Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

30
Radiographic Evaluation of Arthritis: Degenerative Joint Disease and Variations Jon A. Jacobson, MD, Gandikota Girish, MD, Yebin Jiang, MD, PhD dan Brian J. SABB, DO Adanya penyempitan celah sendi, penting untuk membedakan inflamasi dari kondisi degeneratif. Adanya osteophyte, sklerosis pada tulang, dan kista subchondral serta tidak adanya gambaran inflamasi seperti erosi menunjukkan osteoarthritis. Typical osteoarthritis melibatkan sendi tertentu pada usia pasien tertentu. Ketika osteoarthritis melibatkan sendi yang tidak biasa (atypical), terjadi pada usia muda, atau memiliki penampilan radiografi yang tidak biasa, maka penyebab lain kerusakan tulang rawan harus dipertimbangkan, seperti deposisi kristal, neuropathic joint, dan hemophilia. Ada beberapa jenis radang sendi, seperti juvenile chronic arthritis and gout arthritis, mungkin memiliki penampilan yang bervariasi dibandingkan dengan inflamasi arthritis umum lainnya. 1 Penting: - Dengan adanya penyempitan celah sendi, adalah penting untuk membedakan penyebab inflammatory dari degeneratif. - Osteoarthritis typical melibatkan sendi yang spesifik pada usia pasien tertentu. - Osteoarthritis atypical yang terjadi pada usia lebih dini, atau dengan gambaran radiografi yang tidak khas menunjukkan penyebab destruksi tulang rawan kurang umum lainnya.

Transcript of Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

Page 1: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

Radiographic Evaluation of Arthritis:

Degenerative Joint Disease and Variations

 Jon A. Jacobson, MD, 

Gandikota Girish, MD, 

Yebin Jiang, MD, PhD dan 

Brian J. SABB, DO

Adanya penyempitan celah sendi, penting untuk membedakan inflamasi dari

kondisi degeneratif. Adanya osteophyte, sklerosis pada tulang, dan kista subchondral serta

tidak adanya gambaran inflamasi seperti erosi menunjukkan osteoarthritis. Typical

osteoarthritis melibatkan sendi tertentu pada usia pasien tertentu. Ketika osteoarthritis

melibatkan sendi yang tidak biasa (atypical), terjadi pada usia muda, atau memiliki

penampilan radiografi yang tidak biasa, maka penyebab lain kerusakan tulang rawan harus

dipertimbangkan, seperti deposisi kristal, neuropathic joint, dan hemophilia. Ada beberapa

jenis radang sendi, seperti juvenile chronic arthritis and gout arthritis, mungkin memiliki

penampilan yang bervariasi dibandingkan dengan inflamasi arthritis umum lainnya.

1

Penting:

- Dengan adanya penyempitan celah sendi, adalah penting untuk membedakan

penyebab inflammatory dari degeneratif.

- Osteoarthritis typical melibatkan sendi yang spesifik pada usia pasien tertentu.

- Osteoarthritis atypical yang terjadi pada usia lebih dini, atau dengan gambaran

radiografi yang tidak khas menunjukkan penyebab destruksi tulang rawan

kurang umum lainnya.

- Osteoarthritis atypical dapat disebabkan oleh karena trauma, penyakit deposisi

kristal (CPPD), neuropathic joint, dan hemophilia.

- Juvenile chronic arthritis dan gouty arthritis adalah dua jenis arthritis yang

memiliki penampilan berbeda dari inflamasi arthritis umum lainnya

Page 2: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

Radiography umumnya digunakan dalam evaluasi untuk arthritis. Sebuah algoritma

dasar berdasarkan temuan radiografis dapat diikuti untuk mencapai diagnosis final dan

biasanya benar (Gambar 1). Meskipun tidak mungkin untuk mencakup semua bentuk

arthritis dengan variasinya menjadi satu skema, algoritma ini dapat digunakan sebagai

kerangka kerja untuk evaluasi, karena hal ini mencakup paling sering gambaran radiografi

arthritis pada umumnya.

Titik awal dari algoritma ini adalah penyempitan celah sendi. Langkah berikutnya

adalah untuk menentukan apakah proses ini merupakan inflamasi atau degeneratif. Kondisi

inflamasi ditujukkan adanya osteopenia dan pembengkakan jaringan lunak, adanya erosi

tulang yang merupakan temuan khas pada inflamasi. Erosi dini akan muncul sebagai garis

tipis diskontinuitas, putih, subchondral bone plate, umumnya melibatkan tepi sendi

2

Gambar 1. Diagram alur menunjukkan pendekatan untuk evaluasi radiografi radang sendi. Algoritma dimulai   dengan   penyempitan   celah   sendi   dan   pada   awalnya  menggunakan   diferensiasi   antara temuan  inflamasi  dan  degeneratif  untuk  mencapai  diagnosis  akhir.  (Dicetak  ulang,  dengan   izin, dengan referensi 1.)

