TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala...

62
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII TENTANG PRE MENSTRUAL SYNDROME (PMS) DI MTs NEGERI I SUMBERLAWANG SRAGEN TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : Devi Ferryani Yuliana NIM B11 070 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala...

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII TENTANG

PRE MENSTRUAL SYNDROME (PMS) DI MTs NEGERI I

SUMBERLAWANG SRAGEN

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

Devi Ferryani Yuliana

NIM B11 070

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII TENTANG

PRE MENSTRUAL SYNDROME (PMS) DI MTs NEGERI I

SUMBERLAWANG SRAGEN

TAHUN 2014

Diajukan Oleh :

Devi Ferryani Yuliana

NIM B11 070

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal Juni 2014

Pembimbing

Ambarsari, SST

NIK 201087048

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII TENTANG

PRE MENSTRUAL SYNDROME (PMS) DI MTs

NEGERI I SUMBERLAWANG SRAGEN

TAHUN 2014

Diajukan Oleh :

Devi Ferryani Yuliana

NIM B11 070

Telah dipertahankan di depan dewan penguji

Program Studi Diploma III Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta

Pada tanggal Juli 2014

Penguji I Penguji II

Arista Apriani, SST., M.Kes Ambarsari, SST

NIK 201188069 NIK 201087048

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Ka.Prodi

Retno Wulandari, SST

NIK. 200985034

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ” Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre

Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun 2014”.

Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir

sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Retno Wulandari, SST selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ambarsari, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya

untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Drs. Nur Kayat, M.S.I, selaku Kepala Sekolah MTs Negeri I Sumberlawang

Sragen yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal

dan melakukan penelitian dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.

6. Seluruh staff dan guru MTs Negeri I Sumberlawang Sragen yang telah

membantu dalam pengambilan data untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

7. Seluruh Siswa MTs Negeri I Sumberlawang Sragen yang telah bersedia

mengisi kuesioner dalam pengambilan data dalam penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini.

8. Semua teman-teman angkatan 2011 yang telah membantu dalam penulisan

Karya Tulis Imiaha ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Juli 2014

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2014

Devi Ferryani Yuliana

B11 070

TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII TENTANG

PRE MENSTRUAL SYNDROME (PMS) DI MTs NEGERI I

SUMBERLAWANG SRAGEN

TAHUN 2014

xiv + 47 halaman + 15 lampiran + 7 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup

manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ

reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Peristiwa paling penting

pada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi

pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain yang berhubungan

dengan menstruasi yaitu Pre Menstrual Syndrome (PMS).

Tujuan : mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang Pre Menstrual

Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun 2014 pada tingkat

baik, cukup dan kurang.

Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif

kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen,

sragen. Sampel dalam penelitian ini adalah 36 siswi, pengambilan sampel.

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal dari

data primer dan Data Sekunder. Variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan siswi

kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS). Analisa menggunakan analisa

univariat dengan rumur persentase.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,1%),

tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (72,2%) dan tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (16,7%).

Kesimpulan : tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang Pre Menstrual

Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun 2014 mayoritas

tingkat pengetahuan cukup.

Kata Kunci : Pengetahuan, Pre Menstrual Syndrome

Kepustakaan : 23 literatur (tahun 2005 – 2012)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

����MOTTO

Jangan takut pada masa depan dan jangan pernah menangis

untuk masa lalu

Tanda-tanda orang bijaksana antara lain adalah lidahnya selalu basah dengan

dzikrullah (Utsman bin Affan).

Jarak antara kita dan sukses harus dipupuk dengan jembatan pengembangan yaitu

pembentangan kekuatan yang ada pada diri kita. jangan dirusak secara sengaja

oleh kemalasan, keminderan dan ketakutan menyeberang

PERSEMBAHAN

1. Trimakasih dan sujud syukur kepada Allah

SWT atas Rahmad dan HidayahNya sehigga

KTI ini bisa terselesaikan

2. Trimakasih untuk kedua orang tuaku Papa,

Mama yang selalu memberikan kasih sayang,

do'a, dukungan dan cinta kasih yang tidak

terhingga.

3. Eyang Kakung dan Putri terima kasih atas

kasih sayang, dukungan moral maupun

materiil

4. Penyemangatku Okta Kurniawan terima kasih

dukungan, sayang dan perhatian selama ini.

tunggu hingga saatnya nanti

5. Adikku tersayang, biarpun sesekali nyebelin

6. Teman dan sahabat-sahabatku Putri,

Istiqomah, Nyka, Pita, Eka, Mega semoga

perjalan yang telah kita tempuh menjadikan

kita lebih dewasa

7. Almamater tercinta

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Devi Feryani Yuliana

Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 18 Juli 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Wotgaleh RT 07, Ngargosari, Sumberlawang Sragen

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri I Ngargosari Lulus tahun 2005

2. SMP Negeri 1 Sumberlawang Lulus tahun 2008

3. SMA N 1 Sumberlawang Sragen Lulus tahun 2011

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. vii

CURICULUM VITAE .............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian .................................................................... 4

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori .......................................................................... 7

