Tinjauan Teori

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Bayi Neonatus adalah fase awal ketika seorang manusia lahir ke bumi. (Kristiyanasari, 2011). B. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Wahyuni, 2011). C. Konsep Dasar Ikterus Fisiologis 1. Definisi Ikterus adalah diskolorisasi kuning pada kulit atau organ lain akibat penumpukkan bilirubin dalam darah. (Sudarti, 2013). Ikterus fisiologis yaitu ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau mempunyai potensi menjadi 7

description

KTI AKBID

Transcript of Tinjauan Teori

Page 1: Tinjauan Teori

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Bayi

Neonatus adalah fase awal ketika seorang manusia lahir ke bumi.

(Kristiyanasari, 2011).

B. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu

sampai dengan 42 minggu dengan berat badan 2500 gram sampai dengan 4000

gram (Wahyuni, 2011).

C. Konsep Dasar Ikterus Fisiologis

1. Definisi

Ikterus adalah diskolorisasi kuning pada kulit atau organ lain akibat

penumpukkan bilirubin dalam darah. (Sudarti, 2013).

Ikterus fisiologis yaitu ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga

yang tidak mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak melewati kadar yang

membahayakan atau mempunyai potensi menjadi “kernikterus” pada bayi, dan

tidak menyebabkan morbiditas pada bayi (Kristiyanasari, 2011).

Ikterus fisiologis yaitu warna kuning pada kulit dan mata karena

peningkatan bilirubin darah yang terjadi pada bayi setelah usia 24 jam kelahiran

(Wahyuni, 2011).

Ikterus fisiologis adalah ikterus normal yang dialami bayi baru lahir, tidak

mempunyai dasar patologis sehingga tidak berpotensi menjadi kern ikterus (Dewi,

2010).

7

Page 2: Tinjauan Teori

8

2. Klasifikasi Ikterus

a. Ikterus Fisiologis

Ringan yaitu ikterus yang dikategorikan ikterus fisiologis bisanya

timbul pada hari kedua dan ketiga serta tidak mempunyai dasar patologis

atau tidak mempunyai potensi menjadi kern - ikterus (Kristiyanasari,

2009).

b. Ikterus Patologis

Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis

atau kadar bilirubin mencapai nilai hiperbilirubinemia yaitu kadar bilirubin

serum yang dapat meningkat sedemikian rupa sehingga mencapai nilai

yang mempunyai potensi besar menimbulkan kern-ikterus atau

encephalophaty bilirubin jika tidak tertangani dengan baik. (Wahyuni,

2011).

Tabel 1. Tabel Penilaian Ikterus Pada BBL

Daerah Luas ikterusKadar bilirubin

(mg %)

1 Kepala + leher 5

2 Daerah 1 + badan bagian atas 9

3Daerah 1,2 + badan bagian bawah dan tungkai 11

4 daerah 1,2,3 + lengan dan kaki di bawah lutut 12

5 Daerah 1,2,3,4 + tangan dan kaki 16

3. Etiologi

Ikterus pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh bermacam –

macam keadaan. Penyebab yang tersering ditemukan disini adalah hemolisis

Page 3: Tinjauan Teori

9

yang timbul akibat Inkompabilitas golongan darah ABO atau defisiensi enzim

G6PD. Hemolisis ini juga dapat timbul akibat perdarahan tertutup (Hematom

Cefal, Perdarahan Subaponeurotik) atau Inkompabilitas darah Rh, infeksi

juga memegang peranan penting dalam terjadinya Hiperbilirunemia, keadaan

ini terutama terjadi pada penderita Sepsis dan Gastroenteritis. Beberapa

faktor lain adalah Hipoksia / Anoksia, Dehidrasi, Asidosis, Hipoglikemia, dan

Polisite (Kristiyanasari, 2011).

