Tinjauan teori ESP
-
Upload
mufti-ghazali-m -
Category
Documents
-
view
2.416 -
download
4
Embed Size (px)
Transcript of Tinjauan teori ESP

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pompa ESP dibuat atas dasar pompa sentrifugal bertingkat banyak dimana
keseluruhan dari pompa dan motornya ditenggelamkan kedalam cairan. Pompa ini
digerakkan dengan motor listrik dibawah permukaan melalui suatu poros motor
(shaft) yang memutar pompa, dan akan memutar sudu-sudu (impeller) pompa.
Perputaran sudu-sudu itu menimbulkan gaya sentrifugal yang digunakan untuk
mendorong fluida ke permukaan. Adapun fungsi dari ESP adalah :
Mempermudah penanggulangan scale.
Mampu memompa cairan dalam jumlah yang besar.
Lebih mudah dioprasikan dan biaya operasi rendah.
2.1. Peralatan Pompa ESP
Secara umum peralatan Pompa ESP dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Peralatan diatas permukaan.
2. Peralatan dibawah permukaan.
Pada Gambar 2.1 memperlihatkan secara lengkap peralatan diatas dan
dibawah permukaan dari Pompa ESP.

5
Gambar 2.1 Susunan Lengkap Peralatan Pompa ESP3)
2.1.1 Peralatan Diatas Permukaan
Peralatan diatas permukaan meliputi wellhead, junction box,
switchboard, dan transformer.
1. Wellhead
Wellhead atau kepala sumur dilengkapi dengan tubing hanger
khusus yang mempunyai lubang untuk cable pack-off atau penetrator.
Cable pack-off ini biasanya tahan sampai tekanan 3000 psi.

6
Tubing hanger dilengkapi juga dengan lubang untuk hidraulic
control line, yaitu saluran cairan hidraulic untuk menekan subsurface
ball valve agar terbuka. Pada Gambar 2.2. memperlihatkan tubing
hanger dengan cable pack-off.
Welhead juga harus dilengkapi dengan “seal” agar tidak bocor
pada Iubang untuk kabel dan tulang. Wellhead didesain untuk tahan
terhadap tekanan 500 psi sampai 3000 psi.
Gambar 2.2 Cable Pack-Off pada tubing hanger3)
2. Junction Box
Junction box ditempatkan di antara kepala sumur dan
switchboard untuk alasan keamanan. Gas dapat mengalir keatas
melalui kabel dan naik ke permukaan menuju switchboard, yang bisa
menyebabkan terjadinya kebakaran. Karena itu, kegunaan dari

7
junction box ini adalah untuk mengeluarkan gas yang naik keatas
tadi. Junction biasanya 15 ft (minimum) dari kepala sumur dan
normalnya berada diantara 2 sampai 3 ft diatas permukaan tanah.
Fungsi dari junction box antara lain :
Sebagai ventilasi terhadap adanya gas yang mungkin
bermigrasi kepermukaan melalui kabel agar terbuang ke
atmosfer.
Sebagai terminal penyambungan kabel dari dalam sumur
dengan kabel dan swicthboard.
3. Switchboard
Switchboard adalah panel kontrol kerja dipermukaan saat
pompa bekerja yang dilengkapi dengan motor controller, overload dan
underload protection serta alat pencatat (recording instrument) yang
bisa bekerja secara manual ataupun otomatis apabila terjadi
penyimpangan. Switchboard ini dapat digunakan untuk tegangan dari
440 volt sampai 4800 volt. Fungsi utama dari switchboard adalah :
1. Untuk mengontrol kemungkinan terjadinya downhole
problem seperti : overload atau underload current.
2. Auto restart setelah underload pada kondisi intermittent
well.
3. Mendeteksi unbalance voltage.

8
Pada switchboard biasanya dilengkapi dengan ammeter chart
yang berfungsi untuk mencatat arus motor versus waktu ketika motor
bekerja.
4. Transformer
Merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa untuk
menaikan atau menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari core (inti)
yang dikelilingi oleh coil dan lilitan kawat tembaga. Keduanya, baik
core maupun coil direndam dengan minyak trafo sebagai pendingin
dan isolasi. Perubahan tegangan akan sebanding dengan jumlah
lilitan kawatnya. Biasanya tegangan input transformer diberikan tinggi
agar didapat ampere yang rendah pada jalur transmisi, sehingga tidak
dibutuhkan kabel (penghantar) yang besar. Tegangan input yang
tinggi akan diturunkan dengan menggunakan step-down tranformer
sampai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh motor.
2.1.2 Peralatan dibawah Permukaan
Peralatan dibawah permukaan dari Pompa ESP terdiri atas pressure
sensing instruments, electric motor, protector, intake, pump unit dan electric
cable.
1. PSI Unit (Pressure Sensing Instruments)
PSI atau Pressure Sensing Instrument adalah suatu alat yang
mencatat tekanan dan temperatur dalam sumur. Secara umum PSI
Unit mempunyai 2 komponen pokok, yaitu:

9
a. PSI Down Hole Unit
Dipasang dibawah Motor Type Upper atau Center Tandem,
karena alat ini dihubungkan dari Electric Motor yang seolah-
olah merupakan bagian dari Motor tersebut.
b. PSI Surface Readout
Merupakan bagian dari system yang mengontrol kerja Down
Hole Unit serta menampakkan (Display) informasi yang
diambil dari Down Hole Unit.
Gambar 2.3 Pressure Sensing Instrument3)
2. Electric Motor
Jenis motor Pompa ESP adalah motor listrik induksi dua kutub tiga
fasa yang diisi dengan minyak Pelumas khusus yang mempunyai

10
tahanan listrik (dielectric strength) tinggi. Dipasang paling bawah dari
rangkaian, dan motor tersebut digerakkan oleh arus listrik yang
dikirim melalui kabel dari permukaan. Motor berfungsi untuk
menggerakan pompa dengan mengubah tenaga listrik menjadi
tenaga mekanik. Fungsi dari minyak tersebut adalah :
1. Sebagai pelumas
2. Sebagai tahanan (isolasi)
3. Sebagai media penghantar panas motor yang ditimbulkan
oleh perputaran rotor ketika motor tersebut sedang bekerja.
Jadi minyak tersebut harus mempunyai spesifikasi tertentu yang
biasanya sudah ditentukan oleh pabrik, yaitu berwarna jernih, tidak
mengandung bahan kimia, dielectric strength tinggi, lubricant dan
tahan panas. Minyak yang diisikan akan mengisi semua celah-celah
yang ada dalam motor, yaitu antara rotor dan stator. Motor berfungsi
sebagai tenaga penggerak pompa (prime mover), secara garis besar
motor ini mempunyai dua bagian pokok, yaitu
1. Rotor (gulungan kabel haltis yang berputar)
2. Stator (gulungan kabel halus yang stasioner dan menempel
pada badan motor)
Stator menginduksi aliran listrik dan mengubah menjadi tenaga
putaran pada rotor, dengan berputarnya rotor maka poros (shaft)
yang berada ditengahnya akan ikut berputar, sehingga poros yang

11
saling berhubungan akan ikut berputar pula (poros pompa, intake,
dan protector).
Gambar 2.4 Motor Pompa ESP3)

12
3. Protector
Protector (Reda) sering juga disebut dengan Seal Section (Centrilift)
atau Equalizer (ODI). Secara prinsip protector mempunyai empat
fungsi utama, yaitu:
1. Untuk melindungi tekanan dalam motor dari tekanan di
annulus.
2. Menyekat masuknya fluida sumur kedalam motor
3. Tempat duduknya thrust bearing (yang mempunyai bantalan
axial dari jenis marine type) untuk merendam gaya axial yang
ditimbulkan oleh pompa.
4. Memberikan ruang untuk pengembangan dan penyusutan
minyak motor sebagai akibat perubahan temperatur dari motor
pada saat bekerja dan saat dimatikan.
4. Intake
Intake dipasang dibawah pompa dengan cara menyambungkan
sumbunya (shaft) memakai coupling. Intake merupakan saluran
masuknya fluida dari dasar sumur ke pompa menuju permukaan.
Untuk jenis-jenis tertentu, intake ada yang dipasang menjadi satu
dengan housing pompa (intregrated), tetapi ada juga yang berdiri
sendiri. Ada beberapa jenis intake yang sering dipakai, yaitu:
Standart Intake, dipakai untuk sumur dengan GLR rendah.
Jumlah gas yang masuk pada intake harus kurang dari 10%

13
sampai dengan 15% dari total volume fuida. Intake
mempunyai lubang untuk masuknya fluida ke pompa, dan
dibagian luar dipasang selubung (screen) yang gunanya
untuk menyaring partikel masuk ke intake sebelum masuk
kedalam pompa.
Gambar 2.5 Jenis labyrinth Type Protector3)

14
Rotary Gas Separator dapat memisahkan gas sampai
dengan 90%, dan biasanya dipasang untuk sumur-sumur
dengan GLR tinggi. Gas Separator jenis ini tidak
direkomendasikan untuk dipasang pada sumur sumur yang
abrasive.
Static Gas Separator atau sering disebut reverse gas
separator, yang dipakai untuk memisahkan gas hingga 20%
dan fluidanya.
5. Pump Unit
Unit pompa merupakan Multistages Centrifugal Pump, yang terdiri
dari : impeller, diffuser, shaft (tangkai) dan housing (rumah pompa).
Di dalam housing pompa terdapat sejumlah stage, dimana tiap stage
terdiri dan satu impeller dan satu diffuser. Jumlah stage yang
dipasang pada setiap pompa akan dikorelasi langsung dengan Head
Capacity dari pompa tersebut. Dalam pemasangannya bisa
menggunakan Iebih dan satu (tandem) tergantung dari Head Capacity
yang dibutuhkan untuk menaikkan fluida dari lubang sumur ke
permukaan. Impeller merupakan bagian yang bergerak, sedangkan
diffuser adalah bagian yang diam. Seluruh stage disusun secara
vertikal, dimana masing-masing stage dipasang tegak lurus pada
poros pompa yang berputar pada housing.

