TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT...

157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS (Materi Asam Basa Kelas XI di SMA Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2011-2012) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Kimia Oleh: RESTIANA PURWANINGTYAS NIM. S831102040 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT...

Page 1: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS

TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN

METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

(Materi Asam Basa Kelas XI di SMA Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2011-2012)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains

Minat Utama Kimia

Oleh:

RESTIANA PURWANINGTYAS

NIM. S831102040

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

Page 2: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS

TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN

METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS

DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

(Materi Asam Basa Kelas XI di SMA Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2011-2012)

Disusun oleh:

RESTIANA PURWANINGTYAS

NIM. S831102040

Telah disetujui Tim Pembimbing

Pada tanggal ……… Juli 2012

Dosen Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan

Pembimbing I Prof. Dr. H. Ashadi.

NIP. 19510102 197501 1 001

.......................

Pembimbing II

Dra. Suparmi, M.A., Ph.D.

NIP. 19520915 197603 2 001

.......................

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Sains,

Dr. M. Masykuri, M.Si.

NIP. 19681124 199403 1 001

LEMBAR PENGESAHAN

Page 3: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS

TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN

METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS

DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

(Materi Asam Basa Kelas XI di SMA Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2011-2012)

Disusun Oleh

RESTIANA PURWANINGTYAS

NIM. S831102040

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua

Dr. M. Masykuri, M.Si.

NIP. 19681124 199403 1 001

……………..

Sekretaris

Dr. rer nat Sri Mulyani, M.Si.

NIP. 196509161991032003

……………...

Anggota I

Prof. Dr. H. Ashadi.

NIP. 19510102 197501 1 001

.......................

Anggota II

Dra. Suparmi, M.A., Ph.D.

NIP. 19520915 197603 2 001

.......................

Surakarta, Juli 2012

Mengetahui,

Direktur Program Pascasarjana, Ketua Program Studi Pendidikan Sains,

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S.

NIP.196107171986011001

Dr. M. Masykuri, M. Si.

NIP.196811241994031001

Page 4: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

1. Tesis yang berjudul : “PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN

PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN

METODE PROYEK DAN METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI

KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS” adalah karya

penelitian saya sendiri bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang

diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang kecuali

secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat

plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai

ketentuan perundang-undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010)

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain

harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS

sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester

(enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari

sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan Sains PPs UNS

berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi

Pendidikan Sains PPs UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan

publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 5 Juli 2012

Mahasiswa,

Restiana Purwaningtyas

NIM. S831102040

Page 5: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Rabb penguasa alam semesta atas segala

nikmat yang telah diberikan kepada hamba-Nya karena dengan kehendak-Nya

penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, murobbi sepanjang zaman dan suri teladan yang

benar, serta telah memberikan pencerahan dan inspirasi kepada umat manusia

menuju jalan yang benar.

Penulis menyadari banyak pihak yang mendukung sehingga tesis ini dapat

diselesaikan. Hanya ucapan terima kasih dan doa yang dapat penulis sampaikan

kepada pihak-pihak yang telah membantu pembuatan tesis ini, yaitu kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Dr. M. Masykuri, M.Si selaku ketua Program Pendidikan Sains, Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Dr. H. Sarwanto, M. Si. selaku sekretaris Program Pendidikan Sains, Program

Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Prof. Dr. H. Ashadi selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan tesis ini

5. Dra. Suparmi, MA, Ph.D. selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan tesis ini

Page 6: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

6. Bapak dan ibu dosen khususnya Pendidikan Sains, Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal pengetahuan

kepada penulis

7. Bapak Sunaryo selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 sragen yang telah

memberikan ijin untuk penelitian

8. Bapak, Ibu, Teman pendidikan Sains Kimia angkatan Februari 2012

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga terselesaikannya tesis ini

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dalam penyusunan tesis ini, maka

saran dan kritik sangat penulis harapkan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 7: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Jadilah Kitab yang Bermanfaat, walau tanpa Judul (Senantiasa Berbuat yang

Bermanfaat Meskipun tidak Dihiraukan)

(KH. Hilmi Aminuddin)

Setiap Orang adalah Guru, dan Setiap tempat adalah sekolah

(Imam Subchan, Kepala Sekolah Akademi Berbagi Solo)

Gunakan selalu parameter Allah karena Kebenaranlah yang akan dicari bukan

Pembenaran untuk kesalahan.

(Penulis, terinspirasi dari segala sumber)

Page 8: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

1. Untuk Ibu dan Bapak yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang, teladan

yang nyata, serta perjuangan dan pengorbanan yang sangat luar biasa yang

tidak pernah tergantikan.

2. Untuk adik-adikku (Fitri W dan Adhitya L. T) yang senantiasa memahami,

mengingatkan dan mendukung serta doanya.

3. Untuk para guru yang telah memberikan ilmu dengan segenap jiwa,

senantiasa mengingatkan.

4. Untuk saudara-saudari seperjuangan, terimakasih atas ukhuwahnya.

5. Untuk teman-teman Relawan Siaga Nusantara Solo yang telah memberi

banyak inspirasi, mengajarkan arti bahagia dengan berbagi serta hidup sekali

beramanfaat selamanya.

Page 9: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ………. ...................................................................... ii

PERNYATAAN ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

MOTTO .................................................................................................................. vii

PERSEMBAHAN ................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv

ABSTRAK ............................................................................................................ xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 11

C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 12

D. Perumusan Masalah ........................................................................................... 13

E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 14

F. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .................................................................................................. 16

1. Pembelajaran ................................................................................................. 16

Page 10: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

2. Pembelajaran Kimia ...................................................................................... 19

3. Belajar ............................................................................................................ 20

4. Teori Belajar .................................................................................................. 22

5. Sains Teknologi Masyarakat ......................................................................... 29

6. Proyek ............................................................................................................. 38

7. Eksperimen .................................................................................................... 42

8. Kreativitas Siswa ............................................................................................ 45

9. Kemampuan Berfikir Kritis ............................................................................ 51

10. Prestasi Belajar ............................................................................................. 55

11. Materi .......................................................................................................... 59

B. Penelitian Yang Relevan ................................................................................... 65

C Kerangka Berfikir ............................................................................................... 69

D. Hipotesis ............................................................................................................ 78

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 80

A. Tempat dan waktu Penelitian ............................................................................ 80

1. Tempat Penelitian ........................................................................................... 80

2. Waktu Penelitian ........................................................................................... 80

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ........................................................ 81

1. Populasi .......................................................................................................... 81

2. Sampel ............................................................................................................ 81

C. Metode Penelitian .............................................................................................. 82

D. Variabel Penelitian ............................................................................................ 84

E. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 85

Page 11: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 85

G. Uji Coba Instrumen ........................................................................................... 87

H. Teknik Analisis data .......................................................................................... 93

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 98

A. Deskripsi Data ................................................................................................... 98

1. Data Kreativitas .............................................................................................. 98

2. Data Kemampuan Berfikir Kritis .................................................................. 101

3. Data Prestasi Belajar...................................................................................... 103

B. Pengujian Prasyarat Analis ................................................................................ 110

1. Uji Normalitas ............................................................................................... 110

2. Uji Homogenitas ............................................................................................ 111

C. Pengujian Hipotesis .......................................................................................... 112

D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 116

E. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 129

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 131

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 131

B. Implikasi Hasil Penelitian ................................................................................ 134

C. Saran .................................................................................................................. 136

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 138

Page 12: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel ................................................................................................................ Halaman

1.1.Nilai mata pelajaran hidrolisis SMA 2 Sragen .................................................. 5

1.2.Tingkat Kesukaran Mapel Kimia Kelas 2 semester 2 ........................................ 5

2.1 Sintaks Pembelajaran STM ............................................................................... 37

2.2 Tahap-tahap Metode Proyek dalam Pendekatan STM ...................................... 40

2.3 Tahap-tahap Metode Eksperimen dalam Pendekatan STM .............................. 44

2.4 Komponen tes kemampuan kreativitas ............................................................ 50

2.5 Kemampuan Berfikir Kritis .............................................................................. 54

2.6 Beberapa Produk yang mengandung asam basa dan garam ............................. 60

3.1 Jadwal kegiatan penelitian ................................................................................ 81

3.2. Tabel Rancangan Analisis Penelitian ............................................................... 83

3.3 Hasil Validitas Instrumen.................................................................................. 90

3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ...................................................................... 91

3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal ............................................................ 91

3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................................ 92

3.7 Analisis Daya Pembeda ..................................................................................... 92

4.1 Deskripsi Data Prestasi Kognitif Siswa yang Mempunyai Kreativitas ............ 99

4.2 Data Distribusi Frekuensi Kreativitas Verbal Siswa ....................................... 99

4.3 Data Frekuensi Tes Kreativitas Tindakan ........................................................ 100

4.4 Data Prestasi siswa yang Mempunyai KBK .................................................... 102

4.5 Data Frekuensi KBK ........................................................................................ 102

Page 13: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

4.6 Deskripsi Data Prestasi Kognitif Siswa Menggunakan STM dengan Metode

Proyek .................................................................................................................... 103

4.7 Deskripsi Data Prestasi Kognitif Siswa Menggunakan STM dengan Metode

Eksperimen ............................................................................................................ 104

4.8 Distribusi Data Kognitif Siswa dengan STM Menggunakan Proyek dan

Eksperimen ............................................................................................................ 105

4.9 Distribusi Data Afektif Siswa dengan STM Menggunakan Proyek dan

Eksperimen ............................................................................................................ 106

4.10 Distribusi Data Psikomotorik Siswa dengan STM Menggunakan Proyek dan

Eksperimen ............................................................................................................ 106

4.11 Deskripsi Data Prestasi Siswa yang Mempunyai Kemampuan Berfikir Kritis

(KBK) .................................................................................................................... 107

4.12 Deskripsi Data Prestasi Siswa yang Mempunyai Kreativitas ........................ 108

4.13 Distribusi Prestasi Belajar dengan Kemampuan Berfikir Kritis dan kreativitas

................................................................................................................................ 108

4.14 Deskripsi Data Prestasi Siswa dengan Pembelajaran menggunakan Pendekatan

STM yang Mempunyai KBK dan Kreativitas........................................................ 109

4.15 Ringkasan Hasil Uji Normalitas pada Penelitian ........................................... 111

4.16 Uji Homogenitas dengan Lavene’s Test ........................................................ 112

4.17 Ringkasan Uji Non Parametrik type Kruskall Wallis H ................................ 112

4.18 Persentase KKM Siswa Setelah Mendapatkan Pembelajaran dengan STM

menggunakan Metode Proyek dan Eksperimen ..................................................... 119

Page 14: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar ............................................................................................................. Halaman

2.1. Kemampuan inti berfikir kritis ......................................................................... 53

4. 1 Histogram Frekuensi Kreativitas Verbal Siswa .............................................. 100

4.2 Histogram Frekuensi Kreativitas Tindakan Siswa ........................................... 101

4.3 Histogram Frekuensi KBK .............................................................................. 102

4.4 Histogram Frekuensi Prestasi Kognitif Siswa Menggunakan STM dengan Proyek

................................................................................................................................ 104

4.5 Histogram Frekuensi Prestasi Kognitif Siswa Menggunakan STM dengan

Eksperimen ............................................................................................................ 105

Page 15: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

..................................................................................................................... Halaman

1. Silabus ................................................................................................................ 149

2. RPP STM Eksperimen ........................................................................................ 152

3. RPP STM Proyek ................................................................................................ 160

4. Kisi kognitif Asam Basa .................................................................................... 174

5. Soal Asam Basa ................................................................................................. 187

6. Kisi kemampuan berfikir kritis .......................................................................... 193

7. Soal kemampuan berfikir kritis .......................................................................... 203

8. Kisi instrument kreativitas ................................................................................. 209

9. Soal kreativitas verbal ......................................................................................... 221

10. Soal kreativitas tindakan .................................................................................... 224

11. Kisi angket afektif .............................................................................................. 226

12. Angket try out afektif ......................................................................................... 229

13. Instrumen psikomotorik ..................................................................................... 236

14. LKS Eksperimen dan Proyek .............................................................................. 239

15. Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran Tes Prestasi

Kognitif……………………………………………………………………..….248

16. Uji validitas, Relibilitas Angket Afektif……………………………………….249

17. Uji validitas, Relibilitas Kemampuan Berfikir Kritis………………………….250

18. Uji validitas, Relibilitas Kreativitas Tindakan………………………………....251

19. Uji validitas, Relibilitas Kreativitas Verbal……………………………………252

Page 16: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

20. Hasil Uji t Dua Pihak Keadaan awal…………………………………………..253

21. Daftar Nilai Kognitif,Afektif, Psikomotorik, Kategori KBK dan Kreativitas

Siswa……………………………………………………………………..…….254

22. Deskripsi Statistik………………………………………………………..…….256

23. Dokumentasi Penelitian………………………………………………….…….260

24. Perizinan Penelitian……………………………………………………………262

Page 17: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Restiana Purwaningtyas. S831102040. 2012. Pembelajaran Pendekatan

Kimia menggunakan Sains Teknologi Masyarakat dengan Metode Proyek dan

Metode Eksperimen ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Berfikir Kritis

Siswa (Studi Kasus Materi Asam Basa Kelas XI di SMA Negeri 2 Sragen Tahun

Pelajaran 2011-2012). Pembimbing: 1) Prof. Dr. H. Ashadi: II) Dra. Suparmi, MA.,

Ph.D, Mei 2012. Tesis: Program Studi Pendidikan Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar

siswa melalui pembelajaran kimia menggunakan Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat dengan metode proyek dan metode eksperimen, antara siswa yang

memiliki kreativitas dan kemampuan berfikir kritis tinggi rendah dan interaksinya.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasinya terdiri dari

siswa kelas XI SMAN 2 N Sragen tahun pelajaran 2011/2012. Sampel yang diambil

adalah 2 kelas yaitu Kelas XI IPA 1 dan XI IPA II dengan menggunakan teknik

cluster random sampling. Kelas XI IPA 1 diberikan pembelajaran Sains Teknologi

Masyarakat dengan metode eksperimen, sedangkan XII IPA II diberikan

pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode proyek. Data

dikumpulkan dengan tes untuk prestasi kognitif, kreativitas, dan kemampuan berfikir

kritis, serta angket untuk prestasi afektif. Teknik analisis data menggunakan analisis

non parametric kruskal wallis.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Ada perbedaan prestasi

belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan Pendekatan STM

menggunakan metode proyek dan siswa yang menggunakan metode eksperimen, 2)

Ada perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah, 3)

Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis

tinggi dan rendah, 4) Ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan STM dengan metode proyek dan eksperimen dengan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar siswa, 5) Ada interaksi antara pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan STM dengan metode proyek dan eksperimen dengan

kemampuan berfikir kritis siswa terhadap prestasi belajar siswa, 6) Tidak ada

interaksi antara kemampuan berfikir kritis dengan kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar siswa, 7) Ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan STM dengan metode proyek dan eksperimen dengan kemampuan

berfikir kritis dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Kata kunci : Sains Teknologi Masyarakat, metode proyek, metode eksperimen,

kreativitas, kemampuan berfikir kritis, asam basa, prestasi belajar kognitif.

Restiana Purwaningtyas, S831102040, 2012, "Chemistry Learning Using

Approachment Science Technology Society with Project and Exsperiment

Page 18: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Methods Overviewed from Student’s Creativity and Critical Thinking" (A Case

Study on Acid Base For Student in grade XI State Senior High School 2 Sragen

Academic Year 2011/2012). Advisor 1) Prof. Dr. H. Ashadi: II) Dra. Suparmi, MA.,

Ph.D, Mei 2012. Thesis: Science Education Program, Postgraduate program,

Surakarta Sebelas Maret University.

ABSTRACT

The purposes of the research were to know the difference between student

cognitive achievement who learnt chemistry learning achievement using

Approuchment Science Technology Society with Poject and exsperiment method,

between student who had high and low creativity, between student who had high and

low critical thinking and their interaction.

The research used experimental method. The population was all of the

students in grade XI, SMAN 2 Sragen Academic Year 2011/2012. The sample was

taken using cluster random sampling consiseed of two classes, they are XI IPA 1 and

XI IPA II. The class XI IPA 1 learnt using STS with exsperiment method, XI IPA 2

learnt using STS with project method. The data was collected using test for cognitive

achievement, creativity and critical thingking and questionnaire for student effective

achievement. The data was analyzed using non-parametric Kruskal Wallis.

Based on the results of data analysis it can be concluded that: 1) there was a

difference in student cognitive achievement between student who learnt using STS

with project and exsperiment methods, 2) there was difference in students’ cognitive

achievement between student who had high and low creativity, 3) there was no

difference in students’ cognitive achievement between student who had high and low

critical thinking, 4) there was an interaction between STS with project and

exsperiment method and creativity toward student’s cognitive achievement, 5) there

was no an interaction between STS with project and exsperiment method and critical

thinking toward students' cognitive achievement, 6) there was no interaction between

creativity and critical thingking toward student’s cognitive achievement, 7) there was

interaction among STS with project and exsperiment method and critical thinking,

creativity toward students’ cognitive achievement.

Keywords: Approachment Science Technology Society, Project Method,

Experiment Method, Creativity, Critical Thinking, Acid Base, Student Cognitif

Achievement.

Page 19: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Page 20: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Page 21: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu hakekat pendidikan adalah proses mengarahkan anak pada

pertumbuhan yang semakin sempurna. Melalui pendidikan anak diharapkan dapat

diarahkan secara terprogram untuk mencapai penguasaan pengetahuan, keterampilan,

dan sikap tertentu demi tugas-tugas profesional dan hidup. Pendidikan menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dari manusia, mulai dari lahir hingga mati. Undang-

undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan “pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara”. Berdasarkan UU Sisdiknas tersebut bisa disimpulkan bahwa pendidikan

merupakan semua kegiatan apa saja baik dilakukan secara sadar dari yang mula-mula

tidak tahu menjadi tahu.

Syaiful Sagala (2010:3) berpendapat bahwa “Pendidikan adalah segala

pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup

serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah

sebagai lembaga pendidikan formal”. Pernyataan tersebut mempunyai makna bahwa

pendidikan bisa dilaksanakan dimana saja baik melalui nonformal maupun formal

yang diantara keduanya mempunyai persamaan yaitu pendidik yang selanjutnya

1

Page 22: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

disebut dengan guru dan peserta didik atau siswa dan berlaku sepanjang hidup, tidak

terbatas dengan umur.

Dilihat dari sudut proses, pendidikan adalah proses dalam rangka menyiapkan

peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan

lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya sehingga

memungkinkan berfungsi sebagai kompetensinya dalam kehidupan dimasyarakat.

Proses yang terjadi dalam pendidikan tersebut dibutuhkan suatu cara yang menurut

Syaiful Sagala (2010: 3) menjelaskan dalam pengertian lebih luas “Pendidikan

diartikan sebagai sebuah proses metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh

pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan”.

Dari penjelasan tersebut telah jelas dalam proses pendidikan dibutuhkan suatu cara

atau metode yang sesuai dengan kondisi untuk mempermudah siswa dalam

melakukan pembelajaran sehingga tujuan pendidikan tercapai yang difasilitasi oleh

guru.

Seiring berkembangnya zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang semakin pesat dari waktu ke waktu mengakibatkan munculnya

persaingan dalam berbagai bidang kehidupan. Untuk menghadapi tantangan berat ini,

dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, sistem belajar

dan pembelajaran yang mengacu pada pembentukan manusia cerdas, kreatif dan

bermoral sangat mendesak. Namun, perlu diingat pula bahwa sistem belajar bukan

satu-satunya faktor yang memegang peranan dalam terbentuknya sumber daya

Page 23: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

manusia yang berkualitas. Faktor guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subyek

belajar juga memegang peranan yang sangat penting.

Sejalan dengan perkembangan sains, teknologi dan perubahan lingkungan,

seharusnya pendidikan juga mengalami perkembangan, oleh karena itu kurikulum

dalam pendidikan seharusnya juga mengalami perkembangan yang disesuaikan

dengan kondisi. Kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan dari

tahun ke tahun berdasarkan evaluasi dan kondisi yang ada. Hingga saat ini

kurikulum yang berlaku adalah kurikulum KTSP, kurikulum ini merupakan evaluasi

dari kurikulum KBK. Munif Chatib (2010:28) menyatakan “keberadaan KTSP yang

filosofisnya sekolah diharapakan mampu menyusun kurikulum dan silabusnya

sendiri merupakan tahap awal untuk kemajuan pendidikan di Indonesia”.

Berlakunya kurikulum KTSP sejak tahun 2007 yang merupakan penyempurnaan

dari kurikulum KBK diharapkan mampu mengatasi kesurutan kreativitas guru

karena kurikulum itu dibuat oleh sekolah, oleh para guru.

Guru benar-benar digerakkan agar menjadi guru profesional. Guru dituntut

untuk meninggalkan cara-cara konvensional dan menggantinya dengan cara

mengajar yang kreatif. Pemberian mata pelajaran sains bagi anak dimaksudkan

untuk memperoleh kompetensi ilmu pengetahuan dan membudayakan berpikir

ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Prinsip pengembangan kurikulum

didasarkan bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan

kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

Page 24: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut

pengembangan kompetensi peserta didik harus disesuaikan dengan potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

Dalam kurikulum yang dikembangkan, sains dalam pembelajaran di Sekolah

Menengah Atas mempunyai peran yang cukup tinggi dalam sehari-hari dan

bagaimana proses aplikasi yang didapat dalam setiap materi yang telah diajarkan.

Kimia mempunyai karakteristik bersifat abstrak pada sebagian materi, matematik,

dan eksperimen, sarat dengan konsep, mulai dari konsep sederhana sampai dengan

konsep yang lebih kompleks dan abstrak. Sehingga, sangat diperlukan sebuah

pemahaman yang benar terhadap konsep dasar yang membangunnya. Banyaknya

konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu yang

relatif terbatas dan kurang menariknya penyampaian materi menyebabkan banyak

siswa enggan untuk mempelajari kimia lebih dalam dan menjadikan mata pelajaran

kimia sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit, menakutkan dan membosankan

untuk dipelajarisampai saat ini bidang studi kimia masih dinyatakan sulit menurut

siswa, hal ini bisa dilihat dari nilai ujian dan tes semester.

Yoruk, Nuray (2010) menyatakan kimia merupakan bagian sains yang

penting karena hampir setiap bagian sains yang lain mengandung materi kimia, yang

mana dalam pengamatan dan praktiknya untuk mendapatkan informasi bersumber

dari lingkungan yang ada disekitar kehidupan sehari-hari, namun banyak siswa yang

tidak tertarik dengan kimia karena kimia merupakan materi pelajaran yang baru dan

guru belum mengkaitkan kimia dengan kehidupan sehari-hari.

Page 25: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Dibawah ini disajikan nilai siswa kelas XI IPA semester 1 dan angket tingkat

kesukaran mata pelajaran kimia kelas XI semester 2 SMA N 2 Sragen tahun

2010/2011.

Tabel 1.1. Nilai Semester 1 Kimia SMA N 2 Sragen

Kelas Rata-rata KKM < KKM (%) >KKM (%)

XI IPA 1 71,3 72 55,8 44,1

XI IPA 2 71,6 72 30,5 69,6

XI IPA 3 71, 6 72 72,7 27,3

XI IPA 4 73,7 72 29,4 60,6

XI IPA 5 72,7 72 44,1 55,8

Tabel 1.2 Tingkat Kesukaran Mata Pelajaran Kimia Kelas X1 Semester 2

Tingkat

Kesulitan

Persentase (%)

Asam Basa Penyangga Hidrolisis Ksp Koloid

1 0 2,6 11,7 1,3 3,9

2 18,2 32,5 53,2 19,5 15,

3 58,4 44,2 23,4 51,9 54,4

4 22 19,5 11,7 20,7 24,6

5 1,3 1,3 0 6,5 1,3

Keterangan :

1 : Sangat Sulit 4 : Mudah

2 : Sulit 5 : Sangat Mudah

3 : Cukup sulit

Berdasarkan nilai pada tabel, bisa dilihat ternyata masih banyak siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Sragen yang nilainya dibawah KKM, KKM rendah

dimungkinkan karena siswa sudah tidak tertarik terlebih dahulu dengan kimia yang

cenderung banyak hafalan dan sebagian bersifat abstrak, berdasarkan angket tingkat

kesukaran mata pelajaran kelas XI semester 2 SMA Negeri 2 Sragen dengan skala 1-

5, masih banyak siswa yang menganggap bahwa materi asam basa cukup sulit, siswa

memang sudah mengetahui materi asam basa, akan tetapi contoh yang nyata

Page 26: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dikehidpan belum mengetahuinya, sehingga banyak yang hanya menghafal dan tidak

tersimpan di memori dalam jangka panjang, sehingga pembelajaran terutama materi

asam basa sebagai konsep dari materi selanjutnya (hidrolisis dan penyangga) harus

lebih inovatif agar siswa lebih bisa memahami dan yang paling penting tidak hanya

memahami konsep tetapi juga mengetahui aplikasinya dalam teknologi yang

bermanfaat bagi masyarakat.

Penyebab rendahnya KKM disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari faktor

guru, siswa dan lingkungan, faktor dari guru, dimungkinkan guru belum

menggunakan suatu alat bantu yang dapat diintegrasikan pada seluruh kegiatan

belajar mengajar dan menuntut guru untuk lebih kreatif dalam pelaksanaan proses

KBM sehingga pembelajaran masih konvensional, siswa difokuskan menguasai

informasi yang terkandung dalam materi pelajaran dan kemudian dievaluasi dari

seberapa jauh penguasaan itu dicapai oleh siswa. Proses bagaimana menemukan

suatu hasil dalam mata pelajaran belum ditekankan terhadap siswa, sehingga siswa

hanya mendapatkan suatu ilmu pengetahuan baru secara instan. Pembelajaran

seolah-olah sebatas bagaimana keterkaitan materi ajar satu dengan yang lainnya,

aplikasi didalam kehidupan sehari-hari serta bagaimana materi tersebut dapat

digunakan untuk memecahkan problema kehidupan, kurang mendapat perhatian.

Para pakar pendidikan telah mengembangkan banyak inovasi dalam proses

pembelajaran. Salah satu inovasi dalam proses pembelajaran adalah pendekatan

pembelajaran yang dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap

proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses dan

Page 27: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

sifatnya masih umum. Pendekatan pembelajaran yang digunakan hendaknya sesuai

dengan karakteristik materi yang akan disampaikan, lingkungan belajar siswa,

tingkat efektifitas penggunaan pendekatan, ketersediaan sarana dan prasarana serta

karakteristik siswa, salah satunya yaitu Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat.

Sebelum adanya pendekatan STM, pembelajaran sains dilaksanakan berdasarkan

textbook approach dimana pembelajaran difokuskan pada instruksi pada buku.

Namun, pembelajaran menggunakan textbook approach tidak membantu

memahamkan konsep dan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Sehingga

dikembangkan lagi pendekatan Inquiry atau penemuan, yang menjadi permasalahan

dari pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran yang dilakukan seperti mencetak

seorang ilmuwan, padahal tidak semua anak atau siswa bisa atau ingin menjadi

seorang ilmuwan. Hingga akhirnya dikembangkan pendekatan STS atau lebih

dikenal dengan STM, Salingtemas, SET dan lainnya yang intinya sama. Pendekatan

STM menganut teori konstruktivisme, karena dalam proses pembelajaran siswa

yang membangun pengetahuan, pengetahuan yang dibangun siswa dalam STM

bersumber dari lingkungan mereka.

Selain menganut paham kontruktivisme, pendekatan STM juga menganut teori

pragmatisme, suatu gerakan yang timbul di Amerika dan terkenal dalam abad

terakhir ini, merupakan pandangan filsafat yang tokoh-tokohnya adalah Charles

piece, William James, John Dewey, George Herbert Meat. Aliran ini memandang

bahwa pengetahuan yang diperoleh seseorang hendaknya dimanfaatkan untuk

mengerti permasalahan yang ada di masyarakat. Selanjutnya tindakan apa yang dapat

dilakukan untuk kebaikan, peningkatan dan kemajuan masyarakat dan dunia.

