TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode...

43
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 FITRI KOMALASARI TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN DI TAMAN WISATA ALAM DAN CAGAR ALAM PANANJUNG PANGANDARAN

Transcript of TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode...

Page 1: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

FITRI KOMALASARI

TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN

DI TAMAN WISATA ALAM DAN CAGAR ALAM

PANANJUNG PANGANDARAN

Page 2: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan
Page 3: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Tipologi Pengunjung

Berdasarkan Jenis Gangguan di Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pananjung

Pangandaran adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2015

Fitri Komalasari

NIM E34090078

Page 4: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

ABSTRAK

FITRI KOMALASARI. Tipologi Pengunjung Berdasarkan Jenis Gangguan di

Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Dibimbing oleh

ARZYANA SUNKAR dan EVA RACHMAWATI.

Tipologi pengunjung berdasarkan jenis gangguan penting untuk

perencanaan wisata. Penelitian dilakukan di Pananjung Pangandaran pada Juni

2014. Gangguan yang teramati adalah mengambil bunga, mengambil jamur,

membakar kayu, memberi makan satwaliar, mengusir monyet, mengambil pasir,

mengkoleksi berbagai biota laut termasuk batu karang, kulit kerang, ikan dan

lainnya. Kelas umur, teman perjalanan, motivasi berkunjung, frekuensi kunjungan

dan lama kunjungan adalah karakteristik pengunjung yang paling berpengaruh

terhadap gangguan. Terdapat perbedaan karakteristik dari kelima karakteristik

tersebut pada lokasi wisata pantai dan area terbuka, sehingga tipologi pengunjung

berdasarkan jenis gangguan di Pananjung Pangandaran adalah: tipologi

pengunjung pantai dibagi menjadi tipe player, family, beach visitor, first timer dan

long stay, sedangkan tipologi pengunjung area terbuka dibagi menjadi active

enjoyment of nature, friends, comfortable naturalist, frequent visitor dan long

stay.

Kata kunci: Pananjung Pangandaran, tipologi pengunjung, gangguan, perencanaan

wisata, kawasan konservasi

ABSTRACT

FITRI KOMALASARI. Visitors Typology Based on Types of Disturbance in

Pananjung Pangandaran Nature Recreation Park and Strict Nature Reserve.

Supervised by ARZYANA SUNKAR and EVA RACHMAWATI.

Building visitors typology based on disturbance types is important for

tourism planning in protected area. Research was conducted in Pananjung

Pangandaran in June 2014. Disturbances that were observed include: flower

picking, mushroom collection, wood burning, wildlife feeding, chasing monkey,

sand dredging, collections of various marine life including coral, shell, fish and

other marine creatures. A direct relationship could be observed between visitor

characteristics and types of disturbances. The results emphasized the importance

of age class, visitor group, main motivation for visiting, visit frequency and time

spent in an area. The sub-characteristics of these characteristics varied with

primary attractions, i.e beach and open area. Visitor typology in Pananjung

Pangandaran based on disturbance types in beach area were player, family, beach

visitor, first timer and long stay types, while for open area comprised of active

enjoyment of nature type, friends, comfortable naturalist, frequent and long stay

types.

Keywords: Pananjung Pangandaran, visitor typology, disturbance, visitor

management, protected area.

Page 5: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

FITRI KOMALASARI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN

DI TAMAN WISATA ALAM DAN CAGAR ALAM

PANANJUNG PANGANDARAN

Page 6: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan
Page 7: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

Judul Skripsi : Tipologi Pengunjung Berdasarkan Jenis Gangguan di Taman

Wisata Alam dan Cagar Alam Pananjung Pangandaran

Nama : Fitri Komalasari

NIM : E34090078

Disetujui oleh

Dr Ir Arzyana Sunkar, MSc

Pembimbing I

Eva Rachmawati, SHut, MSi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Tipologi Gangguan

Berdasarkan Karakteristik Pengunjung di Taman Wisata Alam dan Cagar Alam

Pananjung Pangandaran berhasil diselesaikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada suami ku tersayang (Akbar Sumirto,

SHut) yang selalu memberi masukan, semangat, doa dan kesabarannya, mamah ku

tersayang (inspirasi dan penyejuk hati), bapa, kaka Razqa, a Fajar, adik-adik ku

(Fauzi dan Fayyadh) tercinta atas doa, perhatian, kasih sayang dan semangatnya.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr Ir Arzyana Sunkar, MSc

dan Ibu Eva Rachmawati, SHut, MSi selaku pembimbing yang telah banyak

memberi saran dan arahan selama penelitian berlangsung dan dalam penulisan

skripsi ini, serta kepada Bapak Dr Ir Iwan Hilwan, MSc selaku dosen penguji

yang telah memberikan ilmu dan nasihatnya. Di samping itu, penghargaan penulis

sampaikan kepada pihak Resort Pangandaran (Pak Yana, a Ona, Pak Bambang

dan keluarga, a Deni, Pak Ence dan seluruh staf Resort pangandaran) yang telah

membantu selama pengumpulan data. Penulis mengungkapkan rasa terima kasih

kepada Intan Purnamasari, Reni Anggraeni, teman-teman Wisma Kilimanjaro

(Desca, Linda, Tami dan Yuli) dan Romi Prasetyo atas bantuannya, seluruh

keluarga besar DKSHE, Himakova dan Anggrek hitam 46, serta anomers (mami

Lusi, atew, Afni dan Zen) atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya

ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2015

Fitri Komalasari

Page 9: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 1

Batasan Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Lokasi 2

Alat dan Instrumen 2

Jenis Data 2

Metode Pengumpulan Data 3

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Karakteristik Pengunjung 4

Aktivitas Wisata di Kawasan Konservasi Pananjung Pangandaran 5

Gangguan di TWA dan CA Pananjung Pangandaran 6

Korelasi Jenis Gangguan dengan Karakteristik Pengunjung 10

Tipologi Pengunjung Berdasarkan Jenis Gangguan 17

Tantangan dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Pananjung Pangandaran 19

SIMPULAN DAN SARAN 20

Simpulan 21

Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 25

Page 10: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan
Page 11: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

DAFTAR TABEL

1 Jenis data yang dikumpulkan 3

2 Proporsi responden penelitian 3 3 Korelasi mengambil bunga dengan karakteristik pengunjung 10

4 Korelasi membakar kayu dengan karakteristik pengunjung 11 5 Korelasi mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu dengan

karakteristik pengunjung 12 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan musik keras-keras 13

7 Korelasi mengambil ikan dan biota laut lainnya dengan karakteristik

pengunjung 14

8 Korelasi mengambil pasir dengan karakteristik pengunjung 15 9 Korelasi mengambil batu karang dengan karakteristik pengunjung 15

10 Korelasi mengambil cangkang kerang dengan karakteristik pengunjung 16 11 Tipologi pengunjung berdasarkan jenis gangguan 17

12 Perencanaan wisata di Pananjung Pangandaran berdasarkan tipologi

pengunjung 20

DAFTAR GAMBAR

1 Lokasi penelitian 2

2 Karakteristik pengunjung di TWA dan CA Pananjung Pangandaran 5 3 Peta sebaran gangguan di TWA dan CA Pananjung 7

4 Aktivitas pengunjung terhadap tumbuhan: (a) Gangguan mengambil 8 5 Perubahan perilaku satwaliar: (a) perilaku makan monyet ekor panjang,

(b) perilaku makan rusa timor, (c) perilaku sosial lutung jawa 9 6 Kegiatan yang membunyikan musik keras-keras: (a) Aerobik, (b)

outbond 13 7 Aktivitas pengunjung mengambil ikan dan biota laut lainnya: (a)

pengambilan ikan di CA, (b) Contoh hasil pengambilan biota laut 14 8 Papan larangan di Pantai Pasir Putih 16

DAFTAR LAMPIRAN

1 Karakteristik pengunjung di TWA dan CA Pananjung Pangandaran 25

2 Hasil analisis uji chi-square antara mengambil bunga dengan

karakteristik pengunjung 26

3 Hasil analisis uji chi-square antara membakar kayu dengan karakteristik

pengunjung 26

4 Hasil analisis uji chi-square antara mengambil jamur dengan

karakteristik pengunjung 27

5 Hasil analisis uji chi-square antara memberi makan satwaliar dengan

karakteristik pengunjung 27

Page 12: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

6 Hasil analisis uji chi-square antara mengusir monyet menggunakan

tongkat dan batu dengan karakteristik pengunjung 27 7 Hasil analisis uji chi-square antara memainkan alat musik dan

membunyikan musik keras-keras dengan karakteristik pengunjung 28 8 Hasil analisis uji chi-square antara mengambil ikan dan biota laut

lainnya dengan karakteristik pengunjung 29 9 Hasil analisis uji chi-square antara mengambil pasir dengan

karakteristik pengunjung 29 10 Hasil analisis uji chi-square antara mengambil batu karang dengan

karakteristik pengunjung 30 11 Hasil analisis uji chi-square antara mengambil cangkang kerang dengan

karakteristik pengunjung 30

Page 13: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tingginya permintaan akan kegiatan wisata alam akan meningkatkan

potensi konflik antara tujuan konservasi dengan tujuan wisata dan rekreasi.

Potensi konflik yang dimaksud disebabkan oleh gangguan akibat aktivitas wisata.

