The Valeox Earth - The Voters

12
7/23/2019 The Valeox Earth - The Voters http://slidepdf.com/reader/full/the-valeox-earth-the-voters 1/12  The Voters The Valeox Earth Fitri Fadhilah

Transcript of The Valeox Earth - The Voters

Page 1: The Valeox Earth - The Voters

7/23/2019 The Valeox Earth - The Voters

http://slidepdf.com/reader/full/the-valeox-earth-the-voters 1/12

 

The Voters

The Valeox Earth

Fitri Fadhilah

Page 2: The Valeox Earth - The Voters

7/23/2019 The Valeox Earth - The Voters

http://slidepdf.com/reader/full/the-valeox-earth-the-voters 2/12

 

Segel Pulau Suci

Saat cahaya tepi laut sebelah barat mulai menghilang, segel itu terlihat memancarkan

sinarnya jauh di dasar laut. Sinar itu terlalu terang hingga terlihat diatas langit malam,

membentuk lingkaran rune kuno kuat yang saling terhubung. Cahaya putih yg mengelilingi

pulau. Tak ada kegelapan yang bisa memasukinya. Tak ada manusia bahkan peri sekalipun

yang bisa terkecuali sang pemilih yang tak diketahui keberadaannya.

Page 3: The Valeox Earth - The Voters

7/23/2019 The Valeox Earth - The Voters

http://slidepdf.com/reader/full/the-valeox-earth-the-voters 3/12

 

“  Setitik cahaya dari luar, adalah kesadaran

Setitik cahaya dari dalam, mengubah kepribadian

Setitik kegelapan dari luar, sebuah kehasutan

Setitik kegelapan dari dalam, mengubah pemikiranPengalaman demi pengalaman membawa keduanya

Sebuah penyesalan atau kebanggaan akan terlihat di akhirnya”  

-  Sang Pemilih Valeox

Page 4: The Valeox Earth - The Voters

7/23/2019 The Valeox Earth - The Voters

http://slidepdf.com/reader/full/the-valeox-earth-the-voters 4/12

 

Pesan Darurat

Pulau Ox, berupa sebuah lembah-lembah tinggi serta hutan-hutan yang berada di atasnya

dengan tebing yang curam, adalah pulau tak berpenghuni yang terdekat dengan pulau suci

yang desas-desus katakan pulau itu memiliki tempat terlarang dan bahwa hanya bisa

disinggahi oleh para petinggi sihir dan para prajurit yang terpilih karenanya. Pulau Ox adalah

pulau yang pertama kali berdiri setelah pulau suci dalam penciptaan Valeox. Cahaya yg

menyentuh tanah pulau Ox sangatlah sedikit tertutup pohon-pohon yang tumbuh besar,

lebat dan tak terawat. Pulau Ox begitu terlihat tenang akan kesunyian suara hutan di

sekelilingnya dan desiran angin laut dari beberapa bukit yang terbuka dekat lepas pantai

berupa teluk sempit yang gelap. Tak ada kota, penduduk, maupun rumah yang tinggal di

atas kepulauan Ox bahkan hanya sedikit dari binatang yg tinggal di hutan-hutan itu. Saat

pulau Ox mulai gelap perlahan-lahan ia membawa hawa yang sangat dingin dan kabut yangtebal tak tertembus mata seorang biasa yang melihat dari luar pulau Ox.

Tengah malam pun tiba di bawah sinar rembulan, di tengah-tengah lembah pulau Ox

di dalam kabut tebal muncul sebuah danau yang hanya muncul saat rembulan memenuhi

cahayanya, memantulkan kemerlip bintang di atas langit malam, dihiasi kunang-kunang

yang bergerak kian kemari di sekitar pepohonan bagaikan bunga yang tumbuh di musim

semi dengan keemasan dedaunan musim gugur yang bahkan lebih terang di tengah

kebisingan suara jangkrik dan nyanyian angin malam. Didasar danau gemerlip batu-batu

berlian yang menyimpan kekuatan yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit, yang

hanya melihatnya saja akan membuat tenang hati dan pikiran. Sayang, tak ada yang tahuakan fenomena indah itu. Danau yang hanya muncul di bulan purnama dimana dia

tersembunyi di balik hutan terlarang yang menyimpan kegelapan yang akan merasuki jauh

kedalam hati, jiwa maupun pikiran.

