Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

60
BAB I PENDAHULUAN Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut survei Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003. AKI adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup sedang AKB adalah 35 per 1.000 kelahiran hidup. Situasi ini menjadikan AKI di Indonesia menjadi yang tertinggi di ASEAN, sehingga menenmpatkan penurunan AKI sebagai program prioritas. (DEPKES RI. 2007) Dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 didapat bahwa 90% AKI terjadi oleh karena komplikasi kehamilan/persalinan yaitu perdarahan, eklamsia dan infeksi. Komplikasi obstetric ini selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang telah diidentifikasikan normal. Namun apabila ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas, komplikasi yang dapat diketahui lebih dini dapat segera mendapat pelayanan rujukan yang efektif. (DEPKES. 2007) 1

description

Antenatal Care, berisikan tentang apa itu antenatal care, pentingnya antenatal care serta bagaimana pelaksanaan antenatal care

Transcript of Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

Page 1: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

BAB I

PENDAHULUAN

Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Indonesia masih sangat tinggi. Menurut survei Demografi dan kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003. AKI adalah 307 per 100.000 kelahiran

hidup sedang AKB adalah 35 per 1.000 kelahiran hidup. Situasi ini menjadikan

AKI di Indonesia menjadi yang tertinggi di ASEAN, sehingga menenmpatkan

penurunan AKI sebagai program prioritas. (DEPKES RI. 2007)

Dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 didapat bahwa

90% AKI terjadi oleh karena komplikasi kehamilan/persalinan yaitu

perdarahan, eklamsia dan infeksi. Komplikasi obstetric ini selalu dapat

diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang telah

diidentifikasikan normal. Namun apabila ibu hamil memperoleh pelayanan

antenatal yang berkualitas, komplikasi yang dapat diketahui lebih dini dapat

segera mendapat pelayanan rujukan yang efektif. (DEPKES. 2007)

Pada dasarnya pelayanan antenatal bertujuan untuk memfasilitasi hasil

yang sehat dan positif bagi ibu dan janinnyadengan jalan menegakkan

hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi sedini mungkin faktor-faktor

penyulit atau komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, dan

mempersiapkan persalinan yang aman, serta memberikan pendidikan

kep[ada ibu hamil. Seperti yang ditujukan dari berbagai penelitian, agar dapat

efektif dalam peningkatan keselamatan ibu hamil dam janinnya, maka

pelayanan antenatal yang diberikan haruslah difokuskan pada intervensi yang

telah terbukti bermanfaat mengurangi angka kesakitan dan kematian.

1

Page 2: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

Pelayanan antenatal penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari

kehamilan berjalan normal dan tetap demikian seharusnya, agar ibu hamil

dapat melalui kehamilannya dengan sehat dan selamat. DIperkirakan sekitar

15%-20% dari seluruh ibu hamil akan mengalami keadaan risiko tinggi dan

komplikasi obstetrik, yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun

janinnya bila tidak ditangani dengan memadai. Untuk itu juga perlu dilakukan

analisis risiko bersma ibu hamil dan keluarganya dalam menghadapi dan

mempersiapkan persalinan aman.(Saefudin AB,2000)

2

Page 3: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISI ANTENATAL CARE

American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians

and Gynecologists (1997) mendefinisikan antenatal care atau asuhan

Antenatal adalah suatu program perawatan antepartum komprehensif yang

melibatkan pendekatan terpadu perawatan medis dan dukungan psikososial

yang secara optimal dimulai sebelum konsepsi sampai ke periode

antepartum.(James R, dkk, 2000)

Asuhan mencakup penilaian selama masa Antenatal, pada kunjungan

awal perawatan kehamilan, dan selama kunjungan tindak lanjut Antenatal.

(Saefudin AB,2000)

II. EFEKTIFITAS ANTENATAL CARE

Antenatalcare dicanangkan pada awal tahun 1990, memiliki fokus untuk

menurunkan angka kematian ibu yang tinggi.Pada umumnya kehamilan

berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup

bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi

masalah. Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksikan apakah ibu

hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu asuhan

antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung

kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.

(DEPKES. 2007)

3

Page 4: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

III. TUJUAN DAN FUNGSI ANTENATAL CARE

Asuhan antenatal memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial

ibu dan bayi.

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan paembedahan.

4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi

eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

Keuntungan Antenatal Care :

Dapat mengetahui berbagai risiko dan komplikasi hamil, sehingga dapat

diarahkan ntuk melakukan rujukan ke RS.

Fungsi Antenatal Care

1. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifit

aspendidikan.

2. Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan resi

kotinggi dan merujuk bila diperlukan.

3. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan

menangani masalah yang terjadi.

4

Page 5: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

IV. PROSEDUR ANTENATAL CARE

1. Perawatan Prakonsepsi

Karena kesehatan selama kehamilan tergantung dari kesehatan sebelum

kehamilan, maka perawatan Antenatal menjadi bagian dari asuhan

Antenatal.Perawatan Antenatal berpotensi mengurangi risiko,

mendorong gaya hidup sehat, dan meningkatkan kesiapan menerima

kehamilan.

2. Pemeriksaan Antenatal Awal

Sebaiknya dimulai segera setelah diperkirakan terjadi kehamilan.Tujuan

utama tindakan ini adalah:

1) Menentukan status kesehatan ibu dan janin

2) Menentukan usia gestasi janin

3) Memulai rencana untuk melanjutkan perawatan obstetric.

Komponennya yaitu berupa (American Academy of Pediatrics dan

American Colleges and Gynecologist) :

Pengkajian risiko meliputi faktor-faktor genetic, medis,obsetri dan

psikososial

Taksiran partus

Pemeriksaan fisik umum

Uji laboratories: Hb, Ht, urinalisis, penentuan golongan darah,

Rhesus, status rubella, penapisan sifilis, Pap smear, uji HbsAg,

menawarkan uji HIV.

Edukasi pasien : mengenai aktifitas , gizi dan nutrisi, menghindari

rokok dan alcohol

V. REKAM MEDIS ANTENATAL

Terdapat beberapa definisi penting untuk menghasilkan rekam medis

antenatal yang akurat yaitu :

5

Page 6: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

1. Primipara : seorang wanita yang pernah sekali melahirkan janin yang

mencapai usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau lebih

2. Multipara : seorang wanita yang pernah dua kali atau lebih hamil sampai

usia 20 minggu atau lebih.

3. Nuligravida:seorang wanita yang saat ini tidak sedang atau tidak pernah

hamil.

4. Gravida : seorang wanita yang sedang atau pernah hamil, apapun hasil

akhir kehamilannya. Dengan terjadinya kehamilan pertama,makaia

menjadi seorang primigravida,dan dengan kehamilan berikutnya seorang

multigravida.

5. Nulipara : belum pernah menyelesaikan kehamilan melebihi usia gestasi

20 minggu.

