Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah...

22

Click here to load reader

Transcript of Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah...

Page 1: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

TUGAS KELOMPOK

“ BERFIKIR“

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DOSEN : NOVI WAHYU H. S.Psi. M.Pd

DISUSUN OLEH :

ARIS GUNAWAN : 611000249

HERLIN NATILA : 611000015

LILI SUHARTIKA : 611000337

MICHAEL RONALD : 611000082

YULIANA : 611000182

PRODI : P.TIK

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PONTIANAK 2011 / 2012

Page 2: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

KATA PENGANTAR

         Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-

Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi

Pendidikan dengan judul “BERFIKIR”

Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan, bimbingan serta arahan baik secara moriil maupun materiil. Untuk itu

kami ucapkan terimakasih kepada :

1. Novi Wahyu H. S.Psi. M.Pd. Selaku pengajar Psikologi Pendidikan.

2. Tema-teman satu kelompok yang bekerjasama dalam membantu menyelesaikan masalah ini.

Dari pembuatan makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, sehingga

dengan hal tersebut sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyusunan

makalah selanjutnya yang lebih baik sehingga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Pontianak, April 2012

Tim Penyusun

Page 3: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................iDaftar Isi.........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN1.1..............................................................................................Latar

Belakang................................................................................11.2..............................................................................................Rumusan

Masalah.................................................................................21.3..............................................................................................Tujuan

..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN2.1..............................................................................................Pengertian

Berfikir ..................................................................................32.2..............................................................................................Proses

Befikir....................................................................................42.3..............................................................................................Macam-

Macam Berfikir.......................................................................52.4..............................................................................................Tingkatan-

Tingkatan Berfikir..................................................................72.5..............................................................................................Hambatan-

Hambatan Dalam Proses Berfikir...........................................8

BAB III PENUTUP3.1..............................................................................................Kesimpulan

..............................................................................................9

Page 4: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

DAFTAR PUSTAKA........................................................................12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak terlepas dari aktifitas berpikir, tapi tak jarang manusia yang

ketika ditanyakan depinisi dari berpikir itu apa, malah kelimpungan, sikut kiri sikut kanan karna

memang tak bisa menjawabnya. Bila di lihat dari aktifitas berpikir itu sendiri, dapat kita lihat

bahwa dalam berpikir itu pertama membutuhkan adanya fakta, hal yang jadi objeknya adalah

nyata, bisa berupa benda ataupun yang lainnya, kedua membutuhkan adanya indra, bisa berupa

indra penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), pengecap (lidah), dan

peraba (kulit), ketiga membutuhkan adanya otak untuk berpikir, tentunya otak disini adalah otak

yang normal/tidak terganggu, yang bisa di gunakan untuk berpikir, keempat adanya informasi

sebelumnya, ini juga merupakan hal penting dalam proses berpikir, karena informasi sebelumnya

ini akan menjadi faktor penentu pada kesimpulan. misalkan di hadapan kita ada dua buah benda

(fakta), misal benda 1 dan benda 2, kemudian ada suatu pertanyaan "apa nama kedua benda

tersebut?" maka segera mata (indra) kita melihat terhadap benda tersebut, kemudian selanjutnya

otak kita akan segera berpikir apa benda yang ada di hadapan kita tersebut, dalam pengambilan

kesimpulan, setiap orang akan berbeda - beda, si A menyebutkan bahwa benda 1 adalah koran

Page 5: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

dan benda 2 adalah komputer, dan si B menyebutkan benda 1 itu majalah dan benda 2 itu TV, hal

ini dikarnakan adanya pengaruh informasi sebelumnya. si A akan tetap menyebutkan benda 1 itu

koran maski pada kenyataannya itu adalah majalah, begitupun si B akan tetap menyebutkan

bahwa benda 2 itu TV meski pada kenyataannya adalah komputer. Dari paparan diatas bisa kita

simpulkan bahwa berpikir itu adalah suatu proses transfer/memindahkan fakta(benda) melalui

indra, ke otak untuk kemudian di olah dan di hasilkan data sesuai dengan informasi yang di

peroleh sebelumnya. Dalam proses mencari akidah, seseorang akan mengatakan bahwa tuhan itu

