Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Resiko Kehamilan Pada Usia Lebih Dari 35 Tahun ..

64
i TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RISIKO TINGGI KEHAMILAN DI BPS SITI MURSIDAH SUMBER LAWANG SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : ADHE INDAH PRATIWI NIM : B10 001 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

description

4

Transcript of Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Resiko Kehamilan Pada Usia Lebih Dari 35 Tahun ..

  • i

    TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RISIKO

    TINGGI KEHAMILAN DI BPS SITI MURSIDAH

    SUMBER LAWANG SRAGEN

    TAHUN 2013

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

    Pendidikan Diploma III Kebidanan

    Disusun Oleh :

    ADHE INDAH PRATIWI

    NIM : B10 001

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA

    2013

  • ii

  • iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RISIKO

    TINGGI KEHAMILAN DI BPS SITI MURSIDAH

    SUMBERLAWANG SRAGEN

    TAHUN 2013

    Karya Tulis Ilmiah

    Disusun Oleh:

    ADHE INDAH PRATIWI

    NIM B10 001

    Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    Ujian Akhir Program D III Kebidanan

    Pada Tanggal : 22 Juli 2013

    PENGUJI I PENGUJI II

    (HUTARI PUJI ASTUTI, S.SiT.,M.Kes) (DHENY ROHMATIKA, S.SiT)

    NIK.200580012 NIK. 200582015

    Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

    Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

    Mengetahui,

    Ka. Prodi DIII Kebidanan

    (DHENY ROHMATIKA, S.SiT)

    NIK. 200582015

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

  • viii

  • ix

  • x

  • xi

  • xii

  • xiii

  • xiv

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Bagi kebanyakan wanita, proses kehamilan dan persalinan adalah proses

    yang dilalui dengan kegembiraan dan suka cita, tetapi 5 10 % dari kehamilan

    termasuk kehamilan dengan resiko tinggi. Wanita dengan kehamilan resiko

    tinggi harus mempersiapkan diri dengan lebih memperhatikan perawatan

    kesehatannya dalam menghadapi kehamilan dengan resiko tinggi

    (Suririnah, 2007).

    Menurut Survey Demografi Kesehatan Nasional ( SDKI) Angka Kematian

    Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan

    perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

    ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu

    meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai tahun 2015

    adalah mengurangi sampai risiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survey

    yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu,

    namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan

    millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus

    menerus. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

    2010 AKI Indonesia sebesar 233 per 100.000 kelahiran hidup (Djuwita, 2011).

    Menurut (Depkes RI, 2010), penyebab langsung kematian ibu di Indonesia

  • 2

    dikenal dengan trias klasik antara lain di sebabkan oleh perdarahan (28%),

    eklamsia (24%), infeksi (11%).

    Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 berdasarkan

    laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup,

    mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2010

    sebesar 104,97/100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian maternal paling

    banyak adalah pada waktu nifas sebesar 48,65%, kemudian pada waktu hamil

    sebesar 25,75% dan pada waktu persalinan sebesar 25,60%. Sementara

    berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah

    pada usia produktif (20-34 tahun) sebesar 65,12%, kemudian pada kelompok

    umur >35 tahun sebesar 28,89% dan pada kelompok umur

  • 3

    pelayanan prenatal dan obstetri yang rendah pula. Kematian ibu biasanya

    terjadi karena tidak mempunyai akses kepelayanan kesehatan ibu yang

    berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang

    dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil

    keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat

    mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian

    maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah

    satu dari kriteria 4 terlalu, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan

    (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (

  • 4

    (Ningrum, 2005). Oleh sebab itu, tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko

    tinggi kehamilan perlu diketahui mengingat pentingnya hal tersebut antara lain

    untuk mencegah atau mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan

    (Umi Ari, 2002).

    Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan oktober 2012

    di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen didapatkan data ibu hamil yang

    melakukaan kunjungan pada tahun 2011 dari bulan Januari sampai Desember

    sebanyak 377 orang dengan rata-rata tiap bulan sebanyak 31 orang. Data

    terakhir tahun 2012 pada bulan Januari sampai Oktober sebanyak 316 orang

    dengan rata-rata tiap bulan 31 orang dan jumlah ibu hamil yang berisiko tinggi

    sebanyak 34 orang diantaranya disebabkan oleh usia ibu hamil kurang dari 20

    tahun sebanyak 13 orang, preeklamsia sebanyak 4 orang, jarak kehamilan

    kurang dari 2 tahun sebanyak 6 orang, usia ibu hamil lebih dari 35 tahun

    sebanyak 9 orang dan ibu hamil yang sudah pernah melahirakn lebih dari 5

    kali sebanyak 2 orang. Dari studi pendahuluan ini penulis berhasil melakukan

    wawancara kepada 8 orang ibu hamil untuk mengetahui tingkat pengetahuan

    ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan dengan hasil 3 orang (37,5%) ibu

    hamil sudah cukup memahami risiko tinggi kehamilan, dan 5 orang (62,5%)

    ibu hamil kurang memahami risiko tinggi kehamilan.

    Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan bahwa pengetahuan ibu

    hamil tentang risiko tinggi kehamilan masih rendah, meskipun pengetahuan

    tentang risiko tinggi kehamilan sangat penting masih ada ibu hamil yang

    belum mengetahui tentang risiko tinggi kehamilan. Hal ini menarik peneliti

  • 5

    untuk melakukan penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

    tentang Risiko Tinggi Kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang

    Sragen.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka perumusan

    masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana Tingkat

    Pengetahuan Ibu Hamil tentang Risiko Tinggi Kehamilan di BPS Siti

    Mursidah Sumberlawang Sragen ?.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan umum

    Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan

    di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen.

    2. Tujuan khusus

    a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi

    kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen pada tingkat

    baik.

    b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi

    kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen pada tingkat

    cukup.

  • 6

    c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi

    kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen pada tingkat

    kurang.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Ilmu Pengetahuan

    Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam pengembangan

    ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan kehamilan risiko

    tinggi.

