TIVA Pada Tindakan Kuretase
-
Upload
lestarinurindriani -
Category
Documents
-
view
749 -
download
33
Transcript of TIVA Pada Tindakan Kuretase
TIVA PADA TINDAKAN KURETASE
Pembimbing :
Disusun oleh :Nur Hanifah Tamad
Egy Jita PradanaLestari Nur Indriani
PENDAHULUAN
Obat anestesi intravena adalah obat anestesi yang diberikan melalui jalur intravena
Setelah berada di dalam pembuluh darah vena, obat – obat ini akan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh melalui
sirkulasi umum, selanjutnya akan menuju target organ masing–masing
Anestesi yang ideal akan bekerja secara cepat dan baik serta mengembalikan kesadaran dengan cepat segera
sesudah pemberian dihentikan.
Pemilihan teknik anestesi merupakan hal yang sangat penting, membutuhkan pertimbangan yang sangat
matang
Pemahaman tentang sirkulasi darah sangatlah penting sebelum obat
dapat diberikan secara langsung ke dalam aliran darah
kedua hal tersebut yang menjadi dasar pemikiran sebelum akhirnya anestesi
intravena berhasil ditemukan
TUJUAN
Menelaah tindakan anestesi dengan teknik total intra vena anesthesia (TIVA) dari persiapan, durante hingga post kuretase pada kasus abortus inkomplet.
DEFINISI
Teknik anestesi intra vena (TIVA) merupakan suatu teknik pembiusan dengan memasukkan obat langsung ke dalam pembuluh darah secara parenteral, obat-obat tersebut digunakan untuk premedikasi seperti diazepam dan analgetik narkotik.
SEJARAH
William Morton , tahun 1846 di Boston obat anestesi dietil eter
Di jerman tahun 1909, Ludwig Burkhardt, kloroform dan ether melalui intravena
tujuh tahun kemudian, Elisabeth Brendenfeld dari Swiss melaporkan penggunaan morfin dan skopolamin secara intravena.
Sejak diperkenalkan di klinis pada tahun 1934, Thiopental menjadi “Gold Standard”
INDIKASI
Obat induksi anesthesia umum Obat tunggal untuk anestesi pembedahan
singkat Tambahan untuk obat inhalasi yang kurang
kuat Obat tambahan anestesi regional Menghilangkan keadaan patologis akibat
rangsangan susunan saraf pusat (SSP sedasi)
CARA PEMBERIAN
Sebagai obat tunggal : Induksi anestesiOperasi singkat: cabut gigi
Suntikan berulang :
Sesuai kebutuhan : curetase Diteteskan lewat infus :
Menambah kekuatan anestesi
OBAT YANG BIASA DIGUNAKAN
Penthotal Ketalar Atropin Analgetik Antiemetik
IDENTITAS Nama : Ny. A Umur : 24 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan Terakhir : SMA Alamat : Kr.Talun Kidul,
Purwojati Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa Status : Menikah Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Tanggal masuk RSMS : 4 Juni 2012 No.CM : 744108
PRIMARY SURVEY Airway
Clear, Mallampati 2, tidak terdapat gigi ompong dan tidak terdapat gigi palsu.
Breathing Napas spontan, thoraco-abdominal, gerak dada
simetris, RR 18x per menit, reguler, tidak terdapat retraksi, trakea terletak di median, tidak terdengar suara ronki dan suara wheezing.
Circulation Kulit hangat, TD 100/60 mmHg, nadi 88x per menit,
reguler, isi dan tegangan cukup. Disability
Keadaan umum baik, gizi baik, kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6 = 15, pupil bulat, isokor, 3mm/3mm dan reflek cahaya +/+.
Keluar pendarahan dari jalan lahir sejak 1 minggu sebelum masuk RSMS
Pasien datang ke VK IGD RSMS dengan keluhan keluar pendarahan dari jalan lahir sejak 3 hari sebelum masuk RSMS. Darah yang keluar sedikit, berwarna merah kehitaman, terdapat jaringan yang keluar. Pasien menyangkal lemah, letih, lesu.
Telah diketahui bahwa pasien sedang hamil 1 minggu. Pasien telah melakukan tes kehamilan hasil positif. HPHT : 12-3-2012 HPL : 19-12-2012. Usia kehamilan 13 minggu.