adalah materi bila sebelumnya ia berpandangan dan berkyakinan tuhan itu materi, dan seseorang

akan berpandangan bahwa tuhan itu Allah bila keyakinannya seperti itu. akidah akan kokoh bila

di tempuh melalui proses berpikir yang benar, para sahabat rosul mempunya keimanan yang

begitu kokoh dan kuat dikarnakan dalam proses pencarian akidahnya adalah melalui proses

berpikir yang benar, karna memang akidah islam akan selalu senantiasa selaras dengan fitrah

manusia, memuaskan akal pikiran, dan menenangkan jiwa, sehingga tak akan ada yang bisa

menyangkalnya.

Tetapi dijaman sekarang ini berfikir digunakan untuk kejahatan, banyak sekali hasil –

hasil pemikran yang tidak sesuai dengan etika dan tata norma agama dan norma – norma bangsa,

dan juga banyak orang – orang yang hebat dan pintar salah menggunakan pemikirannya untuk

kepentingannya sendiri, misalnya adanya para DPRD yang korupsi dan lain – lain. Bahkan

apabila tidak pernah mengenyam pendidikan maka banyak orang yang tersesat dan tidak sesuai

dengan etika, norma – norma yang sesuai dengan agama. Misalnya anak jalanan yang tidak

mengalami masa pendidikan dan pengarahan baik dari orang tua maupun suatu instansi maka

mereka akan berfikir sesuai dengan apa yang mereka lihat.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah :

1.      Apa pengertian berfikir ?

2.      Bagaimana proses berfikir ?

3.      Apa saja macam – macam berfikir ?

4.      Apa saja tingkatan – tingkatan berfikir ?

Page 6: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

5.      Adakah hambatan – hambatan dalam proses berfikir?

1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar  penulisan makalah

ini adalah :

1.      Mengetahui pengertian berfikir

2.      Mencari tahu cara atau proses berfikir

3.      Mengetahui dan mempelajari macam – macam berfikir

4.      Mengetahui tingkatan – tingkatan berfikir yang dilakukan setiap individu

5.      Mengetahui dan mempelajari tentang hambatan – hambatan berfikir

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Berfikir

Pengertian berfikir itu sangat banyak dan luas, diantaranya yaitu :

a.       Pikiran mempunyai pengertian yaitu sebagai salah satu kondisi letak hubungan antara bagian

pengetahuan yang telah ada dalam diri seseorang yang telah dikontrol oleh akal (rasio) dan

melibatkan kerja otak. Akal merupakan sebagian kekuatan yang mengendalikan pikiran.

b.      Berfikir adalah meletakan hubungan antar bagian dari pengetahuan yang diperoleh manusia

dengan akal (rasio) yang dimiliki dirinya, pengetahuan yang dimaksud disini yaitu mencakup

segala konsep, gagasan, dan pengertian yang telah dimiliki dan diperoleh oleh manusia.

c.       Berfikir mempunyai arti segala proses aktivitas psikis yang intensional maksudnya dimana

seseorang mempunyai masalah maka seseorang menggabungkan pengertian yang satu dengan

yang lainnya untuk mendapatkan jalan keluar (pemecahan masalah) yang sedang dihadapinya.

Di dalam setiap diri manusia memiliki aktivitas mental, aktivitas kognitif yang yang

berwujud mengolah atau memanipulasi informasi dari lingkungan sekitar dengan simbol –

Page 7: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

simbol atau materi – materi yang disimpan dalam ingatannya atau otaknya khususnya yang ada

di dalam long term memory.

Pengertian diatas merupakan sebagian dari pengertian berfikir, menurut sudut pandang

biharviorisme khususnya fungsionalis akan mengandung berfikir itu sebagai pengutana antara

stimulus dan respon, dengan demikian sebagai asosiasi pandangan antara tanggapan atau

bayangan satu dengan yang lainnya yang saling berkaitan. Berfikir pun mempunyai sifat, salah

satu sifat berfikir yaitu goal directed yaitu berfikir tentang sesuatu untuk memperoleh berbagai

pemecahan masalah bahkan sampai mendapatkan sesuatu yang baru. Jadi berfikir dapat

dipandang sebagai pemprosesan informasi dari stimulus (starting pasition), sampai pemecahan

masalah (finishing position) goal state. Dan dengan demikian dapat dikemukakan bahwa berfikir

merupakan proses kognitif yang berlangsung antara stimulus dan respon.

