repository.its.ac.idrepository.its.ac.id/65695/1/3893300182-Undergraduate Thesis.pdf1. PENURUNAN...
Transcript of repository.its.ac.idrepository.its.ac.id/65695/1/3893300182-Undergraduate Thesis.pdf1. PENURUNAN...
3\0DD9bo07b99
TJGAS AKHIR i I
PENURUNAN KANDUNGAN NITROGEN AMMONIA DALAM LIMBAH BUATAN
DENGAN SISTEM BIOFILM AEROBIK
ps W] 1&8
A·s+ ' ' I' ' I
-- ---
PADA BERBUTIR ' . - ' ·' ~1
T' ~ ' -- .
0 le h:
TI DWI ASTUTI . 389 330 0182
PROGRAM ST D1 TEKNIK LINGKUNGAN
F AKULTAS TEK IK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEL !OLOGI SEPULUH NOPEMBER ' ~URABAYA
1994
1.
PENURUNAN KAJnUNGAN NITROGEN AMMONIA DALAM LIMBAH BUATAN
DENGAN Slf>TEM BIOFILM AEROBIK PADAI MEDIA BERBUTIR
' I
TlJGAS AKHIR •
Diajukan Gunl. Memenulli Sebagian Persyaratan
U'*uk Memp&roleh Gelar
Sariana Teknik lingkungan • ! Pada
Progra~ Studi Teknik lingkungan
Fakultas teknik Sipil dan Perencanaan
lnstitut lteknologi Sapuluh NoPernber
Surabaya
M~ngetahul/ Manyetujul
Donn Pembimbing I
lr. ATI HARTATI, M.sc.
NIP. 131 407 590
s IURA BAy A
OKTOBER, 1994
ABSTRAK
Kehadiran senyawa nitirogen yang berlebih di dalam badan dlr »<me..-lma dopat men1mbulkan dampa~ negatif pdda lingkungdn pe..-alran tersebut. Dampak negatif senyawa nitrogen antara lain yaitu penurunan kandungan oksigen terlarut dan bers1tat toks1~. Banyak tekn1k pengolahan a1r l1mbah yang dapat mengurang1 kandungan nitrogen dalam bentuk ammoni .. , salah satu d1 antaranya adalah dengan menggunakan s1stem athaLhed growth lbiofilm).
Penelit1an 1n1 dilaks,.nakan dengan tujuan untuk mengetahui penurunan kandungan nitrogen ammonia dalam l1mbah buatan menggunakan sistem biofilm pada media be..-butir dengan penanibahan udara. Guna untuk mengetahui penu..-unan n1trogen ammonia daldm model reaktor biotilm 1n1 makd d1lakukan penel1t1an dengan variasi BODIN antara 2 samp,;n 20, konsentnosl BOD "ntaro 200 sampoi 500 mg/1 dan h1drolJ.k loading '5 sampai 10 m~/(m2 .hari}.
Reakto..- pada penelitian 1n1 menggunakan sistem alirarl uptlow Lontlnous dengan reaktor b~rbentuk tabung bwrd1ameter 20 em d"n m~d>a yang d>gunakan adalah kerikil berdlam<?ter 1 em s<?ti!nggi 180 em. Serta d<?blt udara yang diall..-kan S<?besar 2,2 l/men1t.
Darl hasi1 penelitian, efisiensl terb~,.;ar yaitu 96,4% dicapai pada hid..-olik loading 5 mg/lm 2 .hari) dan perbandlng"n 800/N osama ·d,.ngar1 5, d"'ngan konsentrasi BOD dan
• kons .. ntraosl N-NH., maslng-masing seb,.sar 225,89 mg/1 dan 43.35 mg/l.
KAT A PENGANT AR
Pertama-tama says menguoapkan puji syukur etas karunia
Allah SWT sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir (LI
1703), Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk memperolah
gelar kesarjanaan di Jurusan Teknik Lingkungan, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Tuges Akhir dengan judul "Fenurunan Kandun~tan Nitrogen
Ammonia Dalam Limbah Buatan Dengan Sistem Biofilm Aerobik
Pads Media Berbutir" marupakan basil penelitian yang
dilakeanakan di Laboratorium Teknik Lingkungan ITS.
Pads kesempatan ini says menyeampaikan rasa terima kasih
yang tulus kepada:
1. Bapak dan Ibu yang senantiasa memberikan doe restu,
2. Ibu Ir. Ati Hartati, HSc. sebagai dosen Pembimbing,
3. Bapak Ir. Agus Slamet sebagai co pembimbing,
4. Bapak Ir. Gogh HSc. serta Bapak Ir Eddy Soedjono HSc.
yang telah memberikan pengetahuan dan saran pads pens
lit ian ini.
5, Bapak Dr. Ir. Wahyono Hadi, HSc. 13ebagai Ketua Program
Studidan Ibu !r. Nieke K. selaku Sekretaris Jurusan,
juga kepada seluruh bapak ibu dosen yang telah
i
ii
memberikan ilmu pengatahuan selama kuliah.
6. Karyawan laboratorium Teknik Lingkungan ITS YanS telah
banyak membantu kelancaran penelitian.
7. Kepada rskanku Evy terima kaeih atas kerjaaamanya dan
bantuannya dalam mengerjakan Tugas Akhir ini. Dan buat
rekan Winda, Frida, Dewi, Fithl'i, Susi, sarta rekan
rekan TL lainnya (khusuanya 89) ataa kebaraamaannya
selama ini.
Akhirnya, aemoga buku ini bermanfaat, khusuanya yang
mempunyai minat pads masalah ini. Sesala kritik dan saran
pada Tugaa Akhir ini· aangat berguna untuk memperbaikinya.
Surabaya, September 1984
Penulis
DAFT AR SIMBOL
~ kecepatan pertumbuhan spesifik miktoorganisrna
~ kecepatan pertumbuban spesifik maksirnurn mikrooraanisma
K• konsentrasi substrat pada saat kecepatan pertum
buhan setengah dari rnaksirnum
S konsentrasi substrat
qw kecepatan oksidasi ammonia A
qN kecepatan ma~simurn oksidasi ammonia
Yw koerisien yield nikrccrganisma
~N kecepatan pe~turnbuDan spesifik Nitrosomonas
~N kecepatan pertunbuhan spesifik maksinurn Nitro-
somonas
DO oksigen terlarut
KOz konsentrasi oksigen pada saat kecepatan pertum
buhan setentah dari maksimum
P tekanan parsial
Kla koefisien overall gas transfer
c~ konsentrasi kejenuhan cksigen
C konsentrasi oksigen aktual
t waktu
DAFTAR lSI
KATA PEHGANTAR .... ' ......... ' ................ .
halaman
i
ABSTRAK . . . . . • • • . . . . . . . • • • • . . . . . . . . . . . . . . • . . . • . • . • • iii
DAFTAR ISI ••••....................•....••••••••.. iv
DAFTAR TABEL ••.....•.. , , . . . . . . . . . . . . . . . . . • • • . . . vii
DAFTAR GAt1BAR .................................. viii
DAFTAR SIHBOL ...... ' ............................. . DAFTAR LAMPI RAN ....................•..•••••• , , . xi
BAB
BAB
I
1.1
1.2
1.3
1.4
II
2.1
2. 2
2. 3
2. 4
2.5
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
IDE STUD I .............•.•••..........
TUJUAN PENELITIAN
RUANG LINGKUP ............••.••.......
TIJAUAN PUSTAKA
UHUH .......•...
1
3
4
4
' KARAKTERISTIK AIR LIHBAH . . . . . . . . . . . . 7
PROSES BIOLOGIS PADA REAKTOR BIOFILM 8
SIKLUS NITROGEN ..................... 11
NITRIFIKASI ...•...•• , •. , . . . . . . . . . . . . 18
2.5.1 Bakteri Nitrifikasi . . . . . . . .. ........ 18
iv
Dcftar lsi v
2.5.2 Hubungan Antara Energi dan Sintesa
sel ...•............................. 18
2.5.3 Kinetika Nitrifikasi
2.5.3. 1 Pengaruh Konsentrasi Ammonia
2.5.3.2 Hubungan Pertumbuhan Bakteri dengan
22
22
kecepatan oksidasi . . . . . . . . . . . . . . . . 24
2.5.3.3 Pengaruh Temperatur . . . . . ........ .. 25
2.5.3.4 Pengaruh Oksigen Terlarut . . . . . . . . 27
2.5.3.5 Pengaruh pH .................. .
2.5.3.6 Pengaruh Beban Hidrolik " 31
2.5.3.7 Pengaruh Inhibitor ....... ... . . . . . . 31
2. 8 GAS TRANSFER . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
BAB III
3. 1
3.2
3. 3
3. 4
3. 5
KETODOLOGI PENELITIAN
UHUH ............................... .
KERANGKA PENELITIAN ............... .
KODEL INSTALASI PENGOLAHAN ......... .
KOMPOSISI AIR YANG AKAN DIOLAH ..... .
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.5.1 Seeding (Pembenihan) ..
3.5.2 Pengoperasian Kodel Instalaei Pengo-
3B
38
" 45
46
"
lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 47
3.5.3 Parameter Yang Dikontrol
3.5.4 Parameter Yang Dianalisa
3.5.4.1 Permanganat Value (PV)
49
50
50
BAB
BAB
Daftar lsi. vi
3.5.4.2 BOD (Biological Oxygen Dema~d) . . . 50
3.5.4.3 Analisa Ammonium ..................
3.5.4.3 Analisa Nitrit dan Nitrat . . . . . . . . . 51
3.5.4.4 Analisa MLVSS
3. 6
3.7
IV
4.1
4. 2
4. 3
METODA SAMPLING
ANALITICAL QUALITY CONTROL ......... .
HASIL PENELITIAN DAN PEHBAHASAN
UHUif ............ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . PENGARUH PERBANDINGAN BOD/N TERHADAP
REMOVAL • N-NH-l ..................
PENGARUH KONSENTRASI BOD TERHADAP
" 52
57
55
57
REMOVAL N-NH-l+ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65
4.4 PENGARUH HIDROLIK LOADING TERHADAP
v
5. 1
5. 2
REMOVAL N-NH-l+
KESIHPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
SARAN ...........................
72
79
80
DAFTAR PUSTAKA .................................. . 81
LAMPI RAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 84
DAFT AR T ABEL
Tabel halaman
2.1 Modifikasi Re~ksi Oksidasi dan ?ertumbuhan
Dalam Nitrfifikasi Yang Berhubungan Dengan
Sistem As am Cat bon at ..................... .
2.2 Harga Tipikal Parameter Monad Untuk Oksida-
ei Ammonia dan Nitrit .................... .
2.3 Senyawa-Senyawa Inhibitor Terhadap Bakteri
tH trifikasi ............................. .
3.1 Karakteristik -Instalasi Pengolahan
Kompoaisi Air Limbah Yang Diolah
3.3 Kondiai Operasional .......... .
4 .1 Pengaruh Antat\a BODIN Dsngan Removal • N-NH"' ...................•... , .......... .
4.2 Psngatuh Antata Konssntrasi BOD DenS:an • Removal N-NH4 ...........................
4.3 Pengaruh Antara Hidrolik Loading Oengan • Removal N-NH• ............ ' ............ .
vii
21
23
32
45
48
62
68
74
Gambar
2. 1
2.2
DAFTAR GAMBAR
Skema Proses Biologis Dalam Media Filter
Siklus Nitrogen di A lam , ................. .
2.3 Pengaruh Konsentrasi Substrat Terhadap La-
halaman
10
13
ju Pertumbuhan Bakteri Nitrifikasi . . . . . . . . 24
2.4
2.5
Pengaruh Temperatur Pada Nitrifikasi ..
Hubungan Sisa· Ammonium dan Oksigen Terlarut
2.6 Pensaruh pH Terhadap Aktivitas bakteri Nt
trosomonas dan Nitrobacter Pada Proses Ni-
27
28
trifikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
2. 8
3. 1
3. 2
3.3
4. 1
4. 2
4.4
Sketsa Hekanhuna Perpindahan Gas ......... .
Kerangka Penelitian ...................... .
Hodel Instalasi Pengolahan
Kurva Keadaan Steady State
Hubunsan Antara BODIN Pada Hidrolik Loading
Hubungan Antara BODIN Pada Hidrolik Loading
Denltan Removal • • • 5 111/(m .harl)
Denlttm Removal . ' 7 111/(JL .hari)
• N-NH-t
• N-NH• ......
Hubunsan Antara BODIN Dengan Removal N-NH• •
Pada Hidrolik Loading 10 m';cma .hari) .....
Hubungan Antara Konsentrasi BOD Removal • N-NH4 Hidrolik Pad a
Dang an
Loading
35
39
" 53
63
84
65
. ' 5 n /(m .hari) . , , ........ , . , , . , , , . , , . , .. , . 68
viii
4. 5
4. 6
4.7
4.6
4.9
4.10
Hubunsan Antara Konsentrasi BOD Dengan
Re111.oval N-NHo.~ Pacta Hidrolik Loading . ' 7 m /(11 . hart) , ........ , , , , , .. , .......... .
Hubungan Antara Konaentrasi BOD Dengan
Removal N-NH4+ Pada Hidrolik Loading • • 10 tl /(m .hari) .......................... .
Hubungan Antara Hidrolik Loading Dengan Ra• 111.oval N-NH~ Pacta BOD/N = 2 ., , ,,, .. , ..... .
Hubungan Antara Hidrolik Loading Dengan Re-• moval N-NH4 Pacta BODIN = 5 .............. .
Hubungan Antara Hidrolik Loading Dengan Re-• moval N-NH4 Pacta BOD/N = 10 , •• , .•...
Hubungan Antara Hidrolik Loading Dengan Re• moval N-NH .. Pacta BODIN = 20 ....... , ..
70
71
75
76
i'-o'""' - ...,,-,--~ --~
\,'0''""~1 ,,.,,.,_,...,
... ,_,,~-
,.
9~T •• ~J~Pn u~4n1nqa~ u~6un+ruJad uo+uDJ
" m . . . . . . . . . . . . . . .
U~t+tJaUad ITS~~ ~1~0 " 0~! •••••••••• ••••··• Ja+aW~'tO~ tS~JqJJ~~
" 9!! """""' 008 ]O . .qUOJ A+q~n[l J~:>A:fJl~UO;j
" GtT "'" '"'" Ad JO • .qUOJ ,\+q~no J~:>A+rt~U\:J n
BOT ''' '_ZON-N JO-q.UCJ ,\:I)J~nf) J":>,\~qE'Ut;l ,. toOt ••"' ~ON-N ID .. q.UO::J "+Tl""D l .. :lllll'l"'UI:J ' OOT ''''' tHN ta-quaJ "+tteno te:>lli-tteut;~
0 • ' 86 """"""''''" "''" SSI'\IW U"P SStW ""'1' 1 "ut;~ ' 96 ·•·· pu~waa uao,xo J~:>>OoJol'a "'"'rl"ut~ 9
" (Ad) ant"A +~u,.6u,.wJad ""''l"ut~ ' " 1 :zoN-N) +J-"11'N ua6oJ+ TN ~5T ]"Uti ' " """"" ( "EON-N) '1-"-''1-TN UdfiOJCjTN ""''FJ"UO;I ' ............. ( '1'HN) WntUOLliWij ~StJ~U\:J
0 " ' " • • • • • • • • • • '+"-"'Sqns UE''t-E'nqwad ' U"Jtd"'"""l
U<'Lli<'J"lj
NVC!Idi-'IV1 CIV l.:IVG
1. 1 LA TAR BELAKANG
8 A 8 I
PENDAHULUAN
Aktivitas 01anusia b!lnyak me01berikan pengaruh pada lingku
ngan. Penurunan kualitas dari badan air adalah merupakan
salah satu akibat dari aktivitaa manuaia. Pencemaran
lingkun~an adalah suatu hal yang harus dicegah karena itu
hal-hal yang 01endukung pencemaran harus selalu dipantau
dan dikendalikan termasuk di dalamnya kadar karbon <~aupun
nitrogen pada limbah. Penanganan llir. li01bah yang hanya
ditujukan untuk mengurangi kandungan senyawa karbon saja
tidak cukup untuk menjamin terpeliharanya kualitas badan
air. Sehingga aietem pengolahan air limbeh east ini tidak
untuk mengurangi kandungan karbon eaja, tetapi juga untuk
menurunkan kadar nitrogen.
Dampak negatif Yang.ditimbulkan oleh kehadiran senyawa
nitrogen tergantung bentuk senyawa tersebut dalam air.