Page 28: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

STM bertujuan membentuk individu yang memiliki literatur sains dan

teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat. Strateginya

adalah mengajak anak untuk berfikir dan menemukan aplikasi konsep sains dalam

industry atau produk teknologi. Pada dasarnya sebagian anak sudah mengetahui

suatu materi, akan tetapi mereka belum mengetahui aplikasinya oleh sebab itu

dibutuhkan suatu metode yang mengajak anak untuk berfikir, proses mengajak anak

untuk berfikir dan menemukan aplikasi konsep sains itu sendiri di pembelajaran,

maka dalam aplikasinya di pembelajaran dikembangkan metode proyek. Metode

proyek merupakan suatu teknik instruksional yang melibatkan penggunaan alat dan

bahan yang diusahakan oleh siswa secara perorangan atau kelompok kecil siswa,

untuk mencari jawaban terhadap suatu masalah dengan perpaduan teori-teori dari

berbagai bidang studi. Selain menggunakan proyek juga dilaksanakan dengan

eksperimen yaitu suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan

percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau

hipotesis yang dipelajari.

Dengan demikian, pembelajaran sains semestinya dapat dikaitkan dengan

pengalaman keseharian anak. Sebagai bagian dari anggota masyarakat, anak dapat

dibiasakan untuk menemukan masalah dalam lingkungan lokal maupun secara

global, dan merumuskan solusi ilmiah yang mengaitkan dengan konsep sains yang

sedang dipelajarinya. Pembelajaran sains dapat berekspansi keluar dari sekedar

mempelajari pengetahuan menuju ke penggunaan pengetahuan dan keterampilan

dalam menyelesaikan masalah-masalah praktis yang dapat ditemukan dalam

kehidupan sehari-sehari. Ketika keberadaan sains menjadi lebih dekat dengan diri

Page 29: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dan kehidupan anak, pembelajaran sainspun akan menjadi menarik dan lebih

diminati oleh anak untuk dipelajari.

Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah adalah untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa. Penggunaan pendekatan pembelajaran merupakan salah satu

faktor penentu peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu, ada faktor lain sebagai

penentu keberhasilan siswa yang belum diperhatikan oleh para guru dalam

merancang kegiatan belajar mengajar sehingga proses belum maksimal yang juga

menyebabkan rendahnya KKM terutama dalam pendekatan pembelajaran yang

bersifat inquiry yaitu kemampuan berfikir kritis, kreativitas siswa.

Kreativitas sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, karena biasanya

orang yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, memiliki

kegembiraan dan menyukai aktivitas yang kreatif. Dengan memiliki kemampuan

kreatif siswa tidak hanya menerima informasi dari guru, namun siswa akan berusaha

mencari dan memberikan informasi dalam proses pembelajaran. Siswa yang kreatif

selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba, berpetualang, suka bermain

dan intuitif. Kemampuan kreatif akan mendorong siswa merasa memiliki harga diri,

kebanggaan dan kehidupan yang lebih sehat. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi,

ia akan mempunyai semangat yang tinggi pula dalam belajar sehingga prestasi

belajar yang dicapai juga akan tinggi.

Selain kreativitas, yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah kemampuan

berfikir kritis siswa, kemampuan berfikir kritis merupakan integrasi beberapa bagian

pengembangan kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis, penalaran,

penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik pengembangan

Page 30: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kemampuan-kemampuan ini, maka akan semakin dapat mengatasi masalah-masalah

atau proyek komplek dan dengan hasil yang memuaskan. Kemampuan berfikir kritis

siswa dalam materi asam basa juga mempunyai peranan penting, terutama pada sub

bab pengertian asam basa menurut para ahli yang sering membuat siswa

miskonsepsi, peranan berfikir kritis sangat diperlukan agar tidak terjadi banyak

miskonsepsi diantara siswa. Siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi

akan dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran sehingga prestasi belajar

akan tinggi pula, sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan berfikir rendah,

diharapkan dengan pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian ini,

prestasi belajar akan meningkat.

Salah satu pokok bahasan kimia di Sekolah Menengah Atas adalah materi

asam basa. Materi ini merupakan materi yang sarat dengan konsep dan berkaitan

untuk materi selanjutnya yaitu Hidrolisis, Buffer, Ksp, sehingga perlu penanaman

konsep yang utuh dan benar karena materi ini penting sebagai awal dari konsep

siswa untuk memahami konsep kimia pada materi berikutnya.

SMA Negeri 2 Sragen adalah salah satu dari sekian banyak Sekolah

Menengah Atas yang ada di kabupaten Sragen. Dilihat dari inputnya, sekolah ini

menjaring siswa-siswa dari sekolah dasar yang memiliki tingkat prestasi yang sedang

keatas. Pembelajaran sains kimia yang sekarang dilakukan di sekolah masih

menggunakan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered).

Laboratorium yang ada belum digunakan dengan maksimal untuk mata pelajaran

yang mengharuskan ada penilaian psikomotorik seperti materi asam basa yang

Page 31: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

membutuhkan praktikum didalamnya dan merupakan konsep dasar dari materi

hidrolisis, dan penyangga serta materi lain yang berkaitan.

Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang

perbedaan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan Pembelajaran Kimia

dengan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dengan Metode Proyek dan Eksperimen

ditinjau dari kreativitas dan kemampuan berfikir kritis siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah yang dapat

diambil adalah :

1. Pembelajaran yang sering dilaksanakan oleh guru selama ini masih konvensional

dan berpusat pada guru. Pembelajaran yang inovatif belum banyak digunakan

oleh guru sehingga pembelajaran berjalan satu arah.

2. Aplikasi ataupun contoh dari suatu materi yang ada di lingkungan sekitar

sangatlah banyak, akan tetapi dalam proses pembelajaran guru belum

mengkaitkan materi kimia dengan aplikasi kehidupan sehari-hari, sehingga siswa

belum mengetahui kebermanfaatan teori yang mereka pelajari.

3. Ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran kimia seperti : Pendekatan

Keterampilan Proses, Pendekatan CTL, Pendekatan STM, merupakan pendekatan

yang baik untuk pembelajaran kimia khususnya materi Asam Basa, namun

selama ini belum diaplikasikan secara bervariasi.

4. Ada beberapa metode untuk pembelajaran kimia seperti inquiry, eksperimen,

demonstrasi, proyek dan lain-lain, namun sebagian besar belum dilaksanakan.

Page 32: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

5. Ada beberapa faktor internal siswa dalam pembelajaran seperti kemampuan

berfikir kritis, motivasi, sikap ilmiah, aktivitas belajar dan kreativitas siswa

sangat bervariasai dalam menemukan konsep sehingga siswa memahaminya

secara utuh, akan tetapi belum mendapatkan perhatian dari guru

6. Kemampuan berfikir kritis siswa sangat diperlukan, terutama pada materi yang

sarat dengan konsep, tetapi selama ini kemampuan berfikir kritis siswa belum

digali dan dibangun oleh guru

7. Alat evaluasi dalam pembelajaran ada tiga ranah yaitu kognitf, afektif, dan

psikomotorik, namun yang sering menjadi indicator penilaian para guru baru

kognitif saja.

8. Ada beberapa materi yang ada hubungannya dengan materi yang lain dan

menjadi konsep dasar untuk materi selanjutnya, sebagai contoh materi asam basa

yang menjadikan konsep dasar dari materi hidrolisis dan penyangga. Sehingga

memerlukan perhatian lebih, akan tetapi masih dianggap sama seperti materi

yang lainnya dan tidak ada penekanan konsep disana.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian harus mempunyai arah yang jelas dan pasti, sehingga perlu

diberikan batasan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi

masalah, maka pengkajian dan pembatasan masalah dititikberatkan pada :

1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Sains Teknologi Masyarakat.

2. Metode Pembelajaran yang digunakan adalah proyek dan eksperimen.

Page 33: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3. Faktor internal siswa dibatasi pada kemampuan berfikir kritis dan kreativitas

siswa kategori tinggi dan rendah.

4. Prestasi belajar siswa yang di ukur dalam penelitian ini adalah aspek kognitif,

dengan aspek afektif dan psikomotorik sebagai data pendukung penelitian.

5. Materi pelajaran yang disampaikan pokok bahasan asam basa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang menggunakan

pembelajaran STM dengan proyek dan eksperimen ?

2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kreativitas

Tinggi dan Rendah ?

3. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai

kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah ?

4. Apakah ada interaksi pembelajaran menggunakan STM dengan proyek dan

eksperimen dengan kreativitas (tinggi dan rendah) siswa terhadap prestasi

belajar ?

5. Apakah ada interaksi pembelajaran kimia menggunakan STM dengan proyek

dan eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis (tinggi dan rendah) terhadap

prestasi belajar ?

6. Apakah ada interaksi kreativitas (tinggi dan rendah) dengan kemampuan berfikir

kritis (tinggi dan rendah) terhadap prestasi belajar ?

Page 34: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

7. Apakah ada nteraksi pembelajaran STM dengan proyek dan eksperimen dengan

kreativitas (tinggi dan rendah) dan kemampuan berfikir kritis (tinggi dan

rendah) terhadap prestasi belajar ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui :

1. perbedaan prestasi belajar antara siswa yang menggunakan pembelajaran STM

dengan proyek dan eksperimen

2. perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan

rendah.

3. perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kemampuan berfikir

kritis tinggi dan rendah.

4. interaksi pembelajaran menggunakan STM dengan proyek dan eksperimen

dengan kreativitas (tinggi dan rendah) siswa terhadap prestasi belajar materi

asam basa.

5. interaksi pembelajaran kimia menggunakan STM dengan proyek dan

eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis (tinggi dan rendah) terhadap

prestasi belajar materi asam basa.

6. interaksi kreativitas (tinggi dan rendah) dengan kemampuan berfikir kritis

(tinggi dan rendah) terhadap prestasi belajar materi asam basa.

Page 35: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

7. interaksi pembelajaran STM dengan proyek dan eksperimen dengan kreativitas

(tinggi dan rendah) dan kemampuan berfikir kritis (tinggi dan rendah) terhadap

prestasi belajar materi asam basa.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah untuk memberikan :

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mengetahui perbedaan pembelajaran penggunaan pendekatan STM

melalui proyek dan eksperimen terhadap prestasi belajar siswa.

b. Menambah wawasan bagi para pendidik dalam menggunakan pendekatan STM

melalui proyek dan eksperimen dalam proses pembelajaran kimia.

2. Manfaat Praktis

a. Memberi sumbangan bagi sekolah guna perbaikan mutu pembelajaran.

b. Masukan bagi para guru agar lebih mencermati dalam menyiapkan pendekatan

pembelajaran yang paling tepat sesuai situasi dan kondisi.

c. Memberikan bagi guru untuk lebih menarik perhatian siswa dalam proses

belajar mengajar.

d. Memberikan pengalaman kepada pendidik tentang penggunaan pembelajaran

Sains Teknologi Masyarakat melalui metode proyek dan eksperimen sebagai

salah satu alternatif dalam pembelajaran kimia.

e. Memberikan pengalaman kepada siswa untuk terlibat dalam proses

pembelajaran.

f. Memotivasi guru agar senantiasa melakukan penelitian dan melakukan

kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran.

Page 36: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Pembelajaran

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh

pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau

murid. Menurut Corey dalam Syaeful Sagala (2010:61)

“Konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang

secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku

tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi

tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.”

Makna diatas menjelaskan bahwasanya dalam proses pendidikan terjadi interaksi

antara pengelola (guru) dan yang dikelola (murid) sehingga terjadi respon diantara

keduanya. Mengajar sering dikatakan mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti

yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi (directing and

facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai. Proses pembelajaran

pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh

siswa meliputi kemampuan dasar, motivasi, latar belakang akademik, sosial dan

ekonomi, dan lain sebagainya. Pembelajaran menurut pasal 1 butir 20 UUSPN No.

20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam monsep

tersebut terkandung 5 konsep yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar,

16

Page 37: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dan lingkungan belajar. Peserta didik menurut pasal 1 butir 4 UU nomor 20 tahun

2003 tentang sisdiknas, adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia padajalur, jenjang, dan jenis

pendidikan tertentu. Sementara itu dalam pasal 1 butir 6 UU Nomor 20 tahun 2003 ,

pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, instruktur dan sebutan lain sesuai kekhususan, setrta

berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sumber belajar secara umum

diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan oleh peserta didik dan

pendidik dalam proses belajar dan pembelajaran. Lingkungan belajar adalah

lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses belajar seperti kelas, perpustakaan,

sekolah, tempat kursus, keluarga, masyarakat, dan alam semesta.

Pengertian diatas bisa diketahui bahwa ciri utama pembelajaran adalah inisiasi,

fasiliasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Pembelajaran sebagai proses belajar

yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat

meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang

baik terhadap materi pelajaran. Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat

materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat

mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model

pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan

perencanaan pengajaran yang baik oleh guru.

Pendapat ini sejalan dengan Jerome Bruner dalam Syaeful Sagala (2010:63) yang

mengatakan “bahwa perlu adanya teori pembelajaran yang akan menjelaskan asas-

Page 38: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

asas untuk merancang pembelajaran yang efektif di kelas”, pendapat ini menjelaskan

bahwasanya untuk merancang pembelajaran yang efektif dikelas, seorang guru perlu

memahami akan teori pembelajaran supaya guru paham hakekat dari pembelajaran

itu sendiri. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu Pertama, dalam proses

pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya

menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa

dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan

proses Tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir

itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi

sendiri.

Ciri lain dari pembelajaran adalah adanya komponen-komponen yang saling

berkaitan satu sama lain. Komponen tersebut adalah tujuan, materi, kegiatan, dan

evaluasi pembelajaran. Tujuan pembelajaran mengacu pada kemampuan atau

kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti suatu pembelajaran

tertentu. Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas dalam

pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan

pembelajaran mengacu pada pendekatan, strategi, metode, dan teknik serta media

dalam rangka membangun proses belajar, antara lain membahas materi dan

melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara

optimal. Proses pembelajaran dalam arti luas merupakan jantungnya dari pendidikan

untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.

Page 39: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2. Pembelajaran Kimia

Kimia merupakan salah satu pokok pelajaran dalam sains. Metode dan alat kimia

banyak digunakan dalam biologi, kedokteran, farmasi, industri baik makanan

maupun lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa mempelajari kimia diperlukan dalam

berbagai disiplin ilmu yang lainnya. Beberapa alasan yang dapat dijelaskan mengapa

kimia penting dan perlu untuk dipelajari, antara lain: dengan belajar kimia seseorang

akan menyadari keteraturan dan keindahan alam untuk mengagungkan kebesaran

Tuhan sebagai pencipta alam, mampu memupuk sikap ilmiah seperti sifat jujur,

obyektif, terbuka, ulet dan pantang menyerah, meningkatkan kesadaran tentang

aplikasi sains yang dapat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan, dan

memahami konsep- konsep kimia, keterkaitannya dan penerapan untuk

menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan.

Dalam pembelajaran, kimia mempunyai segi proses, metode dan produk yang

saling berkesinambungan. Kimia sebagai proses, artinya kimia merupakan aktivitas

ilmiah, sehingga manusia dapat menggunakan cara atau langkah-langkah yang

sistematis untuk mencapai tujuannya. Kimia sebagai metode, adalah dalam proses

memahami konsep-konsep kimia dilakukan melalui metode ilmiah. Pada akhirnya,

kimia adalah sebuah produk yang merupakan pengetahuan yang diperoleh

berdasarkan aktivitas ilmiah. Kimia merupakan ladang dari pengetahuan, yang mana

terdapat investigasi atau pengamatan dari alam dan perilaku dari semua zat di alam

dan dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia dan lingkungan. Banyak kondisi atau

keadaan yang terjadi disekitar kita berhubungan erat dengan kimia dan pengetahuan

alam yang lainnya. (Nuray Yoruk, etc. 2010).

Page 40: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3. Belajar

Ilmu pendidikan tidak bisa terpisah dengan belajar, karena belajar merupakan

komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan

interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun yang implicit (tersembunyi). Teori-

teori yang dikembangkan dalam komponen ini meliputi antara lain teori tentang

tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi kurikulum, dan modul-modul

pengembangan kurikulum. Kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri dari kegiatan

psikis dan fisis yang saling bekerjasama secara terpadu dan komprehensif integral.

Sejalan dengan ini, belajar dapat difahami sebagai berusaha atau berlatih supaya

mendapat suatu kepandaian. Dalam implementasinya, belajar adalah kegiatan

individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah

bahan belajar.

Menurut Staton dalam Syaiful Sagala (2010:12) “keberhasilan suatu program

pengajaran diukur berdasarkan tingkatan perbedaan cara berfikir, merasa dan

perbuatan para pelajar sebelum dan sesudah memperoleh pengalaman – pengalaman

dalam menghadapi situasi yang serupa”, hal ini menyatakan bahwa kegiatan belajar

dikatakan berhasil jika terjadi perubahan cara pendekatan pelajar yang bersangkutan

dalam menghadapi tugas-tugas selanjutnya. Untuk menangkapa isi dan pesan belajar,

maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada tiga ranah,

yaitu : (a) Kognitif, yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan,

penalaran atau pikiran yang terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman,

penerapan, nalisis, sintesis dan evaluasi. (b) Afektif, yaitu kemampuan yang

mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran

Page 41: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap,

organisasi, dan pembentukan pola hidup. (c) Psikomotorik, yaitu kemampuan yang

mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan

terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan

kreativitas.

Orang dapat mengamati tingkah laku orang telah belajar setelah membandingkan

sebelum belajar. Akibat dari ketiga ranah ini akan bertambah baik. Arthur T. Jersild

dalam Syaiful Sagala (2010:12) menyatakan bahwa belajar adalah “ perubahan

tingkah laku dalam pendidikan karena pengalaman dan latihan”, Dari pengertian

diatas dijelaskan bahwa dalam proses belajar tidak hanya dibutuhkan ranah kognitif

saja, tetapi dibutuhkan juga ranah lain yang dapat mendukung secara baik sehingga

proses pembelajaran berlangsung secara maksimal.

Pengertian belajar yang cukup komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler dalam

Udin S. Winataputra,dkk (2008) dinyatakan bahwa belajar adalah proses yang

dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competenciens, skills, and

attitude. Ketiganya diperoleh secara berthap dan berkelanjutan dari masa bayi sampai

masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Dari semua pengertian

tentang belajar, sangat jelas bahwa belajar tidak hanya berkenaan dengan jumlah

pengetahuan tetapi juga meliputi seluruh kemampuan individu, belajar

memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada individu. Perubahan tersebut

tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek

sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (kognitif).

Page 42: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

4. Teori Belajar

Ada beberapa teori belajar yang dikembangkan oleh aliran psikologi belajar yang

mendukung dalam penulisan tesis ini, yaitu :

a. Teori Belajar Konstruktivisme

Secara sederhana, konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan manusia

merupakan konstruksi (bentukan) dari manusia yang mengetahui sesuatu, jadi

pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja, tetapi harus dibentuk dan dibangun

sendiri oleh setiap individu. Pengetahuan bukan merupakan sesuatu yang sudah jadi,

melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Keaktifan seseorang amat

berperan dalam perkembangan pengetahuan tersebut.

Pembentukan pengetahuan terjadi akibat subjek aktif menciptakan struktur-

struktur kognitifnya dalam interaksinya dengan lingkungan. Struktur kognitif harus

senantiasa diubah dan disesuaikan dengan kondisi dan tuntutan lingkungan. Proses

pembelajaran menurut pandangan konstruktivisme menekankan pada kualitas dari

keaktifan siswa dalam menginterpretasikan dan membangun pengetahuannya. Setiap

siswa menyusun pengalamannya dengan jalan menciptakan struktur mental dan

menerapakan dalam pembelajaran. Suatu proses aktif dimana siswa berinteraksi

dengan lingkungannya dan mentransformasikan ke dalam pikirannya dengan bantuan

struktur kognitif yang telah ada dalam pikirannya.

Proses belajar menurut konstruktivisme bercirikan : (1) Belajar berarti

membentuk makna baik yang diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat,

dengar, rasakan, dan alami. (2) Terjadi proses terus menerus. Setiap kali berhadapan

Page 43: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi. (3) Belajar bukan

mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu pengembangan pikiran dengan

membuat pengertian yang baru. (4) Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada

waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. (5)

Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan

lingkungannya. (6) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang diketahui si

pelajar : konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM sejalan dengan

kontruktivisme. Dalam pembelajarannya pada fase permasalahan, siswa dengan

arahan guru mengemukakan isu-isu atau masalah yang ada dimasyarakat yang dapat

digali dari siswa atau mengaitkan peristiwa yang telah diketahui siswa dengan materi

yang akan dibahas. Sehingga apa yang diungkapkan siswa merupakan apa yang

mereka lihat, rasakan, dengar, alami dan terjadi secara terus menerus karena

berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru sehingga akan

mengembangkan pemikiran yang baru yang sesuai dengan lingkungan yang

mengelilingi mereka.

b. Teori Belajar Kognitif

i. Teori Belajar menurut David Ausubel

David Ausubel dalam Udin S winataputra (2008:3.24) menjelaskan belajar ialah

belajar bermakna (meaningful learning) dan belajar verbal (expository learning).

Menurut Ausubel pada dasarnya orang memperoleh pengetahuan melalui

penerimaan, bukan melalui penemuan. Konsep, prinsip, dan ide yang disajikan pada

Page 44: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

siswa akan diterima oleh siswa. Suatu konsep mempunyai arti apabila sama dengan

ide yang dimiliki, yang ada dalam struktur kognitifnya. Belajar bermakna adalah

belajar yang disertai dengan pengertian. Belajar bermakna akan terjadi apabila

informasi yang baru diterima siswa mempunyai kaitan dengan konsep yang sudah

ada sebelumnya atau tersimpan dalam struktur kognitifnya.

Ausubel mengklasifikasikan makna belajar kedalam dua dimensi, dimensi

pertama berhubungan dengan cara bagaimana informasi atau materi disajikan kepada

siswa, belajar menurut dimensi ini diperoleh melalui pemberian informasi dengan

cara dikomunikasikan kepada siswa dalam bentuk belajar penerimaan dan

menyajikan informasi. Dimensi kedua berhubungan dengan bagaimana siswa dapat

mengaitkan informasi yang diterima dengan pengetahuan yang dimiliki, itulah yang

disebut dengan belajar bermakna.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar belajar menjadi bermakna, yaitu 1)

Pengaturan awal (Advanced Organizer) berisi konsep yang diberikan kepada siswa

jauh sebelum materi pelajaran yang sesungguhnya diberikan, ada tiga hal yang dapat

dicapai dengan menggunakan pengaturan awal, yaitu memberikan kerangka

konseptual untuk belajar yang bakal terjadi berikutnya, ada penghubung yang sudah

dimiliki siswa saat ini dengan informasi baru yang akan diterima, berfungsi sebagai

jemabatan penghubung sehingga memperlancar pengkodean, 2) Progressive

differentiation, menurut Ausubel pengembangan konsep berlangsung paling baik bila

dimulai dengan cara menjelaskan terlebih dahulu hal-hal yang umum kemudian yang

khusus dan diperlukan analisis konsep. Analisis konsep dilakukan untuk menemukan

kemudian menghubungkan konsep-konsep utama dari suatu mata pelajaran sehingga

Page 45: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

dapat diketahui mana konsep yang paling utama dan superordinat dan mana yang

lebih khusus dan subordinat. Konsep yang diajarkan kepada siswa akan diterima dan

diasosiasikan dengan konsep yang ada dalam struktur kognitif, kemudian konsep ini

akan mengalami diferensisasi, 3) Rekonsiliasi integratif, guru menjelaskan dan

menunjukkan secara jelas perbedaan dan persamaan materi yang baru dengan yang

dijelaskan terlebih dahulu yang telah dikuasai, dengan demikian siswa kan

mengetahui alasan dan manfaat materi yang akan dijelaskan, 4) Konsolidasi, guru

memberikan pemantapan atas materi pelajaran yang telah diberikan untuk

memudahkan siswa memahami dan mengajari materi selanjutnya.

ii. Teori Belajar menurut Jerome Bruner

Jerome S. bruner adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli psikologi

belajar kognitif. Menurut Bruner dalam Udin S. Winataputra (2008:3.13) belajar

meliputi tiga proses kognitif yaitu memperoleh informasi baru, transformasi

pengetahuan, dan menguji relevansi dan ketepaan pengetahuan. Pandangannya

terhadap belajar yang disebutkan sebagai konseptualisme instrumental itu,

didasarkan pada dua prinsip, yaitu pengetahuan orang tentang alam didasarkan pada

model-model mengenai kenyataan yang dibanguannya, dan model-model itu mula-

mula diadopsi dari kebudayaan seseorang, dan kemudian model-model itu

diadaptasikan pada kegunaan bagi orang itu. Jerome S. Bruner yang dikenal dengan

nama belajar penemuan (discovery learning). Menurut Bruner dalam Ratna Wilis

Dahar (1989:103)

“Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh

manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha

Page 46: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,

menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.”

Mengulas apa yang dinyatakan oleh Bruner, dalam pembelajaran siswa akan

menjadi lebih paham konsep suatu materi apabila dalam proses pembelajaran

tersebut siswa mengalami secara langsung dan berpartisipasi aktif dengan konsep-

konsep dan prinsip-prinsip agar memperoleh pengalaman baik melalui eksperimen

ataupun dengan metode yang lain yang bisa memberikan suatu kebebasan bagi siswa

untuk menemukan sendiri konsep dan prinsip suatu materi itu sendiri.

Udin S. Winataputra (2008:3.17) menyatakan pendekatan model belajar

Jerome S. Brunner didasarkan pada dua asumsi ; 1) Pengetahuan akan diperoleh

orang yang belajar bila didalam pembelajaran yang bersangkutan berinteraksi secara

aktif dengan lingkungannya, 2) Orang mengkonstruksikan pengetahuannya dengan

cara menghubungkan informasi yang tersimpan yang telah diperoleh sebelumnya.

Setiap orang mempunyai kekhususan dalam dirinya untuk mengelompokkan hal-hal

tertentu suatu hubungan antara hal yang telah diketahui. Dengan model ini

seseorang dapat menyusun hipotesis untuk memasukkan pengetahuan baru ke dalam

struktur yang telah dimiliki sehingga memperluas struktur yang telah dimiliki atau

mengembangkan struktur baru. Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar

penemuan menunjukkan beberapa kebaikan yaitu : (1) Pengetahuan itu bertahan

lama atau lama diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari denga

cara yang lain. (2) Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik.

Dengan kata lain, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dijadikan milik kognitif

seseorang lebih mudah diterapkan pada situasi-situasi baru. (3) Secara menyeluruh

belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan berfikir secara

Page 47: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan kognitif siswa untuk

menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

Dengan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat ini diharapkan pengetahuan

yang diperoleh melalui belajar penemuan bertahan lama, dan mempunyai efek

transfer yang lebih baik. Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan

berfikir secara bebas dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk

menemukan dan memecahkan masalah. Dengan mempertimbangkan kelebihan

pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat maka perlu menerapkan pembelajaran ini

untuk mengatasi masalah kelemahan pembelajaran kimia di SMA Negeri 2 Sragen.

c. Teori Belajar Sosial

i. Albert Bandura

Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert

Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku

memainkan peran penting dalam pembelajaran. Teori belajar sosial menurut Albert

Bandura mempunyai enam prinsip ; 1) Selama proses pembelajaran terdapat faktor-

faktor yang saling mempengaruhi yaitu perilaku, pribadi dan lingkungan sekitar yang

bekerja sama sebagai penentu interaktif atau penyebab dari satu terhadap lainnya

dalam sistem diri seseorang, 2) Memiliki kemampuan simbolik untuk menilai dan

bereaksi terhadap lingkungan sekitar. Informasi mengenai pengalaman dan orang

yang pernah diterima oleh seseorang akan disimpan dalam bentuk ingatan orang

tersebut, 3) Kemampuan untuk merencanakan sebelum bertindak, 4) Kemampuan

untuk seolah-olah mengalami sendiri suatu kejadian. Orang mampu belajar dengan

Page 48: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

memperhatikan orang lain bertindak dan melihat konsekuensi dari tindakan orang

lain, 5) Kemampuan mengatur diri sendiri, 6) Kemampuan untuk refleksi diri.

