TI 462009007 BAB III -...

14
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Usman (2008), korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat linier antara dua variabel atau lebih yang ditemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900. Penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antarvariabel. Hubungan antara dua variabel didalam teknik korelasi bukanlah dalam arti hubungan sebab-akibat (timbal balik), melainkan hanya merupakan hubungan searah saja. Metode korelasi ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya (Hasan, 2002). 3.2 Desain Penelitian Penelitian korelasional dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti dapat diukur secara serentak dari suatu kelompok subjek. Hubungan antarvariabel ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang bergerak dari -1 sampai dengan +1. Korelasi -1 berarti korelasi negatif sempurna, sedangkan korelasi +1 berarti positif sempurna. Variabel dikatakan berkorelasi positif apabila variasi suatu variabel diikuti sejajar oleh variabel yang lain. Bila variasi suatu variabel

Transcript of TI 462009007 BAB III -...

Page 1: TI 462009007 BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3844/4/T1_462009007_BAB III...kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut

Usman (2008), korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan

derajat linier antara dua variabel atau lebih yang ditemukan oleh

Karl Pearson pada awal 1900. Penelitian korelasional bertujuan

mengungkapkan hubungan korelatif antarvariabel. Hubungan

antara dua variabel didalam teknik korelasi bukanlah dalam arti

hubungan sebab-akibat (timbal balik), melainkan hanya merupakan

hubungan searah saja. Metode korelasi ini bertujuan untuk meneliti

sejauh mana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variasi

pada faktor lainnya (Hasan, 2002).

3.2 Desain Penelitian

Penelitian korelasional dilakukan bila variabel-variabel yang

diteliti dapat diukur secara serentak dari suatu kelompok subjek.

Hubungan antarvariabel ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang

bergerak dari -1 sampai dengan +1. Korelasi -1 berarti korelasi

negatif sempurna, sedangkan korelasi +1 berarti positif sempurna.

Variabel dikatakan berkorelasi positif apabila variasi suatu variabel

diikuti sejajar oleh variabel yang lain. Bila variasi suatu variabel

Page 2: TI 462009007 BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3844/4/T1_462009007_BAB III...kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda

36

diikuti terbalik oleh variasi variabel lainnya, maka kedua variabel

tersebut berkorelasi negatif.

3.3 Identifikasi variabel penelitian

a. Variabel Bebas : Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi

b. Variabel Terikat : Kemampuan pasien harga diri rendah

dalam berinteraksi sosial

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional atas variabel adalah penegasan arti

dari konstrak atau variabel yang digunakan dalam cara tertentu

untuk mengukurnya.

1. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah suatu

terapi modalitas keperawatan dalam upaya untuk

memfasilitasi kemampuan pasien dalam

meningkatkan sosialisasi dengan tujuan pasien

dapat bersosialisasi, berinteraksi dan berperan

serta dalam suatu kelompok, bentuk terapi ini

terdiri dari sekelompok orang yang setiap kali

mengadakan pertemuan dengan seorang terapis

dilakukan pada pasien yang memiliki masalah

yang sama. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi

dilakukan sebanyak 7 sesi, tiap sesi masing–

masing 45 menit. Terapi aktivitas kelompok

Page 3: TI 462009007 BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3844/4/T1_462009007_BAB III...kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda

37

sosialisasi dinilai dengan semakin banyak atau

sering terapi ini diberikan. Semakin sering

dilakukan berarti terapi yang diterima pasien

semakin tinggi/baik.

2. Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang

dinamis menyangkut hubungan antara individu,

antara kelompok maupun antara individu dengan

kelompok (Rahman, 2000). Sedangkan interaksi

sosial menurut Gunarsa (2008) adalah suatu

hubungan antara dua atau lebih individu, di mana

perilaku individu yang satu mempengaruhi,

mengubah atau memperbaiki perilaku individu

lainnya atau sebaliknya. Dengan demikian

interaksi sosial yang dimaksud adalah merupakan

hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut

hubungan antar individu, antar individu dengan

kelompok, maupun antar kelompok yang satu

dengan kelompok lain yang saling mempengaruhi,

mengubah atau memperbaiki perilaku individu

lainnya atau sebaliknya di dalam masyarakat yang

mengakibatkan terjadinya perubahan dalam

masyarakat ataupun proses sosial.

Page 4: TI 462009007 BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3844/4/T1_462009007_BAB III...kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda

38

3.5 Desain sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah subjek atau

objek yang akan diteliti. Menurut Slameto (2003) populasi

adalah keseluruhan elemen yang hendak dijelaskan oleh

peneliti melalui penelitiannya, atau sering juga didefinisikan

sebagai objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah pasien harga diri rendah. Untuk jumlah total pasien

harga diri rendah di bangsal pria sebanyak 80 pasien.

