TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN
Transcript of TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran
Dengan semakin luas dan rumitnya masalah-masalah yang ada pada
perusahaan, maka ruang lingkup dan tugas yang dipikul oleh manajemen
memerlukan alat bantu yang digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakannya. Salah satu alat bantu dalam melaksanakan fungsi utama
manajemen yaitu fungsi perencanaan dan pengendalian adalah anggaran.
Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu
suatu rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu. Anggaran diperlukan sebagai pedoman di dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan perusahaan. Mengingat pentingnya anggaran bagi perusahaan,
maka dalam penyusunannya harus dilakukan secara hati-hati berdasarkan kepada
perencanaan dan perhitungan yang matang serta melibatkan berbagai departemen
tertentu.
Anggaran sebagai alat bantu manajemen dalam melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian, dapat diterapkan terhadap berbagai macam bentuk
badan usaha terutama pada perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya
tergantung kepada skala organisasi serta rumitnya masalah yang dihadapi. Namun
demikian teknik dan prosedur pelaksanaanya mempunyai banyak kesamaan
karena dilandasi oleh teori yang sama.
2.1.1 Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan suatu alat di dalam proses perencanaan dan
pengendalian operasional keuangan dalam suatu perusahaan, baik yang bertujuan
untuk mendapatkan laba maupun yang tidak bertujuan mendapatkan laba. Oleh
karena itu anggaran merupakan suatu alat yang dapat membantu manajemen
perusahaan.
Ada beberapa pengertian tentang anggaran yang pada intinya mangandung
makna yang sama hanya bahasanya yang berbeda. Di bawah ini penulis mengutip
beberapa pengertian anggaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu
pengertian anggaran menurut Munandar (2004:1), mendefinisikan anggaran
sebagai berikut:
”Anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahan, yang dinyatakan dalam (moneter) kesatuan dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu dimasa yang akan datang” Menurut Haruman dan Sri Rahayu (2007:4), mengungkapkan bahwa :
“Anggaran adalah suatu sistem tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut mempunyai tujuan serta cara kerja tersendiri yang merupakan satu kebulatan dan yang berbeda dengan tujuan serta cara kerja sistem lain yang yang terdapat dalam perusahaan”.
Sedangkan menurut Adisaputro (2003:6), pengertian anggaran adalah :
“Business budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis
daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan,
koordinasi dan pengawasan”.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa,
anggaran tidak dapat dipisahkan dari fungsi manajemen karena anggaran
merupakan alat bantu bagi manajemen dalam melakukan fungsinya. Jadi,
anggaran adalah suatu perencanaan, koordinasi, dan pengawasan yang memiliki
tujuan tersendiri serta disusun secara tertulis dan sistematis oleh manajer
bersangkutan, meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam
kesatuan dan berlaku untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datng.
2.1.2 Unsur-unsur anggaran
Penulis mengutip unsur-unsur anggaran yang dikemukakan oleh
Munandar (2004:1), suatu anggaran mempunyai empat unsur, yaitu:
1. Rencana (planning)
Merupakan suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan
yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Beberapa alasan yang
mendorong perusahaan untuk menyusun rencana untuk menghadapi waktu
yang akan datang, antara lain:
a. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian dan banyak
pilihan alternatif, sehingga perusahaan memerlukan atau membuat sebuah
rencana.
b. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai alat pengkoordinasian
kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan
dan sebagai alat pengawasan terhadap pelaksana (realisasi) dari rencana
tersebut di waktu yang akan datang.
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
Yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-
bagian yang ada dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan
(fungsi) perusahaan dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu
kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (production), kegiatan
pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administration) serta kegiatan
yang berhubungan dengan masalah-masalah personalia (personnel).
3. Dinyatakan dalam unit moneter
Yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan
yang beranekaragam.
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang
Menunjukkan bahwa anggaran berlakunya untuk masa yang akan datang. Ini
berarti apa yang dimuat dalam anggaran adalah ramalan (forecast) tentang apa
yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan di waktu yang akan datang.
2.1.3 Jenis-Jenis Anggaran
Jenis-jenis anggaran dapat dikelompokkan dari berbagai sudut pandang,
menurut Nafarin (2007:22) anggaran dapat dikelompokkan sebagai berikut ini:
1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari:
a. Anggara variabel (variable budget)
Yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kaisar) kapasitas
(aktivitas) tertentu dan intinya merupakan suatu anggaran yang dapat
disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.
