Terapi Perilaku

9
artikelkedokteran.com http://www.artikelkedokteran.com/774/terapi-perilaku.html TERAPI PERILAKU TERAPI PERILAKU PENDAHULUAN Suatu terapi yang berfokus untuk memodifikasi atau mengubah perilaku. Seperangkat perilaku atau respon yang dilakukan dalam suatu lingkungan dan menghasilkan konsekuensi-konsekuensi tertentu. Terapi perilaku berusaha menghilangkan masalah perilaku khusus secepat-cepatnya dengan mengawasi perilaku belajar si pasien. Operan conditioning adalah modifikasi perilaku yang dipertajam atau ditingkatkan frekuensi terjadinya melalui pemberian reinforcement . Lingkungan sosial digunakan untuk membantu seseorang dalam meningkatkan kontrol terhadap perilaku yg berlebihan atau berkurang (Murray & Wilson). 1,2,3 DEFINISI Terapi perilaku adalah terapi psikologis singkat bertarget yang lebih menangani gambaran terkini berbagai gangguan ketimbangan, mengurusi perkembangan sebelumnya. Terapi ini didasarkan pada teori pembelajaran perilaku, yang selanjutnya didasarkan pada classical dan operant conditioning. Penilaian objektif berkelanjutan mengenai kemajuan pasien dibuat. 4 GAMBARAN PERILAKU Perilaku adalah respon yang timbul secara eksternal, dipengaruhi oleh stimulus lingkungan dan dapat dikontrol secara primer oleh konsekuensinya Perilaku dapat diamati, diukur, dan dicatat oleh diri sendiri maupun orang lain. Observasi yang bersifat subyektif dilakukan diri sendiri dan observasi yang bersifat obyektif dilakukan orang lain. 2 INDIKASI TERAPI PERILAKU Indikasi utama ialah gangguan fobik dan perilaku kompulsif, disfungsi sexual (misalnya impotensi dan frigiditas) dan deviasi sexual (misalnya exhibisionisme). Dapat dicoba pada pikiran-pikiran obsesif, gangguan kebiasaan atau pengawasan impuls (misalnya gagap, enuresis, dan berjudio secara kompulsif), gangguan nafsu makan (obesitas dan anorexia) dan reaksi konversi. Terapi perilaku tidak berguna pada skizofrenia akut, depresi yang hebat dan (hipo) mania. 1 PRINSIP-PRINSIP TERAPI PERILAKU

Transcript of Terapi Perilaku

Page 1: Terapi Perilaku

art ikelkedokteran.com http://www.artikelkedokteran.com/774/terapi-perilaku.html

TERAPI PERILAKU

TERAPI PERILAKU

PENDAHULUAN

Suatu terapi yang berfokus untuk memodif ikasi atau mengubah perilaku. Seperangkat perilakuatau respon yang dilakukan dalam suatu lingkungan dan menghasilkan konsekuensi-konsekuensitertentu. Terapi perilaku berusaha menghilangkan masalah perilaku khusus secepat-cepatnyadengan mengawasi perilaku belajar si pasien. Operan conditioning adalah modif ikasi perilaku yangdipertajam atau dit ingkatkan frekuensi terjadinya melalui pemberian reinforcement. Lingkungansosial digunakan untuk membantu seseorang dalam meningkatkan kontrol terhadap perilaku yg

berlebihan atau berkurang (Murray & Wilson). 1,2,3

DEFINISI

Terapi perilaku adalah terapi psikologis singkat bertarget yang lebih menangani gambaran terkiniberbagai gangguan ket imbangan, mengurusi perkembangan sebelumnya. Terapi ini didasarkanpada teori pembelajaran perilaku, yang selanjutnya didasarkan pada classical dan operant

conditioning. Penilaian objekt if berkelanjutan mengenai kemajuan pasien dibuat. 4

