KURETASE DAN GINGIVEKTOMI - …docshare02.docshare.tips/files/31644/316447277.pdf · Kuretase dapat...
Transcript of KURETASE DAN GINGIVEKTOMI - …docshare02.docshare.tips/files/31644/316447277.pdf · Kuretase dapat...
LAPORAN KASUS BEDAH PERIODONTAL(OPERASI MANDIRI)
KURETASE DAN GINGIVEKTOMI
Disusun oleh :
Dyah Ayu Yoanita 10/298240/KG/8649Dhinintya Hyta 10/298372/KG/8650Mufidana Azis 10/298842/KG/8654Fariz Ramadhan 10/298874/KG/8656
Dosen Pembimbing : drg. Al Sri Koes Soesilowati, Sp. Perio (K)
BAGIAN PERIODONSIAFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi yang menyerang gingiva
dan jaringan pendukung gigi lainnya, jika tidak dilakukan perawatan yang tepat
dapat mengakibatkan kehilangan gigi. Akumulasi bakteri plak pada permukaan
gigi merupakan penyebab utama penyakit periodontal (Lumentut dkk., 2013).
Penyakit periodontal dimulai dari gingivitis yang bila tidak terawat bisa
berkembang menjadi periodontitis dimana terjadi kerusakan jaringan pendukung
periodontal berupa kerusakan fiber ligamen periodontal dan tulang alveolar
(Negrato dan Tarzia, 2010). Perawatan periodontal dalam bidang kedokteran gigi
dibedakan menjadi beberapa fase. Fase I yaitu fase non-bedah, bertujuan untuk
mengeliminasi faktor penyebab penyakit gingiva dan jaringan periodontal.
Perawatan selanjutnya yaitu fase maintenance (fase IV). Dalam terapi ini
dilakukan pengecekan ulang kedalaman poket dan kondisi inflamasi gingiva serta
masih ada tidaknya plak dan kalkulus. Setelah itu, diputuskan apakah akan
dilakukan tindakan pembedahan periodontal (fase bedah atau fase II) atau akan
dilakukan tindakan restoratif (fase restoratif atau fase III) (Newman, 2012).
Salah satu gambaran klinik penyakit periodontal adalah terbentuknya
pocket periodontal yaitu bertambah dalamnya sulcus gingiva terjadi akibat
pergerakan tepi gingiva kearah koronal atau pergerakan attachment gingiva ke
apikal atau kombinasi kedua proses tersebut. Tanda-tanda klinik yang
menunjukkan adanya pocket periodontal meliputi tepi gingiva berwarna merah
kebiruan, marginal gingiva menebal, perdarahan, supurasi gingiva dan gigi
goyang, pembentukan diastema dan gejala-gejala lain seperti nyeri yang
terlokalisir atau nyeri yang dalam pada tulang (Bulkacz, 2002). Kuretase
merupakan prosedur bedah periodontal yang terbatas pada jaringan gingiva saja
tanpa melibatkan jaringan di bawahnya. Kuretase dicapai dengan menghilangkan
jaringan granulasi terinflamasi kronis pada dinding lateral dari poket periodontal.
Prosedur ini diindikasikan untuk poket intraboni dangkal sampai sedang pada area
yang masih dapat terakses secara bedah tertutup (closed surgery). (Newman,
2012).
Gingiva merupakan salah satu jaringan periodontal yang terlihat dari luar.
Gingiva sehat mempunyai ciri berwarna coral pink, tekstur stipling, berbentuk
tajam seperti kerah baju dan konsistensi kenyal. Gingiva selalu berkontak dengan
saliva, mikroorganisme dan makanan yang masuk rongga mulut menyebabkan
gingiva dapat dengan mudah terjadi penyakit periodontal. Kurang efektifnya plak
kontrol menyebabkan sisa makanan menempel pada gusi, masuk ke dalam sulkus
dan menjadi sumber makanan bagi bakteri sulkus untuk berkembang dan
membentuk akumulasi plak (Newman, 2006).
Pembengkakan gingivaakan menghasilkan poket gingiva. Gingivitis
hiperplastik (enlargement gingiva) muncul akibat adanya inflamasi. Apabila
dilakukan scaling maka pembengkakan akan hilang. Namun, pada beberapa kasus,
pembesaran gingival dapat menetap walaupun telah dilakukan scaling. Kondisi
tersebut memerlukan pembentukan kembali gingival dengan terapi bedah, seperti
gingivektomi (Eley dan Manson, 2004).
Gingivektomi dan gingivoplasty adalah prosedur bedah periodontal minor
yang bertujuan menghilangkan poket gingiva pada penyakit radang periodontal
untuk menciptakan suatu gingiva normal baik fungsi, kesehatan, dan estetika
(Newman, 2006). Prosedur ini dapat mengurangi retensi plak sehingga dapat
meningkatkan kebersihan mulut (Klaut et al, 2005)
B. Permasalahan1. Seorang wanita berusia 22 tahun datang ke Klinik Periodonsia RSGM
Prof. Soedomo dengan keluhan makanan sering terselip di gusi depan
bawah dan gusi mudah berdarah saat menyikat gigi walaupun sebelumnya
telah discaling.
2. Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke Klinik Periodonsia RSGM
Prof. Soedomo dengan keluhan gusi depan bawah kanan terlihat bengkak
walaupun sudah dilakukan pembersihan karang gigi sehingga mengganggu
penampilan.
3. Seorang perempuan berusia 21 tahun datang ke Klinik Periodonsia RSGM
Prof. Soedomo dengan keluhan gusi pada geraham kecil kanan bawah
sering berdarah saat menyikat gigi.4. Seorang laki-laki, berusia 23 tahun datang ke RSGM Prof. Soedomo
dengan keluhan makanan sering terselip pada gusi gigi taring atas kanan
dan gusi masih merah dan bengkak walau sudah di bersihkan.C. Tujuan Perawatan
1. Menghilangkan epitel poket dan jaringan ikat di
bawahnya.
2. Mendapatkan perlekatan baru antara gingiva dan
gigi.
3. Menghilangkan perdarahan spontan pada gingiva.
4. Menghilangkan jaringan granulasi pada gigi dan
dinding poket sebelah dalam sehingga diharapkan terjadi perlekatan kembali
antara jaringan lunak dengan permukaan gigi dan ukuran poket berkurang.
5. Menghentikan terjadinya kerusakan jaringan
periodontal lebih lanjut.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Jaringan Periodontal
Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi sebagai
pendukung gigi dan untuk melindungi jaringan dibawahnya. Jaringan periodontal
terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal, dan tulang alveolar (Manson
dan Eley, 1993).