2. Sampel

Menurut Slameto (2003) sampel adalah bagian dari

populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam

penelitian. Pengambilan sampel dengan cara purposive

sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu

yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat

populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Arikunto,2006)

Penelitian ini menggunakan 35 orang sebagai

sampel. Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti

membutuhkan kriteria inklusi dan eksklusi untuk responden.

Menurut Setiadi (2007) kriteria inklusi adalah karakteristik

umum subjek penelitian dari suatu target populasi

menjangkau yang akan diteliti. Sedangkan kriteria eksklusi

adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

Page 5: TI 462009007 BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3844/4/T1_462009007_BAB III...kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda

39

memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi dan eksklusi

responden dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

a. Kriteria Inklusi dalam penelitian ini:

1. Pasien harga diri rendah yang pernah diberi terapi

aktivitas kelompok sosialisasi sebanyak minimal 2

kali.

2. Pasien harga diri rendah yang bersedia menjadi

responden

b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini:

1. Pasien harga diri rendah yang tidak pernah diberi

terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

2. Pasien harga diri rendah yang tidak bersedia

menjadi responden.

3.6 Partisipan Penelitian

Beberapa karateristik partisipan sebagai berikut :

a. Pasien yang menderita harga diri rendah dengan gangguan

dalam interaksi sosial.

b. Pasien yang tenang dan kooperatif (tidak dalam fase amuk,

mampu mengikuti perintah dari perawat, tidak berperilaku

agitasi, mampu diajak berkomunikasi, penampilan rapi,

ekspresi wajah tenang, tidak mengalami disorientasi waktu,

tempat dan orang).

Page 6: TI 462009007 BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3844/4/T1_462009007_BAB III...kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda

40

c. Kondisi fisik dalam keadaan baik (tanda–tanda vital normal).

Tanda–tanda vital harus dilihat tersendiri dan secara

kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh.

Tanda–tanda vital memperlihatkan perubahan pada tubuh

yang mungkin tidak dapat di observasi. Empat jenis tanda

vital adalah suhu tubuh, nadi, pernapasan dan tekanan

darah. Rentang normal suhu tubuh 36,70C s/d 370C, Nadi

normal 80-100x/menit, pernapasan normal 16-24x/menit,

tekanan darah normal 120/70mmHg. (Oleh Audrey Berman,

Shirlee J. Snyder, Barbara Kozier & Glenora Erb, 2009 : 78).

d. Pasien tidak mengalami disfungsi panca indera (mata,

hidung, telinga, mulut, kulit) agar memberi respon yang

adekuat (Keliat dan Akemat, 2012). Keadaan pasien dapat

dilihat dari status pengkajian asuhan keperawatan pasien

atau dalam catatan medis pasien.

3.7 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino

Gondohutomo Semarang.

1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan teknik observasi. Observasi adalah suatu

prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat,

Page 7: TI 462009007 BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3844/4/T1_462009007_BAB III...kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda

41

mendengar dan mencatat sejumlah dan taraf aktifitas

tertentu atau situasi tertentu atau situasi tertentu yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo,

2010). Observasi dilakukan dengan menggunakan teknik

observasi partisipasi sebagian, dimana peneliti mengadakan

observasi dengan cara mengikuti sebagian dari kehidupan

responden sesuai dengan data yang diinginkan (Budiarto &

Anggraeni, 2003).

2. Alat pengumpulan data

a. Check list

Check list adalah suatu daftar men”cek”

yang terisi nama subjek dan beberapa gejala serta

identitas lainnya dari sasaran pengamatan.

b. Skala Penilaian

Skala Penilaian merupakan daftar yang

berisikan ciri-ciri tingkah laku, yang dicatat secara

bertingkat. Selain itu merupakan suatu alat

pengumpul data untuk mengelompokan,

menggolongkan, dan menilai seseorang atau suatu

gejala (Notoatmodjo, 2010). Skala penilaian yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala

likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur

Page 8: TI 462009007 BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3844/4/T1_462009007_BAB III...kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda

42

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial

(Riduwan, 2011).

Jenis data yang akan diambil ialah data

primer dan sekunder. Menurut Syarifudin (2010),

data primer adalah catatan mengenai ciri atau

karakteristik dari objek amatan, yang akan

digunakan sebagai sumber informasi utama dalam

menjawab tujuan penelitian. Sedangkan data

sekunder adalah catatan mengenai ciri atau

karakteristik dari objek amatan atau catatan yang

relevan atau yang berkaitan dengan objek amatan,

yang akan digunakan untuk melengkapi atau

memperkaya sumber informasi utama (data primer).

Sedangkan disetiap butir pertanyaan dalam

kuesioner yang akan diberikan mengandung

pernyataan positif (favorable).

3.8 Validitas dan reliabilitas alat ukur

3.8.1 Uji validitas

Prinsip validitas adalah pengukuran dan

pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen

Page 9: TI 462009007 BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3844/4/T1_462009007_BAB III...kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda

43

dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat

mengukur apa yang harusnya diukur (Nursalam, 2008).

