Cr Kuretase
description
Transcript of Cr Kuretase
REFLEKSI KASUS
CURRETAGE
Nama Mahasiswa : Dyaswara Tituk Ajeng Widyaningrum
NIM : 112090068
Dosen pembimbing : drg Puspito Ratih, sp Perio
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SULTAN AGUNG SEMARANG
2015
I. DESKRIPSI KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Adrian K. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat&Tgl. Lahir : Kudus, 19 maret 1992
Umur : 22 tahun
Alamat : Kyai Tapa Telinsing No 19 Kudus
B. Pemeriksaan Subyektif
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan gusi depan rahang atas kelihatan bengkak dan
sering berdarah
Anamnesa
Pasien mengeluhkan gusi depan atas membesar dan sering berdarah sejak 2 bulan
yang lalu. Pasien pernah membersihkan karang gigi 2 bulan yang lalu tetapi gusi masih
tetap membesar. Pasien ingin gigi nya dibersihkan kembali. Pasien tidak pernah
mengeluhkan sakit nyeri
Pemeriksaan riwayat penyakit sistemik pasien diketahui tidak ada kelainan.
Pemeriksaan Obyektif
General
Keadaan Umum : Baik
Tekanan darah : 110/80 mm/hg
Berat Badan : 76kg
Tinggi Badan : 170 cm
Nadi : 80 x/menit
Respiration Rate : 24 x/menit
Ekstra Oral
Inspeksi : dtak
Palpasi : dtak
Intraoral
Inspeksi
- Margin Gingiva gigi 13,12,11,21,22,23 terdapat kemerahan dan sedikit
pembengkakan, saat di palpasi tidak nyeri (-)
- DI-S CI-S
0 1 1
1 1 1
- OHI-S : 2,33 (sedang)
II. PENATALAKSANAAN
a. Kunjungan I (29 November 2014)
Subyektif :
Pasien mengeluhkan giginya kotor dan gusinya bengkak pada rahang atas
dan rahang bawah dan ingin dibersihkan
Obyektif :
Ekstra Oral : Insepeksi (dtak) dan Palpasi (dtak)
Intra Oral:
Inspeksi
- Margin Gingiva gigi 13,12,11,21,22,23 terdapat kemerahan dan sedikit
pembengkakan, saat di palpasi tidak nyeri (-)
- DI-S CI-S
0 1 1
1 1 1
- OHI-S : 2,33
Kategori (sedang)
Diagnosa : periodontitis kronis et causa kalkulus
Tindakan : Deep scaling pada semua regio dan DHE
b. Kunjungan II ( 7 januari 2014)
Subyektif :
Pasien mengeluhkan gusi depan atas membesar dan sering berdarah sejak
2 bulan yang lalu. Pasien pernah membersihkan karang gigi 2 bulan yang
lalu tetapi gusi masih tetap membesar. Pasien ingin gigi nya dibersihkan
kembali. Pasien tidak pernah mengeluhkan sakit nyeri
Obyektif :
General
Keadaan Umum : Baik
Tekanan darah : 110/80 mm/hg
Berat Badan : 76kg
Tinggi Badan : 170 cm
Nadi : 80 x/menit
Respiration Rate : 24 x/menit
Intraoral
Inspeksi :
Terdapat margin gingival yang masih bengkak dan kemerahan, terdapat poket
periodontal (true poket) kedalaman 3 mm pada margin gingival gigi 12,11,21,22
bagian mesial dengan Bleeding On Probing (+).
Palpasi : tidak sakit saat dilakukan palpasi.
- DI-S CI-S
0 1 0
0 0 0
OHIS : 2/6: 0,3
Kategori (Baik)
gb. Klinis pre kuret gb.rontgen pre kuret
Pada pemeriksaan rontgen periapikal : terdapat kerusakan tulang alveolar pada
mesial dan distal gigi 21 dan 22
Diagnosa : periodontitis kronis
Tindakan : Kuretase Gingiva
Tahapan Kuretase Gingiva
1. Tindakan asepsis IO dengan betadine solution 10%
2. Anastesi infiltrasi pada gingiva interdental 21 dan 22 menggunakan citoject
3. Masukan kuretase sejajar aksis gigi sampai dasar poket, sisi tajam pada epitel
sulkuler (alat kuret menggunakan Gracey no 3 dan no 4).