Untukperkiraan tanggal persalinandiperoleh dengan menambahkan 7 hari

HPHT dan menghitung mundur 3 bulan(rumus Naegele). Biasanya kehamilan

dibagi menjadi 3 trimester setara yang masing-masing berlangsung selama 3

bulan kalender.Trimester pertama berlangsung sampai selesainya minggu ke-

14, Trimester kedua sampai minggu ke-28, Trimester ketiga mencakup

minggu ke-29 sampai 42 minggu kehamilan.(Saefudin AB,2000)

Terdapat masalah-masalah khusus obstetrik pada masing-masing

trimester yaitu sebagai contoh abortus spontan sering pada trimester

pertama dan kejadian hipertensi dalam kehamilan pada trimester ketiga.

(Salmah,Hj,et al.2006)

6

Page 7: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

VI. JADWAL KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

1. Jadwal Kunjungan Menurut WHO

Menurut WHO untuk wanita hamil yang tidak memiliki faktor risiko dalam

kehamilannya, minimal dapat melakukan ANC sebanyak 4 kali yaitu 1 kali

saat TM I, 1 kali saat TM II, dan 2 kali saat TM III.

Kunjungan Pertama; sebaiknya sebelum kehamilan 12 minggu

1) Informasi umum pasien

2) Informasi tentang riwayat kesehatan pasien

3) Riwayat obstetric pasien sebelumnya

4) Pemeriksaan fisik mencakup tanda-tanda anemia, tekanan darah,

berat badan dan tinggi badan, dan pemeriksaan vagina dengan

speculum termasuk Pap smear

5) Pemeriksaan darah (sebaiknya pemeriksaan Hb hanya dilakukan pada

usia kehamilan 32 minggu atau kunjungan ke-3, kecuali ada tanda-

tanda anemia), urin, dan golongan darah

6) Pemberian suplemen besi

Tujuan pemberian FE adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada

ibu hamil dan nifas, karena terjadi peningkatan kebutuhan Fe.

Pemberian dimulai 1 hari setelah rasa mual hilang. Tai table

mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Asam Folat 500

mg, minimal masing-masing 90 tablet.

7) Pemberian suntikan TT

Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanusn

eonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek perlindunganbi

la diberikan sekurangnya 2 kali dengan interval minimal 4minggu,

kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kalipada keha

milan yang lalu atau pada masa calon pengantin, makaTT cukup di

7

Page 8: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

berikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga efektifitasvaksin perlu

diperhatikan cara penyimpanan dan dosis pemberianyang tepat.

Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas

Jadwal Pemberian

Tabel 1. Jadwal Pemberian TT

Antigen Interval(Selang Waktu Minimal)

Lama Perlindungan % Perlindungan

TT1 Pada kunjungan antenatal pertama - -TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95TT4 1 Tahun setelah TT3 10 tahun 99TT5 1 Tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup 99

Keterangan : artinya apabila dalam waktu 3 tahun Wanita Usia Subur (WUS) tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari Tetanus Neonatorum (TN). (Saifudin, 2002)

Kunjungan ke-2; dilakukan pada kehamilan mendekati 26 minggu.

1) Mengulang pertanyaan tentang riwayat kesehatan dan penyakit

pasien

2) Catat kondisi pasien yang tidak ditemukan sewaktu kunjungan

pertama (kecelakaan, penyakit, perdarahan/keputihan dari vagina,

dll)

3) Catat setiap perubahan pada tubuh pasien

4) Tanya gerakan bayi

5) Periksa BJA

6) Tanya tentang kebiasaan ibu : merokok, alcohol, dll

7) Periksa tekanan darah

8) Pemeriksaan Leopold

9) Pemeriksaan vagina bilapada kunjungan pertama tidak dilakukan.bila

terjadi perdarahan pemeriksaan vagina dilarang.8

Page 9: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

10) Pemeriksaan Hb ulang jika pada pemeriksaan Hb pertama < 7 gr%

11) Pemberian suplemen besi

12) Pemberian nasehat dan edukasi tentang kehamilan

13) Memberitahu jadwal kunjungan berikutnya yaitu pada kehamilan

mendekati usia 32 minggu

Kunjungan ke-3; dilakukan pada usia kehamilan mendekati 32 minggu.

1) Jika pasien tidak dating pada kunjungan ke-2, pemeriksaan

dilengkapkan pada kunjungan ke-3

2) Tanya keluhan pasien: nyeri punggung, berdarahan, keputihan, dll

3) Pengukuran TD, pemeriksaan Leopold, urinalisis, timbang BB dan

pemeriksaan hemoglobin

4) Tanya gerakan anak dan periksa BJA

Kunjungan ke-4; sebaiknya pada usia kehamilan antara 36-38 minggu.

1) Pemeriksaan presentasi bayi dan penurunan bagian terbawah bayi

2) Menilai panggul sempit atau tidak

3) Memberikan semua informasi tentang tanda-tanda persalinan, dan

jika ada segera pergi ke RS atau klinik bersalin.

4) Jika tidak ada tanda-tanda persalinan pada usia kehamilan 41 minggu

segera pergi ke RS.

5) Pemeriksaan fisik dan laboratorium seperti kunjungan sebelumn

VII. DIAGNOSIS KEHAMILAN DAN KETEPATAN USIA GESTASI

Diagnosis adanyakehamilandanpenentuanusiagestasi yang tepatpada

trimester pertamapentingdalammencegahpenyulit-penyulitmedis, partus

preterm, ataukehamilan post-term. (James R, dkk. 2000)

Diagnosis kehamilandidasarkanataskeluhanpasien (presumptive signs)

dantanda-tandamungkinkehamilan (probable

9

Page 10: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

signs).Keluhanpasienadalahsesuatu yang

dinyatakandandiyakininyabahwadirinyahamil.Tandamungkinkehamilanadala

hhasilpemeriksaanolehtenagakesehatan yang

menunjukkansangatmungkinpasientersebuthamil.Keluhandantanda-

tandatersebuttidakmembedakanapakahkehamilan intra atauekstrauterin

(kehamilanektopik).(James R, dkk. 2000)

1. KeluhanPasien (Presumptive Signs)

1) Amenoreaseringmerupakantandaawalkehamilan.

Harusdiingatbahwaketerlambatandatangnyahaiddapatdisebabkanole

hfaktor lain misalnyasiklusanovulasi, stres, penyakitkronik,

ataulaktasi.

2) Tandasubyektifdankeluhan-keluhanpada trimester

pertamadapatberupapayudaraterasanyeridanmembesar,

perubahanpadakulit, mual, muntah, seringberkemih, danmudahlelah.

3) Antarausiagestasi 12 – 20

minggupasienakanmerasakanpembesaranperutdangerakanjanin.

2. TandaMungkinKehamilan (Probable signs)

1) Pembesaran uterus

2) TandaHegar : isthmus uteri terabalunak

3) Tanda Chadwick : vagina danservikstampakmembiru (sianosis)

4) Ujikehamilan :

Ujikehamilandariurin yang

adasaatinisudahsangatpekadandapatpositifdalamwaktu 1

minggusetelahimplantasiembrioataudalambeberapaharisetelahterlam

bathaid.Urinpertamasaatbanguntidurmerupakanbahanpemeriksaan

yang mengandungkadarhormonhCGtertinggi.