Gangguan di kawasan konservasi adalah fenomena yang menyebabkan perubahan

secara signifikan pada dinamika populasi atau karakteristik ekologi populasi

satwaliar dan tumbuhan pada suatu kawasan (Blanc et al. 2006 dalam Marzano

dan Dandy 2012). Peluang terjadinya gangguan di suatu kawasan konservasi, akan

lebih tinggi di kawasan dengan fungsi utama untuk wisata seperti di Taman

Wisata Alam (TWA) dari pada di Cagar Alam (CA) yang memiliki fungsi utama

untuk perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati dan tidak

diperuntukkan untuk kegiatan wisata. Hal yang menarik adalah jika TWA

berbatasan langsung dengan CA seperti dikawasan Pananjung Pangandaran,

karena gangguan dari TWA berpotensi mengganggu CA.

Aktivitas wisata ditentukan oleh perilaku pengunjung yang dipengaruhi oleh

karakteristiknya termasuk umur, jenis kelamin (Muntasib et al. 2014); tingkat

pendidikan, pekerjaan (Zakiah 1996); asal pengunjung, tujuan kunjungan dan

frekuensi kunjungan (Simbolon 2000), sehingga kunci utama dalam pengelolaan

kawasan konservasi yang berfungsi sebagai area wisata adalah pengelolaan

pengunjung. Salah satu cara dalam pengelolaan pengunjung adalah membuat

tipologi pengunjung sebagaimana ditegaskan oleh Coccossis dan Constantoglou

(2006) bahwa pembuatan tipologi pengunjung sangat penting dalam perencanaan

wisata. Pembuatan tipologi juga akan berkontribusi terhadap peningkatan

kepuasan pengunjung tanpa mengganggu fungsi utama kawasan konservasi

sebagai area perlindungan dan pengawetan keanekaragaman hayati (Torbidoni et

al. 2004). Deskripsi tipologi pengunjung berdasarkan jenis gangguan, akan

membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan di

kawasan tersebut sebagai salah satu strategi perencanaan wisata di kawasan

konservasi Pananjung Pangandaran.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuat tipologi pengunjung berdasarkan

jenis gangguan di kawasan konservasi Pananjung Pangandaran

Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan masukan terutama bagi pengelola kawasan

konservasi dalam mengurangi dampak terhadap keanekaragaman hayati akibat

aktivitas wisata dan membantu dalam melakukan perencanaan pengelolaan

pengunjung.

Page 14: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

2

Batasan Penelitian

Gangguan dalam penelitian ini hanya dibatasi pada jenis-jenis gangguan

yang berdampak langsung terhadap keanekaragaman hayati karena TWA dan CA

Pananjung Pangandaran merupakan kawasan konservasi.

METODE

Waktu dan Lokasi

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di TWA dan CA Pananjung

Pangandaran, di 4 lokasi di dalam TWA (sekitar kantor, Gua Jepang, Wisma

Ciborok dan Wisma Rengganis) dan di Pantai Pasir Putih (CA) (Gambar 1) .

Gambar 1 Lokasi penelitian

Alat dan Instrumen

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kamera, dan

laptop sedangkan instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner dan

panduan wawancara.

Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1.

Data yang dikaji berupa tipe gangguan dan karakteristik pengunjung yang

sebagian ditentukan berdasarkan studi pustaka.

Page 15: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

3

Tabel 1 Jenis data yang dikumpulkan

Jenis Data Metode

Pengumpulan Data

Karakteristik pengunjung

Jenis kelamin1 (R1), umur

1 (R2), asal

3 (R3), pendidikan

terakhir2 (R4), pekerjaan

2 (R5), pendapatan

3(R6), teman

perjalanan1 (R7), objek wisata yang disukai

1 (R8),

frekuensi kunjungan3 (R9), lama kunjungan

3 (R10)

Wawancara,

observasi lapang

Tipe Gangguan

Mengambil bunga3 (X1), memberi makan satwa liar

2

(X2), mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu

(X3), memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras3 (X4), membakar kayu

3 (X5), mengambil

pasir2 (X6), mengambil batu karang

4(X7), mengambil

cangkang kerang4 (X8), mengambil ikan dan biota laut

lainnya4 (X9) dan mengambil jamur

4 (X10)

Wawancara,

observasi lapang,

studi pustaka

Pengelolaan kawasan

Peraturan-peraturan, pengelolaan pengunjung, sarana

dan prasarana.

Wawancara,

studi pustaka

Kondisi lokasi penelitian

Kondisi umum kawasan yang meliputi objek wisata,

kondisi biologi (flora dan fauna), sarana prasarana dan

aksesibilitas

Studi pustaka

1) Muntasib et al. (2014); 2) Zakiah (1996); 3)Simbolon (2000); 4) Tyas (1981).

Metode Pengumpulan Data

Wawancara

Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara dan

kuesioner. Panduan wawancara ditujukan kepada narasumber yaitu kepala Resort

Pangandaran, Polisi Hutan dan Tim Pembantu Hutan Lainnya, sedangkan

kuesioner ditujukan kepada responden pengunjung. Menurut Gujarati (2007)

jumlah sampel minimal 30 sampel akan mendekati normal. Jumlah responden

dalam penelitian ini sebanyak 160 orang (32 orang dikalikan dengan 5 lokasi

pengambilan sampel). Pemilihan responden menggunakan metode quota sampling

berdasarkan dua kriteria yaitu kelas umur dan jenis kelamin (Tabel 2).

Tabel 2 Proporsi responden penelitian pada setiap lokasi

Kelas umur

(Santrock 1996) I II III IV

Jenis kelamin 5-11 tahun 12-22 tahun 23-55 tahun >56 tahun

Laki-laki 4 orang 4 orang 4 orang 4 orang

Perempuan 4 orang 4 orang 4 orang 4 orang

Page 16: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

4

Alasan pemilihan berdasarkan jenis kelamin, karena adanya perbedaan

aktivitas wisata oleh perempuan dan laki-laki (Ross 1998), sedangkan perbedaan

kelas umur menunjukkan tingkat pengetahuan yang berbeda (Zent 2009).

Observasi lapang

Pengamatan dilakukan dua kali ulangan pada akhir pekan dan hari kerja

untuk masing-masing lokasi yaitu mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Data yang

dicatat selama penelitian meliputi aktivitas pengunjung dan perilaku satwaliar

yang diamati pada satu titik pengamatan.

Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari berbagai dokumen seperti

buku, skripsi, jurnal, website dan laporan yang terdapat di Resort Pangandaran

dan di kantor Bidang Konservasi Sumberdaya Alam (KSDA) Wilayah III Jawa

Barat.

Analisis Data

Penentuan korelasi antar peubah gangguan dan karakteristik pengunjung

dalam kawasan dilakukan melalui uji chi square. Pengujian dilakukan dengan

bantuan software SPSS 20. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan

probabilitas (asymptotic significance) sebagai berikut:

1. Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima

2. Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak atau H1 diterima

Peubah-peubah yang menunjukkan adanya korelasi dipilih sebagai peubah

penyebab terjadinya gangguan dalam kawasan TWA dan CA Pananjung

Pangandaran.

Korelasi gangguan dengan karakteristik pengunjung

Pengujian dilakukan terhadap 160 responden. Peubah gangguan yang diuji

adalah X1, X2, X3, X4,X5, X6, X7, X8, X9 dan X10, dengan 10 peubah

karakteristik pengunjung yaitu R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7, R8, R9 dan R10 yang

menghasilkan 100 pasang peubah. Hipotesis yang dibangun :

H0= X1, X2, X3,.. X10 tidak berkorelasi dengan R1/R2/R3/.../R10

H1= X1, X2, X3,.. X10 berkorelasi dengan R1/R2/R3/.../R10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Pengunjung

Karakteristik pengunjung merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan

dalam kegiatan wisata (Damanik dan Weber 2006). Pengunjung di TWA dan CA

Pananjung Pangandaran berdomisili di kota-kota dengan kategori jarak jauh

terutama dari Bandung (21%). Bandung merupakan salah satu kota metropolitan

sehingga penghuninya membutuhkan suasana baru untuk berekreasi. Tempat

rekreasi yang sering dikunjungi di Bandung adalah Kawah Putih Ciwidey,

Gunung Tangkuban Perahu, Trans Studio Bandung dan kebun binatang (Tan

Page 17: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

5

2014). Kota ini tidak memiliki objek wisata pantai seperti di Pananjung

Pangandaran. Seseorang akan memilih tempat dengan suasana yang berbeda dari

tempat tinggalnya (Douglass (1982); dan ingin melepaskan diri dari kejenuhan

pada pekerjaan sehari-hari (Pitana dan Gayatri 2005). Selain itu, sebanyak 44%

pengunjung termasuk kategori tidak bekerja (penghasilan Rp 0). Penghasilan akan

menentukan aktivitas wisata yang dilakukan karena suatu kegiatan ditentukan

berdasarkan kemampuan, kemauan dan kesempatan (Slamet 1985 dalam Amba

1998). Data selengkapnya mengenai karakteristik pengunjung di kawasan

konservasi Pananjung Pangandaran disajikan pada Gambar 2 dan Lampiran 1.

Karakteristik pengujung pada Gambar 2 merupakan karakteristik yang memiliki

nilai tertinggi, karena karakteristik pengunjung yang dominan dindikasikan akan

melakukan gangguan.