Anggaran variabel juga disebut juga dengan anggaran fleksibel.
b. Anggaran tetap (fixed budget)
Yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.
Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.
2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode
tertentu, pada umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode
anggaran.
b. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang disusun untuk memperbaiki
anggaran yang telah dibuat, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun
mengalami perubahan.
3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran jangka pendek (anggaran tektis), adalah anggaran yang dibuat
dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk
keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.
b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran yang dibuat
untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan
investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut
dengan anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang
diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk (master
budget). Anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan
perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan.
Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan. Anggaran
triwulanan kemudian dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.
a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan
laba rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari:
1) Anggaran penjualan
2) Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku,
anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik.
3) Anggaran beban usaha
4) Anggaran laporan laba rugi
b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca.
Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari:
1) Anggaran kas
2) Anggaran piutang
3) Anggaran persedian
4) Anggaran utang
5) Anggaran neraca
5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam
anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan
perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan secara
lengkap.
b. Anggaran parsial, adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap,
anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya
karena keterbatasan kemampuan, maka yang dapat disusun hanya anggaran
operasional.
6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran apropriasi (appropriation budget), adalah anggaran yang dibentuk
bagi tujuan lain.
b. Anggaran kinerja (performance budget), adalah anggaran yang disusun
berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan)
misalnya untuk menilai apakah biaya atau beban yang dikeluarkan oleh
masing-masing aktivitas tidak melebihi batas.
2.1.4 Tujuan dan Manfaat Anggaran
Anggaran yang disusun oleh pihak manajemen tentunya mempunyai
tujuan yang baik bagi perusahaan. Tujuan anggaran menurut Haruman dan Sri
Rahayu (2007:6) di dalam perusahaan adalah untuk :
1. Menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa
menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak
dicapai manajemen.
2. Mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga
anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan.
3. Menyediakan rencana rinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi
ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan
kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
4. Mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka
memaksimalkan sumber daya.
5. Menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan
kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya
koreksi.
Selain itu anggaran juga bermanfaat dalam proses manajemen dimulai dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Menurut Haruman dan Sri Rahayu
(2007:5) adalah sebagai berikut:
1. Di bidang perencanaan (Planning)
a. Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang
berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan.
b. Mengarahkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan dalam
menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan.
c. Menunjang kebijakan perusahaan.
d. Membantu manajemen memilih tujuan perusahaan.
e. Menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia.
f. Membantu pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif.
2. Di bidang koordinasi (Coordinating)
a. Mengkoordinir sumber daya manusia dengan perusahaan.
b. Menilai kesesuaian antara rencana aktivitas perusahaan dengan keadaan
lingkungan usaha yang dihadapi.
c. Menempatkan pemakaian modal pada saluran-saluran yang menguntungkan
sesuai dan seimbang dengan program perusahaan.
d. Mengetahui kelemahan dalam organisasi.
3. Di bidang pengawasan (Controlling)
a. Mengawasi kegiatan, pemasukkan dan pengeluaran.
b. Mencegah pemborosan dan menetapkan standar baru.
2.1.5 Fungsi Anggaran
Salah satu fungsi anggaran adalah sebagai pedoman kerja, yaitu untuk
mengarahkan pekerjanya dalam pencapaian target. Menurut Munandar
(2004:10), anggaran mempunyai tiga komponen pokok yaitu:
1. Sebagai pedoman kerja
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan
perusahaan di waktu yang akan datang.
2. Sebagai alat pengkoordinasi kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasi kerja agar semua bagian-
bagian yang terdapat dalam perusahaan dapat saling menunjang, bekerja sama
dengan baik untuk menuju kesasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian
kelancaran perusahaan akan lebih terjamin.
3. Sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai
(evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara
apa yang tertuang di dalam budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja
perusahaan, dapat dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukah
kurang sukses bekerja. Selain itu, dapat diketahui pula sebab-sebab
penyimpangan budget dengan realisasinya, serta kelemahan-kelemahan dan
kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini dapat dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-
rencana selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat.