Page 3: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

(Gambar 2). Penyempitan celah sendi simetris juga dapat ada. Sebaliknya, pada penyebab

degeneratif, penyempitan celah sendi ditandai dengan adanya osteophyte, sklerosis tulang;

kista subkondral, atau geodes; penyempitan celah sendi asimetris, dan tidak adanya

gambaran inflamasi seperti erosi tulang (Gambar 3).

Dalam bagian 1 dari ulasan ini (1), inflammatory arthritis yang umum dibicarakan.

Tinjauan ini pertama akan difokuskan pada penyakit sendi degeneratif, termasuk typical

osteoarthritis serta bentuk-bentuk kurang khas daripada osteoarthritis, sebagaimana dapat

dilihat pada trauma, penyakit pengendapan kristal (deposisi kristal), dan hemophilia.

Akhirnya, variasi dari algoritma akan dibahas, termasuk kondisi seperti arthritis kronis

remaja (juvenile chronic arthritis), inflammatory osteoarthritis, dan arthritis gout.

Degenerative Joint Disease

3

Gambar   2.  Inflammatory   arthritis (Rheumatoid arthritis).  Posteroanterior   radiograf   menunjukkan diskontinuitas korteks tulang, menunjukkan erosi marginal (panah).

Gambar  3.  Osteoarthritis.  Posteroanterior radiograf   menunjukkan   penyempitan sendi  interphalangeal,   sclerosis subchondral,   dan   pembentukan   osteofit (panah).

Page 4: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

Sebuah proses degeneratif dicurigai ketika terlihat penyempitan celah sendi,

pembentukan osteophyte, sklerosis tulang, dan kista subchondral dengan tidak adanya

perubahan inflamasi (Gambar 3). Ketika penyakit sendi degeneratif melibatkan artikulasi

sinovial, istilah osteoarthritis atau osteoarthrosis digunakan. Umumnya, penyempitan celah

sendi dari osteoarthritis dikaitkan dengan pembentukan osteophyte, terutama di lutut (2).

Pada sendi pinggul dan lutut, hasil rontgen weight bearing akan meningkatkan deteksi dini

penyempitan celah sendi. Temuan osteophyte marginal biasanya digunakan untuk

mendeteksi osteoarthritis, sedangkan temuan penyempitan celah sendi, sklerosis tulang,

dan kista subchondral digunakan untuk menilai keparahan (2). Adanya celah sendi yang

menyempit, osteophyte menjadi lebih besar, peningkatan sclerosis tulang, dan kista

subkondral, atau geode, formasi dapat dilihat. Ketika osteoarthritis diidentifikasikan pada

radiografi, penting untuk mempertimbangkan sendi mana yang terlibat, usia pasien, dan

penampilan radiografi sebagai langkah berikutnya dalam algoritma.

Typical Osteoarthritis

Osteoarthritis biasanya merupakan akibat dari kerusakan artikular tulang rawan dan

keausan dari microtrauma berulang yang terjadi sepanjang hidup, meskipun faktor genetik,

keturunan, gizi, metabolik, penyakit artikular yang sudah ada sebelumnya, serta faktor

habitus tubuh dapat berkontribusi dalam beberapa kasus. Proses ini cenderung melibatkan

sendi tertentu selama dekade tertentu dari kehidupan seseorang dan sebagian bergantung

pada habitus tubuh pasien dan tingkat aktivitas fisik. Sebagai contoh, salah satu sendi

pertama yang dapat menunjukkan osteoarthritis adalah sendi acromioclavicular, di mana

pembentukan osteophyte minimal dapat dilihat pada dekade ke-4 dari kehidupan dan

sesudahnya, karena tekanan yang terjadi pada sendi (Gambar 4). Tempat lain daripada

typical osteoarthritis adalah sendi carpometacarpal pertama, sering dimulai setelah dekade

ke-5 dari kehidupan, karena sebagian tekanan yang berkaitan dengan penggunaan konstan

jempol atau kelemahan sendi (Gambar 5a) (3). Osteoarthritis juga khas melibatkan sendi

interphalangeal tangan setelah dekade 4 atau 5 dari kehidupan, hal ini berkaitan “tingkat

penggunaan” dan “pengunaan yang berlebihan” (Gambar 5b) (4).

4

Page 5: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

5

Gambar   5.  Osteoarthritis.   (A)   Posteroanterior   dan   (b)   radiografi   tangan  posisi   oblique menunjukkan   penyempitan  celah  sendi,   sklerosis,   dan   pembentukan   osteofit   (a)   sendi carpometacarpal pertama (panah) dan (b) sendi interphalangeal dan metakarpofalangealis.

