tipus SN
-
Upload
fatwa-m-sh -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
description
Transcript of tipus SN
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 1/18
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 2/18
glomerulus ",G# membentuk lapisan berkelanjutan antara endotel dan sel
mesangium pada satu sisi dengan sel epitel pada sisi yang lain. ,embran
mempunyai lapisan. "1# lamina densa yang sentralnya padat-elektron "2# lamina
rara interna yang terletak di antara lamina densa dan sel-sel endotelian & dan "#
lamina rara eksterna yang terletak di antara lamina densa dan sel-sel epitel. *el
epitel !ite!iscera menutupi kapiler dan menonjolkan /tonjolan kaki sitplasma
yang melekat pada lamina rara eksternal. i antara tonjolan kaki ada ruangan atau
celah )iltrasi. ,esangium "sel mesangium dan matriks# teletak di antara kapiler-
kapiler glomerulus pada sisi endotel membrana basalis dan menbentuk bagian
tengah dinding kapiler. ,esangium dapat berperan sebagai struktur pendukung
pada kepiler glomerulus dan mungkin memainkan peran dalam pengaturan aliran
darah glomerulus )iltrasi dan pembangunan makromolekul "seperti kompleks
imun# dari glomerulius melalui )agositosis intraseluler atau dengna pengakutan
melalui saluran interseluler ke daerah jukstagomerulus. +apsula owman yang
mengelilingi glomerulus terdiri dari "1# membrana basalis yang merupakan
kelanjutan dari membrana basalis kapiler glomerulus dan tubulus proksimalis dan
"2# sel-sel epitel parietalis yang merupakan kelanjutan sel-sel epitel !iscera.
ungsi primer ginjal adalah mempertahankan !olumer dan komposisi cairan
ekstrasel dalam batas-batas normal. +omposisi dan !olume cairan ekstrasel ini
dikotnrol oleh )iltrasi glomerulus reabsorpasi dan sekresi tubulus. ungsi utama
ginjal mencakup )ungsi ekskresi yaitu mempertahankan osmolalitis plasma sekitar
253 m osmol dengan mengubah-ubah ekresi air mempertahankan p$ plasma
skitar 4 denganmengeluarkan kelebihan $ dan membentuk kembali $7
mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein terutama urea
asam urat dan kreatinin dan )ungsi 8on-ekskresi yaitu menghasilkan renin-
penting untuk pengaturan tekanan darah menghasilkan eritropoietin-)aktor
penting dalam stimulasi produk sel darah merah oleh sumsum tulang metabolisme
!itamin menjadi bentuk akti)nya.
2
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 3/18
Gambar 1. (natomi Ginjal
II.Definisi
*indrom ne)rotik adalah sekumpulan gejala yang bercirikan hilangnya protein
"albumin# melalui ginjal "urin# dalam jumlah cukup banyak yang berhubungan
dengan dis)ungsi ginjal. %enyakit ini mudah dikenali dengan adanya berbagai
macam gejala klinis yang terdiri dari "1#. proteinuria massi) "95 g: 1 m 2: 24
jam pada orang dewasa atau 40 mg:m;:jam pada anak-anak# "2#.
hipoalbuminemia "< g:dl# "#. edema "penumpukan cairan dalam jaringan di
seluruh badan# dan "4#. hiperlipidemia "9250 mg:dl#. (dakalanya diikuti dengan
gejala lain seperti lipiduria hiperkoagubilitas hematuri hipertensi atau
menurunnya )ungsi ginjal.
III.Etiologi
*indroma ne)rotik dapat disebabkan oleh glomerulone)ritis primer dan sekunder
akibat in)eksi keganasan penyakit jaringan penghubung "connective tissue
disease# obat atau toksin dan akibat penyakit sistemik seperti tercantum padatabel dibawah.
Tabel Klasifiasi dan !en"ebab Sindroma Nefroti#
=. Glomerulone)ritis primer>
- G8 lesi minimal "G8?,#
3
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 4/18
- Glomerulosklerosis )okal "G*#
- G8 membranosa "G8,8#
- Gn membranoproli)erati) "G8,%#
- G8 proli)erati!e lain
==. Glomerulone)ritis sekunder akibat>
=n)eksi
- $=@ hepatitis !irus dan
- *i)ilis malaria skistosoma
- Auberkulosis lepra
+eganasan
(denokarsinoma paru payudara kolon lim)oma
$odgkin myeloma multiple dan karsinoma ginjal.