2.1.6 Prosedur Penyusunan Anggaran
Pada dasarnya prosedur penyusunan suatu anggaran akan dipengaruhi oleh
jenis masing-masing perusahaan. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan
aktivitas perusahaan yang menimbulkan permasalahan yang berbeda pada masing-
masing perusahaan. Sofyan Syafri Harahap (2001:83), mengemukakan tiga
proses penyusunan anggaran yang biasa digunakan dalam suatu organisasi yaitu:
1. Anggaran Puncak-Bawahan (Top-Down Budgeting)
Top-Down Budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana anggaran
ditentukan oleh manajemen puncak dengan sedikit / bahkan tidak ada
konsultasi dengan manajemen tingkat bawah. Metode ini ada baiknya jika
karyawan tidak mampu menyusun budget atau dianggap akan terlalu lama dan
tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Hal ini biasa terjadi dalam
perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian cukup untuk menyusun
suatu budget. Atasan bisa saja menggunakan konsultan atau tim untuk
menyusunnya.
2. Anggaran Bawahan-Atasan (Bottom-Up Budgeting)
Bottom-Up Budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana anggaran
disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan anggaran tersebut, kemudian
anggaran akan diberikan oleh pihak yang lebih tinggi untuk mendapatkan
persetujuannya.
3. Top-Down dan Bottom-Up (metode campuran)
Di sini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan
kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan. Jadi,
ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai
dengan pengarahan atasan.
2.1.7 Keunggulan dan Kelemahan Anggaran
Dalam penyusunan anggaran perusahaan, ada beberapa keunggulan yang
dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik,
menurut Haruman dan Sri Rahayu (2007:7), antara lain:
1. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu diproyeksikan sebelum
rencana tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi menciptakan
peluang untuk memilih rencana yang paling menguntungkan untuk
dilaksanakan.
2. Dalam penyusunan anggaran, diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap
setiap tindakan yang akan dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi
manajemen sekali pun ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut.
3. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan
untuk menilai baik dan buruknya suatu hasil yang diperoleh.
4. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap
manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan dan kewajibannya. Anggaran
sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam
melakukan suatu kegiatan.
5. Mengingat setiap manajer dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka
memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan serta (sense of
participation).
Beberapa keunggulan tersebut, terdapat pula beberapa kelemahan menurut
Haruman dan Sri Rahayu (2007:8), antara lain:
1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (permintaan efektif, kapasitas
produksi dan lain-lain), maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan
tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.
2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil
apabila dilaksanakan secara sungguh-sungguh.
3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu
manajer dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bukan menggantungkannya.
4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan
sebelumnya, sebab itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.
2.1.8 Prinsip Penyusunan Anggaran
Agar suatu anggaran dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik, susunan
anggaran tersebut harus memenuhi dan mentaati prinsip-prinsip dasarnya.
Menurut Haruman dan Sri Rahayu (2007:9), ada sembilan prinsip dasar
penyusunan anggaran antara lain:
1. Keterlibatan Manajemen (Management Involvement)
Keterlibatan manajemen dalam penyusunan rencana mempunyai makna bahwa
manajemen mempunyai komitmen yang kuat untuk mencapai segala sesuatu
yang direncanakan.
2. Adaptasi Organisasi (Organizational Adaption)
Suatu rencana keuangan harus disusun berdasarkan struktur organisasi dimana
ada ketegasan garis wewenang dan tanggung jawab.
3. Tanggung Jawab Akuntansi (Responsibility Accounting)
Agar rencana keuangan dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus didukung
adanya suatu sistem responsibility accounting yang polanya disesuaikan
dengan pertanggung-jawaban organisasi.
4. Tujuan Orientasi (Goal Orientation)
Penetapan tujuan yang realistis akan menjamin kelangsungan hidup dan
pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.
5. Kendali Komunikasi (Full Communication)
Suatu perencanaan dan pengendalian dapat berjalan secara efektif apabila
antara tingkatan manajemen mempunyai pemahaman yang sama tentang
tanggung jawab dan sasaran yang harus dicapai.
6. Harapan Realistis (Realistic Expectation)
Dalam perencanaan, manajemen harus menghindari konservatisme yang
berlebihan yang menjadikan sasaran tidak dapat dicapai. Jadi manajemen harus
menetapkan sasaran yang realistis artinya memungkinkan dapat dicapai.
7. Barisan Waktu (Timelines)
Laporan-laporan berupa informasi mengenai realisasi rencana harus diterima
oleh manajer yang berkompeten tepat pada waktunya agar informasi tersebut
efektif dan berguna bagi manajemen.
8. Aplikasi Fleksibel (Flexible Application)
Perencanaan tidak boleh kaku tetapi harus terdapat celah untuk perubahan
sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi.