10

Page 11: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

5) Pemeriksaan radioimmunoassay (RIA) kadar subunit beta human

chorionic gonadotropin (HCG) dalam serum

ibudapatmendeteksiadanyakehamilanbeberapaharisetelahimplantasi

embrio (ataubahkansebelumterjadinyaketerlambatanhaid). Kadar

tertinggihCGterjadipadausiakehamilan 60 – 70 hari,

kemudianakanmenurun.

6) Ujitersebuttidakdapatmembedakanadanyapenyakittrofoblas

(misalnyakehamilanmolaataukhoriokarsinoma) dengankehamilan

normal.

7) Pemeriksaanbiologis (bioassay) yang dahulupernahdilakukan,

misalnyaujilucutprogesteron (progesterone withdrawal)

saatinitidakdilakukanlagi. Janganmemberikansediaan progestin

padawanita yang

didugaakanhamilkarenazattersebutmempunyaipotensi

(meskipunjarang) menyebabkankelainankongenital

(terutamadefekekstremitas).

3. TandaPastiKehamilan (Positive Diagnostic signs)

1) DJJ dapatterdeteksidenganteknik Doppler paling

awalpadausiagestasi 9-10 mingguberdasarkan HPHT.

Fetoskopnonelektronikdapatmendeteksi DJJ padakehamilan 18 – 20

minggusejak HPHT.

2) Gerakjanin (quickening) pertama kali

dapatdirasakanolehpasienpadausiagestasisekitar 16-18 minggu.

Geraktersebutmerupakantandakesejahteraanjanin.Pergerakanususib

useringkalimenyerupaigerakjanindanhalinidapatmenyebabkankesala

hanpersepsipasien.

11

Page 12: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

3) Pemeriksaan USG

dapatmenentukankantonggestasiintrauterinpadakehamilan 5 – 6

minggudandapatmelihatekhojanindisertaigerakdanaktivitasjantungp

adakehamilan 6 – 8 minggu. USG

transvaginaldapatmengukurlebihawaldanlebihtepat.

Usiajanindapatditentukanmelaluipengukuran CRL,

jumlahjaninjugadapatdiketahui. Pengukuranjaninantarausiagestasi 8

– 14 minggu, termasuk diameter biparietal (DBP) danpanjang femur

(PF) dapatdipakaiuntukmenentukanusiagestasisecaratepat. Pada

trimester keduadilakukanevaluasianatomijanin, lokasiplasenta, dan

volume cairan amnion. Hinggasaatinitidakadabukti yang

menunjukkanpaparan USG

berdampaknegatifterhadapperkembanganjaninmanusia.

4. PrakiraanWaktuPersalinan

1) Rata-rata lama kehamilanberdasarkan HPHT adalah 280 hariatau 40

minggu.

2) RumusNaegeledapatdipakaiuntukmenentukantanggalprakiraanpersa

linan (TPP):

Tanggal HPHT ditambah 7 dankemudianbulannyadikurangi 3

Penyimpangandarihasilperhitunganinidapatdisebabkanolehbeber

apakeadaan (misalnyahaidtidakteraturatau lama

ataudiketahuihanyasatu kali paparanseksual).

Bilatanggal HPHT

tidakdiketahuiataupadapemeriksaanpertamausiagestasitidakses

uaidenganukuran uterus, makaharusdilakukanpemeriksaan USG

untukmenetapkan TPP.

12

Page 13: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

VIII. PERBAHAN FISIOLOGI WANITA HAMIL

1. Perubahan pada system reproduksi

1) Uterus

a. Ukuran : untuk akomodasi pertumbuhan janin rahim

membesarakibat hipertrofi otot polos rahim. Ukuran pada

kehamilan cukupbulan 30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari

400cc.

b. Berat : berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 g menjadi 1000

g pada akhir kehamilan.

c. Posisi rahim dalam kehamilan :

Pada permulaan kehamilan dalam letak antefleksi atau rotro

fleksi

Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga

pelvis setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam

pembesarannya dapat mencapai batas hati.

Vaskularisasi : pembuluh darah balik (vena) mengembang dan

bertambah

Cervik uteri : servik bertambah vaskuarisasinya dan menjadi

lunak (soft) disebut tanda Godell.

Ismus menjadi hipertropi sehingga ismus menjadi panjang dan

lunak, ini terjadi pada hamil muda. Tanda ini disebut tanda

hegar.

2) Ovarium

Ovulasi berhenti

Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya

cirri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan

progesterone.

13

Page 14: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

3) Vagina dan Vulva

Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva.

Akibat hiper vaskualrisasi vagina dan vulva lebih merah / kebiruan

warna livid pada vagina dan portio servik disebut tanda Chadwick.

4) Payudara (mammae)

Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat.

Dapat teraba nodus- nodus akibat hipertrofi kelanjar alveoli bayangan

vena-vena lebih membiru hiper pigmentasi pada putting susu dan

areola payudara.

5) Dinding perut

Pembesaran rahim menimbulkan peregangan & menyebabkan

robeknya serabut elastis di bawah kulit sehingga timbul striae

gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya

disebut linia nigra.

2. Perubahan pada organ dan system lainnya

1) System sirkulasi darah

Volume darah akan bertambah kira-kira 25 %,dengan puncak

kehamilan 32 minggu. Protein darah akan menurun dalam triwulan

pertama dan baru meningkat perlahan-lahan pada akhir kehamilan.

Hitung jenis dan hemoglobin akan menjadi lebih rendah

2) Saluran pernafasan

Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan nafas pendek. Hal

ini disebabkan oleh usus yang tertekan oleh uterus yang membesar

kearah diafragma,sehingga diafragma tidak leluasa bergerak

14

Page 15: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

3) Saluran pencernaan

Saliva meningkat pada trimester pertama, mengeluh mual dan

muntah tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga

motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran

makanan, resorbsi makanan baik, namun menimbulkan obstipasi.

4) Tulang dan gigi

Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligament-

legamen melunak (softening). Apabila pemberian maknan tidak dapat

memenuhi kebutuhan kalsium janin, maka kalsium maternal pada

tulang-tulang panjang akan memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi

kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium.

5) Kulit

Muka: cloasma gravidarum

Payudara: putting susu & areoal payudara menghitam

Perut : linia nigra dan strie

3. Metabolisme

1) Tingkat metabolic basal (basal metabolic rate, BMR) pada wanita

hamil meninggi hingga 15%-20%, terutama pada trimester akhir.

2) Keseimbangan asam alkali (acid bace balance) sedikit mengalami

perubahan.

3) Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat

kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.

4) Hindari arang, seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan

kuat, sering kencing dan kadang kala dijumpai glukosa suria yang

mengingatkan kita pada diabetes militus.

5) Metabolisme lemah juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat sampai

350mg/lebih per 100 cc.

15

Page 16: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

6) Metabolisme mineral

Kalsium : dibutuhkan rata-rata 1,5 g sehari

Fosfat : dibutuhkan rata-rata 2 g/hari

Zat bezi : dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg/30

sampai 50 per hari

Air : wanita hamil cenderung mengalami ratensi air

7) Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg

8) Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi

9) Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus

mengandung banyak protein.