Dalam penelitian ini, digunakan metode proyek dan eksperimen yang mana

dibentuk kelompok dalam proses pembelajarannya, sangat dimungkinkan perilaku

teman dalam satu kelompok atau perilaku kelompok yang satu dengan yang lain

saling mempengaruhi dan meniru apa yang dilakukan temannya.

ii. Teori Vygotsky

Vygotsky dalam Udin S. Winataputra (2008) menyatakan salah satu teori penting

dalam psikologi perkembangan adalah penekanan pada hakikat sosio-kultural dari

pembelajaran atau pengetahuan dibangun secara sosial, dalam pengertian bahwa

peserta yang terlibat dalam suatu interaksi sosial akan memberikan kontribusi dan

membangun bersama makna suatu pengetahuan, dengan demikian proses yang

terjadi akan beragam sesuai dengan konteks kulturalnya. Proses dan konteks cultural

yang beragam juga menghasilkan belajar yang beragam pula.

Vygotsky lebih jauh meyakini bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja

atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas itu masih

berada dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-tugas tersebut berada dalam

Zone of proximal development (ZPD). Berdasarkan teori itu dikembangkanlah

pembelajaran interaktif, yaitu siswa lebih mudah menemukan dan memahami

konsep-konsep yang sulit bila mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan

temannya. Berbeda dengan teori sosial Albert Bandura, Teori sosial Vygotsky,

pengetahuan terbentuk melalui pola pikir individu melalui kelompok yang terbentuk

dalam pembelajaran dengan metode proyek dan eksperimen, sehingga ada interaksi

Page 49: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

yang bisa membentuk pengetahuan yang tidak sekedar meniru dari teman maupun

gurur.

5. Sains Teknologi Masyarakat

a. Pengertian Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan adapatasi dari istilah Science

Technology Society (STS). Istilah sains teknologi masyarakat pertama kali

dikenalkan oleh John Ziman dalam bukunya Teaching and Learning about Science

and Society. Pembelajaran science technology society berarti menggunakan teknologi

sebagai penghubung antara sains dan masyarakat. Ziman mencoba mengungkap

suatu harapan bahwa konsep dan proses sains yang diajarkan disekolah harus sesuai

dengan konteks sosial dan relevan dalam kehidupan sehari-hari. Dewasa ini beberapa

istilah telah dikemukakan oleh para pendidik atau praktisi pendidikan yakni Science

Technology Society yang diterjemahkan menjadi Sains Teknologi Masyarakat (STM

atau SATEMAS atau ITM), Science Environment Technology (SET) dan Science

Environment Technology Society (SETS) yang disingkat dengan Salingtemas yang

intinya sama saja.

Berikut akan disampaikan beberapa definisi STM menurut para ahli : Menurut

Rumansyah, Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan salah

satu pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan harapan untuk menciptakan

manusia yang berkualitas dan peka terhadap masalah-masalah yang timbul di

masyarakat. Kimia sering dianggap sebagai penyumbang sampah dan pencemaran

lingkungan paling besar, sehingga diperlukan usaha untuk meminimalisir, dan yang

Page 50: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

paling efektif adalah mengarahkan dan mencontohkan langsung pada siswa dalam

pembelajaran.

Yager dalam Sabiha Sunar (2011) mendefinisikan bahwa “pendidikan sains

seperti suatu disiplin dengan pembelajaran suatu interaksi antara sains dan

masyarakat, saling mempengaruhi antara pembelajaran sains dan masyarakat”. Dari

Definisi Yager sangat jelas bahwa pendidikan sains mempunyai keterkaitan atau

interaksi yang sangat relevan dan keduanya saling mempengaruhi. Begitupula

dengan Botton and Brown Sabiha Sunar (2011) menggambarkan bahwa “definisi

dari sains, teknologi dan epistemology adalaha suatu kesatuan kerajaan”. Sebagian

besar dari partisipasi mendefinisikan teknologi sebagai aplikasi dalam sains. Menurut

Poedjiadi (2007:84) “pembelajaran STM adalah pembelajaran yang tidak hanya

menguasai konsep saja, akan tetapi mengaitkan konsep-konsep sains dengan

kepentingan masyarakat”. Sehingga, dalam pembelajaran guru dapat menunjukkan

bahwa ada hubungan antara sains, teknologi, dan masyarakat, karena produk

teknologi dirakit atas dasar konsep-konsep sains dan dibangun untuk kebutuhan

masyarakat.

Beberapa definisi diatas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan STM

memiliki cakupan pembelajaran yang lebih luas karena diperkaya dengan

permasalahan atau isu sains atau teknologi. Pembelajaran seperti ini memberikan

kesempatan lebih luas kepada siswa untuk menyadari hubungan sains yang dipelajari

dengan apa yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa

tidak hanya mempelajari konsep kimia saja, tetapi juga bisa menyelesaikan masalah

yang dihadirkan dalam pembelajaran.

Page 51: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Latar Belakang Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

Pelaksanaan kurikulum yang hanya berorientasi pada materi mendapatkan

kritikan di Amerika pada tahun 1970 dari para guru dan pengembang kurikulum

yang menyatakan antara lain : (1) Mata pelajaran sains terlalu berorientasi pada

disiplin ilmu yang spesialistik dan teoritik. (2) Sains sebagai pendidikan umum

diabaikan karena pelajarannya tidak menyentuh aspek-aspek kemanusiaan dan sosial

yang diperlukan individu sebagai makhluk sosial. (3) Siswa pada umumnya dinilai

sukar untuk mengikuti mata pelajaran sains. (4) Guru merasa sukar mengajar karena

konsep-konsepnya dinilai terlalu sukar. (5) Tidak tampak adanya keterkaitan antara

mata pelajaran sains yang satu dengan yang lainnya.

Sehingga setelah tahun 1970 diadakan penelitian dan hasilnya menunjukkan

bahwa makin tinggi jenjang pendidikan pada tingkat pra-universitas, sains makin

tidak menyenangkan bagi siswa. Akibatnya, makin sedikit siswa yang mengambil

kelas sains khusunya fisika dan kimia. Para guru dan pendidik yang merupakan

anggota National Science Teachers Association (NSTA) di Amerika merasa

bertanggungjawab terhadap hasil pendidikan dan mencoba melaksanakan program

STS dan berkesimpulan bahwa sains perlu dibahas dalam konteks masyarakat dan

memperhatikan nilai-nilai serta etika.

Setelah adanya perubahan kurikulum sebagai hasil penelitian, pada tahun 1980

pembelajaran sains di Amerika mulai dikaitkan denagn teknologi yang terkait dengan

kebutuhan siswa sebagai anggota masyarakat. Sejak tahu 1986 mata pelajaran STS

harus diberikan di SMA dengan bobot dua SKS, STS juga telah diberikan sebagai

Page 52: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

perkuliahan pada calon guru sains. Program STS ini di Amerika Serikat terutama

berkembang di Lowe State dengan Universitas sebagai intinya. Tokoh yang

mengembangkan pembelajaran STS adalah Robert Yager yang sejak tahun 1985

membimbing disertasi mahasiswanya meneliti domain konsep, proses, aplikasi,

kreativitas, pandangan dunia dan sikap sebelum dan sesudah pembelajaran.

Dalam pembelajaran sosial, apabila siswa dihadapkan pada produk teknologi, ia

seyogianya tahu bahwa produk teknologi tersebut dirancang menggunakan konsep-

konsep sains dan matematika, namun dirakit dengan mempertimbangkan aspek nilai,

ekonomi, etika dan estetika. Dalam tahun 1994 National Council for the Social

Studies di Amerika mempublikasikan Curriculum Standard for Social Studies

dengan menggunakan STS sebagai model pembelajaran dalam studi sosial.

Marcia K Pearsall menjelaskan sebelum adanya pendekatan STM, pembelajaran

sains dilaksanakan berdasarkan textbook approach dimana pembelajaran difokuskan

pada instruksi pada buku. Namun, pembelajaran menggunakan textbook approach

tidak membantu memahamkan konsep dan kemampuan berfikir tingkat tinggi.

Sehingga dikembangkan lagi pendekatan Inquiry atau penemuan, yang menjadi

permasalahan dari pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran yang dilakukan

seperti mencetak seorang ilmuwan, padahal tidak semua anak atau siswa bisa atau

ingin menjadi seorang ilmuwan. Hingga akhirnya dikembangkan pendekatan STS

atau lebih dikenal dengan STM, Salingtemas, SET dan lainnya yang intinya sama.

Pendekatan STM menganut teori konstruktivisme, karena dalam proses

pembelajaran siswa yang membangun pengetahuan, pengetahuan yang dibangun

siswa dalam STM bersumber dari lingkungan mereka.

Page 53: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan STM, sangat

memungkinkan langkah-langkah yang sudah terstruktur tidak terlaksana sesuai yang

diharapkan, ketidaksesuaian itu mungkin dari factor guru, siswa, ataupun sarana

yang tersedia. Tidak lantas pembelajaran dengan pendekatan ini tidak bisa dipakai,

akan tetapi pembelajaran bisa dilaksanakan, dengan catatan beberapa langkah yang

merupakan ciri khas dari pembelajaran ini bisa dilaksanakan sebaik mungkin. STM

bertujuan membentuk individu yang memiliki literature sains dan teknologi serta

memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat. Strateginya adalah mengajak

anak untuk berfikir dan menemukan aplikasi konsep sains dalam industry atau

produk teknologi.

c. Karakteristik Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

Secara operasional, pembelajaran dengan STM memiliki karakteristik sebagai

berikut : (1) diawali dengan isu-isu/masalah-masalah yang sedang beredar serta

relevan dengan ruang lingkup isi/materi pelajaran dan perhatian, minat, atau

kepentingan siswa, (2) mengikutsertakan siswa dalam pengembangan sikap dan

keterampilan dalam pengambilan keputusan serta mendorong mereka untuk

mempertimbangkan informasi tentang isu-isu sains dan teknologi, (3)

mengintegrasikan belajar dan pembelajaran dari banyak ruang lingkup kurikulum,

(4) mengembangkan literasi sains, teknologi, dan sosial.

Menurut Blunck dan Yager dalam Pradeep M. Dass dan Yager (2009) “kunci

utama dari pendekatan STS adalah pengajaran dan pembelajaran sanis menggunakan

situasi kehidupan yang nyata dari pertanyaan, penampilan, dan permasalahan dan

Page 54: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

point awal untuk pembelajaran sains ”. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa kunci pokok dari pendekatan STM adalah lingkungan hidup sekitar.

d. Tahapan Pembelajaran Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

Pendekatan STM terdiri dari serangkaian tahap pembelajaran. Keterlaksanaan

tahap yang ada merupakan factor keberhasilan dalam pembelajaran secara

keseluruhan. Pembelajaran menggunakan pendekatan STM banyak menggunakan

sumber belajar dari masyarakat yang berhubungan dengan materi dan permasalahan

teknologi yang dikaji. Anna Poedjiadi (2007 : 127- 132) menyebutkan tahapan dari

pembelajaran STM yaitu : pendahuluan, proses pembentukan konsep, aplikasi

konsep dalam kehidupan, penilaian atau evaluasi.

Tahap pertama yaitu pendahuluan. Tahap ini merupakan tahap kekhasan dari

pendekatan STM, pada tahap ini dikemukakan isu-isu atau masalah yang ada

dimasyarakat yang dapat digali dari siswa, tetapi apabila guru tidak berhasil

memperoleh tanggapan dari siswa, dapat saja dikemukakan oleh guru sendiri. Tahap

ini dapat disebut dengan tahap inisisasi atau mengawali, memulai, atau undangan

agar siswa memusatkan perhatian pada pembelajaran. Apersepsi dalam kehidupan

juga dapat dilakukan, yaitu mengaitkan peristiwa yang telah diketahui siswa dengan

materi yang akan dibahas, sehingga nampak adanya kesinambuangan pengetahuan,

karena diawali dengan hal-hal yang telah diketahui siswa sebelumnya yang

ditekankan pada keadaan yang ditemui dalam keadaan sehari-hari. Pada pendahuluan

ini guru juga dapat melakukan eksplorasi pada siswa melalui pemberian tugas untuk

studi lapangan dan mengobservasi keadaan. Manfaat dikemukakannya masalah

Page 55: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

(terutama pernyataan yang mengandung pro dan kontra) pada awal pembelajaran

akan membantu siswa dalam berfikir untuk menganalisa isu tersebut, dengan

demikian akan ada interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa yang

lain. Sebagai contoh dalam pembelajaran tentang materi asam basa, guru meminta

siswa untuk mengemukakan isu atau suatu teknologi yang berhubungan dengan

materi seperti kandungan asam dan basa dalam sabun, deterjen, obat sakit maag dan

yang lainnya.

Tahap kedua adalah tahap proses pembentukan konsep. Pada tahap ini guru

dapat menggunakan berbagai metode seperti demonstrasi, eksperimen, diskusi

kelompok dan yang lainnya. Siswa diharapakan dapat memahami apakah analisis

terhadap isu-isu atau penyelesaian terhadap masalah yang dikemukakan diawal

pembelajaran telah menggunakan konsep-konsep yang diikuti ilmuwan. Dengan

demikian siswa yang memiliki prakonsepsi yang berbeda dengan konsep para

ilmuwan, seringkali merasa bahwa konsep yang dimiliki sebelumnya ternyata tidak

tepat atau kurang tepat untuk menyelesaikan masalah yang ia hadapi. Siswa dapat

mengalami konflik kognitif lebih dahulu apabila konsep yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah atau menganalisis masalah dirasakan tidak benar. Dalam

hubungan sosial, seseorang dapat pula mengalami konfilk kognitif apabila

pandangan yang telah direncanakan tidak sesuai dengan yang lain. Namun, setelah

berdiskusi, mendengar penjelasan orang lain dengan alasan yang dapat diterima, ia

menyadari dan mengambil keputusan bahwa pandangannya perlu sirubah dalam

menghadapi persoalan teretentu, Inilah kegunaan dari metode yang menggunakan

interaksi sosial. Pada akhir tahap ini diharapkan melalui konstruksi dan rekonstruksi

Page 56: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

siswa menemukan konsep-konsep yang benar atau merupakan konsep-konsep para

ilmuwan.

Tahap selanjutnya adalah aplikasi konsep dalam kehidupan. Adapun konsep-

konsep yang telah dipahami siswa dapat diaplikasikan dalam kehidupan mereka

sehari-hari. Tahap yang keempat adalah pemantapan konsep. Selama proses

pembentukan konsep, penyelesaian masalah dan atau analisis isu, guru perlu

meluruskan kalau ada miskonsepsi selama kegiatan berlangsung, apabila sudah tidak

ada miskonsepsi, guru tetap perlu melakukan pemantapan konsep melalui

pemantapan konsep-konsep kunci yang penting diketahui dalam kajian tertentu,

karena sangat mungkin terjadi bahwa siswa masih mengalami miskonsepsi tetapi

tidak terdeteksi oleh guru. Hal ini lebih berbahaya daripada prakonsepsi yang

diperoleh diluar kelas sebelum dilakuakan pembelajaran dikelas. Miskonsepsi yang

terjadi setelah dilakukan pembelajaran topic tertentu biasanya lebih terpateri pada

kognisi seseorang karena dianggap disetujui oleh guru, dan akan digunakan dalam

penyelesaian masalah sehari-hari. Pemantapan konsep perlu dilakukan diakhir

pembelajaran, karena konsep-konsep kunci yang ditekankan pada akhir pembelajaran

akan memiliki retensi lebih lama dibanding dengan kalau tidak dimantapkan oleh

guru diakhir pembelajaran. Tahap pembelajaran yan terakhir adalah tahap

evaluasi/penilaian. Kegiatan ini untuk mengetahui ketercapaian tujuan belajar dan

hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran melalui STM.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran STM menuntut siswa

aktif dalam tiapa tahap pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator. Apabila ditinjau

dari kurikulum 2004, penerapan sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran

Page 57: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dapat mengembangkan keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Begitupula

jjika ditinjau dari kurikulum 2007 (KTSP) yang merupakan penyempurnaan

kurikulum 2004, pendidikan sains merupakan kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi. Pemberian mata pelajaran sains bagi anak dimaksudkan

untuk memperoleh kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan

berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Berikut adalah syntaks dari

pembelajaran STM adalah :

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran STM

Tahap-tahap Kegiatan guru Kegiaan Siswa

Pendahuluan Guru mengemukakan masalah

yang ada dimasyarakat yang

dapat digali dari siswa atau

mengaitkan peristiwa yang

diketahui siswa dengan materi.

Siswa berinteraksi dengan guru

mengemukakan isu-isu atau

masalah yang ada dimasyarakat

atau peristiwa yang telah mereka

ketahui

Proses

pembentukan

konsep

Guru menggunakan berbagai

metode (yang dalam penelitian

ini adalah proyek dan

eksperimen) dalam

menganalisis/menyelesaikan

masalah yang telah

disampaikan.

Siswa

menganalisis/menyelesaikan

masalah yang telah mereka

temukan dengan metode yang

diberikan dari guru.

Aplikasi konsep Guru mengajak siswa berfikir

bahwa konsep-konsep yang

telah dipahami siswa dapat

diaplikasikan dalam kehidupan

mereka sehari-hari

Dengan konsep yang telah

dipahami, siswa

mengaplikasikan konsep tersebut

dalam kehidupan mereka sehari-

hari

Pemantapan

konsep dalam

kehidupan

Guru meluruskan kalau ada

miskonsepsi selama kegiatan

berlangsung dan ditekankan

diakhir pembelajaran

Siswa menyebutkan kembali

konsep yang didapatkan dari

pembelajaran

Penilaian atau

evaluasi.

Guru mengevaluasi kegiatan

pembelajaran STM yang telah

dilaksanakan

Siswa melaksanakan evaluasi

yang diberikan guru

Page 58: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

e. Manfaat Pembelajaran Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

Pembelajaran STM merupakan merupakan pembelajaran multi tujuan.

Disamping menekankan penguasaan konsep, siswa juga dilatihkan beberapa aspek

lain seperti keterampilan proses, kreativitas, kritis, analisis, nilai-nilai, keterkaitan

bidang studi dalam pembelajaran pendekatan sains. Hasil pembelajaran melalui STM

diharapkan dapat digunakan siswa untuk dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kelebihan dari pembelajaran STM adalah : (1) Sesuai dengan kurikulum dan

berkaitan dengan permasalahan yang dihadapai masyarakat serta menjawab

permasalahan tersebut. (2) Multidispliner, melibatkan berbagai aspek dan keilmuwan

dalam pembelajaran. (3) Topik/arah ditentukan oleh siswa terhadap masalah yang

ada dilingkungan sekitar. (4) Pembelajaran dimulai dari aplikasi sains dalam

masyarakat. (5) Menggunakan sumber daya yang ada dilingkungan. (6) Tugas siswa

adalah mencari, mengolah dan menyimpulkan. Pembelajaran dengan Pendekatan

STM dalam penelitian ini, diberikan metode yang berbeda yaitu proyek dan

eksperimen secara kelompok.

6. Proyek

Metode proyek telah dikembangkan sejak tahun tujuh puluhan yaitu pada saat

dikembangkannya Integrated Science Teaching oleh UNESCO. Metode ini melatih

seseorang untuk kreativ dalam memilih, merancang dan memanipulasi alat serta

bahan hingga terjadi produk yang berkaitan dengan topic atau konsep yang sedang

dibahas. Disini tampak keterkaitan yang erat antara sains dan teknologi. Metode

proyek mendukung kecakapan hidup yang terdiri atas kecakapan personal, sosial,

Page 59: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

akademik, dan vokasional. Kecakapan hidup dalam Pendidikan Berbasis Luas,

adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup

dan kehidupan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif

mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. Ratna

Wilis Dahar (1986: 16) menyatakan metode proyek merupakan suatu teknik

instruksional yang melibatkan penggunaan alat dan bahan yang diusahakan oleh

siswa secara perorangan atau kelompok kecil siswa, untuk mencari jawaban terhadap

suatu masalah dengan perpaduan teori-teori dari berbagai bidang studi

Dalam proyek, siswa menemukan sendiri apa yang mereka pelajari dengan

berkelompok untuk memecahkan suatu masalah, yang mana masalah nyata

dilingkungan sekitar lebih nyata dan komplek daripada di buku. Yayasan pendidikan

Oracle (Oracle Eduxcation Foundation, 2011) yang merupakan pusat teknologi

pembelajaran menyatakan bahwa “pembelajaran proyek mendukung perkembangan

kemampuan berfikir kritis siswa”.

Pelaksanaan metode proyek di kimia, para siswa secara berkelompok

merencanakan dan melakukan penelitian di lapangan dan laboratorium yang

melibatkan penggunaan alat dan bahan untuk mencari jawaban terhadap suatu

masalah. Selain itu siswa melakukan kajian teori melalui beberapa buku kimia,

melakukan diskusi dan menyusun laporan. Setelah proyek dilaksanakan dalam

pembelajaran siswa membuat produk dengan bahan yang sudah ada dan berkaitan

dengan materi, contoh produk yang bisa dibuat dan sesuai dengan materi asam basa

adalah jeruk lemon dicampurkan dengan soda kue dapat membersihkan noda dari

tempat plastik. Setelah itu siswa menyusun laporan tertulis dan melakukan publikasi

Page 60: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dengan mengadakan pameran, majalah dinding ataupun presentasi di kelas mereka.

Penyelesaian suatu proyek memerlukan waktu cukup banyak, oleh karena itu untuk

menerapkan metode proyek ini guru perlu mencari cara untuk memanfaatkan waktu

luang siswa secara bijaksana dan pengaturan waktu yang baik sehingga tidak

mengambil jatah jam untuk materi lain.

Tabel 2.2 Tahap-tahap Pendekatan STM dalam Metode Proyek

Tahap-tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa

Pendahuluan Guru menugaskan siswa

mencari permasalahan yang

ada dimasyarakat dan

berhubungan dengan materi

asam basa melalui pengamatan

keseharian, buku, internet, dll.

Siswa mencari permasalahan

yang ada dimasyarakat yang

ada hubungannya dengan materi

asam basa melalui pengamatan

keseharian, buku, internet

Proses

pembentukan

konsep

Guru menugaskan siswa untuk

menganalisis asam basa

dengan indikator yang alam

dan menyusun penyelesaian

masalah serta membuat produk

yang telah mereka temukan

dan mempresentasikan.

Siswa melakukan menganalisis

asam basa dengan indikator

yang ada di alam dan menyusun

penyelesaian masalah serta

membuat produk yang telah

mereka temukan sesuai

kelompok dan

mempresentasikan

Aplikasi

konsep

Guru mengajak siswa berfikir

bahwa konsep-konsep yang

telah dipahami melalui

penugasan proyek, materi

asam basa dapat diaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari

Siswa berfikir bahwa konsep-

konsep yang telah dipahami

melalui penugasan proyek

materi asam basa dapat

diaplikasikan dalam kehidupan

mereka sehari-hari

Pemantapan

konsep dalam

kehidupan

Guru meluruskan kalau ada

miskonsepsi selama kegiatan

berlangsung dan ditekankan

diakhir pembelajaran

Siswa menyebutkan

kembalikonsep yang didapatkan

dari pembelajaran

Penilaian atau

evaluasi.

Guru mengevaluasi kegiatan

pembelajaran STM dengan

metode proyek yang telah

dilaksanakan

Siswa melaksanakan evaluasi

yang diberikan guru

Page 61: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Penerapan metode proyek dapat mendorong tumbuhnya kreativitas bagi sebagian

besar siswa sehingga mampu meraih suatu prestasi pada perlombaan ataupun

pameran. Hal ini sesuai dengan pendapat R.W. Dahar (1986), bahwa "Pada siswa

yang kreatif biasanya dihasilkan karya yang baru dan asli, bahkan mungkin saja

memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Keberhasilan

karya siswa dalam suatu proyek yang dibuatnya sendiri, merupakan suatu

kebanggaan tersendiri Ini berarti kebanggaan akibat prestasi yang baik akan

mendorong siswa untuk melangkah lebih maju dalam proyek berikutnya, sehingga

secara tak langsung ia telah berhasil mengembangkan konsep-konsep yang

dimilikinya dari berbagai bidang studi yang telah dipelajarinya.

Melalui metode proyek siswa dapat bertindak lebih leluasa dan dapat

menyalurkan bakatnya masing-masing secara mandiri, tanpa mendapat rintangan

untuk melakukan hal yang sama dengan teman-temannya sekelas. Dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru sebaiknya telah menyusun persiapan

mengajar yang dituangkan dalam bentuk skenario pembelajaran. hal itu berarti guru

memfasilitasi aktivitas siswa dalam mengembangkan kompetensinya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode proyek memiliki

keunggulan dapat memotivasi minat siswa dalam bidang IPA ,meningkatkan

kreativitas, mengembangkan keingintahuan ilmiah siswa, memajukan pemikiran

mandiri siswa dan pola berpikir kritis, mengembangkan apresiasi siswa untuk kerja

ilmiah sehingga prinsip ilmiah lebih berarti, menolong pengembangan setiap

individu semaksimal mungkin dan menumbuhkan rasa percaya diri. Selain melatih

siswa mengembangkan teknik pamecahan masalah, melalui metode proyek, guru

Page 62: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan pola berpikir kritis oleh

karena itu sebaiknya dalam melaksanakan proyek guru tidak terlalu dominan,

pemberian bimbingan perlu dibatasi, sehingga kreativitas siswa lebih berkembang.

Meskipun metode proyek memiliki banyak kelebihan, metode ini juga memiliki

kekurangan yang perlu diperhatikan, supaya dalam pelaksanaannya bisa diantisipasi,

metode proyek memberikan kebebasan kepada siswa, sehingga diperlukan batasan

yang jelas sehingga indikator yang akan dicapai bisa tercapai, memerlukan waktu

yang lebih banyak dalam proses pembelajaran, perlu ada pelurusan konsep jika ada

siswa yang miskonsepsi.

7. Eksperimen

Metode Eksperimen sering dikaburkan dengan kerja laboratorium, eksperimen

merupakan percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu,

hal ini sejalan dengan pendapat Rusyan (dalam Syaiful Sagala 2010:220) “kadang-

kadang orang sering mengaburkan pengertian eksperimen dan kerja laboratorium,

meskipun kedua pengertian ini mengandung prinsip yang hampir sama, namun

berbeda dalam konotasinya”. Jadi, metode eksperimen merupakan metode yang bisa

dilakukan dilaboratorium maupun diluar laboratorium, sedangkan kerja laboratorium

sudah pasti berada dilaboratorium.

Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa

melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu

pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan

metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti

proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik

Page 63: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Peran guru

dalam metode eksperimen sangat penting, khususnya berkaitan dengan ketelitian dan

kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai

kegiatan eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar.

