Tinea Barbae

8
Tinea Barbae Pendahuluan Tinea barbae merupakan infeksi dermatofita yang terbatas pada daerah jenggot pada wajah dan leher. Infeksi terjadi terutama pada pria usia remaja dan dewasa. Gejala klinis yang khas berupa erupsi pustular yang berat, plak inflamasi yang dalam ataupun makula noninflamasi yang superfisial(Gbr.1,2)(2,3). Inflamasi yang terjadi biasanya disebabkan oleh dermatofita golongan zoofilia, Trichophyton mentagrophytes var.granulosum atau Trichophyton verucosum.(4,5) Gambar 1. Inflamasi tinea barbae yang di se Gambar 2. Kerion Celsi tipika yang disebabkan babkan infeksi Trichophyton mentagrophytes oleh Trichophyton mentagrophytes var. granu var. granulosum losum 1

description

dermatovenerologi

Transcript of Tinea Barbae

Page 1: Tinea Barbae

Tinea Barbae

Pendahuluan

Tinea barbae merupakan infeksi dermatofita yang terbatas pada daerah jenggot pada

wajah dan leher. Infeksi terjadi terutama pada pria usia remaja dan dewasa. Gejala klinis yang

khas berupa erupsi pustular yang berat, plak inflamasi yang dalam ataupun makula noninflamasi

yang superfisial(Gbr.1,2)(2,3). Inflamasi yang terjadi biasanya disebabkan oleh dermatofita

golongan zoofilia, Trichophyton mentagrophytes var.granulosum atau Trichophyton verucosum.

(4,5)

Gambar 1. Inflamasi tinea barbae yang di se Gambar 2. Kerion Celsi tipika yang disebabkan

babkan infeksi Trichophyton mentagrophytes oleh Trichophyton mentagrophytes var. granu

var. granulosum losum

Etiologi dan Patofisiologi

Pada umumnya tinea barbae sangat jarang, tetapi lebih sering pada daerah tropis, karena

sifatnya yang dipengaruhi oleh iklim panas dan dingin(6). Pada pria dewasa sering mendapatkan

dermatofit ini karena lokasinya pada rambut, folikel rambut kumis dan janggut. Infeksi

dermatofit pada perempuan dan anak-anak biasa didiagnosa dengan tinea faciei(7). Dulu, infeksi

sering disebarkan oleh tukang cukur karena penggunaan pisau cukur sekali pakai masih jarang

diterapkan. Sekarang sumber infeksi ini sudah hampir hilang dan definisi lama dari tinea barbae,

1

Page 2: Tinea Barbae

gatal setelah bercukur, sudah dilupakan(3). Di daerah pedesaan, hewan ternak, kuda, kucing, dan

anjing adalah sumber infeksi utama. Baru-baru ini beberapa penulis melaporkan bahwa infeksi

adalah suatu autoinokulasi dari kuku jari atau tinea pedis (5,8,9).

Tinea barbae disebabkan oleh jamur zoofilia dan antropofilia. Dermatofit zoofilia-

Trichophyton mentagrophytes var, granulosum, dan Trichophyton verrucosum adalah yang

paling sering menyebabkan inflamasi berupa kerion, (pembengkakan berlubang-lubang dan

eksudatif yang ditutup dengan pustula) mirip plak dan bentuk ini menjadi lebih berat sekiranya

terjadi infeksi. Infeksi yang disebabkan oleh jamur zoofilia yang lain seperti Microsporum canis

dan Trichophyton mentagrophytes var intradigitales jarang terjadi(1,2). Dalam beberapa tahun

terakhir, beberapa penulis menjelaskan bahwa adanya lesi yang sama terjadi pada lesi yang

disebabkan oleh jamur zoofilia- Trichophyton rubrum(5,8-11).

Reaksi imunologis (meningkatnya reaksi alergi dan/atau iritasi) terhadap antigen jamur

bisa menyebabkan timbulnya kerion tetapi cuma sebagian kecil dari penulis referensi

berpendapat kerion adalah hasil metabolisme dan/atau difusi toksin dari jamur. (4,8,10,12) Jamur

patogen seperti Trichophyton spp menghasilkan beberapa jenis enzim seperti keratinase yang

dapat menginvasi keratin pada epidermis, rambut atau kuku.(13)

Manifestasi Klinis

Infeksi sering ditemukan pada leher dan dagu, tapi manifestasi klinik dari tinea barbae

tergantung dari penyebab patogen. Kadang-kadang dermatofitosis ini dapat berkembang tanpa

lesi yang khas, tapi selalu disertai dengan pruritus. Terdapat banyak gejala pada tinea barbae.