1. Pengetahuan ......................................................................... 7

2. Remaja Putri ....................................................................... 15

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

3. Pre Menstrual Syndrome (PMS) .......................................... 22

B. Kerangka Teori .......................................................................... 27

C. Kerangka Konsep ..................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 29

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 30

D. Variabel Penelitian ................................................................... 32

E. Definisi Operasional ................................................................. 32

F. Instrumen Penelitian ................................................................. 32

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 36

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 36

I. Etika Penelitian ......................................................................... 39

J. Jadwal Penelitian ...................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................... 41

B. Hasil Penelitian ......................................................................... 42

C. Pembahasan .............................................................................. 44

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 45

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 46

B. Saran ........................................................................................ 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ....................................................................... 27

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 28

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Stadium Pubertas pada Perempuan ............................................ 17

Tabel 2.2 Stadium Pertumbuhan Rambut Pubis ........................................ 18

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................. 32

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ................................................................... 33

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ......................................................... 41

Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan umur................................. 42

Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang

Pre Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang

Sragen Tahun 2014 ..................................................................... 42

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas

Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 12. Data Tabulasi Hasil Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 13. Hasil Uji Validitas

Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 15. Hasil Penelitian

Lampiran 16. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelompok remaja yaitu penduduk dalam rentang usia 10 – 19 tahun di

Indonesia memiliki proporsi kurang lebih 1/5 dari jumlah seluruh penduduk.

Sesuai dengan dengan proporsi remaja dunia dimana jumlah remaja

diperkirakan 1,2 milyar atau sekitar 1/5 dari jumlah penduduk dunia

Masa remaja merupakan masa pancaroba yang pesat, baik secara fisik, psikis

dan sosial. Masuknya berbagai yang bebas tidak melalui saringan yang benar

menurut etika dan moral menyebab remaja rentan terhadap pengaruh yang

merugikan (Depkes RI, 2007).

Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup

manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ

reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari

kata pubercere yang berarti menjadi matang, sedangkan remaja atau

adolescence berasal dari kata adolescere yang berarti dewasa. Masa remaja

juga merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa bukan hanya dalam

artian psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang

terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja

(Sarlito, 2010).

Pertumbuhan pesat umumya pada usia 10 – 11 tahun. Perkembangan

payudara merupakan tanda awal dari pubertas dimana daerah putting susu dan

sekitarnya mulai membesar. Pengeluaran sekret vagina terjadi pada usia 10 –

13 tahun keringat ketiak mulai diproduksi pada usia 12 – 13 tahun, karena

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

berkembangnya kelenjar apokrin yang juga menyebabkan keringat ketiak

mempunyai bau yang kas. Menstruasi terjadi pada usia 11 – 16 tahun

(Suryani dan Widyasih, 2010).

Peristiwa paling penting pada masa pubertas anak gadis adalah gejala

menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual.

Gejala yang sering terjadi dan sangat mencolok pada peristiwa haid pertama

adalah kecemacan atau ketakutan. Jika peristiwa haid tidak disertai dengan

informasi yang benar maka bisa timbul macam-macam gangguan berupa rasa

pusing-pusing, rasa mual, amenorhae (terhentinya menstruasi), dismenorhae,

haid yang tidak teratur (Suryani dan Widyasih, 2010).

Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi yaitu Pre

Menstrual Syndrome (PMS) atau ketegangan pra menstruasi yang terjadi

beberapa hari sebelum menstruasi bahkan sampai menstruasi berlangsung.

Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron

menjelang menstruasi. Gejala klinik dari Pre Menstrual Syndrome (PMS)

adalah gangguan emosional, gelisah, sudah tidur, perut kembung, mual serta

payudara tegang, sakit terkadang seperti tertekan

(Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).

Dampak yang timbul karena Pre Menstrual Syndrome (PMS) bisa

timbul kecemasan-kecemasan, rasa bersalah atau berdosa yang kemudian

menjadi reaksi paranoid (Suryani dan Widyasih, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di MTs Negeri I

Sumberlawang Sragen pada tanggal 17 November 2013 didapatkan jumlah

siswi kelas VII sebanyak 142 siswi dari 8 kelas setelah dilakukan wawancara

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

terhadap 10 siswi didapatkan 3 siswi sudah cukup mengetahui tentang PMS,

sedangkan 7 siswi belum mengetahui tentang PMS.

Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup

manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ.

Berdasarkan uraian di atas penelitin tertarik mengambil judul penelitian

“Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome

(PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun 2014”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti dapat merumuskan

masalah “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre

Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun

2014?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang Pre

Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun

2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang Pre Menstrual

Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen pada tingkat

baik.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

b. Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang Pre Menstrual

Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen pada tingkat

cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang Pre Menstrual

Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen pada tingkat

kurang

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan disiplin ilmu khususnya

kesehatan reproduksi remaja dan dapat menambah wacana kepustakaan

mengenai pengetahuan remaja tentang pre menstrual syndrome.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan mempunyai pengalaman nyata dalam melakukan

penelitian tentang pengetahuan pre menstrual syndrome.