Gingiva merupakan jaringan periodontal yang menutupi tulang alveolar
rahang atas dan rahang bawah. Gingiva sehat mempunyai ciri berwarna coral
pink, tekstur stippling, berbentuk tajam seperti kerah baju dan konsistensi kenyal
(Newman dkk., 2012). Pada area gingiva bebas terdapat sulkus gingiva yaitu celah
dangkal yang mengelilingi gigi dan dibatasi oleh dinding sebelah dalam dari
gingiva bebas, permukaan gigi dan bagian koronal dari epitel cekat. Sulkus
gingiva merupakan kondisi normal, tetapi bila diperdalam oleh migrasi apikal dari
epitelium junctional dan ditambah kerusakan ligamen periodontal serta tulang
alveolar, maka terbentuklah poket periodontal (Newman dkk., 2012).
Ligamen merupakan ikatan yang menghubungkan dua buah tulang. Akar
gigi berhubungan dengan soketnya pada tulang alveolar melalui struktur jaringan
ikat yang dapat dianggap sebagai ligamen. Ligamen periodontal tidak hanya
menghubungkan gigi ke tulang rahang tetapi juga menopang gigi pada soketnya
dan menyerap beban yang mengenai gigi (Manson dan Eley, 1993).
B. Penyakit Periodontal
Penyakit periodontal merupakan suatu keadaan patologis yang melibatkan
jaringan pendukung gigi (Carranza dan Newman, 1996). Penyebab penyakit
periodontal menurut faktor penyebabnya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Faktor lokal, merupakan faktor yang berasal dari lingkungan rongga
mulut, dibagi lagi menjadi dua, yaitu :
a. Faktor Iritasi
1) Faktor inisial : bakteri plak bila berkumpul dalam sub
gingiva menyebabkan inflamasi gingiva.
2) Faktor predisposisi : misalnya restorasi gigi yang tidak
sesuai, kesalahan alat rehabilitasi atau prostodonsi gigi,
dan kesalahan pada perawatan ortodonsi.
b. Faktor Fungsional : misalnya bruxism, clenching dan tapping
dimana gerakan oklusal akan merusak ligamen periodontal dan
tulang alveolar.
2. Faktor sistemik
Faktor sistemik adalah suatu kondisi tubuh yang dapat
mempengaruhi jaringan periodontal. Faktor sistemik sebagai penyebab
penyakit didahului oleh adanya faktor lokal. Faktor sistemik
menyebabkan rendahnya resistensi jaringan periodontal, sehingga mudah
terpengaruh efek dari faktor lokal. Resistensi yang rendah berakibat pada
munculnya gangguan atau kerusakan fungsi dan struktur dari komponen
jaringan periodontal. Faktor sistemik yang mempengaruhi jaringan
periodontal seperti endokrin (hormonal), malnutrisi, obat-obatan,
psikologis, keturunan, penyakit metabolisme, penyakit dan gangguan
hematologis, pengaruh logam dan penyakit kronis.
C. Periodontitis
Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi
yang disebabkan oleh bakteri, sehingga terjadi kerusakan pada ligamen
periodontal dan tulang alveolar yang ditandai dengan pembentukan poket maupun
resesi. Tanda klinis periodontitis yaitu perubahan warna, kontur, dan perdarahan
saat probing pada gingiva, hilangnya perlekatan disertai pembentukan poket
periodontal, serta perubahan kerapatan dan tinggi tulang alveolar (Newman dkk.,
2012).
Klasifikasi penyakit periodontal menurut American Dental
Association/American Academy of Periodontology (1986):
1. Tipe I: Gingivitis
Tidak ada kehilangan perlekatan, perdarahan saat probing mungkin
terjadi.
2. Tipe II: Periodontitis ringan
Kedalaman poket atau kehilangan perlekatan 3-4 mm, perdarahan saat
probing mungkin terjadi, resesi gingiva pada area tertentu, keterlibatan
furkasi derajat I.
3. Tipe III: Periodontitis sedang
Kedalaman poket atau kehilangan perlekatan 4-6 mm, perdarahan saat
probing, keterlibatan furkasio derajat I atau II, mobilitas kelas I.
4. Tipe IV: Periodontitis berat
Kedalaman poket atau kehilangan perlekatan >6 mm, perdarahan saat
probing, keterlibatan furkasio derajat II atau III, mobilitas kelas II atau
III
5. Tipe V: Periodontitis refraktori dan juvenile
Refraktori: Periodontitis tidak merespon terapi konvensional atau
segera kambuh setelah perawatan
6. Juvenile: Bentuk juvenile pada periodontitis.
Klasifikasi periodontitis menurut America Academy of Periodontology
(1999):
1. Chronic periodontitis
a. Localized: <30% jaringan periodontal yang terlibat
b. Generalized: >30% jaringan periodontal yang terlibat
c. Ringan: 1-2 mm clinical attachment loss
d. Sedang: 3-4 mm clinical attachment loss
e. Berat: >5 clinical attachment loss
2. Aggresive periodontitis
a. Localized: proximal attachment loss pada setidaknya 2 gigi,
salah satu gigi adalah gigi molar pertama
b. Generalized: proximal attachment loss pada setidaknya 3 gigi
selain gigi molar pertama dan insisivus
3. Periodontitis sebagai manifestasi penyakit sistemik
a. Hematologik: Acquired neutropenia, leukimia
b. Genetik: Familial dan cyclic neutropenia, Down syndrome,
sindrom defisiensi adhesi leukosit, Papillon-Lefevre syndrome,
Chediak-Higashi syndrome, Histiocytosis syndrome, penyakit
penyimpanan glikogen, Agranulositosis infantil, Cohen
syndrome, Ehlers-Danlos syndrome (tipe IV dan VIII AD),
Hipofosfatasia
(Newman dkk., 2012).
D. Kuretase
Kuretase merupakan teknik pengerukan dinding gingiva dari poket
periodontal untuk menghilangkan jaringan granulasi yang mengalami inflamasi
kronis. Kuretase dapat dibedakan menjadi kuretase gingiva dan kuretase
subgingiva. Kuretase gingiva merupakan penghilangan jaringan terinflamasi pada
lateral dinding poket, sedangkan kuretase subgingiva merupakan prosedur
pengerukan yang dilakukan dari apikal perlekatan epitel ke bawah mengarah ke
krista tulang.
Gambar 1. Prosedur kuretase gingiva (Bathla, 2011)
Indikasi kuretase:
1. Poket kedalaman dangkal dengan jaringan gingiva yang ketebalannya
adekuat.
2. Poket supraboni yang tidak meluas ke mucogingival junction.
3. Dapat dilakukan untuk membuat perlekatan baru pada poket periodontal
tipe infraboni dengan kedalaman sedang pada area yang mudah diakses.
4. Dapat dilakukan sebagai prosedur non-definitif untuk mengurangi
inflamasi yang jika penghilangan poket dilakukan dengan metode lain
atau teknik bedah yang lebih agresif dikontraindikasikan pada pasien
dengan kondisi tertentu seperti usia, kondisi sistemik, ataupun masalah
psikologis.
5. Dapat dilakukan pada kunjungan recall sebagai metode perawatan
maintenance pada area yang mengalami inflamasi atau kedalaman
poket rekuren, terutama jika bedah untuk mengurangi poket
sebelumnya sudah dilakukan.