Kelebihan-kelebihan metode eksperimen adalah : (a) Siswa lebih percaya atas

kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya

menerima apa yang disampaikan guru atau buku. (b) Mengembangkan sikap untuk

mengadakan studi eksploratoris tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang

ilmuwan. (c) Didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain : (1) Siswa

belajar dengan mengamati sendiri suatu proses atau kejadian. (2) Siswa terhindar

jauh dari verbalisme. (3) Memperkaya pengalaman dengan hal yang bersifat objektif

dan realistis. (4) Mengembangkan sikap berfikir ilmiah. (5) Hasil belajar akan tahan

lama dan internalisasi

Sedangkan kelemahan-kelemahan dari metode eksperimen adalah : (a)

Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah

diperoleh dan murah. (b) Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang

diharapkan, karena dimungkinkan ada faktor-faktor tertentu yang diluar jangkauan

kemampuan. (c) Menuntut penguasaan materi, fasilitas peralatan dan bahan

mutakhir. Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan STM dengan

metode eksperimen dalam penelitian disini, guru bersama siswa mencari

permasalahan yang ada, kemudian siswa melakukan analisis dengan praktikum yang

mana pedoman praktikum sudah ada. Sebagai contoh dalam penggunaan pewarna

atau pencucian batik, pH limbah dari pewarnaan dan pencucian diukur untuk

Page 64: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

selanjutnya dianalisis bagaimana dampak dari produksi batik. Begitupula dengan

penggunaan sabun dan deterjen yang sudah menjadi bagian dari masyarakat. Dalam

praktek pembelajaran, setiap kelompok berbrda permasalahan, tetapi cara

menyelesaikannya hamper sama, hal ini bertujuan agar siswa mengetahui lebih

banyak contoh aplikasi asam basa disekitar kehidupan. Tahap pendekatan STM

dalam metode proyek dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.3 Tahap-tahap Pendekatan STM dalam Metode Eksperimen

Tahap-tahap Kegiatan guru Kegiatan Siswa

Pendahuluan Guru bersama siswa mencari

permasalahan yang ada

dilingkungan yang ada

hubungannya dengan materi

asam basa

Siswa mencari permasalahan

yang ada dilingkungan yang

ada hubungannya dengan

materi asam basa

Proses

pembentukan

konsep

Guru menjelaskan ke Siswa

untuk melakukan analisis

dengan praktikum yang mana

pedoman praktikum sudah ada,

permasalahan setiap kelompok

berbeda dalam lingkup asam

basa.

Siswa melakukan analisis

dengan praktikum yang

mana pedoman praktikum

sudah ada, permasalahan

setiap kelompok berbeda

dalam lingkup asam basa

Aplikasi konsep Guru mengajak siswa berfikir

bahwa konsep-konsep yang

telah dipahami siswa dapat

diaplikasikan dalam kehidupan

mereka sehari-hari

Siswa berfikir bahwa

konsep-konsep yang telah

dipahami siswa dapat

diaplikasikan dalam

kehidupan mereka sehari-

hari

Pemantapan

konsep dalam

kehidupan

Guru meluruskan kalau ada

miskonsepsi selama kegiatan

berlangsung dan ditekankan

diakhir pembelajaran

Siswa menyebutkan kembali

konsep yang didapatkan dari

pembelajaran

Penilaian atau

evaluasi.

Guru mengevaluasi kegiatan

pembelajaran STM dengan

metode eksperimen yang telah

dilaksanakan

Siswa melaksanakan evaluasi

yang diberikan guru

Page 65: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

8. Kreativitas Siswa

Salah satu karakteristik mata pelajaran kimia adalah abstrak, sehingga

memerlukan kesiapan intelektual yang memadai seperti berfikir divergen, berfikir

konvergen, kreativitas, persepsi, dan pemecahan masalah. Kreativitas menurut

Lumsdaine dalam bustama ismail (2010) adalah “mempergunakan imaginasi dan

berbagai kemungkinan yang diperoleh dari interaksi dengan ide atau gagasan, orang

lain dan lingkungan untuk membuat koneksi dan hasil yang baru serta bermakna”,

artinya mengembangkan pemikiran alternatif atau kemungkinan dengan berbagai

cara sehingga mampu melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang dalam interaksi

individu dengan lingkungan sehingga diperoleh cara-cara baru untuk mencapai

tujuan yang lebih bermakna. Pandangan lain tentang kreativitas disampaikan oleh

Guilford’s (1967) kreativitas adalah suatu kemampuan untuk melihat atau

menggunakan bermacam-macam kemungkinan penyelesaian masalah. Dari

penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwasanya orang yang kreatif adalah orang

yang menggunakan suatu metode atau pemecahan masalah yang berbeda daripada

umumnya. Rogers dalam Utami Munandar (2009) menekankan bahwa sumber dari

kreativitas adalah kecnderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi,

dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk

mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme. Mihaly

Csikszentnihalyi (2006) menggambarkan kreativitas mempunyai hubungan erat

antara wilayah domain (pengetahuan, nilai) yang menunjukkan kualitas seseorang

baik dari gen, bakat maupun pengalaman yang mana hal ini merupakan produk dari

komunikasi dengan orang lain atau lingkungan sosial.

Page 66: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tes kreativitas yang banyak digunakan dewasa ini untuk mengukur nilai

kreativitas sesorang dari anak-anak hingga dewasa adalah tes kreativitas verbal. Tes

ini merupakan tes kreativitas pertama yang dikontruksi di Indonesia pada tahun 1977

untuk mengukur kemampuan divergen. Konstruksi tes kreativitas verbal

berlandaskan model struktur intelek dari Guilford sebagai kerangka teoritis. Tes ini

terdiri dari enam sub-tes yang semuanya mengukur dimensi operasi berfikir

divergen, dengan dimensi kontan verbal, tetapi masing-masing berbeda dalam

dimensi produk. Setiap sub-tes mengukur aspek yang berbeda dari berfikir kreatif.

Kreativitas atau berfikir kreatif secara operasional dirumuskan sebagai suatu proses

yang tercermin dari kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berfikir.

Keenam sub-tes dari tes kreeativitas verbal tersebut yaitu : (a) Permulaan kata,

permulaan kata ini mengukur kelancaran kata yaitu untuk menemukan kata-kata

yang memenuhi persyaratan structural tertentu. (b) Menyusun kata, responden harus

menyusun sebanyak mungkin kata-kata dengan menggunakan huruf-huruf dari

sebuah kata yang diberikan (anagram). Tes ini juga mengukur kelancaran kata tetapi

berabeda dengan permulaan kata karena juga menuntut kemampuan perceptual. (c)

Membentuk kalimat tiga kata, responden harus menyusun kalimat-kalimat sendiri

yang terdiri dari tiga kata, tetapi urutan dari penggunaan ketiga huruf tersebut boleh

sekehendak responden. Tes ini merupakan ukuran dari kelancaran dalam ucapan.

Tiap kalimat boleh memakai satu kata yang telah dipakai pada kalimat yang dipakai

sebelumnya. (d) Sifat-sifat yang sama, responen harus menemukan sebanyak

mungkin objek yang semuanya memiliki dua sifat yang ditentukan. Tes ini

merupakan ukuran dari kelancaran dalam memberikan gagasan yaitu kemampuan

Page 67: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

mencetuskan gagasan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam waktu yang

terbatas. (e) Berbagai jenis penggunaan, penggunaan benda sehari-hari yang telah

ditentukan , akan tetapi penggunaaan-penggunaan tersebut haruslah pengguanaan

yang tidak lazim/ biasa. Tes ini merupakan ukuran dari fleksibilitas, karena dalam

tes ini responden harus melepaskan diri dari kebiasaaan untuk melihat setiap benda

untuk melakukan hal/pekerjaan tertentu. Selain itu, tes ini juga mengukur originalitas

dalam pemikiran, yang dilihat kejarangan dari jawaban responden. (f) Akibat/

konsekuensi, responden harus memikirkan segala sesuatu yang mungkin terjadi

sebagai akibat dari suatu kejadian hipotesis yang telah ditentukan. Tes ini menuntut

responden untuk menggunakan daya imajinasinya dan dapt menguraikan gagasan-

gagasannya. Tes ini merupakan ukuran dari kelancaran dalam memberikan gagasan

yang dikombinasikan dengan elaborasi.

Raymond S. Nikerson dalam bukunya yang berjudul “the teaching of thinking”

menyebutkan bahwa komponen kreativitas yang bisa diterima adalah : (1) Abilities

(kecakapan/kepandaian), kreativitas adalah berfikir. Bagaimanapun, ini mempunyai

pengaruh yang penting antara kemampuan khusus kreativitas dan kemampuan yang

hanya memungkinkan mereka-reka asal kejadian. Peneliti telah menyusun macam-

macam kecakapan kreativitas untuk membedakan kepandaian atau akal seseorang ,

yaitu : (a) Kelancaran menyampaikan ide (ideational fluency) , merupakan

kemampuan untuk mengorganisasi sejumlah kemampuan ide dengan cepat dan

mudah. Contoh klasik adalah masalah penggunaan batubata, seberapa banyak

menggunaan batubata yang dapat kamu sebutkan dalam periode ini? Orang merespon

pertanyaan ini dengan memberikan penilaian untuk sejumlah ide, ide yang berbeda

Page 68: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dari biasanya, dan variasi dari jenis ide, sering disebut dengan flexibilitas. Secara

teori yang rasional, kemampuan kelancaran kreativitas berbanding lurus.

Orang yang lebih banyak mempunyai dugaan ide akan mempunyai lebih banyak

hal dalam menciptakan, begitupula sebaliknya. (b) Remote associate

(menggabungkan tersendiri) Mednick dalam Raymond S. Nikerson menyatakan

orang yang creative mungkin mempunyai hirarki penghubung yang datar yang

artinya bahwa mereka dapat memperbaiki menggabungkan sendiri lebih cepat

daripada yang tidak kreativ, pemikir keras. Sebagai contoh jika dihadapkan dengan

gambaran ada tikus, biru dan rumah kecil, pada umumnya orang mungkin akan

berfikir keju. (c) Intuition, merupakan laporan akhir dari seseorang yang sulit

menjelaskan sesuatu secara ilmiah atau sesuai prosedur yang telah ditentukan, tetapi

keputusan tersebut benar dan bisa diterima dengan akal.

(2) Cognitive style (tindakan kognitif), ada beberapa sifat yang berhubungan dengan

sifat kognitif. (a) Problem finding (menemukan masalah) adalah membuktikan

prediksi yang diluar dugaan, (b) Investigating (menyelidiki), MacKinnon

menyimpulkan bahwa kreativitas investigasi dalam sains lebih bersifat kreativitas

individu yang cenderung untuk untuk mennyampaikan pendapat yang mereka

jumpai, (c) Field independence (kebebasan menyatakan sesuatu) kemampuan dan

perkataan untuk menangkap sesuatu secara menyeluruh dan bagian tersembunyi

dalam kontek. (3) Attitudes (sikap/pemikiran). Beberapa peneliti telah menemukan

hubungan antara kreativitas dan sikap atau pemikiran. Komponen dari sikap atau

pemikiran dalam kreativitas dalam buku ini adalah (a) Original , oleh karena kondisi

asli dibutuhkan dalam kreativitas, maka tidak mengherankan jika didapati sikap yang

Page 69: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

berhubungan langsung dengan keaslian. Mungkin setiap orang mempunyai nilai

orisinil atau asli, tetapi orang creative lebih bisa membedakan antara keaslian dengan

yang konvensional. (b) Value complexity (keseluruhan nilai), Welsh dalam Raymond

s. nikerson menyimpulkan bahwa orang kreative lebih suka dengan yang abstrak,

perspektif atau pandangan umum terhadap masalah, sifat seperti ini merupakan

kualitas kecerdasannya. (c) Komitmen. Komitmen adalah sifat konsistensi kreativitas

tertinggi oleh seorang individu. (4) Strategies (strategi), komponen dari strategi

adalah (a) Long Searches (Pemikiran yang mendalam), tidak tunduk pada satu cara

dan menganggap banyak alternative fakta yang menguatkan penelitian bahwa strategi

efiktif untuk berfikir intensif secara umum.

Ada dua klasifikikasi dalam hal ini, pertama, pemikiran yang mendalam

mempertimbangkan banyak kandidat solusi. Kedua, Getzels and Csikszentmihalyis

(1976), dalam memecahkan masalah seharusnya diingat, pemikiran mendalam

merupakan langkah awal dalam pernyataan kreatif yang bercirikan komitmen dan

langsung yang merupakan tingkah laku kreativ. Orang yang kurang kreatif terlihat

meremehkan pekerjaan dan berkonsentrasi pada hasil. (b) Analogy, Bronowski dalam

Raymond S. Nikerson menekankan pentingnya alasan yang analogy baik dalam sains

maupun seni. Banyak penelitian sains telah melibatkan analogi, seperti

menganalogikan hubungan materi yang satu dengan yang lain. (c) Brainstorming

adalah grup pemecahan masalah. Ini didesain untuk mencegah tingkah laku kritis

yang melenceng yang sering ada dalam pertemuan formal. Dasar dari strategi ini

adalah membatasi daftar pilihan yang panjang dan kemudian menyeleksi dari

kesemuanya. Sementara pembatasan pilihan, berperan untuk memberanikan dan

Page 70: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

membangun ide yang lain. (d) The case for strategies (strategi pemecahan

permasalahan). Pemikiran yang mendalam, membuat analogi, dan brainstorming

menunjukkan bahwa keberhasilan strategi untuk memikirkan pertanyaan yang

komplek. Dalam penelitian ini, untuk mengukur kreativitas menggunakan

kemampuan kreativitas verbal dan tes kreativitas tindakan, tes kreativitas tindakan

dengan indikator dan komponen yang dijelaskan dalam tabel 2. 5 dibawah ini:

Tabel 2.5 Komponen Tes Kreativitas Tindakan dalam Raymond S. Nikerson

Komponen Indikator

Abilities / kecakapan/kepandaian Kelancaran menyampaikan ide

Menggabungkan tersendiri

Cognitive style / tindakan kognitif Menemukan masalah

Kebebasan menyatakan sesuatu

Attitudes / Sikap atau pemikiran Keaslian

Keseluruhan nilai

Strategies / strategi Pemikiran yang mendalam

Analogi

Brainstorming

Strategi pemecahan permasalahan

Indikator kreativitas diatas dikembangkan menjadi komponen penilaian tes

kreativitas tindakan dalam penelitian ini. Apabila hasil penilaian terjadi perbedaan

dari hasil tes antara kreativitas verbal dan tes kreativitas tindakan, maka dilakukan

wawancara untuk mengetahui kecenderungan siswa tersebut kreativ atau tidak.

Kreativitas merupakan salah satu kemampuan yang perlu ditumbuhkan di dalam

kelas dan perlu dikembangkan kreativitas dalam semua segi. Untuk menumbuhkan

iklim atau suasana kreatif didalam pelajaran kimia yang memungkinkan siswa untuk

membuka dirinya, merasa bebas dan aman untuk mengungkapkan pikiran dan

perasaannya. Guru perlu melakukan pemanasan seperti dilakukan seseorang sebelum

Page 71: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

berenang. Pemanasan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka

mengajukan suatu masalah kimia yang dapat diambil dari kehidupan di sekitar siswa,

yang mendorong ungkapan pikiran dan perasaan. Dengan demikian pelajaran kimia

akan memberikan suatu tantangan, pengalaman baru yang dapat mendorong

kreativitas siswa. Siswa yang kreatif ketika diberi pembelajaran dengan metode

proyek akan menghasilkan produk yang berbeda dari yang lain dan mempunyai nilai

orisinalitas yang tinggi.

9. Kemampuan Berfikir Kritis

Berfikir merupakan kegiatan penggabungan antara persepsi dan unsur-unsur yang

ada dalam pikiran untuk menghasilkan suatu pengetahuan. Berfikir dapat terjadi pada

seseorang apabila ia mendapat rangsangan dari luar dan melalui berfikir inilah

seseorang mengatasi maslah yang dihadapainya. Menurut Hipkin dalam Wahyu

Widodo, “berfikir adalah penggunan proses kreatif, kritis, metakognitif, dan reflektif

untuk menalar dan mempertanyakan informasi, pengalaman, dan ide”.

Apabila ditinjau dari kemampuan generik yang sedang dikembangkan, yaitu

keterampilan generik merupakan keterampilan employability yang digunakan untuk

menerapkan pengetahuan, kemampuan berfikir dibedakan menjadi tiga yaitu :

konseptual, analitis, dan kritis. Masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Namun,

dalam penelitian ini difokuskan pada kemampuan berfikir kritis.

Berfikir kritis pertama kali dikenalkan pada tahun 1906 oleh Sumner (John M.

Weiner, 2011) yang mendefinisikan bahwa berfikir kritis adalah proses mental yang

aktif dan mempunyai kemampuan untuk mengkonsep, menerapkan, menganalisis,

dan mensintesis informasi yang diperoleh untuk menjawab atau menyimpulkan.

Page 72: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Proses ini dikatakan meningkatkan kemampuan individu dalam mengefektifkan

informasi untuk belajar dengan perbuatan, gambar sebagai disiplin ilmu. Berfikir

kritis meningkatkan kemampuan siswa untuk focus terhadap hasil yang dicapai yang

prosesnya meliputi tindakan, uji coba pembelajaran, observasi dan pengalaman.

Berpikir kritis adalah suatu aktifitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan

nalar. Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi beberapa

bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis,

penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik

pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka akan semakin dapat mengatasi

masalah-masalah atau proyek komplek dan dengan hasil yang memuaskan.

Liliasari (2000) dan Krulik dan Rudnick (1999) dalam Muhfahroyin (2005)

menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan aktivitas berpikir tingkat

tinggi. Berpikir kritis ini mengaktifkan kemampuan melakukan analisis dan evaluasi

bukti,identifikasi pertanyaan, kesimpulan logis, memahami implikasi argument.

Menurut Haris, et all dalam Wahyu Widodo, berfikri kritis mempunyai indikator

sebagai berikut : (a) kritik terhadap tulisan ilmah. (b) interpretasi dan analisis data

eksperimental. (c) menulis essai atau yang sejenis. (d) membuat peta konsep. (e)

berdebat.

Scriven & Paul dalam Bhisma Murti, berfikir kritis adalah proses intelektual

yang dengan aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis,

mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari

pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu

keyakinan dan tindakan. Sedangkan menurut Chance dalam Bhisma Murti

Page 73: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

kemampuan berfikir kritis merupakan kemampuan untuk menganalisis fakta,

mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat

perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan

masalah. Kemampuan inti berfikir kritis digambarkan dalam gambar dibawah ini :

Gambar 2.1. Kemampuan inti Berfikir Kritis

Penjelasan dari gambar diatas diketahui komponen dari kemampuan berfikir

kritis adalah : Interpretasi yang indikatornya kategorisasi, dekode, mengklarifikasi

makna, Analisis dengan indikator memeriksa gagasan, mengidentifikasi dan

menganalisis argument, Evaluasi dengan indikator menilai klaim dan argument,

Inferensi dengan indikator mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya,

differential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil

keputusan, Penjelasan dengan indikator menyatakan masalah dan hasil,

mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan argument, Regulasi diri

dengan indikator meneliti diri, mengoreksi diri.

Howard Community College Columbia, MD (2006) mengeluarkan standar

assessmen untuk kemampuan berfikir kritis (critical thinking) yang mencakup

kemampuan kognitif dan komponen sub kemampuan yang disajikan dalam tabel.

Page 74: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 2.4 Kemampuan Berfikir Kritis

Cognitive skill Komponen

Interpretation

(Interpretasi)

Categorization (Kategorisasi)

decoding significance (dekode)

clarifying meaning (Mengklarifikasi makna)

Analysis

(Analisis)

examining ideas (Menyeleksi ide)

identifying arguments (Mengidentifikasi argumen)

analyzing arguments (Menganalisis Argumen)

Evaluation

(Evaluasi)

assessing claims (Menilai klaim)

assessing arguments (Menilai argumen)

Inference

(Inferensi)

querying evidence (Mempertanyakan klaim)

conjecturing alternatives (Memikirkan alternatif)

drawing conclusions (Menyimpulkan)

Explanation

(Penjelasan)

stating results (Menyatakan hasil)

justifying procedures (Mengemukakan kebenaran prosedur)

presenting arguments (Mempresentikan argumen)

self-regulation

(Regulasi diri)

self-examination (Meneliti diri)

self-correction (Mengoreksi diri)

Berdasarkan analisis materi asam basa dan pendekatan serta metode

pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, maka kemampuan berfikir kritis

yang dikembangkan dalam penelitian disini adalah : (a) mengintepretasi data, table,

gambar. (b) mengategorikan informasi berupa data, table, gambar. (c)

mengklasifikasikan serangkaian informasi kedalam bagian-bagian yang terpisah (d)

mengidentifikasi argument. (e) menganalisis argument atau pernyataan (f) menilai

argument yang benar dan salah. (g) memikirkan alternative pemecahan masalah. (h)

menarik kesimpulan. (i) mengemukakan kebenaran prosedur.

Siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi akan dapat mengatasi

permasalahan dalam pembelajaran sehingga prestasi belajar akan tinggi pula,

sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan berfikir rendah, diharapkan dengan

pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian ini, prestasi belajar akan

Page 75: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

meningkat. Akan tetapi, dalam proses pembelajaran tidak semua yang diharapakan

sesuai dengan kenyataan, mungkin saja akan terjadi kebalikannya, siswa yang

memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi prestasi belajar menurun dan siswa yang

memiliki kemampuan berfikir kritis rendah justru prestasi belajar akan meningkat,

hal ini disebabkan oleh banyak factor seperti instrument pembelajaran, dan lain

sebagainya.

10. Prestasi Belajar

Sebuah proses pendidikan ada tiga komponen yang saling berkaitan

berkenaan dengan proses pembelajaran yang harus dipenuhi oleh para guru. Ketiga

komponen tersebut adalah perencanaan pembelajaran yang harus disesuaikan dengan

tujuan pembelajaran, pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran atau

KBM dan evaluasi pembelajaran sebagai penentu berhasil tidaknya proses

pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan setelah siswa mengalami

kegiatan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dari sebuah kegiatan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran juga dapat

dijadikan acuan dalam mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

telah diajarkan.

Hasil belajar adalah penguasaan ilmu pengetahuan atau ketrampilan atau

sikap yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang diajarkan. Hasil belajar

kaitannya dengan metode pembelajaran yang diterapkan. Kemampuan guru untuk

mengelola pembelajaran dengan baik akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah

satu dari hasil belajar adalah prestasi belajar, prestasi belajar adalah kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengamalan belajarnya prestasi belajar yang

Page 76: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

akan dinilai dalam penelitian disini adalah aspek kognitif, afektif dan

psikomotoriknya.

Penggunaan pendekatan pembelajaran STM yang telah banyak

dikembangkan oleh ahli pendidikan dan diteliti oleh banyak peneliti pendidikan,

memberikan kesimpulan bahwa dengan pendekatan pembelajaran STM diperoleh

keberhasilan dalam prestasi belajar siswa. Cara penilaian yang dilakukan dalam

evaluasi pembelajaran harus dirancang dengan memperhatikan beberapa hal, antara

lain : mengacu pada kurikulum, artinya penilaian yang dilakukan harus disesuaikan

dengan kompetensi yang harus dicapai siswa; bersifat adil bagi semua siswa,

penilaian tidak membedakan latar belakang budaya, ras, jenis kelamin dan hal-hal

lain yang tidak masuk dalam aspek penilaian; dapat memberikan informasi lengkap

tentang pemahaman siswa, sehingga guru dapat melakukan perbaikan dalam kegiatan

pembelajaran; bermanfaat bagi siswa sehingga penilaian yang dilakukan akan

mengetahui kekuatan/ kelebihan dan kelemahannya; dan pelaksanaan evaluasi

dilaksanakan tanpa paksaan atau dalam suasana yang menyenangkan, karena kondisi

yang tertekan akan mengakibatkan siswa tidak siap melakukan penilaian.

Penilaian prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara

lain : tes tertulis, angket, hasil pengamatan, dan tes lisan. Penilaian prestasi belajar

yang sering dilakukan adalah tes tertulis. Dalam tes tertulis yang akan digunakan

harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan, diantaranya reliabilitas dan

validitasnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui prestasi

belajar dilakukan evaluasi atau penilaian. Tes yang baik harus memenuhi kriteria

tertentu dan juga harus sesuai dengan tujuan peruntukannya.

Page 77: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Dalam KTSP, dijelaskan bahwa sistem penilaian yang berlaku dalam

pembelajaran KTSP, tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan

secara integrasi dengan kegiatan pembelajaran dalam arti kemajuan belajar dinilai

dari proses bukan semata-mata hasil. Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu

mencakup semua aspek kompetensi yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor. Dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar dibatasi pada ranah

kognitif dan afektif.

Ranah kognitif merupakan ranah yang berkaitan dengan kompetensi berpikir,

memperoleh pengetahuan, pemerolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman,

konseptualisasi, penentuan, dan penalaran. Menurut Bloom untuk mendapatkan

prestasi belajar kognitif, seseorang memiliki 6 (enam) tingkatan kognitif, yaitu: (1)

pengetahuan (knowledge), yaitu sebagai perilaku mengingat atau mengenali

informasi (materi pembelajaran) yang telah dicapai sebelumnya, (2) pemahaman

(comprehention), yaitu sebagai kemampuan memperoleh makna dari materi

pembelajaran. Hal ini ditujukan melalui penerjemahan materi pembelajaran, (3)

penerapan (application), yaitu penerapan yang mengacu pada kemampuan

menggunakan pembelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan konkrit.

Ini mencakup penerapan hal-hal seperti aturan, metode, konsep, prinsip-prinsip,dalil

dan teori, (4) analisis (analysis), yaitu mengacu pada kemampuan memecahkan

materi ke dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya. Hal

ini mencakup identifikasi bagian-bagian, analisis antar bagian, dan mengenali

prinsip-prinsip pengorganisasian, (5) sintesis (synthesis), yaitu mengacu pada

kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang

Page 78: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

baru. Hal ini mencakup komunikasi yang unik (tema atau percakapan), perencanaan

operasional (proposal), atau seperangkat hubungan yang abstrak (skema untuk

mengklasifikasi informasi), (6) penilaian (evaluation), yaitu mengacu pada

kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi pembelajaran untuk tujuan

tertentu.

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap,

derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Ada lima tipe karakteristik

afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Kelima

karakteristik afektif tersebut akan digunakan dalam penelitian ini. Sikap merupakan

kecenderungan merespon secara konsisten baik menyukai atau tidak menyukai suatu

objek. Minat merupakan watak yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong

individu mencari objek, aktivitas, pengertian, ketrampilan untuk tujuan penguasaan

atau perhatian. Konsep diri merupakan evaluasi yang dilakukan individu terhadap

kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Nilai merupakan suatu keyakinan yang

dalam tentang suatu pendapat, kegiatan, atau objek. Moral adalah pendapat atau

tindakan yang dianggap baik atau dianggap tidak baik.

Pembelajaran ditentukan oleh karakteristik peserta didik. Ranah efektif

merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran yang penting. Keberhasilan

pembelajaran ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif

peserta didik. Peserta didik yang memiliki sikap positif terhadap pelajaran akan

merasa senang mempelajari pelajaran tersebut, sehingga dapat diharapkan akan

mencapai hasil belajar yang optimal.

Page 79: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Dalam pembelajaran harus mengaktifkan faktor-faktor yang memberi

kontribusi positif pada pencapaian prestasi siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar, yang secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal

(dari diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar siswa). Faktor internal meliputi aspek

fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis antara lain kesehatan, kondisi fisik,

adanya cacat tubuh. Aspek psikologis antara lain minat, bakat, motivasi, kecerdasan.

Kemampuan berfikir kritis dan kreativitas juga merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi dari dalam diri siswa. Faktor eksternal meliputi :1) faktor

keluarga, antara lain keadaaan ekonomi, cara mendidik orangtua, suasana rumah,

relasi antar anggota keluarga, latar belakang budaya, 2) faktor sekolah, antara lain

kurikulum, media belajar, model pembelajaran, relasi guru dengan siswa, 3) faktor

masyarakat, antara lain budaya dalam masyarakat, teman bergaul.

Faktor internal siswa yang diteliti adalah kemampuan berfikir kritis dan

kreativitas tinggi dan rendah, sedangkan faktor eksternal adalah pendekatan Sains

Teknologi Masyarakat dengan menggunakan metode proyek dan eksperimen. Materi

dalam penelitian ini adalah asam basa, penilaian prestasi belajar siswa difokuskan

pada aspek kognitif, sedangkan aspek afektif dan aspek psikomotor tetap diberikan

penilaian, tetapi kedua aspek tersebut digunakan untuk pendukung hasil prestasi

belajar kognitif siswa.

