Tingkat Efesiensi Multi Level Marketing Perusahaan Asuransi
-
Upload
indra-rukmana -
Category
Documents
-
view
196 -
download
0
Transcript of Tingkat Efesiensi Multi Level Marketing Perusahaan Asuransi
RENCANA PENELITIAN
TINGKAT EFESIENSI MULTI LEVEL MARKETING PADA SISTEM PEMASARAN PERUSAHAAN
ASURANSI DI PRUDENTIAL BANDUNG
Diajukan untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Metodologi Penelitian
oleh
INDRA RUKMANA
12110208057
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
A. Latar Belakang
Seringkali ditemukan kerancuan istilah antara pemasaran berjenjang
dengan permainan uang (money game). Pemasaran berjenjang pada hakikatnya
adalah sebuah sistem distribusi barang. Banyaknya bonus didapat dari omzet
penjualan yang didistribusikan melalui jaringannya. Sebaliknya, pada permainan
uang bonus didapat dari perekrutan, bukan omzet penjualan. Kesulitan
membedakan pemasaran berjenjang dengan permainan uang terjadi karena bonus
yang diterima berupa gabungan dengan komposisi tertentu antara bonus
perekrutan dan komisi omzet penjualan.
Sistem permainan uang cenderung menggunakan skema piramida
(atau skema Ponzi) dan orang yang terakhir bergabung akan kesulitan
mengembangkan bisnisnya. Dalam pemasaran berjenjang, walaupun
dimungkinkan telah memiliki banyak bawahan, tetapi tanpa omzet tentu saja
bonus tidak akan diperoleh.
Informasi tentang jenis pemasaran berjenjang yang benar dapat mengacu
pada Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.
13/M-DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Izin
Usaha Penjualan Langsung dengan memuat larangan tegas yang tercantum pada
bab VII.
Masalah di dalam pemasaran berjenjang sering terjadi bila sistem komisi
menjurus pada permainan uang. Biaya keanggotaan bawahan secara virtual telah
dibagikan menjadi komisi promotor sementara harga barang menjadi terlalu mahal
untuk menutupi pembayaran komisi kepada promotor. Dalam jangka
1
2
panjang, hal ini membuat komisi menjadi tidak seimbang, di mana komisi
telah melebihi harga barang dikurangi harga produksi.
Hal ini tentu akan membuat membuat konsumen di tingkat tertinggi
mendapatkan harga termurah atau bahkan mendapatkan keuntungan bila
mengetahui cara mengolah jaringannya, sedangkan konsumen yang baru
bergabung mendapatkan kerugian secara tidak langsung karena mendapatkan
harga termahal tanpa mendapatkan komisi atau komisi yang didapatkan tidak
sesuai dengan usaha yang telah dilakukan sehingga akhirnya anggota baru
tersebut terangsang untuk mencari konsumen baru agar mendapat komisi yang
bisa menutupi kerugian virtual yang ditanggungnya.
Pelanggaran bisa pula terjadi bila perusahaan penyedia sistem pemasaran
berjenjang menjanjikan sesuatu berlebih yang tidak mungkin bisa dicapai
konsumen. Misalnya, jika konsumen bisa mendapatkan 10 jenjang jaringan yang
setiap jenjangnya harus berisi 10 anggota, maka ia akan mendapatkan bonus Rp
10 Miliar. Sepintas hal ini terlihat menggiurkan dan mudah, tetapi jika konsumen
menggunakan akal sehatnya, ia sebenarnya harus merekrut 1010 bawahan atau
sepuluh pangkat sepuluh, yaitu sejumlah 10 miliar anggota baru(populasi manusia
saat ini 7 miliar).
Populernya Pemasaran berjenjang ini pun di terapkan pada system
pemasaran perusahaan jasa asuransi. Walaupun secara tekstual perusahaan
asuransi tidak menyebutkan system pemasarannya sebagai pemasaran berjenjang,
namun kesamaan pada pembagian bonus dan perekrutan karyawan yang hampir
sama membuat tidak ada beedanya dengan pemasaran berjenjang. Maka dari itu
3
saya akan mencoba merumuskan dan mengidentifikasi kembali bagaimana
efesiensi Multi level Marketing di Perusahaan Prudential.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana efesiensi multi level marketing di Prudential?