    2. Bagi diri sendiri

    Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman peneliti tentang

    tingkat pengetahuan ibu hamil khususnya pada risiko tinggi kehamilan,

    serta memberikan kesempatan pada peneliti unuk menerapkan ilmu

    pengetahuan yang diperoleh dari institusi pendidikan.

    3. Bagi instansi

    a. Bagi BPS Siti Mursidah

    Memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan ibu hamil

    tentang risiko tinggi kehamilan, sehingga dapat memberikan

    pengetahuan dan pemahaman serta masukan bagi BPS Siti Mursidah

    dalam membuat kebijakan tentang praktik khususnya pada risiko tinggi

    kehamilan.

  • 7

    b. Bagi Pendidikan

    Sebagai vahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian

    lebih lanjut dan memberikan masukan secara konseptual sesuai hasil

    penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risikko tinggi

    kehamilan.

    E. Keaslian Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari peneliti-peneliti

    sebelumnya. Sebagai acuan maka peneliti menggunakan penelitian

    sebelumnya yaitu:

    Tri Wulandari (2012), dengan judul Pengetahuan Ibu Hamil tentang

    Kehamilan Risiko Tinggi di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen.Penelitian

    menggunakan desain diskriptif kuantitatif, yang dilakukan pada bulan Mei

    sampai Juni 2012 dengan jumlah sampel 30 orang. Teknik pengambilan

    sampel menggunakan accidental sampling, dengna alat pengumpul data

    yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan teknik

    univariat. Hasil penelitian dilihat dari karakteristik ibu hamil

    menunjukkan responden paling banyak terdapat pada usia reproduksi yaitu

    umur 20-35 tahun (76,7 %), dengan latar belakang pendidikan SMA

    66,7 %, sedangkan dilihat dari pekerjaan sebagai petani atau buruh

    sebanyak 50 %, dilihat dari cara mendapatkan informasi 76,7 % dari

    tenaga kesehatan atau posyandu, dan tingkat pengetahuan tentang

    kehamilan resiko tinggi cukup baik yaitu 76,7 %.

  • 8

    Perbedaan antara keaslian dengan penelitian adalah waktu, lokasi

    penelitian, sampel dan hasil penelitian. Sedangkan persamaannya adalah

    dari metode penelitian dan cara penggumpulan datanya.

    F. Sistematika Penelitian

    Untuk mengetahui secara menyeluruh dari penulisan Karya Tulis Ilmiah

    ini dibuat sitematika penulisan meliputi 5 BAB yaitu:

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi pendahuluan yang menguraikan latar belakang,

    perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

    keaslian penelitian, dan sistematika penulisan Karya Tulis

    Ilmiah.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini berisi tentang landasan teori dari masalah yang akan

    di teliti meliputi teori medis seperti pengetahuan dan

    kehamilan risiko tinggi yang diuraikan berdasarkan

    pengertian risiko tinggi kehamilan, faktor risiko tinggi

    kehamilan, dampak kehamilan risiko tinggi, kerangka teori

    dan kerangka konsep.

    BAB III METODOLOGI

    Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi

    dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik

    pengambilan sample, instrument penelitian, teknik

  • 9

    pengumpulan data, variable penelitian, definisi operasional,

    metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian.

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum, hasil

    penelitian yang meliputi gambaran umum tempat penelitian,

    hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan.

    BAB V PENUTUP

    Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi

    institusi pendidikan, tenaga kesehatan, ibu hamil atau

    masyarakat, peneliti selanjutnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Teori

    1. Pengetahuan (Knowledge)

    a. Pengertian pengetahuan

    Pengetahuan ( knowledge ) adalah hasil tahu dari manusia, yang

    sekadar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia,

    apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

    Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu

    seseorangterhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

    hidung, telinga, dan lain sebagainya) (Taufik, 2007).

    b. Tingkat pengetahuan

    Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam domain

    kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

    1) Tahu (know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini adalah

    mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifk dari seluruh bahan

    yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

  • 11

    2) Memahami (comprehension)

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

    secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

    menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

    3) Aplikasi (application)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

    yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

    4) Analisis (analysis)

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

    suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

    struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

    5) Sintesis (Syntesis)

    Sintesis menunjuk pada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

    yang baru.Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

    menyusun formulasi-formulasi yang ada.

    6) Evaluasi (evaluation)

    Evaluasi ini dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan

    justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-

    penilaian ini didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri

    atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

  • 12

    c. Cara memperoleh pengetahuan

    Menurut Notoadmojo (2010), Ada beberapa cara untuk memperoleh

    pengetahuan, yaitu:

    1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

    Cara coba-salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

    dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak

    berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan

    kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan

    apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan

    seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah

    sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal

    atau salah) atau metode coba salah coba-coba.

    2) Secara kebetulan

    Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidakdisengaja

    oleh orang yang bersangkutan.

    3) Cara Kekuasaan atau Otoritas

    Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan,

    baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

    ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima

    pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

    tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik

    berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.

  • 13

    Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut

    menganggap bahwa yang dikemukannya dalah benar.

    4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

    Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu

    merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

    5) Cara akal sehat

    Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan

    teori atau kebenaran. Ilmu pendidikan ini contohnya dikembangkan

    oleh orang tua zaman dahulu untuk mendidik anaknya agar disiplin

    yaitu menggunakan cara hukuman fisikbila anaknya berbuat salah

    yaitu dengan cara menjewer.

    6) Kebenaran melalui wahyu

    Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan

    dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan

    diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan.

    7) Kebenaran secara intuitif

    Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali

    melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran

    atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar

    dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang

    rasional dan yang sistematis.

  • 14

    8) Melalui Jalan Pikiran

    Manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

    pengetahuan dandalam memperoleh kebenaran pengetahuan

    tersebut, manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui

    induksi maupun deduksi.

