Tesis - UKSW

95
i Persepsi Masyarakat Tobelo Terhadap Masyarakat Moro Kajian Teologis Penciptaan Tesis Diajukan kepada Progam Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh: Eka Krisdayanti Papua 752017021 Email : [email protected] Magister Sosiologi Agama Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2019

Transcript of Tesis - UKSW

Page 1: Tesis - UKSW

i

Persepsi Masyarakat Tobelo Terhadap Masyarakat Moro Kajian Teologis Penciptaan

Tesis

Diajukan kepada

Progam Pascasarjana Magister Sosiologi Agama

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

Oleh:

Eka Krisdayanti Papua

752017021

Email : [email protected]

Magister Sosiologi Agama

Fakultas Teologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2019

Page 2: Tesis - UKSW

ii

Page 3: Tesis - UKSW

iii

Page 4: Tesis - UKSW

iv

Page 5: Tesis - UKSW

v

Page 6: Tesis - UKSW

vi

Kata Pengantar

Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih

anugerah dan tuntunan-Nya penulis dimampukan untuk menyelesaikan kewajiban belajar

sebagai Mahasiswa Fakultas Teologi, Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama,

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Sampai pada penyelesaian penulisan Tesis

dengan baik guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Master Sains (M.Si).

Maka dikesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua dan keluarga yang telah menopang membiayai, memberi semangat, dan doa

selama penulis berproses dalam dunia pendidikan. Kalian merupakan kekuatan untuk penulis

bisa menyelesaikan Tesis ini.

2. Dosen pembimbing bapak Dr. David Samiyono selaku pembimbing utama Diselah-sela

kesibukan jadwal yang padat sebagai Dekan Fakultas Teologi tetap setia mebimbing dan

mendengar keluh kesah bahkan memahami keterbatasan penulis. Terima kasih karena setia

membimbing penulis sejak masih berada pada strata satu (S1).

3. Dr. Pdt. Ebenhaezer Nuban Timo pembing pendamping. Terima kasih telah membimbing

penulis disela-sela kesibukan jadwal yang padat tetap setia meluangkan waktu untuk

membimbing hingga penulis bisa menyelesaikan Tesis ini.

4. Ketua Program Studi Magister Sosiologi Agama bapak Dr. Pdt. Tony Tampake telah

membantu penulis dalam memberikan motivasi bagi penulis disaat penulis membutuhkan

dorongan semangat.

5. Seluruh dosen Fakultas Teologi UKSW yang telah memberikan ilmu dan membantu

penulis selama proses perkuliahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dan tanggung

jawab sebagai Mahasiswa Teologi dalam program pascasarjana Magister Sosiologi Agama.

Page 7: Tesis - UKSW

vii

Dan ucapan terima kasih juga kepada seluruh staf TU Fakultas Teologi program

pascasarjana.

6. Orang-orang tersayang Imasi Devi Djojano S.Ds, Berlyan Rambu Pesi Kondy, Rio

Banghely Fara, Marco Penttury, Leby Pattyasina, Hesty Datemoly, kak Pdt. Adel Chrisye,

Ivon, Ziel, kak Pdt. Inet, kak Pdt. Elsy Mantol, Pdt. Steven Sambaki Yanis, Viny, ibu Pdt.

Vany dan Pdt. Hery dari GBI Tobelo.

Salatiga, 15 November 2019

Eka Krisdayanti Papua

Page 8: Tesis - UKSW

viii

Motto

Ketika Tuhan membawamu berjuang sampai sejauh ini, itu bukan untuk

sebuah kegagalan namun untuk sebuah kemenangan

Kadang rasa lelah dalam berjuang itu ada, istirahatlah sejanak namun

bukan untuk berhenti.

Page 9: Tesis - UKSW

ix

Daftar Isi

Halaman Judul ................................................................................................................... i

Lembar Pengesahan .......................................................................................................... ii

Pernyataan Tidak Plagiat.................................................................................... ............. iii

Pernyataan Persetujuan Akses ......................................................................................... iv

Kata Pengantar .................................................................................................................. v

Motto ................................................................................................................................ vi

Daftar Isi .................................................................................................................. vii-viii

Abstrak ............................................................................................................................ ix

Bab I Pendahuluan ......................................................................................................... 1

Mengenal Masyarakat Moro................................................................................. 1-7

Sistematika Penulisan .............................................................................................. 7

Kajian Pustaka ...................................................................................................... 7-9

Metode Penelitian .................................................................................................... 9

Bab II Landasan Konseptual ...................................................................................... 10

Manusia Dan Masyarakat ................................................................................. 10-13

Penciptaan Dalam Pandangan Agama Islam; Mahkluk Yang Kelihatan Menurut Islam

............................................................................................................................... 14

Mahkluk Yang Tidak Kelihatan ...................................................................... 14-17

Pandangan Kristen Mengenai Ciptaan Yang Kelihatan .................................. 18-22

Ciptaan Yang Tidak Kelihatan Yakni Malaikat .............................................. 22-26

Folklor ............................................................................................................. 26-34

Bab III Hasil Penelitian ................................................................................................ 35

Letak Geografis ..................................................................................................... 35

Agama Dan Budaya Masyarakat Tobelo .......................................................... 36-37

Persepsi Masyarakat Islam Terhadap Masyarakat Moro.................................. 37-45

Persepsi Masyarakat KristenTerhadap Masyarakat Moro ................................ 46-57

Bab IV Analisa .............................................................................................................. 58

Kajian Teologis Masyarakat Tobelo Terhadap Masyarakat Moro ................... 58-63

Masyarakat Moro Dalam Persepsi Masyarakat Islam & Masyarakat Kristen . 63-71

Masyarakat Moro Dalam Persepsi Gereja ........................................................ 71-72

Folklor Moro .................................................................................................... 72-74

Page 10: Tesis - UKSW

x

Bab V Kesimpulan .................................................................................................. 75-78

Implikasi Bagi Masyarakat Tobelo Islam Kristen ................................................. 78

Saran ................................................................................................................. 79-81

Daftar Pustaka ............................................................................................................ 82-84

Page 11: Tesis - UKSW

xi

Abstrak

Masyarakat Moro merupakan penduduk asli pulau Halmahera hidup pada abad ke 15 sampai

pertengahan abad ke 17. Sistem pemerintahan pada saat itu ialah kepentingan tenaga kerja,

dan pajak. Masyarakat Moro memiliki hubungan dalam hal ini dengan Sultan Ternate untuk

memberi suplai makanan. Namun karena pajak yang dikenakan telalu tinggi sehingga

memberatkan masyarakat Moro dan memutuskan untuk menghilang di hutan Halmahera.

Karena mengilang di hutan selama bertahun-tahun (1536-1617) sehingga masyarakat

Halmahera menganggap mereka telah hilang namun masuk dalam kosmologi Halmahera

dianggap sebagai setan, arwah, jin, dan kafir. Jika ada masyarakat Halmahera (Tobelo) yang

berhubungan dengan mereka akan dianggap sesat. Masyarakat Moro dalam bahasa Tobelo di

sebut O Moroka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpuan

data melalui wawancara terhadap masyarakat yang pernah dan masih berhubungan dengan

masyarakat Moro. Hasil yang ditemukan dilapangan ialah masyarakat Moro dipercaya

sebagai manusia memiliki budaya, agama dan terdapat nilai-nilai sosial. Yakni melestarikan

nilai-nilai budaya, ekologis, dan membantu dalam pengembangan iman kepada Tuhan.

Diharapkan tulisan ini bermanfaat bagi masyarakat Tobelo dalam menambah pengetahuan

akan masyarakat Moro. kedua masyarakat bisa mengetahui persepsi masyarakat Tobelo dari

agama Islam dan Kristen terhadap masyarakat Moro.

Kata Kunci: Agama Tradisional, Agama, Masyarakat Moro.

Page 12: Tesis - UKSW

1

1. Pendahuluan

1.1 Mengenal Masyarakat Moro

Kehidupan masyarakat modern sekarang ini dengan kemajuan ilmu pengetahuan, tidak

dapat menggeser keyakinan mayarakat tradisional terhadap sesuatu yang bersifat mistis.

Sama halnya dengan masyarakat kota Tobelo Halmahera Utara. Terdapat dua agama besar

yakni agama Islam dan agama Kristen hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan

masyarakat setempat yang kuat dalam ajaran agama tetapi masih meyakini sesuatu yang

bersifat mistis. Masyarakat setempat percaya bahwa ada kehidupan masyarakat mistis.

Mereka adalah masyarakat Moro. Mereka diyakini dapat hidup di dua alam yakni alam

masyarakat Tobelo dan alam masyarakat Moro.

Masyarakat Moro ini diyakini meskipun bersifat mistis mereka adalah manusia seperti

pada umumnya hanya saja tempat tinggal mereka berbeda. Nama Moro ini jika dilihat dari

tulisan Efendy Duan yang sebelumnya telah menulis dalam tesisnya mengenai masyarakat

Moro. Duan mengatakan bahwa ketika bangsa portugis datang ke Maluku Utara dalam

rangka mencari rempah-rempah, mereka menemukan adanya kehidupan di Pulau Halmahera

dan mereka memberi nama pulau Halmahera Batochino do Moro sedangkan Halmahera

Utara Costa Do Moro.1 Nama ini kemudian berkembang sebutan menjadi Moro terhadap

masyarakat penduduk pertama di pulau Halmahera. Sedangkan sebutan orang Moro dalam

bahasa Tobelo disebut O Moroka.

Magany dalam bukunya yang berjudul “Bahtera Injil di Halmahera (2012)” mencatat

keberadaan masyarakat Moro itu dimulai pada abad ke 16 sampai pertengahan abad ke 17.

Hal ini didukung dengan bukti dokumen dari sumber Utrechtsche Zendings Vereeniging

1Juansal E. Duan, “Pemahaman Masyarakat Adat Hibualamo Tentang O Moroka“ (TESIS., Salatiga:

Universitas Kristen Satya Wacana, 2010). 1-2.

Page 13: Tesis - UKSW

2

(UZV) bahwa ketika penginjil datang ke Halmahera Utara oleh Van Dijiken untuk

menyebarkan Injil ditemukan bahwa suku-suku di Halmahera Utara masih menganut agama

suku atau kepercayaan-kepercayaan pra-literer. Kemudian karena misi UZV, Van Djiken

ditempatkan di desa Duma, tempat yang disebut oleh warga setempat yaitu Morodoku. Warga

setempat meyakini bahwa Morodoku adalah tempat tinggal masyarakat Moro.2

Sejak abad ke-16 Pulau Halmahera telah dimasukan dalam kekuasaan Kesultanan

Ternate yang dibagi menjadi dua bagian Utara dan Selatan dan Tidore bagian Tengah. Sistem

pemerintahan kedua kerajaan itu berkaitan dengan kepentingan tenaga kerja, pajak serta

bahan makanan yang disalurkan pada Sultan Ternate dan Tidore, melalui sistem upeti.3Dalam

hal ini masyarakat Moro memiliki hubungan terhadap pemberian upeti tributary relationship

dengan Ternate, Morotai, Jailolo dan Tidore. Hal ini jugalah yang kemudian membebani

masyarakat Moro dan tidak mampu membayar pajak kemudian memutuskan untuk masuk di

hutan Halmahera dan menghilang (1536-1617).

Berbicara tentang Moro tidak terlepas dari kekuasaan kesultanan Ternate dan

penyebaran Islam yang ada di Maluku Utara sampai ke Halmahera Utara. Seperti yang di

tulis oleh Wuri Handoko dalam jurnal penelitiannya tentang Ekspansi Kekuasaan Islam

Kesultanan Ternate Di Pesisir Timur Halmahera Utara, mencatat bahwa sejarah tentang

Islam di Maluku Utara dikuasai oleh Sultan Ternate atau paling dominan sejak abad ke XV-

XVI. Berbagai pendapat tentang asal-usul Islam di Maluku Utara diantaranya dari Malaka,

Kalimantan atau Jawa bahkan Cina sejak abad ke XIV, XV. Kemudian penyebaran

kekuasaan Kesultanan Ternate menyebar sampai ke Tidore, Bacan, Jailolo dan pulau

Halmahera Utara diantaranya kecamatan Kao, Tobelo, dan Galela dengan mobilisasi tinggi

dan persaingan pengaruh kekuasaan dari Kesultanan Ternate dengan pihak kolonial.

2 Magany, Bahtera Injil di Halmahera (Halmahera: BUMG-GMIH & Institut Hendrik Van Dijiken, 2012). 3Irfan Ahmad, “Sejarah Sosial Kristenisasi di Tobelo 1866-1942” (TESIS., Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada, 2014).

Page 14: Tesis - UKSW

3

Terutama dalam perebutan geopolitik dan geoekonomi kemudian dilanjutkan dengan

perdagangan untuk menyebarkan kerajaan-kerajaan Islam.4

Selain itu, dalam jurnal penelitian lain dari Wuri Handoko dan Muhammad Al

Mujabuddawat tentang Situs Kampung Tua Kao: Identitas Asal Usul dan Jejak Peradaban

Islam di Wilayah Pedalaman Halmahera Utara, dalam pendahuluannya berkali-kali

menyingkung tentang Kerajaan Moro di Tobelo, meskipun tidak membahas lebih dalam.

Handoko dan Mujabuddawat melakukan penelitian arkeologi dan sejarah di mana mereka

melihat benda-benda dan tulisan/dokumen yang membuktikan adanya kehidupan di masa

lampau. Dalam tulisan mereka yang berfokus untuk mencari tahu kehidupan masyarakat

Islam dari kekuasaan sultan Ternate yang ada di kampung Tua Kao dan di sana terdapat

makam-makam Islam kuno yang menguatkan data bahwa Halmahera Utara juga dulunya

dikuasai oleh Sultan Ternate dalam penyebaran agama Islam.5

Perjumpaan antara orang-orang Portugis dan masyarakat Moro yang kemudian

bersamaan menghilang di hutan Halmahera, membuat masyarakat Halmahera memaknai

keberadaan orang-orang Portugis dalam kosmologi Halmahera dan telah disakralkan merujuk

pada zaman Portugis dan bangsa Portugis dan memaknai sebagai kondisi asli leluhur

masyarakat Halmahera.6Kemudian masyarakat Halmahera menganggap bahwa masyarakat

Moro telah menyatu dengan alam dan dianggap bisa hidup di dua alam, yaitu dunia

masyarakat Moro dan dunia manusia. Ciri-ciri mereka digambarkan mempunyai fisik

manusia, berpakaian ala Barat, berparas cantik, ganteng, menikah, mempunyai agama, kafir,

mempunyai tetua adat, dan kaya.

4Wuri Handoko, ”EKSPANSI KEKUASAAN ISLAM KESULTANAN TERNATE

DI PESISIR TIMUR HALMAHERA UTARA”,(Maluku-Indonesia; Kapata Arkeologi,2017).95-98. 5 Wuri Handoko dan Muhammad Al Mujabuddawat, ”SITUS KAMPUNG TUA KAO: Identitas Asal Usul dan

Jejak Peradaban Islamdi Wilayah Pedalaman Halmahera Utara”, (Balai Arkeologi Maluku; Ambon. 2017). 6 Duan,“Pemahaman Masyarakat Adat Hibualamo ...1-2.

Page 15: Tesis - UKSW

4

Mitos-mitos yang berkembang dalam masyarakat mengatakan bahwa orang Moro

sering menampakan wujud mereka terhadap seseorang yang mereka senangi. Mereka juga

diyakini bisa membantu manusia yang berhubungan dengan mereka dalam pekerjaan

membersihkan kebun, menebang pohon, memetik padi, membantu dalam pembangunan

gedung atau pun rumah. Hasil kerja mereka lebih baik dari pada masyarakat biasa. Selain itu

mereka diyakini ada yang mempunyai agama baik Kristen maupun Islam tetapi ada juga

yang tidak mempunyai agama, mereka disebut kafir. Mereka yang beragama diyakini

mempunyai perilaku yang baik tetapi yang tidak mempunyai agama (kafir) disebut jahat

karena mempunyai perilaku yang buruk.

Dalam tulisannya Handoko mengatakan bahwa pada masa lampau desa Mamuya

diangap sebagai ibu kota kerajaan Moro meskipun tidak dengan data suvei arkeologi yang

kuat. Kemudian data yang signifikan ditemukan di wilayah bukit desa Ruko, di daerah aliran

suangai Mede. Di bukit tersebut ditemukan singkapan struktur batu yang diyakini sebagai

benteng pertahanan tradisional bangsa Portugis sebelum memindahkan pertahanannya di desa

Mamuya.7 Hal ini seperti penemuan penulis dari hasil penelitian sebelumnya bahwa di

Kokota Jaya (tempat masyarakat Moro di sekitaran sugai Mede) terdapat sebuah benteng

Portugis yang dipercaya sebagai benteng masyarakat Moro.

Setelah masyarakat Moro menghilang dan disakralkan serta masuk dalam kosmologi

Halmahera sebagai mahkluk adikodrati, pandangan umum masyarakat Tobelo terhadap

mereka adalah setan, jin, dan sesat atau kafir. Tetapi ada juga masyarakat yang masih

berhubungan dengan mereka memandang sebagai manusia bukan setan, baik hati dan saleh.

Kalau tadi masyarakat umum menganggap mereka sebagai setan, kafir dan sesat, masyarakat

yang berhubungan dengan Moro menganggap bahwa tidak ada salahnya bersahabat dengan

mereka, karena hanya sebatas bersahabat bukan menyembah. Anggapan berikut juga bahwa

7Handoko, ”EKSPANSI KEKUASAAN ISLAM...101.

Page 16: Tesis - UKSW

5

mereka merupakan utusan Tuhan yang jauh lebih saleh dari masyarakat Tobelo pada

umumnya sehingga merasa terbantu dalam hal pengembangan iman Kristen.8

Sedangkan pemahaman masyarakat Islam pada umumnya menganggap bahwa

masyarakat Moro yang beragama Islam hanya berhubungan dengan masyarakat Tobelo yang

seagama dengan mereka yakni agama Islam. Menurut R. P tempat tinggal masyarakat Moro

yang beragama Islam diyakini banyak terdapat di bukit desa Ruko dan pada saat-saat tertentu

sering mendengar suara Adzan dari Mesjid. Kepercayaan itu muncul karena kakeknya

dianggap berhubungan mereka dan mempunyai kebun di bukit desa Ruko yang tidak lain

kawasan tersebut masih termasuk kerajaan masyarakat Moro. Selain itu dalam pandangannya

mereka disebut Jin.9Pandangan lain mengatakan bahwa mereka yang merupakan masyarakat

hilang-hilang sebagi mitos, yang tidak jelas dan tidak ada bukti keberadaanya, meskipun

pengalaman orang lain mengatakan pernah berjumpa dengan orang Moro.10

Dalam hal ini ada dua pandangan masyarakat Tobelo terhadap masyarakat Moro. Hal

inilah yang ingin penulis gali lebih dalam mengenai persepsi masyarakat Tobelo terhadap

masyarakat Moro dilihat dari persepsi masyarakat Tobelo yang beragama Islam dan Kristen.

Berdasarkan latar belakang di atas sehingga rumusan masalahnya ialah, pertama,

bagaimana pandangan masyarakat Tobelo yang terdiri dari dua agama tersebut terhadap

masyarakat Moro? Tujuan dari tulisan ini adalah mendiskripsikan dua pemahaman (terdiri

dari masyarakat yang beragama Islam dan Kristen) masyarakat Tobelo terhadap masyarakat

Moro. Diharapkan tulisan ini nantinya bermanfaat untuk masyarakat Tobelo. Kedua

masyarakat bisa mengetahui alasan dari dua pandangan terhadap masyarakat Moro jika

dilihat dari pandangan masyarakat yang beragama Islam & Kristen.

8 Papua, “Pemahaman Jemaat GMIH Bethania Mede Tentang O Moroka di Tobelo”(Jurnal Tugas Akhir.,

Salatiga:Universitas Kristen Satya Wacana,2017). 15. 9 Wawancara via Facebook dengan R. P tanggal 28 Februari 2018. 10 Wawancara lewat telepon dengan M.Z tanggal 4 Maret 2018.

Page 17: Tesis - UKSW

6

Hal ini dianggap penting karena penulis ingin melihat pandangan masyarakat Tobelo

yang dianggap percaya dan berhubungan dengan masyarakat Moro. Karena jika dilihat secara

umum pemahaman masyarakat kedua agama tersebut, memandang mereka negatif, tetapi ada

saja orang-orang tertentu yang berhubungan dengan orang Moro. Selain itu juga ada

pandangan bahwa mereka yang beragama Islam hanya berhubungan dengan masyarakat

Tobelo yang mempunyai agama sama yakni Islam, begitu juga dengan Moro Kristen dengan

masyarakat Kristen. Sedangkan informasi ini penulis belum dengar sebelumnya, hal ini

merupakan isu hangat dalam diri penulis sendiri.

Sehingga penulis merasa ingin tahu persepsi masyarakat Tobelo terhadap masyarakat

Moro itu seperti apa dari dua pemeluk agama besar tersebut yakni Islam dan Kristen. Penulis

melihat belum ada tulisan yang mengangkat pandangan masyarakat Tobelo dari persepsi ke

dua agama tersebut. Itu sebabnya penulis ingin menciptakan tulisan yang baru agar berbeda

dengan tulisan sebelumnya dan bisa menjadi salah satu bahan informasi untuk masyarakat

Tobelo.

Penulis beranggapan bahwa topik lanjutan yang penulis akan kembangkan ini penting

untuk melakukan penelitian. Karena cerita mengenai masyarakat Moro dalam kalangan

masyarakat Tobelo sangat tidak asing tetapi pemahaman umum memandang mereka sebagai

setan dan orang yang bergubungan dengan mereka dianggap kafir. Dalam hal ini agama

berdiam diri menyikapi persoalan pemahaman dan hubungan ini, padahal kenyataan

membuktikan bahwa masyarakat/jemaat diam-diam berhubungan dengan mereka dan disisi

lain mereka merasa dilema dengan hal itu.

Seharusnya pemuka-pemuka agama perlu menyikapi hal ini dan tentu saja dengan

pemahaman yang baik tidak mendiskriminasikan. Karena kalau tidak, ke depannya

jemaat/masyarakat akan mempunyai pemahaman yang keliru tentang mereka, dan juga

mungkin ada masyarakat yang memilih meninggalkan gereja/masjid karena lebih nyaman dan

Page 18: Tesis - UKSW

7

merasa terbantu/terdidik ketika berhubungan dengan orang Moro. Hal ini karena hasil

penelitian sebelumnya mengatakan bahwa, mereka yang beragama merupakan yang saleh dan

taat dalam ajaran agama (Kristen). Maka dari itu penelitian akan sangat penting untuk

membuat suatu tulisan tentang pandangan agama Islam dan Kristen terhadap mereka.

1.2 Sistematika Penulisan

Bagian 1 menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah atau pertanyaan

penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan,

dan kajian pustaka. Bagian 2 menjelaskan teori yang akan dipakai untuk menjadi bahan

analisa. Bagian 3 memaparkan hasil penelitian mengenai persepsi masyarakat Tobelo

terhadap masyarakat Moro. Bagian 4 analisa terhadap hasil penelitian yang sudah dilakukan

dan berdasarkan teori yang dipakai. Bagian 5 membahas kesimpulan dari hasil analisa dan

disertai saran untuk masyarakat Tobelo terlebih lagi kepada dua pemeluk agama besar tesebut

yakni Islam dan Kristen.

1.3 Kajian Pustaka

Sumber yang medeskripsikan mengenai masyarakat Moro sangat sedikit karena tidak

banyak yang menulis mengenai mereka yang juga sering disebut sebagai masyarakat hilang-

hilang itu. Adapun beberapa sumber yang mendeskripsikan tentang mereka antara lain,

Magany dalam bukunya “Bahtera Injil di Halmahera(2012)” menjelaskan masyarakat Moro

sebagai jiwa orang Portugis Islam yang telah meninggal dan kepercayaan pra-literer. Mereka

dianggap makhluk gaib yang akan menampakan diri mereka pada saat-saat tertentu dengan

pakaian ala Barat dan memiliki rumah dengan perabotan yang lengkap.11

11Magany, Bahtera Injil Di Halmahera... 13.

Page 19: Tesis - UKSW

8

Juansal Efendy Duan dalam Tesisnya melihat cerita mengenai masyarakat Moro

dikategorikan sebagai mitos.12Oscar May dalam tesisnya menyatakan suatu kemungkinan

masyarakat Moro sebagai suatu kerajaan namun lebih cenderung melihat mereka sebagai

orang-orang Portugis yang menghilang, bukan jiwa orang/masyarakat Portugis.13 Tetapi

dalam penelitian Oscar May tidak membahas lebih jauh tentang masyarakat Moro, karena

lebih berfokus pada magis dan matra yang sangat marak dipraktekkan selama konflik

horisontal yang terjadi di pulau Halmahera.