Seseorang telah menembus hutan terlarang malam itu. Ia terjebak dalam hutan dan

seketika hanya beberapa saat setelah ia masuk, dia keluar dengan pandangan yang kosong,

pikiran yang sudah tak bisa ia kendalikan, jiwa yang kini sudah menghilang di telan

kegelapan. Ia tersenyum lebar seolah-olah ia telah mendapat apa yang ia inginkan, seraya

berjalan perlahan menarik kakinya yang terlihat seolah-olah bahwa ia sedang membawa

beban berat di pundaknya. Ia menuju perahu kecil yang telah ia tambatkan di pinggir pulau

dan pergi menuju lautan. Senyumnya kini terus melebar tetapi sebuah kejanggalan

tersembunyi di balik senyuman itu. Sebuah kesedihan, kemarahan dan penyesalan yang

telah lama terpendam dihatinya.

Perahunya terombang-ambing dengan tenang mengikuti arus lautan. Tanpa

mengenal arah perahu itu terus melaju dan tak lama kemudian menghilang di malam yang

sama.

Jauh di seberang pulau Ox yang terhalang oleh pulau suci. Pulau Rosa, adalah pulau

kecil berupa bukit tinggi nan luas. Terdapat sebuah istana yang tersembunyi dibalik bukit

tinggi, melewati hutan hujan lebat yang siapapun bisa tersesat didalamnya. Sebuah Istana

Page 5: The Valeox Earth - The Voters

7/23/2019 The Valeox Earth - The Voters

http://slidepdf.com/reader/full/the-valeox-earth-the-voters 5/12

 

yang megah dengan tiga lonceng besar dari emas putih diatasnya dan 5 tiang penyimpan api

biru menyinari istana di sekelilingnya. Istana berdiri diatas padang rumput di sebelah danau

hijau yang bersih dimana tanaman teratai tumbuh  diatasnya. Sebuah Runestone di tebing

tinggi menggambarkan huruf rune vunjo,  mengukir sejarah dari pulau Rosa yang berarti

Kemuliaan. Istana itu hanya ditempati oleh 1 Archmage, 2 dwarf, 3 penyihir, dan 2 elf,ditemani 500 orang prajurit, pemanah, maupun kavalerinya yang terpilih dari seluruh

penjuru pulau yang dengan gagah memakai baju bermandikan perak yang tak bisa

tertembus oleh pedang biasa.

Pemandangan yang begitu menyejukan di belakang istana, jauh di tepi timur pulau

Rosa, tampak langit mulai memutih, matahari kini muncul perlahan-lahan menghangatkan

tubuh sang Archmage yang duduk di atas batu besar seraya bermeditasi dan menenangkan

dirinya yang umurnya kini mulai tak bisa dihindari lagi.

Sang Archmage adalah salah satu petinggi penyihir yang terpilih langsung dari sang

pemilih, yaitu cahaya yang muncul dari atas pulau suci. Entah siapa atau apa yang memilih

nya tapi cahaya itu telah memilih 7 Archmage di belahan dunia Valeox pada abad ke-32 val

era Mage dengan lambang yang menggambarkan keseimbangan dunia Valeox. Keyakinan

yang dilambangkan oleh akar. Keadilan yang dilambangkan bagaikan batang. Kesuburan

bagaikan daun. Kebijaksanaan bagaikan bunga. Kekuatan dilambangkan bagai getah.

Kesabaran sebagai permata dan Sang Pemilih yang memilih Archmage lain tak pernah

diketahui lambangnya. Seiring waktu berjalan hanya 5 archmage yang telah diketahui oleh

seluruh penjuru pulau di Valeox.