    9) Induksi

    Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

    pernyatan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal

    ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut

    berdasarkan pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. Bahwa

    induksi beranjak dari hal konkret ke hal abstrak.

    10) Deduksi

    Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyatan umum ke

    khusus. Silogisme yaitu suatu bentuk deduksi yang memungkinkan

    seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik.

    d. Faktor Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi

    pengetahuan antara lain:

    1) Pendidikan

    Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi

    respon terhadap sesuatu yang datang dari luar.

  • 15

    2) Paparan Media Masa

    Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik, sehingga

    sebagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, maka

    seseorang yang lebih sering menggunakan media masa akan

    memperoleh informasi yang lebih banyak dan dapat

    mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

    3) Ekonomi

    Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder keluarga

    dengan status ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi

    dibandingkan dengan keluarga status ekonomi rendah, hal ini

    dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai

    hal.

    4) Budaya

    Tingkah laku manusia atau kelompok manusia memenuhi

    kebutuhan yang meliputi sikap-sikap kepercayaan.

    5) Pengalaman

    Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal, biasanya

    diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses

    perkembangan, misalnya sering mengikuti organisasi.

    6) Umur

    Umur merupakan variable yang selalu diperhatikan dalam

    penelitian-penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal

    yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya waktu

  • 16

    hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan

    sampai berulang tahun yang terakhir.

    e. Pengukuran Pengetahuan

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

    angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

    subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

    kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan

    pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).

    Menurut Riwidikdo (2010), pengetahuan seseorang dapat

    diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif,

    yaitu :

    1) Baik : bila nilai responden yang diperoleh (x) >mean + 1 SD

    2) Cukup : bila nilai mean 1 SD < x

  • 17

    nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh

    kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).

    b. Pembagian kehamilan

    Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan, yaitu triwulan pertama (0

    sampai 12 minggu), triwulan kedua (13-28 minggu) dan triwulan

    ketiga (29-42 minggu) (Manuaba, 2010).

    c. Tanda tanda kehamilan

    Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakan kehamilan

    di tetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan

    gejala kehamilan, yaitu sebagai berikut :

    1) Tanda Dugaan Kehamilan

    a) Amenorea (terlambat datang bulan)

    Konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi

    pembentukan folikel de graff dan ovulasi..Dengan

    mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) dengan

    perhitungan rumus Neagle dapat ditentukan hari perkiraan

    lahir (HPL) yaitu dengan menambah tujuh pada hari,

    mengurangi tiga pada bulan, dan menambah satu pada

    tahunnya.

    b) Mual (Nause) dan muntah (Emesis)

    Pengaruh estrogen dan progesteron yang menyebabkan

    pengeluaran asam lambung yang berlebihan.Mual dan

    muntah pada pagi hari disebut morning sickness.Dalam

  • 18

    batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.Akibat mual

    dan muntah nafsu makan berkurang.

    c) Ngidam

    Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,

    keinginan yang demikian disebut ngidam.

    d) Sinkope atau pingsan

    Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

    menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan

    menimbulkan sikope atau pingsan. Keadaan ini menghilang

    setelah usia kehamilan 16 minggu.

    e) Payudara Tegang

    Pengaruh hormon estrogen dan progesteron dan

    somatomamotrofin menimbulkan deposif lemak, air dan

    garam pada payudara.Payudara membesar dan

    tegang.Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit

    terutama pada hamil pertama.

    f) Sering Miksi (sering BAK)

    Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih

    sempat terasa penuh dan sering buang air kecil.Pada

    triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang.

  • 19

    g) Konstipasi atau Obstipasi

    Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat

    peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air

    besar.

    h) Pigmentasi kulit

    Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma

    gravidarim). Pada dinding perut terdapat strie albican, strie

    livide dan linea nigra danalba semakin menghitam. Pada

    sekitar payudara terdapat hiperpigmentasi pada bagian

    areola mammae, puting susu makin menonjol.

    i) Epulis

    Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi saat

    kehamilan.

    j) Varices

    Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron

    terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi

    mereka yang mempunyai bakat.Penampakan pembuluh

    darah terjadi pada sekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan

    payudara. Penampakan pembuluh darah ini bisa hilang

    setelah persalinan.

    2) Tanda Tidak Pasti Kehamilan

    a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil

    b) Pada pemeriksaan dalam dapat dijumpai

  • 20

    (1) Tanda hegar yaitu perubahan pada isthmus uteri

    (rahim) menjadi lebih panjang dan lunak sehingga

    seolaholah kedua jari dapat saling bersentuhan.

    (2) Tanda chadwicks yaitu vagina dan vulva mengalami

    peningkatan pembuluh darah sehingga makin tampak

    dan kebiru-biruan karena pengaruh estrogen.

    (3) Tanda piscaseck yaitu adanya perlunakan dan

    pembesaran pada unilateral pada tempat implantasi

    (rahim).

    (4) Kontraksi Braxton Hicks yaitu adanya kontraksi pada

    rahim yang disebabkan karena adanya rangsangan pada

    uterus

    c) Pemeriksaan test biologis kehamilan positif.

    3) Tanda pasti kehamilan

    a) Gerakan janin dalam rahim

    b) Terlihat dan teraba gerakan dan teraba bagian bagian

    janin

    c) Denyut Jantung Janin

    Didengar dengan stestokop laenec, alat kardiotokografi,

    alat doppler. Dilihat dengan ultrasonografi.Pemeriksaan

    dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka

    janin, ultrasonografi.

  • 21

    d. Penyulit yang menyertai Kehamilan

    Menurut (Manuaba, 2012), sebagai berikut:

    1) Keluhan ringan hamil muda

    Keluhan ringan hamil muda yang akan dibahas dalam bab ini

    adalah emesis gravidarum, kram pada kaki, varises hiperemesis

    gravidarum, dan hipersalivasi (ptialismus).