Platenkamp seorang etnografi Jerman dalam tulisannya melihat masyarakat Moro

adalah hamba (pada abad ke 16-17) yang memberikan beras, sagu, daging dan ayam, untuk

kerajaan Ternate. Masyarakat Moro dianggapnya sebagai leluhur karena di Halmahera

masyarakat menyebut masyarakat Moro sebagai “tuan tanah” yaitu orang-orang yang tinggal

disini (Halmahera) sejak dulu. Platenkamp juga menganggap keberadaan masyarakat Moro

adalah masyarakat yang “dihilangkan”.14

Eka Krisdayanti Papua dalam tulisannya menarik kesimpulan bahwa masyarakat Moro

adalah manusia seperti manusia pada umumnya hanya saja berbeda alam, mereka

dianggapnya sebagai leluhur masyarakat Halmahera.15

Dari kelima sumber yang telah mendeskripsikan tentang masyarakat Moro, tiga

diantaranya yaitu Magany, Efendy, dan Oscar, melihat masyarakat bangsa Portugis yang

hilang atau dihilangkan disebut Moro dan tetap dianggap sebagai masyarakat yang misterius.

Tetapi dua diantaranya yaitu Platenkamp dan Papua menganggap masyarakat Moro sebagai

leluhur masyarakat Halmahera dan mereka adalah manusia yang dulunya memutuskan untuk

12 Duan, “Pemahaman Masyarakat Adat ...9. 13Oscar May, “Analisis Sosio-Teologis terhadap Fenomena Agama Masa Kerusuhan di Tobelo-Maluku

Utara” (TESIS., Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 2002). 30. 14Platenkamp,“Tobelo, Moro, Ternate: The Cosmological Valorization Of Historical 1993,”. 61-89 15 Papua, Pemahaman Jemaat GMIH Bethania...

Page 20: Tesis - UKSW

9

menghilang namun tetap berbaur dengan masyarakat Halmahera terlebih khusus kota Tobelo

hingga saat ini.

1.4 Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena teknik pengumpulan data

menggunakan wawancara. Penelitian kualitatif merupakan suatu metode penelitian dengan

cara peneliti harus terlibat dalam pengalaman partisipan.16

Metode kualitatif mengharuskan peneliti berada di tempat di mana penelitian itu akan

dilakukan dan juga peneliti dituntut terlibat langsung dalam penelitian baik itu dalam hal

pengumpulan data melalui wawancara, maupun analisa dan interpretasi data. Hal penting

lainnya dalam metode kualitatif yaitu data yang diperoleh harus dari tangan orang pertama

dan harus pengalaman langsung partisipan.17

Cara pengambilan data dilakukan melalui wawancara terhadap pihak atau orang-orang

yang dianggap dapat memberikan informasi seakurat mungkin, yakni pemuka-pemuka

agama, dan masyarakat biasa yang dianggap pernah dan masih menjalin relasi dengan

masyarakat Moro.

Tempat penelitian yaitu di kota Tobelo Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara,

karena menurut masyarakat setempat masih banyak masyarakat Tobelo yang percaya dan

berhubungan dengan masyarakat Moro. Tempat penelitian tidak tertuju dalam satu desa saja

tetapi di tujukan kepada kota Tobelo agar penulis dapat mencari tahu pemahaman masyarakat

mengenai masyarakat Moro dari desa-desa yang ada di kota Tobelo, sehingga akan

memperbanyak referensi dan memperkuat data nantinya.

16 John W. Creswell, Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar,2016). 264-265. 17 J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Grasindo, 2010). 56-57 & 60.

Page 21: Tesis - UKSW

10

2. Landasan Konseptual

2.1 Manusia Dan Masyarakat

Untuk memperoleh makna dari cerita masyarakat Moro, penulis mendeskripsikan

fenomena mereka dengan landasan konseptual mengenai manusia sampai terbentuk menjadi

sebuah masyarakat. Manusia berasal dari sejarah yang dimulai dari sebuah peristiwa menjadi

kisah dan menghasilkan sebuah nilai-nilai diterapkan oleh manusia. Nilai merupakan sesuatu

yang dianggap berharga dan luhur. Indonesia mengalami krisis identitas nasional di mana

manusia melupakan sejarah atau melupakan identitas. Hal ini karena ia beranggapan bahwa

sebuah kehidupan maupun status di masa sekarang dan masa depan tidak terlepas dari memori

kolektif dan juga primordial.1

Manusia adalah satu-satunya mahkluk yang memiliki sejarah. Sampai timbul dalam

sebuah pertanyaan apa yang membedakan manusia dan binatang. Ciri khas yang membedakan

manusia dan binatang salah satunya rohani dan juga sejarah. Manusia mempunyai sifat

kesejarahan historitas bersumber dari kerohanian dan kepribadian dan juga manusialah pelaku

sejarah itu sendiri juga sebagai mahkluk berbudaya. Hal ini karena manusia mampu

menyesuaikan diri dengan alam sekitar.2

Dalam teori evolusi dikatakan manusia berevolusi dari kera. Tetapi pandangan lain

mengatakan bahwa bahwa manusia bukanlah berasal dari Kera tetapi dari ciptaan Tuhan

sebagaimana tercatat dalam kitab Kejadian. Manusia diciptakan Allah dengan akal pikiran,

manusia mempunyai potensi-potensi bahkan cinta kasih yang semuanya dari Allah sang

pencipta manusia itu sendiri.3

1 A. Daliman, Manusia & Sejarah. (Yogyakarta; Penerbit Ombak, 2012). vii-4. 2 Daliman, Manusia & Sejarah... 7-8. 3 Hendra Rey, Manusia dari Penciptaan Sampai Kekekalan. (Gandum Mas, Malang, 2002).

Page 22: Tesis - UKSW

11

Manusia juga berpacu dengan waktu. Dalam arti manusia mempunyai waktu yang tidak

dapat diulang atau tidak mungkin manusia berada dalam waktu yang sama karena manusia

setiap waktu bergerak maju. Seperti sungai yang mengalir yang tiap saat diperbaharui. Ada

dahulu, ada kemudian dan ada masa lampau juga masa sekarang dan masa depan. Dan segala

situasi dan kondisi manusia di masa sekarang dan masa depan semua berasal atau diwariskan

dari masa lampau. Masa lampau memberikan modal untuk menyongsong masa depan dan

masa lampau dianggap nyata (real) sejauh termuat dalam masa sekarang.4

Manusia, Filsafat dan Sejarah tidak dapat dipisahkan karena saling ketergantungan.

Esensi dari kenyataan manusia adalah eksistensi. Manusia bukan sekedar “ada” (more than

just a being) melainkan lebih dari itu, manusia adalah “ada-dalam perkembangan-senantiasa.”

Manusia sebagai mahkluk bersejarah diurai dalam hakikat manusia, asal-usul manusia

pertama, hubungan alam, sejarah, dan kebudayaan, peranan manusia dalam sejarah.

Kesadaran dan wawasan sejarah dirinci dalam pemahaman tentang hakikat sejarah, kesadaran

atas manusia, waktu, ruang, kesadaran sejarah dan wawasan sejarah. Makna dan jati diri

manusia dalam sejarah selanjutnya dipilih menjadi makna, dan jati diri manusia dalam

sejarah. Secara universal manusia, filsafat dan sejarah akan menelaah tentang manusia sebagai

peminat yang ingin mendalami perjalanan hidupnnya dalam peristiwa sejarah dan berusaha

memeriksa dirinya sendiri dari kebebasan dan tanggungjawab hidupnya, karena dengan

demikian ia mampu menemukan satu titik terang/jalan yang benar dalam dunia setiap saat

berubah, sehingga kemudian manusia mampu menyesuaikan diri dengan pelbagai risiko dan

tanggung jawab dalam suatu zaman yang mengitarinya. Manusia dan masalah kemanusiaan

harus dihadapkan pada diri sendiri berulang-ulang.5

4 Daliman, Manusia & Sejarah...20-25. 5 Juraid Abdul Latief, Manusia, Filsafat, Dan Sejarah. (Jakarta; Bumi Aksara, 2006). 3-6.

Page 23: Tesis - UKSW

12

Sejumlah kelebihan yang dimiliki manusia yaitu berakal, berbicara, berpolitik,

berkeluarga dan bermasyarakat. Berikut penyataannya:

Manusia adalah hewan yang berakal sehat, yang

mengeluarkan pendapatnya, yang berbicara berdasarkan

akal pikiran (the animal that reason). Manusia adalah

hewan yang berpolitik (zoon politicon, political animal),

hewan yang berfamili dan bermasyarakat, mempunyai

kampung halaman dan negeri.6

Terlepas dari penciptaan manusia, penulis masuk dalam masyarakat. Historiografi

dalam masyarakat tradisional dalam hal ini menyinggung tentang dua masyarakat yang belum

mengenal budaya baca tulis dan sudah mencapai budaya baca tulis. Masyarakat belum

berbudaya baca tulis dan menyimpang data dan fakta semua kepada ingatan (memori). Dan

kita tahu bersama bahwa data yang disimpan dalam ingatan masyarakat yang belum mengenal

baca tulis akan sangat terbatas dan tidak akan dapat diwariskan jika ingatan tersebut hilang.

Tetapi masyarakat yang sudah mengenal budaya tulis akan mudah menyimpang

ingatan/memori mereka dan dapat dengan mudah diwariskan pada generasi berikut. Hal ini

karena ingatan/peristiwa dapat dituangkan dalam bentuk monumen dan dokumen sehingga

mudah dikenang maupun dihidupkan kembali oleh generasi penerus. Upaya mengabadikan

data, fakta dan peristiwa dalam tradisi dan budaya tulis melembagakan apa yang disebut

dengan historiografi atau penulis sejarah. Dan pada hakikatnya cerita sejarah berfungsi

mencatat peristiwa atau segala sesuatu yang telah terjadi dan bagaimana asal-usulnya.7

Konsep tentang manusia dalam sosiologi bahwa manusia tidak akan bisa mendapatkan

sesuatu dengan status manusia atau individunya, kecuali melalui masyarakat. Karena

masyarakat lah yang menentukan individu-individu yang tinggal dalam masyarakat itu.

Manusia itu ada untuk masyarakat dan masyarakatlah yang membentuk sesuatu tujuan, bukan

manusia. Hal ini menepatkan masyarakat adalah segala-galanya dan anti individualisme.

6 Latief, Manusia, Filsafat, Dan Sejarah... 18-19. 7 Daliman, Manusia & Sejarah... 84-85.

Page 24: Tesis - UKSW

13

Manusia adalah “nonrational” sedangkan “individual liberty” justru akan menimbulkan

masalah bagi keutuhan masyarakat. Ia juga mengatakan bahwa dalam masyarakat, manusia

tak seorangpun dapat berpendapat lain daripada apa yang telah diputuskan oleh golongan

tertinggi masyarakat itu sendiri “the intellectual-scientific-religious group.”8 Manusia bebas

berjuang mencapai segala sesuatu tetapi tidak bebas menacapai apa yang diperjuangkan.

Manusia digambarnya sebagai benda yang kosong dan untuk mengisi kekosongan itu harus

melalui masyarakat (society) dengan nilai-nilai dan norma yang dapat membuat manusia ini

berbuat secara lebih terarah dalam artian tidak mengganggu sistem itu sendiri. Hal ini

menekankan pentingnya sosialisasi. Karena sosialisasi dapat membuat manusia lebih bersifat

manusiawi. 9

Jadi manusia merupakan individualisme yang tidak dapat mencapai suatu tujuan pasti

jika tidak melalui masyarakat, dan untuk membuat manusia menjadi manusiawi harus melalui

sosialisasi dan sosialisasi tidak terlepas dari masyarakat itu sendiri.

Berbicara tentang penciptaan/manusia, terdapat mahkluk yang kelihatan (manusia) dan

mahkluk yang tidak kelihatan (gaib). Berikut pandangan Agama Islam dan Kristen mengenai

kedua mahluk atau ciptaan tersebut. Berbicara tentang manusia, tidak terlepas dari pertanyaan

siapakah manusia itu? Atau dari mana manusia itu berasal? Apakah dari Kera seperti teori

evolusi Darwin, ataukah dari Tuhan/Allah yaitu Adam dan Hawa seperti yang tercatat dalam

Alkitab dan Al-Quran. Kalau tadi sebelumnya Hedra Rey menolak pahamnya Darwin bahwa

manusia berevolusi dari Kera dan mengatakan bahwa Tuhanlah yang mencipatakan manusia

dengan akal pikiran serta potensi-potensi ilahi yang jelas berbeda dengan mahluk ciptaan lain

termasuk binatang.10

8 Loekman Soetrisno & Satjipto Rahardjo, Mencari Konsep Manusia Indonesia; Sebuah Bunga Rampai.

(Jakarta; Erlangga, 1986). 55-58. 9 Soetrisno & Rahardjo, Mencari Konsep Manusia... 58-60. 10 Rey, Manusia dari Penciptaan Sampai Kekekalan. (Gandum Mas, Malang, 2002).

Page 25: Tesis - UKSW

14

2.2 Penciptaan Dalam Pandangan Agama Islam; Mahkluk Yang Kelihatan Menurut

Islam

Yang demikian itu ialah Tuhan yang mengetahui yang ghoib dan yang nyata. Maha

perkasa lagi maha penyayang, Yang menciptakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya dan

yang memulai penciptaan manusia dari tanah.11

Pandangan Islam dalam Al-Quran manusia.

Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia

(Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur

hitam yang diberi bentuk. Dan ingatlah Tuhan-Mu

berfirman kepada para malaikat; Sesungguhnya Aku akan

menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang

berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, (QS. Al-

Hijr 15: 26 dan 28)

Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari

suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan

saripati air mani (yang tersimpan) dalam tempat yang

kokoh (rahim), kemudian air mani itu kami jadikan

segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan

tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus

dengan daging. Kemudian kami jadikan dua mahkluk yang

berbentuk lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang

paling baik.12 (QS.Al-Mu’minum 23;12-14).

2.3 Mahkluk Yang Tidak Kelihatan

Dalam ajaran Islam selain kisah mengenai penciptaan manusia, ada juga tentang Jin dan

hubungannya dengan manusia. Wali dalam ajaraan Islam dipercaya dapat berhubungan

dengan dunia gaib termasuk Jin. Dipercaya hubungan mereka layaknya hubungan manusia

pada umumnya. Umat Islam percaya bahwa ketika melakukan sholat di Masjid, sebenarnya

mereka tidak sendiri atau tidak hanya ada manusia biasa saja di sana, namun ada banyak

malaikat dan Jin Islam sebagai makmum yang juga berdesak-desakan mengikuti ibadah.

11 Christoph Barth, Teologi Perjanjian Lama 1. ( Jakarta; Gunung Mulia, 2008). 55. 12 Latief, Manusia, Filsafat, Dan Sejarah... 27.

Page 26: Tesis - UKSW

15

Seperti salah satu Jin bernama Rijalul datang kepada Abdulkadir (wali) Jailani untuk belajar

tarikat dan mendengarkan ajaran-ajarannya.13

Kehadiran bangsa Jin dalam umat Islam tidak menjadi suatu cerita yang aneh karena

hal tersebut tertulis dalam Al-Quran bahwa sebagian bangsa Jin datang mendengarkan

pembacaan Al-Quran dan kemudian masuk Islam (QS. 46:9-31). Kehadiran bangsa Jin tidak

jauh berbeda dengan manusia, mengenai agama dipercaya ada Jin yang beragama Islam ada

juga yang ingkar atau dalam artian kafir. Yang membuat perbedaan Jin dengan manusia ialah,

Jin mempunyai alam sendiri dan mempunyai wujud yang sama sekali berbeda dengan wujud

manusia. Mengenai orang-orang yang dapat berhubungan dengan Jin dan Malaikat hanya

orang-orang tertentu saja yang dianggap mendekati kesempurnaan.14

Dalam ajaran Islam pada mulanya Allah menciptakan Jin kemudian baru lah manusia.

Ketika Allah menciptakan manusia (Adam) Allah memerintahkan Jin untuk tunduk dan

menghormatinya. Tetapi Jin dengan angkuh tidak mematuhi perintah Allah alasannya

manusia yang harus menghormatinya. Karena sifat angkuh/sombong Jin inilah kemudian

terjadi perubahan nama yang semula adalah Jin kini menjadi setan. Karena kesombongan Jin

di usir dari sorga dan sifat setannya Jin berjanji akan membawa manusia yang taat kepada

Allah agar jauh dari kebenaran Allah. Kata setan ialah sifat dari Jin/Iblis (kafir), sehingga jika

ada manusia yang mempunyai sifat angkuh mereka disebut memiliki sifat setan atau asy-

syaithan dalam bahasa Arab. Jadi dalam pandangan Islam, sifat Jin/Iblis (kafir) ialah untuk

menyesatkan manusia dari jalan kebenaran Allah. Ketika pikiran manusia tidak bisa

13 Muhammad Hamidi. Mitos-mitos dalam hikayat Abdulkadir Jailani.(Jakarta; Yayasan Obor

Indonesia,2003). 144. Wali adalah seorang yang dapat menolong pengikutnya bukan hanya urusan dunia tapi juga akhirat

karena mereka sttausnya mendekati kesempurnaan. Salah satu wali ialah Abdulkadir yang berhasil menaklukan bangsa Jin, yang sebelumnya telah dilakukan oleh nabi Sulaiman.

14 Hamidi. Mitos-mitos Dalam...145.

Page 27: Tesis - UKSW

16

terpengaruh dengan gangguan Jin/Iblis, mereka akan menyesatkan manusia dengan cara

mengganggu waktu ibadahnya.15

Malaikat diciptakan oleh Allah lebih dulu dari manusia dan tercipta dari cahaya

sedangkan Jin diciptakan dari api. Seperti yang tertulis dalam ajaran Islam Rasulullah

bersabda: “Malaikat itu diiciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari api yang menyala-nyala,

Sedangkan Adam diciptakan dari apa yang dijelaskan kepada kalian.” (HR. Muslim). Fisik

dari Malaikat juga memiliki sayap, ada yang memiliki dua sayap, tiga sayap, empat sayap

bahkan lebih dari itu seperti malaikat Jibril memiliki enam ratus sayap. Dan hal ini tertulis

dalam ajaran Islam:

ل ح م ح ا س مر م ر م ا ت مأح ح م ا ر م م ا م م ح لل يل أ أل م ح ح نححمم يم ىم

ثم م ثل م مررم أل م ل لحخ أ مد ر حقم رشل ىم مءم

م ن لمم م ش لا مأح ا م

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang

menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk

mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai

sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.

Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang

dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas

segala sesuatu. ( QS. Fathir : 1)16

Sedangkan sifat Malaikat yaitu mulia dan berbakti seperti yang tertulis dalam ajaran

Islam: ر ام ر أم ب مام ح ر دم ةمام ”.Di tangan para utusan (malaikat). Yang mulia lagi berbakti“ لم

QS.’Abasa:15 & 16. Malaikat juga merupakan utusan Allah untuk menyampaikan wahyu

Allah dan mendamaikan manusia yang bersengketa/bermasalah. Karena Malaikat adalah

utusan Allah maka malaikat juga bersifat baik, suci dan sempurna, serta fisik mereka tampak

mulia, baik dan terhormat. Sehingga bagi para pembaca Al-Quran harus baik dalam segala

perbuatan dan kata-kata. Seperti Rasulullah bersabda: “Orang yang bembaca al-Quran dan

mahir membacanya maka ia bersama malaikat-malaikat yang mulia lagi suci. Orang yang

15 Umar Sulaiman al-Asyqar. Rahasia Alam Malaikat Jin Dan Setan: Mengupas Tuntas Alam Malikat, Jin

& Setan Berdasarkan al-Qur’an dan Hadis. (Jakarta; Qisthi Press..). 107. Dan oleh Haji Al- Hujjah. Apakah Perbedaan Iblis, Jin dan Syetan?. Youtube publis 12 Mei 2017. https://youtu.be/GPJ5kpjf184.

16 al-Asyqar. Rahasia Alam Malaikat Jin Dan Setan... 5-9.

Page 28: Tesis - UKSW

17

membaca al-Quran terbata-bata dan mengalami kesulitan maka baginya dua pahala.” (HR.

Muslim dan Ahmad). Sifat Malaikat selain baik, suci ternyata malaikat juga mempunyai sifat

pemalu dalam pandangan Islam.17

Jin sama dengan manusia ada yang beragama Islam, Nasrani, Yahudi dan tidak

beragama. Namun tidak dijelaska Jin yang berasal dari luar agama Islam itu sepeti apa dan

bagaimana. Jin beragama Islam ada yang bermazhab Qadariyyah, Ahlussunnah, Syi’ah, ada

yang fasik, munafik termasuk yang benar-benar taat. Seperti tertulis:“Di antara kami ada

orang-orang yang saleh, ada pula yang tidak. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda” (

al-Jinn: 11).18

Umat Islam meyakini tempat tinggal Jin kafir berada di tempat-tempat tak lasim seperti

di toilet, tempat tak berpenghuni, lobang-lobang, di pasar, kandang Unta. Dan hal ini sesuai

dengan apa yang tertulis dalam ajaran Islam, salah satu contoh ialah:

م يمر م ل لم لمقحرأم لر لرلعم للأل لرلم ححام عم م م ححدمأح ح ححدم م ر أال ل م ح ملحقميل شم م ر حقم ح لل يمحمدمتم رمام ام فمءم ح ل م ءلأ ل رمابر ح

قن) قق ء حر قا لم : ت أى بقرأ ك : قدأا لر بمرام ( حقم بلنأم .ىححر حقل

( حقد أ بر ح أ، ترا ح ره،يت، ح أدد، (أبد

“Toilet-toilet adalah hunian jin. Oleh karena itu jika di antara kalian ada yang ingin masuk,

bacalah doa: Ya Allah, Aku berlindung kepada-mu dari gangguan jin perempuan,”(HR. Abu

Dawun, Nasa’i Ibnu Majah dan Ahmad dari Zaid ibn Arqam). Ketika seorang masuk ke toilet

harus membacakan doa dengan tujuan agar Jin tidak bisa melihat aura manusia karena

matanya telah tertutup.19Sedangkan tempat tinggal Jim Islam berada di rumah orang-orang

beriman. Jin tinggal di atap rumah orang-orang beriman, ketika jam makan tiba ia pun ikut

makan dengan mereka. Tetapi Allah tetap melindungi mereka dari gangguan Jin tersebut.20

17 al-Asyqar. Rahasia Alam Malaikat Jin Dan Setan... 20-21. 18Aep Saepulloh Darusmanwiati. Mengintip Alam Gaib: Rahasia Malaikat, Jin, dan Setan menurut Al-

Quran dan Sunnah. (Jakarta: Zaman,2014). 84. 19Darusmanwiati. Mengintip Alam Gaib... 88-92. 20Darusmanwiati. Mengintip Alam Gaib... Hal 92.

Page 29: Tesis - UKSW

18

2.4 Pandangan Kristen Mengenai Ciptaan Yang Kelihatan

Di awali dengan Alkitab memulai suatu konsep dasar yaitu penciptaan. Dalam

ceritaAlkitab tidak langsung dijelaskan tentang penciptaan gereja, agama Kristen, dan juga

bukan penciptaan Israel, melainkan di dalamnya yaitu mengenai kosmos yaitu sebuah

penciptaan awal. Kita lihat dalam Kejadian 1:1 “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan

bumi” kepercayaan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dan siapapun, tidak ada sesuatu

hal yang terjadi di luar jangkauan atau pengetahuan Allah. 21

Allah menciptakan alam semesta dengan kuasa, hikmat, dan perantaraan firmanNya

kemudian bertindak: Berfirmanlah... maka jadi, jadilah demikian, dan Allah mengatakan

semuanya baik (bahkan sangat baik, Kej 1:3, 1:7, 9,11,15,24 dan Kej 1:31). Ketika Allah

menciptakaan segala ciptaan dengan firman, pastinya Allah juga menjamin segala yang

diciptakan sebagai maksud dari rencana dan tujuan Allah (Yesaya 1:1-4). Hal ini juga sebagai

penentu mengenai peranan dan tugas segala mahkluk yang diciptakan-Nya. Selain itu Roh

dan hikmat juga memainkan peran penting dalam ciptaan yakni Roh inilah yang kemudian

menghidupkan segala mahkluk. Mahkluk hidup tidak terbatas pada manusia saja, melainkan

segala mahkluk hidup yang ada di dunia (Kej 1:2b, Ayub 33:4). 22

Pada hari ke enam Allah mencipatakan Adam seorang laki-laki dari debu tanah

menurut gambar-Nya (Kejadian 1 dan 2). Terdapat dua pengertian anatara gambar dan rupa,

yakni “gambar” merupakan karunia yang diberikan Allah sejak manusia diciptakan/lahir.