GAMBARAN PERILAKU

Perilaku adalah respon yang t imbul secara eksternal, dipengaruhi oleh st imulus lingkungan dandapat dikontrol secara primer oleh konsekuensinya Perilaku dapat diamat i, diukur, dan dicatat olehdiri sendiri maupun orang lain. Observasi yang bersifat subyekt if dilakukan diri sendiri dan observasi

yang bersifat obyekt if dilakukan orang lain. 2

INDIKASI TERAPI PERILAKU

Indikasi utama ialah gangguan fobik dan perilaku kompulsif , disfungsi sexual (misalnya impotensidan frigiditas) dan deviasi sexual (misalnya exhibisionisme). Dapat dicoba pada pikiran-pikiranobsesif , gangguan kebiasaan atau pengawasan impuls (misalnya gagap, enuresis, dan berjudiosecara kompulsif ), gangguan nafsu makan (obesitas dan anorexia) dan reaksi konversi. Terapi

perilaku t idak berguna pada skizofrenia akut, depresi yang hebat dan (hipo) mania. 1

PRINSIP-PRINSIP TERAPI PERILAKU

Page 2: Terapi Perilaku

1. Meningkatkan atau mempertahankan perilaku 2

Perilaku mungkin akan meningkat baik f rekuensi, kompleksitas/lamanya dengan pemberianreinforcement. Reinforcement adalah suatu proses, dimana kejadian atau kondisi lingkungan yangmenyertai perilaku dapat mempengaruhi perilaku yang t imbul kemudian.

1. Posit if reinforcement

Meningkatnya frekuensi sebuah respon, dan respon tersebut diikut i oleh st imulus ygmenyenangkan. Contohnya perilaku mengucapkan salam yang disambut dengan senyuman olehorang yg dituju.

1. Negat ive reinforcement

Meningkatnya frekuensi suatu respon, karena respon tersebut memindahkan beberapa st imulusyang negat if atau menyakitkan dan t idak menyenangkan. St imulus yang t idak menyenangkan(konf lik) akan meningkatkan respons menyibukkan diri.

1. Menurunnya perilaku 2

Upaya meningkatkan perilaku dilakukan dengan pemberian punishment dan extinction

1. Punishment : Konsekuensi-konsekuensi yang menghasilkan penekanan/penurunan frekuensit ingkah laku yang akan muncul :

- Positive punishment : Menghadirkan st imulus bertentangan yang mengikut i suatu perilakudengan tujuan menurunkan perilaku tersebut.

- Negative punishment : Kejadian yang menggant ikan/menurunkan suatu perilaku, ada 2bentuk yaitu Respon Cost adalah kerugian yg mengikut i perilaku dan Time out adalah prosedurpunishment dalam periode waktu tertentu dimana selama waktu tersebut pemberianreinforcement t idak sesuai.

1. Extinction

Prosedur yang biasa digunakan oleh pemberi reinforcement untuk menghilangkan perilaku.Extinction berjalan lebih lambat dari pada reinforcement

1. Desensit isasi Sistemik 3,4

Desensit isasi sistemik yang dikembangkan oleh Joseph Wolpe, didasarkn pada prinsip perilakucountercondit ioning, disini seseorang menghadapi ansietas maladapt ive yang dicetuskan olehsituasi atau suatu objek dengan mendekat i situasi yang ditakut i secara bertahap dan didalamkeadaan psikof isiologis yang menghambat ansietas. Didalam desensit isasi sistemik, pasien

Page 3: Terapi Perilaku

mendapatkan keadaan relaksasi seutuhnya dan kemudian dipajankan pada st imulus yangmencetuskan respon ansietas. Reaksi negat ive ansietas dihambat oleh keadaan relaksasi, suatuproses yang disebut inhibisi resiprokal. Bukannya menggunakan situasi atau objek sebenarnyayang mencetuskan rasa takut, pasien dan terapis menyiapkan daftar bert ingkat suasanamencetuskan ansietas dan terkait dengan rasa takut pasien. Keadaan relaksasi yang dipelajari dansituasi pencetus ansietas secara sistemat is dipasangkan didalam terapi. Dengan demikian,desensit isasi sitemat ik terdiri atas t iga langkah: pelat ihan relaksasi, pembangunan hirarki dandesensit isasi st imulus.