(Bathla, 2011; Newman dkk., 2012)
Kontraindikasi kuretase:
1. Adanya infeksi akut seperti necrotizing ulcerative gingivitis (NUG)
2. Pembesaran fibrous pada gingiva seperti hiperplasia karena phenytoin
3. Perluasan dasar poket ke apikal mucogingival junction
4. Pasien dengan kondisi sistemik tertentu, manfaat dibandingkan resiko
dari prosedur bedah dipertimbangkan secara hati-hati sebelum prosedur
dilakukan kepada pasien.
E. Gingiva
Gingiva merupakan komponen terluar periodonsium yang membentang
dari mucogingival junction berlanjut hingga aspek koronal prosesus alveolaris dan
berakhir pada margin gingiva yang mengelilingi cervikal gigi. Gingiva sehat
mempunyai ciri berwarna coral pink, tekstur stipling, berbentuk tajam seperti
kerah baju dan konsistensi kenyal (Klaus et al, 2005).
F. Pembesaran gingiva
Pembesaran gingiva merupakan cirri adanya penyakit gingival disebut juga
dengan inflammatory enlargement terjadi karena adanya plak gigi, factor yang
memudahkan terjadinya akumulasi dan perlekatan plak. ada dua tipe dasar respons
jaringan terhadap pembesaran gingiva yang mengalami peradangan, yaitu
edematous dengan tanda gingiva halus, mengkilat, lunak dan meah serta fibrous
dengan tanda gingival lebih kenyal, hilangnya stippling dan buram, biasanya lebih
tebal, pinggiran tampak membulat (Newman, 2002).
G. Gingivektomi
Gingivektomi adalah pemotoongan jaringan gingiva dengan membuang
dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan peradangan
gingival sehingga didapat gingival yang fisiologis, fungsional dan memiliki
estetik yang baik (Newman, 2002). Cohen (2007) menyatakan bahwa indikasi
gingivektomi dan gingivoplasti adalah:
1. Poket suprabony ringan dengan kedalaman lebih dari 3mm
2. Enlargement gingiva
3. Bentuk topografi gingiva yang tidak estetis dan tidak simetris
4. Untuk meningkatkan aspek fisiologis dan kontur gingiva pada post-
acute necrotizing ulcerative gingivitis dan prosedur flap
Sedangkan kontraindikasi gingivektomi menurut Newman (2006) adalah:1. Prosedur bedah yang melibatkan tulang atau memeriksa bentuk dan
morfologi tulang.2. Dasar poket berada di apikal mucogingival junction.3. Pertimbangan estetis, jarang dilakukan pada region anterior maxilla
4. Adanya penyakit sistemik.
5. Gingival cekat sempit.
6. Adanya hidden recesion yang parah.
7. Menimbulkan sensitivitas pada permukaan akar gigi.
Prinsip dan teknik gingivektomi yaitu setelah ditandai dengan poket marker,
jaringan gingiva kemudian dieksisi dengan sudut 45° kemudian gingiva dibentuk
sesuai kontur dan bentuk ketajaman tepi gingiva yang normal baik anatomi
maupun fisiologis. Keuntungan teknik gingivektomi adalah teknik sederhana,
dapat mengeliminasi poket secara sempurna, lapangan penglihatan baik,
morfologi gingiva dapat diramalkan sesuai keinginan (Trijani, 1996).
Setelah 12-24 jam pasca gingivektomi, sel epitel pinggiran luka mulai
migrasi ke atas jaringan granulasi. Epitelisasi permukaan pada umumnya selesai
setelah 5-14 hari. Selama 4 minggu pertama setelah gingivektomi keratinisasi
akan berkurang. Keratinisasi permukaan mungkin tidak tampak hingga hari ke 28-
42 setelah operasi. Perbaikan epitel selesai sekitar satu bulan, perbaikan jaringan
ikat selesai sekitar 7 minggu setelah gingivektomi. Vasodilatasi dan vaskularisasii
mulai berkurang setelah hari ke empat penyembuhan dan tampak hampir normal
pada hari ke 16. Enam belas minggu setelah gingivektomi, gingival tampak sehat,
berwarna merah muda dan kenyal (Newman, 2002).
BAB III
LAPORAN KASUS
PASIEN I
A. Identitas Pasien
No. Kartu : 154455
Nama : Puspita Wijayanti
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Mergangsan
B. Pemeriksaan Subyektif
Keluhan utama :
Pasien mengeluhkan makanan sering terselip pada gusi depan bawah dan gusi
mudah berdarah saat menyikat gigi walaupun telah diskaling.
Riwayat perjalanan penyakit :
Pasien tidak ingat sejak kapan gusinya mudah berdarah.
Riwayat penyakit gigi :
Pasien pernah menambalkan gigi belakang kanan atas sekitar 9 bulan yang lalu.
Riwayat penyakit periodontal :
Pasien sebelumnya sudah membersihkan karang gigi dengan koas sekitar 3
bulan yang lalu.
Gusi mudah berdarah saat menyikat gigi.
Riwayat kesehatan umum:
Pasien tidak pernah rawat inap
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan, obat dan cuaca
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang lama
Peninjauan sistem tubuh (Review of systems)
Endokrin
Gastrointestinal
Hematopoetik
Kardiovascular
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
Muskuloskeletal
Neurologik
Respirasi
Urogenital
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
C. Pemeriksaan Obyektif
Keadaan Umum
Jasmani : Sehat
Rohani : Kooperatif dan komunikatif
Vital sign : Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Respirasi : 15 x/ menit
Suhu : 36.8 ˚ C
Pemeriksaan Ekstraoral
Muka : simetris, tidak ada kelainan
Pipi : simetris, tidak ada kelainan
Bibir : simetris, tidak ada kelainan
Limfonodi : simetris, tidak ada kelainan
Pemeriksaan Intraoral
Gingiva
warna : merah
tekstur : unstippling
konsistensi : kenyal
bentuk : membulat
BOP : +
Jaringan Periodontal
poket periodontal : 4 mm (labial gigi 41, 31, dan 32)
OHI : 0 (Baik)
PI : 3.5 %
GI : 0.017 (ringan)
D. Diagnosa
Periodontitis sedang
E. Prognosis
Baik, karena usia pasien masih muda, kesehatan yang baik, sikap pasien
yang kooperatif dan komunikatif.
F. Rencana Perawatan
1. Initial therapy yaitu DHE, scaling dan polishing. Bertujuan untuk
meredakan penyakit gingivitis yang terjadi, terutama yang disebabkan
karena faktor lokal yaitu deposit keras maupun lunak yang melekat
pada permukaan gigi.
2. Corrective therapy, pada tahap ini dilakukan kuretase yang bertujuan
untuk menghilangkan jaringan granulasi yang terinflamasi kronis pada
dinding saku periodontal.
3. Maintenance phase, pada fase ini dilakukan kontrol untuk memeriksa
perubahan kondisi gingiva pasca bedah kuretase.