Sedangkan “rupa” ialah bagaimana manusia berkembang dan bertindak dalam hubungan

dengan penciptanya. Kemudian Allah juga menciptakan seorang perempuan dari tulang rusuk

yakni penolong yang sepadan. Manusia diciptakan sebagai yang bertubuh tulang dan daging,

bersifat lemah dan fana. Namun manusia bukanlah mahkluk yang mempunyai tubuh dan

21Wesley Ariarajah, Alkitab Dan Orang-Orang Yang Berkepercayaan Lain, (Jakarta:Gunung Mulia, 2003).

2. 22 Barth, Teologi Perjanjian Lama 1... 28-29.

Page 30: Tesis - UKSW

19

daging, karena ia sendirilah tubuh dan daging itu. Kemudian Allah menghembuskan nafas

hidup dalam tubuh yang fana itu sehingga manusia itu menjadi jiwa yang hidup dan dia

sendirilah jiwa itu. Maka seharusnya manusia bersikap rohani karena ia hidup oleh karena

hembusan Roh Allah yakni memiliki jiwa (Yehezkiel 37:5-7). Selain itu manusia juga

diberikan kuasa untuk menjaga dan bertanggung jawab atas isi bumi.23

Kemudian hati sebagai inti manusia itu ketika dalam tubuh dan jiwa adanya ikatan.

Karena dengan hati manusia dapat mengenal atau mempertimbangkan sesuatu. Hati juga

berbicara mengenai akal budi, daya pikir dan otak. Allah hanya menciptakan manusia yang

dapat berbicara, berpikir, mengingat dan merencanakan, sedangkan mahkluk ciptaan lain

tidak demikian. 24

Dari semua ciptaan manusia merupakan puncak segala mahkluk, dan dikhususkan

untuk hidup dalam persukutuan dengan pencipta-Nya dan menjalin hubungan bertanggung

jawab dengan mahkluk ciptaan lainnya. Manusia juga menjadi pemelihara bagi mahkluk

hidup lainnya ( Kej 2:15).25 Meski dalam Kejadian 1 ada bandingan antara manusia dan alam

semesta, yakni manusialah yang paling terkecil. Namun Allah menempatkan dalam posisi

lebih hal ini karena manusia diciptakan “hampir seperti Allah” atau terjemahan lain

mengatakan “hampir seperti malaikat”. Manusia diberi tempat sedikit dibawah para malaikat

namun di mahkotai dengan kemuliaan dan hormat oleh Allah sendiri. Itulah gambar Allah

yang ada pada manusia (Maz 21:6).26

Disisi lain tujuan manusia di tempatkan dalam taman (tanah) berkuasa menamai,

memanfaatkan tanah, menjaga, dan melestarikan lingkungan demi kelangsungat hidup secara

turun temurun. Hal ini dilakukan sebagai bentuk hasil tangggung jawab manusia terhadap

Khalik. dalam Kejadian 2 : 4, 7 akan berbeda dengan Kejadian 1:27 menunjukan hubungan

23 Barth, Teologi Perjanjian Lama 1... 33-38. 24 Barth, Teologi Perjanjian Lama 1... 34-35. 25 Barth, Teologi Perjanjian Lama 1...17. 26 Barth, Teologi Perjanjian Lama 1...34.

Page 31: Tesis - UKSW

20

antara mansuia dan lingkungannya, meskipun kedua ayat tersebut terdapat perbedaan.

Perbedaan yang mengatakan bahwa manusia dijadikan sebelum terdapat tumbuhan yang

dibuat di taman Eden dan manusia dijadikan sesudah tumbuhan dan hewan. Manusia

mengenal dunia sebagai gurun tandus yang penuh kekurangan tetapi disisi lain dunia juga

penuh keindahan dan baik. Pengalaman ini menjadikan manusia bersifat dinamis.27

Allah menciptakan manusia untuk mempunyai hubungan dengan-Nya namun manusia

memilih untuk mendatangkan hukuman bagi dirinya. Meski demikian tetap menjadi menurut

gambar-Nya karena sejatinya Allah tidak pernah melepaskan dan meninggalkan ciptaan itu.

Hal ini tentu berbeda dengan pandangan lain (Calvin & Augistinus) yang mengatakan bahwa

ketika berdosa manusia tidak lagi mencerminkan gambar Allah (Kej 9:6).

Meskipun dengan kejatuhan mansuia pada dosa Allah menjadi yang transenden (jauh)

namun Allah juga menjadi imanen (dekat) yang mau menyelamatkan ciptaannya. Seperti

kisah Henokh, Elia dan Musa ( Ulangan 34:6 & Yudas 1:9) dikatakan oleh karena dekat dan

bergaul dengan Allah maka Allah menganggkat mereka ke surga tanpa kematian jasmani

terlebih dulu dan tidak ditemukan jasad mereka di bumi. 28 Kisah ini juga mau menegaskan

bahwa dalam ajaran orang Kristen juga terdapat kisah mengenai mansuaia yang dianggkat

oleh Allah masuk dalam dunia supranural Allah ( dunia yang lain) yakni ke Surga tanpa harus

melalui kematian jasmani terlebih dahulu.

Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah , lalu ia tidak ada

lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah, (Kejadian 5:24).

Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak

mengalami kematian dan ia tidak ditemukan, karena Allah

telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia

memperoleh kesaksian bahwa ia berkenan kepada Allah,

(Ibrani 11:5). Sedang mereka berjalan terus sambil

berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan

kuda berapi memisahkan keduanya. Lalu naiklah Elia ke

Surga dalam angin badai, 2 Raja-raj 2:11.

27 Barth, Teologi Perjanjian Lama 1...37. 28 Yayasan pelayanan Media Antiokhia ( YAPAMA), Tabloid Reformata Edisi 181 November 2014. 9.

Page 32: Tesis - UKSW

21

Kisah ini juga mau menegaskan bahwa dalam ajaran orang Kristen juga terdapat cerita

mengenai manusia yang dianggkat oleh Allah masuk dalam dunia supranatural Allah (dunia

yang lain) yakni Surga tanpa harus melalui kematian jasmani terlebih dahulu. Dan bahkan

bisa dikatakan bahwa Allah menganggkat mereka bersama tubuh jasmani mereka (Elia

Henokh, dan Musa).29

Penulis juga menggunakan pemahaman para teolog Asia mengenai hubungan Injil Dan

Kebudayaan. Allah adalah Allah yang kreatif, artinya Ia menciptakan alam semesta secara

kreatif termasuk didalamnya ialah kebudayaan. Apa yang ada di alam semesta berada di

bawah tatanan dan kuasa Tuhan. Kebudayaan berbicara tentang keberadaan manusia sebagai

suatu totalitas. Karena kebudayaan merupakan bagian dari karya kretivitas Allah dalam

penciptaan, maka perlu dihargai sebab Tuhan sendiri yang mengatakan bahwa ciptaan-Nya

itu baik. Kebudayaan dan Injil Yesus tidak dapat dipisahkan dengan alasan bahwa ketika

Yesus dalam pengembangan ajaran-ajaran-Nya pun tidak terlepas dari budaya setempat.

Maka dari itu para teolog harus membuka diri bagi kebudayaan agar lebih mudah dalam

pengajaran Injil karena budaya sebagai pintu masuk masyarakat.30

Jika gereja mempunyai pemahaman bahwa kebudayaan masyarakat dan agama tidak

ada hubungannya bagi kehidupan baru didalam Kristus, maka gereja tidak mempunyai cara

lain untuk membangun suatu bangsa. Memiliki arti bahwa gereja-gereja seharusnya melihat

keberadaannya sebagai bagian dari Yesus Kristus dalam hubungannya dengan agama dan

kebudayaan masyarakat setempat. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kebudayaan pasti ada

hal-hal yang tidak dapat diterima tetapi, gereja perlu dan harus mampu adaptasi hal tersebut

sehingga bisa menjadi pintu masuk dalam pekabaran injil. Ariarajah juga menekankan bahwa

para teolog harus terbuka terhadap kebudayaan lain, karena tidak cukup hanya mengenal

29 Gabriel Agbo, Kuasa Dan Doa, 2019. 30 Arkipus Djurubasa, Ziarah Bersama Di Bumi Halmahera. (Yogyakarta;Alinea Baru,2017). 34-36.

Page 33: Tesis - UKSW

22

budaya sendiri tetapi juga membutuhkan pengenalan akan budaya yang lain sebagai keluarga

didalam Yesus Kristus.31

2.5 Ciptaan Yang Tidak Kelihatan Yakni Malaikat

Alkitab mencatat bahwa Allah menciptakan mahkluk-mahkluk cerdas yang lebih kuat

dari manusia yakni Malaikat. Malaikat merupakan penghuni sorga yang tinggal bersama

Allah dan sebagai suruhan-Nya (Markus 12: 25, Mazmur 104:4, 2 Petrus 2: 11). Manusia

percaya Malaikat memang ada karena Allah yang mengatakan dalam kitab suci, meskipun hal

tersebut tergantung dari iman kepercayaan seseorang. Yesus sendiri mengatakan dalam kitab

suci bahwa Malaikat benar ada (Mat 13:39. 41,49; 16:27; 18:10; 22:30).

Malaikat diciptakan dari roh murni dan tidak memiliki tubuh karena bukan dari materi.

Meskipun tidak memiliki tubuh tetapi mereka juga bisa menampakan wujud menggunakan

tubuh manusia. Di dunia Malaikat hanyalah tamu karena mereka bukanlah penghuni alam ini.

Mereka di ciptakan sebelum adanya waktu, dan setan/iblis yang manusia kenal sekarang ialah

malaikat pemberontak terhadap Allah dan hierarki sorga kemudian mendirikan hierarki

sendiri yakni neraka. Meskipun mereka hanyalah tamu, Malaikat merupakan alat pada setiap

tahap besar rencana Allah untuk menggembalikan manusia ke jalan menuju surga. Mereka

mempunyai tugas penting untuk berada dengan manusia untuk menyelamatkan,

memperingati, atau biasa yang dikenal sebagai penyambung lidah Allah.32 Contoh peran

Malaikat sebagai alat Allah ialah diutus untuk mencegah Abraham mengorban Ishak

putranya (Kejadian 22: 11-18). Contoh lain Daniel di lobang singa kemudian Allah mengirim

Malaikatnya untuk menutup mulut singa-singa itu (Daniel 6:22). Malaikat juga menjadi

pengawal manusia yang berdiri di persimpangan jalan antara kehidupan dan kematian.

Mereka melakukan tugasnya ketika diri manusia mengalami krisis, baik itu roh dan jiwa. 33

31 Djurubasa, Ziarah Bersama Di Bumi Halmahera... 42-44. 32Peter Kreeft. Angel & Demons; Apa Yang Kita Tahu Tentang Mereka? (Malang; Dioma 2006). 53-67. 33 Kreeft. Angel & Demons... 21-22.

Page 34: Tesis - UKSW

23

Malaikat tidak memiliki jenis kelamin karena mereka berasal dari roh murni tanpa

tubuh. Namun kadang Malaikat identik dengan maskulin dan feminim mengacu kepada

kepribadian, jiwa dan roh. Hal lain bahwa bisa saja hal ini menghikuti tradisi dan malaikat

mengenakan kostum pada zaman itu (patriakhi) seperti zaman Yesus kaum Yudaisme tidak

pernah mengenal Yesus sebagai perempuan melainkan seorang laki-laki.34

Allah dan Malaikat merupakan roh murni. Malaikat bukan manusia tanpa tubuh,

mereka merupakan jenis yang lain, spesies pikiran yang berbeda, dan kecerdasan. Mereka

berbeda dengan jiwa manusia (roh manusia) karena jiwa manusia dimaksudkan untuk tubuh

sedangkan Malaikat tidak. Sering ada anggapan bahwa jiwa manusia dan Malaikat

merupakan roh murni maka keduanya sama karena tidak bermateri namun hal itu jelas

berbeda. Hal ini karena manusia pernah memiliki tubuh tetapi Malaikat tidak. Atau seperti

Hantu adalah roh atau jiwa manusia yang tubuhnya telah mati dan masih bisa mengembara

dimuka bumi kemudian akan menerima tubuh kebangkitan baru di surga jika mereka pergi ke

surga.35

Malaikat lebih dekat dengan Allah. Mereka selalu berbuat baik kepada manusia

(berbeda dengan iblis/Malaikat yang diusir dari surga). Mereka juga tidak mempunyai hari,

tidak mempunyai waktu karena waktu berhubungan dengan materi dan mereka tidak punya

itu. Mereka juga tidak pernah merasa bosan karena bosan berhubungan dengan waktu.

Kebosanan timbul karena menunggu saja tanpa berbuat sesuatu, sedangkan mereka tidak.

Mereka memiliki kecerdasan intuitif, gagasan yang selalu timbul begitu saja dalam pikiran.

Malaikat juga mengenal dan mengasihi Allah, diri mereka, sesama dan manusia karena kasih

selalu mengikuti pengetahuan.36

34 Kreeft. Angel & Demons... 87-90. 35 Kreeft. Angel & Demons... 57-58 36 Kreeft. Angel & Demons... 71-73.

Page 35: Tesis - UKSW

24

Selain itu mereka juga menjadi pelindung manusia karena manusia masing-masing

mempunyai Malaikat pelindung yang dikirim Allah meskipun manusia tidak dapat melihat.

Meskipun manusia tidak dapat melihat Malaikat pelindung namun mereka dapat mendengar

setiap doa yang diungkapkan. Karena ketika manusia berdoa kepada Tuhan dan meminta

bantuan, Allah akan mengirimkan bantuan Malaikat. Kreeft mengatakan secara psikologis

mempercayai keberadaan Malaikat berarti membuka pikiran dan mengalahkan materialisme.

Dalam artian menarik roh (rohani) mengatasi dunia. Berikut mempercayai mereka berarti

memuaskan keingintahuan dan kekaguman dalam diri.37

Mereka berkomunikasi dengan manusia lewat pikiran ke pikiran (imajinasi, inspirasi)

secara langsung. Malaikat juga bisa berkomunikasi dengan manusia melalui indra manusia

memakai bentuk jasmani seperti terjadinya mujisat, meski hal ini jarang terjadi. Sedangkan

Malaikat berkomunikasi dengan Allah dengan membaca pikiran-Nya. Melihat didalam diri

Allah seperti dalam sebuah kaca apa saja yang hanya Allah ijinkan untuk mereka ketahui.38

Malaikat mempunyai kepribadian yang berbeda atau spesies yang berbeda-beda.

Mereka tidak pernah sama satu dengan yang lain. Mereka tidak mempunyai materi, tidak

mempunyai tubuh mereka berasal dari roh murni, pikiran murni, dan bentuk murni sehingga

mereka berbeda satu dengan yang lain. Meskipun begitu, setiap Malaikat ada yang lebih

rendah dan ada yang lebih tinggi, dengan sendirinya mereka tidak sama.39

Salah satu ciri Malaikat ialah memukau, terdapat tiga alasan diantaranya karena mereka

itu lain. Pertama, karena mereka bukan berasal/penghuni dunia bahkan tidak seperti biasanya

yang kita lihat dan tercipta dari roh murni yang membuat mereka itu lain. Kedua ialah karena

Malaikat “bukan manusiawi” dan hal itulah yang membuat manusia biasanya terpukau.

Contoh seperti manusia terpukau ketika melihat binatang yang pintar dan bisa berbicara.

37 Kreeft. Angel & Demons... 26-27. 38 Kreeft. Angel & Demons... 75-77. 39 Kreeft. Angel & Demons... 64-67.

Page 36: Tesis - UKSW

25

Ketiga ialah karena mereka ciptaan yang luar biasa (superrior) atau adikodrati. Orang yang

menyangkal adanya Malaikat berarti menyangkal atau tidak menyadari sebagian dari sisinya

yang rohani.40

Lebih jelasnya ialah Malaikat merupakan mahkluk ciptaan Allah yang tidak

mempunyai tubuh karena Malaikat ialah roh. Mereka mempunyai kecerdasan, kemauan,

tempat tinggal di Surga, taat kepada kehendak Allah, membawa pesan-pesan Allah (utusan),

bisa memakai tubuh (Kejadian 19: 3), mempengaruhi imajinasi manusia, dan mampu

memindahkan barang-barang secara adikodrati.41Selain itu meskipun yang adikodrati tidak

dapat dibuktikan dalam ilmu pengetahuan tetapi bukan berarti tidak ada/salah. Seperti seekor

burung didalam telur yang belum menetas tidak dapat membuktikan bahwa dunia di luar telur

itu salah. Malaikat itu roh murni, ilmu pengetahuan tidak dapat mengobservasi malaikat. 42

Menjadi pertanyaan apakah Malikat itu penting? Dan mengapa manusia tidak percaya

saja kepada Allah tanpa Malaikat? Malaikat tidak penting karena Allah tidak harus

menciptakan mereka seperti binatang. Hal ini dilakukan karena Allah menciptakan dengan

kemurahan “bebas” bukan karena Allah “perlu”. Kasih yang memotifasi Allah untuk

menciptakan sebuah alam semesta yang tidak dibutuhkan-Nya. Allah adalah roh yang tak

bertubuh dan tak terbatas, jiwa manusia roh bertubuh yang terbatas, dan malaikat ialah roh

tak bertubuh dan terbatas.43

Mereka tidak tinggal didalam suatu ruang, karena ruangan berisi tubuh bukan roh.

Meskipun terkadang mereka terlihat dan membuat hal-hal terjadi di tempat-tempat tertentu.

Hal ini bukan berarti Malaikat hadir sebagai materi tetapi hadir sebagai rohani. Artinya roh

itu pikiran dan kehendak, jadi kehadiran rohani ialah perhatian dan kehendak. Mereka dapat

40 Kreeft. Angel & Demons... 24-25. 41 Kreeft. Angel & Demons... 33. 42 Kreeft. Angel & Demons... 33-38. 43 Kreeft. Angel & Demons... 43-47.

Page 37: Tesis - UKSW

26

melakukan tugas mereka di dunia tanpa harus meninggalkan tempatnya di surga. Mereka bisa

saja menggunakan tubuh tetapi tubuh bukanlah wadah itu sendiri melainkan roh. 44

Sedangkan mahkluk tak kelihatan berikut adalah Iblis/Setan-setan. Setan berbeda

dengan Iblis. Iblis hanya satu dan setan banyak, iblis merupakan pemimpin tertinggi setan

yakni Lucifer yang berasal dari penghulu kuasa-kuasa di udara, kegelapan dan pemerintah

dunia. Setan-setan terdiri dari para Malaikat yang pemberontak terhadap Allah karena

mengikuti keinginan mereka sendiri. Mereka termasuk dalam mahkluk spiritual karena

bersifat roh murni, tidak memiliki tubuh, tidak mati namun bisa menggunakan wujud

manusia dan binatang. Setan ada dalam realitas manusia sebagai penggugat atau

pemberontak. Setan-setan adalah bawahan atau budak Iblis yang bertugas mengalihkan

manusia dari kebenaran Allah (Ayub 1: 6-12, Yesaya 14:12-15). Dalam kejadian 3: 1 juga

dikatakan bahwa iblis merupakan musuh terbesar dari Allah dan manusia.45

2.6 Cerita-cerita yang masih perlu di buktikan kebenarannya tetapi yang berguna bagi

masyarakat (folklor)

Penulis juga melihat cerita-cerita yang masih perlu di buktikan kebenarannya tetapi

berguna bagi masyarakat, atau yang dikenal dengan sebutan Folklor dalam pandangan Martha

C. Sims & Martine Stephens dan beberapa definisi mengenai cerita rakyat dari beberapa

folkloris Indonesia. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) folkor adalah adat-istiadat

tradisional yang tidak dibukukan hanya diwariskan secara terun-temurun melalui lisan dan

bukan lisan. Secara lisan, folklor diciptakan kemudian disebarluaskan dan diwariskan melalui

bahasa rakyat, cerita rakyat, puisi, teka teki dan nyanyian rakyat. Sedangkan dalam bentuk

44 Kreeft. Angel & Demons... 77-79. 45 Ebenhaizer I Nuban Timo. Dunia Supranatural, Spiritisme dan Injil (Salatiga; Fakultas Teologi,

Universitas Kristen Satya Wacana). 79-82.

Page 38: Tesis - UKSW

27

bukan lisan diwariskan melalui musik tradisional, makanan dan minuman, pakaian

tradisional, perhiasan.46

Folklor merupakan:

Sebagian kebudayaan kolektif, yang tersebar secara turun

temurun, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik

dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan

gerak isyarat atau alat pembantu pengingat/mnemonic

device.47

Pada tahun 1938, Benjamin Botkin, editor cerita rakyat untuk Proyek Penulis Federal

Proyek Kemajuan Pekerjaan, menawarkan definisi pemikiran ke depan, berikut:

Folklore adalah sebuah badan kepercayaan tradisional,

adat istiadat, dan ekspresi, diturunkan sebagian besar dari

mulut ke mulut dan beredar terutama di luar sarana

komunikasi dan instruksi komersial dan akademik. Setiap

kelompok bersama-sama oleh kepentingan dan tujuan

bersama, apakah terpelajar atau tidak berpendidikan,

pedesaan atau perkotaan, memiliki kumpulan tradisi yang

dapat disebut sebagai cerita rakyat. Ke dalam tradisi-

tradisi ini memasuki banyak elemen, individu, populer,

dan bahkan "sastra", tetapi semuanya diserap dan

diasimilasikan melalui pengulangan dan variasi ke dalam

suatu pola yang memiliki nilai dan kontinuitas untuk

kelompok secara keseluruhan (1938).48

The American Folklore Society (AFS) mencatat bahwa:

Sebagian besar definisi cerita rakyat menentang gagasan

cerita rakyat sebagai sesuatu yang tua, kuno, kampungan,

tidak berpendidikan, atau tidak benar. Meskipun cerita

rakyat menghubungkan orang ke masa lalu mereka, itu

adalah bagian sentral dari kehidupan di masa sekarang,

dan merupakan jantung dari semua budaya, termasuk kita

sendiri dan di seluruh dunia. (Situs AFS)49

Dengan banyak definisi dari pemikiran folkloris, tetap mau mengatakan bahwa folklor

adalah bagian aktif eksistensi dan ekspresi manusia, yang melibatkan seni, komunikasi,

46Google, https://kbbi.web.id/folklor. 47 James Danandjaja. Folklor Indonesia; Ilmu Gosip Dongeng, dan Lain-lain.( Jakarta:PT.Temprint, 2007).

1-2. 48 Martha C. Sims & Martine Stephens. Living Folklore. An Introduction to the Study of people and Their

Traditional. (Logon-Utah State University Press, 2011.). 31. 49 Sims & Stephens. Living Folklore...32.

Page 39: Tesis - UKSW

28

proses, budaya dan idenitas. Folklor dipelajari secara informal, pengetahuan tidak resmi

tentang dunia, diri kita sendiri, komunitas, keyakinan, budaya, dan tradisi kita. Yang

diekspresikan secara kreatif melalui tindakan, perilaku adat istiadat, musik dan kata-kata.50

Foklor dapat dibedakan menjadi tiga kategori. Folklor lisan, Folklor setengah lisan, dan

folklor bukan lisan. Folklor lisan adalah bentuk murni lisan dan terdiri dari beberapa bentuk:

Pertama, bahasa rakyat yakni seperti logat, julukan, pangkat tradisional, dan gelar

kebangsawanan. Kedua, ungkapan tradisonal, peribahasa, pepatah, dan pemeo. Ketiga,

pertanyaan tradisional yang lebih dikenal dengan sebutan teka-teki. Keempat, puisi rakyat

seperti pantun, guindam, dan syair. Kelima, cerita prosa rakyat, seperti mite, legenda, dan

dongeng. Dan yang terakhir ialah nyanyian rakyat.

Berikut folklor setengah lisan, merupakan campuran folklor lisan dan dan bukan lisan.

Seperti kepercayaan lisan masyarakat mengenai tahayul ditambah dengan gerak isyarat,

benda, dan permainan atau tarian rakyat yang dianggap bermakna. Folklor bukan lisan,

meskipun disebut dengan bukan lisan tetapi diajarkan/diwariskan secara lisan. Kategori ini

dibagi menjadi dua yaitu benda dan bukan benda. Bentuk folklor yang tergolong benda

seperti rumah adat/asli daerah. Kerajinan tangan, pakaian, perhiasaan, makanan dan minuman

rakyat serta obat-obatan tradisional. Sedangakan folklor bukan benda ialah gerak isyarat

tradisional, bunyi isyarat untuk komonikasi rakyat, dan musik rakyat.51

Adapun ciri utama pengenal folklor: Pertama, penyebaran dan pewarisannya biasa

dilakukan secara lisan yakni disebarkan melalui tutur kata dari generasi ke generasi. Kedua

Bersifat tradisional yang disebarkan dalam bentuk yang relatif tetap atau dalam bentuk

standar. Disebarkan antara kolektif tertentu yang dalam waktu yang cukup lama. Ke tiga

Folklor ada dalam varian-varian yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh cara penyebarannya

50Sims & Stephens. Living Folklore...32. 51 Tedi Sutardi. Antropologi; Mengungkap Keragaman Budaya. (Bandung; PT Setia Purna Inves, 2007).

