TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MODEL PENYELESAIAN KREDIT ...digilib.uin-suka.ac.id/10924/1/BAB I, V,...
Transcript of TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MODEL PENYELESAIAN KREDIT ...digilib.uin-suka.ac.id/10924/1/BAB I, V,...
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MODEL PENYELESAIAN KREDIT MACET LEASING SEPEDA MOTOR SECOND (STUDI KASUS
DI KOPERASI SERBA USAHA (KSU) AL-HUSAIN DESA WATUAJ I KECAMATAN KELING KABUPATEN JEPARA)
SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM
OLEH DESTIAN ANGGA SATRIA
NIM. 09380067
PEMBIMBING: 1. GUSNAM HARIS, S.Ag., M.Ag.
2. RATNASARI FAJARIA ABIDIN, SH., M.H.
MU’AMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013
ii
ABSTRAK
Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Husain adalah koperasi yang memiliki kegiatan usaha simpan pinjam (USP) dan perdagangan leasing sepeda motor second. Kegiatan simpan pinjam pada koperasi sama dengan koperasi-koperasi lainnya, tetapi di sini yang menarik adalah mengenai kegiatan perdagangan leasing sepeda motor second. Penjualan sepeda motor second dilakukan dengan dua cara, yakni dengan secara cash dan kredit. Pada umumnya secara cash tidak ada masalah, sedangkan secara kredit terdapat masalah, karena menggunakan sistem pembayaran yang dilakukan secara angsuran. Transaksi penjualan dengan sistem angsuran, terdapat kasus kemacetan dalam pembayaran. Kredit macet terjadi karena tiga hal, yakni: Pertama, kredit macet yang terjadi dikarenakan suatu musibah. Kedua, kredit macet yang terjadi dikarenakan objek angsuran atau sepeda motor hilang. Ketiga, kredit macet yang terjadi dikarenakan karakter orang yang tidak dapat dipercaya.
Berangkat dari masalah di atas, maka penyusun merasa tertarik untuk meneliti apakah model penyelesaian kredit macet dari masing-masing faktor penyebab terjadinya kredit macet yang dilakukan oleh KSU Al-Husain Jepara, telah sesuai dengan hukum Islam atau kah belum. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Metode pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Observasi langsung dilakukan di KSU Al-Husain. Wawancara dilakukan kepada manajer pusat KSU Al-Husain secara lisan. Dokumentasi dilakukan dengan cara mendokumentasikan dokumen dan literatur yang berhubungan dengan materi penelitian. Kepustakaan dilakukan dengan menelaah buku-buku yang relavan dengan permasalahan yang penulis teliti. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan Normatif.
Penyelesaian kredit macet yang dilakukan oleh pihak KSU Al-Husain atas ketiga faktor penyebab kredit macet tersebut, telah sesuai dengan prinsip hukum Islam. Setelah peneliti melakukan penelitian yang kemudian disimpulkan, penanganan kredit tersebut terlebih dahulu menerapkan jalan kekeluargaan. Jalan kekeluargaan yang diambil adalah memberikan tambahan jangka waktu pembayaran pada nasabah yang mengalami musibah. Nasabah yang mengalami kehilangan sepeda motor, jalan kekeluargaan yang ditempuh adalah memberikan pilihan tetap membayar atau apabila tidak membayar, angsuran yang masih kurang dihapuskan. Pada nasabah yang memiliki karakter tidak amanah, jalan yang dilakukan adalah memberikan teguran, dan apabila teguran tidak dihiraukan maka jalan satu-satunya adalah mengeksekusi barang jaminan yang diberikan sebelumnya oleh nasabah. Hal inilah yang diterapkan oleh pihak KSU al-Husain dalam menyelesaikan kredit macet yang sedang dialami.
Dari penelitian lapangan yang penyusun lakukan di KSU Al-Husain mengenai penyelesaian kredit macet yang terjadi, dan kemudian membandingkan dengan teori penyelesaian kredit macet menrut hukum Islam dan umum. Penyelesaian kredit macet yang dilakukan KSU Al-Husain telah sesuai dengan hal tersebut.
vii
MOTO
”Kerjakanlah setiap aktivitas dengan
perasaan senang dan bahagia.”
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
� Kampus tercintaku UIN Sunan Kalijaga Yogayakarta.
� Fakultas Syari’ah dan Hukum.
� Jurusan Mu’amalat.
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 158/1987 dan
0543b/U/1987.
A. Konsonan tunggal
Huruf Arab
Nama Huruf Latin Keterangan
ا� ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل
Alîf Bâ’
Tâ’
Sâ’
Jîm
Hâ’
Khâ’
Dâl
Zâl
Râ’
zai
sin
syin
sâd
dâd
tâ’
zâ’
‘ain
gain
fâ’
qâf
kâf
lâm
mîm
tidak dilambangkan
b
t
ṡ
j
ḥ
kh
d
ż
r
z
s
sy
ṣ
ḍ
ṭ
ẓ
‘
g
f
q
k
l
tidak dilambangkan
be
te
es (dengan titik di atas)
je
ha (dengan titik di bawah)
ka dan ha
de
zet (dengan titik di atas)
er
zet
es
es dan ye
es (dengan titik di bawah)
de (dengan titik di bawah)
te (dengan titik di bawah)
zet (dengan titik di bawah)
koma terbalik di atas
ge
ef
qi
ka
`el
x
م ن و هـ ء ي
nûn
wâwû
hâ’
hamzah
yâ’
m
n
w
h
’
Y
`em
`en
w
ha
apostrof
ye
B. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap
�ّ�� دةّ�ة
ditulis
ditulis
Muta‘addidah
‘iddah
C. Ta’ marbutah di akhir kata
1. Bila dimatikan ditulis h
�� � ��
ditulis
ditulis
HHHH>{>{ >{>{ikmah
‘illah
(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap
dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya).
2. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah,
maka ditulis dengan h.
ditulis آ�ا� ا�و���ء Karāmah al-auliyā’
3. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah
ditulis t atau h.
ditulis زآ�ة ا���� Zakāh al-fiṭri
xi
D. Vokal pendek
__�_
��� __�_
ذآ�__�_
#"ه
fathah
kasrah
dammah
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
a
fa’ala
i<
żukira
u
yażhabu
E. Vokal panjang
1
2
3
4
Fathah + alif
$�ه���fathah + ya’ mati
%&'( kasrah + ya’ mati
آـ�#(dammah + wawu mati
��وض
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ā
jāhiliyyah
ā
tansā
ī
karīm
ū
furūd{
F. Vokal rangkap
1
2
Fathah + ya’ mati
) '�. fathah + wawu mati
01ل
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ai
bainakum
au
qaul
G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan
apostrof
أأ�2( أ�ت
)(� 5 67�
ditulis
ditulis
ditulis
A’antum
U‘iddat
La’in syakartum
xii
H. Kata sandang alif + lam
1. Bila diikuti huruf Qomariyyah ditulis dengan menggunakan huruf “l”.
ا�:�9ن:��سا�
ditulis
ditulis
Al-Qur’ ān
Al-Qiy ās
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf l (el) nya.