16

Page 17: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

BAB III

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Amelia

No. RM : 125.24.81

Usia : 29 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Rawamangun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SMA

Periksa tanggal : 18 Juli 2013

II. ANAMNESIS

Autoanamnesis Tanggal 18 Juli 2013 Pukul 11.00

Keluhan Utama

Datang kepoliklinik kebidanan untuk kontrol kehamilan.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien merasa hamil 9 bulan. Hari pertama haid terakhir tanggal 14

November2012. Taksiran persalinan tanggal 21 Agustus 2013. Sesuai

dengan usia kehamilan 38 minggu. Antenatal care teratur di bidan 1 kali

tiap bulan dari awal kehamilan hingga usia kehamilan 6 bulan. Sejak Usia

kandungan 36 minggu, pasien kontrol rutin di RSUP. Selama kontrol

tumbuh kembang janin dalam keadaan baik. Pasien sudah pernah USG

sebanyak 3 kali, dan USG terakhir menyatakan bayi dalam keadaan baik.

Bayi aktif bergerak, tidak ada perdarahan,tidak keputihan dan gatal, tidak

17

Page 18: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

keluar air-air, tidak ada pembengkakkan pada kaki dan tangan,pasien

belum mengeluhkan mulas dan kontraksi, tidak keluar lendir darah.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma dan jantung disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma dan jantung disangkal.

RIwayat Pernikahan

Pasien menikah 1X, dengan suaminya sekarang

Usia saat menikah 19 dan suami 24 tahun.

Riwayat Obstetri

G5P3A1

1) Laki-laki, 10 Tahun, BBL 3600 kg

2) Abortus, usia kandungan 1 bulan

3) Laki-laki, 6 Tahun, BBL 3400 kg

4) Laki-laki, 5 Tahun, BBL 4000 kg

5) Hamil 38 minggu

Riwayat Menstruasi dan KB

Menarche usia 14 tahun.

Siklus menstruasi 28 hari, lama 6 hari, 3 x ganti pembalut, tidak nyeri

saat menstruasi.

Pasien pernah menggunakan KB PIL dan suntik

III. PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : compos mentis

Tanda Vital:

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 88x/menit

18

Page 19: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

Frekuensi nafas : 18x/menit

Suhu : afebris

Keadaan gizi : tampak gizi cukup BB : 75 kg TB: 165 cm

Status generalis :

Kepala : Normocepal

Mata : konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)

THT : Dalam batas normal

Thoraks : Simetris, statis-dinamis

Paru

I : Simetris, ekspansi baikP : Fremitus kanan = kiri

P : Sonor kanan = kiri

A : Vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Jantung

I : Iktus kordis tidak tampak

P : Iktus kordis tidak kuat angkat

P : Batas jantung normal

A : BJ I & II murni reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen : membuncit sesuai dengan usia kehamilan.

Ekstremitas : edema -/-

Status Obstetrik :

TFU : 33 cm, PUKI ,kepala belum masuk PAP

DJJ : 142 dpm

TBJ : 3100

Kontraksi (-)

Inspeksi : vulva uretra tenang

Inspekulo : portio livid, licin, tertutup, fluor (-) , fluksus (-)

19

Page 20: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium

2. Pemeriksaan USG :15 Juli 2013

Janin tunggal hidup

Gerak janin aktif

Letak : memanjang, presentasi : kepala, DJJ: (+)

FL : 7,3 cm BPD : 9,6 c,m

HC : 33,8 cm AC : 31 cm

Usia kehamilan: 38-39 minggu

Kelamin: laki-laki

Plasenta : di korpus belakang

Cairan ketuban : cukup

Tali pusat : normal

Penilaian: Hamil aterm aktivitas dan gerakan janin normal

V. RESUME

Seorang wanitausia 29 tahun datang untuk kontrol kehamilan. Saat ini pasien

merasa hamil 8 bulan. HPHT pasientanggal 14 November 2012. Pasien teratur

melakukan ANC di bidan. Setelah usia kandungan 36 minggu, pasien kontrol

di RSUP.Bayi aktif bergerak, tidak perdarahan,tidak keputihan dan gatal,

tidak keluar air-air,tidak keluar lendir darah, tidak bengkak pada kaki dan

tangan dan pasien belum mengeluhkan mulas dan kontraksi,. Pemeriksaan

fisik didapatkan keadaaan umum dan status generalis baik. Status obstetri

pasien hamil 38 minggu, TFU 33 cm, DJJ 142 DPM, PUKI dan kepala belum

masuk PAP.Dari pemeriksaan USG terakhir didapatkan keadaan umum janin

baik, usia kandungan 38-39 minggu, jenis kelamin janin laki-laki, cairan

ketuban cukup, tali pusat normal dan gerakan janin normal.

20

Page 21: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

VI. Diagnosis Kerja

G6P4A1H38-39minggu,JPKTH Belum inpartu

VII. Tatalaksana

Osfit DHA 1x1 tab

Forofort 1x1 tab,

Kontrol ulang 1minggu lagi

BAB IV

DISKUSI

21

Page 22: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

I. IDENTITAS

Identitas pasien dan suami termasuk nama, umur, pekerjaan, nama suami,

agama, alamat untuk mengidentifikasi/mengenal pasien dan mengetahui

status sosial ekonomi untuk menentukan anjuran/pengobatan yang akan

diberikan serta penentuan prognosa kehamilan setelah mengetahui umur

pasien.

II. ANAMNESIS

1. Untuk mendapatkan informasi terinci mengenai riwayat obstetric

sebelumnya, apabila ada, sangatlah penting karena banyak penyulit yang

terjadi pada kehamilan sebelumnya cenderung kambuh pada kehamilan

berikut Keluhan – keluhan yang muncul pada pemeriksaan

2. Riwayat menstruasi

Menarche, teratur/tidak, lamanya, banyaknya darah, nyeri +/- untuk

menilai faal alat kandungan

HPHT / hari pertama haid terakhir → penentuan taksiran partus

dengan hukum Naegele : (tanggal + 7) (bulan - 3) (tahun + 1)

3. Riwayat perkawinan → kawin/tidak, berapa kali, berapa lama.

4. Riwayat kehamilan sebelumnya → perdarahan +/- , hiperemesis

gravidarum +/- → prognosa.

5. Riwayat persalinan sebelumnya → spontan / buatan, aterm +/-,

perdarahan +/-, siapa yang menolong → prognosa

6. Riwayat nifas sebelumnya → demam +/-, perdarahan +/-, laktasi ? →

prognosa.