92-93.

Page 40: Tesis - UKSW

29

yang secara lisan bukan melalui cetakan atau rekaman. Keempat Folklor bersifat anonim

yaitu sudah tidak diketahui nama penciptanya lagi. Kelima Folklor biasanya berumus atau

berpola seperti misalnya cerita rakyat yang selalu menggunakan kata-kata yang klise.

Keenam Folklor mempunyai kegunaan atau fungsi dalam kehidupan suatu kolektif. Ketujuh

Folklor bersifat prologis yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sama dengan logika-

logika pada umumnya. Kedelapan Folklor menjadi milik bersama dari suatu kolektif tertentu.

Hal ini diakibatkan oleh penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi sehingga setiap

anggota masyarakat tersebut merasa memilikinya. Kesembilan Folklor pada umumnya

bersifat polos dan lugu sehingga seringkali terlihat kasar dan spontan.52

Folklor meskipun cara penyebarannya melalui tutur kata lisan, tetapi berbeda dengan

penyebutan bahwa folklor adalah tradisi lisan. Hal ini karena tradisi lisan lebih sempit dan

folklor lebih dari tradisi lisan. Kalau tradisi lisan hanya pada sebuah cerita rakyat, teka-teki,

peribahasa dan nyanyian rakyat, sedangkan folklor lebih dari itu antara lain tarian rakyat dan

arsitektur rakyat.53

Ketika seseorang mendengar folklore atau cerita rakyat kemudian menganggap hanya

sebuah cerita rakyat kuno itu merupakan hal yang salah. Cerita rakyat ada hampir di semua

tempat dan komunitas masyarakat maupun keluarga seperti di kota, pinggiran kota, desa-

desa, dalam keluarga, kelompok kerja, dan perguruan tinggi. Hal ini karena cerita rakyat

hadir dalam banyak jenis komunikasi informal. Cerita rakyat adalah lagu-lagu rakyat dan

legenda-legenda. Folklor membantu sesorang belajar siapa dirinya dan bagaimana

mendapatkan makna dari dunia di sekitarnya. Cerita rakyat tidak hanya berbicara mengenai

perilaku historis dari budaya lain, cerita rakyat bisa berkembang dan berubah, cerita rakyat

52 Sutardi. Antropologi; Mengungkap Keragaman Budaya, 2007. 92. 53 Danandjaja. Folklor Indonesia... 5.

Page 41: Tesis - UKSW

30

tidak hanya berasal dari hal kuno tetapi juga baru yakni lewat menghidupkan kembali cerita

tersebut.54

Folklor atau cerita rakyat tidak hanya bentuk lain dari studi antropologi tetapi juga

meliputi unsur-unsur psikologis dan sosiologis karena cerita rakyat menyentuh setiap dimensi

pengalaman manusia dan ekspresi artistik. Disiplin folklor mengenai cara bagaimana orang

belajar tentang sesamanya, berbagi pengetahuan/bagaimana cara berkomunikasi dan

membentuk identitas mereka atau membuat makna. Folklor berbeda dengan budaya resmi

yang yang diakui dan dipelajari di lembanga-lembaga pendidikan, seperti di sekolah maupun

gereja (formal). Tetapi folklor atau cerita rakyat merupakan pengetahuan yang kita miiliki

tentang dunia kita dan diri kita sendiri, yang tidak kita pelajari dari dunia pendidikan formal

seperti di sekolah, karena cerita rakyat dipelajari dari orang ke orang lain (informal).55

Perbedaan cerita rakyat dengan ungkapan budaya resmi lainnya ialah belajar budaya

resmi harus terikat dengan aturan yang ada, aturan di sekolah, gereja atau yang lainnya.

Misalnya ketika seorang belajar sesuatu harus melalui referensi buku-buku, televisi, surat

kabar (koran) dan melalui situs web di internet. Artinya ialah budaya resmi dipelajari dari

bidang formal yang segalanya sudah diatur dan mempunyai aturan, kemudian cara

mempelajarinya melalui media-media. Sedangkan folklor berbeda, ia tidak terikat dengan

aturan yang diatur dan untuk mempelajari sesuatu ia tidak harus belajar dari luar mellaui

buku-buku maupun situs web. Karena belajar dan memahami cerita rakyat (informal) hanya

melalui interaksi individu dengan orang lain. Cerita rakyat mencapai kelompok orang-orang

yang berbagi koneksi pribadi, nilai-nilai, tradisi, keyakinan dan bentuk lain dari

pengetahuan.56

54 Sims & Stephens. Living Folklore...20-22. 55 Sims & Stephens. Living Folklore...23-24. 56 Sims & Stephens. Living Folklore...25.

Page 42: Tesis - UKSW

31

Cerita rakyat yang dipelajari memang secara informal tidak resmi, karena bagian dari

pengalaman keseharian. Tetapi jenis pembelajaran ini penting meskipun sering sulit untuk

dijabarkan dengan jelas. Hal ini karena cerita rakyat adalah komunikasi ekspresif dalam suatu

kelompok tertentu dan diajarkan secara informal melalui kehadiran seseorang dalam

kelompok itu. Folklor hadir melalui pengalaman dengan orang di sekitar kita. Folklor sering

menggunakan istilah vernakular untuk merujuk pada bahasa, objek, dan praktik kelompok

tertentu dalam konteks tertentu. Istilah dan konsep dapat membantu untuk melihat perbedaan

antara apa yang dianggap resmi/formal dan informal/yang tidak resmi. Di mana orang hidup

kadang-kadang mempengaruhi apa yang mereka katakan, lakukan dan buat, seperti cerita

rakyat,percakapan sehari-sehari, perilaku dan ekspresi diciptakan oleh dan untuk orang-orang

dalam keseharian. Proses menciptakan dan berbagi cerita rakyat secara alami berangkat dari

yang biasa. 57

Sims dan Stephen juga memuat isi surat Edgar Allan Poe yang mengatakan”bahwa

kehidupan rakyat sering tersembunyi dalam pandangan penuh, bersarang dalam berbagai

cara kita menemukan dan mengungkapan siapa kita dan bagaimana kita masuk ke dunia.”

Folklife tercermin dalam nama-nama yang diciptakan sejak lahir, seperti memohon pertalian

dengan orang-orang kudus, leluhur, atau pahlawan budaya. Selain folklor ada juga folklife

yang merupakan kehidupan masyarakat dan nilai-nilai, diekspresikan secara artistik dalam

berbagai bentuk interaksi.58

Berikut mengenai apa yang dilakukan oleh cerita rakyat dan apa artinya bagi kelompok

yang membagikannya. Di sini menekankan aspek humanistik dari cerita rakyat, yang

menuntun kita untuk mengeksplorasi apa artinya “menjadi manusia.” Wilson mengatakan “

ini adalah upaya untuk menemukan dasar kemanusiaan kita bersama, imperasif eksistensi

manusia kita, yang menempatkan studi cerita rakyat di pusat studi humanistik”. Pandangan

57 Sims & Stephens. Living Folklore... 26-28. 58 Sims & Stephens. Living Folklore... 30.

Page 43: Tesis - UKSW

32

lain mengatakan Folklor adalah komunikasi yang mempunyai nilai seni tersendiri (artistik)

dalam kelompok-kelompok kecil yang menyiratkan kualitas estetika (suatu keindahan) dari

cerita rakyat dan pentingnya interaksi kelompok dalam mengamati dan mendefinisikannya.

Pemahaman lain juga menganggap proses cerita rakyat adalah kombinasi dari kedua elemen.

Kedua elemen yakni pertama ialah berubah/dinamis dan kedua statis/konservatif yang

terhubung dengan masa lalu dan masa lalu kelompok dengan cara yang berevolusi dan

berubah melalui berbagi, komunikasi, dan kinerja.59

Selain itu dalam satu kelompok masyarakat untuk menemukan sebuah identitas tidak

terlepas dari sebuah tradisi karena tradisi dapat menyatukan dan memperkuat nilai dan

keyakinan. Kelompok masyarakat tidak akan mengulangi sesuatu yang diyakini baik itu

dalam waktu yang singkat maupun dimasa lampau kalau peristiwa tersebut tidak ada makna

maupun fungsi bagi kelompok masyarakat tersebut. Karena kepercayaan akan suatu peristiwa

di masa lampau yang dihidupkan kembali memiliki makna penting dan mempunyai

“pahlawan model” untuk generasi kolompok masyarakat saat ini yang kembali

menghidupkan kayakinan/peristiwa tersebut. Dalam tradisi, partisipasi seseorang juga dapat

mewarisi atau menyebarluaskan tradisi ketika ia berpartisipasi dalam sebuat tradisi dan

membagikannya diluar konteks kelompok masyarakat yang ia temui. 60

Seperti dalam sebuah kelompok masyarakat menyakini sebuah pohon/batu besar tempat

berdiamnya roh/tuhan lalu menyembah batu/pohon tersebut untuk meminta perlindungan dan

berkat. Kemudian di lain waktu dan tempat dalam sebuah kelompok masyarakat yang

berbeda kita juga menceritakan peristiwa tersebut dan menyakini bahwa dalam sebuah

batu/pohon berdiamnya roh. Hal tersebut secara ilmiah tidak dapat dibuktikan karena

dianggap sebuah takhayul/imajinasi saja, tetapi hal ini bermanfaat bagi masyarakat yang

memeprcayainya. Berguna untuk pertama, mereka lebih menghargai dan melindungi alam

59 Sims & StephensLiving Folklore...30-31. 60Sims & Stephens. Living Folklore...64-66.

Page 44: Tesis - UKSW

33

karena berpikir tuhan mereka berdiam dalam batu/pohon. Kedua, yang mereka sembah bukan

batunya tetapi roh/tuhan yang berdiam didalamnya, hal inilah yang disebut folklor.

Timbul pertanyaan bagaimana orang belajar dan berbagi tradisi? Jawabannya ialah

Seperti:

Di masa muda, sambil belajar, anda menghirup udara

pengalaman. Udara bersikulasi, berbaur dengan nafas jiwa

anda sendiri. Kemudian dalam penciptaan anda

menghembuskan nafas dan karya-karya anda

memancarkan hawa tertentu, udara yang secara tak

terelakan mereka bagikan dengan karya-karya yang

diciptakan dengan orang lain yang menghirup dan

menghembuskan napas dalam atmosfer yang sama.61

Deskripsi ini mau menjelaskan bahwa bagaimana kita belajar dan berbagi tradisi dari

pengalaman-pengalaman yang didapatkan. Hal ini dapat membantu si peneliti mengenai

orang (atau sekelompok masyarakat) yang diteliti untuk memahami tradisi.62

Tradisi berasal dari banyak cara, dan kadang-kadang tentu mereka berasal dari

kelompok-kelompok yang datang sebelum kita, tetapi gagasan bahwa sesuatu diwariskan

menunjukan bahwa pembagian tradisi hanya linear dan kronologis. Selain itu konsep Greetz

juga membantu untuk bagaimana seseorang dapat mempengaruhi tradisi dan perilaku dari

beberapa kelompok. Seperti mengenali pembaruan pengetahuan kelompok, cara dimana

kelompok membentuk berkontribusi pada pengetahuan kelompok lain. 63

Seperti contoh:

Tiga orang wanita sedang menjahit selimut, di antaranya

ada seorang wanita quilter berpengalaman dan seorang

wanita muda. Ketika sedang menjahit selimut wanita

muda menceritakan sebuah kisah yang diceritakan oleh

keluarganya tentang binatang mitos yang diyakini

memberi keberuntungan. Di kesempatan lain ketika

mereka kembali menjahit, wanita quilter berpengalamaan

itu menunjukan kepada wanita muda sebuah desain

selimut untuk putrinya yang akan pergi ke perguruan

61 Sims & Stephens. Living Folklore...68-69. 62Sims & Stephens. Living Folklore...68-69. 63Sims & Stephens. Living Folklore... 69.

Page 45: Tesis - UKSW

34

tinggi. Untuk mendoakan putrinya, dia telah memasukan

di dalamnya sosok yang terlihat seperti hewan yang wanita

muda pernah ceritakan.64

64Sims & Stephens. Living Folklore...69-70.

Page 46: Tesis - UKSW

35

3. Hasil Penelitian

3.1 Letak Geografis

Gambar 3.1

Peta Pulau Halmahera

Kabupaten Halmahera Utara yang diresmikan pada tanggal 31 Mei 2003 ini ibu kota

terletak di kota Tobelo provinsi Maluku Utara. Kemudian dibagi menjadi 9 kecamatan dan

174 desa dan terakhir ketika dibentuknya Kabupaten Pulau Morotai (UU No.53/2008),

wilayah kabupaten menjadi 17 kecamatan dan 196 desa (Buku Putuh Santiasa, 2013).

Jumlah penduduk di Kabupaten Halmahera Utara sebanyak 196, 279 jiwa sedangkan jumlah

penduduk memeluk dua agama besar yakni Islam sebanyak 81044 jiwa dan Kristen

berjumlah 113637 jiwa. (Badan Penelitian Pengembangan Daerah dan Statistik (BPPDS)

Kabupaten Halmahera Utara, 2017). Secara umum Kabupaten Halmahera Utara adalah

wilayah kepulauan di selatan Samudera Pasifik yang merupakan konstelasi pulau-pulau besar

dan kecil sebanyak 115 pulau.1 Selain itu pulau Halmahera khususnya Tobelo juga kaya akan

hasil alam yaitu buah kelapa, pala dan cengkeh. Mayoritas mata pencaharian masyarakat

Tobelo ialah petani dan nelayan.

1 Buku Putuh Santiasa, 2013. WWW user survey. (n.d.). Retrieved from

http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanitasi/pokja/bp/BAB%20II%20GAMBARAN%20UMUM%20WILAYAH.pdf.

Badan Penelitian Pengembangan Daerah dan Statistik (BPPDS) Kabupaten Halmahera Utara, 2017. WWW user survey. (n.d.). Retrieved from http://satudatamantap.halmaherautarakab.go.id/data/jumlah-penduduk-kabupaten-halmahera-utara-berdasarkan-agama-tahun-2017

Page 47: Tesis - UKSW

36

3.2 Agama Dan Budaya Masyarakat Tobelo (Halmahera Utara)

Masyarakat Halmahera Utara khususnya kota Tobelo identik dengan budaya adat

istiadat. Berbicara masyarakat Tobelo tidak terlepas dari budaya adat istiadatnya hal ini bisa

dilihat dari segala aktifitas masyarakat selalu berdampak pada sebab akibat dari kepercayaan

tradisional. Seperti tidak boleh membersihkan hutan dan membunuh binatang sembarangan

karena hal tersebut akan bertampang kepada kemarahan leluhur. Tujuan dari tindakan

tersebut ialah masyarakat harus melestarikan lingkungan. Adat budaya jga masih bisa ditemui

pada acara-acara saat peminangan dan pernikahan berupa tarian yang disebut Tide-tide dan

cakalele. Hal ini disebabkan karena sebelum para Zending datang ke Halmahera, masyarakat

Tobelo telah memeluk agama-agama suku yang disebut animisme, dinamisme dan panteisme,

yakni pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan benda-benda yang pandang sakti 2

Kepercayaan fundamental masyarakat lokal ialah O Gurumini dan O Gikirimoi. O

Gurumini yang mempunyai arti bayang-bayang berkaitan dengan mental atau semangat, lebih

tepatnya disebut jiwa, nyawa atau roh. O Gurumini dipercaya memiliki kekuasaan tertinggi

dapat mempengaruhi kehidupan manusia sehingga harus disembah agar tidak mendapatkan

murka dan sebaliknya dapat meminta berkah. Agar terhindar dari kesalahan terhadap O

Gurumuni yang menyebabkan murka, adat-istiadat solusi utama. Hal ini karena manusia

harus mempunyai sikap yang baik terhadap masyarakat. Pelanggaran terhadap adat istiadat

tidak hanya merusak hubungan pergaulan dengan masyarakat tetapi juga dengan O Gurumini.

Jika bagi orang Kristen injil adalah pondasi kehidupan, bagi masyarakat Halmahera Utara

adat istiadat yang bertumpu kepada O Gurumini adalah pondasi awal kehidupan.3 Selain itu

ada O Gikiri Moi juga disebut memiliki derajat yang sama seperti O Gurumini. O Gikirimoi

memiliki arti mahkluk hidup, roh, manusia, seseorang. Sedangkan Moi adalah satu jadi O

2 Magany, Bahtera Injil di Halmahera (Halmahera: BUMG-GMIH & Institut Hendrik Van Dijiken, 2012.) 7. 3 Magany, Bahtera Injil Di Halmahera... 7-8.

Page 48: Tesis - UKSW

37

Gikiri Moi jadi O Gikirimoi adalah Roh Yang Esa atau Allah yang Esa.4 Jika bagi orang

Kristen injil adalah pondasi kehidupan, bagi masyarakat Halmhera Utara adat istiadat yang

bertumpu kepada O Gurumini dan O Gikiri moi adalah pondasi awal kehidupan. 5

Dinamika sosial budaya masyarakat Tobelo sekarang menurun drastis hal ini sebabkan

oleh budaya yang berasal dari luar. Perubahan tersebut bisa diamati melalui generasi

sekarang sudah tidak lagi menggunakan bahasa lokal, bahkan rumah adat yang di sebut

Hibualamo tidak di perhatikan dan dibiarkan rusak. Tetapi masih ada beberapa tokoh-tokoh

adat yang berupaya menjaga dan melestarikan adat dan budaya Halmahera Utara.

3.3 Persepsi Masyarakat Tobelo Terhadap Masyarakat Moro

Penulis melakukan penelitian di lima desa yang ada di kota Tobelo yakni desa

Gamsungi, Gosoma, Rawa Jaya, Wari, dan Gorua. Selain itu penulis juga pergi ke pulau

Morotai yang ada di Maluku Utara untuk mencari informasi mengenai pemahaman

masyarakat disana mengenai masyarakat Moro. Penulis memilih pulau Morotai ini, karena

bagi kebanyakan masyarakat Tobelo dan penduduk pulau Morotai meyakini tempat tinggal

masyarakat Moro terbesar ada di pulau Morotai. Sehingga nama lain dari pulau Morotai ialah

Bumi Moro.

3.4 Persepsi Masyarakat Islam Terhadap Masyarakat Moro

Dalam bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian dari wawancara mengenai

kepercayaan masyarakat Tobelo yang beragama Islam dan Kristen terhadap masyarakat

Moro. Data atau informasi yang diperoleh bagis ebagian orang memang masih perlu di

buktikan kebenarannya tetapi hal ini sangat berguna bagi masyarakat Tobelo.

Penulis melakukan wawancara hanya dengan informan kunci yang terdiri dari 1-3

orang saja yang ada di setiap desa. Data yang penulis ambil pertama yaitu di desa Gamsungi.

4 O.J.S. May, A.K.Djurubasa, A.Puasa,”Injil Dan Budaya: Teman Atau Musuh? Memeperingati 40 Tahun

Kependetaan Prof.Dr.I.J.M.Haire.” Grafika Indah (Yogyakarta: 2012). 21-23. 5 Magany, Bahtera Injil Di Halmahera...7-8.

Page 49: Tesis - UKSW

38

Informan pertama dari sekretaris desa (sekdes) yaitu bapak D.K.K. Meyakini bahwa

masyarakat Moro merupakan manusia seperti pada umumnya, hanya saja alam tempat tinggal

mereka berbeda dan tidak kelihatan. Alasan menghilangnya mereka disebabkan menghindar

dari pajak atau balahiteng. Meskipun alam tempat tinggal mereka berbeda namun tetap ada

dalam satu pulau yaitu Halmahera. Alasan menyebut mereka sebagai manusia karena

mempunyai fisik seperti manusia pada umumnya, mempunyai stuktur pemerintahan, seperti

pendeta, haji, ketua sinode, bupati, kepala desa, dan anggota keamanan (tentara dan polisi).

Struktur pemerintahan terlengkap berada di lokasi jembatan desa Mede karena tempat

tersebut diyakini sebagai pusat kerajaan masyarakat Moro. Menjalin hubungan (bersahabat)

dengan mereka tidak dipandang sebagai sesuatu yang salah dengan alasan bahwa hanya

sabatas bersahabat tidak menyembah.6 Berikut gambar jembatan Mede.

Gambar 3.2

Sumber bapak D.K.K

Lokasi Jembatan Mede Ini Diyakini Sebagai Pusat Kerajaan Masyarakat Moro.

Hal-hal yang dianggap misterius sering terjadi di tempat ini seperti, hilangnya seorang

warga di kebun/hutan tetapi ketika ditemukan kembali sudah berada di lokasi jembatan

Mede. Warga setempat juga sering mendengar suara kapal besar di lokasi tersebut. Selain itu

rusaknya jembatan Mede di bulan Maret dan Mei 2018 masyarakat Tobelo percaya

diakibatkan oleh kemarahan masyarakat Moro. Rusaknya jembatan tersebut bukan pertama

kali tetapi yang kesekian kalinya. Warga mengatakan bahwa posisi kedudukan jembatan

terlalu rendah dengan air sehingga kapal-kapal besar milik masyarakat yang hilang-hilang itu

6 Wawancara dengan sekdes Gamsungi yaitu bapak D.K.K. di kantor desa. Tobelo 28 Mei 2018.

Page 50: Tesis - UKSW

39

tidak bisa berlayar karena tersangkut di jembatan, sehingga menyebabkan kemarahan mereka

kemudian menghancurkan jembatan tersebut. 7

Pengalaman pertama berjumpa dengan orang Moro ketika sedang berada di kebun

tengah hutan pada rahun 1984. Terdengar suara beduk mesjid dan diwaktu yang bersamaan

melihat seorang wanita berwajah cantik ala Eropa sedang beribadah dibawah pohon

menggunakan pakaian Islam. Pertemuan itu terjadi tanpa dialog dan iforman menyakini

perempuan tersebut merupakan orang Moro.8

Kemudian ditahun 2001 masih dalam keadaan rusuh di kota Tobelo, ada seorang anak

mempunyai fisik ala Barat hasil pernikahan dari seorang masyarakat Moro dan seorang

masyarakat Tobelo datang di Gamsungi untuk menanyakan ayahnya. Anak tersebut mencari

ayahnya yang merupakan saudara bapak D.K.K. Hal tersebut tidak mengherankan karena

sebelumnya telah mengetahui bahwa saudaranya telah menikah dengan seorang dari bangsa

Moro. Tetapi Ayah dari anak Moro ini tidak lagi tinggal di Gamsungi namun berpindah ke

desa Wari.9 Sejak saat itu tidak ada lagi kabar dari anak tersebut. Perjumpaan mereka dan

masyarakat setempat di zaman dulu sudah dianggap hal yang biasa saja, berbeda dengan

sekarang.

Selain itu, mereka juga diyakini pernah berjasa membantu masyarakat Halmahera Utara

dalam perang pada tahun 1978. Pada saat itu TNI Banau 732 sebagai keamanan di Tobelo.

Tentara dari masyarakat Moro pergi ke daerah Kao lewat jalur laut menggunakan dua kapal

perang, setibanya di Kao kemudian melapor ke panglima. Tugas tersebut seharusnya

dilakukan oleh TNI Banau satu minggu lagi, tetapi tugas tersebut telah lebih dulu diambil alih

oleh mereka. Hal yang dilakukan mereka pada saat itu ialah selain menjaga keamanan mereka

juga ikut berperang, namun cara berperang berbeda yang membedakannya ialah tidak

7 Wawancara dengan beberapa orang warga desa Mede dan diluar desa Mede, 2016. 8 Wawancara dengan sekdes Gamsungi yaitu bapak D.K.K. Tobelo 28 Mei 2018. 9 Wawancara dengan sekdes Gamsungi yaitu bapak D.K.K. Tobelo 28 Mei 2018.

Page 51: Tesis - UKSW

40

membunuh karena mereka tidak mau menyakiti. Yang mereka lakukan ialah hanya

memperbanyak pasukan yang bisa mencapai ribuan orang untuk menakuti lawan.10

Alasan membantu masyarakat Tobelo ialah hanya ingin membantu meringankan

tanggung jawab TNI banau pada saat itu. Sebagaimana mestinya sikap mansuia untuk

meperbanyak amal baik bagi dirinya salah satu cara ialah membantu dan menolong sesama

umat manusia. 11

Data berikut dari desa Rawa Jaya oleh ibu M.L dan N. Menurut kedua ibu tersebut

bahwa pada zaman dulu masyarakat Moro pernah hidup di pulau Halmahera. Kemudian

mereka menghilang kedalam hutan dengan alasan berat membayar pajak atau balahiteng.