11. Materi

a. Teori Asam dan Basa

Senyawa asam dapat kita temukan dengan mudah disekitar kita. Sebagai contoh,

jeruk mengandung asam sitrat dan anggur mengandung asam tartrat. Asam dan Basa

Page 80: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

adalah dua golongan zat yang sangat penting. Berkaitan dengan Asam Basa, larutan

dapat dibedakan kedalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, basa, netral. Sifat

larutan tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam basa, zat-zat

warna yang akan menghasilkan warna berbeda dalam larutan asam basa, Misalnya

lakmus merah dan lakmus biru. Contoh dalam kehidupan sehari-hari suatu bahan

yang mengandung asam basa dan garam :

Tabel 2.6 Contoh Kandungan Asam Basa dan Garam Dalam Kehidupan Sehari-hari

Asam Minuman Ringan (mengandung asam karbonat)

Pengawet makanan (menggunakan asam etanoat)

Basa Sabun, kertas dan rayon (Natrium Hidroksida)

Cairan pembersih rumah, bahan penyubur tanah (Larutan amoniak)

Garam Bubuk deterjen (Ammonium klorida)

Pengawet makanan, penyedap rasa, pencelupan dan pencetakan kain

(Natrium Klorida)

Sifat asam basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur

pH-nya. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7, larutan basa

mempunyai pH lebih besar dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH : 7. pH

larutan dapat ditentukan dengan menggunakan indikator pH (indikator universal),

atau dengan pH-meter. Pengertian Asam Basa secara terperinci dijelaskan sebagai

berikut :

1) Teori asam-basa Arrhenius

Asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+

Page 81: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

HxZ (aq) xH+ (aq) + Z

x-

Basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-).

M(OH)x (aq) Mx-

(aq) + xOH- (aq)

2) Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry

Pengertian asam dan basa menurut teori Broensted-Lowry, asam adalah donor

proton dan basa adalah akseptor proton. Suatu asam, setelah melepas satu proton,

akan membentuk spesi yang disebut basa konjugasi dari asam itu. Suatu basa, setelah

menyerap satu proton, akan membentuk satu spesi yang disebut asam konjugasi dari

basa itu.

Asam H+ + basa konjugasi

Basa + H+ asam konjugasi

Asam kuat adalah spesi yang mudah melepas proton, sedangkan basa kuat

adalah spesi yang mempunyai kecenderungan kuat menarik proton dan mempunyai

basa konjugasi lemah. Semakin kuat asam, maka makin lemah basa konjugasinya.

3) Teori Asam-Basa Lewis

Pengertian asam dan basa menurut teori Lewis, asam adalah aseptor pasangan

elektron, sedangkan basa adalah donor pasangan electron.

Contoh : H+ + NH3 NH4

+

BF3 + NH3 NH3BF3

Page 82: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Konsep asam-basa Lewis dapat menjelaskan reaksi yang bernuansa asam-basa

meskipun tidak melibatkan proton (ion H+), misalnya reaksi oksida basa dengan

oksida asam.

b. Indikator Asam Basa

Indikator asam basa adalah zat-zat warna yang memiliki warna berbeda dalam

larutan yang bersifat asam dalam larutan yang bersifat basa. Lakmus, misalnya ,

berwaran merah dalam larutan yang bersifat asam dan biru dalam larutan yang

bersifat basa. Selain itu berbagai bagian dari tumbuhan yang berwarna dapat

digunakan sebagai indikator asam basa. Misalnya, daun mahkota bunga (kembang

sepatu, bougenvil, mawar dan lain-lain), kunyit, dan bit. Zat warna dari bahan-bahan

tersebut memberi warna yang berbeda dalam larutan asam dan larutan basa.

Trayek perubahan warna indikator itu. Beberapa trayek perubahan warna dari

berbagai indikator : (a) Metil Jingga (2,9 – 4,0) perubahan warna dari merah ke

kuning, (b) Metil Merah (4,2 – 6,3) perubahan warna dari merah kekuning, (c)

Brotimol biru (6,0 – 7,6) perubahan warna dari kuning ke biru, (d) Fenolftalein (8,3 –

10,0) perubahan warna darri tidak berwarna ke merah

c. Sifat-sifat Asam dan Basa

1) Sifat-sifat Asam

Sifat dari larutan asam adalah : (a) Larutan dalam air dapat menghasilkan ion

hydrogen (H+), (b) Rasa masam, tetapi tidak semua asam boleh dirasakan karena

beracun, (c) Dapat menghantarkan arus listrik, (d) Dapat memerahkan lakmus biru,

Page 83: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

(e) Bersifat korosif pada logam. Dilihat dari tingkat keasamannya asam dibagi dua

yaitu asam kuat dan asam lemah.

2) Sifat basa

Sifat dari larutan basa : (a) Larutan dalam air dapat menghasilkan ion hidroksil

(OH-), (b) Rasa pahit, (c) Dapat menghantarkan arus listrik, (d) Dapat membirukan

lakmus merah, (e) Jika kena kulit terasa licin, (f) Dapat menetralkan asam.

d. Konsep pH, pOH, dan pKw

pH adalah derajat atau tingkat keasaman larutan, tergantung pada konsentrasi H+.

pOH analog dengan pH, dinyatakan dengan : pOH = -log [OH-], Kw (tetapan

kesetimbangan air) diperoleh dari: H2O (l) H+

(aq) + OH- (aq)

Tetapan kesetimbangan ionisasi air (Kc), Karena [H2O] konstan, maka Kw = Kc

[H2O]

Atau [H2O] = [H+][OH

-]

Kw = [H+][OH

-]

Pada suhu 250C Kw = 1x10

-14

Air murni [H+] = [OH

-] =

[H+] = [OH

-] = 1x10

-7

Kw = [H+] [OH

-]

Log Kw = - Log ([H+] [OH

-])

Log Kw = - Log [H+] + - Log [OH

-]

Page 84: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

pKw = pH + pOH

dalam larutan yang bersifat netral: pH = pOH = 7, dalam larutan yang bersifat

asam: pH < 7, dalam larutan yang bersifat basa: pH > 7

e. Kekuatan Asam Dan Basa

Derajad ionisasi (ά) diartikan perbandingan antara jumlah zat yang mengion

dengan jumlah zat mula-mula (0 < ά 1). Tetapan ionisasi asam (Ka)

HA (aq) H+ (aq) + A

- (aq)

Ka = [H+][A

-] : HA

HA (aq) H+ (aq) + A

- (aq)

Ka = √M

Ka

Tetapan ionisasi basa (Kb)

LOH (aq) L+ (aq) + OH

-(aq)

Kb =

ά = √M

Kb

f. Reaksi Penetralan

Reaksi asam dengan basa (reaksi penetralan) menghasilkan garam (reaksi

penggaraman)

Asam + Basa Garam + Air

HA (aq) + LOH (aq) LA (s) + H2O (l)

Page 85: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Reaksi antara asam kuat dengan basa kuat dapat dituliskan sebagai reaksi

antara ion H+ dengan ion OH

-. Jika mol H

+ = mol OH

-, maka campuran akan bersifat

netral. Jika mol H+ > mol OH

-, maka campuran akan bersifat asam; dan konsentrasi

H+ dalam campuran ditentukan oleh jumlah H

+ yang bersisa. Jika mol OH

- > mol H

+,

maka campuran akan bersifat basa; dan konsentrasi OH-dalam campuran ditentukan

oleh jumlah OH- yang bersisa.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

1. Dwi Prasetiyawati D. H (2007). Pengaruh Penggunaan Lingkungan Belajar

dengan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat pada pembelajaran IPA ditinjau

dari Sikap Ilmiah terhadap Prestasi Belajar Siswa. Hasil penelitian menunjukkan

terdapat perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar pada perubahan benda

baik pada aspek kognitif maupun afektif antara siswa yang diberi pembelajaran

dengan model pembelajaran STM Luar dan STM Dalam. Secara keseluruhan

dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapat pembelajaran dengan model

pembelajaran STM Luar memperoleh prestasi belajar pada aspek kognitif

maupun afektif lebih tinggi model pembelajaran STM Dalam.

2. Panji Hidayat. 2009. Metode Science Technology Society (STS) dengan

eksperimen dan proyek pada materi elektrokimia ditinjau dari Emotional

Quotient (EQ) Siswa. Dalam penelitian disini terdapst beberapa hasil yang

mendukung penelitian yang akan dilakukan yaitu ada perbedaan pengaruh antara

pembelajaran menggunakan metode Science Technology Society (STS) dengan

eksperimen dan metode Science Technology Society (STS) proyek terhadap

prestasi belajar elektrokimia.

Page 86: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

3. Banu Kisworo. 2010. Pembelajaran kimia menggunakan metode Jigshaw dan GI

ditinjau dari kemampuan awal dan kreativitas siswa. Hasil yang didapatkan dari

penelitian ini terkait kreativitas adalah perbedaan prestasi belajar antara siswa

yang mempunyai kreativitas tinggi dan rendah sangat signifikan, siswa yang

mempunyai kreativitas tinggi memiliki pengaruh paling kuat terhadap prestasi

belajar.

4. Sabiha Sunar and Omer Geban. 2011. Turkish Pre-Service Science Teachers’

Views on Science-Technology-Society Issues. Jurnal penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui atau memperdalam pemahaman tentang isu STS guru sains

sebelum melaksanakan pembelajaran. Hasil yang didapatkan adalah peserta

sepakat akan pentingnya pendidikan dalam mensukseskan pembelajaran STS di

Turki, pemahaman sains alam dan sains teknologi adalah salah satu tujuan

terpenting untuk memperbaiki kurikulum sain dan teknologi dasar di turki.

Sehingga, alasan kenapa pengertian atau pemahaman sains dan teknologi alam

yang tidak komplit harus ditekemukakan secara mendalam dan ditunjukkan

secara tepat sebelum guru sains melaksanakan pembelajaran.

5. Yoruk, Nuray,etc. 2010. The Effects of Science, Technology, Society,

Environment (STSE) interactions on teaching chemistry. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui efek dari STSE dalam meningkatkan kemampuan kimia pada

materi pemisahan campuran. Dari penelitian ini menyimpulkan bahwa siswa

yang sebelumnya mendapatkan pembelajaran secara tradisional, setelah

mendapatkan treatmen dengan pembelajaran STSE hasil belajar siswa meningkat

secara signifikan.

Page 87: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

6. Pradeep M. Dass and Robert E. Yager. 2009. Professional Development of

Science Teachers : History of Reform and Contributions of the STS Based Iowa

Chatauqua Program. Pada penelitian ini penerapan pendekatan STS

menggunakan model ICP (Iowa Chatauqua Program) yang hasilnya denagan

pembelajaran tersebut menjanjikan suatu kontribusi untuk perubahan pendidikan

yang sangat banyak di dunia pada abad ke-21

7. Ercan Akpinar. 2009. Students’ attitudes toward science and technology : an

investigation of gender, grade level, anad academic achievement. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan gender dan menggali

hubungan antara perubahan tingkah laku setelah mendapatkan pembelajaran STS

terhadap hasil akademik. Gender menunjukkan bahwa ada perbedaan perubahan

tingkah laku setelah mendapatkan pembelajaran STS terhadap hasil akademik

antara perempuan dan laki-laki, dibanding laki-laki, perempuan mempunyai

perbahan positif yang lebih baik.

8. SRI International Menlo park, CA. Oracle Education Foundation. 2011. The

Power of Project Learning withQuest. Paper ini menjelaskan bahwa

pembelajaran yang bekerja secara kelompok dalam memecahkan suatu masalah,

akan lebih baik jika dihadapkan pada permasalahan nyata dalam dunia daripada

fakta yang ada dibuku. Pembelajaran projek disimpulkan sebagai pembelajaran

yang bisa meningkatkan kemampuan berfikir kritis, kreativitas, penerimaan diri

dan motivasi.

9. Doaa A. El-Demerdash. 2011. Prefered Educational Strategies and Critical

Thinking Dispositions among Nursing Students. Penelitian ini bertujuan untuk

Page 88: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

mengetahui pengembangan berfikir kritis, dari hasil studi ini didapat kesimpulan

bahwa pengembangan berfikir kritis mempunyai pengaruh dalam strategi

pembelajaran.

10. Jr. Daniel Fasko. 2001. Education and Creativity. Tujuan dari penelitian adalah

untuk mengetahui hubungan antara kreativitas dalam pendidikan. Dari studi ini

diketahui bahwa kreativitas sangat dibutuhkan dalam pembelajaran yang

bertujuan untuk meningkatkan pemahaman sehingga hasil belajar akan

meningkat.

11. Teresa M. Amabile, dkk. 1996. Assesing the work environment for creativity.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan alat ukur atau

instrument pengukuran kreativitas dalam kerja lingkungan. Hasil yang diperoleh

dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah

dalam suatu proyek kerja lingkungan.

12. Mihaly Csikszentnihalyi. 2006. Kreativitas dapat berlangsung jika tidak ada

interaksi dalam sistem kebudayaan, dan tidak bisa dimunculkan jika tidak saling

mendukung. Kreativitas tidak terjadi secara sederhana pada individu,tetapi juga

adanya penerimaan berbagai macam kejadian dan bagaimana dukungan

lingkungan.

13. Mohd Nazir Md Zabit (2010) menyatakan kreativitas dan berfikir kritis sangat

dibutuhkan ketika metode pembelajaran dengan ciri pemecahan suatu masalah

(dalam penelitian ini adalah PBL) diaplikasikan, proses ini membantu

menyimpanan pengetahuan di memori otak.

Page 89: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

C. KERANGKA BERFIKIR

Berdasarkan teori yang telah diuraikan, dapatlah disusun suatu kerangka

pemikiran guna memperoleh jawaban sementara atas permasalahan yang

dikemukakan, adapun kerangka berfikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perbedaan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dengan Proyek dan

Eksperimen terhadap Prestasi.

Materi pelajaran asam basa merupakan materi yang bersifat pengamatan,

kontekstual atau aplikatif, Kimia merupakan ladang dari pengetahuan, yang mana

terdapat investigasi atau pengamatan dari alam dan perilaku dari semua zat di alam

dan dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia dan lingkungan. Banyak kondisi atau

keadaan yang terjadi disekitar kita berhubungan erat dengan kimia dan pengetahuan

alam yang lainnya. (Nuray Yoruk, etc. 2010), kimia juga merupakan konsep dasar

untuk materi selanjutnya yaitu penyangga dan hidrolisis, sehingga siswa

membutuhkan suasana belajar yang memudahkan mereka untuk memahami konsep

materi dengan jelas. Pendekatan dan metode mempunyai peran yang cukup penting

dalam pembentukan konsep atau pengetahuan dalam suatu proses pembelajaran.

Proses pembentukan konsep dalam pembelajaran STM digunakan berbagai

metode yang mengacu pada teori konstruktivisme yaitu siswa membangun sendiri

pengetahuan tersebut, dalam penelitian ini digunakan metode proyek dan

eksperimen, metode proyek memiliki keunggulan dapat memotivasi minat siswa

dalam bidang IPA, mengembangkan keingintahuan ilmiah siswa, memajukan

pemikiran mandiri siswa dan pola berpikir kritis, mengembangkan apresiasi siswa

untuk kerja ilmiah sehingga prinsip ilmiah lebih berarti. Selain melatih siswa

Page 90: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

mengembangkan teknik pamecahan masalah melalui penemuan, melalui metode

proyek, guru memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan pola berpikir

kritis oleh karena itu sebaiknya dalam melaksanakan proyek guru tidak terlalu

dominan, pemberian bimbingan perlu dibatasi, sehingga kreativitas siswa lebih

berkembang. Meskipun metode proyek memiliki banyak kelebihan, metode ini juga

memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan, supaya dalam pelaksanaannya bisa

diantisipasi, metode proyek memberikan kebebasan kepada siswa, sehingga

diperlukan batasan yang jelas sehingga indikator yang akan dicapai bisa tercapai,

memerlukan waktu yang lebih banyak dalam proses pembelajaran, perlu ada

pelurusan konsep jika ada siswa yang miskonsepsi.

Sebagai pembanding dari metode proyek digunakan metode eksperimen yang

mempunyai kelebihan antara lain mengembangkan sikap untuk mengadakan studi

eksploratoris tentang sains dan teknologi, lebih terarah dalam melaksanakan

percobaan karena peran guru cukup dominan sebagai pengarah pada praktikum.

Sedangkan kelemahan-kelemahan dari metode eksperimen adalah dimungkinkan ada

faktor-faktor tertentu yang diluar jangkauan kemampuan. Menuntut penguasaan

materi, fasilitas peralatan dan bahan mutakhir.

Penggunaan metode proyek dan eksperimen diharapkan bisa membatu siswa

membangun dan membentuk pengetahuannya sendiri sehingga penguasaan konsep

lebih baik sehingga akan memberikan implikasi langsung terhadap prestasi belajar

siswa. Dua asumsi yang dikemukakan oleh Brunner menyatakan siswa akan menjadi

lebih paham konsep suatu materi apabila dalam proses pembelajaran tersebut siswa

menemukan sendiri atau mengalami secara langsung dan berpartisipasi aktif dengan

Page 91: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar memperoleh pengalaman yang bisa

memberikan suatu kebebasan bagi siswa untuk menemukan sendiri konsep dan

prinsip suatu materi itu sendiri. Pada metode proyek peran guru tidak dominan,

sehingga siswa leluasa untuk menemukan apa yang ditugaskan, sehingga menurut

Brunner prestasi belajar siswa akan bagus.

Sedangkan menurut Ausubel pada dasarnya orang memperoleh pengetahuan

melalui penerimaan, bukan melalui penemuan. Konsep, prinsip, dan ide yang

disajikan pada siswa akan diterima oleh siswa. Pada metode eksperimen, guru

berperan cukup banyak dalam mengarahkan pelaksanaan pembelajaran, sehingga jika

dikaitkan dengna teori belajar bermakananya Ausubel, dengan metode eksperimen

siswa akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik. Berdasarkan analisa materi,

metode dan teori belajar, maka bisa diduga terdapat perbedaan antara siswa yang

diberikan pembelajaran dengan pendekatan STM melalui metode proyek dan

eksperimen.

2. Perbedaan kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.

Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh faktor

guru, tetapi juga faktor internal siswa. Faktor internal yang mempengaruhi belajar

siswa yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kreativitas. Kreativitas

mempunyai kontribusi yang besar terhadap pembelajaran, akan tetapi selama ini

masih kurang diperhatikan. Kreativitas merupakan kemampuan manusia untuk

menghasilkan atau menciptakan gagasan dan yang tercermin dalam orisinilitas yang

khas bagi setiap individu dalam berpikir serta kemampuan untuk mengembangkan,

Page 92: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

memperkaya suatu gagasan atau dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah

dalam kehidupan. Kreativitas dalam materi asam basa sangat diperlukan karena

dalam materi asam basa banyak langkah atau solusi dalam memecahkan satu

permasalahan yang sama, sebagai contoh dalam identifikasi asam basa, tidak hanya

dengan menggunakan indikator bahan kimia saja akan tetapi bisa juga menggunakan

indikator alam yang tidak hanya bunga sepatu, kunyit, kubis ungu yang selama ini

sudah diketahui, akan tetapi juga bisa memanfaatkan sampah seperti kulit manggis

dan hal ini membutuhkan kreativitas.

Penelitian yang dilakukan Mihaly Csikszentnihalyi (2006) menyampaikan

kreativitas adalah proses yang dapat terjadi dimana individu, pengetahuan dan

lingkungan terjadi interaksi. Secara keseluruhan antara metode proyek dan

eksperimen mempunyai kesamaan yaitu siswa melakukan praktikum secara

berkelompok yang menurut Albert Bandura memungkinkan faktor lingkungan dan

teman ikut berperan dalam proses pembentukan pengetahuan, siswa yang memiliki

kreativitas rendah akan cenderung mengikuti apa yang diperintahkan guru atau yang

dilakukan teman yang dia anggap memiliki kemampuan yang lebih dalam kelompok,

sedangkan menurut Vygotsky menekankan pada hakikat sosio-kultural dari

pembelajaran atau pengetahuan dibangun secara sosial, dalam pengertian bahwa

peserta yang terlibat dalam suatu interaksi sosial akan memberikan kontribusi dan

membangun bersama makna suatu pengetahuan, dengan demikian proses yang

terjadi akan beragam sesuai dengan konteks kulturalnya. Proses dan konteks cultural

yang beragam juga menghasilkan belajar yang beragam pula, ada interaksi dalam

membangun pengetahuan, siswa yang memiliki kreativitas tinggi, tidak sekedar tahu

Page 93: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

atau meniru orang lain dari, mereka akan mencari tahu dengan berinteraksi dengan

guru atau teman sekelompok, dengan adanya interaksi tersebut akan berlangsung

membangun bersama suatu pengetahuan, sehingga bisa disimpulkan ada perbedaan

prestasi antara siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah dalam

pembelajaran.

3. Perbedaan berfikir kritis tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.

Faktor internal lain yaitu kemampuan berpikir kritis . Kemampuan berpikir kritis

merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi. Berpikir kritis ini mengaktifkan

kemampuan melakukan analisis dan evaluasi bukti, identifikasi pertanyaan,

kesimpulan logis, memahami implikasi argumen. Dalam keterkaitan pembelajaran

bermakna, siswa dengan kemampuan berfikir kritis tinggi akan mudah

mengeksplorasi keterkaitan materi dengan lingkungan yang mereka lihat, rasakan

sehingga lebih mudah memahami pelajaran dan sebagai akibatnya prestasi belajarnya

akan meningkat, karena dalam pembelajaran bermakna akan terjadi ketika siswa

dengan aktif menginterpretasikan pengalaman mereka menggunakan operasi kognitif

internal.

Secara umum menurut Yoruk, Nuray (2010) menyatakan bahwa kimia

merupakan ladangnya sains, yang mana dalam pengamatan dan praktiknya untuk

mendapatkan informasi bersumber dari lingkungan yang ada disekitar manusia,

banyak siswa yang tidak tertarik dengan kimia dikarenakan mereka tidak

mendapatkan timbal balik dan gambaran nyata dari apa yang mereka pelajari,

sedangkan secara khusus materi asam basa memiliki karakteristik untuk

Page 94: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

menganalisa, banyak teori terkait asam basa itu sendiri yang hampir sama yang

mengakibatkan siswa mengalami kebingungan, dan juga bersifat hitungan, dan siswa

dituntut belajar dari berpikir tentang apa yang mereka sedang lakukan, peran guru

menjadi salah satu dari perangsang dan mendukung aktivitas yang melibatkan pelajar

dalam berpikir kritis, pengetahuan dibangun oleh pembelajar, tidak dberikan

langsung dari guru kepada siswa. Berbeda dengan siswa yang mempunyai

Kemampuan berfikir kritis rendah cenderung mengalami kesulitan belajar karena

menunggu pengetahuan diberikan oleh guru sehingga prestasi belajarnya akan

rendah pula. Sehingga diduga ada perbedaan siswa yang mempunyai kemampuan

berfikir kritis tinggi dan rendah, dan siswa yang mempunyai kemampuan berfikir

kritis tinggi mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang

mempunyai kemampuan berfikir rendah.

4. Interaksi antara pembelajaran dengan STM menggunakan proyek dan

eksperimen dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu

aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. Kreativitas merupakan salah satu

kemampuan yang perlu ditumbuhkan di dalam kelas dan perlu dikembangkan

kreativitas dalam semua segi. Guilford dalam Daniel Fasko, Jr (2001) dari Bowling

Green State University menyatakan bahwa kreativ adalah suatu tindakan yang sangat

dibutuhkan dalam pembelajaran dan suatu pembelajaran yang komprehensif harus

memperhatikan aktivitas kreativitas. Sedangkan Martinsen dalam Fasko, Jr (2001)

dari Bowling Green State University menyatakan bahwa “ada hubungan antara

prestasi kognitif dengan kreativitas dari siswa”, dari ulasan tersebut bisa dijelaskan

Page 95: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

bahwa siswa yang memiliki kreativitas tinggi seharusnya memiliki hasil belajar yang

baik. Kreativitas siswa dalam pembelajaran bisa dikembangkan melalui pendekatan,

metode yang digunakan dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran dengan metode proyek dan eksperimen, keduanya

menggunakan sistem kelompok yang menurut Albert Bandura sangat dimungkinkan

perilaku teman dalam satu kelompok atau perilaku yang satu dengan yang lain saling

mempengaruhi dan meniru, sedangkan menurut vygotsky pengetahuan terbentuk

melalui pola pikir individu melalui kelompok. Ketika menggunakan metode proyek,

guru memberikan kebebasan penuh kepada siswa untuk menggunakan kreativitasnya

dalam menyelesaikan masalah yang mereka temukan sendiri, sementara itu untuk

metode eksperimen guru mempunyai peran untuk memberikan cara penyelesaian

masalah.

Sehingga dapat diduga siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dengan metode

proyek mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi daripada dengan metode

eksperimen, sedangkan siswa yang mempunyai kreativitas rendah dengan metode

eksperimen mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi daripada dengan metode

proyek.

5. Interaksi antara pembelajaran dengan STM menggunakan proyek dan

eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis siswa terhadap prestasi belajar

siswa.

Kemampuan berfikir kritis sebagai faktor internal siswa sangat berperan dalam

pembelajaran, karena kemampuan berpikir kritis merupakan aktivitas berpikir tingkat

Page 96: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

tinggi. Berpikir kritis ini mengaktifkan kemampuan melakukan analisis dan evaluasi

bukti, identifikasi pertanyaan, kesimpulan logis, memahami implikasi argument yang

diperlukan dalam penyelesaian masalah. Proses pembelajaran untuk metode proyek

dalam pelaksanaannya siswa diberi kebebasan untuk merancang sendiri praktikum

yang akan mereka lakukan dengan melihat berbagai sumber, sedangkan untuk

eksperimen mendapatkan tuntunan dari guru berupa LKS sebagai panduannya.

Dalam yayasan pendidikan Oracle (Oracle Eduxcation Foundation, 2011) yang

merupakan pusat teknologi pembelajaran menyatakan bahwa “pembelajaran proyek

mendukung perkembangan kemampuan berfikir kritis siswa”. Berdasarkan teori

belajar Vygotsky meyakini bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau

belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas itu masih berada

dalam jangkauan kemampuannya, sehingga kemampuan berfikir kritis yang

termasuk kemampuan berfikir tingkat tinggi sangat diperlukan dalam pembelajaran

materi asam basa.

Dari analisa diatas, bisa diduga bahwa dengan siswa yang mempunyai

kemampuan berfikir kritis tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi baik

menggunakan metode proyek maupun metode eksperimen, sedangkan siswa yang

mempunyai kemampuan berfikir kritis rendah akan mendapatkan prestasi belajar

yang lebih baik jika menggunakan etode eksperimen dibandingkan dengan metode

proyek.

Page 97: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

6. Interaksi antara kemampuan berfikir kritis dengan kreativitas siswa terhadap

prestasi belajar siswa.

Materi kimia sarat dengan konsep, aplikatif dan berkaitan untuk materi

selanjutnya. Sejalan dengan teori belajar Ausubel yang menyampaikan bahwa faktor

yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh

siswa, jadi agar terjadi belajar bermakna, konsep yang akan diajarkan kepada siswa

telah diketahui atau dialami siswa, sehingga siswa bisa mengkaitkan antara konsep

materi dengan apa yang telah mereka ketahui atau alami, dalam materi asam basa

sangat banyak aplikasinya dalam kehidupan. Sedangkan menurut teori

konstruktivisme, pengetahuan siswa terbentuk dari apa yang mereka lihat, dengar,

rasakan, dan alami dan terjadi terus menerus karena berhadapan dengan fenomena

atau persoalan yang baru sehingga akan mengembangkan pemikiran yang baru dan

sesuaidengan lingkungan yangmengelilingi mereka.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Kemampuan berfikir kritis

dan kreativitas siswa mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi

belajar siswa. Siswa yang mempunyai kemampuan berfikir kritis dan kreativitas

tinggi diduga akan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang

mempunyai kemampuan berfikir kritis dan kreativitas rendah.