7. Riwayat anak yang lahir → jenis kelamin, hidup +/-, berat lahir.

22

Page 23: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

8. Riwayat kehamilan sekarang → kapan merasakan gerak anak, hamil muda

(mual, muntah, sakit kepala, perdarahan +/-), hamil tua (edema kaki /

muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang)

9. Riwayat penyakit keluarga → penyakit keturunan +/- (DM, kelainan

genetik), riwayat kembar, penyakit menular +/- (TBC)

10. Riwayat kontrasepsi → pakai +/-, metodenya ?, jenisnya, berapa lama,

efek samping.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Meliputi pemeriksaan tanda vital, yaitu tekanan darah, nadi, respirasi dan

suhu. Pemeriksaan fisik lengkap dari kepala sampai ujung kaki untuk

menemukan apakah ada kelainan, termasuk status gizi, tinggi dan berat

badan. Dan pemeriksaan tanda – tanda kehamilan meliputi wajah, dada,

abdomen dan genetalia eksterna dan interna serta pemeriksaan panggul.

1. Inspeksi :

Muka → chloasma gravidarum, edema +/-

Mata → conjungtiva anemis +/-, sklera ikterik +/-

Mulut → gusi dan gigi

Leher → JVP, pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe +/-,

Mammae → bentuk, simetris, pembesaran, puting susu melebar,

areola hiperpigmentasi, vaskular ↑

Abdomen → membesar, pigmentasi linea alba dan striae, sikatriks +/-,

terlihat gerak anak +/-

Vulva → perineum, varices +/-, flour albus +/-

Anus → hemoroid +/-

Tungkai → varices +/-, edema +/- (pretibial, ankle, punggung kaki),

sikatriks +/-

23

Page 24: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

2. Pengukuran Tinggi Fundus Uterus

Pengukuran tinggi fundus uteri di atas simfisis dapat memberi informasi

yang bermanfaat. Jimenez dan rekan (1983) membuktikan bahwa antara

minggu ke-20 sampai 31 tinggi fundus dalam sentimeter setara dengan

usia gestasi dalam minggu. Quaranta dan rekan (1981) serta Calvert dan

rekan (1982) melaporkan pengamatan yang pada dasarnya serupa sampai

gestasi 34 minggu. Sebelum melakukan pengukuran, kandung kemih

harus dikosongkan.

3. Palpasi Abdomen (Leopold)

Leopold I : pemeriksa berdiri menghadap ke pasien, kemudian dengan

kedua tangan meraba dengan jari-jari untuk menentukan tinggi

fundus uteri dan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus

Gambar 1. Tinggi fundus uteri pada masa kehamilan dan Leopold I

Leopold II : posisi masih sama, pindahkan tangan ke samping.

Tentukan dimana punggung anak terdapat pihak yang memberi

24

Page 25: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

rintangan terbesar kemudian carilah bagian – bagian kecil yang

terletak bertentangan

Gambar 2. Leopold II

Leopold III : memakai 1 tangan saja, rabalah bagian terbawahnya dan

tentukan apakah masih bisa digoyangkan untuk menentukan apa yang

terdapat di bagian bawah dan apakah sudah / belum masuk pintu atas

panggul.

Gambar 3. Leopold III

25

Page 26: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

Leopold IV : posisi pemeriksa menghadap kaki pasien, dengan kedua

tangan tentukan apa yang menjadi bagian bawah dan apakah bagian

ini sudah masuk kedalam PAP dan berapa masuknya

Gambar 4. Leopold IV

4. Pemeriksaan Genitalia :

Pemeriksaan panggul secara klinis, yang dinilai :

Conjugata diagonalis → karena diameter transversa tidak dapat

diukur langsung maka dicari diameter anteroposterior / conjugata

diagonalis

Cara : dengan jari tengah coba dicapai promontorium, kemudian

tekan jaringan antara jari pemeriksa dengan ibu jari dan tandai.

Jarak antara ujung jari yang masuk dengan tanda tadi itulah conjugata

diagonalis.

26

Page 27: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

Gambar 5. Pelvimetri klinis

(Sumber: Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment, Ninth Edition)

Linea innominata teraba seluruhnya +/-

Sacrum konkaf dari arah atas bawah dan dari kiri ke kanan

Dinding samping panggul lurus / konvergen

Spina ischiadica menonjol +/-

Arcus pubis, menilai sudut. Normal > 90º

Os. Coxigeus, menilai pergerakan

5. Pemeriksaan Inspekulo dan pemeriksaan dalam

Serviks dilihat dengan menggunakan speculum yang dilumasi oleh air

hangat. Gambaran khas adalah hyperemia pasif berwarna merah-

kebiruan pada serviks, tetapi gambaran ini saja tidak diagnostic untuk

kehamilan. Mungkin tampak jelas kelenjer-kelenjar serviks yang

27

Page 28: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

berdilatasi, tersumbat, dan menonjol (disebut juga kista nabothian) di

bawah mukosa eksoserviks. Apabila serviks mengalami dilatasi yang

bermakna, dapat terlihat membrane janin melalui kanalis servikalis, yang

paling tidak mengisyaratkan bahwa kemungkinan akan terjadi ekspulsi

hasil konsepsi. Kemudian, untuk meng-identifikasi kelainan sitologis

dilakukan Pap smear dan dilakukan pengambilan specimen untuk

identifikasi Neisseria gonorrhoeae dan mungkin Chlamydia trachomatis.

Adanya duh mukoid putih dalam jumlah sedang merupakan hal yang

normal. Adanya cairan kuning berbusa di vagina merupakan isyarat kuat

adanya Trichomonas, sedangkan adanya duh seperti susu sesuai dengan

infeksi kandida.

Speculum dikeluarkan dan dilakukan pemeriksaan dalam panggul

(vaginal touché) dengan palpasi, dengan perhatian khusus pada

konsistensi, panjang, dan pembukaan serviks, bagian terbawah janin,

terutama menjelang akhir kehamilan, pada arsitektur tulang-tulang

panggul, dan pada semua kelainan vagina dan perineum, termasuk

sistokel, rektokel, dan perineum yang telah mengalami relaksasi atau

robek.

Vulva dan struktur-struktur di sekitarnya juga diinspeksi secara

cermat. Semua lesi di serviks, vagina, dan vulva dievaluasi lebih lanjut

dengan kolposkopi, biopsy, biakan. Regio perianal harus diinspeksi dan

dilakukan pemeriksaan rectal touché untuk mengidentifikasi hemoroid

dan lesi lain.

6. Auskultasi Bunyi Jantung Janin

Bunyi jantung janin dapat didengar pertama kali antara minggu ke-16

dan 19 apabila dilakukan dengan cermat menggunakan sebuah stetoskop

janin DeLee. Kemampuan untuk mendengar bunyi jantung janin tanpa

28

Page 29: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

amplifikasi akan bergantung pada beberapa faktor, termasuk ukuran

pasien dan ketajaman pendengaran pemeriksa. Herbert dkk. (1987)

melaporkan bahwa bunyi jantung janin sudah dapat didengar pada

minggu ke-20 pada 80 persen wanita. Pada minggu ke-21, bunyi jantung

janin sudah terdengar pada 95 persen, dan pada minggu ke-22 pada

semua wanita hamil.(James R, dkk. 2000)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan hematologik dapat untuk semua tujuan praktis, terbatas

pada penentuan konsentrasi hemoglobin atau hematokrit. Hitung sel

darah putih dan diferensial dapat mengenali kasus jarang leukemia

yang terjadi selama kehamilan jika terdapat kecurigaan klinik.