Gambar   4.  Osteoarthritis.   Radiograf sendi   anteroposterior akromioklavikularis   menunjukkan penyempitan   ruang   sendi,   sklerosis, dan   pembentukan   osteofit   yang melibatkan   sendi   acromioclavicular (panah).

Page 6: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

Keterlibatan sendi metakarpofalangealis tidak jarang berhubungan dengan

osteoarthritis sendi interphalangeal, meskipun jenis keterlibatan ini biasanya dengan tingkat

keparahan yang lebih rendah. Tidak seperti di sendi yang lebih besar, penyempitan celah

sendi interphalangeal dan metakarpofalangealis pada osteoarthritis mungkin simetris.

Osteoarthritis sendi metatarsophalangeal pertama adalah awal yang umum pada dekade ke-

5 dari kehidupan (Gambar 6) dan mungkin berhubungan dengan deformitas valgus hallux.

Pada orang yang berumur tua, osteoarthritis diidentifikasi melibatkan sendi lutut

dan sendi pinggul, dimulai setelah dekade 4 atau 5 kehidupan (4). Berkenaan dengan sendi

lutut, penyempitan celah sendi biasanya asimetris dan paling sering melibatkan

kompartemen medial sendi femorotibial, mungkin juga kompartemen patellofemoral 6

Gambar   7.  Osteoarthritis.  Radiograf   lutut  proyeksi anteroposterior menunjukkan penyempitan celah sendi, sklerosis,  dan pembentukan  osteofit   (panah)  dominan melibatkan kompartemen medial.

Gambar   6.  Osteoarthritis. Radiograf   kaki  proyeksi anteroposterior  menunjukkan penyempitan  celah   sendi metatarsophalangeal pertama,   sclerosis,   dan pembentukan   osteofit (panah).

Page 7: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

(Gambar 7) (5). Demikian pula, penyempitan celah sendi pinggul adalah asimetris, dengan

migrasi femoral head ke superior lebih umum daripada migrasi medial (Gambar 8) (6).

Dysplasia acetabular yang mendasari dikaitkan dengan migrasi superolateral. Pada early

osteoarthrosis sendi pinggul, a frog leg view sering akan menunjukkan rim atau collar

osteophyte yang mungkin lebih sulit divisualisasikan pada radiograf proyeksi

anteroposterior.

Osteoarthritis yang dijelaskan di atas dapat sedikit bervariasi. Apapun, ketika

osteoarthritis yang teridentifikasikan, maka penting untuk mempertimbangkan sendi mana

yang terlibat, tingkat keparahan perubahan radiografi, distribusi osteoarthritis, dan usia

pasien untuk membuat perbedaan antara typical osteoarthritis dan atypical osteoarthritis.

Atypical Osteoarthritis 7

Gambar   8.  Osteoarthritis.  (A)   anteroposterior   dan   (b)  Radiografi   proyeksi   Frog   leg   hip  l menunjukkan penyempitan celah sendi aspect superolateral, sklerosis, kista subkondral, dan pembentukan osteofit (panah) dengan buttressing dari leher femoralis..

Page 8: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

Jika temuan radiografi pada osteoarthritis diidentifikasikan, tetapi sendi yang

terlibat tidak umum, tingkat keparahan dari temuan tersebut berlebihan atau tidak biasa,

atau usia pasien yang tidak biasa, maka penyebab kurang umum lainnya untuk kerusakan

tulang rawan dan osteoarthritis harus dipertimbangkan. Kemungkinan penyebab untuk

penampilan yang tidak khas pada osteoarthritis ini termasuk trauma, penyakit kristal

deposisi, neuropathic joint, dan hemophilia. Penyebab lain yang mungkin adalah congenital

dan development anomalies, seperti dysplasia, yang mengganggu biomekanika normal.

Trauma adalah penyebab paling umum untuk atypical osteoarthritis. Hal ini

mungkin merupakan sequela (a) dari peristiwa traumatik sebelumnya yang menyebabkan

kerusakan tulang rawan dan osteoarthritis dipercepat atau (b) cedera berulang yang tidak

biasa dan berlebihan, yang dapat dilihat pada atlet atau mungkin berhubungan dengan

pekerjaan. Misalnya, remote athletic injury mungkin menghasilkan penampilan percepatan

osteoarthrosis pada lutut atau pinggul. Petunjuk untuk diagnosis ini adalah usia pasien yang

relatif muda, keterlibatan sendi yang tidak khas (Gambar 9), ditandai keterlibatan

ekstremitas bawah yang asimetris, atau keparahan yang tidak biasa. Contoh lain dari

atypical osteoarthritis adalah karena tekanan kerja yang berlebihan dan cedera berulang

yang atypical karena usia pasien dan keterlibatan sendi yang tidak biasa, seperti siku.

