Terjemahan Openness

2
Teori perdagangan Ricardian-Hecksher-Ohlin menyimpulkan bahwa keterbukaan terhadap perdagangan internasional hanya akan menyebabkan kenaikan GDP pada waktu tertentu saja dan tidak berimplikasi pada pertumbuhan jangka panjang. Model pertumbuhan neo klasik menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan output perkapita jangka panjang ditentukan oleh kemajuan teknologi secara eksogen. Teori pertumbuhan baru memperlihatkan implikasi dari keterbukaan perdagangan terhadap pertumbuhan jangka panjang dimana dengan keterbukaan perdagangan maka bisa terjadi perubahan dan kemajuan teknologi melalui kerjasama dengan mitra dagang, keberadaan sumberdaya lokal akan mendorong masifnya penelitian di tiap sektor serta meningkatkan potensi pasar ((see Rivera-Batiz and Romer (1991) and Grossman and Helpman (1991, Chapters 6 and 9)). Namun tidak secara eksplisit memprediksi bahwa keterbukaan akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi dalam kondisi apapun untuk semua negara. Dengan kata lain, apakah keterbukaan bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang sangat tergantung pada kondisi spesifik suatu negara. Diantara pengukuran keterbukaan yang ada, volume perdagangan yang diekspresikan dengan rasio expor+impor terhadap GDP adalah yang paling problematik secara konseptual karena hanya melihat dari sisi intensitas kegiatan perdagangan, sementara secara definisi keterbukaan ialah menghilangkan atau mengurangi kebijakan yang menghambat terjadinya perdagangan internasional. Jelas sekali bahwa intensitas perdagangan internasional bukan hanya disebabkan oleh kebijakan perdagangan tapi juga oleh jarak antar mitra dagang, biaya transportasi, permintaan dunia dan ukuran sebuah negara. Hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa pengukuran kebijakan perdagangan secara langsung seperti tarif, hambatan non tarif cocok untuk melihat derajat keterbukaan perdagangan sebuah negara. Masalah utamanya ialah tidak memperlihatkan perbedaan hambatan pada kebijakan perdagangan antar negara sehingga ketika menguji hubungan keterbukaan dengan pertumbuhan ekonomi menggunakan satu kebijakan sebagai variabel bisa menyesatkan.

Transcript of Terjemahan Openness

Page 1: Terjemahan Openness

Teori perdagangan Ricardian-Hecksher-Ohlin menyimpulkan bahwa keterbukaan terhadap perdagangan internasional hanya akan menyebabkan kenaikan GDP pada waktu tertentu saja dan tidak berimplikasi pada pertumbuhan jangka panjang. Model pertumbuhan neo klasik menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan output perkapita jangka panjang ditentukan oleh kemajuan teknologi secara eksogen. Teori pertumbuhan baru memperlihatkan implikasi dari keterbukaan perdagangan terhadap pertumbuhan jangka panjang dimana dengan keterbukaan perdagangan maka bisa terjadi perubahan dan kemajuan teknologi melalui kerjasama dengan mitra dagang, keberadaan sumberdaya lokal akan mendorong masifnya penelitian di tiap sektor serta meningkatkan potensi pasar ((see Rivera-Batiz and Romer (1991) and Grossman and Helpman (1991, Chapters 6 and 9)). Namun tidak secara eksplisit memprediksi bahwa keterbukaan akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi dalam kondisi apapun untuk semua negara. Dengan kata lain, apakah keterbukaan bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang sangat tergantung pada kondisi spesifik suatu negara.

Diantara pengukuran keterbukaan yang ada, volume perdagangan yang diekspresikan dengan rasio expor+impor terhadap GDP adalah yang paling problematik secara konseptual karena hanya melihat dari sisi intensitas kegiatan perdagangan, sementara secara definisi keterbukaan ialah menghilangkan atau mengurangi kebijakan yang menghambat terjadinya perdagangan internasional. Jelas sekali bahwa intensitas perdagangan internasional bukan hanya disebabkan oleh kebijakan perdagangan tapi juga oleh jarak antar mitra dagang, biaya transportasi, permintaan dunia dan ukuran sebuah negara. Hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa pengukuran kebijakan perdagangan secara langsung seperti tarif, hambatan non tarif cocok untuk melihat derajat keterbukaan perdagangan sebuah negara. Masalah utamanya ialah tidak memperlihatkan perbedaan hambatan pada kebijakan perdagangan antar negara sehingga ketika menguji hubungan keterbukaan dengan pertumbuhan ekonomi menggunakan satu kebijakan sebagai variabel bisa menyesatkan. Oleh karena itu dibutuhkan pengukuran instrumen kebijakan agregat dengan menggunakan indikator komposit yang mencakup semua aspek dari kebijakan perdagangan. Alcala dan Ciccone menyatakan bahwa data milik Penn World Tables dimana riil openness