7. Interaksi antara pembelajaran dengan STM menggunakan proyek dan

eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis dan kreativitas siswa terhadap

prestasi belajar siswa.

Page 98: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, melalui metode proyek, guru

memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan pola berpikir kritis oleh

karena itu dalam melaksanakan proyek guru tidak terlalu dominan, pemberian

bimbingan dibatasi, sehingga kreativitas siswa dan kemampuan berfikir kritis siswa

lebih berkembang yang akan berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa.

Metode eksperimen yang merupakan percobaan untuk membuktikan suatu

pertanyaan atau hipotesis tertentu, akan terjadi keraguan terhadap suatu hipotesis

yang mereka terima apabila praktikum yang mereka lakukan tidak sesuai dengan

teori, apabila hal ini terjadi, maka sesuai dengan teori konstuktivisme akan timbul

keraguan yang akhirnya memacu pemikiran lebih lanjut, jadi kemampuan berfikir

kritis dan kreativitas juga sangat dibutuhkan, begitupula halnya pada metode proyek.

Siswa yang mempunyai kemampuan berfikir kritis dan kreativitas tinggi diduga

akan mempunyai prestasi belajar lebih baik jika diberikan pembelajaran dengan

pendekatan STM dengan metode proyek sedangkan siswa yang mempunyai

kemampuan berfikir kritis dan kreativitas rendah akan mempunyai prestasi belajar

lebih baik jika diberikan pembelajaran dengan pendekatan STM dengan metode

eksperimen, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis rendah dan

kreativitas tinggi dengan metode eksperimen akan mempunyai prestasi belajar yang

lebih baik daripada menggunakan metode proyek.

D. HIPOTESIS

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan dalam

penelitian ini, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Page 99: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

1. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran

dengan Pendekatan STM menggunakan metode proyek dan eksperimen.

2. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan

siswa yang memiliki kreativitas rendah.

3. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki Kemampuan Berfikir

Kritis tinggi dan siswa yang memiliki Kemampuan Berfikir Kritis rendah.

4. Ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM

dengan metode proyek dan eksperimen dengan kreativitas tinggi dan rendah

siswa terhadap prestasi belajar.

5. Ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM

dengan metode proyek dan eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis tinggi

dan rendah siswa terhadap prestasi belajar siswa

6. Ada interaksi antara kreativitas tinggi dan rendah dengan kemampuan berfikir

kritis tinggi dan rendah siswa terhadap prestasi belajar siswa.

7. Ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM

dengan metode proyek dan eksperimen dengan kreativitas tinggi dan rendah

dengan kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah siswa terhadap prestasi

belajar siswa.

Page 100: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan di kelas XI SMA NEGERI 2

SRAGEN Tahun Ajaran 2011/2012. Untuk try out instrument penelitian bertempat di

SMA 2 SRAGEN dengan asumsi memiliki jenjang yang setara dan instrument

penelitian tidak diketahui oleh siswa yang menjadi objek penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 (genap) tahun pelajaran 2011/2012.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan tahapan-

tahapan penelitian yang telah disusun. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya sebagai

berikut :

a. Tahap persiapan, meliputi : pengajuan judul tesis, permohonan pembimbing,

pembuatan proposal, perijinan penelitian, dan konsultasi instrumen penelitian.

b. Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat penelitian,

meliputi : uji instrumen penelitian dan pengambilan data yang disesuaikan

dengan alokasi waktu penyampaian materi pokok asam basa..

c. Tahap penyelesaian, yaitu meliputi pengolahan data dan penyusunan tesis.

Jadwal (alokasi waktu) penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1.

80

Page 101: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian

Kegiatan Bulan

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

Penyusunan proposal

penelitian

Penyusunan instrument

penelitian

Pengurusan permohonan ijin

try out instrument dan

penelitian

Pelaksanaan try out

instrument

Pelaksanaan penelitian dan

pengambilan data penelitian

Penyusunan dan konsultasi

Ujian Tesis

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dari SMA NEGERI 2 SRAGEN kelas XI adalah seluruh siswa

yang ada di kelas XI IPA yang terbagi menjadi 5 kelas pada tahun ajaran 2011/2012.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan sebagai subyek

penelitian dan merupakan representasi dari populasi yang ada. Ada beberapa cara

dalam teknik pengambilan sampel salah satunya adalah teknik cluster random

sampling. Teknik cluster random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

populasinya dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok atau cluster, kemudian

kelompok yang diperlukan di ambil secara acak. Dalam teknik pengambilan sampel

Page 102: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

ini harus memperhatikan ciri-ciri antara lain: siswa mendapatkan materi dengan

kurikulum yang sama dan siswa dalam kelas tersebut duduk pada tingkat kelas yang

sama dengan pembagian kelas yang tidak berdasarkan rangking atau tingkat.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan membandingkan nilai semester

satu, kemudian dengan cara acak di ambil sampel yang dibutuhkan, satu kelas

dengan pendekatan STM menggunakan metode proyek dan satu kelas untuk kelas

eksperimen dengan pendekatan STM menggunakan metode eksperimen.

Untuk menguji kesamaan dua kelas tersebut digunakan uji kesamaan rata-rata. Uji

ini digunakan untuk menguji kesamaan nilai kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 yang

digunakan sebagai kelas eksperimen satu dan dua. Pengujian dilakukan dengan cara

menguji rata-rata nilai ulangan pengukuran antara dua kelas eksperimen. Uji statistic

yang digunakan adalah uji t-matching, dihitung dengan SPSS 18, menggunakan uji t

2 pihak. Uji kesamaan rata-rata dilakukan dalam pengambilan sampel dari populasi

yang ada dengan menggunakan uji independent samples t-test. Hasil pengujian

independent samples t-test didapatkan signifikansi 0.450 (Sig.>0.05) yang artinya

kedua sampel tidak memiliki perbedaan prestasi belajar, kedua sampel memiliki

keadaan awal yang sama.

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen. Terdiri dua kelompok, kelompok pertama diberikan perlakuan dengan

pendekatan STM menggunakan metode proyek dan kelompok kedua diberikan

perlakuan dengan pendekatan STM menggunakan metode eksperimen. Kelompok

Page 103: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

pertama dan kelompok kedua diasumsikan sama dalam semua segi yang relevan dan

hanya berbeda dalam penggunaan metode pembelajaran, kemampuan berfikir kritis

dan kreativitas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan rancangan faktorial 2 x 2 x 2 yaitu suatu rancangan penelitian yang

digunakan untuk meneliti perbedaan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan STM menggunakan metode proyek dan metode eksperimen yang

dihubungkan dengan kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah dan kreativitas

tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar. Rancangan penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 3.2. dibawah ini :

Tabel. 3.2. Tabel Rancangan Analisis Penelitian

Pendekatan STM (A)

Berfikir Kritis (B) Kreativitas (C) Metode Proyek (A1) Metode Eksperimen(A2)

Tinggi

(B1)

Tinggi (C1) A1B1C1 A2B1C1

Rendah (C2) A1B1C2 A2B1C2

Rendah

(B2)

Tinggi (C1) A1B2C1 A2B2C1

Rendah (C2) A1B2C2 A2B2C2

Rancangan penelitian tersebut terbentuk matrik yang terdiri dari 8 sel.

A1B1C1 = Kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis tinggi dan

kreativitas tinggi yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan

STM dengan metode proyek terhadap prestasi belajar.

A1B1C2 = Kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis tinggi dan

kreativitas rendah yang diberi perlakuan menggunakan

pendekatan STM dengan metode proyek terhadap prestasi belajar.

A1B2C1 = Kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis rendah dan

Page 104: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

kreativitas tinggi yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan

STM dengan metode proyek terhadap prestasi belajar.

A1B2C2 = Kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis rendah dan

kreativitas rendah yang diberi perlakuan menggunakan

pendekatan STM dengan metode proyek terhadap prestasi belajar.

A2B1C1 = Kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis tinggi dan

kreativitas tinggi yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan

STM dengan metode eksperimen terhadap prestasi belajar.

A2B1C2 = Kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis tinggi dan

kreativitas rendah yang diberi perlakuan menggunakan

pendekatan STM dengan metode eksperimen terhadap prestasi

belajar.

A2B2C1 = Kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis rendah dan

kreativitas tinggi yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan

STM dengan metode eksperimen terhadap prestasi belajar.

A2B2C2 = Kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis rendah dan

kreativitas rendah yang diberi perlakuan menggunakan

pendekatan STM dengan metode eksperimen terhadap prestasi

belajar.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pendekatan STM menggunakan

metode proyek dan metode eksperimen.

Page 105: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

2. Variabel Moderator

Variabel moderator pada penelitian ini adalah kemampuan berfikir kritis yang

dibatasi tinggi dan rendah dan kreativitas yang dibatasi tinggi dan rendah.

3. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar kimia untuk materi

asam basa. Prestasi belajar yang dimaksud disini adalah hasil yang diperoleh sebagai

akibat dari proses pembelajaran dikelas pada materi pokok asam basa yang

mengakibatkan perubahan diri siswa yang disimbolkan dalam bentuk nilai. Prestasi

belajar dalam penelitian ini aspek kognitif , dengan aspek afektif, dan psikomotorik

sebagai data pendukung penelitian.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran

Pada penelitian ini penulis menggunakan Silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa.

2. Instrumen Pengambilan Data

Data instrumen yang digunakan adalah tes prestasi belajar ranah kognitif

dan angket prestasi belajar ranah afektif, lembar observasi belajar psikomotorik, tes

kemampuan berfikir kritis, dan tes kreativitas.

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

dan angket.

Page 106: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

1. Metode tes

Metode tes digunakan untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar kognitif

siswa pada materi pokok asam, basa pada kelas XI semester genap tahun ajaran

2011/2012, data kemampuan berfikir kritis, dan kreativitas siswa.

2. Metode Angket

Angket merupakan tehnik pengumpulan datayang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab. Angket merupakan tehnik pengimpulan data yang efisien apabila diketahui

dengan pasti variabel apa yang diukur dan tahu apa yand diharapkan dari responden.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket langsung dan

tertutup. Dalam pengumpulan angket ini, daftar pertanyaan diberikan langsung

kepada responden dan jawabannya sudah disediakan. Metode angket ini digunakan

untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar afektif pada materi asam basa.

3. Metode Observasi

Metode observasi dilakukan untuk mendapatkan kumpulan data dari aktivitas

belajar siswa pada saat melakukan kegiatan praktikum dan untuk pengamatan

perilaku penilaian prestasi belajar ranah afektif.

4. Metode wawancara

Metode wawancara diperlukan untuk penentuan tes kemampuan kreativitas yang

dilakukan apabila hasil tes kemampuan kreativitas verbal dan tes kemampuan

kreativitas tindakan memberikan hasil yang tidak sama, yaitu apabila tes kemampuan

kreativitas verbal siswa dinyatakan kreativ sedangkan tes kemampuan kreativitas

Page 107: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

tindakn siswa tidak kreativ atau sebaliknya. Wawancara bertujuan untuk menentukan

kedekatan dari hasil kedua tes tersebut.

G. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian perlu diuji coba terlebih

dahulu pada kelas yang tidak digunakan untuk penelitian. Uji coba ini dilakukan

untuk mengetahui apakah instrumen tersebut telah memenuhi persyaratan instrumen

yang baik, diantaranya instrumen yang baik dan reliabel, serta untuk mengetahui

kualitas instrumen tes dilakukan pula analisis soal yang meliputi tingkat kesukaran

dan daya pembeda.

Penilaian dalam evaluasi pembelajaran ranah kognitif adalah bentuk tes.

Tes yang dipilih adalah tes pilihan ganda. Tes ini merupakan bentuk tes objektif yang

dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Dalam tes ini menggunakan

5 pilihan dengan skala penilaian menggunakan skala 100. Penilaian jawaban benar

dibagi jumlah soal kemudian dikalikan dengan 100. Sebelum instrumen digunakan

dalam penelitian, instrumen ini diujicobakan terlebih dahulu untuk menguji validitas,

reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal.

1. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan dapat dipercaya

untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik. Uji coba instrumen dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas internal, yaitu

dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan. Rumus yang digunakan

untuk menguji reliabilitas intrumen tes prestasi kogntif adalah KR-20, yaitu:

R11 = (

) (

)

Page 108: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Keterangan :

R11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

St2 = varians skor total

P = Proporsi subyek yang menjawab pada item 1

k = jumlah butir soal (Sugiyono, 2011 : 186)

Setelah diperoleh harga rhitung kemudian dikonsultasikan dengan harga rtabel. Jika

rhitung rtabel maka item soal tersebut reliabel. Sedangkan untuk menguji realibilitas

angket kreativitas siswa dan afektif menggunakan rumus Alpha :

r11 = (

)

Suatu instrument dikatakan baik atau bisa digunakan dalam kaitannya dengan uji

reliabilitas, apabila indeks realibilitassnya > 0.7 atau r11 > 0.7. berdasarkan

perhitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 didapatkan indeks

reliabilitas dari tes belajar kognitif adalah 0.7036, aspek afektif mempunyai

realibilitas 0.887, kreativitas tindakan mempunyai realibilitas 0.776 dan kreativitas

verbal 0.886. maka dapat disimpulkan bahwa tes instrument yang digunakan

mempunyai reliabilitas tinggi. Hasil Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di

lampiran.

2. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan dan

kesahihan suatu instrumen. Validitas soal diukur dengan validitas butir soal. Untuk

mengetahui validitas tes pada penelitian ini dilakukan dengan teknik pengukuran

validitas isi dan validitas konstruksi.

Page 109: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

a. Validitas Isi

Validitas isi adalah sebuah validitas instrumen yang menunjukkan bahwa isi

dari instrumen yang disusun benar-benar dibuat berdasarkan literatur yang ada dan

mewakili setiap aspek yang akan diukur. Untuk mendapatkan validitas isi, maka

sebelum menyusun instrumen tes terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya dan

dikonsultasikan kepada orang yang ahli. Orang yang ahli dalam hal ini adalah dosen

pembimbing I dan dosen pembimbing II.

b. Validitas Konstruksi

Validitas konstruksi adalah validitas sebuah instrumen yang menunjukkan

bahwa bentuk instrumen yang dipilih telah sesuai dengan apa yang diukur. Untuk

mendapatkan validitas konstruksi, dapat dilakukan dengan mengkomunikasikannya

kepada dosen pembimbing setiap langkah penyusunan instrumen serta

mengujicobakan instrumen tersebut sebelum digunakan sebagai alat ukur. Uji

validitas instrumen yang digunakan dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

rpbis=

Keterangan :

rpbis = koefisien korelasi point biserial

Mp = rata-rata skor siswa yang menjawab benar

Mt = rata-rata seluruh siswa

St = standar deviasi total

p = proporsi siswa yang menjawab benar

Page 110: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

q = proporsi skor siswa yang menjawab salah (Suharsimi, 2006: 79)

Koefisien korelasi yang diperoleh dengan rumus tersebut dibandingkan

dengan n siswa pada taraf signifikasi 5%. Kriteria pengukuran adalah butir soal

dikategorikan valid jika rpbis rtabel. Item soal yang kurang dari rtabel termasuk yang

tidak valid sehingga perlu direvisi atau tidak digunakan. Berikut ini hasil uji coba

instrumen untuk mengetahui validitas butir soal yang disajikan dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3 Hasil Validitas Instrumen dalam Penelitian

Instrumen Jumlah

Soal Valid Invalid No item Invalid

Tes Prestasi Kognitif 30 15 15 2, 3, 4, 11, 12, 13, 14,15,

18, 21,22, 25, 27,28,30

Angket Penilaian Afektif 40 30 10

10, 11, 12, 16, 17, 19, 23,

24, 30, 38

Tes KBK 15 12 3 3, 11, 13

Tes Kreativitas Verbal 7 7 - -

Tes Kreativitas Tindakan 10 9 1 3

Hasil uji coba instrument membuktikan valid dan invalid. Untuk instrument tes

prestasi kognitif ada 15 item yang valid dan 15 item yang invalid, 10 item soal

dibuang karena sudah ada keterwakilan indikator pada soal yang lain, 5 item soal

direvisi karena mewakili indikator penilaian. Soal yang direvisi yaitu 11, 12, 14, 15,

22. Item soal nomor 15 merupakan soal yang mudah, sehingga direvisi dengan

menaikkan kadar kesukarannya. Sedangkan untuk item soal nomor 11, 12, 14, 22

kurang membedakan sehingga direvisi narasi soalnya. Sedangkan untuk angket

penilaian afektif, kemampuan berfikir kritis, dan kreativitas soal yang invalid direvisi

semua karena mewakili indikator penilaian.

Page 111: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

3. Analisis Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran menggunakan rumus sebagai berikut :

IK =

Keterangan :

IK = Indeks kesukaran

JBA = Jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas

JBB = Jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah

JSA = Banyaknya siswa pada kelompok atas

JSA = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah

Kriteria yang digunakan untuk menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah :

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat Kesukaran Soal Kategori Soal

IK = 0,00 Terlalu sukar

0,00 > IK 0,30 Sukar

0, 30 IK 0,70 Sedang

0, 70 IK < 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu mudah

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan 11 soal sukar, 7 soal sedang, 12

soal mudah. Hasil perhitungan ditunjukkan oleh tabel 3.5,

Tabel 3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran soal Item soal

Sukar 3, 13, 17, 18, 19, 21, 25, 26, 28, 29,30

Sedang 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 15, 20, 24, 27

Mudah 4, 11, 12, 14, 16, 22, 23

4. Analisis Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir- butir soal dengan tujuan untuk

mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu

Page 112: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

(berprestasi) dengan siswa yang tergolong lemah prestasinya. Daya pembeda

dinyatakan dengan rumus :

DP =

Keterangan :

DP = daya pembeda

JBA = Jumlah benar pada butir soal kelas atas

JBB = Jumlah benar pada butir soal kelas bawah

JSA = Banyaknya siswa pada kelas atas (Suharsimi, 2002: 213).

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda (DP)

Daya Pembeda Klasifikasi

DP 0,00 Sangat jelek

0,00 > DP 0,20 Jelek

0,20 > DP 0,40 Cukup

0,40 > DP 0,70 Baik

0,70 > DP 1,00 Sangat baik

Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa dari 30 soal terdapat 3 soal dengan

kategori sangat baik, 6 soal kategori baik, 13soal kategori cukup, 7 soal kurang baik,

dan 1 soal sangat kurang. Hasil perhitungan ditunjukkan oleh tabel 3. 7,

Tabel 3. 7 Analisis Daya Pembeda

Daya Pembeda Item soal

Sangat Baik 1, 8, 29

Baik 6, 7, 14, 16, 23, 26

Cukup 2, 3, 5, 9, 10, 12, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24,

Kurang Baik 11, 13, 15, 25, 27, 28, 30

Sangat kurang 4

Untuk dua soal yang digunakan dalam penelitian ini dan mempunyai kriteria

kurang baik yaitu nomor 11 dan 15 direvisi naskah soalnya.

Page 113: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data prestasi belajar,

kemampuan berfikir kritis dan kreativitas berdistribusi normal atau tidak. Adapun

prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis

Hipotesis nol (H0) adalah sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak

normal, dan hipotesis alternatif (H1) adalah sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

2) Menetapkan uji statistik

Uji normalitas terhadap prestasi belajar aspek kognitif dengan menggunakan

uji Kolmogorov Smirnov dengan program SPSS 18.

3) Menentukan taraf signifikansi α

Taraf signifikansi merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar

peluang terjadinya kesalahan analisis. Pada uji normalitas ini taraf signifikansi (α)

ditetapkan = 0,05.

4) Menetapkan keputusan uji

Keputusan uji normalitas ditentukan dengan kriteria uji: tolak hipotesis nol,

jika p-significansi > 0,05.

b. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui apakah varians dari sejumlah populasi sama atau tidak

digunakan uji homogenitas. Pengujian yang dilakukan antara lain: homogenitas

Page 114: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

prestasi dengan metode proyek dan eksperimen, homogenitas prestasi belajar

dengan kemampuan berfikir kritis, dan homogenitas prestasi belajar dengan

kreativitas yang diuji dengan F-Test dan Levene’s Test melalui program SPSS 18.

Prosedur pengujian adalah sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis

Hipotesis nol (H0) adalah sampel berasal dari populasi yang tidak homogen,

dan hipotesis alternatif (H1) : sampel berasal dari populasi yang homogen.

2) Menentukan taraf signifikansi α

Taraf signifikansi merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar peluang

terjadinya kesalahan analisis. Pada uji hipotesis ini taraf signifikansi (α) ditetapkan =

0,05.

3) Menetapkan uji statistic

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Variansi (Anava) dengan

General Linear Model (GLM) yang perhitungannya dilakukan dengan SPSS 18.

4) Menentukan keputusan uji

Keputusan uji homogenitas ditentukan dengan kriteria uji tolak hipotesis nol

jika p-value > 0,05.

2. Uji Hipotesis

Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan uji non parametric, dengan

tahap-tahap sebagai berikut :

a. Prosedur

Hipotesis

Page 115: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

1) HOA : αi = 0 : tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa antara penggunaan

pembelajaran dengan pendekatan STM menggunakan metode proyek dengan

pendekatan STM menggunakan metode eksperimen.

HIA : αi ≠ 0 : ada perbedaan prestasi belajar siswa antara penggunaan

pembelajaran dengan pendekatan STM menggunakan metode proyek dengan

pendekatan STM menggunakan metode eksperimen.

HOB : βj = 0 : tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa antara kemampuan

berfikir kritis tinggi dan rendah.

HIB : βj ≠ 0 : ada perbedaan prestasi belajar siswa antara kemampuan berfikir

kritis tinggi dan rendah.

HOC : γk = 0 : tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa antara kreativitas tinggi

dan rendah.

HIC : γk ≠ 0 : ada perbedaan prestasi belajar siswa antara kreativitas tinggi dan

rendah.

2) HOAB : αβ ij = 0, Tidak ada interaksi antara penggunaan pembelajaran dengan

pendekataan STM menggunakan metode proyek dan eksperimen dengan

kemampuan berfikir kritis terhadap prestasi belajar siswa.

HIAB : αβ ij ≠ 0, Ada interaksi antara penggunaan pembelajaran dengan

pendekataan STM menggunakan metode proyek dan eksperimen dengan

kemampuan berfikir kritis terhadap prestasi belajar siswa.

HOAC : αγ jk = 0, Tidak ada interaksi antara penggunaan pembelajaran dengan

pendekataan STM menggunakan metode proyek dan eksperimen dengan

kreativitas terhadap prestasi belajar siswa.

Page 116: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

H1AC : αγ jk ≠ 0, Ada interaksi antara penggunaan pembelajaran dengan

pendekataan STM menggunakan metode proyek dan eksperimen dengan

kreativitas terhadap prestasi belajar siswa.

HOBC : βγ ij = 0, Tidak ada interaksi antara kemampuan berfikir kritis dan

kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa.

HIBC : βγ ij ≠ 0, Ada interaksi antara kemampuan berfikir kritis dan kreativitas

siswa terhadap prestasi belajar siswa.

3) HOABC : αβγ ijk = 0, Tidak ada interaksi antara penggunaan pembelajaran dengan

pendekataan STM menggunakan metode proyek dan eksperimen, kemampuan

berfikir kritis dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa.

HIABC : αβγ ijk ≠ 0, Ada interaksi antara penggunaan pembelajaran dengan

pendekataan STM menggunakan metode proyek dan eksperimen, kemampuan

berfikir kritis dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa.

b. Komputasi

∑ (∑

) ̅

∑ (∑

)

H =

H =

Kemudian nilai untuk 4 df dan α = 0,05 dibandingkan dengan nilai H. Apabila

H< dan (jika menurut SPSS nilai Asymp. Sig >0,05) maka Ho diterima atau Ha

Page 117: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

ditolak. Apabila H> dan (jika menurut SPSS nilai Asymp. Sig <0,05) maka Ho

ditolak dan Ha diterima.

R : Total nilai/total ranking/jumlah peringkat

n : Total sel/ besar sampel

N : Jumlah cacah pengamatan semua sel

N : N1 + N2 +…….+Nk

H : Statistik Kruskal-Wallis

X2 : Asimp. Sig

df : Derajad Kebebasan

Komputasi ini dilakukan untuk masing-masing hipotesis

Page 118: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA

Berdasarkan Hipotesis yang diajukan pada BAB III dan perolehan data yang

telah dilaksanakan, BAB IV menyajikan deskripsi data dan hasil uji penelitian. Data

yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :1) data hasil tes kreativitas yang terdiri

dari kreativitas tindakan dan kreativitas verbal, 2) data hasil tes kemampuan berfikir

kritis, 3) data hasil belajar yang terdiri dari aspek kognitif, aspek afektif, aspek

psikomotorik siswa. Data tersebut diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di

SMA NEGERI 2 Sragen tahun ajaran 2011/2012. Dalam penelitian diambil 2 kelas

yang sampelnya diambil secara acak, yaitu kelas XI IPA 1 dengan jumlah siswa

adalah 34 dan XI IPA 2 dengan jumlah siswa 36. Pada proses pembelajaran

menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dengan eksperimen

untuk kelas XI IPA 1 dan metode proyek untuk kelas XI IPA 2. Variabel moderator

yang telah diamati sebelumnya adalah kemampan berfikir kritis siswa dan kreativitas

siswa yang terdiri dari kreativitas tindakan dan verbal.

1. Data Kreativitas

Data kreativitas siswa diperoleh dari pemberian tes ke siswa, tes yang diberikan

berupa tes kreativitas verbal dan tes kreativitas tindakan, sehingga diperoleh dua data

untuk kreativitas. Nilai kreativitas merupakan jumlah jawaban masing-masing siswa.

Kreativitas tinggi bagi siswa yang mempunyai nilai di atas rata-rata (≥) nilai

kreativitas seluruh kelas dan kreativitas rendah bagi siswa yang mempunyai nilai di

bawah rata-rata () kreativitas seluruh kelas. Apabila hasil penilaian terjadi

98

Page 119: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

perbedaan dari hasil tes antara kreativitas verbal dan kreativitas tindakan, maka

pengambilan keputusan kecenderungan siswa tersebut kreatif atau tidak dilakukan

dengan pengamatan ketika proses pembelajaran berlangsung. Deskripsi data aspek

kognitif siswa terhadap kreativitas disajikan dalam tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.1 Data Prestasi Kognitif Siswa yang Mempunyai Kreativitas

Kreativitas Mean N Standar Deviasi Terendah Tertinggi

Tinggi 70,7 26 8,4 55 90

Rendah 76 44 8,9 60 90

Total 74,2 70 9,1 55 90

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa penguasaan konsep materi siswa yang

mempunyai kreativitas tinggi dengan jumlah 26 mempunyai nilai tertinggi 90, nilai

terendah 55 rata-rata 70,7, standar deviasi 8,9. sedangkan untuk siswa yang

mempunyai kreativitas rendah dengan jumlah 44 mempunyai nilai tertinggi 90, nilai

terendah 60, rata-rata 76 dan standar deviasi 8,9. Data frekuensi kreativitas verbal

siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2 Data Distribusi Frekuensi Kreativitas Verbal Siswa

Interval Nilai

Tengah

Frekuensi

Mutlak Relatif

29,5-35,5 32,5 3 4,3

36,5-42,5 37,5 5 7,1

43,5-49,5 44,5 3 4,3

50,5-56,5 51,5 3 4,3

57,5-63,5 58,5 7 10

64,5-70,5 65,5 3 4,3

71,5-77,5 72,5 15 21,4

78,5-84,5 79,5 11 15,7

85,5-91,5 86,5 12 17,1

92,5-98,5 93,5 8 11,4

70 100

Page 120: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Kreativitas Verbal Siswa

Dari tabel dan histogram kreativitas verbal dapat disimpulkan bahwa frekuensi

sebaran frekuensi paling banyak pada interval 71,5-77,5 yaitu sebanyak 15 siswa.