15
Prinsip kerja pompa ini, yaitu fluida yang masuk kedalam pompa
rnelalui intake akan diterima oleh stage paling bawah dari pompa,
impeller akan mendorongnya masuk, sebagai akibat proses
centrifugal maka fluida tersebut akan terlempar keluar dan diterima
oleh diffuser. Oleh diffuser, tenaga kinetis (velocity) fluida akan
diubah menjadi tenaga potensial (tekanan) dan diarahkan ke stage
selanjutnya.
Gambar 2.6 Jenis Rotary
Gas Separator3)
Gambar 2.7 Unit Pompa ESP3)

16
Pada proses tersebut fluida memiliki energi yang semakin besar
dibandingkan pada saat masuknya. Kejadian tersebut terjadi terus-
menerus sehingga tekanan head pompa berbanding linier dengan
jumlah stages, artinya semakin banyak stage yang dipasangkan,
maka semakin bcsar kemampuan pompa untuk mengangkat fluida.
6. Electric Cable
Kabel yang dipakai adalah jenis tiga konduktor. Fungsi utama dari
kabel tersebut adalah sebagai media penghantar arus listrik dari
switchboard sampai ke motor didalam sumur. Kabel harus tahan
terhadap tegangan tinggi, temperatur, tekanan migrasi gas dan tahan
terhadap resapan cairan dari sumur. Untuk itu maka kabel harus
mempunyai isolasi dan sarung yang baik. Bagian dari kabel biasanya
terdiri dari :
1. Konduktor (Conductor)
2. Isolasi (Insulation)
3. Sarung (sheath)
4. Jaket
Ada dua jenis kabel yang biasa dipakai yaitu round dan flat cable.
Pada jenis round cable dibagian luar sarungnya dibungkus lagi
dengan karet (rubber jacket). Biasanya kabel jenis round ini memiliki
ketahanan yang Iebih lama daripada jenis flat cable, tetapi
memerlukan ruang penempatan yang lebih besar.

17
Secara umum ada dua jenis kabel yang biasa dipakai di lapangan,
yaitu
1. Low Temperature
Disarankan untuk pemasangan pada sumur-sumur dengan
maximum 200°F.
2. High Temperature Cable
Disarankan untuk pemasangan pada sumur-sumur dengan
temperatur yang cukup tinggi sampai mencapai 400°F.
Gambar 2.8 Jenis Flat Cable dan Round cable3)

18
7. Check Valve
Check valve biasanya dipasang pada tubing (2-3 joint) diatas pompa.
Bertujuan untuk menjaga fluida tetap berada di atas pompa. Jika
check valve tidak dipasang maka kebocoran fluida dari tubing
(kehilangan fluida) akan melalui pompa yang dapat menyebabkan
aliran balik dari fluida yang naik keatas, sebab aliran balik (back flow)
tersebut membuat putaran impeller berbalik arah dan dapat
menyebabkan motor terbakar atau rusak. Jadi umumnya check valve
digunakan agar tubing tetap terisi penuh dengan fluida sewaktu
pompa mati dan mencegah supaya fluida tidak turun kebawah.
8. Bleeder Valve
Bleeder valve dipasang satu joint diatas check valve, mempunyai
fungsi mencegah minyak keluar pada saat tubing dicabut. Fluida akan
keluar melalui bleeder valve.
9. Centralizer
Berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa agar tidak bergeser atau
selalu ditengah-tengah pada saat pompa beroperasi, sehingga
kerusakan kabel karena gesekan dapat dicegah.
3.2 Karakteristik Kinerja Pompa ESP
Motor listrik berputar pada kecepatan relatif konstan, memutar pompa
(impeller) melewati poros (shaft) yang disambungkan dengan bagian protector.
Power disalurkan ke peralatan bawah permukaan melalui kabel listrik konduktor

19
yang di klem pada tubing. Cairan memasuki pompa pada bagian intake dan dilepas
ke tubing ketika pompa sedang beroperasi.
Kelakukan pompa berada pada harga effisiensi tertinggi apabila hanya cairan
yang terproduksi. Tingginya volume gas bebas menyebabkan operasi pompa tidak
effisien.