Sehingga mereka dianggap sebagai manusia yang menghilang di hutan, hal ini juga dilihat

dari fisik seperti manusia, mempunyai struktur masyarakat seperti layaknya masyarakat

Tobelo (manusia pada umumnya). Meskipun menyebut mereka sebagi manusia, namun jika

dlihat dalam pandangan agama Islam, Moro dianggap sebagai Jin. Mengapa Jin? karena Jin

tidak bisa dilihat oleh manusia, tetapi Jin bisa melihat manusia. Dan jika kembali dilihat

dalam ajaran Al-Quran jelas tertulis: رم محأ مر لمل لم دم ر ءقحمرنل مةحفحمح م خم م ام لم يمجح ح مأم ح ىنم يم ر محدرل حم م ححرل م

ر م رل ر بمرلم م ر قلامرل م حر شم أح لمح هل لم مبقللهل بلأم مام م ىنح

قحمل مرلمح لم تم ح لححمر ر حمام عم م قنم ح قمرش ءقمر ىحلأنم لم لانم يم لنح

“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak

bisa melihat mereka.” (QS. Al-A'raf: 27).12

Meskipun menganggap bahwa masyarakat Moro sebagai manusia, tetapi dalam ajaran

hadits Qudsi disebut Jin dan Jin sangat tidak baik karena jalan kerusakan yang berpotensi

bahaya besar jika berhubungan dengan masyarakat Moro atau yang di sebut Jin. Adapun

tertulis dalam hadits Qudsi di mana Rasulullah saw menyampaikan pesan Allah swt: أ م لميحلل جم

10 Wawancara dengan sekdes Gamsungi yaitu bapak D.K.K. Tobelo 28 Mei 2018. 11 Wawancara dengan sekdes Gamsungi yaitu bapak D.K.K. Tobelo 28 Mei 2018. 12 Wawancara dengan ibu M.L dan ibu N di kediaman ibu M.L. Tobelo 6 Juni 2018

Page 52: Tesis - UKSW

41

بمردع حمةمرشم رلمح ،للرلمح تل م قنل يمحمفحرلمح فمر مفحرلمح ءقمر ح نح مر م لح ،دحرمح اىم تم م لمقحرمح م ر لملحلل ىم ححرلمح ، مرلمح يمتح ام يمىم م الأ يمنح ر أ لءح ممح ىم

حدنح لم أه .لللحمرر ه يل ت 13ى

Dampak negatif berhubungan dengan Jin yang merupakan jalan kerusakan seperti

mengandalkan kekuatan ghoib (gaib) diluar kuasa Allah. Seperti menjanjikan sebuah

kekuatan/kemenangan saat bertarung (seperti petandingan permainan sepak bola/ pertarungan

bela diri). Hal ini dianggap salah karena perbuatan itu dianggap tidak jujur dansalah karena

tidak mengandalkan kekuatan Allah. Selain itu jalan kerushaan karena bersahabat dengan Jin

ialah karena berhubungan dengan mahkluk lain selain Allah yang pastinya sesuatu yang lain

diluar Allah akan membawa kerusakan perilaku, pikiran, menyesatkan iman.14

Kepercayaan ini terbentuk karena mendapat ilham dari SWT lewat malaikat Jibril

sehingga bisa mengetahui hal tersebut. Baginya, masyarakat Moro berasal dari bangsa

(orang-orang) Portugis dan di dunia Moro juga mempunyai masjid, mempunyai raja-raja atau

pemerintahan. Untuk dapat melihat mereka harus pada bulan ke 15 malam atau biasa dikenal

dengan sebutan bulan purnama. Di desa Rawa Jaya terdapat salah satu sungai yang diyakini

sebagai kota masyarakat Moro. Selain sungai yang dipercaya sebagai kediaman mereka,

kantor PLN Tobelo juga diyakini sebagai salah satu masjid mereka.15

Jadi menurut ibu M.L dan N masyarakat Moro pernah hidup beberapa tahun silam,

sedangkan sekarang tidak jelas keberadaan mereka. Meskipun begitu, mereka tetap percaya

bahwa mereka adalah manusia seperti manusia pada umumnya, hanya saja berbeda alam.

Tetapi jika dilihat dalam pandangan agama, hal tersebut dianggap Jin dan sebuah kesalahan

jika berhubungan dengan mereka karena bertentangan dengan ajaran Islam.

Data berikut penulis ambil dari desa Gorua oleh bapak haji M.Y. Informan mengatakan

masyarakat Moro merupakan manusia karena mempunyai fisik seperti manusia pada

13 Wawancara dengan ibu M.L dan ibu N. Tobelo 6 Juni 2018. 14 Wawancara dengan ibu M.L dan ibu N. Tobelo 6 Juni 2018. 15 Wawancara dengan ibu M.L. Tobelo 6 Juni 2018.

Page 53: Tesis - UKSW

42

umumnya dan mempunyai struktur pemerintahan. Kerajaan terbesar mereka berada di lokasi

Jembatan desa Mede bernama Kokota Jaya dan sekitaran jembatan desa Mamuya. Orang

Moro yang dikenalnya bernama Putri Zahari Sabarnun beragama Islam. Di waktu tertentu

Putri Zahari Sabarnun kerap berdoa menggunakan bahasa Arab seperti umat muslim pada

umumnya. Masyarakat Moro yang beragama Islam juga selalu berhubungan dengan

masyarakat Tobelo yang beragama Kristen karena bagi mereka tidak ada masalah dan

batasan. Dalam pandangan informan sendiri sebagai seorang tokoh agama, tidak ada salahnya

berhubungan dengan mereka karena itu hubungan sesama manusia, dan yang lebih penting

tidak menyembah.16

Selain pulau Halmahera Utara yang dikenal dengan kehidupan masyarakat Moro,

ternyata ada juga satu pulau yang dijuluki sebagai Bumi Moro atau tempat tinggal

masyarakat Moro. Pulau tersebut ialah pulai Morotai yang ada di Maluku Utara. Nama pulau

Morotai berasal dari kata “Morotia” yang mempunyai arti tempat tinggal masyarakat/orang-

orang Moro. Orang Moro disebut sebagai manusia misterius yang mempunyai kebudayaan

seperti manusia pada umumnya. Berikut gambar dokumen yang diukir diatas batu, mencatat

tentang asal-usul nama pulau Morotai yang penulis ambil di museum pulau Morotai;

Gambar 3.3

Sumber bapak M dan I

BUMI “MOROTIA”

16 Wawancara dengan bapak haji M.Y dikediamannya. Tobelo 25 Juni 2018.

Page 54: Tesis - UKSW

43

Penamaan Pulau Morotai berasal dari kata “Morotia”

yang memiliki arti tempat tinggal bagi orang-orang Moro.

Orang Moro adalah manusia misterius yang tidak bisa

dilihat secara kasat mata, namun memiliki kebudayaan

seperti manusia biasa pada umumnya. Pulau Morotai tidak

memiliki penduduk asli yang menetap secara turun

temurun. Penduduk yang tinggal di Pulau Morotai saat ini

adalah masyarakat dari suku Tobelo dan suku Galela yang

berasal dari Pulau Halmahera bagian utara. Selain kedua

suku tersebut, terdapat pula masyarakat yang berasal dari

Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Jawa, Sumatera, dan

Cina Maluku. (kw)17

Bapak I dan bapak M penjaga museum dan sekaligus pemandu jika ada wisatawan

datang berkunjung. Memutuskan memilih mereka sebagai informan karena penulis berpikir

bahwa sebagai penjaga museum, mereka pasti mengetahui seluk beluk sejarah pulau Morotai

terlebih lagi yang berkaitan dengan masyarakat Moro.

Kedua informan mengatakan bahwa awalnya nama pulau Morotai bernama Morotia

diberi nama oleh “orang tua-tua dulu-dulu” (leluhur/tete nenek moyang) yang berarti tempat

tinggal orang-orang Moro. Penduduk pertama pulau Morotai ialah masyarakat Moro yang

berasal dari Halmahera Utara, yakni Tobelo dan kecamatan Galela sebelum tahun 1921.

Karena pada tahun 1921 masyarakat yang berasal dari Dodinga menduduki pulau Morotai

dengan dibangunnya desa pertama bernama desa Mira. Dari 100% terdapat 90% masyarakat

Morotai percaya ada kehidupan masyarakat Moro dan 10% berhubungan dengan masyarakat

Moro.18

Selain itu sumber lain mencatat bahwa penamaan pulau Morotai berasal dari bahasa

Galela. Terdiri dari istilah Moro-dai dan Moro-dia. Istilah Moro-dai kebalikan dari Moro-dia

kemudian menjadi Morotai. Moro memiliki arti manusia dan dai memiliki arti di seberang

laut. Sedangkan kata Moro-dia, dia memiliki arti yang di darat. Kemudian nama Morotai

sebagai bentuk memori kolektif masyarakat terhadap sekelompok masyarakat yang melarikan

17 Wawancara dengan bapak M dan bapak I di Museum Morotai. Morotai 3 Juli 2018. 18 Wawancara dengan bapak M dan bapak I. Morotai 3 Juli 2018.

Page 55: Tesis - UKSW

44

diri ke hutan dan menghilang karena alasan perang dan tidak pernah keluar dan tidak pernah

diketahui lagi jejak mereka. Jadi nama pulau Morotai memiliki dua arti, pertama ialah ada

manusia di pulau itu dan kedua ada manusia yang hilang di pulau itu.19

Masyarakat Morotai percaya ada tempat-tempat khusus sebagai kediaman kota/kerajaan

masyarakat Moro, salah satunya adalah tempat wisata Air Kaca. Tempat tersebut disakralkan

sebagai kota/kerajaan mereka. Kepercayaan itu ada karena pengalaman beberapa masyarakat

setempat dan juga oleh informan sendiri yang pernah bertemu dengan mereka, sekaligus

melakukan ritual khusus dilokasi tersebut. Adapun disaat-saat tertentu sering terdengar suara

beduk masjid dan suara adzan.20 Berikut gambar lokasi Air Kaca yang dipercaya sebagai

kota/kerajaan:

Gambar 3.4

Sumber bapak M dan I

Lokasi Air Kaca Diyakini Sebagai Kota/Kerajaan Masyarakat Moro.

Untuk menggambarkan identitas Moro, kedua bapak tersebut merasa kebingungan

dengan alasan bahwa, jika benar mereka merupakan manusia mengapa tidak bisa bertemu

berinteraksi layaknya manusia biasa. Kalaupun persepsi mengatakan mereka sebagi Jin atau

setan, sedangkan mereka mempunyai fisik manusia, mempunyai budaya dan juga menikah

dengan manusia pada umumnya. Meskipun dengan sedikit kebingungan dalam

mendeskripsikan, tetap percaya bahwa mereka merupakan manusia seperti pada umumnya.

19 Sefnat Hontong, Ricardo Nanuru, Anselmus Puasa, Menjadi Gereja Halmahera: Kennagan Untuk

Pendeta A.N Aesh, M.TH (Yogyakarta: Kanisius, 2013). 82. Desa Dodinga merupakan salah satu desa yang ada di Halmahera Utara lebih tepatnya di kecamatan

Kao. 20 Wawancara dengan bapak M dan bapak I. Morotai 3 Juli 2018.

Page 56: Tesis - UKSW

45

Ciri-ciri mereka digambarkan mempunyai rambut panjang, hidup berkelimpahan/kaya,

mempunyai fisik seperti orang Barat dan seperti orang Halmahera. Diwaktu-waktu tertentu

akan menampakan wujud asli mereka.21

Meskipun meyakini masyarakat Moro sebagai manusia pada umumnya, tetapi jika

dilihat dalam pandangan agama Islam, mereka di pandang sebagai Jin dalam ajaran Al Quran

dan Hadis. Mengapa disebut Jin karena mereka tidak bisa dilihat atau biasa di sebut

masyarakat Halmahera yang “ilang-ilang” dan juga misterius. Tetapi bagi penulis yang

menarik dari pandangan kedua bapak tersebut ialah, meskipun dalam ajaran Islam mereka

dipandang sebagai Jin, tetapi bagi pandangan informan menganggap mereka sebagai

manusia. Tidak ada salahnya bersahabat mereka meskipun dilihat dalam ajaran agama Islam

sendiri. Alasannya karena dalam Alquran ada ajaran cara untuk bagaimana berhubungan

dengan Jin. Ada juga tulisan mengenai Jin dan manusia dalam Alquran, seperti;

ام خ قخ ا ج ونخ لخ إ ل و و خ ن ا “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56).22

Orang yang berhubungan dengan masyarakat Moro dipandang tidak ada masalah atau

dosa karena hanya sebatas bersahabat, tidak beribadah atau menyembah mereka. Tindakan

tersebut tidak melanggar ajaran agama karena dalam ajaran Islam sendiri terdapat ajaran

mengenai cara berhubungan dengan Jin. Meskipun begitu, kedua informan tidak mampu

menuturkan terdapat di mana ayat tersebut. Namun yang membuat mereka begitu yakin

dengan ajaran tersebut karena seorang kerabat yang merupakan seorang haji pernah

mengatakan dan mengajarkan ajaran berhubungan dengan Jin menurut Alquran dan ajaran

tesebut jarang diketahui oleh umat muslim lainnya.23

21 Wawancara dengan bapak M dan bapak I. Morotai 3 Juli 2018. 22 Wawancara dengan bapak M dan bapak I. Morotai 3 Juli 2018. 23 Wawancara dengan bapak M dan bapak I. Morotai 3 Juli 2018.

Page 57: Tesis - UKSW

46

3.5 Persepsi Masyarakat Kristen Terhadap Masyarakat Moro

Berikut data diambil dari desa Gosoma dengan seorang bapak yang merupakan

sekretaris desa (sekdes). Waktu mengetahui penulis ingin meneliti mengenai masyarakat

Moro, tanpa diajukan pertanyaan informan langsung mengatakan bahwa mereka merupakan

manusia yang hilang-hilang. Namun dalam mendiskripsikan mengenai keberadaan mereka

mengalami sedikit kebingungan karena ketika mengatakan mereka benar ada namun secara

pribadi belum pernah bertemu, tetapi ketika beranggapan bahwa mereka tidaklah nyata tetapi

kenyataan membuktikan lewat pengalaman kebanyakan masyarakat Tobelo bahwa mereka

benar ada. Kepercayaan bapak sekdes ini kuat lewat beberapa teman dan sebagian besar

masyarakat setempat yang dipercaya bersahabat dengan orang Moro.24

Bapak O merupakan informan kunci yang berada di desa Gosoma. Sri Astuti dan Safety

adalah orang Moro yang berhubungan pada tahun 1989-1992 bertempat di lokasi Batu Angus

kota Ternate perjumpaan awal mereka. Lokasi batu angus (batu hangus atau biasa di kenal

dengan batu bara) dipercaya sebagai salah satu tempat tinggal mereka. Ditahun yang sama

yaitu 1989 ketika kembali ke kota Tobelo bersama Sri Astuti dan hidup bersama sampai

tahun 1992.25

Sri Astuti yang diyakini berasal dari Portugis berusia 19 tahun dan beragama Islam.

Ciri-ciri mempunyai fisik layaknya masyarakat Eropa, berparas cantik, kadang menggunakan

jilbab, berambut panjang. Masyarakat Moro diyakini sebagai manusia seperti manusia pada

umumnya hanya saja alam tempat tinggal mereka berbeda. Berbeda karena baik alam tempat

tinggal maupun kehadiran mereka tidak terlihat oleh orang yang tidak berhubungan dengan

mereka. Hal yang membedakan alam mereka karena dipercaya lebih suci, sehingga tidak

mungkin bisa hidup bersamaan dengan manusia biasa. Mereka disebut manusia karena wujud

24 Pernyataan sekdes Gosoma di kantor desa Gosoma. Tobelo 28 Mei 2018. 25 Wawancara dengan bapak O. Tobelo 28 Mei 2018.

Page 58: Tesis - UKSW

47

fisik dan struktur masyarakat seperti manusia pada umumnya. Jika mereka disebut setan atau

roh, sangat tidak tepat karena setan, jin atau roh tidak mempunyai struktur masyarakat dan

tidak memiliki tubuh fisik26

Selain mempunyai struktur masyarakat, tentunya mereka juga mempunyai agama baik

Kristen maupun Islam dan ada juga yang tidak memiliki agama atau kafir. Sempat menikah

dengan Sri Astuti dan memiliki satu orang anak tinggal di alam Moro tetapi nama anak

tersebut dirahasiakan. Tahun 1992 hubungan mereka harus terhenti dengan alasan Sri Astuti

harus pergi jauh tanpa memberikan penjelasan atas kepergiannya itu. Namun ada sebuah

amanah yang diberikan kepada informan agar selalu di ingat dan itupun selalu dikatakan

kepada penulis agar selalu diingat. Pesan tersebut mengatakan: “Jangan takut karena kamu

selalu dijaga dan dilindungi. ”Amanah ini memberikan semangat secara spiritual sehingga

dalam bepergian kemanapun tidak merasa takut/cemas, karena meyakini Sri Astuti maupun

masyarakat Moro selalu mendampingi.27

Sri Astuti juga sering mengajak informan pergi ke masjid yang kalau dilihat oleh orang

biasa hanyalah sebuah kantor PLN yang ada di desa Rawa Jaya. Namun bagi orang yang

berhubungan dengan mereka, tempat itu merupakan masjid masyarakat Moro. Di lokasi

kantor PLN warga sering mendengar suara beduk dan suara dari pengeras suara masjid

seperti ada orang yang sedang beribadah. Meskipun agama Sri Astuti berbeda dengan

informan, tetapi hal itu tidak menjadi persoalan, kuncinya saling menghargai. Memutuskan

untuk berhubungan dengan orang Moro dengan alasan mereka juga manusia hanya saja

berbeda alam, dan hal itu tidak ada salahnya. Berikut gambar yang diyakini masjid

masyarakat Moro.28

26 Wawancara dengan bapak O. Tobelo 28 Mei 2018. 27 Wawancara dengan bapak O. Tobelo 28 Mei 2018. 28 Wawancara dengan bapak O. Tobelo 28 Mei 2018.

Page 59: Tesis - UKSW

48

Gambar 3.5

Sumber bapak O

Kantor PLN Tobelo ini Diyakini Sebagai Masjid Masyarakat Moro.

Informan kunci berikut dari bapak H.N salah satu orang berpengaruh di Halmahera

Utara baik itu adat-istiadat maupun struktur sinode. Hubungan informan dengan orang Moro

tidak menjadi rahasia lagi bagi masyarakat Tobelo karena hampir seluruh masyarakat

Halmahera Utara tahu akan hal itu. H.N berhubungan dengan mereka yang berasal dari

Halmahera Utara yang tidak lain adalah leluhur masyarakat Halmahera. Karena mereka

berasal dari Halmahera pastinya kuat dengan adat-istiadat sama halnya masyarakat setempat.

Mereka mempunyai agama baik Islam maupun Kristen dan mempunyai kehidupan yang lebih

suci daripada manusia pada umumnya. Hubungan informan dengan orang Moro lebih tinggi

dibandingkan dengan informan lainnya karena berhubungan dengan Sultan, Raja-Ratu, dan

tetua-tetua adat yang ada di kerajaan Moro.29

Manfaat yang diperoleh ketika berhubungan dengan mereka ialah dapat mengajarkan

hal-hal yang bersifat keagamaan (Kristen) untuk perilaku hidup yang lebih baik dan semakin

memperkuat iman kepercayaan terhadap Tuhan. Lebih mencintai adat istiadat, menghargai

leluhur dan memperkuat iman. Adat-istiadat Tobelo tidak terlepas dari tong pe orang tua-tua

(masyarakat Moro). Artinya jika seseorang ingin belajar mengenai budaya dan istiadat

Halmahera, mereka harus belajar mengenal masyarakat Moro terlebih dahulu.30

29 Wawancara dengan bapak H.N di kediamannya. Tobelo 29 Mei 2018. 30 Wawancara dengan bapak H.N. Tobelo 29 Mei 2018.

Page 60: Tesis - UKSW

49

Ketika penulis melontarkan salah satu pertanyaan yaitu apakah masyarakat Moro hanya

berhubungan dengan masyarakat Tobelo yang seagama saja, seperti Islam dengan Islam,

begitu juga dengan Kristen? Informan menjawab bahwa bagi mereka yang mempunyai

jabatan tertinggi seperti tokoh agama, tidak menutup diri untuk berhubungan bagi

masyarakat Tobelo yang beragama Kristen. Tetapi ada kemungkinan bagi mereka yang kelas

bawah, hal ini disebabkanoleh faktor berbeda pengetahuan dan cara berpikir. Ada beberapa

manfaat yang diperoleh ketika berhubungan dengan mereka yang memeluk kedua agama

(Islam & Kristen) tersebut. Manfaat tersebut ialah saling melengkapi pengetahuaan mengenai

cara hidup yang lebih baik, saling menghargai perbedaan kepercayaan, saling melengkapi

serta menjaga nilai-nilai adat istiadat Halmahera, menghargai para leluhur .31

Informan kunci selanjutnya dari bapak A.D salah satu orang kepercayaan bapak H.N.

pertama kali menjalin hubungan dengan orang Moro pada bulan februari 2018 yang bernama

Tonamalangi berusia 100 tahun. Nama Tonamalangi sendiri mempunyai arti batas disini

peperangan. Awal perjumpaan mereka di lokasi gunung Gato terdapat di kecamatan Galela.

Terjadinya pertemuan ini karena inisiatif informan sejak beberapa bulan belakangan dengan

melakukan berbagai ritual tetapi tidak kunjung berjumpa dengan mereka. Namun disuatu

waktu dengan tidak melakukan ritual apapun hanya duduk dan merenung, tiba-tiba saja

nampak orang Moro yang bernama Tonamalangi menghampirinya. Pengalaman ini mau

mengatakan bahwa masyarakat Moro adalah manusia dan bukan setan sehingga tidak perlu

melakukan ritual apapun agar bisa bertemu dengan mereka.32

Informan menyakini masyarakat Moro sebagai Tong pe orang tua dulu-dulu.

Sedangkan masyarakat Halmahera merupakan dong pe cucu atau dalam bahasa Tobelo di

sebut ahi danongo. Meyakini mereka merupakan manusia dan kehidupan mereka sangat

31 Wawancara dengan bapak H.N. Tobelo 29 Mei 2018. 32 Wawancara dengan bapak A.D di kediaman bapak H.N. Tobelo 5 Juni 2018. Dimaksud dengan “Tong pe orang tua dulu-dulu” adalah para leluhur atau tete nenek moyang

masyarakat Halmahera. Sedangkan “dong pe cucu”dalam bahasa Tobelo “ahidanongo” mempunyai arti saya merupakan keturunan/cucu mereka (masyarakat Moro).

Page 61: Tesis - UKSW

50

saleh/suci. Mereka disebut manusia dengan alasan mempunyai cara hidup baik itu budaya

maupun struktur masyarakat seperti manusia pada umumnya. Seperti tetua adat, majelis,

pendeta, bupati, raja, ratu, sultan dan lain sebagainya. Mereka merupakan manusia tersuci

terakhir yang ada di dunia, selain masyarakat Moro tidak ada lagi manusia hidup suci dan

saleh. “Selain tong pe orang-tua-tua mo kamana lagi torang?” (selain berpatokan pada para

leluhur (selain Tuhan) mau ke siapa lagi dan bagaimana nantinya kehidupan kita?) Mengapa

demikian karena manusia pada umumnya selalu hidup dalam kebencian, kebohongan, dan

tidak adil. 33

Manfaat yang didapatkan dari berhubungan dengan orang Moro adalah diajarkan untuk

pribadi yang lebih sabar, belajar menjadi pribadi yang dapat di percaya, dan semakin

memperkuat iman kepada Tuhan.34

Mereka dipercaya sebagai manusia yang saleh atau suci terakhir yang ada di dunia,

sehingga alasan mereka untuk mmewbantu masyarakat Tobelo ialah karena sudah menjadi

kewajiban mereka sebagai umat manusia. Mereka membantu karena mempunyai kasih

terhadap sesama manusia.

Selain Tonamalangi, informan juga berhubungan dengan orang Moro bernama Tonaka

Madutu yang mempunyai arti tuan tanah. Pertama kali bertemu dengan Tonaka Madutu

terjadi di tempat bernama posi-posi mahutu di desa Mamuya. Orang Moro yang berhubungan

dengan informan berasal dari Halmahera. Ketika bertemu dengannya harus basiloloa

(permisi) terlebih dulu. Hal ini karena mereka sangat kuat dengan budaya adat istiadat, dan

basisiloa merupakan bagian tata krama dari adat tersebut. Selain itu mereka yang beragama

tidak membatasi diri dalam berhubungan dengan masyarakat Tobelo yang berbeda agama

33 Wawancara dengan bapak A.D. Tobelol 5 Juni 2018. 34 Wawancara dengan bapak A.D. Tobelo 5 Juni 2018.

Page 62: Tesis - UKSW

51

dengan mereka. Seperti Moro Kristen akan menjalin hubungan/persahabatan dengan

masyarakat setempat beragama Islam begitu juga sebaliknya.35

Tonamalangi dan Tonaka Madutu memeluk agama Katolik dan sering mengajarkan

informan untuk berbuat kebaikan sesuatu ajaran Alkitab dan menjauhi larangan Tuhan,

namun kenyataan masyarakat Tobelo selalu melanggar perintah dalam Alkitab. Ajaran yang

diajarkan ialah selalu jujur, setia dan selalu mempunyai kasih. Pesan yang selalu di ajurkan

mengatakan bahwa “kalau torang (masyarakat Moro) jahat akan tara selamat, jadi harus

berbuat baik.” Informan juga mengatakan bahwa ajaran Alkitab dalam Keluaran 20 yang

mengatakan bahwa jangan menyembah Allah lain dimaksudkan agar manusia jangan

melakukan kejahatan. Kejahatan tersebut seperti ilmu sihir untuk mencelakakan atau

merugikan orang lain. Namun untuk menolong orang lain. Mereka diyakini merupakan

manusia sehingga hal ini tidak melanggar ajaran agama Kristen.36Informan mempunyai

pemikiran seperti itu karena dilihat dalam latar belakang masyarakat Tobelo yang memang

masih kuat dengan ilmu sihir.