Fisiologis ikterus pada neonatus disebabkan oleh ketidaksesuaian

antara pemecahan sel darah merah dan kemampuan bayi untuk mengangkut,

mengonjugasi, dan mengekskresikan bilirubin tak terkonjugasi. (Fraser dan

Cooper, 2012).

Penyebab ikterus fisiologis dapat disebabkan karena pemecahan

eritrosit meningkat, uptake kurang, konjugasi tidak adekuat dan aktifnya

cirkulus enterohepatiki. Sedangkan ikterus patologis dapat disebabkan oleh

hemolisis meningkat, hepatoseluler dan obstruksi intra/ekstra hepatal (Sudarti

dan Fauziah, 2013).

4. Tanda

Menurut Kristiyanasari (2011) tanda Ikterus diantaranya :

a. Ikterus Fisilogis

1) Timbul pada hari kedua dan ketiga

2) Kadar Bilirubin Inderek tidak melebihi 10 mg% pada Neonatus cukup

bulan dan 12,5 mg% untuk neonatus kurang bulan

3) Kecepatan peningkatan kadar Bilirubin tidak melebihi 5% perhari

Page 4: Tinjauan Teori

10

4) Kadar Bilirubin Direk tidak melebihi 1 mg%

5) Ikterus menghilang pada 10 hari pertama

6) Tidak terbukti mempunyai hubungan keadaan Patologis

b. Ikterus Patologis

1) Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama

2) Kadar Bilirubin melebihi 10 mg% pada Neonatus cukup bulan dan

12,5 mg% untuk Neonatus kurang bulan

3) Peningkatan kadar Bilirubin lebih dari 5% per hari

4) Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama

5) Kadar Bilirubin Direk melebihi 1 mg%

6) Mempunyai hubungan dengan proses Hemolitik

5. Diagnosis

Anamnesis ikterus pada riwayat obstetri sebelumnya sangat

membantu dalam menegakan diagnosis hiperbilirubinemia pada bayi.

Termasuk anamnesis mengenai riwayat inkompabilitas darah, riwayat

transfuse tukar atau terapi sinar pada bayi sebelumnya. Disamping itu faktor

resiko kehamilan dan persalinan juga berperan dalam diagnosis dini ikterus /

hiperbilirubinemia pada bayi. (Yulianti, 2009).

Secara klinis anamnesis ikterus dapat terdeteksi dari pemucatan kulit

dengan ditekan dengan menggunakan jari untuk mengamati warna kulit dan

jaringan subkutan. ( Lumsden dan Holmes, 2012).

Secara tradisional fisiologi ikterus pada bayi biasanya dapat terlihat

dari perubahan warna kulit dan sclera yang menguning pada hari kedua dan

Page 5: Tinjauan Teori

11

ketiga, dengan kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10 mg pada neonatus

kurang bulan dan 12,5 mg pada neonatus kurang bulan, tidak membahayakan

dan menghilang dalam tempo 10 hari pertama. (Wahyuni, 2011).

6. Pencegahan

Kejadian Ikterus pada bayi baru lahir, dapat dicegah dan dihentikan

peningkatannya dengan pengawasan antenatal yang baik dan teratur,

menghindari obat-obatan yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi pada

masa kehamilan dan kelahiran, misalnya Sulfafulazore, Novobiosin, Oksitosin

(Yeyeh, 2010).

7. Penatalaksanaan

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk penatalaksanaan ikterus pada bayi agar

berhasil yaitu :

a. Perawatan bayi baru lahir normal

b. Perawatan bayi sehari-hari yaitu memandikan, perawatan tali pusat,

pemberian ASI yang adekuat, jemur dengan sinar matahari pagi, lamanya

kurang lebih setengah jam.

c. Mengajarkan ibu cara memandikan bayi, perawatan tali pusat,

membersihkan jalan napas, menjemur bayi dibawah sinar matahari.

d. Menjelaskan Ibu pentingnya :

1) Pemberian ASI sedini mungkin dan sesering mungkin.