Keterengan : Persentase tersebut merupakan dua nilai tertinggi untuk setiap karakteristik

pengunjung

Gambar 2 Karakteristik pengunjung di TWA dan CA Pananjung Pangandaran

Aktivitas Wisata di Kawasan Konservasi Pananjung Pangandaran

Karakteristik pengunjung akan mempengaruhi aktivitas wisata yang

dilakukan, sejalan dengan Muntasib et al. (2014), aktivitas seseorang akan

berbeda dan dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Kelas umur anak-anak dan

remaja lebih menyukai aktivitas yang menggunakan kekuatan tubuh seperti

0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

50,0%

60,0%

70,0%

70-2

00 k

m

> 2

00 k

m

TK

SL

TA

Tid

ak b

eker

ja

Wir

asw

asta

Rp 0

> R

p 1

400 0

00

Kel

uar

ga

Rom

bongan

Pan

tai

Sat

wal

iar,

gua

alam

Bar

u k

ali in

i

2 –

4 k

ali

2-3

jam

> 5

jam

Asal Pendidikan terakhir

Pekerjaan Pendapatan Teman perjalanan

Objek yang

disukai

Frekuensi kunjungan

Lama kunjungan

Ju

mla

h (

%)

Karakteristik pengunjung

Page 18: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

6

berpetualang, sedangkan kelas umur dewasa akhir lebih menyukai aktivitas yang

tidak menggunakan kekuatan tubuhnya karena kekuatan tubuhnya sudah semakin

menurun (Santrock 1996).

Aktivitas wisata biasanya dilakukan pada area yang menjadi tujuan utama

pengunjung, sejalan dengan pendapat Mayo (1975) dalam Ross (1998), tempat

tujuan yang ideal bagi wisatawan adalah tempat yang menawarkan banyak

pemandangan alam, tidak padat orang dan menawarkan iklim yang nyaman,

sehingga lokasi menjadi tempat yang penting untuk aktivitas. Lokasi yang

menjadi konsentrasi kunjungan di Pananjung Pangandaran adalah pantai dan area

terbuka, sehingga diindikasikan aktivitas wisata akan banyak dilakukan pada

kedua lokasi tersebut. Aktivitas wisata di sekitar pantai adalah berenang,

snorkeling, bermain pasir, mencari ikan dan berperahu. Sedangkan aktivitas

wisata yang dilakukan di area terbuka adalah outbond dan istirahat. Satwaliar

yang sering terlihat pada lokasi pengambilan sampel yaitu monyet, lutung jawa,

rusa, merak dan biawak. Lokasi yang dijadikan tempat wisata diduga akan

menimbulkan gangguan terhadap keanekaragaman hayati pada kawasan tersebut.

Gangguan di TWA dan CA Pananjung Pangandaran

Gangguan di TWA dan CA Pananjung Pangandaran yang terlihat selama

penelitian yaitu mengambil bunga, mengambil jamur, membakar kayu, memberi

makan satwaliar, mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu, memainkan

alat musik dan membunyikan musik keras-keras, mengambil pasir, mengambil

batu karang, mengambil cangkang kerang dan ikan serta biota laut lainnya.

Gangguan tersebut sudah teramati oleh Tyas (1981) dan Zakiah (1996) sampai

sekarang. Kegiatan yang dilakukan tanpa henti akan menyebabkan kerusakan

yang permanen bahkan pemusnahan (Napitupulu (2013). Jenis gangguan tersebut

terjadi pada lokasi yang berbeda, sehingga sebaran gangguan menjadi penting

untuk diketahui.

Sebaran gangguan di TWA dan CA Pananjung Pangandaran

Lokasi yang dijadikan tempat wisata diduga akan menimbulkan gangguan

terhadap keanekaragaman hayati pada kawasan tersebut. Jenis gangguan yang

terjadi di pantai dan area terbuka memiliki perbedaan karena kondisi lanskapnya

berbeda. Sebaran gangguan di TWA dan CA Pananjung Pangandaran disajikan

pada Gambar 3.

Aktivitas wisata di kawasan konservasi Pananjung Pangandaran lebih

banyak dilakukan di pantai, karena tujuan utama pengunjung adalah untuk

menikmati pantai. Aktivitas wisata di sekitar pantai akan berbahaya karena pantai

merupakan habitat monyet untuk mencari makanan (Lekagul dan McNeely 1977),

dan satwaliar (rusa) akan mendekati pantai untuk mengasin, sehingga pantai

menjadi tempat yang rawan untuk perjumpaan satwaliar dan pengunjung.

Page 19: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

7

Gam

bar

3 S

ebar

an g

angguan

di

TW

A d

an C

A P

angan

dar

a

Page 20: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

8

Jika gangguan terjadi di kawasan konservasi maka sumberdaya hutan dan

ekosistemnya akan terganggu yang akan berdampak terhadap kerusakan

tumbuhan, kerusakan habitat ikan, perubahan perilaku satwaliar dan pola makan

satwaliar. Seluruh sumberdaya yang terdapat di kawasan konservasi termasuk

satwaliar dan tumbuhannya dilindungi oleh negara berdasarkan Peraturan

Pemerintah No 28 Tahun 2011.

Kerusakan tumbuhan

Kawasan konservasi Pananjung Pangandaran merupakan habitat bagi

beragam tumbuhan termasuk bunga padma (Rafflesia patma) yang sudah langka

dan terancam punah sehingga aktivitas wisata dapat berdampak terhadap

kerusakan tumbuhan. Selain itu, penginjakan tanah yang berulang kali juga akan

berpengaruh terhadap produktivitas tumbuhan (Hakim 2004) dan dapat

menyebabkan pemadatan tanah sehingga pergerakan air dalam tanah akan terbatas

dan menghambat pertumbuhan akar yang akan mengganggu pertumbuhan pohon

(Pickering dan Hill 2007). Aktivitas pengunjung yang mengganggu tumbuhan di

TWA dan CA Pananjung Pangandaran yang teramati adalah pengambilan bunga

(Gambar 4a), pengambilan jamur, pematahan cabang, penggunaan kayu untuk

bahan bakar dan tongkat (Gambar 4b). Pematahan cabang pohon dan pengambilan

bunga akan berbahaya jika pengunjung tidak mengetahui bahwa di TWA dan CA

Pananjung Pangandaran terdapat pohon inang bunga padma (Rafflesia patma)

sehingga ditakutkan akan merusak pohon inangnya.

(a) (b)

Gambar 4 Aktivitas pengunjung terhadap tumbuhan: (a) Gangguan mengambil

bunga, (b) tongkat dari cabang pohon

Perubahan perilaku sosial dan pola makan satwaliar

Baik buruknya habitat akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup

satwaliar. Habitat (tumbuhan) berfungsi sebagai penyedia makanan, air, udara

bersih, garam mineral, tempat berlindung, maupun tempat untuk mengasuh anak-

anaknya (Alikodra 2002). Habitat yang terganggu akan berdampak negatif

terhadap kehidupan satwaliar seperti ketersediaan pakan alami satwaliar. Menurut

Reynolds dan Braithwaite (2001) dalam Hakim (2004), aktivitas wisata yang

dilakukan dekat dengan satwaliar, dapat mempengaruhi perubahan perilaku dan

penyimpangan pola makan satwaliar. Lebih lanjut, Alikodra (2002)

Page 21: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

9

menyimpulkan bahwa jika satwa herbivora seperti rusa mengkonsumsi makanan

yang mudah dijumpai dalam kondisi lapar (sisa-sisa makanan manusia), dapat

disimpulkan bahwa habitatnya tidak mampu lagi mendukung kehidupan mereka.

Habitat yang disenangi rusa berupa tempat terbuka seperti padang

penggembalaan. Pada kenyataannya, padang penggembalaan rusa di kawasan

konservasi Pananjung Pangandaran telah tertutup oleh semak belukar dan suksesi

hutan sekunder muda serta tertutup oleh invasi gulma dari vegetasi semak

(Hoogerwerf 1970), oleh karenanya rusa timor mencari sumber makanannya

keluar kawasan dan memakan sisa-sisa makanan manusia.

Perilaku mengkonsumsi makanan manusia (Gambar 5a-b) merupakan

indikasi adanya perubahan perilaku (Hingginbottom 2004). Satwaliar belajar dan

terbiasa terhadap kehadiran manusia sehingga satwaliar tidak merasa terancam

lagi bahkan cenderung mengharapkan kehadiran manusia untuk diberi makan

(Hingginbottom 2004).

(a) (b)

(c)

Gambar 5 Perubahan perilaku satwaliar: (a) perilaku makan monyet ekor panjang,

(b) perilaku makan rusa timor, (c) perilaku sosial lutung jawa

Perubahan perilaku juga terlihat pada lutung jawa (Trachypithecus auratus)

di TWA yang sangat mudah dijumpai dengan jarak antara lutung dan pengunjung

sekitar 2 m (Gambar 5c), pada dasarnya satwaliar memiliki sifat dasar menghindar

(kabur, sembunyi dan mempertahankan diri) jika melihat manusia

(Hingginbottom 2004). Hasil ini berbeda dengan lutung jawa yang berada di pos

Selabintana Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), yang akan

menghindar dan menjauh apabila jarak dengan manusia sekitar 20 m (Nursal

2001), karena kawasan taman nasional tidak diperuntukkan bagi wisata masal

sehingga interaksi dengan manusia tidak sesering seperti di TWA.Perubahan pola

makan dan penyimpangan perilaku sosial satwaliar dalam jangka waktu yang

lama akan mengurangi daya hidup satwaliar di alam bebas (Hakim 2004) yang

Page 22: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

10

akan mempengaruhi kelestarian populasinya. Lebih lanjut, jenis aktivitas

pengunjung yang mengganggu satwaliar di TWA dan CA Pananjung Pangandaran

adalah mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu, memainkan alat musik,

membunyikan musik keras-keras dan mengambil ikan serta biota laut lainnya.