2. Bagaimana Sistem Pemasaran di Prudential?
C. Tujuan
1. Mengidentifikasi efesiensi multi leverl marketing di Prudential
2. Mengidentifikasi system pemasaran di prudential
D. Kegunaan Penelitian
Skripsi Efesiensi Multi Level marketing di Prudential ini membahas
bagaimana efektifitasnya pada perusahaan jasa khususnya di perusahaan
Prudential, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan masyarakat.
1. Akademis
a. Peninjauan ulang bagaimana seharusnya MLM diterapkan dalam
aktvitas perusahaan jasa.
b. Identifikasi bagaimana peran dan manfaat MLM dalam
memasarkan suatu produk.
2. Perusahaan
a. Membantu pengusaha dalam hal pencarian system pemasaran yang
efesien
E. Penelitian yang Relevan
1. Analisi strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Terhadap
Pendapatan Anggota Pada PT.K-LINK Cabang Medan, Mariyudi
4
Skripsi yang dibawakan oleh Bapak Mariyudi pada analisis strategi pemasaran
Multi level marketing lebih terkonsentrasi pada identifikasi perusahaan
dagang berbasis MLM, yakni k-ling.
F. Kerangka Berfikir
1. Landasan Teori
a. Teori Multi Level Marketing
Menurut Wakil Ketua Umum II APLI Djoko H. Komara, biasanya bisnis
MLM mensyaratkan biaya pendaftaran tidak mahal, bonus dari hasil penjualan
produk (pay out) pada distributor maksimal 40% dari nilai penjualan, ada produk
yang dijual dan ada jaminan uang kembali ( buyback guarantee) bagi distributor
yang berhenti serta mempunyai SIUPL.
“Money game umumnya mengenakan biaya pendaftaran mahal, disertai pembelian
produk
murah yang harganya tinggi, bonus terjadi atas partipasi orang baru, dan tidak ada
produk yang dijual, tidak ada buy back guarantee, dan tidak mempunyai SIUPL,”
UU pemerintah No 13 tahun 2006 Bab I Pasal 1 ayat 11 menjelaskan
bahwa Penjualan langsung(Direct Selling) merupakan metode penjualan barang
dan/atau jasa tertentu melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh Mitra
Usaha yang bekerja atas dasar komisi dan/atau bonus atas penjualan kepada
konsumen di luar lokasi eceran tetap dan melakukan kegiatan usaha perdagangan
barang dan/atau jasa dengan sistem Penjualan Langsung.
5
Aturan untuk Perusahaan penjualan langsung menurut UU pemerintah No 13
tahun 2006:
1) Mitra Usaha adalah anggota mandiri jaringan pemasaran yang
berbentuk badan usaha atau perorangan yang memasarkan barang
dan/atau jasa milik Perusahaan dan bukan merupakan bagian dari
struktur organisasi Perusahaan dengan mendapatkan imbalan berupa
komisi dan/atau bonus atas penjualan.
2) Surat Izin Usaha Penjualan Langsung selanjutnya disebut SIUPL,
adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan dengan sistem Penjualan Langsung.
3) Surat Permohonan Surat Izin Usaha Penjualan Langsung selanjutnya
disebut SP-SIUPL adalah Formulir permohonan izin yang diisi oleh
perusahaan, yang memuat data-data perusahaan untuk memperoleh
SIUPL.
4) Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,
baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak
dapat dihabiskan, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan
atau dimanfaatkan oleh konsumen.
5) Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi
untuk dimanfaatkan oleh konsumen.
6) Komisi atas Penjualan adalah imbalan yang diberikan oleh Perusahaan
kepada Mitra Usaha yang besarnya dihitung berdasarkan hasil kerja
6
nyata sesuai volume atau nilai hasil penjualan barang dan/atau jasa
baik secara pribadi maupun jaringannya.
7) Bonus atas Penjualan adalah tambahan imbalan yang diberikan oleh
Perusahaan kepada Mitra Usaha karena berhasil melebihi target
penjualan barang dan/atau jasa yang ditetapkan Perusahaan Penjualan
Langsung.