3. Bagi Institusi

a. Pendidikan

Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya

atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan

kebidanan khususnya kesehatan reproduksi remaja.

b. MTs Negeri I Sumberlawang Sragen

Dapat digunakan sebagai masukan pada MTs Negeri I Sumberlawang

Sragen dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan

reproduksi dan dapat digunakan sebagai acuan pembelajaran.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini pernah dilakukan yang serupa dengan penelitian yang akan

dilakukan : Dewi Rahmawati (2009), dengan judul ”Hubungan Antara Tingkat

Pengetahuan Mengenai Pre Menstrual Sindrome dengan Upaya Mengatasi

Kecemasan Pre Menstrual Syndrome pada Siswa Kelas VIII SLTP N I Tanon

kabupaten Sragen. Jenis penelitian yang digunakan bersifat observasional

analitik, analisis bivariat ini adalah uji kendall tau (�), hasil penelitian

menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang

Pre Menstrual Syndrome dalam kategori baik sebanyak 41 responden (55,4%)

dan kategori cukup baik sebanyak 21 responden (28,4%). hubungan antara

tingkat pengetahuan remaja putri tentang pre menstrual syndrome

menunjukkan ρ=0,000 < 0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan

antara pengetahuan tentang pre menstrual syndrome dengan upaya mengatasi

kecemasan pre menstrual syndrome.

Perbedaan keaslian penelitian dengan penelitan yang dilakukan penulis

yaitu pada jenis dan rancangan penelitian, lokasi, waktu dan variabel serta

analisis serta hasil persamaanya meneliti pengetahuan tentang Pre Menstrual

Syndrome

F. Sistematika Penelitian

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dibagi atas 5 (lima) BAB, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian

dan sistematika penelitian.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan

diteliti yaitu pengetahuan (pengertian, cara memperoleh

pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan,

tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif, pengukuran

pengetahuan) remaja (pengertian remaja, perkembangan jiwa pada

remaja), pre menstrual syndrome serta kerangka teori dan kerangka

konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang rancangan penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi sampel dan teknik pengambilan sampel,alat

penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi

operasional, pengolahan dan analisa data dan etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan gambaran umum penelitian, hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian serta keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

a. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia

terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca

indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)

(Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), ada enam tingkat pengetahuan

yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :

i. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa

seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

ii. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

iii. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi

ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi

yang lain.

iv. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan

kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan

dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk

mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

v. Sintesa (Syntesis)

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Sintesa dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya

dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

vi. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian

itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk

memperoleh pengetahuan, yaitu:

i. Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua

ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila

kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan

seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah

sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal

atau salah) atau metode coba-salah coba-coba.

ii. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.

Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari

generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan

tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-

ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima

pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik

berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal

ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut

menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.

iii. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah

ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber

pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

memperoleh pengetahuan.

iv. Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia

pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain,

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

deduksi.

v. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian

ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research

methodology).

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung

seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin

tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,

maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan

formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

2) Media masa/ informasi

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media

masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas

pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi

sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang

berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai

pengetahuan oleh setiap individu.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan

professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan

manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang

bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan

aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak

melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri

menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak

menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan

hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

e. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi

materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke

dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Adapun pertanyaan yang

dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

1) Pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay.

Pertanyaan essay disebut pertanyaan subyektif karena penilaian

untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subyektif dari penilai,

sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu

dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang

lainnya

2) Pertanyaan obyektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple

choise), bentul salah, dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan

pilihan ganda, betul salah, menjodohkan disebut pertanyaan

obyektif karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti

oleh penilai.

Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif

khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan

sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah

disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya

akan lebih cepat (Arikunto, 2006).

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Menurut Riwidikdo (2009), untuk menghitung pengetahuan, maka

digunakan perhitungan sebagai berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD � x � mean + 1 SD

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

2. Remaja Putri

a. Pengertian remaja

Remaja dalam ilmu psikologi diperkenalkan dengan istilah

puberteit, adolescence, dan youth. Remaja adalah masa peralihan dari

masa kanak-kanak menuju dewasa, dimana pada usia itu terjadi

pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reprodusi sehingga

mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan baik fisik, mental

mapun peran sosial (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).

b. Tahap – Tahap Masa Remaja

Tahap – tahap masa remaja menurut Aryani (2010), dibagi

menjadi 3 bagian, yaitu :

1) Masa Remaja Awal / Dini (Early Adoloscence)

Umur 10 – 15 tahun. Pada masa ini, remaja mengalami

perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual

yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat

besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi

namun sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya.

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu,

tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.

2) Masa Remaja Pertengahan (Middle Adolescence)

Umur 15 – 18 tahun. Kepribadian remaja pada masa ini masih

kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru

yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.

Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan

perenungan Terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari

perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada

rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri.

3) Masa Remaja Akhir ( Late Adolescence )

Umur 18 – 21 tahun. Pada masa ini remaja sudah mantap dan

stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola

hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai

memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya yang

baru ditemukannya.

c. Perkembangan Remaja dan tugasnya

Menurut Depkes (2007), perkembangan remaja perempuan dan laki-

laki, yaitu:

1) Remaja Perempuan

Anak perempuan mulai tumbuh pesat fisiknya pada usia 10 tahun

dan paling cepat terjadi pada usia 12 tahun. Sedangkan pada laki-

laki, 2 tahun lebih lambat mulainya, namun setelah itu bertambah

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

tinggi 12 – 15 cm dalam tempo 1 tahun pada usia 13 tahun sampai

menjelang 14 tahun. Pertumbuhan fisik perempuan meliputi:

a) Pinggul membesar

b) Perumbuhan rahim dan vagina

c) Menstruasi awal

d) Pertumbuhan buah dada (payudara)

Saat pubertas, buah dada berkembang. Pertumbuhan buah dada

dapat dipakai sebagai salah satu indikator maturitas perempuan.