2) Bayi dijemur dibawah sinar matahari selama setengah jam yaitu ¼

jam tidur terlentang dan ¼ jam tidur telungkup dalam keadaan

telanjang pada pagi hari (antara jam 7-9 pagi).

Page 6: Tinjauan Teori

12

3) Makan bergizi bagi ibu

4) Mengikuti KB segera mungkin

5) Menganjurkan ibu supaya tidak minum jamu

6) Apabila bayi sampai hari ketiga masih dalam keadaan kuning, segera

dirujuk ke rumah sakit dan berikan pengertian dan penjelasan kepada

keluarga pentingnya anaknya dirujuk ke rumah sakit. (Arief dan

Kristiyanasari, 2009).

D. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

dengan Ikterus Fisiologis

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam

rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang

terfokus pada klien. Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang

berurutan, yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan

evaluasi (Varney, 2007).

Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan

semua data yang di butuhkan untuk mengevaluasi kebutuhan pasien

(Anggraini, 2010).

a. Data Subyektif

1. Biodata yang mencakup identitas pasien

Page 7: Tinjauan Teori

13

a) Nama

Nama jelas dan lengkap, agar tidak keliru dalam memberikan

pelayanan kepada bayi yang akan dirawat (Anggraini, 2010).

b) Umur

Umur bayi 3 hari (Putra, 2013).

c) Agama

Untuk mengetahui keyakinan dari orang tua bayi tersebut untuk

membimbing atau mengarahkan orang tua bayi dalam berdoa.

(Wahyuni, 2011).

d) Pendidikan

untuk mengetahui tingkat pendidikan dari orang tua bayi tersebut agar

bidan mampu memberikan pelayanan dengan baik dan efektif

(Anggraini, 2010).

e) Suku/bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari – hari

(Anggraini, 2010).

f) Pekerjaan

untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonomi dari orang tua

bayi, karena hal ini mempengaruhi dalam mencukupi kebutuhan

gizinya (Wildan, 2010).

g) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila di perlukan

(Anggraini, 2010).

Page 8: Tinjauan Teori

14

h) Keluhan utama

Ibu mengatakan bayi tampak kekuning – kuningan sejak sehari yang

lalu. (Fraser dan Cooper, 2012).

i). Riwayat kesehatan

j). Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan bahwa dirinya tidak pernah menderita penyakit

dimasa lalu. (Anggraini, 2010).

i) Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan bahwa dirinya sekarang tidak sedang menderita

penyakit. (Wildan, 2010).

j) Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga ibu tidak ada yang menderita

penyakit. (Anggraini, 2010).

k) Riwayat perkawinan

Ibu mengatakan ini adalah perkawinan yang sah (Wildan, 2010).

l) Riwayat obstetric

m) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara

persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.

(Wildan, 2010).

n) Riwayat persalinan sekarang

Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi

meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk

Page 9: Tinjauan Teori

15

mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak

yang bisa mempengaruhi kelahiran bayi dengan ikterus saat ini

(Anggraini, 2010).

o) Kehidupan sosial budaya

Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat

yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada

masa kehamilan misalnya pada kebiasaan pantang makan. (Wahyuni,

2011).

b. Data objektif

Pemeriksaan umum

a). Pernafasan :

b). Denyut jantung :

c). Denyut nadi :

d). Suhu aksiler :

jumlah pernafasan rata-rata antara 40-

60x / menit (wahyuni, 2011).

denyut jantung frekuensinya antara 120-

140 atau kurang dari 10x / menit,

(Pantiawati, 2011).

90-134 x / menit. (Kristiyanasari, 2011).

36,5° – 37,3° C (Fraser dan Cooper,

2012).

Antropometri

1) Berat badan sama dengan 3300 gram

2) Panjang badan sama dengan atau kurang dari 48 cm

3) Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm

4) Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm

Page 10: Tinjauan Teori

16

(Wahyuni, 2011).

