atau keduanya. Disamping itu, faktor lain yang ditambahkan

oleh American Dental Association (ADA) yaitu kebiasaan buruk, kehilangan

sebagian besar struktur gigi, paparan email gigi terhadap suhu ekstrim, tambalan pada

gigi, gigi pasca rawatan endodontik dan kesalahan dokter gigi.7,13

2.3.1 Trauma

Dalam satu penelitian yang dilaku oleh Schwartz, katakan selama masa

remaja, cedera olahraga merupakan kasus yang umum namun pada usia dewasa,

kasus seperti cedera olahraga, kecelakaan sepeda motor, kecelakaan industri, dan

kekerasan dalam rumah tangga merupakan penyebab potensial trauma. Olahraga yang

melibatkan kontak fisik merupakan penyebab umum fraktur dental, seperti sepakbola

dan bola basket. Olahraga tanpa kontak fisik seperti berkuda terdapat menyebabkan

fraktur dental. Benturan atau trauma, baik berupa pukulan langsung terhadap gigi atau

Universitas Sumatera Utara

berupa pukulan tidak langsung terhadap mandibula, dapat menyebabkan pecahnya

tonjolan-tonjolan gigi, terutama gigi-gigi posterior. Selain itu, tekanan oklusal yang

berlebihan terutama terhadap tumpatan yang luas dan tonjol-tonjolnya tak terdukung

oleh dentin dapat pula menyebabkan fraktur.14

Keparahan fraktur bisa hanya sekedar retak saja, pecahnya prosesus, atau

sampai lepasnya gigi yang tidak bisa diselamatkan lagi. Trauma secara langsung

kebanyakan mengenai gigi anterior, dan karena arah pukulan mengenai permukaan

labial, garis retakannya menyebar ke belakang dan biasanya menyebab fraktur

horizontal atau miring. Pada fraktur yang lain, tekanan hampir selalu mengenai

permukaan oklusal, sehingga fraktur pada umumnya vertikal.11

2.3.2 Kebiasaan Buruk

Kebiasaan buruk yang sering menjejaskan kualitas gigi. Sebagai contoh,

banyak orang menggunakan gigi mereka sebagai alat pembuka botol dan kemasan

plastik atau mencabut label harga pada baju. Kebiasaan ini dapat menyebabkan efek

traumatis pada gigi, melemahkan tepi gigi bahkan bisa menyebabkan maloklusi.13

Menggigit pensil atau pulpen juga merupakan kebiasaan yang paling sering dilakukan

oleh banyak orang. Sama halnya dengan mengunyah es batu, menggigit benda keras

bisa menyebabkan email gigi mengalami penipisan dan fraktur. Apalagi, dilanjut

dengan kebiasaan mengunyah batu es terutama sehabis meminum minuman dingin.

Bentuknya yang keras dan temperatur dingin dari batu es, sebenarnya dapat mengikis

email dan menyebabkan fraktur gigi.13,16

Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Kehilangan Sebagian Besar Struktur Gigi

Kehilangan bagian email dan dentin gigi umumnya disebabkan oleh kondisi

karies yang meluas. Gigi yang mengalami karies yang meluas akan mengurang

kekuatan gigi untuk menahan daya untuk kegiatan harian terutama mengunyah yang

menyebabkan gigi lebih rentan fraktur. Karies pada gigi yang meluas pada garis

servikal menambah resiko fraktur berjadi.18

2.3.4 Suhu Ekstrim

Orang yang mepaparkan email gigi kepada suhu ekstrim seperti makan

makanan panas kemudian minum air es. Perlakuan ini melemahkan email gigi dan

memudahkan terjadi fraktur gigi.13

2.3.5 Tambalan

Salah satu kebiasaan yang terjadi fraktur adalah ketika gigi mempunyai

tambalan yang besar. Kekuatan gigi yang rendah disebabkan oleh bahan tambalan

gigi yang tidak sama kuat dibandingkan dengan email atau dentin, dapat

menimbulkan resiko gigi menjadi fraktur.19

Gambar 2. Tambalan yang besar pada gigi.19

Gambar 1. Kebiasaan buruk seperti gigit pensil dan membuka botol.13,16

Universitas Sumatera Utara

2.3.6 Gigi Pasca Rawatan Endodontik

Pelemahan struktur mekanik gigi terjadi waktu akses persiapan rongga,

sedangkan pembersihan dan pembentukan saluran akar meningkatkan kemungkinan

gigi fraktur.20

Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar dan diisikan dengan gutta