ا�&�>ء ا�<�=
ditulis
ditulis
As-Samā’
Asy-Syams
I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Ditulis menurut penulisannya.
ذوي ا���وض أه� ا�&'�
ditulis
ditulis
Żawī al-furūd {{ {{
Ahl as-Sunnah
xiii
KATA PENGANTAR
� ا�ّ����� ا� ا�ّ��
� ا�� � � رّب ا� !� "ّ� �� !� ا��را�َ� ��� وا�َ��� و ��و� ����� . ا��� �
� و!&ا�� و��%� و$� �� ا� ��م ا����ّ��.
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga masih diberikan iman, Islam, dan
ihsan. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membimbing kita ke arah yang lebih baik, sehingga
dapat menikmati keindahan iman dan Islam.
Penyusun bersyukur kepada Allah SWT, karena dapat menyelesaikan
skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu dalam Ilmu Hukum Islam pada Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul: “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Model Penyelesaian Kredit Macet Leasing Sepeda Motor Second (Studi Kasus Di
Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Husain Desa Watuaji Kecamatan Keling
Kabupaten Jepara)”. Penyusun menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, dan tentunya banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan.
Karenanya penyusun senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membangun dari berbagai pihak.
Dengan menaruh rasa kesadaran, tanpa bantuan mereka semua skripsi ini
tidak akan terselesaikan dengan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
xiv
besarnya kepada para pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini:
1. Bapak Noorhaidi Hasan, MA., M.Phil., Ph.D. Dekan Fakultas Syari’ah UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Abdul Mujib, S. Ag., M. Ag. Ketua Jurusan Mu’amalat Fakultas
Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Abdul Mughits, S. Ag., M. Ag. Sekretaris Jurusan Mua’amalat
Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Bapak Gusnam Haris, S. Ag., M. Ag. selaku Pembimbing I.
5. Ibu Ratnasari Fajariya Abidin, S. H., M. H. selaku Pembimbing II.
6. Kedua orang tuaku Drs. Junarso dan Dra. Sri Utami, adikku tercinta Cahya
Nanda Satria yang telah memberikan do’a dan dukungannya. Kalianlah
orang terpenting dalam hidupku yang selalu menjadi semangatku dalam
segala hal.
7. Teman perempuan terbaikku Ihda Lailatul Fitria, yang telah memberikan
dukungannya.
8. Nova Choiruddin Mahardika, Damar Saloka Anggoro, Hade Danil, Saha
Budi (temen-temen kost 639) yang setia memberikan dukungan dalam
segala hal, semoga kalian semua lekas lulus dan sukses selalu.
9. Teman-teman Muamalat 2009, serta bagi seluruh pihak yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu, saya ucapkan terima kasih. Demikian semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya. Amin.
xv
Penyusun
Destian Angga Satria NIM. 09380067
Yogyakarta, 01 September 2013
25 Syawwal 1434 H
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iii
PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi
MOTTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xvi
BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Pokok Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Telaah Pustaka ......................................................................... 6
E. Kerangka Teoretik ................................................................... 8
F. Metode Penelitian .................................................................... 14
G. Sistematika Pembahasan ......................................................... 17
BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS-ASAS
MUAMALAH DAN KREDIT MACET .................................... 19
A. Pengertian Dan Dasar Hukum .................................................. 19
B. Asas-Asas Muamalah ............................................................... 21
xvii
C. Kredit Macet . ........................................................................... 24
BAB III : PENYELESAIAN KREDIT MACET LEASING SEPEDA
MOTOR SECOND DI KSU AL-HUSAIN ................................ 38
A. Sejarah Singkat Dan Gambaran Umum .................................. 38
B. Produk Yang Ditawarkan ........................................................ 43
C. Kredit Macet: Faktor Dan Latar Belakang .............................. . 45
D. Kredit Macet: Proses Penyelesaiannya .................................... 46
BAB IV : ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MODEL
PENYELESAIAN KREDIT MACET LEASING SEPEDA
MOTOR SECOND DI KSU AL-HUSAIN DESA WATUAJI
KECAMATAN KELING KABUPATEN JEPARA ................. 48
A. Analisis tentang Model dan hal-hal yang menjadi Dasar
Penyelesaian Kredit Macet Leasing Sepeda Motor Second di
KSU Al-Husain Watuaji, Keling, Jepara ................................. 48
B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penyelesaian Kredit Macet
Leasing Sepeda Motor Second di KSU Al-Husain ................. 51
BAB V : PENUTUP ..................................................................................... 57
A. Kesimpulan .............................................................................. 57
B. Saran-Saran ............................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
TERJEMAHAN
BIOGRAFI ULAMA
xviii
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
SURAT BUKTI PENELITIAN DARI KSU AL-HUSAIN
DRAFT WAWANCARA
DRAFT PEMBAYARAN PEMBIAYAAN KREDIT
CURICULUM VITAE
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan kendaraan sepeda motor di Indonesia sangatlah populer, itu
semua dikarenakan harganya yang relatif murah, terjangkau untuk beberapa kalangan
dan penggunaan bahan bakarnya irit, serta biaya operasionalnya juga sangat rendah.1
Hal tersebut yang membuat bisnis kendaraan sepeda motor menjanjikan sebagai
peluang usaha. Berkembangnya bisnis sepeda motor, membuat para pelaku usaha
mencari terobosan baru yang dapat membuat bisnisnya semakin maju. Salah satu
terobosan baru yang muncul adalah leasing, dan leasing saat ini sering dipergunakan
dalam bisnis sepeda motor. Leasing (Financial Lease) dalam istilah Fiqh Muamalah
dapat disebut dengan al-Ija<rah (ا���رة) al-Muntahiyah (���� �� ) bit at-Tamlik (ا
����ا ), ini diartikan dengan perpaduan antara kontrak jual beli dengan akad sewa,
atau akad sewa yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan barang di tangan
penyewa.2 Kemudian dalam dunia bisnis, leasing dalam aplikasinya dapat diartikan
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Sepeda_motor, diakses tanggal 26 Maret 2013.
2 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),
hlm. 161-162.