JALANNYA PERAWATAN
Tanggal operasi: 23 September 2015
1. Alat
a. Cytoject
b. Ultra Sonic Scaler
c. Pinset
d. Kaca Mulut
e. Plat Kaca
f. Spatula
g. Kuret Medesy
h. Saliva ejector
i. Water syringe
j. Probe
2. Bahan
a. Larutan anestesi
b. Kapas
c. Kasa steril
d. Iod
e. Larutan irigasi steril
f. Gliserin
g. Periodontal dressing
3. Jalannya operasi
a. Olesi area operasi (area gigi 41, 31, dan 32) dengan larutan
iod. Kemudian lakukan anestesi lokal dengan menggunakan
cytoject pada sekitar daerah operasi.
b. Kuretase dengan kuret Medesy yang diselipkan ke dalam
poket sampai menyentuh epitel poket dengan sisi pemotong
diarahkan ke dinding jaringan lunak poket. Permukaan luar
gingiva ditekan dari arah luar dengan jari yang tidak
memegang alat, lalu dengan sapuan ke arah luar dan koronal
epitel poket dikuret. Untuk penyingkiran secara tuntas semua
epitel dan jaringan granulasi perlu dilakukan beberapa kali
sapuan. Kuretase sampai beberapa kali hingga terlihat darah
segar keluar dan tidak ada jaringan granulasi.
c. Daerah operasi di skaling menggunakan USS kemudian
diirigasi dengan larutan irigasi steril untuk membersihkan
partikel-partikel yang tersisa kemudian daerah operasi
dikeringkan. Menekan daerah luka dengan kain kasa yang
telah dibasahi dengan air steril untuk menghentikan
perdarahan dan adaptasi gingiva pasca kuret.
d. Mengaplikasikan coe-pack pada area post-kuret. Periodontal
pack diaduk dengan perbandingan base: catalyst = 1:1 pada
glass plate.
e. Pemberian resep
R/ Amoxicilin mg 500 tab No. XV
s.3.d.d tab I p.c
R/ Asam Mefenamat mg 500 tab No. VI
s.p.r.n tab I p.c
f. Pasien diintruksikan untuk tetap menjaga kebersihan
mulutnya dengan tetap menyikat gigi namun dengan hati-hati.
Pasien dihimbau untuk tidak berkumur keras-keras dan
menghindari makanan atau minuman panas. Minum obat
secara teratur dan usahakan periodontal pack tidak terlepas
sebelum kontrol 1 minggu kemudian.
g. Kontrol 1 minggu setelah operasi untuk melihat proses
perkembangan penyembuhan lukanya.
PASIEN II
A. Identitas Pasien
No. Kartu : 156790
Nama : Titis Luhung
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Monjali km 5,5
B. Pemeriksaan Subyektif
Keluhan utama :
Pasien mengeluhkan pembengkakan pada gusi depan kanan bawah disertai gusi
berdarah sehingga mengganggu penampilan, walaupun telah dilakukan
pembersihan karang gigi.
Riwayat perjalanan penyakit :
Pasien merasa gusinya bengkak sejak 3 tahun lalu. Sekitar 4 minggu sebelum
operasi, pasien melakukan pembersihan karang gigi untuk mengatasi
keluhannya. Lalu, 1 minggu kontrol setelah pembersihan karang gigi, gusi
masih tetap bengkak dan masih suka berdarah.
Riwayat penyakit gigi :
Pasien pernah mencabutkan gigi-gigi depan atas kiri dan kanan sekitar 1 tahun
yang lalu akibat kecelakaan.
Pasien memakai gigi tiruan sebagian lepasan sejak 1 tahun lalu.
Riwayat penyakit periodontal :
Pasien pernah membersihkan karang gigi dengan koas sekitar 1 bulan yang
lalu.
Gusi mudah berdarah saat menyikat gigi.
Riwayat kesehatan umum:
Pasien pernah rawat inap akibat kecelakaan bermotor.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan, obat dan cuaca
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang lama
Peninjauan sistem tubuh (Review of systems)
Endokrin
Gastrointestinal
Hematopoetik
Kardiovascular
Muskuloskeletal
Neurologik
Respirasi
Urogenital
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
C. Pemeriksaan Obyektif
Keadaan Umum
Jasmani : Sehat
Rohani : Kooperatif dan komunikatif
Vital sign : Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Respirasi : 15 x/ menit
Suhu : 36.8 ˚ C
Pemeriksaan Ekstraoral
Muka : simetris, tidak ada kelainan
Pipi : simetris, tidak ada kelainan
Bibir : simetris, tidak ada kelainan
Limfonodi : simetris, tidak ada kelainan
Pemeriksaan Intraoral
Gingiva
Warna : Coral pink
Tekstur : Unstippling
Konsistensi : Kenyal
Bentuk : Membulat pada gigi 41, 42, dan 43
BOP : +
Jaringan Periodontal
Poket gingiva : 4 mm (labial gigi 41, 42, dan 43)
OHI : 0,33 (Baik)
PI : 7,3 %
GI : 0.03 (Ringan)
D. Diagnosa
Enlargement gingiva akibat malposisi gigi 41,42, dan 43
E. Prognosis
Baik, karena usia pasien masih muda, kesehatan yang baik, sikap pasien
yang kooperatif dan komunikatif.
F. Rencana Perawatan
1. Initial therapy yaitu DHE, scaling dan polishing. Bertujuan untuk
meredakan penyakit gingivitis yang terjadi, terutama yang disebabkan
karena faktor lokal yaitu deposit keras maupun lunak yang melekat
pada permukaan gigi.
4. Corrective therapy, pada tahap ini dilakukan kuretase yang bertujuan
untuk menghilangkan jaringan granulasi yang terinflamasi kronis pada
dinding saku periodontal.
5. Maintenance phase, pada fase ini dilakukan kontrol untuk memeriksa
perubahan kondisi gingiva pasca bedah gingivektomi.