9. Penghargaan dan Hukuman (Reward and Punishment)
Manajemen harus melakukakan penilaian kinerja manajer berdasarkan
perencanaan yang telah ditetapkan. Jadi manajer yang kinerjanya dibawah atau
melebihi standar harus dapat dilakukan sehingga pemberian riward ataupun
punishment oleh manajemen menjadi transparan.
2.1.9 Faktor-faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Penyusunan
Anggaran
Penjualan menurut Munandar (2004:10), dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu:
1. Faktor-faktor intern
Yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat dalam perusahaan sendiri,
faktor-faktor tersebut antara lain berupa :
a. Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas harga,
waktu maupun tempat penjualannya.
b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan seperti
tentang pemilihan saluran distribusi, pemeliharaan media-media promosi,
cara penetapan harga jual.
c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
d. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilannya dan
keahliannya, serta kemungkinan pengembangan diwaktu yang akan datang.
e. Modal kerja yang dinilai perusahaan, serta kemungkinan perusahaan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
2. Faktor-faktor ekstern
Yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan tetapi
mempunyai pengaruh terhadap budget penjualan perusahaan. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
a. Keadaan persaingan dipasar
b. Posisi perusahaan dalam persaingan
c. Tingkat pertumbuhan penduduk
d. Tingkat penghasilan masyarakat
e. Agama, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat
f. Berbagai kebijakan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi, sosial,
maupun budaya.
g. Keadaan perekonomian nasional mapun internasional
h. Kemajuan teknologi, barang-barang subtitusi, dan selera konsumen
Terhadap faktor-faktor ekstern ini, perusahaan tidak mampu untuk
mengaturnya sesuai dengan apa yang diinginkannya dalam periode yang akan
datang. Oleh karena itu, faktor-faktor ekstern ini sering disebut sebagai faktor
yang un-controlable (tidak dapat dikendalikan). Akibatnya, perusahaanlah yang
menyesuaikan diri dan menyesuaikan kebijaksanaan-kebijaksanaannya dengan
faktor-faktor tersebut.
2.1.10 Hubungan Anggaran dengan Akuntansi
Secara sederhana, akuntansi diartikan sebagai suatu cara yang sistematis
untuk melakukan pencatatan, peringkasan terhadap peristiwa-peristiwa yang
finansial yang terjadi dari hari kehari secara teratur dan sistematis. Sedangkan
anggaran menyajikan data taksiran-taksiran untuk jangka waktu tertentu yang
akan datang. Bilamana dihubungkan maka terlibat bahwa antara anggaran dengan
akuntasi mempunyai hubungan erat. Menurut Munandar (2004:14) hubungan
antara anggaran dan akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk
mengendalikan ramalan (forecasting) yang akan dituangkan dalam anggaran
2. Akuntansi juga melakukan pencatatan sistematis yang teratur tentang
pelaksanaan anggaran itu nantinya dari hari kehari, maka akuntansi
menyediakan data realisasi anggaran inilah yang nantinya dibandingkan
dengan apa yang tercantum dalam taksiran anggaran itu sendiri untuk
menyediakan penilaian (evaluasi kerja perusahaan).
Oleh karena itu data akuntansi diperlukan untuk menyusun anggaran dan
sebagai bahan perbandingan dengan anggaran dalam rangka melaksanakan fungsi
pengawasan kerja, maka semua teknis pencatatan dan sistematika yang digunakan
dalam akuntansi harus sepadan dan sejalan dengan teknis yang digunakan dalam
anggaran.
2.2 Penjualan
Definisi penjualan terus mengalami perkembangan, pada umumnya
pengertian penjualan yang dikembangkan oleh para ahli memberikan makna yang
tidak jauh berbeda. Menurut Buchari Alma (2003:92), pengertian penjualan
yaitu :
“Penjualan merupakan suatu cara atau siasat untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan penjualan, dalam menjalankan politik penjualan harus berdasarkan ilmu dan seni. Diusahakan agar siasat penjualan dapat memperbesar penjualan dan menguntungkan serta memuaskan para pelanggan”.
Pengertian penjualan menurut Djaslim Saladin (2003:163), yaitu :
“Meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang-barang atau
jasa kepada mereka yang membeli untuk dijual kembali atau dan untuk
keperluan bisnis atau dan untuk keperluan pribadi”
Sedangkan menurut Syahrul dan Nizar (2000:746), pengertian penjualan ada
tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Pertukaran barang atau jasa dengan uang.