2
sebagai pembiayaan barang modal dengan membayar sewa selama jangka waktu
tertentu.3
Peran koperasi di Indonesia tetap dibutuhkan oleh masyarakat, lebih-lebih
bagi kalangan menengah ke bawah. Dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas
azas kekeluargaan dan dengan sukarela guna meningkatkan kesejahteraan bersama.
Bentuk transaksi dalam koperasi adalah menghimpun dana dan menyalurkannya
melalui kegiatan simpan pinjam dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan
maupun koperasi lain dan/ atau anggotanya.4
Obyek yang akan penulis teliti adalah Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-
Husain Jepara yang bertempat di Watuaji, Keling, Jepara. Dengan berdirinya KSU
Al-Husain sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat umum, karena tujuan khususnya
untuk mensejahterakan perekonomian anggota koperasi dan pada umumnya untuk
masyarakat luas. KSU Al-Husain adalah koperasi yang memiliki kegiatan usaha
simpan pinjam dan leasing sepeda motor second. Kegiatan simpan pinjam di sini
sama dengan koperasi-koperasi pada umumnya, yaitu melayani nasabah yang ingin
3 Abdul Ghafur Anshori, Penerapan Prinsip Syari’ah (Dalam Lembaga Keuangan, Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Pembiayaan) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 145.
4 Imsyahatur Rosidah, “Perbedaan Strategi Penyelesaian Kredit Atau Pembiayaan Bermasalah Pada KSP Dadi Makmur Dan KJKS BMT Mitra Usaha Insani”. Skripsi, tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga, 2007, hlm. 1-2.
3
menyimpan uangnya, dan memberikan pinjaman modal bagi nasabah yang
membutuhkan dana untuk usahanya.
Kegiatan usaha lainnya yang tak kalah menariknya adalah leasing sepeda
motor second. KSU Al-Husain dalam perdagangannya memiliki sebuah dealer motor
yang bernama Joen motor. Mekanisme leasing pada koperasi ini adalah KSU Al-
Husain sebagai pihak yang memberikan jasa pembiayaan sepeda motor (lessor),
sedangkan Joen motor sebagai pihak yang menjual sepeda motor (supplier), dan
konsumen atau pembeli sebagai pihak yang memperoleh pembiayaan sepeda motor
(lesse). Dalam transaksinya, pihak Joen motor di sini sebagai pengelola sepeda motor,
sedangkan KSU Al-Husain sebagai pihak yang melaksanakan transaksi
pembayarannya.
Penjualan secara cash atau tunai tidak terdapat masalah, karena di sini
pembeli tinggal memberikan sejumlah uang yang telah disepakati untuk sebuah
sepeda motor yang dipilih, kemudian pembeli langsung dapat memiliki sepeda motor
tersebut secara sah. Berbeda dengan penjualan yang dilakukan dengan cara kredit,
lebih rumit dan perlu waktu dalam pembayaran. Penjualan sepeda motor second
secara kredit, mekanisme transaksinya adalah sebagai berikut: transaksi
pembeliannya dilakukan dengan cara angsuran, sesuai dengan uang muka yang
diberikan. Pihak koperasi akan memberikan pilihan angsuran, sedangkan pihak
pembeli diberi kesempatan untuk memilih angsuran yang kira-kira tidak membebani
4
di dalam pelunasannya. Setelah proses tersebut selesai, maka pihak pembeli dapat
membawa sepeda motor yang dipilih tadi untuk dimiliki.
Tahap awal angsuran nasabah seringkali meyakinkan bagi pihak koperasi,
tetapi dengan berjalannya waktu, pembayaran angsuran tidak selamanya berjalan
mulus. Kendala-kendala yang mempengaruhi di antaranya: usaha dari pihak nasabah
macet sehingga tidak dapat membayar angsuran tepat waktu, sengaja menunda-nunda
dalam membayar angsuran. Hal ini memungkinkan terjadinya kredit macet, di mana
tidak diinginkan oleh semua organisasi usaha.
KSU Al-Husain sebagai sebuah badan usaha yang melakukan perdagangan
dalam kegiatannya sudah pernah mengalami kasus kredit macet, beraneka ragam
bentuk kasus kredit macet yang dialaminya, dan di antaranya: Pertama, kredit macet
yang terjadi dikarenakan suatu musibah. Kedua, kredit macet yang terjadi
dikarenakan obyek angsuran atau sepeda motor hilang. Ketiga, kredit macet yang
terjadi dikarenakan karakter orang yang tak dapat dipercaya. Faktor-faktor tersebutlah
yang mengakibatkan terjadinya kredit macet. KSU Al-Husain tentu memiliki
kebijakan-kebijakan yang akan diambil untuk mengatasi atau menyelesaikannya.
Kebijakan-kebijakan yang diambil bervariatif, karena tergantung pada faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya kredit macet. Salah satu kebijakan yang menarik
adalah pada saat obyek angsuran atau dalam hal ini sepeda motor hilang. Kebijakan
yang diambil yaitu saldo pinjaman yang belum dilunasi oleh nasabah akan
5
dihapuskan. Sehingga dalam hal ini, koperasi menanggung segala kerugian atas saldo
pinjaman yang belum dilunasi oleh nasabah.
Pada satu tahun terakhir ini, kredit macet yang terjadi pada KSU Al-Husain
adalah sebesar 2% dari seluruh saldo pinjaman, total pinjaman pada tahun 2013 ini
berjumlah 1500 nasabah. Kemacetan kredit pinjaman yang dialami oleh koperasi ini
adalah kemacetan yang sedikit. 5
Dari paparan penulis di atas, penulis sangat tertarik untuk meneliti model-
model kebijakan yang diambil dalam menyelesaikan berbagai permasalahan
mengenai kredit macet pada leasing sepeda motor second di KSU Al-Husain, serta
hal-hal yang mendasari atas pengambilan kebijakan tersebut. KSU Al-Husain
termasuk koperasi yang kemacetan kreditnya sedikit, dari sedikit kemacetan ini
apakah kebijakan-kebijakan yang diambil dapat menyelesaikannya.
B. Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penulisan ini
permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana model dan hal-hal yang menjadi dasar penyelesaian kredit macet
leasing sepeda motor second di KSU Al-Husain Watuaji, Keling, Jepara?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap penyelesaian kredit macet Leasing
Sepeda Motor Second di KSU Al-Husain tersebut?
5 Wawancara dengan Subhan, Manajer KSU Al-Husain, Watuaji, Keling, Jepara, tanggal 20
Maret 2013.
6
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana model dan hal-hal yang mendasari dari penyelesaian
yang digunakan oleh KSU Al-Husain dalam menyelesaikan kredit macet.
2. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian kredit macet leasing menurut hukum
Islam di KSU Al-Husain.
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif dalam upaya
memecahkan masalah mengenai kredit macet yang ada di berbagai koperasi di
Indonesia.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangasih pemikiran dalam
khasanah intelektual bagi Civitas Akademika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
khususnya jurusan Mu’amalat.
D. Telaah Pustaka
Kajian tentang penyelesaian kredit macet telah banyak dilakukan oleh para
penulis maupun peneliti terdahulu, di antaranya: Skripsi Fajar Burhanum Sholichah
(2006) tentang “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Kredit Macet Simpan Pinjam BMT
7
Bina Ummah Godean : Tahun 2004-2005”. Skripsi tersebut hanya membahas tentang
pengelolaan dan juga penyelesaian kreditnya menurut tinjauan hukum Islam.6
Muhammad Afif (2004) tentang “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Upaya
Penyelesaian Wanprestasi Dalam Transaksi Sewa Beli Sepeda Motor : Studi Kasus
Di Dealer Makmur Motor Kotamadya Padang”. Dalam skripsi ini dibahas tentang
proses penyelesaian wanprestasi pada perjanjian sewa beli sepeda motor dan
kemudian pandangan hukum Islamnya.7
Moh. Ridwan Afandi (2006) tentang “Tinjauan Huukum Islam Terhadap
Pelaksanaan Kredit Pada Koperasi Haji Serba Usaha "WALISONGO" PATI”. Skripsi
ini menjelaskan tentang pelaksanaan kredit terutama kredit koperasi tentang
tambahan atas bunga/ jasa, denda keterlambatan pengembalian pinjaman dan jaminan
surat berharga yang menyertai pinjaman koperasi dari pihak penjamin menurut
tinjauan hukum Islam.8
6 Fajar Burhanum Sholichah,“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Kredit Macet Simpan Pinjam BMT Bina Ummah Godean : Tahun 2004-2005”. Skripsi, tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga, 2006.
7 Muhammad Afif, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Upaya Penyelesaian Wanprestasi Dalam Transaksi Sewa Beli Sepeda Motor : Studi Kasus Di Dealer Makmur Motor Kotamadya Padang”. Skripsi, tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga, 2004.
8 Moh. Ridwan Afandi, ”Tinjauan Huukum Islam Terhadap Pelaksanaan Kredit pada Koperasi Haji Serba Usaha "WALISONGO" PATI”. Skripsi, tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga, 2006.
8
Penulis yang akan bahas dalam skripsi ini adalah bagaimana model-model
kebijakan dan hal-hal yang menjadi dasar penyelesaian kredit macet pada leasing
sepeda motor second di KSU Al-Husain yang ditinjau dari segi asas-asas muamalah.
Dan kemudian penyelesaian kredit macet tersebut ditinjau menggunakan hukum
Islam.
E. Kerangka Teoretik
Manusia dalam sisi pemenuhan kebutuhan hidup, menggunakan segenap
potensi dan kemampuan masing-masing. Hal demikian terlihat dari hasil usaha
manusia yang bervariatif dan berimplikasi kepada tingkatan sosial mereka. Tingkatan
sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia akan memberikan kebaikan bagi
mereka, jika satu dengan yang lainnya saling mengisi dan tidak saling mendzalimi.
Konsep sosial seperti itulah yang diatur dalam Al-Qur’an untuk terjaga keharmonisan
sosial sebagai kebutuhan dasar bagi umat manusia. Perbedaan tingkatan
perekonomian yang melatarbelakangi perbuatan kredit kerap terjadi dalam kehidupan
manusia. Dasar kredit dijelaskan dalam firman Allah SWT, yaitu:
�� ������ �� �� �� ���� ������� �� ���� �� ����� !"#�� $#�� ��� %
&�'�().9
9 Al-Baqarah (2) : 245.
9
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menganjurkan untuk memberikan
pinjaman harta kepada orang yang membutuhkan, dan ada balasan atas hal tersebut.
Kata kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti kepercayaan
atau dalam bahasa latin “Creditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Dalam
praktik sehari-hari, pengertian ini selanjutnya berkembang lebih luas lagi antara lain:
1. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan
suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan/ ditangguhkan
pada suatu jangka waktu yang disepakati.10
2. Pengertian kredit menurut perbankan di Indonesia, berdasarkan Pasal 1 ayat (11)
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan merumuskan sebagai
berikut:
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.11
Sedangkan kata kredit di dalam fiqh mu’amalah dipersamakan dengan qard}
atau hutang piutang, yang dapat diartikan dengan dua pengertian. Secara (��ض)
harafiah, qard} (ض��) berarti bagian, bagian harta yang diberikan kepada orang lain.
10
Teguh Pudjo Muljono, Manajemen Perkreditan (Bagi Bank Komersiil) (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001), hlm. 9.
11 Pasal 1 ayat (11) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan.
10
Menurut istilah, qard} (ض��) merupakan akad peminjaman harta kepada orang lain
dengan adanya pengembalian semisalnya.12
Akad qard} (ض��) atau kredit akan sah jika dilakukan oleh orang yang
memiliki kompetensi atau kemampuan di bidang tersebut, karena akad ini identik
dengan akad jual beli. Selain itu, harus dilakukan dengan adanya ija<b (ا���ب) qabu<l
karena mengandung pemindahan kepemilikan kepada orang lain. Mayoritas ,(ا ���ل)
ulama (Jumhur Ulama) berpendapat, dalam akad qard} (ض��) tidak boleh
dipersyaratkan dengan batasan waktu untuk mencegah terjerumus dalam riba al
nasi’ah ( ���ا� ). Namun demikian, Imam Malik membolehkan akad qard} (ض��)
dengan batasan waktu, karena kedua belah pihak memiliki kebebasan penuh untuk
menentukan kesepakatan dalam akad.
Syarat sahnya qard} (ض��) adalah orang yang memberi pinjaman benar-benar
memiliki harta yang akan dipinjamkan tersebut. Harta yang dipinjmakan hendaknya
berupa harta yang ada padanannya baik yang bisa ditimbag, diukur maupun dihitung.
Syarat selanjutnya adalah adanya serah terima barang yang dipinjamkan, dan
hendaknya tidak terdapat manfaat (imbalan) dari akad ini bagi orang yang
meminjamkan, karena jika hal itu terjadi maka akan menjadi riba< (��� Terkait .(ا
dengan bonus atau hadiah tersebut, mayoritas ulama membolehkan sepanjang tidak
dipersyaratkan dalam akad atau kesepakatan awal.13
12 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),
hlm. 254. 13 Ibid., hlm. 255-257.