4. Lakukan penguratan beberaa kali, permukaan luar gingiva ditekan dari arah luar
dengan jari tangan yang tidak memegang alat, lalu dilakukan sapuan kea rah luar
dan koronal epitel saku dikuret. Hingga semua jaringan granulasi erambil dan
berhanti menjadi darah yang segar berwarna merah terang.
5. Membersihkan darah kerja dengan diirigasi saline untuk menyingkirkan debris
dan granulasi.
6. Daerah gingival interdental ditekan selama 5 menit.
7. Pemeberian metronidazole gel di dalam poket gingiva.
8. Aplikasikan periodontal pack pada gingiva gigi 21dan 22
9. Kontrol 1 minggu kemudian
10. Pemberian resep
R/ Amoxicillin tab 500 mg no X
S t.d.d. tab I p.c
R/ Asam Mefenamat tab 500 mg no V
S prn
Gb. Klinis pasca kuret
c. Kunjungan III (29 januari 2015)
Subyektif : pasien datang untuk mengontrolkan keadaan gusinya setelah 3 minggu
dibersihkan. Pasien tidak ada keluhan pada gusi tersebut. Permen karet
yang menempel pada gusi tersebut lepas setelah 3 hari.
Obyektif : periodontal pack yang dipasang sudah lepas, margin gingiva gigi 21dan
22 sudah tidak bengkak saat dilakukan probing dengan kedalaman 2 mm
dan BOP (-). Saat dilakukan palpasi tidak nyeri.
- DI-S CI-S
0 0 1
1 1 1
OHIS: 5/6 : 0,83
Kategori (baik)
Gambaran Klinis
Gb. Klinis pasca kuret 3 minggu
d. Kunjungan III (5 maret 2015)
Subyektif : pasien datang untuk mengontrolkan keadaan gusinya setelah 2 bulan
dilakukan perawatan pada gusinya.
Obyektif :Margin gingiva gigi 21 dan 22 sudah tidak bengkak, saat dilakukan
probing pada proximal distal gigi 22 terlihat kedalaman poket >2 mm dan
BOP (+). Saat dilakukan palpasi tidak nyeri
Gb post kuret 3 minggu
Gb. post kuret 2 bulan
III.PERTANYAAN KRITIS
a. Bagaimana tahapan Gingivitis?
b. Macam-macam poket ?
c. Apakah pengertian dari kuretase?
d. Apakah indikasi dan kontraindikasi kuretase?
e. Bagaimana prosedur kuretase?
IV. LANDASAN TEORI
Gingivitis adalah peradangan gingival yang menyebabkan perdarahan disertai
pembengkakan, kemerahan dan perubahan kontur gingiva. Gingivitis dapat mengenai 1
atau 2 gigi bahlan dapat terjadi pada seluruh gigi.Gingiva jadi mudah berdarah akibat
rangsangan seperti saat menyikat gigi, bahkan dapat berdarah secara spontan.Penumpukan
bakteri plak pada permukaan gigi merupakan penyebab utama penyakit periodontal.(1)
Tahapan gingivitis dibagi menjadi 3 tahap yaitu : initial lesion; early lesion;
establlised lesion(2).
a. Initial lesion ditandai dengan pembuluh darah mengalami dilatasi dan
vaskulitis, epitel junction sudah terinfiltrasi PMNs, kolagen mengalami
kehilangan perivaskuler. Gambaran klinis terlihat aliran cairan gingival
meningkat.