JALANNYA PERAWATAN
Tanggal operasi: 21 September 2015
4. Alat
a. Alat diagnostik dan trayb. Cytojectc. Ultra Sonic Scaler dan tip scalerd. Pocket markere. Scalpel dan bladef. Pisau Kirkland dan Pisau Orbang. Glass plateh. Spatulai. Kuretj. Saliva ejectork. Water syringe
2. Bahana. Larutan anestesib. Kapas dan kasa sterilc. Iodine d. Larutan irigasi sterile. Gliserinf. Periodontal pack
3. Jalannya operasia. Area operasi pada regio gigi 41, 42, dan 43 diolesi dengan
larutan iodine b. Pemberian anestesi lokal dengan teknik infiltrasi pada area
tersebut menggunakan cytoject. c. Pemberian tanda kedalaman poket menggunakan pocket marker
pada area operasi. Dalamnya poket ditandai dengan jalan
memasukkan alat tersebut diantara dinding poket paralel aksis
gigi. Ujung yang tumpul masuk kedalam poket dan ujung yang
tajam diluar gingiva, kemudian ditekankan pada gingiva maka
tercipta titik-titik pendarahan (bleeding point). Bleeding point
tersebut akan membentuk garis (outline) eksisi yang harus
dilakukan. d. Eksisi jaringan gingiva dengan menggunakan blade no.15 pada
permukaan bukal dari arah distal ke mesial pada gingiva yang
mengalami pembesaran. Eksisi dimulai dari sebelah apikal titik
perdarahan dan blade diarahkan sedemikian rupa hingga
membentuk sudut 45° dengan sumbu gigi serta ujung tip
mencapai bagian apikal dari dasar poket hingga menyentuh
permukaan gigi.e. Menghilangkan jaringan gingiva bagian papilla menggunakan
pisau Orban.f. Melakukan scaling dan root planing untuk membersihkan
deposit yang menempel pada permukaan akar. g. Daerah operasi diirigasi dengan larutan irigasi steril untuk
membersihkan partikel-partikel yang tersisa kemudian daerah
operasi dikeringkan. Daerah luka kemudian ditekan
menggunakan kasa steril untuk menghentikan perdarahan.h. Pengadukan periodontal pack menggunakan glass plate dan
spatula dengan perbandingan pasta:cairan = 1:1. Campuran
tersebut diambil dengan tangan yang telah dibasahi gliserin agar
tidak lengket. Periodontal pack dibuat seperti gulungan
kemudian dipasangkan dengan ditekan-tekan baik pada bagian
fasial gingiva yang dieksisi. Pemasangan periodontal pack
diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu oklusi.i. Pemberian resep
R/ Asam Mefenamat tab. mg 500 no. VIS.p.r.n tab. I p. c.Pada pasien dengan area operasi yang besar, diberikan tambahan
antibiotik berupa:R/ Amoxicilin tab. mg 500 no. XVS.3.d.d tab. I p. c.
j. Pasien diinstruksikan untuk mengkonsumsi makanan lunak dan
menyikat gigi secara hati-hati, dan menghindari area operasi
dengan menggunakan sikat gigi berbulu halus. Berkumur
dengan obat kumur secara teratur dan usahakan periodontal
pack tidak terlepas 1 minggu kemudian.k. Kontrol 1 minggu setelah operasi untuk melihat proses
perkembangan penyembuhan lukanya.
PASIEN III
A. Identitas Pasien
No. Kartu : 157728
Nama : Serpihan Swara
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Jalan Kaliurang Km 7, Gang Anggrek II No IA
B Pemeriksaan Subyektif
Keluhan utama :
Pasien mengeluhkan gusi masih sering berdarah saat sikat gigi walaupun sudah
dilakukan pembersihan karang giginya.
Riwayat perjalanan penyakit :
Gusi berdarah tiba-tiba dirasakan pasien sejak 6 bulan yang lalu kemudian
dilakukan pembersihan karang gigi seminggu yang lalu, namun gusi pada
bagian gigi geraham kecil kanan bawah masih sering berdarah. Saat ini gusi
tidak terasa sakit.
Riwayat kesehatan oral:
Pasien belum pernah ke dokter gigi sebelumnya.
Riwayat kesehatan keluarga:
Ayah : Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
Ibu : Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
Riwayat kehidupan pribadi/sosial:
Pasien seorang mahasiswa tinggal di kosan dan memiliki kebiasaan merokok
kira-kira 6 batang per hari.
Riwayat kesehatan umum:
Pasien sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
Pasien belum pernah rawat inap
Parien tidak mempunyai alergi makanan, obat dan cuaca
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang lama
Peninjauan sistem tubuh (Review of systems):
Endokrin T.A.K
Gastrointestinal
Hematopoetik
Kardiovascular
Muskuloskeletal
Neurologik
Respirasi
Urogenital
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.KC Pemeriksaan Obyektif
Keadaan Umum
Jasmani : Sehat
Rohani : Kooperatif dan komunikatif
Vital sign : Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 86 x/ menit
Respirasi : 20 x/ menit
Suhu : afebris
Berat badan : 48 kg
Tinggi badan : 153 cm
Lokal
EO: Muka : simetris, tidak ada kelainan
Pipi : simetris, tidak ada kelainan
Bibir : simetris, tidak ada kelainan
Limfonodi :simetris, tidak ada kelainan
IO: Terdapat pembesaran gingiva pada gingiva interdental regio 11 21.
Gingiva : warna : coral pink
tekstur : unstippling
konsistensi : lunak
bentuk : membulat 44
BOP : -
resesi : -
poket : periodontal 3,5 mm 44
D Diagnosa
Periodontitis ringan gigi 44.
E Prognosis
Baik, karena usia pasien masih muda, kesehatan umum baik, sikap pasien
yang kooperatif dan komunikatif, serta mempunyai motivasi tinggi untuk
menjalani perawatan serta faktor etiologi dapat dikendalikan
F Rencana Perawatan
1. Initial phase therapy
DHE, scaling dan polishing. Bertujuan untuk meredakan penyakit
periodontitis yang terjadi, terutama yang disebabkan karena faktor lokal
yaitu deposit keras maupun lunak yang melekat pada permukaan gigi.
Tindakan ini dilakukan karena penyebab utama penyakit periodontal
adalah bakteri plak.
2. Corrective phase therapy, pada tahap ini dilakukan
Pada tahap ini dilakukan kuretase yang bertujuan untuk menghilangkan
jaringan granulasi yang melekat pada gigi dan dinding poket sebelah
dalam sehingga diharapkan terjadi perlekatan kembali antara jaringan
lunak dengan permukaan gigi dan ukuran poket berkurang.
3. Maintenance phase therapy
Pada fase ini dilakukan untuk memeriksa perubahan kondisi gingiva pasca
kuretase. Kontrol I (hari ke-7 pasca operasi) untuk melepas periodontal
pack atau pemasangan periodontal pack kembali apabila luka belum
sembuh, serta melihat proses penyembuhan.