8) Program Pemasaran (Marketing Plan) adalah Program Perusahaan
dalam memasarkan barang dan/atau jasa yang akan dilaksanakan dan
dikembangkan oleh Mitra Usaha melalui jaringan pemasaran dengan
bentuk Pemasaran Satu Tingkat atau Pemasaran Multi Tingkat.
9) Jaringan Pemasaran Terlarang adalah kegiatan usaha dengan nama
atau istilah apapun dimana keikutsertaan Mitra Usaha berdasarkan
pertimbangan adanya peluang untuk memperoleh imbalan yang berasal
atau didapatkan terutama dari hasil partisipasi orang lain yang
bergabung kemudian atau sesudah bergabungnya mitra usaha tersebut,
dan bukan dari hasil kegiatan penjualan barang dan/atau jasa.
10) Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa, baik
untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
11) Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
perdagangan.
7
b. Sistem Pemasaran Perusahaan Jasa
Definisi jasa
Jasa adalah semua tindakan atau kegiatan yang dapat tawarkan oleh satu
pihak kepada pihak lainnya yang tidak berwujud dan tidak menyebabkan
kepemilikan apapun. Beberapa hal berikut merupakan karakteristik dari jasa, yaitu
intangible atau tidak terlihat. Tidak terpisahkan, antara jasa yang disediakan
dengan penyedia jasa. Kemudian bervariasi, dalam hal ini adalah standar nilai dari
suatu jasa terhadap pelanggan adalah berbeda-beda. Dan yang terakhir adalah
Mudah lenyap, karena jasa hanya ada ketika proses transaksi antara penyedia jasa
dan pelanggan berlangsung. Setelah itu jasa akan hilang. Berbeda halnya dengan
produk yang dapat dimiliki setelah transaksi terjadi. Kualitas jasa atau layanan
merupakan tingkat kesenjangan antara harapan atau keinginan pelanggan dengan
persepsi atau performansi yang telah mereka rasakan.
Sifat dan klasifikasi Jasa Penawaran dalam lima kategori, yaitu:
a. Penawaran barang berwujud murni
b. Penawaran barang berwujud disertai jasa
c. Campuran, dimana porsi antara produk dan jasanya seimbang,
d. Jasa Utama disertai barang tambahan,
e. Penawaran Jasa murni
Strategi Pemasaran Perusahan Jasa salah satunya dapat dilihat dari bauran
pemasaran yaitu product, price, place atau distribution dan promotion sangat
membantu dalam pemasaran suatu produk. Namun dalam pemasaran jasa yang
sebagian besar berhubngan langsung dengan manusia sehingga membuat
8
perbedaan atas hasil kepuasan pelanggan. Untuk itu pemasaran jasa perlu
memperhatikan unsur lainnya yaitu people, physical evidence dan process.
Pelayanan yang baik dari penyedia jasa ( people ) akan membentuk suatu
physical evidence pada pelanggan akibat process pemberian jasa yang dilakukan
sangat baik. Dari physical evidence yang telah terbentuk memungkinkan untuk
peningkatan jumlah pelanggan yang ingin menggunakan jasa layanan yang sama.
Mengelola Mutu Jasa Terdapat suatu strategi yang dapat ditempuh dalam
memenangkan persaingan dengan pesaing usaha yaitu dengan cara menyampaikan
layanan yang bermutu tinggi secara konsisten dibanding para pesaing dan lebih
tinggi daripada harapan pelanggan.
Definisi Pemasaran Jasa
Jasa yang berbeda dengan good (produk) karena secara kasat mata tidak
dapat dilihat menimbulkan berbagai permasalahan dalam mengembangkan
strategi pemasaran. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler bahwa jasa merupakan
setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak
lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Ada enam karakteristik jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu
intangibility (tidak nampak), Perishability (tidak dapat disimpan), Heteroginity
(bervariasi), inseparability (tidak dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi),
people based (sangat tergantung pada kinerja karyawan) dan contact customer
(hubungan dengan konsumen secara langsung).
Karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa memiliki esensi utama yaitu
perlunya keterlibatan secara langsung karyawan dalam delivery process, sehingga
9
karyawan menjadi ujung tombak keberhasilan jasa. Tetapi dengan perkembangan
teknologi ketergantungan terhadap karyawan dapat dieliminasi dan direct
customer contact yang sangat costly dapat dikurangi. Misalnya: bisnis perbankan
pada saat ini menggunakan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) untuk membantu
konsumen melakukan self service berbagai keperluan yang berkaitan dengan
keuangan mereka.