Data berikut dari desa Wari oleh bapak A.B yang berhubungan dengan orang Moro dari

tahun 1982-1988 bernama Serlife beragama Kristen. Ada pandangan yang sedikit bergeser

ketika masih berhubungan dengan orang Moro dan sekarang yang sudah tidak lagi. Informan

mengatakan bahwa wujud fisik serta cara kehidupan, berinterksi mereka sama seperti

manusia pada umumnya. Salah satu contoh ketika masyarakat Tobelo merayakan Natal,

mereka juga melakukan hal yang sama. Bahkan Serlife juga pernah merayakan Natal di

gereja desa Wari. Kehidupan mereka sangat kaya, apapun yang dibutuhkan semua tersedia.

Mereka juga lebih taat beragama, lebih saleh dan suci. Karena mereka beragama, tahu hal-hal

35 Wawancara dengan bapak A.D. Tobelo 5 Juni 2018. Kalimat yang mengatakan “kalau torang (masyarakat Moro) jahat akan tara selamat, jadi harus

berbuat baik.” Artinya kalau kami (masyarakat Moro) melakukan hal jahat pastinya tidak akan selamat di akhirat jadi dalam kehidupan harus berbuat baik.

36 Wawancara dengan bapak A.D. Tobelo 5 Juni 2018.

Page 63: Tesis - UKSW

52

baik dalam ajaran agama. Apapun yang dilakukan oleh orang Kristen itu juga yang dilakukan

oleh Serlife, seperti beribadah di Gereja pada hari minggu dan merayakan Natal. 37

Karena mereka beragama dan mengetahui ajaran agama sehingga tidak menutup diri

terhadap masyarakat Tobelo diluar agama mereka. Misalnya masyarakat Moro Kristen bisa

saja berhubungan dengan masyarakat Tobelo yang menganut agama Islam, begitu juga

sebalikya. Mereka bisa menghilang dan menyatu dengan alam yakni melalui kekuatan doa

seorang pendeta dan kekuatan iman. Sehingga mereka diijinkan oleh Tuhan untuk

menghilang. Hal ini karena pada zaman dulu apapun yang diminta oleh leluhur kepada Tuhan

pasti langsung terwujud.38

Kehidupan masyarakat Moro juga berada di desa Mede. Mereka yang tinggal di Mede

sekitar tahun 1999-2001 zamannya kerusuhan, sering berbelanja boneka-boneka dan pohon

Natal di toko praktis. Selain itu juga mereka pernah berjasa membantu masyarakat

Halmehara Utara khususnya Tobelo ketika kerusuhan berlangsung. Tetapi cara mereka

berperang tidak menggunakan alat tajam seperti pedang, pisau, tombak, senjata api maupun

bom. Melainkan hanya dengan memperbanyak pasukana saja, agar musuh menghindar

karena melihat begitu banyak orang bahkan sampai beribu-ribu banyaknya. Hal ini karena,

mereka tidak mau menyakiti apalagi membunuh sesama manusia.39

Mereka di percaya baik itu informan maupun masyrakat Tobelo dapat membantu dalam

hal menebang pohon, membersihkan ladang dan hal lainnya. Dalam hal membantu ini juga

mereka tidak terbatas hanya pada orang Tobelo yang beragama Kristen/Islam yang menganut

kepercayaan sama dengan mereka, tidak. Karena masyarakat Moro Islam bisa berhubungan

dan membantu dengan masyarakat setempat yang beragama Kristen begitupun sebaliknya.

Alasan mengapa mereka mempunyai niat untuk membantu orang yang berhubungan dengan

37 Wawancara dengan bapak A.B di kediamannya. Tobelo 12 Juni 2018. 38 Wawancara dengan bapak A.B. Tobelo 12 Juni 2018. 39 Wawancara dengan bapak A.B. Tobelo 12 Juni 2018.

Page 64: Tesis - UKSW

53

mereka karena sudah menjadi tanggung jawab hidup sebagai manusia untuk saling

membantu dan membutuhkan.40

Hubungan informan dan orang Moro berakhir di tahun 1988 karena kesadaran akan

kebenaran ajaran dalam Alkitab, kemudian memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang

perempuan dari masyarakat Tobelo. Dari hal ini cara pandang informan mengenai Moro

berubah, dulunya menganggap mereka sebagai manusia, sekarang menganggap sebagai setan

atau iblis. Yang menjadi kegelisahannya sehingga memutuskan untuk berhenti berhubungan

dengan orang Moro ialah, kalau memang benar mereka manusia kenapa tidak bisa dilihat

oleh semua orang? Selain itu juga untuk memutuskan pilihan yang tepat, informan mengajak

Safety untuk keluar dari alam kehidupan mereka dan tinggal bersama di dunia setempat,

tetapi Safety hanya mengatakan bahwa: “Kalau saya keluar dari alam ini, maka semua

masyarakat Moro juga harus keluar.” Hal ini juga yang membuat bapak A.B berhenti

berhubungan orang Moro.41

Ada satu hal yang menarik perhatian penulis ketika informan mengatakan masyarakat

Moro adalah roh atau iblis yang mempunyai kuasa. Sebagaimana malaikat yang Tuhan buang

masih memiliki kuasa, karena pada saat itu Tuhan tidak mencabut kuasanya. Pernyataan lain

bahwa, mereka juga seperti nabi-nabi palsu dan seperti iblis yang menyesatkan dengan

kekayaan mereka dan berbagai tipu daya mereka, sebab apa saja bisa dilakukan. Contoh yang

diberikan seperti kisah Yesus yang dicobai iblis dengan menawarkan kekayaan dan

kekuasaan dunia dalam Lukas 4:4-7:

Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi

dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya

semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: "Segala

kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu,

sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku

memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi

40 Wawancara dengan bapak A.B. Tobelo 12 Juni 2018. 41 Wawancara dengan bapak A.B. Tobelo 12 Juni 2018.

Page 65: Tesis - UKSW

54

jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan

menjadi milik-Mu.42

Hal lain yang menjadi keraguan mengenai identitas Moro ialah karena Safety yang

adalah orang Moro takut dan menghilang ketika mendengarkan doa pelepasan pada saat itu.

Sehingga menjadi alasan kuat bahwa mereka merupakan setan, iblis atau roh jahat. Namun

disisi lain juga informan merasa ragu untuk mengatakan mereka sebagai setan/roh jahat, hal

ini tentu dengan pengalaman-pengalaman yang dialami. Salah satu pengalaman ialah ketika

informan memutuskan menikah lagi sehingga mengundang kemarahan Safety yang kemudian

datang dalam acara pernikahandan melukai infroman dengan pisau sampai berdarah.

Kejadian ini disaksikan oleh beberapa tetua adat yang meskipun tidak melihat Safety tetapi

melihat darah keluar dari sekujur tubuh. Pengalaman inilah yang menjadi kegelisahan

informan untuk menentukan identitas siapa sebenarnya masyarakat Moro.43

Perjumpaan pertama kali dengan orang Moro bertempat di kebun kemudian bersama

sebuah batu dan sisir. Dari kedua benda tersebut mempunyai khasiat tersendiri. Pengalaman

itulah kemudian terjalin hubungan dengan orang Moro hingga menikah dan mempunyai dua

orang anak yaitu, anak laki-laki bernama Frince dan perempuan bernama Live tinggal

bersama dengan Safety di alam mereka.44

Informan berikut masih di desa Wari dengan ibu A.R yang mempunyai pengalaman

dengan orang Moro sejak tahun 1995-2018 yang merupakan seorang tentara Portugis

beragama Kristen. Pertemuan ini bermula terjadi dalam mimpi berjumpa dengan orang Moro

yang kemudian pertemuan itu terjadi dalam dunia nyata. Ciri dari orang Moro tersebut

berwajah ganteng fisik ala Eropa tetapi tidak mempunyai garis dibawah hidung. Alasan

menghilangnya mereka disebabkan oleh Balahiteng (pajak). Moro dianggapnya sebagai

manusia seperti pada umumnya, mereka bukanlah setan, jin atau iblis. Hal ini karena mereka

42 Wawancara dengan bapak A.B. Tobelo 12 Juni 2018. 43 Wawancara dengan bapak A.B. Tobelo 12 Juni 2018. 44 Wawancara dengan bapak A.B. Tobelo 12 Juni 2018.

Page 66: Tesis - UKSW

55

mempunyai daging sehingga bisa berjabatangan dan Moro tersebut juga sempat menciumnya.

Hal ini membuktikan bahwa mereka bukanlah setan tetapi manusia. Moro juga tidak menutup

diri berhubungan dengan masyrakat setempat yang diluar agamanya. Karena mereka juga

manusia maka tidaklah salah berhubungan jika itu hanya sebatas bersahabat.45

3.6 Kesimpulan

Dari uraian bab tiga dapat disimpulkan bahwa masyarakat Tobelo yang beragama Islam

dan Kristen percaya keberadaan masyarakat Moro ada di Halmahera Utara bahkan Maluku

Utara. Dipercaya sebagai manusia dengan alasan selain mempunyai fisik yang serupa,

mereka juga mempunyai cara hidup dan struktur masyarakat layaknya manusia pada

umumnya. Mereka juga diyakini mempunyai agama dan ada yang tidak mempunyai agama

dikenal dengan sebutan Moro jahat (kafir).

Meskipun bagi sebagian masyarakat Tobelo ada yang masih menganggap misterius

dalam mendeskripsikan masyarakat Moro. Jika dilihat dalam pandangan Islam memandang

sebagai Jin tetapi bagi pemahaman umat Islam sendiri tetap menganggap mereka sebagai

manusia karena berdasarkan fakta pengalaman. Banyak setempat yang mempunyai

pengalaman pribadi dengan mereka hanya saja hal tesebut dirahasiakan. Hal ini karena takut

terhadap pemikiran orang lain yang menganggap mereka sebagai setan, jin dan kemudian

akan melahirkan pandangan berhubungan dengan setan atau jin. Selain itu masyarakat Moro

yang beragama tidak menutup diri untuk berhubungan dengan masyarakat setempat yang

memeluk agama berbeda. Masyarakat Tobelo juga beranggapan bahwa tidak ada salahnya

berhubungan/bersahabat dengan mereka karena hubungan mereka layaknya hubungan

persahabatan antara manusia biasa. Bersahabat dengan mereka juga tidak dianggap

salah/dosa jika dilihat dalam pandangan ajaran agama.

45 Wawancara dengan ibu A.R dikediamannya. Tobelo 20 Juni 2018.

Page 67: Tesis - UKSW

56

Masyarakat Moro yang beragama mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk

membantu dan menolong masyarakat Tobelo meskipun hubungan mereka terdapat perbedaan

kepercaysan atau agama. Namun hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk bersahabat dan

menolong masyarakat Tobelo. Alasan dibalik itu ialah sudah selayaknya sikap manusia untuk

saling mengasihi dan membantu. Sebagaimana harusnya tentu berdasarkan ajaran Alkitab dan

Al-Quran.

Sedangkan pandangan masyarakat agama Islam dan Kristen mengenai tempat tinggal

masyarakat Moro sama-sama berada di tanah Halmahera Utara kota Tobelo hanya saja

alam/tempat tinggal mereka masyarakat Tobelo tidak bisa dilihat. Mereka mempunyai

perabotan rumah yang selalu lengkap dan semua yang diinginkan bisa terwujud karena kaya.

Masyarakat Tobelo juga percaya bahwa ketika seorang Moro meninggal, roh/jiwanya akan

kembali kepada Allah/Tuhan karena mereka adalah manusia ciptaan Sang Maha Kuasa.

Selain itu juga tempat tinggal masyarakat Moro menurut masyarakat Tobelo yang

beragama Islam dan Kristen juga berbeda-beda. Ada yang menyakini berada di jembatan desa

Mede yang bernama Kokota Jaya, jembatan desa Mamuya, ada juga di Kantor PLN Tobelo,

lokasi Batu Angus yang berada di kota Ternate, dan juga di lokasi Air Kaca pulau Morotai.

Kesamaan informasi yang ditemui di lapangan ialah masyarakat kedua agama yakni

Islam dan Kristen sama-sama menyakini adanya keberadaan masyarakat Moro di kota Tobelo

bahkan Halmahera. Mereka diyakini sebagai manusia yang mempunyai fisik tubuh dan

struktur kemasyarakat yang serupa dengan masyarakat setempat pada umumnya. Mereka

beragama baik Islam maupun Kristen dan tidak tertutup untuk berhubungan dengan orang

lain yang berbeda agama kepercayaan.

Sedangkan perbedaannya ialah tempat tinggal masyarakat Moro di percaya berbeda-

beda tempat, yakni ada berada di Jembatan desa Mede yang bernama Kokota Jaya, kantor

PLN Tobelo, Jembatan desa Mamuya, lokasi Batu Angus kota Ternate dan lokasi Air Kaca di

Page 68: Tesis - UKSW

57

pulau Morotai. Hal lain yang membedakan juga ialah dalam ajaran kitab masing-masing.

Dalam ajaran Kristen tidak ada ajaran/informasi mengenai ciptaan yang tidak kelihatan selain

Malaikat. Namun dalam ajaran Islam jelas tertulis bahwa dalam kisah penciptaan Allah

menciptakan mahkluk yang kelihatan yakni manusia (Adam) dan mahkluk yang tidak

kelihatan/ghoib. Hal ini sehingga dalam ajaran Islam menganggap masyarakat Moro sebagai

Jin karena bersifat ghoib yang tidak kelihatan.

Page 69: Tesis - UKSW

58

4. Analisa

4.1 Kajian Teologis Masyarakat Tobelo Terhadap Masyarakat Moro

Dizaman modern masih banyak individu maupun satu kelompok masyarakat

mempercayai hal-hal yang dianggap mistis hidup berdampingan dengan mereka. Begitu juga

dengan masyarakat Tobelo Halmahera Utara meyakini ada kehidupan masyarakat Moro yang

dianggap misterius hidup berdampingan. Kepercayaan masyarakat Tobelo terlebih khusus

yang beragama Kristen dan Islam ini lahir melalui pengalaman pribadi bertemu dengan

mereka, ada juga karena kepercayaan itu diwariskan oleh orang tua dan juga pengalaman

orang lain.

Perjumpaan dan pengalaman langsung masyarakat Tobelo dengan masyarakat Moro

inilah kemudian dipelihara dan dikembangkan lewat komunikasi, pertemuan dan

persahabatan. Persahabatan yang dimaksud di sini ialah persahabatan layaknya manusia pada

umumnya, bukan menyembah, tetapi saling membantu, bercerita sebagaimana sahabat biasa

dan saling mengajarkan hal-hal baik terlebih lagi untuk memperkuat iman. Masyarakat

setempat merasa ada manfaat yang diperoleh ketika berhubungan dengan mereka yaitu

diajarkan untuk menjadi pribadi menjadi lebih baik, menjadi pribadi yang berani, dapat

dipercaya, lebih menghargai para leluhur dan memperkuat iman kepada Tuhan. Hal ini

melalui pengakuan informan bahwa ia kini dapat lebih bisa mengontrol emosi/amarahnya

dibandingkan sebelum berhubungan dengan mereka.1

Masyarakat Tobelo yang beragama Kristen dan Islam meyakini bahwa, masyarakat

Moro adalah manusia karena alasan kuat memiliki wujud fisik manusia, mempunyai daging

dan struktur masyarakat. Mereka juga diyakini mempunyai sejarah pada masa lampau yaitu

saat proses menghilang tepatnya pada zaman Portugis. Proses menghilangnya mereka karena

merasa terbeban dan tidak mampu untuk membayar pajak/Balahiteng kepada Sultan Ternate

1 Wawancara dengan H.N di kediamannya. Tobelo 29 Mei 2018.

Page 70: Tesis - UKSW

59

sehingga memutuskan untuk menghilang di hutan Halmahera dan menyatu dengan alam atas

ijin Tuhan. Namun anggapan bahwa mereka sebagai manusia dalam pandangan teologis tidak

dapat dibenarkan. Maka dalam pandangan masyarakat Gereja hal ini harus di robah, namun

tidak dalam pandangan masyarakat umum.

Meskipun hal ini jika dilihat dari landasan konseptual (teori) mengatakan bahwa

manusia berasal dari sejarah, sejarah dimulai dari sebuah peristiwa menjadi sebuah kisah dan

menghasilkan sebuah nilai yang kemudian diterapkan.2 Dilihat kembali bahwa masyarakat

Moro mempunyai sejarah yang bermula dari sebuah peristiwa yang disebut Balahiteng/pajak

yang memberatkan mereka kemudian memutuskan untuk menghilang. Kemudian peristiwa

tersebut menjadi sebuah kisah bagi masyarakat Tobelo bahkan Halmahera, dari kisah tersebut

menghasilkan nilai-nilai yang dapat diterapkan oleh masyarakat setempat, seperti lebih

menghargai para leluhur, menjaga dan melestarikan adat-istiadat, cara hidup yang lebih baik.

Selain itu sebuah kehidupan di masa sekarang maupun masa depan, tidak terlepas dari

memori kolektif dan primordial.3Sama halnya dengan masyarakat setempat meyakini bahwa,

kehidupan sekarang ini merupakan bagian dari masyarakat Moro yang hidup sudah berabad-

abad. Masyarakat Tobelo merupakan danongo masyarakat Moro dan kehidupan mereka

sekarang maupun di masa depan harus mengenal dan menghargai para leluhur (masyarakat

Moro). Primordial/pengulangan suatu kepercayaan diteruskan oleh masyarakat Tobelo yang

sekarang maupun di masa depan nantinya. Maka tidak heran jika cerita mengenai mereka

yang sangat tidak asing bagi masyarakat setempat.

Teori mengatakan bahwa manusialah pelaku sejarah sebagai mahkluk berbudaya, dan

manusia mampu menyesuaikan diri dengan alam sekitar.4Manusia lebih dari sekedar “ada”

yaitu manusia ada dalam perkembangan senantiasa”. Manusia sebagai mahkluk bersejarah

2 A. Daliman, Manusia & Sejarah. (Yogyakarta; Penerbit Ombak, 2012). vii-4 3 Daliman, Manusia & Sejarah... vii-4 4 Daliman, Manusia & Sejarah...vii-4

Page 71: Tesis - UKSW

60

diurai dalam hakikat manusia, asal usul manusia pertama, hubungan alam, sejarah, dan

kebudayaan, peranan manusia dalam sejarah. Kesadaran dan wawasan sejarah dirinci dalam

pemahaman tentang hakikat sejarah, kesadaran atas manusia, waktu, ruang, kesadaran sejarah

dan wawasan sejarah.5Kembali melihat pemahaman masyarakat Tobelo percaya bahwa

masyarakat Moro mempunyai sejarah perjalanan kehidupan yang sudah ada sejak berabad-

abad yang lalu. Sampai sekarang mereka selalu hidup dalam sejarah bagi masyarakat

setempat, sehingga tindakan nyatanya ialah menjalin hubungan dengan mereka. Mereka juga

diyakini hidup berbudaya.

Manusia merupakan hewan yang berakal sehat, mengeluarkan pendapatnya, berbicara

berdasarkan akal pikiran dan bermasyarakat mempunyai kampung halaman atau

negeri.6Alasan ini juga yang memperkuat persepsi masyarakat Tobelo untuk mengatakan

masyarakat Moro sebagai manusia. Hal ini karena mereka dianggap mempunyai akal pikiran,

berbicara berdasarkan akal pikiran manusia, mempunyai keluarga dan hidup bermasyarakat.

Itu sebabnya adanya struktur kemasyarakatan dalam alam mereka. mereka tidak hanya

mempunyai kampung halaman melainkan mempunyai kota bahkan kerajaan layaknya budaya

kehidupan manusia pada umumnya. Tentu hal ini maksudkan bahwa manusia diciptakan

dengan penuh kreatif dengar berakal sehat dan sebagainya. Dari hal inilah yang membedakan

manusia dan binatang maupun Setan, Jin Iblis. Meskipun begitu dalam Alkitab ajaran

kekristenan tidak mencatat bahwa Allah menciptakan manusia ghaib seperti masyarakat

Moro. Karena Allah hanya menciptakan manusia sebagai yang keliatan dan malaikat yang

bisa dikatakan ghoib karena tidak kelihatan dan berasal dari roh murni juga tidak memiliki

tempat tinggal di dunia.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kepercayaan terhadap masyarakat Moro mempunyai

keluarga, struktur masyarakat, akal sehat, dan sejarah kehidupan nyata yang kemudian

5 Juraid Abdul Latief, Manusia, Filsafat, Dan Sejarah. (Jakarta; Bumi Aksara, 2006). 3-6. 6 Latief, Manusia, Filsafat, Dan Sejarah...18-19.

Page 72: Tesis - UKSW

61

disakralkan oleh masyarakat setempat. Jika mereka hanyalah sebuah cerita, tentunya cerita

tersebut sudah dilupakan sejak dulu dan tidak ada pengalaman-pengalaman baru yang

dialami oleh masyarakat setempat. Karena hampir setiap minggu bahkan setiap hari, ada saja

cerita pengalaman seseorang bertemu maupun berkomunikasi dengan mereka. Baik itu

bertemu dan berkomunikasi secara baik-baik, maupun pengalaman yang dianggap tidak baik,

seperti menyembunyikan orang Juraid Abdul Tobelo ke dalam alam mereka. Tujuanya untuk

merepotkan.7Pengalaman-pengalaman seperti ini tidak akan terdengar lagi jika mereka hanya

sebuah cerita, dan jika mereka bukanlah manusia. Selain itu mereka juga diyakini oleh

masyarakat Tobelo dari awal proses menghilang telah dan bisa menyatu dengan alam.

Namun pada kenyataannya bahwa cerita-cerita pengalaman yang diyakini masyarakat

Tobelo itu bagi sebagian orang masih perlu dibuktikan kebenarannya namun hal ini sangat

berguna. Berguna dalam hal menghargai leluhur, pahlawan model yang dapat menjadi

teladan, juga menjaga dan melestarikan alam.

Penulis juga melihat tulisan dari para teolog yang menyinggung teori evolusi Darwin

yang mengatakan bahwa manusia berevolusi dari kera. Kemudian menolak pendapat tersebut

dan mengatakan bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan sebagaimana tercatat dalam kitab

Kejadian. Manusia diciptakan mempunyai akal pikiran, potensi-potensi bahkan cinta

kasih.8Kembali melihat pemahaman masyarakat Tobelo menganggap bahwa masyarakat

Moro adalah manusia pada umumnya. Namun dilihat dari arti ajaran agama Kristen Tuhan

Allah hanya menciptakan manusia sebagai mahkluk yang kelihatan dan Malaikat sebagai

mahkluk yang tidak kelihatan. Sedangkan dalam ajaran umat non Kristen diciptakan manusia

sebagai mahkluk yang kelihatan dan mahluk ghaib yakni Malaikat dan juga Jin. Jika Moro

dalam pandangan Kristen (Gereja) dianggap manusia sebagai ciptaan Allah, maka konsep

pemikiran ini menganut konsep pemikirannya masyarakat yang non kristen. Meskipun

7 Wawancara dengan HN dan A.B. Tobelo 29 Mei & 5 Juni 2018. 8 Hendra Rey, Manusia dari Penciptaan Sampai Kekekalan. (Malang; Gandum Mas, 2002).

Page 73: Tesis - UKSW

62

dipercaya mereka mempunyai fisik seperti manusia, mereka juga diberikan akal pikiran,

potensi-potensi dalam diri dan juga cinta kasih (bagi masyarakat Moro yang beragama).

Kembali penulis melihat teori bahwa manusia tidak akan bisa mendapatkan sesuatu

dengan status manusia atau individunya, kecuali melalui masyarakat. Karena menurutnya

masyarakatlah yang menentukan individu-individu yang tinggal dalam masyarakat itu.