Kehadiran senya~a dalam bentuk ammonia berlebih selain
akan menyebabkan panurunan kandungan oksigen dalam air
ju~a bgraifat toksik pads kehidupan ikan. Standart yang
ditetapkan untuk sungai yang digunakan olah environmental
Protection Agency and Euperean island Fisheries Advisory
1
Commision untuk nitrogen ammonia adalah 0,02
Sadangkan kehadiran eenyawa nitrogen dalam bentuk nitrat
dan nitrit yang berlebih dalam baden air yang diper
untukan untuk air minum dapat menyebabkan gantguan kese
hatan pada bayi yaitu gejala methamoglobinenia. Bates
makeinun konsentrasi nitrat yang ditatapkan olah Depkes
bagi perairan untuk air minum 10 mg/1.
Sumber senyawa nitrogen umumnya berasal dari industri
kimi.a, pabrik makanan, buangan nanusia dan hawan. Alter
natif untuk menurunkan konsentrasi senyawa nitrogen yaitu
seoara kimiawi, fisik dan biologis. Dari ketiga cera ter
sebut yang paling sering digunakan untuk proses pengo
laban air linbah adalah cera biologis karena lebih eko
nomis, yaitu dengan memanfaatkan mikroorganisme dalam
proses pengolahan. Proses nitrifikasi adalah suatu fane
mana biologis dalam menurunkan kandungan nitrogen ammo
nia. Pada proses ini nitrogen ammonia diubah menjadi
nitrogen nitrit dan kemudian menjadi nitrogen nitrat de
ngan bantuan dari bakteri Nitrifikasi. Bakteri nitrifi
kasi yang paling umum dikenal adalah Nitrisomonas dan
Ni. troba.:: t*>r.
Didasarkan oars tunbuh nikroba terhadap air limbah yang
diolah, make sistem pengolahan limbah aeoara biologis di-
bedakan menjadi dua, yaitu sus~endad growth dan attached
growth (biofilm). ?roses ni.trit'ikasi da~at terjadi pad a
sistem suspended growth mau~un sistem biofilm.
Pada ~enelitian ini, dilakukan pengolahan air limbah
untuk menurunkan kandungan senyawa nitrogen ammonia meng
gunakan sistern biofilm pada media berbutir. Dengan demi
kian dapat dilihat sejauh mana proses nitrifikasi ber
langsung pada sistem pengolahan biologis ini.
1. 2 IDE STliDI
Proses pengolahan air limbah ditujukan agar tidak timbul
pencemaran dalam baden air penarima. Salah satu parameter
dalam air limbah yang dapat menimbulkan masalah yaitu
nitrogen ammonia.
Mekanisma penurunan nitrogen ammonia dapat berlangsung
dengan proses nitrifikasi, yaitu suatu proses yang meman-
faatkan aktivitas biologis dari mikroba. Proses
nitrifikasi selain ·terjadi pada sistem attached growth
(biofilm), juga dapat terjadi pada aiatem suspended
growth dimana masing-masing sistem tersebut mempunyai
kelabihan dan kekur·angan. Pad a penelitian ini penurunan
kandungan nitrogen .ammonia dilakukan dengart menggunakan
aistem biofilm.
Pemckth.v.tuan 4
Salah satu kelebihan s~stem biofilm ini yaitu sistem
pengoperasiannya lebih sederhana karena sistem in~ tidak
meresirkulasi lumpur dari bak pengendap. Sedangkan pada
sistem suspended growth diperlukan resirkt.tlasi lumpur
dari bak pengendap sehingga apabila terjadi gangguan pada
tangki aerasi yang mempengaruhi proses pengendapan lumpur, dap"'t menggM>ggu sistem resirkulasi
selanjutnya akan mempengaruhi pula prosEs dalam t"'ngki
aerasi. Karena dalam sistem suspended growth antara
tangki aerasi dan tangki sedimentasi Saling berhubungan.
Pada penelitian ini penambahan udara dimaksudkan agar
d"'pat meningkatkan transfer oksigen sehingga ketebalan
zon"' aerobik pada biofilm semakin dalam. Dengan demikian
diharapkan proses nitrifikasi dapat berlangsung dengan
baik. Guna untuk me'ngetahui removal (penur-unan) kandungan
senyawa nitrogen ammonia diperlukan suatu penelitian ter-
hadap model reaktor yang ada dengan variasi perb.,ndingan
BODIN, konsentrasi SOD serta variasi hidr-olik loading.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian in~ bert~juan untuk mengetahui penurunan kan
dungan nitrogen ammonia menggunakan sistem biofilm pad"'
madi~ berbutir dengan penambahan udara.
'
Pen.d.ohv.l v.an. 0
1.. RVANG LINGKUP
Ruang lingkup penelitian tugas akhir ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium yang
terdiri dari rangkaian reaktor biofilm dengan media
kerikil berdia.rreter 1 em_
2. Pembenihan, yang bertujuan untuk memperoleh mikro
organisme yang berupa lapisan lendir/slime pada media
kerikil.
3. Air limbah buatan dan udara dialirkan secara ber
sama-sama dan terus-menerus dari bawah ke atas (co
curent).
4_ Debit udara yang dialirkan ke dalam reaktor
yaitu 2,2 l/menit.
konstan
5. Mengoperasikan instalasi yang ada dengan menggunakan
limbah buatan dengan variasi konsentrasi BOD antara
200 sampai 500 mg/1, perbandingan BOD/N antara 20
sampai 2 dan hidrolik
m0/(m
2.hari).
'
loading antara 5 sampai 10
2. 1 lJlo!UM
BA.BII
TJNJAUAN PUST A.KA
Bardasarkan care tumbuh mikroba terhadap air limbah yang
diolah, maka sistem pengolahan limbah saoara biologis di
bedakan menjadi dua yaitu suspended growth dan attached
growth (reaktor biofilm). Pada sistem suspended growth,
mikroba pangurai tumbuh tersuspensi pada limbah yang
diolah. Sedan,i pada reaktor biofilm , mikroba pengurai
tumbuh menampel pada media penyangga dengan membentuk
suatu lapisan lendir/slime,
Contoh reaktor biofilm yaitu antara lain trickling fil
ter, rotating biolol!ical filter dan activated biofliter.
Pada penalitian ini digunakan media kerikil sebagai
tempat tumbuh mikroorganisma dan kebutuhan udara disuplai
dari kompreasor.
Pada bab ini berisikan teori-teori yang menunjang pane
lit ian ini, antara lain tentang karakteristik air limbah,
proses biclogis pads reaktor biofilm, siklus nitrogen,
nitrifikasi dan mekanisme gas transfer.
8
2. 2 KARAKTERISfiK AIR LIMBAH
Kataktaristik air limbah pada dasarnya meliputi katakte
rietik fisik, kimiawi dan biologis (Metcalf, 1979). Ka
rakterietik yang terdapat dalam air limbah ini merupakan
sumber pencemar yang panting untuk diperhatikan. Oleh
karena itu proses pengolahan dalam hal ini sangat diper
lukan. Standard pengolahan kedua (secondary treatment)
untuk air limbah ditujukan untuk menurunkan kandungan
organik yang mudah diuraikan eecara biologis (biodegra
dable), suspended solid dan kandungan bibit penyakit
(pathogen). Kemudian standard ini berkembang yaitu juga
untuk penurunan kandungan nutrien terutama kandungan ni
trogen dan phospor dalam air limbah.
Karakteristik fisik dari air limbah meliputi padatan
(Bnlid), bau, temperatur dan warns. Total solid meliputi
suspended solid dan filterable solid. Karakteristik kimi
awi dalam air limbah meliputi kandungan organik, kandu
ngan anorganik dan gas. Pada umumnya zat organik beri
aikan kombinasi dari karbon, hidrogen dan oksigen bersa
ma-sama dengan nitrogen. Elemen lainnya yang panting ae
perti belerang, fosfor dan basi bisa juga ditemukan. Ba
han organik yang lain termasuk datargan, phenol, pesti
sida dan lain-lain. Pengukuran kandungan organik dalam
TCnjauan Pus taka 8
air linbah maliputi biological oxigen demand (BOD), che
mical oxygen demand (COD) dan total oxygen demand (TOD).
Kandungan anorganik dalam limbah maliputi kandungan ion
hidl!'ogen (pH), chlol!'ide, alkalinity, kandun10an nitrogen,
t~h~o~~phur, .. ulfur, kadungan yang bersifat toksik sarta
kaw.luu.tau l<.Ji!.um loerat. Kandungan yang bersifat toksik
antiHa lain saparti tambaga, timbal, perak, c,,.,..,.,i,m,
araenik dan boron. Sedangkan kandungan logam berat anta
ra lain nikel, mangan, timbal, crcmium, kadotiuot, sang,
tembaga, besi dan otercury.
Pada setiap jenis limbah kuantitas dan kualitasnya ber
beda-beda. Sahingga setiap jenis limbah belum tentu pro
ses pengolahannya sama tergantung karakteristiknya. Untuk
air limbah yang mengandung komponen nitrogen terdapat
beberapa janis pengolahan yaitu nitrifikasi-denitrifi
kaai, ion exchange, ammonia stripping dan breakpoint
chlorination. Proses nitrifikasi-denitrifikasi dapat ter
·jadi pada aiatem suspended growth maupun sistem attached
growth (biofilm),
2. 3 PROSES BIOLOOIS PADA REAKTOR BIOFILM
Pada reaktor biofilm, proses pengolahan biologis ber
langsung dengan memanfaatkan lapisan film yang melekat
Tinjauan Pustaka 9
pacta suatu media. Lapisan yang berbentuk lendir ini meru
pakan suatu kumpulan mikroorganisma yang terutama terdiri
dari bakteri, protozoa dan jamur yang memakan zat-zat
organik dalam limbah. Selain mikroorganisma di atas,
mungkin terdapat cacing, larva lalat, rotifera dan biota
lainnya. Jika terdapat oahaya dapat merangsang pertumbuh
an alga pacta permukaan media.
Subetrat yang masuk ke dalam reaktor, sebagian dioksidasi
untuk memperoleh energi dan sebagian digunakan untuk
membentuk eel baru. Dengan meningkatnya substrat yang ma-
suk dapat menambah ketebalan film. Sej alan dengan
bertambahnya film, penetrasi oksigen ke dalam biofilm
akan semakin terbatas. Sehingga pada biofilm dapat
terbentuk dua zona, yaitu lapisan film aercbik (kondisi
ada oksigen) dan anaerobik (kondisi tidak ada okeig,.n).
Skematik aktivitas biologis yang terjadi pada media
filter dapat dilihat pada gambar 2.1. Pada gambar ini
dapat dilihat bahwa substrat dan oksigen akan berdifusi
ke dalam lapisan fil~ dan digunakan oleh mikroba untuk
mempertahankan kelan·gsungan hid up.
Tin iau,..n P'l.lBtalo.a 10
I. I I I I
0'"'""" ow,•·•;
--t- '"'' '""'""'
Gambar 2.1 Skema proses bJ.ologis dalam media filter
Sumber: Hammer, Hark J. 1875. Wate.r and Was:te.wate.r
nology, halaman 364.
Tech-
Proses yang dapat terjadi pada reaktor biofilm, selain
oksidasi senyawa organik karbon juga oksidasi senyawa
ammonia yang lazim disebut nitrifikasi. Proses nitri-
fikasi dapat terjadi pada zona aerobik, sedangkan bila
terbentuk zona anaerobik diharapkan dapat terjadi
denitrifikasi. Henu!t.'ut Kornegay (1971), ketebalan lapisan
aerobik berkisar sampai 70 micron, sedangkan menurut
Hoehn (1973) berpendapat bahwa lapisan aerobik dapat
mencapai 150 sampai 250 micron.
Ketebalan aerobik zone ditentllkan oleh kemampuan pane-
tr~si oksigen kedalam lapisan biofilm, dimana tergantung
pada koefisien difusi oksigen dalam film, konsentrasi
Ti"-i"''-'"'-"- P"-"3tal<a 11
oksigen pada solid liquid interface, overall oksigen
utilization rate untuk mikroorganisma yang terdapat pada
lapisan film. Sedangkan kedalaman penetrasi substrat
dalam lapisan mikroba film targantung pads debit aliran,
konsentrasi dan koefisien difusi substrat dalam film
serta kecepatan utilisasi substrat oleh biomassa.
Kandungan s·u'batrat yang terdapat pada air limbah di111akan
tarlebih dahulu oleh mikroba pada lapisan aerobik sebelum
mencapai mikroorganisma yang melekat pads permukaan me
dia. Tidak adanya makanan yang oukup pads lapisan anae
robik menyebabkan uikroorganisma memasuki phase respirasi
endogenous, mikrooraanisma Yang berada dalam keadaan !a
par akan memanfaatkan bahan sitoplasmanya untuk memper
tahankan kehidupan. Dalam fasa ini mikroorganisma terse
but akan kehilangan kemampuan untuk menempel pada media,
kemudian terlepas dan terbawa keluar dari filter, yang
dinamakan sloughing. Selain itu sloughing juga disebabkan
oleh kondisi hydrodinamik.
2,4 SIKLUS NITROGEN
Senyawa nitrogen adalah senyawa yang kompleks karena
mempunyai beberapa bilangan oksidasi dan dapat terjadi
perubahan bentuk bilangan oksidasi secara biologis dengan
TinJauan Pustal<a 12
bantuan organisms. Perubahan bilangan oksidasi ini oleh
bt~kleri dapat dari 'bilangan oksidaai rendah k" tinggi
ataupun sebaliknya, tergantung dari kondisinya aerobik
atau anaerobik.
Dalam bantuk senyawa anorganik, nitrogen mempunyai tujuh
bilangan oksidasi ('Sawyer,1978). Dari keaeluruhan bentuk
yang ada, bantuk aanyawa nitrogen yang panting dalam
siklus nitrogen ad~lah saba~ai berikut:
-3 0 ,, • tlH~/NH• "' 1 I
Nitrogen organik
Perubahan senyawa n~trogen yang terjadi meliputi proses
fiksasi, ammonifikasi, assimilasi, nitrifikasi dan deni-
lrlfikasi. Reaksi ini terjadi dengan bantuan mikroorga-
nisma dimana dalam reaksi ini mikroorganisma memperoleh
dan ""'lopaskan energi. Hubungan antara berbagai bentuk
nitrogen dan peruba:hannya yang terjadi di alam dapat
dilihat pada gambar 2.2.
Tinjav.an Pusto.Jw. 13
Gambar 2.2 Siklus N'itrogen di alam
5l1mber~ De Rr~u.or), D.J. 1876. Nitrogen Cont-rol and Phos
pt"-" .... r· ... ._ .... ,·al in Sewage, httltr.man 7.
Udara yang ada dalam atmosfir, 78% lebih tersusun oleh
unsur nitrogen dalam bentuk Nz. Gas ini memasuki semua
tubuh organisms tetapi umumnya keluar lagi tanpa berperan
panting dalam proses hidupnya. Tetapi ada beberapa mikro
organisme yaitu beberapa bakteri dan alga yang dapat me-
ngikat N~. Proses ini dinamakan fiksasi nitrogen. llalau-
pun beberapa fiksasi nitrogen bisa juga terjadi akibat
pelepasan listrik saperti petir, namun jumlahnya sangat
ksoil yaitu sekitar 15% dari seluruh fiksasi yang tar-
jadi. Sedangkan fiksasi nitrogen oleh industri msnoapa~
setengah jumlah fiksasi secara alami. Nitrogen yang di-
Tin.J'o:u<>.n. PY<>tal<ta 14
tambat oleh bakteri dan alga digunakan Qleh tumbuh-
tumbuhan dan beruba'h menjadi protein nabati yang meru-
pakan bentuk organik nitrogen, yang nantinya jika dimakan
oleh hewan terbentuk protein hewani.
Hewan yang tele.h ma.ti dan juga tumbuhan yang telah mati
mengalami deaminasi yang dilakukan oleh mikroorganisme
dan terbentuk ammon·ium. Proses perubahan dari organik
nitrogen menjadi ammonium • (NHs/NH4 ) disebut ammonifi-
kasi.
Protein (orsanik N) + mikroorsanisma -~ NHs/NH .. •
(2-1)
Nitrogen dari kotor·an hewan pada prinsipnya aebagai urea.
Urea dapat dihidrol:isis oleh enzim urease menjadi ammo-
nium carbonat.
HzNCONH:z + H:zO ( NH" ):zCOs (2-2)
Ammonium ataupun nitrat berguna bagi tumbuh-tumbuhan dan
mikroorgnisma untllk asimilasi menjadi eel baru, yang
marupakan protein nabati.