Urinalisis

Pemeriksaan urin midstream dan dilakukan pemeriksaan berikut :

Analisis adanya glukosa, keton, protein

pemeriksaan mikroskopik atas sedimen

Biakan kuantitatif atau penyaringan biokimia untuk adanya

basiluria

Golongan Darah, Faktor Rhesus dan Penyaringan Antibodi

Setiap wanita hamil harus menjalani pemeriksaan golongan darah,

faktor rhesus dan penyaringan antibodi yang dilakukan pada

kunjungan prenatal yang pertama. Kalau ditemukan pada suatu

penyaringan positif, antibodi yang ada dapat dikenali dan pasien

ditangani dengan tepat.

Penyaringan Glukosa

29

Page 30: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

Penyaringan glukosa untuk diabetes gestasional terbaik dilakukan

antara 24 dan 28 minggu kehamilan, bila kebutuhan insulin maksimal.

Setiap pasaien dengan satu faktor resiko atau lebih (tabel 1) harus

menjalani penyaringan pada kunjungan pertama kalau kunjungannya

sebelum 24 minggu.

Tabel 3Faktor resiko untuk Diabetes Melitus

Umur 25 tahun atau lebih Obesitas Riwayat keluarga DM Bayi yang sebelumnya berbobot >4000 mg Bayi lahir mati yang sebelumnya Bayi cacat bawaan yang sebelumnya Polihidramnion Riwayat aborsi berulang

(Sumber: William Obstetrics 23nd edition)

Uji alfa-fetoprotein serum

Pada setiap wanita hamil sebaiknya diperiksa ketersediaan uji alfa-

fetoprotein serum jika ada indikasi. Pemeriksaan ini, yang dapat

meramalkan cacat tabung saraf terbuka, terbaik dilakukan dilakukan

antara 16 dan 20 minggu.

Pemeriksaan HIV-AIDS dan antigen permukaan Hepatitis B (HbsAg)

HIV sangat mematikan bagi ibu dan janin, bahkan membahayakan

pemeriksa. Ibu dengan antigen (HbsAg +),maka bayinya mempunyai

70-90% resiko terkena hepatitis B dan 85-90% risiko untuk menjadi

pembawa HBV yang kronis.

2. Ultrasonografi

30

Page 31: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

Ultrasonografi kini merupakan bagian terintegrasi dari perawatan

antenatal di dunia Barat dan di banyak negara berkembang. Metode ini

telah mengubah perawatan antenatal yang semula hanya bersifat

menerka-nerka usia gestasi menjadi pengetahuan yang akurat tentang

usia kehamilan sejak usia 7 hari, serta mampu mencatat perkembangan

janin, khususnya bila dicurigai terdapat retardasi pertumbuhan janin.

Ukuran-ukuran utama yang digunakan untuk memantau pertumbuhan

adalah diameter biparietal, lingkar perut, rasio lingkar kepala: lingkar

perut, dan panjang femur.

Selain itu, ultrasonografi juga merupakan alat penting dalam

mendiagnosis abnormalitas janin. Ultrasonografi juga telah memudahkan

diagnosis kehamilan multiple pada awal kehamilan .Perkembangan

komplikasi dalam masa kehamilan dini juga dapat dikenali dengan

bantuan ultrasonografi.

3. Amniosentesis

Amniosentesis adalah tindakan pengambilan sampel cairan ketuban

(likuor amnii) untuk diagnosis antenatal abnormalitas kromosom dan

abnormalitas biokimia lewat pemeriksaan sel-sel janin yang terlepas serta

cairan ketuban itu sendiri. Amniosentesis biasanya dikerjakan setelah

kehamilan 16 minggu sehingga kehilangan cairan yang diaspirasi tidak

akan mengubah volume rongga uterus secara bermakna, yang dapat

menimbulkan kontraksi uterus.

Pelaksanaan amniosentesis pada trimester kedua kehamilan akan

memperkecil kemungkinan pencederaan janin karena banyaknya cairan

ketuban pada stadium ini. Meskipun demikian, para penyelidik tengah

31

Page 32: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

berusaha menilai keuntungan dari dilakukannya prosedur ini pada waktu

yang lebih dini, seperti setelah kehamilan 12 minggu. Penelitian yang

lebih luas masih diperlukan untuk menilai keuntungan dan keamanan

komperatif tindakan ini.(James R, dkk. 2000)

BAB V

ANJURAN DAN SARAN

I. SARAN NUTRISI

Penelitian-penelitian yang bermanfaat tentang nutrisi pada kehamilan

manusia sangat sulit dirancang. Pada tahun 1944-1945 terjadi kekurangan

gizi di daerah eropa yang menyebabkan angka median berat lahir bayi

menurun sekitar 250 gram dan meningkat lagi setelah makanan tersedia.

Namun, angka kematian perinatal tidak berubah,demikian pulainsiden

malformasi tidak meningkat secara bermakna.

32

Page 33: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

Bukti-bukti gangguan perkembangan otak dapat ditemukan pada

sebagian janin hewan yang induknya mengalami kekurangan gizi berat.

Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan memang mempengaruhi

berat lahir bayi. Abrams dan Laros (1986) mempelajari efek pertambahan

berat badan ibu terhadap berat lahir pada 2946 kehamilan dengan persalinan

aterm. Wanita yang beratnya kurang melahirkan bayi yang lebih kecil

sedangkan yang sebaliknya berlaku pada wanita yang berat badannya

berlebih. Rata-rata pertambahan berat badan ibu selam kehamilan adalah 15

kg. Penelitian Ventura dkk (2000), pada tahun 1998 sebagian besar wanita

(64%) bertambah sekitar 12 kg ataulebih selama hamil. Median pertambahan

berat badan adalah 14 kg. pasien yang berisiko paling besar melahirkan bayi

BBLR (<2500 gr) adalah mereka yang pertambahan beratnya kurang dari 7 kg.

Pertambahan berat badan yang dianjurkan menurut kategori BMI

prahamil(Institue of Medicine) yang telah disahkan oleh American Academy

of Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologists (1997)

adalah sebagai berikut :

BMI prahamilPertambahan total yang

dianjurkan

Pon Kilogram

Rendah (BMI <19,8) 28-40 12,5-18

Normal (BMI 19,8-26) 25-35 11,5-16

Tinggi (BMI >26-29) 15-25 7-11,5

Obesitas (BMI > 29) <15 <7

Tabel 4. Kisaran pertambahan berat total yang dianjurkan untuk wanita hamil dengan janin tunggal\ Untuk wanita dengan janin kembar adalah 16-20 kg.

33

Page 34: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

Sedangkan Feig dan Naylor (1998) menyanggah penggunaan rekomendasi

ini.mereka menyebtknya sebagaikebijakan berpotensi merugikanyang

mendorong wanita hamil untuk makan berlebihan selama hamil dan tanpa

mempertimbangkan kausa lain BBLR misalnya kurangnya ANC, kehamilan

remaja, penyalahgunaan obat, dan merokok. Mereka menganjurkan

rekomendasi yang dibuat oleh Committee on Medical Aspects of Food Policy

di Inggris, yaitu seorang wanita hamil dengan BMI normal sebaiknya

mengalami peningkatan BB 7-11 kg selama hamil.