Baginya manusia itu ada untuk masyarakat dan masyarakatlah yang membentuk sesuatu

tujuan, bukan manusia.9

Manusia bebas berjuang mencapai segala sesuatu tetapi tidak bebas mencapai apa yang

diperjuangkan. Manusia digambarkan sebagai benda yang kosong dan untuk mengisi

kekosongan itu harus melalui masyarakat (society) dengan nilai-nilai dan norma yang dapat

membuat manusia ini berbuat secara lebih terarah dalam artian tidak mengganggu sistem itu

sendiri. Menekankan pentingnya sosialisasi karena sosialisasi dapat membuat manusia lebih

bersifat manusiawi.10Sama halnya dengan masyarakat Tobelo beranggapan bahwa

masyarakat Moro selalu bersosialisasi dengan mereka. Tujuan dari bersosialisasi juga bersifat

positif yaitu untuk mengarah kepada pribadi yang lebih baik. Karena mereka juga adalah

mahkluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk bersosialisasi.

Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya struktur kemasyarakatan dalam dunia

masyarakat Moro. Adanya tetua adat, kepala desa, Bupati, ketua Sinode, Sultan bahkan

seorang Raja. Kehidupan mereka juga diatur oleh nilai dan norma dalam sebuah masyarakat.

Hal ini dikarenakan budaya mereka seperti budaya masyarakat Tobelo yang juga kuat dengan

adat istiadat. Hal lainnya ialah ketika masyarakat Moro non Kristen terbuka untuk

berhubungan/bersosialisasi dengan masyarakat Tobelo yang beragama Kristen, begitupun

sebaliknya.11

9 Loekman Soetrisno & Satjipto Rahardjo, Mencari Konsep Manusia Indonesia; Sebuah Bunga Rampai,.

(Jakarta: Erlangga 1986.) 55-58. 10 Soetrisno & Rahardjo, Mencari Konsep Manusia Indonesia... 58-60. 11 Wawancara dengan bapak H.N, A.D & A.B. Tobelo 29 Mei, 5 & 12 Juni 2018.

Page 74: Tesis - UKSW

63

Dalam ajaraan non Kristen Allah menciptakan mahkluk yang kelihatan yakni manusia

(Adam) dan mahkluk yang tidak kelihatan yaitu Jin. Dalam ajaran non Kristen juga terdapat

sebuah ajaran yang di mana umat dijelaskan mengenai Jin, tulisan tersebut terdapat dalam

surat Al-Jin /Al-Quran.12 Ajaran non Kristen sendiri sangat jelas menuliskan mengenai Jin

atau mahkluk yang tidak kelihatan dan hubungannya dengan manusia.

4.2 Masyarakat Moro Dalam Persepsi Masyarakat Islam & Masyarakat Kristen

Moro dalam pandangan non Kristen sebagai Jin karena keberadaan mereka tidak bisa

dilihat“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang

kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A'raf: 27).13 Alasan lain bahwa Jin mempunyai

alam sendiri, taat dan juga tidak, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa berhubungan

dengan Jin.14Tentu saja hal ini sama dengan kondisi kehidupan masyarakat Moro, mereka

mempunyai tempat tinggal di alam tersendiri yang tidak bisa dilihat kecuali orang yang

berhubungan dengan mereka. Mereka ada yang taat (beragama) dan juga yang tidak taat

(kafir). Namun pemahaman masyarakat Tobelo yang beragama non Kristen, tetap meyakini

bahwa mereka merupakan manusia seperti pada umumnya dan bukan Jin.

Seperti pengakuan informan mengatakan bahwa: “torang ini mo bilang Moro itu

tarada, tapi sebenarnya dong ada. Mo bilang dorang setan/Jin, tapi dorang pe fisik sama

dengan torang manusia bagini, dorang juga punya haji, masjid, Raja, dong pe kota me

ada.”15

12 Muhammad Hamidi. Mitos-mitos dalam hikayat Abdulkadir Jailani. (Jakarta; Yayasan Obor Indonesia,

2003). 144. 13 Wawancara dengan ibu M.L dan ibu N di kediaman ibu M.L. Tobelo 6 Juni 2018 14 Hamidi. Mitos-mitos...145. 15 Wawancara dengan bapak M & I di Museum pulau Morotai. Morotai 3 Juli 2018. Penryataan M & I diatas mempunyai arti masyarakat Moro memiliki agama Islam, Kristen dan juga

tidak mempunyai agama yang dianggap jahat (kafir). Tidak ada salahnya berhubungan dengan Moro hal ini bukan berarti menyembah. Karena masyarakat Moro juga adalah manusia sama seperti masyarakat Tobelo pada umumnya. Yang patut disembah hanyalah nabi Muhammad/Allah. Hanya saja dalam pandangan Islam Moro dianggap sebagai Jin karena tidak dapat dilihat, hanya jika mereka berkenan untuk menampakan wujud.

Page 75: Tesis - UKSW

64

Jika sebelumnya membahas pandangan kekristenan bahwa yang menciptakan segala

sesuatu di dunia adalah Tuhan termasuk masyarakat Moro, maka dalam non Kristen sangat

jelas tertulis bahwa Allah lah yang menciptakan Jin. Seperti:

ل و و خ ن ا ام خ قخ ا ج ونخ لخ إ Dan Aku tidak menciptakan jin

dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-

Ku. (QS. Adz Dzariyat: 56),

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia

(Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur

hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin

sebelumnya dari api yang sangat panas. (Al-Hijr: 26-27).

Jin diciptakan dari api sedangkan manusia (Adam) diciptakan dari tanah, tetapi ajaran

non Kristen adanya larangan untuk berhubungan dengan Jin karena dianggap berbahaya bagi

yang berhubungan. Namun ada Jin yang taat pada kebenaran dan ada pula yang menyimpang

dari kebenaran. Kemudian umat non Kristen ini menganggap bahwa Jin yang dimaksud

dalam ajaran mereka sama dengan masyarakat Moro. Hal ini karena dilihat dari Jin taat, saleh

dan juga kafir, sama halnya dengan masyarakat Moro, mereka mempunyai agama sehingga

hidup saleh, tetapi ada juga yang kafir karena tidak mempunyai agama. Sebagaimana

masyarakat Tobelo Kristen/Isalam mengatakan bahwa tidak ada salahnya berhubungan

dengan masyarakat Moro karena tindakan tersebut tidak salah baik dalam ajaran kedua agama

tersebut yakni Islam dan Kristen.

Seperti pengakuan informan mengatakan bahwa:

Moro me ada agama ada yang Islam deng Kristen deng

ada Moro jahat dong itu tara punya agama (kafir). Tara

salah kalu tong berhubungan deng Moro bukan berarti

torang sembah pa dorang, itu tarada. Me dorang juga

manusia kong sama deng torang. Yang torang sembah itu

cuma pa Allah. Cuma dorang (Moro) itu kalu dalam

torang pe pandangan agama (Islam) itu dorang sama deng

Jin karena torang tara dapa lia pa dorang, nanti dong

batunju aa baru tong bisa lia.16

16 Wawancara dengan bapak M & I di Museum pulau Morotai. Morotai 3 Juli 2018.

Page 76: Tesis - UKSW

65

Pernyataan lain mengatakan bahwa: “dalam pandangan non muslim itu tra salah torang

berhubungan deng orang Moro asalkan Moro yang beragama deng torang jangan

menyembah pa dorang.”17

Jika umat non Kristen berhubungan dengan masyarakat Moro yang saleh mereka tidak

akan disesatkan karena tidak penyimpang dari kebenaran. Berikut ayat mengenai Jin:

ا ن ا ل إ خ إو اخ نخإو ا إ ل خ لاسو إلخ نخ س نوأ ناخ و ك خ ورا رد

Dan sesungguhnya di antara kami ada jin yang taat dan

ada pula jin yang menyimpang dari kebenaran.

Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah

memilih jalan yang lurus. Adapun jin yang menyimpang

dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi

neraka Jahanam. (Al-Jin (72): 14-15).

Pandangan masyarakat Tobelo tentang Moro tidak ada salahnya berhubungan karena

hal tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama. Jika mereka dianggap Jin sebagaimana

yang dituliskan oleh kitab suci umat non Kristen, pastilah tidak adanya hubungan lagi antara

masyarakat Tobelo (Islam) dan masyarakat Moro. Tetapi fakta membuktikan masyarakat

Tobelo tetap bersahabat dengan mereka dengan alasan mereka merupakan manusia seperti

pada umumnya. Mereka dipercaya manusia yang bermasyarakat. Mengapa demikian? karena

mereka mempunyai struktur masyarakat, mereka mempunyai tujuan hidup yang harus

dicapai, tujuan dibentuk dalam masyarakat, dan tujuannya ialah hidup dalam kedamaian,

mematuhi segala yang dikehendaki Tuhan, membantu masyarakat setempat menuju pada

penyempurnaan iman. Meskipun begitu namun mereka tetap masuk dalam konsep pemikiran

dan ajaran non Kristen sebagai mahkluk yang diciptakan oleh Allah sebagai yang ghoib yakni

Jin.

Memang masyarakat Moro mempunyai alam tempat tinggal sendiri dan mempunyai

rumah dan budaya layaknya manusia pada umumnya, berbeda dengan Jin. Jin mempunyai

alam sendiri namun juga tempat tinggal Jin yang tidak taat berada pada tempat-tempat yang

17 Wawancara dengan Haji M. Y di kediamannya. Tobelo 25 Juni 2019 Yang dimaksud dari pernyataan haji Y. N ialah dalam pandnagan Islam tidak ada salahnya berhubungan

dengan masyarakat Moro, asalkan Moro yang mempunyai agama dan jangan meyembah kepada mereka.

Page 77: Tesis - UKSW

66

dianggap tidak baik. Yakni di Toilet, tempat sampah, tidak bepenghuni, dan di lobang-

lobang, Jin juga tidak berbudaya dan tidak mempunyai struktur kemasyarakatan.18 Yang

menjadi perbedaan di sini juga ialah Jin merupakan mahkluk yang dari mulanya diciptakan

sebagai mahkluk yang tidak kelihatan (ghoib) namun berbeda dengan mereka (masyarakat

Moro). Mereka diciptakan sebagai manusia hanya saja mereka diperkenankan oleh pencipta

untuk menyatu dengan alam dan mempunyai tempat tinggal tersendiri yang tidak

kelihatan.maka konsep pemikiran masyarakat Islam ini jelas dan tidak dapat dirobah sama

halnya ketika berbicara persepsi masyarakat umumnya. Kepercayaan masyarakat umum

bersifat mutlak dan tidak bisa dirobah maupun diganggu gugat.

Dalam pandangan kekristenan, Alkitab memulai suatu konsep dasar yaitu penciptaan.

Dalam cerita Alkitab tidak langsung dijelaskan tentang penciptaan gereja, agama Kristen, dan

juga bukan penciptaan Israel, melainkan di dalamnya mengenai kosmos yaitu sebuah

penciptaan awal. Kita lihat dalam Kejadian 1:1 “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan

bumi” kepercayaan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dan siapapun, tidak ada sesuatu

hal yang terjadi di luar jangkauan atau pengetahuan Allah.19 Allah adalah Allah yang

kereatif, yang menciptakan alam semesta secara kreatif dan kebudayaan juga adalah bagian

dari kreatifitas Allah. Apa yang ada di alam semesta berada di bawah tatanan Tuhan.

Kebudayaan berbicara tentang keberadaan manusia sebagai suatu totalitas. Karena

kebudayaan merupakan bagian dari karya kreativitas Allah dalam penciptaan, maka perlu

dihargai.20

Jika Tuhan Allah yang menciptakan segala sesuatu dan tidak ada sesuatu pun yang

terjadi di luar jangkauan atau sepengetahuan Allah, maka timbul pertanyaan bagaimana

dengan masyarakat Moro? Di sini penulis membagikan dalam dua versi. Pertama masyarakat

18 Aep Saepulloh Darusmanwiati. Mengintip Alam Gaib; Rahasia Malaikat, Jin, dan Setan menurut Al-Quran dan

Sunnah. (Jakarta: Zaman, 2014). 92. 19 Wesley Ariarajah, Alkitab Dan Orang-Orang Yang Berkepercayaan Lain. (Jakarta: Gunung Mulia, 2003).2. 20 Arkipus Djurubasa, Ziarah Bersama Di Bumi Halmahera. (Yogyakarta; Alinea Baru , 2017). 34-36.

Page 78: Tesis - UKSW

67

Moro dikategorikan sebagai manusia ciptaan Allah ketika berada pada zamannya

Balahiteng/Pajak di zamannya Portugis sesuai catatan sejarah. Kedua ketika mereka menyata

dengan alam sehingga tidak bisa dilihat lagi hanya orang tertentu saja dan menjadi ghaib, hal

ini tentu tidak bisa dikatakan sebagai manusia. Dalam pandangan teologis berdasarkan ajaran

kekristenan tidak mencatat bahwa Allah menciptakan mahluk yang tak kelihatan seperti

masyarakat Moro. Maka dari itu konsep pemikiran masyarakat Tobelo Kristen sekarang ini

bisa dikatakan mengacu kepada konsep pemikiran masyarakat non Kristen. Meskipun begitu,

kepercayaan tersebut telah di pelihara dalam mitos yang sudah berabad-abad lamanya sebagai

sebuah kenyataan.

Hal ini dilihat dari sejarah mula-mula masyarakat Moro hidup di zaman Portugis pada

abad ke 16-17 yang kuasai oleh sultan Ternate kemudian terbeban dengan pajak/balahiteng

sehingga memutuskan untuk masuk ke hutan dan menghilang. Memang masyarakat Moro

masuk dalam ciptaan Tuhan yang kelihatan mereka ada, hidup dan bernapas, juga kelihatan

karena mereka manusia. Namun terlepas dari itu dan memulai sejarah baru ketika menghilang

dan menjadi ghaib hal ini tentu bertentangan dengan paham teologis Kristen ketika

mengatakan sebagai manusia.

Namun kembali penulis melihat bahwa dalam cerita ajaran kekristenan juga tidak bisa

langsung dikatan bahwa masyarakat Moro bukan merupakan manusia karena memiliki alam

gaib. Allah bisa saja dengan kehendak kuasa-Nya mengijinkan sesuatu yang supranutal itu

terjadi seperti layaknya masyarakat Moro. Karena jika melihat kembali dalam ajaran Kristen

terdapat manusia sebagai ciptaan yang kelihatan dianggkat oleh Allah masuk dalam dunia

supranatural Allah yakni surga tanpa melalui kematian jasmani terlebih dulu. Mereka ialah

Henok dan Elia dan juga juga Musa dimana tidak ditemukannnya jasad Musa.

Dalam mendiskripsikan masyarakat Moro memang bagi masyarakat Tobelo merasa

kesulitan, karena ketika mengatakan masyarakat Moro sebagai manusia, pasti timbul

Page 79: Tesis - UKSW

68

perspektif lain bahwa mereka juga seperti iblis atau jin. Mereka dipercaya dapat memberikan

apapun yang diinginkan oleh seseorang ketika menjalin hubungan/persahabatan, sehingga

disamakan dengan iblis yang dapat memberikan segalanya karena ia juga mepunyai kuasa

seperti dalam Lukas 4:4-7:

Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi

dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya

semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: "Segala

kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu,

sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku

memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi

jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan

menjadi milik-Mu.21

Tidak dapat pungkiri bahwa Iblis juga mempunyai kuasa dan Iblis bisa menyerupai

apapun dan memberikan apa saja yang diinginkan oleh manusia. Jika hal ini disamakan

dengan masyarakat Moro yang di yakini masyarakat Tobelo mempunyai kuasa, dapat

memberikan apapun yang diingini oleh seseorang karena mereka kaya, tentunya berbeda.

Perbedaannya ialah, mereka tidak menuntut seseorang harus menyembah, sedangkan iblis

mengharuskan menyembahnya. Iblis menuntut sesuatu yang di luar kehendak Tuhan, tetapi

masyarakat Moro yang beragama bisa menjadi sahabat menuju kesempurnaan iman kepada

Tuhan.

Iblis tidak mempunyai agama dan struktur masyarakat, sedangkan mereka memiliki itu.

Yang ditekankan di sini ialah iblis/setan selalu mengarahkan manusia kepada hal yang tidak

baik, sedangkan masyarakat Moro tidak. Sesuatu yang buruk bisa saja nampak dari sikap

Moro jika kita menyakiti baik fisik maupun psikis mereka. Hal ini dianggap normal karena

hal serupa juga akan terjadi bagi manusia pada umumnya.

Dalam ajaran kekristenan Allah menciptakan manusia serupa dengan gambar-Nya dan

Allah memberikan roh, hati dan pikiran/akal budi. Manusia merupakan tubuh yang berdaging

ia juga dituntut untuk hidup serupa dengan penciptanya. Manusia diberikan hati sebagai inti

21 Wawancara dengan bapak A.B. Tobelo 12 Juni 2018.

Page 80: Tesis - UKSW

69

dari manusia itu untuk mengenal dan mempertimbangkan. Selain itu manusia diberi tanggung

jawab untuk menjaga bumi.22

Tidak dapat dipungkiri juga bahwa masyarakat Moro dipercaya memiliki pikiran/akal

budi dan hati yang membuat mereka mengenal dan mempertimbangkan. Perilaku kehidupan

mereka (yang beragama) sangat saleh dan taat pada perintah Tuhan, mereka beprikir dan

bertindak sangat baik sebagaimana yang ajarkan dalam Alkitab. Mereka juga mempunyai

tanggung jawab untuk menjaga alam. Hal ini dapat dilihat ketika masyarakat Tobelo yang

merusak alam dengan cara menebang pohon sembarangan akan menerima sanksi dari

masyarakat Moro karena akan mengundang kemarahan mereka. Dan juga Masyarakat Moro

mempunyai tubuh yang berdaging. Tentu hal ini berbeda dengan Jin, setan, Iblis bahkan

malaikat yang sejak penciptaan mereka terbuat dari Roh murni yang tidak memiliki tubuh

yang berdaging.

Namun jika timbul pertanyaan jika masyarakat Moro termasuk dalam ciptaan Tuhan

mengapa hanya ada di Tobelo? Hal ini karena penulis percaya Yesus menciptakan langit

bumi dan isinya termasuk manusia secara kreatif dan istimewa. Seperti keistimewaan yang

hanya dimiliki oleh masyarakat Tobelo yakni lewat sejarah yang terjadi terhadap masyarakat

Moro sesuai catatan sejarah terjadi di abad ke 16-17. Yakni sebuah masyarakat (kerajaan

Moro) hidup di zaman Portugis dan bekerja sama dengan sultan Ternate dalam sistem upeti

(tributary relationship) meskipun mereka dianggap sebagai budak. Mereka juga dibebankan

pajak yang tinggi sehingga tidak sanggup untuk membayar dan merasa terbeban kemudian

memutuskan untuk menghilang di pedalaman hutan Halmahera.

Hal ini merupakan keistimewan dari bagian keuinikan Tuhan dalam penciptaan. Dalam

hal itu juga mereka dianggap manusia namun tidak ketika masuk dan menghilang di hutan

kemudian meyatu dengan alam. Tentu peristiwa sejarah dan cerita mengenai masyarakat

22 Christoph Barth, Teologi Perjanjian Lama 1. ( Jakarta; Gunung Mulia, 2008). 33-38.

Page 81: Tesis - UKSW

70

Moro sampai sekarang ini merupakan keistimewaan tersendiri yang hanya dimiliki oleh

masyarakat Tobelo (Halmahera) saja sebagai sebuah keunikan dari ciptaan Tuhan. Sehingga

hal ini masih dipelihara dan dilestirakan lewat cerita tutur lisan secara turun temurun sebagai

sesuatu yang berguna.

Hal ini juga karena setiap negara, daerah/suku dan masyarakat mempunyai keunikan

dan keistimewaan budaya/tradisi masing-masing yang tidak dimiliki oleh negara bahkan

masyarakat lainnya. Sejarah masyarakat Moro mempunyai keistimewaan sendiri yang

dimiliki hanya untuk masyarakat Tobelo, atau bahkan sudah menjadi daya tarik bagi orang

lain (berasal dari masyarakat/etnis) lain untuk mencari tahu menambah pemahaman

mengenai masyarakat Moro. Begitu juga dengan daerah lain atau kelompok masyarakat lain

juga mempunyai sejarah budaya dan tradisi yang berbeda. seperti Suku Bati/Batti di Maluku

yang dipercaya terdapat masyarakat asli (manusia) yakni suku Batti (huru t ada dua) dan para

leluhur yang hilang-hilang yaitu Bati (dengan hurut t hanya satu) yang hanya dimiliki oleh

masyarakat Maluku.

Berdasarkan hal ini, sehingga Masyarakat Tobelo (Kristen) menganggap bahwa tidak

ada salahnya bersahabat dengan masyarakat Moro karena hanya sebatas bersahabat tidak

menyembah atau beribadah. Mereka menganggap tindakan tersebut tidak bertentangan

dengan ajaran kitab suci seperti Alkitab, seperti ajaran yang terdapat dalam Keluaran 20 : 3 &

5a “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku, Jangan sujud menyembah kepadanya

atau beribadah kepadanya”.Hal ini karena bagi mereka masyarakat Moro merupakan

manusia ciptaan Tuhan, karena ciptaan Tuhan maka harus bersahabat dengan sesama ciptaan

selagi dalam hal positif. Masyarakat Tobelo Kristen percaya segala sesuatu yang terjadi

dalam dunia merupakan atas kendali Tuhan termasuk bagaimana keadaan masyarakat Moro

sekarang itu merupakan ijin dan kuasa Tuhan. Karena Allah menciptakan dunia ini dengan

kreatif sehingga sesuatu kadang tidak dipahami oleh akal pikiran manusia.

Page 82: Tesis - UKSW

71

Sebuah pernyataan mengatakan bahwa: Tong pe orang

tua-tua (Moro) itu dorang manusia tapi dorang itu tara

sama deng torang karena dong pe hidup lebe bae-bae dari

torang karena dorang hidup saleh. Dulu waktu perang

kong dorang tara mampu bayar pajak/balahiteng kong

dorang maso di utang trus menghilang. Dorang (Moro)

juga ada yang Kristen deng Islam, deng dorang pe hidup

itu sangat bae, tra suka baku mara, benci, deng baku

mangiri.23

Namun penulis melihat bahwa dalam kisah penciptaan Kristen tidak terdapat mengenai

ciptaan yang tidak kelihatan (gaib) selain Malaikat. Sedangkan dalam non Kristen sendiri

jelas tertulis bahwa dalam kisah penciptaan terdapat Adam (manusia) dan ciptaan yang tidak

kelihatan (ghoib/Jin). Namun sekali lagi kepercayaan masyarakat umumnya tidak dapat di

robah karena itu berasal dan lahir dari masyarakat itu sendiri bersifat mutlak. Meskipun

persepsi tersebut bertentangan dengan ajaran Kekristenan dan dikatakan menganut konsep

pemikiran masyarakat non Kristen yang dimiliki masyarakat Kristen. Hal menarik dari

masyarakat Moro inilah sehingga begitu dikenal dan perdebatkan bukan hanya masyarakat

Tobelo, namun juga masyarakat luar. Menarik dari mereka yang sellau diperdebatkan ialah

karena masyarakat ini diaggap lain, disebut masyarakat yang “ilang-ilang” (bisa

menghilang) kadang bisa kelihatan kadang tidak. Dan memiliki tempat tinggal yang tidak

kelihatan.

4.3 Masyarakat Moro Dalam Persepsi Gereja

Gereja tidak mempunyai cara lain untuk membangun suatu bangsa, selagi masih

mempunyai pemahaman bahwa kebudayaan masyarakat dan agama tidak ada hubungannya

bagi kehidupan baru didalam Kristus. Yang memiliki arti ialah gereja-gereja seharusnya

melihat keberaannya sebagai bagian dari Yesus Kristus dalam hubungannya dengan agama

dan kebudayaan masyarakat setempat. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kebudayaan pasti

23 Wawancara dengan bapak H.N & A.D. Tanggal 29 Mei & 5 Juni 2018.

Penyataan H.N & A.D diatas mempunyai arti bahwa Masyarakat Moro dianggap sebagai Leluhur dan mereka manusia namun cara hidup mereka berbeda karena lebih saleh. Dulu pada saat perang masyarakat Moro tidak mampu membayar pajak dan kemudian menghilang dalam hutan.Masyarakat Moro mepunyai agama yakni Kristen dan Islam sehimgga perilau kehidupan mereka snagat baik. Tidak saling marah, benci dan iri hati.

Page 83: Tesis - UKSW

72

ada hal-hal yang tidak dapat diterima, tetapi gereja perlu adaptasi hal tersebut sehingga bisa

menjadi pintu masuk dalam pekabaran injil. Para teolog harus terbuka terhadap kebudayaan

lain, karena tidak cukup hanya mengenal budaya sendiri tetapi juga membutuhkan

pengenalan akan budaya yang lain sebagai keluarga didalam Yesus Kristus.24

Tidak dapat dipungkiri bahwa teolog-teolog di kota Tobelo atau gereja kebanyakan

masih menutup diri terhadap kepercayaan mengenai masyarakat Moro. Masih ada pemisahan

antara budaya dan agama. Gereja menutup diri seolah-olah gereja tidak tahu mengenai

masyarakat Moro dan hubungan jemaat dengan mereka. Gereja sebenarnya tahu hanya saja

gereja tidak mempersoalkan hal tersebut. Padahal jika dilihat dari paham Ariarajah,

gereja/teolog harus terbuka terhadap budaya baik itu budaya setempat maupun budaya yang

lain sebagai pintu masuk juga sebagai keluarga Yesus Kristus. Karena kehidupan

umat/jemaat di masa sekarang tidak terlepas dari pengalaman budaya dimasa lalu.