11
Kredit dalam kenyataannya haruslah dipersaksikan atau ditulis disebuah
kertas. Kertas ini dapat digunakan sebagai bukti kemudian hari, bila terjadi sebuah
permasalahan sengketa terhadap kedua belah pihak terkait penyelesaian kredit
tersebut. Telah dijelaskan di dalam Firman Allah SWT, yaitu:
,!�-!������� �&�� ��./ 01��.( ����2 !3�!� 4'56 7��... 89:9;14
Potongan ayat di atas menjelaskan untuk menulis hutang-piutang di sebuah
kertas sebagai alat bukti nantinya.
Apabila debitur (peminjam) pada saat jatuh tempo mengalami kemacetan,
karena sedang mengalami kesulitan. Maka kreditur (pemberi pinjaman) dapat
memberikan kompensasi atau penangguhan waktu kepada debitur. Di samping
merupakan kewajiban kita untuk saling tolong menolong dalam kebaikan, juga
sebagai salah satu pelaksanaan kewajiban yang telah disyaratkan di dalam Firman
Allah SWT, yaitu:
��>�� )� )��%�?%��2 � %������@�&�!."( ) 0A���)&3B�( 01� ) 89:C;15
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menganjurkan untuk memberikan
penangguhan atau kompensasi dalam hal hutang-piutang.
14 Al-Baqarah (2): 282. 15
Al-Baqarah (2): 280.
12
Unsur-unsur dalam kredit adalah sebagai berikut:
a. Kepercayaan
Kepercayaan (trust) adalah sesuatu yang paling utama dari unsur kredit yang
harus ada karena tanpa ada rasa saling percaya antara kreditur dan debitur maka akan
sangat sulit terwujud suatu sinergi kerja yang baik.
b. Waktu
Waktu (time) adalah hal yang menjadi kesepakatan bagi para pihak dalam
menentukan sejauh mana kredit tersebut harus dibayarkan oleh pihak debitur.
c. Risiko
Risiko (risk) adalah keadaan yang terburuk yaitu pada saat kredit tersebut
tidak kembali atau timbulnya kredit macet.
d. Prestasi
Prestasi (achievement) adalah usaha dari debitur mengelola kredit yang telah
diberikan oleh kreditur, yang kemudian pada waktunya dapat mengembalikan sesuai
dengan perjanjian yang disepakati.
e. Kreditur
Kreditur adalah pihak yang memilki uang (money), barang (goods), jasa
(service) untuk dipinjamkan kepada pihak lain, dengan harapan dari hasil pinjaman
itu diperoleh keuntungan dalam bentuk bunga (interest) sebagai balas jasa dari uang,
barang, atau jasa yang telah dipinjam tersebut.
13
f. Debitur
Debitur adalah pihak yang memerlukan uang (money), barang (goods), jasa
(service) dan berkomitmen untuk mampu mengembalikannya tepat, sesuai dengan
waktu yang disepakati serta bersedia menanggung berbagai risiko jika melakukan
keterlambatan sesuai dengan ketentuan administrasi dalam kesepakatan perjanjian
yang tertera di sana.16
Dalam melakukan suatu perkreditan secara sehat, perlu diketahui terlebih
dahulu prinsip-prinsipnya. Biasanya sering dikenal dengan prinsip 5C atau juga ada
yang menyebutnya 6C, antara lain:
1) Karakter (character)
Manfaat dari penilaian soal karakter ini untuk mengetahui sampai sejauh mana
tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya dari calon debitur, sebab walaupun calon debitur tersebut
cukup mampu untuk meyelesaikan utangnya tetapi kalau tidak mempunyai itikad baik
tentu akan membawa berbagai kesulitan bagi bank di kemudian hari.
2) Kapasitas (capacity)
Maksud dari penilaian soal kapasitas adalah untuk menilai sampai di mana
hasil usaha yang akan diperolehnya tersebut, akan mampu untuk melunasinya tepat
pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
3) Modal (capital)
16 Irham Fahmi dkk, Pengantar Manajemen Perkreditan (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 7-
8.
14
Modal di sini adalah jumlah dana/ modal sendiri yang dimiliki oleh calon
debitur. Semakin besar modal yang dimilki, maka ia akan semakin dipercaya dalam
melakukan kredit.
4) Jaminan (collateral)
Jaminan diartikan dengan barang-barang yang diserahkan oleh peminjam/
debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaatnya adalah sebagai alat
pengamanan apabila usaha yang yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau
sebab-sebab lain di mana debitur tidak dapat melunasi kreditnya dari hasil usahanya
yang normal.
5) Kondisi Ekonomi (condition of Economy)
Kondisi ekonomi dapat diartikan dengan situasi dan kondisi politik, sosial,
ekonomi, budaya dan lain-lain. Maksud dari penilaian ini adalah untuk mengetahui
sampai sejauh mana kondisi-kondisi yang mempengaruhi perekonomian yang suatu
negara/ daerah akan memberikan dampak yang bersifat positif ataupun dampak yang
negatif terhadap perusahaan yang memperoleh kredit tersebut.
6) Keadaan Memaksa (constrain)
Keadaan memaksa merupakan hambatan-hambatan yang tidak memungkinkan
seseorang melakukan bisnis di suatu tempat tersebut.17
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
17 Teguh Pudjo Muljono, Manajemen (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001), hlm. 11-18.
15
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research)
yaitu penelitian yang datanya dicari melalui pengamatan-pengamatan dan sumber
data di lapangan. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Husain
Jepara.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik, yaitu penulis akan
mengkaji ulang masalah tersebut dan selanjutnya dianalisa setelah mendapatkan data
secara jelas.
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, maka
penulis menggunakan data yang diperlukan dengan cara:
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu tehnik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian kualitatif. Observasi dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan pada subyek penelitian atau fenomena-fenomena yang terjadi. Dalam hal
ini penulis akan mengadakan pengamatan secara langsung yang bertujuan untuk
memperoleh data mengenai penyelesaian kredit macet leasing sepeda motor second
motor di Jepara, penulis mengadakan pengamatan secara langsung di lokasi terhadap
obyek yang akan diteliti.
16
b. Wawancara
Wawancara yang digunakan adalah bentuk “semi structured”. Tujuan
wawancara jenis ini adalah menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Pihak
yang diajak wawancara adalah manajer dari Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Husain,
yang akan dimintai pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti
harus mendengarkan secara teliti dan mencatat semua yang dikemukakan oleh
responden. Dengan demikian, jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel,
dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.18
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud adalah penulis mengadakan penelitian terhadap
obyek penelitian serta data lain yang berkaitan dengan apa yang diteliti. Data yang
diperoleh di lapangan nantinya dapat berupa arsip atau buku-buku lain tentang
“Kegiatan Koperasi Al-Husain” Jepara.
d. Kepustakaan
Kepustakaan merupakan teknik menelaah buku-buku yang relavan dengan
permasalahan yang penulis teliti.
4. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian untuk mendapatkan data yang penulis gunakan adalah
pendekatan Normatif:
a. Pendekatan Normatif
18 Beni Ahmad Saebani, Metode Peneltian (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), hlm. 186-
192.
17
Pendekatan Normatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan normatif tentang hubungan antara satu peraturan dengan peraturan lain
dan penerapan dalam prakteknya.
5. Analisis Data
Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, kemudian langkah selanjutnya
adalah menganalisis data dengan menggunakan metode analisis data kualitatif yaitu
mengklasifikasi data-data yang diperoleh atau yang dikumpulkan dan diberi
penafsiran seperlunya untuk diambil kesimpulan. Kemudian metode analisis data ini
menggunakan tehnik berfikir induktif, yaitu berangkat pengetahuan yang bersifat
khusus untuk ditarik kesimpulan bersifat umum. Berangkat dari teori yang ada
kemudian mengadakan penelitian di Koperasi Al-Husain Jepara.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan penulisan, maka sistematika pembahasan dalam
penelitian ini dibagi menjadi lima bab dengan rincian sebagai berikut:
Bab pertama, sebagai langkah awal penulis melakukan penelitian, maka pada
bab pertama ini meliputi pendahuluan yang berfungsi sebagai pengantar kepada
materi pembahasan bab-bab berikutnya. Bab ini terdiri dari beberapa subbab, yaitu:
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah
pustaka, kerangka teoretik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
18
Bab kedua, merupakan kelanjutan dari bab pertama. Bab ini membahas
tentang gambaran secara umum tentang akad pembiayaan murabahah dan
penyelesaian ketika terjadi kemacetan pembayaran.
Bab ketiga, menjelaskan tentang diskripsi umum KSU Al-Husain yang
memuat tentang kondisi umum geografis dan ekonomis, gambaran umum, prosedur
pelaksanaan kredit sepeda motor second, kredit macet dan faktor-faktor penyebabnya,
dan upaya penyelesaian kredit macet.
Bab keempat, menjadi inti dari pembahasan dalam skripsi ini, yaitu tentang
analisis pada model kebijakan yang diambil dalam penyelesaian kredit macet sepeda
motor second di KSU Al-Husain Jepara.
Bab kelima, merupakan bab terakhir yang merupakan kesimpulan, sekaligus
penutup bagi seluruh rangkaian penelitian ini.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis atas hasil penelitian lapangan di KSU Al-Husain
tentang penyelesaian kredit macet dan membandingkannya dengan teori hukum
Islam, maka hasil kesimpulannya adalah sebagai berikut:
Pertama, pembiayaan kredit sepeda motor second haruslah memuat unsur
keadilan dan kemaslahatan bagi para pihak. Ketika pembiayaan kredit di awal telah
memenuhi unsur-unsur tersebut, maka hal ini bisa menjadi dasar dalam melakukan
eksekusi atas kredit macet yang terjadi. Pembiayaan kredit ini setelah dibandingkan
dengan asas-asas mu’amalah yang ada delapan (8) unsur tersebut. Kesimpulannya
adalah sebagai berikut: pembiayaan kredit tidak sesuai dengan asas Mu’amalah yang
kedua mengenai kebebasan berakad (mabda’ hurriyyah at-ta’a>qud). Akad yang
dilakukan masih mengandung unsur riba, dalam hal ini bunga. Selain asas ini,
pembiayaan kredit pada KSU Al-Husain telah memenuhi asas-asas lainnya. Sehingga
hal ini dapat menjadi dasar untuk melakukan eksekusi kredit macet yang terjadi
akibat kelalaian nasabah. Hal ini, bisa dijadikan sebagai dasar untuk melakukan
penyelesaian kredit macet yang diakibatkan oleh kelalaian nasabah, karena
pembiayaan ini sudah memenuhi syarat keadilan dan kemaslahatan.
59
Kedua, kredit macet pada KSU Al-Husain terjadi karena tiga faktor, yaitu:
pertama, kredit macet yang terjadi karena kebangkrutan; kedua, dikarenakan obyek
yang dalam hal ini adalah sepeda motor second hilang; dan ketiga, karena karakter
atau sifat nasabah yang tidak dapat diberi tanggung jawab dalam membayar angsuran
dengan tepat.
Dalam hal ini, dasar penyelesaian kredit macet yang digunakan dalam
menyelesaikannya adalah menggunakan prinsip Islam dan prinsip umum yang
digunakan oleh perbankan, yaitu sebagai berikut:
1. Pada prinsip Islam menggunakan surah Al-Baqarah ayat 280 tentang pemberian
waktu tangguh dan menghapus piutang atas orang yang tak mampu. Sedangkan
pada prinsip umum perbankan menggunakan rescheduling atau memperpanjang
jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran.
2. Prinsip reconditioning atau memberikan pembebasan bunga.
3. Surah Al-Baqarah ayat 283 tentang pengambilan jaminan dalam hal piutang.
Melihat penyelesaian kredit macet yang dilakukan oleh KSU Al-Husain,
kemudian membandingkan dengan teori hukum Islam. Penyelesaian kredit macet
yang dilakukan oleh KSU Al-Husain telah memenuhi prinsip-prinsip dari hukum
Islam.
60
B. Saran
Saran yang diberikan penulis untuk membantu dalam menyelesaikan kredit
macet yang terjadi pada KSU Al-Husain meliputi:
1. KSU AL-Husain dalam memutuskan memberikan pembiayaan kredit perlu
melakukan analisis secara tepat dan teliti, sehingga pembiayaan nantinya dapat
berjalan dengan lancar.
2. Perlu adanya pengawasan secara terus menerus kepada pihak nasabah, untuk
menghindari terjadinya kredit macet yang berulang-ulang.
3. Adanya kerja sama antara pihak koperasi dengan pihak penarik atau bagian
lapangan dalam hal pengawasan terhadap nasabah.
4. Kebijakan-kebijakan yang akan diambil terhadap faktor-faktor yang menyebabkan
kredit macet perlu untuk diinformasikan kepada pihak nasabah yang akan
melakukan pembiayaan, di sini bertujuan untuk memberikan informasi bagi
nasbah jika melakukan hal tersebut.