1. Pelat ihan Relaksasi

Relaksasi menghasilkan efek f isiologis yang berlawanan dengan efek f isiologis ansietas: denyutjantung lambat, meningkatnya aliran darah keperifer, dan sensibilitas neuromuskular. Beberapadiantaranya, sepert i yoga dan zen, telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Sebagian besarmetode menggunakan relaksasi progresi yang dikembangkan oleh psikiater Edmund Jacobson.Pasien merelaksasi kelompok otot utama dalam rangkaian tetap, dimulai dari kelompok otot kecilkaki terus kearah kepala atau sebaliknya. Beberapa klinisi memakai hipnosis untuk mempermudahrelaksasi atau menggunakan lat ihan dengan menggunakan kaset untuk memungkinkan pasienberlat ih relaksasi sendiri. Mental imagery merupakan metode relaksasi dengan pasiendiinstruksikan untuk membayangkan dirinya disuatu tempat yang terkait dengan kenangan yangmenyenangkan dan membuat santai. Bayangan tersebut memungkinkan pasien memasukikeadaan atau pengalaman relaksasi, sepert i yang dinamakan oleh Herbert Benson, responrelaksasi.

Perubahan f isiologis yang berlangsung saat relaksasi adalah kebalikan dari perubahan yangdicetuskan oleh respon stress adrenergic yang merupakan bagian dari banyak emosi. Teganganotot , f rekuensi pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, dan konduktansi kulit menurun. Suhujari dan aliran darah ke jari biasanya meningkat. Relaksasi meningkatkan variabilitas denyut jantungrespirasi, suatu indeks tonus parasimpat is.

1. Pembangunan Hirarki

Ket ika membangun hirarki, klinisi mennetukan semua keadaan yang mencetuskan ansietas,kemudian pasien menciptakan daftar hirarki 10 hingga 12 situasi dalam urutan meningkatnyaansietas. Contohnya, hirarki akrofobik dapat dimulai dengan pasien membayangkan berdiri didekatjendela dilantai kedua dan diakhiri dengan berada di atap gedung 20 t ingkat, bersandar dipembatasdan melihat ke bawah.

1. Desensit isasi St imulus

Pada langkah terakhir, yang disebut desensit isasi, pasien melanjutkan daftar secara sistemat ik darisituasi yang kurang mencetuskan ansietas hingga yang paling mencetuskan ansietas saat berada

Page 4: Terapi Perilaku

dalam keadaan relaksasi dalam. Kecepatan perkembangan pasien melalui daf tar tersebutditentukan oleh respons mereka terhadap st imulus. Ket ika pasien dapat membayangkan denganjelas situasi pada hirarki yang paling mencetuskan ansietas dengan tenang, mereka akanmengalami sedikit ansietas di dalam situasi kehidupan sebenarnya yang sama.

1. Pemajanan Bert ingkat Terapeut ik 3

Pemajanan bert ingkat terapeut ik serupa dengan desensit isasi sistemat ik kecuali bahwa pelat ihanrelaksasi t idak dilibatkan dan terapi biasa dilakukan didalam konteks kehidupan sebenarnya. Hal iniberart i bahwa individu tersebut harus berkontak dengan st imulus peringatan untuk pertama kalibelajar bahwa t idak ada akibat berbahaya yang akan terjadi. Pajanan dit ingkatkan sesuai hirarki.Contohnya, pasien yang takut pada kucing, dapat meningkat dari melihat gambar kucing hinggamenggendong kucing.