%enyakit jaringan penghubung
?upus eritematosus sistemik arthritis rheumatoid,A "miBed connecti!e tissue disease#
C)ek obat dan toksin
7bat antiin)lamasi non-steroid preparat emas
penisilamin probenesid air raksa kaptopril heroin.
?ain-lain >
iabetes mellitus amiloidosis pre-eklamsia rejeksi
alogra) kronik re)luks !esikoureter atau sengatan
lebah
Glomerulone)ritis primer atau idiopatik merupakan penyebab sindroma ne)rotik
yang paling sering. alam kelompok glomerulone)ritis primer glomerulone)ritis
lesi minimal "G8?,# glomerulosklerosis )okal segmental "G**#
glomerulone)ritis membranosa "G8,8# dan glomerulone)ritis
membranoproli)erati) "G8,%# merupakan kelainan histopatologik yang sering
ditemukan. %enyebab sekunder akibat in)eksi yang sering dijumpai misalnya pada
glomerulone)rotis pasca in)eksi streptokokus atau in)eksi !irus hepatitis akibat
obat misalnya obat anti in)lamasi nonsteroid atau preparat emas organik dan
akibat penyakit sistemik misalnya pada lupus eritematosus sistemik dan diabetes
mellitus.
4
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 5/18
I$. !atofisiologi
!rotein%ria
%roteinuria umunya diterima kelainan utama pada *8 sedangkan gejala klinis
lainnya dianggap sebagai mani)estasi sekunder. %roteinuria dinyatakan /berat
untuk membedakan dengan proteinuria yang lebih ringan pada pasien yang bukan
sindrom ne)rotik. Cksresi protein sama atau lebih besar dari 40 mg:jam:m2 luas
permukaan badan dianggap proteinuria berat.
Seleti&itas 'rotein
Denis protein yang keluar pada sindrom ne)rotik ber!ariasi bergantung pada
kelainan dasar glomerulus. %ada *8+, protein yang keluar hampir seluruhnya
terdiri atas albimin dan disebut sebagai proteinuria selekti). erajat selekti!itas
proteinuria dapat ditetapkan secara sederhana dengan membagi rasio =gG urin
terhadap plasma ", 150.000# dengan rasio urin plasma trans)erin ", 33.000#.
Easio yang kurang dari 0.2 menunjukkan adanya proteinuria selekti). %asien *8
dengan rasio rendah umumnya berkaitan dengan +, dan responsi) terhadap
steroid. 8amun karena selekti!itas protein pada *8 sangat ber!ariasi maka agak
sulit untuk membedakan jenis +, dan +, "ukan kelainan minimal# dengan
pemeriksaan ini dianggap tidak e)isien.
!er%ba(an 'ada filter a'iler glomer%l%s
Fmumnya karakteristik perubahan permeabilitas membran basal bergantung pada
tipe kelainan glomerulus pada *8. %ada *8+, terdapat penurunan klirens protein
netral dengan semua berat molekul namun terdapat peningkatan klirens protein
bermuatan negati) seperti albumin. +eadaan ini menunjukkan bahwa di samping
hilangnya sawar muatan negati) juga terdapat perubahan pada sawar ukuran celah
pori atau kelainan pada kedua-duanya.
%roteoglikan sul)at heparan yang menimbulkan muatan negati) pada lamina rara
interna dan eksterna merupakan sawar utama penghambat keluarnya molekul
5
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 6/18
muatan negati) seperti albumin. ihilangkannya proteoglikan sul)at heparan
dengan hepartinase mengakibatkan timbulnya albuminaria.
i samping itu sialoprotein glomerulus yaitu polianion yang terdapat pada
tonjolan kaki sel epitel tampaknya berperan sebagai muatan negati) di daerah ini
yang penting untuk mengatur sel !iseral epitel dan pemisahan tonjolan-tonjolan
kaki sel epitel. *uatu protein dengan berat molekul 140.000 dalton yang disebut
podocalyxin rupanya mengandung asam sialat ditemukan terbanyak kelainan pada
model eksperimenal ne)rosisis aminonkleosid. %ada *8+, kandungan
sialoprotein kembali normal sebagai respons pengobatan steroid yang
menyebabkan hilangnya proteinuria.