Bediam diri di sebuah istana megah menempati singgahsana nya dan merasakan

keindahan alam adalah aktivitas yang selalu dirasakannya setiap hari, tak ada yang bisa

dilakukannya lagi, dia hanya perlu diam mengawasi segel pulau suci dan menjaga

keseimbangan dari sihir. Sang Archmage menikmati hari-hari nya dengan tenang dan

terjamin karena dijaga oleh prajurit-prajurit hebat yang setia melayani dan membantu nya.

Seiring berjalannya hari itu matahari kini berada tepat di atas langit biru bersih tanpa

adanya awan dia berdiri dengan tenang berjalan melewati penjaga pintu istana menuju

kamar dimana ia bekerja, untuk memastikan segel pulau suci terjaga dan seimbang. Ada

seseorang yang menunggu didepan pintu. Ia dengan tangkas menghadap sang Archmage

dan membungkuk. “Tuan Archmage, saya membawa kabar,” dia berkata sedikit terengah-

engah seolah-olah baru sampai ditempat itu dengan berlari.

Seorang dwarf membungkuk dihadapan sang magi. Sosok pendek, besar dan kuat ia

memakai baju prajurit dengan rambut yang sudah tak tumbuh diatasnya ditutupi topi kain

perak, mata yang sayu karena keriput dengan janggut yang lebat menutupi setengah dari

wajahnya tampak kemerahan dengan keringat yang keluar dari kulitnya mengambarkan

kehawatiran yang tak bisa di jelaskan. “Tuan, ini harus di cegah sebelum terlambat.” Katanya,

menahan dirinya untuk tetap bersikap tenang. “Bahwa-“ kata-katanya terputus seraya

terdengar suara ledakan di dalam kamar sang magi. Dengan tangkas dan terkejut dia

membuka pintu kamar sang magi. Dwarf itu dengan gesit terkesiap memegang kampak

besar yang di bawanya. Di dalam kegelapan kamar sang magi yang luas dan tak terkena

Page 6: The Valeox Earth - The Voters

7/23/2019 The Valeox Earth - The Voters

http://slidepdf.com/reader/full/the-valeox-earth-the-voters 6/12

 

cahaya matahari dwarf itu sudah siap mengayunkan kapaknya untuk apa yang akan datang

dan terjadi. Terlihat sepintas ada sesuatu bergerak ditengah kamar saat cahaya dari luar

tengah masuk melalui pantulan kapaknya yang mengkilat.

Sang Archmage menjentikkan jarinya. Sebuah kumparan cahaya pucat berkilau di

tengah ruangan yang menyilaukan mata setiap yang melihatnya yang kemudian redupmenyesuaikan mata penglihatnya. Dalam cahayanya, selama sesaat terlihat bentuk manusia

yang tinggi, sangat kurus hingga terlihat seperti tulang yang berdiri. Tengkorak kering yang

hanya dilapisi kulit hitam pekat seperti gumpalan tinta yang menjelma berbentuk tengkorak

manusia. Raut wajah tengkorak itu tersenyum lebar dengan mata kuning yang terlihat sedih.

Bentuk itu hanya terlihat sesaat setelah cahaya menyinarinya. Kemudian bentuk itu

melebur menjadi abu dari kematian yang telah dibakar dan terhempas angin yang kemudian

menghilang ditelannya.

Dwarf itu terpaku melihat apa yang terjadi. Tak sadar ia telah menjatuhkan kapaknya.

Sang Archmage telah melihat kerusakan yang terjadi di ruangannya. Buku-buku kuno yang

tersimpan di lemari telah berserakan di lantai. Botol-botol penelitian sang magi telah pecah

dengan cairan yang tercecer dilantai dan akar yang tersimpan dalam bola kaca kecil telah

hancur diledakkan. Bola itu yang memacu suara ledakan tadi. Bola yang telah turun temurun

di berikan dan dijaga oleh Archmage keyakinan yang terpilih, hancur lebur karena lengah

dalam beberapa detik saja. Bola kaca kecil nan padat yang menyimpan ujung akar pohon

didalamnya atau biasa disebut dengan Runeglass  Root othala  terlampau penting bagi

seluruh keseimbangan dari dunia Valeox. Tak ada yang tahu dimana bola itu di dapatkan

kembali selain pulau suci yang tak ada seorang pun bisa masuk.