Sedangkan untuk data frekuensi kreativitas tindakan disajikan dalam tabel 4.3 dan

gambar 4.2 tentang histogram frekuensi kreativitas tindakan dibawah ini :

Tabel 4.3 Data Frekuensi Tes Kreativitas Tindakan

Interval Nilai

Tengah

Frekuensi

Mutlak Relatif

7,5-13,5 10,5 6 8,6

14,5-20,5 17,5 13 18,6

21,5-27,5 24,5 7 10

28,5-34,5 31,5 7 10

35,5-41,5 38,5 19 27,1

42,5-48,5 45,5 9 12,8

49,5-55,5 52,5 3 4,3

56,5-62,5 59,5 5 7,1

63,5-69,5 66,5 0 0

70,5-76,5 73,5 1 1,4

70 100

Fre

ku

ensi

Mu

tlak

Nilai Tengah

Page 121: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Kreativitas Tindakan

Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.2 sebaran frekuensi kreativitas tindakan

terbanyak pada interval 35,5-41,5 yaitu sebanyak 27, dan tidak terdapat sebaran

frekuensi pada interval 63,5-69,5.

2. Data Kemampuan Berfikir Kritis

Data kemampuan berfikir kritis siswa diberikan awal proses pembelajaran

dilaksanakan dengan pendekaan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dengan metode

proyek dan eksperimen. Data kemampuan berpikir kritis dikelompokkan dalam dua

kategori yaitu kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah. Nilai kemampuan

berpikir kritis merupakan jumlah jawaban benar dari masing-masing siswa.

Kemampuan berpikir kritis tinggi bagi siswa yang mempunyai nilai di atas rata-rata

(≥) nilai kemampuan berpikir kritis seluruh kelas dan kemampuan berpikir kritis

rendah bagi siswa yang mempunyai nilai di bawah rata-rata () kemampuan berpikir

kritis seluruh kelas. Deskripsi data kemampuan berfikir kritis siswa terhadap kognitif

dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini,

Fre

ku

ensi

Mu

tla

k

Nilai Tengah

Page 122: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Tabel 4.4 Data Prestasi Siswa yang Mempunyai Kemampuan Berfikir Kritis KBK Mean N Standar Deviasi Terendah Tertinggi

Tinggi 74,6 29 6,2 55 90

Rendah 73,8 43 10,6 65 90

Total 74,1 70 9,1 55 90

Data menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan berfikir kritis

tinggi dengan jumlah 29 siswa mempunyai rata-rata 74,6, standar deviasi 6,2, nilai

terendah 55, nilai tertinggi 90. Sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan

berfikir rendah dengan jumlah 43 siswa mempunyai rata-rata 73,8, standar deviasi

10,6, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90. Data frekuensi kemampuan berfikir

kritis siswa dapat dilihat pada tabel 4.5 dan histogram frekuensikemampuan berfikir

kritis dibawah ini:

Tabel 4.5 Data Distribusi Frekuensi Kemampuan Berfikir Kritis

Interval Nilai

Tengah

Frekuensi

Mutlak Relatif

33-39 36 2 2,8

40-46 43 4 5,7

47-53 50 7 10

54-60 57 30 42,8

61-67 64 10 14,3

68-74 71 17 24,3

70 100

Gambar 4. 3 Histogram Frekuensi Kemampuan Berfikir Kritis

Fre

ku

ensi

Nilai Tengah

Page 123: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Pada tabel 4.5 dan gambar 4.3 menunjukkan distribusi frekuensi kemampuan

berfikir siswa pada dua kelas menunjukkan sebaran terbanyak terdapat dalam

kelas interval 54-60 sebanyak 30.

3. Data Prestasi Belajar

Data prestasi belajar siswa diperoleh setelah siswa mendapatkan perlakuan dalam

proses pembelajaran, yaitu untuk kelas eksperimen satu kelas XI IPA 1

menggunakan pendekatan STM dengan metode proyek dan kelas eksperimen kedua

kelas XI IPA 2 menggunakan pendekatan STM dengan metode eksperimen. Data

prestasi yang diambil ada tiga, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek

psikomotorik sebagai data pendukung dalam penelitian ini. Untuk distribusi data

pada aspek kognitif bisa dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini :

Tabel 4.6 Data Prestasi Kognitif Siswa Menggunakan STM dengan Metode Proyek

Interval Nilai

Tengah

Frekuensi

Mutlak Relatif

55-60 57,5 5 13,8

61-66 62,5 3 8,3

67-72 68,5 5 13,8

73-78 74,5 5 13,8

79-84 80,5 5 13,9

85-90 86,5 13 36,1

36 100

Page 124: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Gambar 4.4 Histogram Frekuensi Prestasi Kognitif Siswa Menggunakan STM

dengan Proyek

Dari tabel 4.6 dan gambar histogram 4.4 dijelaskan bahwa frekuensi

terbanyak prestasi kognitif siswa yang memperoleh pembelajaran dengan STM

menggunakan metode proyek adalah pada interval 69-75 yaitu sebanyak 10 dan pada

interval 90-96 yaitu sebanyak 9. Selanjutnya untuk deskripsi data prestasi kognitif

siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan STM menggunakan metode

eksperimen bisa dilihat pada tabel 4.7 dan gambar histogram 4.5 dibawah ini,

Tabel 4.7 Data Prestasi Kognitif Menggunakan STM dengan Metode Eksperimen

Kelas

Interval Nilai

Tengah

Frekuensi kelas

Mutlak Relatif

55-60 57,5 1 2,9

61-66 63,5 7 20,5

67-72 69,5 11 32,3

73-78 75,5 11 32,3

79-84 81,5 4 11,7

34 100

Fre

ku

ensi

Mu

tla

k

Nilai Tengah

Page 125: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Gambar 4.5 Histogram Frekuensi Prestasi Kognitif Siswa Menggunakan STM

dengan Eksperimen

Dari tabel 4.7 dan gambar histogram 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa

frekuensi kelas tertinggi terjadi pada interval 69-75 yaitu sebanyak 22 dan frekuensi

terendah pada interval 55-61 yang hanya 1 siswa. Distribusi data kognitif siswa

dengan STM menggunakan proyek dan eksperimen disajikan pada tabel 4.8 dibawah

ini,

Tabel 4.8 Distribusi Data Kognitif Siswa dengan STM Proyek dan Eksperimen

Pendekatan Metode Mean N Standar Deviasi Terendah Tertinggi

STM Proyek 76,8 36 10,9 55 90

Eksperimen 71,3 34 5,5 55 80

Total 74,1 70 9,1 55 90

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa setelah siswa memperoleh pembelajaran

menggunakan STM dengan metode proyek, memiliki nilai rata-rata 76,8 dan standar

deviasi 10,89 dengan nilai terendah adalah 55 dan nilai tertinggi adalah 90,

sedangkan siswa memperoleh pembelajaran menggunakan STM dengan metode

Fre

ku

ensi

Mu

tlak

Nilai Tengah

Page 126: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

eksperimen memiliki rata-rata 71,3 dan standar deviasi 5,5 dengan nilai terendah 55

dan nilai tertinggi 80. Distribusi data afektif siswa dengan STM menggunakan

proyek dan eksperimen dijabarkan oleh tabel 4.9 sebagai berikut,

Tabel 4.9 Distribusi Data Afektif Siswa dengan STM Menggunakan Proyek dan

Eksperimen Metode Mean N Standar Deviasi Terendah Tertinggi

STM Proyek 69,6 36 8,1 51,3 88,7

Eksperimen 69,6 34 6,6 58,1 85

Total 69,7 70 7,4 51,2 88,7

Kondisi afektif siswa mempengaruhi keberhasilan pembelajaran pada ranah

kognitif dan psikomotor. Peserta didik yang memiliki minat belajar dan sikap positif

terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tertentu,

sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Dari tabel 4.9 dapat

diketahui kelas dengan proses pembelajaran menggunakan STM dengan proyek,

rata-rata aspek afektifnya 69,6 dan standar deviasi 8,1 dengan nilai terendah 51,3 dan

nilai tertinggi 88,7, sedangkan kelas dengan proses pembelajaran menggunakan STM

dengan eksperimen, rata-rata aspek afektifnya 69,6 dan standar deviasi 6,6 dengan

nilai terendah 58,1 dan nilai tertinggi 85. Secara keseluruhan kedua kelas

mempunyai rata-rata 69,7 dan standar deviasi 7,4 dengan nilai terendah 51,2 dan

nilai tertinggi 88,7. Distribusi data psikomotorik siswa disajikan pada tabel 4.10

sebagai berikut,

Tabel 4.10 Distribusi Data Psikomotorik Siswa dengan STM Menggunakan Proyek

dan Eksperimen Pendekatan Metode Mean N Standar Deviasi Terendah Tertinggi

STM Proyek 72,3 36 10,6 56,7 90

Eksperimen 74,7 34 10,4 56,7 90

Total 73,3 70 10,5 56,7 90

Page 127: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Dari tabel 4.10 diketahui kelas yang proses pembelajaran menggunakan STM

dengan proyek, rata-rata aspek kognitifnya 72,3 dan standar deviasi 10,6 dengan nilai

terendah 56,7 dan nilai tertinggi 90, sedangkan kelas yang proses pembelajarannya

menggunakan STM dengan eksperimen, rata-rata aspek kognitifnya 74,7 dan standar

deviasi 10,4 dengan nilai terendah 56,7 dan nilai tertinggi 90. Secara keseluruhan

kedua kelas mempunyai rata-rata 73,3 dan standar deviasi 10,5 dengan nilai terendah

56,7 dan nilai tertinggi 90.

Tabel 4.11 Deskripsi Data Prestasi Siswa yang Mempunyai Kemampuan Berfikir

Kritis (KBK) Metode KBK Mean N Standar Deviasi Terendah Tertinggi

Proyek Tinggi 78,1 8 8,8 65 90

Rendah 76,4 28 11,5 55 90

Eksperimen Tinggi 73,2 19 4,15 65 80

Rendah 69 15 6,3 55 80

Distribusi prestasi kognitif siswa yang mempunyai kemampuan berfikir kritis

dengan pendekatan STM menggunakan metode proyek kategori tinggi dengan siswa

sebanyak 8 mempunyai rata-rata 78,1 dan standar deviasi 8,8 dengan nilai terendah

65 dan nilai tertinggi 90. Sedangkan kategori rendah sebanyak 28 siswa dengan rata-

rata 76,4 dan standar deviasi 11,5 dengan nilai terendah 55 dan nilai teringgi 85.

Distribusi prestasi kognitif siswa yang mempunyai kemampuan berfikir kritis dengan

pendekatan STM menggunakan metode eksperimen kategori tinggi dengan siswa

sebanyak 19 mempunyai rata-rata 73,2 dan standar deviasi 4,2 dengan nilai terendah

65 dan nilai tertinggi 80. Sedangkan kategori rendah sebanyak 15 siswa dengan rata-

rata 69 dan standar deviasi 6,2 dengan nilai terendah 55 dan nilai teringgi 80. Tabel

4.12 merupakan distribusi prestasi kognitif siswa dengan kreativitas tinggi dan

rendah.

Page 128: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Tabel 4.12 Deskripsi Data Prestasi Siswa yang Mempunyai Kreativitas

Metode Kreativitas Mean N Standar Deviasi Terendah Tertinggi

Proyek Tinggi 69,2 6 14,6 55 90

Rendah 78,3 30 9,6 60 90

Eksperimen Tinggi 71,3 20 6 55 80

Rendah 71,4 14 4,9 65 90

Kelas yang mendapatkan proses pembelajaran STM menggunakan metode

proyek, yang mempunyai kreativitas tinggi adalah 6 siswa dengan rata-rata 69,2 dan

standar deviasi 14,6, nilai terendahnya 55 dan nilai tertingginya 90, yang mempunyai

kreativitas rendah sebanyak 30 siswa dengan nilai rata-rata 78,3 dan standar deviasi

9,6, nilai terendahnya 60 dan tertingginya 90. Sedangkan untuk kelas yang

mendapatkan proses pembelajaran STM menggunakan metode eksperimen, yang

mempunyai kreativitas tinggi adalah 20 siswa dan mempunyai nilai rata-rata 71,3,

standar deviasi 6 dengan nilai terendah 55 dan nilai tertinggi 80, yang mempunyai

kreativitas rendah adalah 14 siswa dan mempunyai nilai rata-rata 71,4, standar

deviasi 4,9 dengan nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 90. Tabel distribusi

kemampuan berfikir kritis dan kreativitas siswa tiap sel ditunjukkan pada tabel 4.13,

Tabel 4.13 Distribusi Prestasi Belajar dengan Kemampuan Berfikir Kritis dan

kreativitas

KBK Kreativitas Mean N SD Terendah Tertinggi

Tinggi Tinggi 73,2 14 6,4 65 90

Rendah 76,2 13 5,8 70 90

Rendah Tinggi 67,9 12 9,9 55 85

Rendah 76,1 31 10 60 90

Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan

berfikir kritis tinggi dan kreativitas tinggi memiliki nilai rata-rata 73,2 sebanyak 14

dengan standar deviasi 6,4 dan nilai tertinggi 90 sedangkan nilai terendah 65. Siswa

Page 129: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi kreatitivitas rendah memiliki nilai

rata-rata 76,2 sebanyak 13 dengan standar deviasi 5,8 dan nilai tertinggi 90 serta nilai

terendah 70. Siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis rendah dan kreativitas

tinggi sebanyak 12 orang mempunyai nilai rerata 67,9 dan standar deviasi 9,9 dengan

nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 55. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan

berfikir kritis rendah dan kreativitas rendah sebanyak 31 orang mempunyai nilai

rerata 76,1 dan standar deviasi 10 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60.

Tabel distribusi data prestasi belajar siswa setelah menggunakan pendekatan STM

dengan metode proyek dan eksperimen tiap sel ditunjukkan pada tabel 4.14 dibawah

ini :

Tabel 4.14 Deskripsi Data Prestasi Siswa dengan Pembelajaran menggunakan

Pendekatan STM yang Mempunyai KBK dan Kreativitas

Metode KBK Kreativitas Mean N SD Terendah Tertinggi

Proyek

Tinggi Tinggi 77,5 2 17,7 65 90

Rendah 77,1 7 6,9 70 90

Rendah Tinggi 65 4 13,5 55 85

Rendah 78,7 23 10,4 70 80

Eksperimen

Tinggi Tinggi 72,5 12 3,9 65 80

Rendah 74,3 7 4,5 70 80

Rendah Tinggi 69,4 8 8,2 55 80

Rendah 68,57 7 3,8 65 75

Dari tabel 4.13 dapat dijelaskan bahwa Kelas dengan STM menggunakan metode

proyek yang memiliki KBK tinggi kreativitas tinggi adalah sebanyak 2 siswa, dengan

nilai rata-rata 77,5 dan standar deviasi 17,7 serta nilai terendah 65 dan nilai tertinggi

90, yang memiliki KBK tinggi kreativitas rendah adalah sebanyak 7 siswa, dengan

nilai rata-rata 77,1 dan standar deviasi 6,9 serta nilai terendah 70 dan nilai teringgi

Page 130: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

90. Sedangkan STM menggunakan metode proyek yang memiliki KBK rendah

kreativitas tinggi sebanyak 4 siswa dengan nilai rata-rata 65 dan standar deviasi 13,5

dengan nilai terendah 55 dan nilai tertinggi 85. KBK rendah kreativitas rendah

sebanyak 23 siswa dengan nilai rata-rata 78,7 dan standar deviasi 10,4 dengan nilai

terendah 70 dan nilai tertnggi 80.

Kelas yang mendapatkan proses pembelajaran STM eksperimen yang memiliki

KBK tinggi kreativitas sebanyak 12 siswa tinggi memiliki rata-rata 72,5 dan standar

deviasi 3,9 dengan nilai terendah 65 dan nilai teringgi 80. Kemudian yang memiliki

KBK tinggi kreativitas rendah sebanyak 7 memiliki rata-rata 74,3 dan standar deviasi

4,5 dengan nilai terendah 70 dan nilai teringgi 80. Sedangkan yang memiliki KBK

rendah kreativitas tinggi sebanyak 8 memiliki rata-rata 68,6 dan standar deviasi 8,2

dengan nilai terendah 55 dan nilai teringgi 80. Kemudian yang memiliki KBK

rendah kreativitas rendah sebanyak 8 siswa memiliki rata-rata 68,9 dan standar

deviasi 3,8 dengan nilai terendah 65 dan nilai teringgi 75.

B. PENGUJIAN PRASYARAT ANALIS

1. Uji normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui sampel berasal dari populasi

normal atau tidak. Jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal sehingga

Ho ditolak yang artinya sampel berasal dari populasi yang tidak normal . Pengujian

normalitas disini menggunakan SPSS 18. Hasil perhitungannnya disajikan pada tabel

4.15

Page 131: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Uji Normalitas pada Penelitian

No Uji Normalitas Sig. Prestasi kognitif Keterangan

1 STM Proyek 0,085 > 0,05 Normal

2 STM Eksperimen 0,004 < 0,05 Tidak Normal

3 KBK Tinggi 0,002 < 0,05 Tidak Normal

4 KBK Rendah 0,065 > 0,05 Normal

5 Kreativitas Tinggi 0,054 > 0,05 Normal

6 Kreativitas Rendah 0,006 < 0,05 Tidak Normal

7 STM Proyek KBK tinggi-

kreativitas tinggi

0,000 < 0,05 Tidak Normal

8 STM Proyek KBK tinggi-

kreativitas rendah

0,200 > 0,05 Normal

9 STM Proyek KBK rendah

kreativitas tinggi

0,000 < 0,05 Tidak Normal

10 STM Proyek KBK rendah

kreativitas rendah

0,097 > 0,05 Normal

11 STM Eksperimen KBK

Tinggi kreativitas tinggi

0,067 > 0,05 Normal

12 STM Eksperimen KBK

Tinggi kreativitas rendah

0,174 > 0,05 Normal

13 STM Eksperimen KBK

Rendah kreativitas tinggi

0,140 > 0,05 Normal

14 STM Eksperimen KBK

Rendah kreativitas rendah

0,182 > 0,05 Normal

Uji Normalitas yang ditunjukkan pada tabel 4.15 dapat diketahui bahwa tidak

semua dat memiliki signifikansi > 0,05 sehingga pengujian hipotesis menggunakan

statistik non parametrik K- independent samples type Kruskall Wallis.

2. Uji Homogenitas

Tujuan dari uji homogenitas adalah untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi dari variasi homogen atau tidak. Jika signifikansi > 0,05

maka data berdistribusi homogen sehingga Ho ditolak yang artinya sampel berasal

dari populasi yang tidak normal. Pengujian homogenitas disini menggunakan SPSS

18. Hasil perhitungannnya disajikan pada tabel 4.16 sebagai berikut :

Page 132: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Tabel 4.16 Uji homogenitas dengan Levene’s Test Uji Homogen Signifikansi Keterangan

Metode vs prestasi 0,608 > 0,05 Homogen

Kreativitas vs prestasi 0,042 < 0,05 Tidak Homogen

KBK vs kreativitas 0,809 > 0,05 Homogen

Berdasarkan uji Lavene’s test diketahui bahwa signifikansi kreativitas dengan

prestasi0,042 yang artinya < 0,05, sehingga bisa dikatakan data tidak homogen.

Karena syarat distribusi normal dan homegen tidak dipenuhi, maka uji selanjutnya

menggunakan Uji non-parametrik Kruskall Wallis.

C. PENGUJIAN HIPOTESIS

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistic non

parametric Kruskal Wallis, yang hasilnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.17 Ringkasan Uji Non Parametrik type Kruskall Wallis H

Uji Df Signifikansi Keputusan Keterangan

Metode 1 0,018 < 0,05 Ho ditolak Ada

perbedaan

KBK 1 0,569 > 0,05 Ho diterima Tidak ada

perbedaan

Kreativitas 1 0,016 < 0,05 Ho ditolak Ada

perbedaan

Metode-KBK 3 0,044 < 0,05 Ho ditolak Ada interaksi

Metode-

Kreativitas

3 0,015 < 0,05 Ho ditolak Ada interaksi

KBK-

Kreativitas

3 0,091 > 0,05 Ho diterima Tidak ada

interaksi

Metode-KBK-

Kreativitas

7 0,040 < 0,05 Ho ditolak Ada interaksi

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis untuk hasil belajar siswa

sebagai berikut :

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 133: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Ho : Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan Pendekatan STM menggunakan metode proyek dan

siswa yang menggunakan metode eksperimen.

Ha : Ada perbedaan prestasi belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran

dengan Pendekatan STM menggunakan metode proyek dan siswa yang

menggunakan metode eksperimen

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,018

(<0,05: Ho ditolak). Pada uji hipotesis pertama ini, Ho ditolak yang artinya

pembelajaran menggunakan STM dengan metode proyek dan eksperimen

mempunyai perbedaan prestasi belajar.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kreativitas tinggi

dan rendah

Ha : Ada perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan

rendah

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,016 (<

0,05: Ho ditolak). Pada uji hipotesis ketiga ini, Ho ditolak yang artinya ada

perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan

berfikir kritis tinggi dan rendah

Page 134: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Ha : Ada perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan berfikir

kritis tinggi dan rendah

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,569

(>0,05: Ho diterima). Pada uji hipotesis kedua ini, Ho diterima yang artinya tidak ada

perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi dan

rendah.

4. Pengujian Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

STM dengan metode proyek dan eksperimen dengan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar siswa.

Ha : Ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM

dengan metode proyek dan eksperimen dengan kreativitas siswa terhadap

prestasi belajar siswa.

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,015

(<0,05: Ho ditolak). Pada uji hipotesis kelima ini, Ho ditolak yang artinya ada

interaksi antara pembelajaran menggunakan STM dengan metode proyek dan

eksperimen dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar.Hipotesis keempat

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

5. Pengujian Hipotesis Kelima

Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

STM dengan metode proyek dan eksperimen dengan kemampuan berfikir

Page 135: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

kritis siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Ha : Ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM

dengan metode proyek dan eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis

siswa terhadap prestasi belajar siswa

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,044

(<0,05: Ho ditolak). Pada uji hipotesis keempat ini, Ho ditolak yang artinya ada

interaksi antara pembelajaran menggunakan STM dengan metode proyek dan

eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis siswa terhadap prestasi belajar.

6. Pengujian Hipotesis Keenam

Hipotesis keenam dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

STM dengan metode proyek dan eksperimen dengan kemampuan berfikir

kritis siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Ha : Ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM

dengan metode proyek dan eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis

siswa terhadap prestasi belajar siswa

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,091

(>0,05: Ho diterima). Pada uji hipotesis keenam ini, Ho diterima yang artinya tidak

ada interaksi antara kemampuan berfikir kritis dan kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar.

7. Pengujian Hipotesis Ketujuh

Hipotesis ketujuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

Page 136: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

STM dengan metode proyek dan eksperimen dengan kemampuan berfikir

kritis dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Ha : Ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM

dengan metode proyek dan eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis dan

kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,040

(<0,05: Ho ditolak). Pada uji hipotesis ketujuh ini, Ho ditolak yang artinya ada

interaksi antara pembelajaran menggunakan STM dengan metode proyek dan

eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis dan kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar.

D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berikut ini merupakan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di

lapangan dan uji statistik data dengan SPSS 18. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pembelajaran kimia menggunakan Sains

Teknologi Masyarakat (STM) dengan metode Proyek dan Eksperimen terhadap

prestasi belajar, ada atau tidaknya perbedaan siswa yang memiliki kreativitas tinggi

dan rendah dan kemampuan berfikir kritis tinggi (KBK) dan rendah sebagai faktor

internal siswa terhadap prestasi serta ada tidaknya interaksi diantara ketiga variabel

tersebut terhadap prestasi belajar siswa.

Hasil prasyarat analis menunjukkan bahwa data KBK tinggi dan kreativitas

rendah signifikasni kurang dari 0,05 sehingga data tidak normal. Secara teori dan

perhitungan yang digunakan, siswa dikatakan memiliki KBK tinggi jika nilai dari

hasil tes lebih dari atau sama dengan 51 dan siswa dikatakan memiliki KBK rendah

Page 137: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

jika nilai dari hasil tes kurang dari atau sama dengan 50, sedangkan dalam penelitian

ini pengambilan keputusan criteria siswa yang memiliki KBK tinggi dan rendah

berdasarkan nilai rata-rata, yang mana jika nilai lebih dari atau sama dengan rata-rata

dikatakan tinggi, begitupula sebaliknya. Nilai rata-rata KBK dari kelas XI IPA 1 dan

XI IPA 2 adalah 61,04, nilai rata-rata tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan

teori, sehingga ada beberapa anak yang dipaksakan memiliki KBK rendah padahal

secara teori seharusnya dikategorikan memiliki KBK tinggi.

Sama halnya dengan kreativitas terutama kreativitas tindakan, secara teori dan

perhitungan yang digunakan siswa dikatakan memiliki kreativitas tinggi jika nilai

dari hasil tes lebih dari atau sama dengan 51 dan siswa dikatakan memiliki

kreativitas rendah jika nilai dari hasil tes kurang dari atau sama dengan 50,

sedangkan dalam penelitian ini pengambilan keputusan kriteria siswa yang memiliki

kreativitas tinggi dan rendah berdasarkan nilai rata-rata, yang mana jika nilai lebih

dari atau sama dengan rata-rata dikatakan tinggi, begitupula sebaliknya. Nilai rata-

rata kreativitas dari kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 adalah 32,96, nilai rata-rata tersebut

lebih rendah dibandingkan dengan teori, sehingga ada beberapa anak yang

dipaksakan memiliki kreativitas tinggi padahal secara teori seharusnya dikategorikan

memiliki kreativitas rendah. Pembahasan dari uji hipotesis hasil penelitian ini

sebagai berikut :

1. Hipotesis Pertama

Yager dalam Sabiha Sunar (2011) mengenai STS mendefinisikan bahwa

“pendidikan sains seperti suatu disiplin dengan pembelajaran suatu interaksi antara

sains dan masyarakat, saling mempengaruhi antara pembelajaran sains dan

Page 138: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

masyarakat”. Definisi Yager sangat jelas bahwa pendidikan sains mempunyai

keterkaitan atau interaksi yang sangat relevan dan keduanya saling mempengaruhi.

Pembelajaran STM sejalan dengan kontruktivisme. Dalam pembelajarannya pada

fase permasalahan, siswa dengan arahan guru mengemukakan isu-isu atau masalah

yang ada dimasyarakat yang dapat digali dari siswa atau mengaitkan peristiwa yang

telah diketahui siswa dengan materi yang akan dibahas. Hal ini sejalan dengan teori

belajar penemuan menurut Jerome Brunner yang menyatakan bahwa dengan

pembelajaran penemuan siswa akan menjadi lebih paham konsep suatu materi

apabila dalam proses pembelajaran tersebut siswa mengalami secara langsung dan

berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar memperoleh

pengalaman baik melalui penemuan baik dilaksanakan didalam maupun diluar

laboratorium. Pada penelitian disini, dalam proses penemuan menggunakan metode

proyek dan eksperimen yang dirancang agar siswa menemukan dan memberikan

suatu kebebasan sendiri konsep dan prinsip suatu materi asam basa.

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,018

(<0,05: Ho ditolak). Pada uji hipotesis pertama ini, Ho ditolak yang artinya

pembelajaran menggunakan STM dengan metode proyek dan eksperimen

mempunyai perbedaan prestasi belajar.

Hasil ini sejalan dengan N. Yoruk et al (2010) dalam studinya mengenai efek dari

pembelajaran STSE dalam pembelajaran kimia menyimpulkan terdapat hubungan

antara yang dipelajari dan yang dialami dalam kehidupan nyata memberikan efek

positif terhadap pembelajaran kimia. Ketidakterhubungnya antara apa yang dipelajari

siswa dengan apa yang mereka alami dalam kehidupan nyata menjadikan

Page 139: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

menurunnya ketertarikan dalam pelajaran.