)i'oalb%minemia
Dumlah albumin di dalam ditentukan oleh masukan dari sintesis hepar dan
pengeluaran akibat degradasi metabolik eksresi renal dan gastrointestinal. alam
keadaan seimbang laju sintesis albumin degradasi ini hilangnya dari badan adalah
seimbang. %ada anak dengan *8 terdapat hubungan terbalik antara laju sekresi
protein urin dan derajat hipoalbuminemia. 8amun keadaan ini tidak responsi)
steroid albumin serumnya dapat kembali normal atau hampri normal dengan atau
tanpa perubahan pada laju ekskresi protein. ?aju sintesis albumin pada *8 dalam
keadaan seimbang ternyata tidak menurun bahkan meningkat atau normal.
Dumlah albumin absolut yang didegradasi masih normal atau di bawah normal
walaupun apabila dinyatakan terhadap pool albumin intra!askular secara relati)
maka katabolisme pool )raksional yang menurun ini sebetulnya meningkat.
,eningkatnya katabolisme albumin di tubulus renal dan menurunnya katabolisme
ekstrarenal dapat menyebabkan keadaan laju katabolisme absolut yang normal
albumin plasma yang rendah tampaknya disebabkan oleh meningkatnya eksresi
albumin dalam urin dan meningkatnya katabolisme )raksi pool albumin "terutama
disebabkan karena meningkatnya degradasi di dalam tubulus renal# yang
melampaui daya sintesis hati. Gangguan protein lainnya di dalam plasma adalah
6
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 7/18
menurunnya α - 1 globulin "normal atau rendah# dan α - 2-globulin globulin
dna )igrinogen meningkat secara relati) atau absolut. ,eningkatnya α - 2 globulin
disebabkan oleh retensi selekti) protein berberat molekul tinggi oleh ginjal dengan
adanya laju sintesis yang normal. %ada beberapa pasien terutama mereka dengan
*8+, =g, dapat meningkat dan =gG menurun.
Kelainan metabolisme li'id
%ada pasien *8 primer timbul hiperkolesterolemia dan kenaikan ini tampak lebih
nyata pada pasien dengan +,. Fmumnya terdapat korelasi tebalik antara
konsentrasi albumin serum dan kolesterol. +adar trigliserid lebih ber!ariasi dan
bahkan dapat normal pada pasien dengan hipoalbuminemia ringan. %ada pasien
dengan analbuminemia kongenital dapat juga timbul hiperlipidemia yang
menunjukkan bahwa kelainan lipid ini tidak hanya disebabkan oleh penyakti
ginjalnya sendiri. %ada pasien *8 konsentrasi lipoprotein densitas sangat rendah
"@??# dan lipoprotien densitas rendah "??# meningkat dan kadang-kadang
sangat mencolok. ?ipoprotein densitas tinggi "$?# umumnya normal atau
meningkat pada anak-anak dengan *8 walaupun rasio kolesterol-$? terhadap
kolesterol total tetap rendah. *eperti pada hipoalbuminemia hiperlipidemia dapat
disebabkan oleh sintesis yang meningkat atau karena degradasi yang menurun.
ukti menunjukkan bahwa keduanya abnormal. ,eningkatnya produksi
lipoprotein di hati diikuti dengan meningkatnya sintesis albumin dan sekudner
terhadap lipoprotein melalui jalur yang berdekatan. 8amun meningkatnya kadar
lipid dapat pula terjadi pada laju sintesis albumin yang normal. ,enurunnya
akti!itas ini mungkin sekunder akibat hilangnya α-glikoprotein asam sebagai
perangsang lipase. (pabila albumin serum kembali normal baik secara spontan
ataupun dengan pemberian in)us albumin maka umumnya kelainan lipid ini
menjadi normal kembali. Gejala ini mungkin akibat tekanan onkotik albumin
serumnya karena o)ek yang sama dapat ditimbulkan dengan pemberian in)us
7
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 8/18
pili!inilpirolidon tanpa mengubah keadaan hipoalbuminemianya. %ada beberapa
pasien $? tetap meningkat walaupun terjadi remisi pada *8-nya pada pasien
lain @?? dan ?? tetap meningkat pada *8 relaps )rekuensi yang menetap
bahkan selama remisi. ?ipid dapt juga ditemukan di dalam urin dalam bentuk titik
lemak o!al dan maltase cross. Aitik lemak itu merupakan tetesan lipid di dalam sel
tubulus yang berdegenerasi. Maltese cross tersebut adalah ester kolesterol yang
berbentuk bulat dengan palang di tengah apbila dilihat dengan cahaya polarisal.
