Karagenan_ Andreas Setiabudi_13.70.0067_C4_UNIKA SOEGIJAPRANATA
TIK Artikel Andreas
description
Transcript of TIK Artikel Andreas
UNJUK KERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER
MENGGUNAKAN TORAK JENIS FLAT DIBANDING MENGGUNAKAN TORAK JENIS
DOME
PERFORMANCE MOTOR GASOLINE USE FOUR STEP ONE CYLINDER PISTON TYPE
FLAT IN COMPARE TO USE WITH TYPE PISTON DOME
Andreas Galih Dimaranggono dan Dwiko Prasetio
Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK Tipe torak pada motor bakar antara lain; torak flat, torak dome, torak bathtub, dan torak
deflector. Torak dome memiliki bentuk kepala torak menonjol yang mengurangi volume ruang bakar dan meningkatkan perbandingan kompresi. Penelitian ini bertujuan mengetahui besaran unjuk kerja motor bakar yang menggunakan torak flat dibanding torak dome. Metode penelitian menggunakan eksperimen di laboratorium dengan obyek penelitian torak flat standar pabrik dan torak dome merek Izumi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan daya dan torsi motor bakar yang menggunakan torak dome dengan persentase peningkatan daya maksimum sebesar 0,9 kW (16,9 %) dan torsi maksimum sebesar 0,74 Nm (13,43 %), serta pemakaian bahan bakar menurun sebesar 0,01 ml/detik (9,4 %) pada putaran mesin 1500 rpm hingga 4000 rpm.
Kata kunci : torak, eksperimen laboratorium, unjuk kerja mesin sepeda motor.
ABSTRACTPiston type on motor fuel, among others; flat piston, piston dome, piston bathtub, and
piston deflector. Piston dome has a protruding piston head shape that reduces the volume of the engine and increases the compression ratio. This study aims to determine the amount of motor fuel performance using flat torque than the piston dome. The research method used in laboratory experiments to study the object factory standard flat piston and piston dome Izumi brand. The results showed an increase in power and torque of the combustion engine using a piston dome to the percentage increase in maximum power of 0.9 kW (16.9%) and a maximum torque of 0.74 Nm (13.43%), as well as fuel consumption decreased by 0.01 ml / sec (9.4%) at rpm 1500 rpm to 4000 rpm.
Keywords: piston, laboratory experiments, the performance of the motorcycle engine.
1. Pendahuluan
Torak sebagai alat peluncur yang sesuai dan merapat mengubah volume silinder untuk
memampatkan campuran bahan bakar dan udara. Torak dihubungkan batang torak oleh
pena torak untuk meneruskan tenaga hasil pembakaran ke poros engkol dan dirapatkan
dengan pegas torak. Menurut Maleev (1982: 498) syarat torak yang baik adalah: kekuatan
torak di kepala torak, kekakuan sisi samping, gesekan yang kecil, perapat gas bocor selama
pembakaran, mencegah masuknya pelumas ke ruang bakar, penyaluran kalor yang baik, dan
massa yang ringan. Kepala torak dapat berbentuk rata (flat), berkubah (dome), berbentuk
bak mandi (bath tub/bowl) atau meruncing di salah satu permukaannya (deflector).
1
Gambar 1. Torak pada mesin empat langkah
Permukaan kepala torak rata (flat piston) dapat diganti torak atap kubah (dome piston)
untuk menghasilkan kompresi tinggi atau torak deflector untuk memusarkan campuran
bahan bakar dan meningkatkan pengabutan bahan bakar. Torak dome mengurangi volume
ruang bakar. Berkurangnya volume ruang bakar meningkatkan nilai perbandingan kompresi
dan tekanan kompresi yang akan menaikkan tekanan pembakaran dan daya mesin.
Nilai perbandingan kompresi motor bensin berkisar 6 sampai 12. Harga perbandingan
kompresi yang melampui batasan meningkatkan detonasi atau pembakaran tidak sempurna.
Detonasi terjadi karena campuran udara dan bahan bakar yang dikompresi telah terbakar
sendirinya akibat temperatur ruang bakar mendekati titik penyalaan sebelum busi
memercikkan bunga api yang mengakibatkan penurunan tenaga mesin.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara eksperimen. Membandingkan unjuk kerja motor
yang menggunakan torak flat (standar) dengan motor yang menggunakan toran dome.
Adapun penelitian ini dilaksanakan menuruti bagan alur seperti tampak pada gambar 2.
Gambar 2. Bagan alur penelitian
2
3. Hasil Penelitian
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
5,5
6
6,5
7
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000
RPM
PO
WE
R (
kW)
Torak DomeTorak Flat
Gambar 3. Grafik pengujian daya efektif
Daya mulai terukur ketika putaran mesin di atas 2000 rpm baik pada mesin yang
menggunakan torak flat maupun torak dome karena kopling sentrifugal baru bekerja bila
putaran di atas 1500 rpm. Daya maksimum sepeda motor yang menggunakan torak flat
sebesar 5,3 kW pada 7680 rpm, sedangkan sepeda motor yang menggunakan torak jenis
dome sebesar 6,2 kW pada 8400 rpm.