Sama halnya dengan Yager dalam Yoruk Nuray (2010) dalam studinya

mengenai efektifitas pembelajaran STS menyatakan bahwa siswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan STS dapat meningkatkan skill mereka dan lebih kompeten

konsepnya daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran tradisional.

Tabel 4.18 Persentase KKM Siswa Setelah Mendapatkan Pembelajaran

Kelas KKM Rata-rata < KKM (%) >KKM (%)

XI IPA 1(STM Eksperimen) 72 71,3 55,9 44,1

XI IPA 2 (STM Proyek) 72 76,8 36,1 63,9

Jika dilihat dari rata-rata, kelas XI IPA 1 yang mendapatkan pembelajaran

dengan STM dengan metode eksperimen belum memenuhi ketuntasan KKM yang

ditentukan oleh sekolah pada tahun ajaran 2011/2012 yaitu 72. Sedangkan XI IPA 2

yang mendapatkan pembelajaran dengan STM menggunakan proyek sudah

memenuhi ketuntasan. Nilai ketuntasan masing-masing siswa untuk kelas STM

proyek mencapai 63,9%, sedangkan untuk kelas STM eksperimen 44,1%, perbedaan

pencapaian ketuntasan dikarenakan penerapan metode yang berbeda. Berdasarkan

dari rata-rata kedua kelas dan persentase ketuntasan, bisa disimpulkan bahwa kelas

yang mendapatkan pembelajaran menggunakan STM dengan metode proyek lebih

baik daripada kelas yang mendapatkan pembelajaran menggunakan STM dengan

metode eksperimen, sedangkan untuk nilai prestasi afektif dan psikomotorik kedua

kelas hampir sama nilainya, nilai afektif XI IPA 1 adalah 69,6 dan XI IPA 2 69,6,

nilai psikomotorik XI IPA 1 adalah 74,7 dan XI IPA 2 72.

2. Hipotesis Kedua

Kreativitas menurut Guilford’s (1967) adalah suatu kemampuan untuk melihat

Page 140: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

atau menggunakan bermacam-macam kemungkinan penyelesaian masalah. Dari

penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwasanya orang yang kreatif adalah orang

yang menggunakan suatu metode atau pemecahan masalah yang berbeda daripada

umumnya. Kreativitas merupakan salah satu kemampuan yang perlu ditumbuhkan di

dalam kelas dan perlu dikembangkan kreativitas dalam semua segi. Untuk

menumbuhkan iklim atau suasana kreatif didalam pelajaran kimia yang

memungkinkan siswa untuk membuka dirinya, merasa bebas dan aman untuk

mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Berdasarkan uji non parametrik Kruskall

Wallis, diketahui signifikansi 0,016 (<0,05: Ho ditolak). Pada uji hipotesis ketiga ini,

Ho ditolak yang artinya ada perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki

kreativitas tinggi dan rendah.

Pada tabel 4.3 mengenai deskripsi kreativitas siswa terhadap prestasi kognitif

dijelaskan bahwasanya nilai rata-rata siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan

rendah berbeda, siswa yang memiliki kreativitas tinggi memiliki rata-rata 70,77

sedangkan siswa yang memiliki kreativitas rendah memiliki rata-rata 76. Hasil ini

serupa dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Teresa M. Amabile, dkk (1996)

mengenai “Assesing the work environment for creativity”, hasil yang diperoleh dari

penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah dalam

suatu proyek kerja lingkungan.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa perbedaan kreativitas berhubungan dengan

prestasi belajar asam basa. Sedangkan studi hubungan antara kreativitas dengan

pendidikan oleh Jr. Daniel Fasko (2001), menyatakan dari studi ini diketahui bahwa

kreativitas sangat dibutuhkan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk

Page 141: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

meningkatkan pemahaman sehingga hasil belajar akan meningkat.

Secara teori, siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan memperoleh hasil

belajar yang baik, begitupula sebaliknya, namun pada kenyataan dilapangan dalam

penelitian ini berbeda, anak yang memiliki kreativitas rendahlah yang memiliki hasil

belajar yang lebih baik, hal ini dimungkinkan karena interaksi yang dibangun oleh

anak dalam kelompok, sebagaimana yang dijelaskan oleh Mihaly Csikszentmihalyi

(2006) bahwa kondisi sosial orang mempunyai pengaruh yang bagus dan bagian

penting dalam perkembangan kreativitas, semakin banyak ketidakseragaman atau

perbedaan, semakin tidak fokus. Hal ini dimungkinkan setiap kelompok yang terdiri

dari siswa yang sebagian besar mempunyai kreativitas yang tinggi, jika dalam

kelompok banyak yang kreativ akan banyak pula ide, perbedaan dalam penyelesaian

masalah seperti yang disampaikan Mihaly Csikszentmihalyi menjadi tidak fokus,

begitu halnya jika setiap kelompok sebagian besar mempunyai kreativitas yang

rendah justru sedikit terjadi perbedaan sedikit ide, sehingga penyelesaian masalh

menjadi lebih fokus.

Selain itu dimungkinkan karena adanya pemaksaan kategori kreativitas anak

seperti yang telah disampaikan diatas, dan dikarenakan dalam proses pembelajaran

yang sebelumnya cenderung sering dituntun, sehingga ketika diberikan alternative

untuk memunculkan kreativitas mereka, sebagian siswa justru mengalami

kebingungan.

3. Hipotesis Ketiga

Berpikir kritis adalah suatu aktifitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan

nalar. Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi beberapa

Page 142: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis,

penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik

pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka akan semakin dapat mengatasi

masalah-masalah atau proyek komplek dan dengan hasil yang memuaskan.

Gardner dalam Doaa A. El-Demerdash (2011) mengidentifikasikan bahwa

pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menghasilkan pemikir kritis dengan

memelihara kecakapan kemampuan berfikir kritis, kecakapan berupa kekonsistenan

motivasi diri untuk memecahkan masalah dan mendiskusikan dengan berfikir.

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,569

(>0,05: Ho diterima). Pada uji hipotesis kedua ini, Ho diterima yang artinya tidak ada

perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi dan

rendah. Jika dilihat dari rata-rata, siswa yang mempunyai kemampuan berfikir kritis

tinggi memperoleh nilai rata-rata 74,63 yang tidak jauh berbeda dari siswa yang

mempunyai kemampuan berfikir kritis rendah yaitu 73,83. Hasil dari penelitian ini

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Doaa A. El-Demerdash dalam

Prefered Educational Strategies and Critical Thinking Dispositions among Nursing

Students, bahwa pengembangan berfikir kritis mempunyai pengaruh dalam strategi

pembelajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa perbedaan kemampuan berfikir siswa

tidak menghambat siswa dalam pembelajaran. Perbedaan hasil penelitian ini

dimungkinkan karena banyak faktor, sehingga tidak bisa sebagai acuan akan tetapi

tetap digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengetahuan.

4. Hipotesis Keempat

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,015

Page 143: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

(>0,05: Ho ditolak). Pada uji hipotesis kelima ini, Ho ditolak yang artinya ada

interaksi antara pembelajaran menggunakan STM dengan metode proyek dan

eksperimen dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar.

Pada tabel 4.12 diperlihatkan bahwa rata-rata nilai siswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan STM menggunakan metode proyek dengan kreativitas tinggi

adalah 69,17 dan siswa yang mempunyai kreativitas rendah 78,3. Sedangkan siswa

yang mendapatkan pembelajaran dengan STM menggunakan metode eksperimen,

nilai rata-rata siswa yang memiliki kreativitas tinggi 71,25 dan siswa yang

mempunyai kreativitas rendah adalah 71,4. hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang

menyatakan bahwa terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan STM

dengan metode proyek dan eksperimen dengan kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai

kreativitas tinggi lebih baik jika diberi pembelajaran dengan STM eksperimen,

sedangkan siswa yang memiliki kreativitas rendah lebih baik menggunakan

pembelajaran STM proyek yang mana meskipun terdapat interaksi, tetapi tidak

sesuai dengan dugaan pada hipotesis, hal ini diduga siswa yang memiliki kemapuan

rendah dalam mengerjakan tugas yang diberikan mengikuti prosedur yang ada

(memegang konsep taat asas) dalam buku yang mereka temukan dan gunakan

sehingga miskonsepsi dimungkinkan sangat kecil, sehingga hasil prestasi belajar

lebih baik, selain itu dimungkinkan adanya beberapa faktor yang tidak bisa dikontrol

oleh peneliti selama penelitian berlangsung.

5. Hipotesis Kelima

Salah satu dari tujuan pendidikan sains adalah membantu semua perkembangan

Page 144: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

murid sampai ke literature sains paling tinggi. Sejalan dengan tujuan ini, pendekatan

Science Technology Sosiety (STS atau STM) telah menjadi paduan umum dalam

pengajaran sains di banyak Negara. Pendidikan di Turki juga menerapkan

pentingnya melaksanakan pendidikan STS atau STM untuk semua K-12 memantau

perubahannya (Menteri Pendidikan Nasional, 2000, 2004). Keberhasilan dalam

pengembangan STS tergantung pada kemampuan guru untuk mengkorelasikan teori

dan prkatiknya dalam pelaksanaan pendidikan sains dengan teori yang mereka

pahami.

Penelitian berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, didapatkan hasil

bahwa signifikansi 0,011 (<0,05: Ho ditolak). Pada uji hipotesis keempat ini, Ho

ditolak yang artinya ada interaksi antara pembelajaran menggunakan STM dengan

metode proyek dan eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis siswa terhadap

prestasi belajar.

Berdasarkan nilai rerata siswa yang mempunyai kemampuan berfikir tinggi

jika diberikan pembelajaran menggunakan STM dengan metode proyek mempunyai

nilai rata-rata 78,125 yang lebih tinggi daripada dengan STM menggunakan metode

eksperimen yaitu 76,42. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berfikir rendah

yang diberikan pembelajaran menggunakan STM dengan metode proyek mempunyai

nilai rata-rata 73,16 yang lebih rendah dari STM dengan metode eksperimen yaitu

69. Hal ini dapat disimpulkan bahwa metode proyek jika diberikan pada siswa yang

mempunyai kemampuan berfikir kritis tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang

tinggi, sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan berfikir kritis rendah bisa

meningkat, rerata yang mempunyai perbedaan cukup banyak ketika diberi

Page 145: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

pembelajaran dengan STM eksperimen.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Doaa A. El-

Demerdash, dkk mengenai strategi pembelajaran dan kecakapan berfikir kritis

mahasiswa keperawatan yaitu strategi pembelajaran yang diberikan mempunyai

hubungan yang sangat signifikan dengan kemampuan berfikir kritis siswa dan sejalan

dengan keahlian mereka. Begitu pula halnya Linden (2008) dalam Doaa A. El-

Demerdash (2011) dalam studinya efek dari pembelajaran dengan praktek dan

pembelajaran tradisonal terhadap kemampuan berfikir kritis siswa menyatakan

bahwa terdapat interaksi antara pembelajaran dengan praktek merupakan suatu

standar pembelajaran interaktiv dan pembelajaran dengan praktek berpusat pada

kemampuan berfikir kritis siswa.

Menurut Mrs. Rajeshwari dari India (2011) menyatakan bahwa dengan

menerapkan pembelajaran proyek dalam kelas bertujuan agar siswa menemukan

banyak sumber informasi yang dapat membantu mereka dalam memahami topic

lebih dalam dan mempunyai sudut pandang yang tidak umum, dalam mencari

berbagai informasi tersebut membutuhkan kemampuan berfikir kritis. Jadi dapat

disimpulkan siswa yang mempunyai kemampuan berfikir kritis tinggi akan lebih baik

jika diberi pembelajaran dengan metode proyek. Dalam yayasan pendidikan Oracle

(Oracle Eduxcation Foundation, 2011) yang merupakan pusat teknologi

pembelajaran menyatakan bahwa “pembelajaran proyek mendukung perkembangan

kemampuan berfikir kritis siswa”, dari ulasan pendapat tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan berfikir kritis tinggi apabila

diberi pembalajaran dengan STM menggunkan metode proyek mempunyai hasil

Page 146: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

belajar yang lebih baik.

Hal ini sesuai dengan penelitian ini yang dilakukan, dimana siswa yang memiliki

kemampuan berfikir kritis tinggi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi jika

diberikan pembelajaran dengan STM menggunakan proyek, sedangkan siswa yang

memiliki kemampuan berfikir kritis rendah akan memiliki prestasi belajar yang

tinggi jika diberikan pembelajaran dengan STM menggunakan eksperimen yang

dibuktikan dari nilai rerata.

6. Hipotesis Keenam

Berfikir kritis menurut Scriven & Paul dalam Bhisma Murti adalah proses

intelektual yang dengan aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan,

menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau

dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk

memandu keyakinan dan tindakan. Sedangkan kreativitas merupakan tindakan

autentik dalam menyelesaikan masalah yang tidak hanya menjawab dengan benar

tetapi mempunyai ide yang baru dan dikombinasikan dengan disiplin ilmu serta

didesain mempunyai solusi yang inovatif. Apabila kemampuan berfikir kritis

dikombinasikan dengan kreativitas untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang

komplek maka akan tercipta pemecahan yang solutif dalam sains.

Dalam penelitian ini, berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui

signifikansi 0,091 (<0,05: Ho diterima). Pada uji hipotesis keenam ini, Ho diterima

yang artinya ada interaksi antara kemampuan berfikir kritis dan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar. Kreativitas dan kemampuan berfikir kritis merupakan

komponen dalam ThinkQuest, yaitu platform pembelajran online yang

Page 147: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

dikembangkan Oracle Education Foundation. Yang mana menurut Senor Gonzales

dalam paper yang disiapkan oleh SRI International Menlo Park CA (2011)

menyatakan bahwa pentingnya ThinkQuest pada pembentukan konsep dalam

pembelajaran sains, yang artinya kreativitas dan berfikir kritis merupakan komponen

yang penting dalam proses pembelajaran untuk membentuk konsep sains pada siswa

dan juga pada guru.

Menurut perspektif konstruktivisme, pembelajaran dikelas dilihat sebagai proses

konstruksi pengetahuan oleh siswa, sehingga siswa harus berperan aktif. Dalam

proses ini siswa mengembangkan gagasan atau konsep baru berdasarkan analisis dan

pemikiran ulang terhadap pengetahuan yang diperoleh pada masa lalu dan masa kini,

sehingga kreativitas dan kemampuan berfikir kritis sangat berperan dalam proses ini

agar tercapai proses belajar yang merupakan proses aktif untuk mengkonstruksi ilmu

pengetahuan sehingga didapatkan hasil belajar yang maksimal. Namun, kemampuan

berfikir kritis dan kreativitas merupakan faktor internal siswa yang berdasarkan

pernyataan tersebut dapat disimpulkan antara kreativitas dan kemampuan berfikir

siswa merupakan hal yang berdiri sendiri, sehingga tidak berhubungan, siswa yang

mempunyai kemampuan berifkir kritis tinggi belum tentu memiliki kreativitas yang

tinggi dan begitupula sebaliknya.

7. Hipotesis Ketujuh

Proses pembelajaran memerlukan korelasi yang seimbang antara pendekatan dan

metode yang digunakan, faktor internal siswa dan bagaimana peran guru dal

melaksanakan proses pembelajaran itu sendiri, kesemuanya itu seharusnya terjadi

interaksi antara yang satu dengan yang lain untuk mendapatkan hasil belajar yang

Page 148: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

optimal. Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi

interaksi antara pendekatan STM dengan metode proyek dan eksperimen serta faktor

internal siswa yang diteliti berupa kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah serta

kreativitas siswa tinggi dan rendah adalah 0,04 (<0,05: Ho ditolak). Sehingga dapat

disimpulkan uji hipotesis ketujuh ini Ho ditolak yang artinya ada interaksi antara

pembelajaran menggunakan STM dengan metode proyek dan eksperimen dengan

kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah serta kreativitas siswa tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar.

Interaksi terjadi antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir tinggi dan

kreativitas rendah yang mana jika diberi pembelajaran dengan STM proyek

mempunyai rerata 65, yang lebih rendah dibanding dengan jika diberi pembelajaran

dengan STM eksperimen yang mempunyai rerata 69,375, sementara siswa yang

mempunya kemampuan berfikir tinggi dan kreativitas yang tinggi dibeikan

pembelajaran dengan STM proyek memiliki rerata yang lebih tinggi yaitu 77,5

dibanding dengan STM eksperimen yaitu 72,5, penelitian ini sejalan dengan studi

yang disampaikan oleh Educational Development Main Plan dalam Mohd Nazir Md

Zabit (2010) bahwa “berfikir kritis dan kreativitas menjadi bagian utama yang harus

ada dalam pendidikan untuk memecahkan masalah dan menemukan”, dari

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara metode,

kemampuan berfikir dan kreativitas, hal ini didukung oleh Oracle Education

Foundation (2011) bahwa dalam pembelajaran dengan penemuan (dalam penelitian

ini adalah proyek dan eksperimen) sangat membutuhkan kemampuan berfikir kritis

dan kreativitas untuk memaksimalkan hasil belajar.

Page 149: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

E. KETERBATASAN PENELITIAN

Meskipun di dalam penelitian ini telah direncanakan dengan optimal untuk

memperoleh data penelitian yang akurat, teliti, representative dan telah dilaksanakan

evaluasi, akan tetapi peneliti menyadari sepenuhnya bahwa hasil yang diperoleh

mungkin tidak sesuai harapan. Perbedaan antara harapan dan kenyataan ini terjadi

karena beberapa faktor yang dapat mempengaruhi atau membatasi hasil penelitian.

Menurut peneliti faktor-faktor yang mempengaruhi hasil penelitian ini antara lain :

1. Pembelajaran dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) masih

dianggap baru, sehingga proses pembelajaran yang terjadi kurang dapat berjalan

secara optimal.

2. Filosofis konstruktivisme sebagai landasan dalam implementasi Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan, belum mampu merasuk dan diterima oleh semua

elemen yang terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa dalam proses

pembelajaran masih berperan sebagai orang yang siap menerima materi pelajaran

dan kurang menyadari bahwa dirinya memiliki potensi.

3. Metode eksperimen dilaboratorium yang jarang dilaksanakan oleh guru

menyebabkan keterampilan siswa dalam menggunakan alat, bahan, membaca

hasil, percobaan masih rendah. Hal ini berpengaruh pada penggunaan waktu dan

hasil percobaan.

4. Pemberdayaan kerja kelompok masih rendah, sehingga saat melakukan

percobaan hanya dilakukan oleh beberapa siswa saja, sementara siswa yang lain

enggan untuk mencoba, dan secara kelompok sisem kerja kurang kooperatif.

5. Instrument untuk kreativitas dan kemampuan berfikir kritis tinggi yang diukur

Page 150: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

pada level tinggi dan rendah saja, tidak memberikan kesempatan pada terukurnya

level menengah pada kedua faktor, padahal kenyataannya level rendah dan tinggi

selisihnya hanya sedikit. Hal ini menyebabkan biasnya perbedaan kreativitas dan

kemampuan berfikir kritis siswa terhadap pencapaian prestasi belajar.

6. Alat uji prestasi kognitif dan variabel moderator kemampuan berfikir kritis yang

berbentuk objektif masih memungkinkan anak untuk mengerjakan spekulasi,

sehingga ada kemungkinan anak tidak mencerminkan kemampuan yang

sebenarnya.

7. Kegiatan atau aktivitas siswa selama penelitian tidak bisa teramati semua secara

baik dan detail.

8. Pelaksanaan penelitian yang dilakukan 5 kali tatap muka proses pembelajaran

dirasakan masih kurang, akan tetapi terkait dengan pembagian alokasi waktu tiap

kompetensi. Sehingga perbedaan dalam perlakuan penelitian belum tampak jelas

dan belum tampak variasinya.

Page 151: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan didapatkan beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan prestasi belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan

Pendekatan STM menggunakan metode proyek dan siswa yang menggunakan

metode eksperimen

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,018

(<0,05: Ho ditolak). Pada uji hipotesis pertama ini, Ho ditolak yang artinya

pembelajaran menggunakan STM dengan metode proyek dan eksperimen

mempunyai perbedaan prestasi belajar pada materi asam basa. Hal ini

ditunjukkan dari nilai rerata, yang mana siswa yang mendapatkan pembelajaran

dengan pendekatan STM menggunakan proyek nilai rerata 76,80 sedangkan

dengan pendekatan STM menggunakan eksperimen nilai rerata 71,32, hal ini

menunjukkan nilai rerata STM proyek > nilai rerata STM eksperimen.

2. Ada perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan

rendah.

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,016

(<0,05: Ho ditolak). Pada uji hipotesis kedua ini, Ho ditolak yang artinya

perbedaan prestasi belajar siswa pada materi asam basa yang memiliki kreativitas

tinggi dan rendah. Hasil menunjukkan bahwa, nilai rerata siswa yang memiliki

131

Page 152: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

kreativitas tinggi adalah 70,77 dan siswa yang memiliki kreativitas rendah adalah

76.

3. Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan berfikir

kritis tinggi dan rendah.

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,569

(>0,05: Ho diterima). Pada uji hipotesis ketiga ini, Ho diterima yang artinya tidak

ada perbedaan prestasi belajar siswa pada materi asam basa yang memiliki

kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah. Hasil nilai rerata menunjukkan

siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi adalah 74,63 dan siswa

yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi 73,83, yang artinya nilai rerata

siswa yang memiliki kemampuan berfikir tinggi > dari siswa yang memiliki

kemampuan berfikir rendah.

4. Ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM

dengan metode proyek dan eksperimen dengan kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar siswa. Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui

signifikansi 0,015 (<0,05: Ho diterima) yang artinya ada interaksi antara

pembelajaran menggunakan STM dengan metode proyek dan eksperimen dengan

kreativitas siswa terhadap prestasi belajar pada materi asam basa.

Nilai rerata menunjukkan siswa yang memiliki kreativitas rendah memiliki

prestasi belajar yang lebih tinggi, baik diberikan pembelajaran pendekatan STM

dengan metode proyek ataupun eksperimen daripada siswa yang memiliki

kreativitas tinggi.

5. Ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM

Page 153: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

dengan metode proyek dan eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis siswa

terhadap prestasi belajar siswa

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,044

(<0,05: Ho ditolak) yang artinya ada interaksi antara pembelajaran menggunakan

STM dengan metode proyek dan eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis

siswa terhadap prestasi belajar pada materi asam basa. Data ini didukung oleh

nilai rerata, siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi dan diberi

pembelajaran dengan STM menggunakan proyek mempunyai nilai rerata 78,125

yang lebih tinggi daripada dengan STM eksperimen yaitu 76,42, sedangkan siswa

yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi dan diberi pembelajaran dengan

STM menggunakan eksperimen mempunyai nilai rerata 73,16 yang lebih tinggi

daripada dengan STM proyek yaitu 69.

6. Tidak ada interaksi antara kemampuan berfikir kritis dengan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,091

(<0,05: Ho diterima). Pada uji hipotesis keenam ini, Ho diterima yang artinya

tidak ada interaksi antara kemampuan berfikir kritis dan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar pada materi asam basa. Nilai rerata siswa yang memiliki

kemampuan berfikir kritis tinggi dan kreativitas rendah adalah 76,15 yang lebih

rendah daripada siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis rendah dan

kreativitas tinggi 67,9, sedangkan kemampuan berfikir kritis rendah dan

kreativitas tinggi memiliki nilai rerata lebih kecil dibandingkan dengan

Page 154: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

kemampuan berfikir kritis rendah dan kreativitas rendah dengan nilai rerata

76,13.

7. Ada interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM

dengan metode proyek dan eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis dan

kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan uji non parametrik Kruskall Wallis, diketahui signifikansi 0,04

(>0,05: Ho ditolak). Pada uji hipotesis ketujuh ini, Ho ditolak yang artinya ada

interaksi antara pembelajaran menggunakan STM dengan metode proyek dan

eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis dan kreativitas siswa terhadap

prestasi belajar pada materi asam basa.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritik

a. Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dengan menggunakan metode

proyek dan eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi

asam basa dan terdapat perbedaan diantara keduanya dengan STM dengan

metode proyek terbukti lebih baik daripada STM dengan metode eksperimen.

Penerapan pembelajaran STM melalui proyek dan eksperimen mengarahkan pada

proses berfikir kritis dan kreatif dalam memcahkan masalah terutama yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran siswa

dihadapkan pada berbagai permasalahan/isu yang bersumber dari lingkungan

masyarakat.

Page 155: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

b. Kreativitas siswa merupakan faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap

proses pembelajaran dan apabila dikembangkan diharapkan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa. Guru harus memahami bahwa setiap siswa memiliki

Kreativitas yang bervariasi sehingga dalam pembelajaran dapat menggunakan

berbagai pendekatan atau metode, guru berperan sebagai fasilitator yang bertugas

untuk menjembatani siswa dalam mengembangkan potensi untuk mencapai

prestasi hasil belajar sebaik-baiknya.

c. Kemampuan berfikir kritis yang berbeda tidak memberikan perbedaan prestasi

belajar siswa pada materi asam basa. Artinya kreativitas siswa yang berbeda-beda

mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan prestasi belajar sebik-

baiknya.

d. Kreativitas dan kemampuan berfikir kritis merupakan faktor internal siswa yang

berdiri sendiri-sendiri.

e. Korelasi yang berkesinambungan antara pendekatan,metode, faktor internal pada

siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dan optimal.

2. Implikasi Praktis

Pemilihan pendekatan metode juga harus dijadikan pertimbangan dalam

menentukan prestasi belajar yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan siswa secara

menyeluruh. Penggunaan pendekatan STM dengan menggunakan metode proyek dan

eksperimen dapat digunakan dengan sintaks dan kondisi yang benar-benar dikontrol

dengan baik. Selain itu, hendaknya guru juga mmeperhatikan faktor internal siswa

terutama kreativitas yang berbeda tiap siswa.

Page 156: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

C. Saran

1. Bagi Guru

a. Pembelajaran STM dengan menggunakan Metode Proyek dan Eksperimen

merupakansalah satu metode yang bisa digunakan untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa, sehingga pembelajaran ini bisa sebagai salah satu

pilihan untuk diaplikasikan dalam pembelajaran.

b. Agar pelaksanaan kegiatan praktikum dapat optimal, sebaiknya pembagian

tugas tiap anggota kelompok merata dan semua anggota merasa sebagai

pelaksana kegiatan tidak berperan sebagai pengawas.

c. Dalam merancang proses pembelajaran perlu memperhatikan kemampuan

berfikir kritis dan kreativitas siswa, dengan harapan siswa yang kemampuan

berfikir kritis dan kreativitasnya tinggi dapat belajar optimal, sedangkan

siswa yang kemampuan berfikir kritis dan kreativitasnya rendah dapat

meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Bagi Peneliti Berikutnya

a. Hendaknya pendekatan dan metode belajar yang digunakan dalam penelitian

digunakan terlebih dahulu agar bisa diketahui kelemahan dan mengetahui

kesiapan dalam menyampaikan materi.

b. Hendaknya dalam meneliti faktor internal yang adapada siswa, misalnya

kemampuan berfikir kritis dan kreativitas, peneliti tidak hanya mengukur

tinggi dan rendah saja, siswa yang mempunyai kemampuan sedang

sebaiknya diukur supaya peneliti benar-benar mengetahui kemampuan

siswa.

Page 157: TESIS - digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

c. Hendaknya alat uji untuk mengetahui faktor internal siswa (variabel

moderator) tidak hanya menggunakan angket atau tes tetapi sebaiknya

peneliti melakukan observasi dan wawancara agar mendapatkan tingkat

ketelitian yang lebih akurat dalam penelitian.

d. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acauan untuk penelitian yang

sejenis dengan pokok bahasan yang lain seperti hidrolisis, penyangga, Ksp,

koloid, elektrokimia dan lainnya yang dapat dilaksanakan di laboratorium dan

banyak aplikasinya di masyarakat.

e. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambah variabel yang lain

seperti kemampuan menggunakan alat, sikap ilmiah, motivasi berprestasi,

kepedulian terhadap lingkungan dan lain sebagainya.