Penyakit pengendapan kristal kalsium pirofosfat dihidrat (CPPD) dapat

menyebabkan kondrokalsinosis dan kalsifikasi dari sinovium, kapsul sendi, tendon, dan

8

Gambar 9.  Atypical  osteoarthritis  oleh karena trauma. Radiografi   pergelangan   kaki  proyeksi Mortise   menunjukkan   penyempitan ruang   sendi,   sklerosis,   kista subkondral,   dan   pembentukan osteofit (panah).

Page 9: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

ligamen. Selain itu, penyakit deposisi kristal (CPPD) dapat menyebabkan arthropathy yang

dapat muncul sebagai atypical osteoarthritis. Meskipun temuan radiografi CPPD muncul

agak mirip dengan osteoarthritis, mereka tidak khas karena distribusi sendi, pembentukan

kista subchondral yang luas, dan berhubungan dengan deposisi kalsium, termasuk

kondrokalsinosis. Sebagai contoh, arthropathy CPPD khas melibatkan sendi radiocarpal

pergelangan tangan dan sendi metakarpofalangealis kedua dan ketiga tangan (Gambar 10)

(6). Kondrokalsinosis dari triangular fibrocartilage sering terjadi, meskipun pengendapan

kalsium di ligamen karpal intrinsik (khususnya pada ligamentum lunotriquetral) dan kapsul

sendi juga dapat terlihat (7). Pada lutut, yang merupakan sendi yang paling sering terkena

penyakit pengendapan kristal (CPPD), perubahan degeneratif yang tidak proporsional

patellofemoral adalah khas (Gambar 11) dan berhubungan dengan kondrokalsinosis, yang

mempengaruhi meniscus fibrocartilage dan tulang rawan hyalin (8). Deposisi kalsium

dalam tendon gastrocnemius adalah temuan lain yang dapat dilihat pada penyakit deposisi

kristal (CPPD) di lutut (Gambar 11) (8). Tempat lain dari kondrokalsinosis meliputi

simfisis pubis dan labrum pinggul (9).

9

Gambar   10.  Penyakit   deposisi   kristal (CPPD)  di   tangan.  Radiografi   proyeksi posteroanterior   menunjukkan penyempitan sendi metakarpofalangealis kedua   dan   ketiga,   sklerosis,   kista subkondral,   dan   pembentukan   osteofit (kepala panah). Perhatikan   kondrokalsinosis   dari triangular  fibrocartilage  (panah),   dan osteoarthritis   yang   parah   dari   sendi carpometacarpal pertama.

Page 10: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

Karena temuan kondrokalsinosis saja tidak spesifik (penyebab lain diantaranya

termasuk hemochromatosis dan hiperparatiroidisme), jika ada temuan bersama dari

arthropathy CPPD, menunjukkan penyakit deposisi kristal (CPPD) sebagai penyebabnya.

Penting untuk mempertimbangkan diagnosis hemochromatosis ketika temuan radiografi

CPPD diidentifikasikan, karena ada tumpang tindih yang substansial dalam temuan

radiografinya. Pada hemochromatosis, keterlibatan yang lebih luas dari sendi kedua sampai

kelima sendi metakarpofalangealis, dan hooklike pada metakarpal os radius atau drooping

osteophyte lebih umum dijumpai (Gambar 12) (9).

Penyebab lain penampilan atypical osteoarthritis mencakup early neuropathic joint.

Dalam situasi ini, hilangnya mekanisme umpan balik dari sensasi dan proprioception 10

Gambar   11.   Penyakit   deposisi   kristal (CPPD)  pada lutut.  (A) anteroposterior dan   (b)   radiografi   lateral   yang menunjukkan   kondrokalsinosis melibatkan menisci (panah) dan tulang rawan   hyalin,   osteoarthritis   sendi dominan  mengenai  patellofemoral (panah   lurus),   dan   pengapuran   asal tendon   gastrocnemius   (panah melengkung).

Gambar   12.  Hemochromatosis. Radiograf   tangan  proyeksi posteroanterior   menunjukkan osteoartritis   sendi metakarpofalangealis, dengan hooklike osteofit (panah).

Gambar   13.  Neuropathic   joint.   (A) anteroposterior dan (b) radiografi kaki proyeksi  lateral   yang   menunjukkan penyempitan  celah  sendi,   sklerosis, kista   subkondral,   dan   pembentukan osteofit (panah). Perhatikan   kemiringan   navicular plantar dan pes planus.

Page 11: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

menyebabkan ketidakstabilan sendi dan perubahan degeneratif selama kegiatan sehari-hari.

