Thomas Karsten

30
HermanThomas Karsten

Transcript of Thomas Karsten

Page 1: Thomas Karsten

HermanThomas Karsten

Page 2: Thomas Karsten

Biografi

Page 3: Thomas Karsten

• Herman Thomas Karsten lahir di Amsterdam, Belanda, 22 April 1884

• Putra seorang Profesor Filsafat dan wakil ketua Chancellor ( Pembantu

Rektor ) di Universitas Amsterdam yang menikah dengan wanita kelahiran

Jawa Tengah

Page 4: Thomas Karsten

Pada tahun 1920-an lingkungan sosial dan ideologis Indonesia sangat menekan. Konteks masalah

perkotaan saat itu sangat kompleks. Kesenjangan sosial dimanifestasikan ke dalam kelas sosial sebagaimana halnya ras, di dalam maupun di

antaranya kelompok-kelompok tersebut.

Page 5: Thomas Karsten

• Lulus pada tahun 1908 dari Sekolah Tinggi Teknik (Technische Hoogeschool) di Delft, Belanda dan mendapat gelar Arsitek dan masuk dalam pengurus bagian perumahan dan perencanaan kota.

• 1914 atas ajakan Henri Maclaine Pont, Karsten berangkat ke Hindia Belanda. Pada tahun – tahun ini Karsten menjadi perencana dan penasihat beberapa proyek bangunan publik di beberapa kota, antara lain Batavia (Jakarta), Meester Cornelis ( Jatinegara) Bandung, Buitenzorg (Bogor), Semarang ( Pasar Johar ), Surakarta (Pasar Gede Harjonagoro dan Stasiun Solo Balapan )Malang, Purwokerto, Palembang, Padang, Banjarmasin, dan kwarasan (Malang)

• Pada tahun 1921 Karsten menikah dengan Soembinah Mangunredjo dan pada tahun – tahun ini juga Karsten bergabung dalam Instituut de Java, sebuah perkumpulan yang peduli terhadap budaya Jawa. Karsten mengkritik banyak arsitek Belanda sebelumnya yang lebih berkonsep "menaruh Eropa di Jawa“

Page 6: Thomas Karsten

• Karsten diangkat menjadi anggota komisi reformasi perkotaan (Bouwbeperkingscommisie (1930) yang pada 1934 berubah menjadiStadsvormingscommissie)

• Berdirinya Technische Hoogeschool di Bandung (ITB sekarang) Karsten menjadi salah satu pengajarnya dan pada tahun 1941 ia menjadi guru besar.

• Pada 21 April 1945 Karsten meninggal di Cimahi dan meninggalkan catatan : “Indonesia bermoelialah, Indonesia bersatoelah ….”

Page 7: Thomas Karsten

Karya Thomas Karsten

Page 8: Thomas Karsten

Solo1.      Pasar Gedhe atau Pasar Hardjanagara dibangun tahun 1929. Pasar ini

satu-satu pasar di Indonesia yang berlantai dua.

2.      Eks. Kantor DPU yang terletak di Jl Urip Sumoharjo merupakan gedung pavilion berlantai dua.

3.      Pendhapa dan gapura Mangkunegaran.

4.      Pavilium Pracimayasa yang dibangun tahun 1923.

5.      Masjid Al Wustha berada di luar kompleks Pura Mangkunegaran.

6.      Eks. rumah dinas Residen Surakarta berada di lingkungan Villapark, dibangun saat Karsten menjadi konsultan perencanaan Kota Solo.

7.      Villapark Banjarsari merupakan perumahan pegawai perkebunan yang dilengkapi taman kota nan elok.

8.      Stasiun Kereta Api Solo-Balapan

9.      Lapangan Manahan yang kala itu dipakai untuk pacuan kuda.

Page 9: Thomas Karsten

Pasar Gede atau Pasar Hardjanagara (1929)

Pendhapa dan Gapuro Mangkunegaran (Vooraanzicht van de kraton Mangkunegaran)

Masjid Al Wustha di Mangkunegaran

Page 10: Thomas Karsten

Magelang

Kampung Kwarasan (1937)

Menara Air

Page 11: Thomas Karsten

Bogor

• Master plan thomas karsten dominasi pertigaan dibandingkan perempatan.