4.4 Folklor Moro

Meskipun pemahaman dan cerita mengenai masyarakat Moro sering terjadi perdebatan

karena dipertanyakan apakah mereka manusia atau bukan, mereka nyata atau tidak, namun

cerita mengenai mereka berguna dan mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat Tobelo.

Cerita-cerita yang bagi sebagian orang dianggap masih perlu dibuktikan kebenarannya tetapi

mempunyai makna bagi masyarakat setempat. Seperti Folklor merupakan sebuah budaya

tradisi/kepercayaan yang diwariskan secara turun temurun secara lisan. Folklor merupakan

bagian aktif dan eksistensi juga ekspresi manusia yang di dalamnya melibatkan komunikasi,

budaya dan identitas.25 Masyarakat Moro bagi sebagian orang masih perlu dibuktikan

kebenarnya, namun bagi masyarakat Tobelo pada umumnya mereka nyata dan sangat

24 Djurubasa, Ziarah Bersama Di Bumi Halmahera...42-44. 25 Martha C Sims & Martine Stephens. Living Folklore. An Introduction to the Study of people and Their

Traditional. (Logon-Utah State University Press, 2011.)

Page 84: Tesis - UKSW

73

berguna dalam hal membantu pekerjaan di ladang dan membantu memperkuat iman kepada

Tuhan.

Selain itu kepercayaan terhadap masyarakat Moro merupakan sebuah eksistensi dan

eksperesi aktif mengenai bagaimana tetap menjalin hubungan dengan mereka. Karena bagi

masyarakat Tobelo, masyarkat Moro merupakan leluhur masyarakat Halmahera, dan sebagai

identitas mereka. Hal ini dibuktikan dengan Masyarakat Moro hanya dikenal berada di Pulau

Halmahera. Dan masyarakat Tobelo sekarang merupakan anak cucu masyarakat Moro.

Kepercayaan ini hanya diwariskan secara lisan namun tetap di jaga sampai sekarang ini

setelah berabad-abad lamanya.

Selain itu diwariskan juga dengan istilah bukan lisan (namun diwariskan secara lisan)

yaitu berkaitan dengan benda yakni batu, maupun benteng yang dianggap peninggalan

masyarakat Moro zaman dulu. Sebuah identitas juga tidak terlepas dari sebuha tradisi. Tradisi

yang memeprlihatkan identitas masyarakat setempat ialah kepercayaan bahwa dilarang

menebang pohon sembarangan, membersihkan hutan sembarangan tanpa basiloloa (permisi),

dan mengotori sungai. Karena masyarakat setempat percaya semua tempat itu “bertuan” atau

berpenghuni yang tidak kelihat. Jika hal ini dilakukan akan membahayakan nyawa orang

tersebut.

Makna dari mempercayai dan berhubungan dengan masyarakat Moro ialah seseorang

bisa belajar dan mengenal siapa dirinya dan belajar memahami, memaknai dunia di

sekitarnya. Dalam arti dengan mempercayai dan berhubungan dengan masyarakat Moro,

masyarakat Tobelo memahami bahwa diri mereka bagian dari leluhur. Masyarakat Moro dan

masyarakat Tobelo sangat kuat dengan adat istiadat karena mereka adalah bagian dan saling

memiliki. Dengan begitu, masyarakat setempat lebih memahami bahwa keberadaan mereka

sekarang tidak terlepas dari cerita masa lalu mengenai para leluluhur (Moro). Sehingga

sampai saat ini dipercaya hidup berdampingan dengan masyarakat setempat. Masyarakat

Page 85: Tesis - UKSW

74

Tobelo lebih memaknai kehidupan mereka sekarang dan dengan begitu lebih menghargai

para leluhur lewat tingkah laku, melestarikan adat budaya dan juga melindungi alam.

Memahami mereka memang hal yang sulit, namun kepercayaan ini mengajarkan

mengenai dunia masyarakat Tobelo dan diri mereka sendiri. Karena pemahaman mengenai

mereka ini hanya bisa dipahami melalui interaksi dengan indvidu dengan orang lain yang

hanya berasal dari Tobelo. Karena cerita mengenai mereka hanya terdapat pada kelompok-

kelompok atau orang, yang mau berbagi mengenai nilai-nilai, tradisi, keyakinan dan bentuk

lain dari pengetahuan akan masyarakat Moro. Pemahaman mengenai cerita mereka hadir

melalui pengalaman orang di sekitar kita. Pengalaman perjumpaan masyarakat setempat dan

masyarakat Moro ini merupakan sebuah ikatan sosial yang harus terus di jaga.

Kepercayaan terhadap masyarakat Moro juga berguna untuk membantu masyarakat

setempat memahami arti dari dasar hidup sebagai manusia dan masyarakat. Hidup sebagai

manusia maupun bermasyarakat tidak terlepas dari sebuah sejarah cerita dimasa lampau.

Masyarakat setempat tidak akan mengulang sesuatu yang diyakini jika hal tersebut tidak ada

makna maupun fungsinya bagi mereka.

Meskipun bagi sebagian orang masih perlu dibuktikan keberadaan maupun identitas

masyarakat Moro, namun bagi masyarakat Tobelo pada umumnya mereka ada, nyata dan

sangat berguna bagi mereka yang menjalin persahabatan. Persepsi masyarakat gereja

(Kristen) boleh saja berbeda, bertentangan dengan persepsi masyarakat umum karena hal ini

dianggap tidak dapat dibenarkan bertolak dalam kisah penciptaan. Namun ketika berbicara

masyarakat pada umumnya, tentu hal ini dapat dibenarkan dan tidak dapat dirobah, karena

kepercayaan ini lahir dari masyarakat. sedangkan bagi masyarakat non Kristen, hal ini tidak

ada permaslaahan karena dalam ajaran Alquran pun menuliskan ada ciptaan Ghoib selain

Malaikat yakni Jin.

Page 86: Tesis - UKSW

75

5. Kesimpulan

Dari keseluruhan bab di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat Moro tidak

membatasi diri untuk berhubungan dengan masyarakat Tobelo yang berbeda keyakinan

(agama). Hal ini tebukti bahwa masyarakat Tobelo yang bergama Kristen mempunyai

hubungan/persahabatan dengan masyarakat Moro yang beragama non Kristen, begitupun

sebaliknya. Mereka dapat berhubungan dalam persahabatan biasa namun berdampak pada

perilaku hidup lebih baik.

Misalnya lebih bisa mengontrol emosi di saat marah, belajar menjadi pribadi yang bisa

dipercaya oleh orang lain, menguatkan iman kepercayaan pada Tuhan, menghargai leluhur,

mencintai adat istiadat dan menjaga alam. Tentu hal ini dapat diperoleh hanyaika

berhubungan dengan masyarakat Moro yang beragama saja. Sedangkan masyarakat Moro

yang tidak beragama hanya akan merepotkan masyarakat Tobelo dan tidak ada sesuatu yang

dapat di teladani dari mereka. Maka dari itu masyarakat Tobelo tidak bersahabat dengan

mereka. Karena selain merepotkan masyarakat Tobelo, mereka juga bisa melakukan hal yang

dianggap jahat lainnya seperti mambuat seseorang terganggu dalam psikologisnya

(jiwa/pikiran).

Selain itu, dalam pandangan masyarakat non kristen dan Kristen meyakini tempat

tinggal masyarakat Moro berbeda-beda yakni; di Jembatan Mede (Kokota Jaya) sebagai

kota/kerajaan, Jembatan Mamuya juga sebagai kota masyarakat Moro, kantor PLN Tobelo,

lokasi Batu Angus di kota Ternate, dan di lokasi Air Kaca pulau Morotai. Kepercayaan ini

terbentuk karena pengalaman langsung informan ketika bertemu dengan masyarakat Moro.

Pengalaman-pengalaman yang terjadi ialah sering terdengar suara kapal besar melewati

aliran sungai, ditemukannya warga yang hilang karena disembunyikan oleh masyarakat

Moro. Sering terjadi bencana di aliran sungai seperti robohnya jembatan Mede yang

berulang-ulang kali, juga sering terjadi banjir yang berdampak pada kerusakan beberapa

Page 87: Tesis - UKSW

76

rumah warga yang tinggal di dekat sungai. Selain itu ditempat lain seperti kantor PLN , lokasi

Batu Angus, dan Air Kaca sering terdengar suara beduk Masjid dan suara orang beribadah.

Tempat-tempat yang diyakini sebagai tempat tinggal masyarakat Moro ini tidak menjadi

rahasia lagi karena penduduk masyarakat kota Tobelo tahu akan hal ini.

Hal lainnya ialah dalam kisah penciptaan menurut ajaran non Kristen dan Kristen

berbeda. Dalam pandangan non Kristen jelas tertulis bahwa kisah penciptaan diciptakan

mahkluk yang kelihatan yaitu manusia (Adam). Diciptakannya juga mahkluk yang tidak

kelihatan atau di sebut Ghoib yaitu Jin. Sesuatu yang ghoib karena tidak kelihatan sehingga

dalam hal ini masyarakat Moro dipandang sebagai Jin. Jin diyakini sebagai yang tidak

kelihatan dalam pandangan manusia namun Jin dapat melihat manusia. Jin juga mempunyai

tempat tinggal seperti di lubang-lubang, padang pasir, toilet dan di rumah orang taat dalam

ajaran agama. Jin yang tinggal di rumah orang yang taat beragama merupakan Jin yang baik

dapat bersahabat dengan manusia. Namun Jin yang mempunyai tempat tinggal di tempat lain

seperti di toilet, lubang-lubang merupakan Jin yang dianggap tidak baik, dapat merusak atau

membawa manusia ke jalan yang tidak benar.

Dalam hal ini sehingga konsep pemikiran masyarakat non Kristen terhadap Moro

dianggap sebagai Jin berlandaskan apa yang tertulis dalam kitab ajarang mereka. Moro

dianggap Jin karena masuk dalam c iptssn ysng tidak kelihatan/ghoib, namun masyarakat

Moro dapat melihat masyarakat Tobelo. Di waktu tertentu dengan sendirinya akan

menampakan wujud mereka. Namun mereka dipercaya hidup berdampingan dengan

masyarakat Tobelo. Yang dianggap sebagai sahabat layaknya persahabtan mansuia dan

bukan menyembah mereka, karena yang patut di sembah hanyalah nabi Muhammad.

Sedangkan dalam ajaran Kristen ciptaan yang kelihatan yakni manusia (Adam dan

Hawa) dan yang tidak kelihatan hanyalah Malaikat bertugas melayani Allah dan mempunyai

tempat tinggal tidak berada di dunia manusia. Merekat diciptakan tidak memiliki ruang,

Page 88: Tesis - UKSW

77

waktu, tubuh, jenis kelamin, maupun struktur masyarakat. Karena berasal dari roh murni

maka tidak memiliki tubuh, jenis kelamin dan agama. Namun memiliki tugas untuk untuk

menyelamatkan dan memperingati manusia.1

Hal ini karena ruangan berhubungan dengan tubuh, jenis kelamin maupun materi dan

bukan roh. Meskipun tidak memiliki tubuh namun mereka bisa menggunakan tubuh

(Kejadian 19:3), berkomunikasi melalui indra manusia seperti terjadinya mujisat meski

kadang terjadi, dan melaui pikiran ke pikiran secara langsung (imajinasi, inspirasi).2Oleh

sebab itu masyarakat Moro dalam pandangan Gereja (Kristen) sebagai manusia ciptaan

Tuhan merupakan pemikiran yang harus diperbaiki kembali. Pemahaman itu dianggap

bertentangan dengan ajaran kekristenan. Jelas Allah tidak menciptakan mahkluk ghaib selain

malaikat. Dan Malaikat bukanlah Moro, Moro juga bukanlah Malaikat meskipun dipercaya

mereka dapat membantu dalam pertumbuhan/penyempurnaan iman kepada Tuhan. Meskipun

begitu Allah dengan kuasa kehendak-Nya juga bisa membawa manusia masuk dalam kuasa

supranuralnya sama halnya deng Henokh dan Elia tanpa melalui kematian jasmati terlebih

dulu.

Meskipun berdasarkan bukti sejarah mula-mula bahwa masyarakat Moro merupakan

manusia yang berasal dari Halmahera dan Portugis. Kemudian memutuskan untuk

menghilang di hutan pedalaman Halmahera, sehingga mereka merupakan ciptaan Tuhan yang

masuk dalam kategori manusia. Hanya saja ketika menghilang dan dianggap sebagai manusia

yang hilang-hilang karena keberadaan mereka hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu

saja. Hal ini kemudian sudah dapat dibenarkan secara teologis sebagai mahluk ciptaan Tuhan

yakni manusia. Karena berdasarkan teori yang mengatakan bahwa Allah tidak menciptakan

mahkluk yang dianggap ghaib selain Malaikat. Namun ketika berbicata pespsi masyarakat

1 Peter Kreeft. Angel & Demons; Apa Yang Kita Tahu Tentang Mereka?. (Malang; Dioma 2006). 53-67. 2 Kreeft. Angel & Demons... 75-77.

Page 89: Tesis - UKSW

78

Tobelo pada umunya tentu hal ini tidak boleh dirobah. Apa yang telah terjadi dalam sejarah

masa lampau, masa kini dan masa depan merupakan sebuah kebenaran yang mutlak.

Konsep pemikiran non Kristen snagat jelas meskipun masyarakat Moro dipandnag

sebagai Jin. hal ini karena mempunyai dasar kuat berdasarkan panduan kitab kehidupan

mereka. Maka dari itu penulis beranggapan bahwa meskipun masyarakat Islam menganggap

masyarakat Moro sebagai manusia namun jika dilihat dalam pandangan agama mereka

dianggap sebagai Jin. Maka konsep pemikiran non kristen ini wajar saja dan tidak ada

salahnya. Masyarakat Islam tetap mempertahankan kepercayaan terhadap Moro sebagai

warisan budaya masyarakat Tobelo (Halmahera) yang terus dihidupi.

5.1 Implikasi Bagi Masyarakat Tobelo Islam & Kristen

Sebagaimana para pendahulu (Leluhur) yakni masyarakat Moro dipercaya sebagai

masyarakat yang saleh dengan cara pikir dan perilaku yang baik. Maka sebagaimana pun kita

selaku anak cucu mereka, selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, keadilan,

kedamaian dan saling menghargai perbebedaan yang ada. Menjaga dan melestarikan alam,

nilai-nilai budaya adat-istiadat juga perlu di jaga dan dilestarikan kepada generasi baru.

Agama boleh saja berbeda namun tali persaudaraan tetap harus tetap dijaga untuk

menciptkan masyarakat yang hidup damai mencintai dan menghargai perbedaan. Perbedaan

itu baik agama kepercayaan, tradisi/budaya maupun perspektif yang ada. Jou Barakati

Page 90: Tesis - UKSW

79

5.2 Saran

Kepada masyarakat gereja berdasakan kisah penciptaan dalam Alkitab Allah hanya

menciptakan manusia dan Malaikat, maka persepsi terhadap masyarakat Moro sebagai

manusia tidak dapat dibenarkan dalam kaca mata teologis. Hal ini karena Allah hanya

menciptakan Malaikat sebagai mahkluk yang tidak kelihatan. Maka perspsi masyarakat

gereja perlu dirobah.

Kepada masyarakat Tobelo umunya, berdasarkan bukti yang menguatkan masyarakat

Moro sebagai manusia yakni; Sejarah, bentuk fisik , budaya layaknya manusia dan

pengalaman perjumpaan. Maka hal kepercayaan ini dapat dibenarkan dan tidak perlu di

robah. Karena apa yang menjadi kepercayaan masyarakat umum ialah kebenaran dari

masyarakat itu sendiri dan mutlak adanya.

Kepada Masyarakat Non Kristen kepercayaan terhadap masyarakat Moro tidak perlu

dirobah dan terus jaga, dilestarikan sebagai sebuah warisan budaya masyarakat Tobelo

(Halmahera).

Namun dilihat dari kacamata teologis hal ini tidak dapat dibenarkan masuk dalam

ciptaan Tuhan yang kelihatan yakni manusia. Maka dari itu jika pemahaman masyarakat

Tobelo khususnya Kristen masih memeluk pemahaman kepercayaan seperti itu maka konsep

pemikiran yang dimiliki menganut konsep pemahaman non kristen.

Kepada Gereja-gereja, pemuka agama yang berada di Tobelo untuk tidak menutup diri

memahami dilema masyarakat. Mengapa demikian karena sebenarnya jemaat hidup dalam

sebuah pertanyaan yang sudah berusia berabad-abad lamanya. Yakni siapakah Moro &

apakah mereka manusia ciptaan Tuhan? Apakah mereka manusia atau Jin? Maka dari itu

penulis menyarankan agar terbuka untuk mau memahami persoalan jemaat. Agar bisa

memberikan arahan maupun pencerahan yang baik bagi jemaat.

Page 91: Tesis - UKSW

80

Penulis mengatakan bahwa ini merupakan sebuah “persoalan” jemaat karena, selama

ini jemaat berdiam diri dalam pertanyaan mereka itu mengenai Moro. Namun malu untuk

bertanya dan terbuka karena takut dengan aturan dogma gereja. Sehingga ada jemaat pada

hari minggu datang beribadah, namun terlepas dari itu diam-diam berhubungan dengan

masyrakat Moro sebagaimana layaknya persahabatan manusia pada umumnya. Karena

dengan paham bahwa mereka juga merupakan manusia maka tidak ada salahnya bersahabat.

Malahan berdasarkan pengalaman jemaat juga bahwa bersahabat dengan orang Moro justru

lebih membantu merubah perilaku menjadi lebih baik dan lebih memperkuat iman kepada

Tuhan. Maka dari itu penulis menyarankan agar gereja mampu terbuka dengan persoalan

jemaat ini agar mampu memberi pemahaman baru, baik dan benar yang dilihat dari sisi

teologis/gereja.

Namun sebelum memberi pencerahan, pembinaan kepada jemaat, sebaiknya

gereja/pemuka agama lebih dulu mendalami dan mengalami pencerahan mengenai injil dan

budaya.

Hal ini penulis anggap penting untuk gereja lakukan karena ditakutkan kemudian hari

jemaat akan meninggalkan gereja karena tertutup dan tidak mampu menjadi sebuah jawaban

atas persoalan jemaat. Karena menurut penulis kebanyakan gereja di kota Tobelo sangat

menutup diri dengan pesoalan jemaat seperti ini. Gereja tahu akan hal ini hanya saja menutup

diri untuk tahu lebih dalam sehingga tidak ada tindakan lanjut untuk mencerahkan

pemahaman jemaat. Karena berdasarkan pengalaman jemaat yang bersahabat dengan orang

Moro, mereka lebih merasa dituntun dengan baik dalam berpikir sebgaaimana yang dihendaki

Tuhan.

Gereja tidak cukup hanya memberi pencerahan pemahaman lewat khotbah di gereja,

namun jauh dari itu harus menyentuh kehidupan persoalan jemaat lewat tindakan lain yang

Page 92: Tesis - UKSW

81

dianggap baik seperti pembinaan jemaat/masyarakat, sosialisasi, bahkan mungkin bekerja

sama dengan lembaga-lembaga pendidikan.

Page 93: Tesis - UKSW

82

Daftar Pustaka

Ahmad, Irfan. “Sejarah Sosial Kristenisasi di Tobelo 1866-1942” (TESIS., Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada, 2014).

Al-Asyqar Umar Sulaiman. Rahasia Alam Malaikat Jin Dan Setan: Mengupas Tuntas

Alam Malikat, Jin & Setan Berdasarkan al-Qur’an dan Hadis. (Jakarta; Qisthi Press..)

Ariarajah, Wesley. Alkitab Dan Orang-Orang Yang Berkepercayaan Lain,

(Jakarta:Gunung Mulia, 2003).

Barth Christoph, Teologi Perjanjian Lama 1. ( Jakarta; Gunung Mulia, 2008)

Creswell, W John. Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2016).

Daliman, A. Manusia & Sejarah. (Yogyakarta; Penerbit Ombak, 2012).

Danandjaja, James. Folklor Indonesia; Ilmu Gosip Dongeng, dan Lain-

lain.(Jakarta:PT.Temprint, 2007).

Darusmanwiati, Aep Saepulloh. Mengintip Alam Gaib: Rahasia Malaikat, Jin, dan

Setan menurut Al-Quran dan Sunnah. (Jakarta: Zaman,2014).

Djurubasa, Arkipus, Ziarah Bersama Di Bumi Halmahera.(Yogyakarta; Alinea

Baru,2017).

Duan, Efendy Juansal . “Pemahaman Masyarakat Adat Hibualamo Tentang O Moroka“

(TESIS., Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 2010).

Hamidi, Muhammad. Mitos-mitos dalam hikayat Abdulkadir Jailani.(Jakarta; Yayasan

Obor Indonesia, 2003).

Hontong Sefnat, Nanuru Ricardo, Puasa Anselmus, Menjadi Gereja Halmahera;

Kenangan Untuk Pendeta A.N Aesh, M.TH. Kanisius,2013.

__________ . 2013. Menjadi Gereja Halmahera; Kenangan Untuk Pendeta A.N Aesh, M.TH.

Dalam Pdt. Yustince Ternate-Sadaro Pendekatan Konseling Lintas Budaya Suatu Kebutuhan

Masa Kini (hal. 81-87). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Kreeft, Peter, Angel & Demons; Apa Yang Kita Tahu Tentang Mereka?. (Malang; Dioma 2006).

Page 94: Tesis - UKSW

83

Latief, Juraid Abdul, Manusia, Filsafat, Dan Sejarah. (Jakarta; Bumi Aksara, 2006).

Magany, Bahtera Injil di Halmahera, (Halmahera: BUMG-GMIH & Institut Hendrik

Van Dijiken, 2012).

May, Oscar “Analisis Sosio-Teologis terhadap Fenomena Agama Masa Kerusuhan di

Tobelo-Maluku Utara” (TESIS., Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 2002).

May O.J.S. Djurubasa A.K, Puasa A, Injil Dan Budaya: Teman Atau Musuh?

Memeperingati 40 Tahun Kependetaan Prof.Dr.I.J.M.Haire.” Grafika Indah (Yogyakarta;...)

Nuban Timo, Ebenhaizer I. “|Dunia Supranatural, Spiritisme dan Injil” (Salatiga; Fakultas

Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana).

Papua, Eka Krisdayanti, “Pemahaman Jemaat GMIH Bethania Mede Tentang O Moroka di

Tobelo”, (Jurnal Tugas Akhir., Salatiga:Universitas Kristen Satya Wacana, 2017).

Platenkamp,“Tobelo, Moro, Ternate: The Cosmological Valorization Of Historical

1993,” 61-89.

Raco, J. R. Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Grasindo, 2010).

Rey, Hendra, Manusia dari Penciptaan Sampai Kekekalan. (Malang; Gandum Mas,

2002).

Sutardi, Tedi. Antropologi; Mengungkap Keragaman Budaya. (Bandung; PT Setia

Purna Inves, 2007).

Sims, Martha C. & Stephens, Martine. Living Folklore. An Introduction to the Study of

people and Their Traditional. (Logon-Utah State University Press, 2011.)

Soetrisno , Loekman & Rahardjo, Satjipto, Mencari Konsep Manusia Indonesia;

Sebuah Bunga Rampai. (Jakarta; Erlangga, 1986).

WEB/Jurnal Online

Handoko, Wuri dan Mujabuddawat, Muhammad Al. (2017). ”SITUS KAMPUNG TUA

KAO: Identitas Asal Usul dan Jejak Peradaban Islam di Wilayah Pedalaman Halmahera

Utara”. (2017). Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 10.24832. Retrieved from

https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/653/411

Page 95: Tesis - UKSW

84

Handoko, Wuri. (2017). EKSPANSI KEKUASAAN ISLAM KESULTANAN TERNATE

DI PESISIR TIMUR HALMAHERA UTARA. Jurnal Kapata Arkeologi, 13(1),95-108.

Retrieved from

file:///C:/Users/User/Downloads/Ekspansi_Kekuasaan_Islam_Kesultanan_Ternate_di_Pes.pd

f

WWW user survey. (n.d.). Retrieved from

http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanitasi/pokja/bp/BAB%20II%20GAMBAR

AN%20UMUM%20WILAYAH.pdf

WWW user survey. (n.d.). Retrieved from

http://satudatamantap.halmaherautarakab.go.id/data/jumlah-penduduk-kabupaten-halmahera-

utara-berdasarkan-agama-tahun-2017