Pemeriksaan Khusus (head to toe)

a) Warna kulit :

b) Kepala :

c) Muka :

d) Mata :

e) Hidung :

f). Telinga :

g). Mulut :

h). Leher :

i). Klavikula

dan lengan tangan :

Kulit tampak berwarna kekuning-kuningan mulai

dari kepala sampai leher. (Wahyuni, 2011).

Rambut hitam, tidak terlihat ada caput

succedaneum dan chefalhematoma. (Fraser dan

Cooper, 2011).

simetris, kulit ikterus. (Wahyuni, 2011).

simetris, konjungtiva anemis, sclera ikterus.

(Kristiyanasari, 2011).

simetris, tidak terlihat adanya polip, tidak terlihat

adanya pernapasan cuping hidung. (Fraser dan Cooper,

2012).

simetris, bersih, tidak ada kelainan. (Wildan,

2008).

Simetris kiri dan kanan, bibir tidak sumbing, lidah

bersih, belum tumbuh gigi, tidak ada stomatitis,

warna agak pucat. (Wahyuni, 2011).

Simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid

dan vena jugularis, terlihat ikterus. (Kristiyanasari,

2011).

Gerakan aktif (Kristiyanasari, 2009).

simetris kiri dan kanan. (Wahyuni, 2011).

Tidak terdapat penonjolan abdomen (Kristiyanasari,

Page 11: Tinjauan Teori

17

j). Dada :

k). Abdomen :

l). Genetalia :

m).Tungkai dan kaki :

n). Anus :

o). Punggung :

p). Reflek

q). Ekstremitas

Postur dan gerakan :

2011).

Normal, labia mayora sudah menutupi labia

minora. (Wahyuni, 2011).

Simetris kiri dan kanan (Kristiyanasari, 2009)

Terdapat lubang anus (Fraser dan Cooper, 2012).

Normal (Fraser dan Cooper, 2012).

Babynski, menghisap, menelan, menggenggam,

rooting, moro. (Srtight, 2008).

Simetris, jumlah kaki dan tangan lengkap, gerakan

aktif. (Kristiyanasari, 2009).

Langkah II : Interpretasi Data

Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis, masalah dan

kebutuhan bayi berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan pada

langkah 1

Data Subjektif :

a) Keluhan utama ibu karena berkaitan dengan ikterus, misalnya bayi

terlihat tampak kekuning-kuningan sejak hari ke tiga kelahiran,

kurangnya pengetahuan ibu tentang bayi ikterus. (Anggraini, 2010).

b) Riwayat kehamilan yang lalu untuk mengetahui berapa kali ibu hamil

dan adanya riwayat ibu pernah mempunyai bayi ikterus sebelumnya.

(Anggraini, 2010).

Page 12: Tinjauan Teori

18

Data Objektif :

a) Keadaan umum : Sedang, kesadaran composmentis, ikterus.

(Wahyuni, 2011)

b) Pernafasan : 43 x / menit.

(Suharti, 2011)

c) Denyut jantung : 140 x / menit.

(Pantiawati, 2011).

d) Denyut nadi : 145 x / menit.

(Kristiyanasari, 2011).

e) Suhu aksiler : 36,8 ° C.

(Fraser dan cooper).

f) Nilai apgar : 7-8.

(Kristiyanasari, 2011).

g) PB lebih dari atau kurang dari 48 cm.

(Pantiawati, 2011).

h) LK lebih dari atau kurang dari 33 cm.

(Pantiawati, 2011).

i) Lingkar Dada lebih dari atau kurang dari 30 cm.

(Pantiawati, 2011).

j) Kulit kekuning-kuningan mulai dari kepala sampai badan bagian

bawah

(Wahyuni, 2011).

Page 13: Tinjauan Teori

19

Langkah III : Identifikasi Diagnosis Atau Masalah Potensial.

Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial yang mungkin akan

terjadi berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi.