KU
RPS
Penyakit Jantung, Paru, Kencing Manis, Penyakit Ginjal, Hipertensi , Alergi disangkal
Penyakit Jantung, Paru, Kencing Manis, Penyakit Ginjal, Hipertensi , Alergi , Riwayat ibu pasien pernah
melahirkan postterm disangkal
RPD
RPK
Riwayat Menstruasi
Riwayat ANC
Lama haid : ± 7 hariSiklus haid : teratur 28 HARIDismenorrhoe : tidak adaJumlah darah : normal
(sehari ganti pembalut 2 kali)
Pasien kontrol kehamilan teratur ke bidan puskesmas. Pada Trimester I ini, pasien kontrol sebanyak satu kali per bulan,
Riwayat sosial ekonomi
Pasien merupakan ibu rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai guru. Kesan sosial ekonomi keluarga adalah golongan menegah. Pasien menggunakan ASKES dalam pembiayaan kesehatan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :Baik Kesadaran :Compos mentis
(E4M6V5) BB : 50 kg TB : 150 cm Vital Sign :
Tekanan darah : 100/60 mmHg Nadi : 80 x/menit Respirasi : 18 x/menit Suhu : 37,8 °C
Kepala : mesocephal Mata : CA-/-,
SI-/- T-H-T – Leher : DBN
Thorax : Mamae : Puting susu normal,pus - , massa -
Paru : SD vesikuler, ST –
Cor : S1>S2, regular, M-, G-
Kulit : Warna sawo matang
Inspeksi : datarAuskultasi: bising usus DBNPerkusi : tympani, undulasi (-)Palpasi : TFU berada di simfisis,
DJJ tidak bisa dinilai
EkstrimitasSuperior Edema -/-, Akral dingin -/- sianosis -/-, RF +/+, RP -/-Inferior Edema +/+, Akral dingin -/-, sianosis -/-, RF +/+, RP -/-
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan 4-6-2012 Nilai normal
HematologiHemoglobin 10.8 12,0-16,0 g/dLLeukosit 12.000 4800-10800/LHematokrit 37 37-47%Eritrosit 4,2 juta 4,2-5,4x106/Trombosit 396.000 150000-450000/LMCV 79.0 79,0-99,0 flMCH 29.0 27,0-31,0 pgMCHC 34.5 33,0-37,0 %RDW 13 11,5-14,5 %MPV 8.4 7,2-11,1 flHitung Jenis Basofil 0.1 0,0-1,0 % Eosinofil 2.5 2,0-4,0% Batang 1 2,0-5,0% Segmen 82 40,0-70,0% Limfosit 20 25,0-40,0% Monosit 5 2,0-8,0%PT 13 11,5-15,5 detikAPTT 30 25-35 detikKimia KlinikSGOT 29 15-37 U/LSGPT 41 30-65 U/LUreum 38 14,98-38,52 mg/dLCreatinin 0.8 0,60-1,00 mg/dLGDS 96 ≤ 200 mg/dLNatrium 142 136-148 mmol/LKalium 5.1 3,5-8,1 mmol/LKlorida 101 98-107 mmol/L
Pemeriksaan USG (4 Juni 2012) Gestational Sact (+) Kesan : Abortus inkomplit
DIAGNOSIS G0P0A1, 24 tahun dengan Abortus Inkomplit
PENATALAKSANAAN
Dokter Sp.OG IVFD RL 20 tpm loadingCefotaxim 2 x 1 gramRanitidine 2 x 1 ampulKonsul ke Bagian Anestesi untuk acc kuretase
AnestesiInformed consent pembiusanPuasa 8 jam sebelum operasiDilakukan operasi dengan anestesi umum dengan status ASA II dengan diagnosis pasca bedah sesuai dengan diagnosis awal
LAPORAN ANESTESI
Diagnosis Pra Bedah G0P0A1, 24 tahun dengan Abortus Inkomplit
Penatalaksanaan PreoperasiBalance cairan
Maintenance = 100 cc Pengganti puasa = 600 cc Stress operasi = 200 cc EBV = 3250 cc ABL = 650 ccc
CONTINUE..