b. Early lesion ditandai dengan pembuluh darah mengalami proliverasi vaskuler
pembuluh darah, epitel junction terbentuk ratepeg dengan infiltrasi limfosit,
kolagen mengalami kehilangan perivaskuler lebih banyak. Gambaran klinis
terlihat area gingival erytema dan perdarahan pada probing.
c. Early lesion ditandai dengan pembuluh darah mengalami proliverasi vaskuler
pembuluh darah dengan darah statis, epitel junction infiltrasi limfosit lebih
berkembang, kolagen mengalami kehilangan perivaskuler lebih banyak
sehingga kerusakan berlanjut. Gambaran klinis terlihat area gingival perubahan
warna, ukuran , dan teksturnya.
Apabila pada saat fase skalling, kalkulus tertinggal mengakibatkan tidak terjadi
mekanisme penyembuhan gingivitis karena permukaan akar kasar sehingga bakteri mudah
menempel lagi dan akan terjadi gingivitis.
Klasifikasi poket terdiri dari 2 yaitu poket gingival dan poket periodontal.
a. Poket gingival terdiri dari peseudopoket . Pseudopoket yaitu pendalaman sulkus
gingival sebagai akibat dari pembesaran gingival . Tidak terjadi migrasi epitel junction
ke apikal.
Gb. Pseudopoket
b. Poket periodontal terdiri dari suprabony dan infrabony
Supraboni yaitu pendalaman sulkus gingival disertai dengan migrasi epitel
junction ke apikal. Dasar poket dan epitel junctional terletak lebih koronal
dibandingkan puncak tulang alveolar. Terjadi resorpsi tulang horizontal
Infraboni yaitu yaitu pendalaman sulkus gingival disertai dengan migrasi epitel
junction ke apikal. Dasar poket dan epitel junctional terletak lebih apikal
dibandingkan puncak tulang alveolar. Terjadi resorpsi tulang vertikal
Gb. Suprabony poket Gb. Infrabony poket
Kuretase didefinisikan sebagai tindakan periodontik untuk mengerok (scraping)
dinding gingiva pada poket periodontal untuk menghilangkan jaringan lunak yang
terinfeksi. Tujuan dari kuretase adalah untuk mengurangi kedalaman poket, reattachment
atau membuat attachment baru. Indikasi utama dari kuretase adalah pada poket supraboni
yang edematus, di mana pengkerutan dan pengurangan inflamasi setelah kuret akan
menghasilkan sulkus yang lebih dangkal, atau dapat juga dilakukan sebelum peosedur
bedah untuk mengurangi inflamasi. Terdapat dua jenis tindakan kuretase, yaitu kuretase
gingiva dan subgingiva. Kuretase gingiva menghilangkan jaringan lunak yang terinflamasi
pada lateral dinding poket, sementara kuretase subgingiva adalah prosedur kuretase yang
dilakukan pada sisi apikal dari epithelial attachment, memisahkan perlekatan jaringan ikat
di bawah puncak alveolar (1).
Jaringan periodontal yang akan dihilangkan pada prosedur kuretase terdiri atas
jaringan granulasi, terinflamasi kronis, sisa-sisa kalkulus, dan koloni bakteri. Koloni
bakteri yang ada pada poket periodontal dapat memperparah keadaan patologis ini dan
menghambat penyembuhan(3)
Indikasi terapi kuretase adalah: Poke t dangka l ±mode ra t ( 3 -5 mm) ;
Oedematous, inflamasi, non fibrotik; Kontur gingiva relatif baik ; Ada kontra indikasi
bedah perio lanjut; Recall visit untuk maintenance poket yangrekuren; Poket supraboni ;
Pasien yang kontraindikasi perawatan bedah periodontal flap; Recall visit untuk
pemeliharaan poket yang rekuren ; Sebagai persiapan awal sebelum tindakan bedah untuk
menghasilkan jaringan yang lebih mudah untuk ditangani; Kehilangan attachment atau
tulang alveolar yang progresif; Level mikroorganisme patogen yang meningkat(1).