Sebagai ilustari yang menunjukan seseorang berfikir ketika seseorang akan mengadakan

transaksi jual beli, misalnya membeli HP, si penjual menawarkan berbagai merek hp dari mulai

esia sampai blackbarry, dengan memberitahukan keunggulan dan kekurangan yang dimiliki dari

aplikasi – aplikasi yang ada pada HP tersebut. Setelah si penjual menerangkan semuanya maka si

pembeli telah mendapatkan berbagai informasi dan akhirnya si pembeli memutuskan untuk

membeli salah satu merek hp dengan aplikasi yang bagus dan terpercaya.

2.2. Proses Berfikir

Menurut para ahli logika, mengemukakan adanya tiga langkah atau proses dari berfikir,

yakni :

1.      Membentuk Pengertian

Membentuk pengertian dapat diartikan sebagai suatu perbuatan dalam proses berfikir

(dengan memanfaatkan isi ingatan) bersifat riel, abstrak dan umum serta mengandung sifat

hakikat sesuatu, ataupun bisa diartikan sebagai proses mendeskripsikan ciri – ciri objek yang

sejenis dan mengklasifikasikan ciri – ciri yang khas dari suatu pengertian. Misalnya ciri – ciri

khas dari spidol, spidol merupakan alat tulis yang bisa digunakan untuk menulis di white board,

Page 8: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

tintanya berwarna hitam, bentuknya besar dan jelas apabila digunakan untuk menulis pada white

board.

2.      Membentuk Pendapat atau Opini

Pendapat atau opini dapat diartikan sebagai hasil pekerjaan pikiran (otak) dalam

meletakkan hubungan antara tanggapan sesuatu dengan yang lainnya, antara pengertian yang

satu dengan pengertian yang lainnya dan dikatakan dalam suatu kalimat.

3.      Membentuk Kesimpulan

Kesimpulan dapat diartikan sebagai membentuk pendapat baru yang berdasarkan

pendapat – pendapat lain yang sudah ada.

Di dalam menarik kesimpulan, seseorang dapat menggunakan bermacam – macam cara

yang secara kronologis meliputi hal – hal berikut:

a.       Kesimpulan yang ditarik atas dasar analogi

Yaitu dimana seseorang yang sedang berusaha mencari hubungan dari peristiwa –

peristiwa atas dasar adanya persamaan – persamaan atau kemiripan – kemiripannya.

b.      Kesimpulan yang ditarik atas dasar induksi sintesis

Yaitu metode berfikir, bertolak dari pengertian yang rendah melompat kepada

pengertian yang lebih tinggi, kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Berangkat dari

pengetahuan yang khusus dan fakta sampai pada pengertian yang lebih umum dengan ciri

yang umum.

c.       Kesimpulan yang ditarik atas dasar deduksi analitis

Yaitu metode berfikir yang bertolak belakang dari pengertian lebih tinggi / umum,

melompat kepada pengertian yang lebih rendah, dimana seseorang berangkat dari anggapan

/ proposisi umum menuju pada anggapan yang lebih khusus. Salah satu kesimpulan secara

deduktif adalah dengan silogisme.

2.3. Macam – Macam Berfikir

Secara garis besar ada dua macam berfikir, diantaranya yaitu:

1.      Berfikir Autistik

Page 9: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

Berfikir autistik ini sering disebut sebagai melamun, maksudnya dengan berfikir autistik,

seseorang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai gambaran – gambaran

fantastis. Contoh berfikir autistik antara lain mengkhayal, fantasi.

2.      Berfikir Realistik

Berfikir realistik atau sering pula disebut berfikir reasoning (nalar) adalah berfikir dalam

rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.