1. Flooding 3

Flooding serupa dengan pemajanan bert ingkat yaitu bahwa f looding memajankan pasien padaobjek yang ditakut i in vivo; meski demikian, t idak ada hirarki. Flooding didasarkan pada dasarpemikiran bahwa melarikan diri dari pengalaman yang mencetuskan ansietas mendorong ansietasmelalui pembelajaran. Dengan demikian, klinisi dapat mengakhiri ansietas dan mencegah perilakumenghindar yang dipelajari dengan t idak memungkinkan pasien lari dari situasi tersebut.Keberhasilan prosedur ini bergantung pada pertahanan pasien didalam situasi yang menimbulkantakut sampai mereka menjadi tenang dan merasakan sensasi penguasaan. Menarik diri secara dinidari situasi atau secara dini mengakhiri situasi yang dibayangkan adalah sebanding dengan pelariandiri, yang kemungkinan mendorong ansietas yang dipelajari serta perilaku menghindar danmenghasilkan efek berlawanan yang diinginkan. Di dalam suatu varian, yang disebut imaginalf looding, objek atau situasi yang ditakut i dihadapkan hanya didalam imajinasi bukannnyadikehiupan nyata.

1. Assert ivenes Training 3

Untuk menjadi asert if seseorang perlu memiliki kepercayaan diri di dalam penilaiannya dan harga diriyang cukup untuk mengekspresikan pendapat mereka. Pelat ihan dan keterampilan social dankeasert ifan mengajari seseorang cara merespons dengan sesuai dilingkungan social,mengekspresikan pendapat mereka dengan cara yang dapat diterima, dan memperoleh tujuanmereka. Berbagai teknik, termasuk role model, desensit isasi, dan dorongan posit if , digunakanuntuk meningkatkan keasert ifan.

1. Terapi Aversi 3,4

Ketika st imulus berbahaya (hukuman) muncul segera setelah suatu respons perilaku tertentu,secara teorit is, respon ini akhirnya dihambat dan diakhiri. Banyak st imulus berbahaya yang

Page 5: Terapi Perilaku

digunakan: kejutan list rik, zat yang mencetuskan muntah, hukuman f isik, dan ket idaksetujuansosial. St imulus negat if dipasangkan dengan perilaku, yang kemudian disupresi. Perilaku t idakdiinginkan dapat menghilang setelah rangkaian tersebut. Terapi aversi telah digunakan untukpenyalahgunaan alcohol, paraf ilia, dan perilaku lain dengan cirri impulsif dan kompulsif .

1. Desensit isasi dan Pemrosesan Ulang Gerakan Mata (Eye Movement Desensit izat ion and

Reprocessing; EMDR) 3

Gerakan mata sakadik adalah osilasi cepat mata yang terjadi ket ika seseorang mengikut i objekyang bergerak maju-mundur di dalam garis penglihatan. Jika gerakan ini dicetuskan ket ikaseseorang sedang membayangkan atau berpikir mengenai perist iwa yang dit imbulkan ansietas,beberapa studi menunjukkan bahwa pikiran atau bayangan posit if dapat dicetuskan danmenyebabkan penurunan ansietas. EMDR telah digunakan pada gangguan stress, pascatraumadan fobia.

1. Dialect ical Behavior Therapy (DBT) 3

DBT telah berhasil digunakan pada pasien dengan gangguan kepribadian ambang dan perilakuparasuicidal. Terapi ini bersifat selekt if , dan mengambil metode dari terapi suport if , kognit if danperilaku. Fungsi DBT adalah :

1. Meningkatkan dan memperluas daftar pola perilaku terlat ih pasien

2. Meningkatkan matovasi pasien untuk berubah dengan mengurangi dorongan pada perilakumaladapt if , termasuk disfungsi (kognisi dan emosi)