Edema
(da 2 hipotesis yang menjelaskan terjadinya retensi natrium dan edema pada
sindrom ne)rotik
1. )i'otesis *nderfill
Aeori klasik mengenai pembentukan edema ini "underfilled theory# adalah
menurunnya tekanan onkotik intra!askular yang menyebabkan cairan merembes
ke ruang interstitial. engan meningkatnya permeabilitas kapiler glomerulus
albumin keluar menimbulkan albuminuria dan hipoalbuminemia.
$ipoalbuminemia menyebabkan menurunnya tekanan onkotik koloid plasma
intra!askular. +eadaan ini menyebabkan meningkatnya cairan transudat melewati
dinding kapiler dari ruang intra!askular ke ruang interstitial yang menyebabkan
terbentuknya edema.
8
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 9/18
*ebagai akibat pergeseran cairan ini !olume plasma total dan !olume darah arteri
dalam peredaran menurun dibanding dengan !olume sirkulasi e)ekti).
,enurunnya !olume plasma atau !olume sirkulasi e)ekti) merupakan stimulasi
timbulnya retensi air dan natrium renal. Eetensi natrium dan air ini timbul sebagai
usaha badan untuk menjaga !olume dan tekanan intra!askular agar tetap normal
dan dapat dianggap sebagai peristiwa kompensasi sekunder. Eetensi cairan yang
secara terus-menerus menjaga !olume plasma selanjutnya akan mengencerkan
protein plasma dan dengan demikian menurunkan tekanan onkotik plasma dan
akhirnya mempercepat gerak cairan masuk ke ruang interstitial. +eadaan ini jelas
memperberat edema sampai terdapat keseimbangan hingga edema stabil.
engan teori underfilled ini diduga terjadi kenaikan kadar renin plasma dan
aldosteron sekunder terhadap adanya hipo!olemia. $al ini tidak ditemukan pada
semua pasien dengan *8.
+. )i'otesis O&erfill
%ada hipotesis ini mekanisme utamanya adalah de)ek pada tubulus primer di
ginjal "intrarenal#. i tubulus distal terjadi retensi natrium "primer# dengan
9
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 10/18
akibat terjadi hiper!olemia dan edema. Dadi edema terjadi akibat o!er)illing
cairan ke jaringan interstitial. %ada hipotesis ini karena terjadi hiper!olemia
sistem E(( atau aldosteron akan menurun. emikian pula ($ tetapi kadar
(8% meningkat karena tubulus resisten terhadap (8%. (kibatnya retensi 8a
tetap berlangsung sehingga terjadi edema.
2 bentuk pato)isiologi *8 yaitu tipe ne)rotik dan tipe ne)ritik.+elompok
pertama "under)ill# disebut juga tipe ne)rotik dan yang paling sering terjadi pada
*8 kelainan minimal "minimal change nephrotic syndrome ,8*#. Aipe
ne)rotik ditandai dengan !olume plasma rendah dan !asokonstriksi peri)er
dengan kadar renin plasma dan aldosteron yang tinggi. ?aju )iltrasi glomerulus
"?G# masih baik dengan kadar albumin yang rendah. +elompok ke dua
"o!er)ill# disebut tipe ne)ritis biasanya di jumpai pada *8 bukan kelainan
minimal "+,# atau glomerulone)ritis kronik. *8 bukan kelainan minimal
pada dasarnya memang suatu glomerulone)ritis kronik. *elain adanya
hiper!olemia juga sering di jumpai hipertensi kadar renin dan aldosteron
rendah atau normal dan (8% tinggi.
%embentukan edema pada *8 merupakan suatu proses yang dinamis dan
mungkin saja kedua proses tersebut berlangsung bersamaan atau pada waktu
berlainan pada indi!idu yang sama karena patogenesis penyakit gromerulus
mungkin satu kombinasi rangsangan yang lebih dari satu.