Menurut Floyd L Ruch (1967) seperti yang dikutip Rahmat (1994:69) menyebutkan tiga

macam berfikir realistik, diantaranya:

                                i.     Berfikir Deduktif

Berfikir deduktif ini merupakan proses berfikir (penalaran) yang bertolak dari proposisi

baru yang berbentuk kesimpulan, dari umum ke khusus, sering disebut dengan silogisme.

Contonya:

Manusia mempunyai akal

Ajri adalah manusia Jadi, ajri mempunyai akal

                              ii.      Berfikir Induktif

Berfikir Induktif adalah proses berfikir (penalaran) dari khusus sehingga mendapat

kesimpulan yang umum, semua fenomena yang akan ditarik kesimpulannya harus diteliti dan

dievaluasi, proses berfikir ini juga disebut dengan corak berfikir ilmiyah.

                            iii.      Berfikir Evaluatif

Yang dimaksud dengan berfikir evaluatif yaitu berfikir kritis menilai baik – buruknya,

tepat atau tidaknya suatu gagasan. Kita tidak menambah atau mengurangi gagasan, kita

menilainya menurut kriteria tertentu.

Sebenarnya masih banyak lagi macam – macam berfikir diantaranya yaitu:

1.      Berfikir Negatif

Page 10: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

Yang dimaksud dengan berfikir negatif adalah pola atau cara berfikir yang lebih condong

pada sisi – sisi negatif dibandingkan dengan sisi positif, pola pikir ini bisa terlihat jelas dari

keyakinan atau pandangan yang terucap, cara bersikaf dan perilaku sehari – hari.

2.      Berfikir Positif

Berfikir positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat kepribadian atau

karakter, dengan kita berfikir positif maka menjadikan diri kita sebagai pribadi yang lebih

matang dan lebih berani menghadapi tantangan.

3.      Berfikir Kreatif

Berfikir kreatif mempunyai makna tentang proses cara penalaran untuk mendapatkan

sesuatu ide – ide atau gagasan – gagasan dan hal – hal yang baru, dan munculnya ide – ide

tersebut dengan car tiba – tiba, dan ini semua berkaitan dengan insight (wawasan).

1)      Tingkat – tingkat dalam berfikir kreatif

Di dalam berfikir kreatif ada beberapa tingkatan – tingkatannya, diantaranya:

a. Persiapan (preparation), merupakan tingkatan seseorang memformulasikan masalah dan

mengumpulkan fakta – fakta atau materi yang dipandang berguna dalam memperoleh

pemecahan hal – hal yang baru.

b. Tingkat inkubasi, yaitu berlangsungnya masalah didalam jiwa seseorang.

c. Tingkat pemecahan atau iluminasi, adalah tingkat dimana seseorang mendapatkan

pemecahan masalah, dimana seseorang akan mengucapkan kata “aha”, “oh iya”, dan

sebagainya secara tiba – tiba.

d. Tingkat evaluasi, merupakan tingkat berfikir dimana tingkat ini digunakan untuk

mengecek adanya kesinambungan antara tingkat pemecahan dengan masalah yang

dihadapinya.

e. Tingkat revisi, yaitu mengadakan revisi terhadap apa yang diperolehnya.

2)      Sifat – sifat orang yang berfikir kreatif

Seseorang yang telah mempunyai atau mengalami berfikir kreatif, maka ada beberapa macam

sifat – sifat mengenai pribadinya, diantaranya yaitu:

a. Memilih fenomena atau keadaan yang kompleks

b. Mempunyai psikodinamika yang kompleks dan mempunyai skope pribadi yang luas

Page 11: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

c. Dominan dan lebih besar pertahanan diri (more self assertive)

d. Menolak suppression sebagai mekanisme kontrol

2.4.Tingkatan – Tingkatan Berfikir

Di dalam berfikir juga ada tingkatannya, diantaranya:

1.      Berfikir Konkret

Didalam tingkatan berfikir isini memerlukan adanya situasi – situasi yang konkret/ nyata,

tetapi tidak membutuhkan pengertian yang konkret, karena pada umumnya berfikir konkret ini

dimiliki oleh anak – anak kecil, dan harus disjikan dengan peragaan secara langsung.

