TiTan, Membuat Identitas Baru untuk Tiwul

Abstrak

Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras sangat tinggi. Hal ini dapat membahayakan

ketahanan pangan apabila terjadi gangguan pada pasokan beras. Sebenarnya masyarakat Indonesia

memiliki beberapa komoditas bahan makanan pokok selain beras, salah satunya singkong. Namun,

seiring berjalannya waktu singkong dan hasil olahannya perlahan ditinggalkan. Nasib yang sama

dialami oleh tiwul. Nasi yang berasal dari olahan singkong ini sudah sangat jarang ditemui. Cap

sebagai makanan masyarakat kelas bawah menempel pada tiwul sehingga generasi masa kini

enggan mengkonsumsinya.

Saat ini sedikit orang yang masih menguasai teknik membuat tiwul sehingga tiwul semakin langka.

Selain itu, generasi saat ini yang cenderung lebih menyukai hal-hal yang bersifat instan semakin

menambah pudarnya eksistensi tiwul. Dari segi teknik pembuatan, proses yang rumit serta lama

menyebabkan tiwul tidak praktis untuk dibuat. Oleh karena itu, perlu adanya terobosan yang

mampu mengembalikan eksistensi tiwul tidak hanya sebagai salah satu makanan pokok pengganti

beras namun juga sebagai makanan yang berkelas serta praktis.

Tiwul Instan yang selanjutnya disebut TiTan merupakan terobosan yang diharapkan mampu

memberi identitas baru bagi tiwul, yaitu sebagai makanan berkelas dan praktis. TiTan merupakan

olahan singkong yang berwujud tiwul setengah jadi dalam kemasan yang menarik. Dengan adanya

TiTan ini diharapkan nilai jual singkong bisa naik sehingga para petani kembali dapat

membudidayakan singkong sebagai komoditas yang ekonomis. Dengan demikian TiTan akan

memberikan dampak positif secara ekonomi dan sosial. Di bidang ekonomi, kehadiran TiTan

diharapkan memberi dampak positif bagi sektor industri, perdagangan, serta pertanian. Sementara

itu di bidang sosial, keberadaan TiTan akan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap

beras.

Kata kunci: ketergantungan, singkong, tiwul, praktis