5. Jaminan sebagai pagar pengamanan terakhir perlu untuk ditingkatkan.
6. Mengenai risiko penghapusan angsuran yang kurang bagi obyek yang hilang perlu
dihilangkan. Nasabah tetap harus membayar, karena sejatinya hutang itu harus
dibayar.
61
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Qur’an:
‘Ali, Al-Jumanatul, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Bandung: CV Penerbit J-
ART, 2005.
2. Hadits:
Muhammad, Imam Abu Abdullah bin Ismail bin Ibrahim, Kitab Shahih Al-
Bukhari, juz 3-4, Syarikah An-Nur Asia, 1981.
Ahmad bin Hambal, Imam, Musnad Ahmad bin Hambal (edisi revisi), juz 33,
Saudi Arabia: Mu’assasah Arrisalah, 2009.
Sulaiman, Abu Dawud bin Al-Asy’ats As-Sajstani, Sunan Abu Dawud, juz 3, Dar
Al-Fikr, t.t.
3. Ushul Fiqh:
Djuwaini, Dimyauddin, Pengantar Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010.
Muslich, Ahmad Wardi, Fiqh Muamalat, Jakarta: Amzah, 2010.
Afandi, M. Yazid, Fiqh Muamalah (Dan Implementasinya Dalam Lembaga
Keuangan Syari’ah),Yogyakarta: Logung Printika, 2009.
Ghazaly, Abdul Rahman dkk, Fiqh Muamalat, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008.
62
4. Lain-Lain:
Anshori, Abdul Ghafur, Penerapan Prinsip Syari’ah (Dalam Lembaga Keuangan,
Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Pembiayaan), Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008.
Muljono, Teguh Pudjo, Manajemen Perkreditan (Bagi Bank Komersiil),
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001.
Fahmi, Irham dkk, Pengantar Manajemen Perkreditan, Bandung: Alfabeta, 2009.
Saebani, Beni Ahmad, Metode Peneltian, Bandung: CV Pustaka Setia, 2008.
Purwarna, Agung Eko, Perbankan Syari’ah, Yogyakarta: STAIN Po PRESS, 2009.
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Deskripsi dan Ilustrasi),
Yogyakarta: EKONISIA, 2007.
Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007.
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005.
Azhar Basjir, Ahmad, Asas-Asas Hukum mu’amalat (Hukum Perdata Islam),
Yogyakarta: Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia,
1993.
Anwar, Syamsul, Hukum Perjanjian Syariah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2007.
63
UU No. 10 Tahun 1998.
Imsyahatur Rosidah, “Perbedaan Strategi Penyelesaian Kredit Atau Pembiayaan
Bermasalah Pada KSP Dadi Makmur Dan KJKS BMT Mitra Usaha Insani”.
Skripsi, tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Syari’ah UIN Sunan
Kalijaga, 2007.
Fajar Burhanum Sholichah,“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Kredit Macet
Simpan Pinjam BMT Bina Ummah Godean : Tahun 2004-2005”. Skripsi,
tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga, 2006.
Muhammad Afif, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Upaya Penyelesaian
Wanprestasi Dalam Transaksi Sewa Beli Sepeda Motor : Studi Kasus Di
Dealer Makmur Motor Kotamadya Padang”. Skripsi, tidak diterbitkan,
Yogyakarta: Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga, 2004.
Moh. Ridwan Afandi, ”Tinjauan Huukum Islam Terhadap Pelaksanaan Kredit pada
Koperasi Haji Serba Usaha "WALISONGO" PATI”. Skripsi, tidak
diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga, 2006.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sepeda_motor.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
TERJEMAHAN BAHASA ASING (ARAB)
1. Al-Qur’an:
No Hlm Foot Note Terjemah
BAB I
1 8 9 Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki), dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
2 11 14 Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
3 11 15 Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
BAB IV 4 63 7 Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah
tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang).
5 20 4 Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
6
21 5 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
2. Al-Hadits: No Hlm Foot Note Terjemah
BAB II
1 27 13 Telah menceritakan kepada kami Al Makkiy bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Yazid bin
Abi ‘Ubaid dari Salamah bin Al-Akwa’ Radliallahu ‘anhu berkata: “Kami pernah duduk bermajelis dengan Nabi shallahu ‘alaihi wassalam ketika dihadirkan kepada Beliau satu jenazah kemudian orang-orang berkata: “Shalatilah jenazah ini”. Maka beliau bertanya: “Apakah orang ini punya hutang?” Mereka berkata: “Tidak”. Kemudian Beliau bertanya kembali: “Apakah dia meninggalkan sesuatu?” Mereka menjawab: “Tidak”. Akhirnya Beliau menyolatkan jenazah tersebut. Kemudian didatangkan lagi jenazah lain kepada Beliau, lalu orang-orang berkata: “Wahai Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam, shalatilah jenazah ini”. Maka Beliau bertanya kembali: “Apakah dia meninggalkan sesuatu?” Mereka menjawab: “Ada, sebanyak tiga dinar”. Maka Beliau bersabda: “Shalatilah saudaramu ini”. Berkata, Abu Qatadah: “Shalatilah wahai Rasulullah, nanti hutangnya aku yang menanggungnya”. Maka Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menyolatkan jenazah itu”.
2 28 13 Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Uqail dari Ibnu Syihab dari Abu Salamah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa suatu ketika, pernah didatangkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seorang laki-laki yang meninggal dalam keadaan memiliki hutang. Maka beliau pun menanyakan, apakah laki-laki itu meninggalkan sesuatu yang dapat melunasi hutangnya, maka beliau menshalatinya. Namun jika tidak, maka beliau bersabda kepada kaum muslimin: “Shalatilah sahabat kalian ini.” Ketika Allah telah memberikan kemenangan-kemenangan Beliau bersabda: “Aku adalah lebih utama (lebih berhak) melayani kaum mukminin dengan meninggalkan hutang, maka atas dirikulah pelunasannya. Dan barangsiapa yang meninggalkan harta, maka harta itu adalah untuk ahli warisnya.”
3 29 14 Ia disandera dengan utangnya, oleh karena itu segera utang tersebut dilunasi. Kemudian laki-laki itu berkata: “Ya Rasulullah sesungguhnya saya telah membayarnya kecuali ada dua dinar yang dituntut oleh seorang wanita tetapi ia tidak mempunyai saksi.” Kemudian Rasulullah saw bersabda : “Berikan (bayarkan) utang itu
kepadanya, karena sesungguhnya ia berhak atas uang itu.”
4 29 15 Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: Penundaan (pembayaran utang) oleh seseorang yang kaya (mampu) merupakan penganiayaan, dan apabila salah seorang di antara kamu (utangnya) dialihkan kepada orang yang kaya (mampu), maka hendaklah ia menerimanya.