Sang Archmage mengambil sebuah mangkuk kecil. Dengan lantang dan jelas Sang

Archmage memanggil sebuah nama “  Laguzta- Ingwaz!, Gebo!, Isa!, Eihwaz!”   Kemudian

genangan air muncul di atas mangkuk kecil itu entah dari mana asalnya. Dia mengambil

serbuk pasir yang ada di dekatnya, mengepalkan tangan dan mendekatkan nya pada

mulutnya seraya berbisik pada pasir itu. Dia bergumam menyampaikan sebuah pesan lalu

melepaskan pasirnya pada genangan air itu seraya mengukir rapalan mantra.

Pasir itu membuat genangan air berubah menjadi merah semerah darah segar dan

bergejolak hebat seperti magma yang sudah siap menyemburkan panasnya membuat

mangkuk bergetar tak karuan. Getaran dari mangkuk itu semakin lama semakin hebat dan

kemudian berhenti tak lama setelah itu. Perlahan genangan air mulai kembali pada

warnanya, semakin lama air makin surut bersamaan dengan air yang surut dan mengering

mangkuk itu perlahan ikut retak dan pecah menjadi beberapa bagian. “Gumar,” Sang

Archmage memanggil nama dwarf yang melihatnya terpaku dekat pintu masuk.

Dwarf itu akhirnya sadar saat sang Archmage memanggil namanya. Dengan tangkas

iya membungkuk “Maafkan saya Tuan,” katanya. Sang Archmage dengan cepat segera pergi

menutup pintu kamar dan mengunci ruangan itu “Gumar, dengar, kejadian tadi, pastikan

kau rahasiakan dan tak ada yang mengetahuinya” katanya pada dwarf yang sedang terpaku

menatap padanya “Katakanlah bahwa tadi hanya sebuah ilusi.” 

Page 7: The Valeox Earth - The Voters

7/23/2019 The Valeox Earth - The Voters

http://slidepdf.com/reader/full/the-valeox-earth-the-voters 7/12

 

“Baik Tuan,” akhirnya dwarf itu menjawab “Tapi saya tak bisa menjamin untuk itu.

Kabar ini pasti akan tersebar dengan cepat ke penjuru daerah di pulau Shire. Bahwa sang

Archmage keadilan dari ibukota Shire telah menghilang dan jalur perdagangan pulau lain

menuju ibukota mungkin sudah tertutup.” Sang Archmage terdiam sebentar mendengarnya

“Mungkin bukan waktu yang tepat, tapi panggilah seorang elf untuk saling bernegosiasidengan yang lain. Saya akan pergi.” Jawabnya tergesa-gesa seraya keluar dari ruangan itu

membawa pecahan dari othalas.

Dibelahan dunia Valeox, Archmage lain telah menerima pesan yang disampaikan

olehnya. Angin yang dirasakan dibawah terik matahari yang menyilaukan terasa menjadi

lebih dingin dan kencang tanpa sebab seperti suasana demam di musim yang panas. Para

petinggi sihir itu segera pergi setelahnya dari tempat ia menginjakkan kaki menuju pulau

yang sudah di tunjukkan kepadanya. Pergi dengan perahu kecil berlayar di tengah lautan,

bergerak cepat menggunakan bantuan angin sihir yang menggerakan layar dan arus air. Ada

pula yang menggunakan bantuan burung garuda untuk menyebrangi lautan.

Langit sudah berubah kemerah-merahan, terlihat matahari sudah ber ada di ujung

tepi laut barat membuat laut memantulkan warna jingga yang berkilauan dari kejauhan.