PENATALAKSANAAN KURETASE
Tanggal operasi: 21 September 2015
a. Alat
1. Alat diagnostik 9. Spuit2. Polibip, masker, gloves 10. Kuret3. Tensimeter & stetoskop 11. Gunting Bedah4. Periodontal probe 12. Suction5. Cytoject 13. Glass plate & spatula6. Brush7. Scaler tip USS
8. Handpiece low speedb. Bahan
1. Iod2. Larutan anestesi3. Kapas & kasa steril4. Larutan irigasi
klorhexidin 0,2%5. Periodontal pack (Coe-
pack)6. Gliserin
c. Jalannya Operasi1. Persiapan alat dan bahan
2. Area operasi pada regio gigi 44 diolesi dengan iod kemudian dilakukan
anestesi lokal dengan cytoject pada sulkus gingiva sebelah labial/bukal dan
palatal.3. Scaling dan root planning dilakukan dengan cara tip scaler dimasukkan
lebih dalam ke arah dasar poket untuk menghilangkan sisa-sisa plak,
debris, dan kalkulus subgingiva serta menghaluskan permukaan akar
gigi.4. Kemudian jaringan granulasi diambil dengan kuret dan dibantu dengan
scaler USS untuk membersihkan kalkulus yang masih melekat pada
permukaan gigi.5. Daerah operasi diirigasi dengan menggunakan larutan klorhexidin 0,2%
untuk membersihkan perdarahan dan sisa-sisa jaringan. Kemudian
daerah operasi dikeringkan dengan cara menekan-nekan daerah operasi
menggunakan kasa steril.6. Periodontal pack diaduk dengan perbandingan base : catalyst = 1:1 pada
glass plate, kemudian campuran tersebut diambil dengan tangan yang telah
dibasahi dengan gliserin agar tidak lengket. Periodontal pack dipilin
dibentuk seperti gulungan kemudian ditutupkan pada area operasi, ditekan
perlahan-lahan, dibebaskan dari vestibulum dan frenulum labialis supaya
retensinya baik. Setelah itu periodontal pack dirapikan agar tidak
mengganggu oklusi dan estetika.7. Pemberian resep berupa antibiotik untuk mencegah infeksi dan
analgesik untuk menghilangkan rasa sakit pasca operasi.R/ Amoxicilin cap. mg 500 No. XV
S.3.d.d. cap. I p.c.
R/ Ibuprofen Tab. mg 4 00 No VS.p.r.n. Tab I
8. Pasien diinstruksikan untuk tetap menjaga kebersihan mulutnya dengan
tetap menyikat gigi secara hati-hati. Hindari penyikatan pada daerah
yang tertutup pack. Daerah operasi dijaga kebersihannya dengan
berkumur obat kumur. Pasien dihimbau untuk tidak berkumur keras-
keras dan menghindari makanan atau minuman panas. Obat diminum
teratur dan diusahakan periodontal pack jangan sampai terlepas sebelum
kontrol 1 minggu kemudian.9. Kontrol satu minggu setelah operasi untuk melihat penyembuhan luka
pasca kuretase.
PASIEN IV
A. Identifikasi Pasien
Nama : Astrodita Adya Seta
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Majapahit RT 6 RW 2 no 87 Purworejo
Pekerjaan : Mahasiswa
No. RM : 142092
B. Pemeriksaan Subyektif
CC : Pasien mengeluhkan gusi depan atas masih berwarna merah dan
bengkak walau telah dibersihkan karang giginya.
PI : Keluhan dirasakan sejak 3 minggu yang lalu.
PMH : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
PDH : pasien pernah membersihkan karang gigi
FH : Ayah : Tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
Ibu : Tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
C. Pemeriksaan Obyektif
Keadaan umum
Jasmani : Sehat Rohani : Kooperatif dan komunikatif Vital sign : Tensi : 120/80 mmHg Suhu : 36,7 C
Nadi :92 x/menit Respirasi : 19x/menit
Lokal
Ekstra Oral
Muka : simetris, Tidak ada kelainan Pipi : simetris, Tidak ada kelainan Bibir : simetris, Tidak ada kelainan Limfonodi : tidak teraba
Intra Oral
Mukosa lidah Mukosapalatum Mukosa pipi Mukosa bibir Gigi-geligi
: t.a.k
: t.a.k
: t.a.k
: t.a.k
: X
Gingiva :
Warna
Tekstur
Bentuk
Konsistensi
BOP
: kemerahan pada regio 4 3 3
: unstippling pada 43 3
: membulat pada 3 3
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Poket gingival
Resesi
: lunak pada 3 3
: 3 3
: -
: -
Jaringan periodontal
Poket periodontal : 3 3 4 mm
Pemeriksaan kebersihan mulut:
DI:
Kanan Anterior Kiri Jumlah DI= 0 6 = 0 Atas 0 0 0 0
Bawah 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0
CI:
Kanan Anterior Kiri Jumlah CI= 2 6 = 0.3
OHI: 0,3
Atas 0 0 0 0
Bawah 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0
GI:
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
1 0 1 2
1 0 1 2
- 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 - = 7 = 0,06% 4 x 28 (gingivitis ringan)- 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 -
PI:
Hasil
pemeriksaan
fisik pada gingiva menunjukkan area kemerahan, tekstur unstipling, bentuk
membulat, konsistensi lunak pada regio gigi 13, BOP positif, dan poket
periodontal sedalam 4 mm.
D. Diagnosis
Periodontitis ringan pada gigi 13
E. Prognosis
Baik, dikarenakan kesehatan umum baik, oral hygiene baik, kooperatif,
komunikatif, dan mempunyai motivasi tinggi untuk menjalani perawatan serta
faktor etiologi dapat dikendalikan.
F. Rencana Perawatan1. Initial phase therapy
Tahap awal perawatan penyakit periodontal adalah DHE, scaling dan polishing.
Perawatan yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk meredakan penyakit
periodontitis yang terjadi, terutama yang disebabkan karena faktor lokal yaitu
deposit keras maupun lunak yang melekat pada permukaan gigi. Tindakan ini
dilakukan karena penyebab utama penyakit periodontal adalah bakteri pada plak.
2. Corrective phase therapy
Pada tahap korektif dilakukan kuretase yang bertujuan untuk menghilangkan
jaringan granulasi yang melekat pada gigi dan dinding poket sebelah dalam
sehingga diharapkan terjadi perlekatan kembali antara jaringan lunak dengan
permukaan gigi sehingga ukuran poket berkurang.
3. Maintainance phase therapy
Pada fase ini dilakukan kontrol pasca kuretase ntuk memeriksa perubahan
kondisi gingiva pasca kuretase. Kontrol I (hari ke-7 pasca operasi) untuk
melepas periodontal pack atau pemasangan periodontal pack kembali
apabila luka belum sembuh, serta melihat proses penyembuhan.
- 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - = 4 x 100% = 3,5% 4 X 28
- 0 0 2 0 0 0
0
0 0 0 2 0 0 0 -
G. PENATALAKSANAAN KURETASE
a. Alat
1. Kaca Mulut 8. Spuit irigasi2. Pinset 9. Kuret Gracey3. Periodontal probe 10. Salive ejector4. Cytoject 11. Glass plate & spatula5. Sonde6. Ultra Sonic Scaler7. Ekskavator
b. Bahan1. Pehacaine2. Alkohol3. Kapas & kasa steril4. Chlorhexidine 0,2%\5. Saline6. Periodontal pack (Coe-
pack)7. Iod Gliserin
c. Jalannya Operasi1. Persiapan alat dan bahan2. Menjelaskan kepada
pasien mengenai jalannya perawatan dan meminta pasien mengisi serta
menandatangani inform consent3. Mengukur kedalaman
poket dengan probe.4. Area operasi pada regio
gigi 13 diolesi dengan iod kemudian dilakukan anestesi infiltrasi
dengan cytoject pada sebelah labial gigi 13.5. Lakukan kuretase pada
daerah operasi dengan menggunakan kuret Gracey 1-2 dan 3-4.6. Kuret digerakkan secara
sirkuler atau horizontal dengan gerak menyongkel untuk membuang
jaringan terinflamasi.7. Daerah operasi yang
tertutup darah dan jaringan granulasi diirigasi dengan saline.