BIOGRAFI ULAMA/ INTELEKTUAL
1. Imam Bukhari
Nama lengkap Imam al-Bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari, sedangkan kuniah beliau adalah Abu Abdullah. Dia lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M) dan meninggal dunia pada tahun 256 H/ 870 M. Ayahnya bernama Ismail bin Ibrahim, dia adalah seorang ulama bermadzhab Maliki dan merupakan murid dari Imam Malik, seorang ulama besar dan ahli fikih. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil. Kemudian Bukhari berguru kepada Syekh Ad-Dakhili, ulama ahli hadits yang masyhur di Bukhara. pada usia 16 tahun bersama keluarganya, ia mengunjungi kota suci terutama Mekkah dan Madinah, dimana dikedua kota suci itu dia mengikuti kuliah para guru besar hadits. Pada usia 18 tahun dia menerbitkan kitab pertama Kazaya Shahabah wa Tabi'in, hafal kitab-kitab hadits karya Mubarak dan Waki bin Jarrah bin Malik. Bersama gurunya Syekh Ishaq, menghimpun hadits-hadits shahih dalam satu kitab, dimana dari satu juta hadits yang diriwayatkan 80.000 perawi disaring menjadi 7275 hadits.
Dia adalah ahli hadits yang termasyhur di antara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah, bahkan dalam kitab-kitab Fiqih dan Hadits, hadits-hadits beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu Hadits). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya. Imam al-Bukhari memiliki banyak karya tulisan, di antaranya adalah Shahih al-Bukhari, al-Adab al-Mufrad, Khalq Af’al al-‘Ibad, Juz’ Raf’ al-Yadain fi ad-Du’a, Juz’ al-Qiraah kalfa al-Imam, Tarikh al-Bukhari, dan beberapa kitab lainnya.
2. Imam Abu Dawud
Nama lengkap Imam Abu Dawud adalah Sulaiman bin Al-Asy’ats bin
Syaddad bin ‘Amru bin ‘Amir, sedangkan kuniah beliau adalah Abu Dawud. Dia dilahirkan tahun 202 H d Sijistan dan meninggal dunia pada tanggal 14 Syawwal 275 H dalam usia 73 tahun. Ayahnya bernama Al-Asy’ats bin Ishak, dia adalah seorang perawi hadits yang meriwayatkan dari Hamad bin Zaid. Dia belajar hadits dari para ulama yang ditemuinya di Hijaz, Syam, Mesir, Irak, Jaziriah, Sagar, Khurasan, dan negeri lainnya. Ulama-ulama yang pernah menjadi gurunya antara lain: Imam Ahmad bin Hanbal, Al-Qanaby, Sulaiman bin Harb, Abu Amr Adh-Dhariri, dan ulama lainnya.
Karya-karya Imam Abu Dawud antara lain: Al Marasil, Masa’il Al-Imam Ahmad, Al-asikh wa Al- Mansukh, Risalah fi Washf Kitab A-Sunan, Al-Zuhud, Ijabat’an Shalawat Al-Jurri, Kitab Al-Qadr, Musnad Malik, As-Sunan, dan lain-lainnya.
3. DIMYAUDDIN DJUWAINI
Nama lengkapnya adalah Dimyauddin Djuwaini. Lahir di Rembang pada 9 Maret 1980. Sarjana Ekonomi Islam (S. EI) jurusan Manajemen Keuangan Syariah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia (2001-2005). Karya-karya yang pernah dihasilkan antara lain: Ekonomi Islam, Pilar-Pilar Ekonomi Islam, Manajemen Syariah, Pengantar Fiqh Muamalah, Kiat Sukses Memberdayakan Zakat, Sejarah Ekonomi Islam.
4. M. YAZID AFANDI
Nama lengkapnya adalah Moch. Yazid Afandi. Lahir di Tulung Agung
pada 13 September 1972. Sarjana SI di tempuh di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di fakultas Muamalah Jinayah dan selesai tahun 1996. Kemudian tahun 1998 mengambil S2 di Perguruan Tinggi yang sama dengan mengambil jurusan yang Hukum Islam, konsentrasi muamalah selesai tahun 2001. Sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu al-Qur’an (STIQ), beberapa karya tulis yang dihasilkan antara lain: Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Mengelola hati menuai damai, Gerakan Politik Islam, Ekonomi Islam, Pelembagaan “Hukum Islam”. 5. ABDUL GHAFUR ANSHORI
Nama lengkapnya adalah Abdul Ghafur Anshori. Sarjana SI Hukum di
tempuh di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dan selesai tahun 1977. Kemudian gelar Magister Hukum diperoleh dari Universitas Indonesia tahun 1998, dan gelar Doktor diperoleh dari Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada tahun 2005. Karier akademik sebagai dosen tetap Fakultas Hukum UGM dimulai sejak 1979, Guru Besar Fakultas Hukum UGM dan ketua pengelola Magister Kenotariatan Pascasarjana UGM. Selain di Fakultas Hukum UGM, juga aktif mengajar di Program Magister Kenotariatan UGM, Program Hukum Bisnis Syariah UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Hukum Universitas Andalas, dan Fakultas Hukum Universitas Hasanudin. Karya-karya tulis yang dihasilkan antara lain: Hukum Kewarisan Islam, Filsafat Hukum Kewarisan Islam, Gadai Syariah di Indonesia, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia, Hukum Pemberdayaan Masyarakat.
6. MUHAMMAD
Lahir di Pati pada 10 April 1966. Gelar sarjana diraih dari IKIP
Yogyakarta tahun 1990 pada keahlian bidang Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Islam. Gelar Master di tempuh di MSI UII. Karya-karya yang telah dihasilkan antara lain: Lembaga Keuangan Umat (Kontemporer), Teknik Penghitungan Bagi Hasil di Bank Islam, Prinsip-Prinsip Akuntansi dalam al-Qur’an, Reksa Dana Syariah, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah.
CURICULUM VITAE Nama : Destian Angga Satria. Tempat Tanggal Lahir : Sleman, 18 Desember 1991. Alamat : Ds. Watuaji Rt.01 Rw. 01, Kec. Keling, Kab. Jepara, Prov. Jawa Tengah. Nama Ayah : Drs. Junarso. Nama Ibu : Dra. Sri Utami. Pendidikan Penyusun
1. TK Kartini Klepu, Keling, Jepara, Jawa Tengah. 2. SDN Klepu 01, 02, Keling, Jepara, Jawa Tengah. 3. SMPN 1 Keling, Jepara, Jawa Tengah. 4. SMAN 1 Donorojo, Jepara, Jawa Tengah. 5. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.