Pertumbuhan payudara dapat diurutkan sebagai berikut :

Tabel 2.1 : Stadium Pubertas Pada Perempuan

Stadium Keterangan

Stadium I Hanya berupa penonjolan puting, dan sedikit

pembengkakan jejaring di bawahnya, stadium

ini terjadi pada usia 10 – 12 tahun

Stadium II Payudara mulai sedikit membesar di sekitar

puting dan areola (daerah hitam di seputar

puting), disertai dengan perluasan areola

Stadium III Areola, puting susu dan jejaring payudara

tampak semakin menonjol dan membesar, tetapi

areola dan puting masih belum tampak terpisah

dari jejaring sekitarnya

Stadium IV Stadium matang, papila menonjol, areola

melebar, jejaring payudara membesar dan

menonjol membentuk payudara dewasa

Sumber : (Depkes RI, 2007)

Daerah puting susu merupakan daerah seksual yang sensitif.

pada perempuan yang sudah mempunyai anak, buah dada

memproduksi dan menyimpan Air Susu Ibu (ASI) yaitu

makanan bayi yang paling utama dan seharusnya diberikan

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

pertama kali ke bayi. Kemampuan memproduksi ASI tidak

dipengaruhi oleh besar kecilnya payudara.

e) Pertumbuhan rambut

Beberapa anak perempuan dapat tumbuh rambut atau tumbuh

kumis yang tipis, hal ini merupakan variasi yang normal.

Rambut yang lepas secara berlebihan dapat terjadi, dan akan

hilang dengan sendirinya. Namun apabila terjadi dalam jangka

waktu lama atau beberapa anak tidak menginginkan tumbuh

rambut yang berlebihan dapat menghubungi dokter.

Tabel 2.2. Stadium Pertumbuhan Rambut Pubis

Stadium Keterangan

Stadium I Bulu halus pubis, tetapi tidak mencapai dinding

abdomen.

Stadium II Pertumbuhan rambut tipis panjang, halus agak

kehitaman atau sedikit keriting, tampak

sepanjang labia

Stadium III Rambut lebih gelap, lebih kasar, keriting dan

meluas sampai batas pubis

Stadium IV Rambut sudah semakin dewasa, terdistribusi

dalam bentuk segitiga terbalik, penyebaran

mencapai bagian medial paha

Stadium V Rambut pubis dewasa, terdistribusi dalam

bentuk segitiga terbalik, penyebaran mencapai

bagian medial paha

Sumber : (Depkes RI, 2007)

2) Remaja laki-laki

Pertumbuhan pesat pada laki-laki terjadi pada 12 -13 tahun, dimana

penis mulai membesar. Usia 11 – 12 tahun testis dan skrotum

membesar kulit skrotum menjadi gelap dan rambut pubis mulai

tumbuh. Rambut ketiak, rambu badan, kumis cambang dan jenggot

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

tumuh pada usia 13 – 15 tahun dan pertumuhannya pada badan

sangat bervariasi (Depkes, 2007).

Perubahan fisik remaja laki-laki, yaitu:

a) Otot dada dan lengan membesar

b) Kening menonjol, rahang dan dagu melebar

c) Perubahan suara

d) Pertumbuhan kumis dan jambang

e) Ejakulasi awal/mimpi basah

f) Pertumbuhan rambut kelamin, ketiak, dada

g) Pertumbuhan lemak dan keringat

h) Pertambahan berat badan.

3) Perkembangan remaja dan tugasnya

Menurut Kumalasari dan Andyantoro (2012), seiring dengan

tumbuh kembangnya seorang individu, dari masa anak-anak sampai

dewasa, individu memiliki tugas masing-masing pada setiap tahap

perkembangannya. Tugas dan maksud pada setiap perkembangan

adalah:

a) Mampu menerima keadaan fisiknya

b) Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa

c) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok

yang berlainan jenis.

d) Mencapai kemandirian ekonomi, remaja sanggup untuk hidup

berdasarkan usaha sendiri.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

e) Mencapai kemandirian emosional

f) Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang

sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota

masyarakat

g) Memahami dan mengiternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan

orang tua

h) Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang

diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.

i) Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan

j) Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab

kehidupan keluarga.

4) Masalah-masalah yang terjadi pada remaja

Menurut Handoyo (2010), beberapa permasalahan utama yang

biasa dialami oleh remaja yaitu:

a) Permasalahan fisik dan kesehatan

Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh

remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja

sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain atau

idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering

mengakibatkan remaja kurang percaya diri.

b) Permasalahan berkaitan dengan perkembangan kognitif dan

bahasa

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Pada mas remaja awal ditandai dengan perkembangan

kemampuan intelektual yang pesat. Namun ketika remaja tidak

mendapatkan kesempatan mengembangkan kemampuan

intelektualnya terutama melalui pendidikan di sekolah, maka

boleh jadi potensi intelektualnya tidak akan berkembang

optimal

c) Permasalahan berkaitan dengan perkembangan perilaku sosial,

moralitas dan keagamaan

Masa remaja disebut pula sebagai social hunger (kehausan

sosial) yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul

dan diterima di lingkungan kelompok sebanyanya. Sejalan

dengan pertumbuhan organ reproduksi hubungan sosial yang

dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya

keinginan untuk menjalin hubungan khusus dengan lain jenis

dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan penyimpanan

perilaku sosial dan perilaku seksual.

d) Permasalahan berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan

emosional

Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri

(self identity). Usaha pencarian identitas pun banyak dilakukan

dengan menunjukkan perlaku coba-coba, perlaku imitasi atau

identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya

dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion,

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

sehingga akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan

menggambarkan keadaan dirinya yang sebenarnya.