3. Meyakinkan bahwa pola perilaku baru dikembangkan dari lingkungan terapeut ik ke lingkunganalami

4. Membuat struktur lingkungan sedemikian rupa sehinggaperilaku efekt if bukannya perilakudisfungsi yang didorong

5. Meningkatkan mot ivasi dan kemampuan terapis sehingga diperoleh terapi efekt if .

10. Terapi Kognit if -Perilaku (Cognit ive Behavioural Therapy) 4,5,6

Terapi kognit if -perilaku (sering disingkat CBT) menampilkan usaha yang relat if baru untukmengawinkan aspek terapi perilaku yang berguna dengan terapi kognit if dan memiliki tujuan utamamembantu pasien mendapatkan perubahan yang mereka harapkan dalam kehidupannya. Asumsidasar yang melatarbelakangi terapi-kognit if perilaku meliput i:

1. Respons pasien lebih berdasarkan kepada interpretasi ket imbang pada realitasnya.

2. Pikiran, perilaku, dan emosi saling terkait

3. Tindakan terapeut ik perlu diklarif ikasi dan diubah menurut pikiran pasien

Page 6: Terapi Perilaku

3. Tindakan terapeut ik perlu diklarif ikasi dan diubah menurut pikiran pasien

4. Manfaat perubahan proses kognit if dan perilaku pasien lebih besar daripada manfaatperubahan salah satunya saja.

APLIKASI TEORITIS 2

1. Penerapan Modif ikasi Perilaku

Modif ikasi perilaku dapat diterapkan untuk mengatasi beberapa masalah, diantaranya :

1. Menurunkan t ingkah laku merusak diri

2. Merubah t ingkah laku yang t idk diharapkan

3. Melat ih orang tua, guru, sukarelawan dan perawat agar lebih ef isien dalam menjalankanperannya

4. Mengurangi t ingkah laku maladapt if yag khusus sepert i kurangnya kebersihan diri dll

5. Kontrol perilaku

1. Strategi Modif ikasi Perilaku

Sebelum memulai program, perawat harus melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Pengkajian, mengumpulkan dan menetapkan masalah : Data tentang perilaku klien(adapt if /maladapt if ), mengert i tentang art i dan maksud dari perilaku yang klien tampilkan

2. Rencana intervensi :

- Menetapkan tujuan/t ingkah laku yang diinginkan dan gambaran hasil-hasil perilaku/kriteria

- Menentukan langkah awal untuk mencapai tujuan

3. Menganalisa faktor pendukung yang ada dan orang-orang yg terlibat dalam terapi tersebut.

4. Menetapkan konsekuensi sebagai reward/punishment yang disetujui bersama klien. Jeniskonsekuensi diantaranya :

a. Reward materi : uang, makanan

b. Reward penggant i/surogate reward : puji-pujian

c. Reward sosial : dukungan di dalam group

d. Reward t ingkah laku : kesempatan melakukan akt if itas

Burus F. Skinner merupakan seorang yang terkenal dalam bidang ini. Ada t iga cara utama untuk

Page 7: Terapi Perilaku

mengawasi atau mengubah perilaku manusia, yaitu : 1,6

1. Perilaku dapat diubah dengan mengubah perist iwa-perist iwa yang mendahuluinya, yangmembangkitkan bentuk perilaku khusus itu. Misalnya seorang anak yang t idak berprestasidisekolah dan nakal dikelas, hanya dengan seorang guru tertentu dapat menjadi efekt if danrajin bila ia dipindahkan ke kelas lain oleh seorang guru yang lain.

2. Suatu jenis perilaku yang t imbul dalam suatu keadaan tertentu dapat diubah ataudimodif ikasi. Misalnya seorang anak dapat diajar untuk melihat dirinya sendiri dalam suatukegiatan kompromi yang konstrukt if dan t idak menunjukkan ledakan amarah bila iamenghadapi f rustasi.

3. Akibatnya suatu perilaku tertentu dapat diubah dan dengan demikian perilaku tersebut dapatdimodif ikasi. Misalnya ia dihukum bila ia mengganggu orang lain, dengan demikian rasabermusuhan mungkin dapat digant i dengan sikap yang lebih kooperat if .