Kerusakan habitat ikan

Aktivitas snorkeling dan bermain di pantai yang dijumpai di CA Pananjung

Pangandaran, dapat merusak habitat terumbu karang karena terumbu karang dapat

terinjak dan patah sehingga akan mengurangi fungsinya sebagai habitat ikan

(Tapper 2006). Selain merusak terumbu karang, biota laut pantai akan mati karena

terinjak oleh pengunjung (Hakim 2004). Terumbu karang merupakan ekosistem

perairan laut yang produktif dengan kekayaan hayati spesies tinggi (Hakim 2004).

Dampak dari gangguan pengunjung terhadap keanekaragaman hayati pada

suatu kawasan dapat diminimalisir dengan membuat perencanaan wisata. Salah

satu perencanaan wisata yaitu dengan membuat tipologi pengunjung berdasarkan

jenis gangguannya. Tipologi pengunjung ditentukan dari hasil korelasi antara jenis

gangguan dengan karakteristik pengunjungnya.

Korelasi Jenis Gangguan dengan Karakteristik Pengunjung

Mengambil bunga

Hasil analisis korelasi antara gangguan mengambil bunga dengan

karakteristik pengunjung disajikan pada Tabel 3. Hasil analisis korelasi secara

lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 3 Korelasi mengambil bunga dengan karakteristik pengunjung

Peubah yang berkorelasi Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Mengambil bunga ~ Kelas umur 0.009

Mengambil bunga ~ Pendapatan 0.020

Mengambil bunga ~ Kegiatan rekreasi 0.000

Mengambil bunga ~ Frekuensi kunjungan 0.021

Mengambil bunga ~ Lama kunjungan 0.028

Mengambil bunga dilakukan pengunjung pada area terbuka. Tabel 3

menunjukkan bahwa mengambil bunga berkorelasi dengan kelas umur,

pendapatan, kegiatan rekreasi, frekuensi kunjungan dan lama kunjungan.

Mayoritas pengunjung termasuk kategori anak-anak dan belum bekerja, dimana

rasa ingin tahu pada dunia luas meningkat dan masih belajar untuk mengendalikan

diri (Santrock 1996). Pengunjung yang baru pertama kali datang dengan lama

kunjungan lebih dari 5 jam untuk berjalan-jalan di hutan adalah pengunjung yang

mengganggu. Sejalan dengan Murtiartini (2000), lama kunjungan lebih dari 5 jam

merupakan pengunjung yang paling banyak melakukan gangguan di Kebun Raya

Bogor, karena banyak ativitas yang dilakukannya seperti permainan, perlombaan,

jalan-jalan dan duduk santai. Pengunjung yang sering datang akan lebih ingat dan

memperhatikan rambu-rambu yang ada (Ross 1998), dan aktivitas pengunjung

yang berjalan-jalan di hutan akan berpengaruh untuk mengambil bunga karena

Page 23: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

11

pengunjung akan sering menemukan bunga dan kesempatan untuk mengambilnya

tinggi karena berada di area terbuka.

Membakar kayu

Hasil analisis korelasi antara gangguan membakar kayu dengan

karakteristik pengunjung disajikan pada Tabel 4.Hasil analisis secara lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 3. Gangguan membakar kayu berkorelasi nyata

dengan asal, teman perjalanan dan frekuensi kunjungan.

Tabel 4 Korelasi membakar kayu dengan karakteristik pengunjung

Peubah yang berkorelasi Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Membakar kayu ~ Asal 0.038

Membakar kayu ~ Teman perjalanan 0.000

Membakar kayu ~ Frekuensi kunjungan 0.027

Pengunjung yang datang ke TWA dan CA Pananjung Pangandaran lebih

dari 8 kali berdomisili dekat dengan kawasan. Pola perjalanan datang bersama

teman memungkinkan pengunjung merasa lebih memiliki kawasan dan bebas

melakukan aktivitas apa saja di dalam kawasan karena seringnya mereka

berinteraksi dengan kawasan. Selain itu, Ross (1998) berpendapat bahwa orang

yang menilai tinggi keanggotaan dalam kelompok lebih menyukai kegiatan yang

bisa dinikmati secara bersama seperti membakar kayu untuk membuat api unggun.

Mengambil jamur

Hasil analisis korelasi antara gangguan mengambil jamur dengan

karakteristik pengunjung menunjukkan bahwa hanya lama kunjungan yang

berkorelasi nyata dengan perolehan nilai asymptotic significance sebesar 0.003,

(data selengkapnya disajikan pada Lampiran 4). Pengunjung dengan lama

kunjungan lebih dari 5 jam memiliki persentase yang tinggi dalam melakukan

gangguan ini. Semakin lama waktu kunjungan maka akan semakin banyak

kegiatan yang dapat dilakukan (Murtiartini 2000), dalam hal ini hubungannya

dengan kesempatan untuk menemukan jamur yang bagus dan mengambilnya.

Memberi makan satwaliar

Hasil analisis korelasi antara gangguan memberi makan satwaliar dengan

karakteristik pengunjung menunjukkan bahwa hanya kegiatan rekreasi yang

berkorelasi nyata dengan perolehan nilai asymptotic significant sebesar 0.021

(data selengkapnya disajikan pada Lampiran 5). Pengunjung yang datang ke

Pananjung Pangandaran untuk melihat pemandangan memiliki presentase yang

tinggi dalam gangguan ini karena pengunjung tidak ingin diserang oleh monyet

ketika menikmati pemandangan, sehingga pengunjung akan memberikan bekal

makanannya apabila monyet mendekati mereka.. Sejalan dengan Fago (1994),

aktivitas pengunjung memberi makan monyet lebih besar di pasir putih.

Page 24: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

12

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu

Aktivitas monyet seperti mendekati, menggertak, menggigit, dan merampas

membuat pengunjung takut dan bersiaga dari serangan monyet. Pengunjung

menggunakan tongkat dan batu untuk mengusirnya. Hasil analisis korelasi antara

mengusir monyet dengan karakteristik pengunjung disajikan pada Tabel 5, data

selengkapnya disajikan pada Lampiran 6.

Tabel 5 Korelasi mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu dengan

karakteristik pengunjung

Peubah yang berkorelasi Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Umur

0.000

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Pekerjaan

0.000

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Pendapatan

0.001

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Teman perjalanan

0.039

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Objek wisata yang disukai

0.005

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Kegiatan rekreasi

0.028

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Frekuensi kunjungan

0.034

Karakteristik pengunjung yang paling banyak mengganggu adalah kelas

umur remaja, tidak bekerja dan pendapatan Rp 0. Bentuk-bentuk emosi yang

nampak pada masa remaja yaitu marah, takut dan rasa ingin tahu tinggi (Fargo

1994). Hubungannya dengan gangguan mengusir monyet, remaja memiliki rasa

takut apabila diserang oleh monyet sehingga remaja akan menggunakan tongkat

dan batu untuk melindungi dirinya dari serangan monyet, namun rasa usil juga

sering nampak pada remaja.

Pengunjung yang datang bersama keluarga untuk menikmati pantai dengan

berperahu dan sudah datang ke Pananjung pangandaran lebih dari 8 kali untuk

juga berkorelasi dengan gangguan ini. Pantai pasir putih merupakan lokasi wisata

yang banyak dikunjungi dengan menggunakan aksesibilitas laut menggunakan

perahu dan paling banyak aktivitas monyet (Fargo 1994), sehingga pengunjung

yang datang bersama keluarga akan lebih waspada karena mereka biasanya

melakukan makan bersama di pantai.

Memainkan alat musik dan membunyikan musik keras-keras

Hasil analisis korelasi antara memainkan alat musik dan membunyikan

musik keras-keras dengan karakteristik pengunjung disajikan pada Tabel 6, data

selengkapnya disajikan pada Lampiran 7. Kelas umur remaja, pendidikan terakhir

SLTP dan datang bersama keluarga berkorelasi dengan memainkan alat musik dan

membunyikan musik keras-keras, sejalan dengan Mappiare (1982) yang

Page 25: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

13

berpendapat bahwa kelas umur remaja dalam bertingkah laku umumnya sangat

dikuasai emosi dan bentuk yang sering nampak salah satunya yaitu selalu

bergembira, sehingga remaja melakukan kegiatan tersebut bisa dimana saja tanpa

memikirkan dampak negatif yang terjadi jika dilakukan di kawasan konservasi.

Selain itu, Ross (1998) berpendapat bahwa orang yang menilai tinggi keanggotaan

dalam kelompok lebih menyukai kegiatan yang bisa dinikmati secara bersama-

sama.

Tabel 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan musik keras-keras

dengan karakteristik pengunjung

Peubah yang berkorelasi Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Kelas umur

0.001

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Pendidikan terakhir

0.006

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Teman perjalanan

0.005

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Objek wisata yang disukai

0.018

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Frekuensi kunjungan

0.031

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Lama kunjungan

0.000

Objek wisata yang disukai satwaliar dengan lama kunjungan lebih dari 5

jam juga berkorelasi dengan gangguan ini, karena pada area terbuka biasanya

pengunjung melakukan banyak aktivitas seperti perlombaan dan duduk santai.

Selama penelitian, terlihat 3 kali yang membunyikan musik keras-keras untuk

mendukung kegiatan outbond (Gambar 6).

(a) (b)

Gambar 6 Kegiatan yang membunyikan musik keras-keras: (a) Aerobik, (b)

outbond

Page 26: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

14

Kegiatan outbond terlihat di sekitar kantor dan wisma rengganis, dimana

tempat tersebut merupakan habitat untuk makan rusa dan tempat bermain monyet,

selain itu di lapangan sekitar kantor terdapat pohon tidur lutung jawa. Semakin

lama kunjungan maka semakin banyak kesempatan untuk melakukan aktivitas

(Murtiartini 2000) dan aktivitas tersebut akan mengganggu satwaliar karena

pendengarannya sensitif dan akan mengacaukann pergerakannya (Hingginbottom

2004).

Mengambil ikan dan biota laut lainnya

Hasil analisis korelasi antara mengambil ikan dan biota laut lainnya dengan

karakteristik pengunjung berdasarkan uji chi-square menunjukkan bahwa hanya

frekuensi kunjungan dan lama kunjungan yang berkorelasi (Tabel 7), data

selengkapnya disajikan pada Lampiran 8.

Tabel 7 Korelasi mengambil ikan dan biota laut lainnya dengan karakteristik

pengunjung

Peubah yang berkorelasi Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Mengambil ikan dan biota laut lainnya ~ Frekuensi

kunjungan

0.006

Mengambil ikan dan biota laut lainnya ~ Lama

kunjungan

0.011

Pengunjung yang sering datang akan lebih ingat dan memperhatikan rambu-

rambu yang ada (Ross 1998). Sejalan dengan hasil penelitian, pengunjung yang

baru datang pertama kali berkorelasi dengan gangguan ini. Lama kunjungan 2-3

jam juga berkorelasi nyata dengan gangguan ini, dimana gangguan ini terjadi di

pantai. Lama kunjungan 2-3 jam diindikasikan dipengaruhi oleh jasa ojeg perahu,

dimana pengunjung pada umumnya menggunakan perahu untuk datang ke pantai

yang dibatasi lama kunjungan yaitu maksimal 3 jam, selain itu pantai memiliki

suhu sampai 370C (panas) sehingga pengunjung akan merasa tidak nyaman

dengan suhunya. Gangguan ini terlihat terjadi di perbatasan TWA ke CA dan di

pantai pasir putih (CA) (Gambar 7).

(a) (b)

Gambar 7 Aktivitas pengunjung mengambil ikan dan biota laut lainnya: (a)

pengambilan ikan di CA, (b) Contoh hasil pengambilan biota laut.

Page 27: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

15

Mengambil pasir

Pengunjung kelas umur 5-11 tahun dan berasal dari jarak tempuh sedang

(70-200 km) berkorelasi dengan mengambil pasir berdasarkan hasil uji chi-square

dengan selang kepercayaan 95% (Tabel 8), data selengkapnya disajikan pada

Lampiran 9. Hasil wawancara dengan pengujung, pengunjung sengaja mengambil

pasir untuk dijadikan hiasan dalam aquarium, karena pengunjung tidak perlu

membeli. Jika pasir diambil secara terus menerus dalam skala besar akan

berdampak negatif terhadap kehidupan karang, perikanan dan kekeruhan air

(Supriharyono 2006).

Tabel 8 Korelasi mengambil pasir dengan karakteristik pengunjung

Peubah yang berkorelasi Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Mengambil pasir ~ Kelas umur 0.007

Mengambil pasir ~ Asal 0.024

Mengambil pasir ~ Teman perjalanan 0.009

Mengambil pasir ~ Lama kunjungan 0.000

Pengunjung yang datang bersama keluarga dengan lama kunjungan 2-3 jam

berkorelasi juga dengan gangguan ini. Seluruh anggota keluarga selama penelitian

terlihat bersama-sama memasukkan pasir kedalam plastik dan botol untuk dibawa

ke rumah.

Mengambil batu karang

Hasil analisis korelasi antara mengambil batu karang dengan karakteristik

pengunjung berdasarkan hail uji chi-square disajikan pada Tabel 9 dan data

selengkapnya disajikan pada Lampiran 10. Pengunjung laki-laki berumur 12-22

tahun (pelajar dan pendapatan Rp 0) dan berasal dari jarak tempuh sedang (70-200

km) berkorelasi terhadap gangguan ini, dimana perempuan lebih peduli

dibandingkan laki-laki terhadap hal yang spesifik pada objek, symbol atau orang

yang dekat dengannya (Porteous 1997).

Tabel 9 Korelasi mengambil batu karang dengan karakteristik pengunjung

Peubah yang berkorelasi Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Mengambil batu karang ~ Jenis kelamin 0.040

Mengambil batu karang ~ Kelas umur 0.002

Mengambil batu karang ~ Asal 0.032

Mengambil batu karang ~ Pekerjaan 0.021

Mengambil batu karang ~ Pendapatan 0.026

Mengambil batu karang ~ Objek wisata yang

disukai

0.034

Mengambil batu karang ~ Kegiatan rekreasi 0.008

Mengambil batu karang ~ Frekuensi kunjungan 0.035

Mengambil batu karang ~ Lama kunjungan 0.004

Page 28: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

16

Pengunjung yang baru datang pertama kali untuk berenang di pantai TWA

dan CA Pananjung Pangandaran dengan lama kunjungan 2-3 jam berkorelasi

nyata dengan gangguan mengambil batu karang. Hal ini terjadi karena habitat batu

karang berada di pantai, sehingga pengunjung tertarik untuk memiliki batu karang

sebagai kenang-kenangan dan sebagai hiasan di aquarium. Pengunjung yang baru

pertama kali datang biasanya kurang memerhatikan rambu-rambu yang ada.

Pengelola telah memasang papan interpretasi berupa larangan mengambil

kekayaan alam laut (Gambar 8), namun hal tersebut tidak dihiraukan oleh

sebagian besar pengunjung. Selain itu, aktivitas wisata yang dilakukan akan

berpengaruh terhadap jenis gangguannya.

Gambar 3 Papan larangan di Pantai Pasir Putih

Mengambil cangkang kerang

Hasil analisis uji chi-square untuk melihat korelasi antara mengambil

cangkang kerang dengan karakteristik pengunjung disajikan pada Tabel 10 dan

data selengkapnya disajikan pada Lampiran 11. Pengunjung berumur 5-11 tahun

(belum menikah, pelajar dan pendapatan Rp 0) berkorelasi dengan gangguan

mengambil cangkang kerang. Umur 5-11 tahun termasuk kedalam masa anak-

anak, dimana pengalaman dan informasi yang didapatkan masih sedikit. Sejalan

dengan Apriyanti (2011), semakin tinggi umur seseorang maka semakin banyak

pengalaman dan informasi yang diketahui terhadap suatu objek yang

mempengaruhi persepsinya. Kaitannya dengan hal ini, anak-anak belum memiliki

pengetahuan dan informasi yang cukup tentang kegiatan yang tidak boleh

dilaksanakan di CA Pananjung Pangandaran.

Tabel 10 Korelasi mengambil cangkang kerang dengan karakteristik pengunjung

Peubah yang berkorelasi Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Mengambil cangkang kerang ~ Kelas umur 0.001

Mengambil cangkang kerang ~ Pekerjaan 0.040

Mengambil cangkang kerang ~ Pendapatan 0.022

Mengambil cangkang kerang ~ Objek wisata yang

disukai

0.007

Mengambil cangkang kerang ~ Kegiatan rekreasi 0.028

Page 29: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

17

Objek wisata pantai dan kegiatan rekreasi berperahu juga berkorelasi

dengan gangguan ini, karena pantai merupakan habitat bagi biota laut seperti ikan,

umang, moluska dan lainnya, sehingga pengunjung yang datang ke pantai pasir

putih (CA) akan mudah menemukan cangkang kerang. Hasil wawancara

menunjukkan bahwa pengunjung sengaja datang ke pantai pasir putih untuk

mencari cangkang kerang dann biota laut lainnya karena diberi tahu orang lain

bahwa di CA Pananjung Pangandaran terdapat cangkang kerang yang bagus dan

gratis.

Tipologi Pengunjung Berdasarkan Jenis Gangguan

Hasil uji chi-square digunakan untuk mencari dan menentukan peubah

dominan yang menentukan tipologi pengunjung di TWA dan CA Pananjung

Pangandaran yang mengganggu pada lokasi yang menjadi konsentrasi kunjungan

(pantai dan area terbuka). Karakteristik pengunjung yang paling dominan

melakukan banyak gangguan yaitu kelas umur, teman perjalanan, objek wisata

yang disukai, frekuensi kunjungan dan lama kunjungan (Tabel 11). Peubah-

peubah yang berkorelasi tersebut digunakan sebagai dasar dalam merumuskan

tipologi pengunjung yang dibedakan berdasarkan jenis gangguan pada lokasi

aktivitas wisatanya. Kombinasi peubah tersebut diharapkan dapat memberikan

gambaran kepada pengelola untuk mengatasi dan mengurangi dampak dari

gangguan yang terjadi sehingga fungsi kawasan dapat berfungsi sebgaimana

mestinya.

Tabel 11 Tipologi pengunjung berdasarkan jenis gangguan

Karakteristik

pengunjung

Jenis gangguan di

area pantai

Jenis gangguan

di area terbuka

Tipologi

pengunjug

Kelas

umur

5-11 tahun - Mengambil pasir

- Mengambil

cangkang kerang

-

Player type

12-22

tahun

-

- Mengusir

monyet

- Memainkan

alat musik

- Membunyikan

musik keras-

keras

Active

enjoyment of

nature type

Teman

perjalanan

Keluarga - Mengusir

monyet

- Memainkan alat

musik

- Membunyikan

musik keras-

keras

- Mengambil pasir

-

Family type

Teman - - Membakar kayu Friends type

Page 30: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

18

Tabel 11 Tipologi pengunjung berdasarkan jenis gangguan (lanjutan)

Karakteristik

pengunjung

Jenis gangguan di

area pantai

Jenis gangguan

di area terbuka

Tipologi

pengunjug

Objek

wisata

yang

disukai

Pantai - Mengusir

monyet

- Mengambil batu

karang

- Mengambil

cangkang kerang

-

Beach visitor

type

Satwaliar

-

Memainkan alat

musik dan

membunyikan

musik keras-

keras

Comfortable

naturalist type

Frekuensi

kunjungan

Pertama

kali

- Mengambil ikan

dan biota laut

lainnya

- Mengambil batu

karang

-

First timer

type

>8 kali

-

- Membakar

kayu

- Mengusir

monyet

- Memainkan

alatmusik dan

membunyikan

musik keras-

keras

Frequent

visitor type

Lama

kunjungan

2-3 jam - Mengambil ikan

dan biota laut

lainnya

- Mengambil batu

karang

- Mengambil pasir

-

Long stay type

>5 jam

-

- Mengambil

bunga

- Membakar

kayu

- Memainkan

alat musik dan

mebunyikan

musik keras-

keras.

Long stay type

Tipologi pengunjung berdasarkan jenis gangguan pada lokasi aktivitas

wisatanya yang telah disajikan pada Tabel 11, dapat dibagi menjadi 9 tipologi

pengunjung yaitu:

Page 31: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

19

1. Player type adalah pengunjung yang melakukan aktivitas secara berulang

demi kesenangannya tanpa dipengaruhi tujuan atau objeknya dan memiliki

rasa ingin tahu yang tinggi.

2. Active enjoyment of nature type adalah pengunjung yang aktif bersenang-

senang di alam.

3. Family type adalah pengunjung yang datang ke suatu kawasan wisata

bersama keluarganya dan lebih menyukai kegiatan yang dapat dilakukan oleh

bersama.

4. Friends type adalah pengunjung yang datang bersama teman dan menyukai

kegiatan yang dapat dinikmati bersama.

5. Beach visitor type pantai adalah pengunjung yang suka berinteraksi dengan

pantai.

6. Comfortable naturalist type adalah pengunjung yang menyukai kenyamanan

dalam menikmati alam.

7. First timer type adalah pengunjung yang baru pertama kali melakukan

kunjungan ke suatu kawasan wisata.

8. Frequent visitor type adalah pengunjung yang sudah >8 kali melakukan

kunjungan ke suatu kawasan wisata.

9. Long stay type adalah pengunjung yang menghabiskan waktu dalam suatu

kawasan selama 2-3 jam untuk di pantai dan >5 jam untuk di area terbuka.

Pembuatan tipologi diatas dapat membantu untuk membuat perencanaan

wisata yang disesuaikan dengan tipologi pengunjungnya untuk meningkatkan

kepuasan pengunjung tanpa mengganggu fungsi kawasan konservasi.

Tantangan dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Pananjung

Pangandaran

Gangguan di kawasan konservasi Pananjung Pangandaran

didokumentasikan pertama kali pada 3 tahun setelah ditetapkannya Pananjung

Pangandaran sebagai CA dan TWA. Gangguan yang didokumentasikan pertama

berupa pematahan cabang pohon, pengambilan batu karang, cangkang kerang dan

binatang laut serta sampah terlihat dimana-mana (Tyas 1981). Gangguan

terdahulu yang terjadi masih ada, bahkan terjadi penambahan yaitu vandalisme

dan membunyikan musik keras-keras (Zakiah 1996). Hasil wawancara dengan

pengelola kawasan, tipe gangguan tersebut masih dapat dijumpai sampai saat ini,

bahkan jenis gangguannya semakin bertambah seperti memberi makan satwaliar,

mengusir monyet ekor panjang menggunakan tongkat dan batu, serta

membunyikan musik keras-keras. Berbagai kegiatan untuk meminimalisir

gangguan dari aktivitas pengunjung sudah dilakukan oleh pengelola seperti

pembuatan papan interpretasi yang berisi papan larangan, menyita barang yang

diambil dari dalam kawasan terutama koleksi keanekaragaman hayati laut,

menyediakan pos tiket di perbatasan CA dan TWA dan mensosialisasikan

peraturan yang terdapat di dalam kawasan. Kegiatan tersebut masih belum dapat

menyelesaikan gangguan yang terjadi di kawasan konservasi Pananjung

Pangandaran sehingga perlu adanya perencanaan untuk membantu pengelola

kawasan dalam meminimalisir gangguan terhadap keanekaragaman hayatinya.

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir gangguan dari aktivitas

wisata adalah dengan perencanaan wisata (Tapper 2006).

Page 32: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

20

Perencanaan wisata di kawasan konservasi Pananjung Pangandaran dapat

dilakukan dengan membuat tipologi pengunjung berdasarkan jenis gangguannya

yang didasarkan pada hasil uji chi-square. Terdapat perbedaan tipologi

pengunjung yang dipengaruhi oleh lokasi tempat beraktivitasnya yaitu pantai dan

area terbuka (Tabel 12). Terdapat dua cara untuk membuat perencanaan wisata di

kawasan konservasi yaitu pembuatan zonasi (blok) dan pengelolaan pengunjung

(Tapper 2006).

Tabel 12 Perencanaan wisata di Pananjung Pangandaran berdasarkan tipologi

pengunjung

Lokasi Tipologi pengunjung Perencanaan wisata

Pantai Player type - Pembatasan blok wisata yang dikhususkan

untuk tempat bermain anak-anak

- Penyediaan petugas yang mengawasi blok

wisata

- Penyediaan pemandu wisata

- Penyediaan media interpretasi cetak yang

berisi tentang peraturan berkunjung

Family type - Pembatasan jumlah kelompok

- Penyediaan pemandu wisata

Beach visitor type - Pembatasan blok wisata di pantai seperti No

Fishing Area

- Penyediaan petugas yang mengawasi blok

wisata

- Membuat menara pengamat

- Meningkatkan biaya tiket masuk

- Mengalihkan pusat kunjungan

Jika gangguan masih terjadi, maka langkah

terakhir yaitu penutupan kawasan atau

pengalihan fungsi kawasan

First timer type - Pembuatan papan interpretasi di pintu masuk

kawasan

- Penjelasan mengenai peraturan dalam

kawasan sebelum masuk kawasan

Long stay type - Pembatasan waktu kunjungan

- Pembuatan blok wisata di pantai

- Penyediaan petugas yang mengawasi di pantai

Area

terbuka

Active enjoyment of

nature type

- Pembatasan blok wisata yang dikhususkan

untuk tempat berkreasi

- Penyediaan petugas yang mengawasi blok

wisata

- Penyediaan pemandu wisata

Friends type - Pembatasan jumlah kelompok

- Penyediaan pemandu wisata

Page 33: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

21

Tabel 12 Perencanaan wisata di Pananjung Pangandaran berdasarkan tipologi

pengunjung (lanjutan)

Lokasi Tipologi pengunjung Perencanaan wisata

Area

terbuka

Comfortable

naturalist type

- Pembatasan blok wisata yang dikhususkan

untuk tempat berkreasi

- Penyediaan petugas yang mengawasi blok

wisata

Frequent visitor type - Pembuatan papan interpretasi di pintu masuk

kawasan mengenai peraturan berkunjungan

dan larangan

- Pembatasan blok wisata untuk tempat

bersantai

Long stay type - Pembatasan waktu kunjungan

- Pembatasan blok wisata untuk tempat

bersantai

- Mempromosikan objek lain dalam kawasan

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Karakteristik pengunjung di kawasan konservasi Pananjung Pangandaran

yang berkorelasi dengan jenis gangguan adalah: kelas umur, teman perjalanan,

motivasi utama mengunjungi suatu kawasan, frekuensi kunjungan dan lama

kunjungan.Tipologi pengunjung berdasarkan gangguan di TWA dan CA

Pananjung Pangandaran berbeda berdasarkan lokasi aktivitas wisatanya

yaitupantai dan area terbuka. Tipologi pengunjung pantai dapat dikategorikan

sebagai tipe player, family, beach visitor, first timer dan long stay. Sedangkan

tipologi pengunjung di area terbuka (non pantai) dikategorikan sebagai tipe active

enjoyment of nature, friends, comfortable naturalist, frequent visitor dan long

stay.

Saran

1. Peraturan pengunjung perlu disampaikan sebelum masuk dalam kawasan

2. Diperlukan penambahan petugas untuk berpatroli terutama pada waktu

liburan.

3. Patroli dibutuhkan untuk mengawasi kawasan pantai pasir putih (CA) dan

area perbatasan antara TWA dan CA.

4. Diperlukan pemahaman dan pelatihan kepada pemandu wisata terkait status

kawasan.

5. Diperlukan batasan jenis aktivitas wisata.

6. Diperlukan penataan kawasan dengan membagi blok pemanfaatan

berdasarkan aktivitas wisatanya, misalnya blok untuk pengamatan satwa,

outbond, arena bermain anak, arena untuk berenang dan snorkeling.

Page 34: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

22

7. Pengelola perlu mempertimbangkan aktivitas wisata dengan tidak

mengganggu terhadap keanekaragaman hayati.

8. Pengelola perlu mempertimbangkan pengalihan sebagian fungsi kawasan CA

menjadi TWA, terutama terkait objek wisata laut.

9. Pengelola perlu menyediakan tongkat bambu dan pegangan di tangga supaya

pengunjung tidak mengambil tongkat dari cabang-cabang pohon di kawasan

konservasi Pananjung Pangandaran

10. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh kegiatan wisata

terhadap populasi satwaliar dan tumbuhannya.

11. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai analisis pengelolaan kawasan

konservasi Pananjung Pangandaran yang terdiri dari pengelola wisata (IPPA)

dan pengelola kawasan (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan).

12. Perlu dilakukan penelitian mengenai daya dukung kawasan wisata di TWA

Pananjung Pangandaran

DAFTAR PUSTAKA

Alokodra HS. 2002. Pengelolaan Satwaliar jilid I. Bogor (ID) : Yayasan Penerbit

Fakultas Kehutanan.

Amba M. 1998. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam

pelestarian hutan mangrove (studi kasus di kecamatan Teluk Ambon

Baguala, Kotamadya Ambon, Maluku) [tesis]. (ID) : Institut Pertanian

Bogor.

Apriyanti H. 2011. Persepsi dan sikap pengunjung Kebun Raya Bogor terhadap

koleksi tumbuhan obat [skripsi]. Bogor (ID) :Institut Pertanian Bogor.

Bateman PW, Fleming PA. 2013. Does human pedestrian behavior influence risk

assessment in a successful mammal urban adapter. Australia (AU): Jurnal of

zoology

Coccossis H dan Constantoglou ME. 2006. The use typologies in tourism

planning : Problem and conflicts [Internet]. [diunduh pada 2015 Feb 11];

Tersedia pada: http://www-sre.wu-

wien.ac.at/ersa/ersaconfs/ersa06/papers/712.pdf.

Damanik dan Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata Jilid I. Yogyakarta (ID) :

Penerbit Andi.

Darda AG. 2013. Efektivitas museum karst Indonesia sebagai media interpretasi

konservasi kawasan karst [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Doglass RW. 1982. Forest Recreation. New York (US) : Pergamon Press.

Fargo SJD.1994. Studi interaksi monyet ekor panjang (Macaca fascisularis)

terhadap pengunjung di Taman Wisata/Cagar Alam Pananjung Pangandaran

Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Gujarati DN. 2007. Dasar-dasar Ekonomika.Edisi 3 Jilid 1. Jakarta (ID) :Erlangga

Hakim L. 2004. Dasar- Dasar Ekowisata. Malang (ID) : Bayumedia publishing.

Halim NR. 1992. Hubungan karakteristik sosial ekonomi dengan perilaku

komunikasi anggota kelompok simpan pinjam KUD dan pemanfaatan kredit

di Kabupaten Cianjur Jawa Barat [tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian

Bogor.

Page 35: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

23

Hoogerwerf A. 1970. Ujung Kulon The Land of The Last Rhinoceros. Leiden E,

J.Brill Pp 286-292.

Santrock JW. 1996.Perkembangan Remaja. Adelar SB, Saragih S, penerjemah.

Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Adolescence

Kasali R. 2000. Membidik Pasar Indonesia. Jakarta (ID) : PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Mappiare A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya (ID) : Usaha Nasional.

Marzano M dan Dandy D. 2012.Recreational use of forests and disturbance of

wildlife. Endinburgh (DE) : Forestry Comission Research Report.

Muntasib EKSH, Rachmawati E.2009. Rekreasi Alam, Wisata dan Ekowisata.

Bogor (ID) :Institut Pertanian Bogor.

Muntasib EKSH, Rachmawati E, Meilani R, Mardiastuti A, Rushayati SB, Sunkar

A, Kosmaryandi N. 2014. Rekreasi Alam dan Ekowisata. Bogor (ID) : IPB

Press.

Murtiartini N. 2000. Studi perilaku vandalisme pengunjung di Kebun Raya Bogor

[skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Napier JR, PH Napier. 1967. A Handbook of Living Primates: Morphology,

Ecology and Behaviourof Nonhuman Primates. London (UK) : Academic

press.

Napitupulu A. 2013. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Bekelanjutan. Bogor

(ID): IPB Press.

Nurlinda R. 2012. Peran situs keramat alami terhadap efektifitas pengelolaan

Cagar Alam Nusa Gede Panjalu, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat

[skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Nursal WI. 2001. Aktivitas harian lutung Jawa (Trachypithecus auratusGeoffroy

1812) di Pos Selabintana Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Jawa

Barat [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

[PP] Pemerintah Republik Indonesia. 2011. Perauran Pemerintah Nomor 28

Tahun 2011 tentang Pengolahan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan

Pelestarian Alam. Jakarta (ID): Sekretariat Negara.

Pickering C, Hill W. 2007.Impact of Recreation and Tourism on plants in

Protected Areas in Australia. Australia (AU) : CRS for Sustainable Tourism

Pitana IG, Gayatri PG. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta (ID) : Penerbit

Andi

Ross G. 1998. Psikologi Pariwisata. Jakarta (ID) : Yayasan Obor Indonesia.

Sevilla CG, Ochave JA, Punsalan TG, Regala BP, Uriarte GG. 1993. Pengantar

Metode Penelitian. Jakarta (ID) : Universitas Indonesia Press.

Simbolon H. 2000. Analisis keterkaitan peraturan berkunjung dengan perilaku

pengunjung di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango [skripsi]. Bogor

(ID) : Institut Pertanian Bogor.

Sujarwo. 2004. Pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat sekitar hutan dalam

pelestarian hutan (kasus di Hutan Diklat Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep,

Provinsi Sulawesi Selatan) [tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Suryabrata S. 1999. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Jakarta (ID) :

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Tapper R. 2006.Wildlife watching and tourism. Germany (DE) : United Nations

Environment Programme.

Page 36: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

24

Tan. 2005. 15 tempat wisata di Bandung yang wajib dikunjungi [Internet].[Waktu

dan pertemuan tidak diketahui]. Bandung (ID): Aneka Tempat wisata;

[diunduh 2015 Jan 8]. Tersedia pada: http://anekatempatwisata.com/15-

tempat-wisata-di-bandung-yang-wajib-dikunjungi/

Torbidoni EIF, Grau HR, Camps A. 2005. Trail preferences and visitor

characteristics in Aigüestortes I Estany de Sant Maurici national Park,

Spain. Spain (ES) : International Mountain Society.

Tyas SM. 1981. Studi Perilaku Pengunjung di Cagar Alam dan Taman wisata

Pananjung Pangandaran [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

[UU] Undang- undang. 1990. Undang-undang No 5 Tahun 1990 Tentang

Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Jakarta (ID) :

Sekertaris Negara.

Yoeti O. 2005. Perencanaan Strategi Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta

(ID) : Pradnya Paramitha.

Zakiah YH. 1996. Persepsi dan perilaku Pengunjung Usia Muda Terhadap

Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan di Taman Wisata Pananjung

Pangandaran [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Zent S. 2009. Methodology for Develoving a Vitality Index of Traditional

Environmental Knowledge (VITEK) for the Project “Global Indicators of

the Status and Trends of Linguistic Diversity and Traditional Knowledge.”

Venezuela (VE) : Principal Investigator Centro de Antropologia Institut

Venezolano de Investigaciones Cientificas (IVIC).

Page 37: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

25

Lampiran 1 Karakteristik pengunjung di TWA dan CA Pananjung Pangandaran

Karakteristik pengunjung Presentase

Asal Bandung 21.00%

Banjar, bekasi, bogor, cirebon,

kebumen, kuningan, magelang,

majalengka, padang, riau, solo,

surabaya, wonoharjo

1.00%

Banjarsari, ciamis 7.00%

Brebes, jakarta, klaten, sukabumi 3.00%

Cianjur, yogyakarta 2.00%

Garut 6.00%

Pangandaran, subang 4.00%

Purwokerto 5.00%

Sumedang 6.00%

Tasikmalaya 11.00%

Pendidikan terakhir Tidak Sekolah 1.00%

Taman Kanak-kanak (TK) 23.00%

Sekolah Dasar (SD) 20.00%

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP) 16.00%

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

(SLTA) 22.00%

Perguruan Tinggi (PT) 18.00%

Pekerjaan Tidak bekerja 44.00%

Pegawai Negeri Sipil (PNS) 5.00%

Pegawai swasta 12.00%

Wiraswasta 19.00%

Ibu Rumah Tangga 14.00%

Buruh 6.00%

Pendapatan Rp 0 44.00%

< Rp 500 000 11.00%

Rp 500 000 - Rp 1 100 000 9.00%

Rp 1 100 000 - Rp 1 400 000 7.00%

> Rp 1 400 000 29.00%

Teman perjalanan Teman 7.00%

Keluarga 49.00%

Rombongan 43.00%

Sendiri 1.00%

Objek wisata yang

disukai Hutan 8.00%

Satwaliar, gua alam 16.00%

Taman laut 4.00%

Pantai 54.00%

Peninggalan sejarah 2.00%

Page 38: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

26

Lampiran 1 Karakteristik pengunjung di TWA dan CA Pananjung Pangandaran

(lanjutan)

Karakteristik pengunjung Presentase

Frekuensi kunjungan Baru kali ini 44.00%

2 – 4 kali 31.00%

5-7 kali 7.00%

> 8 kali 18.00%

Lama kunjungan < 1 jam 5.00%

2-3 jam 64.00%

4-5 jam 11.00%

> 5 jam 20.00%

Lampiran 2 Hasil analisis uji chi-square antara mengambil bunga dengan

karakteristik pengunjung

Hubungan peubah gangguan dengan

karakteristik pengunjung

Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Mengambil bunga ~ Jenis kelamin 0.142

Mengambil bunga ~ Kelas umur 0.009

Mengambil bunga ~ Asal 0.617

Mengambil bunga ~ Pendidikan terakhir 0.214

Mengambil bunga ~ Pekerjaan 0.110

Mengambil bunga ~ Pendapatan 0.020

Mengambil bunga ~ Teman perjalanan 0.958

Mengambil bunga ~ Objek wisata yang disukai 0.731

Mengambil bunga ~ Kegiatan rekreasi 0.000

Mengambil bunga ~ Frekuensi kunjungan 0.021

Mengambil bunga ~ Lama kunjungan 0.028

Lampiran 3 Hasil analisis uji chi-square antara membakar kayu dengan

karakteristik pengunjung

Hubungan peubah gangguan dengan

karakteristik pengunjung

Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Membakar kayu ~ Jenis kelamin 0.134

Membakar kayu ~ Kelas umur 0.059

Membakar kayu ~ Asal 0.038

Membakar kayu ~ Pendidikan terakhir 0.387

Membakar kayu ~ Pekerjaan 0.405

Membakar kayu ~ Pendapatan 0.680

Membakar kayu ~ Teman perjalanan 0.000

Membakar kayu ~ Objek wisata yang disukai 0.463

Membakar kayu ~ Frekuensi kunjungan 0.027

Membakar kayu ~ Lama kunjungan 0.186

Page 39: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

27

Lampiran 4 Hasil analisis uji chi-square antara mengambil jamur dengan

karakteristik pengunjung

Hubungan peubah gangguan dengan

karakteristik pengunjung

Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Mengambil jamur ~ Jenis kelamin 0.217

Mengambil jamur ~ Kelas umur 0.164

Mengambil jamur ~ Asal 0.455

Mengambil jamur ~ Pendidikan terakhir 0.134

Mengambil jamur ~ Pekerjaan 0.941

Mengambil jamur ~ Pendapatan 0.885

Mengambil jamur ~ Teman perjalanan 0.672

Mengambil jamur ~ Objek wisata yang disukai 0.990

Mengambil jamur ~ Frekuensi kunjungan 0.571

Mengambil jamur ~ Lama kunjungan 0.003

Lampiran 5 Hasil analisis uji chi-square antara memberi makan satwaliar dengan

karakteristik pengunjung

Hubungan peubah gangguan dengan

karakteristik pengunjung

Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Memberi makan satwaliar ~ Jenis kelamin 0.371

Memberi makan satwaliar ~ Kelas umur 0.223

Memberi makan satwaliar ~ Asal 0.777

Memberi makan satwaliar ~ Pendidikan terakhir 0.248

Memberi makan satwaliar ~ Pekerjaan 0.780

Memberi makan satwaliar ~ Pendapatan 0.913

Memberi makan satwaliar ~ Teman perjalanan 0.217

Memberi makan satwaliar ~ Objek wisata yang

disukai

0.732

Memberi makan satwaliar ~ Kegiatan rekreasi 0.021

Memberi makan satwaliar ~ Frekuensi kunjungan 0.391

Memberi makan satwaliar ~ Lama kunjungan 0.065

Lampiran 6 Hasil analisis uji chi-square antara mengusir monyet menggunakan

tongkat dan batu dengan karakteristik pengunjung

Hubungan peubah gangguan dengan

karakteristik pengunjung

Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Jenis kelamin

0.176

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Kelas umur

0.000

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Asal

0.119

Page 40: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

28

Lampiran 6 Hasil analisis uji chi-square antara mengusir monyet menggunakan

tongkat dan batu dengan karakteristik pengunjung (lanjutan)

Hubungan peubah gangguan dengan karakteristik

pengunjung

Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Pendidikan terakhir

0.433

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Pekerjaan

0.000

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Pendapatan

0.001

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Teman perjalanan

0.039

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Objek wisata yang disukai

0.005

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Frekuensi kunjungan

0.034

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Kegiatan rekreasi

0.028

Mengusir monyet menggunakan tongkat dan batu ~

Lama kunjungan

0.483

Lampiran 7 Hasil analisis uji chi-square antara memainkan alat musik dan

membunyikan musik keras-keras dengan karakteristik pengunjung

Hubungan peubah gangguan dengan

karakteristik pengunjung

Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Jenis kelamin

0.246

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Kelas umur

0.001

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Asal

0.983

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Pendidikan terakhir

0.006

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Pekerjaan

0.827

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Pendapatan

0.586

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Teman perjalanan

0.005

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Objek wisata yang disukai

0.018

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Frekuensi kunjungan

0.031

Memainkan alat musik dan membunyikan musik

keras-keras ~ Lama kunjungan

0.000

Page 41: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

29

Lampiran 8 Hasil analisis uji chi-square antara mengambil ikan dan biota laut

lainnya dengan karakteristik pengunjung

Hubungan peubah gangguan dengan

karakteristik pengunjung

Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Mengambil ikan dan biota laut lainnya ~

Jenis kelamin

0.154

Mengambil ikan dan biota laut lainnya ~

Kelas umur

0.145

Mengambil ikan dan biota laut lainnya ~

Asal

0.102

Mengambil ikan dan biota laut lainnya ~

Pendidikan terakhir

0.632

Mengambil ikan dan biota laut lainnya ~

Pekerjaan

0.751

Mengambil ikan dan biota laut lainnya ~

Pendapatan

0.436

Mengambil ikan dan biota laut lainnya ~

Teman perjalanan

0.534

Mengambil ikan dan biota laut lainnya ~

Objek wisata yang disukai

0.140

Mengambil ikan dan biota laut lainnya ~

Frekuensi kunjungan

0.006

Mengambil ikan dan biota laut lainnya ~

Lama kunjungan

0.011

Lampiran 9 Hasil analisis uji chi-square antara mengambil pasir dengan

karakteristik pengunjung

Hubungan peubah gangguan dengan

karakteristik pengunjung

Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Mengambil pasir ~ Jenis kelamin 0.207

Mengambil pasir ~ Kelas umur 0.007

Mengambil pasir ~ Asal 0.024

Mengambil pasir ~ Pendidikan terakhir 0.359

Mengambil pasir ~ Pekerjaan 0.310

Mengambil pasir ~ Pendapatan 0.113

Mengambil pasir ~ Teman perjalanan 0.009

Mengambil pasir ~ Objek wisata yang disukai 0.161

Mengambil pasir ~ Frekuensi kunjungan 0.084

Mengambil pasir ~ Lama kunjungan 0.000

Page 42: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

30

Lampiran 10 Hasil analisis uji chi-square antara mengambil batu karang dengan

karakteristik pengunjung

Hubungan peubah gangguan dengan

karakteristik pengunjung

Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Mengambil batu karang ~ Jenis kelamin 0.040

Mengambil batu karang ~ Kelas umur 0.002

Mengambil batu karang ~ Asal 0.032

Mengambil batu karang ~ Pendidikan terakhir 0.207

Mengambil batu karang ~ Pekerjaan 0.021

Mengambil batu karang ~ Pendapatan 0.026

Mengambil batu karang ~ Teman perjalanan 0.424

Mengambil batu karang ~ Objek wisata yang

disukai

0.034

Mengambil batu karang ~ Kegiatan rekreasi 0.008

Mengambil batu karang ~ Frekuensi kunjungan 0.035

Mengambil batu karang ~ Lama kunjungan 0.004

Lampiran 11 Hasil analisis uji chi-square antara mengambil cangkang kerang

dengan karakteristik pengunjung

Hubungan peubah gangguan dengan

karakteristik pengunjung

Nilai probobalitas

(asymtotic significances)

Mengambil cangkang kerang ~ Jenis kelamin 0.433

Mengambil cangkang kerang ~ Kelas umur 0.001

Mengambil cangkang kerang ~ Asal 0.347

Mengambil cangkang kerang ~ Pendidikan terakhir 0.092

Mengambil cangkang kerang ~ Pekerjaan 0.040

Mengambil cangkang kerang ~ Pendapatan 0.022

Mengambil cangkang kerang ~ Teman perjalanan 0.081

Mengambil cangkang kerang ~ Objek wisata yang

disukai

0.007

Mengambil cangkang kerang ~ Kegiatan rekreasi 0.012

Mengambil cangkang kerang ~ Frekuensi

kunjungan

0.137

Mengambil cangkang kerang ~ Lama kunjungan 0.065

Page 43: TIPOLOGI PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS GANGGUAN … · Alat dan Instrumen 2 Jenis Data 2 Metode Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 ... 6 Korelasi memainkan alat musik dan membunyikan

31

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 22 Agustus 1991 dari

pasangan Sudrajat dan Holisoh SPd. penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara. Penulis menempuh jenjang pendidikan menengah atas di SMA Negeri

6 Tasikmalaya pada tahun 2006-2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI).

Selama masa perkuliahan, penulis mengikuti organisasi kemahasiswaan

Himpunan Mahasiswa Tasikmalaya (HIMALAYA) sebagai sekretaris

(2010/2011), Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata (Himakova) sebagai sekretaris II (2010/2011), dan sebagai anggota di

Kelompok Pemerhati Ekowisata (KPE) serta Kelompok Pemerhati Gua (KPG).

Bersama Himakova, penulis mengikuti kegiatan Studi Konservasi Lingkungan

(SURILI) di Taman Nasional Kerinci Seblat (2011) dan Ekspedisi Fauna, Flora,

dan Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA) di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam

Sukawayana, Cagar Alam Tangkuban Perahu, Sukabumi (2012).

Penulis melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di

Cagar Alam Papandayan dan Cagar Alam Leuweung Sancang pada tahun 2011.

Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat pada tahun

2012, dan magang sebagai pengganti Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di

kantor Bidang Konservasi Sumberdaya Alam Wilayah III pada tahun 2013. Untuk

memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis melakukan penelitian skripsi

dengan judul Tipologi Pengunjung Berdasarkan Jenis Gangguan di Taman Wisata

Alam dan Cagar Alam Pananjung Pangandaran di bawah bimbingan Dr Ir

Arzyana Sunkar, MSc dan Eva Rachmawati SHut, MSi.