Dua macam tanda utama sulit dibedakan.

Tinea yang disebabkan oleh dermatofit zoofilia adalah yang paling berbahaya, Karena

inflamasi jamur ini sangat kuat(7,13). Dagu, pipi dan leher yang paling sering terserang.

Biasanya terdapat nodul yang inflamasi atau nodul dengan pustule yang multipel dan saluran

sinus pada permukaannya. Rambut-rambut rontok atau patah; eksudat-eksudat dan krusta pada

permukaan kulit (kerion celsi). Rambut terlepas dengan mudah dan tanpa nyeri. Dapat juga

terjadi limfadenopati regional; demam dan malaise jarang terjadi(3).

2

Page 3: Tinea Barbae

Tipe noninflamatori disebabkan oleh dermatofita antropofilia yang diawali dengan

adanya flat, eritema dengan peninggian pada tepinya. Bentuk dari lesi kulit dapat berupa papul,

pustule atau krusta(3,13). Rambut-rambut yang berada dekat dengan kulit menjadi rusak, dan

dapat menyumbat folikel rambut, Lesi kulit dapat satu atau multiple dan dapat berbentuk anular

pada tepinya(14). Lesi dapat menetap untuk beberapa tahun atau bahkan dapat semakin

membesar(15). Kadang-kadang, khususnya ketika pustula-pustula folikuler telah di tegakkan dan

kerontokan rambut telah diamati, morfologi kliniknya menyerupai folikulitis bakteri. Lesi-lesi

pustular dengan kerontokan rambut menandakan sebuah varian kronik dari infeksi kuman ini

yang memperlihatkan adanya sycosis (pustular folikulitis pada janggut). Maka ini disebut dengan

sycosiform tinea barbae.

Diagnosis Banding

Variasi dari tinea barbae adalah penyebab utama banyaknya penyakit yang mirip dengan

infeksi jamur. Penyakit-penyakit umum seperti follikulitis, dermatitits atopik, dermatitis kontak

dan dermatitis seboroik bisa mirip dengan tinea barbae(4,14,16-18). Beberapa jamur bisa

menyebabkan infeksi yang terlokalisir di daerah tersebut dengan lesi yang mirip. Terutama pada

bayi baru lahir dan pasien yang mengalami defisiensi imun(19). Kadang-kadang infeksi

dermatofit bisa menyerupai lupus eritematous atau rosasea(21).

Diagnosis

Penyelidikan mikologi merupakan dasar untuk menentukan diagnosis. Pengujian

mikologi meliputi mikroskopi langsung dan kultur. Pada kasus-kasus yang jarang Microsporum

canis menyebabkan tinea, pengujian lampu Wood’s sangat membantu, memperlihatkan sebuah

fluoresensi hijau buram dari rambut yang terinfeksi.

Beberapa bahan yang dikumpulkan biasanya terdiri dari rambut dan massa pustule. Bila

plak berada pada superfisial dan tanpa disertai pustule maka pemeriksaan terbaik adalah

mengerok dari tepinya(3,22). Pemeriksaan langsung dalam 20% kalium hidroksida dengan

tambahan dimetil sulfoksida lebih cepat hasilnya, tetapi membutuhkan pengalaman . Pewarnaan

lain misalnya Swartz – Lamkin, tinta parker biru-hitam atau klorazol hitam E stain, terkadang

cukup membantu. Spesimen diperiksa dengan mikroskop cahaya dan tergantung dari jamur

penyebabnya, pemeriksaan ini menunjukkan hifa yang khas dan/atau artrokonidia (23). Kultur

3

Page 4: Tinea Barbae

biasanya memerlukan waktu sekitar 3-4 minggu dan semua kekhasan dari jamur tersebut akan

ditampilkan dalam sediaan Saburaud agar dengan cycloheximide dan kloramfenikol yang

ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan dari bakteri dan jamur non dermatofit. Identifikasi

fungi berdasarkan pada morfologi dan gambaran mikroskopik dari koloninya. Identifikasi

patogen tersebut menyediakan informasi tentang sumber infeksi dan membantu dalam

menentukan pemilihan pengobatan yang tepat(3) .