2. Pendapatan yang diterima dari pertukaran barang atau jasa yang dicatat untuk
suatu periode tertentu, baik berdasarkan kas (sebagaimana diterima) atau
berdasarkan akrual (sebagaimana diperoleh).
3. Dalam perdagangan surat-surat berharga, surat perdagangan atau penjualan
dilaksanakan apabila pembeli dan penjual sudah menyepakati harga surat-surat
berharga tersebut.
2.3 Anggaran Penjualan
Dalam suatu perusahaan anggaran penjualan harus disusun paling awal
karena merupakan dasar dalam penyusunan anggaran yang lainnya. Hal ini karena
penjualan umumnya merupakan faktor kritis yang dihadapi oleh perusahaan dan
juga umumnya kemampuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk menjual
hasil produksi jauh lebih tinggi dibandingkan penjualannya sehingga data
dikatakan bahwa anggaran penjualan merupakan dasar dilakukannya aktivitas-
aktivitas yang lain, dan pada umumnya anggaran penjualan disusun paling dahulu
dari anggaran lainnya
2.3.1 Pengertian Anggaran Pejualan
Penulis hanya mengambil sumber dari tiga buku untuk menjelaskan
pengertian anggaran penjualan. Berikut ini pengertian anggaran penjualan
menurut Munandar (2004:49), pengertian anggaran penjualan adalah :
“Anggaran penjualan (sales budget) adalah anggaran yang direncanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah barang yang akan dijual, waktu penjualan, serta tempat (daerah) penjualannya”.
Menurut Haruman dan Rahayu (2007:45), anggaran penjualan adalah:
”Anggaran penjualan ialah anggaran (budget) yang direncanakan secara periode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis barang yang akan dijual, jumlah, harga barang, waktu penjualan serta tempat atau daerah penjualan”.
Menurut Nafarin (2007:30) anggaran penjualan adalah sebagai berikut :
“Anggaran penjualan adalah dasar penyusunan anggaran lainnya dan
umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya
dalam jangka pendek maupun jangka panjang”.
Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa anggaran hanyalah merupakan
salah satu bagian saja dari seluruh rencana perusahaan dibidang pemasaran
produk, yang dikeluarkan kepada konsumen dapat berupa barang atau jasa.
Pada umumnya anggaran penjualan jangka pendek akan menjadi pedoman
pelaksanaan penjualan produk perusahaan yang akan digunakan didalam
perusahaan. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan maka anggaran penjualan
jangka pendek perlu disusun secara rinci sehingga tidak menimbulkan penafsiran
yang beranekaragam, dengan rincian yang jelas manajemen perusahaan yang akan
melaksanakan anggaran tersebut akan terhindar dari keragu-raguan dan kesulitan.
2.3.2 Kegunaan Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan yang disusun oleh pihak manajemen mempunyai
kegunaan bagi perusahaan. Menurut Munandar (2004:50), ada dua kegunaan
anggaran penjualan yaitu sebagai berikut:
a. Secara umum (General)
Semua anggaran, termasuk anggaran penjualan, mempunyai tiga kegunaan
pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat koordinasi kerja dan alat
pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam memimpin jalannya
perusahaan.
b. Secara khusus (Specifically)
Anggaran penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran dalam
perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang bersaing,
anggaran penjualan harus disusun paling awal daripada semua anggaran yang
lain, yang ada dalam perusahaan.
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyusunan anggaran
penjualan sebuah perusahaan. Menurut Nafarin (2007:176), ada tujuh faktor yang
mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan antara lain:
1. Pemasaran (Marketing)
Faktor pemasaran yang perlu dipertimbangkan, seperti:
a. Luas pasar, apakah bersifat pasar lokal, regional atau nasional.
b. Keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoly atau bebas
c. Keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen, tingkat daya beli
konsumen (apakah konsumen akhir atau konsumen industri).
2. Keuangan (Finance)
Adalah kemampuan perusahaan, khususnya dalam pendayagunaan dan untuk
mendukung target penjualan sesuai dengan hasil ramalan penjualan yang ada,
maka akan timbul kekuatan akan kekurangan modal justru akan mengurangi
liquiditas perusahaan serta gangguan pelaksanaan produksi perusahaan.
3. Ekonomis (Economic)
Kemampuan ekonomis adalah bahwa dengan adanya penjualan perusahaan
masih bergerak dalam bidang skala ekonomis. Perubahan volume penjualan
dapat menambah keuntungan perusahaan tersebut. Tetapi jika penambahan
volume penjualan ini dilakukan secara terus menerus sampai saat tertentu,
penambahan keuntungan ini akan terhenti dan akhirnya justru yang berbeda
dalam tingkat produksi yang merugikan perusahaan.