3. Pre Menstrual Syndrome (PMS)

a. Pengertian

Pre Menstrual Sindrome (PMS) juga biasa disebut dengan Pre

Menstrual Tension adalah ketegangan sebelum menstruasi yang terjadi

beberapa hari sebelum menstruasi bahkan sampai menstruasi

berlangsung (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).

b. Penyebab

Penyebab Pre Menstrual Sindrome belum diketahui pasti, tetapi

diduga hormon estrogen, progesteron, prolaktin dan aldosteron

berperan dalam terjadinya sindrom pra haid. Gangguan keseimbangan

hormon estrogen dan progesteron akan menyebabkan retensi cairan dan

natrium sehingga berpontensi menyebabkan terjadi keluhan sindroma

prahaid (Wiknjosastro, 2011).

Menurut Yatim (2004), penyebab Pre Menstrual Sindrome

merupakan gabungan dari faktor–faktor psikologis, sosial dan budaya.

1) Pengaruh faktor Psikologis :

Pre Menstrual Sindrome lebih jelas dikeluhkan oleh seorang

wanita yang sedang mengalami konflik dengan lingkungan

kehidupannya.

2) Pengaruh faktor sosial :

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Keluhan Pre Menstrual Sindrome sangat dipengaruhi oleh tata cara

atau kultur keluarga dan kehidupan masyarakat sekitar ketika

datangnya haid. Contohnya, bila seorang wanita mengetahui saat–

saat menjelang haid, maka keluhannya akan lebih banyak dan berat

dibandingkan dengan wanita yang tidak mempedulikan saat–saat

datangnya haid.

3) Pengaruh faktor biologis :

Pre Menstrual Sindrome erat kaitannya dengan pengaruh neuro

endokrin seperti hormon prolactin, meningkatnya hormone

aldosteron atau angiotensin di dalam darah, serta bayak bahan

kimia lain seperti glucocorticoid, androgen, prostaglandin, opium,

dan beberapa asam lemak esensial ikut meningkat pada wanita yang

mengeluhkan Pre Menstrual Sindrome.

c. Keluhan dan gejala

Menurut Yatim (2004), penderita Pre Menstrual Sindrome akan

mengalami hal–hal sebagai berikut :

1) Adanya perubahan emosi dan perasaan seperti mudah tersinggung,

rasa tertekan, pemarah, dan rasa bermusuhan.

2) Adanya perubahan perilaku seperti mengasingkan diri dan

mengurangi bergaul, perubahan dalam pola bekerja, bicara,

menghiba–hiba ingin bepergian, perubahan libido bisa menurun

atau meningkat. Motivasi kerja berubah, dan pengendalian diri

kurang.

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

3) Adanya perubahan kognitif seperti kesukaran berkonsentrasi, curiga

berlebihan, dan ingin bunuh diri.

4) Timbul keluhan–keluhan pada tubuh seperti sakit punggung, sakit

kepala, payudara bengkak dan sakit, pegal linu, dan mual–mual.

5) Timbul keluhan pada syaraf vegetatif seperti perubahan libido,

banyak tidur, keletihan berlebihan, atau menjadi sangat aktif dan

agresif.

6) Adanya perubahan dalam selera. Berupa menolak atau merindukan

makanan tertentu atau malah nafsu makan hilang sama sekali.

7) Adanya perubahan pada cairan dan elektrolit tubuh seperti perut

gembung, berat badan bertambah, air seni keluar sedikit dan

sembab di beberapa bagian tubuh.

8) Adanya kelainan syaraf otonom seperti mual–mual,mencret,

berkeringat banyak, dan jantung berdebar.

9) Tumbuh jerawat, rambut kering, kulit kering

Menurut Wiknjosastro (2011), gejala fisik penderita Pre

Menstrual Sindrome adalah perut kembung, edema dan kenaikan berat

badan, nyeri kepala, nyeri tekan dan pembengkakan payudara, nyeri

pelvis, dan perubahan pola buang air besar. Sedangkan gejala psikologi

antara lain iritabilitas, anxietas, depresi, perubahan pola tidur, nafsu

makan, gairah sex dan kelelahan.

d. Pencegahan

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012), pencegahan

dengan olah raga teratur seperti jalan pagi selama 30 menit atau latihan

fisik sedang, diet garam, alkohol dan lemak, teknik relaksasi untuk

menetralisasi dan menghilangkan stress, mengkonsumsi suplemen

makanan berupa kalsium, magnesium, Vitamin E da vitamin B6

dimulai hingga hari ketiga menstruasi serta mengkonsumsi

antidepresan bila perlu dan diuretik ringan.

e. Pengobatan Pre Menstrual Sindrome

Menurut Yatim (2004), Pre Menstrual Sindrome biasanya tidak

memerlukan pengobatan kecuali jika kondisinya menjadi sangat berat,

boleh diberikan obat penenang.