perca atau pasak akan mempunyai resiko fraktur yang sangat tinggi dibandingkan

dengan gigi yang asli. Waktu gigi dipreparasi untuk diisi akan menyebabkan struktur

gigi menjadi lemah dan lebih mudah fraktur. Penggunaan sekrup dan post adalah

aspek lain dari fraktur akar gigi karena efek tolak-menolak (wedging). Post runcing

dan berulir lazimnya menghasilkan kejadian fraktur akar tertinggi, diikuti dengan post

meruncing dan sejajar.13,20,21

Gambar 3. Fraktur gigi pasca perawatan endodontik.20

Universitas Sumatera Utara

2.3.7 Kesalahan Dokter Gigi

Sebelum melakukan pencabutan gigi, mungkin dokter gagal melakukan

diagnosis yang tepat. Haruslah dokter gigi melakukan anamnesis terhadap pasien

supaya mengetahui riwayat medis pasien dan dapat memberikan rawatan yang betul.

Pemeriksaan radiografi dilakukan supaya diagnosis lebih tepat.6

Sikap seseorang dokter juga sangat penting bila memberikan diagnosis dan

rawatan kepada pasien. Dokter harus sabar dan penuh semangat untuk memberikan

rawatan yang terbaik kepada pasien. Keadaan seperti pemilihan instrumen waktu

ekstraksi gigi, tang yang diguna harus sesuai dengan gigi yang diekstraksi supaya

mengurangi kecelakaan waktu aplikasi daya.6,22

2.4 Gambaran Klinis

Menurut klasifikasi fraktur dari Ellis, fraktur terdiri dari empat kelompok

dasar:

1. Fraktur Email

Fraktur mahkota sederhana tanpa mengenai dentin.

Gambar 4. Fraktur terbatas pada email dengan hilangnya struktur gigi.23,24

Universitas Sumatera Utara

2. Fraktur Dentin Tanpa Terbukanya Pulpa

Fraktur mahkota yang megenai cukup banyak dentin, tanpa megenai pulpa.

3. Fraktur Mahkota dengan Terbukanya Pulpa

Fraktur mahkota yang mengenai dentin dan menyebabkan pulpa terbuka.

Gambar 5. Fraktur terbatas pada email dan dentin dengan hilangnya struktur gigi, tapi tidak melibatkan pulpa.23,24

Gambar 6. Fraktur yang melibatkan email dan dentin dengan hilangnya struktur gigi dan eksposur pulpa.23,24,25

Universitas Sumatera Utara

4. Fraktur Akar

Fraktur terbatas pada akar gigi yang melibatkan sementum, dentin, dan

pulpa

2.5 Gambaran Radiologi

Foto rontgen penting sebelum membuat diagnosis pada pasien, dan dari foto

tersebut kita dapat melihat batas fraktur sampai mana. Dari foto tersebut, lokasi yang

mengalami fraktur akan muncul gambaran garis yang radiolusen.

Gambar 8a. b. c. d.

Gambar 7. Fraktur pada akar gigi.22,27,28

Gambar 8a. Fraktur email ; b. Fraktur dentin tanpa terbukanya pulpa ; c. Fraktur mahkota dengan terbukanya pulpa ; d. Fraktur akar.22,29

Universitas Sumatera Utara

2.6 Pencegahan

Mencegah fraktur tampaknya sulit. Namun ada beberapa cara untuk

mengurangi kemungkinan gigi fraktur secara umum:

2.61 Pemakaian Mouth Guard

Aspek utama fraktur gigi adalah disebabkan oleh trauma. Mouth guard

dapat melindungi mulut dan meminimalkan risiko gigi fraktur. Ini biasanya meliputi

gigi atas, dan akan membantu melindungi dari cedera. Hal ini penting terutama jika

berpartisipasi dalam kegiatan olahraga.13 Keuntungan memakai mouth guard adalah

signifikan. Dengan memakainya, dapat membatasi risiko terkait cedera mulut,

termasuk cedera pada bibir, lidah, jaringan lunak, dan gigi. Memakai mouth guard

dapat melindungi terhadap pecah atau fraktur gigi, akar atau kerusakan tulang, dan

bahkan mencegah gigi lepas atau tercabut.

Selain itu kalau seseorang mempunyai kebiasaan buruk grinding gigi pada

waktu malam, mouth guard dapat membantu. Ini akan melindungi gigi dari aus atau

rusak malam demi malam, jadi resiko fraktur juga menurun.13,17

Gambar 9a. b.