4. Teknis (Technical)
Kemampuan teknis adalah kemampuan perusahaan dilihat dari segi aspek
teknis, yang disebut sebagai kapasitas yang tersedia dari hasil ramalan
penjualan produk perusahaan tersebut, perlu diperhatikan apakah kapasitas
yang terpasang ada di dalam perusahaan jika tidak tentunya harus membatasi
diri dengan kapasitas yang terjadi kecuali dapat diupayakan dengan cara lain,
misalnya dengan perluasan perusahaan.
5. Kebijakan perusahaan (Policies Company)
Manajemen dapat menentukan beberapa kebijakan khususnya hasil ramalan
penjualan yang telah disusun selain memperhatikan atau mempertimbangkan
kemampuan perusahaan tersebut, atas dasar permasalahan tersebut maka
perencanaan penjualan yang telah ditetapkan mungkin mempunyai sedikit
perbedaan dengan ramalan penjualan dapat disusun berdasarkan :
a. Sales forecasting, yaitu ramalan volume penjualan yang dapat dicapai pada
periode yang akan datang.
b. Market strategy, yaitu penentuan anggaran penjualan dengan
memperhatikan kebijakan perusahaan, proses indikator lainnya.
c. Saelain sales forecasting dan market strategy dapat pula digunakan metode
statistik dan korelasi serta pengalaman.
6. Perkembangan produk (Development Product), dan
7. Kondisi nasional (National Conditions)
Penyusunan anggaran penjualan dimulai dari penyimpangan faktor yang
mempengaruhi anggaran penjualan. Setelah itu, menetapkan harga jual untuk
produk tertentu dan daerah tertentu, kemudian membuat ramalan tiap jenis produk
yang akan dijual pada daerah tertentu. Langkah selanjutnya adalah
memperhitungkan anggaran penjualan dan terakhir disusun anggaran penjualan.
2.3.4 Tujuan Anggaran Penjualan
Tujuan dari penyusunan anggaran penjualan adalah untuk merencanakan
setepat mugkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang dengan
memperhatikan data yang merupakan pencerminan kejadian yang dialami
perusahaan dimasa lalu, khususnya dibidang penjualan. Tujuan dari penyusunan
anggaran penjualan yang dinyatakan Welsch (2000:147), adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan di masa yang akan datang.
2. Menentukan kebijakan dan keputusan manajemen kedalam proses
perencanaan.
3. Memberikan informasi penting bagi pembentukan elemen lain dari rencana
laba yang menyeluruh, dan
4. Memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan penjualan yang
dilakukan
2.3.5 Prosedur Penyusunan Anggaran Perusahaan
Dalam penyusunan anggaran penjualan harus memperhatikan prosedur dan
langkah-langkahnya. Menurut Adisaputro dan Marwan Asri (2003:127),
langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi:
1. Penentuan dasar-dasar anggaran, yang meliputi:
a. Penentuan relevan variabel yang mempengaruhi penjualan
b. Penentuan tujuan umum dan khusus yang diinginkan
c. Penentuan strategi pemasaran yang dipakai
2. Penyusunan rencana penjualan, yang meliputi:
a. Analisis ekonomi dengan mengadakan proyeksi terdapat aspek-aspek makro
seperti:
1) Moneter
2) Kependudukan
3) Kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang ekonomi
4) Teknologi
b. Melakukan analisis industri
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan masyarakat menyerap
sejenis produk yang dihasilkan oleh industri.
c. Melakukan analisis prestasi penjualan yang lalu
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan pada masa lalu,
dengan kata lain untuk mengetahui market share yang dimiliki perusahaan
dimasa lalu.
d. Analisis penentuan prestasi penjualan yang akan datang
Analisis ini dilakukan untuk megetahui kemampuan perusahaan mencapai
target penjualan dimasa lampau dengan memperhatikan faktor-faktor
produksi seperti:
1) Tenaga kerja
2) Bahan mentah
3) Kepastian produksi
4) Keadaan permodalan
e. Menyusun forecast penjualan, yaitu meramalkan jumlah penjualan yang
diharapkan dengan anggapan segala sesuatu berjalan seperti masa lalu
f. Menentukan jumlah penjualan yang dianggarkan (Budgeted Sales)
g. Menghitung rugi/laba yang mungkin diperoleh (Budgeted Profit)