Prinsip pengobatan Pre Menstrual Sindrome menurut Yatim

(2004) secara keseluruhan sebagai berikut :

1) Ketegangan Perasaan dan kekacauan pikiran :

a) Perlu konsultasi dan penyuluhan tentang Pre Menstrual

Sindrome

b) Mungkin diperlukan obat – obat penenang

2) Untuk mengatasi masalah berat badan yang bertambah

a) Menjaga pola makan, seperti makan makanan yang berserat

b) Beri obat diuretik untuk mengeluarkan cairan yang menumpuk

(seperti lasix atau HCT).

3) Untuk mengatasi payudara yang bengkak dan sakit

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

a) Pemberian spironolacton 50 mg

b) Pemberian parlodel 2,5 mg

c) Kurangi minum kopi

d) Pemberian danazol (hormone progesterone) 100 -200 mg

e) Mengkonsumsi makanan tinggi protein kurangi makanan yang

manis – manis

f) Pemberian vitamin B complek dan B6

4) Untuk mengatasi perasaan tertekan (depresi)

a) Pemberian konsultasi mengenai Pre Menstrual Sindrome

b) Kaji riwayat gangguan jiwa

c) Pemberian hormon progesterone

d) Istirahat cukup

Intinya dalam pengobatan penderita Pre Menstrual Sindrome

ditekankan perlunya pengaturan pola makan (seperti menghindari

minum kopi, mengurangi makanan yang manis – manis, perbanyak

makan makanan berserat, makan sayur – sayuran) serta agar berolah

raga secara teratur.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 : Kerangka teori

Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2010), Depkes RI (2007),

Wiknjosastro (2010)

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan:

1. Pendidikan

2. Media masa/ informasi

3. Sosial budaya dan

ekonomi

4. Lingkungan

5. Pengalaman

6. Usia

Siswi Kelas VII

MTs N

Sumberlawang

Pengetahuan Pre Menstrual

Sindrome (PMS) :

1. Pengertian

2. Etiologi

3. Keluhan dan gejala

4. Pencegahan

5. Pengobatan

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

C. Kerangka Konsep

Keterangan

= variabel yang diteliti

= variabel yang tidak teliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Tingkat pengetahuan Siswi

Kelas VII MTs Negeri

Sumberlawang tentang Pre

Menstrual Sindrome

Baik

Cukup

Kurang

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan:

1. Pendidikan

2. Media masa/ informasi

3. Sosial budaya dan

ekonomi

4. Lingkungan

5. Pengalaman

6. Usia

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. penelitian

deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa

yang penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara

sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan

(Nursalam, 2008). Penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk

mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun

hasil konvensi (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini meneliti tingkat

pengetahuan siswi tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I

Sumberlawang Sragen.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data

selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di

MTs Negeri I Sumberlawang Sragen.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk

memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian

ini dilaksanakan tanggal 17 November 2013 – 15 April 2014.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti

tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu kelompok,

masyarakat, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau laporan yang

semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik

(Silalahi, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi

kelas VII MTs Negeri I Sumberlawang Sragen yang berjumlah 142 siswi.

2. Sampel

Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi (Silalahi,

2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100 maka lebih

baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100, maka dapat

diambil 10 – 15% atau 20-25%. Sampel dalam penelitian ini adalah siswi

kelas VII di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen dengan perhitungan (142

x 25% = 36). Jadi sampel dalam penelitian ini 36 siswi.

3. Teknik sampling

Teknik sampling adalah cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan

sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2008). Pengambilan sampel

menggunakan simple random sampling. Teknik simple random sampling

atau acak sederhana adalah setiap anggota atau unit dari populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian pengambilan sampel dengan

dengan mengundi anggota populasi.

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Menurut Arikunto (2010), untuk mendapatkan sampel dari tiap kelas

digunakan perhitungan sebagai berikut:

nxN

Fn =

n : Sampel dari masing-masing

N : Jumlah semua populasi

F : Jumlah responden di masing-masing kelas:

a. Kelas VII A == 36142

18x 4,56 dibulatkan 5

b. Kelas VII B == 36142

18x 4,56 dibulatkan 4

c. Kelas VII C == 36142

18x 4,56 dibulatkan 5

d. Kelas VII D == 36142

18x 4,5 dibulatkan 4

e. Kelas VII E == 36142

18x 4,5 dibulatkan 4

f. Kelas VII F == 36142

18x 4,56 dibulatkan 5

g. Kelas VII G == 36142

16x 4,06 dibulatkan 4

h. Kelas VII H == 36142

18x 4,56 dibulatkan 5

Jadi sampel yang digunakan pada penelitian adalah 36 siswi.

D. Variabel penelitian

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam

penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan

siswi kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I

Sumberlawang Sragen.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup

atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1 Definisi Operasional tingkat pengetahuan siswi kelas VII tentang

Pre Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang

Sragen

Nama

Variabel

Pengertian Kategori Alat

Ukur

Skala

Tingkat Pengetahuan

siswa kelas VII

MTs Negeri I Sumberlawang

Sragen

Kemampuan siswi menjawab dengan

benar tentang Pre

Menstrual Syndrome (PMS),

meliputi:

1. Pengertian2. Etiologi

3. Keluhan dan

gejala

4. Pencegahan5. Pengobatan

1. Baik : Bila nilai responden

yang diperoleh (x)

> mean + 1 SD 2. Cukup : Bila

nilai responden

mean -1 SD � x �mean + 1 SD

3. Kurang : Bila nilai

responden yang

diperoleh (x) < mean – 1 SD

Kuesioner Ordinal

F. Instrumen Penelitian

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

1. Kuesioner

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tertutup yang diisi oleh

responden. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-

hal yang di ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010).