$. Manisfestasi linis
a. Edema
Halaupun proteinuria kambuh pada hampir 2: kasus kambuhnya edema dapat
dicegah pada umumnya dengan pengobatan segera. 8amun edema persisten
dengan komplikasi yang menggangu merupakan masalah klinik utama bagi
mereka yang menjadi non responden dan pada mereka yang edemanya tidak
dapat segera diatasi. Cdema umumnya terlihat pada kedua kelopak mata. Cdema
minimal terlihat oleh orangtua atau anak yang besar sebelum kedokter melihat
10
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 11/18
pasien untuk pertama kali dan memastikan kelainan ini. Cdema dapat menetap
atau bertabah baik lambat atau cepat atau dapat menghilangkan dan timbul
kembali. *elama periode ini edema periorbital sering disebabkan oleh cuaca
dingin atau alergi. ?ambat laun edema menjadi menyeluruh yaitu ke pinggang
perut dan tungkai bawah sehingga penyakit yang sebenarnya menjadi tambah
nyata. Cdema berpindah dengan perubahan posisi dan akan lebih jelas dalam
posisi berdiri. +adang-kadang pada edema yang masi) terjadi robekan pada kulit
secara spontan dengan keluarnya cairan. %ada keadaan ini edema telah mengenai
semua jaringan dan menimbulkan asites pembengkakan skrotum atau labia
bahkan e)usi plerura. ,uka dan tungkai pada pasien ini mungkin bebas dari
edema dan memperlihatkan jaringan seperti malnustrisi sebagai tanda adanya
edema menyeluruh sebelumnya.
b. Gangg%an gastrointestinal
Gangguan ini sering ditemukan dalam perjalanan penyakit *8. iare sering
dialami pasien dalam keadaan edema yang masi) dan keadaan ini rupanya tidak
berkaitan dengan in)eksi namun diduga penyebabnya adalah edema submukosa di
mukosa usus. $epatomegali dapat ditemukan pada pemeriksaan )isik mungkin
disebabkan sintesis albumin yang meningkat atau edema atau keduanya. %ada
beberapa pasien nyeri di perut yang kadang-kadang berat dapat terjadi pada
keadaan *8 yang kambuh. +emungkinan adanya abdomen akut atau peritonitis
harus disingkirkan dengan pemeriksaan )isik dan pemeriksan lainnya. ila
komplikasi ini tidak ada kemungkinan penyebab nyeri tidak diketahui namun
dapat disebabkan karena edema dinding perut atau pembengkakan hati. +adang
nyeri dirasakan terbatas pada daerah kuadran atas kanan abdomen. 8a)su makan
kurang berhubungan erat dengan beratnya edema yang diduga sebagai akibatnya.
(noreksia dan hilangnya protein di dalam urin mengakibatkan malnutrisi berat
yang kadang ditemukan pada pasien *8 non-responsi) steroid dan persisten. %ada
keadaan asites terjadi hernia umbilikalis dan prolaps ani.
11
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 12/18
Gangg%an 'erna'asan
7leh karena adanya distensi abdomen dengan atau tanpa e)usi pelura maka
pernapasan sering terganggu bahkan kadang-kadang menjadigawat. +eadaan ini
dapat diatasi dengan pemberian in)us albumin dan obat )urosemid.
Gangg%an f%ngsi 'siososial
+eadaan ini sering ditemukan pada pasien *8 seperti halnya pada penyakit berat
umumnya yang merupakan stres nonspesi)ik .%erasaan-perasaan ini memerlukan
diskusi penjelasan dan kepastian untuk mengatasinya.
$I. Diagnosis
iagnosis *8 dibuat berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan
laboratoriumberupa proteinuri masi) "9 5 g:1 m2luas permukaan tubuh:hari#
hipoalbuminemi "< g:dl# karena protein !ital ini dibuang melalui urin dan
pembentukannya terganggu edema " kadar natrium dalam urin rendah dan kadar
kalium dalam urun tinggi # hiperlipidemi lipiduri dan
hiperkoagulabilitas.%emeriksaan tambahan seperti !enogra)i diperlukan untuk
menegakkan diagnosis trombosis !ena yang dapat terjadi akibat
hiperkoagulabilitas. %ada *8 primer untuk menentukan jenis kelainan
histopatologi ginjal yang menentukan prognosis dan respon terhadap terapi
diperlukan biopsi ginjal.