NOl + CO% + tut~buhan hijau + matahari
• NHl/NH4 +COl +tumbuhan hijau +matahari
protein
(2-3)
protein
(2-4)
Hewan membutuhkan protein dari tumbuhan atau dari hewan
lain. Demikianlah perubahan bentuk dari nitrogen anor-
ganik menjadi nitrogen organik.
Ammonium eebagian beear mengalami oksidasi biologis men-
jadi bentuk nitrit dan nitrat pacta kondiai aerobik dimana
proses ini diesbut nitrifikasi. Oksidaei ammonium menjadi
nitrit pada umumnya dilakukan oleh bakteri Nitrosomo~as.
bakteri 2NO:z • + 4H + ZH"-0 (2-5)
Oksidasi nitrit menjadi nitrat pads umumnya dilakukan
oleh bakteri Nitrobact~r.
ZN02 + 02 ZNOs (2-6)
Secara keseluruhan reaksi nitrifikasi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
NH4• + 202 • +2H+H20 NO• (2-7)
Nitrat dapat menga1ami reduksi biologis menjadi bentuk
nitrit dan kemudian membentuk gas nitrogen pada kondisi
anaerobik, dimana proses ini disebut proses denitrifi-
kaei. Bakteri danitrifikaei an tara lain meliputi
Ps">v.domanas, Micrococcus, Achromabacter dan Bacittv.s.
Dalam bentuk sederhana, tahap reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
NOs + 0,33CH~OH
NOz- + 0,5CHsOH-
TinJauan Pustak.a 16
NOz + 0,33COz + 0,67HzO (2-8)
0,5Nz + 0,5H20 + OH + 0,5C02
(2-9)
Kandungan nitrogen dalam effluen dari pengolahan air
limbah dapat menyababkan beberapa dampak negatif. Dampak
negatif yang terjadi an tara lain:
1. Proses Eutrot'ikaa:i
2. Penurunan konsentrasi oksigan terlarut sebaa;ai hasil
proses nitrifikasi yang terjadi dalam air, yang dapat
merusak kehidupan air.
3_ Bagi badan air penerima yang eekaligus berfungsi saba-
gai air baku untuk air minum, pencemaran aanyawa
nitrogen dalam khususnya nitrat dapat menyebabkan
gejala methamoglobinemia.
2, 5 NITRIFIKASI
2,5,1 Bakt.eri Nilritikasi
Henurut Grady dan Lim (1980) nitrifikasi didafinisikan
sebaotai • konversi nitrolten ammonia (N-NH~) menjadi bentuk
nitrat (N-N09-). Proses ini merupakan reaksi oksidasi
dimana melibatkan ·bakteri nitrifikasi. Hikroorganisma
yang paling dikenal dan paling panting dalam proses ni-
trifikasi adalah bakteri dari genus Nitrosamanas dan Ni-
Tinjauan Pustaka 17
trobact~r. Nitrosorncnas merupakan bakteri yang menaok-
sidasi ammonium menjadi nitrit dan Nitrobact~r merupakan
bakteri yang men~okaidaai nitrit menjadi nitrat.
Selain itu dikenal bakteri dari genus Nitrosopi.ra, Ni.tro-
sococcus dan Nitrosocystis yang dapat menSoksidasi ammo-
nium menjadi nitrit. Sedangkan bakteri yang dapat meng-
oksidasi nitrit men6adi nitrat selain Nitrobact~r adalah
Ni. trosogtoea dan Nitrocyst is,
• N-NH4 menjadi N-NOs yang
menurut T.M Cook et.al (1973) melalui beberapa tahapan
yaitu sebagai berikut:
• NH~ ---lo (NHz) - NHZOH- (NHOH) - (NOH) -
NO ---> NQz (2-10)
Seoara keseluruhan proses tersebut adalah seperti yang
terdapat pada persamaan 2-5.
Sedangkan Ni trobac ter, proses mendapatkan
terdiri dari satu tahapan tunggal oksidasi nitrit menjadi
nitrat. Persamaan reaksinya seperti yang terdapat dalam
persamaan -2-6.
Kedua mikroorganisma ini mendapat anergi untuk pertum-
buhan dari mengoksidasi senyawa-senyawa anorganik, se
hingga keduanya dapat diklasifikasikan sebagai bakteri
Tinjauan Pu:staka 18
kemoautotrop, H.enurut Kelly yang dikutip olt!!h Grady
(1980), bukan berarti dalam prosesnya kedua mikroorga
nisma tersebut hanya menggunakan senyawa anorganik saja
tetapi juga menggunakan senyawa organik. Namun jumlah
senyawa organik yang digunakan lebih keoil jika diban
dingkan dengan senyawa anorganik.
2. 5. 2 Hubungan Energi dan Sintesa
Energi yang dibebaskan pacta reaksi oksidasi ammonium
menjadi nitrit menurut baberapa penelitian diperkirakan
an tara 58 dan 64 koal per mol ammonia (Renzo, 1976). Se
dangkan reakei oksidasi dari nitrit menjadi nitrat mele
paskan energi antara 15,4 sampai 20,9 kcal par mol ni
trit. Dengan demikian Nitrosomonas melepaskan energi Per
mol nitrogen yang dioksidasi lebih banyak dari pacta
Nltrobactar, Jika diasumsikan bahwa sintesa sel per unit
energi yang diproduksi adalah sama, maka massa Nitro
somonas yang terbentuk lebih besar dari Nitrobacter per
mol nitrogen yang dioksidasi.
Telah disebutkan di atas, reekai yang terjadi melepaakan
energi yang d ibu tuhkan untuk pertumbuhan bakteri
nitrifikasi. Formulasi sal bakteri diaaumsikan aebagai
C~H1NO~, persamaan untuk pertullbuhan Nitro,omon.= dan
:finjauan Pustaka 19
Nitrobacter ditunjukkan dalam persamaan 2-11 dan persa-
maan 2-12.
15COz + 13NH+ • lONOz + 3Co:oH7NOz + Ni !robac ter
• 23H + 4Hz0
(2-11)
Ni trobae ter (2-12)
Persamaan 2-5, 2-11 dan 2-12 menunjukkan bahwa reaksi
tersebut men.~;thasilkan asam (H+) dan membutuhkan COz.
Dalam kenyataannya reaksi ini berhubungan dengan sistem
asam carbonat. Modifikasi persamaan 2-5, 2-11 dan 2-12
dalam sistem asam carbonat dapat dilihat pada tabel 2-1.
Persamaan reaksi Sintesa-oksidasi yang digunakan untuk
perhitungan koefisien yield dan kebutuhan oksigen untuk
Ni tr.;;.oom.onas dan N"i. trobac ter adalah sebagai berikut: . -55NH~ + 760z + lOSHCOs
- . 400NOz + NH+ + 4HzCOs
+ HCO" + 1950z
c~H7N0z + 54NOz + 57Hz0 Ni trobac;ter
-+ 104H~cos (2-13)
Nitrobact .. r (2-14)
. -NH+ + 1,830z + 1,88HC03 ~ 0,021C~H7NQz + 1,041Hz0
+ 0,88N03 + 1,88HzCQ3
(2-15)
Ttnja'Ua-n Pus taka 20
Dari persamaan pada tabel 2-1, jika proses sintesa dia
baikan maka dapat dihitung 7,14 mg alkalinity sebagai
CaC03 dihilangkan per mg ammonia yang dioksidasi.
Pengaruh dari sintesa sel relatif keoil; dalam persamaan
2-15, 7,07 mg alkanitY per mg ammonia yang dioksidasi.
Densan adanya penguran:gan alkalinity ini terjadi penu
runan pH dalam proses .nitrifikasi.
Secara teoritis, oksigen yang dibutuhkan untuk nitri-
fikasi dengan menSabaikan sintesa sel, berdasarkan
persamaan reaksi 2-7 adalah 4,57 mg Qzjmg N-NH4, Sintesa
sel memberikan pengaruh terhadap oksigen yang dibutuhkan,
oksigen yang dibutuhkan dapat dihitunS dari persamaan
reaksi 2-15, yaitu 4,33 mS Q2jmg N-NH4.
Dari persamaan 2-13 dan 2-14 maka dapat diketahui bahwa
koefisien yield (mS sel yang tumbuh per mg substrat yani!
dioksidasi) untuk Ni.trosornonas dan Ni.troba.cter adalah
0,15 mg sel/mg N-NH•• dan 0,02 mg sel/mi! N-NOz-.
Tabel 2-1 Modifika$i Reaksi Oksidasi dan Pertumbuhan Da
lam Nitrifikasi Yang Berhubungan Dengan Sistem Asam Carbonat.
Ro>e:lon
Oxldotloo -N!trogpmooos
O><!dot!oo -t!!!troboctor
O><!dat!oo -ov""'ll
Syotho•!• -N!tro•omOM•
SynthooL• -NHroO..c:o'
i:quat!on
z. e;A
~. 7A
. - -13NH 4 + llHC:03 -ea
1co
3 + IDN0
1 + 2.HA
J c 1H1Noi + JgH1o
2. iZA + - - -NH 4 + 10N02 + tH
2C:0
3 + HC0
3- ION0
3 +
J a 1o + c5H
7No
2
Sumber: DeRenzo, D.J. 1978. Nitrogen Control and Phos
phorus Remo~al in Sewage, halaman 32.
2,5,3 Kinetika Nitrifikasi
Proses nitrifikasi dipangaruhi oleh beberapa parameter,
antara lain konsantraei ammonia, suhu, '"· oksigen
terlarut dan yang tidsk kalah pentingnya adslah kehadiran
inhibitor terutama yang berasal dari golongan logam
berat. Dalam beberapa hal, para peneliti telah menentukan
TLnjav.an Pv.stal«a. 22
besarnya pengaruh-pengaruh tersebut dengan nemberikan
beberapa persamaan-persamaan tertentu Yang dapat digu-
nakan.
2. 5. 3.1 Pengaruh Konsentras1. Ammonia
Gambaran oksidasi ammonia dan nitrit dapat diperoleh dari
per:;amaan kinetika pertumbuhan Ni trosomonas d<>n Ni. tro-
bacter. Pertumbuhan N(trosomon.as dipenotaruhi oleh kon-
sentrasi nitrogen am!flonia, sedanotkan pertumbuhan Nitro-
bacter dipengaruhi oleh konsentrasi nitrit. Persamaan
kinetika yang ditemukan oleh Honod digunakan untuk meng-
otalflbarkan kinetika pertumbuhan biolollis Ni trosomon.as dan
Nltrobacter,
(2-16)
dimana' M = kecepatan pertumbuhan spesifik mikroorganis-
A
- ' ma, hari
M = kecepatan pertumbuhan maksimum speaifik mi-
- ' kroorganisma, hari
K~ = konsentrasi subtrat pacta saat keoepatan per-
tumbuhan setengah dart maksimum, ms/1
S = konsantrasi substrat, mg/l
Tinjaw:m Pw;Ha.ka 24
~ o.s-~~-···~~- --··;r·----~-------~
' ' • o.•• • j..,,... ____ _
- ' 0 '
~ o. t I 0 ' ' ' "
'"
Gambar 2.3 Pengaruh Konsentrasi Substrat
pertumbuhan bakteri Nitrifikasi
terhadap laju
Sumber: Grady. 1880. Biological Wastewater Treat~nt. ha-
laman 321.
2. 5. 3.? Hubungan lc:¢cepatan pertumbuhan den<Jan Jc:ecepatan
Kecepatan oksidasi ammonia berhubungan dengan kecep~tan
pertumbuhan Nitrosomanas, yaitu sebagai berikut:
N (2-17) KN + N
dimana: I'N = kecepatan pertumbuhan Ni.trosomonas, hari->. A
pw = kecepatan Pertumbuhan maksimum Ni.trosomanas,
hari-(
kecepatan maksimum okaidasi ammonia,
lb N-NH" Y•lllg dioksidasi I lb VSS I hari
qw = k"'r'"'Patan oksidasi ammonia,
• lb N-NH" yang dioksidasi I lb VSS I hari
Yw = koefisien Yield OrJZanisma, lb N'i.trosomonas
YanJ;! tumbuh • (VSS) per N-NH" yang diremove
N = konsen,trasi • N-NH~ , mg/1
K» = konsenrtrasi N-NH" pada saat kecepatan per-
tumbuhan setengah dari maksimum, ms/1 N-NH4 •
Temperatur membarikan pengaruh pada proses nitrifikasi.
Pengaruh tamperatur dalam proses nitrifikaai oleh Huang
dan Hopson dapat dilihat pada gambar 2.4. Menurut
St.mkawich yang dikutip oleh Gr.ady dan Lim ( 1980) penga
ruh dari temperatur pada keoepatan pertumbuhan maksimum
spesifik ditunjukkan dengan persamaan berikut:
[K (T - 15)] (2-18)
Tinjauan Pus taka 26
dinana: • "' ~ kecepatan pertumbuhan maksimull spesifik pacta
temperatur T, hari _,
• j.it!>; 0 kecepatan pertumbuhan naksimum spesifik pacta
temperatur 15°C, hari _,
K ~ 0,095 - 0, 12 untuk Nttrosomonas '•" 0,056
0,058 untuk N(trobacter
Menurut Knowles et.al nilai Ks ju£a ctipens:aruhi oleh
temperatur yang ditunjukkan pacta persamaan berikut ini.
Untuk Nitrosomonas: KsT,. Its<.~ exp(0,118(T- 15)]
(2-19)
Untuk Ni.troea.::t .. r: KsT "Ks<.,. eXp[0,146(T- 15)]
(2-20)
ctimana: KsT ~ konsentrasi substrat pacta eaat kecepatan
pertu!llbuhan setengah ctari rnaksimum, pada
temperatur T, mg/1
Ks .. ,. = konsentrasi substrat pacta saat kecepatan
pertu~~:buhan setenitah dari makssimum, pada
Ks<.~ ~ 0,405 untuk Nitrosomonas dan 0,625 untuk
Ni trobac ter
, ' .·
.. . .
Tlnjo:ua.n Pus taka. 27
~ •... \ .. . . . . ' \ ' I
'/•
/I / ' / I
/ ' A-susPENDED GROWTH
'i,------,,,;-----,,;,------,,,,-----,,;,------,o,.-----;,,.-----..:.,
Ganbar 2.4 Pengaruh Temperatur pada Nitrifikasi
Sumber: De Ren2o, D.J. 1978, Nitrogen Control and Phos
phorus Removal in Sewage, halaman 39.
2.5.3,4 P~ngaruh Ok~igan Terlar~
Konsentrasi oksigen terlarut memberikan pengaruh pada
keoepatan pertumbuhan bakteri nitrifikasi dalam pengo-
lahan biologis. Persamaan Monad yang digunakan untuk
menggambarkan pengaruh oksigen terlarut, dengan memper-
timbangkan oksigen marupakan aubstrat pembataa pertum-
buhan:
(2-21)
Tt»jaua:n PustaJ<.a 26
dimana: DO = oksigen terlarut, mg/1
KD2~ konsentrasi oksigen pacta saat kecepatan per~
Mikroba nitrifikasi adalah mikroba aerobik, oleh karena
itu ketersediaan oksigen terlarut sangat dibutuhkan untuk
menunjang kehidupannya. Kepekaan mikroba nitrifikasi
terhadap rendahnya kadar oksigen terlarut merupakan aalah
satu sebab mikroba ini sulit aktif dan barkembang biak.
Wild et.al yang dikutip dari Benefield (1980) mengatakan
bahwa nitrifikasi akan berjalan dengan baik jika oksigan
t.<Jrlarut minimum adalah lebih besar dari 1 mg/1. Dari
gambar 2.5 dapat dilihat oksidasi ammonium barlangsung
pada kondisi oksigen terlarut kira-kira 1 mg/1.
N,,.,,,"'""" '"'' ""'"' """"" ""' 00 lm,/!1
Gambar 2.5 Hubungan sisa Ammonia dan oksigen terlarut
Sumber: Benefild. 1880. Bioogical Procass Design £or
Wastewater Treatment. halaman 223.
T!nja'-'<1n F'1.ataka 29
2.5,3.5 Penga~uh pH
Konsentrasi ion hidrogen (pH) pada umumnya memberikan
pengaruh yang besar pacta kecepatan nitrifikasi. Pada gam-
bar 2.8 digambarkan hubungan antara pH dengan kecepatan
nitrifikasi. Dari gambar tersbut terlihat bahwa aktivitas
Nirr<>«omonas menoct!-!;;ti titik optimum pada pH antara 7 - 8,
sedang pada pH yang lebih rendah dari 7 akan menurun,
kemudian berhenti pada pH 6. Sedang aktifitas Ni.troba.cter
akan mencapai optimum pada pH antara 7,7 8 dan akan
berhenti pada pH 6.