Kontraindikasi kuretase adalah : Jaringan fibrotik; Poket yang dalam ;keterlibatan
furkasi; daerah sulit dijangkau /aksesibilitas kurang memadai. Tindakan kuretase dilakukan
dengan menggunakan kuret. Terdapat dua jenis kuret yang biasa digunakan oleh para
klinisi: yaitu universal kuret dan area-specific kuret. Kuret universal memiliki cutting edge
yang bisa dimasukkan hampir ke seluruh area gigi manapun dengan menyesuaikan finger
rest, fulkrum, dan posisi tangan operator. Contoh dari kuret universal adalah Barnhart
curette #1-2 dan 5-6, serta Columbia curette #13-14, 2R-2L dan 4R-4L1(1,3).
Berbeda dengan kuret universal, area-specific curette adalah instrumen untuk
kuretase yang bentuknya sudah disesuaikan dengan anatomi masing-masing area gigi,
sehingga operator dapat memiliki alat mana yang akan digunakan sesuai dengan area kerja.
Salah satu contoh kuret ini adalah gracey kuret (4). Terdapat dua jenis gracey kuret: double-
ended dan single-ended. Double-ended kuret dibagi menjadi:
Gracey #1-2 dan 3-4 : untuk gigi anterior
Gracey #5-6: untuk gigi anterior dan premolar
Gracey #7-8 dan 9-10: untuk gigi posterior bagian facial dan lingual
Gracey #11-12: untuk gigi posterior bagian mesial
Gracey #13-14: untuk gigi posterior bagian distal
Tahapan Prosedur
Tahapan prosedur teknik kuretase adalah sebagai berikut:
1. Anestesi.-Sebelum melakukan kuretase gingival atau kuretase subgingival, daerah
yang dikerjakan terlebih dulu diberi anestesi lokal.
2. Scaling root planning.-Permukaan akar gigi dievaluasi untuk melihat hasil terapi
fase I. Apabila masih ada partikel kalkulus yang tertinggal atau sementum yang
lunak, scaling root planing diulangi kembali.
3. Penyingkiran epitel pocket. Alat kuret diselipkan ke dalam pocket sampai
menyentuh epitel pocket dengan sisi pemotong diarahkan ke dinding jaringan lunak
pocket. Permukaan luar gingiva ditekan dari arah luar dengan jari dari tangan yang
tidak memegang alat, lalu dengan sapuan ke arah luar dan koronal epitel pocket
dikuret. Untuk penyingkiran secara tuntas semua epitel pocket dan jaringan
granulasi perlu dilakukan beberapa kali sapuan.
Columbia #4R-4L universal curette
4. Pembersihan daerah kerja. Daerah kerja diirigasi dengan akuades (aquadest) untuk
menyingkirkan sisa-sisa debris.
5. Pengadaptasian. Dinding pocket yang telah dikuret diadaptasikan ke permukaan gigi
dengan jalan menekannya dengan jari selama beberapa menit.
6. Pemasangan COE-pack
Prosedur Aplikasi Periodontal Pack (Coe-Pack)
a. Peridontal pack (coe-pack) dipersiapkan dengan mencampurkan dua pasta dengan
perbandingan 1:1. Pasta yang dicampur adalah pasta accelerator dan pasta base
hingga homogen menggunakan stik es krim.
b. Periodontal pack direndam dalam air pada suhu kamar, tunggu 2-3 menit.
c. Periodontal pack dibuat menjadi 2 strip dan dilekatkan sekitar area distal gigi
terakhir.
d. Satu strip dibawa ke arah depan menuju midline mengikuti kontur margin gingiva
dan interproksimal, strip yang lain dilekatkan di area palatal/ lingual dan bertemu
pada sisi distal dari gigi terakhir, kemudian dibawa ke arah depan mengikuti kontur
margin gingiva dan interproksimal hingga ke midline.
e. Strip digabungkan pada interproksimal dengan menekan area fasial dan palatal/
lingual pack. Seluruh daerah luka ditutup dengan periodontal pack tanpa mengganggu
oklusi atau daerah perlekatan otot
f. Periodontal pack dilepas setelah 1 minggu dengan menggunakan surgical hoe,
partikel yang terselip interproksimal dibuang dengan scaler dan diirigasi dengan
hidrogen peroksida untuk menghilangkan debris.
g. Setelah periodontal pack terakhir dilepas, poles gigi dan instruksikan pasien untuk
melakukan pengendalian plak dengan baik.