Perilaku Pelanggan dalam Jasa
Keputusan konsumen memilih atau membeli jasa sangat tergantung pada
bagaimana penyedia jasa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh
dalam setiap tahapan proses keputusan konsumen. Proses keputusan konsumen
tidaklah sesederhana yang dibayangkan, tetapi melalui berbagai tahapan yang
dimulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian dan keputusan sesudah pembelian.
Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor budaya. Penyesuaian
terhadap budaya ini menjadi sangat penting karena munculnya peluang pasar di
era globalisasi. Untuk ini penyedia jasa harus memperhatikan dan mulai
melakukan penyesuaian terhadap perbedaan budaya across border market
Segmentasi dan Target Pasar
Treat as individual, not as a number, itu merupakan kata hati pelanggan
dimanapun. Dengan kata lain perlakukan konsumen dengan cara baik dan benar
sehingga dapat memenuhi kebutuhan dengan baik. Jika itu dapat dilakukan
penyedia jasa maka hati pelanggan akan menjadi terpikat, maka profit dan
keuntungan tinggal soal waktu. vJika demikian maka penyedia jasa harus mulai
10
memperhatikan arti penting segmentasi dalam upaya memikat hati konsumen
melalui pemenuhan kebutuhan secara baik. Untuk memperkuat segmentasi pasar,
perlu dilakukan targeting untuk dapat membidik kelompok konsumen yang lebih
spesifik.
Positioning dan Differensiasi Produk Jasa
Banyak perusahaan jasa mengenalkan satu atau beberapa diferensiasi
namun gagal karena positioningnya kurang kuat. Oleh karena itu perusahaan jasa
perlu mengembangkan satu positioning yang membedakan tawarannya (offering)
kepada pasarnya.
Produk Jasa
Konsep produk jasa harus dilihat sebagai suatu bundle of activities antara
produk jasa inti dan jasa-jasa pendukung, untuk dapat menghasilkan total offering
secara optimal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan
konsumen. Dengan mengembangkan jasa-jasa pendukung suatu produk jasa akan
mempunyai keunggulan bersaing sebagai senjata untuk survive.
Selain itu penyedia jasa dapat memilih alternatif strategi produk jasa yaitu:
melakukan penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk jasa dan
diverifikasi. Strategi mana yang dipilih sangat tergantung pada situasi masing-
masing perusahaan. Bagi penyedia jasa yang akan melakukan diversifikasi harus
memanfaatkan teknologi dan melakukan inovasi, sehingga dapat menghasilkan
produk jasa yang mampu memberikan solusi bagi pelanggan.
11
Strategi Harga Jasa
Penentuan harga produk jasa harus melihat dari perspektif konsumen dan
pasar, yaitu dengan melihat 3 (tiga) komponen yang dapat menjadi pertimbangan
yaitu biaya, nilai dan kompetisi. Penentuan produk jasa dapat dikaitkan dengan
konsep net value, semakin besar manfaat yang dirasakan dibanding biaya yang
dikeluarkan akan dinilai konsumen sebagai positif value.
Ada 3 (tiga) faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan
harga yaitu persaingan, elastisitas dan struktur biaya. Penyedia jasa dapat memilih
banyak alternatif dalam menentukan harga yang tepat sesuai dengan produk jasa
yang ditawarkan.
Promosi dan Edukasi
Promosi pemasaran berperan bagi perusahaan jasa tidak hanya sekedar
memberikan informasi penting mengenai produk jasa yang ditawarkan
perusahaan, tetapi juga sangat bermanfaat untuk mempengaruhi dan membujuk
konsumen untuk membeli jasa perusahaan dibanding pesaing. Untuk melakukan
kegiatan promosi ini dengan optimal perusahaan jasa dapat menggunakan bauran
promosi yang terdiri dari periklanan (advertising), Penjualan Langsung (personal
selling), promosi penjualan (sales promotion), PR (public relation), informasi dari
mulut ke mulut (word of mouth), Pemasaran Langsung (direct marketing), dan
publikasi.