•• ••
I~ "
" ' . ' ' ' '" ... ! '
r o.o ·~ .r '
1 I • ••• ' "'' 00 ~ i
0 0.>
j .. ,_ .. \ ' • ••• '[ 0' ' •• ..... ~~~ .. .. .. .,!,co!,,~,,,,-,,,,-,,,,cc,c,c-,!,.-,,,cc,!,cc,c,,,;,,.,,,-.,,,,,!,,
" ••
Gambar 2.6 Pengaruh pH Terhadap Aktivitas bakteri Nitro
somnnas dan Nitroba.cter pada proses Nitrifikasi
Sumber: Grady. 1980. Biological Wastewater Treatment. halaman 792.
Tinja~an ?u&taka 30
Henurut Downing yang dikutip dari Renzo (1978) ~engatakan
bahwa nitrifikasi akan berlangsung dengan baik pada pH
7,2- 8. Sedang untuk pH dibawah 7,2 maka pengaruhnya
terhadap pertumbuhan maksimum bakteri nitrifikasi dapat
didekati dentan Persamaan aebagai berikut:
/J.N o; t;N (1- 0,8333 (7,2- pff)) ( 2-22)
Pada bagian tardahulu, pengaruh konaentrasi ammonia,
temperatur, pH dan oksigen terlarut telah dijelaakan.
Untuk Nitrifikaai, ko!llbinasi kinetika untuk pertu~t~buhan bakteri nitrifikasi sebagai berikut:
_ t;_,f N lr DO l (1 - '"'"'l KN + N Jl KO;o +DO - 0,8!1!1(7,2 - pH))
(2-23) A
dimana: /-IN " kecepatan pertumbuhan maksimum spesifik Pa-
da T dan pH
llenurut Downing, pengaruh te!llperatur, pH dan oksigen
terlarut dimana pH < 7,2 dan temperatur antara 8 dan 0
30 C terhadap kecepatan pertumbuh!ln Ni.tr-osornon.as adalah
sebagai berikut:
IJ.N" 0,47 [e0'0., <T-
1'"] [1- 0,833 (7,2- PH)]
X r N + 10°'~"•"'" - t,., .. J (2-24)
Tinja~n Pua(aka 31
Kecepatan removal ammonia didaearkan pada pereamaan-
Persamaan terdahulu dapat didefinieikan sebagai berikut:
2.5.3,6 Penqaruh Beban Hldrolik
0,833(7,2-pH))
(2-25)
Beban hidrolik adalah salah satu parameter Yang mempan-
garuhi efisiensi oksidaei nitrogen. Beban hidrolik akan
berpengaruh pada waktu datanei, yaitu lamanya air limbah
berada di dalam reaktor. 1/aktu detensi yang terlalu
pendek akan member'ikan efisiansi nitrifikaei yang rendah_
Hal ini terjadi karena partumbuhan bakteri autctrof cukup
lambat, sehingga pads waktu yang eingkat tersebut hanya
aebagian kecil eaja senyawa arnonia yang dapat dioksi-
dasi,
2, 5, 3, 7 Penqaruh Inhibitor Dalam Ni t.rifikasi
Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam nitrifikasi
adalah kehadiran inhibitor, terutama yang berasal dari
gclongan logam berat dan senyawa-eenya..-a lain yang
bereifat tokeik terhadap bakteri nitrifikasi. Pads tabel
2.3 berikut dikemukakan senyawa-senyawa yang dapat meng-
hambat nitrifikasi.
TinJa.,an Pustal«i 32
Tabel 2.3 Senya~a-senyawa inhibitor terhadap bakteri nitrifikasi
flodecyla~ioe Aniline n·l<<thyhni I ino 1-Hophthrlo.oino Eth~lonoo!! .. ine< H•pth~loth~lonod!amino clitiCl 2, 2' ·Bipydd•n• p-Nltn>anillno p-M U>>prop io phe!»n < Jonticlino diHCl p- Phonyl.,oonillno H"'a..ethylene dh.minoc p-Ni t robon>ddohydo Triothyla.otno Nu>hydrin '•ntocaine Dlme<hylg lod'"" Bomyb.oino T>nni~ OClcl Monoetli.aoola.olno<
< ' , < '
" " " " " " " " " " "' >100 • 1 00
'" ' 100 > I SO • 100
0 O.u <>tn«od fro~ HodonOury >nd ~r.Jy f16).
" Con<enticotlon gi'Ving >p~roX!,..<ely 50\ hililbitlon.
' ft"" tho lin of industriollv >ign1f~e>nt ch .. icol> flSI.
Sumber: Grady, 1980. Biological Wastewater- Treatment. halaman 795.
Menurut Baccari et.al (1979) yang dikutip dari Winkler
(1981), kehadiran senya~a organik dapat memperlambat pro-
ses nitrifikasi. Ini dapat terjadi karena mikroorganisma
heterotroph akan tumbuh pesat, sshingga saling berkom-
petisi dalam menggunakan oksigen terlarut.
Dalam sistem kombinasi karbon-nitrifikasi maupun dalam
sistem separate st'age nitrifikasi, kehadiran senya~a
Tf.nja'-1an Pus taka :33
organik dalam sist·em pengolahan memunl;ikinkan tumbuhnya
bakteri heterotroph. Dalam situasi ini, yield bakteri
heterotroph lebih basar dari autotroPh. Karena mando~
minasi dalam media, bakteri heto:~rptroph sanaat mamba~
hayakan apabila kecepatan pertumbuhannya malebihi kece~
patan pertumbuhan maksimum bakteri nitrifikasi. Jika ini
terjadi maka pertumbuhan bakteri nitrifikasi akan bar~
angsur-angsur barkurang, Kecepatan partumbuhan maksimum
bakteri autotroph berkisar 0,006/jam sampai dengan
0,035/jam. Dari angka tersabut terlihat bahwa pertumbuhan
bakteri autotroph 1ebih lambat dibandingkan perumbuhan
bakteri heterotroph yang keoepatan pertumbuhan maksi
mumnya berkisar ant·ara 0, 15/jam sampai 0,5/jam.
Pada konaantrasi tartentu senyawa Nitrogen ammonia sen~
diri dapat bersifat inhibitor pacta bakteri nitrifikasi.
Sherrad (1977) yang dikutip dari Blisse (1980) mengatakan
bahwa senyawa ammonia dapat meng~ambat pertumbuhan bakte
ri pada konsentrasi di atas 150 mg/1. Sedangkan Loehr dan
Srinath (1977), mengatakan bahwa pada konaenttasi 1000
me/1 sanyawa ammonia baru beraifat toksik.
Tlnjaucm Pus taka 34
2,6 GAS TRANSFER
Semua zat terlarut oenderung untuk berdifusi melalui la
rutan sampai komposisi larutan menjadi homogen. Keoepatan
dimana zat terlarut berdifusi melalui luas penampang
media difusi yang seragam tergantung pada ukuran molekul
dan bentuk dari pada molekul serta gradien konsentrasi
dari zat terlarut. Proses difusi terjadi jika massa
bergerak secara spontan dari daerah konsentrasi tinggi ke
arah daerah konsentrasi rendah. Kecepatan difusi akan
bertambah jika beda konsentrasi zat yang berdifusi pada
Bii" "" yang mengandung gas terlarut dikontak
intimkan dengan uda,ra maka pada kondisi t"'l'tP.nt.n "k"n
terjadi kesetimbangan yang diikuti dengan perpindahan gas
dari phase cair ke udara. Proses perpindahan massa pada
kou,;q, ini akan terjadi secara reversible.
Suatu sketsa mekanisme perpindahan gas ditunjukkan pada
gambar 2. 7 berikut.
8"" 8"" "' ' '" Uqc'd liqu'd
'""' '
,,,, lolm '"'" ~ ' M";'l "=.. ' ooJ ~ i D•lr,.;on o.H"''"" I~
O:OHwooon I "'-' I M .. ;n;:
' ' I I I ,, I ,, I I
'
Gambar 2.7 Sketsa mekanisme perpindahan gas
Sumber: Rich. 1974. Unit Operation ~or Sanitary Engine
ering, halaman 172.
Pada gambar 2.7, P dan C merupakan tekanan parsial dan
konsentrasi gas. Gambar ini menjelaskan perpindahan massa
oksigen dari udara ke dalam air yang belum jenuh oleh
oksigen. Melalui kombinasi proses pengadukan dan difusi,
molekul oksigen dipindahkan dari phase gas ke permukaan
bidang kontak dari gas film. Kemudian molekul-molekul
oksigen berdifusi melintasi stagnant gas film ke permu-
kaan kontak gas gas-cair (liquid-gas interface) disini
molekul oksigan tarlarut ka stagnan liquid film ke bidang
batas liquid film ke bulk liquid phase, dari sini oksigen
terlarut ditransportasikan.
Kinetika aerasi dapat dinyatakan sebagai:
~~ " KLa (Cs - C) (2-26)
dimana: Cs = konsentrasi kejenuhan oksigen
C = konsentrani oksigen aktual
KLa = koefisien overall gas transfer
Setelah diintegralkan persamaan 2- 28 menjadi:
lo cs - C• _ Cs - Co - -KLa . t ( 2-27)
dimana~ Co dan Ct adalah konsentrasi pada saat awal dan
pad a waktu t.
Aerasi dengan siatem bubling dilakukan dengan oars meng-
injeksikan udara langsung ke dalam suatu badan air. Di
sini udara dilepaakan melalui slat distributor atau
diffuser. Alat distributor pads aeraai aistem ini bisa
berbsntuk
Porous Ceramic Tube
Pips bsrlubang
Jet diffuser
dan lain-lain.
Banyak faktor yang mempengaruhi nilai koefisien perpin-
dahan massa pads sistsm bubling. Diantaranya adalah
va:r:-iabel-variabel ut·ama meliputi
- Diameter gslembung udara
Keoepatan kanaikan galembun~ udara
Teuuea yaue diperlukan untuk menginjeksikan udara
Type distributor udara
Dimensi bak aerasi
Komponan-komponen penyebab reaksi kimia
Diameter galambun~ udara mampengaruhi luas bidang kontak
persatuan volume air dan koefisien perpindahan massa.
Luasan bidang kontak eangat tergantung pads berapa besar
jumlah dan ukuran dari gelembung udara yang disuplai.
Ukuran diameter gelembung udara sangat tergantung
keoepatan gas di dalam orifice dan diameter orifice.
Se~Rkin kecil diameter gelembung udara yang dihasilkan
dalam satuan volume udara yang same make akan memberikan
luaa bidsng kontak yang barbeda. Vllriasi diamet"'r
t!elembung udara yang dihasilkan akan memberikan nilai
koefisien perpindshan mesas (kL). Nilai kL targantung
pads rigiditas dari gelembung udara yang dihasilkan dan
keoepstan ralatifnya dalam air.
'·'
BABIII
METODOLOGI PENELITIAN
Hetodalogi penelitian adalah tahapan-tli<hapan yang dilaku
kan untuk mancapai tujuan penelitian. Metoda Panelitian
disusun untuk mempermudah dalam pelaksanaan penelitian,
memperkecil tingkat kesalahan dan untuk mangevaluasi
terhadap auatu yang telah dilaksanakan dalam penelitian.
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalan penelitian ini mali
pull ~ludi pustaka, pembuatan dan pereiapan model insta
lasi skala laboratorium, pembenihan, pengoperaeian insta
laai, hasil pangamat,an dan pangolahan data, pembahasan
serta kesimpulan. Pad a bab ini dijelaskan mengenli<i ta
h~pan-tahapan tersebut.
3.2 KERANGKA PENELlTIAN
Kerangka penelitian adalah diagram alir yang dapat mang
gambarkan metoda penelitian y"'ng dilakukan. Karangka
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai barikut:
38
Stndl Pendabuluan Studi Literatur
r E'ersiapan Model instalasi Pei\golahan I j
pemben ihan Seeding
j Pengoperasian instalasi pengo laban
Variasi: - BOD/N
- konsentrasi BOO
- hidrolik loading
I Peni!olahan data I I
I Analisa dao Pembahasan I J
Kesimpulan
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian tersebut dapat diuraikan eebagai
berikut:
1. Studi pustaka terbadap permaaalahan yang diteliti,
baik mengenai teori, pendekatan matematis maupun
hasil-hasil peroobaan para peneliti
dilakukan sebelumnya.
yang pernah
2. Persiapan model instalasi pengolahan yang meliputi
pembuatan instalaei dan analisa ayakan terhadap media
yang diSunakan.
3. Pelaksanaan penelitian di laboratorium yang meliputi
pembenihan dan pengoperasi instalasi dengan melakukan
variasi terhadap BOO/N, konsentrasi BOO, dan hidraulik
loading serta menganalisa parameter yang akan diteli
ti.
4. Pengolahan data hasil percobaan, dengan menggunakan
metoda statistik, yaitu:
a. Statiatik deskritif, yaitu metoda untuk mengumpul
kan, mengolah dan menyajikan data ke dalam bentuk
tabel dan grafik. Metoda statistik yang digunakan
untuk mengolah data adalah rata-rata hitung.
b. Statistik inferens, yaitu metoda statistik yang
digunakan untuk manarik kesimpulan berdasarkan data
yang diperoleh.
5. Analisa dan pembahasan, merupakan tahapan menganalisa
dan membahas data ataupun grafik yang diperoleh.
6. Kesimpulan, merupakan tahapan untuk menarik kesimpulan
dari analisa dan pembahsan.
3.3 MODEL INSTAL~ PENGOLAHAN
Hodel instalasi pengolahan yang dipakai untuk menurunkan
senyawa nitrogen am~onia menggunakan reaktor yang berben
tuk tabung yang diiai dengan media karikil bardiameter 1
em untuk tempat tumbuh bakteri. Pada bagian bawah reaktor
biofilm ini terdapat perforated plate yanS digunakan
untuk meratakan aliran.
Kebutuhan udara untuk baktari diauplai dari kompresor di
mana pengaturan debit udsranya dilakukan dengan memasang
rotameter. Siatem aerasi yang ditunakan untuk mensuplai
udara yaitu sistem bubling, udara diinjeksikan langsung
ke reaktor yang ada bercampur dangan air limbah buatan.
Di sini udara dilepaskan melalui slat distributor atau
diffuser yang berbentuk porous ceramic tube. Porous cera
mic tube yang digunakan berbentuk lingkaran dan diletak
kan di dasar tabung.
Operasionsl model instalasi ini yaitu air limbah buatan
dari bak A dipompa ke bak C melalui pips la yang bar
diameter 3/4 inchi. Untuk menjaga ketinggian air agar
tetap konstan, pada bak C terdapat pipa over flow (2) ke
Hetodotogi Penetctcan 42
bak A. Untuk membuang kelebihan air dari pipa discharge
karena valve (a) 'dibuka maksimum digunakan pipa by pass
( 1c). Ini dimaksudkan agar pampa dapat bekerja sesuai
dengan daya hisap minimumnya. Dari bak C air dialirkan
secara gravitasi melalui pipa 3 yang berdiameter 3/4
inchi. Valve c digunakan untuk mengatur debit influen
yang dikehendaki. Secara bersamaan udara dialirkan dari
kompresor, melewati rotameter (E) untuk mengukur debit
dan mengatur debit udara yang masuk. Kalibrasi rotameter
dapat dilihat pada lampiran. Udara dan air secara searah
(co curent) dari ·bagian bawah reaktor kemudian melewati
perforated plate yang berfungsi untuk memeratakan aliran
air dan udara mel:ewati media kerikil. Effluen air limbah
yang diolah kemudian keluar ruelalui pipa 4. Hodel ins
talasi pengolahan skala laboratorium ini dapat dilihat
pad a gambar 3. 2.
' ' _;.._ '
"
'
0
" ,_
0
~T:
"
<
' '
'
" ' ' ' 0~ ;L
r <
c-"" ' :~ ' D ' ' I
' ,,
' 0
' ' ---- ------ ~
"
--~-
<
' ' ' • ' §
' D < D
,J ' '
' >;<],.,
-- - - '
"" Hetodoto$i Penatit,an 44
Keterangan gambar 3.2,
A Bak pencampuran air limbah buatan
B Reaktor biofilm
C Bak tampat menampung air limbah yang dipompa dari A
D Pompa
E Rotameter
F Kompresor
1!!: pipa discharge 3/4''
lb: pipa suction 3/4"
1c: pip a bypass 3/4"
2 pipa overflow 3/4"
3 pipa influen 3/4"
5 saluran udara 3/8"
Karakteristik inatalaai pengolahan skala laboratorium
dapat dilihat pad a tabel berikut.