Sang Archmage keyakinan telah sampai pada tempat tujuannya, tak lama ia berjalan di

pulau itu, terlihat seseorang yang telah menunggunya. Dia terbaring di bawah salah satu

pohon besar di sela-sela akar besar yang menjulur keluar dari tanah. Pohon itu tak terlalu

tinggi tapi sangat lebat akan serambut panjang yang menggantung di setiap dahannya. Dia

sudah terlebih dahulu sampai sebelum sang Archmage keyakinan tiba. “Tuan Tarnga,” Sang

Archmage memanggil lalu menjentikkan jarinya, membuat cahaya kecil diatas seseorang

yang sedang terbaring itu. Dia terbangun segera begitu melihat cahaya yang menyilaukan

berada didepannya lalu dengan pandangan yang tajam ia memerhatikan keadaan di

sekelilingnya yang akhirnya iapun menghampiri sang Archmage. Terlihat sosok berparas

pendek, dengan perut agak buncit. Mata besar bewarna hitam pekat. Rambut hitam gimbal

nan panjangnya hampir sedada dan wajah yang tertutup kumis juga jenggot hitam, ia

mengenakan baju tebal dari kulit binatang dengan seruling bambu putih terselip di

telinganya. Dialah sosok dari sang Archmage kesuburan.

Tarnga atau sang Archmage kesuburan itu mengerakkan tangannya secara teratur,

menatap lurus pada sang Archmage keyakinan. Dia sedang menggunakan sebuah bahasa

isyarat padanya. Kemudian dia mengeluarkan binatang kecil di sakunya. Sejenis binatang

pengerat bewarna hijau tua yang lebih dekat kepada warna hitam, bulat, dengan bulu yang

terlihat sangat halus. Dia memberikan binatang pengerat itu pada sang Archmage keyakinan

untuk dipegangnya. Dia menarik suling dari telinganya. Suling yang begitu indah, bewarna

putih dihiasi ukiran hijau muda yang selaras di setiap ujungnya dengan ukuran kecil yang

agak panjang. Dia meniup suling itu membuatnya mengeluarkan suara merdu, membentuk

sebuah melodi pendek seolah-olah alam yang membuatnya. Di tengah-tengah suara seruling

yang bernyanyi binatang pengerat itu perlahan-lahan mulai mengecil dan mengecil hingga

akhirnya mengeras membentuk sebuah bola kecil dari kaca yang menyimpan pucuk daun di

dalamnya. Itulah Runeglass Leaf Othala.

Page 8: The Valeox Earth - The Voters

7/23/2019 The Valeox Earth - The Voters

http://slidepdf.com/reader/full/the-valeox-earth-the-voters 8/12

 

“Maafkan aku,” Sang Archmage keyakinan menjawab. Dia mengeluarkan bungkusan

kain putih yang diikat lalu memperlihatkan pecahan dari Runeglass Root Othala. Sosok tinggi

dan kurus yang mengenakan jubah dari sutra putih, dengan rambut abu-abu yang juga

sudah memutih, wajahnya tampak pucat juga keriput, hidungnya melengkung seperti paruh

elang, matanya kecil bewarna abu-abu terlihat cemerlang tapi memperlihatkan sebuahpenyesalan dan kekhawatiran. Namun dia tetap berbicara dengan tenang. “Aku lengah,

karena selalu menjalani hari-hariku dengan damai. Mengingat tak ada yang pernah terjadi

pada abad ini aku terlalu tenggelam dibuatnya.”  Katanya seraya membungkus kembali

pecahan Othala.

Tarnga mengangguk perlahan seolah-olah mengerti apa yang di rasakan sang

Archmage keyakinan. Iya membuat bahasa isyarat untuk mereka berdua untuk duduk dan

menunggu petinggi sihir lain di bawah pohon yang rindang.