REFLEKSI KASUS
Kuretase gingival dan kuretase subgingival merupakan salah satu teknik bedah
saku/poket yang sangat terbatas indikasinya. Keterbatasan indikasi ini tertutama berkaitan
dengan asesibilitas dank area teknik ini hanya dapat diindikasikan pada saku/poket dengan
dinding yang berkonsistensi lunak atau oedematous. Hal ini menyebabkan dalam mengambil
jaringan granulasi tidak dapat dengan jelas te`rlihat. Untuk memastikan apakah jaringan telah
terambil secara bersih berpatokan dengan adanya darah berwarna merah muda. Namun penilaian
warna darah merupakan hal yang subyektif sehingga hasil kuretase tidak dapat maksimal dan
ditakutkan jaringan granulasi masih ada. Tanda kegagalan dari kuretase berupa masih adanya
poket, bleeding on probe (+) , adanya pendarahan spontan.
Pada kasus yang saya kerjakan periodontal pack telah lepas hari ke 3. Hal ini dapat terjadi
karena kurangnya retensi pada interdental yang kurang terbentuk, saat pemasangan periodontal
pack dibutuhkan tempat kering dan tidak banyaknya gliserin. Karena penggunaan gliserin terlalu
banyak sehingga mengakibatkan licin dan tidak dapat menempelnya periodontal pack pada gusi
dan gigi. Periodontal pack yang sudah diaplikasikan sangat mengganggu/ kurang nyaman saat
berbicara karena packnya yang terlalu tebal sehingga mengganggu fungsi bicara bibir.
Pada kasus ini kontrol pasca kuret 3 minggu terlihat area gingival yang mengalami
penyembuhan. Terlihat poket sudah tidak ada dan BOP (-) tetapi saat kontrol 2 bulan terlihat area
gingival yang dikuret terlihat adanya udematous dan terbentuk lagi poket (recurrent poket). Hal
ini dapat terjadi bisa dikarenakan saat skeling masih ada kalkulus yang tertinggal dan permukaan
gigi yang masih kasar. Rekurensi poket dapat terjadi karena masih ada jaringan fibrotik yang
tertinggal sehingga poket dapat terjadi dalam beberapa bulan, dilihat juga dari kelemahan kuret
sebagai terapi bedah tertutup yang mengakibatkan lapang pandang yang minimalis sehingga
jaringan granulasi tidak dapat dengan jelas terlihat. Sehingga memungkinkan untuk kasus ini
dilakukan ENAP sebagai alternatif perawatan rekurensi poket ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Newman, M.G., Takei, H.H., Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology.,9th ed. 2002. W.B. Saunders.
2. Marvin Goldfogel, DDS. 2006. Gingivitis and Periodontits. Healthopedia.
http://www.healthopedia.com/gingivitis&periodontitis
3. John.T.L.,2002, Periodontal Disease.A. healtyMe.com
4. Clinical Periodontology and Implant Dentistry, 5th ed. Editor: Lindhe J, Lang NP,
Karring T. Blackwell Munksgaard.
5. Cohen ES. Atlas of Cosmetic and Reconstructive Periodontal Surgery. 3 rd ed.
2007. BC Decker Inc Hamilton
REFLEKSI KASUS
KURETASE GINGIVA
Nama Pasien : Zuliyanti
Nama : Yoeliani Budisidharta
NIM : 112.090.104
Pembimbing : drg. Puspito Ratih H, Sp. Perio
BAGIAN PERIODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2015