8. Scaling dan root planning
dilakukan dengan cara tip scaler dimasukkan lebih dalam ke arah dasar
poket untuk menghilangkan sisa-sisa plak, debris, dan kalkulus
subgingiva serta menghaluskan permukaan akar gigi.9. Kumur menggunakan
larutan aquades yang dicampur dengan chlorhexidine.10. Daerah operasi
dikeringkan kemudian ditutup dengan periodontal pack.11. Instruksikan untuk
mengkonsumsi makanan lunak dan menyikat gigi secara hati-hati.12. Pemberian resep berupa
antibiotik untuk mencegah infeksi dan analgesik untuk menghilangkan
rasa sakit pasca operasi.
R/ A sam mefenamat mg 500 tab No. VI
s.3.d.d. tab. I p.c.
13. Kontrol satu minggu
setelah operasi untuk melihat penyembuhan luka pasca kuretase.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Kontrol pasien I dilakukan seminggu setelah dilakukannya operasi kuretase.
Pemeriksaan subjektif pasien menunjukkan tidak ada keluhan, pasien tidak
mengeluhkan gusi mudah berdarah. Coe-pack telah terlepas 2 hari sebelum
kontrol. Gingiva regio gigi 41, 31, dan 32 sudah tidak kemerahan.
Pasien II dilakukan kontrol 1 minggu setelah dilakukannya operasi
gingivektomi. Pemeriksaan subjektif pasien menunjukkan pasien masih
mengeluhkan gusinya yang sedikit berdarah pasca bedah. Coe-pack masih
terpasang dengan baik. Gingiva regio gigi 41 dan 42 masih menunjukkan
kemerahan. Kontrol dilanjutkan 1 minggu setelahnya dengan pelepasan coe-pack.
Kontrol ke-2 menunjukkan tidak terdapat keluhan pada pemeriksaan subjektifnya,
dan pada pemeriksaan objektif juga tidak menunjukkan kemerahan.
Kontrol pasien III dilakukan pada hari ke – 7, penyembuhan berjalan
optimal, kondisi periodontal pack sudah terlepas. Kondisi gingiva yang
sebelumnya kemerahan menjadi membaik serta margin gingiva menutup dan
sudah tidak tedapat poket periodontal.
Pada kontrol hari ke-7 untuk pasien IV, penyembuhan berjalan optimal,
kondisi periodontal pack sudah terlepas. Gingiva sekitar gigi 12 dan 13 tampak
berwarna merah muda, poket periodontal dalam masa penyembuhan.
B. PEMBAHASAN
Pasien I merupakan perempuan berusia 22 tahun datang ke klinik
periodonsia RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan makanan sering terselip pada
gusi depan bawah dan gusi mudah berdarah saat menyikat gigi walaupun telah
dilakukan pembersihan karang gigi. Dari anamnesis dan pemeriksaan objektif
terhadap pasien, dapat diketahui bahwa pasien memiliki bleeding on probing
positif dan kedalaman poket + 4 mm pada gingiva regio gigi 41, 31, dan 32
meskipun sudah dilakukan initial therapy dengan scaling dan root planing. Masih
adanya bleeding on probing dan tidak membaiknya kedalaman poket dari visit
pertama saat pasien dirawat scaling dan root planing ke visit selanjutnya saat
kontrol menunjukkan tanda inflamasi dan attachment loss yang menjadi ciri khas
periodontitis.
Sementara pasien II adalah pasien perempuan berusia 20 tahun datang ke
klinik periodonsia RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan pembengkakan gusi
depan kanan bawah disertai gusi mudah berdarah saat menyikat gigi walaupun
telah dilakukan pembersihan karang gigi. Anamnesis dan pemeriksaan objektif
terhadap pasien diketahui bahwa pasien memiliki bleeding on probing positif dan
kedalaman poket gingiva + 4 mm pada gingiva regio gigi 41, 42, dan 43 meskipun
sudah dilakukan initial therapy dengan scaling dan root planing. Masih adanya
bleeding on probing dan tidak membaiknya kedalaman poket dari visit pertama
saat pasien dirawat scaling dan root planing ke visit selanjutnya saat kontrol
menunjukkan adanya enlargement gingiva. Pembengkakan pada gusi dialami
pasien karena malposisi gigi-gigi sebelahnya sehingga gusi di sekitar regio gigi
tersebut terlihat membengkak.
Pasien III merupakan seorang pasien perempuan berusia 21 tahun dengan
keadaan gingiva sedikit membengkak dan berwarna kemerahan pada regio gigi
44. Kontur membulat, konsistensi lunak, tekstur halus (unstippling), BOP positif
dan adanya poket periodontal sedalam 3,5 mm. Perawatan bedah periodontal
berupa kuretase pada regio gigi 44 diharapkan dapat berhasil sehingga dapat
menghilangkan jaringan granulasi yang melekat pada gigi dan dinding poket
sebelah dalam dan terjadi perlekatan kembali antara jaringan lunak dengan
permukaan gigi dan pengurangan kedalaman poket periodontal.
Pasien IV adalah seorang pasien laki-laki berusia 24 tahun dengan keadaan
gingiva sedikit membengkak dan berwarna kemerahan pada regio gigi 13. Kontur
membulat, konsistensi lunak, tekstur halus (unstippling), BOP positif dan adanya
poket periodontal sedalam 4 mm. Perawatan bedah periodontal berupa kuretase
pada regio gigi 13 diharapkan dapat berhasil sehingga dapat menghilangkan
jaringan granulasi yang melekat pada gigi dan dinding poket sebelah dalam dan
terjadi perlekatan kembali antara jaringan lunak dengan permukaan gigi dan
pengurangan kedalaman poket periodontal.
Poket periodontal pada pasien diduga terkait kalkulus subgingiva sehingga
menimbulkan respon inflamasi. Pada kasus ini, dilakukan tindakan kuretase
karena poket periodontal yang terjadi ditimbulkan oleh deposit kalkulus
subgingiva yang masih tertinggal. Scaler tip kurang dapat menjangkau kalkulus
subgingiva saat dilakukan scaling 1 minggu sebelumnya. Perawatan ideal yang
dilakukan untuk mengkoreksi keadaan tersebut adalah kuretase supaya diharapkan
terjadi perlekatan kembali antara jaringan lunak dengan permukaan gigi.
Setelah prosedur kuretase selesai, area operasi ditutup dengan menggunakan
periodontal pack (periodontal dressing). Periodontal dressing yang digunakan
untuk menutupi luka mempunyai berbagai fungsi, yaitu melindungi luka dari
iritasi, mengurangi kemungkinan infeksi, mengontrol perdarahan paska operasi,
dan mengontrol produksi jaringan granulasi yang berlebihan (Carranza, 1996).
Periodontal dressing dapat mempercepat pemulihan dan memberikan
kenyamanan pasca operasi. Periodontal dressing harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1 Harus bersifat tidak mengiritasi dan tidak merangsang terjadinya
reaksi alergi.