Langit berubah hitam kebiruan, cahaya bulan purnama yang ke-5 perlahan sudah

mulai memancarkan cahayanya di barengi munculnya titik-titik cahaya bintang yang

menghiasi langit malam. Seorang misterius dari lepas pantai datang. Dia tampak sedang

berjalan menuju tempat kedua Archmage yang sudah terlebih dahulu tiba disana. Sosok

tinggi dan tegak memakai jubah panjang bertudung dari wol hitam dengan wajah yang

tampak gelap di bawah bayangan tudung hitamnya. Dia berjalan dengan tenang seraya

membawa tongkat kayu dari pohon yew  yang tingginya melebihi pembawanya. “Salam tuan

para petinggi sihir,” katanya  dihadapan kedua Archmage itu. Terlihat sorot mata seperti

mata elang yang tajam dan cemerlang di balik bayangan tudungnya. Dia mengangkat

tongkat yew   itu pelan dan menghempaskannya kebumi. Dari bawah tongkat itu muncul

retakan yang dengan cepat memanjang sampai berhenti ketengah-tengah mereka bertiga

berdiam diri, retakan itu membuat lubang di ujungnya. Lubang kecil yang tiba-tiba muncul

pancuran air kecil dari dalam tanah, hingga membentuk genangan air di dalamnya. Air itu

seketika memadat, membentuk sebuah bola kecil dari kaca yang menyimpan kelopak bunga

bewarna biru sebiru langit yang biasa dinamakan Runeglass Flower Othalas.  Dialah Sang

Archmage kebijaksanaan. Untuk pertama kalinya dia berada di hadapan Archmage lain dan

memperlihatkan sihirnya.

“Sungguh merasa terhormat saya bisa berhadapan dengan kedua para petinggi sihir”

sang Archmage kebijaksanaan itu menyapa sedikit membungkukkan badannya. “Saya

merasa khawatir atas pesan yang anda sampaikan Tuan Urs” Katanya memanggil Sang

Archmage keyakinan. “Saya meminta izin untuk mendengarkannya.” Dia berbicara dengan

suara besar yang dalam, tegas namun lembut.

“Tuan Zaw, saya berterimakasih anda berada disini” Tuan Urs yang lebih dikenal

dengan Archmage keyakinan membalasnya secara formal. “Duduklah, mungkin aku akan

memberikan kabar buruk padamu, lebih dari satu.” 

“Katakanlah padaku, saya sudah siap mendengarnya.”

Urs melirik pada tuan Tarnga yang sedang duduk di pingginya “Mungkin aku belum

memberitahumu juga tuan Tarnga, perkara selain dari Root Othalas.” Katanya. Tuan Tarnga

Page 9: The Valeox Earth - The Voters

7/23/2019 The Valeox Earth - The Voters

http://slidepdf.com/reader/full/the-valeox-earth-the-voters 9/12

 

hanya tersenyum dan mengangguk memerhatikan mereka berdua. “Root Othalas telah

hancur” Seraya mengeluarkan bungkusan kain di sakunya. 

“Apa yang menyebabkannya?” Jawaban dari suara itu datang dari belakang sang

Archmage kebijaksanaan.

“Aku tidak tahu, aku lengah.” “Lengah? Apa kau tahu betapa pentingnya Othalas itu” Sosok dari suara yang

menjawabnya itu akhirnya terlihat jelas. Tampak sosok laki-laki tampan tak terlalu tinggi.

Rambutnya coklat, sangat pendek dan terpotong rapih. Kulitnya bewarna sawo matang agak

putih. Matanya bewarna coklat, cerah dengan bekas luka agak panjang oleh senjata tajam

yang sudah permanen dari pipi kiri ke pipi yang satunya melalui jalur hidungnya yang tak

terlalu mancung. Dia memakai pakaian seorang ksatria berbahan timah putih dari daerah

timur dengan sebuah pedang panjang yang biasa disebut dengan katana di sisi kirinya yang

secara keseluruhan tampak seperti seorang pangeran kerajaan timur.

“Maafkan aku tapi siapa kau?” kata Tuan Urs sedikit waspada. 

“Aku?, Itu tak penting. Apakah kalian para Archmage yang paling di hormati itu. Tak

kuduga kalian bisa berada disini” Lelaki itu tertawa simpul dan duduk bersama dengan para

petinggi sihir.