Perantara Pemasaran
Salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan jasa adalah bagaimana
delivery proses produk jasanya dapat berjalan secara efektif. Peran perantara
12
dalam hal ini menjadi penting tidak hanya berkaitan dengan keputusan pemilihan
channel (saluran) yang digunakan tetapi juga keputusan mengenai pemilihan
lokasi dimana perusahaan harus beroperasi.
Dalam penentuan lokasi ada tiga pertimbangan penting yang harus
diperhatikan perusahaan jasa yaitu: konsumen mendatangi penyedia jasa,
konsumen didatangi penyedia jasa atau ada mediator (kepanjangan tangan) antara
penyedia jasa dan konsumen. Pemilihan saluran distribusi yang dapat digunakan
perusahaan jasa adalah: agen penjualan, agen/broker, franchise dan agen
pembelian.
Perusahaan Dagang
Untuk mempercepat pengembangan jasa baru maka proses linier dimana
antar tahapan berjalan saling berurutan menjadi tidak efisien. Banyak perusahaan
memutuskan untuk mempercepat pengembangan jasa baru dengan cara
mengembangkan produk jasa secara fleksibel dimana tahapan dilakukan secara
fleksibel. Fleksibilitas ini diperlukan untuk mempercepat proses, khususnya pada
industri yang bergerak dibidang teknologi, dimana jasa berubah dengan sangat
cepat.
Tahapan pengembangan jasa baru dapat dilihat pada tahapan berikut Pada
pengembangan jasa baru ada dua tahapan inti yaitu perencanaan (front end
planning) dan tahap implementasi. Pada tahap front end planning ada beberapa
langkah yang dapat dipergunakan yaitu strategi pengembangan bisnis, strategi
pengembangan jasa baru, penerapan ide, pengembangan konsep dan evaluasi dan
13
analisis bisnis. Sedangkan tahap implementasi terdiri dari beberapa langkah yaitu:
pengembangan jasa dan pelayanan, test pasar, komersialisasi dan evaluasi.
Penyajian Jasa
Keberhasilan penyedia jasa dalam penyajian jasa sangat tergantung pada
peran beberapa pihak seperti karyawan, konsumen dan perantara. Untuk itu
perusahaan harus dapat membina hubungan (relationship) yang baik atas dasar
prinsip win-win situation untuk mendorong dan mengoptimalkan kinerja mereka.
Membina hubungan baik dengan karyawan dapat dilakukan dengan meningkatkan
kompensasi, mengurangi konflik dan motivasi. Dengan pihak konsumen penyedia
jasa harus dapat memanfaatkan mereka sebagai co-production tanpa membebani
konsumen. Dengan pihak perantara hubungan baik dapat dikembangkan dengan
pembagian tugas dan tanggung jawab dan pembagian keuntungan yang jelas.
G. Hipotesis
Strategi pemasaran dengan Multi Level Marketing merupakan strategi
pemasaran yang sangat efektif untuk diterapkan pada perusahaan jasa. Dengan
memperhitungkan pengeluaran beban yang dihasilkan dibandingkan dengan
promosi iklan pada media periklanan MLM lebih unggul. Hal ini dikarenakan
system MLM berorientasi pemasaran perorangan atau biasa kita sebut dengan
promosi mulut kemulut.
H. Langkah-langkah Penelitian
1. Menentukan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian jenis explonatories dengan
mengacu pada data-data up-to-date dari media public maupun media
14
pemerintahan. Penelitian ini pun dihasilkan dari penelitian secara langsung pada
perusahaan Prudential dengan masuk sebagai anggota asuransi Prudential.
2. Sumber Data
Penulis mengambil data dari hasil pustaka dan penelitian di Perusahaan
Asuransi Prudential
3. Jenis Data
Jenis data yang di ambil penulis pada sumber-sumber data berupa data
statistik perkembangan perusahaan dengan tinjauan prospek pemasaran produk
Jasa.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah pustaka,
wawancara, dan pengamatan langsung.
5. Alat Pengambil Data
Alat pengabiulan data yang digunakan yakni dengan angket pada system
pemasaran jasa di Prudential.
6. Analisis Data
Analisis data dicapai dengan uji kebenaran pada hasil penelitian dan teori
pendapat dari pakar ekonomi.