    2) Kehamilan remaja

    Masyarakat menghadapi kenyataan bahwa kehamilan pada

    remaja makin meningkat dan menjadi masalah. Terdapat dua

    faktor yang mendasari perilaku seks pada remaja. Pertama,

    harapan untuk kawin dalam usia yang relatif muda (20 tahun)

    dan kedua, makin derasnya arus informasi yang dapat

    menimbulkan rangsangan seksual remaja terutama remaja di

    daerah perkotaan yang mendorong remaja untuk melakukan

    hubungan seksual pranikah yang akhirnya memberikan dampak

    berupa penyakit hubungan seks dan kehamilan di luar

    perkawinan pada remaja.

    3) Anemia pada kehamilan

    Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat

    besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif

    mudah, bahkan murah.

  • 22

    4) Kehamilan dengan risiko tinggi

    Keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun

    janin pada kehamilan yang dihadapi.

    5) Perdarahan antepartun

    Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada

    kehamilan diatas usia 28 minggu atau lebih.

    6) Pre-eklamsia dan eklamsia

    Pere-eklamasia merupakan gambaran klinis mulai dengan

    kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan,

    peningkatan tekanan darah, dan terakhir terjadi proteinuria.

    7) Kehamilan Kembar

    Kehamilan kembar adalah kehamialn dengan dua janin atau

    lebih. Kehamilan kembar dapat memberikan risiko yang lebih

    tinggi terhadap bayi dan ibu.

    8) Ketuban pecah dini

    Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat

    tanda persalianan, dan setelah ditunggu satu jam belum

    dimulainya tanda persalinan.

    3. Kehamilan Risiko Tinggi

    a. Definisi

    Risiko adalah suatu ukuran statistik epidemiologik dari

    kemungkinan terjadinya suatu keadaan gawat-darurat-obstetrik yang

    tidak diinginkan pada masa mendatang yaitu prakiraan/prediksi akan

  • 23

    terjadinya komplikasi dalam persalinan dengan dampak

    kematian/kesakitan pada ibu/bayi (Sarwono, 2008).

    Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat

    mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang

    dihadapi

    (Manuaba, 2012).

    b. Klasifikasi kehamilan risiko tinggi

    Menurut (Nurcahyo, 2007), kehamilan bersiko adalah setiap

    faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan

    kematian maternal.

    Kehamilan berisiko dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

    1) Kehamilan beresiko rendah sama dengan keadaan normal.

    2) Kehamilan beresiko sedang pada ibu hamil yang tidak langsung

    dapat menimbulkan kematian ibu antara lain :

    a) TB < 145

    b) Pendidikan ibu, pengetahuan keluarga rendah

    c) Tingkat sosial ekonomi rendah

    d) Hb rendah < 8 gr %

    e) Hypertensi (tekanan darah 130/90 mmhg)

    f) Jarak antara kehamilan / kelahiran < 2 tahun

    g) Partus lebih dari 5 kali

    h) Primigravida pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35

    tahun.

  • 24

    3) Kehamilan beresiko tinggi dapat menyebabkan :

    a) Keguguran

    b) Kematian ibu dan janin

    c) Persalinan prematur

    d) Kelahiran dengan berat badan rendah

    e) Penyakit janin atau bayi neonatus

    c. Faktor Kehamilan dengan Risiko Tinggi

    Menurut (Hutabara,2012), yang dimaksud kehamilan resiko

    tinggi adalah kehamilan dengan faktor resiko sebagai berikut :

    1) Komplikasi obstetri

    a) Usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun.

    b) Paritas, primigravida tua primer atau sekunder dan grande

    multipara.

    c) Riwayat persalinan, abortus lebih dari 2 kali, partus

    premature 2 kali atau lebih, riwayat kematian janin dalam

    rahim, perdarahan pasca persalinan dengan tindakan operasi.

    2) Komplikasi medis

    Kehamilan yang disertai anemia, hipertensi, penyakit

    jantung, hamil dengan diabetes melitus, hamil dengan obesitas,

    hamil dengan penyakit hati,hamil disertai penyakit paru, hamil

    disertai penyakit lainnya.

  • 25

    d. Komplikasi Kehamilan Risiko Tinggi

    Tidak setiap ibu hamil akan memiliki komplikasi kehamilan

    yang berisiko tinggi tetapi mengetahui komplikasi atua risiko selama

    hamil dapat membantu menangani dan mencegah komplikasi itu

    terjadi.

    Menurut (Nugroho, 2010), ada beberapa komplikasi kehamilan

    berisiko tinggi, diantaranya :

    1) Anemia

    2) Interuterine Growth Restriction (IUGR)

    3) Prematur

    4) Gestational Diabetes

    5) Tekanan darah tinggi

    6) Placenta Previa

    7) Penyakit Rhesus (Rh)

    8) Kehamilan Post-Term

    9) Kehamilan ganda

    10) Kehamilan ektopik

    11) Keguguran

    12) Perdarahan pasca melahirkan

    e. Bahaya Kehamilan Risiko Tinggi

    Menurut (Nurcahyo, 2007), bahaya yang dapat ditimbulkan akibat

    ibu hamil dengan risiko tinggi adalah :

  • 26

    1) Bayi lahir belum cukup bulan

    2) Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

    3) Keguguran (abortus)

    4) Persalinan tidak lancar/macet

    5) Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan

    6) Janin mati dalam kandungan

    7) Bumil / bersalin meninggal dunia

    8) Keracunan kehamilan / kejang-kejang

    g. Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi

    Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan

    pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi atau

    komplikasi kebidanan yang lebih difokuskan pada keadaan yang

    menyebabkan kematian ibu dan bayi. Pengawasan antenatal

    menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat di perhitungkan dan

    dipersiapkan langkah-langkah dan persiapan persalinan. Diketahui

    bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan salah satu yang

    saling mengerti. Pengawasan antenatal sebaiknya dilakukan secara

    teratur selama hamil, oleh WHO dianjurkan pemeriksaan antenatal

    minimal 4 kali dengan 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II

    dan 2 kali pada tirmester III (rumus 1-1, 2-1, 3-2) (Manuaba, 2010).