Kecepatan pertambahan antara minggu ke 20 hingga persalinan adalah

sekitar 1 pon (450 gram)/minggu baik pada wanita kulitputih maupun

Amerika-Afrika yang melahirkan bayi dengan BB 3000 gram atau lebih. Pada

minggu ke-8 sampai 20 adalah sekitar 0,7 lb/minggu. Pertambahan berat

badan yang berlebihan berkaitan dengan bayi besar untuk usia kehamilan

sehingga meningkatkan angka SC 16-22%.

Tabel 5. Asupan makanan Harian yang Dianjurkan National Research Council untuk Wanita Sebelum dan Selama Hamil dan Menyusui

Zat Gizi Tidak Hamil

Hamil Menyusui

KilokaloriProtein (g)Vitamin larut lemak A (µg RE) D (µg) E (TE) K (µg)

220055

800108

55

250060

800101065

260065

1300121265

34

Page 35: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

Vitamin larut air C (mg) Folat (µg) Niasin (mg) Riboflavin (mg) Tiamin (mg) Piridoksin (mg) Kobalamin (µg)

Mineral Kalsium (mg) Fosfor (mg) Iodium (µg) Besi (mg besi fero) Magnesium (mg) Seng (mg)

60180151,31,11,62,0

1200120015015

28012

70400171,61,52,22,2

1200120017530

32015

95280201,81,62,12,6

1200120020015

35519

Penggunaan suplemen yang berlebihan yang sering dibeli sendiri oleh

wanita hamil,menimbulkan kekhawatiran terjadinya toksisitas nutrient

selama kehamilan. Zat-zatgizi yang berpotensi menimbulkan efek toksik

adalah besi, seng, selenium, dan vitamin A, B6, C, dan D.

Surveilans Gizi Pragmatik

Secara umum, nasehati wanita hamil untuk makan apa yang ia inginkan

dalam jumlah sesuai kebutuhannya; makanan diberi garam, agar lezat.

Pastikan bahwa tersedia cukup makanan untuk dikonsumsi, terutama

pada kasus wanita yang keadaan sosioekonominya kurang.

Pastikan bahwa ia mengalami pertambahan berat, dengan sasaran sekitar

25 sampai 35 pon (11,5-16 kg) pada wanita dengan indeks massa tubuh

normal.

Secara berkala, nilai asupan makanan dengan anamnesis. Dengan cara ini,

kadang-kadang kita dapat mengungkapkan diet kandungan nutrisinya

tidak sesuai.

35

Page 36: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

Berikan tablet garam besi yang mengandung paling sedikit 30 mg besi

setiap hari. Berikan suplementasi folat sebelum dan pada minggu-minggu

awal kehamilan.

Periksa ulang hematokrit atau konsentrasi hemoglobin pada minggu ke-

28 sampai 32 untuk mendeteksi adanya penurunan yang bermakna.

Bila terdapat udem pada kaki sebaiknya tidak memakan makanan yang

mengandung garam.

II. ANJURAN

1. Olah raga

Wanita hamil tidak harus membatasi olah raga, asalkan ia tidak

mengalami kelelahan atau berisiko cedera, seperti jogging. Clapp (1989)

melaporkan bahwa 18 wanita hamil yang terjaga kesehatannya malah

mengalami perbaikan dalam efisiensi metabolik mereka selama berolah

raga. Konsumsi oksigen, denyut nadi, isi sekuncup, dan curah jantung,

semua meningkat secara wajar selama mereka olah raga. Pivarnik dkk.

(1994) memperlihatkan bahwa wanita hamil yang berolah raga secara

teratur memiliki volume darah yang lebih besar secara bermakna.

Wanita yang bugar karena berolah raga aerobic atau berlari terbukti

mengalami fase persalinan aktif yang lebih singkat dan mengalami lebih

sedikit persalinan dengan SC, pencemaran mekonium dalam air ketuban,

dan gawat janin selama persalinan, namun memang menyebabkan berat

lahir berkurang yang terutama mengenai massa lemak neonatus.

American College of Obstetricians and Gynecologists (1994)

merekomendasikan bahwa wanita yang sebelum hamil terbiasa aerobic

bolehmekanjutkan kegiatan tersebut selamahamil, tapi tidak

36

Page 37: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

menganjurkan memulai program olah raga aerobic baru atau

meningkatkan intensitas olah raga.

Pada beberapa penyulit kehamilan (wanita dengan hipertensi

dalamkeehamilan, punya dua janin atau lebih, gangguan perkembangan

janin terganggu, penyakit jantung berat) sebaiknya ibu tidak banyak

beraktivitas.

2. Pekerjaan

Manshande dkk. (1987) melaporkan peningkatan insiden janin BBLR

sebesar 7 x lipat pada wanita dari Zaire yang bekerja di lading. Teitelamn

dkk. (1990) menggolongkan wanita hamil sesuai jenis pekerjaan yang

mereka jalani yaitu:

1) Pekerjaan Berdiri : kasir, teller bank, dokter gigi, yang memerlukan

berdiri dalam posisi yang sama selamalebih dari 3 jam sehari.

2) Pekerjaan Aktif : dokter, pelayan, agen, yang harus berjalan secara

kontinu atau intermiten.

3) Pekerjaan Sedentary : pustakawan,petugas pembukuan, sopir

bis,yang memerlukan berdiri kurang dari 1 jam sehari.

Mereka mendapatkan bahwa wanita hamil dengan pekerjaan berdiri

lama berisiko lebih besar mengalami persalinan premature, tapi tidak

terdapat efek terhadap pertumbuhan janin. Pekerjaan yang menuntut

banyak kegiatan fisik meningkatkan 20%-60% persalinan premature,

restriksi pertumbuhan janin, atau hipertensi.

Setiap pekerjaan yang menyebabkan wanita hamil mengalami

tekanan fisik hebat harus dihindari. American Academy of Pediatrics dan

American College of Obstetricians and Gynecologists (1997)

menyimpulkan bahwa wanita hamil tanpa komplikasi dapatmelanjutkan

37

Page 38: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

pekerjaannya sampai awitan persalinan. Dianjurkan adanya periode

istirahat 4-6 minggu sebelum wanita yang bersangkutan kembali bekerja.

3. Berpergian

Wanita hamil yang sehat dan bepergian tidak berefek buruk terhadap

kehamilannya. Perjalanan di pesawat udara dengan tekanan udara yang

memadai tidak menimbulkan risiko yang spesifik asalkan tidak dalam 7

hari menjelang tanggal perkiraan persalinan. Untuk penggunaan sabuk

pengaman, tidak terdapat bukti bahwa sabuk pengaman meningkatkan

kemungkinan cedera pada janin.

4. Mandi

Tidak ada larangan mandi selama hamil atau masa nifas. Hati-hati

sewaktu mandi untuk menghindari jatuh atau terpeleset.