Diagnosa potensial :

1. Jika ikterus fisiologi potensial terjadi ikterus patologis. (Kristiyanasari,

2011).

2. Jika ikterus patologis potensial terjadi kern-ikterus. (Wahyuni, 2011).

Masalah potensial :

Potensial terjadi masalah psikologi bagi orang tua karena cemas dengan

melihat gejala yang timbul pada anaknya. (Lumsden dan Holmes, 2012).

Langkah IV : Identifikasi Dan Menetapkan Kebutuhan Yang

Memerlukan Penanganan segera.

Mengidentifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan

atau dokter dan atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani

bersama dengan anggota tim kesehatan sesuai dengan kondisi bayi.

(Saminem, 2010).

Langkah V : Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh

Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan

temuan pada langkah sebelumnya (Kristiyanasari, 2011).

a. Lakukan perawatan bayi sehari-hari. (Kristiyanasari, 2011).

b. Lakukan terapi sinar. (Wahyuni, 2011).

c. Lakukan terapi obat. (Lumsden dan Holmes, 2012).

d. Perhatiakan frekwensi BAK dan BAB. (Wahyuni, 2011).

Page 14: Tinjauan Teori

20

e. Pertahankan suhu tubuh agar tetap hangat. (Kristiyanasari, 2011).

f. Pelihara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya. (Suharti. 2011).

g. Berikan identitas bayi. (Prawirohardjo, 2010).

h. Konseling (Suharti. 2011).

Langkah VI : Implementasi/Pelaksanaan

Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan pada bayi baru lahir

dengan ikterus fisiologis secara efektif dan aman. (Saminem, 2010).

a. Melakukan perawatan bayi sehari-hari yaitu memandikan, perawatan tali

pusat, memberikan ASI yang adekuat, sedini mungkin dan sesering

mungkin (Arief dan Kristiyanasari, 2009).

b. Menjemur bayi dengan sinar matahari pagi kurang lebih setengah jam

yaitu ¼ jam tidur terlentang dan ¼ jam tidur telungkup dalam keadaan

telanjang antara jam 7– 9 pagi. (Wahyuni, 2011).

c. Memberikan bayi obat luminal sesuai anjuran dokter untuk meningkatkan

pengikatan bilirubin di sel-sel hati sehingga bilirubin yang sifatnya indirect

berubah jadi direct. (Lumsden dan Holmes, 2012).

d. Memperhatikan seberapa sering bayi buang air kecil dan buang air besar

untuk mengetahui apakah bayi tersebut mendapat cukup ASI. (Wahyuni,

2011).

e. Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat, dengan cara memastikan bayi

tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dan kulit ibu, mengganti

handuk/kain basah dan bungkus bayi dengan selimut dan memastikan bayi

tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki setiap 15 menit. Apabila

Page 15: Tinjauan Teori

21

telapak kaki terasa dingin, memeriksa suhu aksila bayi. (Kristiyanasari,

2011).

f. Memelihara dan menjaga kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya,

agar bayi sllu merasa nyaman dan tenang. (Prawirohardjo, 2010).

g. Memberikan identitas bayi

Alat pengenal untuk memudahkan identitas bayi perlu dipasang segera

setelah lahir. (Suharti. 2011).

h. Memberitahu dan menjelaskan ibu pentingnya :

1. Memberikan ASI sedini mungkin dan sesering mungkin

(Kristiyanasari, 2009).

2. Memberikan sinar matahari pagi untuk bayi ikterus (Kristiyanasari,

2011).

3. Makan makanan bergizi agar kebutuhan bayi terpenuhi (Kristiyanasari,

2009).

4. Mengikuti KB segera mungkin (Kristiyanasari, 2009).

5. Menganjurkan ibu supaya tidak minum jamu (Kristiyanasari, 2011).

Langkah VII : Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, mengulangi

kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang

sudah dilaksanakan tetapi belum efektif. (Saminem 2010).