Kuesioner diambil dari sumber teori tentang Pre Menstrual Syndrome

(PMS). Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif (favorable)

dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah,

pernyataan negatif (unfavorable) dengan skor 0 untuk jawaban benar dan

dengan skor 1 untuk jawaban salah.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner

Variabel Sub Variabel

Pernyataan Jumlah

item

pernyataanFavourable Unfavourable

Tingkat

pengetahuan

Siswi kelas

VII tentang

Pre

Menstrual

Syndrome

1. Pengertian 1,2,4 3 4

2. Penyebab 6,7 5,8 4

3. Keluhan dan

Gejala

9,11,12*,14

15*,17,18

10*,13,16 10

4. Pencegahan 19,21*,22,

23, 25

20,24 7

5. Pengobatan 27,28,30,31

34*,35*

26,29,32,33 10

Jumlah item pernyataan 35

Keterangan: *) = tidak valid

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai

standar adalah alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas

data. Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji

validitas dilakkukan di SMP N 3 Satu Atap Sumberlawang Sragen terhadap

30 siswa dengan 35 item pernyataan.

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

2. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya

hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus

product moment.

Menurut Hidayat (2011), rumus product moment yaitu:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Dikatakan valid jika rhitung > rtabel (0,361) dengan taraf signifikan 0,05.

Setelah dilakukan di SMP N 3 Satu Atap Sumberlawang Sragen terhadap

30 siswa dengan 35 item pernyataan setelah dilakukan uji validitas

didapatkan 6 nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 10, 12, 15, 21, 34

dan 35, untuk selanjutnya nomor yang tidak valid tidak digunakan dalam

kuesioner penelitian.

3. Uji Reliabilitas

( ) ( ) }Y - Y{N }XX{

YX. - XY . N

222 2 ΣΣΣ−Σ

ΣΣΣ=

Nrxy

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus

Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

��

���

� Σ−��

���

−=

t

b

k

kr

2

2

11 11 σ

σ

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

��b2 = Jumlah varian butir

�t2

= Varians total

Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60)

(Ghozali, 2005). Uji reliabilitas dilakkukan di SMP N 3 Satu Atap

Sumberlawang Sragen terhadap 30 siswa dengan 35 item pernyataan

Setelah dilakukan uji reliabilitas didapatkan nilai alpha cronbach’s 0,863

> (0,60), sehingga instrumen dikatakan reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu tentang Pre

Menstrual Syndrome (PMS), kemudian menjelaskan tentang cara

pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan

kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri

dari:

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek

penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009).

Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner yang

oleh siswi MTs Negeri I Sumberlawang Sragen.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari bagian

Tata Usaha MTs Negeri I Sumberlawang Sragen yaitu berupa jumlah siswi

Kelas VII.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2010)

adalah:

a. Editing

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban

dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-

tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data

selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel.

d. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing

Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden

dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program

atau soffware komputer.

e. Pembersihan data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya,

kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut

pembersihan data (data cleaning).

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

2. Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2010), analisa univariat yaitu menganalisa

terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya

mendeskirpsikan Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre

Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen.

Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai

berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD � x � mean + 1 SD

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:

Rumus : X = n

x�

Keterangan :

X : Rata-rata ( mean )

� x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat

dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap

rata-ratanya.

Rumus :

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

SD = 1

)( 2

2

−��

n

n

xixi

Keterangan:

x : Nilai responden

n : Jumlah responden

Untuk mendapatkan distribusi persentase Tingkat Pengetahuan

Siswi Kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I

Sumberlawang Sragen digunakan rumus persentase. Menurut Silalahi

(2012), rumus persentase yaitu:

fi

Persentase = ––– x 100%

n

fi = Frekuensi

n = Total kasus

I. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi :

1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti

menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta

manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,

lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek

penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek

penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

J. Jadwal Penelitian

Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan

penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan

tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian (Tabel Terlampir).

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen yang

beralamat di Jl Solo – Purwodadi KM 32. Kepala sekolah MTs Negeri I

Sumberlawang Sragen Bapak Drs. Nur Hayat, M.Si. Jumlah kelas di MTs

Negeri I Sumberlawang Sragen 3 kelas yaitu kelas VII, VIII dan kelas IX yang

masing masing kelas dibagi menjadi 8 kelas yaitu A, B, C, D, E, F, G dan H.

Fasilitas yang ada di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen antara lain

perpustakaan, laboratorium komputer, bahasa, biologi, kimia, fisika, koperasi,

UKS dan masjid. Untuk menunjang pelajaran di luar jam pembelajaran MTs

Negeri I Sumberlawang Sragen menyelenggarakan kegiatan Pramuka, Drum

Band. Untuk siswi yang berminat untuk meningkatkan keterampilan MTs

Negeri I Sumberlawang Sragen menyelenggarakan keterampilan menjahit.

