Refkas Tinea

35
Pembimbing : Mayor CKM dr. Susilowati, Sp.KK Disusun Oleh : Rizaldy Yoga Pandu Perdana 01.207.5555

description

tinea

Transcript of Refkas Tinea

  • Pembimbing :Mayor CKM dr. Susilowati, Sp.KK

    Disusun Oleh :Rizaldy Yoga Pandu Perdana01.207.5555

  • Nama : Ny. SHJenis Kelamin: PerempuanUmur : 56 tahunPekerjaan: Ibu rumah tangga Alamat: Pakis kulon RT 003 / RW 001 MertoyudanSuku Bangsa: jawaAgama: islamStatus : MenikahTanggal periksa di RS: 27 februari 2015

  • Autoanamnesis dengan Penderita dilakukan pada tanggal 27 Februari 2015 di poli kulit RST dr. soedjono magelang.

  • gatal pada punggung dan pantat

  • 1 tahun yang lalu timbul bintil-bintil merah kecil disertai rasa gatal yang bertambah saat berkeringat. Karena gatal, pasien menggaruknya secara terus menerus. Setelah beberapa bulan bintil merah tersebut menyebar dari punggung ke bokong. Lama kelamaan bintil merah ini berubah menjadi bercak kemerahan kemudian berubah menjadi warna kehitaman

  • Pasien mengatakan belum pernah melakukan pengobatan untuk mengurangi rasa gatal dan bercak di tubuhnya. Karena bercak yang makin melebar, pasien memutuskan berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RST dr. soedjono magelang.

  • Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama seperti ini sebelumnya. Riwayat darah tinggi : disangkalRiwayar kencing manis: diakui, gula darah terakhir 275 mg/dlRiwayat sesak nafas: disangkalRiwayat alergi : disangkalRiwayat cacar air: disangkalRiwayat penyakit jantung: disangkal

  • Anggota keluarga tidak ada yang pernah mengalami keluhan yang sama seperti pasien sebelumnya.

  • Pasien jarang mengganti pakaian yang di gunakan sehari hari dan memiliki kebiasaan menggunakan pakaian yang di gantung sampai pakaian tersebut benar benar kotor.

  • Pasien tidak bekerja dan hanya sebagai ibu rumah tangga di dalam keluarga.

  • Keadaan umum : baik Kesadaran : CM

    Tanda vital:Tekanan darah : Tidak di lakukanSuhu: Tidak di lakukanNadi: 90 x/ menitRR: 21 x/ menit

  • Kulit: Sawo matang, turgor baikKepala: Normosefal, deformitas tidak adaRambut: Persebaran merata, tidak mudah dicabutMata: Congjungtiva Anemis -/-, Sklera ikterik -/-Telinga: Normotia, sekret -/-Hidung: Simetris, sekret -/-, septum deviasi -/-Tenggorokan: arkus faring simetris, tonsil T1/T1Mulut : sianosis -, mukosa tidak keringLeher: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

  • Lokasi I: Punggung

    UKK : plakat eritematosa (+), hiperpigmentasi (+), ekskoriasi (+), krusta (+), skuama (+)

  • Pemeriksaan KOH 10%Pemeriksaan lampu woodPemeriksaan kultur dengan menggunakan sabaraud dextrose agar

  • Tinea korporis et krurisDermatitis SeboroikPsoriasisPitiriasis RoseaKandidosis

  • Tinea korporis et kruris

  • Umum:Menyarankan untuk menggunakan pakaian yang longgar, bersih, dan menyerap keringatMenyarankan agar tidak menggunakan handuk dan pakaian bersama dengan anggota keluarga yang lainMenyarankan tidak menggaruk-garuk bila gatal

    Medikamentosa:As. Salisilat 2% + sulfur 4% (2-4 zalf) 2 x 1Ketokonazol tab 200 mg 1 x 1Loratadin tab 10 mg 1 x 1Sapoviridin soap 2 x 1

  • Quo ad vitam: dubia ad bonamQuo ad sanam: dubia ad bonamQuo ad cosmetikum : dubia ad bonam

  • Tinea korporis adalah infeksi jamur dermatofita yang mengenai kulit tubuh tidak berambut (globorous skin) di daerah muka, badan, lengan dan glutea.

    Tinea kruris adalah infeksi jamur jamur dermatofita yang mengenai lipat paha, daerah genitalia dan di sekitar anus yang dapat meluas ke bokong dan perut bagian bawah.

  • Tinea korporis dan kruris banyak diderita oleh semua umur, terutama lebih sering menyerang orang dewasa, terutama pada orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang lebih tinggi.

    Lebih sering menyerang pria daripada wanita. Tersebar ke seluruh dunia, terutama pada daerah tropis, dan insidensi meningkat pada kelembaban udara yang tinggi.

  • Tinea korporis menahun merupakan tinea yang disebabkan oleh Trychophyton rubrum. Tanda peradangan akut pada bagian tubuh sudah tidak terlihat lagi

    Tinea imbrikata merupakan tinea yang disebabkan oleh Trychophyton concentrikum. Diawali dengan papul yang berwarna coklatyang perlahan makin membesar menyebabkan stratum korneum terlepas dan melebar sehingga membentuk skuama yang konsentris. Jika di tarik menggukan jari tangan akan membentuk gambaran menyerupai seng.

    Tinea favus merupakan tinea yang mulanya berupa bintik merah pada kepala yang berkembang menjadi krusta berbentuk cawan (skutula) dan tercium bau tikus (mousy odor).

  • Tinea korporis disebabkan jamur Dermatofita, terutama oleh Epidermophyton floccosum atau Trichophyton rubrum. Tinea kruris disebabkan jamur dermatofita terutama oleh Trichophyton rubrum, dan Trichophyton concentricum.

    Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi atau tidak langsung melalui benda yang mengandung jamur, misalnya handuk, lantai kamar mandi, tempat tidur hotel dan lain-lain.

  • Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya di dalam jaringan keratin yang mati. Hifa ini menghasilkan enzim keratolitik yang berdifusi ke dalam jaringan epidermis dan menimbulkan reaksi peradangan.

    Pertumbuhan jamur dengan pola radial di dalam stratum korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit yang sirsinar dengan batas yang jelas dan meninggi. Reaksi kulit semula berbentuk papul kemudian berkembang menjadi suatu reaksi peradangan berupa suatu dermatitis.

  • Gambaran klinis dari tinea korporis merupakan lesi anular, bulat atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang dengan vesikel dan papul di tepi. Daerah tengahnya biasanya lebih tenang ( tanda peradangan lebih jelas pada daerah tepi ) yang sering disebut dengan central healing.

    Tapi kadang juga dijumpai erosi dan krusta akibat garukan.

    Bila tinea korporis ini menahun tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya hanya meningggalkan daerah-daerah yang hiperpigmentasi dan skuamasi saja. Kelainan-kelainan ini dapat terjadi bersama-sama dengan tinea kruris.

  • Pada tinea kruris keluhan utama adalah rasa gatal yang dapat hebat.

    Lesi umumnya bilateral walaupun tidak simetris, berbatas tegas, tepi meninggi yang dapat berupa bintil-bintil kemerahan atau lenting-lenting kemerahan, atau kadang terlihat lenting-lenting yang berisi nanah.

    Garukan terus-menerus dapat menimbulkan gambaran penebalan kulit.

    Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya macula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi.

  • Tinea korporis dapat didiagnosa banding dengan dermatitis kontak, Pitiriasis rosea, Psoriasis vulgaris, sifilis stadium II tipe makulopapular, dan dermatitis seboroik. Tinea kruris dapat didiagnosa banding dengan kandidiasis inguinal, eritrasma, psoriasis, dan dermatitis kontak.

  • Diagnosis ditegakkan berdasarkan:

    AnamnesaDari anamnesa didapatkan rasa gatal yang sangat mengganggu, dan gatal bertambah apabila berkeringat. Karena gatal dan digaruk, maka timbul lesi sehingga lesi bertambah meluas, terutama pada kulit yang lembab

    Gejala klinis yang khas

  • Pemeriksaan laboratorium: Pada kerokan kulit dengan KOH 10-20% bila positif memperlihatkan elemen jamur berupa hifa panjang dan artrospora (hifa yang bercabang) yang khas pada infeksi dermatofita.

    Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media buatan. Yang dianggap paling baik pada waktu ini adalah medium Agar Dekstrosa Sabouraud.

    Pemeriksaan dengan lampu wood di dapatkan fluoresensi berwarna kuning kehijauan.

  • UmumMeningkatkan kebersihan badan dan menghindari berkeringat yang berlebihan

    Mengurangi kelembaban dari tubuh pasien dengan menghindari pakaian yang panas dan tidak menyerap keringat (karet, nylon)

    Menghindari sumber penularan yaitu binatang, kuda, sapi, kucing, anjing, atau kontak pasien lain.

    Menghilangkan fokal infeksi ditempat lain misalnya di kuku atau di kaki.

    Faktor-faktor predisposisi lain seperti diabetes mellitus, kelaian endokrin yang lain harus dikontrol.

  • KhususTopikalDerivat azol misalnya mikonazol 2%, klotrimasol 1%, ketokonazol 2% Sulfur 4-6%Asam benzoate 6-12%Asam salisilat 2-4% SistemikGriseofulvin 500 mg sehari untuk dewasa, sedangkan anak-anak 10-25 mg/kgBB sehari. Lama pemberian griseofulvin pada tinea korporis adalah 3-4 minggu, diberikan bila lesi luas atau bila dengan pengobatan topikal tidak ada perbaikan.Pada kasus yang resisten terhadap griseofulvin dapat diberikan derivat azol seperti ketokonazol 200 mg per hari selama 10 hari 2 minggu, itrakonazol 100-200 mg/hari pada anak 5mg/kgBB.Antibiotika diberikan bila terdapat infeksi sekunder.

  • Tinea korporis dan tinea kruris mempunyai prognosa baik dengan pengobatan yang adekuat dan kelembaban dan kebersihan kulit yang selalu dijaga.

  • Diabetes menurunkan sensitivitas fagosit + gangguan mikroangiopatiJamur dermatofita menimbulkan infeksi + reaksi respon imunAntigen jamur ditangkap oleh sel langerhandKelenjar getah beningSitokin Sel Th 1 + sel Th 2limfokinmakrofagMembunuh jamur patogen