• Kedung Halang sebagai perluasan kota Bogor yang merupakan kawasan permukiman elite Belanda.

• Thomas Karsten menata kawasan jalan Taman Riau yang bertujuan agar Pemandangan Gunung Salak tetap terlihat.

Page 12: Thomas Karsten

Semarang Gedung Asuransi Nimllij Pasar Johar

Page 13: Thomas Karsten

Gereja Blenduk Taman Diponegoro

Page 14: Thomas Karsten

Gedung Sobokartii

Rumah Sakit Elizabeth

Page 15: Thomas Karsten

Malang

Kawasan Jalan Ijen

Kawasan Jalan Veteran

Perumahan Ijen-Bareng

Page 16: Thomas Karsten

Padang dan YogyakartaBalai Kota Padang

Museum Sonobudoyo

Page 17: Thomas Karsten

Jakarta• Djakarta LLyod Stoomvart Nederland (Kantor

PT (Persero) Djakarta Llyod)

Page 18: Thomas Karsten

PalembangPasar Lingkis Cinde Palembang

Pasar 16 Ilir Palembang

Page 19: Thomas Karsten

Ide dan Pemikiran Terkait Perencanaan Wilayah dan Kota

Page 20: Thomas Karsten

• Tahun 1913, pengalaman Karsten diperoleh dengan diadakannya Kongres Perumahan Internasional di Schevenigen Belanda yang intinya menguraikan buruknya kondisi perumahan terutama pada sistem penghawaan dan pencahayaannya di Indonesia, dengan mengetengahkan kondisi kampung-kampung di Semarang.

Page 21: Thomas Karsten

• Tahun 1914, Kota Semarang mengalami persoalan menyangkut saluran air kotor, saluran air bersih, perumahan dan sanitasi.Bersama dengan Plate, kepala Departemen Pekerjaan Umum Kota Semarang, Karsten menekankan rencana kota melalui integrasi estetis, kepraktisan, dan persyaratan sosial yang dapat diterima seluruh kelompok masyarakat.

dalam perencanaan public housing atau volkshuisvesting, pengaruh kolonial sangat dominan membentukan pembentukan lanskap kota, sehingga dalam konteks ini perhatian Karsten diarahkan bagi pengembangan perumahan yang memecahkan “masalah-masalah” kolonial (seperti dominasi rumah tinggal bagi warga Eropa, kepemilikan lahan, dll), perbaikan budaya, dan kesehatan

Page 22: Thomas Karsten

•Di Malang Karsten bersama pemerintah kota berencana meningkatkan fasilitas kota dengan rencana pembangunan yang detil. dimulai dari Bouwplan I hingga Bouwplan VIII. Setelah menyusun masterplan perencanaan kota, beliau didaulat menyusun peraturan bangunan dan tata kota hingga kemudian tugasnya selesai.

Page 23: Thomas Karsten

• Pada tahun 1921, Thomas Karsten mempresentasikan makalah Indies Town Planning di Kongres Desentralisasi. Karsten berpendapat bahwa perencanaan kota merupakan aktivitas yang saling terkait (sosial, teknologi, ekonomi, dll.) yang harus dipertimbangkan bagi terciptanya keselasaran lingkungan perkotaan. Gagasan Karsten untuk pendekatan metodologis adalah untuk menciptakan rencana kota organis dengan dimensi sosial yang dapat diterima di Hindia Belanda, begitu juga di Belanda.