PENYUSUNAN JADWAL REINFORCEMENT

Jadwal reinforcement adalah pola untuk menguatkan perilaku melalui jadwal, waktu dan respon

perilaku yang tampak, ada 2 cara yaitu : 2,7

1. Jadwal reinforcement interval :

Pemberian penguatan untuk perilaku yang telah dibentuk dalam periode waktu tertentu.

1. Jadwal interval tetap : pemberian penguatan berdasarkan waktu yang stabil/tetap.

Contoh : set iap 30 menit , hari, minggu, bulan dsb.

Karakterist ik : perilaku yang diinginkan meningkat sebelum akhir interval dan akan menurun setelahdiberi reinforcement, ada kecenderungan meningkat secara bertahap sampai akhir interval.

1. Jadwal interval variasi : pemberian penguatan dengan jarak waktu yang bervariasi. Contoh :10 menit , 35 menit , 3 jam dst.

Karakterist ik : menghasilkan pembentukan perilaku yang t inggi dapat menurunkan perilaku secarabertahap.

1. Jadwal reinforcement penampilan (performance)

Mengacu pada sejumlah perilaku yang ditampilkan diantara reinforcement yang diberikan. 8

1. Jadwal rasio tetap (fixed ratio) : membutuhkan sejumlah perilaku klien yang diharapkan untukset iap kali reinforcement

Page 8: Terapi Perilaku

contoh : set iap 5 perilaku yg ditampilkan akan diberikan 1 kali reinforcement

Karakterist ik : penampilan perilaku akan berkembang cepat dan relat if stabil

1. Jadwal rasio variasi (variabel ratio) : pemberian reinforcement untuk sejumlah perilaku yangbanyaknya bervariasi.

contoh : reinforcement diberikan setelah 3,7, 9, 15 perilaku yg ditampilkan

karakterist ik : membentuk perilaku yg t inggi, perkembangannya kurang cepat, t ingkat stabilitast inggi

Pemilihan jadwal reinforcement tergantung pada: 8,9

1. Berat ringannya masalah : masalah yang mengancam dapat disusun jadwal rat io tetap denganjarak yang kecil dan secara bertahap (rasio variasi).

2. Lamanya perilaku tersebut diperlukan : jika perilaku hanya perlu dilakukan di RS dapat digunakanjadwal interval tetap dengan jarak interval pendek dan interval variasi

3. Usia klien : pada anak-anak perubahan atau pembentukan perilaku lebih cepat menggunakanjadual rasio, interval tetap dan variasi

4. Jumlah orang yang terlibat : secara umum membutuhkan lebih banyak orang karena perilakuyang ditampilkan dihitung.

KESIMPULAN

Terapi perilaku adalah terapi psikologis singkat bertarget yang lebih menangani gambaran terkiniberbagai gangguan ket imbangan, mengurusi perkembangan sebelumnya. Indikasi utama ialahgangguan fobik dan perilaku kompulsif , disfungsi sexual (misalnya impotensi dan frigiditas) dandeviasi sexual (misalnya exhibisionisme). Dapat dicoba pada pikiran-pikiran obsesif , gangguankebiasaan atau pengawasan impuls (misalnya gagap, enuresis, dan berjudio secara kompulsif ),gangguan nafsu makan (obesitas dan anorexia) dan reaksi konversi. Terapi perilaku berusahamenghilangkan masalah perilaku khusus secepat-cepatnya dengan mengawasi perilaku belajar sipasien.

BACA JUGA:

INTEGRASI PSIKOTERAPI DALAM MEDIK

Kategori Referat Kedokteran :: Kata Kunci: modif ikasi perilaku, psikoterapi, reward andpunishment, terapi perilaku,terapi perilaku, pengaruh cognit ive behavior therapy terhadappeningkatan mot ivasi, makalah amniotomi, terapi perilaku adalah, terapi prilaku, terapi t ingkah