Gambar 9a. Mouth guard untuk olahraga ; b. Mouth guard untuk waktu tidur.16

Universitas Sumatera Utara

2.6.2 Pemeriksaan Gigi

Pasien harus melakukan kunjungan ke dokter gigi sekali atau dua kali setiap

tahun untuk pemeriksaan gigi. Ini karena kadang kadang ada struktur gigi yang sudah

rapuh karena disebabkan oleh perawatan saluran akar ataupun bahan restorasi yang

lama mulai terpisah dari struktur gigi. Dengan pemeriksaan dan dapat dideteksi lebih

awal, kondisi fraktur gigi dapat dielakkan dan segera dilakukan perawatan.13

2.6.3. Diagnosis dan Perawatan yang Tepat.

Dari peran seorang dokter gigi harus melakukan diagnosis yang tepat baru

dapat memberikan perawatan yang sesuai dan hasil yang baik. Diagnosis dimulai

dengan merekam demografi pasien dan mengambil sejarah singkat peristiwa

traumatik, kemudian diikuti pemeriksaan intra oral dan ekstra oral. Gigi mungkin

terasa tidak nyaman waktu perkusi atau palpasi dan menunjukkan perubahan warna

mahkota sementara. Sebuah visualisasi menyeluruh daerah subgingiva juga penting

untuk mendeteksi adanya garis fraktur.24

Awalnya, sensibilitas dan tes vitalitas dapat memberikan hasil negatif yang

sementara atau permanen karena kerusakan pulpa yang ditimbulkan oleh trauma.

Secara rutin tindakan lanjut diperlukan untuk memantau status pulpa terus menerus.

Penggunaan pulsa-oksimeter direkomendasikan untuk mengevaluasi status pulpa dari

gigi baru mengalami trauma. Alat ini memiliki sensitivitas yang lebih baik dan

spesifisitas dari tes listrik dan termal dan memberikan pembacaan vitalitas positif

yang konstan pada waktu dalam kasus gigi baru mengalami trauma.30 Setelah itu,

dilakukan rongten foto pada gigi yang dicurigai atau tidak dapat langsung dilihat

secara visual dari tes lain. Pemeriksaan radiografi sangat diperlukan untuk konfirmasi

fraktur akar.31

Kemudian harus mempunyai rencana perawatan sebelum melakukan

pencabutan. Untuk eksodonsia, dipilih tang yang sesuai dengan gigi yang akan

diekstraksi, manipulasi dengan luksasi atau rotasi sesuai jenis gigi. Kadang kadang,

bein digunakan untuk mengoyangkan gigi dan megeluarkan sisa akar gigi. Jika gigi

tersebut sukar dicabut, maka teknik bedah trans alveolar diindikasikan untuk

mengeluarkan gigi tersebut.32

Universitas Sumatera Utara

2.6.4 Diet

Makan makanan segar seperti apel, wortel mentah dan seledri. Makanan ini

membantu untuk membersihkan gigi atau self-cleansing pada waktu dimakan dan

mengunyah. Makanan ini adalah sikat gigi alami. Dengan ini, karies akan dikurangi

dan kesehatan gigi masih dapat dipertahankan dan dengan demikian resiko fraktur

gigi menurun.13 Pilihan makanan terbaik untuk kesehatan gigi termasuk keju, daging,

kacang-kacangan, dan susu. Makanan ini penting untuk melindungi email gigi dengan

menyediakan kalsium dan fosfor yang dibutuhkan untuk remineralisasi gigi.16

2.7 Perawatan

Gambar 11. Diet untuk kesehatan gigi.16

Gambar 10. Pulsa-oksimeter.30

Universitas Sumatera Utara

Perawatan untuk fraktur gigi tergantung kepada kondisi sisa akar gigi yang

tinggal atau bagian yang mengalami fraktur. Tindakan pertama harus dimulai dengan

melihat kondisi gigi, soket gigi harus diirigasi supaya dapat dilihat jelas. Jika masih

ragu, pasien dianjurkan untuk dilakukan rontgen foto guna melihat kondisi soket

bekas pencabutan. Sisa akar gigi dikeluarkan dengan menggunakan elevator dengan

daya yang ringan. Dilakukan dengan hati-hati sampai sisa tersebut makin longgar

pada soket lalu dikeluarkan. Jika sisa gigi tidak dapat dikeluarkan dengan instrumen

elevator, teknik transalveolar harus digunakan untuk megeluarkan sisa fraktur

tersebut.25,32

Gambar 12. Elevator.22

Gambar 13. Teknik transalveolar.24

Universitas Sumatera Utara

2.8 Kerangka Teori

Universitas Sumatera Utara

2.9 Kerangka Konsep

Universitas Sumatera Utara