Sementara temuan karakteristik daripada neuropathic joint --yaitu sclerosis, fragmentasi,

dan subluksasi-- jelas pada tahap lanjut dari proses ini, perubahan awal pada neuropathic

joint akan sering muncul sebagai atypical osteoarthritis (10). Petunjuk utama untuk

diagnosis early neuropathic joint adalah distribusi perubahan radiografi, yang tergantung

pada penyebab neuropati. Misalnya, keterlibatan midfoot adalah khas dengan diabetes

mellitus, dimana terlihat temuan penyempitan celah sendi, sklerosis tulang, dan osteophyte

(Gambar 13). Temuan ini bersamaan dengan temuan kalsifikasi arteri lebih lanjut

menunjukkan diagnosis neuropathic joint, dan berkorelasi dengan riwayat pasien adalah

penting. Penyebab lain dari neuropathic joint termasuk sifilis atau tabes dorsalis

(melibatkan sendi ekstremitas bawah dan tulang belakang) dan syrinx (melibatkan sendi

bahu bilateral).

Perdarahan intraarticular berulang, seperti yang terlihat dengan hemophilia, yang

dapat menyebabkan kerusakan tulang rawan dan gambaran radiografi atypical osteoarthritis

11

Page 12: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

(Gambar 14). Meskipun erosi tulang karena peradangan sinovial sekunder dapat dilihat,

seringkali osteophyte, sklerosis tulang, dan kista subkondral yang paling jelas. Kombinasi

dari erosi tulang dan pembentukan osteophyte menciptakan penampilan yang tidak teratur

pada permukaan artikular. Ketika melihat perubahan-perubahan degeneratif ini, adalah

mungkin distribusi atypical joint dan usia muda yang berlawanan dengan karakteristik

typical osteoarthritis (Gambar 15). Gambaran lain dari hemophilia termasuk kehilangan

celah sendi agak lebih simetris, adanya pembentukan kista subchondral berlebihan, dan

mungkin efusi akibat dari perdarahan. Selain osteopenia, pertumbuhan epifisis berlebih

mungkin terlihat, karena hiperemia kronis pada usia anak (11). Pada lutut, perpanjangan

atau squaring daripada patela dan pelebaran intercondylar notch dapat terlihat (Gambar 14).

Perdarahan berulang dapat menghasilkan kelainan yang meluas dan merusak dikenal

sebagai hemophilia pseudotumor, paling sering melibatkan tulang paha dan pelvis.

Seringkali tumpang tindih antara gambaran radiografi hemophilia dan juvenile chronic

arthritis; namun, keterlibatan lutut, pergelangan kaki, dan siku lebih sering terjadi pada

hemophilia. Korelasi dengan riwayat pasien juga penting dalam diagnosis hemophilia.

Penyebab kurang umum lain untuk gambaran atypical osteoarthritis termasuk

dysplasia epifisis, ochronosis, dan akromegali. Pada dysplasia epifisis, beberapa sendi

12

Gambar   14.  Hemofilia.  Radiograf  lutut proyeksi anteroposterior pada penderita pria  berusia   20-tahun   menunjukkan penyempitan  celah  sendi   yang   agak simetris, sklerosis, kista subkondral, dan pembentukan  osteofit   (panah),   dengan pelebaran intercondylaris notch (panah). Perhatikan  flattening   daripada permukaan  distal kondilus femoralis.

Gambar   15.  Hemofilia.  Radiograf   kaki proyeksi  lateral   menunjukkan penyempitan celah sendi, sklerosis, dan pembentukan osteofit (panah).

Page 13: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

mungkin akan terlibat, dengan permukaan artikular yang irreguler dan bentuk abnormal

dari epiphyses. Ochronosis, sebuah istilah yang menggambarkan pigmentasi abnormal

dalam gangguan alkaptonuria, berhubungan dengan kalsifikasi multiple disc yang khas.

Pada akromegali, temuan radiografi lainnya termasuk spade-shaped falang distal, pelebaran

dini daripada celah sendi, peningkatan ketebalan daripada tumit, scalloping vertebral

bagian posterior, dan pembesaran mandibula dan sinus.

Variasi Algoritma

Dalam algoritma disajikan sebagai suatu pendekatan terhadap diagnosis arthritis

pada radiografi, penyempitan celah sendi digunakan sebagai titik awal, terutama untuk

menekankan pada perbedaan penting antara inflammatory arthritis dan degeneratif ketika

penyempitan celah sendi terlihat. Namun, ada beberapa kondisi yang tidak tepat masuk ke

dalam algoritma; ini termasuk juvenile chronic arthritis, inflammatory arthritis dengan

osteoarthritis sekunder, erosive atau inflammatory osteoarthritis, gout, dan lupus

eritematosus sistemik. Meskipun tidak dibahas di sini, sinovitis villonodular berpigmen dan

sinovial osteochondromatosis dapat menyebabkan osteoarthritis sekunder dengan erosi

tekanan, terutama jika kondisi ini berlangsung lama dan melibatkan kapasitas joint kecil.