    Melakukan pengawasan antenatal bertujuan untuk dapat

    menegakkan secara dini dan dapat menjawab pertanyaan:

  • 27

    1) Apakah kehamilan berjalan dengan baik.

    2) Apakah terjadi kelainan bawaan pada janin.

    3) Bagaimana fungsi plasenta untuk tumbuh kembang janin.

    4) Apakah terjadi penyulit pada kehamilan.

    5) Apakah terdapat penyakit ibu yang membahayakan janin

    6) Bila diperlukan terminasi kehamilan (apakah terminasi dilakukan

    untuk menyelamatkan ibu, apakah janin dapat hidup diluar

    kandungan, bagaimana teknikk terminasi kehamilan sehingga

    tidak menambah penyulit ibu atau janin).

    7) Bagaimana kesanggupan memberikan pertolongan persalinan

    dengan memperhitungakan tempat pertolongan itu dilakukan,

    persiapan alat yang dilakukan untuk tindakan, kemampuan diri

    sendiri untuk melakukan tindakan.

    8) Menetapkan sikap yang akan diambil menghadapi kehamilan

    dengan kehamilan dengan risiko rendah dapat ditolong setempat,

    kehamilan dengan risiko meragukan perlu pengawasan yang

    intensif, kehamilan dengan risiko tinggi perlu dilakukan rujukan.

    Keuntungan pengawasan antenatal adalah diketahuinya

    secaara dini kehamilan risiko tinggi ibu dan janin, sehingga dapat

    melakukan pengawasan yang lebih intensif, memberikan

    pengobatan sehingga risikonya dapat dikendalaikan, melakuka

    rujukan untuk mendapatkan tindakan yang adekuat, segera

    dilakukan terminasi kehamilan (Manuaba, 2012).

  • 28

    B. Kerangka Teori

    Gambar 2.1 Kerangka Teori

    Sumber: Modifikasi (Notoatmodjo, 2010),(Nurcahyo, 2007), (Hutabara, 2012),

    (Dinkes,2010) dan (Manuaba,2012).

    Tingkat Pengetahuan

    1. Tahu (Know)

    2. Memahami

    (Comprehention)

    3. Aplikasi

    (Application)

    4. Analisis (Analysis)

    5. Sintesis

    (Synthesis)

    6. Evaluasi

    Pengetahuan

    Faktor yang mempengaruhi

    1. Pendidikan

    2. Informasi

    3. Budaya

    4. Pengalaman

    5. Sosial Ekonomi

    Kehamilan

    Kehamilan Risiko

    Tinggi

    1. Definisi

    2. Klasifikasi

    kehamilan risiko

    tinggi

    3. Faktor

    Kehamilan

    dengan Risiko

    Tinggi

    4. Komplikasi

    Kehamilan

    Risiko Tinggi

    5. Bahaya

    Kehamilan

    Risiko Tinggi

    6. Penatalaksanaan

    Kehamilan

    Risiko Tinggi

  • 29

    C. Kerangka Konsep Penelitian

    Keterangan :

    : Diteliti

    : Tidak Diteliti

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

    Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

    tentang Risiko Tinggi

    Kehamilan

    Baik

    Cukup

    Kurang

    Faktor Yang Mempengaruhi :

    1. Pendidikan

    2. Informasi

    3. Budaya

    4. Pengalaman

    5. Sosial Ekonomi

  • 30

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini

    menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan

    dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan

    secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab

    permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang

    (Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Arikunto,

    2010).

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    1. Lokasi Penelitian

    Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo,

    2010). Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah BPS Siti Mursidah

    Sumberlawang Sragen.

    2. Waktu Penelitian

    Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan

    penelitian (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31

    Maret sampai tanggal 30 April 2013.

  • 31

    C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Penelitian

    1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

    (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan menurut Arikunto (2010), populasi adalah

    keseluruhan subjek penelitian.

    Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang

    berkunjung ke BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen pada tanggal 31 Maret

    sampai tanggal 30 April 2013 berjumlah 31 orang.

    2. Sampel

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

    (Arikunto, 2010). Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi

    jika populasi lebih 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih

    (Arikunto, 2006).

    Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung ke BPS Siti

    Mursidah Sumberlawang Sragen yang berjumlah 31 orang.

    3. Teknik Pengambilan Sampel

    Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini secara Total sampling yaitu

    mengambil sampel secara kesesluruhan (Wasis, 2008). Responden yang akan

    diambil yaitu semua Ibu hamil di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen.

  • 32

    D. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner.

    Kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang,

    dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-

    tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).

    Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dimana

    sudah terdapat jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang

    tersedia. Jawaban yang tersedia dalam kuesioner ini ada 2 pilihan jawaban

    yaitubenardansalah.

    Kuesioner pada penelitian ini terdapat 2 pernyataan yaitu pernyataan positif

    (favorabel) dan negatif (unfavorabe). Untuk penyataan positif jika menjawab

    benar mendapat nilai 1 dan menjawab salah mendapat nilai 0. Untuk

    pernyataan negatif jika menjawab benar mendapat nilai 0 dan jika menjawab

    salah mendapat nilai 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda

    centang () pada jawaban yang dianggap benar. Sebelum membuat kuesioner,

    peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi kuesioner, yaitu sebagai berikut :

  • 33

    Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner

    Variabel Sub Variabel No.Item

    Favorabel

    No.Item

    Unfavorabel

    Jumlah

    Soal

    Tingkat

    Pengetahuan

    Ibu Hamil

    tentang Risiko

    Tinggi

    Kehamilan

    1. Definisi 1, 5 2

    2. Klasifikasi

    Kehamilan

    Risiko Tinggi

    12, 16, 11 7, 20 5

    3. Faktor

    Kehamilan

    dengan Risiko

    Tinggi

    6, 10, 22 2, 24 5

    4. Komplikasi

    Kehamilan

    Risiko Tinggi

    3, 8, 9,4 13,15 6

    5. Bahaya

    Kehamilan

    Risiko Tinggi

    19, 21, 27 17, 26 5

    6. Penatalaksanaan 23, 25 14,18 4

    Jumlah 27

    Untuk mengetahui apakah kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu

    dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap karakteristik sejenis di luar lokasi

    penelitian yaitu BPS Sunarsih Sumberlawang Sragen dengan jumlah ibu hamil 30

    orang.

