Tindakan Triase Saat Keadaan Bencana

4
TINDAKAN TRIASE SAAT KEADAAN BENCANA PENGERTIAN: Triase (Triage) adalah Tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan berdasar sumber daya (SDM dan sarana) yang tersedia. TUJUAN: Tujuan triase pada musibah massal adalah bahwa dengan sumber daya yang minimal dapat menyelamatkan korban sebanyak mungkin. KEBIJAKAN: 1. Memilah korban berdasar: a. Beratnya cidera b. Besarnya kemungkinan untuk hidup c. Fasilitas yang ada / kemungkinan keberhasilan tindakan 2. Triase tidak disertai tindakan 3. Triase dilakukan tidak lebih dari 60 detik/pasien dan setiap pertolongan harus dilakukan sesegera mungkin. PROSEDUR: 1. Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD. 2. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya. Oleh paramedis yang terlatih / dokter. 3. Namun bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung IGD). 4. Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna : - Segera- Immediate (I)- MERAH. Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya : Tension pneumothorax, distress pernafasan (RR< 30x/mnt), perdarahan internal vasa besar dsb. - Tunda-Delayed (II)-KUNING. Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak ada ancaman jiwa segera. Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada ekstrimitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar <25% luas="" permukaan="" tubuh="" dsb="" br=""> - Minimal (III)-HIJAU. Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : Laserasi minor, memar dan lecet, luka bakar superfisial. - Expextant (0)-HITAM. Pasien menglami cedera mematikan dan akan meninggal meski

description

triage

Transcript of Tindakan Triase Saat Keadaan Bencana

Page 1: Tindakan Triase Saat Keadaan Bencana

TINDAKAN TRIASE SAAT KEADAAN BENCANAPENGERTIAN:Triase (Triage) adalah Tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnyacidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan berdasar sumber daya (SDM dansarana) yang tersedia.TUJUAN:Tujuan triase pada musibah massal adalah bahwa dengan sumber daya yang minimal dapatmenyelamatkan korban sebanyak mungkin.KEBIJAKAN:1. Memilah korban berdasar:

a. Beratnya cidera b. Besarnya kemungkinan untuk hidup c. Fasilitas yang ada / kemungkinan keberhasilan tindakan

2. Triase tidak disertai tindakan3. Triase dilakukan tidak lebih dari 60 detik/pasien dan setiap pertolongan harus dilakukansesegera mungkin. PROSEDUR:1. Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD.2. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untukmenentukan derajat kegawatannya. Oleh paramedis yang terlatih / dokter.3. Namun bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triase dapatdilakukan di luar ruang triase (di depan gedung IGD).4. Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna : - Segera- Immediate (I)- MERAH. Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yangkemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya : Tension pneumothorax,distress pernafasan (RR< 30x/mnt), perdarahan internal vasa besar dsb. - Tunda-Delayed (II)-KUNING. Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak adaancaman jiwa segera. Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup padaekstrimitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar <25% luas="" permukaan="" tubuh=""dsb="" br=""> - Minimal (III)-HIJAU. Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong dirisendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : Laserasi minor, memar dan lecet, luka bakarsuperfisial. - Expextant (0)-HITAM. Pasien menglami cedera mematikan dan akan meninggal meskimendapat pertolongan. Misalnya : Luka bakar derajat 3 hampir diseluruh tubuh, kerusakanorgan vital, dsb. 5. Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna : merah, kuning,hijau, hitam. 6. Penderita/korban kategori triase merah dapat langsung diberikanpengobatan diruang tindakan IGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut,penderita/korban dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah sakit lain.7. Penderita/korban dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjutdapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan kategoritriase merah selesai ditangani.8. Penderita/korban dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan, atau bilasudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderita/korban dapat diperbolehkan untukpulang.9. Penderita/korban kategori triase hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah

Draft SOP IGDDitulis oleh vantaLonggarkan dasi dan sabuk serta buka semua pakaian yang menutupi leher. Luruskan pakaianyang tertekuk di bawah tali ikat pengaman. Tapi sebelum melakukan tindakan apapun, jelaskandahulu apa yang akan Anda lakukan dan alasannya, termasuk memperbaiki pakaian pasien.7. Periksa perbannya. Perban yang telah di pasang dengan baik pun dapat menjadi longgarketika pasien dipindahkan ke ambulans. Periksa setiap perban untuk memastikankeamanannya. Jangan menarik perban yang longgar dengan enteng. Perdarahan hebat dapatterjadi ketika tekanan perban dicabut secara tiba-tiba.8. Periksa bidainya. Alat-alat imobilisasi dapat juga mengendur selama pemindahan keambulans. Periksa perban atau kain mitella yang menjaga bidai kayu tetap pada tempatnya.Periksa alat-alat traksi untuk memastikan bahwa traksi yang benar masih tetap terjaga. Periksa

Page 2: Tindakan Triase Saat Keadaan Bencana

anggota gerak yang dibidai perihal denyut nadi bagian distal, fungsi motorik, dan sensasinya.9. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien. Bila tidak ada cara lainbagi keluarga dan teman pasien untuk bisa pergi ke rumah sakit,biarkan mereka menumpang diruang pengemudi-bukan di ruang pasien- karena dapat mempengaruhi proses perawatanpasien. Pastikan mereka mengunci sabuk pengamannya.10. Naikkan barang-barang pribadi. Jika dompet, koper, tas, atau barang pribadi pasien lainnyadibawa serta, pastikan barang tersebut aman di dalam ambulans. Jika barang pasien telahAnda bawa, pastikan Anda telah memberi tahu polisi apa saja yang dibawa. Ikuti polisi danisilah berkas-berkas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.11. Tenangkan pasien. Kecemasan dan kegelisahan seringkali menerpa pasien ketikadinaikkan ke ambulans. Ucapkan beberapa patah kata dan tenangkan pasien dengan carayang simpatik. Perlu diingat bahwa mainan seperti boneka beruang dapat berarti banyak untukmenenangkan pasien anak yang ketakutan. Senyum dan nada suara yang menenangkanadalah hal yang penting dan dapat menjadi perawatan kritis yang paling dibutuhan oleh pasienanak yang ketakutan.12. Ketika anda merasa bahwa pasien dan ambulans telah siap diberangkatkan, beri tandakepada pengemudi untuk memulai perjalanan ke rumah sakit. Jika yang Anda tangani iniadalah pasien prioritas tinggi, maka tahap persiapan, melonggarkan pakaian, memeriksaperban dan bidai, menenangkan pasien, bahkan pemeriksaan vital sign dapat ditangguhkandan dilakukan selama perjalanan daripada harus diselesaikan tetapi menunda transportasipasien ke rumah sakit.Perawatan Pasien selama Perjalanan1. Lanjutkan perawatan medis emergensi selama dibutuhkan. Jika usaha bantuan hidup (lifesupport) telah dimulai sebelum memasukkan pasien ke dalam ambulans, maka prosedurtersebut harus dilanjutkan selama perjalanan ke rumah sakit. Pertahankan pembukaan jalannafas, lakukan resusitasi, berikan dukungan emosional, dan lakukan hal lain yang diperlukantermasuk mencatat temuan baru dari usaha pemeriksaan awal (initial assesment) pasien.2. Gabungkan informasi tambahan pasien. Jika pasien sudah sadar dan Anda telahmempertimbangkan bahwa perawatan emergensi selanjutnya tidak akan terganggu, makaAnda dapat mulai mencari informasi baru dari pasien.3. Lakukan pemeriksaan menyeluruh dan monitor terus vital sign. Peningkatan denyut nadisecara tiba-tiba misalnya, dapat menandakan syok yang dalam. Catat vital sign dan laporkanperubahan yang terjadi pada anggota staf bagian emergensi segera setelah mencapai fasilitasmedis. Lakukan penilaian ulang vital sign setiap 5 menit untuk pasien tidak stabil dan setiapmenit untuk pasien stabil.8 / 10