Tinpus Plankton
-
Upload
afni-sepsiasih -
Category
Documents
-
view
72 -
download
8
Transcript of Tinpus Plankton
1. Pendahuluan
1.1 latar belakang
1.2 tujuan
1.3 tempt dan waktu
2. tijauan pustaka
2.1 jenis dan klasifikasi plankton
2.1.1 pengertian plankton
2.1.2 pengelompokan plankton
a. berdasarkan ukuran
Plankton adalah suatu komunitas meliputi tumbuhan
dan hewan yang terdiri dari organisme yang melayang baik
yang mampu melawan arus maupun yang tidak. Plankton
berdasarkan ukurannya dapat dibagi menjadi 4 (empat)
kelompok yaitu: ultra nanoplankton (< 2 mikron);
nannoplankton (2-20 mikron); mikroplankton (20-200
mikron); makroplankton (200-2000 mikron) (Zahidin, 2008).
Pembagian menurut Hayward, (1992) dalam
Prasetyati, (2004), plankton dibedakan menjadi tujuh
kelompok ukuran, yaitu:
b. berdasarkan asal.
Menurut Basmi (1992) dalam Yazwar (2008), berdasarkan
asal usul plankton, dimana ada plankton yang hidup dan
berkembang dari perairan itu sendiri dan ada yang berasal dari
luar, terdiri atas :
1. Autogenik plankton, yaitu plankton yang berasal dari perairan
itu sendiri
2. Allogenetik plankton, yakni plankton yang datang dari perairan
itu sendiri dari perairan lain (hanyut terbawa oleh sungai atau
arus). Hal ini dapat diketahui sektar muara sungai
Menurut Basmi (1995) dalam Rachmawati (2012),
berdasarkan asal usul plankton, dimana ada plankton yang
hidup dan berkembang dari perairan itu sendiri dan ada yang
berasal dari luar yaitu terdiri atas:
1) Autogenik plankton yaitu plankton yang berasal dari
perairan itu sendiri.
2) Allogenik plankton yang merupakan plankton yang datang
dari perairan lain.
c. Berdaskan siklus hidup.
Sedangkan berdasarkan kehidupan alamiah, plankton
terdiri atas holoplankton dan meroplankton. Holoplankton
adalah zooplankton yang seluruh daur hidupnya bersifat
plankton, sedangkan meroplankton adalah organisme yang
sebagian dari daur hidupnya bersifat planktonik dan akan
berubah menjadi nekton atau bentos. ( sawestri dan farid,
2012 )
Menurut Newell dan Newell (1963) dalam Kangkan
(2006) daur hidupnya plankton digolongkan atas :
1. Holoplankton adalah plankton yang seluruh daur hidupnya
bersifat planktonik
2. Meroplankton merupakan organisme akuatik yang
sebagian dari daur hidupnya bersifat planktonik.
d. Berdasarkan habitat
Plankton berdasarkan habitat hidupnya terdiri atas
plankton oseanik yang hidup di lautan lepas atau di luar
paparan benua; plankton neritik yang hidup di perairan
paparan benua; dan limnoplankton yang hidup di air tawar.
Sedangkan berdasarkan kehidupan alamiah, plankton terdiri
atas holoplankton dan meroplankton. Holoplankton adalah
zooplankton yang seluruh daur hidupnya Bersifatplankton,
sedangkan meroplankton adalah organisme yang sebagian
dari daur hidupnya bersifat planktonik dan akan berubah
menjadi nekton atau bentos(Saweti dan ahmad,2012).
Menurut Kodiron(2011), klasifikasi plankton
berdasarkan habitat yaitu:
1.Plankton Laut (Haliplankton)
Plankton oseanik adalah plankton yang hidup di luar paparan
benua
Plankton neritik adalah plankton yang hidup di dalam
wilayah paparan benua
2.Plankton air tawar (Limnoplankton)
e. berdasarkan jenis makanan.
2.1.3 ciri dan klasifikasi fitoplankton
a. phylum chlorophyta
Menurut Kumar dan Singh (1976) dalam Santya (2009), Chlorella
sp. termasuk divisi Chlorophyta. Klasifikasinya adalah:
Divisio : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Sub-ordo : Autosporinaceae
Familia : Chlorellaceae
Genus : Chlorella
Spesies : Chlorella sp
Chlorophyta adalah sebuah kelompok yang sangat beraneka
ragam dengan lebih dari 7000 spesies yang telah dketahiu. Kloroplasnya
mengandung klorofil a dan b, juga karotenoid yang biasanya ditemukan
pada tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi. Clhlorophyta barang kali
merupakan nenek moyang kingdom plantae. Kebanyakan di antaranya
hidup di peraioran tawar tapi juga ada yang ditemukan di darat dan di
lautan. Chlorophyta adalah klomponen algae dari lichen , suatu persatuan
mutualistik yang erat dengan fungi yang ditemukan di daerah-daerah
beriklim dingin. Chlamydomonas adal;ah salah satu contoh khasd anggota
Chlorophyta. Tahapan-tahapan reproduksi seksual dan aseksual yang
kompleks menjadi ciori kelompok tersebut. Ada anggota Chlorophyta
yang uniseluler dan ada pula yang multiseluler (Freid and George, 2005).
b. phylum cyanophyta
c. phylum chrysophyta.