    1. Uji Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau

    kesalihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Validitas adalah ukuran yang

    menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin

    diukur (Riwidikdo, 2010).

    Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Korelasi Pearson Product

    Moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung>rtabel.

    Menurut Riwidikdo (2010), rumus product moment adalah :

  • 34

    rxy = })({)({

    ))((

    2222 YYNXXN

    YXXYN

    Y(YNX(XN

    )( YX(XYN

    Keterangan:

    N : Jumlah responden

    rxy : Koefisien korelasi product moment

    X : Skor pertanyaan

    Y : Skor total

    xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

    Uji validitas dikatakan valid apabila besarnya hitung lebih besar dari tabel

    atau secara lebih mudah bila nilai p-value < dari 0,05 (Riwidikdo, 2010).

    Uji validitas telah dilaksanakan di BPS Sunasih Kecamatan Sumberlawang

    Kabupaten Sragen pada bulan Desember 2012. Untuk menarik kesimpulan

    mengenai validitas suatu item, statistik r hitung dibandingkan dengan r tabel untuk

    30 ibu hamil dan signifiksi 5% yaitu 0,361, sedangkan untuk signifikasi 1% yaitu

    sebesar 0,463. Kriteria pengambilan keputusan yang dipergunakan adalah jika

    nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka item tersebut valid. Setelah 30 soal

    dilakukan uji validitas didapatkan hasil 27 soal valid dan 3 soal tidak valid yaitu

    pada soal nomer 5, 14 dan 21. Kemudian 3 soal yang tidak valid tersebut tidak

    digunakan.

    2. Uji Reliabilitas

    Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

    pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Riwidikdo, 2009). Untuk

    mengetahui bahwa kuesioner tersebut cukup dapat dipercaya sebagai alat

  • 35

    pengumpul data, maka dilakukan uji reliabilitas menggunakan model Alpha

    Cronbach dengan rumus :

    2

    2

    11 t

    i

    is

    s

    k

    kr

    Keterangan:

    ir : Koefisien reliabilitas yang dicari

    k : Jumlah butir pertanyaan

    2

    is : Variable butir-butir pertanyaan

    2

    ts : Variabel skor total test

    Kuesioner dinyatakan reliable bila nilai alpha cronbachs > rkriteria (0,7)

    (Riwidikdo, 2009). Setelah 30 soal dilakukan uji reliabilitas terhadap 30 ibu

    hamil di BPS Sunarsih Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat

    diperoleh hasil reliabel karena besar Alpha Cronbrach 0.925 > 0,7.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan menurut Riwidikdo (2009), merupakan kegiatan penelitian

    untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh terdiri dari :

    1. Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung diambil dari obyek atau

    subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini yang

    termasuk data primer adalah jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui

    pengisian kuesioner oleh responden tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

    risiko tinggi kehamilan.

  • 36

    2. Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data yang didapat tidak secara langsung dari subyek

    penelitian (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data sekunder didapatkan dari

    BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen yang dapat menunjang pelaksanaan

    penelitian ini, yaitu jumlah ibu hamil, data umur dan pengalaman pada tanggal 31

    Maret sampai tanggal 30 April 2013 sebanyak 31 orang.

    F. Variabel Penelitian

    Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang

    dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep penelitian

    tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan,

    pengetahuan, pendapat, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

    Variabel dalam penelitian ini merupakan variable tunggal yaitu tingkat

    pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan.

    G. Definisi Oprasional

    Definisi operasional adalah suatu definisi yang membatasi ruang lingkup atau

    pengertian variabel variable diamati atau diteliti

    (Notoatmodjo, 2010).

  • 37

    Tabel 3.2 Definisi Oprasional Penelitian

    No Nama

    Variabel

    Pengertian Parameter dan

    Karegori

    Alat Ukur Skala

    1 Tingkat

    pengetahua

    nibu hamil

    tentang

    risiko

    tinggi

    kehamilan.

    Segala sesuatu

    yang diketahui

    ibu hamil

    tentang risiko

    tinggi

    kehamilan.

    a. Baik, bila

    (x) > mean + 1 SD

    b. Cukup, bila

    Mean 1 SD x

    mean + 1 SD

    c. Kurang, bila

    (x) < mean 1 SD

    (Riwidikdo, 2011)

    Kuesioner Ordina

    l

    H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

    1. Pengolahan Data

    Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data melalui tahap-tahap antara

    lain :

    a. Penyuntingan (Editing)

    Kegiatan yang dilakukan dalam penyuntingan ini adalah memeriksa seluruh daftar

    pertanyaan yang dikembalikan responden, dengan memperhatikan beberapa hal

    dalam pemeriksaan yaitu :

    1) Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan.

    2) Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan.

    3) Mengecek macam isian data.

    b. Pengkodean (Coding)

    Setelah penyuntingan diselesaikan, kegiatan selanjutnya yang dilakukan memberi

    kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer,

    yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau

    bilangan.

  • 38

    c. Memasukkan data (Data entry)

    Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai

    dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

    d. Tabulating

    Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan

    oleh peneliti.

    e. Pembersihan data (Cleaning)

    Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan,

    perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-

    kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan

    pembetulan atau korelasi.