5. Busana

Sebaiknya menggunakan busana yang nyaman dan tidak ketat.

Menggunakan bra yang dapat menopang payudara secara pas dan tidak

menggunakan stocking yang ketat.

6. Kebiasaan BAB

Konstipasi sering terjadi pada wanita hamil,mungkin karena

memanjangnya waktu transit dan tertekannya usus bagian bawah oleh

uterus. Untuk mencegah konstipasi selama hamil dapat dianjurkan untuk

mengkonsumsi lebih banyak air, cukup olah raga, konsumsi makanan

berserat, dan bila diperlukan bisa diberi laksatif ringan.

7. Koitus

Apabila ada ancaman abortus atau partus prematurus, koitus harus

dihindari. Bila ada riwayat abortus sebelumnya,sebaiknya koitus ditunda

sampai kehamilan 16 minggu dimana plasenta telah terbentuk dan

kemungkinan abortus menjadilebih kecil. Di luar itu, pada wanita hamil

38

Page 39: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

yang sehat, berhubungan sewaktu hamil dianggap tidak berbahaya

sebelum 4 minggu terakhir kehamilan. Naeye (1979), melaporkan bahwa

infeksi cairan ketuban dan mortalitas perinatal secara bermakna

meningkat apabila ibu berhubungan seks sekali atau lebih setiap minggu

selama bulan terakhir.

8. Perawatan Gigi

Kehamilan jarang menjadi kontraindikasi terapi gigi. Konsep bahwa karies

gigi diperparah oleh kehamilan tidak terbukti.

9. Imunisasi

Campak, gondongan, dan varisela-zoster : dikontraindikasikan

Tifoid, Japanese Encephalitis, kolera : risiko vs manfaat

Polio : tidak dianjurkan

Influenza : setelah TM 1

Rabies, Hepatitis A dan B, Pneumokokus, Meningokokus, hemofilus,

tetanus, difteri : sama seperti keadaan tidak hamil

10. Merokok

Merokok pada wanita hamil dapat menyebabkan cedera janin, persalinan

premature, BBLR, gangguan pertumbuhan janin, kematian janin, serta

solusio plasenta.

Mekanisme yang diperkirakan berperan menimbulkan gangguan

kehamilan ini antara lain : meningkatnya karboksihemoglobin janin,

berkurangnya aliran darah uteroplasenta, dan hipoksia janin.

11. Alkohol

Etanol adalah teratogen yang kuat. Pemakaian alcohol selama kehamilan

dapatmenyebabkan sindrom alcohol janin (fetal alcohol syndrome) yang

ditandai dengan gangguan pertumbuhan, kelainan wajah, dan disfungsi

SSP.

39

Page 40: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

12. Kafein

Wanita hamil harus membatasi mengkonsumsi kafein. Pada hewan

peercobaan, kafein bukan teratogen, tetapi zat ini memang memperkuat

efek mutagenic dari radiasi dan beberapa zat kimia apabila diberikan

dalam jumlah massif dan dapat menurunkan aliran darah ke uterus

sebesar 5%-10%.

13. Obat Terlarang

Pemakaian kronik obat terlarang selama hamil dapat membahayakan

janin. Gawat janin, BBLR, dan gangguan serius akibat putus obat segera

setelah lahir sudah banyak dilaporkan.

14. Obat

Hampir semua obat yang menimbulkan efek sistemik pada ibu akan

menembus plasenta dan mencapai janin. Apabila suatu obat diberikan

selama kehamilan, maka keuntungan yang diperoleh harus lebih besar

daripada risiko yang terkandung dalam pemakaiannya

15. Mual dan Muntah

Biasanya mual dan muntah dimulai antara terlambat haid pertama dan

kedua dan berlanjut sampai sekitar 14 minggu. Biasanya lebih parah pada

pagi hari tetapi mungkin berlanjut sepanjang hari.Penyebab mualdan

muntah pada kehamilan belum jelas. Walaupun kadar gonadotropin

korionik yang tinggi diduga menjadi penyebabnya, namun mual mungkin

sebenarnya dipicu oleh kadar estrogen yang mengimbangi kadar

gonadotropin.

Untuk meminimalisasi gejala, anjurkan pasien untuk makan dalam porsi

kecil tetapi lebih sering dan berhenti sebelum kenyang.

16. Tanda-Tanda Persalinan

40

Page 41: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

Pada minggu-minggu akhir kehamilan, tanda-tanda persalinan harus

diberitahukan kepada pasien secara sederhana. Beritahukan bahwa his

akan mulai timbul. Jika his lebih terasa dan timbul tiap 10 menit, maka

pasien disuruh segera ke rumah sakit atau rumag bersalin. Tanda lainnya

adalah keluarnya lender yang bercampur darah. Lender berasal dari

kanalis servikalis dan perdarahan oleh karena adanya pembuluh darah

yang pecah pada waktu serviks mendatar. Kadang-kadang ketuban lebih

dulu pecah sebelum hismuncul, dan pasien harus cepat-cepat ke RS.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham.GF, dkk , Williams Obstetrics 23nd Ed, McGraw-Hill

Professional, 2010

2. James R, dkk, Danforth's Obstetrics and Gynecology, 9th Ed: Lippincott

Williams & Wilkins Publishers; 9th Ed, August 2000

41

Page 42: Tinjauan Pustaka ANC - Ridho

3. DeCherney, AH and Nathan L , Current, Obstetric & Gynecologic Diagnosis

& Treatment, Ninth ED, 2004

4. DEPKES RI. Pedoman Pelayanan Antenatal, Jakarta.2007

5. Wiknjosastro H, Prof, dr, DSOG, dkk, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga,

Yayasan Bina Pustaka Sarwono P, Jakarta, 1997

6. Obstetri Fisiologi, bagian Obstetri dan Ginekologi-Fakultas Kedokteran

Universitas Padjajaran Bandung

7. Brandon J. dkk, The Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics

2nd edition, The Johns Hopkins University Department (Producer) By

Lippincott Williams & Wilkins Publishers, May 2002

8. Cunningham, F. Gary. 2006. Asuhan Antenatal. Dalam: Obstetri Williams

Volume 1 , 23rd edition. newyork: Mc Graw Hill. Hal. 189-212

9. WHO Antenatal Care Randomized Trial : Manual For Implementation of

the New Model. Department of Reproductive Health and Research Family

and Community Health. WHO, Geneva. 2002

10. Arthur T. Evans and H. Willette Le Hew in Manual of Obstetrics 7 th ed,

2007.

11. Wiknjosastro H.Ilmu Kebidanan edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, 2007

12. Saefudin AB,2000. PelayananKesehatan Maternal Neonatal,

Jakarta:YayasanBinaPustaka.

13. Mufdlilah, 2009. PanduanAsuhanKebidananIbuHamil.Yogyakarta : EGC.

14. Salmah,Hj,et al.2006. AsuhanKebidananAntenatal.Jakarta: EGC.

15. Sarwono, 2008, BukuAcuanNasionalPelayanan Maternal DanNeonatal,

Jakarta: YayasanBinaPustakaSarwonoPrawirohardjo.

42