Jenis Pembedahan : Kuretase Jenis Anestesi : GA Teknik Anestesi : TIVA Mulai Anestesi : 5 Juni 2012 pukul 09.00
WIB Mulai Operasi : 5 Juni 2012 pukul 09.05
WIB Premedikasi : Ondansentron 4 m
Sulfas Atropin 0,5 mg Medikasi : Ketamin 50 mg Post operasi : Ketorolac 30 mg Posisi : Litotomi
DURANTE OPERASIWaktu Hasil Pantauan Tindakan
09.00 WIB TD 110/70 mmHgHR 88x/m
Pasien masuk ke ruang kuretase VK Infus RL terpasang pada tangan kanan. Premedikasi :Ondansetron 4mg.Sulfas Atropin 0.5 mgMulai anestesi dengan GA TIVA , Ketamine 50 mg
09.05 WIB TD 110/70 mmHgHR 88x/m
Dimulai kuretase
09.10 WIB TD110/70 mmHg Ketorolac 30 mgHR 80x/m
09.15 WIB TD 110/70 mmHgHR 80x/m
Kuretase selesai
09.20 WIB TD 110/70 mmHgHR 90 x/m
Anestesi selesaiPasien distabilkan kemudian dikirim ke BANGSAL
POST OPERASI Diagnosis Pasca Bedah
Post kuretase atas indikasi Abortus Inkomplet Pengawasan
Aldrette Score bernilai 8, dengan rincian sebagai berikut: Warna kulit merah muda (nilai 2) Pasien dapat bernapas dalam dan teratur (nilai 2) Tekanan darah + 20 % dari tekanan darah praanestesi (nilai
2) Pasien bangun bila dipanggil (nilai 1) Ekstremitas atas dapat digerakkan (nilai 1)
Program pasca operasiSetelah pasien memiliki Aldrette Score > 8, pasien dikirim ke Bangsal: Awasi tanda vital secara ketat Awasi kesadaran Infus cairan Ringer Laktat 20 tpm Terapi lain sesuai dengan bagian obsgyn
PEMBAHASAN
Preoperatif ASA II yaitu pasien dengan kelainan sistemik
ringan-sedang. Pada pasien hamil, ASA II merupakan hal fisiologis. Pada
pasien terdapat anemia, penurunan Hb menjadi 10.8 g/dl. Anemia kehamilan didefinisikan kurang dari 11 mg/dl.
Pada kasus ini, pasien dianjurkan puasa 8 jam sebelum operasi. mencegah terjadinya aspirasi isi lambung
Pemeriksaan lab lain dalam batas normal Pasien diberikan premedikasi ondansetron sebagai
profilaksis mual dan sulfas atropine untuk mengatasi hipersalivasi akibat penggunaan ketamin
DURANTE OPERASI
Pada pasien ini dilakukan teknik General Anestesi (GA) dengan TIVA.
TIVA adalah teknik anestesi umum dengan hanya menggunakan obat-obat anestesi yang dimasukkan lewat jalur intravena tanpa penggunaan anestesi inhalasi termasuk N2O
CONTINUE..
Pasien diberikan medikasi dengan ketamin sebanyak 50 mg pelan-pelan.
Ketamin merupakan pilihan pada operasi yang singkat.
kelebihan ketamin adalah hal penekanan pusat pernafasan lebih rendah dibandingkan penthotal.
Efek samping berupa sekresi kelenjar ludah dan saluran pernafasan bertambah sehingga perlu diberikan sulfas atropine pre operasi
PEMBERIAN CAIRANMaintanance = 2cc x BB (kg)
= 2 x 50= 100 cc
Pengganti Puasa (PP) ===
6 x maintenance6 x 100600 cc
Stress Operasi = 4cc/kgBB (Ringan)= 4cc x 50 = 200 cc
Jam I = ½ PP + M + SO= 300 + 100 + 200= 600 cc
Jam II = ¼ PP + M + SO==
150 + 100 + 200 cc450 cc
Jam III = ¼ PP + M + SO= 450 cc
Jam IV = M + SO= 100+200= 300 cc
POST OPERASI
Pasien diberikan ketorolac 30mg iv. Ketorolac 30mg diindikasikan untuk
penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut sedang sampai berat setelah prosedur pembedahan.
Ketorolac adalah anti inflamasi non steroid dengan durasi kerja sedang dengan waktu paruh 4-6 jam sehingga digunakan sebagai analgesik dalam penggunaan intravena bukan sebagai antiinfalamasi.
CONTINUE..
Pemulihan adalah suatu proses yang secara tradisional dibagi atas 3 bagian yang saling tumpang tindih yaitu early recovery, intermediate recovery, dan late recovery.
Aldrete merancang suatu sistem skoring untuk menentukan kapan pasien dapat dipindah dari ruang pengawasan post operasi.
Nilai skoring 0, 1, atau 2 ditujukan untuk aktifitas motorik, respirasi, sirkulasi, kesadaran, dan warna kulit. Total skor maksimal adalah 10 Pada pasien ini didapatkan Aldrete Score 8
sehingga pasien bisa dipindahkan ke bangsal.
KESIMPULAN
TIVA adalah teknik anestesi umum dengan hanya menggunakan obat-obat anestesi yang dimasukkan lewat jalur intravena tanpa penggunaan anestesi inhalasi termasuk N2O.
Pada kasus ini, pilihan TIVA sudah tepat karena kuretase merupakan operasi yang singkat. Selain itu pertimbangan penekanan pusat pernapasan yang lebih rendah dibandingkan penthotal.
TERIMA KASIH