2 Dapat mencegah akumulasi sisa makanan dan saliva.
3 Mempunyai sifat antibakteri sehingga dapat mencegah
pertumbuhaan bakteri.
4 Harus cukup keras sehingga tidak mudah bergeser.
5 Rasanya tidak menggangu.
Periodontal dressing yang digunakan pada operasi ini adalah Coepack yang
bersifat non-eugenol.
Segera setelah kuretase, jendalan darah mengisi sulkus gingiva, yang secara
total ataupun parsial memisahkan lining epithelial. Hemorrhargi terjadi pada
jaringan dengan dilatasi kapiler dan leukosit polimorfonuklear tampak pada area
perlukaan. Kemudian diikuti dengan proliferasi jaringan granulasi yang cepat
dengan penurunan jumlah pembuluh darah sebagai tanda kematanagn jaringan
(Carranza, 1996).
7 hari setelah operasi pasien datang untuk kontrol. Pasien tidak memiliki
keluhan. Dari pemeriksaan klinis, gingiva dan poket periodontal sedang dalam
proses penyembuhan, ditandai dengan gingiva yang berkurang hemorrhagi dan
kemerahannya serta keadaan margin gingiva yang menutup. Proses penyembuhan
meliputi pembentukan bekuan darah, pembentukan jaringan granulasi, epitelisasi,
pembentukan kolagen, regenerasi dan maturasi. Sel akan menutupi luka dalam
waktu 7-14 hari dan terkeratinisasi setelah 2-3 minggu. Pembentukan perlekatan
epitel yang baru berlangsung selama 4 minggu (Manson dan Eley, 2003).
Penyembuhan epithelial lining poket setelah kuretase diperkirakan selama 5-12
hari. Pada penelitian Witjaksono dkk. (2006) jaringan sulkus gingiva mengalami
perlekatan kembali dalam waktu 2-3 minggu pasca kuretase.
Untuk tindakan gingivektomi, setelah penegakan diagnosis, maka langkah
pertama adalah fase inisial berupa eliminasi seluruh deposit yang keras dan lunak
di sekitar gigi melalui tindakan scaling dan polishing. Jika setelah itu dilakukan
reevaluasi dan kondisi pembesaran gingiva masih ada maka perlu dilakukan
rekonturing gingiva dengan cara gingivektomi.
Beberapa saat setelah operasi terlihat warna kemerahan pada margin gingiva
yang dieksisi. Daerah tersebut kemudian ditutup dengan periodontal pack atau
dressing dengan tujuan melindungi luka dari iritasi, menjaga agar daerah luka
tetap dalam kondisi bersih, mengontrol perdarahan, dan mempercepat
penyembuhan.Pasien diberi resep obat minosep yang berfungsi utuk menjaga
kesehatan mulut dan menghambat pertumbuhan plak.
Saat kontrol, ditemukan gingiva tampak masih berwarna kemerah-merahan
dan sudah menunjukkan mulainya proses reepitelisasi. Menurut Fedi (2004)
proses penyembuhan meliputi pembentukan bekuan darah, pembentukan jaringan
granulasi, epitelisasi, pembentukan kolagen, regenerasi dan maturasi. Sel akan
menutupi luka dalam waktu 7-14 hari dan terkeratinisasi setelah 2-3 minggu.
Pembentukan perlekatan epitel yang baru berlangsung selama 4 minggu (Eley dan
Manson, 2004).
BAB V
KESIMPULAN
1. Periodontitis pada pasien I tergolong periodontitis sedang, sementara pada
pasien III dan IV tergolong periodontitis ringan, yang disebabkan oleh
inflamasi dari akumulasi plak dan kalkulus subgingiva.
2. Tindakan kuretase dilakukan untuk menghilangkan jaringan granulasi pada
gigi dan dinding poket periodontal sebelah dalam agar terjadi perlekatan
kembali antara jaringan lunak dengan permukaan gigi dan ukuran poket
berkurang.
3. Tindakan kuretase memberikan hasil yang baik, setelah 7 hari keadaan gingiva
yang sebelumnya hemorrhagi dan kemerahan menjadi membaik serta margin
gingiva menutup, sedangkan poket periodontal masih dalam proses
penyembuhan.
4. Enlargement gingiva dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor. Dalam
kasus ini, enlargement gingiva pada pasien II disebabkan oleh malposisi gigi-
gigi.
5. Pembesaran gingival yang bersifat fibrotik dapat diatasi dengan bedah
periodontal yaitu gingivektomi.
6. Salah satu penentuan kesuksesan perawatan gingivektomi adalah sikap pasien
yang kooperatif, kondisi kesehatan umum dan lokal pasien, serta kemampuan
operator.
7. Hasil perawatan gingivektomi dalam keempat kasus ini baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bathla, S., 2011, Periodontics Revisited, Jaypee Brothers Medical Publishers,
New Delhi.
Bulkacz, J., Carranza, F.A., 2002, Mechanisms of the Gingiva . In: Carranza’s.Clinical Periodontology. 9th Ed, Philadelpia : WB.Saunder Co.
Carranza, Jr., and Newman., G.M., 1996, Clinical Periodontology, 7th edition, W.BSaunders Company, Philadelphia.
Cohen, ES., 2007, Atlas of Cosmetic and Reconstructive Periodontal Surgery 3rded, People’s Medical Publishing House, USA
Fedi, P.F., Vernino, A.R., dan Gray, J.L., 2004, Silabus Periodonti, EGC, Jakarta
Klaus H., Rateitschak, EM., Wolf HF., Hassell TM., 2005, Color Atlas ofPeriodontology, Thieme, New York
Lumentut, R.A.N., Gunawan, P.N., dan Mintjelungan, C.N., 2013, StatusPeriodontal dan Kebutuhan Perawatan pada Usia Lanjut, Jurnal e-GiGi(eG), Vol 1(2):79-83.
Manson, J.D. dan Eley, B.M., 1993, Buku Ajar Periodonti, ed 2, Hipocrates,
Jakarta.
Newman, M.G.; Takei, H.H.; Carranza, F.A., 2012, Carranza’ s Clinical
Periodontology, 11th edition, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Rose, L.F., Mealey, B.L., Geneo, R.J., Conen, D.W., 2004, Periodontics,
Medicine, Surgery, and Implants.
Suryono, 2012, Bedah dasar Periodonsia, CV. BUDI UTAMA, Yogyakarta
Trijani S., Evaluasi Kesembuhan Klinis setelah Tindakan Gingivektomi denganatau tanpa Pack Periodontal pada Kasus Gingivitis Pubertas, TIMNAS1996: 416-423
Witjaksono, W., Abusamah R., Kannan, T. P., 2006, Clinical evaluation in
periodontitis patient after curettage, Dent. J., 39(3): 102-106.
Wolf, H. F. dan Hassell, T. M., 2006, Color Atlas of Dental HygienePeriodontology, Thieme, Stuttgart