$II. !enatalasanaan
1. Kortiosteroid
%engobatan baku kortikosteroid adalah prednison atau prenisolon dengan dosis
60 mg:m2:hari "2 mg:kg# setiap hari selama 4 minggu dilanjutkan denan 40
mg:m2:hari secara intermiten " hari dalam 1 minggu# atau dosis alternating
"selang sehari# selama 4 minggu. ila terjadi kambuh setelah pengobatan
dihentikan maka pengobatan diulang dengan cara buku yaitu dosis penuh tiap
12
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 13/18
hari sampel terjadi remisi dan dilanjutkan dengan 4 minggu dosis intermiten
atau selang sehari. engan memperpanjang pemberian prednison tersebut
diharapkan akan mengurangi terjadinya kambuh sering tanpa menambah risiko
e)ek samping steroid.
+. Sitostatia
%enggunaan obat sitostatika telah dilaporkan oleh beberapa peneliti dan dapat
memperpanjang remisi bahkan pada beberapa penderita menimbulkan remisi
permanen. *iklos)os)amid dan klorambusil merupakan obat yang banyak
dipakai dengan e)ek yang hampir sama.
a. *iklo)os)amid
*iklo)os)amid diberikan dengan dosis 2- mg:kg selama 3 minggu
dilaporkan e)ekti) dalam mengurangi jumlah kambuh pada *8%-+*. *ekitar
60I kasus yang diberi siklo)os)amid tetap remisi selama 2 tahun setelah
obat dihendikan dan 40I kasus tetap remisi selama 5 tahun.
b. +lorambusil
+lorombusil mempunyai e)ek sama dengan siklo)os)amid dalam
memperpanjang masa remisi *8%-+* dan *8%-*. *tudi kolaborati)
Derman mendaptkan remisi 3I kasus selama 0 bulan pada penderita
kambuh sering.
,. Silos'orin A
*iklosporin ( "*i (# adalah suatu imunosupresan yang banyak digunakan pada
transplantasi ginjal merupakan obat alternati) lain di samping steroid. *i(
besi)at menghambatr generasi dan akti!al sel A sitotoksik. (khir-akhir ini *i(
dicoba pada *8%-+* dan resisten steroid. %ada kasus *8%-+* dan *8%-*.
Aejani dkk melaporkan 11 dari 1 kasus mengalami remisi dengan pemberian
*i( selam 3 minggu. 8iaudet dkk memberikan *i( 2-3 bulan 30I dilaporkan
mengalami remisi. 8amun bila obat dihentikan akan terjadi kekambuhan
13
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 14/18
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 15/18
$III. Kom'liasi
1. =n)eksi
=n)eksi terjadi karena terjadinya penurunan mekanisme pertahanan tubuh yaitu
gama globulin serum penurunan konsetnrasi =gG abnormalitas komplemen
penurunan konsentrasi trans)erin dan seng serta pungsi lekosit yang berkurang.
=n)eksi yang serign terjadi berupa pertonitis primer selulitas in)eksi saluran
kemih bronkpneumonia dan in)eksi !irus.
2. Aromboemboli dan gangguan koagulasi
%ada penderita *8 terjadi hiperkoagulasi dan dapat menimbulkan
tromboemboli baik pada pembuluh darah !ena maupun arteri. +eadaan ini
disebabkan oleh )aktor-)aktor >
• perubahan 'ymogen dan ko)aktor dalam hal ini penignkatan )akto @.J.@==.
ibrinogen dan )akto !on Hillebrand.
• perubahan )ungsi platelet karena hipoalbuminemai hiperlipodemia
• perubahan )ungsi sel endotelial karena perubahan sirkulasi lipid
• %eran obat kortikosteroid > yakni meningkatkan konsentrasi c. @=== dan
memperpendek %rotrombin time dan %AA 8amun dalam dosisi besar
kostikosteroid akan menignkatkan (A === dan mencegah agregasi trombost.
• iuretik akan menurunkan !oluem plasma sehingga meninggikan angka
hematokrit dengan demikian !iskositas darah dan konsentrasi )ibrinogen
akan meningkat.