Tabel 3.1 Karakteristik instalasi pengolahan
I. KARAKTERISTIK BAHAN
1. Bahan reaktor PVC
2. Bahan bak feedins/makanan plastik
3. Media bakteri kerikil
4. Diameter media 1 o•
II. KARAKTERISTIK "DIMENSIONAL
1. Diameter reaktor 20 om
2. Tin!l!li reaktor 200 o•
3. Tinsgi media 180 0>
3. -4 KOMPOSISI AIR LIHBAH YANG DIOLAH
Air buangan yang digunakan adalah air limbah buatan yang
komposisinya disesuaikan dengan air limbah domestik.
Sumber organik karbon digunakan glukosa, nitrogen dari
(NH4.)~03 dan phospor dari KHZP04.. Sedangkan nutrien
nutriennya di.czunakan l:!gS04..7HZO, CaClz.2HzO dan FeCl3
yang tujuannya untuk menunjang pertumbuhan mikroorganis
ma. Komposisi air limbah yang diolah dapat diihat pada
H,gtodolotJi P,grwL i (ian 46
tabel berikut.
Tabel 3 2 Komposisi Air Limbah Yang Diolah
BODIN Konsentrasi BOO Konaentrasi N (mg/l) (mgfl)
100:50 ~~~ 10o-
175 500 250
100:20 200 40 350 70 500 100
100: 10 200 20 350 35 eGO 50
100:5 zoo 10 350 17' 5 500 25
3./3 PELAKSANAAN PENELITIAN
3. 5.1 Seeding (Pembenihan)
Tujuan dari proses seeding ini adalah untuk membenihkan
suatu populasi mikroorganisme agar dapat membentuk suatu
lapisan biofilm sehingga mampu mengoksidasi kandungan
nitrogen ammonia yang terdapat dalam air limbah buatan
yang diolah. Proses ini merupakan proses pembibitan
sehingga makanan dan kondisi lingkungan hidup mikroor-
ganiema perlu diperhatikan. Pada proses seeding mikroor-
ganieme memerlukan nutrien organik maupun anor,anik yang
memadai.
Hetodoloei Pen.elitia.n 48
3. Oksigen Terlarut (00) effluen > 2 ~g/L TA6EL.3.3 KONOJSI OPERASJONAL REAKTOR
'
100
3. 5. 3 Parameter Yang Dikontr-ol
Salama reaktor dioperasikan dilakukan pangamatan tarhadap
beberapa parameter yaitu:
1. pH
Proses nitrifikasi sangat peka terhadap perubahan pH,
maka perlu dilakukan pengontrolan pH. Nilai pH didalam
air limbah buatan adalah antara 7 - 8. Jika nilai pH ku-
rang sesuai ditambahkan Na7.CQ~. Pemeriksaan pH ini
dilakukan dengan pH-meter.
2. Oksigen terlarut
Pengontrolan oksigen tarlarut ini dilakukan setiap dua
jam sekali dengan manggunakan botol Winkler. Debit udara
yang dialirkan ke dalam reaktor untuk ~emenuhi kebutuh
an udara mikroorganisme konstan yaitli 2.2 lJmenit. ·/
3. Debit
Pengontroloan debit dilakukan untuk menjaga waktu detensi
agar tetap konstan. Dilakukan dengan stop watch dan galas
ukur.
4. Telllperatur
T~mperatur reaktor pads percobaan laboratoriulll berkisar
telllparatur kamar. Pangukuran tamperatur dilakukan dangan
menggunakan termometar.
3. 5· 4 PARAMETER YANG DIANALISA
3.5.4.1 Pemeriksaan Permangana~ Value CPV>
Pemeriksaan terhada.p PV dilakukan untuk IQen.tetahui keada
an steady state pads kondisi percobaan yang dilakukan
sebelum dilakukan ~amp ling, juga untuk l!lengetehui angka
pengenceran terhadap pemerikaaan BOD. Pemeriksaan dilaku
kan sesuai dengan p.rosedur pad a Standard He thode. Car a
Kerja dapaat dilihat dilampiran.
3.5.4.Z BOD (Biological Oxygen Demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan cleh lllikro
organisma untuk menstsbilisasi substrat organik ssoara
biokimia dalam kead'aan aerobik. PeDeriksaan terhadap BOD
ini dilakukan pads awal setiap variasi yang dilakukan
untuk l!lengetahui konsentrasinya.
Reaksi penggunaan cksi~en tersebut secara lengkap aelama
20 hari dalam temperatur 20QC, namun berdasarkan
peroobaan diketahui bahwa prosentase terbesar dari total
BOD terjadi dalam 5 hari, sehingga untuk memudahkan
penetapan umumnya dilakukan pemeriksaan BOD" (BOD 5
hari). Prosedur pemeriksaannya sesuai dengan Standard
Methode. Cara kerja dapat dilihat pada lamp iran.
• 3.5.4.3 An.alis" Ammonium CNH<)
Pe~eriksaan terhadap ammonium dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana penurunan ammonium dalam proses ini.
Pemeriksaan ammonium dilakukan dengan metoda Nessler.
Sampel yang mengandung ammonium apabila ditambahkan garam
signeit dan larutan nessler akan mengahasilkan warns
orange yang dapst dd.deteksi dengan spektrofotometer pads
panjang gelombang 420 nm. Hasil pembsoaan skala absorbans
ini diplotkan pacta kurva standard ammonium. Cara kerja
dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
Pads proses nitrifikasi ammonium akan dioksidasi menjadi
nitrit dan nitrat. Pemeriksaan terhadap nitrit dilakukan
dengan menambahkan asam sulfanilat dan NED dihidrochlo-
ride sehingga larutan akan barwarna merah muda. Pembecean
dilakukan dengan spektrofotometer panjang gelombang 540
nm. Sedangkan pemeriksaan terhadap nitrat dilakukan
dengan menambahkan bruoin acatat dan asam eulfat pekat
eehingga larutan berwarna kuning. Warne yang timbul
didetekai pada panjang gelombang 400 nm.Cara kerja dan
perhitungan dapat dilihat pads lampiran.
3. Q. 4. 5 An.:o~isa MLYSS (Mixed Liquor Suspended Solid)
Pameriksaan VSS sebagai zat padat tersuspensi organik,
dilakukan untuk ~engetahui konsentrasi mikroorganisma
yang terlepas dari permukaan media (sloughing) dalam
effluan air limbah Yang diolah. Pemariksaan VSS dilakukan
dengan oara pemisahan zat tersuspensi dari larutannya
dengan menggunakan .kertas Baring serta pemanasan pada
suhu 550°C, Cara kerja dan perhitungan dapat dilihat pada
lamp iran.
3. 6 METODA SAMPLIING
Sampling dilakukan apabila kondisi operasional sudah
mencapai P~~Y $tGt•, Keadaan steady state tercapai bila
kemampuan pengolahan dari sistem mempunyai nilai konstan.
Keadaan tersebut diketahui berdasarkan pemeriksaan PV
(parmansanat value) pada influen dan effluen setiap dua
jam sehingga diperoleh angka pengolahan yang konstan
dengan fluktuasi removal kurang dari lOX.
Keadaan kondisi stedy state menggunakan parameter PV
dapat digambarkan sebagai berikut:
Hetodbtoei Penetitian 53
PV
waktu
Ga~bar 3.3 Kurva keadaan steady state
3. 7 ANALIT¥CAL QUALITY CONTROL
Analitycal Quality Control (AQC) ~arupakan suatu kontrol
analisa kuantitatif untuk menja~in ketepatan (akurasi)
dan kstalitian (presisi) dari data hasil suatu pengukur
an. Akurasi merupakan perbedaan antara nilai rata-rata
beberapa hasil pengukuran dangan nilai pengukuran yang
sebenarnya. Sedangkan presisi berhubungan dengan
penyebaran data-data pengukuran yang dihasilkan terhadap
nilai rata-rata pengukurannya, dinyatakan ssbagai nilai
standard deviasi.
AQC berfungsi untuk menghindari
antara lain:
kesalahan-kssalahan,
Operasional, seperti kesalahan dalam mslakaanakan pro-
sedur analisa Yang benar.
Personal, seperti keterbatasan kondisi fisik seorang
analis atau kebiasa&n kerja yang oeroboh.
Peralatan dan reagan, seperti kega4alsn peralatan men
capai keseimbangan dan kemurnian zat kimia yang ada.
Ada dua janis AQC, yaitu eksternal AQC yang bertujuan
untuk melihat ketelitian dan ketepatan analisa antar
laboratorium dan internal AQC yang bertujuan untuk
mengetahui ketelitian dan ketepatan seorsng analis. Pads
penelitian ini dilakukan internal AQC untuk satiap
parameter yang dianalisa. Analisa kontrol kualitas yang
telah dilakukan di laboratorium seoara lengkap ada pada
lampiran,
B A B IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1 UMUH
Pada bab ini dieajikan hasil panelitian dan analisa tar-
hadap data yang diperoleh pada penelitian yang telah
dilaksanakan, yang menyangkut:
Pengaruh perbandingan BODIN terhadap removal N-NH4 •
E'engaruh konsentrasi BOD terhadap removal N-NH• •
Pengaruh • hidrolik loading terhadap removal N-NH4 .
Data hasil penelitian disajikan dalam bantuk tabel dan
grafik kemudian dilakukan pembahasan tarhadap pengaruh
perbandingan BOD/N, konaantrasi BOD dan hidrolik loading
terhadap removal • N-NH• . Sedangka analisa oksigen ter-
larut dan HLVSS digunakan untuk menunjang data hasil
penelitian dalam reaktor biofilm aerobik.
Proses nitrifikaai yang berlangsung dalam reaktor biofilm
ini bersamaan dengan pengurangan aenyawa organik karbon
(combined carbon mddation-nitrification process). Se-
hingga dalam hal ini konaantrasi influen dari air li~bah
buatan, baik i tu konsenrasi BOD maupun sangat
mempengaruhi terj ad inya removal N-NH• +.
55
Has(! Pene1Lt(an dan Pernbahasan 56
Dari has~! penelit:ian yang telah dilakukan, dengan vari-
asi terhadap parameter penelitian diketahui bahwa dalam
reaktor terjadi proses nitrifikasi. Hal ini dapat diketa-
hui dengan menurunnya konsentrasi • N-NHo. s"rta terben-
tupny" nitrit d.;o.n nitrat (NO~J sebag.;o.~ hasil konversi da-
ri proses nitrifikasi. Ak.;o.n tetapi penurunan konsentrasi
• N-NH::. tida.k s"muanya kar.,na. proses nitrifikasi t .. ta.pi
juga k11ren01 sebagi"'n N-NH4• diguna.ka.n untuk sinte"a sel.
Removal N-NH4• pada re.;o.ktor ini dengan hidrollk loa.ding
5 m8
/(m2.hari) berkis.;o.r 69,74% sampai dengan 96,40%.
removal N-NH4 •
b,.rkisar antara 63.,457, sa.mpai dengan 83,33%. Sedang untuk
hidroli~- loading 10 m9 1 ( m2 . har i), • romoval N-NH4
antara 54,687. sampai dengan 68,85%. Removal
tertinggi di~apai pada hidrolik loading
yang
dengan konsentrasi BOD influen 225,89 mg/l dan konsentrsi
nitrogen 43.35 mg/1.
Va.riasi perbandinga.n BODIN d.;o.n konsentrasi 800 yang
dilakukan memberikan removal • N-NH4 yang b<'rvilriasi pul11,
ha.l ini berhubung11n erat d.,nga.n kesemp11tan bagi bakteri
ya.ng be~pe~an p11da nitr1fikasi untuk tumbuh dalam sistem
pengola.h5n ters.,but dala.m pe~saingannya. denga.n b11kteri
heterotroph memperoleh oksigen untuk kelangsungan hidup.
'
Hastt Penetieian dan Pembahasan 57
s~cara keselwruhan baik berada pad a
variasi BODIN 5-10 dan konsentrasi BOD 200-350 mg/1.
4.2 PENGARVH PERBANDINGAN 800/N TERHADAP REMOVAL N-NH4+
Reaktor yang digunakan pada penelitian ini di samping
digunakan wuntuk po>nurunan kadungan organik karbon juga
digunakan untuk penurunan kandungan nitrogo>n. Pada sistem
ini bakteri heto>rotroph dan autotroph bekerja secara ber-
sama-sama. Bakter~ heterotroph merupakan mikroorganisma
yang memperoleh energinya dari oksidasi organik karbon
sedangkan bakteri autotroph memperoleh energinya dari
oksidasi senyawa amorganik.
Variasi komposisi BOD:N:P yang digunakan pada penelitian
ini adalah 100:50:1, 100:20:1, 100:10:1 100:5:1
(BODIN~ 2, 5, 10 dan 20). Sedangkan konsentrasi substrat
yang diberikan sebesar 200 mgll, 350 mgll 500 mg/1
untuk mewakili konsentrasi subtrat rendah, sedang dan
tinggi. Removal N-NH4+ pada beberapa kondisi yan~;~ ada
secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.1.
Pada setiap variasi BODIN yang dilakukan, konsentrasi BOD
tetap sedangkan konsentrasi nitrogen ammonia • (N-NH4 )
berubah-ubah, Dari grafik 4.1 sampai 4.3, dapat dilihat
bahwa dari perbadingan BODIN sama dengan 2 ke BODIN sama
'
Has ( t Pene 1 it ian dan Pembahasan 58
dengan 5 terjadi peningkatan remnval, kemudian untuk
800/N lebih bes1'!r . . dar~ 5 removal N-NH4 menu run lagi.
Sehingga dari grafik tersebut d1'1pat diketahui bahwa pada
konsentrasi BOD yang sama. perbandingan BODIN sama dengan
• • 20 (konsentrasi N-NH., rendah) belum tentu r01moval N-NH4
lebih baik bila di~andingkan dengan BODIN lebih kecil 20
• (kon,;;entra,;;i N-NH4 tinggiJ .. Hal ini d1'1pat di,;;ebabkan
pada perbanding1'1n 800/N yang tinggi, kecep1'!tan mengok-
,;;idasi N-NH~ tidak dapat m1'1ksimum karena ko,;;entrasi
N-NH4~ r01ndah o;;.,hingga kecepatan difu.;;i ke d1'!la.m
lebih i1'1mbat. Denga.n semakin tinggi kon,;;.,ntrasi
semakin
•
biofilm •
N-NH4
c"pat
sehingga kecepat1'1n mengoksidasi N-NH dap1'1t ma.ksimum
dapat meningkatk1'1n • ros>mOV1'1l N-NH4 .
Menurut Sawyer yang dikutip oleh Renzo (1980), dengan
renda.hnya. perbandingan 800/N dapa.t meningk1'1tkan kecepa.t1'1n
nitrifikasi. Akan tertapi untuk perbanding1'1n BODIN lebih
kecil dari 3, seb1'1iknya digunakan sistem sperat01 state
nitritikasi.
Dari hasil percobaan untuk perbandingan BODIN o;;ama dengan
2, removal N-NH .. ~ menu run. ini disE'babkan
karena konsentras~ N-NH4.influen yang ada dalam air
ilmbah terlalu tinggi sehingga antara yang
'
diberikan dengan ke~epatan untuk mengok~ida~i ~ub~trat
tidak ~eimbang. Dengan demik~an bertambahnya kon~entrasi
akan mengakibatkan effluen pengolahan air limbah makin
bertambah buruk. Selain itu dapat juga disebabkan karena
ke~epatan difusi ok~igen ke dalam biof1lm tidak sebanding
dengan kec:epatan difu~i N-NH4+.
Ke<:epatan difu~i oksigen dan substrat ke dalam biofilm
tergantung pada konsentrasi dalam phase Lair dan kondisi
aliran. Pads konsentrasi yang tinggi kec:epatan difusi
subst.-at semakin ~epat. Sehin<;ga dapat t,..-jadi kec:epat"'n
difusi substrat lebih ~epat dari pads kec:epatan difusi
oksi';len untuk metabolisma aeroblk dimana ketebalan slime
yang aktif ditentukan oleh kedalam"'n penetrasi oksigen.
Sa>hingga agar ter"jadi removal yang optimum seisin
dip,.ngaruhl oleh kecepatan difus1 substrat, ke~epatan
penggunaan substrat oleh mlkroorganisma, juga dipengaruhi
oleh kec:epatan difusi oksigen.
Apabila kecepatan pertumbuhan bakteri men~apai maksimum,
sehingga lap~san biofilm semakin leba! tidak berarti ef1-
siensi pengolahan akan semak1n baik, ka.-ena efisiensi
pengolahan d1tentukan JUga oleh pen .. trasi
ke dalam biofilm ditentukan oleh
koefisien difusi oksigen dalam film, konsentrasi oksigen
'
Hasit Penelitian dan P&mbahasan 60
serta ke~epatan penggunaan oksigen oleh mikroorganisma
dan kecepatan aliran.
Dari hasil keseluruhan, removal N-NH~ • yang baik pad a
kondisi 800/N antara 5 sampai 10 dan konsentrasi BOD
antara 200 sampai 350 mg/). Sedangkan removal tert1nggi
N-NH4~ adalah 96,40%, yaitu pada konsentrasi BOD influen
sebesar 225,89 mg/1
sebesar 43,35 mg/l , ,
m/(m.h10ri).
dengan konsentrasi N-NH4 • influen
pad a hidrolik loading
HasCl Peneltt(an dan Pembahasan 61 ABCC<' PENGARUH BODIN TERHAOAP REMOVAL N-NH4
•
[
I<< <' <7,F<'' i i ' ,, < ,, < ' <<:'? < '' i ii < :< y,y :,;,;? i<i < i'<<< 'ii:T<<<'''i' i iiiTi ,,, <'i''T,:iT\i''< :<''?}1 'i'< '< < <'iT'<< '''''''ii: <?'<<''
[~~~-~A~~ 4.1 HUBU N~N AN;;::-BODIN de-~~:_,R~~OV~_L_~~-~~~ P_AD~ HID~~LIK L~ADI;;~_s_ m3/(m~.h-ari)_l ~.L:::·C -':.:: -~:- : .. :-;: ·:_:, ... ,--: .. ·: ,:::;:- ::,-;, .. :-: ·:< ·):> > :(,-: .. : :'> />: ;: > \. :; :_2, :,> \ ::·';j),':·<t=:ir>:::::.:::::<L;;,-)<';:~L:>:''L~2/>+'/'·;-:::=~:i:;::(+LLf:<:tj}\)(
~
" ~ ., I 2 '
2 ~ ~ > 0
" 1:!
2 4 6 8 1 0
BODIN
12 1 4
·-<>-·roo "" 210-240 n-gfl
+soo ~ 340-370 rrgfl
*roo~ 490-~~'iO rTg/1
1 6 18
r '· -' • ' • -' -'· ' ' fr ' ' • ,; [ g
m N
20
·:·.y:;.: .-.-.• -.-.,;,,·:.:::::::::::1
J
~ z 0 ~ 0
:.;,1 .·:·.-..
'I !. r' .
r-.,,=i -.l :·Y·.; ::.:: :::: q --' , -- -, p ::;
I
1:::::·:·1 >.- --, ·-·-: . '
0 oc 0 I
~ oc ~
~ ~ z ~ z ~ 0 ;- ,•] ---,
(- _, -:._1 I
j;
,_- -]
!. :.:j I' 'r 1_--- :·i
i :: .t1
F.·-· ·1
I'' I i- '- -l ;: I. i '
...... ·.·i --!
'I' _-._.·:· . . . . ·.·.·.: · .. · .. 1
--.. : .. -. _,'_j
' :._.:J
'::-::-. , - :.1 i'-'' i-:;-:·: ·l
··i I
,1'·_·:-: '
i :·- '-l
I -.. ._: IJ: -
-·1 •<' .·_ .. :< co •-._. I > I. L!Jr
I '
I
0 m
0 • o• 6 -" " 0
0 0
i
0
' ry
~ " 0
0 0
+
~ ro
Hasit Penelitian dan Pembahasan
0 ro
(%) t>HN-N lVAmT3tj
63
N
0
ro
"' 0 0
ij 0
'"
~
" -., I z
' z ~
"' > §' w a:
50 t:·',':·~
2
- - - --- --- ---------,'LllL:2/:::-:::::
4 6 8 1 0 12
BODIN
1 4
.~=
-<>-·aoo ~ 210-240 rYBII
+-aoo ~ 340-370 rYBII
* ao D ~ 49o-~:so mgtr --" --~
-' '.' '- •,•,-,.,.,,~-.;;;"":;_::~;,-,,_.,]
16 19 20
< ~ "· "
' ' ' ' " "· " " , ' !i ~ &
~ , ' m •
Hasit P!i'netitlan dan Pembahasan 65
4. 3 PENGARVH KONSENTRASI BOD TERHADAP REMOVAL N-NH .. ~
• R5'mcval N-NH~ yang t5'rjadi padil. pras<=s inl tidak hanya
dis,.babkan al,.h ok15id.;si bakt,.ri nitrifikasi saja t5'tapi
juga diguni'lkan untuk ;;int .. sa sel
het .. rotroph. Apabi-la ""makin b"sar kons .. ntra;;i substr.;.t
organik y,;.ng m.;.suk m"ngakibatki'ln sintes,;. s"l b .. rtambi'!h 1
""hingg,;. dapi'lt • m .. ny .. babkan k5'butuhan N-NH" untuk sint"""
s"l naik.
Dari rumus kimia dari s5'l yi'lng dip5'rk,.nalkan oleh Hoover
dan Porges i 1952), yai tu Co:<H7N02 , m .. nunjukk,;.n bahwa
mengandung unsur- nitrogen sekitar- 12%. s .. d.;ngkan menur-ut
Grady dan Lim (1980) nitrogen y,;.ng terkandung dalam s,.l
b"rkisar- antara 12% si'lmpai d"ngan 15%. Dan m .. nurut Me.
Carty dan St. Am,;.nt (1969)
nisma c5'nderung m"nggunak,;.n nitrogen yang beras,;.l dari
ammonium dt dalam pr-os"s sint""" S5'lnya.
Akan tetapi di taktor lain peningkatan konsentrasi orga-
nik dapat meny,.bi'!bkan proses nitritikasi terhambat. Kon-
sentrasi BOD ataupun COD influ"n tidak secara langsung
b5'rpeng.;.ruh pi'lda pros"s nitrif~kasi, tetapi dipengar-uhi
oleh aktivitas bakteri heterotroph yang menggunakan BOD
atau COD ters .. but.
HasiL Pen.e!itCan dan Pernba.».asan 66
Menurut Hanaki (1980), ada hipotesa penyebab
aktivitas bakteri heterotroph ini dapat menghambat proses
nitrifikasi. Hipotssa yang pertama d al am melakukan
aktivitasnya mungkin bakteri heterotroph menghasilkan
beberapa komponen yang menghambat oksidasi ammonia_
Hipotesa yang kedua adalah kemungkinan adanya persaingan
antara kedua bakteri untuk memperoleh doo
substrat, karena jumlah bakteri heterotroph yang banyak
akan menyelimuti kelompok bakteri nitrifikaai.
Oalam proses penyisihannya, senyawa organik yang masuk ke
dalam reaktor biofilm akan dikonversikan menjadi COz, Hzo
dan biomassa. Penambahan konsentrasi BOD ke dalam reaktor
akan memperbesar ketebalan slime, yang berarti jumlah
biomassa yang tumbuh (bakteri heterotroph) akan semakin
besar. Dengan bertambahnya lapisan slime ini maka
penetrasi oksigen juga aemakin terbataa. Sehingga dengan
semakin tingginya konsentrasi BOD yang masuk akan
mengurangi kesempatan bagi bakteri autotroph untuk tumbuh
seoara optimum. Hal ini terjadi karena baktari autotroph
harus berkompetisi dangan bakteri heterotroph
mendapatkan oksigan,
Dari grafik 4.4 sampai 4.6 dapat
konsentrasi BOD sabesar 200 mg/1,
dilihat bahwa
relloval N-NH• •
untuk
pad a
lebih
Hasi! Perw!Lt(an dan Pembahasan 67
tinggi di b~nding deng~n konsentrasi BOD sebes~r 350 mg/1
500 mg/1, Ak~n tet~pi p.,nurun~n removal
konsentr~si BOD s~m~ deng~n 350 mg/1 5ang~t kecil,
sed~ngk~n pad~ konsentr~si SOD lebih besar dari 350 mg/1
Penurun~n remov~l cukup bes~r.
'
Nasi l p.,n.,.l i (ian dan Pembaluzso.n 68
TABEL 4_2 PENGARUH KONSENTRASI BOD TERHADAP REMOVAL N-NH4
Hasit Pen.e1iti.an dan Pembahasan 69
0 0
I 61 0 .·. ~ ~ "
~
~ II !I II II 0 z z z z 0 -- - - -'" 0 0 0 0 § 0 0 0 0
m m m m
0 00 ~
0 00 ~
' + * ~ 0
0
~ ~ ~
" c " 0 0 ~
r ~ _, 0
it . I ' >j z
' z ')
" < > 0 ,
0 0 ~ ~ -rn 0 E 00 ~ ~
0 0 0 w m ~
w
" 0 0 , 0 • " 0 0 0
w
"' 0 <{ ~
~ c-~ z w
0 "' N ~ z
8 < 0
" 0 ~ z ~
w
" 0 z 00 2 N
., " < ~
0 w N z
< z -:· '1 0 .: -.j 0 ' z ' .;
0 ~ N
0 0 0 I
0 N N
0 0
mn' 00
' 6 " a I
• I z z
I I I
-· i !
: '-=-~
" < " ~ z w 0 z 2 < " _, ~
z < z <
" z a z 0 I 0
" " ~ , < w
h· I
-··I I 0
m
0 N
" z -0 0
"' I
0 ~ ~
!! " z z -- --0 0 0 0
"' "' ' * T
Hasi. t Penet it ian dan Pembahasan
ru
" z -0 0
"' $
0 ro
(%) VHN-N lVI\OV'J:3l:J
70
0 0 ~
0 ro ~
0 w 7
0 7 7
0 0< 7
0 0 7
0 ro m
0 w m
0 7
'" g ro
0 0
'" 0 ro ru
0 w ru
0 7 ru
0 ru N
0 0
c;<:\1 w
~ E --0
0
"' w <:
"' ~ z w
" z 0
"
8 z U>
'" z _, ;;; "' rn 0 0 ~
3 3
m !00 0 0
~
~ 1-·._.'·--
~ /~c ~ m 0
iil 0 1-··_ .. -,-··. ~ 0 0
w ~ 0
w ~ 0
'
8> t·' ,··· (, 0 ,-,,:,::-
w 00 0
~ 0 0
~
~ •O
~ ~ 0
~
g 1'--'-" !":·::.,-
~ 00 0
m 0 0
m m
REMOVAL N-NH4 (%) m 0
m m :3
"' rn 0
~ II ~
1L v:osvyoqw."'d v.vp '-'"'J1Jl"''-'ad lJSVH
Ui
*+ ill 0
~ II m
"' 0
~ il -0
I rn 0
~ II
1'5
00 0
i:,::·::·--·:· ::~ ·_ ·:1\iJ 'rfl:.j IJ ~ < f:·:- -. :n -.- .-._:j
r:.:-:,1 ;;; -·=·-~ :·.·.-: I
lj' ~ '" ~ 1···. ' " ,'1 >
'!········ ; 'I z - -'-' -I /::_:_,J ::t-
'1 'I 0 ---_ > ,.y- ~ '-·-·_-. 6 1::.1 z ·, :- -J "'
I ''I ~ '-<- ~
r=:) "'
---- "' /i:;:i ~ ·.-._. m
~:=~:::-! 6
I ''I , :'i::l ~ .• 1 z ·_:·:'··= ~
I' I ~ ·a
> I 0
~ r
f..:J ~ :,--._.j 0
1 .•• 1 ~ ,::·:·_· z t=<==:=·J GJ u,:.=.i ,: ·::_:•, 0 'j-·==---=1 ._, __ . -:-·.-.· ..
w
Hasi.l P"'neti tian dan Pembah.asan 72
4. 4 PENGARUIJ IflDROLIK LOADING TERlJADAP REMOVAL N-NH4 ~
Dari gambar 4.7 sampai 4.10 menunjukkan bahwa semakin
besar hidrolik loading, removal N-NH4+ semakin menu run.
Hidrolik loading mempengaruhi lamanya waktu kontak antara
air limbah yang diolah dengan mikroorganisma yang ada
dalam reaktor. Hidrolik loading Yang semakin besar
berarti kecepatan aliran seruakin besar maka waktu kontak
antara bakteri dengan air limbah semakin pendek.
Hidrolik loading ini sangat mempengaruhi penetrasi subs
trat dan oksigen ke dalam lapisan biofilm. Apabila keca
patan aliran terlampau cepat mengakibatkan transfer udara
ke dalam fase cair dan dari fase cair ke lapisan film
berkurang karena waktu kontak yang lebih pendek. Serta
transfer substrat ke dalam lapisan film juga berkurang_
Dengan berkurangnya substrat dan oksigen yang masuk ke
dalam biofilm dapat -menyebabkan pertumbuhan bakteri auto
troph semakin lambat. Dengan demikian dalam waktu yang
singkat tersebut hanya sebagian kecil ammonia saja yang
dapat dioksidasi.
Selain itu meningkatnya hidrolik loading dapat mening
katkan shear force/gaya geser yang dapat mengakibatkan
biofilm terkelupas dari m~dia sehingga menurunkan efi-
•
Hasi[ PeneUtian dan Pemho.h.asan 73
hidrolik loa.ding, besa,.-
eftlwen semakin kecil dan konsentrasi VSS semakin besar.
VSS (volatil suspended solid)
merupakan suatu bentuk mikraorganisma yang
tumbuh lapis"n biofilm.
hidr-olik ' ~ ~ 2 lo~d1ng ~ m lim .hari) yai tu 10' 31 sampai
15,46 mg/1 0 untuk hidrolik loadlng 7 ma/(m 2.hdri) ya;: tu
antara 24,24 mg/1 sampai 26,43 mgll, untuk hidrolik
45 062 mg/1.
Dan dari tabel 4.3 tersebut dapat dilihat bahwa pada
re-moval ' N-NH4 an tara 69,74% o;;amp<li dengan 96,40%.
Pad a hid raJ ik loading ' 83,33%.
Dan pad" hidrolik load1ng 10 m3/(m2 .har-i), re.movaj N-NH< +
antara 54,68 sampai dengan 68,85%.
'
Hasi.L Penelitian dan Pembahasan 74
"'"'"' PENGAAUH HIOAOLIK LOAOING TEAHAOAP AlOMOVAL N·NH'I
I
"' cc ;< z
"' z (3 z :J m :J I
"
- ···-:!
'·: ..
0 m
"' E -rn E
=::::-_ rn E
0 ~ ~
o G 0 - 7 ~ co II II
0 0 0 0 m m
* +-
m 7
" g "' *
Hasi.l Pen<>l ( L (an dan Pembahasan 75
(%) t'"HN-N l'if/\O!I'J3l:::l
0 ro
0
ill
ro
ro --
(') z
r~:. · ;.,-:': :-: <<'''' (c-: :-:,:-; :-)/ .,,:?:- :':::-:,:::- :,:_' · )_: .:::: -:_; · ./< '( :::-,-:)::-: :', ::, >::: ;,~,,-:;/,:'· ,-;;::\-:~::. ':'::'' .:?>: .:'·\·':!' ::;{:.:-:-: ·) : : :-: <'<H':'>''.:' /:,:-/\/',;:',,'/) .. :):}-;')}>:::c:-;::::-:'j:);·(:?\!'
:::-~M-~AR ~~~~-~~NGA~-~NT:'~ HI~Ra_l~ LO~~~~gan_~-~M~!.~L ~~N~-~-PAD;~OD/~ = sl:,,,, -.-~.L_:~:: .. : {,;~::;j:.:_,_,::~~:;:,~'~,-~,-.:;:_:_,,.:j:.-:, ·.\·.:.:,.::-._ ::·. :- : .... :,: · . -:· ·": -.. ,::: .:: __ ,:: :.;::,-, ,;_;_; :-:.::};.::-::,-::±:-::,: -~;::::,,:. ~L~:i:L~"j: .. :·.:jL~::.:':.·::::.:,:::;.:,:; -,:.: ;_·.:_: ·:- ._,,,_,_,_ ,,,,,._.,_ ,, ._.,,_, ,,,
# ~
~ I z z ~ <( > ~ ~
w cc
1 00
80
70
60 1·:· ::
50 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
HIDROLIK LOADING (m3/m2.hari)
--u- BOD=21 0-240 mg/1
+soD=340-370 mg/1
~1<:800=490-550 mgfl
9 95 1 0
< I ' ~
~ i ~
<. <
< 0
' " ' ' ~
' ~ ~ g
~ 0
# ~
v I z ' z ~
~ it!
6
5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
HIDROLIK LOADING (m3/m2.hari)
D =21 0-240 mg/1
+-soD=340-370mg/l
9 9.5 1 0
~ ~.
~
' ' ' ' ~ ~.
~
~
0
' fr ' ~
" i 0
' ~ ~
"-; 0 ~ 0 m .,'! ~ m rn ... ·i N " m
I ' ' ' I 0 • g
" I ~
' N " :r: 1-:' I ~
I> ·i !! ' " z 0 0 0 ' I .. I 0 0 0 z ~ 1 .. !
rn rn rn
,;;: ' " I ·- * 0 I ' "' I
" I i 00 =
w -I m
"' > i L
c .. N
"' --: l E 01 ' I ro --c --.. ' rn
• I :l E u ;: .. :.; -(!!
;~ (')
z m z ''i ~ 0 ' i 0
·::: i 0 i (j ... ~
~
" " " ~ ~ 0 0 "' "' 0 0 - I :r: ill
"' ill
"' "' z
"' ,·
!·: ::
r- ill
r .. ill
i·. ' 0 ' - ill
" 0 0 0 0 0 ,·
' rn ro ~ ill ill a:
"' (%) VHN-N lit i\OV1!3l::l m '
" > I "' .· I (')
BAB V
KESIMPULAH DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari penelitian yang meliputi 36 kondiai operasional,
dengan memvariaaikan BOD/N, koneentrasi BOD dan hidrolik
loading, didapat kesimpulan aebasai berikut:
1. Dari Penelitian ini diperoleh hasil, removal N-NH•
dipengaruhi oleh BODIN, konaentrasi influen BOD dan
hidrolik loading.
• 2. Removal tertinggi N-NH• yaitu 96,4%, terjadi pada
hidrolik loading 5 , ,
m /(m .hari) dan nilai BODIN 5' • densan konsentraei BOD dan N-NH4 masing-masing sebe-
ear 225,89 ms/1 dan 43,35 mg/1.
3. Pada nilai BODIN lebih besar dan lebih kecil dari 5
dicapai penurunan removal • N-NH• , untuk BOD/N sama
densan 10 penurunan removal yang terjadi sangat kecil,
sedangkan pacta perbadinsan BOD/N 20 dan lebih kecil
dari 5 terjadi penurunan removal yang cukup besar.
4. Untuk konsentrasi BOD lebih besar dari 200 ma/1,
• removal N-NH• mengalami p~nurunan. Penurunan removal
'"
ini pada konsentraei BOD 350 mg/1 tidak terlampau
tajam sedangkan pada konsentrasi BOD lebih beear dari
350 mg/1 terjadi pf>nurunan removal yang oukup besar.
• • 5. Pada hidi"olik loading lebih beaar dari 5 m /(m .hari),
removal N-NH·· mengalami penurunan, terutama untuk
' . hidrolik loading lebih beear dari 7 m /(m .hai"i).
5. 2 SARAN
Penelitian ini masih kurang eempurna. Perlu dilakukan
beberapa hal:
1. Penelitian dengan variasi debit udara eehingga dapat
diketahui transfer oksigen yang optimum ke dalam
lapisan film.
2. Penelitian dengan menggunakan media berdiameter lain
ata1.1pun media janis lain sehingga dapat diketahui pe
ngaruhnya terhadap efisiensi proses nitrifikasi.
DAFT AR PUST AKA
1. Aleart, G. dan Sumestri. 1884. Ke>todologi Penelitian
Air, Surabaya: Usaha Nasional.
2. American Public Health Association, American Water
Work Association, Water Polution Control Federa
tion. 1885, ~andard Methode for The Examination
and Water and Wastewater,
3. Benefild, 0. Larry and Randal, W. Clifford. 1980.
Biological Process Design foe Wastewater
treatment. Englewood Cliffs, New York: Prentice
Hall.
4. Culp, Gordon L. 1878. Handbook of Advanced Wastewater
Treatment. Van Nostrand Reinhold Environmental
Engineering Series.
5. Denny, et.al. "Nitrification in Trickling
Water Polution Control Federation.
896-802.
Filters"
Vol 58:
6. DeRenzo, D.J. 1878. Nitrogen Control and Phosporus
Removal in Sewage Treatment, New Jersey: Park
Ridge.
7. Eokenfelder, W. Wesley, 1866. Industrial Water Polu
tion Control. Tokyo: Me. Graw Hill.
81
Da.fta:r Pusta.ka. 82
8. Faup, at.al. 1982. "Biological Nitrification in an Up
Flow Fixed Bed Reactor (UFBR)", Water Sc.ience
Technology, Vol 24' 795-810.
9. Gaudy, Anthony F., Elisabeth T. 1980. Microbiology
Envir-onmental Scientist and Engineers,
Auckland: Mo. Graw Hill.
10. Glenn, et.al. 1974. "Plastic Medium Trickling Filters
ror Biological Nitrirication". Water Pol uti on
Control Federat.ion, Vol 48: 937-946
11. Grady, Leslie and Lim, Henry C. 1980. Biological
Wastewater Treatment. New York' Hercek Dekker Inc.
12. Hammer, Mark J. 1975. Water and Wastewater Techno
logy. New York: John Willey and Sons Inc.
13. Hanaki. 19BO."Effect of The Kinetic of Heterotrcphs
on Nitrification in A Suspended Growth Reactor".
Water Research. Vol 24: 289-288.
14. Lembaga Penelitian. 1883. Petunjuk Pelaksanaan Pene
litian Institut Teknologi Sepuluh Nop0mber Sura
baya: ITS.
15. Metcalf and Eddy. 1878. Wastewater Engineering:
Treatment O.isposal Reuse. New Delhi: Tata He. Graw
Hill.
16. Rich, Linvil G. 1874. Unit Operation or Sanitary
Engineer.ing, New York: John Willey and Sons Inc.
Da.fta.r Pv.stal<.a. 83
17. Sawyer, Clair N and Me Carty. 1978. Chemistry for
Environmental Engineering, Me Graw Hill Seck Com
pany.
18. Schroders, Edward D. 1977. Water and Wastewater
Treatment. Tokyo: Me. Graw Hill.
19. Suriawlria, Unus. 1977, Milcrobiologi Lingkungan.
Program Pendidikan Teknik Penyehatan: ITB.
LAMPIRAN 1
PEMBUATAN SUBSTRAT
' Mis<Olk1'1n '" ya.ng diinginka.n
BOD:N:P " 100:5:1
N yang diperlukan • 5/100 " p yang dip!!rlukan • 1/100 " 1. Glukosa (C6Hu0o;)
" '" mg/1
'" mg/l • " 000 mg/l • '
EM Glukosa ~ 12~6 + lx12 + 16x6 ~ 180
C«H1206 + 602 6C02 + 6H20
6 mol 02
6 (32)
Lam.p>:ran 84
mg/1
mg/1
Jadi 1 mg Glukosa. ~ 1.067 x 0,75 ~ 0,8 mg 800~
Jumlah gula yang dibutuhka.n ~ 50010,8 ~ 468,60 mg/1
8M ~ 14x2 + lx8 + 12xi + l6x3 ~ 96
N 25 mg/1 ~ 96/14 x 25 mg/1 ~ 171,43 mg/1
3. KH2PO<.
8M KH2PO<. ~ 39xl + 2xl + 31xl + 16x4 ~ 136
5 mg/1 adalah 136/31 x 5 mg/1 ~ 21,94 mg/l
'
L<m<pir-an. 65
LAMPIRAN 2
ANALISA AMMONIUM <NH4 •)
BAHAN-BAHAN!
1. Reagent Nessler
100 gr hlth dan 70 gr KI diQ:eru5 dalam mortir densan
sedikit air sampai halus
kemudian dilarutkan dalam 160 gr NaOH/500 ml dan
diencerkan sampai 1 liter
biarkan mengendap dahulu dan diambil eupernatannya.
2. Garam Signets
100 gr K.Na.Tartrat dilarutkan dalam 300 ml air
ditambah 10 ml reagent Nessler sebagai pengawet
kemudian diencerkan sampai 1 liter.
3. Larutan Standar Ammonium 100 m~t/1 NH4
menimbang secara tel1ti 0,2966 gr NH4Cl
melarutkan dala~ labu ukur 1 liter dengan aguadest
menambahkan 3 tetes toluen sebagai pengawet
CARA KERJAI
1. memasukkan 25 ml sampel ke dalam erlemeyer
2. manambahkan 1,25 ml garam signait
3. menambahkan 1 ml nesslar
Lam.piran 813
4. mengocok erlemeyer tersebut dan diamkan selama 10 me-
nit
5. men~ukur dengan spektrcnic 20 pada panjang gelombang
420 nm.
PEMBUATAN GRAFIK KALIBRASI
1. Henyiapkan larutan standard dengan kcnsentrasi
2. Helakukan analisa sesuai dengan care kerja untuk
analisa tHI·•·
Tabel 12 1 KALIBRASI NH4 •
• NH4 Cmg/1) Abso:rbans
0 0
0,5 0' 045
1 0, 078
2 0, 145
4 0,2135
5 0,345
10 0,895
20 1. 340
Y := a + bX
di mana: Y = konsentrasi, mg/1
X = absorbans
l..rnn.piran. 87
• Dari Gratik L2.1 Kalibrasi NH'" didapatkan:
Y = -0,1254165288 + 14,93420262 X
' r = 0,998
' " ' • ' • " • • ' " i • i '
GAIIBAR U..l Y.I\LIIIIIISI AIIIIOHIUII
"~---___:=======-----~
'
"
'
' ·' • 8 • 9 1.1 1.2 1.3 1.41 •
L<VI'r.pi:ran 88
LAMPIRAN 3
ANALISA NITROGEN NITRAT <N-NQ9 -)
BAHAN-BAHAN•
1. Brucin Acetat O,SX
melarutkan 0.5 gr bruoin dalam labu ukur 100 ml dengan
asam aoetat glacial (CHsCOOH pekat)
2. HzS04. pekat
a. Larutan Standard Nitrat (100 mg N-N03/l)
menimbang ctengan teliti 721,8 mg KNOs atau 607,5 mg
NaN03
mengencerkannya dalam labu ukur 1 liter
CARA KERJAo
1. memasukkan 2 ml sampel ke dalam erlemeyer
2. menambahkan 2 ml brucin acetat
4. menambahkan 4 ml Hz SO<~- pekat
S. mengukur dengan spetronic 20 pada panjang gelombang
400 nm.
PEMBUATAN GRAFIK KALIBRASI
1. Henyiapkan larutan standard dengan konsentrasi
2. Helakukan analise sesuai dengan cara kerja untuk
analise N-NOa-
Lam.ptrcm 89
TABEL L3 1 KALIBRASI N NOs --NO• (lllll/l) Absorbans
0,00 0,00
0,20 0,03
0,40 0,07
0,50 0,08
1,00 0, 195
2,00 0,41
4, 00 0,80
5,00 l, 00
Dari llrafik L4<1 kalibrasi NOs didapatkan:
Y ~ 0,0405641848 + 4,94216113 X
r~ ~ 0,9995
• • I ! ~
CAKUR LB.! !UlLIBRAii MIIIIOCEN MURAI
1.1 1.2 1.3 1.41.
USOJIIIAIIS
Lampiran 91
LAMPIRAN 4-
PENGUKURAN NITROGEN NITRIT (N-NO" -)
BAHAN-BAHAN:
1. Sulfanilic Acid
1 gr sulfanilic acid dan 5 ml HCl pekat diencerkan
dengan aguadest sampai 100 ml.
2. NED dihidroohloride
100 mg NED dihidrochloride dilarutkan dengan agua
dest bebas nitrit sampai 100 llll
3. Larutan standard Nitrit (100 ms N-N02/l)
menil!lbans densan teliti 492,9 mg naNOz
mengencerkannya'dalam labu ukur 1 liter.
CARA KERJA
1. Hamipet 25 ml eampel yang telah di~aring, kemudian
masukkan dalam erlameyer 25 ml
2. Henambahkan 0,5 ml larutan Sulfanilic acid
3, Hanambahkan 0,5 ml NED dihidroclol'id@o, kocok dan
mendiamkannya selarna 15 manit
4. Hembaca absorbansinya pada spektronic 20 densan pan
jang gelombang 640 nm.
Lam.pira.n 92
PEKBUATAN GRAFIK KALIBRASI
1. Menyiapkan larutan standard dengan konsentrasi
2. Melakukan analisa sesuai dengan cara kerja untuk
analisa N-NO>:-
TABEL L4.1 KALIBRASI N-N02 -NO• (I!IS/l) Absorbans
0, 00 0
0,005 0,025
0' 01 0,045
0,02 O,OBO
0,05 0, 180
0, 10 0,360
0, 15 0,550
0,20 0,730
Dari srafik L5.1 kalibrasi NOz didapatkan:
Y = -0,001805360034 + 0,0.2751214401 X
rz = 0,8895
CAKBAJ! U.l XIILIDAASI NUllOGEH NUJ!IJ
·'
·" ·" ·' ·" ,>J / I
' ~I
// \ -1 ! .116
• • I • i .~ • ' • ' •
. ' ABSCIIIANS
Lamptran 84
LAMPIRAN 5
ANALISA PERMANGANAT VALUE (PV)
CARA KERJA1
1. Erlemeyer dibebaskan dari zat organik, dengan oars
sebagai berikut:
a. mengiei erlemeyer dengan air/aquadest
b. menambahkan larutan KHn04 0,01 N sampai timbul
warna ungu
c. memanaskan ± 10 manit, dan apabila warna unsu hi
lang tambahkan laSi KHn04 0,01 N sampai warna unsu
tetap ada setelah dipanaskan ±10 menit
d. Air tersebut dibuang, dengan demikian erlemeyer
tersebut telah bebas zat organik.
2. Elemeyer yang telah dibebaskan zat organik diisi de
nsan 100 ml sampel dan tambahkan 2 ml H:t504 serta di
tambahkan KH..,0 .. sampai warns ungu
3. Hemanaskan sampai mendidih, kemudian tambahkan 10 ml
KHn04 dan dipanaskan ke~bali selama Z 10 menit
4. Henambahkan 1 ml asam oxalat 0,01 N dan setelah warna
ungu hilang dititrasi dengan KHn04 sampai timbul warns
merah muds.
L"""-P!:I'<>.n. 95
PERHITUNGAM
PV " 1000 nl sanpel [(10~a)N KMno~ - Cb , N Oxalat)] 31,6 . P
dimana: PV " angka Permanganat (mg/1)
• " volune tit ran KMno~ (ml)
b " volume penambahan a sam oxalat (ml)
N KMno~ " normalit·as KMno~
N oxalat:: normalitas a sam oxalat
P = derajat pengenceran
Lampiran 96
LAMPIRAN 6
ANALISA BIOLOGICAL OXYGEN DEMAND CBOD)
CARA KERJ A AHALISA BOD
Pada prinsipnya, analisa BOD sama dengan analiaa oksigen
terlarut, yaitu:
1. Sampel yang telah ada di dalam botol Winkler ditambah
kan 2 ml larutan Mn504 dan 2 ml larutan pereaksi oksi-
''" 2. Henutu~ kembali botol dengan hati-hati untuk mencegah
terperangkapnya udara luar, kemudian mengocok botol
tereebut
S. Membiarkannya selama 10 manit agar gumpalan menjadi
turun
4. Henambahkan 2 " H.tSQ4 pekat ''" menutup botol ter-
sebut kembali, ''" dikocok
5. mengambil 100 •1 da:d botol Winkler tersebut ''" memasukkannya de lam erlemeyer
8. Henambahkan amylum sampai terbentuk "arne biru kehi-
taman
7. Menitrasi erlemeyer tersebut dengan larutan Na.ocS::tO"
sampai "arne biru hilang dan mencatat volume titran
J>ERHITUNGAN
1. Oksigen Terlarut {OT)
OT ~ • ' v . 8000 p
dimana: OT ~ oksigan tarlarut, mg/1
• ~ volume Nazszos, ml
N ~ nor111alitas NazS2Qs, ' 0 ~ volume yang dititrasi, ml
2. BOD30
• BOD
10 • ~
[ (Xo - X~') (Bo B")] ( 1-P) p
dimana: BOD20 • ~ oksigen yang dibutuhkan untuk oksidasi
'" orsanik pad a suhu 20°C dan selama
' hari 0•
Xo ~ oksiSen terlarut sampel pad a t=O hari,
mS/1 02
X• ~ obligan terlarut sampel pad a t=5 hari,
IllS/ 1 O•
Bo ~ oksigen terlarut blanko pada t=O hari,
IllS/ 1 O• ,, , ok:siSen terlarut blanko pada t=5 hari,
1!10[/ 1 O•
Lmnpira.h. 96
LAMPIRAN 7
ANALISA MLSS DAN MLVSS
CARA KERJ A ANALI SA HLSSo
1. Hemanaskan kertas saring dan cawan dalam oven pads
suhu ± 105°C selama satu jam, setBlah didinginkan
dalam desikator Salama 15 manit, kartas ssring ter-
sebut ditimbang
2. Hen~ambil 50 ml yang sudah dikocok mereta dan dima-
aukkan dalan alat penyaring, yang telah ada kartas
earing di dalamnya. Penyaringan dilakukan dengan sis-
tem vacum
3. Filter kertaa beraama residu haail penyaringan dima-
sukkan dalam cawan yang telah ditimbang dan kamudian
dipanaskan kembali dalam oven 0 105 C selama satu jam.
Kemudian didinsinkan dalam desikator selama ± 15 menit
dan ditimbang.
ANALI SA HL VS$1
1. Setelah menentukan HLSS, kertas saring + residu dalam
cawan dipanaskan pada furnance 550°C selama~ 1 jam
kemudian dipanaskan pads oven 105°C selama setengah
jam
2. Setelah itu didin,ginkan dalam desikator ± 15 manit dan
segera ditimbang.
PERHITUNGAN1
-MLSS::: (a- (b + c)).1000 0
MLVSS ::: MLSS - [ "-' ccJ''-0 )
dimana: MLSS " mixed liquor
• " berat caw an,
suspended solid,
kertas saring '"" sudah pemanasan 105°C, .,
b " berat oawan sesudah pemanasan
0 " berat kertas sa ring sesudah
105°C, .,
mg/1
residu ··-105°C, .,
pemanasan
d " volume sampel yang dil'laring (ml)
' " berat cawan '"" residu satalah pemanasan
550°C, .,
LAMPIRAN 8
ANALITYCAL QUALITY CONTROL (AQC) NH• +
• 1. Henyiapkan larutan standard NH.. yang nantinya akan
dianalisa sesuai dengan cara kerja analisa • NH ...
Larutan standard ini diusahakan dibuat mendekati
konsentrasi sampel yang akan dianalisa untuk menambah
kstelitian. Selain itu larutan harus dibuat dari bahan
kimia yang pro analisa (p.a).
2. Alat-alat kimia ;<ang akan digunakan dikalibrasi terle-
bih dahulu.
3. Analisa larutan standard yang telah dikstahui konsen
trasinya dilakukan ssbanyak minimal 30 kali.
4. Hi tung nilai rata-rata dan standard deviasi dari data
yang telah diperoleh, kel!ludian buatlah histogram
distribusi frekuensi dan mencari ukuran akurasi dan
presisi.
5. Hembuat suatu control chart untuk memantau proses
analisa sampel.
6. Penyebaran data disekitar nilai rata-rata pada control
chart tidak melebihi batas atas (x + Zo) dan batas
bawah (x - Zcr).
Lampi ran. 101
TABEL L8. 1 ANALITYCAL QUALITY CONTROLAMONIUM
2
8
12
16
19
21 22
0.079
0.076
Konsemrasi NH4 rata-rata= 1.0142 mg/l
Standard deviasi = 0.0257
II I ' ' I "
0_9752
I '
.OJ52 I ' I I
0.9902
1 0202---il
0.9752
1.0802
Lwnpi.r-an 102
~~~ 18.1 Dl!l!l~SI rnliiii!IISI ~~C ~/lrolllllH 14 1<
Ill
ll 0
4
' 0
' i ! i : l i I
'
Lampirarr. 103
Garnbar L8.2 Control ChartArnonium 1.12,,----------------------,
: I '1-- ......... -------------------........... --------- -------.................... _. _____________ -------1 i ~ E:l E:l = D = ::J 0 S E:l D D D = 9S Ol =o EJ EJ =s D"" ::l S OJ'
~ ~ -- --- ----- --- --- ------ --- -- ' ' . ' .. .__ ----- --- -- --- --•. ' .. ' -- .. -- --- ----- --- --- ------ ----- .... ' .... ' .. ' ... -- ----. : i {\ i !
'""···· ················· +I··· ··········· il · "t ············· I\ ··················································· Ii '"1.¥;~;··~84;\;•'M•P.•,===; ~-:
·j ····~::;·····;l····~········u······v····~·········· , .. / ......... , ~~1·············· v ·········································· ······~··I o ~-_ _; __ ;_,_;_;_.\.l.\i •. \.,.U•.-'-~ __ ;_1_\ tt_(: .. C.U .. ':' .. ~li_X __ U_ ; _1_{).\\}!U.\.l:\.C ... !'. ,;_,;_;•_l!i_,_,_~~~
! ! "'~err;-,-;;-;-;;====== -- i ~ 3 4 ~ e 7 ~ 810I1~213141516171.alno21iz2324252~27::>e:<9X
NoSampel
,__ i ! "~""'~ = I G1 ·~ I I~ i::-30 = 0('€.28 I iXrt+2S;} = 1 co=e;
'
LAMPIRAN 9
ANALITYCAL QUALITY CONTROL <AQC) N-NOs-
1. Menyiapka.n laruta.n standard N-NO" yang n.antinya akan
dianalisa sesuai dengan cara konja analisa N-NOs-.
Larutan standard ini diusahakan dibuat mendekati
konsentrasi sampel yang aka.n dianalisa untuk menambah
ketelitian. Selain itu la.rutan harus dibuat dari bahan
kimia yang pro analisa (p.a).
2. Alat-alat kimia yang akan diguna.kan dikalibrasi terle
bih dahulu.
3. Analisa larutan standard yang telah diketahui konsen
tra.sinya dilakukan sebanyak minimal 30 kali.
4. Hi tung nilai rata-rata dan standard deviasi dari data
yang telah diperoleh, kemudian buatlah histogram
distribusi frekuensi dan mencari ukuran akurasi dan
presisi.
5. Membuat suatu control chart untuk memantau proses
analisa sampel.
6. Penyebaran data disekitar nilai rata-rata pada control
chart tidak melebihi batas atas (X + 2<>') dan batas
bawah (X - 2<>').
Lampiran 105
TABEL L9. 1 ANALITYCAL QUALITY CONTROL NITROGEN NITFIAT
15
Konsentrasi N-N03 rata-rata = 1.000997 mg_!l Standard devia~i = 0.02573
1.0290
0.9796
1.0043
,I
I '
Lam.pi.ran 106
~!ill~ L9,J ~I!l~IOOSI FRmJEII!I AQC ~MI!ill\1 12
,}----------+ 19
J-------,·- -----+ i ---,--,----+ ,
f---f4 f---f2 h----,--f i
' 0 !
' l I i I
•
Lampiran. 107
Gambar L9.2 Control Chart N-Nitrat I 05 1
ir:l o o "'"'a a"'"' a a a ~an a a o e e "'s c E s 8 e a a om I ~
I "'''""'' ~ , -~ '~ I-~ -..,~"' i"" ~V- >
'~ 1""+...0 ~ 1 ~""
Lampiran lOS
LAMPIRAN 10
ANALITYCAL QUALITY CONTROL <AQC) N-No~-
1. Henyiapkan larutan standard N-N03- yang nantinya akan
dianalisa sesuai dengan cara kerja analisa N-NOz-.
Larutan standard ini diusahakan dibuat mendekati
konsentrasi sampel yang akan dianalisa untuk menambah
ketelitian. Selain itu larutan harus dibuat dari bahan
kimia yang pro analisa (p.a).
Z. Alat-alat kimia yang akan digunakan dikalibrasi terle
bih dahulu.
3. Analisa larutan standard yang telah diketahui konsen
trasinya dilakukan sebanyak minimal 30 kali.
4. Hi tung nilai rata-rata dan standard deviasi dari data
yang telah diperoleh, kemudian buatlah histogram
distribusi frekuensi dan mencari ukuran akurasi dan
presisi.
5. Hembuat suatu control chart untuk memantau proses
analisa sampel.
6. Penyebaran data disekitar nilai rata-rata pada control
chart tidak melebihi batas atas (x + 2o) dan batas
bawah (x - 20").
Lampi.r-an 109
TABEL L10. 1 ANALITYCAL QUALITY CONTROL NITROGEN NtTRIT
7
12
17
30
Konsemrasi rata-rata N-N02"" 0.199957 mg/1 Standard deviasi = 0.003238
II
7 I
0.2017
I
il I
-- -.4-
Lampir-an 110
~!llilR U0.1 II!!RIOOSI fR!Ill!JISI MC ~HI!Ril 12
l--------+ 18
f-7----:;r=:::::;---t 8 -------+> -------+4
I
--,1 i
' i ! i l I i I
'
Gambar L10.2 Control Chart N-Nitrit o .•
.~.~959999955DDD39D9GB99DwDDBDD9~ 0 """' ------- --. ' .... ' .. ' .. ' . ' ' .. ' . ' . ' ' . ' ......... _____ --- -- --- --- --- ------ -- ----- --- .. ' .. ' . ' ........ ' .. --- -- ------ ------ ----- -- ---
I . ' 0.2041 .................... '.. .......... -------------................ .., .. ___________ .. _____________ ,
' I
o_ 194 ................ ______________________ ---.................. ---------------- .................................. .
jJO:JO: ll< l~ "' '~ '" '" '"; ; I;'"'""''""' lli '";I';,;.;'""""' >I<"''""'"" ll<
''"'~-r-r-co-1Cc-CJCCC\CCO::COCC:C::OOC:CCCOCOC!CCOC!CCCC --1 2 3 4 s e 7 a S101112'3141~1s17161920Z122Zl24252'li72'l28ro fb. s.,...,
Lampiran 111
~
;~_...,.. "0.1=
~
X<t-20lC" 0.1= -Y-rt+ <:SO " o.:ccesss
TABEL. L.11.1 ANAL.ITYCAL. QUALITY CONTROL. PV
2 0
" 4
' 2800
9
14 2_810
2820
19
20
2.2.
26 27 00 00
30
on$entrasl rara-rat<~ PV = 35.61 mgll
tandmd deviasi = 0.1039
35.61 :1
I
.!
35.50
II I
35_50 ' ' 35.61 I!
i '
I 35_61
!I
' ' ' ' li ' I I '
J5.61
Lampiran 113
La;mpiran. 114
< i ! " • l l I l ' '
Lam.piran 115
Gambar L i 1.2 Control Chart PV
~] i _ ~33~D3~DGDDDDDDDDDDBDDDDDDDDDDI ~ ·················································•············· ................................................................... 1
XOjm F'lmm•••••••••··•· ~~~. /\.iYI : ,~. T. 'T.i\';\'/.J .. \ ... r··· "! ;,,~;> ····\J. ~UL ~J !
! soj: • '" '"'" ,.,,.:,''' ''' ''' "' '"" '' '" "'"' "'~'""' '" "''' •" ·: ~~~ ............ ....... .................. . ........................ ················ ···················!
!
"'"c~~-c,-,-,-c;c;;c-c;c~C"CCCC'TTOTTOC::D""'"' 2 3 ~ 5 e 7 8 91011 120141,o1817181.920212223~25i<'2728~io
floS=pol
~
,.,.., ... ~""" t
~ f
I"'·-~::».•*• I I~=~~~, I
Lam.pCran 116
LAMPIRAN 12
ANALITYCAL QUALITY CONTROL <AOC) BOD
1. Meny-iapkan larutan standard BOO y-ang nantinya akan
dianalisa sesuai dengan oar a kerja ana lisa • NH<. .
Larutan standard ini diusahakan dibuat mendekati
konsentrasi sampel y-ang akan dianalisa untuk menambah
ketelitian. Selain itu larutan harus dibuat dari bahan
kimia yang pro analisa (p.a).
2. Alat-alat kimia yang akan digunakan dikalibrasi terle
bih dahulu.
3. Analisa larutan standard yang telah diketahui konsen
trasinya dilakukan sebanyak minimal 30 kali.
4. Hitung nilai rata-rata dan standard deviasi dari data
yang telah diperoleh, kemudian buatlah histogram
distribusi frekuensi dan menoari ukuran akurasi dan
presisi.
5. Membuat suatu control chart untuk memantau proses
analisa sampel.
6. Penyebaran data disekitar nilai rata-rata pads control
chart tidak melebihi batas atas (x + 2~) dan batas
bawah (X - 2<>).
TABEL L 12.. 1 ANALITYCAL QUALITY CONTROL BOD
Konsemrasi rata-rata BOD= 204.6 mg/1
Standard d<Viasl = 7.3278
--
La:m.ptran. 117
Lampi.ran.. 118
L1l.l DlS!RlOOSl Fi!llllliSl MC ~~ 1> !4 11 19
i b
4
' 9
' i ! i • • . ~ ! I
'
Lampiran 119
Gambar L 12.2 Control Chart BOD
'"'-'-r,-,cc,-r,-,c,ccc,-,c.',C,o,,-,c,-,c\';;-,T,e-,r0c,'c,,r,r,'~""'·'<irer~r,r0 o~c,r,rcr,r"7C. T"r"r.-,J, ~1o. ~o.-rpl
Lamptrar; 120
LAMPIRAN 11
KALIBRASI ROTAMETER CFLOW UDARA)
ALAT-ALATo
1. Volume mater udara dengan kapasitas tertentu
2. Flow meter udara dengan skala tertantu
3. Kompresor
4. Stopwatch
CARA KERJA
1. Henghubungkan flow meter udara dengan kompresor dan
volume meter udara
2. Helakukan set Stop waoth untuk waktu satu manit
3. Mencatat volume meter udara yang melalui volume meter
selama satu manit pada satiap skala tertentu dari flow
meter
4. Helakukan sebanyak tiga kali pada setiap skala alat
5. Helakukan rata-rata hitung
6. Hembuat kurva kalibrasi
TABEL L13 1 KALIBRASl ROTAMETER UOARA
SKALA ALAT DEBIT (1/msnit)
10 0,1786 15 0,4545 20 0,7878 25 1,1875 30 1' 5652 40 2,1988 50 2' 7842 eo 3,5088 70 4,2572 80 5,0772 90 5,7964
100 6,4867 110 7,0926 120 7,6316 130 8,4639 140 9,0833 150 8' 5711
Lampi.ra.n. 122
NVilJl~N~d liSV" IIJ.VI] ~-~11 1_;1
8ZJ UD:i)cdWD1
-- -----------
'"'" U<.,. DATA HASIL PENEUTIAN Ho.si1 Penetitian dan. Pembohasan
Lanopira>< 125 PENELITIAr.l
· ... ·t ·.· '
Lctmpiran 126
LAMPIRAN 15
CONTOH PERHITUNGAN KEBUTUHAN UDARA DALAM REAKTOR
Pada penelitian ini, debit udara yang digunakan kon3tan
yaitu 2,2 1/menit.
Jika diketahui p udara = 1164,8 mg/1 dengan kandungan
oksigen 21% dan efisiensi transfer oksigen diasum~ikan
sebesar 10% (efisiensi transfer oksigen antara
maka:
Massa udara influen ~ g uadara x p
10-30%)'
= 2,2 1/menitx 1164,8 mg/lx 0,21x 0,1
= 53,82 mg Oz/menit
Untuk debit air sebesar 1,85 ml/detik
kebutuhan aksigen reaktar adalah:
(0, 11 1/menitJ,
Kebutuhan aksigen reaktor = DOin - DOett + Oz transfer
'
= [(0,3- 5,12) X 0,11 + 53,82
= 53,28 mg Oz/menit
La.mp(ran 112
LAMPIRAN 11
ANALITYCAL QUALITY CONTROL (AQC) PV
1. Menyiapkan larutan PV dengan konsentrasi yang sama
yang nantinya akan dianalisa sesuai dengan cara k<1rja
analisa PV. Larutan standard ini diusahakan dibuat
mend<1kati konsentrasi sampel yang akan dianalisa untuk
menambah ketelitian. Selain itu larutan harus dibuat
dari bahan kimia yang pro analisa (p.a).
2. Alat-alat kimia yang akan digunakan dikalibrasi terle
bih dahulu.
3. Analisa larutan standard yang telah diketahui
trasinya dilakWkan sebanyak minimal 30 kali.
konsen-
4. Hitung nilai rata-rata dan standard deviasi dari data
yang telah diperoleh, kemudian buatlah histcgram
distribusi frekuensi dan menc:ari ukuran akurasi dan
presisi.
5. Membuat suatu control
ana 1 i sa sampe 1 •
chart untuk memantau proses
6. Penyebaran data disekitar n~lai rata-rata pada control
chart tidak melebihi batas atas {x + 2a) dan batas
bawah (x- 2a).