Gambar 4. Grafik pengujian torsi
Torsi sepeda motor terukur ketika putaran mesin 2200 rpm. Torsi maksimum sepeda
motor menggunakan torak jenis flat sebesar 6,207 Nm pada 3500 rpm, torsi maksimum
torak dome 7,041 Nm pada 5250 rpm.
3
Torak flat Torak dome
Torak flat Torak dome
Putaran mesin (rpm)
Konsumsi bahan bakar (ml/detik)Torak Flat Torak Dome
ml/tRerata
(ml/t)ml/t Rerata (ml/t)
15000,047
0,0480,041
0,0420,048 0,040,049 0,043
20000,06
0,0590,044
0,0470,058 0,0470,058 0,05
40000,109
0,1060,105
0,1060,104 0,1050,104 0,107
60000,208
0,2050,204
0,2030,204 0,20,204 0,204
80000,909
0,970,909
0,941 0,9091 1
Tabel 1. Data konsumsi bahan bakar
4. Pembahasan
a. Hasil pengukuran daya efektif.
Torak flat memiliki perbandingan kompresi sebesar 9,3 : 1 yang menghasilkan daya
efektif 5,3 kW pada 7.680 rpm. Sepeda motor yang menggunakan torak jenis dome
menghasilkan perbandingan kompresi sebesar 10,4 : 1 dengan daya efektif 6,2 kW pada
8400 rpm dan meningkat sebesar 16,9 %. Tekanan kompresi torak flat (10,15 kg/cm2) di
bawah torak dome (12,25 kg/cm Torak dome mengurangi volume ruang bakar yang
meningkatkan perbandingan kompresi sehingga menaikkan tekanan kompresi, kepadatan
pusaran bahan bakar di ruang bakar, dan peningkatan temperatur tekanan pembakaran
yang mengakibatkan efisiensi thermal meningkat.
Pengukuran daya dan torsi memakai engine dynamometer menghasilkan output daya
lebih besar karena kecilnya reduksi transfer daya ke dynamometer. Penelitian memakai
chassis dynamometer, sehingga daya yang tersalurkan berkurang karena gesekan roda ban
dengan roller chassis dynamometer sekitar 10 %, perbandingan gigi sproket dan rantai,
sistem kopling dan komponen lainnya sekitar 2 - 5 %. Daya efektif yang terukur (chassis
dynamometer) pada roda belakang umumnya 15 – 20 % lebih kecil dari daya yang terukur
menggunakan engine dynamometer dikarenakan gesekan dan kerugian mekanis komponen
sistem penggerak (www.wikipedia.org/dynamometer).
4
b. Torsi maksimum
Torsi maksimum sepeda motor yang menggunakan torak standar jenis flat adalah 6,2
Nm pada putaran 3500 rpm dan yang menggunakan torak dome sebesar 7,4 Nm pada
putaran 5250 rpm terjadi peningkatan torsi maksimum sebesar 13,43 %. Titik puncak torsi
dicapai pada putaran bawah, maka daya pada putaran atas cenderung rendah. Torsi dicapai
rentang putaran sedang hingga putaran atas, maka daya maksimum didapatkan pada
putaran atas dan putaran mesin lebih tinggi serta responsif. Bentuk kurva torsi torak dome
cenderung sempit dan dicapai pada putaran menengah ke atas sehingga mesin ini bertipe
mesin putaran tinggi dan cocok untuk perlombaan atau balapan (Jama, 2008:27).
Menurunnya torsi disebabkan efisiensi pemasukkan bahan bakar menurun dan gas baru
yang masuk bercampur dengan gas sisa.
Torak jenis dome mengurangi volume ruang bakar (memperkecil squish) untuk
meningkatkan tekanan kompresi agar dihasilkan tekanan pembakaran yang besar. Squish
yang kecil mengarahkan aliran pusaran bahan bakar untuk menyebar memasuki ruang bakar
ketika torak bergerak dari TMA ke TMB kemudian diarahkan satu titik untuk meningkatkan
kepadatan campuran bahan bakar dan menghasilkan penyebaran nyala api.
Peningkatan tekanan pembakaran menaikkan efisiensi thermal dan menurunkan
efisiensi mekanis komponen. Penurunan efisiensi mekanis berupa semakin besar gesekan
antar torak dengan dinding silinder. Dinding torak dome dilapisi molybdenum untuk
mengurangi gesekan serta meningkatkan perpindahan panas dari torak ke dinding silinder
supaya tidak terjadi panas yang berlebihan.
c. Konsumsi bahan bakar
Konsumsi bahan bakar pada motor yang menggunakan toran tipe flat (standar) dan tipe
dome dapat dilihat pada gambar 5.