2.      Berfikir Skematis

Pada tingkatan ini seseorang bukan hanya membutuhkan data – data, kenyataan, ataupun

pengertian yang konkret, tetapi juga memerlukan dat – data yang disusun secara sistematis dan

dapat memperlihatkan hubungan antara persoalan yang satu dengan yang lain sehingga

menghasilkan kesimpulan.

3.      Berfikir Abstrak

Tingkatan berfikir abstrak tidak membutuhkan bagan – bagan, skema – skema, simbo –

simbolnya, melainkan membutuhkan tanggapan dan ingatan sendiri serta kecerdasan pikir

sendirilah yang berperan memecahkan masalah. Maka tingkatan ini disebut tingkatan tertinggi.

2.5.Hambatan – Hambatan Dalam Proses Berfikir

Hambatan – hambatan yang mungkin akan timbul dalam proses berfikir diantaranya

yaitu:

1. Data yang kurang sempurna sehingga masih banyak lagi data yang mesti diperoleh

2. Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang

lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berfikir

Page 12: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berfikir dapat dipandang sebagai pemprosesan informasi dari stimulus (starting pasition),

sampai pemecahan masalah (finishing position) goal state. Dan dengan demikian dapat

dikemukakan bahwa berfikir merupakan proses kognitif yang berlangsung antara stimulus dan

respon.

a.      Proses Berfikir

Menurut para ahli logika, mengemukakan adanya tiga langkah atau proses dari berfikir,

yakni :

  Membentuk Pengertian

  Membentuk Pendapat atau Opini

  Membentuk Kesimpulan

Di dalam menarik kesimpulan, seseorang dapat menggunakan bermacam – macam cara

yang secara kronologis meliputi hal – hal berikut:

  Kesimpulan yang ditarik atas dasar analogi

  Kesimpulan yang ditarik atas dasar induksi sintesis

Page 13: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

  Kesimpulan yang ditarik atas dasar deduksi analitis

b.      Macam – Macam Berfikir

Secara garis besar ada dua macam berfikir, diantaranya yaitu:

a.       Berfikir Autistik

b.      Berfikir Realistik

Menurut Floyd L Ruch (1967) seperti yang dikutip Rahmat (1994:69) menyebutkan tiga

macam berfikir realistik, diantaranya:

  Berfikir Deduktif

  Berfikir Induktif

  Berfikir Evaluatif

Sebenarnya masih banyak lagi macam – macam berfikir diantaranya yaitu:

  Berfikir Negatif

  Berfikir Positif

  Berfikir Kreatif

a.       Tingkat – tingkat dalam berfikir kreatif

Di dalam berfikir kreatif ada beberapa tingkatan – tingkatannya, diantaranya:

Persiapan (preparation)

Tingkat inkubasi

Tingkat pemecahan atau iluminasi

Tingkat evaluasi

Tingkat revisi

b.      Sifat – sifat orang yang berfikir kreatif

Seseorang yang telah mempunyai atau mengalami berfikir kreatif, maka ada beberapa macam

sifat – sifat mengenai pribadinya, diantaranya yaitu:

  Memilih fenomena atau keadaan yang kompleks

  Mempunyai psikodinamika yang kompleks dan mempunyai skope pribadi yang luas

Page 14: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

  Dalam judgment – nya lebih mandiri

  Dominan dan lebih besar pertahanan diri (more self assertive)

  Menolak suppression sebagai mekanisme kontrol

c.       Tingkat – Tingkat Berfikir

Di dalam berfikir juga ada tingkatannya, diantaranya:

  Berfikir Konkret

  Berfikir Skematis

  Berfikir Abstrak

d.      Hambatan – Hambatan Dalam Proses Berfikir

Hambatan – hambatan yang mungkin akan timbul dalam proses berfikir diantaranya

yaitu:

  Data yang kurang sempurna sehingga masih banyak lagi data yang mesti diperoleh

  Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang lain,

sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berfikir

Page 15: Web viewPenulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah : 1. ... Menurut para ahli logika,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116

DAFTAR PUSTAKA

http://Bahan Makalah Psi/makalah-psikologi-umum-berfikir.html, diunduh (8 April 2012)

http://Bahan Makalah Psi/berfikir-kritis-dalam-keperawatan.html, diunduh (8 April 2012)