. %erubahan metabolisme lemak karbohidrat dan protein%ada penderita *8 terjadi peningkatan total kolesterol ?? dan @?? seta
apolipoprotein di dalam plasma sementara $? dapt normal atau turun
khususnya $? 2. $iperlipidemia ini berlangsung lama dan tidak terkontrol
dapat mempercepat proses aterosklerosis pembuluh darah koroner. (orta dan
15
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 16/18
arteria renalis. $al ini dapat menyebabkan terjadinya penyakti jantung eskemik
ataupun trombosis arteri Eenalis.
Aidak sepeti pada lemak penelitian mengenai perubahan metabolisme
karbohidrat belum komprehensi). 8amun telah diketahui pada hati yang
mensintesis protein lebih besar akan meningkatkan ptikogenolisis selain itu
didapatkan penignkatan ambang !espin terhadap insulin dan glukosa. $al ini
dapat terjadi hipoalbuminemia pada keadaan malnutrisi kronik. *ejumlah
protein plasma yang penting pada transport besi hormon dan obat-obatan
karena molekulnya kacil dengan mudah keluar melalui urin kehilangan 'at-'at
tersebut akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut >
• Arans)erin ion yang menurun menyebabkan anemia
• %enurunan seruloplasmin belum dilaporkan akibat klinisnya
• erkurangnya albumin pengikat seng dan besi menyebabkan hipogensia dan
penurunan sel-sel imunitas.
• erhubungan protein pengikat !itamin akan mempengaruhi metabolisme
kalsium sehingga terjadi osteomalasia dan hiper paratiroid.
• erkurangnya protein pengikat kostisol menyebabkan dibutuhkannay dosis
lebih besar terhadap kortikosteroid.
+ehilangan sejumlah besar protein ini akan menyebabkan penderita jatuh
dalam keadaan malnutrisi. +arena itu dilanjutkan diet tinggi protein diberikan
2- 5 gram:kg:24 jam untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen. iet
rendha protein meski dapat mengurangi proteinuria dalam jangka penek
mempunyai risiko kesimbangan negati) di masa mendatang.
4. Gagal Ginjal (kut "GG(#
+omplikasi ini mekanismenya belum jelas. 8amun banyak ditemukan pada
penderita *8 dengan lesi minimal dan gromerulosklerosis )okal. diperkirakan
akibat hipo!elemia dan penurunan per)usi ke ginjal. akibat dari GG pada
16
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 17/18
penderita *8 cukup serius. 13I meninggal. 20I dapt bertahan tapi tidak ada
perbaikan )ungsi ginjal dan memerlukan dialisis.
I/. !ROGNOSIS
%rognosis sindroma ne)rotik tergantung dari beberapa )actor antara lain umur
jenis kelamin penyulit pada saat pengobatan dan kelainan histopatologi ginjal.
prognosis pada umur muda lebih baik daripada umur lebih tua pada wanita lebih
baik daripada laki-laki. ,akin dini terdapat penyulitnya biasanya prognosisnya
lebih buruk. +elainan minimal mempunyai respons terahdap kortikosteroid lebih baik dibandingkan dengan lesi dan mempunyai prognosis paling buruk pada
glomerulone)ritis proli)erati).
*ebab kematian pada sindroma ne)rotik berhubungan dengan gagal ginjal kronis
disertai sindroma uremia in)eksi sekunder "misalnya pneumonia#.
17
7/21/2019 tipus SN
http://slidepdf.com/reader/full/tipus-sn 18/18
DAFTAR !*STAKA
1. %urnawan Dunadi (tiek. *. *oemasto Gusna (mel'. +apita *elekta +edokteran
Cdisi +edua %enerbit ,edia (escullapius +F= 1K32.
2. %ro). E. r. (. $alim ,ubin *p% ,*c +%A= Ilmu Penyakit Dalam, Diagnosis
dan Terapi. p > 1K - 2
. ,.H. $a'nam Terapi Standard Bagian Ilmu Penyakit Dalam +F% L E*$*.
4. Eania'is ( *oegondosidartawan Fyainah M(nna. %anduan %elayanan
,edik %erhimpunan okter *pesialis %enyakit alam =ndonesia.edisi . Dakarta >
epartemen %enyakit alam akultas +edokteran Fni!ersitas =ndonesia.
5. %ersatuan (hli =lmu %enyakit alam > uku (jar =lmu %enyakit alam Dilid = Cdisi
=@ alai %enerbit +F= *alemba 2006
18
i