“Siapa kau? Dan apa yang sedang kau lakukan?” 

“Aku hanya sedang lewat. Apa yang sedang dilakukan para Archmage di pulau Ox ini,

bukankah ini pulau terlarang?” 

“Ini bukanlah hal yang siapapun bisa mengeta-“ 

“Oh, Aku lupa bahwa pulau ini hanya bisa disinggahi oleh para petinggi sihir dan

ksatria terpilih” Dia memotong kata-katanya.

“Itu hanya sebuah kabar angin yang membawanya” akhirnya Tuan zaw mulai

berbicara.

“Tapi buktinya aku adalah seorang ksatria terpilih, yang akan memasuki hutan

terlarang Ox!” lelaki itu berdiri mengangkat tinjunya tinggi dengan senyuman yang begitu

meyakinkan.

“Kau cukup percaya diri untuk apa yang belum kau ketahui” kata Tuan Urs

menyuruhnya untuk duduk. “Aku tidak akan menanyakan namamu kembali atau siapa kau

sebenarnya. Tapi aku ingin kau berjanji, atas nama jiwamu.” menatap dalam lelaki itu

seperti sedang membaca pikirannya.

“Janji? Kau bahkan tidak tau siapa diriku. Kau bahkan tidak tau dari mana aku berasal.

Kau juga tidak tau tujuanku disini. Apa yang ingin kau janjikan?” 

“Aku hanya ingin kau berjanji untuk membantuku. Aku hanya bisa menjanjikan

keselamatanmu.” 

“Hey-hey-hey-hey.. Kita baru saja bertemu dan kau ingin menjamin keselamatanku.

Aku adalah seorang ksatria terhebat, aku pasti akan selamat.“ Lekaki itu berbicara dengan

logat yang sedikit aneh.

“Ya, jika kau memiliki keberuntungan yang tinggi” 

“Apa yang- .. Baiklah, apa yang kau inginkan dari ku?” 

Page 10: The Valeox Earth - The Voters

7/23/2019 The Valeox Earth - The Voters

http://slidepdf.com/reader/full/the-valeox-earth-the-voters 10/12

 

“Tuan Tarnga, Tuan Zaw.. Izinkan aku”  katanya. Tuan Urs bergumam seraya

memegang pergelangan tangannya. Dia perlahan-lahan menarik sesuatu seperti benang dari

kumparan cahaya yang keluar dari urat nadinya, perlahan seraya menggumamkan kata-kata

menjadi sebuah rapalan mantra. Benang itu terputus dan seketika terpecah menjadi titik-

titik cahaya yang bertebaran yang menyebar di sekeliling para petinggi dan lelaki itu.Lelaki itu seperti melihat keajaiban dan pada saat itu juga pandangannya perlahan

berubah menjadi terang dan semakin terang, jiwanya terbawa jauh kedalam hingga ia tak

sadar. Dia terbawa kepada suatu ingatan, melihat suatu kejadian, suatu pikiran yang bukan

miliknya. Kejadian yang dia lihat berlangsung dengan cepat, berpindah dari satu kejadian ke

tempat lainnya, terus dan terus berlangsung hingga nafas yang ia rasakan terengah-engah

menahan itu semua. Tapi dia melihat kejadian itu dengan sangat jelas, ia sadar sang

Archmage itu sedang menyampaikan sebuah pesan padanya. “Aku melihat bayangan

kegelapan dimana-mana.” Ia berkata pada hatinya sendiri. Kejadian yang belum pernah ia

lihat, sekarang ia sedang berada didalamnya.

Kepalanya terasa pusing, terlalu berat kelopak matanya untuk terbuka, tapi ia

memaksakan dirinya untuk sadar dan bangun. Penglihatannya berkunang-kunang begitu

pula perutnya, rasa itu membuatnya mual. Dia tak bisa menahan rasa mualnya dan segera

berlari ke belakang pohon yang ia duduki.

“Aku kira kau lelaki yang cukup kuat” Tuan Urs berkata seraya tertawa simpul.

“Diamlah! Aku hanya kebanyakan ma-“ jawabnya masih berusaha menahan mualnya

“Kita menunggu lama untuk kau sadar” 

“Lagipula hanya kau yang tak sadarkan diri ksatria timur” Tuan Zaw mulai berkata.

“Tch!, aku sudah selesai..” Lelaki itu kembali duduk dan   melihat langit. “Bulan

sepertinya sudah berada di tengah langit, aku harus cepat pergi.” 

“Tunggu, apa kau sudah mengerti yang harus kau lakukan. Selain itu aku sebagai

sang Archmage Kepercayaan akan mempercayakan gelarku padamu Tuan Ren. Aku ingin kau

menemukan sendiri Othalasmu di dalam sana. Sebenarnya kamipun tak pernah memasuki

hutan terlarang Ox ini, kami mendapakannya dari leluhur kami.”  Katanya. Tuan Urs

memberikan bungkusan pecahan Othalas pada lekaki itu.

“Ah.. aku mengerti, walaupun begitu aku mempercayakan keselamatanku padamu ,

Master.”  Lelaki itu yang sekarang sudah diketahui namanya berdiri dan dengan tegas

menyilangkan tangan kanan didadanya lalu membungkuk “Suatu kehormatan bagiku untuk

membantu menggantikanmu.” 

“Maaf, tapi tuan Urs jadi menurutmu keberadaannya sudah tak bisa kau rasakan

lagi?” sela Tuan Zaw. 

Tuan Urs mengangguk seraya memperbolehkannya untuk berkata “Pesan yang aku

sampaikan terputus padanya dia sudah tiada,”  Jelasnya seraya mengepal tangan. “sang

Archmage kekuatan telah terbunuh.” 

Tuan Tarnga menghentikan pembicaraan sementara, ia mengeluarkan serulingnya

dan memainkan sebuah lantunan melodi sedih. Angin membuat dedaunan di pohon

berdesir dengan lembut bersatu dengan melodi seolah-olah alam pun sedang berkabung

Page 11: The Valeox Earth - The Voters

7/23/2019 The Valeox Earth - The Voters

http://slidepdf.com/reader/full/the-valeox-earth-the-voters 11/12

 

atas apa yang telah terjadi. “Sungguh melodi yang indah” Tuan Zaw menutup matanya,

menyimak lantunan melodi sedih yang disampaikan tuan Tarnga .

“Wajahnya memang seram, tapi..” Tuan Ren berkata dengan matanya yang berkaca-

kaca. “Tapi aku pikir dia tak akan pernah berbicara maupun bersuara sedikitpun” 

“Ren, mungkin dia tak bisa berbicara tapi dia mempunyai kelebihan yang hanyasedikit orang punya bahkan alam pun bersatu dengannya.” Tuan Urs berkata.

Lelaki itu mengangguk, mengerti apa yang Tuan Urs katakan. Tak terasa melodi itu

telah selesai dimainkan, membuat semuanya merenung sejenak bahkan angin pun berhenti

bertiup.

“Bagaimana dengan petinggi keadilan? Saya masih bisa merasakan keberadaannya” 

Tuan Zaw melanjutkan pembicaraan.

“Entahlah tuan Zaw, begitu pula pesan yang aku sampaikan padanya terputus tapi

mungkin ini sedikit berbeda atas apa yang terjadi dengannya.” Jelas tuan Urs

memperlihatkan kebingungan dimatanya “Aku pun masih merasakan keberadaannya seperti

dengan sang Archmage Kesabaran ataupun sang Pemilih, aku tidak tau dimana dia, nama

sejati ataupun asalnya. Hanya saja walau aku mengetahui dan telah memanggil nama

sejatinya, sang Archmage keadilan tak berada di dunia ini, aku merasakan hal yang sama

seperti jelmaan kegelapan yang aku lihat sebelumnya.”

Page 12: The Valeox Earth - The Voters

7/23/2019 The Valeox Earth - The Voters

http://slidepdf.com/reader/full/the-valeox-earth-the-voters 12/12