Juvenile Chronic Arthritis

Kategori juvenile chronic arthritis terdiri dari Still disease (atau seronegatif chronic

arthritis), juvenile-onset adult-type rheumatoid arthritis, juvenile-onset ankylosing

spondylitis, psoriatic arthritis, arthritis of inflammatory bowel disease, dan

spondyloarthropathies seronegatif lainnya, serta jenis arthritis lainnya (12). Diskusi ini

terutama akan fokus pada Still disease karena merupakan jenis yang paling umum, sekitar

70% kasus adalah juvenile chronic arthritis.

Still disease memiliki tiga subtipe: pauciarticular, polyarticular, dan sistemik. Yang

paling umum adalah penyakit pauciarticular (60% kasus), yang melibatkan sendi perifer

yang lebih besar seperti lutut, pergelangan kaki, siku, dan pergelangan tangan dan 13

Page 14: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

mempengaruhi 1-4 sendi (13). Subtipe lain termasuk penyakit polyarticular (20% kasus),

umumnya mempengaruhi sendi tangan, pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, dan

kaki secara bilateral (Gambar 16). Subtipe ketiga, penyakit sistemik (20% kasus) mungkin

atau tidak mungkin terkait dengan arthritis tetapi ditandai dengan demam, limfadenopati,

ruam, hepatosplenomegali, perikarditis, miokarditis, dan anemia.

Gambaran radiografi umum arthritis dari Still disease termasuk pembengkakan

jaringan lunak dan osteopenia, namun ada beberapa perbedaan yang jelas bila

dibandingkan dengan adult rheumatoid arthritis. Perbedaan ini mencakup penyempitan

celah sendi yang terlambat dan perubahan erosif, mungkin periostitis, gangguan

pertumbuhan, dan, fase lanjut, fusi sendi (Gambar 16). Adanya periostitis adalah

disebabkan periosteum yang melekat relatif longgar pada anak-anak dibandingkan dengan

14

Gambar   16.  Juvenile  Chronic   Artrhitis:  Still   Disease.   (A)   radiograf   tangan  proyeksi posteroanterior   menunjukkan   penyempitan  celah  sendi   dan   perubahan   inflamasi   pada beberapa sendi, dengan pertumbuhan epifisis berlebih dan gangguan pertumbuhan lainnya karena   fusi   epifisis  yang  dini.  (B)   Bilateral   radiograf   lutut  proyeksi  anteroposterior menunjukkan  uniform  penyempitan  celah   sendi  (panah),   osteopenia,   dan   pertumbuhan epifisis   berlebih   dengan   pelebaran  interconylaris   notch  (panah).  Perhatikan   osteoartritis sekunder.

Page 15: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

pada orang dewasa. Gangguan pertumbuhan termasuk pertumbuhan epiphyses berlebih

disebabkan karena hiperemia kronis dan undergrowth tulang karena fusi prematur growth

plate.

Penyempitan celah sendi tanpa Erosi atau Osteophyte

Dalam algoritma disajikan, langkah pertama adalah untuk menentukan apakah ada

erosi atau osteophyte dalam penyempitan celah sendi. Dengan tidak adanya erosi atau

osteophytes, seseorang harus mengandalkan distribusi keterlibatan sendi, karakteristik

penyempitan celah sendi, dan tanda-tanda peradangan sekunder untuk sampai pada

diagnosa yang benar. Misalnya, jika penyempitan celah sendi melibatkan sendi

interphalangeal distal pada pasien 60 tahun tanpa osteopenia periarticular atau

pembengkakan jaringan lunak, maka cenderung early osteoarthritis (Gambar 17). Jika

penyempitan celah sendi lutut tetapi melibatkan sendi simetris dengan osteopenia

periarticular, maka cenderung arthritis inflamasi seperti rheumatoid arthritis (Gambar 18).

Jika penyempitan celah sendi melibatkan satu sendi dengan pembengkakan jaringan lunak

dan osteopenia periarticular, maka dipertimbangkan early septic arthritis.

15

Gambar   17.  Early  osteoarthritis.  Radiograf proyeksi posteroanterior dari jari menunjukkan penyempitan  celah sendi  proksimal dan distal interphalangeal   dengan   subchondral   sclerosis minimal dan osteofit relatif sedikit.

Page 16: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

Arthritis Inflamasi dengan Osteoarthritis Sekunder

Seorang pasien dengan arthritis kronis dan mungkin diobati sebagai arthritis

inflamasi kronis dapat berkembang menjadi osteoarthritis sekunder. Penilaian

menggunakan algoritma yang disajikan akan menjadi sulit dalam situasi ini, karena

kombinasi erosi dan osteophyte mungkin ada yang melibatkan sendi yang sama. Ada

beberapa gambaran radiografi yang menunjukkan inflammatory arthritis dengan

osteoarthritis sekunder. Banyak kali, gambaran yang paling jelas adalah keterlibatan sendi

biasanya tidak khas mengenai osteoarthritis, seperti sendi metakarpofalangealis. Ketika

osteophyte diidentifikasikan dalam situasi ini, salah satu penyebab awalnya dapat

dipertimbangkan atypical osteoarthritis. Namun, temuan lain arthritis inflamasi mendasari

sering ada, seperti kehilangan celah sendi yang simetris dan bukti adanya erosi (Gambar