    2. Analisa Data

    Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

    analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variable dari hasil tiap penelitian

    untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel

    (Notoatmodjo, 2010). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS for

    windows. Untuk variabel pengetahuan ibu hamil dikumpulkan melalui kuesioner

    kemudian ditabulasi dan dikelompokkan dan diberi skor. Dengan pernyataan

    positif (favorable) jika jawaban benar mendapatkan nilai 1 dan jawaban salah

    mendapatkan nilai 0 dan pernyataan negatif (unfavorable) jika jawaban salah

    mendapatkan nilai 1 dan jika jawaban benar mendapatkan nilai 0.

  • 39

    Menurut Riwidikdo (2011), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil

    tentang risiko tinggi kehamilan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut:

    a. Pengetahuan baik, bila (x) > mean + 1SD

    b. Pengetahuan cukup, bila mean 1SD x mean +1SD

    c. Pengetahuan kurang, bila (x) < mean 1SD

    Untuk memperoleh nilai Mean dengan rumus menurut Riwidikdo (2011) adalah

    sebagai berikut :

    x = n

    xin

    0i

    xin

    0i 00

    Keterangan :

    x : Mean (nilai rata-rata)

    n : Jumlah seluruh data

    xi : Banyaknya data

    Untuk mencari simpangan baku dengan rumus Riwidikdo (2011)

    SD = 1n

    n

    xixi

    2

    2

    1

    xi 2xi

    Keterangan :

    SD : Standard Deviation

    xi : Nilai dari data

    n : Banyaknya data

    Skor prosentase digunakan untuk mengkategorikan data interval dalam beberapa

    kategori (Riwidikdo : 2010).

  • 40

    Rumus :

    Skor Prosentase x 100%

    I. Etika Penelitian

    Sebelum penelitian membuat persetujuan (informed consent) kepada

    responden dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan penelitian, serta

    permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Dalam

    melaksanakan penelitian ini, peneliti mendapatkan ijin dari Stikes Kusuma

    Husada Surakarta.

    Menurut Hidayat (2011), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara

    lain adalah sebagai berikut :

    1. Informed consent

    Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

    penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan

    sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk

    menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud

    dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka

    mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.

    2. Anonimity (tanpanama)

    Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan

    subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama

    responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

    pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

  • 41

    3. Kerahasiaan (confidentiality)

    Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberiakan jaminan kerahasiaan

    hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua

    informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya

    kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

    J. Jadwal Penelitian

    Dalam Jadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun

    proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu

    berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal

    kegiatan penelitian ini terlampir.

  • 42

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    BPS Siti Mursidah adalah sebuah Instansi Kesehatan Bidan Praktek

    Swasta yang terletak di Jl. Sumber Lawang Kedungombo 19 B KM 2, Desa

    Alas Kobong, Kelurahan Ngargotirto Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten

    Sragen. BPS Siti Mursidah Sumber Lawang, Kabupaten Sragen berdiri pada

    tahun 2005. Secara umum, BPS ini terletak di pinggir jalan utama Sumber

    Lawang, yaitu terletak di Alas Kobong, perbatasan antara daerah Surakarta

    dan Karanganyar, luas BPS ini + 1800 meter, keadaan lingkungan di sekitar

    BPS ini cukup nyaman dan bersih. Terdapat 3 ruangan yang digunakan

    masing-masing: 1 ruang periksa, 1 ruang VK dan 1 ruang nifas. Di BPS Siti

    Mursidah ini melayani ANC, persalinan, imunisasi, dan KB.

    B. Hasil Penelitian

    Setelah dilakukan analisa data berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu

    Hamil tentang Risiko Tinggi Kehamilan didapatkan hasil mean 20,2 dan nilai

    standar deviasi 6,7. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Risiko Tinggi

    Kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen seperti terlihat pada

    tabel berikut:

  • 43

    1. Tabel Mean dan Standart Deviasi

    Tabel 4. 1

    Nilai Mean dan Standar Deviasi

    Variabel Mean Standar Deviasi

    Tingkat Pengetahuan

    Ibu Hamil tentang

    Risiko Tinggi

    Kehamilan di BPS Siti

    Mursidah Sumber

    Lawang Sragen

    20,2 6,7

    2. Tabel hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Risiko

    Tinggi Kehamilan Sumberlawang, Sragen.

    Tabel 4. 2

    Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Risiko Tinggi Kehamilan

    di BPS Siti Mursidah Sumberlawang, Sragen

    No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

    1. Baik 7 22,6

    2. Cukup 17 54,8

    3. Kurang 7 22,6

    Jumlah 31 100

    Sumber: Data primer, 2013

    Berdasarkan tabel 4. 2 di atas didapatkan tingkat pengetahuan ibu

    hamil di BPS Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen tentang risiko tinggi

    kehamilan antara lain: 7 responden (22,6%) berpengetahuan baik, 17

    responden (54,8%) berpengetahuan cukup dan 7 responden (22,6%)

    berpengetahuan kurang. Jadi kesimpulannya mayoritas tingkat

    pengetahuan ibu hamil di BPS Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen

    tentang risiko tinggi kehamilan adalah cukup yaitu sebanyak 17

    responden (54,8%).

  • 44

    C. Pembahasan

    Berdasarkan tabel 4. 2 tentang tingkat pengetahuan dari 31 ibu hamil di

    BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen didapatkan 7 responden (22,6%)

    berkategori baik, kategori cukup berjumlah 17 responden (54,8%) dan yang

    masuk kategori kurang berjumlah 7 responden (22,6%). Sebagian besar

    pengetahuan responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak

    17 responden (54,8%).

    Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar

    menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan

    sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi

    pengetahuan yaitu: pendidikan, paparan media masa, ekonomi, budaya,

    pengalaman, umur (Notoatmodjo, 2007).

    Kehamilan merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan

    terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum,

    konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,

    pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

    (Manuaba, 2010). Risiko adalah suatu ukuran statistik epidemiologik dari

    kemungkinan terjadinya suatu keadaan gawat-darurat-obstetrik yang tidak

    diinginkan pada masa mendatang yaitu prakiraan/ prediksi akan terjadinya

    komplikasi dalam persalinan dengan dampak kematian/ kesakitan pada ibu/

    bayi (Sarwono, 2008). Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat

    mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang

    dihadapi (Manuaba, 2012).