Chrysophyta atau ganggang keemasan meliputi ± 850 jenis. Selnya
mempunyai plastida berwarna hijau kekuningan/cokelat keemasan yang
disebabkan oleh pigmen xantofil dalam jumlah banyak. Chrysophyta ada yang
hidup soliter dan ada yang berkoloni. Sebagian besar Chrysophyta mempunyai
flagela, namun ada pula bersifat amoeboid karena tidak berdinding. Bentuk sel
atau koloni bermacam-macam. Dapat hidup di air maupun daratan. Chrysophyta
yang hidup di darat sering ditemui sebagai selaput seperti beludru di tepi kolam,
tepi perairan, atau di tanah yang lembab. Selain laminarin, Chrysophyta
menyimpan kelebihan makanan dalam bentuk minyak sehingga merupakan
komponen penting dalam pembentukan minyak bumi(Budiati, 2006).
Chrysophyta sering dinamakan alga pirang atau alga keemasan karena
mendapatkan warna dari karatinoid cokelat kuning yang disebut fukosantin dan
juga memiliki klorofil a dan b; memiliki sel yang bersifat uniseluler dan banyak
yang berflagel. Terdiri atas 5300 species, 5000 buah yang merupakanDiatom.
Jadi, sebagian besar kelompok ini adalah Diatom(Kistinnah dan Lesari, 2009).
d. phylim rhodophyta.
Rhodophyceae umumnya berwarna merah,coklat,nila,hijau,dan memiliki
pigmen fikoeritin.Rhodhophyta memiliki dua sub kelas yaitu Bangiophycidae
yang dapat berupa uniseluler atau lamella. Reproduksinya dibatasi pada formasi
monospora yang dapat melakukan multiplikasi vegetatif. Dan florideophycidae
atau floridae, thallusnya seringkali berupa fiament dengan struktur massive dan
kompleks.Strukturnya dapat uniaxial atau dapat pula berupa filament terpusat
(struktur multiaxial).Reproduksinya didasarkan pada sel-sel vegetatif atau sel-
sel terminal yang disebut dengan carpogonial dan carposporophyte
(Risiani,2004)
e. phylum dinoflagellata
2.1.4 ciri dan klasifikasi zooplankton
a. phylum rotifera
Rotiferamerupakanhewan air yang berukurankecil (mikroskopik)
denganstruktur yang relative sederhana, panjangtubuhnyabervariasiantara 35-
400µm, partikelmakanan yang dapatdimakanoleh rotifer berukuran 2-20µm
(Riedel (2002) dalamAmali, 2005).
KlasifikasiBrachionussp. Menurut Fu et al., (1991) dalamAmali ,2005)
adalahsebagaiberikut:
Kingdom :Rotifera
Kelas :Monogononta
Ordo :Ploima
Famili :Brachionidae
Sub Famili :Brachioninae
Genus :Brachionus
Spesies :Brachionus sp.
b. phylum arthropoda
c. phylum cepapoda
2.2 parameter
2.2.1suhu
Plankton darijenis fitoplankton hanya dapat hidup dengan baik di tempat-
tempat yang mempunyai sinar matahari yang cukup. Akibatnya penyebaran
fitoplankton besar pada lapisan permukaan laut saja. Keadaan yang demikian
memungkinkan untuk terjadinya proses fotosintesis. Sejak sinar matahari yang
diserap oleh lapisan permukaan laut, maka lapisan ini relatif panas sampai ke
kedalaman 200 m (Hutabaratdan Evans, 1985).
Walaupun Plankton potensial berbahaya menyebar luas secara geografis
dan hal ini mengidentifikasikan adanya kisaran yang luas terhadap toleransi
suhu, tetapi spesies alga potensial berbahaya daerah tropik mempunyai toleransi
yang rendah terhadap perubahan suhu. Kisaran suhu optimal bagi spesies alga
potensial berbahaya adalah 250–300 C dan kemampuan proses fotosintesis akan
menurun tajam apabila suhu perairan berada di luar kisaran optimal tersebut
(Gross danEnevoldsen, 1998 dalamGosari, 2002).
2.2.2 pH
Derajat keasaman (pH) berpengaruh pada setiap kehidupan organisme,
namun setiap organisme mempunyai batas toleransi yang bervariasi terhadap
pH perairan. Toleransi masing-masing jenis terhadap pH juga sangat
dipengaruhi faktor lain seperti suhu dan oksigen terlarut. Apabila suhu di
perairan tinggi maka oksigen terlarut menjadi rendah. Hal ini akan mengganggu
dalam pernafasan dan pengaturan kecepatan metabolisme zooplankton.
Kenaikan pH pada perairan akan menurunkan konsentrasi CO2 terutama pada
siang hari ketika proses fotosintesis sedang berlangsung. Dengan adanya
aktivitas fotosintesis, maka kadar oksigen terlarut (DO) meningkat di perairan
(Handayani, Sri dan Mufti P. Patria).
Angka derajat keasaman (pH) perairan Sungai Citarum Hulu berkisar
antara 7, 19 – 8,53 Menurut Harris (1986), bahwa derajat keasaan (pH) perairan
yang ideal untuk plankton berkisar antara 6,0 – 9,0. Berdasarkan hasil
pengukuran di Sungai Ctarum Hulu dapat disimpulkan bahwa nilai kisaran pH
berada pada kisaran yang ideal untuk pertumbuhan plankton (Putra, Adie
Wijaya et al., 2012)
2.2.3kecerahan
Intensitas cahaya yang sangat berperan dalam proses fotosintesis diduga
relatif tidak berpengaruh, karena setiap stasiun mempunyai nilai kecerahan yang
hampir sama. Demikian pula, suhu dan pH perairan mempunyai nilai yang
tidak jauh berbeda sehingga diduga tidak memberikan pengaruh yang nyata
terhadap fitoplankton. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Kimmel dan Groeger
(1984) serta Thornton et al. (1990) bahwa ketersediaan unsur hara dan cahaya
yang cukup dapat digunakan oleh fitoplankton untuk
perkembangannya(Yuliana, 2007).
Perbedaan kisaran kecerahan tersebut dapat disebabkan oleh faktor biologi
dan fisik. Biologi dikarenakan perbedaan kandungan mikroorganisme (mikroba
& plankton), sedang kan fisik dikarenakan perbedaan padatan tersuspensi dan
terlarut dalam air tersebut. Perbedaan kandungan partikel di laut dimungkinkan
untuk berfluktuasi setiap saat karena air selalu bergerak terbawa arus. Dengan
kecerahan yang selalu diatas 6 meter menunjukkan bahwa perairan-laut pulau
Harapan masih tergolong oligotrofik (Garno, 2008).
2.2.4DO
2.2.5CO2
2.2.6nitrat
Ion nitrat dibentuk oleh oksidasi lengkap dari ion amonium oleh
mikroorganisme yang ada di tanah atuapun air atau akibat proses nitrifikasi dari
asam amoniak. Bakteri yang berperan dalam proses nitrifikasi untuk mengubah
nitrat adalah nitrobacter. Bakteri tentu pula mengubah nitrat menjadi nitrogen
bebas (N2) yang dapat dilepas dari suatu sistem sebagai gas. Reaksi ini dapat
ditemukan pada biofelter dan lingkungan alamiah serta tanggung jawab untuk
mempertahankan konsentrasi amonia dalam kisaran yang layak ( Spotte, 1996).
2.2.7phosfat
Fosfat merupakan faktor pembatas bagi produktifitas suatu perairan.
Perairan dengan kandungan fosfat yang tinggi melebihi kebutuhan normal
organisme nabati yang ada di perairan tersebut, maka akan menyebabkan
terjadinya eutofikasi ( Nybakken, 1992). Secara alamiah, fosfor tidak terdapat
dalam bentuk bebas namun dalam bentuk fosfat. Dalam sistem perairan, fosfat
berada dalam bentuk fosfat terlarut atau fosfat organik yang terkandung dalam
biota plankton (Tait, 1981; Michael, 1994).
Joshimura (1976) dalam Wardoyo (1982) menggolongkan tingkat kesuburan perairan
berdasarkan konsentrasi fosfat terlarut sebagai berikut :
< 0,02 : rendah
0,021 – 0,05 : cukup 0,051 – 0,10 : baik
2.2.8TOM
2.3 kelimphan
2.3.1 indeks keragaman
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui suatu komunitas. Parameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
keseimbangan dalam suatu komunitas, akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah. Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd, 1999
dalam Pirzan 2008).
Menurut odum (1994) dalam Winarti dan dikki (2011), ada dua
komponen keanekaragaman jenis, yaitu kekayaan jenis dan kemerataan.
Kekayaan jenis adalah jumlah jenis dalam suatu komunitas. Kemerataan adalah
pembagian individu yang merata diantara jenis. Kemerataan menjadi
maksimum apabila semua spesies mempunyai jumlah yang sama atau rata.
2.3.2 indeks dominasi
Berdasarkan Odum (1971) dalam Madinawati 2010, dominansi hasil
perhitungan adalah sebagai berikut : D mendekati 0 tidak ada jenis yang
mendominasi dan D mendekati 1 terdapat jenis yang mendominasi.
Penelitian Kelimpahan Fitoplankton di Ekosistem Perairan Teluk Gilimanuk,
Taman Nasional, Bali Barat telah dilakukan pada bulan Maret 2006.
Pengamatan difokuskan pada komunitas fitoplankton dan zooplankton di
sepuluh titik stasiun pengamatan. Variasi kelimpahan plankton rata-rata antar
kelompok lokasi adalah 4428 – 1716224 sel/m3 dan 23938 individu/m3 (67,73
%) masing-masing untuk fitoplankton dan zooplankton. Struktur komunitas
fitoplankton didominasi oleh kelompok diatom dengan tercatat ada 5 (lima)
yaitu: Coscinodiscus, Chaetoceros, Guinardia, Navicula, Pseudonitzshia
(Thoha, 2007)