Pengujian validitas butir instrumen (soal tes)

dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara

skor butir instrumen dengan skor total instrumen (skor

total tes). Jika skor butir instrumen atau soal diberi

symbol xi dan skor total instrumen diberi simbol xt maka

rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien

korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen

adalah sebagai berikut (Riduan, 2011).

Rumus :

Keterangan :

rit = koefisien korelasi antara skor item dengan skor total ∑it = jumlah perkalian skor tiap item ∑i = jumlah skor tiap item ∑t = jumlah skor total item N = jumlah subjek

3.8.2 Uji reliabilitas

Reliabel digunakan untuk mengukur berkali-kali

menghasilkan data yang sama atau konsisten

(Sugiyono, 2010). Reliabilitas adalah kesamaan hasil

pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan

rit = �(∑��)–(∑�)(∑�)

�(∑�)–(∑�)}{�(∑�) (∑�)}

Page 10: TI 462009007 BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3844/4/T1_462009007_BAB III...kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda

44

hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu

yang berlainan (Nursalam, 2008).

Pengujian reliabilitas penelitian ini menggunakan

teknik Alfa Cronbach dilakukan untuk jenis data interval

atau essay (Sugiyono, 2010). Rumus Alfa Cronbach itu

sebagai berikut (Riduan, 2011).

Rumus :

Keterangan :

α = Koefisien Alpha Cronbach n = Jumlah item Si = Varian dari seluruh skor (skor total) St = Varian dalam setiap item

3.9 Teknik Analisa Data

a. Pengolahan Data

Data diolah sesuai dengan tujuan penelitian, kerangka

teori dan kerangka konsep yang akan diarahkan untuk

menjawab dan menjelaskan hipotesis penelitian.

Adapun tahapan – tahapan pengolahan data sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah kegiatan untuk pengecekan atau

perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut apakah

α = [ �� �] [1−∑���� ]

Page 11: TI 462009007 BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3844/4/T1_462009007_BAB III...kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda

45

sudah lengkap terisi, jelas, relevan dengan pertanyaan

dan konsisten terhadap pertanyaan-pertanyaan lainnya.

b. Coding

“Coding” atau “kodean” adalah mengubah data

dalam bentuk kalimat atau huruf menjadi data angka

atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini berguna

dalam memasukkan data (data entry).

c. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing

Data yaitu jawaban dari masing-masing

responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf)

dimasukkan dalam program atau “software” komputer.

Salah satu yang program yang sering digunakan adalah

SPSS for Windows. Dalam proses ini juga dituntut

ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” ini.

Apabila tidak maka akan terjadi bias, meskipun hanya

memasukkan data saja.

d. Pembersihan Data (Cleaning)

Data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya.

Data tersebut kemudian dilakukan pembetulan atau

Page 12: TI 462009007 BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3844/4/T1_462009007_BAB III...kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda

46

koreksi. Proses ini disebut dengan pembersihan data

(data cleaning) (Notoatmodjo, 2010).

b. Analisa Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan

analisis statistik Korelasi Pearson Product Moment. Teknik

analisis Korelasi PPM termasuk teknik statistik para metrik

yang menggunakan interval dan ratio dengan persyaratan

tertentu. Misalnya: data dipilih secara acak (random); data yang

dihubungkan berpola linier; dan data yang dihubungkan

mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang

sama. Kalau salah satu persyaratan tidak terpenuhi analisis

korelasi tidak dapat dilakukan (Riduwan, 2011).

Rumus :

Keterangan :

Σ : Jumlah r : korelasi n : banyaknya sampel X : variabel bebas Y : variabel terikat ΣXY : hasil perkalian antara variabel bebas dengan skor

variabel terikat ΣY2 : hasil perkalian kuadrat dari hasil nilai skor variabel

terikat ΣX2 : hasil perkalian kuadrat dari hasil nilai skor variabel

bebas

∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑−−

−=

})(}{)({

))((2222 YYnXXn

YXXYnrxy

Page 13: TI 462009007 BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3844/4/T1_462009007_BAB III...kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda

47

c. Etika Penulisan Ilmiah

Menurut Hidayat (2007) dalam penulisan ilmiah

membutuhkan etika dalam penulisan. Hal tersebut sangat

penting, mengingat sumber data diambil dari seseorang

atau sekelompok orang yang memiliki hak dan privacy.

Berikut beberapa bentuk etika dalam karangan ilmiah.

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan

antara peneliti dengan responden penelitian dengan

memberikan lembar persetujuan. Informed consent

tesebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan informed consent adalah sebagai

subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,

mengetahui dampaknya.

Jika subjek bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar pesetujuan. Jika responden

tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam

Informed consent tersebut antara lain: partisipasi

pasien, tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang

dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial

Page 14: TI 462009007 BAB III - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3844/4/T1_462009007_BAB III...kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda–tanda

48

masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,

informasi yang sudah dihubungi, dan lain-lain.

2. Anomity (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah

yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek

penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan

memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.