00,05
0,10,15
0,20,25
0,30,35
0,40,45
0,50,55
0,60,65
0,70,75
0,80,85
0,90,95
1
0 2000 4000 6000 8000 10000
RPM
Ko
ns
um
si
Ba
ha
n B
ak
ar
(mL
/de
tik
)
FlatDome
5
Gambar 5. Grafik konsumsi bahan bakar
Motor bensin yang menggunakan torak dome membutuhkan bahan bakar yang lebih
rendah dibandingkan motor bensin yang memakai torak flat, sehingga torak dome lebih irit
bahan bakar pada putaran 1500 hingga 4000 rpm. Secara teoritis, berkurangnya volume
ruang bakar akan mengurangi konsumsi bahan bakar.
Putaran 6000 rpm ke atas antara motor bensin yang menggunakan torak flat ataupun
yang menggunakan torak dome, konsumsi bahan bakar keduanya hampir sama. Konsumsi
yang hampir sama disebabkan setelan karburator sepeda motor yang memakai torak dome
adalah setelan standar motor bensin yang menggunakan torak flat. Pengujian memakai torak
dome menyebabkan permukaan elektroda busi berwarna hitam kering yang menandakan
campuran bahan bakar terlalu kaya.
Gambar 6. Hubungan kecepatan torak dan efisiensi volumetrik
Berdasarkan gambar 40, semakin tinggi putaran mesin maka kecepatan translasi torak
semakin meningkat yang mempengaruhi efisiensi volumetrik pemasukkan bahan bakar,
sehingga tekanan pembakaran menurun karena jumlah bahan bakar yang masuk ke ruang
bakar semakin berkurang. Hal ini dipengaruhi oleh temperatur udara, tekanan udara, sisa
gas bekas dan sebagainya.
5. Simpulan dan Saran
a. Simpulan
Berdasarkan penelitian didapatkan peningkatan daya efektif dan torsi yang dihasilkan
menggunakan torak jenis dome meningkat 0,9 kW (16,9 %) dan torsi meningkat sebesar 0,74
Nm (13,43 %). Pengurangan volume ruang bakar yang menggunakan torak dome
menurunkan konsumsi bahan bakar rata-rata sebesar 0,01 ml/detik (3,87 %). Pengurangan
volume ruang bakar didapatkan dari permukaan torak yang menonjol mengurangi ruang
bakar.
b. Saran
6
Penggunaan torak dome, hendaknya mengatur ulang sudut squish dengan
memperhatikan ketinggian dome karena bila terlalu tinggi dapat menyebabkan tumbukan
antara kepala katup dan torak. Sudut squish ruang bakar hendaknya jangan sampai terjadi
kesalahan pengaturan yang dapat menyebabkan kekacauan aliran pusaran bahan bakar.
Menghindari kesalahan pengaturan sudut squish, dapat melalui pembentukkan permukaan
kepala torak sesuai kontur ruang bakar.
6. Daftar Rujukan
Arends, BPM, H. Berenschot. 2005. Motor Bensin. Jakarta : Erlangga.
Arikunto, Suharsini. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Arismunandar, Wiranto. 2005. Penggerak Mula: Motor Bakar Torak. Bandung : Penerbit ITB.
Buku Pedoman Service Sepeda Motor Kawasaki Kaze / Kaze-R. Jakarta : PT. Kawasaki Motor
Indonesia.
Eka Dewi Handoyo dan Temmy Febriarto. 2003. Pengaruh Penghalusan Intake Manifold
Terhadap Performansi Motor Bakar Bensin. Universitas Kristen Petra Surabaya.
Penelitian.
Gramedia Majalah. 2008. Motor Plus edisi 476. Jakarta : PT. Media Motorindo.
............................... 2008. Motor Plus edisi 478. Jakarta : PT. Media Motorindo.
Hadi, Sutrisno. 1996. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset.
Heinz, Heisler. 1995. Advanced Engine Technology. London : The Bath Press.
Jama, Jalius. 2008. Teknik Sepeda Motor. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.
Maleev, V.L. 1982. Internal Combustion Engine, second edition. Tokyo : McGraw-Hill
International Book Company.
Sasongko, Adi. 2007. Studi Komparasi Daya Mesin dan Tingkat Kebisingan Suara Antara
Penggunaan Knalpot Standard dan Knalpot Free Flow Hand Made/Racing Pada
Motor Bensin Empat Langkah Satu Silinder. Skripsi. Semarang: Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang (tidak diterbitkan).
Sumarto, J.D. Hadi. 1980. Dasar-dasar Motor Bensin. Jakarta : Gunung Agung
Suyanto, Wardan. 1989. Teori Motor Bensin. Jakarta : Depdikbud.
7
Stephenson, George E. 1984. Small Gasoline Engine Fourth Edition. New York : Delmar
Publishers Inc.
Team Toyota Astra Motor. 1990. Dasar-dasar Automobile. Jakarta : PT. Toyota Astra Motor
Service Division.
........................................... 1994. Materi Pelajaran Engine Group Step 2. Jakarta : PT. Toyota Astra
Motor Service Division.
http://www.wikipedia.org/dynamometer
http://www.wikipedia.org/piston shape
http://www.wikipediaindonesia.com/mesin pembakaran dalam
http://www.wikipedia.org/four-strokecycle
8