B. Hasil Penelitian

Sebelum mengetahui tingkat pengetahuan terlebih dahulu mencari nilai

mean dan standar deviasi, setelah dilakukan perhitungan maka hasil dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

a. Mean dan Standar Deviasi

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas

VII tentang Pre Menstrual

Syndrome (PMS))

21,8 3,7

b. Karakteristik responden berdasarkan umur

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan umur dapat diliht pada

tabel di bawah berikut:

Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan umur

No Umur Frekuensi

Responden

Prosentase

(%)

1

2

13 tahun

14 tahun

22

14

61,1

38,9

Total 36 100

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel karakteristik berdasarkan umur dapat diketahui sebanyak

22 responden (16,1%) berumur 13 tahun dan sebanyak 14 responden

(38,9%)

c. Tingkat pengetahuan Siswi

Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas

VII tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I

Sumberlawang Sragen Tahun 2014”. Responden dalam penelitian ini terdiri

dari 36 siswa. Tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre Menstrual

Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen

Tahun 2014

No Pengetahuan Frekuensi

Responden

Prosentase

(%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

4

26

6

11,1

72,2

16,7

Total 36 100

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dikategorikan tingkat

pengetahuan siswi kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS) yaitu

tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,1%), tingkat

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (72,2%) dan tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (16,7%). Jadi Tingkat

Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS)

mayoritas pada tingkat pengetahuan cukup.

C. Pembahasan

Berdasarkan data hasil penelitian tingkat pengetahuan siswi kelas VII

tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS) yaitu tingkat pengetahuan baik

sebanyak 4 responden (11,1%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26

responden (72,2%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 6 responden

(16,7%).

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil “tahu”

pengindraan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang. Karena

dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan.

Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian

informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan

yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang

Tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (72,2%), dan

tingkat pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (16,7%) faktor yang

mempengaruhi pengetahuan salah satunya informasi yang didapatkan siswi

dan pengalaman, sedangkan untuk mata pelajaran di sekolah tidak

mengajarkan tentang kesehatan reproduksi bagi remaja dan siswi belum

pernah mendapatkan penyuluhan dari tenaga kesehatan terkait serta siswa

mungkin belum berpengalaman karena baru mengalami haid untuk yang

pertama sehingga pengetahuan mereka sebatas cukup.

Menurut Erfandi (2009), Pengalaman sebagai sumber pengetahuan

adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan

mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar

secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang

kerjanya.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu :

1. Kendala dalam penelitian ini adalah pada saat pengisian kuesioner siswi

kurang sungguh-sungguh dan banyak yang menyontek dari teman lain,

sehingga berpengaruh pada jawaban pengetahuan.

2. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah variabel penelitian ini

merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada

tingkat pengetahuan dan penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun

alat (kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden

hanya bisa menjawab benar atau salah.

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bab ini penulis akan menuliskan kesimpulan dan saran dari hasil

penelitian judul dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang

Pre Menstrual Syndrome (PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun

2014”. Tingkat pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome

(PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun 2014 tingkat

pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,1%).

2. Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome

(PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun 2014 tingkat

pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (72,2%) .

3. Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII tentang Pre Menstrual Syndrome

(PMS) di MTs Negeri I Sumberlawang Sragen Tahun 2014 tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (16,7%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu:

2. Bagi Siswa

Diharapkan siswa untuk lebih meningkatkan pengetahuan dengan banyak

membaca artikel-artikel maupun buku tentang kesehatan reproduksi

khususnya Pre Menstrual Syndrome (PMS).

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

3. Bagi Institusi

a. Institusi Pendidikan

Sebaikanya institusi lebih banyak menambah referensi tentang

kesehatan reproduksi khususnya Pre Menstrual Syndrome (PMS).

b. Bagi MTs Negeri I Sumberlawang Sragen

Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan siswa dengan bekerja

sama dengan instansi kesehatan terkait untuk pelaksanaan penyuluhan-

penyuluhan tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang Pre

Menstrual Syndrome (PMS).

4. Peneliti selanjutnya

Diharapkan lebih meningkatkan penelitian yang serupa dengan menambah

variabel penelitian sehingga akan didapatkan hasil penelitian yang lebih

sempurna.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

–––––––––––––. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Aryani. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba

Medika

Budiarto, E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC

Depkes RI. 2007. Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi

dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Jakarta:

Depkes RI

––––––––––––. 2007 Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)

Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Erfandi. 2009. Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,

http://wwww.forbetterhealth.wordpress.com. Diakses tanggal 23 Oktober

2012

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang

: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Handoyo, A. 2010. Remaja dan Kesehatan, Permasalahan dan Praktisnya.

Jakarta: PT. Perea

Hidayat, A. A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medik

Kumalasari dan Ardhiyantoro, 2010. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa

Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka

Cipta

––––––––––––––––––––. 2010. Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VII  · PDF filepada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi atau haid menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Gangguan lain

Rahmawati, D. 2009. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Mengenai Pre

Menstrual Sindrome dengan Upaya Mengatasi Kecemasan Pre Menstrual

Syndrome pada Siswa Kelas VIII SLTP N I Tanon kabupaten Sragen.

Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: STIKes Kusuma Husada

Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yoyakarta: Mitra Cendikia Press

–––––––––––––––. 2009. Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan

SPSS. Yoyakarta: Pustaka Rihana

Sarlito, W S. 2010. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Silalahi, U. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

Sugiyono. 2010. Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Suryani dan Widyasih, 2010. Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta: Fitramaya

Wiknjosastro, H. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Yatim, F. 2005. Penyakit Kandungan, Myoma, Kanker Rahim/Leher Rahim dan

Indung Telur, Kista, dan Gangguan Lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor