Thesis Anova 2 Arah
-
Upload
ayu-dewi-najwa -
Category
Documents
-
view
118 -
download
2
Transcript of Thesis Anova 2 Arah
ISSN 0215 - 8250
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING
DAN SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA KELAS II SLTP NEGERI 2 SINGARAJA BALI
olehI Putu Panca Adi
Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan RekreasiFakultas Pendidikan Ilmu Keolahragaan, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara metode bermain dengan metode demonstrasi terhadap keterampilan bermain bola voli (passing dan servis), (2) untuk mengetahui pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap kedua metode pembelajaran tersebut. Taraf koordinasi mata-tangan dibagi menjadi koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Singaraja. Jenis penelitian tergolong eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Sampel penelitian 64 orang siswa putra kelas 2 SMP Negeri 2 Singaraja yang diambil secara cluster random sampling. Menggunakan analisis varians (ANAVA) dua arah dengan taraf signifikan 5 %. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan bermain bola voli (passing dan servis) bagi kelompok siswa yang pembelajarannya menggunakan metode bermain ( dan kelompok siswa yang pembelajarannya menggunakan metode demonstrasi (
Bagi kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi, metode bermain memberi pengaruh lebih tinggi daripada metode demontrasi (70,63 : 54,56). Bagi kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah, metode demontrasi memberi pengaruh lebih tinggi daripada metode bermain (56,75 : 55,25). Penelitian ini juga menyimpulkan adanya interaksi antara metode pembelajaran dengan koordinasi mata-tangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
927
ISSN 0215 - 8250
guru, pembina, dan siswa dalam mengembangkan kemampuannya melakukan passing dan servis dalam permainan bola voli.
Kata kunci : koordinasi mata-tangan, metode pembelajaran, bola voli.
ABSTRACT
This research aim to know the defence of influence between play method with demonstrate method towards skill of volleyball game. Besides that, it also aim know the influence of eye-hand coordination towards the two methods of the study. Eye-hand coordination level is grouped as high eye-hand coordination and low eye-hand coordination. This research was done at SMP Negeri 2 Singaraja, Bali, using experiment method with device factorial 2 x 2. Sum of sampel as manu as 64 persons. The measurement of passing skill (top and botton) and service (top and botton) on volleyball game us volleyball skill test of 13-15 years old from Pusegjas Depdiknas, while coordination data of eye-hands was found by the researceher which using owner test. The data is analysed by using Two Direction Varians Analyse (ANAVA) with significance level 5%. This research conclude that as whole there are difference of skill play volleyball (passing and service) for group of student trained using playing method (
and group of student trained using demonstrate method (For group of students owning coordination of hig eye-hand,
playing method giving higher influence more than demonstrate method (70,63 : 54,56). For group of student owning coordination of low eye-hand, demonstate method giving higher influence more than playing method (55,25 : 56,75). This research also conclude the existance of interaction between method of study using eye-hand coordination. Finally, the result of this research is expected can give contributuion for teacher, trainer, and student in developing their ability in passing and service in volleyball game.
Key words : eye-hand coordination, studing method, volleyball skill.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
928
ISSN 0215 - 8250
1. Pendahuluan
Pembinaan bola voli yang dilakukan oleh Persatuan Bola Voli
Seluruh Indonesia (PBVSI), adalah suatu kegiatan besar yang sangat
kompleks. Lebih-lebih terkait dengan tuntutan masyarakat akan prestasi
olahraga bola voli akan menambah tantangan pembinaan tersebut. Untuk
memenuhi tuntutan tersebut pola pembinaan yang dilakukan harus lebih
terencana, sistematis dan konsepsional. Selama ini telah dibuktikan bahwa
pembinaan berjangka pendek (1 – 3 bulan) kurang mendapatkan hasil,
maka dari itu penyelenggaraan pelatihan berjangka panjang yang
dilaksanakan dengan intensif, profesional, berkelanjutan dan
berkesinambungan perlu dipikirkan dan dilakukan. Prestasi akan tercapai
apabila seorang pemain dibina sejak usia dini secara ilmiah, kontinyu,
bertahap, dan berkesinambungan selama kurang lebih 10 tahun (Menpora,
1977: 24). Karena usia emas (“golden age”) prestasi puncak cabang
olahraga, berkisar umur 20-25 tahun. Atas dasar pertimbangan tersebut,
ditetapkanlah kebijakan pembinaan olahraga nasional yakni pembinaan
olahraga usia dini (pemasalan dan pembibitan olahraga. Untuk
mengantisipasi kebijakan tersebut, disusunlah suatu jenjang pembinaan
seperti tergambar dalam piramida yang mengacu pada fase-fase pembinaan
dari Bompa (1994: 19) yang meliputi fase pengembangan multilateral, fase
spesialisasi, dan fase prestasi puncak. Piramida dimaksud adalah sebagai
berikut.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
929
ISSN 0215 - 8250
Gambar 1. Piramida Pembinaan Olahraga Pelajar (Bompa, 1994)
Memperhatikan jenjang kedua dari piramida di atas, bentuk konkrit
pembinaannya adalah melalui pembinaan klub olahraga pelajar dan ini
merupakan prioritas utama. Melalui pembinaan klub olahraga pelajar inilah
diharapkan tumbuh dan berkembangnya kemampuan dan bakat olahraga
yang dimiliki oleh para pelajar dan akhirnya diharapkan mampu berprestasi
pada usia emas.
Untuk mewujudkan harapan tersebut PBVSI selaku organisasi yang
mewadahi kegiatan olahraga bola voli menetapkan tahapan-tahapan
pembinaan sebagai berikut (1) pembinaan fisik umum dan fisik khusus; (2)
teknik dasar benar; (3) pembinaan mental terutama disiplin, sportivitas, dan
minat/perhatian terhadap bolavoli ( PBVSI, 1995: 29-42).
Mengacu pada tahapan di atas, penguasaan teknik dasar bola voli
yang benar merupakan salah satu sasaran pembinaan, khususnya pada tahap
SMP. Teknik passing yang terdiri dari pass atas dan pass bawah, serta
servis yang terdiri dari servis atas dan servis bawah merupakan
keterampilan paling dasar dalam permainan bola voli, karena dengan
menguasai teknik ini orang tersebut dikatakan sudah bisa bermain bola voli.
Passing dan servis merupakan gerakan yang sederhana, namun khusus
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
930
Pembinaan Prestasi
Pembibitan
Pemasalan
ISSN 0215 - 8250
untuk passing agak sulit untuk dipelajari, lebih-lebih untuk siswa yang baru
mulai belajar. Karenanya perlu dirancang suatu metode pembelajaran yang
sesuai agar siswa dapat dengan mudah mempelajarinya. Agar metode
pembelajaran yang akan diterapkan dapat dirancang dengan baik, terlebih
dahulu perlu ditelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan
teknik dasar dalam permainan bola voli (passing).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah (1) kondisi
internal, dan (2) kondisi eksternal. Kondisi internal mencakup faktor-faktor
yang terdapat pada individu, atau atribut lain yang membedakan seseorang
dengan yang lainnya. Salah satu faktor dari kondisi internal adalah
koordinasi (Rusli, 1988: 322). Mengingat permainan bola voli lebih banyak
menggunakan tangan, maka koordinasi mata-tangan akan lebih
diperhatikan.
Menurut Giriwijoyo (1992: 79), bahwa pengembangan keterampilan
teknik berarti mengembangkan kemampuan mengkoordinasikan fungsi
saraf otot dan hakikat dari kemampuan mengkoordinasikan fungsi saraf otot
adalah ketepatan dan kecepatan. Rahantoknam (1988: 128) mengemukakan
bahwa penguasaan kecakapan fisik, khususnya koordinasi merupakan salah
satu tugas utama dalam mencapai keahlian atau menguasai keterampilan.
Dengan demikian, tanpa memiliki koordinasi yang baik akan mempersulit
kesesuaian dan keselarasan irama gerak pada saat menampilkan teknik yang
baik.
Dari hasil survei, nampak bahwa guru pendidikan jasmani yang
dalam hal ini dipercayakan sebagai pembina dalam rangka pembinaan atlet
usia dini di sekolah, kurang memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh
dalam penentuan metode pembelajaran yang akan diterapkan.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
931
ISSN 0215 - 8250
Menjadi fokus perhatian peneliti sehubungan dengan pelaksanaan
pembelajaran teknik passing pada kegiatan ekstrakurikuler bola voli di
sekolah, terutama keberadaan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan
tinggi dan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dan fasilitas
yang ada dalam hal ini jumlah bola yang tersedia.
Atas dasar itulah peneliti terdorong untuk melakukan penelitian
dengan menerapkan suatu metode pembelajaran passing dengan
memperhatikan tingkat koordinasi mata-tangan siswa.
Permasalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah (1) Secara
keseluruhan, apakah terdapat perbedaan keterampilan passing dan servis
dalam permainan bola voli antara pembelajaran dengan menggunakan
metode bermain dan metode demonstrasi? (2) Bagi siswa yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi, apakah terdapat perbedaan keterampilan
passing dan servis dalam permainan bola voli antara pembelajaran dengan
menggunakan metode bermain dan metode demonstrasi? (3) Bagi siswa
yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah, apakah terdapat perbedaan
keterampilan passing dan servis dalam permainan bola voli antara
pembelajaran dengan menggunakan metode bermain dan metode
demonstrasi? (4) Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran
dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan passing dan servis
dalam permainan bola voli?
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui perbedaan
keterampilan passing dan servis dalam permainan bola voli antara
pembelajaran dengan menggunakan metode bermain dan metode
demonstrasi? (2) Untuk mengetahui perbedaan keterampilan passing dan
servis dalam permainan bola voli antara pembelajaran dengan
menggunakan metode bermain dan metode demonstrasi bagi siswa yang
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
932
ISSN 0215 - 8250
memiliki koordinasi mata-tangan tinggi? (3) Untuk mengetahui perbedaan
keterampilan passing dan servis dalam permainan bola voli antara
pembelajaran dengan menggunakan metode bermain dan metode
demonstrasi bagi siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah? (4)
Untuk mengetahui interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi
mata-tangan terhadap keterampilan passing dan servis dalam permainan
bola voli?
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLTP Negeri 2 Singaraja menggunakan
metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2 sebagai berikut.
Tabel 1. Desain penelitian: faktorial 2 x 2. Metode Pembelajaran (A)
Koordinasi Mata-Tangan (B)
Metode Bermain (A1) Metode Demonstrasi (A2)
Koordinasi Mata-Tangan Tinggi (B1) A1 B1 A2 B1
Koordinasi Mata-Tangan Rendah (B2) A1 B2 A2 B2
Keseluruhan A1 A2
Sampel penelitian yang berjumlah 64 orang siswa diperoleh dengan
teknik cluster random sampling.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari Pusat
Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Departemen Pendidikan Nasional
(Pusegjas dan dari peneliti sendiri, yang sebelumnya telah diujicobakan
lebih dahulu dengan perhitungan hasil menggunakan rumus korelasi
Product moment.
Teknik analisis data menggunakan teknik analisis varians
(ANAVA) dua arah pada taraf signifikansi = 0,05. Persyaratan yang
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
933
ISSN 0215 - 8250
diperlukan dalam analisis varians adalah uji normalitas dan uji homoginitas.
Uji normalitas menggunakan uji Lilifois, uji homogenitas menggunakan uji
Bartlet. Kemudian apabila terdapat interaksi akan dilanjutkan dengan Uji
Tukey.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan melalui metode statistik
dengan menggunakan formula ANAVA dua jalur. Selanjutnya bila
diketahui ada interaksi maka dilanjutkan dengan Uji Tukey untuk
mengetahui efek interaksi (simple effect) mana yang lebih tinggi.
Hasil perhitungan analisis data dengan ANAVA dua jalur dari
keterampilan bermain bola voli dalam penelitian ini dapat diikhtisarkan
seperti pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. ANAVA Dua Jalur untuk Kemampuan Bermain Bola
voli
Sumber
Varian
Jumlah
Kuadrat (JK)Dk
Rata-Rata
Kuadrat (RK)Fh
Ft
0,05 0,01
Metode
(A)
Koordinasi
(B)
Interaksi
(AB)
848,266
1233,766
695,45
1
1
1
848,266
1233,766
695,641
8,680**)
12,624*)
7,118**)
4,00
4,00
4,00
7,08
7,08
7,08
Kekeliruan
Dalam Sel (D)6863,688 60 97,728
Berdasarkan hasil perhitungan yang diiktisarkan pada Tabel 2, maka
dapat dirumuskan hasil uji hipotesis sebagai berikut.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
934
ISSN 0215 - 8250
3.1.1 Uji Hipotesis Pertama
Perbedaan Keterampilan Passing dan Servis dalam Permainan
Bola Voli antara Pembelajaran dengan Metode Bermain dan
Metode Demonstrasi
Hasil perhitungan ANAVA dua jalur menunjukkan bahwa nilai
Fhitung = 6,680 yang ternyata lebih besar dari nilai Ftabel = 4,00 untuk taraf
signifikansi = 0,05. Ini berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,
sehingga terdapat perbedaan pengaruh keterampilan passing dan servis
dalam permainan bola voli yang signifikan antara penerapan metode
bermain dengan metode demontrasi.
Hasil perhitungan ANAVA dua jalur menunjukkan bahwa
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode bermain
(kelompok A1) memiliki skor keterampilan passing dan servis dalam
permainan bola voli rata-rata sebesar 62,94, sedangkan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi (kelompok A2)
memiliki skor keterampilan passing dan servis dalam permainan bola voli
rata-rata sebesar 55,66.
3.1.2 Uji Hipotesis Kedua
Perbedaan Keterampilan Passing dan Servis Siswa yang
Memiliki Koordinasi Mata-Tangan Tinggi Berdasarkan Metode
Pembelajaran
Hasil perhitungan ANAVA dua jalur menunjukkan bahwa
kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan
mengikuti pembelajaran dengan metode bermain (kelompok A1B1)
memiliki skor rata-rata sebesar 70,63, sedangkan kelompok siswa yang
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
935
ISSN 0215 - 8250
memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan mengikuti pembelajaran
dengan metode demonstrasi (kelompok A2B1) memiliki skor rata-rata
sebesar 55,25. Rata-rata kuadrat dalam (RKD) juga pada perhitungan
ANAVA besarnya 97,728. Selanjutnya dilakukan uji Tukey dan diperoleh
Qhitung sebesar 6,22, sedangkan Qtabel untuk taraf signifikansi = 0,05
besarnya 2,83. Ternyata nilai Qhitung lebih besar daripada Qtabel dengan taraf
signifikansi = 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bagi
kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan
mengikuti pembelajaran dengan metode bermain memiliki keterampilan
passing dan servis dalam permainan bola voli lebih tinggi daripada
kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan
mengikuti pembelajaran dengan metode demontrasi. Agar tampak lebih
jelas maka hasil perhitungan uji Tukey dapat diikhtisarkan seperti pada
Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Perbedaan Keterampilan Bermain Bola Voli Siswa yang
Memiliki Koordinasi Mata-tangan Tinggi Berdasarkan Metode
Pembelajaran
Metode Pembelejaran Bermain Demonstrasi QhQt
0,05 0,01
Rata-rata 62,94 55,66
2,83 3,76Rata-rata Kuadrat Dalam
(RKD)97,728
Dk 16
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
936
ISSN 0215 - 8250
3.1.3 Uji Hipotesis Ketiga
Perbedaan Keterampilan Passing dan Servis Siswa yang
Memiliki Koordinasi Mata-tangan Rendah Berdasarkan Metode
Pembelajaran
Hasil perhitungan ANAVA dua jalur menunjukkan bahwa
kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dan
mengikuti pembelajaran dengan metode bermain (kelompok A1B1)
memiliki skor rata-rata sebesar 55,25, sedangkan kelompok siswa yang
memiliki koordinasi mata-tangan rendah dan mengikuti pembelajaran
dengan metode demonstrasi (kelompok A2B1) memiliki skor rata-rata
sebesar 56,75 Rata-rata kuadrat dalam (RKD) juga pada perhitungan
ANAVA besarnya 97,728. Selanjutnya dilakukan uji Tukey dan diperoleh
Qhitung sebesar 3,23, sedangkan Qtabel untuk taraf signifikansi = 0,05
besarnya 2,83. Ternnyata nilai Qhitung lebih besar daripada Qtabel dengan taraf
signifikansi = 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bagi
kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dan
mengikuti pembelajaran dengan metode bermain memiliki keterampilan
passing dan servis dalam permainan bola voli lebih rendah daripada
kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dan
mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi. Agar tampak lebih
jelas maka hasil perhitungan uji Tukey dapat diikhtisarkan seperti pada
tabel 4 di bawah ini.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
937
ISSN 0215 - 8250
Tabel 4 : Perbedaan Keterampilan Bermain Bola Voli Siswa yang
Memiliki Koordinasi Mata-tangan Rendah Berdasarkan
Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran Bermain DemonstrasiQh Qt
0,05 0,01
Rata-rata 54,56 56,75
2,83 3,76Rata-rata Kuadrat
Dalam (RKD) 97,728
Dk 16
3.1.4 Uji Hipotesis Keempat
Interaksi antara Metode Pembelajaran dengan Koordinasi Mata-
tangan dalam Pengaruhnya terhadap Keterampilan Passing dan
Servis dalam Permainan Bola Voli
Uji hipotesis kedua menghasilkan bahwa bagi kelompok siswa yang
memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan mengikuti pembelajaran
dengan metode bermain memiliki keterampilan bermain bola voli lebih
tinggi daripada kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan
tinggi dan mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi.
Selanjutnya uji hipotesis ketiga menghasilkan bahwa bagi kelompok siswa
yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dan mengikuti pembelajaran
dengan metode bermain memiliki keterampilan bermain bola voli lebih
rendah daripada kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan
rendah dan mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi.
Hasil uji hipotesis ketiga dan keempat mengindikasikan adanya
interaksi antara metode pembelajaran dengan koordinasi mata-tangan dalam ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
938
ISSN 0215 - 8250
pengaruhnya terhadap keterampilan bermain bola voli. Hasil perhitungan
ANAVA mengukuhkan indikasi tersebut karena dari tabel ANAVA tampak
nilai Fhitung = 7,118 yang ternyata lebih besar daripada nilai Ftabel = 3,96
dengan taraf signifikansi = 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak dan H1
diterima, sehingga terdapat interaksi yang signifikan antara metode
pembelajaran dengan koordinasi mata-tangan dalam pengaruhnya terhadap
keterampilan passing dan servis dalam permainan bola voli.
3.2 Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa secara
keseluruhan metode bermain mampu memberikan kontribusi yang lebih
baik dibandingkan dengan metode demonstrasi dalam meningkatkan
keterampilan passing dan servis dalam permainan bola voli. Pengujian
hipotesis kedua menunjukkan bahwa bagi kelompok siswa yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi dan mengikuti pembelajaran dengan metode
bermain memiliki keterampilan passing dan servis lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dan mengikuti
pembelajaran dengan metode demonstrasi. Pengujian hipotesis ketiga
menunjukkan bahwa bagi siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan
rendah dan mengikuti pembelajaran dengan metode bermain, memiliki
keterampilan passing dan servis lebih rendah dibandingkan dengan
kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dan
mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi. Sedangkan, pengujian
hipotesis ke empat menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji hipotesis ke
dua dan ketiga mengindikasikan adanya interaksi antara metode
pembelajaran dengan koordinasi mata-tangan dalam pengaruhnya terhadap
keterampilan passing dan servis dalam permainan bola voli.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
939
ISSN 0215 - 8250
Untuk lebih memantapkan hasil penelitian tersebut, maka perlu
dilakukan upaya membandingkan dengan hasil penelitian relevan yang
pernah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian Carl Gabbard dkk. (1987)
yang menyimpulkan bahwa salah satu aspek dalam pendidikan jasmani bagi
anak-anak dan remaja adalah bermain. Bermain di samping merupakan
aktivitas yang dapat meningkatkan motivasi dan menggembirakan, juga
dapat digunakan sebagai salah satu bentuk aktivitas jasmani dalam
mengajar. Bahkan bentuk-bentuk bermain yang dipilih secara cermat
merupakan bagian yang sangat berarti dalam program pendidikan jasmani
dan memiliki sumbangan bagi perkembangan anak secara keseluruhan.
Kemudian Suwirman (1996), meneliti tentang pengaruh pendekatan
pembelajaran dan tingkat koordinasi mata-kaki terhadap hasil belajar sepak
bola. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, pendekatan bermain lebih
efektif digunakan bagi kelompok murid yang memiliki tingkat koordinasi
tinggi dibandingkan dengan yang memiliki tingkat koordinasi rendah.
Atas dasar perbandingan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian
yang relevan, membawa pada suatu keyakinan bahwa hasil penelitian ini
dapat diyakini kebenarannya.
Meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk menjaga
kemurnian penelitian ini agar sesuai dengan rencana (tujuan yang ingin
dicapai), namun di lapangan masih dijumpai berbagai kelemahan yang
cukup sulit dikendalikan. Kelemahan tersebut antara lain; (1) Eksperimen
dengan menggunakan metode bermain dan metode demonstrasi menuntut
kondisi fisik yang baik dalam setiap pertemuan, sedangkan kondisi fisik
sampel tidak dapat dipaksakan selalu dalam kondisi yang prima, (2)
Eksperimen menggunakan aktivitas fisik yang banyak mengeluarkan
energi. Pemasukan dan pengeluaran energi masing-masing sampel
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
940
ISSN 0215 - 8250
bervariasi. Keadaan ini akan mempengaruhi hasil penelitian dan dalam
penelitian ini tidak dilakukan pengontrolan terhadap perbedaan individu
tentang pemasukan dan pengeluaran energi, (3) Adanya kesulitan untuk
mengontrol aktivitas yang dilakukan oleh sampel di luar pelaksanaan
eksperimen, karena sampel tidak diasramakan.
4. Penutup
Penelitian ini menemukan bahwa (1) secara keseluruhan terdapat
perbedaan keterampilan passing dan servis dalam permainan bola voli
antara kelompok siswa yang diajar dengan metode bermain dan kelompok
siswa yang diajar dengan metode mengajar demonstrasi; (2) bagi
kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi,
keterampilan passing dan servis dalam permainan bola voli lebih tinggi bila
diajar dengan metode bermain; (3) bagi siswa yang memiliki koordinasi
mata-tangan rendah, keterampilan passing dan servis dalam permainan
bolavoli lebih tinggi bila diajar dengan metode demonstrasi; dan (4)
terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan
terhadap keterampilan passing dan servis dalam permainan bolavoli.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
dikemukakan saran bagi segenap pembina, pelatih, guru dan dosen yang
berkecimpung dalam olahraga bola voli agar mempertimbangkan
koordinasi mata-tangan dan metode yang digunakan. Untuk koordinasi
mata-tangan tinggi perlu diterapkan model pembelajaran dengan
menggunakan metode bermain, sedangkan untuk koordinasi mata-tangan
rendah perlu diterapkan model pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
941
ISSN 0215 - 8250
DAFTAR PUSTAKA
Beutelstahl Dieter. Belajar Bermain Bola Volley. terjemahan Pioner Jaya. Bandung: Pioner Jaya, 1986.
Bompa Tudor O. Theory and Methodology of Training : The Key to Athletic Performance. Dubuque. Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company, 1994.
Carl Gabbard, E. Le Blanc, dan Susan Lowy. Physical Education for Children Building the Foundation. New Jersey: Prentice Hall Inc., 1987.
Clayne R, Gardon W. Schultz dan Blauer Bangerter. Applied Kinesiology and Biomechanics. New York: Mc. Grow-Hill. Inc, 1983.
Giriwijoyo Y.S.Santosa. Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK – IKIP, 1992.
Guyton Arthur C. Buku Teks: Fisiologi Kedokteran. Edisi 5 Bagian 2. terjemahan Adji Darma. Jakarta: EGC, 1983.
PBVSI. Panduan Pembinaan Bola Voli di Indonesia. Jakarta: Sekretariat Umum PBVSI, 1995.
PBVSI. Jenis-jenis Permainan Bola Voli, Jakarta: Sekretaris Umum PBVSI, 1995.
Ray William J. dan Richard Ravizza. Method Forward a Science of Behavior and Experience, third edition, California: Wadsworth Publishing Company Belmont, 1988.
Rusli Luthan. Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode, Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud, 1988.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
942
ISSN 0215 - 8250
Rusli Luthan. Ilmu Keolahragaan dan Beberapa Isu Filosofis – Manusia dan Olahraga, Bandung: Penerbit ITB, 1996.
Rahantoknam B.E. Belajar Motorik, Teori dan Aplikasinya dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud, 1988.
Sage George H. Motor Learning and Control a Behavioral Emphasis, Champaign: Human Kinetics Publisher, Inc., 1984.
Schmidt Richard A. Motor Control and Learning a Behavioral Emphasis, New York: Human Kinetics Publisher, Inc., 1988.
Schmidt Richard D. Motor Learning and Ferformance, Champaign: Human Kinetics Publisher, Inc., 1991.
Suwirman. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Koordinasi Mata dan Kaki terhadap Hasil Belajar Sepakbola (Tesis). Jakarta; Pps. IKIP, 1996
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
943
ISSN 0215 - 8250
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006
944