19). Penyembuhan erosi dapat menunjukkan margin yang halus atau sklerotik. Distribusi

karakteristik kelainan sendi dengan inflammatory arthritis juga dapat dilihat, seperti

keterlibatan secara bilateral, simetris, proksimal dari ekstremitas atau keterlibatan bilateral

metatarsophalangeal joint ke 5, seperti terlihat pada rheumatoid arthritis. Temuan

kehilangan simetris joint space dengan osteophyte juga menunjukkan inflammatory

arthritis dengan osteoarthritis sekunder (gambar 20).

16

Gambar 18. Rheumatoid arthritis. Radiograf lutut  proyeksi  anteroposterior menunjukkan   penyempitan  celah   sendi simetris yang difuse

Gambar 19.  Rheumatoid arthritis dengan   secondary   early osteoarthritis.   Radiograf   tangan proyeksi   posteroanterior menunjukkan penyempitan  celah sendi  yang   seragam   (uniform) dari  setiap  sendi metakarpofalangealis.   Perhatikan erosi   kecil   (kepala  panah)   dan osteofit kecil (panah).

Page 17: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

Inflamasi atau Osteoarthritis Erosif

Inflamasi atau Erosive Osteoartritis

Osteoarthritis inflamasi atau erosif dapat dipandang sebagai variasi dari

osteoarthritis dalam hal itu umumnya melibatkan sendi interphalangeal tangan, dan

osteophyte cukup jelas terlihat. Gambaran yang khas adalah erosi central yang

menghasilkan dua konveksitas dari permukaan sendi, kelihatan seperti sayap burung camar

(wing of seagull) (Gambar 21). Central erosi ini jangan dibuat bingung dengan erosi

marjinal rheumatoid arthritis. Sinovitis proliferatif ada, dan peradangan akibat dari sendi

yang terlibat dapat mengakibatkan ankilosis (14).

17

Gambar   20.  Rheumatoid   arthritis dengan   osteoartritis   sekunder. Radiograf   pinggul  proyeksi anteroposterior   menunjukkan penyempitan  celah  sendi  pada setiap   sendi   pinggul.   Perhatikan erosi   kecil   (kepala  panah)   dan osteofit   (panah).  Keterlibatan sacroiliac  joint  juga  ada  dengan gambaran  penyempitan  celah sendi, irreguler, dan sclerosis.

Gambar 21. Inflamasi atau erosif osteoarthritis. Radiograf jari proyeksi posteroanterior menunjukkan penyempitan celah sendi, sklerosis, dan pembentukan osteofit sendi interphalangeal distal dengan erosi central (panah).

Gambar   22. Gout.  Radiograf tangan   proyeksi posteroanterior menunjukkan erosi   sklerotik (panah),   dengan jaringan   lunak pembengkakan dan   ruang bersama   yang luas.

Page 18: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

Gout

Arthritis gout disebabkan oleh kristal monosodium urat, yang menampilkan

birefringence negatif yang kuat pada pemeriksaan cahaya terpolarisasi. Gambaran

radiografi gout tidak sesuai dengan algoritma yang disajikan, karena penyempitan celah

sendi terjadi fase akhir (Gambar 22). Selain itu, erosi merupakan salah satu ciri bahwa

mereka sering dekat sendi tetapi tidak secara spesifik marginal dan mereka memiliki tepi

yang sklerotik yang menghasilkan gambaran punched-out appearance (Gambar 23) (15).

Osteopenia periarticular juga tidak ada. Petunjuk lain untuk diagnosis gout adalah adanya

jaringan lunak yang ditandai pembengkakan dari deposisi tophus gout. Pengapuran tophi

seperti ini jarang terjadi karena tidak adanya bersamaan dengan penyakit ginjal. Kerusakan

tulang ditandai terjadi pada kasus berat, disertai pembengkakan jaringan lunak

(Gambar 24). Tempat yang paling umum untuk keterlibatan gout adalah sendi

metatarsophalangeal pertama pada kaki. Sendi lain, seperti sendi interphalangeal dari

tangan dan kaki adalah tidak biasa, meskipun asam urat dapat terjadi pada sendi lain juga

(Gambar 25). Tempat lain yang khas untuk erosi gout adalah tulang tarsal. Gambaran

luscent yang berbetuk bulat di sekitar sendi mungkin merupakan erosi atau tophi

intraosseous. Gout juga dapat menghasilkan pembengkakan jaringan lunak dari bursitis,

seperti bursitis olecranon. Karena temuan radiografi terkadang membingungkan dan

tampak tidak biasa, mungkin akan membantu untuk mengingat, "Jika ragu, pikirkan asam

urat."