Pemeriksaan histologi dibutuhkan hanya pada kasus yang sulit. Pewarnaan Hematoxylin

dan Eosin kadang-kadang tidak dapat menemukan elemen-elemen jamur dan pewarnaan

Periodic Acid Schiff (PAS) merupakan rekomendasi pada keadaan ini. Pada specimen biopsi,

follikulitis dan perifollikulitis perlu diobservasi dengan spongiosis dan infiltrat follikular

limfositik. Kadang-kadang mikroabses dibentuk oleh neutrofil di dalam keratin follikular(24).

Suatu infiltrat peradangan seluler campuran, kadang-kadang ditemukan pada lapisan

epidermis, pada kerion yang kronik sel raksasa dapat diamati. Artrokonidia dan atau hifa

mungkin dapat dideteksi pada stratum korneum, folikel rambut, dan lembaran rambut(25).

Pengobatan

Pengobatan tinea barbae serupa dengan pengobatan untuk tinea kapitis (12). Terapi anti

jamur oral dibutuhkan pada keadaan ini. Beberapa penelitian dan pengalaman penulis

menunjukkan bahwa anti jamur topikal tidak cukup untuk mengatasi lesi tinea barbae secara

lengkap. Oleh karena itu, pada sebagian besar kasus, direkomendasikan untuk menggunakan

kombinasi terapi anti jamur sistemik dan topikal. Saat rambut juga terkena, pencukuran atau

penggunaan obat perontok rambut dapat dipertimbangkan untuk dilakukan. Sebagai pengobatan

yang tidak spesifik, biasanya juga digunakan kompres air hangat untuk melepaskan krusta dan

debris.

Sekarang ini, Terbinafin 250 mg yang diberikan satu kali sehari dalam jangka waktu

minimal empat minggu dipandang sebagai salah satu pilihan pengobatan(26). Pada bagian kami,

kami memiliki pengalaman yang baik dengan regimen ini, yang digunakan sebagai pengobatan

mikologi dan klinis pada seluruh pasien yang diobati akhir-akhir ini(9). Pada beberapa kasus,

Griseosulvin pada dosis minimal 20 mg/kg/hari (terapi berlangsung paling kurang 8 minggu)

dapat dipertimbangkan(1). Itraconazole 100 mg/hari selama 4-6 minggu juga dapat memberikan

4

Page 5: Tinea Barbae

efektivitas tinggi. Hal ini dikonfirmasikan oleh Maeda et.al.,(25) yaitu pada seorang petani yang

terinfeksi oleh Trichopyton verrucosum, yang diobati secara efektif dengan menggunakan

Itraconazole 100 mg/hari (terapi selama dua bulan). Sebagai regimen topikal, biasanya

digunakan dua kelompok anti jamur : kelompok azol dan kelompok alilamin(27,28).

Meskipun telah ada rekomendasi pengobatan secara umum untuk penderita tinea barbae,

penting untuk diingat bahwa sering kali pada pasien tersebut, regimen terapi, khususnya jangka

waktu pengobatan, harus ditentukan pada masing-masing individu dengan bergantung pada

evaluasi klinis dan laboratorium. Eliminasi sumber infeksi, khususnya kontak dengan hewan

yang terinfeksi merupakan hal yang penting dalam penentuan hasil akhir(9,26,29-31). Lebih jauh

lagi, pengobatan infeksi jamur lainnya seperti tinea pedis dan onikomikosis perlu sekali

dilakukan, karena adanya kemungkinan terjadi autoinokulasi(5,9).

Kesimpulan

Tinea Barbae merupakan jenis dermatofita yang jarang ditemukan pada daerah muka dan

leher. Infeksi jamur ini disebabkan oleh dermatofita zoofilia dan antropofilia. Dermatofita

patogenik dapat ditemui di seluruh dunia, tetapi yang tersering pada daerah tropis. Tinea barbae

dapat menyamarkan kelainan kulit yang lain sehingga sering keliru dalam mendiagnosis.

Pemeriksaan mikologi penting dilakukan pada semua kasus sebagai dasar untuk menentukan

diagnosis.

5