Makalah yang disampaikan ini mempengaruhi perencanaan public housing, seperti pedoman kota bagi perluasan perkotaan dan perumahan (1926), prioritas hak atas lahan (1926), dan penyediaan 50% subsidi dalam proyek perbaikan kampung.

Page 24: Thomas Karsten

• Tahun 1930, Thomas Karsten bergabung dengan arsitek ternama, politisi, dan birokrat untuk menduduki Town Planning Committee. Komite ini memproduksi rancangan Town Planning Ordinance pada tahun 1938 yang diperuntukan bagi peraturan perencanaan kota, terutama dalam hal mengorganisasikan bangunan dan konstruksi dengan karakteristik sosial dan geografis dan pertumbuhan yang diinginkan.

• Bagi Karsten, Jawa adalah Jawa, bukan Belanda. Karsten menganggap kota sebagai suatu organisme hidup yang terus bertumbuh. Dalam rencana pengembangan kota, Karsten menganggap penting keberadaan taman-taman kota serta ruang terbuka, dua hal yang tampaknya saat ini mulai terabaikan. Akibat filosofi ini muncullah gaya arsitektur 'Indisch' yang populer pada masa pra-kemerdekaan.

Page 25: Thomas Karsten

• Pada tahun 1971, Karsten merencanakan Candi Baru, sebagai perluasan dari rencana Semarang yang ada dengan mengakomodasi seluruh kelompok etnis menurut kebiasaan masing-masing. Di Yogyakarta dan Solo, Karsten merencanakan bangunan pasar untuk mengorganisasikan pedagang-pedagang kecil.

• Karsten memperkenalkan, apa yang disebut oleh Cote (2004), sebagai cultural pedagogy – melalui konsep ini, arsitektur berkontribusi terhadap emansipasi budaya dalam memodernkan lingkungan kota kolonial. Dalam pandangan Karsten, sebuah bentuk kota yang baik merupakan kombinasi makna sosial dan spiritual secara umum, yang dalam konteks rumah, seharusnya mengekspresikan perasaan sosial dan individu yang bernilai bagi penghuninya

Page 26: Thomas Karsten

Relevansi pemikiran Thomas Karsten di masa kini

Page 27: Thomas Karsten

• Rencana kota Malang 1920, yang dibuat oleh Ir Thomas Karsten, merupakan fenomena baru bagi perencanaan kota-kota di Indonesia, kaidah-kaidah perencanaan modern telah memberikan warna baru bagi bentuk tata ruang kota, seperti penggunaan pola boullevard, bentuk-bentuk simetri yang menonjol dan sangat disukai pada periode renaisance.

• Garden city Malang yang merupakan pemikiran Karsten pada masa itu, dengan konsep mendampingkan masyarkat pribumi dan kolonial dan penataan ruang yang memperhatikan ruang terbuka, banyak dipraktekkan di perencanaan tata ruang saat ini.

Page 28: Thomas Karsten

• Karsten merupakan salah satu tokoh yang melihat ruang kota dalam konteks yang lebih liberal, berbeda dengan pandangan yang berkembang saat itu, kolonial konservatif. Sentuhan budaya lokal pun merupakan ciri khas Karsten. Ia memberikan pandangan mengenai upaya reformasi untuk memodernisasi masyarakat Hindia Belanda melalui arsitektur, terutama perumahan.

Pandangan Karsten ini banyak dianut dalam proses perencanaan saat ini, yaitu dimana perencanaan mempertahankan ciri khas dan kearifan lokal

Page 29: Thomas Karsten

• Di Solo keunikan-keunikan situs sejarah ciptaan Thomas Karsten dan upaya pelestariannya, yang menjadi cermin dari identitas kota dan bagian dari warisan budaya yang juga berpotensi menjadi aset wisata sejarah Solo tempo doeloe pada saat ini.

Page 30: Thomas Karsten

Daftar Pustaka

• http://dbpedia.org/resource/Thomas_Karsten• http://gedebudi.wordpress.com/