  • 45

    Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu

    hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang

    Sragen tahun 2013 adalah dalam kategori cukup. Hal ini dikarenakan masih

    banyak ibu hamil yang kurang mengetahui tentang pengertian dan macam-

    macam risiko tinggi kehamilan. Menurut peneliti hal ini kemungkinan

    dipengaruhi oleh umur dimana seiring dengan bertambahnya umur tingkat

    pengetahuan ibu tentang risiko tinggi kehamilan semakin baik, karena umur

    merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur merupakan

    variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi

    yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur

    adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak

    dilahirkan sampai berulang tahun yang terakhir (Notoatmodjo, 2007).

    Pengalaman juga berpengaruh terhadap pengetahuan ibu hamil tentang risiko

    tinggi kehamilan, pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal

    biasanya diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangan,

    misalnya sering mengikuti organisasi (Notoatmodjo, 2007). Serta pengalaman

    ibu tentang hal yang dialaminya itu sendiri, dalam hal ini jika ibu sudah

    pernah hamil maka akan lebih berpengalaman dan mengetahui hal-hal yang

    berkaitan dengan risiko tinggi kehamilan, sehingga dapat mempengaruhi

    tingkat pengetahuan ibu.

  • 46

    D. Keterbatasan

    Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Kendala Penelitian

    Responden tidak sedang berada di BPS Siti Mursidah Sumber

    Lawang Sragen, sehingga peneliti harus menunggu responden datang ke

    BPS Siti Mursidah dan jika peneliti tidak mendapatkan responden peneliti

    harus mendatangi ke rumah-rumah responden.

    2. Keterbatasan Penelitian

    a. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga kurang

    dapat menggali pengetahuan responden karena memungkinkan

    responden untuk asal mengisi jawaban.

    b. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu tingkat

    pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan.

  • 47

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dengan judul tingkat pengetahuan ibu hamil

    tentang risiko tinggi kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen

    dapat disimpulkan:

    1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS

    Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen dalam kategori baik sebanyak 7

    responden (22,6%).

    2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS

    Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen dalam kategori cukup sebanyak 17

    responden (54,8%).

    3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS

    Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen dalam kategori kurang sebanyak 7

    responden (22,6%).

    B. Saran

    1. Bag iIbu Hamil

    Sebaiknya ibu hamil meningkatkan pengetahuan tentang risiko tinggi

    kehamilan melalui media elektronik, cetak, internet atau bisa melalui

    penyuluhan dari tenaga kesehatan agar ibu hamil dapat memahami risiko

    tinggi kehamilan.

  • 2. Bagi Institusi

    a. Bagi BPS

    Diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan tentang risiko tinggi

    kehamilan secara dini dan memberikan pelayanan berpegang pada

    teori yang ada agar kualitas tetap terjaga serta mendapatkan hasil yang

    maksimal.

    b. Pendidikan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam

    memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara

    keseluruhan dan penelitian selanjutnya.

    3. Bagi Peneliti Selanjutnya

    Diharapkan peneliti selanjutnya mengadakan penelitian dengan

    mengembangkan variabel penelitian.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan ke II.

    Edisi Revisi IV. Jakarta : PT Rineka Cipta; 2006

    . 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pedekatan Praktek. Cetakan ke II.

    Edisi Revisi IV. PT Rineka Cipta: Jakarta

    Depkes RI, 2010. Survey Demogravi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2007

    AKI. Jakarta.

    Dinkes, 2010. Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarata:

    Depkes RI

    . 2011. Ibu hamil resiko tinggi. Error! Hyperlink reference not valid.

    Dinkes Kabupaten Sragen. 2011. Profil Kesehatan: Sragen.Dinkes Kabupaten

    Sragen.

    Djuwita N, Survey AKI dan AKB di Indonesia, j3ffunk.blogspot.com/2011/05

    survey-aki-dan-akb-di-indonesia.html

    Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

    Jakarta: Salemba Medika

    Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana

    untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta.

    . 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana

    Untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta.

    Ningrum. 2005. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal Pada Ny M di Kamar

    Melati RB. Bakti Ibu Medono. STIKes Muhammaduyah Pekajangan.

    Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat ; Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka

    Cipta.

    ____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

    Nugroho. 2010. Strategi Jitu memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS.

    Andi, Jogyakarta.

    Nurcahyo. 2007. Rakyat Senior : Kehamilan Resiko Tinggi.

    http://www.rsunurhidayah.com/berita-110-kehamilan-resiko-tinggi-

    resti.html

    Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

    Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penetilian

    Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

  • Riwidikdo, H. 2008. Statistik Kesehartan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press

    . 2010. Statistik Kesehartan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press

    . 2011. Statistik Kesehartan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press

    Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka

    Suririnah dr., 2007. Anda Termasuk Ibu Hamil dengan Kehamilan Resiko Tinggi

    ?. www.infoibu.com., Senin, 26 Februari 2007, posting 20: 41:37

    Taufik, M, 2007. Prinsip prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang

    Keperawatan. Jakarta : CV. Infomedika.

    Tri, W. 2012. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi di PKD

    Ngudi Waras Jabung Sragen. STIKes Kusuma Husada Surakarta. KTI.

    Tidak Dipublikasikan

    Umi Ari, 2006. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Risiko Tinggi Kehamilan

    Di Poliklinik Obgyn Badan Rumah Sakit Daerah Kabupaten Malang.

    Universitas Muhammadiyah Malang

    Wasis. 2008. Pedoman Riset Untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC.

    World Health Organization, 2001. Indonesia Country Progess Reaport. (online).

    Available : http:// www.who.int/reproduktif, health/Indonesia country

    Reaport. Html 18 Januari 2012