18

Page 19: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

Sistemik Lupus Eritematosus

Gambaran radiografi lupus eritematosus sistemik (SLE) mungkin tidak jelas,

penyempitan celah sendi dan erosi biasanya tidak sering. Temuan yang paling umum pada

SLE adalah adanya subluksasi sendi metakarpofalangealis tanpa erosi; temuan tersebut

19

Gambar 23. Gout. Radiograf kaki  proyeksi anteroposterior menunjukkan multiple punched-out sclerotic erosions (panah), dengan pembengkakan jaringan lunak.

Gambar 25. Gout. Radiograf lutut  proyeksi anteroposterior menunjukkan multiple punched-out sclerotic erosions (panah), dengan pembengkakan jaringan lunak (kepala panah).

Gambar 24. Gout. Radiografi  jari proyeksi posteroanterior menunjukkan central sendi interphalangeal distal (panah).

Page 20: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

sering diidentifikasikan hanya pada radiografi posisi oblique dan tidak dapat

diidentifikasikan pada proyeksi posteroanterior (Gambar 26). Osteopenia periarticular dan

jaringan lunak pembengkakan dapat terlihat.

KESIMPULAN

Setelah penyempitan celah sendi dikenali, adanya erosi menunjukkan sebuah

arthritis inflamasi, sedangkan adanya osteophyte menunjukkan arthritis degeneratif. Ketika

osteoarthritis disarankan, penting untuk memperhitungkan distribusi keterlibatan sendi,

tingkat keparahan penyakit, dan usia pasien untuk mempertimbangkan penyebab kurang

20

Gambar 26. Sistemik lupus eritematosus. (A) Posteroanterior dan (b) radiografi tangan proyeksi oblique menunjukkan reducible subluksasi  dan swan neck deformity pada beberapa  sendi (kepala panah).

Page 21: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

umum dari kerusakan tulang rawan. Kita juga harus familiar dengan arthritis yang tidak

jelas masuk ke dalam algoritma, seperti arthritis gout.

Referensi:

1. JacobsonJA, GirishG, JiangY, Resnick D. Radiographic evaluationofarthritis:

inflammatory conditions. Radiology 2008; 248 (2): 378–389.

2. Kijowski R, Blankenbaker DG, Stanton PT, Fine JP, De Smet AA. Radiographic

findings of osteoarthritis versus arthroscopic findings of articular cartilage

degeneration in the tibiofemoral joint. Radiology 2006; 239: 818–824.

3. Sonne-Holm S, Jacobsen S. Osteoarthritis of the first carpometacarpal joint: a study

of radiology and clinical epidemiology—results from the Copenhagen

Osteoarthritis Study. Osteoarthritis Cartilage 2006; 14:496–500.

4. Arden N, Nevitt MC. Osteoarthritis : epidemiology. Best Pract Res Clin Rheumatol

2006 ; 20:3–25.

5. Preidler KW, Resnick D. Imaging of osteoarthritis. Radiol Clin North Am 1996; 34:

259–271,x.

6. Bencardino JT, Hassankhani A. Calcium pyrophosphate dehydrate crystal

deposition disease. Semin Musculoskelet Radiol 2003;7: 175–185.

7. Yang BY, Sartoris DJ, Djukic S, Resnick D, Clopton P. Distribution of calcification

in the triangular fibrocartilage region in181patients with calcium pyrophosphate

dehydrate crystal deposition disease. Radiology 1995; 196:547–550.

21

Page 22: Terjemahan Radiographic Evaluation of Arthritis

8. Yang BY, Sartoris DJ, Resnick D, Clopton P. Calcium pyrophosphate dehydrate

crystal deposition disease: frequency of tendon calcification abouttheknee. J

Rheumatol 1996; 23:883–888.

9. Steinbach LS, Resnick D. Calcium pyrophosphate dehydrate crystal deposition

disease revisited. Radiology 1996; 200:1–9.

10. Aliabadi P, Nikpoor N, Alparslan L. Imaging of neuropathic arthropathy. Semin

Musculoskelet Radiol 2003;7: 217–225.

11. Kerr R. Imaging of musculoskeletal complications of hemophilia. Semin

Musculoskelet Radiol 2003;7: 127–136.

12. Resnick D. Diagnosis of bone and joint disorders. 3rd ed. Philadelphia, Pa:

Saunders, 1995; 972.

13. Azouz EM. Arthritisin children: conventional and advanced imaging. Semin

Musculoskelet Radiol 2003; 7:95–102.

14. Greenspan A. Erosive osteoarthritis. Semin Musculoskelet Radiol 2003;7:155–159.

15. Gentili A. Advanced imaging of gout. Semin Musculoskelet Radiol 2003;7:165–

174

22